ukuran : pemilik entitas induk 0,016 0,022 direksi media...

1

Upload: dangthien

Post on 18-May-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SELASA 31 JULi 2018

31 AGRIBUSINESS

Oleh Tri Listiyarini

JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) opti­mistis potensi produksi kelapa sawit nasional mencukupi untuk pengembangan bahan bakar nabati (BBN) dengan kandung an minyak sawit 20% (B20). Bahkan, apabila pene­rapan biodiesel 100% (B100) dilaksanakan, potensi sawit Indonesia masih sangat memadai.

Berdasarkan data yang diolah Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) 2017 mencapai 38,17 juta ton dan minyak kernel (palm kernel oil/PKO) 3,05 juta ton, sehingga total keseluruhan produksi minyak sawit Indonesia adalah 41,98 juta ton. Produksi tersebut menunjuk-kan peningkatan sebesar 18% dibandingkan 2016 yang hanya 35,57 juta ton, yakni CPO 32,52 juta ton dan PKO 3,05 juta ton. Semen-tara itu, stok minyak sawit Indonesia akhir 2017 adalah 4,02 juta ton.

Sekjen Kementan Syukur Iwantoro men-gatakan, tidak hanya B20, rencana penera-pan biodiesel 100% oleh Menteri Perindus-trian Airlangga Hartato pun juga optimistis dapat dicapai dengan produktivitas kelapa sawit nasional. "Kalau dari potensi sawit yang kita miliki, optimis ya," kata Syukur

di Jakarta, kemarin.Dia menjelaskan, saat ini Kementan mela-

lui Ditjen Perkebunan secara intensif terus melakukan peremajaan (replanting) perke-bunan kelapa sawit milik petani. Ada pun target replanting pemerintah naik signifikan dari 20 ribu hektare (ha) pada 2017 menjadi 185 ribu pada 2018. Dari target itu, diharap-kan sekitar 10-20 ribu ha lahan diremajakan setiap bulannya. "Dari sisi produksi sawit, sawit rakyat bersama dengan BPDP Sawit sudah secara intensif melakukan replating. Sudah cukup progresif," kata Syukur seperti dilansir Antara.

Dirjen Perkebunan Kementan Bambang mengatakan replanting dilakukan dilaku-kan karena mayoritas lahan perkebunan sawit rakyat sudah tidak lagi produktif dan berusia lebih dari 25 tahun. Selain itu, benih yang digunakan juga bukan merupakan

bibit bersertifikat, melainkan bibit asalan. Kondisi ini menyebabkan tanaman tersebut tidak lagi produktif. Dari data Ditjen Perke-bunan, selama 2017 program replanting telah dilaksanakan di dua provinsi, yakni di Sumatera Selatan pada lahan seluas 4.446 ha dan di Sumatera Utara seluas 9.109 ha. Untuk tahun ini, peremajaan akan dilakukan di 20 provinsi, dimulai dari Riau.

Produktivitas tanaman sawit milik rakyat memang masih relatif kecil, yakni hanya sekitar 2-3 ton per hektare karena salah satunya penggunaan benih dan bibit yang ala kadarnya sehingga produksi kelapa sawit belum maksimal. Sementara itu, jika petani menggunakan bibit dan benih yang tepat, produktivitas bisa meningkat sebesar 4,8 hingga 7,2 ton per ha.

Sebelumnya, Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) juga menyatakan bahwa Indonesia belum membutuhkan tambahan pabrik biodiesel untuk memenuhi target percepatan program B20 (biodiesel 20%) maupun pelaksanaan B30. Alasannya, dari total kapasitas pabrik biodiesel nasional sebesar 12 juta kiloliter (kl) hingga saat ini utilisasinya baru sekitar 25% atau 3 juta kl. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto juga mengatakan, kapasitas produksi CPO nasional pada 2017 mencapai 38 juta ton dengan 7,21 juta ton di antaranya untuk pasar ekspor dan 8,86 juta untuk kebutuhan pangan domestik. “Artinya, CPO ini bisa digunakan untuk energi tanpa memberikan tekanan kepada sektor pangan,” kata Airlangga.

JAKARTA – Ditjen Peternakan dan Kesehatan He wan Kementerian Pertanian (PKH Kementan) be kerja sama dengan FAO ECTAD (Emergency Cen tre for Transboundary Diseases) menggalak-kan upaya peningkatan kewaspadaan munculnya pe nyakit infeksi baru (PIB) melalui program Emer -ging Pandemic Threat (EPT-2) yang didanai USAID.

Program EPT-2 ini terdiri dari beberapa output. Yakni, output A mencakup laboratorium, sur-veilans, penguatan kapasitas), output B menyasar One Health, output C mencakup peningkatan produktivitas perunggasan, output D terkait rantai pasar, serta output E menyangkut pen-guatan kapasitas instansi terkait pengendalian PHMS dan zoonosis. Kemudian, output F untuk kesiapsiagaan menghadapi situasi darurat dalam meningkatkan pengendalian Penyakit Hewan Menular Strategis(PHMS) dan zoonosis, serta output G terkait manajemen proyek), ditambah dengan isu Antimicrobial Resistance (AMR)/Antimicrobial Usage (AMU).

Direktur Kesehatan Hewan Ditjen PKH Ke-mentan Fadjar Sumping Tjatur Rasa mengatakan, upaya bersama FAO ECTAD tersebut dibutuhkan menyusul pertumbuhan populasi, globalisasi dan degradasi lingkungan yang terjadi sangat cepat. Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenal sebagai salah satu hotspot di Asia Teng-gara yang berisiko terkena pandemik penyakit infeksi baru, seperti flu burung dan Mers-COV.

Para ahli memperkirakan lima penyakit baru pada manusia muncul tiap tahun, tiga di antaranya bersumber dari binatang atau bersifat zoonosis. Apabila pengendalian penyakit zoonosis yang bersumber dari hewan tidak dilakukan dengan baik, risiko yang timbul lebih besar dari nilai ekonomi karena menyangkut nyawa manusia. “Hal ini menjadi salah satu pokok bahasan dalam penyusunan kegiatan dalam program EPT-2 ini,” kata Fadjar di Jakarta, Senin (30/7).

Fadjar menuturkan, sejak tiga tahun terakhir,

pihaknya aktif meningkatkan kemampuan petugas kesehatan di lapangan dalam mendeteksi secara dini, mencegah, dan mengendalikan ancaman pandemik. Melalui kegiatan surveilans triangu-late sudah bisa diidentifikasi agen penyakitnya, meski penyakitnya belum muncul, sehingga dapat disiapkan langkah antisipasi agar tidak menjadi an-caman. “Kami menggandeng semua pihak terkait untuk mengatasi ancaman ini melalui pendekatan yang disebut One Health, ini karena kita tidak bisa bekerja sendiri,” kata Fadjar.

Menurut dia, pendekatan One Health menitik-beratkan pada gagasan bahwa permasalahan yang berimbas pada kesehatan manusia, hewan, dan ling-kungan yang hanya dapat dipecahkan dengan kerja sama lintas sektor. Karena itu, kegiatan yang ber-langsung pada 30-31 Juli 2018 tersebut melibatkan pemangku kepentingan terkait, yakni Kementerian Kesehatan, Bappenas, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Kemenko PMK, Ke-menterian Perdagangan, BNPB, asosiasi peternak, hingga lembaga internasional. "Kehadiran berbagai pemangku kepentingan lintas sektor diharapkan dapat memberi masukan. Untuk pengayaan, mela-hirkan kolaborasi, dan mempererat koordinasi yang sudah berjalan," kata dia.

Di sisi lain, dia menambahkan, diperlukan sinkronisasi definisi terminologi dalam Undang-Undang (UU), terutama mengenai wabah dan penanganannya dalam keadaan darurat. BNPB mempunyai sumber daya yang fleksibel yang dapat dimanfaatkan dalam mengelola wabah penyakit yang dikategorikan sebagai bencana non-alam. "Ini merupakan bentuk peluang yang baik yang perlu dikoordinasikan dalam pemanfaatannya,” ujar dia.

Terkait isu AMR, kata Fadjar, Indonesia telah menerapkan pelarangan penggunaan AGP yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Hanya saja, dalam pelaksanaannya, peternak masih beranggapan bahwa pelarangan tersebut justru berdampak pada penurunan produksi. (eme)

Ukuran : 8 kolom x 160 mmMedia : Investor DailyTerbit : 31 Juli 2018File : D2

Jakarta, 31 Juli 2018

PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk.

DIREKSI

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIANEnam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2018

(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, Kecuali Dinyatakan Lain)

PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAKNYA

ASET 30 Juni 2018 30 Juni 201831 Desember 2017 31 Desember 2017LIABILITAS DAN EKUITAS

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIANTanggal 30 Juni 2018

(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, Kecuali Dinyatakan Lain)

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIANEnam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2018

(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, Kecuali Dinyatakan Lain)

2018 20182017 2017

Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni

Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni

ASET LANCAR Kas dan setara kas 15.540.722 10.937.042 Piutang usaha Pihak berelasi 24.424.860 30.274.741 Pihak ketiga 16.496.578 14.393.756 Piutang lain-lain Pihak berelasi 52.755 55.806 Pihak ketiga 750.543 576.931 Persediaan 96.879.174 87.681.790 Persediaan unit apartemen 8.135.692 8.331.729 Pajak dibayar di muka 2.242.324 1.288.085 Biaya dibayar di muka 1.312.737 789.329 Deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya 365.108 466.079 Aset lancar lainnya 1.000.518 75.104 Total Aset Lancar 167.201.011 154.870.392 ASET TIDAK LANCAR Aset real estat 19.631.164 20.243.642 Aset tetap 30.760.763 33.724.102 Aset pajak tangguhan 13.075.717 13.755.379 Tagihan pajak penghasilan 756.266 914.369 Aset tidak lancar lainnya 128.658 239.066 Total Aset Tidak Lancar 64.352.568 68.876.558

TOTAL ASET 231.553.579 223.746.950

LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank jangka pendek 29.540.177 15.838.301 Utang usaha Pihak ketiga 13.502.819 21.791.196 Pihak berelasi 3.426.874 3.207.570 Utang lain-lain Pihak ketiga 2.843.832 1.955.063 Pihak berelasi 8.670.985 7.012.917 Biaya masih harus dibayar 2.551.618 1.742.923 Liabilitas imbalan kerja jangka pendek 1.739.315 1.388.744 Utang pajak 163.049 300.488 Utang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 3.727.476 6.760.940 Pendapatan yang ditangguhkan 268.910 228.938 Liabilitas jangka pendek lainnya 163.546 231.779 Total Liabilitas Jangka Pendek 66.598.601 60.458.859

LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang bank jangka panjang. setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun - 392.951Liabilitas imbalan kerja 4.365.842 4.437.806 Liabilitas jangka panjang lainnya 42.942 45.655 Total Liabilitas Jangka Panjang 4.408.784 4.876.412 TOTAL LIABILITAS 71.007.385 65.335.271

EKUITAS Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Modal saham - nilai nominal Rp500 per saham Modal dasar - 1.160.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 383.331.363 saham 90.198.298 90.198.298 Tambahan modal disetor 19.104.388 19.104.388 Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Entitas Anak (37.494.318 ) (36.388.241 )Saldo laba Cadangan umum 6.184.972 6.084.972 Belum ditentukan penggunaannya 77.283.657 73.799.124 Sub-total 155.276.997 152.798.541 Kepentingan Nonpengendali 5.269.197 5.613.138 TOTAL EKUITAS 160.546.194 158.411.679 TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 231.553.579 223.746.950

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan 191.653.382 177.249.494 Pembayaran untuk: Pemasok, Gaji dan kesejahteraan karyawan lainnya (181.112.584 ) (136.118.317 ) Beban operasi lainnya (727.600 ) (799.794 )Kas neto yang diperoleh dari operasi 9.813.198 40.331.383 Penerimaan dari tagihan pajak penghasilan 134.893 3.122.290 Penerimaan penghasilan bunga 66.534 94.492 Pembayaran beban bunga dan beban keuangan lainnya (783.324 ) (725.039 )Pembayaran pajak penghasilan (2.401.446 ) (2.330.304 )Pembayaran pajak pertambahan nilai dan bea masuk (13.427.352 ) (12.067.029 )Penerimaan kelebihan pembayaran pajak penghasilan final atas revaluasi aset tetap - 372.117 Pembayaran instrumen derivatif - (7.042 )Kas neto yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi (6.597.497 ) 28.790.868 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan dari pelepasan aset tetap 8.490 55.156 Tambahan setoran modal pada entitas anak dan kepentingan nonpengendali - 3.040.540 Perolehan aset tetap (112.299 ) (1.306.754 )Kas neto yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi (103.809 ) 1.788.942 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari utang bank jangka pendek 215.108.327 55.829.037 Penerimaan pinjaman dari pihak berelasi 81.599 204.321 Penerimaan dari deposito yang dibatasi penggunaannya 81.561 Pelunasan pinjaman kepada pihak berelasi - (5.724.337 )Pembayaran dividen kas - (19.586.531 )Pelunasan utang bank jangka panjang (3.393.473 ) (1.901.586 )Pelunasan utang bank jangka pendek (200.234.208 ) (56.171.698 )Kas neto yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan 11.643.806 (27.350.794 ) Pengaruh perubahan kurs terhadap kas dan setara kas serta selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan, neto (338.819 ) 260.403 KENAIKAN NETO KAS DAN SETARA KAS 4.603.681 3.489.419 KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODDE 10.937.041 9.559.546 KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 15.540.722 13.048.965

PENJUALAN 174.280.057 151.142.391 BEBAN POKOK PENJUALAN (154.879.931 ) (128.967.476 ) LABA BRUTO 19.400.126 22.174.915 Beban penjualan dan distribusi (3.762.513 ) (4.259.289 )Beban umum dan administrasi (5.842.302 ) (6.232.543 )Penghasilan operasi lain 917.636 743.057 Beban operasi lain (2.235.737 ) (778.662 )LABA USAHA 8.477.210 11.647.478 Penghasilan keuangan 753.816 531.954 Pajak final atas penghasilan keuangan (10.852 ) (20.930 )Beban keuangan (1.092.618 ) (1.064.562 )LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 8.127.556 11.093.940 Beban pajak penghasilan, neto (2.126.186 ) (2.997.450 )LABA PERIODE BERJALAN 6.001.370 8.096.490 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Entitas Anak (1.366.041 ) 551.075 TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN 4.635.329 8.647.565

Laba (rugi) periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk 6.085.347 8.620.440 Kepentingan nonpengendali (83.977 ) (523.950 ) Total 6.001.370 8.096.490

Total penghasilan (rugi) komprehensif periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk 4.979.270 9.183.330 Kepentingan nonpengendali (343.941 ) (535.765 ) Total 4.635.329 8.647.565

LABA PER SAHAM DASAR YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK 0,016 0,022

Catatan: 1. Informasi keuangan di atas pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017 dan enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2018 dan 2017. 2. Informasi tertentu, seperti laporan perubahan ekuitas konsolidasian dan catatan atas laporan keuangan konsolidasian, tidak termasuk dalam informasi yang disajikan diatas.

langgeng
Typewriter
31 Juli 2018, Investor Daily|Hal.31