under process kimia industri
TRANSCRIPT
INDUSTRI PUPUK ZA
Pendahuluan
Negara Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian memegang
peranan penting dalam perekonomian negara. Berkembangnya sektor pertanian semakin
meningkatkan kebutuhan akan pupuk, sementara negara Indonesia juga mempunyai
sumber daya alam melimpah berupa bahanbahan yang dapat diolah menjadi pupuk.
Salah satu produk tersebut adalah pupuk Amonium Sulfat (ZA).
Amonium Sulfat atau yang biasa disebut ZA merupakan salah satu jenis pupuk
buatan yang berguna bagi tanaman. Pupuk ZA adalah pupuk yang sekaligus
mengandung 2 (dua) unsur hara yaitu Nitrogen (N2) dan unsur hara Sulfur (S).
Nitrogen pada tanaman diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian
vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar. Berperan penting dalam hal
pembentukan hijau daun yang berguna dalam proses fotosintesis, membentuk protein,
lemak dan berbagai persenyawaan organik, meningkatkan mutu tanaman penghasil
daun-daunan serta meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme di dalam tanah.
Unsur hara belerang (S) memiliki manfaat yg besar untuk pertumbuhan
tanaman. Adapun manfaat dari unsur hara belerang (S) yaitu untuk membantu
pembentukan butir hijau sehingga daun lebih hijau, menambah kandungan protein dan
vitamin tanaman, berperan dalam sintesis minyak yang berguna pada proses pembuatan
gula, dan memacu pertumbuhan anakan produktif. Unsur belerang pada pupuk ZA
termasuk unsur makro yaitu sebesar 24 % .
Bahan baku pada pembuatan Amonium Sulfat adalah Amoniak dan Asam
Sulfat. Semua bahan dapat diperoleh dari dalam negeri.
Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 1999-2003
menunjukkan impor Amonium Sulfat setiap tahun mengalami peningkatan secara
signifikan. Hal ini jika dilihat dari pengkonsumsian Amonium Sulfat yang terus
berkembang sebagai pupuk untuk lahan pertanian, menjadi katalis untuk membuat
makanan menjadi berwarna gelap coklat kemerahan, electroplating dan lain-lain.
Pupuk ZA mengandung belerang 24 % dan nitrogen 21 %. Kandungan
nitrogennya hanya separuh dari urea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan
sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanah-tanah yang miskin unsur ini. Namun
demikian, pupuk ini menjadi pengganti wajib urea sebagai pemasok nitrogen bagi
pertanaman tebu karena tebu akan mengalami keracunan bila diberi pupuk urea.
Kelompok 4 1
INDUSTRI PUPUK ZA
Produksi pupuk amonium sulfat ((NH4)2SO4) atau pupuk ZA dapat
menggunakan beberapa macam bahan baku, salah satunya adalah dengan menggunakan
amoniak dan asam sulfat murni. Di Indonesia, amoniak diproduksi oleh beberapa
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa bahan baku untuk pupuk ZA masih dapat
terpenuhi. Pupuk sangat dibutuhkan di berbagai komoditas, baik yang termasuk
kedalam sektor pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan),
maupun sektor-sektor diluar pertanian yaitu kehutanan, perikanan dan perindustrian.
Untuk komoditas tertentu terutama padi, pupuk merupakan kebutuhan pokok petani
dalam meningkatkan produksi padi.
Pengertian Pupuk ZA
Negara Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian memegang
peranan penting dalam perekonomian negara. Berkembangnya sektor pertanian
semakin meningkatkan kebutuhan akan pupuk, sementara negara Indonesia juga
mempunyai sumber daya alam melimpah berupa bahanbahan yang dapat diolah menjadi
pupuk. Salah satu produk tersebut adalah pupuk Amonium Sulfat (ZA).
Amonium Sulfat atau yang biasa disebut ZA merupakan salah satu jenis pupuk
buatan yang berguna bagi tanaman. Pupuk ZA adalah pupuk yang sekaligus
mengandung 2 (dua) unsur hara yaitu Nitrogen (N2) dan unsur hara Sulfur (S).
Saat ini pabrik yang memproduksi pupuk ini baru ada satu yaitu PT.
Petrokimia Gresik, sedangkan pertumbuhan konsumsi kebutuhan akan pupuk ini terus
meningkat. Untuk mengatasi peningkatan kebutuhan akan pupuk ZA dan mengurangi
kebutuhan impor ZA serta mengurangi ketergantungan terhadap negara lain
disamping membuka lapangan kerja baru dalam rangka turut memberikan kesempatan
kerja sehingga jelaslah bahwa pendirian pabrik ZA di Indonesia perlu dilakukan
(Wulan, 2007).
Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan
hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama ZA adalah singkatan dari istilah bahasa
Belanda, zwavelzure ammoniak, yang berarti amonium sulfat (NH4SO4). Pupuk ZA
diperlukan tanaman untuk memenuhi kebutuhan unsur hara nitrogen (N) dan belerang
(S). Unsur nitrogennya sebesar 21 % dan sulfur (belerang) sebesar 24 % (Ihsan, 2012).
Pupuk ZA aman digunakan untuk semua jenis tanaman. Manfaat dari pupuk ZA adalah
dapat meningkatkan produksi dan kualitas panen, menambah daya tahan tanaman
Kelompok 4 2
INDUSTRI PUPUK ZA
terhadap gangguan hama, penyakit, dan kekeringan, serta memperbaiki rasa dan warna
hasil panen (Horties, 2011).
Ammonium Sulfat (ZA) merupakan salah satu jenis pupuk sintetis yang
mengandung unsur hara N. Unsur hara N yang berasal dari Urea dan ZA merupakan
hara makro utama bagi tanaman selain P dan K dan seringkali menjadi factor pembatas
dalam produksi tanaman. Menurut Gardner dkk, (1991), definisi N membatasi
pembesaran sel dan pembelahan sel. N berperan sebagai bahan penyusun klorofil dan
asam amino, pembentukan protein, esensial bagi aktivasi karbohidrat, dan komponen
enzim, serta menstimulasi perkembangan dan aktivitas akar serta meningkatkan
penyerapan unsur-unsur hara yang lain (Aditya et al, 2012).
Wujud pupuk ini butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah. Pupuk
ini higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidak sekuat pupuk urea. Karena ion
sulfat larut secara kuat, sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini berpotensi
menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya. Sifat ini perlu diperhatikan dalam
penyimpanan dan pemberiannya.
Pupuk ZA mengandung belerang 24 % dan nitrogen 21 %. Kandungan
nitrogennya hanya separuh dari urea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan
sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanah-tanah yang miskin unsur ini. Namun
demikian, pupuk ini menjadi pengganti wajib urea sebagai pemasok nitrogen bagi
pertanaman tebu karena tebu akan mengalami keracunan bila diberi pupuk urea.
Sistem Utilitas Pabrik
Utilitas merupakan bagian yang menyediakan bahan pembantu proses atau biasa
disebut sebagai sarana penunjang proses. Unit ini memegang peranan yang sangat
penting dalam produksi, karena tanpa adanya unit ini maka proses produksi tidak dapat
berjalan secara optimal. Unit penunjang (utilitas) yang ada di PT. Pupuk Kujang
Cikampek dibagi menjadi beberapa unit meliputi unit penyediaan air, unit penyediaan
uap (steam), unit penyediaan tenaga listrik, unit penyediaan udara Tekan Kering dan
Udara Instrumen.
Unit Penyedia Udara Pabrik dan Udara Instrumen
Pada umumnya, udara yang dibutuhkan pabrik Kaltim-1 dibagi menjadi tiga
macam:
a. Udara proses (Process Air). Udara proses berguna sebagai bahan baku proses
pembuatan amonia pada pabrik amonia.
Kelompok 4 3
INDUSTRI PUPUK ZA
b. Udara pabrik (Plant Air). Udara pabrik digunakan untuk pelayanan umum, seperti
pembersihan filter, seeding system di pabrik urea, atau untuk utility station.
c. Udara instrumen (Instrument Air). Udara instrumen digunakan untuk penggerak
sebagian instrumentasi yang bekerja dengan prinsip pneumatik.
Pabrik utilitas hanya menyediakan udara pabrik dan udara instrumen, sementara
udara proses dipenuhi sendiri kebutuhannya oleh pabrik amonia. Baik udara instrumen
maupun udara pabrik diharapkan memenuhi persyaratan tekanan sebesar 8 kg/g.cm2,
suhu 37oC, dan bebas minyak/lemak (oil free). Komposisi udara yang digunakan
sebagai umpan adalah Nitrogen sebanyak 78%, Oksigen Sedangkan kandungan uap air
dipengaruhi oleh tekanan barometris, temperatur, dan kondisi lingkungan. Udara yang
digunakan pada unit ini berasal dari kompresor G-1003 milik pabrik Amonia.
Peralatan utama yang digunakan antara lain:
• Kompresor G-1003 pabrik Amonia
• Kompresor darurat GB-1902 dan Atlas Copco K-2030
• Tangki penyimpan udara FA-1902
• 6 buah Instrument air dryer KA-1902 ABCDEF
• 2 buah Prefilter FD-1901
• 2 buah After filter FD-1902
Sebelum digunakan, udara instrumen khususnya harus dikeringkan terlebih
dahulu untuk mencegah korosi pada instrumen user. Kering atau tidaknya udara ditandai
dengan Dew Point atau temperatur saat udara terkondensasi. Setelah keluar dari
pengering, diharapkan udara instrumen telah memiliki Dew Point kurang dari -40 oC
atau memiliki konsentrasi H2O kurang dari 128 ppm.
Penyediaan Air
Kebutuhan air digunakan untuk keperluan umum pabrik dan pengolahan air
untuk produksi. Air untuk keperluan pabrik diantaranya untuk keperluan kantor, air
pendingin. Sedangkan dalam pengolahan air digunakan untuk demineralisasi dan water
treatment.
Air untuk keperluan kantor biasanya digunakan untuk kebutuhan air di toilet.
Kemudian Sistem air pendingin merupakan sistem sirkulasi air panas yang telah
digunakan untuk pendinginan peralatan atau exchanger di pabrik, kemudian didinginkan
dalam menara pendingin (cooling tower). Air pendingin harus mempunyai sifat-sifat
Kelompok 4 4
INDUSTRI PUPUK ZA
yang tidak korosif, tidak menimbulkan kerak dan tidak mengandung mikroorganisme
yang dapat menimbulkan lumut.
Unit demineralisasi bertujuan untuk menghilangkan mineral-mineral yang
terkandung dalam air untuk selanjutnya dijadikan air umpan boiler atau air pendingin
(sweet cooling water). Unit-unit yang ada di dalam unit demineralisasi antara lain:
RC (Raw Condensate) Tank F-1302 (kapasitas 2500 m3)
3 buah Mixed Bed Filter F-1303 ABC (P = 2-3 bar, T = 60 oC)
DW (Demineralized Water) Tank F-1306 (kapasitas 1250 m3)
2 buah pompa demin G-1306 ABR (untuk mengalirkan ke Boiler)
Water treatment menggambarkan proses-proses yang digunakan untuk membuat
air lebih dapat diterima untuk penggunaan akhir yang diinginkan. Ini dapat termasuk
digunakan sebagai air minum, proses industri, medis dan penggunaan lainnya. Tujuan
dari semua proses pengolahan air adalah untuk menghapus yang ada kontaminan dalam
air, atau mengurangi konsentrasi kontaminan tersebut sehingga air menjadi cocok untuk
penggunaan akhir yang diinginkan-nya. Salah satu penggunaan tersebut adalah kembali
air yang telah digunakan kembali ke lingkungan alam tanpa dampak ekologis yang
merugikan.
Proses yang terlibat dalam pengolahan air minum untuk tujuan pemisahan
padatan dapat menggunakan proses fisik seperti menetap dan penyaringan, dan proses
kimia seperti desinfeksi dan koagulasi. Proses biologis juga digunakan dalam
pengobatan air limbah dan proses-proses mungkin termasuk, misalnya, laguna aerasi,
lumpur aktif atau filter pasir lambat.
Dua proses utama pengolahan air industri boiler adalah pengolahan air dan
pengolahan air pendingin. Kurangnya pengolahan air yang tepat dapat menyebabkan
reaksi padatan dan bakteri dalam pekerjaan pipa dan perumahan boiler. Steam boiler
bisa menderita scaling atau korosi ketika diobati menyebabkan mesin lemah dan
berbahaya, scale deposit dapat berarti bahan bakar tambahan diperlukan untuk
memanaskan tingkat yang sama air karena turunnya efisiensi. Kualitas air kotor yang
buruk dapat menjadi tempat berkembang biak bagi bakteri seperti Legionella
menyebabkan risiko bagi kesehatan masyarakat.
Dengan perawatan yang tepat, proporsi yang signifikan dari industri di lokasi air
limbah mungkin dapat digunakan kembali. Hal ini dapat menghemat uang dalam tiga
cara: biaya lebih rendah untuk konsumsi air lebih rendah, biaya rendah untuk volume
Kelompok 4 5
INDUSTRI PUPUK ZA
yang lebih kecil dari air efluen yang dibuang dan biaya energi yang lebih rendah karena
pemulihan panas dalam air limbah daur ulang.
Korosi pada boiler tekanan rendah dapat disebabkan oleh oksigen terlarut,
keasaman dan alkalinitas yang berlebihan. Pengolahan air sehingga harus menghapus
oksigen terlarut dan memelihara air boiler dengan pH yang sesuai dan tingkat
alkalinitas. Tanpa pengolahan air yang efektif, sistem air pendingin dapat mengalami
korosi pembentukan kerak, dan fouling dan dapat menjadi tempat berkembang biak bagi
bakteri berbahaya seperti yang menyebabkan Penyakit legiuner. Hal ini mengurangi
efisiensi, kehidupan tanaman lebih pendek dan membuat operasi tidak dapat diandalkan
dan tidak aman.
Unit Pembangkit Listrik
1. Gas Turbin Generator Solar ( G-GI 7001 )
2. PLN (Perusahaan Listrik Negara)
3. Emergency generator
4. UPS (Uninterupted Power Supply)
5. DC Charger
Unit pembangkit steam
Boiler memiliki dua buah pembangkit steam (E-2010 AB). Produksi dari boiler
ini adalah 180 ton/jam dengan tekanan 40 bar dan temperatur 400 oC. Peralatan yang
ada dalam unit pembangkit steam ini antara lain:
• Deaerator (V-2015) dan preheater (V-2990)
• Economizer (E-2011 AB)
• Steam drum
• Tube down comer dan tube riser
• Superheater coil
• Furnace
• Burner
• Force draft (FD) Fan
Unit Utilitas Batubara
Bahan bakar yang menggunakan pabrik yaitu boyler dan generator. Pemilihan
jenis bahan bakar yang digunakan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
Harga reltif murah
Mudah didapat
Kelompok 4 6
INDUSTRI PUPUK ZA
Viskositas relatif
Sistem kalornya tinggi
Tidak menyebabkan kerusakan pada alat.
Flash point 38oC
Pour point -6oC
Densitas 55 lb/ft3
Laboratorium
Laboratorium Produksi, Laboratorium Kalibrasi, Laboratorium Uji Kimia,
Laboratorium Uji Mekanik, Laboratorium Uji Kelistrikan, dll.
Laboratorium uji kimia digunakan untuk menganalisis kandungan dari pupuk
ZA, yakni : nitrogen, posfat, dan sulfur (belerang) serta menganalisis kadar air pada
pupuk ZA dan juga Cu. Untuk menganalisis kandungan nitrogen pada pupuk ZA
menggunakan alat kjehdal. Untuk analisis posfat menggunakan ametode gravimetri.
Sedangkan untuk analisis unsur belerang menggunakan instrumen spektrofotometer
UV-Vis.
Bahan Baku Produksi Pupuk ZA
Bahan baku pembuatan Amonium Sulfat adalah Amoniak dan Asam Sulfat.
Untuk kebutuhan Amoniak dalam negeri diperoleh dari dalam negeri, PT. Pupuk
Kujang, Jawa Barat mampu memproduksi Amoniak dengan kapasitas produksi
540.197 ton/tahun pada tahun 2006. PT. Timur Raya Tunggal, Jawa Barat mampu
menyediakan asam sulfat dengan kapasitas produksi 396.000 ton/tahunm, dan PT Sud
Chemic Indonesia dengan kapasitas produksi 297.000 ton/tahun.
Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku
Sifat FisisAmoniak Asam Sulfat
Rumus molekul NH3 H2SO4
Berat molekul 17,03 g/mol 98,08 g/molFase Gas cairWarna Tidak berwarna tidak berwarnaBau khas khasTitik didih -33,34 oC 228°CTitik lebur -77,73 oC -Titik kritis 405,6 K -ρgas 0,6813 g/ cm3 -ρcair 0,639 g/cm3 1,84 g/cm3Kelarutan dalam air 89,9 g/100 mL 70,6 g/100 ml
Kelompok 4 7
INDUSTRI PUPUK ZA
Kemurnian NH3 : 99,5%, H2O : 0,5% H2SO4 : 98%, H2O : 2%Sifat Kimia
Amoniak Asam SulfatAmoniak bersifat basa Asam sulfat dapat bereaksi dengan airPenerima proton Reaksi hidrasi pada asam sulfat bersifat
eksotermisDalam air, amoniak dapat terkonversi menjadi kation amonium (NH4
+)Reaksinya membentuk ion hidroniumH2SO4 + H2O → H3O+ + HSO4
-
HSO4- + H2O → H3O+ + SO4
2-
Oksida NH3 pada suhu tinggi akan menghasilkan nitrogen dan air2NH3 + 2KMnO4 → 2KOH + MnO2 + 2H2
O + N2
Dapat bereaksi dengan basa membentuk sulfatCuO + H2SO4 → CuSO4 + H2O
Amoniak dengan klorin dapat dianggap reaksi oksidasi2NH3 + 2Cl2 → N2 + 6NH4Cl
Dapat menggantikan asam dari garamnyaH2SO4 + CH3COONa → NaHSO4 + CH3COOH
Amonia (NH3) adalah bahan dasar pembuatan pupuk yang berbasis nitrogen,
senyawa ini digunakan sebagai penyedia nitrogen yang siap pakai dibandingkan dengan
nitrogen bebas yang merupakan senyawa inert.
Senyawa ini mempunyai bau yang sangat menyengat. Titik didihnya sangat
rendah (-33,35 oC) pada tekanan atmosfer, sehingga berwujud gas yang tidak berwarna
pada suhu ruang. Gas amonia lebih ringan dari pada udara, sangat mudah larut dalam air
membentuk basa lemah amonium hidroksida (NH4OH).
NH3(g) + H2O(l) NH4OH(l)
Apabila terhirup dalam jumlah yang besar maka dapat menimbulkan air mata dan
menyebabkan sesak nafas. Bahan baku pembuatan amonia adalah gas alam, udara, dan
air. Karakteristik bahan baku pembuatan amonia:
a. Gas Alam
Gas alam yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan amonia berasal dari
sumber minyak lepas pantai. Gas alam terdiri berbagai senyawa yang berada dalam fase
gas dan didapat dari eksploitasi sumber minyak dan gas bumi. Senyawa utama yang
memiliki kadar terbesar dalam campuran ini adalah metana (CH4).
Jumlah gas alam yang diperlukan sebagai bahan baku pembuatan amonia adalah
36,6 ton/jam. Masuknya gas alam ke dalam pabrik melalui jalur pipa gas alam.
Pemasukan gas alam dilakukan dengan cara sadap.
Kelompok 4 8
INDUSTRI PUPUK ZA
Selain kandungan gas metana (CH4) dalam jumlah yang besar, gas alam juga
masih mengandung senyawa lain dalam jumlah yang sangat kecil seperti H2S yang rata-
rata kadarnya 30 ppm, R-SH dan Hg yang rata-rata kadarnya 5 ppm. Komposisi gas
alam dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel Komposisi Gas Alam
KomponenTipe Gas I
(Arco) (% mol)
Tipe Gas II
(Parigi) (% mol)
Tipe Gas III
(Mundu) (% mol)
N2 1,00 1,50 1,00
CO2 3,00 5,00 1,00
CH4 88,36 90,00 70,00
C2H6 5,00 2,00 12,00
C3H8 2,00 0,75 10,50
i-C4H10 0,24 0,10 2,50
n-C4H10 0,23 0,10 2,00
i-C5H12 0,04 0,01 0,30
n-C5H12 0,03 0,01 0,30
C6H14 0,03 0,01 0,03
C7H16 0,06 0,01 0,10
Ket: Gas masuk pada temperatur 32 °C dan tekanan 15,1 kg/cm2
Sumber : PT Pupuk Kujang
b. Udara
Kandungan terbesar komposisi udara terdiri dari 79 % N2, 20 % O2 dan sisanya
senyawa lain dalam jumlah kecil. Udara memiliki temperatur kritis (Tc) = -140,7 ºC dan
tekanan kritis (Pc) = 37,2 atm, dan densitas kritis (ρc) = 350 kg/m3. Udara ini diperoleh
dari atmosfir sekitar lingkungan pabrik yang dikompresi hingga bertekanan 70 kg/cm2.
c. Air
Air (H2O) dalam bidang kimia biasa disebut pelarut universal karena merupakan
senyawa polar dan reaktif, oleh karena itu air dapat bereaksi dengan berbagai macam zat
yang kepolarannya sama serta dapat menghantarkan listrik dengan baik. Air
mempunyai tekanan kritis (Pc) = 218,4 atm, temperatur kritis (Tc) = 374,15º C, dan
densitas kritis (ρc) = 323 kg/cm3. Sifat-sifat air lainnya dapat dilihat pada Tabel.
Kelompok 4 9
INDUSTRI PUPUK ZA
Tabel Sifat-Sifat Air
Sifat Air
Berat molekul 18,05
Titik Beku (°C) 0
Titik Didih (°C) 100
Densitas (g/mL) 0,998
Viskositas (cP) 0,8948
Panas pembentukan (kJ/mol) 285,89 (18°C)
Panas penguapan (kJ/mol) 40,65(100°C)
Panas spesifik (J/g°C) 4,179
Sumber: Perry, R., “Perry’s Chemical Engineers’ Handbook”, 5thed. Singapore.1999
Teknologi Proses Produksi
Dalam proses pembuatan pupuk ZA, dikenal ada empat jenis proses. Diantaranya
adalah :
b. Reaksi Netralisasi
Kebanyakan dari produk Amonium Sulfat dibuat dari netralisasi dengan
mereaksikan Amoniak dan Asam Sulfat kuat pada tekanan atmosfer. Reaksi tersebut adalah
sebagai berikut :
2NH3 (g) + H2SO4 (l) → (NH4)2SO 4(S) + Q
Reaksinya adalah eksotermis (65,5 kcal/gmol). Panas yang timbul ini dikendalikan
dengan pendinginan menggunakan air pada reaktor. Dalam proses ini lebih effisien karena
reaksi antara Amoniak dan Asam Sulfat terjadi di Saturator yang mempunyai dua fungsi
yaitu sebagai penetral (netralisasi) dan pembentukan kristal (kristalisasi). Amonium
Sulfat yang terbentuk dipompakan ke centrifuge dimana dipisahkan antara kristal dan
mother liquor. Kristal dikeringkan di dalam rotary dryer dengan menggunakan udara
panas.
c. Amonium Sulfat dari Proses Karbonisasi Batu Bara
Pada tahun 1920-an proses karbonasi batu bara ini sangatlah populer di kalangan
industri. Tapi pada perkembangannya proses ini makin lama makin berkurang seiring
Kelompok 4 10
INDUSTRI PUPUK ZA
dengan meningkatnya instalasi oilgas process dan penggunaan minyak serta gas alam
untuk pemanasan. Di lain pihak batu bara yang dikarbonasi tetap digunakan untuk
memproduksi Amonium Sulfat .
Untuk memproduksi Amonium Sulfat dari batu bara ada tiga cara yaitu cara
langsung, tidak langsung, semi langsung. Pada proses langsung, mula-mula semua gas
didinginkan untuk penghilangan sejumlah besar tar sebelum dialirkan ke saturator jenis
bubble atau spray. Kristal Amonium Sulfat dipisahkan dari liquor-nya, kemudian dicuci
di dalam centrifuges, dikeringkan, kemudian dibawa ke penyimpanan. Untuk proses
langsung ini memiliki banyak sekali kelemahan terutama pada impuritas produk yang
dikarenakan kontaminasi dari tar, pyridine, ataupun komponen organik lainnya yang
nantinya akan mengakibatkan harga Amonium Sulfat yang dijual di pasaran menjadi
jauh berkurang, dan juga klorid dari minyak, tampungan air yang digunakan akan
menyebabkan Amonium Klorida dan menyebabkan korosi, kecuali telah dipasangi
peralatan khusus pencegah korosi.
Namun proses ini juga memiliki kelebihan yaitu biaya investasi dan operasi
yang rendah, karena keterbatasan dari proses langsung ini maka mulailah dicari metode
baru yaitu proses tidak langsung. Pada proses ini gas panas dari oven mula-mula
didinginkan dengan sirkulasi wash liquor dan scrubbing air. Liquor yang telah
dikombinasikan kemudian dipisahkan dengan Amoniak bebas didalan kolom striping.
Kemudian setelah di striper liquor tersebut diolah dengan larutan basa untuk
pemisahan Amonium klorida setelah itu barulah dialirkan kedalam reaktor
saturator yang kemudian dibentuk Ammonium Sulfat .
Untuk metode semi langsung gas didinginkan dan kemudian dihilangkan tarnya
serta untuk memproduksi kondensatnya yang mengandung cukup banyak Amoniak.
Untuk proses semi langsung ini diproduksi dengan hasil Amonium Sulfat yang lebih
murni dan dengan yield recovery Ammonia yang lebih tinggi.
d. Reaksi antara gypsum dan amonium karbonat
Di negara Inggris, Austria dan India, Ammonium Sulfat diproduksi dengan
reaksi antara kalsium Sulfat dan Ammonium karbonat. Metode ini dikenal juga
sebagai Mersseburg Process, yang menggunakan gypsum dan Kalsium Sufat Anhidrat.
Reaksi yang terjadi adalah :
NH3(g) + H2O(1) → NH4OH(aq) (-8.320 cal/gmol)
Kelompok 4 11
INDUSTRI PUPUK ZA
2NH4OH(aq) + CO2(g) → (NH4)2CO3(S) + H2O(1) (-22.080 cal/gmol)
CaSO4.H2O(aq) + (NH4)2CO3(S) → CaCO3S) + (NH4)2SO4(S) + H2O(1) (-3.900
cal/gmol)
Proses ini digunakan pada negara-negara yang memiliki sumber Kalsium Sulfat
tetapi tidak memiliki Sulfur untuk memproduksi Amonium Sulfat. Baik produk dari
proses ini dapat digunakan pada industri semen atau juga dapat digunakan pada pabrik
Kalsium Amonium Sulfat .
e. Reaksi antara amoniak dan sulfur dioksida
Pada proses ini, dibagi menjadi dua jenis proses. Diantaranya adalah :
Proses Marino
Amonium Sulfat dibuat dengan de sulfurisasi udara Amoniak cair dengan Sulfur
Dioksida bereaksi di dalam reaktor kristaliser yang terbuka. Dalam pencampuran
antara Sulfur dioksida, oksigen, air, dan Amoniak juga ditambah vanadium
pentoxide pada suhu 200-450oC dan tekanan 0,1-5 atm.
SO2 + ½ O2 +H2O +2NH3 V 2 O5
→(NH4)2SO4 +128,7 kkal/gmol
Kemudian dipisahkan di centrifuge dan dikeringkan di rotary dryer.
Proses Piritas Espanolas (PE)
Amonium Sulfat dapat dibuat dengan mengabsorbsi gas sulfur pada pelarut organik
dan menghasilkan sulfit / kaya liquor dengan udara untuk memproduksi sulfat.
Kemudian ditambahkan Amoniak untuk menghasilkan Amonium Sulfat. Setelah itu
dipisahkan dari solven-nya, disentrifugasi, dikeringkan kemudian dipagging. Solvent
yang digunakan biasanya adalah Toluena.
2C7H7NH2 + SO2 +H2O → (C7H7NH3)2SO3
(C7H7NH3)2SO4 + ½O2 → (C7N7NH3)2SO4
(C7H7NH3)2SO4 + 2NH3 → 2C7H7NH2 + (NH4)2SO4
Proses yang sering digunakan adalah proses Netralisasi karena :
Lebih ekonomis
Proses lebih sederhana
Bahan baku mudah didapat
Tanpa menggunakan katalis
Kelompok 4 12
INDUSTRI PUPUK ZA
Proses Produksi Pupuk ZA
Proses yang sering digunakan dalam pembuatan pupuk ZA adalah proses
netralisasi karena memiliki beberapa keuntungan. Bahan baku yang digunakan dalam
proses pembuatan pupuk ZA dengan metode netralisasi adalah amoniak dan asam sulfat
(reaktan murni). Digunakan metode netralisasi karena mudah, cepat, memiliki konversi
yang tinggi, dan menggunakan bahan baku yang mudah didapat.
Dibawah ini merupakan gambar diagram alir proses pembuatan pupuk ZA dengan
metode netralisasi:
Gambar Diagram Alir Proses Pembuatan Pupuk ZA
Tahap Penguapan
Dalam proses pembuatan pupuk ZA, alat yang digunakan pada tahap penguapan
adalah vavorizer.
Tahap Netralisasi
Alat yang digunakan pada tahap netralisasi pada proses pembuatan pupuk ZA adalah
adalah saturator. Kebanyakan dari produk Amonium Sulfat dibuat dari netralisasi
dengan mereaksikan Amoniak dan Asam Sulfat kuat pada tekanan atmosfer. Reaksi
tersebut adalah sebagai berikut :
2NH3(g) + H2SO4(1) → (NH4)2SO4(S) + Q
Reaksinya adalah eksotermis (65,5 kcal/gmol). Panas yang timbul ini dikendalikan
dengan pendinginan menggunakan air pada reaktor. Dalam proses ini lebih effisien
karena reaksi antara Amoniak dan Asam Sulfat terjadi di Saturator yang mempunyai
dua fungsi yaitu sebagai penetral (netralisasi) dan pembentukan kristal (kristalisasi).
Kelompok 4 13
Tahap Penguapan
Tahap Pemisahan
Tahap Netralisasi
Tahap Penampungan
Produk
Tahap Penyerapan
(scrubbing)Tahap Pengeringan
NH3 (l)
Uap NH3
H2SO4 (l)
mother liquor
Udara panas
INDUSTRI PUPUK ZA
Tahap Pemisahan
Pada tahap pemisahan pada proses pembuatan pupuk ZA, alat yang digunakan adalah
centrifuge. Amonium Sulfat yang terbentuk pada proses sebelumnya,kemudian
dipompakan ke centrifuge dimana dipisahkan antara kristal dan mother liquor.
Tahap Pengeringan
Tahap akhir dalam proses pembuatan pupuk ZA adalah tahap pengeringan. Tahap
pengeringan adalah proses untuk menghilangkan sejumlah cairan volatile yang
terdapat dalam padatan dengan cara evaporasi. Dalam industri pupuk seperti
ammonium sulfat (ZA), proses pengeringan biasanya dilakukan dengan
menggunakan rotary dryer. Untuk dapat mendesain dan menganalisa kinerja suatu
rotary dryer, perlu diketahui terlebih dahulu karakteristik pengeringan bahan padat
yang dikeringkan. Hal ini dapat dilaksanakan secara eksperimen dengan
menggunakan alat tray dryer.
Selama proses pengeringan dalam tray dryer terjadi peristiwa – peristiwa
fundamental secara bersamaan yang meliputi transfer panas dari media pengering
(biasanya udara) ke padatan yang dikeringkan dan transfer massa air dari padatan
yang dikeringkan ke media pengering (udara). Data-data yang diperoleh dari
penelitian secara eksperimental perlu digeneralisasi terlebih dahulu untuk dapat
menaksir parameter-parameter proses yang penting dengan menggunakan
pengembangan model matematis proses yang terjadi.
Tahap Penyerapan
Tahap penyerapan dilakukan jika setelah tahap pengeringan masih tersisa cairan
yang tidak volatile.
Tahap Penampungan Produk
Produk/hasil yang didapatkan ditampung untuk selanjutnya dianalisis kadar nitrogen,
kadar sulfur, kadar air dan ukuran butirannya.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu ilmu yang membahas
tentang kesehatan dan keselamatan pekerja, lingkungan kerja, dan hasil kerja.
Produktivitas suatu perusahaan salah satunya sangat bergantung pada peran yang
dilakukan oleh tenaga kerjanya. Kemampuan tenaga kerja untuk melakukan produksi
memerlukan dukungan dan jaminan keselamatan dalam melakukan pekerjaannya.
Kelompok 4 14
INDUSTRI PUPUK ZA
Pada kondisi kesehatan yang baik, kondisi lingkungan kerja yang sehat, proses
kerja yang aman, dan hubungan kerja yang damai (Peaceful Industrial Relations), maka
tenaga kerja dapat mengerjakan tugas dan tanggung jawab dengan kemampuan terbaik
mereka. Kenyataan menunjukkan bahwa pelaksanaan K3 ditempat-tempat kerja masih
jauh dari harapan, hal ini disebabkan karena masih rendahnya pengetahuan akan K3 dan
umumnya manajemen masih menganggap K3 sebagai pemborosan (ferliest post).
Sementara dengan kemajuan teknologi permesinan yang semakin canggih dan proses
produksi yang semakin kompleks akan menghasilkan berbagai faktor polutan yang
semakin beragam bentuknya, serta tingkat paparannya yang dapat berbahaya bagi
tenaga kerja. Untuk penangan bahaya industri tersebut diperlukan pengetahuan dan
keterampilan personalia K3 di setiap tempat kerja industri atau perusahaan.
Kesehatan berasal kata sehat yang artinya tidak mengalami suatu penyakit. Kerja
adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sesuatu produk,
jadi kesehatan kerja adalah suatu keadaan dimana kesehatan pekerja, lingkungan kerja
dan hasil kerja yang dihasilkan kondisinya sehat. Pekerja yang sehat, lingkungan kerja
yang sehat merupakan salah satu syarat untuk menghasilkan produk yang baik.
Keselamatan kerja berasal dari kata selamat artinya terhindar dari bahaya,
karena ini berhubungan dengan pekerjaan maka keselamatan kerja adalah keselamatan
yang berhubungan dengan :
1. Mesin
2. Pesawat
3. Alat Kerja
4. bahan dan prosesnya
5. Tempat dan lingkungan kerja
6. Cara melakukan pekerjaan (Undang-Undang No. 1 Tahun 1970)
Keselamatan Kerja memiliki tujuan utama yang sangat mempengaruhi proses
produksi dalam sebuah industri, antara lain :
1. Melindungi Kesehatan dan keselamatan pekerja
2. Meningkatkan kesejahteraan dan kinerja
3. Menjamin kesehatan dan keselamatan orang lain dalam lingkungan kerja
4. Mengamankan sumber polutan
5. Menyehatkan lingkungan kerja
6. mengefisienkan kegiatan
Kelompok 4 15
INDUSTRI PUPUK ZA
Pelaksanaan K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan lingkungan
kerja yang aman, sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja serta bebas pencemaran lingkungan menuju peningkatan produktivitas. Sebagai
upaya untuk meminimalkan dampak negatif bahaya dari setiap kegiatan usaha PT.
Petrokimia Gresik menerapkan Sistem Manajemen K3(SMK3).
Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Bab III Pasal 3 ayat 1 huruf a
menyebutkan bahwa “ salah satu syarat keselamatan kerja adalah mencegah dan
mengurangi kecelakaan ”. Oleh karena itu, industri berupaya untuk memenuhi ketentuan
tersebut dengan menerapkan K3 terhadap semua fasilitas-fasilitas produksinya untuk
mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan.
Di tempat kerja, potensi bahaya sebagai sumber resiko khususnya terhadap
keselamatan atau kesehatan di perusahaan akan selalu dijumpai, antara lain berupa
faktor fisik, kima, biologi, ergonomi, dan lain sebagainya. Potensi bahaya dan risiko
mempunyai kontribusi terhadap terjadinya kecelakaan kerja.
Dalam teori domino menyatakan bahwa, kurangnya pengendalian dari pihak
manajemen adalah penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja. Sehingga diperlukan
adanya pencegahan suatu kecelakaan tidak hanya dari segi teknis namun juga dari segi
manajemen. Untuk itu, melalui evaluasi penerapan K3 dengan menggunakan metode
ISRS dapat memberikan masukan dalam menganalisa setiap elemen dari program-
program K3.
International Safety Rating System merupakan sistem evaluasi untuk program
safety yang memberikan masukan untuk menganalisa sistem dari setiap elemen dari
program safety untuk menentukan tingkat dan kualitas pengendalian manajemen.
Penerapan ISRS bertujuan untuk menjamin bahwa proses produksi bisa berjalan secara
kontinyu dengan melindungi pekerja, peralatan, dan lingkungan dari terjadinya
kecelakaan kerja, antara lain :
Selalu mengutamakan agar karyawan mendapat tempat kerja yang aman dan
sehat.
Perusahaan sangat memperhatikan masalah dan dampak lingkungan dari seluruh
aktivitas perusahaan.
Seluruh aktivitas perusahaan dievaluasi secara ilmiah dampaknya terhadap
lingkungan tindakan pengawasan dan pencegahan.
Kelompok 4 16
INDUSTRI PUPUK ZA
Melalui praktek manajemen yang efektif, perusahaan menjamin kesehatan dan
keselamatan kerja karyawan dan meminimumkan dampak negatif terhadap
lingkungan serta menciptakan sumbangsih positif terhadap masyarakat.
Membangun landasan kepatuhan sejalan dengan peraturan K3 dan pelestarian
lingkungan.
Mengupayakan perbaikan berkelanjutan.
Menetapkan dan pengkajian sasaran, penilaian dan pelaporan kinerja K3 serta
pelestarian lingkungan.
Sasaran utama keselamatan kerja yang digunakan dalam industri pupuk ZA
(Ammonium Sulfat) antara lain :
Kemanusiaan : berupaya mencegah terjadinya penderitaan bagi tenaga kerja
dengan demikian mencegah terwujudnya keamanan.
Ekonomi : Berupaya menghindarkan terjadinya kerugian bagi perusahaan dari
kegiatan produksi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Sosial : berupaya menciptakan kesejahteraan sosial memberikan perlindungan
bagi masyarakat terhadap bahaya-bahaya yang timbul akibat dari kegiatan
perusahaan.
Hukum : berupaya menerapkan aturan pemerintah.
Limbah Industri
Dalam pabrik pembuatan pupuk ZA ini selama proses produksi menghasilkan
beberapa limbah, antara lain limbah gas dan limbah cair.
1. Limbah gas
Limbah gas adalah suatu limbah yang berasal dari debu-debu hasil produksi yang
ikut keluar bersama dengan udara luar.
Debu ini di olah terlebih dahulu sebelum dibuang ke udara. Proses pengolahan
limbah debu terlebih dahulu melalui proses yakni wet Cyclone dimana debu tersebut
dibasahi dengan air kemudian dimasukkan ke dalam tangki penampung dan dapat dibuang.
2. Limbah cair
Limbah cair ini diperoleh dari proses flushing peralatan yang dilakukan secara
berkala dan juga berasal dari oli. Oli ini didapat dari hasil oil separator.
Proses pengolahan limbah cair ini yakni melalui proses netralisasi dimana limbah
cair tersebut ditambahkan dengan Ca(OH)2 kemudian masuk ke kolam aerasi. Kolam
Kelompok 4 17
INDUSTRI PUPUK ZA
aerasi ini terdapat bakteri yang dapat menyerap racun atau zat yang berbahaya yang ada
pada limbah tersebut sebelum di buang. Setelah melalui kolam aerasi, maka limbah cair
tersebut akan menjadi terendapkan dan tidak berbahaya lagi untuk lingkungan.
3. Limbah Padat
Limbah padat dapat bersumber dari bahan baku, proses dan produk samping yang
tidak diinginkan. Limbah padat terdiri dari limbah non B3 yakni kapur dan gipsum.
Pengelolaannya dapat menggunakan prinsip 3R (reuse, reduce, recycle) atau dumping.
Sedangkan untuk limbah B3 yakni katalis bekas dapat dikelola dengan cara 3R atau
dikirim ke PT PPLI Cileungsi Bogor.
Kelompok 4 18
INDUSTRI PUPUK ZA
Kelompok 4 19