ujian kompetensi dasar i fiqhu al

14
Ujian Kompetensi Dasar I Fiqhu Al-Lughah Muflihana Dwi Faiqoh C1011031 Dosen Pembimbing: Muhammad Yunus A, S.S., M.A Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret 1. Menurut anda, definisi mana yang paling tepat perihal bahasa ? Berikan alasannya dengan jelas! Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia ini. Karena dengan bahasa, orang bisa berinteraksi dengan sesamanya dan bahasa merupakan sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat. Di dalam masyarakat, kata ‘bahasa’ sering dipergunakan dalam berbagai konteks dengan berbagai macam makna. Ada yang berbicara tentang ‘bahasa warna’, ‘bahasa bunga’, dan sebagainya. Namun secara umum, bahasa didefinisikan sebagai lambang. Bagi linguistik – ilmu yang mempelajari bahasa – yang dimaksudkan dengan bahasa adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerjasama, berkomunikasi, dan berinteraksi (Kushartanti, 2005: 3). Menurut Martinet, bahasa adalah sebuah alat komunikasi untuk menganalisis pengalaman manusia, secara berbeda di

Upload: noonaflo

Post on 29-Dec-2015

31 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

fiqhul lughah

TRANSCRIPT

Page 1: Ujian Kompetensi Dasar I Fiqhu Al

Ujian Kompetensi Dasar I Fiqhu Al-LughahMuflihana Dwi Faiqoh

C1011031

Dosen Pembimbing: Muhammad Yunus A, S.S., M.AJurusan Sastra Arab

Fakultas Sastra dan Seni RupaUniversitas Sebelas Maret

1. Menurut anda, definisi mana yang paling tepat perihal bahasa ? Berikan alasannya dengan

jelas!

Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia ini. Karena dengan

bahasa, orang bisa berinteraksi dengan sesamanya dan bahasa merupakan sumber daya bagi

kehidupan bermasyarakat. Di dalam masyarakat, kata ‘bahasa’ sering dipergunakan dalam

berbagai konteks dengan berbagai macam makna. Ada yang berbicara tentang ‘bahasa

warna’, ‘bahasa bunga’, dan sebagainya. Namun secara umum, bahasa didefinisikan sebagai

lambang.

Bagi linguistik – ilmu yang mempelajari bahasa – yang dimaksudkan dengan bahasa

adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok

masyarakat tertentu dalam bekerjasama, berkomunikasi, dan berinteraksi (Kushartanti,

2005: 3).

Menurut Martinet, bahasa adalah sebuah alat komunikasi untuk menganalisis

pengalaman manusia, secara berbeda di dalam setiap masyarakat, dalam satuan-satuan yang

mengandung isi semantik dan pengungkapan bunyi (1987: 32).

Abdul chaer (1994: 42) menyatakan bahwa bahasa adalah sistem, lambang, dan bunyi.

Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa bahasa merupakan objek kajian linguistik.

Bahasa merupakan sistem karena bahasa tunduk pada kaidah-kaidah tertentu. Bahasa

juga merupakan bunyi ujaran karena bahasa berfungsi untuk menyampaikan pesan. Selain

itu, bahasa merupakan lambang karena bahasa berupa lambang-lambang tertentu. Manusia

terlebih dulu menggunakan bahasa lisan sebelum bahasa tulis, dan bagi linguistik, bahasa

lisan adalah yang primer, sedangkan bahasa tulis adalah bentuk bahasa kedua. Namun, kita

juga harus memahami fakta bahwa bahasa bersifat konvensional. Dengan demikian, dapat

Page 2: Ujian Kompetensi Dasar I Fiqhu Al

kita simpulkan bahwa bahasa adalah sistem bunyi yang bersifat konvensioanl dan arbiter,

yang diwujudkan dalam bentuk simbol atau lambang-lambang tertentu.

2. Apa hubungan antara dialek dengan fiqhul-lughah ? (urgensi memahami dialek untuk

keperluan fiqhul-lughah)

Dialek adalah variasi bahasa yang berbeda-beda menurut pemakai; variasi bahasa yang

dipakai oleh kelompok bahasa di tempat tertentu (dialek regional), atau oleh golongan

tertentu dari suatu kelompok bahasawan (dialek sosial), atau oleh kelompok bahasawan yang

hidup dalam waktu tertentu (dialek temporal) (Kridalaksana, 2009:48).

Seperti telah diketahui sebelumnya, bahwa fiqhul-lughah adalah ilmu yang membahas

tentang sejarah bahasa, dialek, tulisan, dan karakteristik bahasa Arab. Dilihat dari pengertian

tersebut, mempelajari dialek sebelum mengkaji fiqhul-lughah sangat penting karena fiqhul-

lughah juga mencakup dialek-dialek bahasa Arab.

3. Jelaskan secara bahasa, definisi dari istilah al-fiqhu ?

Fiqhu (الفقه): mengetahui sesuatu بالشيء) (العلم & memahaminya له) الفهم

.(Mandhur) (والفطنة فيه

Istilah al-fiqhu dahulu disandingkan dengan ilmu syar’i, sehingga diartikan menjadi

ilmu tentang agama Islam. Al-fiqhu merupakan ism mashdar dari kata yang berarti ف�ق�ه�

memahami. Al-fiqhu secara bahasa berarti al-‘ilmu (mengetahui) dan al-fahmu (memahami).

Seperti pada kalimat ُج�ُل� الَر� علم وكان)) yang artinya seseorang yang mengetahui ف�ق�ه�

,ف�ق�يه�ا dan pada kalimat berikut yang ف�ق�ه� األم َر� artinya memahami sesuatu setelah

sebelumnya tidak mengetahuinya, dan setelah berpikir panjang, atau dengan kata lain

‘memahami secara mendalam’ (فهمه بعد ُجهُل وأدركه بعد تفكيَر) (Umar, 2008).

4. Jelaskan secara historis munculnya istilah fiqhul-lughah !

Munculnya istilah fiqhul-lughah tidak lepas dari pengertian masing-masing kata

tersebut. Seperti telah disebutkan sebelumnya, kata al-fiqhu berarti (الفقه) mengetahui

sesuatu dan memahaminya ( له الفهم بالشيء و العلم ). Kata berarti اللغة ‘bahasa’,

Page 3: Ujian Kompetensi Dasar I Fiqhu Al

yakni ‘kumpulan bunyi yang dipergunakan masyarakat untuk mengungkapkan maksud

mereka’ (أصوات يعبَر بها كُل قوم عن أغَراضهم) (Umar, 2008).

Istilah fiqhul-lughah pertama kali muncul pada abad ke 4 H atau 10 M pada judul

sebuah buku karya Ahmad Ibnu Faris (395 H) yaitu اللغة“ فقه فى dan ”الصاحبى

sebuah buku karya Abu Manshur Abdul Malik bin Muhammad Ats-Tsa’labiy yang berjudul

العَربية“ سَر و اللغة .”فقه Dahulu, istilah fiqhul-lughah dikenal dengan ‘sunan al-

Arobiy fii kalamiha’. Sunan al-Arobiy ini mengkaji asal mula bahasa Arab, apakah ia

pemberian langsung dari Tuhan atau hasil dari sebuah proses. Sedangkan pada masa

sekarang, fiqhul-lughah mengkaji sumber bahasa Arab dan sejarahnya yang menyangkut

aspek budaya, sehingga mencegah orang melakukan penyimpangan dalam bahasa Arab.

Objek kajian fiqhul-lughah ini disebut dengan fiqhul-lughah muqarran atau sederhananya

adalah metode perbandingan bahasa.

5. Bagaimana hubungan antara filologi dan fiqhul-lughah ?

Dalam KBBI, filologi mempunyai arti ilmu tentang bahasa, kebudayaan, pranata, dan

sejarah suatu bangsa. Sholih (2009) menjelaskan dalam bab perbedaan antara ilmul lughah

dan fiqhul lughah bahwa filologi tersusun dari dua kata, ‘philos’ berarti jujur dan ‘logos’

yang berarti perkataan. Ia menyamakan istilah fiqhul lughah dengan filologi, yang

mempunyai arti cinta pada perkataan beserta mempelajari kaidah, dasar-dasar, dan

sejarahnya.

Secara etimologi, kata filologi berasal dari bahasa Yunani, philologia, yang berarti

senang berbicara. Filologi merupakan pengkajian terhadap teks-teks yang tersimpan dalam

peninggalan tulisan masa lampau sebagai pintu gerbang untuk mengungkapkan khazanah

masa lampau (Walidin).

Secara terminologis, menurut Verhaar (1988): “Filologi adalah ilmu yang menyelidiki

masa kuno dari suatu bahasa berdasarkan dokumen-dokumen tertulis”. Pernyataan Verhaar

ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Tamam Hasan. Menurut Hasan, filologi

adalah ilmu yang mengkaji serta mengkritisi teks-teks klasik dari berbagai aspeknya.

Menurutnya, ciri khas filologi adalah berorentasi pada bahasa kuno.

Pada perkembangan berikutnya, selain berorientasi pada bahasa kuno, filologi juga

bersifat komparatif. Hal ini terjadi ketika para filolog Eropa menemukan adanya beberapa

Page 4: Ujian Kompetensi Dasar I Fiqhu Al

persamaan antara bahasa Eropa dengan bahasa Sansekerta. Sampai pase ini, filologi

mendapat label baru, yaitu komparatif.

Sebagai hasil budaya masa lampau, peninggalan tulisan perlu dipahami dalam konteks

masyarakat yang melahirkannya. Mengingat bahwa lapis awal dari karya tulisan masa

lampau berupa bahasa, maka pemerhati filologi dituntut untuk memiliki bekal pengetahuan

tentang bahasa yang dipakai dalam karya tulisan lama tersebut. Hal ini juga berarti bahwa

pengetahuan kebahasaan secara luas diperlukan untuk membongkar kandungan isi karya

tulisan masa lampau. Dalam konsep ini, filologi dipandang sebagai ilmu dan studi bahasa

yang ilmiah (Walidin).

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, filologi mengkaji asal-usul, sejarah, dan hal-hal

lain yang ada di balik bahasa. Tidak berbeda dengan fiqhul-lughah yang membahas hal

serupa, hanya saja tidak mengkaji tentang asal-usul bahasa, dan fiqhul-lughah membahas

secara mendalam hanya pada kajian tentang bahasa Arab, baik dari sejarahnya maupun hal-

hal lain yang ada di balik bahasa itu.

6. Apa perbedaan antara ilmul-lughah dan fiqhul-lughah ?

Istilah ilmul-lughah terdiri dari dua kata ‘ilm (علم) dan lughah .(اللغة) Secara

etimologis, ‘ilm (علم) berarti ‘ilmu’, dan lughah (لغة) berarti ‘bahasa’. Jadi, secara

etimologis, ‘ilmul-lughah (علم اللغة) = ilmu bahasa = linguistik.

Fiqhu (الفقه): mengetahui sesuatu بالشيء) (العلم & memahaminya له) الفهم

فيه .(والفطنة Lughah :(اللغة) kumpulan bunyi yang dipergunakan masyarakat untuk

mengungkapkan maksud mereka (أصوات يعبَر بها كُل قوم عن أغَراضهم). Beberapa

kelompok ada yang menyamakan kedua istilah itu, dan sebagian besar yang lain

membedakannya. Adapun alasan kelompok yang membedakan antara fiqhul-lughah dengan

‘ilmul-lughah sebagaimana yang dikemukakan oleh Ya’qub (1987) adalah sebagai berikut:

Cara pandang ilmul-lughah terhadap bahasa berbeda dengan cara pandang fi fiqhul-

lughah. Yang pertama memandang/mengkaji bahasa untuk bahasa, sedangkan yang

kedua mengkaji bahasa sebagai sarana untuk mengungkap budaya.

Ruang lingkup kajian fiqhul-lughah lebih luas dibanding ilmul-lughah. Fiqh luggah

ditujukan untuk mengungkap aspek budaya dan sastra. Para sarjananya melalukan

Page 5: Ujian Kompetensi Dasar I Fiqhu Al

komparasi antara satu bahasa dengan bahasa lain. Bahkan membuat rekonstruksi teks-

teks klasiknya guna mengungkap nilai-nilai budaya yang dikandungnya. Sedangkan

ilmul-lughah hanya memusatkan diri pada kajian struktur internal bahasa saja.

Secara historis, istilah fiqhul-lughah sudah lebih lama digunakan dibanding istilah

ilmul-lughah.

Sejak dicetuskannya, ilmul-lughah sudah dilabeli kata ilmiah secara konsisten,

sedangkan fiqhul-lughah masih diragukan keilmiahannya.

Mayoritas kajian fiqhul-lughah bersifat historis komparatif, sedangkan ilmul-lughah

lebih bersifat deskriptif sinkronis.

Secara etimologi, fiqhul-lughah memiliki kesamaan dengan ‘ilmul-lughah. Fiqh berarti

ilm atau mengetahui dan memahami tentang sesuatu. Akan tetapi, fiqhul-lughah dan ‘ilmul-

lughah secara terminology memiliki pengertian yang berbeda, begitu juga dengan

metodologi dan ranah kajiannya.

Dilihat dari metodologi, fiqhul-lughah mengkaji bahasa sebagai sarana untuk

mempelajari peradaban atau sastra, sedangkan ‘ilmul-lughah mengkaji bahasa untuk

kepentingan bahasa itu sendiri. Proses analisanya pun berbeda, meski dalam objek yang

sama. Fiqhul-lughah lebih menekankan kajian tentang historique comparative, sedangkan

‘ilmul-lughah sebatas kajian analisis deskriptive.

R.H. Robin dalam Dr. Emil Badi Yaqub (1987) menjelaskan bahwa ranah kajian fiqhul-

lughah lebih luas dibanding ‘ilmul-lughah. Fiqhul-lughah memiliki tujuan akhir untuk

mempelajari peradaban dan sastra melalui bahasa, sedangkan‘ilmul-lughah terbatas pada

analisa terhadap struktur kalimat saja. Perbedaan yang telah diklasifikasikan oleh para

linguis di atas akan dapat dipahami secara komperhensif jika objek kajian masing-masing

ilmu dikaji lebih mendalam.

Objek kajian fiqhul-lughah berbeda dengan ‘ilmul-lughah. Jika kajian ‘ilmul-lughah

cenderung mengkaji morfologi, fonem, dan sintaksis, sedangkan fiqhul-lughah mengkaji

lafaz (kata) yang berhubungan dengan morfem, morfologi, sintaksis tersebut, baik yang

berhubungan dengan kata lain, dengan makna, maupun dalam penerapannya.

Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa ‘ilmul-lughah membahas tentang

struktur dan kaedah bahasa, sedangkan fiqhul-lughah memahami bahasa secara mendalam,

baik pada kebudayaan, peradaban, perkembangan, dan lain-lainnya pada bahasa itu sendiri.

Page 6: Ujian Kompetensi Dasar I Fiqhu Al

7. Apa yang anda ketahui tentang lembaran amarna (akhetaton) dan lontar elephantine, apa

hubungannya dengan fiqhul-lughah, jelaskan !

Prasasti Amarna atau Amarna Letter adalah arsip-arsip korespondensi berbentuk

lembaran-lembaran tanah liat, terutama arsip diplomatik, antara kerajaan Mesir kuno dengan

negara-negara lain yang menjadi koleganya. Menurut para arkeolog, prasasti ini dibuat

selama masa kerajaan Mesir 1600-1100 SM, yaitu masa paling makmur Mesir dan dicatat

sebagai puncak kejayaan kekuatan Mesir. Amarna sendiri adalah nama modern Mesir, yang

penggunaan nama Amarna itu dikukuhkan oleh Firaun Akhenaten (1350-1330 SM) di masa

Dinasti ke-18 Mesir. Firaun Akhenaten ini adalah fir’aun Mesir yang monotheis dan

menyembah Aten—Dia Yang Esa dan Tersembunyi.

Para peneliti menyatakan, lembaran tanah liat tersebut memberikan keterangan tentang

pentingnya Yerussalem sebagai kota utama pada akhir zaman. Lembaran tersebut berisi

tulisan symbol kuno dalam bahasa Akkadia yang merupakan bahasa umum pada periode itu

(abad 14 SM). Lembaran-lembaran dengan pesan diplomatis itu secara rutin dipertukarkan

antar raja-raja di Timur Dekat.

Lontar elefantin adalah kumpulan dari naskah-naskah kuno Yahudi sejak abad ke 5 SM.

Lontar tersebut berasal dari komunitas Yahudi di Elephantine, yang kemudian dikenal

dengan Yeb, yaitu sebuah pulau di Nila yang berbatasan dengan Nubia.

Setelah penjabaran di atas, dapat diketahui bahwa fiqhul-lughah tidak lepas dari

penemuan-penemuan tentang tulisan masa dahulu, seperti halnya lembaran amarna

(akhetaton) dan lontar elephantine yang berisi tulisan-tulisan dalam bahasa Akkadia.

Sementara kita ketahui bahwa fiqhul-lughah mengkaji tentang sejarah bahasa Arab, beserta

perbandingannya dengan bahasa-bahasa serumpunnya, yakni yang termasuk bahasa Semit.

Bahasa Semit tertua yang dipergunakan sebagai alat komunikasi adalah bahasa Akkadia,

dimana bahasa itu dipakai sejak abad 1800 sampai 1400 SM.

8. Apa yang anda fahami mengenai istilah SEMIT, sebutkan pembagian bahasa Semit!

Semit adalah nama sebuah bangsa yang menurut beberapa peneliti, kawasan asalnya

adalah di Jazirah Arab. Mereka kemudian berpencar ke berbagai kawasan sekitar yang lebih

subur dan berperadaban, karena pada awalnya bangsa Semit bertempat tinggal di daerah

Page 7: Ujian Kompetensi Dasar I Fiqhu Al

padang pasir yang bukan merupakan tempat yang baik untuk didiami, sehingga mereka

berimigrasi ke daerah lain.

Di mana ada bangsa, pasti ada penduduknya. Penduduk bangsa Semit menggunakan

bahasa Semit dalam percakapan sehari-harinya. Karena adanya imigrasi itulah, bahasa Semit

terbagi menjadi beberapa bagian. Berikut pembagian rumpun bahasa Semit:

• Setengah kawasan bagian Utara:

Timur = Akkad atau Babylonia; Assyria

Utara = Aram dengan ragam timurnya dari bahasa Syria, Mandaca, dan Nabatea, serta

ragam baratnya dari Samaritan, Aram Yahudi, dan Palmyra

Barat = Foenesia, Ibrani Injil, dan dialek Kanaan lainnya.

• Setengah kawasan bagian Selatan:

Utara = Arab

Selatan = Sabea atau Himyari, dengan ragam dari dialek Minaca, Mahri, dan Hakili; dan

Geez atau Etiopik, dengan ragamnya dari dialek Tigre, Amharik, dan Harari.

Berdasar pada beberapa penelitian, para orientalis berpendapat bahwa bahasa Arab

merupakan bahasa yang paling dekat dengan bahasa Semit asli karena bahasa ini paling

terlindungi dalam hal vokabuler dan tatabahasanya dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain

dari rumpun bahasa Semit.

9. bagi mahasiswa yang memiliki nomer absen ganjil = menuliskan sejarah bahasa Akad di

wilayah bulan sabit subur (berlandaskan pada buku A Brief Introduction to the Semitic

Languages, karya Aaron D. Rubin, 2010: hal: 6- 7).

Bahasa Akkad dituturkan oleh orang Babilonia dan Asyiria kuno di Mesopotamia, di

daerah sekitar Irak modern. Bahasa ini adalah bahasa Semit tertua, dibuktikan dengan

peninggalan catatan tertulis sekitar 2400 SM. Bahasa Akkad bukan bahasa yang seragam,

melainkan dapat dibagi menjadi beberapa dialek. Pembagian utama adalah antara dialek

Babilonia dan dialek Asyiria, yang dibedakan secara kronologis. Berikut ini adalah dialek

utama bahasa Akkad: Akkadia Kuno (2400-2000 SM), Babilonia/ Asyiria Kuno (2000-1500

SM), Babilonia/ Asyiria Tengah (1500-1000 SM), Neo Babilonia/ neo Asyiria (1000-600

Page 8: Ujian Kompetensi Dasar I Fiqhu Al

SM), Babilonia Akhir ( 600 SM - 100 M). Babilonia Kuno dianggap sebagai bahasa Akkadia

Klasik. Seorang penulis di Asyiria dan Babilonia mengembangkan dialek murni sastra

berdasarkan model sastra Babilonia Lama, yang dikenal sebagai Standard Bayblonian.

Kemudian, Standard Bayblonian digunakan untuk sastra dan beberapa teks monumental

dalam semua periode. Beberapa waktu di babak pertama dari milenium pertama SM, bahasa

Akkadia sebagai bahasa lisan telah mati, dan Standard Bayblonian terus digunakan sebagai

bahasa tulis sampai sekitar 100 M.

Ada juga apa yang disebut dialek sekitar Akkadia, yang pada dasarnya dibuktikan di

luar tanah air Babilonia dan Asyiria , biasanya mencerminkan substrat pengaruh dari bahasa

lokal. Situs penting di mana teks dialek sekitar Akkadia telah ditemukan termasuk Nuzi,

Alalakh, Mari, Emar, Ugarit, dan El - Amama. Ini datang terutama dari pertengahan hingga

akhir milenium kedua SM, ketika bahasa Akkadia digunakan sebagai bahasa lingua franca

di seluruh Timur Dekat . Pengetahuan tentang sistem penulisan bahasa Akkadia mati pada

abad 2 M.

Referensi

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Kridalaksana, Harimurti. 2009. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Kushartanti, dkk. 2005. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Mandhur, Ibnu. Tanpa tahun. Lisaanul ‘Arob. Kairo: Dar el-Ma’arif

Martinet, Andre. 1987. Ilmu Bahasa: Pengantar. Yogyakarta: Kanisius

Rubin, Aaron D. 2010. A Brief Introduction to the Semitic Languages. USA: Gorgias Press

Umar, Ahmad Mukhtar. 2008. Mu’jam Al-Lughah Al-Arobiyyah Al-Mu’aashiroh. Kairo: Aalamul kutub

Verhaar. 1988. Diunduh dari http://daysubangkit.wordpress.com/2010/04/27/fiqh-lughah-versus-ilmu-lughah/ pada 14 Maret 2014 14.21

Walidin, Muhammad. Pendekatan Filologi dalam Studi Islam. Power Point Presentation

Ya’qub, Emil Badi’. 1987. Al-Mu’jam Al-Mufashol fil Lughah wal Adab. : Dar El Ilm Lil Malayiin

Page 9: Ujian Kompetensi Dasar I Fiqhu Al

http://afrinaldiyunas.blogspot.com/2012/07/menilik-fiqh-lughah-melalui-objek.html . Diunduh pada 14 Maret 2014 14.04

http://sainspop.blogspot.com/2010/07/dokumen-tulisan-tertua-yang-pernah.html . Diunduh pada 14 Msret 2014 14.13