unit 7-pemantulan dan pembiasan
DESCRIPTION
laporan praktikum fisika dasar 2TRANSCRIPT
PEMANTULAN DAN PEMBIASAN
Muhammad Fadil Asri, Abdul Hasyim, Annur Fidyah Wanti, Nursyamsi Amalia
Jurusan Fisika FMIPA UNM Tahun 2014
Abstrak. Telah dilakukan eksperimen “Pemantulan dan Pembiasan” yang bertujuan mengetahui perilaku cahaya pada peristiwa pemantulan dan pembiasan, memahami prinsip pemantulan sempurna, dan menentukan besar indeks bias bahan dengan Hukum Snellius. Eksperimen didukung oleh alat dan bahan berupa sumber cahaya, rel optik, bangku/meja optik, cermin cekung, cembung dan datar, rhombus, lensa positif, balok kaca planparalel, diafragma, berbagai macam celah, mistar, busur derajat serta kertas kerja. Eksperimen ini terdiri dari lima kegiatan yaitu, menentukan jarak fokus cermin cekung dan cembung, mengidentifikasi sinar-sinar istimewa pada cermin cekung dan cembung, mengetahui pembentukan bayangan pada cermin datar, pembiasan pada kaca planparalel, serta mengetahui pemantulan sempurna. Prinsip eksperimen ini yaitu, sumber cahaya yang sebelumnya difokuskan oleh lensa positif yang kemudian mengenai celah, akan menghasilkan sinar-sinar berupa garis lurus yang ketika mengenai sebuah cermin sinar tersebut dipantulkan sesuai dengan karakteristik cermin serta akan dibiaskan ketika mengenai rhombus dan kaca planparalel. Berdasarkan eksperimen, diperoleh sinar-sinar istimewa pada cermin cekung dan cembung yang sesuai dengan teori, jarak fokus masing-masing cermin, serta diketahuinya pembentukan bayangan pada cermin datar yang sifat bayangannya maya, tegak, di belakang cermin, jarak bayangan serta tinggi bayangan sama dengan bendanya. Selain itu, dibuktikan pula bahwa sinar yang datang dari medium yang kurang rapat ke medium yang lebih rapat akan dibiaskan mendekati garis normal begitupun sebaliknya, serta dibuktikan pula bahwa sudut kritis pada pemantulan sempurna sebesar 41o. Kata kunci: Pemantulan, pembiasan, indeks bias, sudut kritis, sinar-sinar istimewa
PENDAHULUAN
Cahaya termasuk gelombang elektromagnetik. Karena itu cahaya dapat merambat baik
melalui medium ataupun tanpa medium (vakum). Illmu fisika yang mempelajari tentang
cahaya disebut optika, yang dibagi menjadi dua: optika geometris dan optika fisis. Optika
geometris mempelajari tentang pemantulan dan pembiasan, sedangkan optika fisis
mempelajari tentang polarisasi, interferensi, dan difraksi cahaya. Diketahui bahwa ketika
cahaya mengenai bidang batas antara dua medium (misalnya udara dan prisma), cahaya akan
dibelokkan. Peristiwa pembelokan cahaya ketika mengenai pembatas medium inilah yang
disebut pembiasan. Dan sebagian cahaya akan dipantulkan, cahaya yang dipantulkan akan
memiliki sudut pantul yang sama dengan sudut sinar datangnya.
Berbagai peristiwa dalam kehidupan sehari-hari mengenai pembiasan dan pemantulan
antara lain: saat mencelupkan pensil pada air di gelas, pensil, akan tampak patah
dipermukaan air. Saat melihat kolam renang yang airnya tampak tenang maka akan dilihat
dangkal pada dasar kolam. Peristiwa-peristiwa tersebut adalah salah satu peristiwa dari
peristiwa pembiasan cahaya. Seperti pada balok kaca prisma merupakan benda bening yang
terbuat dari kaca. Kegunaannya antara lain untuk mengarahkan berkas sinar, mengubah dan
membalik letak bayangan serta menguraikan cahaya putih menjadi warna spectrum (warna
pelangi). Dengan menggunakan prisma segitiga maka akan diperoleh sudut deviasi, sudut
pantul dan sudut bias. Sedangkan dengan plan parallel akan diperoleh sudut bias dan jarak
sinar bias terhadap sinar datang dan sudut pantulnya.
Pada eksperimen ini, bertujuan untuk:
1. Mengetahui perilaku cahaya pada peristiwa pemantulan dan pembiasan
2. Memahami prinsip pemantulan sempurna
3. Menentukan besar indeks bias bahan dengan hokum Snellius
TEORI
Cahaya merupakan salah satu bentuk gelombang elektromagnetik yang memiliki sifat
mendua. Di satu sisi cahaya merupakan gelombang namun di sisi lain cahaya memiliki sifat
seperti sebuah partikel. Salah satu sifat cahaya sebagai gelombang adalah dapat mengalami
pemantulan (refleksi) sedangkan salah satu sifat cahaya sebagai partikel adalah cahaya dapat
mengalami peristiwa tumbukan seperti halnya sebuah kelereng yang menumbuk kelereng
lain (dalam peristiwa efek Compton).Khusus untuk sifat-sifat cahaya sebagai partikel ini
merupakan bagian dari kajian dalam fisika Modern.Dalam fisika dasar khususnya
materioptik geometri dalam percobaan ini, perhatian utama kita adalah pada sifat cahaya
sebagai gelombang yang dapat mengalami pemantulan dan pembiasan saja. Dalam peristiwa
pemantulan cahaya, kita mengenal tiga macam berkas cahaya yaitu :
1. Berkas cahaya sejajar
2. Berkas cahaya mengumpul (konvergen)
3. Berkas cahaya menyebar (divergen)
Kita juga mengetahui bahwa dalam pemantulan cahaya terdapat dua macam pemantulan
yaitu: pemantulan cahaya teratur dan pemantulan cahaya difus (baur). Apabila cahaya
merambat mengenai bidang batas dua medium, maka rambatan cahaya tersebut akan
mengalami peristiwa pembelokan. Peristiwa ini disebut pembiasan cahaya.Banyak kejadian
sehari-hari dijelaskan dengan prinsip pembiasan ini.
Dalam pembahasan tentang pemantulan dan pembiasan cahaya, kita mengenal istilah
indeks bias mutlak suatu medium (n) yang didefenisikan sebagai perbandingan cepat rambat
cahaya diruang hampa (c) terhadap cepat rambat cahaya di medium tersebut (v). Secara
matematis indeks bias mutlak medium n dituliskan sebagai berikut :
n= cv
1
Selain indeks bias mutlak kita juga mengenal indeks bias relatif suatu medium yang
didefenisikan sebagai perbandingan indeks bias mutlak medium tersebut terhadap indeks
bias mutlak medium lain. Secara matemati hal ini dirumuskan sebagai berikut:
n12=n1
n2
=v1
v2 2
Hukum pembiasan pertama kali dikemukakan oleh Willebord Snell (1591) yang dapat
dinyatakan dalam suatu pernyataan matematis :
n1sin i=n2sin r 3
dimana n1 dan n2 adalah indeks bias mutlak medium 1 dan medium 2, i adalah sudut datang,
dan r adalah sudut bias.
Berdasarkan azas fermat, cahaya yang melewati medium yang homogen akan merambat
dengan lintasan lurus dengan waktu terpendek. Jika cahaya melewati bidang batas yang
berbeda medium, maka cahaya akan dibelokkan tepat di bidang batas antara dua medium
tersebut. Selain itu, jika cahaya datang dari medium yang lebig rapat ke medium yang
kurang rapat, pada sudut tertentu tidak terjadi pembiasan, justru yang terjadi adalah
pemantulan.Peristiwa ini disebut pemantulan sempurna.Dengan syarat sudut dating harus
lebih besar dari sudut kritisnya. Jika sebuah cahaya dating dari kaca ke udara, maka
berdasarkan hukum Snellius:
n1sin i=n2sin r
dimanar adalah sudut bias sebesar 900,
sin i=n2 sin r
n1
=n2sin 90
n1
sehingga
sin i=n2
n1
=sudut kritis 4
Untuk memahami lebih jauh tentang teori pemantulan dan pembiasan pada cahaya silakan
merujuk pada referensi yang relevan.
METODOLOGI EKSPERIMEN
Kegiatan 1. Jarak focus cermin cekung, dan cermin cembung
Pasang dan set peralatan secara beruturan, sumber cahaya, lensa positif, diafragma pada
rel optik, dan meja optik. Pada kegiatan ini digunakan celah (4 celah). Setelah celah
terpasang pada diafragma, selanjutnya sumber cahaya dinyalakan dan cahayanya terlebih
dahulu difokuskan oleh lensa positif sebelum mengenai celah. Setelah melalui celah akan
terbentuk garis-garis cahaya yang lurus pada meja optik, kemudian tempatkan kertas kerja di
atas meja optik selanjutnya tempatkan cermin cekung dan cembung secara bergantian.
Cahaya yang mengenai cermin kemudian digambar untuk menentukan titik fokus masing-
masing cermin lalu dihitung nilainya berdasarkan gambar.
Kegiatan 2. Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung dan cembung
Celah yang semula 4 celah kemudian digantikan dengan celah tunggal agar
memudahkan menggambar sinar-sinar istimewa pada cermin cekung dan cembung. Gambar
cermin cekung dan cembung dengan titik fokus yang sesuai dengan hasil kegiatan pertama.
Atur kertas sedemikian rupa berdasarkan sinar-sinar istimewa cermin cekung dan cembung
kemudian gambarkan masing-masing sinar istimewanya pada kertas yang sebelumnya telah
terdapat gambar cermin cekung dan cembung.
Kegiatan 3. Pembentukan bayangan pada cermin datar
Langkah utama yang dilakukan yaitu ganti cermin cembung yang digunakan dengan
cermin datar. Kemudian gambar permukaan cermin datar tepat tegak lurus dengan arah
datangnya cahaya. Tempatkan cermin tersebut sehingga tepat pada garis yang telah dibuat.
Kemudian gambar objek garis di depan cermin datar. Arahkan sinar dari celah tunggal ke
objek dan gambar bayangan yang terbentuk. Selanjutnya tentukan sifat bayangan yang
terbentuk dari cermin datar.
Kegiatan 4. Pembiasan pada kaca planparallel
Untuk kegiatan keempat, langkah utama yang dilakukan yaitu ganti cermin yang
digunakan pada kegiatan 3 dengan kaca planparallel. Kemudian gambar kaca planparallel
dengan membuat garis pada setiap permukaannya. Arahkan sinar pada salah satu kaca
planparallel (buat sinar tidak tegak lurus terhadap bidang kaca planparallel). Berikan tanda
titik tepat pada sinar cahaya (minimal dua titik). Kemudian pada sisi yang lain yang parallel
dengan sisi tempat datangnya sinar akan keluar sinar. Berikan tanda titik tepat pada sinar
cahaya tersebut (minimal dua titik). Kemudian hubungkan titik-titik yang telah dibuat.
Selanjutnya buat garis normal pada setiap bidang batas medium, dan ukur sudut datang dan
sudut bias pada masing-masing bidang batas medium. Kemudian ulangi kegiatan yang sama
denagn arah sinar yang berbeda-beda (sudut datang yang berbeda).
Kegiatan 5. Pemantulan sempurna
Pada kegiatan kelima, pemantulan sempurna. Pertama-tama, meletakkan Rhombus diatas
meja optik sehingga
Memutar rhombus berlawanan dengan arah jarum jam sampai tidak ada lagi sinar CD
yang keluar dari sisi Rhombus atau cahaya menghilang. Setelah itu, menggambar Rhombus
dengan mengikuti sisi-sisinya pada tanda titik A, B, dan C. kemudian, menghubungkan titik
A dan B, kemudian titk B dengan C. setelah itu, mengukur besar sudut datang pada bidang
batas permukaan 2. Sudut datang ini merupakan sudut kritis.
Identifikasi Variabel
Variabel yang terdapat pada kegiatan ialah jenis cermin, arah sinar datang, arah sinar
pantul, indeks bias.
Definisi Operasional Variabel
Arah sinar datang adalah arah dimana sinar menuju cermin yang berasal dari sumber
cahaya.
Arah sinar pantul adalah arah dimana sinar yang berasal dari pantulan cermn yang
mengenainya.
Indeks bias adalah besarnya perbandingan antara besarnya kecepatn cahaya di udara
dengan medium.
Jenis cermin ialah, jenis-jenis atau macam-macam cermin yang digunakan.
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
a. Kegiatan 1. Jarak fokus cermin cekung, dan cermin cembung
Jarak fokus cermin cekung = 5,90 cm
Jarak fokus cermin cembung = 5,30 cm
b. Kegiatan 2. Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung dan cermin cembung
Tabel 2.1.Sinar istimewa pada cermin cekung
No Arah Sinar Datang Arah Sinar Pantul
1 Sejajar sumbu Menuju titik focus
utama
2 Menuju titik focus Sejajar sumbu utama
3 Melalui titik pusat
kelengkungan
cermin
Sejajar titik pusat
kelengkungan cermin
Tabel 2.2.Sinar istimewa pada cermin cembung
No Arah Sinar Datang Arah Sinar Pantul
1 Sejajar sumbu
utamaSeolah-olah dari titik focus
2 Menuju titik fokus Sejajar sumbu utama
3 Menuju titik pusat
kelengkungan
cermin
Sejajar pusat kelengkungan
cermin
c. Kegiatan 3. Pembentukan bayangan pada cermin datar
sifat bayangan pada cermin datar.
d. Kegiatan 4. Pembiasan pada kaca planparalel
No.
Cahaya datang dari udara
kekaca
Cahaya datang dari kaca
keudara
Sudut datang
(0)
Sudut bias
(0)
Sudut datang
(0)
Sudut bias
(0)
1 29 19 20 28
2 27,5 18 17 30
a. Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda
b. Tinggi bayangan sama dengan tinggi benda
c. Tegak
d. Maya
e. Dibelakang cermin
3 41 22,5 27,5 45,5
4 49,5 31 32,5 52
5 38,5 24 25 40,5
e. Kegiatan 4. Pemantulan sempurna
Indeks bias medium
n1 = 1
n2 = 1,5
Besar sudut kritis I = 410
ANALISIS
Kegiatan 1.Jarak fokus cermin cekung dan cermin cembung
Cermin cekung bersifat kovergen. Artinya, cahaya yang mengenai cermin cekung
cenderung akan menyebarkan cahaya. Titik fokus cermin cekung berada didepan cermin.
Cermin cembung bersifat divergen. Artinya, cahaya yang mengenai cermin cembung
cenderung akan mengumpulkan cahaya. Titik fokus cermin cembung berada dibelakang
cermin.
Kegiatan 2. Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung dan cermin cembung
Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung ialah:
1. Sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama cermin, akan dipantulkan melalui titik
fokus cermin.
2. Sinar yang datang melalui titik fokus, akan dipantulkan sejajar dengan sumbu utama.
3. Sinar yang datang melalui titik pusat kelengkungan cermin, akan dipantulkan kembali
melalui lintasan yang sama dengan sinar datangnya.
Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung ialah:
1. Sinar datang yang sejajar sumbu utama cermin, akan dipantulkan seolah-olah dari titik
fokus.
2. Sinar yang datangnya menuju titik focus cermin, akan dipantulkan sejajar dengan sumbu
utama
3. Sinar yang datangnya menuju titik pusat kelengkungan cermin, akan dipantulkan kembali
melalui lintasan yang sama.
Kegiatan 3.Pembentukan bayangan pada cermin datar
Sifat bayagan cermin datar:
Berdasarkan hasil percobaan pada kegiatan ketiga, sifat bayangan pada cermin datar jika
dibandingkan dengan teori mempunyai sifat yang sesuai dengan teori . Di mana teori
mengatakan bahwa pada cermin datar jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda,
tinggi bayangan sama dengan tinggi bendanya, maya, tegak, dan terletak dibelakang cermin.
Dari hasil percobaan diperoleh data yang sesuai dengan teori.
Kegiatan 4.Pembiasan pada kaca planparalel
1. Analisis Perhitungan
a. n1 sin i=n2 sin r
n2=n1sin i
sin r
n2=1 ×sin 29 °
sin 29 °
n2=0,480,32
n2=1,5
b. n1 sin i=n2 sin r
n2=n1sin i
sin r
n2=1×sin 27,5 °
sin 18 °
n2=0,480,30
n2=1,53
c. n1 sin i=n2 sin r
n2=n1sin i
sin r
n2=1 ×sin 41°sin 22,5 °
n2=0,650,38
n2=1,71
d. n1 sin i=n2 sin r
n2=n1sin i
sin r
n2=1×sin 49,5°
sin31 °
n2=0,760,51
n2=1,49
e. n1 sin i=n2 sin r
n2=n1sin i
sin r
n2=1 ×sin 38,5 °
sin 24 °
n2=0,620,40
n2=1,55
2. Analisis Ketidakpastian
a. ∆ n2=| ∆ θ1
tan θ1
+∆ θ2
tanθ2| n2
¿|0,0087tan 29
+ 0,0087tan 19 |1,5
¿|0,00870,55
+ 0,00870,34 |1,5
= |0,040|1,5
= 0,060
KR=∆n 2
n2
×100 %¿ 0,061,5
× 100 %
¿0,04 × 100 %
¿4 %
DK=100 %−KR
¿100 %−4 %
¿96 %
PF=|n2 ± ∆n 2| ¿|1,500 ± 0,06 0|
b. ∆ n2=| ∆ θ1
tan θ1
+∆ θ2
tanθ2| n2
¿| 0,0087tan 27,5
+ 0,0087tan 18 |1,53
¿|0,00870,52
+ 0,00870,32 |1,53
= |0,043|1,53
= 0,066
KR=∆n 2
n2
×100 %¿ 0,0661,53
× 100 %
¿0,04 × 100 %
¿4 %
DK=100 %−KR
¿100 %−4 %
¿96 %
PF=|n2 ± ∆n 2| ¿|1,530 ± 0,066|
c. ∆ n2=| ∆ θ1
tan θ1
+∆ θ2
tanθ2| n2
¿|0,0087tan 41
+ 0,0087tan 22,5|1,71
¿|0,00870,87
+ 0,00870,41 |1,71
= |0,022|1,71
= 0,038
KR=∆n 2
n2
×100 %¿ 0,0381,71
×100 %
¿0,02 ×100 %
¿2 %
DK=100 %−KR
¿100 %−2 %
¿98 %
PF=|n2 ± ∆n 2| ¿|1,710 ± 0,038|
d. ∆ n2=| ∆ θ1
tan θ1
+∆ θ2
tanθ2| n2
¿| 0,0087tan 49,5
+ 0,0087tan31 |1,49
¿|0,00871,17
+ 0,00870,60 |1,49
= |0,019|1,49
= 0,028
KR=∆n 2
n2
×100 %¿ 0,0281,49
×100 %
¿0,02 ×100 %
¿2 %
DK=100 %−KR
¿100 %−2 %
¿98 %
PF=|n2 ± ∆n 2| ¿|1,490 ± 0,028|
e. ∆ n2=| ∆ θ1
tan θ1
+∆ θ2
tanθ2| n2
¿| 0,0087tan 38,5
+ 0,0087tan 24 |1,55
¿|0,00870,79
+ 0,00870,44 |1,55
= |0,030|1,55
= 0,046
KR=∆n 2
n2
×100 %¿ 0,0461,55
× 100 %
¿0,03 ×100 %
¿3 %
DK=100 %−KR
¿100 %−3 %
¿97 %
PF=|n2 ± ∆n 2| ¿|1,550 ± 0,046|
Hukum Snellius:
1. Sinar datang (i) dari udara (medium renggang) kekaca ( medium rapat) maka akan
dibiaskan (r) mendekati garis normal (n).
2. Sinar datang dari medium renggang menuju ke medium rapat dibiaskan mendekati
garis normal, sebaliknya sinar datang dari medium rapat menuju medium renggang,
dibiaskan menjauhi garis normal.
Kegiatan 5.Pemantulan sempurna
n1sin i=n2sinr
sin i=n2sin r
n1
sin i=n2sin 90 °
n1
sin i=n2
n 1
=> i=sudutkritis
n1=1,5n2=1
sin i=11,5
sin i=0 , 66arc 0 ,66=41 °i=41°
PEMBAHASAN
Pada kegiatan pertama, yang bertujuan menentukan titik fokus pada cermin cekung dan
cembung. Pada kegiatan ini dapat diketahui bahwa titik fokus cermin cekung yaitu 5,90 cm
dan cembung 5,30 cm. Dari hasil praktikum ini juga diketahui bahwa cermin cekung
mengumpulkan cahaya sehingga bersifat konvergen sedangkan cermin cembung bersifat
divergen atau menghamburkan cahaya.
Pada kegiatan kedua bertujuan membuktikan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung
dan cembung. Berdasarkan sinar-sinar istimewanya, pada cermin cekung yang bersifat
konvergen cenderung memfokuskan pantulan cahaya yang mengenainya. Hal inilah yang
menyebabkan sinar-sinar yang mengenai cermin cekung akan cenderung difokuskan. Akan
tetapi, untuk cermin cembung lain halnya pada cermin cekung. Cermin cembung yang
bersifat divergen, yaitu cenderung menghamburkan pantulan cahaya yang mengenainya. Hal
ini disebabkan pula oleh sinar-sinar istimewa yang dalam praktikum ini hasilnya sudah sama
dengan teorinya. Sehingga pantulan cahaya pada cermin cembung seolah-olah terhamburkan.
Pada kegiatan 3. Bertujuan untuk membuktikan sifat-sifat bayangan pada cermin datar.
Dimana pada cermin datar pada hasil pengamatan yaitu jarak antara bayangan ke cermin
sama besar dengan jarak benda ke cermin. Selain itu tinggi benda juga sama dengan tinggi
bayangan. Serta bentuk bayangan yang terbentuk yaitu tegak seperti bendanya. Maya dan
terletak dibelakang cermin. Hal ini terbukti sesuai dengan teori pada cermin datar.
Pada kegiatan empat, mengenai pembiasan pada plan paralel. Pada kegiatan ini dilakukan
bertujuan untuk membuktikan hukum snell tentang hukum dasar pembiasan. Dimana
menurut snell sinar yang datang dari medium udara ke medium kaca (kaca lebih rapat
dibanding dengan udara) sehingga mengalami pembiasan atau pembelokkan. Dimana pada
prinsipnya menurut snellius, jika sinar berasal dari medium rapat ke medium yang lebih
rapat maka akan dibiaskan mendekati garis normal. Dan hal ini telah terbukti, semula cahaya
datang dari medium udara yang kurang rapat menuju ke kaca planparalel yang mediumnya
lebih rapat. Terbukti pada saat ini, besar sudut datangnya lebih besar daripada sudut biasnya,
artinya cahaya ketika di dalam kaca dibiaskan mendekati garis normal. Sedangkan saat
cahaya dibiaskan keluar dari kaca menuju ke udara, maka yang terjadi adalah besar sudut
datangnya lebih kecil daripada sudut biasnya, artinya cahaya dibiaskan menjauhi garis
normalnya.
Pada kegiatan lima, tujuannya yaitu membandingkan besar sudut kritis pada teori
dengan praktikum. Berdasarkan teori nilai sudut kritis sebesar 410 berdasarkan praktikum
yang menggunakan medium rhombus, nilai sudut krtitis membuktikan bahwa nilainya
sebesar 410 setelah dilakukan pengukuran dan analisis data. Hal ini menunjukkan bahwa
praktikum ini berjalan dengan mestinya.
SIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa, cahaya akan
dipantulkan ketika mengenai permukaan cermin, sesuai dengan sinar-sinar istimewanya.
Cahaya yang mengenai cermin cekung cenderung dipantulkan menuju ke titik fokus cermin
sehingga bersifat konvergen sedangkan pada cermin cembung cenderung menghamburkan
cahaya yang mengenainya sehingga bersifat divergen. Cahaya juga dapat dibiaskan ketika
menembus medium yang lain, baik itu lebih rapat maupun kurang rapat. Pada praktikum ini,
pemantulan sempurna terjadi apabila sudut pantulnya lebih besar daripada sudut kritisnya,
dalam praktikum ini, pemantulan sempurna terjadi pada rhombus.
Berdasarkan hukum snell, yang mengatakan bahwa apabila cahaya datang dari medium
kurang rapat ke medium yang lebih rapat akan dibiaskan mendekati garis normal, begitupun
sebaliknya. Maka, besarnya indeks bias bahan dapat diperoleh dengan persamaan
n1sin i=n2sinr.
REFERENSI
Halliday, David dan Resnick, Robert. 1999. Fisika Jilid 2 Edisi Ketiga (Terjemahan).
Jakarta: Erlangga.
Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 2 (Terjemahan).
Jakarta: Erlangga.