uk1 (instalasi pengolahan air limbah)
DESCRIPTION
Contoh IPALTRANSCRIPT
PENGOLAHAN AIR TUGAS UK 1
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
Disusun oleh :
Aditya Wibawa Mukti (20120110170)
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2015
A. Bak Penyaringan (BAR SCREEN)
Penyaringan merupakan unit operasi pertama dalam pengolahan air
limbah. Fungsi penyaringan ini adalah untuk menghilangkan zat padat yang
kasar. Pada umumnya proses tersebut dengan jalan melewati air limbah melalui
para-para atau saringan kasar untuk menghilangkan benda-benda yang besar.
Bagian-bagian dari screening terdiri dari batang-batang yang dipasang
secara paralel yang biasa disebut sebagai “bar rack” atau screen kasar yang
digunakan untuk meremoval bahan-bahan yang kasar. Adapun type-type screen
yang digunakan dalam pengolahan air limbah, dapat dilihat pada bagan berikut.
1. Coarse screen (saringan kasar)
Dalam pengolahan limbah saringan kasar ini digunakan untuk
melindungio pompa, value, perpipian dll dari penyumbatan dan kerusakan.
Saringan kasar ini dibagi menjadi 2 cara pembersihan antara lain :
- Pembersihan secara manual
Biasanya digunakan pada suatu industri yang kecil atau sedang
Gambar 1.1 Denah screen dan potongan screen
- Pembersihan secara mekanis
Bahan-bahan pembersihan secara mekanis ini terbuat dari stainless
steel dan plastik. Adapun typenya adalah :
1. Chain driven
2. Riciprocating rake
3. Catenary
4. Continouse belt
Gambar untuk masing-masing type dapat dilihat pada gambar 1.3
Gambar 1. 2 Type – type screen dengan pembersihan secara mekanis
Gambar 1.3 Bar Screen di IPAL
B. Bak Pengumpul (Bak Equalisasi)
Bak ini berfungsi untuk menampung air sebelum dilakukan pengolahan
lebih lanjut. Bak Equalisasi ini dimaksudkan untuk menangkap benda kasar yang
mudah mengendap yang terkandung dalam air baku, seperti pasir atau dapat juga
disebut partikel diskret. Penggunaan unit Equalisasi selalu ditempatkan pada awal
proses pengolahan air, sehingga dapat dicapai penurunan kekeruhan. Equalisasi
merupakan bak pengendapan material pasir dan lain-lain yang tidak tersaring
pada screen, serta merupakan pengolahan fisik yang kedua.
Bak Equalisasi pada umumnya berbentuk segi empat dan melingkar. Pada
unit ini, pengendapan secara gravitasi dan tidak ada penambahan
bahan kimia.Bak ini digunakan untuk mengatasi adanya masalah operasional,
adanya variasi debit dan menangani adanya masalah penanganan kualitas limbah
cair yang akan masuk ke unit-unit pengolahan limbah (Saraswati, 1996). Untuk
perencanaan diperlukan sekali data mengenai debit minimal, debit rata-rata, debit
puncak (Metcalf and Eddy, 1997).
Equalisasi bukan merupakan suatu proses pengolahan tetapi merupakan
suatu cara/ teknik untuk meningkatkan efektivitas dari proses pengolahan
selanjutnya. Keluaran dari bak equalisasi adalah adalah parameter operasional
bagi unit pengolahan selanjutnya seperti aliran, level/derajat kandungan polutan,
temperatur, padatan.
Kegunaan dari equalisasi adalah :
1. Membagi dan meratakan volume pasokan (influent) untuk masuk pada
proses treatment.
2. Meratakan variabel & fluktuasi dari beban organik untuk menghindari
shock loading pada sistem pengolahan biologi
3. Meratakan pH untuk meminimalkan kebutuhan chemical pada
proses netralisasi.
4. Meratakan kandungan padatan (SS, koloidal dan lain sebagainya) untuk
meminimalkan kebutuhan chemical pada proses koagulasi dan
flokulasi.Sehingga dilihat dari fungsinya tersebut, unit bak equalisasi
sebaiknya dilengkapi dengan pengaduk, atau secara sederhana konstruksi/
peletakan dari pipa inlet dan outlet diatur sedemikian rupa sehingga
menimbulkan efek turbulensi. Idealnya pengeluaran (discharge) dari
equalisasi dijaga konstan selama periode 24 jam, biasanya dengan cara
pemompaan maupun cara cara lain yang memungkinkan.
Untuk menentukan kebutuhan volume bagi bak equalisasi, perlu diketahui
dahulu flow patern dari discharge limbah yang ada, seperti kita ketahui sangatlah
jarang dan langka discharge limbah yang konstan dari waktu ke waktu, karena
jika discharge dan bebannya sudah konstan maka tidaklah perlu dibuat bak
equalisasi. Untuk mendapatkan data flow patern perlu dilakukan pengukuran debit
limbah secara periodik (misalnya setiap 30 menit atau setiap jam) dalam kurun
waktu tertentu, tergantung pada proses yang ada ( 24 jam, 1 minggu, 1 bulan dan
sebagainya) artinya adalah terdapat siklus proses yang selesai dalam 1 hari dan
diulang ulang lagi proses tersebut pada hari berikutnya, untuk kasus tersebut
pengukuran debit limbah cukup dilakukan selama 24 jam, tetapi ada kasus lain
dimana siklus proses memakan waktu sampai beberapa hari, artinya proses hari
ini berbeda dengan proses esok harinya dan berbeda juga pada hari lusanya dan
seterusnya, sehingga pada kasus ini perlu diamati terus minimal selama satu
siklus.
Gambar 1.4 Bak pengumpul
C. Bak Aerasi
Aerasi adalah pemambahan oksigen ke dalam air sehingga oksigen terlarut
di dalam air semakin tinggi. Pada prinsipnya aersi itu mencampurkan air dengan
udara atau bahan lain sehingga air yang beroksigen rendah kontak dengan oksigen
atau udara. Aerasi merupakan proses pengolahan dimana air dibuat mengalami
kontak erat dengan udara dengan tujuan meningkatkan kandungan oksigen dalam
air tersebut. Dengan meningkatnya oksigen zat-zat mudah menguap seperti
hiddrogen sulfide dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dapat
dihilangkan. Kandungan karbondioksida dalam air akan berkurang. Mineral yang
larut seprti besi dan mangan akan teroksidasi mementuk endapan yang dapat
dihilangkan dengan sedimentasi dan filtrasi.
Proses aerasi merupakan peristiwa terlarutnya oksigen di dalam air.
Efektifitas dari aerasi tergantung dari seberapa luas dari permukaan air yang
bersinggungan langsung dengan udara. Fungsi utama aerasi adalah melarutkan
oksigen ke dalam air untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam air dan
melepaskan kandunngan gas-gas yang terlarut dalam air, serta membantu
pengadukan air. Aerasi dapat dipergunakan untuk menghilangkan kandungan gas
terlarut, oksidasi besi dan mangan dalam air, mereduksi ammonia dalam air
melalui proses nitrifikasi.
Oksigenasi merupakan proses penambahan oksigen ke dalam perairan
contohnya pada proses aerasi. Sumber utama dalam peraairan adalah hasil difusi
langsung dari udara yang terbawa oleh air hujan maupun air masuk dan hasil dari
fotosintesis fitoplankton atau tanaman hijau. Daya larut oksigen juga dipengaruhi
oleh suhu dan salinitas air. Pada aplikasinya dilapangan aerasi dan oksigenasi
dapat dilihat pada earasi tambak pada kincir air.
Upaya untuk memberikan suplai oksigen secara terus menerus hingga
memenihi kolom perairan tambak dapat digunakan alat kincir, namun pemakaian
yang lebih baik harus memperhatikan flutuasi harian oksigen terlarut dalam
tambak dan kondisi ikan atau udang pemeliharaan. Semakin banyak atau besar
ukuran udang atau ikan peliharaan semakin besar pula kebutuhan oksigen. Aerasi
dan oksigenasi banyak digunakan pada tambak-tambak atau kolam-kolam ikan
dan udang untuk keperluan pemambahan oksigen. Selain untuk menyalurkan
oksigen secara merata di perairan kolam atau tambak proses aerasi dan oksigenasi
juga dapat meratakan suhu di perairan tersebut. Proses aerasi dan oksigenasi pada
tambak sangat diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup udang.
Gambar 1.5 Bak aerasi
D. Bak Pengendapan (Sedimentasi)
Proses Pengendapan adalah pengambilan partikel – partikel tersuspensi
yang terjadi bila air diam atau mengalir secara lambat melalui bak. Partikel –
partikel ini akan terkumpul pada dasar kolam, membentuk suatu lapisan lumpur.
Air yang mencapai outlet tangki akan berada dalam kondisi yang jernih. Proses
pengendapan yang terjadi dalam suatu bak pengendapan merupakan unit utama
pada pengolahan fisik. Ada dua macam bak pengendapan yaitu bak pengendapan
dengan arah aliran horizontal dan aliran vertikal.
E. Bak Pembubuh Klor
Merupakan unit pengolahan yang terakhir dalam setiap instalasi
pengolahan air hasil pengolahan dialirkan ke badan air. Pembunuhan bakteri
bertujuan untuk mengurangi atau membunuh mikroorganisme pathogen yang ada
dalam air limbah. Bahan desinfeksi yang sering digunakan adalah chlorine yang
berbentuk garam atau dikenal dengan nama kaporit (Ca(Ocl)²). Untuk dapat
menghasilkan sisa chlor sesuai batas yang telah ditetapkan, diperlukan waktu
kontak antara titik pembubuhan sampai effluent selama 30-60 menit, setelah itu
effluent baru dialirkan ke badan air penerima.
F. Bak Pengering Lumpur
Lumpur merupakan hasil akhir dari setiap instalasi pengolahan air limbah.
Pada Instalasi pengolahan air limbah yang menggunakan sistem lumpur aktif yang
dihasilkan dalam bak sedimentasi sebagai recycle dan sebagian lagi dipompakan
ke bak pengering lumpur. Lumpur yang ditumpahkan ke bak pengering lumpur
biasanya mengandung kadar solid 10 % dan air 90 %.
Air yang meresap melewati lapisan penyaring, masuk ke pipa Unser Drain
dan sebagian lagi menguap ke udara. Waktu pengeringan lumpur biasanya
3 sampai 4minggu dengan ketebalan lapisan lumpur dalam bak pengering antara
15 cm sampai25 cm. semakin tebal lapisan lumpur, waktu pengeringan semakin
lama apalagi ke dalam bak pengering lumpur yang sudah berisi lumpur masih
dimasukkan lagi lumpur yang baru. Keadaan cuaca juga mempengaruhi lamanya
waktu pengeringan lumpur.
Gambar 1.6 Bak pengering lumpur