unit cost

11
PROFIL RSUD Dr R SOSODORO DJATIKOESOEMO (Disusun guna memenuhi tugas matakuliah Ekonomi Kesehatan) Oleh: Madinatul Munawarah 112110101094 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER 2014

Upload: naila

Post on 19-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

biaya satuan

TRANSCRIPT

PROFIL RSUD Dr R SOSODORO DJATIKOESOEMO(Disusun guna memenuhi tugas matakuliah Ekonomi Kesehatan)

Oleh:

Madinatul Munawarah112110101094

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS JEMBER2014

PROFIL RSUD Dr R SOSODORO DJATIKOESOEMO1. Sejarah Rumah Sakit Pada sekitar tahun 1905 Zending di Bojonegoro telah mendirikan Gereja Jawa bertempat di jalan Teuku Umar sekarang. Pada kurang lebih tahun 1924, Zending Bojonegoro mendirikan poliklinik yang tempatnya berdampingan dengan gereja Jawa tersebut. Pada waktu itu zending mengajukan ijin kepada Inspektur Kesehatan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda di Jawa Timur untuk mendirikan rumah sakit di Bojonegoro. Permohonan tersebut ditolak oleh pemerintah kolonial dan sebagai gantinya zending diberi kuasa untuk mengurus rumah miskin (armenhuis) milik pemerintah kolonial yang letaknya di tanah yang sekarang ini berdiri bangunan RSUD Bojonegoro.Pada tahun 1928 Poliklinik zending yang terletak di jalan Teuku Umar dipindahkan ke lokasi rumah miskin tersebut. Sejak itu poliklinik berkembang menjadi rumah sakit karena para pasien yang berobat ada yang harus dirawat tinggal. Dan pada waktu itu dibangun bilik perawatan di bagian depan.Pada bulan Maret 1942 Jepang mulai masuk wilayah Kabupaten Bojonegoro. Semua pegawai rumah sakit diperintahkan untuk mengungsi ke luar Bojonegoro sedangkan gedung rumah sakit dijadikan markas oleh tentara Jepang. Bulan Juli 1942 rumah sakit mulai diaktifkan kembali oleh Jepang dan dinamakan Bojonegoro Ken Byein. Untuk mengaktifkan kembali Jepang memanggil pegawai-pegawai yang mengungsi untuk bekerja seperti biasanya.Bulan Desember 1949 tentara pendudukan Belanda memasuki kota Bojonegoro. Dalam masa itu rumah sakit Bojonegoro berada di bawah penguasaan Inspektur Van Gezendleighd Oost Java Soerabaia dan Ziekenin Richting DVG Te Bojonegoro (DVG : Diens Volks Gezendleight atau Dinas Kesehatan Rakyat).Setelah penyerahan kedaulatan dari pemerintah pendudukan Belanda ke Pemerintah Republik Indonesia maka pada tanggal 19 Desember 1949 rumah sakit secara resmi kembali ke pangkuan Pemerintah Republik Indonesia. Pada masa itu dibuat papan nama rumah sakit dengan sebutan Rumah Sakit Umum Bojonegoro.Pada tahun 1990 dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bojonegoro nomor 203 tahun 1990 tanggal 27 Juli 1990 ditetapkan nama Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo sebagai nama RSUD Kabupaten Daerah Tingkat II Bojonegoro.

2. ASPEK LEGAL

RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Kabupaten Bojonegoro adalah rumah sakit tipe B Non Pendidikan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 330/Menkes/SK/V/2006 tanggal 11 Mei 2006. Sifat bisnis adalah sosio ekonomi atau not to profit dan lebih menekankan pada pelayanan sosial kepada masyarakat tidak mampu dan sekaligus sebagai pusat rujukan bagi rumah sakit di wilayah Bojonegoro.

3. LOKASI

RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Kabupaten Bojonegoro berlokasi strategis di Jln Wahidin nomor 40 ditengah kota Bojonegoro yang mudah dijangkau dari berbagai arah baik dengan kendaraan pribadi maupun dengan kendaraan umum. Di Bojonegoro terdapat beberapa Rumah sakit Swasta, namun demikian RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo masih menjadi rumah rujukan bagi masyarakat bagi masyarakat Bojonegoro.

4. GAMBARAN PRODUK JASABeberapa produk jasa yang ditawarkan oleh pihak rumah sakit kepada masyarakat dalam memberikan pelayanan adalah sebagai berikut :1. Pelayanan rawat darurat:a. Gawat darurat umum.b. Kebidanan.c. Perinatal dan neonatal.d. Ruang observasi sehari (one day care).e. Radiomedik.2. Pelayanan rawat jalan:a. Poliklinik bedah.b. Poliklinik penyakit dalam.c. Poliklinik paru.d. Poliklinik kulit kelamin.e. Poliklinik penyakit syaraf.f. Poliklinik kebidanan dan kandungan.g. Poliklinik mata.h. Poliklinik gigi dan mulut.i. Poliklinik THT.j. Poliklinik ilmu kesehatan anak.k. Poliklinik ortopedi.l. Poliklinik rehabilitasi medik.m. Poliklinik konsultasi gizi/psikologi.n. Poliklinik jiwa.o. Poliklinik urologi.3. Pelayanan rawat inap.4. Pelayanan bedah sentral.5. Pelayanan intensif.6. Pelayanan unggulan:a. Pelayanan radiologi.b. Bedah mata mikroskopis.c. Pelayanan endoskopi.7. Pelayanan laboratorium patologi klinik.8. Pelayanan farmasi.9. Pelayanan gizi.10. Pelayanan pemulasaraan jenazah.11. Pelayanan ambulans/mobil jenazah.12. Pelayanan laundry.13. Pelayanan rekam medis.14. Pengelolaan limbah.15. Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit.16. Pelayanan administrasi manajemen.

5. ISU-ISU STRATEGIS1. Pengelolaan keuangan Rumah sakit yg transparan dan efisien serta berjiwa entrepreneur dengan model BLUD.2. Usaha Peningkatan Mutu Pengelolaan Rumah sakit melalui Akreditasi dan ISO 9000 : 2001.3. Usaha usaha menginternasionalisasi rumah sakit diawali dengan pembangunan gedung rumah sakit yang baru dan standar pelayanan melalui standar Internasional (ISO).4. Usaha-usaha mewujudkan sebagai pusat rujukan medik spesialistik dengan menambah jenis tenaga spesialis dan peralatannya.5. Tuntutan inovasi pelayanan untuk mendukung usaha peningkatan pendapatan fungsional dan kenyamanan pelanggan.6. Peningkatan pelayanan dan pendapatan dengan kerjasama dengan pihak ketiga melalui kerjasama operasional.7. Adanya tuntutan dalam transparansi dan keamanan yang tinggi dalam pelayanan pasien.8. Adanya tuntutan penegakan punishment and reward terkait kinerja staf.9. Adanya tuntutan penggunaan sistem elektronik dalam mendukung transparansi dan akuntabilitas pelayanan.10. Usaha pemasaran pelayanan yang inovatif tapi tetap beretika.11. Standarisasi semua sarana dan prasarana pelayanan.12. Peningkatan Ekonomi masyarakat seiring dengan perkembangan industri perminyakan.13. Globalisasi peralatan dan obat-obatan memudahkan untuk didapatkan oleh pihak rumah sakit. 14. Munculnya kompetitor rumah sakit yang semakin banyak dan komplet dalam sarana.15. Peraturan perundang-undangan yang sangat mempengaruhi kebijakan rumah sakit.16. Menurunnya loyalitas pelanggan.17. Penggunaan tenaga spesialis/ahli oleh pihak kompetitor .18. Perkembangan teknologi kedokteran yang membutuhkan biaya besar.19. Tuntutan evidence base medicine (EBM) dalam rangka peningkatan mutu pelayanan medis.

PUSAT BIAYA PRODUKSINONAMA PELAYANANSATUAN

1Pelayanan rawat darurat:a. Gawat darurat umum.b. Kebidanan.c. Perinatal dan neonatal.d. Ruang observasi sehari (one day care).e. RadiomedikJumlah pasien

2Pelayanan rawat jalan:a. Poliklinik bedah.b. Poliklinik penyakit dalam.c. Poliklinik paru.d. Poliklinik kulit kelamin.e. Poliklinik penyakit syaraf.f. Poliklinik kebidanan dan kandungan.g. Poliklinik mata.h. Poliklinik gigi dan mulut.i. Poliklinik THT.j. Poliklinik ilmu kesehatan anak.k. Poliklinik ortopedi.l. Poliklinik rehabilitasi medik.m. Poliklinik konsultasi gizi/psikologi.n. Poliklinik jiwa.o. Poliklinik urologi.

Jumlah pasien

3Pelayanan rawat inapJumlah pasien dan waktu menginap

4Pelayanan bedah sentral.Jumlah pasien

5Pelayanan intensifJumlah pasien

6Pelayanan unggulan:a. Pelayanan radiologi.b. Bedah mata mikroskopis.c. Pelayanan endoskopi.Jumlah pasien

7Pelayanan laboratorium patologi klinik.Jumlah pasien

8Pelayanan farmasiJumlah pasien dan banyaknya obat

9Pelayanan pemulasaraan jenazahJumlah jenazah

10Pelayanan ambulans/mobil jenazahBerapa kali penggunaan kendaraan

PUSAT BIAYA PENUNJANGNONAMA PELAYANANSATUAN

1Pelayanan gizi.Per porsi

2Pelayanan laundry.Kg per linen

3Pelayanan rekam medis.Jumlah pasien

4Pengelolaan limbah.Jumlah kegiatan pengelolaan

5Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit.Jumlah sarana dan waktu untuk pemeliharaan

6Pelayanan administrasi manajemen.Jumlah karyawan