ulah - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/02/... · menggunakan bahasa...

2
(halaman)~GJ ( kol~m ),Q.CQ , ',),_,,1.' Pikiran Rakyat o Selasa o Rabu eKamis o Jumat o Sabtu 0 Minggu 4 5 6 7 8 9 Q 10 11 12 13 14 15 20 21 22 23 4 25 26 27 28 29 30 o Mar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep OOkt ONov Ulah ·u r" B AHASA merupakan salah satu ciri bangsa. Sebagai negara yang memiliki beragam suku bangsa, kekayaan bu- daya serta bahasa menjadi harta yang tak ternilai harganya. Di tanah Jawa Barat saja, ada beragam jenis bahasa Sunda yang bisa di- gunakan. Namun, seiring perkembangan za- man, bahasa daerah ini mengalami gerusan zaman. Sudah saatnya generasi muda menjadi salah satu kunci untuk melestarikan kembali penggunaan bahasa daerah, khususnya Sunda. Ketua Paguyuban Mahasiswa Sastra Sunda Universitas Padjadjaran (Pamass Unpad) Faza Fauzan Azhima (20) mengungkapkan, di Fa- kultas Sastra Sunda Unpad, penggunaan ba- hasa Sunda wajib dilakukan setiap kegiatan kuliah. Selain itu, kata pengantar yang digu- nakan dosen adalah bahasa Sunda. Hal ini di- lakukan untuk memasyarakatkan kembali ba- hasa Sunda dan dimulai dari kampus. "Untuk mahasiswa lainnya tampak sudah malu menggunakan bahasa Sunda. Seringnya menggunakan bahasa Indonesia, bahkan campur dengan bahasa Inggris. Di Fakultas Sastra diberlakukan kegiatan Sambas (sapoe make basa sunda) yaitu hari menggunakan ba- hasa Sunda, setiap hari Rabu," kata Faza. Faza menjelaskan, program-program yang diadakan oleh jurusan harus rutin diadakan untuk menambah kesadaran dalam memakai bahasa Sunda dalam percakapan sehari-hari, seperti "Mieling Poe Basa Indung Sadunya" yang digelar di Taman Bale Rumawat Unpad, Jln. Dipati Ukur, Kota Bandung, Senin (21/2) lalu. Menurut Faza, acara-acara seperti itu hen- daknya rutin dilakukan, jangan hanya saat memperingati hari besar. Mahasiswa butuh didukung oleh kampus untuk memasyarakatkan kembali penggunaan ba- hasa Sunda. "Biasanya saya dan ternan-te- man sering memancing untuk merna-kai ba- hasa Sunda dalam percakapan sehari-hari. Hal tersebut dilakukan untuk membiasakan diri, kita bisa karena biasa," tutur Faza. Ketua [urusan Sastra Sunda, Fakultas Sas- tra Unpad Tedi Muhtadin mengungkapkan terjadi fluktuasi jumlah mahasiswa saat penerimaan mahasiswa baru setiap tahunnya untuk jurusan sastra Sunda. Pada peneri- maan mahasiswa baru 2010, jurusan sastra Sunda menerima 64 mahasiswa, jumlah ini terbanyak jika dibandingkan dengan jumlah penerimaan lima tahun terakhir. Pada 2006 sebanyak 45 mahasiswa, pada 2007 (35) , pa- da 2008 (41), pada 2009 (47). Hal ini me- nunjukkan bahwa ketertarikan generasi mu- da untuk mempelajari serta mendalami ba- hasa serta sastra Sunda tidak terlalu baik. "Akan tetapi, selalu ada mahasiswa asing yang tertarik mempelajari sastra Sunda, terutama untuk mata kuliah etnografi Sunda. Biasanya berasal dari Prancis," ungkap Tedi. Penelitian Tedi mengaku, di Unpad belum ada penelitian secara intensif tentang pemakaian bahasa Sunda di masyarakat yang diduga makin tergerus zaman. Namun, dia menyam- but baik inisiatif beberapa komunitas yang menggunakan bahasa Sunda di internet. Sementara itu, Ketua Unit Kegiatan Ma- hasiswa Lingkung Seni Sunda (LSS) Institut Teknologi Bandung Derry Apriansyah menu- turkan, semakin hari penggunaan bahasa Sunda di kalangan mahasiswa Bandung se- makin luntur. Bahkan tidak sedikit maha- Kllping Humas ()npad 2011

Upload: others

Post on 18-May-2020

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

(halaman)~GJ( kol~m),Q.CQ

, ',),_,,1.'

Pikiran Rakyato Selasa o Rabu eKamis o Jumat o Sabtu 0 Minggu

4 5 6 7 8 9Q

10 11 12 13 14 1520 21 22 23 4 25 26 27 28 29 30oMar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep OOkt ONov

Ulah ·u r"BAHASA merupakan salah satu ciri

bangsa. Sebagai negara yang memilikiberagam suku bangsa, kekayaan bu-

daya serta bahasa menjadi harta yang takternilai harganya. Di tanah Jawa Barat saja,ada beragam jenis bahasa Sunda yang bisa di-gunakan. Namun, seiring perkembangan za-man, bahasa daerah ini mengalami gerusanzaman. Sudah saatnya generasi muda menjadisalah satu kunci untuk melestarikan kembalipenggunaan bahasa daerah, khususnya Sunda.Ketua Paguyuban Mahasiswa Sastra Sunda

Universitas Padjadjaran (Pamass Unpad) FazaFauzan Azhima (20) mengungkapkan, di Fa-kultas Sastra Sunda Unpad, penggunaan ba-hasa Sunda wajib dilakukan setiap kegiatankuliah. Selain itu, kata pengantar yang digu-nakan dosen adalah bahasa Sunda. Hal ini di-lakukan untuk memasyarakatkan kembali ba-hasa Sunda dan dimulai dari kampus."Untuk mahasiswa lainnya tampak sudah

malu menggunakan bahasa Sunda. Seringnyamenggunakan bahasa Indonesia, bahkancampur dengan bahasa Inggris. Di FakultasSastra diberlakukan kegiatan Sambas (sapoemake basa sunda) yaitu hari menggunakan ba-hasa Sunda, setiap hari Rabu," kata Faza.Faza menjelaskan, program-program yang

diadakan oleh jurusan harus rutin diadakanuntuk menambah kesadaran dalam memakaibahasa Sunda dalam percakapan sehari-hari,seperti "Mieling Poe Basa Indung Sadunya"yang digelar di Taman Bale Rumawat Unpad,Jln. Dipati Ukur, Kota Bandung, Senin(21/2) lalu.Menurut Faza, acara-acara seperti itu hen-

daknya rutin dilakukan, jangan hanya saatmemperingati hari besar. Mahasiswa butuh

didukung oleh kampus untukmemasyarakatkan kembali penggunaan ba-hasa Sunda. "Biasanya saya dan ternan-te-man sering memancing untuk merna-kai ba-hasa Sunda dalam percakapan sehari-hari.Hal tersebut dilakukan untuk membiasakandiri, kita bisa karena biasa," tutur Faza.Ketua [urusan Sastra Sunda, Fakultas Sas-

tra Unpad Tedi Muhtadin mengungkapkanterjadi fluktuasi jumlah mahasiswa saatpenerimaan mahasiswa baru setiap tahunnyauntuk jurusan sastra Sunda. Pad a peneri-maan mahasiswa baru 2010, jurusan sastraSunda menerima 64 mahasiswa, jumlah initerbanyak jika dibandingkan dengan jumlahpenerimaan lima tahun terakhir. Pada 2006sebanyak 45 mahasiswa, pada 2007 (35) , pa-da 2008 (41), pada 2009 (47). Hal ini me-nunjukkan bahwa ketertarikan generasi mu-da untuk mempelajari serta mendalami ba-hasa serta sastra Sunda tidak terlalu baik."Akan tetapi, selalu ada mahasiswa asing

yang tertarik mempelajari sastra Sunda,terutama untuk mata kuliah etnografi Sunda.Biasanya berasal dari Prancis," ungkap Tedi.PenelitianTedi mengaku, di Unpad belum ada

penelitian secara intensif tentang pemakaianbahasa Sunda di masyarakat yang didugamakin tergerus zaman. Namun, dia menyam-but baik inisiatif beberapa komunitas yangmenggunakan bahasa Sunda di internet.Sementara itu, Ketua Unit Kegiatan Ma-

hasiswa Lingkung Seni Sunda (LSS) InstitutTeknologi Bandung Derry Apriansyah menu-turkan, semakin hari penggunaan bahasaSunda di kalangan mahasiswa Bandung se-makin luntur. Bahkan tidak sedikit maha-

Kllping Humas ()npad 2011

siswa yang sebenamya asli orang Bandungsama sekali tidak mengerti bahasa Sunda.

"Memang betul ITB bukan hanya milikwarga Bandung, tetapi sudah menjadi milikIndonesia bahkan dunia. Tetapi ada pepatahdi mana kaki dipijak di situ langit dijunjung.Artinya kita juga harus paham dan tahu bu-daya sekitar kita," kata Derry.

Menurut Derry, bahasa dan budaya aslidaerah seharusnya bisa menjadi kekuatandan kebanggaan masyarakatnya. Bukanhanya warga di daerah tersebut, melainkanjuga oleh para pendatang yang tinggal diwilayah tersebut. "Kalau sudah di Bandungtidak ada lagi gue atau elo. Yang ada 'urang'dan 'maneh'," ujamya. .

Sebagai ketua LSS, Derry juga berupayauntuk menularkan kebiasaan dirinya bersamaseluruh anggota LSS. Setidaknya ketika bera-da di LSS semua anggota wajib menggu-nakan bahasa Sunda. "Karena saya yakinmelalui bahasa dan tata krama akan rnem-bentuk iklim Sunda yang baik. Sekarang sajaterkadang mahasiswa tidak tahu bagaimanacara berbicara kepada yang lebih tua ataukepada sesama. Akhimya bahasa yang di-pakai cenderung kasar," tutumya.

Rektor Unpad Ganjar Kumia mengatakan,perguruan tinggi harus menjadi referensimasyarakat untuk terus mengembangkan ke-budayaan Sunda, salah satunya bahasa. Den-gan begitu, perguruan tinggi dapat menjadiacuan, panutan, dan contoh dalammelestarikan budaya Sunda.

Dalam perkembangannya, kata Ganjar,perguruan tinggi saat ini dihadapkan pada tu-juan untuk melangkah kualitas ke tingkatdunia. Dengan menonjolkan budaya Sunda,

perguruan tinggi akan mampu tampil lebihbaik di mata dunia. "Meningkatkan dayasaing global dengan mengedepankan buda aakan menjadikan kita lebih unggul, BudayaSunda akan menjadi ciri lokal universitastersebut," ujamya.

Ganjar sendiri pesimistis bahasa Sundabisa bertahan lama. Melihat kondisi saat ini,terutama generasi muda banyak yang tidakpeduli. Menurut dia, salah satu faktomyaadalah orang tua di rumah yang tidak menga-jarkan. Padahal berdasarkan hasil penelitian,makin banyak anak dibekali kemampuanberbahasa dia akan semakin cerdas.

Sementara itu, Rektor Universitas Indone-sia Gumilar Rusliwa Soemantri mengungkap-kan, (bahasa) Sunda harus memasukkan ele-men budaya lokalnya untuk memperkayakhazanah budaya nasional. "Kata-kata yangberasal dari bahasa Sunda dapat menambahperbendaharaan kata pada bahasa nasional."

Oleh karena itu, pemerintah dengandibantu perguruan tinggi dapat mengkaji ma-teri bahasa Sunda dan menerbitkan kamusbahasa Sunda. Menurut Gumilar,berdasarkan fakta bahasa Sunda digunakanoleh lima belas persen dari total warga negaraIndonesia. Untuk itulah, bahasa Sunda men-jadikan elemen penting bagi identitasmasyarakat.

Meski begitu, penerapan bahasa Sunda disekolah harus ditingkatkan. Tentunya den-gan peningkatan kualitas materi dan penga-jaran, yang mampu dianggap menarik olehguru dan murid. J ika bukan kita, siapa lagiyang akan melestarikan bahasa Sunda!(Nuryani/ Windy Eka P./M. FikryM."PR" ICharisma Fitrananda)***