undang-undang republik indonesia nomor 14 tahun 2002 tentang pengadilan pajak
DESCRIPTION
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK. DAFTAR ISI. Bab I: Ketentuan Umum Bab II: Susunan Pengadilan Pajak Bab III: Kekuasaan Pengadilan Pajak Bab IV: Hukum Acara Bab V: Ketentuan Peralihan Bab VI: Ketentuan Penutup. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
DAFTAR ISI
Bab I : Ketentuan Umum
Bab II : Susunan Pengadilan Pajak
Bab III : Kekuasaan Pengadilan Pajak
Bab IV : Hukum Acara
Bab V : Ketentuan Peralihan
Bab VI : Ketentuan Penutup
I. OBJEKa. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
(SKPKB)b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan (SKPKBT)c. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)d. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
(SKPLB)e. Pemotongan atau Pemungutan pajak oleh
pihak ketiga sesuai UU
II. PROSEDURAL.A.Tertulis dalam bahasa Indonesia kepada Dirjen Pajak atau pejabat yang diberi pelimpahan wewenang.B.Argumentasi jumlah pajak terhutang / Potput / rugi menurut WP.C.3 Bulan sejak tanggal dikirim SKP kecuali alasan diluar kekuasaannya.D.Melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit sejumlah yang disetujui WP dalam pembahasan akhir.E.Bila keberatan ditolak atau dikabulkan sebagian dan tidak banding -> denda 50%.
III. KEPUTUSAN KEBERATAN
A. DJP memberi keputusan paling lama 12 bulan sejak surat keberatan diterima.
B. Keputusan :- Mengabulkan Seluruhnya atau sebagian.- Menolak.- Menambah besarnya jumlah pajak yang
masih harus dibayarC. Setelah lewat 12 bulan tidak diberi keputusan maka keberatan dianggap dikabulkan.
Tempat Kedudukan Pengadilan (Pasal 3 UU No.14 Tahun 2002) Pengadilan Pajak berkedudukan di ibukota Negara.
Sidang Diluar Tempat Kedudukan(SDTK) Apabila dipandang perlu dapat dilakukan di tempat
lain. Ditetapkan oleh Ketua Pengadilan Pajak. Pertimbangan:
Kelancaran Mempercepat penanganan sengketa pajak, sesuai
dengan konsep murah, cepat, dan sederhana.
Kekuasaan Pengadilan Pajak (Pasal 31 UU No.14 Tahun 2002)
Pengadilan Pajak mempunyai tugas dan wewenang memeriksa dan memutus Sengketa Pajak.
Pengadilan dalam hal Banding hanya memeriksa dan memutus sengketa atas keputusan keberatan.
Pengadilan dalam hal Gugatan memeriksa dan memutus sengketa atas pelaksanaan penagihan Pajak atau Keputusan pembetulan atau Keputusan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) UU No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU No. 28 Tahun 2007 dan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
1. Kuasa Hukum (Pasal 34)2. Banding (Pasal 35 s/d Pasal 39)3. Gugatan (Pasal 40 s/d Pasal 43)4. Persiapan Persidangan (Pasal 44 s/d Pasal 48)5. Pemeriksaan dengan acara biasa (Pasal 49 s/d
Pasal 64)6. Pemeriksaan dengan acara cepat (Pasal 65 s/d
Pasal 68)7. Pembuktian (Pasal 69 s/d Pasal 76)8. Putusan (Pasal 77 s/d Pasal 85)9. Pelaksanaan Putusan (Pasal 86 s/d Pasal 88)
MENGATUR MENGENAI
Pihak yang bersengketa dapat didampingi oleh satu
atau lebih kuasa hukum dengan kuasa tertulis
(Pasal 34(1))
SYARAT-SYARAT KUASA HUKUM
(Pasal 34 (2))
• WNI• Mempunyai keahlian di
bidang perpajakan; dan• Syarat lain yang ditetapkan
Ketua
Syarat tersebut tidak diperlukan dalam hal yang mewakili adalah keluarga sedarah atau semenda sampai derajat
kedua, pengurus, pegawai, atau pengampu(Pasal 34 (3))
• Diajukan dalam Bahasa Indonesia kepada PENGADILAN PAJAK yang daerah hukumnya meliputi wilayah kerja pejabat yang menerbitkan keputusan banding.
• Sesuai jangka waktu yang ditetapkan UU atau dalam hal jangka waktu tidak di atur UU yang bersagkutan, maka diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal terima keputusan
• Jangka waktu tidak mengikat, karena keadaan di luar kekuasan pemohon banding.
Pasal 35
Pasal 36
• Satu surat banding atas satu keputusan• Disertai alasan yang jelas dan mencantumkan tanggal di terima keputusan yang di banding• Dilampirkan salinan surat keputusan yang dibanding•Dalam hal banding diajukan terhadap besarnya jumlah pajak yang terutang, banding hanya dapat diajukan apabila jumlah pajak yang terutang telah dibayar lunas
Pasal 37
APABILA SELAMA PROSES, YANG
BERSANGKUTAN MENINGGAL DUNIA
ATAU PAILIT
APABILA SELAMA PROSES TERJADI PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PEMECAHAN ATAU PEMEKARAN USAHA
ATAU LIKUIDASI
DAPAT DILANJUTKAN AHLI WARISNYA, KUASA
HUKUM DARI AHLI WARIS ATAU PENGAMPUNYA
DAPAT DILANJUTKAN OLEH YANG MENERIMA
PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 38
PEMOHON BANDING DAPAT MELENGKAPI BANDINGNYA UNTUK
MEMENUHI KETENTUAN YANG BERLAKU
SEPANJANG MASIH DALAM JANGKA WAKTU PASAL 35 (2)
Banding dapat dicabut Pencabutan banding dihapus dari daftar
sengketa melalui pemeriksaan dengan acara cepat
Banding yang telah dicabut melalui penetapan atau putusan tidak dapat diajukan kembali
Pasal 23 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang KUP : Ayat (2) Gugatan Wajib Pajak atau penanggung pajak
terhadap :a. Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan
Penyitaan, atau Pengumuman Lelang.b. Keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak.c. Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan
keputusan perpajakan, selain yang ditetapkan dalam pasal 25 ayat (1) dan pasal 26; atau
d. Penerbitan surat ketetapan pajak atau Surat Keputusan Keberatan yang dalam penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan hanya dapat diajukan kepada badan peradilan pajak.
1. Diajukan dalam bahasa Indonesia kepada
PENGADILAN PAJAK yang daerah hukumnya
meliputi wilayah kerja pejabat yang menerbitkan
keputusan (Pasal 40 ayat (1))
2. Diajukan dalam jangka waktu 14 hari sejak
tanggal diterima keputusan yang digugat (Pasal
40 ayat (2)).
GUGATANGUGATANSYARAT-SYARAT PENGAJUAN SYARAT-SYARAT PENGAJUAN
GUGATANGUGATAN
3. Diajukan sendiri oleh penggugat disertai alasan
yang jelas, dicantumkan tanggal keputusan yang
digugat dan dilampiri salinan dokumen yang
bersangkutan. (Pasal 41 ayat (1).
4. Apabila penggugat meninggal dunia, gugatan
dilanjutkan oleh ahli waris, kuasa hukum dari ahli
waris, atau pengampunya dalam hal pailit (Pasal
41 ayat (2)).
GUGATANGUGATANSYARAT-SYARAT PENGAJUAN SYARAT-SYARAT PENGAJUAN
GUGATANGUGATAN
5. Gugatan Lainnya 30 hari sejak tanggal diterima keputusan yang digugat;
6. Pengecualian batas waktu karena keadaan diluar kekuasaannya dengan perpanjang paling lama 14 hari sejak berakhirnya keadaan tersebut.
7. Satu gugatan terhadap satu keputusan atau satu pelaksanaan penagihan.
8. Alasan-alasan yang jelas.
GUGATANGUGATANSYARAT-SYARAT PENGAJUAN SYARAT-SYARAT PENGAJUAN
GUGATANGUGATAN
Terdapat keadaan diluar kekuasaan (force majeur)
Pasal 40 ayat (4) & (5)
• Jangka waktu 14 hari tidak mengikat dan dapat diperpanjang,
• Perpanjangan jangka waktu adalah 14 hari sejak berakhirnya force majeur.
DIAJUKAN SURAT PERNYATAAN PENCABUTAN KEPADA PENGADILAN PAJAK
Dihapus dari daftar sengketa.- Dengan penetapan Ketua bila dicabut
sebelum sidang.- Putusan Majelis / Hakim Tunggal setelah
sidang dan atas persetujuan tergugat.- Tidak dapat diajukan gugatan lagi.
PENGADILAN PAJAK meminta surat uraian
banding atau surat tanggapan dalam jangka waktu 14 hari sejak tanggal terima surat
banding atau gugatan (Pasal 44 (1))
Terdapat surat/ dokumen susulan, jangka waktu 14 hari
dihitung sejak tanggal diterima surat/dokumen
susulan tersebut. (Pasal 44 (2))
Terbanding atau tergugat menyerahkan surat uraian bandingatau surat tanggapan dalam jangka waktu 3 bulan
sejak tanggal dikirim permintaan surat uraian banding atau surat tanggapan. (Pasal 45 (1))
Apabila terbanding tidak membuat surat uraian banding, tergugat tidak membuat surat tanggapan, dan pemohon banding/ penggugat tidak membuat surat tanggapan dan
pemohon banding/ penggugat tidak membuat surat bantahan,pemeriksa banding atau gugatan tetap dilanjutkan.
(Pasal 45 (5))
Pemohon banding/ penggugat dapat memberitahukan kepada Ketua untuk hadir dalam persidangan guna
memberikan keterangan secara lisan. (Pasal 46)
UNTUK KEPERLUAN PEMERIKSAAN, KETUAMENUNJUK
MAJELIS(TERDIRI DARI 3 HAKIM)
HAKIM TUNGGAL
SALAH SEORANG HAKIM DITUNJUK OLEH KETUA SEBAGAI KETUA SIDANG
APABILA TERDAPAT LEBIH DARI SATU SENGKETA PAJAK UNTUK TAHUN PAJAK YANG SAMA OLEH PEMOHON
BANDING YANG SAMA, KETUA MENUNJUK MAJELIS ATAU HAKIM TUNGGAL YANG SAMA
(Pasal 47 (2))
BERSIDANG PADA HARI YANG DITENTUKAN DAN MEMBERITAHUKAN KEPADA PIHAK YANG
BERSENGKETA(Pasal 47 (3))
PENUNJUKAN MAJELIS ATAU HAKIM TUNGGAL UNTUK MENYELESAIKAN
SENGKETA PAJAK(Pasal 47)
SUDAH MULAI BERSIDANG DALAM JANGKA WAKTU 6 BULAN ATAU 3
BULAN SEJAK TANGGAL DITERIMA SURAT BANDING ATAU SURAT
GUGATAN(Pasal 48 ayat (2))
UNTUK KEPERLUAN PEMERIKSAAN,KETUA
MENUNJUK
MAJELIS(TERDIRI DARI 3 HAKIM)
KETUA MEMBUKA SIDANG DAN MENYATAKAN TERBUKA UNTUK UMUM;
(Pasal 50 (1))
DILAKUKAN OLEH MAJELIS(Pasal 49)
SEBELUM PEMERIKSAAN POKOK SENGKETA DIMULAI, MAJELIS MELAKUKAN PEMERIKSAAN UNTUK
KELENGKAPAN DAN/ATAU KEJELASAN BANDING ATAU GUGATAN(Pasal 50 (2))
APABILA BANDING ATAU GUGATAN TIDAK LENGKAP DAN/ATAU TIDAK JELAS SEPANJANG BUKAN KARENA : BANDING DIAJUKAN TIDAK DALAM BAHASA INDONESIA (Ps
35(1)). SURAT KEPUTUSAN TIDAK DIAJUKAN DALAM SATU SURAT
BANDING (Pasal 36 (1)) UTANG PAJAK BELUM/TIDAK DIBAYAR LUNAS (Pasal 36 ayat
(4)) GUGATAN DIAJUKAN TIDAK DALAM BAHASA INDONESIA (Ps 40
ayat (1)) Tidak Terhadap 1 (satu) pelaksanaan penagihan atau 1 (satu)
Keputusan dajukan 1 (satu) Surat Gugatan (Pasal 40 ayat (6)).
KELENGKAPAN ATAU KEJELASAN DAPAT DIBERIKAN DALAM PERSIDANGAN
(Pasal 50 (3))
Anggota Sidang atau Sekretaris Sidang terikat hubungan sedarah atau semenda sampai derajat ketiga, atau hubungan suami atau isteri meskipun telah bercerai, dengan salah satu Anggota Sidang atau Sekretaris Sidang pada Majelis yang sama atau dengan Pemohon Banding atau penggugat atau kuasa hukum.
(Pasal 52 (1&2))
Berkepentingan langsung atau tidak langsung atas suatu
sengketa yang ditanganinya.(Pasal 52 (1))
Dapat dilakukan atas permintaan salah satu atau
pihak-pihak yang bersengketa.(Pasal 52 (2))
Apabila terdapat keraguan atau perbedaan pendapat,
Ketua berwenang menetapkan pengunduran diri
(Pasal 52 (3))
PENGUNDURAN HAKIM SIDANG ATAU SEKRETARIS SIDANG DARI SUATU
PERSIDANGAN Lanjutan…(Pasal 52)
Apabila tidak diganti atau tidak mengudurkan diri sedangkan sengketa telah diputus, putusan tidak sah.
Ketua memerintahkan sengketa dimaksud segera disidang kembali dengan susunan Majelis dan/atau Sekretaris Sidang yang berbeda, kecuali putusan dimaksud telah
melampaui jangka waktu 1 tahun.(Pasal 52 (4)
Dalam hal diketahui sebelum jangka waktu 1 tahun, sengketa disidangkan kembali dalam jangka waktu 3 bulan sejak
diketahuinya hubugn/ kepentingan dimaksud.(Pasal 52 (5)
KETUA SIDANG MEMANGGIL TERBANDING ATAU TERGUGAT DAN DAPAT MEMANGGIL PEMOHON
BANDING ATAU PENGGUGAT UNTUK MEMBERIKANKETERANGAN LISAN.
(Pasal 53 (1))
DALAM HAL PEMOHON BANDING ATAU PENGGUGAT MEMBERITAHUKAN AKAN HADIR DALAM
PERSIDANGAN, KETUA SIDANG MEMBERITAHUKAN TANGGAL DAN HARI SIDANG
(Pasal 53 (2))
KETUA SIDANG MENJELASKAN MASALAH YANG DISENGKETAKAN
(Pasal 54 (1))
PEMOHON BANDING ATAU PENGGUGAT, APABILA DIPANDANG PERLU, DAPAT DIMINTA HADIR OLEH
KETUA SIDANG UNTUK MEMBERIKAN KETERANGAN(Pasal 54 (3))
KETUA SIDANG DAPAT MEMERINTAHKAN SAKSI UNTUK DIDENGAR KETERANGANNYA ATAS PERMINTAAN SALAH SATU PIHAK YANG BERSENGKETA ATAU KARENA JABATAN. (Pasal 55 (1))
SAKSI WAJIB DATANG SENDIRI DI PERSIDANGAN. (Pasal 55 (2))
APABILA SAKSI TIDAK DATANG DAN MAJELIS DAPAT MEMUTUSKAN TANPA KETERANGAN SAKSI, KETUA SIDANG MELANJUTKAN PERSIDANGAN. (Pasal 55 (3)).
KETUA SIDANG DAPAT MEMINTA BANTUAN POLISI DALAM HAL SAKSI TIDAK DATANG TANPA ALASAN YANG DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN DAN MAJELIS TIDAK DAPAT MEMUTUS. (Pasal 55(4))
KETUA SIDANG MENANYAKAN IDENTITAS SAKSI. (Pasal 56 (2))
SAKSI SEBELUM MEMBERI KETERANGAN, WAJIB MENGUCAPKAN SUMPAH ATAU JANJI MENURUT AGAMA/ KEPERCAYAANNYA. (Pasal 56 (3)).
Ayat (1)Tidak boleh didengar
keterangannya sebagai saksi :
a. Keluarga sedarah/semenda menurut garis keturunan lurus ke atas atau ke bawah sampai dengan derajat ketiga.
b. Isteri atau suami dari pemohon banding atau penggugat meskipun telah bercerai.
c. Anak yang belum berusia 17 tahun.
d. Orang sakit ingatan
Ayat (2)Apabila dipandang perlu, Ketua Sidang dapat meminta pihak yang tersebut pada ayat (1) huruf a,b dan c untuk memberikan keterangan (tanpa disumpah).
Pasal 58Pihak sebagaimana dimaksud dalam pasal 57 ayat (2) dapat menolak untuk memberikan keterangan
Untuk keperluan persidangan, kewajiban merahasiakan segala sesuatu sehubungan dengan
pekerjaan atau jabatan ditiadakan.
Khusus untuk Bank, kewajiban merahasiakan ditiadakan (atas perintah
tertulis Menteri Keuangan) sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
perbankan yang berlaku
Ayat (1) Pertanyaan kepada saksi oleh salah satu pihak
disampaikan melalui Ketua Sidang
Ayat (2) Bila pertanyaan dimaksud menurut
pertimbangan Ketua Sidang tidak ada kaitannya dengan sengketa, pertanyaan tersebut ditolak.
Apabila pemohon banding/ penggugat/ saksi tidak paham bahasa Indonesia,Ketua Sidang menunjuk
ahli alih bahasa
Sebelum melaksanakan tugas ahli alih bahasa tersebut harus diambil sumpah/janji menurut
agama/kepercayaannya
Saksi dalam sengketa pajak tidak boleh ditunjuk sebagai saksi ahli alih bahasa
Ayat (1)Apabila pemohon banding/penggugat/saksi
ternyata bisu dan/atau tuli, tidak dapat menulis, Ketua Sidang meunjuk orang yang pandai bergaul
dengannya sebagai ahli alih bahasa
Ayat (2)Sebelum melaksanakan tugas, ahli alih bahasa tersebut harus diambil sumpah/janji menurut
agama/kepercayaannya
Ayat (3)Apabila pemohon banding/penggugat/saksi
bisu/tuli tetapi dapat menulis, pertanyaan/teguran/jawaban dibacakan oleh
Sekretaris Sidang
Saksi :- Diambil sumpah atau janji- Didengar keterangannya
Ayat (1)Dipersidangan,dengan dihadiri oleh terbanding atau tergugat
Ayat (2)Dipersidangan, tanpa
dihadiri oleh terbandingan/tergugat
tidak datang tanpa alasan yang dapat
dipertanggung-jawabkan
Ayat (3)Dapat dilakukan ditempat tinggal saksi dan tanpa
dihadiri oleh terbanding/ tergugat
bila saksi tidak dapat hadir
dipersidangan karena halangan yang dibenarkan
oleh hukum
Ayat (1)Tidak dapat diselesaikan pada suatu hari, pemeriksaan dilanjutkan pada hari persidangan berikutnya yang ditetapkan
Ayat (2)Hari persidangan berikutnya diberitahukan kepada terbanding/tergugat dan dapat diberitahukan kepada pemohon banding /penggugat
Ayat (3)Dapat dilanjutkan meskipun terbanding/tergugat tidak hadir pada persidangan tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan meski telah dipanggil secara patut
Pasal 63 Ayat (3)Dapat dilaksanakan oleh PENGADILAN PAJAK yang daerah hukumnya meliputi wilayah tempat tinggal saksi, apabila saksi tidak bertempat tinggal di daerah hukm PENGADILAN PAJAK yang memeriksa dan memutus sengketa pajak
Persidangan Sengketa Pajak
Pemeriksaan dengan Acara Cepat
Dapat dilaksanakan
Majelis Anggota Tunggal
Ayat (1)Pemeriksaan dengan acaraCepat dilakukan terhadap:
a. Sengketa pajak tertentub. Tidak diputus dalam waktu
12 bulan c. Tidak dipenuhi salah satu
ketentuan Pasal 84 ayat (1)[hal-hal yang harus dimuat dalam putusan PENGADILAN PAJAK], atau terjadi salah tulis/salah hitung dalam putusan PENGADILAN PAJAK
d. Pencabutan bandinge. Pencabutan gugatanf. Sengketa yang bukan
merupakan wewenang PENGADILAN PAJAK
Ayat (2)a. Tidak memenuhi syarat formal :• Pasal 35 (1): penggunaan Bahasa
Indonesia (untuk banding)• Pasal 35 (2): jangka waktu
banding• Pasal 36 (1): satu surat banding
untuk satu keputusan• Pasal 36 (4): utang pajak harus
lunas• Pasal 37 (1): penggunaan Bahasa
Indonesia (untuk gugatan)• Pasal 40 (1): Tidak tertulis dalam
Bahasa Indonesia• Pasal 40 (6): Terhadap satu
pelaksanaan penagihan atau satu keputusan tidak diajukan dalam satu surat gugatan
Pemeriksaan dengan acara cepat terhadap sengketa pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (1) :
Dilakukan tanpa surat uraian banding atau surat tanggapan dan tanpa surat bantahan
Semua ketentuan mengenai pemeriksaan
dengan acara biasa
Berlaku juga
untuk
Pemeriksaan dengan acara cepat
Ayat (1)Alat bukti dapat berupa
a. Surat atau tulisanb. Pengakuan para pihakc. Keterangan para saksid. Keterangan ahlie. Pengetahuan Hakim
Keadaan yang telah diketahui oleh umum tidak perlu dibuktikan
Ayat (2)
Surat atau tulisan sebagai alat bukti terdiri dari :•Akta autentik;•Akta dibawah tangan;•Surat keputusan atau Surat ketetapan yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang;•Surat-surat lain.
Pasal 74Pasal 74
Alat bukti:Pengakuan para pihak {Pasal 69 (1) huruf d}
Tidak dapat ditarik kembali kecuali berdasarkan alasan
yang kuat dan dapat diterima oleh anggota sidang
Pasal 73Pasal 73
Alat bukti:Keterangan Saksi
(Pasal 69 (1) huruf c)
Dianggap sebagai alat bukti bila keterangan tersebut berkenaan dengan hal yang dialami, dilihat atau didengar
sendiri oleh saksi.
PASAL 71Ayat (1)
Keterangan ahli adalah pendapat orang yang diberikan dibawah sumpah dalam persidangan tentang hal yang ia ketahui menurut pengalaman dan
pengetahuaanya
Ayat (2)Seseorang yang tidak boleh didengar sebagai saksi sebagaimana dimaksud
Pasal 57 (1) tidak boleh memberikan keterangan ahli
PASAL 72Ayat (1)
Atas permintaan pihak yang bersengketa atau karena jabatan, Ketua Sidang atau Anggota Tunggal dapat menunjuk seseorang atau beberapa saksi ahli.
Ayat (2)Seorang saksi ahli dalam memberikan keterangannya secara lisan atau tertulis dikuatkan sumpah/janji mengenai hal sebenarnya menurut pengalaman dan pengetahuannya.
Pasal 75Pasal 75
Alat bukti pengetahuan Hakim(Pasal 69 (1) huruf e)
Hal yang oleh Hakim Sidang diketahui dan diyakini kebenarannya
Pasal 76Pasal 76Hakim Sidang menentukan:* Apa yang harus dibuktikan* Beban pembuktian beserta penilaian pembuktian
Untuk sahnya pembuktian diperlukan sekurang-kurangnya dua
alat bukti
Pasal 79
1. BERDASARKAN HASIL PENILAIANPEMBUKTIAN;2. BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN PERPAJAKAN YANG BERSANGKUTAN;DAN3. BERDASARKAN KEYAKINAN HAKIM SIDANG
DALAM HAL PEMERIKSAANDILAKUKAN OLEH MAJELIS
PUTUSAN DIAMBIL BERDASARKAN MUSYAWARAH YANG DIPIMPIN OLEH KETUA SIDANG DAN APABILA TIDAK DAPAT DICAPAI
KESEPAKATAN, PUTUSAN DIAMBIL DENGAN SUARA TERBANYAK
MERUPAKAN PUTUSAN AKHIR DAN BERSIFAT TETAP
BUKAN MERUPAKAN PUTUSAN TATA USAHA NEGARA
DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN(Pasal 77 & 78)
PUTUSAN PENGADILAN PAJAK
DAPAT BERUPA(Pasal 80)
PUTUSAN PENGADILAN PAJAK
DAPAT BERUPA(Pasal 80)
a. MENOLAK;b. MENGABULKAN SEBAGIAN
ATAU SELURUHNYAc. MENAMBAH PAJAK YANG
HARUS DIBAYARd. TIDAK DAPAT DITERIMAe. MEMBETULKAN KESALAHAN
TULIS DAN/ATAU KESALAHAN HITUNG
f. MEMBATALKAN
TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN TIDAK DAPAT LAGI DIAJUKAN BANDING,
GUGATAN, ATAU KASASI.
DIAMBIL DALAM JANGKA WAKTU 12 BULAN SEJAK BANDING ATAU GUGATAN DITERIMA
APABILA TIDAK DIPUTUS DALAM JANGKA WAKTU
TERSEBUT
DALAM JANGKA WAKTU 3O HARI SEJAK JANGKA
WAKTU 12 BULAN DILAMPAUI
MELALUI PEMERIKSAAN DENGAN ACARA CEPAT
PUTUSAN BERUPA MENGABULKAN SELURUHNYA
HAKIM SIDANG YANG LALAI TIDAK
MENGAMBIL PUTUSAN DALAM JANGKA WAKTU
TERSEBUT. SEHINGGA MENGAKIBATKAN
DIKABULKAN SELURUHNYA DAPAT DIKENAKAN SANKSI
PASAL 14 (1)
TERHADAP KEKELIRUAN (Pasal 66 (1) c) BERUPA MEMBETULKAN KESALAHAN TULIS DAN/ATAU KESALAHAN HITUNG
DIAMBIL DALAM JANGKA WAKTU 30 HARI SEJAK KEKELIRUAN TERSEBUT DIKETAHUI ATAU SEJAK PERMOHONAN SALAH SATU PIHAK
DITERIMA
TERHADAP SENGKETA PAJAK TERTENTU (Pasal 66 (2), BERUPA TIDAK DAPAT DITERIMA
DIAMBIL DALAM JANGKA WAKTU:a. 30 HARI SEJAK BATAS WAKTU PENGAJUAN BANDING
ATAU GUGATAN DILAMPAUI .b. 30 HARI SEJAK BANDING ATAU GUGATAN DITERIMA
DALAM HAL DIAJUKAN SETELAH BATAS WAKTU PENGAJUAN DILAMPAUI.
TERHADAP BANDING YANG DICABUT DAN GUGATAN YANG DICABUT.
BERUPA TIDAK DAPAT DITERIMA
DIAMBIL DALAM JANGKA WAKTU 30 HARI SEJAK SURAT PERNYATAAN PENCABUTAN
BANDING ATAU GUGATAN DITERIMA
TERHADAP SENGKETA BERDASARKAN PERTIMBANGAN HUKUM BUKAN WEWENANG
PENGADILAN PAJAK (Pasal 66(1)d), BERUPA TIDAK DAPAT DITERIMA
DIAMBIL DALAM JANGKA WAKTU 30 HARI SEJAK SURAT BANDING ATAU GUGATAN DITERIMA
PEMOHON BANDING ATAU PENGGUGAT DAPAT MENGAJUKAN GUGATAN KEPADA PERADILAN
YANG BERWENANG
HARUS DENGAN SIDANG TERBUKA UNTUK UMUM
APABILA TIDAK DIUCAPKAN DALAM SIDANG TERBUKA UNTUK UMUM
PUTUSAN TIDAK SAH DAN TIDAK MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM
HARUS DIUCAPKAN KEMBALI DALAM SIDANG TERBUKA UNTUK UMUM
a. Kepala putusan berbunyi “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
b. Nama, tempat tinggal atau tempat kediaman, dan/ atau identitas lainnya dari pemohon banding atau penggugat
c. Nama jabatan dan lamat terbanding atau tergugat;d. Hari, tanggal diterima banding atau gugatane. Ringkasan banding atau gugatan, dan ringkasan surat uraian
banding atau surat tanggapan, atau surat bantahan, yang jelas;f. Pertimbangan dan penilaian setiap bukti yang diajukan dan hal
yang terjadi dalam persidangan selama sengketa itu diperiksa;g. Pokok sengketah. Alasan hukum yang menjadi dasar putusan;i. Amar putusan tentang sengketa;j. Hari, tanggal putusan nama Anggota Sidang yang memutus, nama
Sekretaris Sidang, dan keterangan hadir atau tidak hadirnya para pihak
PENANDATANGAN PUTUSAN PASAL 84 (4)
SEKRETARIS SIDANG
HAKIM SIDANG YANG MEMUTUS
PUTUSAN HARUS DITANDATANGANI
PASAL 84 (5)
APABILA KETUA SIDANG ATAU HAKIM TUNGGAL YANG MENYDANGKAN
BERHALANGAN MENANDATANGANI
DITANDATANGANI KETUA PASAL 84 (6)
APABILA HAKIM SIDANG BERHALANGAN MENANDATANGANI
DITANDATANGANI KETUA SIDANG
BERITA ACARA SIDANGDIBUAT OLEH SEKRETARIS SIDANG
PADA SETIAP PEMERIKSAAN
MEMUAT SEGALA SESUATU YANG TERJADI DALAM PERSIDANGAN
DITANDATANGANI OLEH KETUA SIDANG ATAU HAKIM TUGGAL DAN
SEKRETARIS SIDANG
APABILA SALAH SATU DARI MEREKA BERHALANGAN, HAL ITU DINYATAKAN
DALAM BERITA ACARA SIDANG
APABILA KETUA SIDANG ATAU HAKIM TUNGGAL DAN SEKRETARIS SIDANG
BERHALANGAN MENADATANGANI
BERITA ACARA SIDANG DITANDATANGANI
OLEH KETUA
PELAKSANA PUTUSAN
KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIKEMBALIKAN DENGAN IMBALAN
BUNGA 2% SEBULAN UNTUK SELAMA-LAMANYA 24 BULAN
PASAL 88
PARA PIHAK
SALINAN PUTUSAN PENGADILAN PAJAK
DIKIRIM DENGAN SURAT OLEH SEKRETARIS DALAM JANGKA WAKTU 30 HARI SEJAK TANGGAL PUTUSAN
PENGADILAN PAJAK DIUCAPKAN
PUTUSAN PENGADILAN PAJAK HARUS
DILAKSANAKAN OLEH PEJABAT YANG
BERWENANG DALAM JANGKA WAKTU 30
HARI SEJAK TANGGAL DITERIMA PUTUSAN
DIKENAKAN SANKSI SESUAI KETENTUAN
KEPEGAWAIAN YANG BERLAKU
PEJABAT YANG TIDAK MELAKSANAKAN PUTUSAN PENGADILAN PAJAK DALM
JANGKA WAKTU TERTENTU
PUTUSAN PENGADILAN PAJAK DAPAT DIAJUKAN PENINJAUAN KEMBALI KEPADA MAHKAMAH AGUNG DENGAN ALASAN-ALASAN SEBAGAI
BERIKUT :
a.APABILA PUTUSAN PENGADILAN PAJAK DIDASARKAN PADA SUATU KEBOHONGAN ATAU TIPU MUSLIHAT PIHAK LAWAN YANG DIKETAHUI SETELAH PERKARANYA DIPUTUS ATAU DIDASARKAN PADA BUKTI-BUKTI YANG KEMUDIAN OLEH HAKIM PIDANA DINYATAKAN PALSU;b.APABILA TERDAPAT BUKTI TERTULIS BARU YANG PENTING DAN BERSIFAT MENENTUKAN, YANG APABILA DIKETAHUI PADA TAHAP PERSIDANGAN DI PENGADILAN PAJAK AKAN MENGHASILKAN PUTUSAN YANG BERBEDA;c.APABILA TELAH DIKABULKAN SUATU HAL YANG TIDAK DITUNTUT ATAU LEBIH DARI PADA YANG DITUNTUT, KECUALI YANG DIPUTUS BERDASARKAN PASAL 80 AYAT (1) HURUF B DAN C;d.APABILA MENGENAI SUATU BAGIAN DARI TUNTUTAN BELUM DIPUTUS TANPA DIPERTIMBANGKAN SEBAB-SEBABNYA; ATAUe.APABILA TERDAPAT SUATU PUTUSAN YANG NYATA-NYATA TIDAK SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU.