unika soegijapranata · kronik edisi 125/th.xvi 15 september 2018 1 th.xvi/15 september 2018 unika...

24
1 Kronik Edisi 125/Th.XVI 15 September 2018 th.XVI/ 15 September 2018 Unika Soegijapranata 125 snap QR code S ejak reformasi politik tahun 1998, situasi dan nuansa politik di Indonesia menjadi semacam uforia politik yang semakin tidak terbendung dan kalau digambarkan seperti seekor burung yang lepas dari sangkarnya. Bahkan politik dijadikan sebagai sarana dan tujuan untuk menghalalkan segala cara demi kepentingan pribadi dan sekelompok orang yang kadang mengatasnamakan rakyat yang tersingkir dan tertindas. Saat kita membaca dan melihat di media cetak maupun media elektronik yang memuat tentang kasus mega- korupsi E-KTP, sidang penistaan agama, ujaran kebencian kepada pemimpin negara, menulis dan menyebarkan cerita yang isinya ftnah (hoax) dan lain lain, Jika kita analisa dan cermati, banyak orang yang teribat dalam kasus tersebut meskipun masih berstatus saksi dari berbagai kalangan mulai Gubernur, Ketua Partai, anggota DPR, pengusaha, dan orang orang terdekat dengan para pejabat. Sebenarnya kasus ini sebenarnya bukan kasus perdata atau pidana murni, tetapi ada gerakan politik yang akan dituju bahkan lebih tajamnya ada pribadi yang akan menjadikan sasaran tembak. Sungguh ironis ketika politik yang bertujuan menghalalkan segala cara merasuk di sektor-sektor lain seperti ekonomi, budaya, keamanan bahkan yang lebih parah sudah masuk lingkaran tatanan spiritual. Politik dimanfaatkan segelintir orang yang punya kepentingan pribadi untuk mendongkrak popularitas bahkan untuk memperkaya diri. Roh Politk Ketika politik dan kekuasaan dipadukan untuk mengejar kepentingan pribadi atau golongan maka bangsa ini akan menjadi bangsa yang semakin tidak punya etika dalam berpolitik. Mengutip tulisan Haryatmoko, SJ dalam bukunya berjudul Etika Publik (2011), yang dimaksud dengan Etika Politik adalah upaya hidup baik (memperjuangkan kepentingan publik) untuk dan bersama orang lain dalam rangka memperluas lingkup kebebasan dan membangun institusi-institusi yang lebih adil. Ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu tujuan (policy), sarana (polity) dan aksi politik (politics). Upaya menghadirkan etika itu tentunya perlu dimulai dari para pemimpin atau pejabat publik yang dapat memberi teladan kebaikan dan kesungguhan dalam melayani masyarakat. Selain keteladanan dan kesungguhan tentunya kekuatan spiritual yang dapat Soegija dan Roh Politik Indonesia

Upload: vanhanh

Post on 12-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1Kronik Edisi 125/Th.XVI 15 September 2018

th.XVI/15 September 2018

Unika Soegijapranata125

snapQR code

Sejak reformasi politik tahun 1998, situasi dan nuansa politik di Indonesia menjadi semacam uforia politik yang semakin tidak terbendung

dan kalau digambarkan seperti seekor burung yang

lepas dari sangkarnya. Bahkan politik dijadikan sebagai

sarana dan tujuan untuk menghalalkan segala cara demi

kepentingan pribadi dan sekelompok orang yang kadang

mengatasnamakan rakyat yang tersingkir dan tertindas.

Saat kita membaca dan melihat di media cetak maupun

media elektronik yang memuat tentang kasus mega-

korupsi E-KTP, sidang penistaan agama, ujaran kebencian

kepada pemimpin negara, menulis dan menyebarkan

cerita yang isinya fitnah (hoax) dan lain lain, Jika kita

analisa dan cermati, banyak orang yang teribat dalam

kasus tersebut meskipun masih berstatus saksi dari

berbagai kalangan mulai Gubernur, Ketua Partai, anggota

DPR, pengusaha, dan orang orang terdekat dengan para

pejabat. Sebenarnya kasus ini sebenarnya bukan kasus

perdata atau pidana murni, tetapi ada gerakan politik

yang akan dituju bahkan lebih tajamnya ada pribadi yang

akan menjadikan sasaran tembak. Sungguh ironis ketika

politik yang bertujuan menghalalkan segala cara merasuk

di sektor-sektor lain seperti ekonomi, budaya, keamanan

bahkan yang lebih parah sudah masuk lingkaran tatanan

spiritual. Politik dimanfaatkan segelintir orang yang punya

kepentingan pribadi untuk mendongkrak popularitas

bahkan untuk memperkaya diri.

Roh PolitikKetika politik dan kekuasaan dipadukan untuk mengejar

kepentingan pribadi atau golongan maka bangsa ini akan

menjadi bangsa yang semakin tidak punya etika dalam

berpolitik. Mengutip tulisan Haryatmoko, SJ dalam bukunya

berjudul Etika Publik (2011), yang dimaksud dengan

Etika Politik adalah upaya hidup baik (memperjuangkan

kepentingan publik) untuk dan bersama orang lain dalam

rangka memperluas lingkup kebebasan dan membangun

institusi-institusi yang lebih adil. Ada 3 (tiga) dimensi

etika publik yaitu tujuan (policy), sarana (polity) dan aksi

politik (politics). Upaya menghadirkan etika itu tentunya

perlu dimulai dari para pemimpin atau pejabat publik

yang dapat memberi teladan kebaikan dan kesungguhan

dalam melayani masyarakat. Selain keteladanan dan

kesungguhan tentunya kekuatan spiritual yang dapat

Soegija dan

Roh Politik

Indonesia

2 Kronik Edisi 125/Th.XVI15 September 2018

ditemukan dengan melakukan sebuah refleksi batin para pemimpin rakyat untuk menemukan sebuah “roh politik” yang mampu menjadikan politik kembali pada tujuan yang mulia. Sebelum menguraikan tentang Roh politik penulis ingin menyampaikan dulu tentang kata “roh”, dalam kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan roh adalah sesuatu yang ada dalam jasad yang diciptakan Tuhan sebagai penyebab adanya kehidupan atau mahluk hidup yang tidak berjasad, tetapi berpikiran dan berperasaan (malaikat, jin, setan dan sebagainya). Sedangkan arti politik dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah cara bertindak dalam menghadapi atau menangani sebuah masalah. Jadi dapat penulis simpulkan bahwa “Roh Politik” adalah sebuah spirit atau semangat hidup manusia untuk tetap berpikir dan berperasaan serta bertindak yang menjadikan manusia itu akhirnya menjadi seorang malaikat atau setan. Di Indonesia politik menjadi sebuah adi Kodrati yaitu mencakup segala dimensi termasuk dimensi rohani yang membawa nuansa “gosip” yang menggairahkan karena sangat sosial, proses tawar menawar, diskusi, kampanye, strategi dll. Bahkan politik bisa melahirkan sebuah kecantikan – keelokan – nafsu – puncak kepuasan yang mengakibatkan perubahan kejiwaan seseorang yang kadang tidak bisa dibendung. Bagaimanapun politik mampu menampung seluruh aspek kehidupan manusia tanpa membeda-bedakan secara universal.

Sikap politik SoegijaMenyikapi masalah perkembangan politik di Indonesia dewasa ini perlulah kita berupaya untuk mengembalikan roh politik yang baik untuk kemaslahatan rakyat sebagai pemilik negeri ini. Kasih atau cinta kepada tanah air adalah salah satu roh politik yang perlu kembali diproklamasikan agar perpolitikan di Indonesia kembali menjadi gerakan

yang bertujuan menyejahterakan seluruh rakyat di

Indonesia.

Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ Uskup Agung pertama

Keuskupan Agung Semarang pernah menulis di sebuah

majalah Hidup tanggal 17 November 1947 dengan judul

tulisan “Rakyat dengan Kewajibannya”. Salah satu

kutipan tulisan beliau sebagai berikut : “ Kasih akan tanah

air itulah terutama melarang kita merugikan kepentingan

umum, untuk menguntungkan suatu golongan atau

lapisan. Barang siapa sudi mengorbankan keselamatan

umum, untuk kepentingan ....orang perseorangan atau

golongan, sungguhlah cinta kasihnya kepada tanah air

itu tiada effectief meskipun dapat juga terlalu affectief (terasa), penuh dan menggempar. Sebaiknya barang siapa

memperhatikan undang-undang dan keadilan sosial dengan

ikhlas hati, ia itu sungguh kasih akan tanah airnya....”.

Dalam tulisan tersebut Mgr. Alb. Soegijapranata, SJ

tersebut mengajak para rakyat yang bergerak dalam

perpolitikan untuk mengesampingkan kepentingan

pribadi dengan tidak mengorbankan kepentingan umum.

Mgr. Soegija menegaskan bahwa kasih akan tanah air

atau cinta pada negara dan rakyat adalah roh politik yang

harus terpatri dan tertanam dalam hati setiap rakyat

yang akan terjun dalam bidang politik. Semoga setiap

orang yang berkecimpung dalam dunia perpolitikan selalu

disinari dengan roh politik yaitu “Kasih dan Cinta Tanah

Air”, niscaya dunia perpolitikan di Indonesia akan selalu

bertujuan memakmurkan dan menyejahterakan rakyat

Indonesia.

_________________

Ditulis oleh Drs. Ign. Dadut Setiadi, MM

Anggota The Soegijapranata Institute (TSI) dan

Pengajar Progdi Ilmu Komunikasi Unika Soegijapranata

3Kronik Edisi 125/Th.XVI 15 September 2018

Memiliki rasa ingin tahu yang besar diikuti oleh motivasi yang besar membuat dr. Linda Artanti, Sp. GK, SH, MH(Kes) memutuskan

untuk melanjutkan studi di progam studi Magister Hukum konsentrasi hukum Kesehatan. Linda berhasil menjadi wisudawati terbaik periode ini dengan judul tesis “Pengaruh Kebijakan Pelayanan Gizi terhadap Perlindungan Hak Pasien di Rumah Sakit di Kota Semarang”. Putri pasangan (Alm) Bpk. Sambudi Adhi Sumarto dan Ibu Trifosa Eliana ini menemukan judul tesis saat sedang praktik di Rumah Sakit dan melihat respon pasien terhadap pelayanan gizi yang telah di berikan pihak Rumah Sakit.

“Respon mereka ada yang legawa menerima semua yang dihidangkan, tetapi ada pula yang marah atau mengeluh, serta ada yang cenderung cuek dan akhirnya makanan yang tersedia sebagian sering tidak dimakan atau malah dihabiskan oleh keluarga yang mendampingi pasien. Saya tertarik dengan judul tesis ini karena dengan pelayanan gizi yang sesuai standar dengan adanya kebijakan yang mengaturnya akan memberikan dampak yang baik bagi kesehatan pasien sehingga memberikan nilai positif bagi Rumah Sakit tersebut,” tutur Linda.

Sebagai seorang ibu dan dokter, tantangan saat menulis tesis yang harus dihadapi Linda adalah membagi waktu antara praktik, keluarga, belajar, serta menulis tesis. Literatur yang dibutuhkan dalam penulisan tesis Linda tidak sulit ditemukan. Meskipun ada beberapa kendala terkait jadwal bimbingan dengan dosen pembimbing, namun kendala tersebut dapat diatasi. Saat pengumpulan data, penelitian dilakukan di beberapa Rumah Sakit sehingga memakan waktu yang cukup lama dan energi yang cukup besar karena lokasinya berjauhan. Tetapi setelah melalui beberapa kendala tersebut, Linda dapat

melakukan pengolahan data tanpa memiliki kendala berarti.

Motivasi dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan pekerjaan, tanggung jawab, atau tugas dengan lebih baik. Selama masa studinya, Linda juga mengalami rasa jenuh dan capek. Tetapi ia dapat mengatasinya dengan jalan-jalan atau menikmati liburan selama akhir pekan tanpa menyentuh buku, sehingga dapat memiliki waktu yang berkualitas dengan diri sendiri maupun keluarga. Jika ia merasa lelah atau tidak dalam suasana hati yang baik, ia akan beristirahat lebih awal sehingga dapat menjadi lebih baik keesokan harinya.

“Motivasi terbesar saya selama kuliah adalah mendapatkan ilmu dari para dosen dan menemukan jawaban dari berbagai pertanyaan yang ada dalam pikiran saya selama ini terkait ilmu kesehatan. Saya semangat belajar tentang hukum kesehatan karena jujur banyak dokter bahkan tidak hanya dokter yang mengerti tentang ilmu hukum.”

Menjalani studi Magister Hukum di Unika Soegijapranata menjadi salah satu proses yang menghasilkan perubahan positif dalam diri Linda. Ia belajar tentang kekompakan dan kerjasama yang baik dalam tim. Setiap konflik yang terjadi dapat diatasi dengan rasa saling pengertian. Pembelajaran tersebut ia dapatkan terutama saat mengadakan seminar maupun mengikuti studi banding. Semua persiapan dilakukan dalam waktu yang singkat, tetapi kerjasama yang baik membuat hasil akhir yang mengesankan.

Setelah menyelesaikan studinya dan menjadi wisudawati terbaik program studi Magister Hukum, Linda mengucapkan puji syukur dan terimakasih untuk orang-orang yang senantiasa mendukungnya dan memberinya semangat baru dalam berproses dalam waktu yang tidak singkat selama masa studinya.

“Pertama, saya hendak mengucapkan puji syukur dan terimakasih pada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan hidup untuk bisa kuliah dan menjadi berkat bagi orang lain terutama orang sekeliling saya. Kedua untuk orangtua saya tercinta atas semangat, dukungan, dan doa dari mereka. Ketiga untuk suami dan anak saya tercinta yang terus mendukung saya dalam melanjutkan studi lebih tinggi. Keempat untuk kakak dan adik saya tersayang yang terus membantu dalam semangat dan dukungannya. Kelima untuk teman-teman dekat saya yang terus membantu selama saya menempuh pendidikan. Keenam untuk semua dosen yang telah berbagi ilmu dan pengalamannya sehingga dapat menjadi bekal untuk saya. Terakhir untuk orang-orang yang mendukung dan membantu saya selama menempuh pendidikan di Unika ini,” ujar Linda.

Sebagai penutup, Linda Artanti menyampaikan pesan untuk teman-teman yang masih menjalankan masa studi di bangku perkuliahan. Ketika mengerjakan sesuatu, lakukanlah yang terbaik, terus kembangkan kreativitas dan inisiatif serta jangan pernah lupa untuk berdoa. Belajarlah sungguh-sungguh serta fokus pada tujuan dan mimpi yang tidak semua orang bisa memiliki kesempatan untuk menuntut ilmu di bangku kuliah.

“Jangan pernah takut salah atau gagal, baik dalam relasi maupun pembelajaran karena hal tersebut merupakan ‘proses’ yang membangun mental kita. Kesuksesan ada di tangan kita masing-masing. It’s your choice. Jika kita setia pada perkara kecil, Tuhan akan mempercayakan perkara yang lebih besar pada hidup kita,” tutup Linda. (SF)

Enjoy the Process

dr. Linda Artanti, Sp. GK, SH, MH(Kes)

4 Kronik Edisi 125/Th.XVI15 September 2018

Sebagai salah satu wisudawan terbaik dari prodi Magister Arsitektur Fakultas Arsitektur dan Desain pada wisuda periode II tahun 2018 Unika

Soegijapranata, Robertus Krismanto atau sering disapa Krismanto mengemukakan alasannya memilih Unika Soegijapranata sebagai tempat melanjutkan studi S2-nya.

“UNIKA sudah mempunyai nama sebagai perguruan tinggi, perkuliahan yang menyenangkan, lingkungan kuliah yang nyaman, sehingga tempat kerja saya merekomendasikan untuk studi ke Magister Arsitektur Unika. Selain itu perkuliahan yang diselenggarakan pada waktu sore hari, lebih memudahkan untuk mengatur waktu. Hal lain adalah saya yang berlatar belakang pengajar di Akademi Teknik PIKA Semarang, yang kampus tersebut fokus dalam bidang interior maka studi saya menghendaki yang tidak jauh dari interior,” ungkapnya.

Dalam judul Tesis nya yang mengupas tentang “Makna Elemen Interior Dan Warna Pada Arsitektur Gereja Katolik Inkulturatif Di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Bantul”, Krismanto menjelaskan alasannya memilih judul tersebut,

“Gereja HKTY (Hati Kudus Tuhan Yesus) berada di daerah Ganjuran yang merupakan paroki saya berasal, sehingga keinginan menggali budaya setempat, menggali gereja HKTY yang merupakan bangunan inkulturasi budaya Jawa khususnya arsitektur tradisional Yogyakarta, mendorong saya mempersembahkan sedikit ilmu saya dimana daerah tempat saya berasal.”

Mata Kuliah Yang BervariasiLebih jauh Krismanto yang memiliki hobi membaca buku dan olah raga serta lahir di Bantul tanggal 25 Desember 1978 ini, juga membagikan pengalamannya selama kuliah di Magister Arsitektur Unika,

“Perkuliahan di Magister Arsitektur Unika dengan metode studi lapangan membuat tidak jenuh, misalnya dengan studi lapangan ke Lasem, Kota Lama Semarang, Tambak Lorok. Suatu saat perkuliahan dilakukan dengan studi lapangan ke Lasem, bagaimana saya mengetahui dengan melihat langsung keadaan yang ada di sana. Saya mendapatkan pengalaman langsung tentang budaya setempat. Bangunan–bangunan peninggalan lama yang masih terjaga dengan baik. Disamping itu Magister Arsitektur Unika mempunyai mata kuliah yang sangat bervariasi, menuntut mahasiswa harus belajar baik secara mandiri maupun berkelompok. Di samping tugas–tugas kuliah yang begitu banyak, menuntut mahasiswa untuk bekerja ekstra. Namun hal itu dilakukan dengan menyenangkan,” terangnya.

Pada sesi akhir, Krismanto membagikan spirit yang membuat dia bisa berkarya sekaligus studi dengan lancar dan sukses, “Keinginan belajar hal baru itu membuat saya termotivasi untuk dapat menyelesaikan kuliah dan yang paling penting senantiasa berdoa dan bersyukur kepada Tuhan, maka semuanya akan berjalan dengan baik. Tentu saja juga tidak lepas dari dukungan dari teman–teman dan keluarga,” tutupnya. (fas)

Perkuliahan Yang Menyenangkan

Robertus Krismanto

5Kronik Edisi 125/Th.XVI 15 September 2018

Abednego Trianto Kurniawan atau yang akrab dipanggil Abed, merupakan wisudawan terbaik dari progdi Arsitektur Fakultas Arsitektur

dan Desain dalam wisuda periode II tahun 2018 Unika Soegijapranata. Pria kelahiran Semarang, 11 Oktober 1988 ini lulus dengan IPK 3.90 dengan judul “Krematorium Kristen di Semarang”.

Pria yang memiliki hobi membaca dan mempelajari batik peranakan serta penyuka musik jazz, klasik dan kroncong ini menceritakan pengalamannya selama studi di prodi Arsitektur Unika selama 4 tahun.

“Saya di tahun pertama sempat kaget dengan kegiatan PTMB dan mahasiswa baru, namun hal itu ternyata setelah dijalani ternyata saya jadi menikmati kelas PTSB2 dan pameran di luar kampus. Kemudian di tahun kedua, saya mulai ikut kegiatan arsitektur luar kampus dan mulai belajar BIM “Building Information Modelling”. Berikutnya di tahun ketiga, saya diperkenalkan dengan arsitektur nusantara dan mulai aktif kerja dengan kelompok yang solid. Hingga akhirnya di tahun keempat, saya betul-betul merasakan event yang belum pernah saya jumpai sebelumnya yaitu PAA 73.”

Abed adalah anak kedua dari dua bersaudara putera dari pasangan Ir. Adrianto dan Trifosa S. L. Rahardja, dan merupakan alumnus SMA Krista Mitra Semarang. Dalam testimoninya Ia mengungkapkan memutuskan melanjutkan studi di Unika demi mencapai cita-citanya yang belum tercapai di waktu dahulu. Menurutnya, Unika khususnya prodi Arsitekturnya memiliki reputasi baik di Semarang.

Abed yang memiliki motto ‘Soli Deo Gloria’ juga termasuk aktifis di lingkungan prodi nya, hal itu terbukti dengan keaktifannya di beberapa kepanitiaan, antara lain: Panitia pameran Melihat Asmat Suroba, Panitia pameran Dies Natalis 50 tahun Arsitektur Unika, Panitia workshop Green Building, Building Efficiency & Audit., Panitia Urban Heritage Workshop 2015, dan sebagai Asisten dosen kelas gambar teknik, gambar arsitektur, estetika bentuk tahun dari semester ganjil 2015.

Saat ditanya tentang tips untuk sukses studi dan menjadi wisudawan terbaik, Abed mengungkapkan beberapa hal.

“Untuk sukses dalam studi, saya sih menyarankan untuk sering bagi-bagi ilmu & pengalaman ke teman-teman. Disamping itu untuk adik-adik kelas, saya juga sarankan untuk membaca banyak buku arsitektur, ikut seminar, dan berkunjung ke karya arsitektur adalah cara belajar yang paling berharga,” tutupnya. (adj)

Arsite ktur Unika

Punya Re puta sinya

Ya ng Ba ik

Abednego Trianto Kurniawan

6 Kronik Edisi 125/Th.XVI15 September 2018

Lahir di Jember, 9 Mei 1997, Hyachinta Devina atau sering disapa Devina menjadi wisudawati terbaik dari Prodi Desain Komunikasi Visual Fakultas

Arsitektur dan Desain, Unika Soegijapranata.

Devina berhasil lulus dengan IPK 3,48. Mengambil judul

skripsi “Perancangan Kampanye Sosial untuk Mencegah

Prokrastinasi dalam Bidang Akademik Mahasiswa”,

Devina merasa ada banyak mahasiswa yang masih stuck

dalam masalah prokrastinasi akademis yang membuat

mereka jadi kurang bisa memaksimalkan kemampuannya

dalam perkuliahan. ”Sehingga saya tergerak untuk

memberikan sebuah media desain grafis berupa aplikasi yang dapat membantu mereka,” terang Devina.

Anak dari pasangan Wahyudi dan Rani ini mengaku

memiliki banyak tantangan selama menyelesaikan

skripsi. Hambatan terbesar yang ia hadapi adalah rasa

malas, dirinya harus berusaha memerangi rasa malas

tersebut agar dapat menyelesaikan skripsinya dengan

cepat. Selain rasa malas, dirinya juga mengaku seringkali

merasa lelah dengan proses pengerjaan skripsinya yang

tentunya menguras pikiran serta waktu yang ia miliki.

Devina pun berpesan kepada para mahasiswa Unika

khususnya yang sedang menyelesaikan skripsi untuk

selalu semangat dan harus bisa membasmi rasa malas

yang muncul, karena menurutnya rasa malas akan selalu

ada jika kita tidak mampu melawan rasa malas itu sendiri.

“ Dolor Hic Tibi Proderit Olim” adalah motto hidup yang

selalu dipegang oleh Devina, yang kurang lebih berarti

segala rasa sakit yang kita terima dalam hidup, pasti akan

berguna sebagai pembelajaran kedepannya.

Dirinya berharap agar bisa mendapatkan pekerjaan yang

sesuai dengan bidang keahliannya sehingga ilmu yang ia

dapat sekarang dapat berguna di dunia pekerjaan.

“Semoga Unika semakin berjaya dan dapat melahirkan

bibit-bibit unggul yang dapat berguna bagi masyarakat

sekitar serta Bangsa dan Negara,” tandasnya. (YP)

Ciptakan Aplikasi

Desain Grafis

Untuk Maksimalkan

Kemampuan

Akademik

Hyachinta Devina

7Kronik Edisi 125/Th.XVI 15 September 2018

Pada pelaksanaan wisuda periode II 2018, Unika Soegijpranata memiliki salah satu wisudawati terbaik dari Fakultas Teknik Program Studi Teknik

Sipil. Wisudawati terbaik tersebut yakni Johanna Indah Manuella, ia mampu menjadi wisudawati terbaik berkat masa studinya di Unika yang selesai dalam waktu 3 Tahun 10 Bulan dengan IPK 3.76.

Johanna, begitu sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa ia mampu menyelesaikan studinya dalam waktu 3 Tahun 10 Bulan karena selalu mendapatkan support dari organisasi kemahasiswaan yang ada pada Fakultas Teknik Unika.

“Di prodi Teknik Sipil ada Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) yang biasa dikenal dengan istilah Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil (KMTS). Dari situ saya mendapatkan banyak keluarga baru, mereka semua yang berpartisipasi dalam KMTS selalu mengingatkan saya agar selalu bertanggungjawab pada studi dan selalu mengingatkan saya agar segera lulus. Ini suasananya sangat mendukung sekali,” ujar Johanna ketika ditemui Tim Humas Unika di tempat tinggalnya di Perumahan Sinar Waluyo Semarang pada Rabu (29/8/2018) yang lalu.

Putri dari pasangan Ignatius Lukito dan Veronica Sumince ini merupakan pengurus aktif yang terlibat dalam Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil (KMTS). Tercatat dalam 2 periode ia menduduki jabatan strategis, pada periode 2014-2015 Johanna menjabat sebagai Sekretaris KMTS dan memasuki periode 2015-2016 ia naik jabatan menjadi Ketua KMTS.

Johanna menambahkan selain adanya support dari KMTS, masa studinya yang tergolong cepat tersebut juga karena ia telah memikirkan dan mempersiapkan secara dini skripsi sebelum semester 8.

“Saya ambil skripsi itu semester 8 tetapi saya ancang-ancang memikirkan skripsi itu saat masuk semester 7,” tambahnya.

Dinamika Tugas AkhirDalam menyelesaikan studinya di Unika, Johanna mengambil tugas akhir dengan judul “Kajian Kuat Lentur Balok Beton Komposit Dengan Angkur Baja Tulangan”. Tugas Akhir tersebut ia kerjakan bersama dengan rekan satu kelompoknya yang bernama Novita Cahyaningtyas dan penelitian tugas akhir tersebut ia laksanakan pada perusahaan CV Jati Kencana Beton yang beralamatkan di Jalan Karangjati, Ungaran, Semarang.

Dara lulusan SMA Kolese Loyola Semarang tersebut mengungkapkan banyak sekali suka duka yang ia alami dalam proses penelitian tugas akhir selama kurang lebih 4,5 bulan. Ia merasa disibukkan dengan rutinitas “wira-wiri” dengan rute dari tempat tinggalnya di Perumahan Sinar Waluyo Semarang menuju Kampus Unika dan Kantor CV Jati Kencana Beton.

“Beragam sih suka-dukanya, salah satunya saya wira-wiri rute jauh dari rumah menuju ke kampus lalu ke perusahaan tempat penelitian dan itu saya lakukan selama 4,5 bulan. Tetapi sesampainya di CV Jati Kencana Beton saya merasa senang banget karena rekan-rekan dari perusahaan tersebut semuanya ramah serta mereka semua sangat membantu dan mempermudah, mereka juga mengajarkan banyak ilmu. Anggap saja wira-wiri juga sebagai jalan-jalan,” ucap dara kelahiran Semarang 16 Mei 1996 ini.

Pada akhir sesi wawancara, wanita yang hobi berwisata kuliner tersebut menjelaskan bahwa Kampus Unika merupakan lingkungan yang toleransi terhadap keberagaman. Hal tersebut tercermin juga di program studi Teknik Sipil sendiri yang menurutnya mayoritas mahasiswanya merupakan mahasiswa Non-katolik namun dalam kesehariannya semua mahasiswa mampu bergaul dengan baik dan bisa saling mengisi atau saling melengkapi satu sama lain.

“Saya sendiri katolik tapi rekan saya satu kelompok dalam tugas akhir adalah seorang yang non-katolik, namun hal itu bukan menjadi penghalang dan terbukti kita bisa bersama-sama menyelesaikan tugas akhir,” tandasnya. (Holy)

Aktif di Organisasi

Mendukung kecepatan Lulus

Johanna Indah Manuella

8 Kronik Edisi 125/Th.XVI15 September 2018

Ivan Ricardo Gitowardojo, atau yang akrab disapa Ivan, adalah wisudawan terbaik dari Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum dan Komunikasi pada wisuda

periode mendatang. Pria kelahiran Semarang, 8 Januari 1996 ini merupakan alumni dari SMA Sedes Sapientiae Semarang. Dengan judul skripsi yakni “Pemenuhan Hak Anak untuk Bertemu dengan Salah Satu Orang Tuanya Yang Tidak Mendapatkan Hak Asuh Setelah Terjadinya Perceraian Menurut Pasal 14 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Studi Kasus Putusan No.30/Pdt.G/2016/PN.Smg dan Putusan No.45/Pdt.G/2016/PN.Smg)”, dan memperoleh IPK 3.67.

Pria dengan hobi main game dan penyuka musik slow rock ini dulu memilih Unika karena terkenal dengan kedisiplinannya, ”Menurut saya, Unika merupakan perguruan tinggi swasta terbaik di Semarang dan juga karena berlatar belakang pendidikan Katolik yang terkenal dengan kedisiplinannya,” ujar Ivan.

Selain memilih Unika sebagai almamater, putra pasangan dari Sudijono Gitowardojo dan Liliek Christina ini memilih Ilmu Hukum karena ingin membuktikan dan merubah pandangan orang bahwa hukum bisa dibeli. “Keadilan itu diatas segala-galanya dan tidak bisa dibeli dengan uang,” tambahnya.

Selama menyelesaikan studinya di Unika, Ivan adalah mahasiswa yang aktif di beberapa kegiatan baik UKM dan kepanitiaan, mantan ketua UKM Basket Fakultas 2014 ini juga banyak menghabiskan waktu di Unika. Menurutnya, belajar teori saja tidaklah cukup, tetapi juga harus terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui prakteknya. Selain pengalaman baru yang ia dapat saat mengikuti kepanitiaan, hal tersebut juga termasuk cara untuk pengembangan diri. “Kepanitiaan cara untuk pengembangan diri dan terbiasa berhadapan dengan orang banyak yang memiliki perbedaan pendapat,” imbuhnya.

Dalam penyelesaian tugas akhirnya, bagi pria dengan motto ‘Jangan pernah menyerah sebelum mencoba’ ini memiliki prinsip yang kuat unruk menyelesaikan skripsinya. “Berusaha semaksimal mungkin, semangat, rajin, dan fokus. Jangan mudah putus asa jika mengalami kesulitan atau hambatan terutama dalam pembuatan skripsi. Tetap semangat dan fokus! ” begitulah yang diungkapkannya mengenai pentingnya semangat dalam mengerjakan suatu pekerjaan.

“Unika bisa dibilang sebagai rumah kedua saya, karena saya lebih banyak menghabiskan waktu di Unika daripada di rumah saya. Istimewa deh Unika itu,” ucapnya.

Saya juga berterimakasih kepada dekan, para dosen, staf dan karyawan, teman-teman dan semua pihak yang telah mendukung saya hingga sampai saat ini, terutama untuk orang tua saya, untuk dosen pembimbing saya Ibu Rika Saraswati, S.H., C.N., M.Hum., Ph.D., dosen penguji Bapak Emmanuel Boputra, S.H., M.H. dan Bapak Venatius Hadiyono, S.H., M.Hum.” tutupnya. (adj)

Buktikan Hukum Tidak Bisa Dibeli

Ivan Ricardo Gitowardojo

9Kronik Edisi 125/Th.XVI 15 September 2018

Ask, Believe and Receive it yang berarti, “Mintalah, Percayalah dan Terimalah” adalah motto hidup dari seorang wanita berusia dua puluh dua tahun

bernama Emanuelle Natasha, atau yang biasa dipanggil dengan Natasha. Wanita muda yang bertempat tinggal di Telogosari, Semarang ini adalah seorang Sarjana Ilmu Komunikasi yang telah menyelesaikan studinya pada bulan april 2018 lalu.

Pada saat masa perkuliahannya Natasha adalah seorang yang sangat aktif. Pada tahun 2016 lalu, Ia sempat mengikuti Ambassador of Communication and Law Faculty dan berhasil mendapatkan juara pertama. Tak hanya itu, pada saat kuliah ia juga aktif mengikuti organisasi ditingkat fakultas, yaitu Badan Ekskutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum dan Komunikasi (FHK) divisi Penalaran 2015/2016.

Anak perempuan satu-satunya di keluarganya ini mengatakan bahwa ia sangat tertarik belajar di jurusan Ilmu Komunikasi Unika Soegijapranata karena Ilmu Komunikasi adalah sebuah jurusan yang sangat asik untuk dipelajari dan peluang kerjanya sangat luas dan tidak monoton. Ilmu Komunikasi Unika Soegijapranata juga menyediakan dua konsentrasi, yaitu: Komunikasi Publik dan Strategis serta Jurnalisme dan Industri Media.

Pada awal perkuliahan, Natasha sering membaca buku-buku seputar Lobi dan Negosiasi serta Komunikasi pemasaran, hal tersebut akhirnya menggiring Natasha mengambil konsentrasi Komunikasi Publik dan Strategis selama belajar di Unika Soegijapranata.

Selama berkuliah pun, Natasha merasa sangat enjoy dan mendapat banyak pengalaman. “Kuliah di Ilmu Komunikasi Unika tuh udah paket komplit menurutku. Tinggal bagaimana kita sebagai mahasiswa mengembangkannya untuk dapat diaplikasikan di dunia nyata. Mulai dari belajar copywriting, menjadi seorang event organizer, mengerjakan liputan, dan sebagainya, menurutku itu sangat terpakai di dunia kerja.”

Natasha mengatakan bahwa ketika sudah tercemplung di dunia nyata nantinya, materi-materi kuliah tentang sejarah, sosiologi, politik, ekonomi, hukum, manajemen dan hubungan internasional yang dipelajari di Ilmu Komunikasi itu sangat berguna, karena kita sudah memiliki dasar dari beberapa ilmu pengetahuan tersebut. Pada dasarnya orang yang multi fungsi, dan tahu banyak adalah yang disukai perusahaan. Tak hanya itu pilihan perusahaan yang kita apply juga banyak, tidak monoton hanya di satu perusahan.

Dalam menutup masa perkuliahannya, Natasha menulis skripsinya dengan judul “Analisis Tahap Perencanaan Komunikasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Terhadap Aktivitas Komunitas Denok Kenang Sebagai Pelaksana Promosi Pariwisata Kota Semarang”

Alasan Natasha meneliti seputar Denok Kenang sebagai Duta Kota Semarang juga berhubungan dengan Natasha yang pernah menjabat sebagai duta Fakultas Hukum dan Komunikasi tahun 2016, Natasha memiliki keingintahuan untuk mengetahui bagaimana Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang ketika mempersiapkan acara pemilihan Denok Kenang Kota Semarang.

Setelah selesai dengan skripsinya, kini Natasha telah bekerja sebagai marketing communication di PT. Kekancan Multi Grup (sebuah perusahaan yang membawahi beberapa unit bisnis Kekancan, seperti : Hotel Grand Edge, Griya Ayem, 21 Residentie, Radja Hotel dan beberapa bisnis properti lainnya). Natasha mengakui bahwa dinamika selama bekerja cukup melatih tanggung jawabnya.

“Sebagai PR sebuah perusahaan aku dituntut harus selalu insiatif dan berani menyatakan pendapat. Harus mandiri dan tidak selalu apa-apa harus mengikuti pendapat atasan. Karena sayangnya di Semarang ini beberapa perusahaan juga masih abu-abu. Jadi aku harus bekerja lebih ekstra lagi,” tutupnya. (St.Nar)

Kuliah Paket Komplit

di Komunikasi Unika

Emanuelle Natasha

10 Kronik Edisi 125/Th.XVI15 September 2018

Menjalani kesibukan pekerjaan tidak menjadi penghalang bagi Wulantri Retnani Warastuti untuk menjadi wisudawan terbaik Program

Studi Magister Manajemen dalam Wisuda periode II tahun

2018 di Unika Soegijapranata. Wanita yang akrab disapa

Wulan ini menyelesaikan tesisnya yang berjudul “Analisis

Pengaruh Variabel Penyesuaian Produk, Kualitas Produk,

dan Desain Kemasan” dan berhasil lulus dengan predikat

cum laude (dengan pujian).

Sehari-harinya Wulan berkecimpung di dunia business

development pada bagian Regional Sales Manager.

Untuk itulah ia tertarik membahas topik dalam tesisnya

mengenai keunggulan bersaing produk karena berkaitan

dengan dunia pekerjaannya. “Ketiga faktor yang saya

teliti dalam tesis saya akan saya terapkan untuk membuka

divisi baru di perusahaan tempat saya bekerja. Dan ketiga

faktor tersebut saya yakin dapat meningkatkan angka

penjualan dan mengembangkan divisi yang saya bangun

dengan memaksimalkan margin,” terang Wulan.

“Tentu saja mengatur waktu menjadi hal yang sangat

penting dalam menjalani studi sambil bekerja, terutama

dalam menyelesaikan tesisnya,” ucap Wulan.

Sebagai seorang wanita karir yang lahir di Jakarta, 18

April 1980 ini, Wulan memiliki jadwal travelling untuk

business trip pekerjaannya yang lumayan tinggi. “Saya

punya dua anak yang selalu booking waktu mamanya

juga saat weekend,” ungkap Wulan ketika bercerita saat

diwawancarai.

Mengatasi hal itu, Wulan selalu meluangkan waktu

minimal dua jam setiap harinya untuk membuat tesis

dan harus konsisten. Di sela-sela waktu business trip-nya

pun ia selalu membawa flash disk yang ia buka di waktu

senggangnya. Pada hari Sabtu dan Minggu pun, ia selalu

meluangkan waktu untuk mencari dan membaca artikel

minimal 2 jam.

“Semua pastinya berkat support dan dukungan suami dan

orangtua saya, terutama untuk meng-handle anak-anak

saya saat saya sedang menyusun tesis. Saya bersyukur,

suami dan orangtua saya sangat men-support saya. Apalagi

kalau saya lagi lupa waktu, mengerjakan tesis sampai jam 2

pagi. Keluarga saya yang selalu mengingatkan untuk jaga

kesehatan,” ungkap Wulan mengkisahkan perjuangannya

menyusun tesis.

Selama studi S2 di Unika Soegijapranata, Wulan

menceritakan masa kuliahnya yang sangat berkesan

baginya. “Selama kuliah di Unika, saya mempunyai teman-

teman yang kompak, saling membantu, seru, dan heboh-

heboh. Jadi saya tidak pernah merasa bosan ataupun

malas untuk berangkat kuliah. So excited. Kita pasti punya

bahan bercandaan yang seru dan suasana kelas jadi hidup.

Banyak pengalaman yang menyenangkan selama kuliah di

Unika, jadi rasanya seperti energinya selalu ada walaupun

capek dan lelah kuliah sampai sore. Sampai sekarang pun

kami masih kontak satu sama lain,” tandasnya. (B.Agth)

Wulantri Retnani Warastuti

Tidak Pernah

Bosan Kuliah

11Kronik Edisi 125/Th.XVI 15 September 2018

Bagi mahasiswa tingkat akhir, skripsi seringkali dijadikan momok karena menjadi persyaratan untuk lulus. Selain persepsi yang sulit, menulis

skripsi juga harus memerlukan pemikiran yang luas. Namun kesulitan tersebut berhasil dipatahkan oleh Andreas Sugiarto yang merupakan Wisudawan Terbaik dari Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Soegijapranata Semarang. Melalui Skripsi yang berjudul ‘Identifikasi Konflik Tugas, Konflik Proses, dan Konflik Relasi Pada Percetakan Terang Jaya’ ini menuturkan bahwa menulis skripsi adalah hal yang mudah dan tidak seseram akan apa yang difikirkan oleh kebanyakan mahasiswa lain,

“Menulis skripsi sebenarnya bukan hal yang sulit, dalam kehidupan ini masih banyak hal yang jauh lebih kompleks dibandingkan dengan menulis sebuah skripsi. Hal yang dibutuhkan dalam menulis skripsi adalah Niat, karena niat merupakan awal dari sebuah proses. Jika kita tidak menikmati proses yang ada, maka persepsi yang ditimbulkan ketika menulis skripsi adalah hal yang sulit dan tidak menyenangkan,” ungkap Alumnus SMA Kristen YSKI Semarang ini.

Topik Permasalahan yang diangkat olehnya mengenai bisnis keluarga. Dalam proses pengelolaan bisnis keluarga ini, tak lepas dari konflik. Konflik dalam bisnis keluarga sangat jarang diteliti oleh banyak orang, selain itu konflik dalam bisnis keluarga juga belum banyak dilakukan identifikasi serta pendeskripsian masalah dalam bisnis keluarga,

“Sebenarnya topik ini sangat menarik untuk diteliti, namun kesulitan yang dihadapi adalah ketika literatur sangat terbatas karena topik ini juga jarang untuk diteliti serta belum banyak identifikasi mengenai konflik dalam bisnis keluarga. Selain itu dalam proses mengerjakan skripsi ini, Andreas mengaku bahwa kesulitan dalam mencari data kepada responden karena keterbatasan untuk mengidentifikasi akar permasalahan dari konflik yang terjadi serta subjek penelitian juga kesulitan untuk mengingat konflik yang sudah terjadi.”

Aktif dalam berbagai kegiatanAndreas Menuturkan bahwa kuliah tidak selalu berfokus pada kegiatan akademik saja, namun ia mau berproses dalam kegiatan organisasi yang ada di kampus. Hal ini dibuktikan dengan kepengurusannya dalam Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Himpunan Mahasiswa Program Studi Manajemen serta berbagai kegiatan kepanitiaan yang ada di Fakultas Maupun Universitas. Bahkan tidak cukup berorganisasi, Andreas juga menyibukkan diri dengan bekerja.

“Saya sadar bahwa kehidupan sebagai seorang mahasiswa tak hanya cukup dihabiskan untuk menuntut ilmu dalam kegiatan akademik saja. Namun mengembangkan softskill juga diperlukan sebagai bekal untuk menjajaki dunia kerja. Saya pernah aktif terlibat dalam kepengurusan Senat Mahasiswa FEB, Himpunan Mahasiswa Manajemen Unika serta berbagai kegiatan kepanitiaan. Saya juga mengisi waktu dengan bekerja sebagai barista di salah satu cafe dan sudah resign beberapa waktu lalu dan sekarang bergabung dalam perusahaan enterprise resource planning,” ungkap Pemilik Motto ‘Yang lalu biarkan berlalu, yang baru sudah datang’. (Ign)

TerTarik

MeneliTi Bisnis

keluarga

Andreas Sugiarto

12 Kronik Edisi 125/Th.XVI15 September 2018

Dalam merintis KSI, Novita juga merasakan suka duka dalam berdinamika bersama teman-teman dari seluruh progdi yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Selain itu, bergabung dengan KSI juga memenuhi tujuan Novita untuk masuk di FEB Unika karena dapat memberikan pengetahuan lebih tentang dunia investasi yang menjadi bekal dalam berbisnis.

Novita yang terpilih sebagai wisudawan terbaik Prodi Akuntansi menyampaikan pesannya bahwa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tinggi tidaklah menjamin kesuksesan, jika tidak diimbangi dengan kemampuan softkill yang mumpuni. Maka setidaknya antara softskill dan hardskill harus imbang. (cal)

Belajar Investasi Selama Kuliah

Lulus dengan IPK 3,77 membuat Novita Permatasari peraih predikat sebagai wisudawan terbaik Prodi Akuntansi cukup terheran-heran. Dara kelahiran

Grobogan, 2 November 1996 atau sering disapa Novita ini dalam penuturannya mengungkapkan bahwa dia sempat kebingungan setelah lulus SMA.

Novita yang merupakan alumnus SMA Negeri 1 Purwodadi dan mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam ini, memiliki kecintaan pada mata pelajaran Biologi. Namun setelah lulus SMA, ia memiliki cita-cita tersendiri untuk menjadi pebisnis dan inilah yang memotivasinya untuk memilih Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

“Saya sendiri juga bukan tipe orang yang rajin, sehingga saya cukup kaget ketika dinyatakan sebagai wisudawan terbaik. Mungkin saja, ini hasil saya rajin mencatat di kelas, meskipun di kelas saya juga bukan tipe orang yang rajin bertanya pada dosen,” jelas Novita.

Selain kuliah, Novita juga pernah menjabat sebagai pengurus UKM KSI (Kelompok Studi Investasi) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Soegijapranata sebagai Event Department selama satu semester. Menurut Novita, ia tidak sia-sia bergabung dengan KSI karena setelah bergabung, ia merasakan keseruan berdinamika bersama dengan KSI. Apalagi UKM KSI saat itu tergolong baru dan mulai berkembang sejak ia menjabat sehingga ia juga merasakan jerih payahnya saat merintis KSI.

Novita Permatasari

13Kronik Edisi 125/Th.XVI 15 September 2018

Desi Siboro merupakan salah satu wisudawati terbaik periode ini dari Program Studi Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Desi memilih judul

skripsi “Analisis Realisasi Pajak Parkir pada Tahun 2016 di Kabupaten Semarang” karena ia melihat jika pajak parkir merupakan realisasi yang paling rendah dibandingkan dengan pajak daerah lainnya. Hal ini diketahui Desi saat ia mengikuti praktik kerja lapangan di Badan Keuangan Daerah Kabupaten Semarang dan melihat Target dan Realisasi Pajak Daerah yang dikelola BKD di Kabupaten Semarang.

“Saya awalnya sempat memilih tema tentang pajak reklame. Namun, cukup sulit dalam pengumpulan data. Pada akhirnya saya memutuskan menulis skripsi terkait pajak parkir karena data yang saya butuhkan lengkap. Sedangkan kendala yang saya hadapi selama proses penulisan skripsi yaitu menentukan jadwal bimbingan di tengah kepadatan jadwal dosen pembimbing saya yang masih aktif mengajar,” ujar Desi.

Dalam menyelesaikan skripsinya, Desi merasa motivasi terbesarnya adalah keinginan untuk bekerja dan semangat untuk lulus dalam waktu yang singkat. Tak dapat dipungkiri, selama masa studi hingga penulisan skripsinya, Desi seringkali menghadapi situasi sulit

Transfer Energi dari Teman

maupun kendala. Tapi Desi selalu berusaha melibatkan Tuhan dalam segala hal sehingga ia dapat melewati kendala tersebut.

Setelah ia berhasil menyelesaikan studinya dan menjadi wisudawati terbaik dari Program Studi Perpajakan dengan IPK 3,52. Desi mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Unika Soegijapranata, kedua orangtuanya yaitu Bpk Tumpal Siboro dan Ibu Bumbunan Sagala, kakak, ito-ito serta teman-teman yang selalu mendukungnya.

“Tidak mudah untuk menyelesaikan tahap demi tahap selama belajar di Unika Soegijapranata karena itu saya harus mempunyai hati yang teguh, jujur, berani, dan bersikap optimis. Di saat-saat tertentu, saya merasa down tapi teman-teman sering memberi dukungan atau mentransfer energi yang membuat saya merasa lebih baik,” tutur Desi.

Sebagai manusia, kita memiliki kehendak bebas untuk menentukan setiap pilihan yang ada dalam hidup. Apapun itu, kita yang bertanggung jawab atas hidup dan pilihan kita sendiri. Maka, pesan Desi Siboro untuk kita semua yang masih menempuh pendidikan atau yang sedang mengerjakan skripsi, tetaplah fokus dan selesaikan apa yang telah kita mulai. Selamat berjuang! (SF)

Desi Siboro

14 Kronik Edisi 125/Th.XVI15 September 2018

Namanya lengkapnya Aldila Dyas Nufitri, yang merupakan wisudawati terbaik dari program

Magister Sains Psikologi Unika Soegijapranata

pada Wisuda periode II tahun 2018. Sedari kecil dia sangat

ingin menjadi guru, dan saat ini ia menjadi staf pengajar di

salah satu sekolah kesehatan di kota Semarang, perlahan

tapi pasti, ia dipertemukan dengan apa yang selama ini

ia cari.

Dila menyelesaikan program magisternya selama 2

tahun 10 bulan dengan indeks prestasi kumulatif 3,86.

“I’m forever grateful in achieving this step!”, ujarnya

ketika ditanyai mengenai perasaannya setelah berhasil

merampungkan jenjang magister sebagai lulusan terbaik.

Di balik rasa bahagianya, ia turut menyadari beban sosial

yang akan ia panggul, terutama dalam pengejawantahan

ilmu-ilmu psikologi sosial yang ia harap dapat berguna

bagi kemaslahatan hidup orang banyak, bukan saja bagi

dirinya sendiri.

Dila menulis tesis yang berjudul “Hubungan Antara

Efikasi Politik dan Kepercayaan Politik dengan Partisipasi Politik Daring pada Mahasiswa Pengguna

Media Sosial di Kota Semarang.” Menurutnya, politik

bagi hidup manusia itu penting dan dalam kehidupan

sehari-hari, fenomena perilaku politik dihayati oleh

manusia yang implementasinya seringkali tidak disadari.

Ketertarikannya pada kedinamisan pergerakan politik di

tanah air terutama di tahun 2018 dan menjelang pemilu

2019, menurutnya turut menghadirkan berbagai ide

penelitian yang beragam. Dengan mengangkat tema

yang sedang uptodate, pada semester tiga Dila mulai

menulis tesis yang mengangkat topik tentang perilaku

politik Daring.

“Saat ini, internet khususnya media sosial, tidak bisa

dipisahkan untuk melihat realitas politik terkini dengan

cepat dan ringkas tanpa harus keluar banyak biaya.

Dari hasil penelitian tesis saya, didapatkan fakta bahwa

mahasiswa sebagai kelompok pengguna media sosial

terbesar di Indonesia menjadi kelompok pemilih

potensial yang tidak bisa disepelekan perannya untuk

berkontribusi suara dalam Pemilu tahun depan. Semoga

hal ini bisa menjadi rekomendasi yang baik bagi pihak-

pihak yang membutuhkan”, tukasnya ketika saya

menanyai dia tentang manfaat yang mampu dipetik dari

hasil penelitiannya.

Viktor Frankl adalah salah satu tokoh yang paling banyak

menginspirasinya, menurut Dila, kisah hidup Frankl yang

tertuang dalam bukunya yang berjudul “Man’s Search for

Meaning” benar-benar thoughtful dan kontemplatif. Kita

tahu dalam bukunya itu, Frankl mengisahkan perjalanan

hidupnya ketika melewati masa-masa sulit dari kejamnya

kamp konsenstrasi di Auschswitz – Dachau. Dari Frankl,

Dila banyak belajar banyak nilai hidup dari arti resilien,

tabah, bersyukur, dan empati. (SAK/Dila)

Tertarik Politik

di Tanah Air

15Kronik Edisi 125/Th.XVI 15 September 2018

Udyaksa Pratista Nugrahani atau yang akrab disapa Tista menjadi wisudawan terbaik Program Studi Magister Profesi Psikologi Unika Soegijapranata

dengan IPK 3.70. Keprihatinannya terhadap tindakan pengulangan kembali pasien penyalahguna Napza (Narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya) mendorongnya untuk mengangkat topik tersebut sebagai bahan tesisnya yang berjudul “Hubungan Antara Resiliensi dan Regulasi Emosi dengan Relapse Pasien Penyalahgunaan Napza di Tempat Rehabilitasi Yayasan Rumah Damai Semarang”.

Dalam wawancara, ia menjelaskan bahwa relapse adalah suatu tindakan pasien penyalahgunaan napza yang kembali pada kebiasaan lama menggunakan napza secara berulang setelah berhenti menggunakannya, atau biasa disebut kambuh.

“Saya melihat banyak orang yang terjerat kasus penyalahgunaan napza, bukan cuma orang dewasa tetapi juga remaja dan parahnya bahkan sampai anak-anak. Bahkan dari data yang saya dapatkan, di Indonesia ini penyalahguna napza merupakan terbesar di tingkat Asia dan tiap tahunnya selalu mengalami kenaikan.”

“Proses pemulihan pasien penyalahguna napza ini tidaklah mudah. Karena jika pasien tidak tertangani dengan baik, maka efek yang ditimbulkan adalah dosis

pemakaian yang semakin tinggi atau overdosis yang berujung pada kematian, kerusakan syaraf, dan tentunya kerugian moral dan material bagi keluarga pasien. Dari data BNN, bahkan 60-70% pasien mengalami relapse setelah menjalani rehabilitasi. Oleh karena itu, saya tertarik untuk meneliti topik tersebut. Agar nantinya dapat dijadikan sebagai referensi penyusunan intervensi untuk mengatasi relapse tersebut,” terang Tista.

Tista yang mengambil spesialisasi di bidang psikologi klinis dewasa, dalam penelitian tesisnya, mencoba mengaitkan kasus relapse tersebut dengan resiliensi (kemampuan untuk bertahan dan menyesuaikan diri serta mampu bangkit dari situasi sulit dalam hidup) dan regulasi emosi (kemampuan mengelola emosi untuk menghasilkan respon yang adaptif sesuai tujuan yang diinginkan).

Wanita kelahiran Purworejo, 14 Agustus 1987 ini mengaku dalam menyusun tesisnya pun tak terelak dari sejumlah kendala yang ia hadapi. “Kadang semangat bisa up and down kalau misal nggak nemu-nemu jurnal atau buku referensi yang dibutuhkan, atau jadwal bertemu dosen yang diundur. Cara mengatasinya, saya buat kalender sendiri. Setiap minggu saya tandai paling enggak harus ada progres pengerjaan atau ketemu dosen untuk bimbingan. Biar nggak hilang kontak sama tesisnya. Lalu buat target,” terang Tista menjelaskan tips-tipsnya yang biasa ia lakukan untuk menanggulangi rasa malas ketika mengerjakan tesis.

Selama studi S2 di Unika, Tista bercerita mengenai pengalaman yang paling berkesan baginya. “Pengalaman berkesan waktu menjalani PKPP (Praktik Kerja Profesi Psikologi). Waktu itu kami praktik di RSJ, RSU, dan panti. Di situ saya benar-benar mendapatkan hikmah dan pelajaran berharga yang bisa saya petik dari pengalaman hidup para pasien di sana. Menjadi lebih mensyukuri hidup saya, melihat ke diri saya bahwa masalah yang saya hadapi tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan mereka. Dengan bertemu orang-orang yang mengalami gangguan jiwa, saya sadar betapa perlunya membentengi diri dengan mental yang kuat untuk menghadapi berbagai situasi hidup yang keras ini. Bisa berbagi cerita dengan mereka, membantu mereka, bisa meringankan beban mereka secara psikologis merupakan kebahagiaan tersendiri bagi saya karena dapat bermanfaat untuk orang lain,”ucapnya.

“Akhirnya di sini saya bisa menemukan passion saya. Seharusnya saya di sini lebih awal, karena saya sudah merasakan jika kita bekerja atau melakukan suatu hal yang tidak sesuai dengan passion kita, maka kita tidak akan puas dan bahagia menjalaninya,” lanjut Tista, “Saya juga senang selama di S2 ini saya bisa mempelajari hal-hal baru terkait assessment dan intervensi yang tentunya belum saya dapatkan di S1. Tidak hanya teori tetapi kita bisa mengaplikasikannya ke lapangan sebagai bekal nantinya,” terang Tista.

Tista memilih Unika Soegijapranata sebagai tempatnya mengenyam studi S2 Magister Profesi Psikologi karena ia merasa sudah nyaman tinggal di Semarang dan tentunya karena akreditasi Unika dan Fakultas Psikologi yang bagus dan terkenal di Jawa Tengah. (B.Agth)

Tertarik Meneliti Kondisi Napza di Indonesia

Udyaksa Pratista Nugrahani

16 Kronik Edisi 125/Th.XVI15 September 2018

Do Your Best! Begitulah motto dari seorang Immanuela Indraningtyas Wulandari atau yang akrab disapa dengan wulan sebagai salah satu

wisudawan terbaik dari Program Studi S1 Psikologi Unika Soegijapranata dengan IPK 3,85. Melalui Judul Skripsi Hubungan Keterlibatan Orang Tua dengan Harga Diri pada Anak mampu membawanya menuju gelar Sarjana sekaligus mendapatkan gelar tambahan yaitu Wisudawan terbaik. Menurutnya, dalam setiap hal yang terjadi dalam hidup hendaklah dilakukan dengan maksimal dan disertai dengan doa.

“Dalam setiap hal yang terjadi dalam hidup, lakukanlah yang terbaik karena semua hal tidak akan terulang untuk kedua kalinya. Selalu lakukan terbaik disertai dengan doa, setiap apa yang kita perbuat akan kembali ke diri kita sendiri. Saya sebenarnya tidak menyangka jika menjadi wisudawan terbaik, namun saya mensyukuri segala pemberian dari Tuhan.”

Wulan yang saat ini juga sudah bekerja di sebuah perusahaan menuturkan bahwa proses untuk mendapatkan gelar Sarjana Psikologi cukup panjang dan juga menemui hambatan, salah satunya adalah membagi waktu antara mengerjakan skripsi sambil bekerja. Meskipun mengalami kendala tersebut, tak menyurutkan niat Wulan untuk menyelesaikan kewajiban sebagai mahasiswa tingkat akhir disamping melakukan pekerjaan.

“Sebenarnya kendala yang dialami adalah ketika harus membagi waktu antara bekerja dan mengerjakan skripsi sekaligus mengambil data penelitian untuk skripsi di tempat kerja. Walaupun terkendala hal itu, puji Tuhan Dosen Pembimbing sangat mendukung dengan apa yang saya lakukan dan memberikan waktunya untuk membimbing saya hingga bisa menyelesaikan seluruh proses skripsi ini. Saya belajar banyak dari apa yang saya alami dalam proses ini, termasuk belajar bersyukur dan lebih peduli akan lingkungan sekitar, karena tempat penelitian saya merupakan sebuah sekolah dasar dimana siswa-siswanya berasal dari kalangan menengah ke bawah dan mendapatkan pola asuh yang berbeda. Biasanya jika anak yang dididik dari keluarga kalangan menengah kebawah akrab dengan kekerasan, kurang kasih sayang sehingga mereka lebih memilih ‘turun ke jalan’ daripada bersekolah. Ketika seseorang memandang rendah dirinya

maka akan timbul permasalahan di kemudian hari, karena pada dasarnya manusia berusaha untuk membuat diri mereka menjadi lebih baik dan membentuk harga diri yang baik. Saya sangat salut dan bangga dengan dedikasi guru-guru di SD tersebut yang dengan ikhlas dan sabar menuntun mereka serta membantu untuk mendidik kepribadian mereka.”

Prestasi akademik yang dimiliki oleh wulan ternyata juga diimbangi dengan berbagai prestasi non akademik yang diraihnya, ia sendiri tercatat bergabung dalam UKM Gratia Choir dan telah mengikuti berbagai lomba serta berhasil menorehkan prestasi di dalamnya. Selain itu, wulan juga pernah aktif di Komisi II Organisasi, Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi Periode 2016/2017 hingga menjadi volunteer dalam sebuah event internasional yaitu Asian Youth Day 2017 di Yogyakarta. Tak berhenti dengan organisasi di dalam Unika Soegijapranata sendiri, wulan juga mengaktualisasikan dirinya melalui kegiatan yang sampai saat ini masih dijalani yaitu menjadi Pengurus Komisi Kepemudaan tingkat Kevikepan Semarang serta menjalani social project yaitu #BukuUntukMereka sebagai gerakan mendonasikan buku bagi taman baca yang ada di Indonesia. (Ign)

Lokasi Penelitian Mengajarkan Terus Bersyukur

Immanuela Indraningtyas Wulandari

17Kronik Edisi 125/Th.XVI 15 September 2018

Phoa, Adelina Chynthia Santoso atau kerap dipanggil Adelin merupakan mahasiswi dari angkatan 2014 yang

berhasil meraih predikat lulusan terbaik dari Prodi Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian dalam wisuda periode II tahun 2018, Unika Soegijapranata dengan IPK 3,81.

Skripsi Adelin yang berjudul “Physicochemical and Microbiological Characteristics of Cherry Tomato (Solanum lycopersium L. var cerasiforme) Treated with Various Washing Solution” merupakan salah satu project dosen Fakultas Teknologi Pertanian, selain itu ia sendiri juga tertarik dengan tema Keamanan Pangan.

Selain membawanya mendapatkan predikat lulusan terbaik di wisuda periode ini, judul skripsi ini pun ia masukkan ke salah satu kompetisi yang diadakan oleh BEM FTP Unika yaitu FOSTER 2018.

Adelin juga menceritakan alasannya memilih Unika Soegijapranata sebagai universitas pilihannya, “ Unika Soegijapranata merupakan universitas yang memiliki program Teknologi Pangan yang paling bagus di Semarang, dibuktikan juga dengan akreditasi A yang telah dipertahankan bertahun-tahun serta fasilitas dan peralatan laboratoriumnya yang cukup lengkap dan menunjang adanya penelitian,” tuturnya.

Hal lain menurut Adelin, Teknologi Pangan merupakan ilmu yang tidak akan ada habisnya, karena makanan merupakan salah satu dari tiga kebutuhan primer manusia, selain itu Adelin merupakan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan yang mengambil jurusan Teknologi Pangan sehingga ia ingin lebih memperdalam lagi ilmu yang telah didapatkannya.

Motto hidup yang dpilihnya adalah “With God all things are possible” yang bermakna jika kita berusaha dan terus percaya pada Tuhan akan yang terbaik, Tuhan pun akan memberi kita hal yang sepadan dengan apa yang telah kita kerjakan. (Ian)

Ilmu Yang Tidak

Pernah Habis

Phoa, Adelina Chynthia Santoso

18 Kronik Edisi 125/Th.XVI15 September 2018

Mampu menyelesaikan studi hanya dalam kurun waktu tiga tahun dengan IPK 3,86 berhasil menjadikan Elisabeth Rain Ory sebagai

wisudawati terbaik Fakultas Bahasa dan Seni, Unika Soegijapranata. Wanita kelahiran Semarang, 9 Juli 1993 ini menyampaikan bahwa ia memulai studinya di Unika Soegijapranata pada tahun 2015 dengan memilih program studi Sastra Inggris, program studi yang dimiliki oleh Fakultas Bahasa dan Seni (FBS).

Selain memiliki hobi belajar bahasa internasional yakni Bahasa Inggris, Elisabeth Rain Ory pun memiliki hobi di bidang fotografi dan desain.

“Saya memang dari kecil sudah memiliki hobi untuk belajar Bahasa Inggris. Lalu saya akhirnya pada tahun 2015 memutuskan untuk menjalani studi Sastra Inggris di FBS Unika Soegijapranata, tidak ada salahnya juga untuk mendalami hobi yang saya miliki,” ujar Rain kepada Tim Social Media Buzzer FBS Unika pada Rabu (8/8) yang lalu. Wanita berusia 25 tahun ini menambahkan bahwa Bahasa Inggris mampu menunjang kehidupannya di masa depan.

Selama menempuh studinya di Unika Soegijapranata, Rain mengakui banyak sekali hal baru yang ia dapatkan, seperti: para dosen FBS yang sangat bersahabat, perhatian dan sabar dalam menghadapi para mahasiswa. Selain itu, Rain mampu menyalurkan bakat serta minat yang ia miliki untuk FBS seperti membuat desain poster, banner, billboard hingga membuat desain logo FBS yang terbaru.

Ritual Barikan KecilWanita yang kini telah berprofesi sebagai seorang direktur di salah satu perusahaan advertising di Jakarta ini, membeberkan bahwa judul skripsinya adalah “Barikan Kecil Ritual in Karimunjawa Island” yang berarti Ritual Barikan Kecil di Pulau Karimunjawa.

Ritual Barikan kecil sendiri merupakan ritual yang diadakan oleh penduduk di Pulau Karimunjawa satu kali dalam sebulan sebagai ucapan syukur mereka kepada Tuhan atas apa yang telah mereka dapatkan selama ini seperti rezeki, keselamatan, dan kesejahteraan.

Dalam ritual tersebut, para penduduk menyiapkan nasi kuning berbentuk kerucut yang disertai dengan kacang hijau, garam krosok, cabai, terasi, telur dan bawang merah sebagai bentuk persembahan mereka. Nasi kuning berbentuk kerucut menyimbolkan bahwa segala doa yang dipanjatkan pasti akan naik ke atas dengan kata lain pasti akan sampai kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian, Elisabeth Rain Ory menyatakan bahwa garam krosok dipercaya mampu melindungi para penduduk Karimunjawa dari berbagai energi negatif atau pengaruh gaib. Sedangkan, kacang hijau memiliki makna bahwa dimana pun penduduk Karimunjawa berada, mereka dapat bertahan hidup.

“Saya memilih untuk menulis skripsi mengenai ritual Barikan kecil ini memang karena belum ada satu orang pun yang menulis tentang hal tersebut. Kemudian, saya ingin orang-orang dari seluruh penjuru dunia mengetahui ritual Barikan kecil dan merayakan keberagaman di Indonesia,” jelas Rain.

Sementara itu, Dekan FBS Unika Soegijapranata, Bernardus Retang Wohangara, S.S, M.Hum ketika ditemui di Ruang Sidang FBS pada Senin (20/8) menyampaikan harapannya berkaitan dengan Elisabeth Rain Ory yang mampu menjadi wisudawati terbaik FBS. Harapan tersebut ditujukan bagi mahasiswa/i aktif FBS Unika agar mereka dapat terpacu semangatnya untuk meraih prestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik seperti halnya Rain.

“Keinginan kami dosen di Fakultas Bahasa dan Seni bahwa mahasiswa bisa belajar dengan baik, bisa belajar dengan waktu yang efektif sehingga mereka bisa lulus dengan cepat tanpa meninggalkan kualitas pendidikan. Jadi, FBS memberikan ruang bagi para mahasiswa untuk menyelesaikan studi dalam waktu 3 tahun karena kalau kita bicara secara filosofis, kehidupan mahasiswa di perguruan tinggi itu kan sebagai proses hidup di dunia. Mahasiswa datang ke Unika ini untuk belajar kemudian dia siap untuk kehidupan selanjutnya setelah lulus. Jadi, mahasiswa jangan berlama-lama kuliah karena ada tantangan lain yang harus mereka hadapi. Sebagai pekerja keras yang mampu menyelesaikan studi dalam waktu 3 tahun, Rain menjadi contoh yang baik bagi mahasiswa/i FBS; prestasi yang ia miliki pun imbang. Prestasi akademiknya bagus dan non akademiknya pun juga bagus misalnya Rain terlibat dalam perekaman audio visual untuk sistem pembelajaran daring,” ucap Retang, sapaan akrab Dekan FBS Unika.

Pada akhir sesi wawancara, Dekan FBS Unika pun menyampaikan cara sukses bagi mahasiswa/i aktif FBS Unika agar bisa berprestasi dan lulus dalam waktu singkat.

“Jika para mahasiswa mampu mempertahankan IP minimal 3.00 dari semester 1 hingga kurang lebih semester 5 dan mau memikirkan skripsi semenjak semester 3 atau 4, pasti dapat menyelesaikan pendidikan dalam waktu singkat” tandasnya.

Wisudawati Terbaik Masa Studi Tercepat

Elisabeth Rain Ory

19Kronik Edisi 125/Th.XVI 15 September 2018

Menjadi wisudawan terbaik Prodi Teknik Informatika dengan IPK 3,64, tidak membuat Rommel Yohanes Santoso tinggi hati. Bahkan,

ia pun mengaku kaget dengan hasil yang telah ia raih saat ini karena menurutnya, selayaknya mahasiswa biasa, ia pun hanya belajar dan memperhatikan kuliah yang disampaikan. Berawal dari perkenalannya dengan dunia informatika melalui arena game sejak kecil, Rommel, begitu biasa ia dipanggil, mulai penasaran dengan dunia informatika bahkan sebelum ia memasuki kuliah di Unika Soegijapranata dan mengenal program pembuat game, Optimus.

Sejak lulus dari SMA Sedes Sapientiae, mengikuti jejak teman-temannya, Rommel pun memilih Unika. Pilihannya pada Unika sebagai tempat melanjutkan studi memang ada dasarnya, di samping SMA Sedes yang sudah memiliki kerjasama dengan Unika, Rommel juga mantap memilih di Unika karena ia sendiri juga bukan orang yang senang tinggal di kota lain.

Bagi Rommel, saat menghadapi ujian di Prodi Teknik Informatika cukup disikapi dengan santai bahkan ia cenderung rilaks, dalam arti hanya mempersiapkan diri di pagi hari menjelang ujian, karena baginya sudah cukup dengan memperhatikan kuliah yang diberikan.

“Dalam sistem kuliah yang diterapkan di Prodi Teknik Informatika, kami diberikan kuliah berupa teori dan praktek secara langsung, jadi untuk alokasi waktu semisal tiga jam digunakan untuk dijelaskan secara teori dan langsung dilanjut dua jam berikutnya untuk penerapan teori tersebut. Bagi saya, dengan memperhatikan kuliah yang diberikan secara keseluruhan setiap harinya dapat mempermudah pengerjaan ujian karena ujian yang diberikan hanya bersifat teori,” jelas Rommel.

Kerja SampinganSelain menjalani kuliah, Rommel juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai karyawan di salah satu event organizer terkemuka di Semarang (Topeng) sejak 3 tahun yang lalu.

Di samping itu, Rommel juga menekuni olahraga Capoeira yang telah ditekuni sejak SMA. Sejak masa SMA, Rommel yang telah mengikuti olahraga Capoeira sering mengikuti acara Capoeira di Unika sehingga ketika masuk di Unika, ia pun langsung diangkat sebagai Ketua UKM Capoeira di Unika selama 2 periode.

Saat ditanya tentang skripsinya yang berjudul “Building Network Game Using Java Socket”, Rommel menjelaskan ada beberapa tantangan yang dihadapi walau akhirnya bisa terselesaikan dengan baik.

“Selama mengerjakan skripsi, ada beberapa kesulitan yang saya alami terutama di masa awal-awal pengerjaan skripsi dikarenakan dosen menginginkan judul yang inovatif dan anti-mainstream. Pada awalnya, judul yang saya ajukan banyak yang ditolak, tidak menyerah sampai disitu, saya pun tetap mengajukan judul dan suatu kali saat judul saya ditolak kesekian kalinya, saya pun meminta bantuan dosen pembimbing saya untuk ide topik yang dapat dibahas dalam skripsi. Seketika, dosen pembimbing saya langsung melemparkan topik menggunakan Java Socket dan setelah proses itu, skripsi langsung berjalan dengan lancar,” tegas Rommel.

Menurut Rommel, aktif di berbagai kegiatan bukanlah hal yang sia-sia karena menurutnya, aktif dapat memberikan bekal guna menata hidup secara mandiri. Pandangan yang ia berikan bukanlah tanpa alasan dikarenakan ia memandang para kaum muda saat ini sering mengalami down dalam perjalanan hidupnya bahkan tidak jarang sulit menentukan tujuan hidupnya. (cal)

Aktif di Berbagai

Kegiatan Bukanlah

Hal Yang Sia-Sia

Rommel Yohanes Santoso

20 Kronik Edisi 125/Th.XVI15 September 2018

Saat ditanya tentang alasan memilih topik skripsi berjudul

“Game Polka Sebagai Media Edukasi Polusi Udara”, Irfan

menjelaskan tentang media yang bisa digunakan untuk

mengenalkan polusi udara pada dunia anak-anak.

“Salah satu bentuk kepedulian saya terhadap dunia anak-

anak saya tuangkan dalam skripsi saya. Saya melihat

pentingnya pembelajaran mengenai polusi udara dan

pentingnya dampak yang disebabkan oleh polusi udara

terhadap anak-anak, oleh karena itu melalui media berupa

game edukasi saya memberikan ruang kepada anak-anak

agar lebih mudah mengenali dampak yang terjadi,” terang

Irfan.

Lebih lanjut Irfan juga menjelaskan tentang tantangan

dalam pembuatan game nya.

“Tantangan dalam membuat game edukasi yang saya buat adalah sulitnya membuat anak-anak dapat memahami pembelajaran yang ada di dalam permainan yang dimainkan, anak - anak masih terlalu fokus terhadap permainannya,” jelasnya.

Laki-laki yang memiliki hobi bermain bermain komputer dan olahraga ini juga mengungkapkan kesannya ketika menempuh studi di prodi Sistem Informasi Unika, “Yang paling berkesan bagi saya saat kuliah adalah pengalaman saya ketika mendapatkan ilmu baru yang ada pada dunia teknologi,”ungkapnya.

Volunteer Asian Games 2018Irfan beberapa waktu lalu ternyata juga ikut terlibat sebagai volunteer dalam Asian Games 2018 di Jakarta. Dan saat ditanya tentang kegiatannya tersebut Ia mengemukakan

bahwa yang menjadi motivasinya menjadi volunteer Asian

Games 2018 adalah ingin menyumbangkan pengalaman

yang Ia dapatkan untuk negara Indonesia dan juga karena Ia

ingin menjadi bagian dari sejarah untuk menyukseskan Asian

Games 2018.

Pada sesi akhir wawancara, Irfan yang bercita-cita ingin

menjadi pengusaha menuturkan resep sukses kuliah dan

motto hidupnya.

“Bagi saya supaya kuliah bisa berjalan dengan lancar dan

sukses adalah dengan cara melawan rasa malas yang ada

pada diri kita sendiri, dan motto hidup saya adalah adalah

“Kesempatan bukanlah hal yang kebetulan. Kau harus

menciptakannya” jadi raihlah kesempatan yang ada dan

jangan pernah menyerah karena kesempatan tidak datang

kedua kali,” tandasnya. (fas)

Irfan Najmudzin yang merupakan wisudawan terbaik

Prodi Sistem Informasi ini adalah alumnus SMK Negeri

11 Semarang ini lahir pada tanggal 15 Oktober 1995,

merupakan anak keempat dari lima bersaudara putera

dari pasangan Darsono dan Mundarti.

Ciptakan Game

Edukasi Polusi Udara

Irfan Najmudzin

21Kronik Edisi 125/Th.XVI 15 September 2018

PROGRAM DOKTOR ILMU LINGKUNGAN

UNIKA UNDANG DUA AHLI DARI OPEN

UNIVERSITY – BELANDA

Program Doktor Ilmu Lingkungan Unika Soegijapranata pada hari Jumat (24/8) mengadakan International Workshop Series untuk para mahasiswa dan dosen Program Doktor Ilmu Lingkungan (PDIL).

Topik yang dibahas dalam workshop yang dilaksanakan di ruang seminar PDIL tersebut adalah “Introduction to Pollution Studies and DPSIR Framework in Environmental Management“. Dan mengundang dua narasumber dari Open University, Belanda yaitu Dr Frank Van Balleghem dan Dr Ansje Lohr.

Dalam sesi wawancara dengan dua narasumber, Dr Ansje Lohr mengungkapkan kegembiraannya bisa kembali datang ke Indonesia, tempat dia pernah menyelesaikan S3 nya dan bisa berbagi pengetahuan dengan para mahasiswa S3 PDIL Unika.

“Saya dulu juga menyelesaikan studi S3 saya di Indonesia dengan promotor Prof. Dr. Y Budi Widianarko, M.Sc yang merupakan salah satu dosen Program Doktor Ilmu Lingkungan Unika Soegijapranata. Dan saat ini dengan senang hati kami akan berbagi pengetahuan tentang riset kepada para mahasiswa Program Doktor Ilmu Lingkungan (PDIL) Unika Soegijapranata. Concern bidang saya adalah Ilmu Lingkungan dan kami akan berbagi tentang problem-problem yang dihadapi dalam studi ilmu lingkungan dan mencari solusi-solusinya dimasa yang akan datang, “ungkap Dr. Ansje Lohr.

“Selama hampir enam tahun lebih kita bekerja sama dengan Unika Soegijapranata untuk melakukan riset

tentang polusi plastik yang juga menjadi bagian dari masalah dunia,” Imbuhnya.

Sementara Dr. Frank Van Balleghem juga akan membagikan pengalamannya baik dalam riset maupun publikasi tentang lingkungan supaya para mahasiswa S3 PDIL Unika juga akan dapat menimba pengalaman dan pengetahuan tentang Ilmu Lingkungan.

“Topik utama kita selama kita bekerja sama dengan Unika adalah polusi plastik. Salah satunya adalah seberapa besar kerugian yang ditimbulkan dari polusi tersebut. Selain itu kita ingin pula melihat stake holder mana saja yang terkait dengan polusi ini, dan mencoba mencari jalan keluar untuk mengatasi masalah polusi tersebut,” Jelas Dr. Frank.

“Kami juga mencoba menggali tentang efek apa saja yang ditimbulkan oleh sampah mikro plastik bagi kesehatan manusia yang berkaitan pula dengan sampah plastik di laut, sehingga kita juga akan berbagi metode-metode apa yang bisa kami gunakan untuk mencegah dan mengurangi sampah plastik,”terang Frank.

“Selain riset untuk menemukan akar permasalahan juga akan mencari solusi, dengan harapan solusi yang bersifat kontruktif terkait perilaku hidup manusia dan sampah ini bisa memberi dampak menjadi lebih baik. Selain itu riset yang terintegrasi dengan pendekatan multi disiplin ilmu ini juga akan kami sampaikan kepada para mahasiswa S3 PDIL Unika yang sedang mempersiapkan proposal disertasinya,”tutupnya.(fas)

22 Kronik Edisi 125/Th.XVI15 September 2018

Menggali Profesionalisme Dokter

di Tengah Era Disrupsi

Sebuah seminar Pendidikan Dokter di Indonesia dengan tema “Interprofessional Education dan Antisipasi Disruption Era” telah diselenggarakan oleh Program Studi Sarjana Kedokteran Dan Profesi Dokter Unika Soegijapranata yang saat ini sedang berproses dalam pendiriannya.

Acara yang diselenggarakan di MG SETOS Hotel pada Minggu (19/8) ini, dihadiri pula oleh Vikjen Keusukupan Agung Semarang Rm. YR Edy Purwanto, Pr; Ketua Yayasan Sandjojo Dr. Al. Agus Suryono, MM; Rektor Unika Soegijapranata Prof. Dr. F Ridwan Sanjaya, MS., IEC serta dari Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan (Kapusrengun) SDM Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS., juga Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Prof. Intan Ahmad, Ph.D beserta para pembicara dan peserta lain yang hadir dalam seminar tersebut.

Dalam sambutannya, Rektor Unika Soegijapranata menyatakan tentang normalitas baru atau ‘The new Normal’ sebagai efek dari perkembangan teknologi yang mengarah pada era disrupsi dalam dunia medis.

“Konsep Internet of Things memungkinkan berbagai perangkat di sekitar kita dapat terhubung ke internet, menggunakan maupun menyimpan berbagai data yang dibutuhkan, dan diakses oleh sistem yang terkait. Bagi dokter yang bisa menyediakan layanan koneksi data tersebut, tentunya akan menjadi bentuk layanan baru yang akan memudahkan pasien sekaligus meningkatkan minat masyarakat terutama pada segmen tertentu untuk layanan kesehatan yang diberikan oleh dokter tersebut,”terang Prof. Ridwan.

“Para pelaku di dunia medis harus terus memperbarui diri, menyongsong perubahan demi perubahan yang akan terjadi saat anak didiknya lulus nanti. Memahami

masa depan sebagai normalitas baru yang bisa sama sekali berbeda dari yang dipelajari sebelumnya saat kuliah, menuntut dunia pendidikan tinggi tidak hanya memahami Revolusi Industri 4.0 semata-mata pada alat dan teknologi baru semata, tetapi sebagai kenyataan yang akan terintegrasi pada setiap bidang ilmu lulusannya nanti,”tambahnya.

Medico Socio HumanioraSedangkan ketua tim pengembangan SDM Pendirian Fakultas Kedokteran Yayasan Sandjojo Unika Soegijapranata Dr. dr. Fx. Awal Prasetyo, M.Kes., Sp.THT-KL, dalam penjelasannya mengutarakan maksud diadakannya seminar pendidikan dokter .

“Kegiatan seminar ini sebetulnya adalah untuk mengantisipasi berbagai macam perubahan yang cepat dan drastis di berbagai bidang dan khususnya di dalam pelayanan kesehatan yang nantinya harus dihadapi oleh para dokter. Jadi dengan adanya seminar ini diharapkan para dokter yang hadir sebagai peserta dan kami itu sudah mempunyai satu platform untuk mengantisipasi perubahan perubahan atau disrupsi,” jelas Dr. Awal.

“Dalam proses pengajuan izin pendirian program studi pendidikan dokter, kami sudah melakukan berbagai macam kegiatan yang mendorong kita semua untuk memikirkan tentang bagaimana program pendidikan dokter yang ke arah masa depan. Disamping itu program studi pendidikan dokter Unika sendiri juga sudah memiliki karakteristik yaitu melakukan pendidikan dengan pendekatan Medico Socio Humaniora, artinya bahwa pengembangan pendidikannya diarahkan pada profesi sebagai dokter (Medico), Socio itu memperhatikan aspek sosial atau kemasyarakatan dan Humaniora itu melihat individu manusia itu sendiri sebagai karya ciptaan Allah,” tutupnya. (fas)

23Kronik Edisi 125/Th.XVI 15 September 2018

Bertempat di Ruang Auuditorium Gedung Albertus lantai 3, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unika Soegijapranata mengadakan upacara pelepasan para mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2017-2018 periode genap pada Selasa (24/7/2018).

Hadir dalam kesempatan tersebut yakni Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, SH.MIP, Wakil Rektor I bidang Akademik Unika, Dra. Cecilia Titiek Murniati, MA., Ph.D, Kepala LPPM Unika, Dr. Berta Bekti Retnawati, SE., M.Si., beserta para Dosen Pendamping Lapangan (DPL).

Dalam kesempatan tersebut, Ganjar Pranowo mengungkapkan bahwa ketika mahasiswa hidup di desa akan menemukan banyak problem-problem khas desa. Tiga dari antara berbagai problem desa menurut Ganjar Pranowo yakni permasalahan pernikahan dini, permasalahan anak-anak yang belum bisa mendapatkan pendidikan yang layak, dan permasalahan masyarakat desa yang tidak memiliki jamban/ kloset dalam kamar mandi.

Atas berbagai persoalan di desa tersebut, Ganjar berharap para mahasiswa peserta KKN bisa berkontribusi aktif untuk masyarakat desa.

“Sehingga kalau KKN-nya 21 hari, harapan saya para mahasiswa bisa memberikan gimmick-gimmick untuk mencarikan solusi. Kalau menyelesaikan permasalahan mungkin nggak akan bisa karena waktunya singkat” ungkap Ganjar Pranowo dalam sambutannya dihadapan 705 mahasiswa peserta KKN dari berbagai Fakultas.

Sementara itu, Wakil Rektor I bidang Akademik Unika, Cecilia Titiek Murniati, Ph.D mengajak para mahasiswa agar lebih peka terhadap pembangunan

dan pemberdayaan sumber daya manusia yang ada di desa. Pembangunan dan pemberdayaan sumber daya manusia tersebut salah satunya dengan penyelenggaraan penyuluhan literasi teknologi dan literasi informasi.

“KKN tidak sekedar pembangunan fisik, pembangunan manusia itu justru yang lebih penting. Pembangunan manusia itu misalnya melalui penyuluhan literasi. Literasi itu kan ada literasi teknologi, literasi informasi, dan literasi acara, nah biasanya orang-orang itu kan hanya tahu literasi acara padahal literasi informasi juga penting. Literasi informasi itu tentang informasi yang benar atau tidak, jangan-jangan nanti informasi yang disebarkan adalah berita hoax. Kemudian literasi digital, literasi digital tentang apakah masyarakat desa bisa menggunakan gadget dengan bijaksana untuk berbagai kepentingan. Ini sangat berkaitan dengan kebijakan Unika saat ini yang mengusung Unika Conect, kebijakan tersebut memiliki arti Unika ingin menghubungkan berbagai talenta yang ada di Unika dengan kondisi masyarakat saat ini” ujar Cecilia dalam sambutannya.

Upacara pelepasan mahasiswa/i peserta KKN ini secara simbolis ditandai dengan penyematan jas almamater yang dilakukan oleh Gubernur Jateng, Wakil Rektor I Unika bidang Akademik dan Kepala LPPM Unika kepada 3 orang perwakilan mahasiswa.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) akan berlangsung selama 21 hari terhitung sejak 24 Juli 2018 hingga 14 Agustus 2018 dan terselenggara di tiga kabupaten meliputi : Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Kendal, dan Kabupaten Grobogan. Sedangkan tema yang dianggkat adalah tentang “Transformasi Inspiratif”. Melalui tema tersebut, para mahasiswa peserta KKN dapat memberikan inovasi-inovasi atas berbagai problem di desa sehingga bisa menginspirasi masyarakat desa. (Holy)

Gubernur Jawa Tengah Lepas KKN Unika

24 Kronik Edisi 125/Th.XVI15 September 2018SIDANG REDAKSI: Wakil Rektor 4, Humas REDAKTUR PELAKSANA: Humas Unika Soegijapranata

REPORTER: Tim Kronik LAYOUT: Ernanto KANTOR REDAKSI: Humas Unika Gedung Mikael Lt. 3 Telp. 024 - 8441 555, 850 5003 ext. 1433