ukoro geni ebook

68
Pawon #35 tahun V/2012 - 1

Upload: lasinta-ari-nendra-wibawa-wibawa

Post on 07-Jul-2015

331 views

Category:

Education


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 1

Page 2: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 2

Buletin sastra Pawon adalah buletin sastrayang dicetak di kota solo dan dibagikan secara

G R A T I Sdi setiap acara sastra di kota Solo.

Dana penerbitan buletin di dapat dari saweran teman-teman redaksi ditambah beberapa donasi

Memasuki tahun kelima berdirinya,buletin sastra pawon merilis edisi ebooknya.

Semoga bermanfaat.

Page 3: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 3

Koordinator Redaksi Yudhi HerwibowoRedaksi Bandung Mawardi, Puitri Hati Ningsih, Indah Darmastuti,

Fanny Chotimah, Yunanto Sutyastomo, Han GagasLasinta Ari Nendra, Anton WP (Kalimantan)

Desain Cover & Layout Yudhi HerwibowoAlamat Vila Bukit Cemara No. 1 Mojosongo Solo 57127

Kontak 08122640769 (Yudhi), 08122623048 (Puitri)E-mail [email protected] pawonsastra.blogspot.com

editor | Bandung Mawardicover dan layout isi | Yudhi Herwibowo

Page 4: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 4

Buletin Sastra Pawon menerima tulisan berupacerpen, puisi, esai, kisah buku dan novelet.Tulisan dapat dikirim melalui email :[email protected] (cerpen);[email protected] (puisi) ;[email protected] (esai),[email protected] (kisah buku).Cc-kan ke pawonsastra@ yahoo.co.idNaskah yang dimuat akan diberikan 2 ekspawon sebagai bukti pemuatan.

Pengisi

Maulina - 5 | Ekohm Abiyasa - 6 | Hans Gagas - 7 |

Arif Saifudin Yudistira - 9 | Pradita Nurmalia - 10 | Atmo Kanjeng - 11 |

Sartika Dian Nuraini - 12 | Imaniar Yordan Christy - 13 |

Aji Wicaksono - 14 | Eka Safitri - 15 | Fatimah Sundari - 16 |

Nashita Zayn - 17 | Lasinta Ari Nendra Wibawa - 18 |

Rere Croft - 20 | Lukas Yono - 21 | Desi Liana Djie - 22 |

Riza Handoko - 23 | Istikharoh - 24 | Meilan Arsanti - 25 |

Gunawan Tri Atmodjo - 26 | Setyaningsih - 27 |

Budiawan Dwi Santoso - 28 | Pena Tumpul - 30 | Sofyan Adrimen - 31 |

Santi Almufaroh - 33 | Maftukhatun Ni’mah - 34 |

Mujadi Tani - 35 | Kurniasih Fajarwati - 36 | Sari Maras Dika - 37 |

Gendut Pujianto - 38 | Yudhi Herwibowo - 39 |

Bayu Prihantoro Sutarto - 41 | Muhammad Aprianto - 42 |

Pramudyah Jana - 43 | Onnie Cahyo - 44 | Miftahul Abrori - 45 |

Irfan Ruswandi - 46 | Rahmah Purwahida - 47 | Seruni - 48 |

Akhdiyan Setiyorini - 49 | Sukarno - 50 | Prihatin Dwi Christina - 51 |

Istikharoh - 52 | Aryani Kususmastuti Wahyu Lestari - 55 |

Anna Subekti - 56 | Sulistyorini - 57 | Avan Putra - 58 |

Bandung Mawardi - 60 |Fanny Chotimah - 61 |

Puitri Hati Ningsih - 62 | Indah Darmastuti - 64 |

Page 5: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 5

Perayaan Katauntuk Ukara Geni

Bermula dari sebuah rapat kecil untuk merancang acara sastra di Solo,maka Ukara Geni dihadirkan.

Dalam bahasa Jawa, ukara adalah kata, dan geni adalah api. Ini sebuahperayaan ringkas saja sebenarnya. Perayaan untuk kata-kata dengan formatyang berbeda. Mungkin sebuah perayaan yang modelnya baru pertama kalidigelar di seluruh jagat. Dimana siapa pun pesertanya, amatir atauprofesional, tua atau muda, jelek atau keren, tinggi atau pendek,menyebalkan atau menyenangkan, penyuka korea atau pun pembenci korea,dapat terlibat di sini tanpa seleksi.

Setiap peserta hanya diminta untuk mengirimkan: 1 puisi terbaik. 1kehadiran. 1 kelayakan. Seperti yang ditulis pada poster acara yang dirilissebelumnya. Untuk itu redaksi menyediakan hadiah senilai Rp. 500.000,vandel (yang dibatasi nilainya Rp. 50.000) dan paket buku dari sponsor.

Lebih dari 70 email redaksi terima. Namun sayang tak semuanya dapatdimasukkan. Banyak peserta yang mengirimkan lebih dari 1 puisi, bahkanada yang mengirimkan 10 puisi. Ada juga yangragu, hingga mengirimkan 2 sampai 3 kali puisiyang sama. Alhasil, hanya 53 puisi yangkemudian diikutkan dalam Ukara Geni.

Acara cukup meriah. Walau tanpapublisitas yang berlebihan. Suasana lebihhening dari acara-acara biasanya. Sebagianmembaca, sebagian merenung, dan sebagianyang lain seperti biasa: tetap bercanda.Setidaknya para penulis puisi ini kemudianmemiliki hak untuk memilih puisi terbaik.Mereka dapat memilih 2 puisi berbeda, dimana1 pilihan bisa puisi mereka sendiri, itu bilamereka cukup pecaya diri.

Sebagai tambahan, sebuah toples kunodibuka untuk saweran. Semua yang hadir

Page 6: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 6

diminta menyumbangkan uang ala kadarnya, yang nantinya akandiperuntukkan untuk Sang Ukara Geni. Maka hanya butuh beberapa menitsaja uang sebesar Rp. 205.000 terkumpul. Uang ini kemudian dijumlahkanuntuk sang pemenang, sehingga total uang yang akan dibawa Sang UkaraGeni adalah Rp. 705.000.

Maka setelah proses hitung layaknya pilkada DKI, namun tanpa perluadanya putaran kedua, terpilihlah Wuyung Kethundung, puisi milik MiftahulAbrori sebagai Sang Ukara Geni 2012.

Selamat! Selamat Selamat!Malam ini adalah malam yang sempurna bagi Sang Ukara Geni. Namun

walau begitu, peserta lain yang tak terpilih sekali pun, tetap kami yakiniakan membawa pulang kisah malam ini sebagai salah satu malam yangmenciptakan acara paling dikenang di hari-hari depan :) Mungkin, dengantambahan sedikit pengharapan: bila tahun depan perayaan Ukara Geni iniakan dapat kembali diulang, tentu dengan hadiah yang lebih dasyat. Hmm,siapa tahu?

Buletin Sastra Pawon

Page 7: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 7

1Puisi Maulina

Aku tak dapat membaca makna.Walau mataku tak lagi terpejam.Dapatkah kau menjelaskannya?

Page 8: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 8

2Puisi Ekohm Abiyasa

Aku Ingin HidupSeribu Tahun yang Lalu

kebohongan adalah hal biasabagi mereka yang suka menyembunyikan petakatanpa disadariada hal lain yang mengganjal kepalakemudian menyulut api menyala membakar kotahangus menjadi kebusukan yang memenuhi dunia tua inikebodohan adalah hal lumrah sajabagi mereka yang tercuci otaknya pada televisimengagungkan keindahan semu pada layar dan fenomenatanpa mereka sadarimenciptakan bara senyala neraka tiada diperhitungkan olehnyakemudian membakar habis sampai sisasisa mulut merekadunia tua ini siapa yang peduli lagi nasib orang lainyang mereka tahu adalah bagaimana mengenyangkan perut dan nafsu

kepuasan diri

o mengapa aku hidup pada dunia yang mengerikan ini?

Jakal KM 14 Jogja, 03 Juni 2012

Page 9: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 9

3Puisi Hans Gagas

Siapa Sebenarnya

Mati dalam kepala. Pisau menancapi ingatan. Matahari lumer di malampekat, menyusur tirai duniaku. O Duniaku duniamu, pecahberhamburan. Menusuk jantungku berkali-kali. Apakah yang sedangterjadi? Dadaku ringan, kepalaku berat, menyibak yang tersayat-sayat di benak. Imajiku terlempar busa-busa kardus, kulkas, danburung yang terkapar bersimbah darah. Menetes menganak sungaidi pipi, tersayat belati masa lalu. O kamu dimana nanti, aku dimana,kalian dimana, kita di mana nanti.

Oh masa depan, o masa lalu sungguh kebak penyakit. Penyakit? Sukamalang , suka suka. Amboi pikiranku, pikiranmu.

“Lupakan saja,”“Kebun terlalu pahit, lupakan gang-gang itu, rumah itu, toko terbakar itu,

baliho yang membara, bata-bata rubuh, dan tubuh adikmu yanggosong.”

“Tuhan, lari kemana lagi dirimu?”Tak ada Tuhan di tempat ini!Hidup dalam mati. Mati dalam hidup .Hidup di sini bukan hidup karena mati menggantungnya menjadi abu.Tapi jiwa terus melayang-layang, perih, tipis, rapuh, gentayangan tak tahu

rumah. Tak tahu setitik air. Telaga. Panas terik.Perutku mulas oleh berita itu, oleh kabar mengerikan, malam purnama

diserang oleh halo sinarnya sendiri. Tubuh perkasanya lunglaidiserbu panah Kurawa.

O, gelap, o, pekat, o buntu, o, jurang,O, curam, o, terjal, o lubang, o api matahari,O, pancamaya!Jalan kematianmu telah dekat, belatung-belatung menggerogoti.O, lekatnya tubuhku pada dunia terperi hilang musnah dihantam beliung.

Page 10: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 10

Bumi mengamuk, air panas menyembur, alirannya masuk ke ac-acapartemen, ke Sungai Gendhol, ke Dieng, Merapi, Pantai UtaraJakarta, ke Aceh, Sumbawa, Porong Sidoarjo, Banten, dan Merak.

O berita, surat kabar, o surat , o televisi, o telepon, o kata-kata.Siapakah kalian ini sebenarnya?

Page 11: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 11

4Puisi Arif Saifudin Yudistira

Ibu Yang Baik

Di desa yang penuh kaca, dan suara lolongan anjing, bulan menari-nari takberhenti sampai disini. Hingga ku usia kanak-kanak, iblis masih tertawa,genit mendekatiku, dengan berbagai riuh di masa lalu. Wajah ibumenutupiku dari lubang gelisah, dari tirai keterpurukan.Dan, malam adalah tempat lagu indah yang bernaung. Di pangkuan dangendongannya aku menyanyikan sendiri laguku, bersama masa lalu yangtak terbaca. Masa laluku jadi masa depanku. Dan biografi mati di selembarkertas. Saat itu aku mulai mengenal ibuku benar-benar baik hati. Melahirkansapi, menetek air susu, memberiku kisah yang tak habis hingga hari ini.Ibuku yang baik adalah kisahku di ujung barat, meski ku sekarang disisitimur, aku tak lupa biografi. Entah kapan aku kembali, menjawabpanggilanmu yang lama merindu.

Solo,Oktober 2011

Page 12: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 12

5Puisi Pradita Nurmalia

……..?

Pagi melahirkan sunyi di hatikuMeninggikan timbunan resah yang semakin basahMengendap di paru-paru, seperti asap rokokDaun-daun jatuh di permukaan, namun ulat tak kunjung berubanMelubangi hasratku untuk bercumbu dan merayuAkankah ada sebentuk takdir terbacaDari kuncup-kuncup rindu yang mengangkaraAkankah kau kembaliSaat musim menggetarkan dawai pelangiKuncup bermekaran, warna-warniBergandengan walau titik-titik tak terbatikMatahari menciptakan jarak seperti buiKita di dalamnya namun pada sisi yang berbedaAku berharap malam datang lebih awalMenjemput nafasmuAgar aku lebih leluasa menghirupnya

Karanganyar, 19-06-12

Page 13: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 13

6Puisi Atmo Kanjeng

Kabar Minggu Pagi

Ketika kereta kuda berlalu pada minggu pagiAda cerita yang tertinggal pada debunya sepanjang jalan menuju ibukotaMulut-mulut bersengketa siapakah tamu yang melintas dini hari tadiapakah pangeran atau pencuri yang sedang melarikan dirigadis-gadis juga sama herannya, seakan membayangkanpangeran tampan atau pencuri gagah nan dermawanyang akan singgah ke rumah merekalantas orang-orang berduyun meminta fatwa pada sang hakimapa sebenarnya yang telah terjadi pada negeripertanda apakah sebuah kepergian kereta kuda dan penumpangnyamenjadi berita besar di seantero kotasi hakim lalu berfatwa, bahwa telah terjadi ontran-ontran memalukan di

istanapara raja sedang berebut tahta dan nafsu ketamakan membuat para

pangeranyang semula gagah rupawan menjelma sekawanan maling berwajah babidemi seonggok mahkota dari kayu berduri

Karanganyar, 23 Juni 2012

Page 14: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 14

7Puisi Sartika Dian Nuraini

KERINDUAN BUTA

Kita menyulam kerinduan buta dalam kaos itu, segelas es di siang bolongdan jembatan yang selalu dilewati jutaan mesin tiap hari. Pada saat itu kaumembaca bahwa jiwaku menggigil. Dan aku bertanya, apa itu? Apa yangsalah? Dan apa yang harus dilakukan? Dan apa yang menjadi? Bagaimanamenjawab, aku bertanya dengan suara tergetar berliku.

Di waktu lain, ada keraguan di wajahmu dan ia berubah begitu biru danmenyamar.Aku tak bisa membacanya, hanya bekas luka yang jengkel. Dan saat itu, akuseperti masuk sebuah rumah biru yang memiliki banyak batas di antarabatas, jarak seperti menepuk-nepuk, ruang yang berbeda yang kusut taktertata, yang kian buat kita buta. Dan kita hanya bisa menutup mata.

Lalu kita berhenti. Aku tidak bisa melihat batas-batas itu, invissible!, kataku.Lalu batu-dingin jiwaku terluka membentur dinding yang tak terlihat itu,yang membuatku dan kamu terpisah.Mungkin dengan jiwa yang sama, kita memiliki sungai. Sebuah sungai panjangnantinya....tapi harapan hanyalah batu-batu rajam.Aku akan tumbuh. Bangun. Menyangga kepalaku sendiri agar dapat melihathatimu yang biru dan tubuhmu yang marah. Licin, menggigil, tergetar dalamkerinduan. Karena aku melihat keinginan kita telah kering. Tapi di atasnyaaku merindukan senyum itu.Senyum yang selalu kudamba.

Page 15: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 15

8Puisi Imaniar Yordan Christy

DI MANA MATAHARI

Aku bertanya pada matahari;Hai matahari! Di mana kau sembunyi?Di balik awan?Di balik bintang?Atau kau sembunyi di bawah kolong tempat tidurku?Kolong tempat tidurku tempatku menyimpan lelakiku kala suamikudatang mengetuk pintu.Matahari, kau yang bakar gairahku bercumbu dengan pucuk kering pohonjati yang tak lebih besar dari batang suamiku.Kau sulut perselingkuhanku dengan timah, aspal, minyak yangmemberikanku siraman kenikmatan birahi.Lalu sekarang kau dimana?Kau di mana matahari!!Kau sembunyi, tak berani tampak, tak membelakuPadahal kau membujukku dan menjadi saksi persetubuhanku;Kala suamiku menyeretku ke depan api yang suci.

Semarang, 26 juni 2012

Page 16: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 16

9Puisi Aji Wicaksono

Nasihat Umur

Sejak nyawa hadir dalam diriKita harus menjaga sampai nantirambut memutihMata tak mampu lagi menikmati aksara dalam puisiBerjalan dengan tiga kakiTubuh membungkuk batuk-batuk sesekaliDan tersungkur kaku ditimbun tanah dengan rapi,mati

Kapan kita ke surga

Setiap hari kita mengulang sesuatu yang samaDalam sajak kehidupan fana

Page 17: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 17

10Puisi Eka Safitri

Sawung Mas, Muara CintaTeruntuk: Sang Penjaga Hati

Ingatkah engkau, bambubambu persaksianSaat kau sentuh jari jemari iniPenuh keraguan

Kini kali pertama kutatap matamu, bersama angin dalam remang lampuWajah manismu, menebarkan cahaya dalam sirat matakuKau yang bersama malamBersiap mengejar keraguan, hinggaKau cumbu malam ini dengan senyuman

Sawung Mas, Muara CintaKau gapai hatiku yang kini sepiKau menyambutku, dengan keabadianMaka kau bersiapKau cumbu malam ini dengan senyuman

gadisembun, 2012

Page 18: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 18

11Puisi Fatimah Sundari

Tak Lagi

Aku hanya abu yang berdebuTak ingin syahduTak ingin sendu Aku hanya butir yang mengalirTak bersyairTak menyingkir Satu bait saja aku bersajakMenginginkanku untuk beranjakTak beranak Sendiri tak menepiBersama tak bersuaKita adalah jahanam Yang tertanam

Page 19: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 19

12Puisi Nashita Zayn

Detak Aku

Gerak susur bergurindamSerasa asing, serasa kenalTenaga hidup, pagi terang malam kelam

Aninggalke rasa susah lan sedihSakwise prasetya marang gusti

Kadang wujud, kadang menghilangDetakku makin luruh tenangSetinggi julang yang cemerlang

Meskipun jadi vitalis1 tak mudahBergerak dinamis hadirkan cerahAgar makna tetap darah

Menyala dihampiri cintaRanggas ditempa deraSemua koma di saat cinta menghampa

Aku dalam detakBertapa tak ingin lantakMemaknai jalan tanpa sentak

2 Seorang vitalis: pemilik keuletan & semangat berkobar dalam menempuhhidup

Page 20: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 20

13Puisi Lasinta Ari Nendra Wibawa

KEPADA PAWON, KEPADAKENANGAN-KEMENANGANYANG TAK BISA DITUKAR

selalu ada mata air yang mengalir, tiap kemenangan demikemenangan aku ukir. sebab berulangkali kaki mendaki,kau setia mendirikan fondasi tangga ini. sampai aku ragumenyebutmu guru, sahabat, kekasih atau orangtuaah, ternyata benar, kau mewarisi wajah mereka semua!

keluarlah, kau tak mahir terbang di kamar dengan sinar lampusudah saatnya kau berkeliling di halaman sebagai kupu-kupuadalah suara yang terdengar saat pertama menjabat tanganmukuterjemahkan itu sebagai musim baik untuk berguru-berburudan sejak itulah aku mengasah tombak dan membuat busur baru

sejauh-jauhnya langkahku memburuadalah sekuat-kuatnya aku menyusupadamukurapal asa pagi tiap kali membuka lebar pintu-jendelasenja kembali dengan memanggul piagam dan piala

menjelang malam kau mengajakku meneruskan perburuanberbekal pena-buku sebagai tiang dan atap perkemahantempat menginap rasa ingin tahu dan gigil penasaranyang tersebar di penjuru rimba pengetahuan. sementara,otoritas menakar peradaban dari tinggi menara awan

maka, kini saatnya kita merelakan chairil anwar pergi

Page 21: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 21

setelah harapan dan doanya kita pindahkan di bulan julidengan sedikit sentuhan, revisi, dan modifikasi:semoga pawon bisa memasak literasisampai seribu tahun lagi!

Surakarta, 4-9 Juni 2012

Page 22: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 22

14Puisi Rere Croft

Bangsaku (!!)

1 + 1 = 42 + 2 = 8

3 + 3 = 124 + 4 = 165 + 5 = 206 + 6 = 247 + 7 = 288 + 8 = 329 + 9 = 36

10 + 10 = 40Besok makan siapa ya?

Page 23: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 23

15Puisi Agus Budi Wahyudi

DAUN TELINGA KOTA

Bila aku daun, aku daun telinga kotaYang bisa mendengar jeritYang bisa mendengar jeritanJeritan ranting-ranting di kotaJeritan warga-warga di ranting kota

Aku daun telinga kotaMendengar lenguh suara

Jerit ranting-reranting pohon terdengarSuara mesin meraung memotong rimbun dedaunPanas dan gundul kotaku

Daun telinga kota memerah darahMendengar dentuman beton tertancap ke tanahKotaku telah dicacah!Kotaku telah kauporak!

Jerit warga-warga di kotakumenjauhi laku luhur, laku pekerti, laku santun, laku bijak,laku berbudi, laku berjati diri, dan laku berpijak bumi.

Laku penguasa berakhir ke bui, laku raja berakhir ke hina, laku diri jauhkendali!Daun telinga kota memerah, merah darah.Jeritan-jeritan mulia menghilang di balai kotaku.

Solo, 30 Juni 2012

Page 24: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 24

16Puisi Lukas Yono

Rabu Pagi

Udara bertumpuk dengan embunBurung-burung berkicau kesana-kemariJalan-jalan tempat tumpukkan kendaraanHirup-pikuk kota mulai menghardik semua orangTak ada tempat aku untuk singgah sebentarBanyak orang lalu-lalang untuk mencari nafkahPara satpam jalanan mulai mengatur kemacetanAda yang tilang, adapun yang memberi pengarahan pada pengguna jalanMakin siang udara tidak sejuk lagi

Page 25: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 25

17Puisi Desi Liana Djie

Satu Harmoni

Suara-suara menggerakkankuMengusik nurani yang tergelitik

Mencoba mencari pengertianDan melepaskan sedikit kepenatan

Tulisan-tulisan memesonakuMemaksa akal yang tiada terguna

Menghibur dalam suatu gairahMenjawab dalam sebuah bias

Dentingan-dentingan membuatku terpakuMerasakan getaran yang tak tentu

Membisikkan sesuatu ke dalam kalbuKe alam bawah sadarku

Dan aku hanyut ke dalam kemasgyulanTerkoyak semua kemunafikan

Terbawa dalam alunan melodi tak bertepiDan tak ada kata berhenti

Tak ada aku kamuDan kita pun menyatu

Karena dari awal semua adalah satuDebaran jantung sang pencipta

Yang diwujudkan dalam sebuah harmoni indah

Page 26: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 26

18Puisi Riza Handoko

ISTANA CINTA

Merekahlah kini bunga asmaraBegitu indah alur kisahnyaSeakan surga dunia menghampiriBegitu indah istana cinta tecipta Ku tahu engkau pasti setia Menemani dalam jalani hidup Bahagia hati asmara ini

Telah temukan pijakan hatiSemoga abadi dan sejati cinta iniTak akan terpisahkan walau godaan menghadangKemesraan yang kita jalaniBukanlah karena nafsu dan ambisiku Jadikanlah semata karena bukti cinta Yang kita tunjukan dalam kemesraan Tak ada paksa dalam cinta

Dapat menerima apa adanya

Page 27: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 27

19Puisi Meilan Arsanti

Pengabdianku

Ketika mentari tak lagi bersembunyiKurelakan mimpiku terhentiKuawali pagi dengan kekiKusambut hari dengan abdiGaruda kini bertenggerPancasila kini berkaliberMerah putih kini berkibarUUD 1945 kini bersumbar Jiwa raga kuabdikanTumpah darah kusembahkanPadamu negerikuPadamu bangsaku Kututup hariku dengan ikhlasKuakhiri waktuku dengan berkasKuhabiskan nyawaku untukmu negerikuKuserahkan semua untukmu bangsaku Padamu negeri padamu berbaktiPadamu bangsa padamu bersahajaIndonesiakuIndonesia

Page 28: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 28

20Puisi Gunawan Tri Atmodjo

Sajak Berparak

seperti cenayang yang tak pernah kehilangan jejakseperti penebang kayu yang memercayakan takdir pada mata kapakibu tak pernah lelah menjahit metafora yang koyak

seperti siluman yang ingin tampakseperti bocah yang tak henti mengagumi sihir bedakaku terus bergerilya menulis sajak

kami memang telah lama berparak

ibu adalah semesta bahasa yang bijaksedang aku hanyalah gerak kata pada puisi yang retak

Solo, 2009

Page 29: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 29

21Puisi Setyaningsih

Biarkan Aku Singgah Sejenak

Biarkan aku singgah sejenakMelebur bersama angin yang bertiup nyenyak

Biarkan aku berbaring bersama rerumputanMenikmati wangi hutandan membicarakan arti sebuah kelapangan

Hatiku penat menyaksikan suara-suara rusuhJiwaku berkarat melihat mesin-mesin bergemuruh

Biarkah aku berbaur dengan hujan dan debuMenikmati lagu yang bisa didengarolehku yang sedang merindu

Page 30: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 30

22Puisi Budiawan Dwi Santoso

Kisah yang Resah

Satu,cepat-cepat akumencari waktu

Dua,mereka kinikehilangan arti—Diri

Tiga,di ruang kamar tungguaku menemuikekosongan

Empat,pagi menunggu malam.malam menunggu,Kamu

Lima,Pagi melarikan dirimenujuke lorong sunyi

Enam,aku menanti cerita.cerita yang mencari-cari dirinya.

Page 31: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 31

Tujuh,Di sini, seorang isterimelukis bunuh dirisi suami

Delapan,aku kembali ke rumahyang selaluresah

Page 32: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 32

23Puisi Pena Tumpul

Wahai

Wahai yang diselubungi darahWahai yang mengendap seperti malingWahai yang terus bersenandung dengan nada sumbangWahai yang merindukan seseorang

TunggulahDengan langit yang diselimuti mendungLampu redupTak ada malaikat

Hanya ada seorang wanitaSemi belum juga singgahDaun belum berguguran di atap sebelah rumahKayu bertumpuk

Sebuah gerejaSebuah masjidSebuah puraSebuah wihara

Sebuah kelentengSembahyang dan bercintaSeperti sebuah kalam yang berserakan

Kudus, 30 - Juni - 2012

Page 33: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 33

24Puisi Sofyan Adrimen

KUNGE DAN SEPETAK MEJA TUA : Kunge

di sepetak meja tua ini aku membaca,entah sudah berapa banyak tangan yang menopang dagumenyangga cerita dan ceria bertahun-tahunkadang aku melihat kakinya yang gemetar, tapiia bertahan setia mendengar segala perubahanyang sering menyiratkan kepergian, meskipunia tak pernah sanggup menolak berkelok bahak kedatangan ia tak peduli seberapa tipis keriputdi petak garis wajahnya mengikis ingatansebab senyum itu telah bermutasi bersama waktudi seperangkat wajah yang selalu memayungkan keteduhan lalu aku menelusuri peta air mata di meja inisepanjang suaramu,yang mulai parau,yang tak juga pernah menggariskan ketersesatan kunge,di sepetak meja tua ini, aku juga membaca,tak selalu keteguhanyang menegakkan serumpun bambu di belakang rumahkokok ayam jantan, cericit burung, gemericik, airalir sungai yang dari merapi itu seperti bersekutudalam setuju membelenggu gemetar bibirmuketika senyum itu terkekeh

Page 34: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 34

dan ketika mereka pulang dengan berkarung senyumyang kau tanam di sepelataran itusepetak meja tua itu tak pernah sepi berceritamenawarkan gigil di tiap senyumyang kau pahatkan ke wajah utisetiap kali sujud menawarkan pilihan dalam kehidupan ini Bangak, Sendutan, 12 Mei 012

Page 35: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 35

25Puisi Santi Almufaroh

Meski kau tak pernah tahu,hujan itu di matamu;wid

Sekedar menatap matamu merupakan penghapus kerinduan yang pekatoleh waktuKarena selegam rambutmu mengharumkan sekitarkuBenarkah telah larut ke dalammu?Masih ingat percakapan kita tentang kematian, sebelum dipertemukanBahwa kau tak ingin matiPadahal kematian yang kau tolak serupa setengah gelas kopi yang pernahkau cicipPekat tapi nikmatLalu menandai hujan yang kita cobakan untuk melentikkan waktuMeski kau tak pernah tahu, hujan itu di matamu.

Malukuraya 190111

Page 36: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 36

26Puisi Maftukhatun Ni’mah

Cintai aku, Tuhan

Dosakah aku, Tuhan?Meninggalkan rumah kala jingga senja-Mu beranjakTerlaknatkah aku, Tuhan?Melangkahkan kaki menjauh dari ayah bunda saat adzan-Mu baru sajaberkumandangTuhan, apakah aku golongan orang yang ingkar?Jika aku harus menempuh jarak tempat ini sendirian sedangkan teman-teman sebayaku sedang merasakan kebersamaan keluarga merekaTuhan, bodohkah aku?Meninggalkan waktuku bersama keluarga kala Kau balikkan langit biru-Mu menjadi gelapTuhan, jangan murkai akuJangan laknati akuRidloiibadahkuDan ampunilah aku, TuhanSemua kulakukan untuk agama-Mu,mempelajari tauhid-Mu,mengenal Kekasih-Mu dan mencari ridlo-MuAgar aku benar-benar menjadi hamba yang Engkau cintai sebagaimanaEngkau mencintai Muhammad yang terpilih…Tuhan, maafkan aku yang menyebut tempat ini sebagai “Penjara Suci”

Kendal, 29 Mei 2012

Page 37: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 37

27Puisi Mujadi Tani

aku dan muhammad

khadijah melamar muhammaditulah yang terjaditapi aku bukan muhammaddan kau bukan khadijahmakaijinkan aku melamarmu,khadijahku

Page 38: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 38

28Puis Kurniasih Fajarwati

Di Penghujung Mei

tak ada yang bisa ditulis malam inihanya lembar kosong berserak di lantaimatapun sudah terlampau lelah untuk terjagajemari sudah begitu gemetar untuk memegang penabiarkan saja angan berkelana pada masa lalumenjumpai sosok yang tak lagi bisa disentuhmenyematkan doa pada nisan yang setia mengeja waktumemahat kesepian di ruang sempit tak berpintutunggu aku di tamanmu...... #saat doa menunggu dijawab (25 Mei)

Page 39: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 39

29Puisi Sari Maras Dika

Liarkah Aku?

Setiap hari aku melihat kamu bersembunyiMengarah tak bergeming menyusuri tembok kesengsaraanHinakah aku yang selalu mencerocos tentang kebusukan dunia?Tentang para penjahat yang masih bebas berkeliaranAh, mengapa juga aku terus menyusupi detil demi detil kerusakan?Sedangkan aku sendiri juga tidak tahu ada di mana?Hak mereka dirampas total oleh para petinggi yang rakusHak mereka dikebiri oleh bangsa mereka sendiriAkankah aku juga ikut menjadi mayoritas yang berkuasa itu?Akankah aku tetap menjaga kepelikan minoritas yang selama ini aku pijak?Nah, rupanya gadis penjaja segala kenikmatan mulai terkena virus

kesenanganVirus yang membutakan mata hati dan menghanguskan sanubariAkhirnya para penerus bangsa mulai tercemar oleh semua kaca semu

kehidupanMau diapakan bumiku ini?Bila semua yang mendiaminya sudah menjadi robot berjubah manusia

Page 40: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 40

30Puisi Gendut Pujianto

PEMBACA PETA BUTA

Aku hilang arah, PenyairBatas dan kelok yang aku tandai telah tercuriPlang jalan dan tukang parkir sembunyi, tak ada tempat aku bertanya

Tentu tukang rokok tak mau tahu, sebab aku hanya membeli sebatang.Meminjam korek, mencuri api, dan membakar mimpi sendiri sejak subuh.Sampai mataku menjadi biru, sebiru laut yang kehilangan matahari. Danmatahari juga hilang. Hilangnya serupa cacing yang mengebor tanah, dan(aku rasa) ditiupkan di dadaku pagi tadi.

Sampai gelap menyeretku ke sekian arah, ke segenap arah: kanan, kiri,selatan, barat, timur. Yang pasti bukan arah utara. Arah di manapunggungku menatap yang lewat, yang menjadi seteru, sekaligusmenjadi rahasia sang arah: arah waktu.

Siapa yang aku ikuti, penyairJalan-jalan berjalan, gedung berlarian, motor mobil menyumpah. Asapmengirim petaka yang entah kapan sampai. Dan aku masih menuju kejalan itu. Jalan pulang dan bertandang. Jalan yang menuju, danmengganggu hari-hari yang melingkar, tak berujung pangkal. Hingga satumeriam menodong di depan mata, satu mili siap diledakkan. Sepertiledakan si pembaca peta yang buta, yang merasa mampu menghikmatrahasia.

Padahal rahasia telah terkabar di syair-syair

Omah gedhek 2011

Page 41: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 41

31Puisi Yudhi Herwibowo

Usai Kata

bila tiba waktukumenyemai kamboja pada pusarakukutak ingin lagi ada kata yang menelisipbiar aku pergi diam-diam, tanpa kau menyadariseperti akar beringin yang menggeliat teguh, tanpa pernah utuh terlihat

usai: kelak adalah perjamuan terakhirkutanpa gelas anggur bekas bibirmu di sanatanpa harapan hidup 1000 tahun lagitanpa pernah takut kata mengkhianati diritanpa perlu kau menyimpan foto muramku yang semakin kasathanya cukup dengan mengeja namaku dalam batin, tanda ikatan kita

dulu, engkau pernah bertanya; kenapa aku tak membuat perayaan bagidiriku?

perayaan terakhir yang sederhana saja, mungkinseperti penyair haus pentas yang mencari cara kekal bagi dirinyadan aku enggan menjawab pertanyaan tak penting itubiarkan saja aku pergi dalam hening, dengan kata yang masih tersisa

mengikutiseperti dulu, ketika aku menemui mereka, kala jemariku masih terlalu

rentan menulisnya

dan nanti, bila engkau sempat hadir di sanakau pun tak perlu menyemai kembang pada pusarakutak perlu pula: mengucap kata, walau itu belasungkawamucukup diamlah!

Page 42: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 42

anggap saja aku sudah bisa membaca hatimutak ada lagi kata! tak ada lagi kata!karena aku telah puas bersamanya sepanjang hidupku

Page 43: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 43

32Puisi Bayu Prihantoro Sutarto

PLUS MINUS

Mereka

tawa yang saling mentertawakan

Mereka

tangis yang saling menangisi

Adanya mereka saling melengkapi

Tak adanya mereka adalah pencarian ke setiap sudut mata melihat

Mereka

dua yang tak pernah menjadi satu

jiwa mereka lenyap tanpa salam

halus....halus....halus sekali, tanpa suara

Page 44: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 44

33Puisi Muhammad Aprianto

Tangisan Sungai

Dulu aku tak seburuk ini, dulu aku cantikDipuja, dimanfaatkan..Berbagai kehidupan mendampingikuSuara gemericik yang menenangkan

Namun bajuku tak seindah duluBajuku kusam, bahkan robek oleh ketamakanKetamakan manusia merenggut keindahankuAku menangis, menangis tersendu dengan keadaanku yang sekarang

Sampah-sampah ini mengotorikuAku tidak bisa berbuat banyak, aku butuh perawatanAirku mulai keruh, kejernihan mungkin hanya mimpi buatkuPohon-pohon rindang, udara segar, temanku menghabiskan waktu

Namun berbeda keadaan denganku yang saat iniMereka semua berubah menjadi tembok, tumpukan beton dan bangunanAku hanya berdiam diri tak berdayaHingga waktu membunuhku

Page 45: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 45

34Puisi Pramudyah Jana

Ukara Geni

Buang aku jika kau tabahsebab malaikat telah memugar gubuksebelum ada kebebasan di pojok ruang.

Perempuan merendahlaki-laki melupakanbersama-sama membungkus sajak untuk tegar.

Malaikat sudah menghidupkansajak beranisajak bersemi.

Perempuan membongkar katauntuk aib yang membeku.

Laki-laki membunuh pagiuntuk aib yang salah.

Jujur dari rantaujujur sampai ke bumi.

Namunpeluk aku jika kau terpuruksebab namakuukara geni.

Solo, 9 Juli 2012

Page 46: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 46

35Puisi Onnie Cahyo

BAKA

dalam cahaya-Mu ku mengetukdalam lembar-lembar malamaku tenggelam dalam laut-Mu

yang teduh....

jauh mengupas segala bilur lebam harikuyang kian baka...

.....Tuhan...

bacakanlah untuk kusepenggal syair saja

dari gelas arak itu.........

Page 47: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 47

36Puisi Miftahul Abrori

Wuyung Ketundhung

Kita ini pejalan kakiMerampas tikungan senja butaMelewati puluhan lampu pemberhentianMenyesali jejak kilometer di trotoarKau tak pernah peduliJika garis tangan hanya sebuah jalanYang berujung pada gang buntu

Simpang jalan mengutukku tersisihMeratapi kendaraan berjejalanKita sepakat menunda sungkawaDi perlintasan tahun kemarinIni bukan perempatan musim yang tergelincirGendhing asmara di resepsi pernikahan menyahut Meminang malam pertama, memiting lingga yoniKita saling menatap pandangSeperti itukah pesta kita nanti?

Suaramu menikung di gapura batas kotaSelajur dengan lorong yang gagal menemu rel keretaLangkah kaki kita tikam-menikamMenuju kota yang kini menjadi arcaKita sedang memainkan lakon tanpa naskahMempermainkan dialog sebuah dramaDi episode tahun kedua, purna ceritaWuyung ketundhung

Mangkuyudan-Palur, 2011-2012

Page 48: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 48

37Puisi irfan ruswandi

LUKA HIDUPKU

hidupku tak indah,seperti karang terbelah ombak,namun hatiku membeku,tanpamu kekasih

rinduku kini telah sirna,tertutup oleh luka yang kau berikan,bumi dan langit tak bersatu,seperti jiwaku tak menyatu denganmu

hidupku telah abadi,kini jangan pernah kau ganggu aku,Dia yang membuat ku sadar,atas apa yang kau lakukan

Page 49: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 49

38Puisi Rahmah Purwahida

Perempun Pembunuh

Kata siapa perempuan hanya bisa melahirkanSebab ia juga bisa membunuhmembunuh janin-janin dalam pikirmuDan kau akan depresi sebab selalu dengar rintihannyaSelalu ingat wajahnyaSebab ingat aroma parfumnya

Kata siapa perempuan hanya bisa menangisSebab ia bisa membunuh tangismuDengan senyum dan belainyaDekap hangat dan perlindungannya

Kata siapa perempuan hanya bisa mengeluhSebab ia bisa membunuh peluhDemi cinta kepadaNyaDemi cita-cita dan cintanyaDemi rindu pada anak-anaknya

Pabelan, 070510

Page 50: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 50

39Puisi Seruni

Putus

1/ Seperti kau, aku pun tak lagi menggadang pertemuan Meski perasaan ganjil yang di sebut rindu mengintai, membidikkan peristiwa dalam gelas Sungguh … gairah untuk menangkap kerlingmu Telah lama ku raibkan, seiring hujan, agar tak menjadi percakapan di perjamuan Aku sudah bosan, mengukur perjalanan yang kerap menelikung Dalam terik — arloji masgul Lalu tersimpan dalam gerumbul ilalang Jauh, sebelum pemahaman tumbuh Bahwa jiwa tak saling merengkuh 2/ Lalu aku menepi, menidurkan kerinduan pada sepi tanpa durasi beranjak dari tegur sapa dan mengunci pertemuan dengan puisi : serupa deklarasi, langkah undur diri ...

Page 51: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 51

40Puisi Akhdiyan Setiyorini

LEBIH DARI HIDUP

Mungkin lama sekali aku tak mengenangnyaAku bahkan hampir lupa kenangan ituMasa itu, kurasa aku telah matiTak seorangpun menatapku saat kulewatiBahkan menyentuh mereka pun aku tak bisa Sampai pada suatu waktu, Seseorang mendekatiku Ia mengajakku berjalan-jalan kala itu Aku takut, aku takut aku tak bisa berjalan Karena kenyataannya aku memang tak bisa berjalanAku tak pernah berjalan selama iniYang kulakukan hanya melayang atau menghilangAku takut ia akan takut padakuAku hanya berjalan lebih tinggi dari tanah di belakangnya

Sempat ia bertanya padaku,Kenapa aku melompat-lompat diatas tanah seperti itu ?Aku bukan melompat,aku hanya melayangAku ingin menjawab pertanyaan itu, tapi tak bisaSeseorang yang menyayangiku,Bahkan tak pernah menginginkan aku menjawab pertanyaanseperti itu

Page 52: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 52

41Puisi Sukarno

PEMUDA BANGSA

Parasmu rupawan memikat perhatian mata pengamatTubuh sempurnamu mempesona pasangan mata yang memandangGagah langkahmu menapaki jalan hidup nanmegahMenikmati bayangan-bayangan indah dalam pikiranMakan lezat, tidur nyenyak, mandi bersih, dan hidup sehatMobil keren, hp canggih, fasilitas lengkap dan bagus, pendidikan tinggi danmewahKecerdasanmu memukau pikiran manusiaWahai pemuda bangsa....tapi di mana engkau?Saat bangsa ini berselimut kemiskinanManusia mengemis untuk sebutir berasWahai pemuda bangsa....di mana engkau?Saat adik-adikmu bermain dengan kebodohanMenjadi budak untuk mendapat sedikit cahaya pendidikanWahai pemuda bangsa.....di mana engkau?Saat tikus-tikus itu menggerogoti penghidupan bangsaManusia menjadi penghisap darah manusia lainnyaWahai pemuda bangsa....mana pengabdian pada tanah hidupmu?Bangsa ini carut marut dengan segala isinyaBangsa ini berdiri dengan sebatang lidi yang menopangnyaPatah...lidi itu akan patah saat tangan-tangan sempurnamu tak pedulidengannyaSaat pikiran-pikiran cerdasmu engkau nina bobokkanTak akan ada gunanya semua yang engkau milikiTak akan ada gunanya semua yang kau dapatkanTak akan ada gunanya paras dan cerdasmuJika dibelakang suksesmu terlukis bangsamu yang hancur luluh lantak

Page 53: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 53

42Puisi Prihatin Dwi Christina

CERITA DI NEGERI IMPIAN

Jika kini wangi kembang dan harum tanah basah tak sesegar dulu..di mana harus kucari lagi..??

Jika embun yang dulu berlama-lama bermanja di ujung daun-daun..kinikilaunya hanya sesaat bergegas pergi,seakan enggan berjumpa surya

Ke mana juga burung-burung pagi yang sejukkan rasa..jika pepohonantinggi rimbun bak tinggal cerita

Kala ibuku kisahkan sebuah negeri,di mana bangsa-bangsa lain tergopohdatang dalam cemburu..karena nian elok bak untaian mutiara hijau..Negeri dongeng dalam khayal kecilku ...

Mengapa kini yang kudapati bagai gempita tangisan alam kian meradang,yang suaranya pun parau ditelan gelombang bencana demi bencanaKulempar kerikil kecil di pantai yang tak sewangi laut macam kisah ibuku.Berserak sampah dan cemaran limbah..Tanyakan pada ombak ke mana juga bukit hijau yang dulu disandingnyamenahan tanah larut..Duh...Hanya sesal inikah yang kubuat? saat segalanya tak bisa kembali teduhdengan sekadar kesedihan...

(Bergegas kubawa tunas kecil yang kugenggam,

Page 54: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 54

serasa kulepas di pulau tak bertuan, seakan dingin dan kering matikanrasa..pelan kutaruh dalam tanah berpeluk lembab humus...karena sebenarnya lah di sana semula dia tinggal...dalam dekapankesuburan pertiwikuAyolah tumbuh permata hijauku.. buatlah gigir gunung kembaliberselimut perdu dan hutan, lalu undang juga banyak sahabat alamdatang tingkahi malam disinari kunang-kunang)

Kemudian akan lanjut kutabur sejuta hijau, bersama para pemilik negeribak tanah surga..Hingga kelak saat kutimang cucu....mereka akan bangga karenamoyangnya hijaukan bumi ini kembali...bermula dari Pertiwi (kittin-juli 2012)

Page 55: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 55

43Puisi Istikharoh

Bukan Rumahku

: ....Pada cadas mulai lepuk. Aku datang.Memberontak dan bernaung.Berselimut dari api beku, mencekam tulang.Gemuruh gempa merambat akrab sampai ujung nyawa.Di labuh pijak yang ramai, kicau kehangatan tersemai lebih awalHingga, para manusia rimba mengkultus

: tanah ini adalah jantung.

Pada akhirnya, kusematkan jua nama: rumahPadamu, jejak berpijakSebagai gubug berteduh dari arus koar merah, yang memenggalJuga alas tidur saat keram mengeram.

Kini, di medan pra polusi, denyut terjarah.Terbengkalai.Terbantai para algojo abu-abuHanya pasang mata yang mulai mengawan: mengharap hembusan gemulai tertambat pada tiang bandarYang bernama

KOTA

Page 56: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 56

44Puisi Aryani Kususmastuti Wahyu Lestari

Perempuan Terindahku

Menjadi kakiku sebelum aku kuat untuk melangkahAda ketika perut ini menggeliat dan berteriakBersama saat dinginnya malam membuatku terjagaWajah indah pertama tatkala mata ini terbuka

Maha Besar Kau kirimkan perempuan ini kepadakuDia segalanya bagikuDia terbaiktak ada celah cacat dimatakuMembuatku merasa ada, merasa hidupMemanjakanku dengan segala kasihnya

Melihatmu menitikkan air mataTak ada yang bisa kubuat ketika sakit itu mulai menderamuMenjajah ke seluruh tubuhmu yang rentaIngin kuberikan tubuh ini untuk menggantikan jarum tajam itumenusukmuRemuk hatiku melihatmu tersiksaSerasa nyawa meninggalkan raga ini tatkala detik nafas terakhirmu

Aku belum bisa menjadi anak kebanggaanmuRindu kau menyisir membelai rambutkuMemijat pundakkuMengusap dahikuSuara tawa kelakarmu ketika menggodaku

Page 57: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 57

Aku ingin dibelaimuAku ingin berbaring di pangkuanmu, membuatnya basah karna airtangiskuMengadu tentang penatnya hatiku menghadapi hari-hari yang berat, sertakejamnya duniaIngin kupertanyakan kenapa di sini tak kudapati ketulusan sertaketeduhanseperti tulus dan teduh kasihmu padaku

Aku....Tetap menjadi gadis kecilmu yang duluTeriring doa kubersimpuhAku percaya kasihNya melebihiku untuk menyayangi dan menjagamuKau tetap menjadi Perempuan IndahkuNanti....esok...Selamanya

Page 58: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 58

45Puisi Anna Subekti

Awal Mula

Barangkali gurat sepiku adalah jawab dari tunggu.Barangkali kau datang. Barangkali tidak.Barangkali kau memang tak mau datang, saat di sudut lain gadisberselendang merah menunggumu. Merindukan wajah birumu.Barangkali kau akan datang, tapi tiba-tiba kereta sore tadi menabraksepeda tuamu. Barangkali, mamakmu mengamuk hebat. Kamu lupamenelpon, lupa sms.Pada titik mana, api menjadi abu. Sedang kita selalu meragu.

Hidupku dan hidupmu hanya ada di musim kemarin. Saat Rabu adalah harikematian ibumu. Saat Jum’at adalah kiamat. Aku masih tak khatam Al-Qur’an.

Page 59: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 59

46Puisi Sulistyorini

Patahan yang Indah

Dulu kau tak serapuh ini,Walau juga tak kuat, namun kau masih tetap bisa berdiri tegap. Waktu itu kau bilang kau mampu,Manaaaa ?Bahkan untuk sekedar merangkak pun kini kau ragu. Iya, memang telah patah,Lalu kenapa?Kau masih bisa merangkainya kembali,Kau pun masih mampu menjadikannya utuh. Tidak takutkah kau terluka lagi,saat tidak sengaja menginjak serpihannya,karena kau terlalu lama membiarkan puingnya tergeletak begitu saja. Apa perlu aku ingatkan kau kawan,Dengan catatanmu yang dulu itu,Mungkin kau perlu membukanya sesekali. Teruntuk kau kawan...... Inilah cara Tuhan mengingatkanmu,Sederhana namun indah.

Page 60: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 60

47Puisi Avan Putra

CUKUP

Duh Gusti…,Aku ingin mengadu padamu.Aku rindu namun aku malu tuk mengaku.Aku cinta namun tak kuasa untuk menyapa.Engkau tak pernah memberikan apa yang sia-sia.Namun jangan begini caranyaDuh Gusti….Aku terpuruk dalam ketakutanLangkah kaki terhenti tak menentukanNafas tersengal hanya tinggal sepenggalAku tak sanggupAku menyerahAku linglung…, bingung…bagai tawanan dihukum gantungDuh gustiTak mempankah rayuanku tuk mengubah takdirMuSungguh engkau maha jenius.Namun tak jenuhkah engkau menguji kelemahan hambamu?Kenapa tak Kau sudahi saja permainan iniKarena aku sudah bosan dengan panggung sandiwara duniawiDuh gustiAku jatuh cinta sebagaimana yang telah kau sandarkanAku menerimanya sebagaimana yang telah engkau ajarkanNamun kenapa begini caranyaKenapa kau menghabisi hati kami secara diam-diamKau gerus sampai luh kami bercucuranSudah puaskah engkau Gusti….puaskah engkau dengan semua ini

Page 61: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 61

Jika sampai sejauh ini Kau masih menghalangi kami untuk mendapatkanpangestumuAku tak tahu lagi harus bagaimana aku mengadu padamuAku mati

Page 62: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 62

48Puisi Bandung Mawardi

Bualan Marquez

berahi lelaki tuamembara di jalan katasepahit nostalgia

waktu mengurung ragupuisi selalu taburumah terus haru

senja milik lelaki tua:kalimat sekarat dalam dusta

Page 63: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 63

49Puisi Fanny Chotimah

Tomat Rasa Kurma

hitamlonjongtanpa biji mata bisa tertipu rasa tak pernah bohong tak perlu terlihat maniskurindu dirimu yangbulatmerahsegarmenggoda 2012

Page 64: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 64

50Puiisi Puitri Hati Ningsih

DAUN -DAUN SIRSAK

Daun-daun sirsakPerempuan mengisakLangit terkapak, malam tertembakBintang-bintang teracak, berdecak

Matamu berwarna kelerak, mengintip meniru biji sirsakAnjing menyalak, tergenggam di perutnya duri batang salak.Dada berombak, berwarna merah lobakterluka oleh angin yang tertolak, angin tak bergerak

Burung hantu tinggalkan malam diam-diamMencari jejak burung gagakAnggur menggelegak, hitam jadi tuak

Perempuan itu meraba sesak, meraba panggulnya, benang sari koyakKain kelopak rusak.

Daun-daun sirsakMata perempuan masih terisak, matahari mengisakJauh di balik malamEmbun menetes dari tubuh tebu tertancap tombak,rasa manis sia-sia.Pipinya, mengeras, perakBergoyang keras di gelungnya, hijau biru bulu merak

Senja berwarna rujakIa ingat bibir itu tak berjarak dengan detak,

Page 65: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 65

mengecup kopi dari kotoran keluwakSebelum menghentakLeher merpatinya yang jinak.

Ia buah sirsakYang diperas menyegarkan.Dugup dada bergolak

Jiwanya mati tertimpa rumah berpasakIa ingin rumahnya dari roti tawarJika datang lagi gempa, ia adalah tangkai buah cheri yang tetap berdiritegakDalam dekap roti tawar

—Juli 2012

Page 66: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 66

51Puisi Indah Darmastuti

AKU BULAN

Tubuhku adalah bulan yang membuat lautmu pasangDan sepasang bulan di dadakuAdalah bulan-bulan yang akan menbuatmuTerbit dan terbenam Bulan di kanan adalah sejarahBulan di kiri adalah legendaTempat gelombangmu berziarah dan tereda Solo, 10 Maret 1012

Page 67: Ukoro geni ebook

Pawon #35 tahun V/2012 - 67

Buletin sastra Pawon adalah buletin sastrayang dicetak di kota solo dan dibagikan secara

G R A T I Sdi setiap acara sastra di kota Solo.

Dana penerbitan buletin di dapat dari saweran teman-teman redaksi ditambah beberapa donasi

Memasuki tahun kelima berdirinya,buletin sastra pawon merilis edisi ebooknya.

Semoga bermanfaat.

Page 68: Ukoro geni ebook

Ukara Geni - 68