uji sifat fisik dan palatabilitas wafer limbah … · salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut...

48
UJI SIFAT FISIK WAFER LIMBAH SAYURAN PASAR DAN PALATABILITASNYA PADA TERNAK DOMBA SKRIPSI FIETA PRESCILIA SYANANTA DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Upload: doananh

Post on 14-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

i

UJI SIFAT FISIK WAFER LIMBAH SAYURAN PASAR DAN

PALATABILITASNYA PADA TERNAK DOMBA

SKRIPSI

FIETA PRESCILIA SYANANTA

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 2: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

ii

RINGKASAN

FIETA PRESCILIA S. D24053408. 2009. Uji Sifat Fisik Wafer Limbah Sayuran

Pasar dan Palatabilitasnya pada Ternak Domba. Skripsi. Departemen Ilmu

Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor

Pembimbing Utama : Dr. Ir. Yuli Retnani, M.Sc

Pembimbing Anggota : Ir. Lidy Herawati, MS

Limbah sayuran adalah bagian dari sayuran atau sayuran yang sudah tidak

digunakan atau banyak ditemukan di pasar-pasar sayuran. Kelemahan limbah

sayuran pasar antara lain adalah mudah busuk, voluminous (bulky) dan

ketersediaannya berfluktuasi sehingga diperlukan teknologi pengolahan pakan untuk

membuat bahan menjadi tahan lama, mudah disimpan dan diberikan pada ternak.

Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dan palatabilitas wafer limbah

sayuran pasar yang akan diberikan pada ternak domba.

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan

Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Wafer limbah sayuran

pasar terdiri dari lima perlakuan yaitu R1 : 100% klobot jagung ; R2 : 75% klobot

jagung + 25% limbah kecambah kacang hijau ; R3 : 50% klobot jagung + 25%

limbah kecambah kacang hijau + 25% daun kembang kol ; R4 : 25% klobot jagung +

50% limbah kecambah kacang hijau + 25% daun kembang kol ; R5 : 25% klobot

jagung + 25% limbah kecambah kacang hijau + 50% daun kembang kol.

Peubah yang diukur adalah daya serap air, aktivitas air, kerapatan dan

palatabilitas wafer limbah sayuran pasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

perlakuan wafer limbah sayuran pasar berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap

daya serap air dan kerapatan wafer serta berpengaruh nyata (P<0,08) terhadap

aktivitas air dan palatabilitas wafer (P<0,05). Berdasarkan hasil uji sifat fisik wafer

limbah sayuran pasar dan palatabilitasnya pada ternak domba dapat disimpulkan

bahwa wafer yang mengandung 25% klobot jagung + 50% limbah kecambah kacang

hijau + 25% daun kembang kol merupakan wafer yang terbaik karena wafer tersebut

memiliki nilai palatabilitas tertinggi jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Kata-kata kunci : limbah sayuran, palatabilitas, sifat fisik dan wafer

Page 3: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

iii

ABSTRACT

The Physical Characteristic of Market Vegetable Waste Wafer and that

Palatability for Sheep Livestock

F. P. Syananta, Y. Retnani, L. Herawati

Vegetable waste is part of vegetables or vegetables that are discarded. The

weakness of this vegetable market waste, among others, is perishable, voluminous

(bulky) and the availability was fluctuated so the processing technology is needed to

make this vegetable waste to be durable, easy to stored and to be given to dorbia. To

solve this problem vegetable waste could be formed as wafer. The objective of this

experiment was to determine the physical characteristic and palatability of vegetable

market waste after formed as a wafer.

The experimental design used in this research was Completely Randomized

Design with 5 treatments and 4 replications. The treatments were : R1: maize straw

100%; R2: maize straw 75% + mungbeans sprout waste 25%; R3: maize straw 50%

+ mungbeans sprout waste 25% + cauliflowers 25%; R4: maize straw 25% +

mungbeans sprout waste 50% + cauliflowers 25%; R5: maize straw 25% +

mungbeans sprout waste 25% + cauliflowers 50%.

Wafer’s variables measured were water activity, water absorption, density

and palatability. The results of this research indicated that the treatment of wafer

made from vegetable waste gave significant effect to the water activity (P<0.08) and

wafer palatability (P<0.05). The highly significant effect (P<0.01) were from on

water absorption and wafer density. Based on physical characteristic result of market

vegetable waste wafer R1 have the highest water absorption. Wafer R5 gave a lowest

water activity and wafer R3 gave a highest wafer density. The ration R4 was the

most palatable compare to other treatments for the experimental sheep.

Keywords : physical characteristic, wafer palatability, wafer and vegetable waste

Page 4: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

iv

UJI SIFAT FISIK WAFER LIMBAH SAYURAN PASAR DAN

PALATABILITASNYA PADA TERNAK DOMBA

FIETA PRESCILIA SYANANTA

D24053408

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 5: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

v

UJI SIFAT FISIK WAFER LIMBAH SAYURAN PASAR DAN

PALATABILITASNYA PADA TERNAK DOMBA

Oleh

FIETA PRESCILIA SYANANTA

D24053408

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan

Komisi Ujian Lisan pada tanggal 3 September 2009

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Dr. Ir. Yuli Retnani, M.Sc Ir. Lidy Herawati, MS

NIP. 19640724 199002 2 001 NIP. 19620914 198703 2 009

Dekan Fakultas Peternakan Ketua Departemen

Institut Pertanian Bogor Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

Fakultas Peternakan

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Luki Abdullah, M.Sc.Agr Dr. Ir. Idat G. Permana, MSc. Agr

NIP : 19670107199103 1 003 NIP. 19670506 199103 1 001

Page 6: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 5 Januari 1988 di Bandar Lampung. Penulis

merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Syakib Arsalan

dan Ernani Asmarantaka.

Penulis mengawali pendidikan dasarnya di Sekolah Dasar Negeri 2 Bandar

Lampung pada tahun 1993 dan diselesaikan pada tahun 1999. Pendidikan lanjutan

pertama dimulai oleh penulis pada tahun 1999 dan diselesaikan pada tahun 2002 di

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (SLTPN) 4 Bandar Lampung. Penulis

kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Bandar

Lampung pada tahun 2002 dan lulus pada tahun 2005.

Penulis diterima sebagai mahasiswa pada Program Studi Ilmu Nutrisi dan

Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas

Peternakan, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2005 melalui program Seleksi

Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis aktif dalam organisasi Himpunan

Profesi Mahasiswa Ilmu Nutrisi Ternak (HIMASITER) periode 2005-2006. Selain

itu, penulis aktif sebagai anggota Paduan Suara Fakultas Peternakan Institut

Pertanian Bogor (Graziono symphonia) tahun 2006-2007.

Page 7: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT atas rahmat, karunia dan ridho-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana peternakan.

Skripsi ini berjudul ”Uji Sifat Fisik Limbah Sayuran Pasar dan

Palatabilitasnya pada Ternak Domba”. Penelitian dibagi menjadi dua tahap yaitu

pengujian sifat fisik yang dilakukan di Laboratorium Industri Makanan Ternak dan

untuk pengukuran palatabilitas terhdap ternak domba dilakukan di peternakan ”Mitra

Tani Farm”. Penelitian ini berlangsung dari bulan Februari hingga Mei 2009.

Persiapan dimulai dari penulisan proposal dilanjutkan dengan pengoleksian limbah

sayuran pasar yang dilakukan di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta, pembuatan wafer,

pengujian sifat fisik wafer, pengukuran palatabilitas wafer limbah sayuran pasar

terhadap ternak domba dan penulisan hasil.

Penulis memahami bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat

kekurangan. Oleh karena itu, besar harapan penulis adanya sumbangan pemikiran

dari berbagai kalangan untuk perbaikan skripsi ini. Penulis pun mengucapkan terima

kasih kepada seluruh pihak yang telah ikut berperan sehingga penulisan skripsi ini

dapat terselesaikan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, September 2009

Penulis

Page 8: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

viii

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ............................................................................................. ii

ABSTRACT ................................................................................................ iv

RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii

PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

Latar Belakang ................................................................................. 1

Perumusan Masalah ......................................................................... 2

Tujuan ............................................................................................. 2

TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 3

Limbah Sayuran ............................................................................... 3

Wafer................................................................................................. 4

Tetes .................................................................................................. 5

Kadar Air ........................................................................................... 5

Suhu dan Kelembaban ....................................................................... 6

Kualitas Sifat Fisik Wafer .................................................................. 6

Daya Serap Air ......................................................................... 7

Aktivitas Air ............................................................................ 7

Kerapatan ................................................................................. 8

Palatabilitas ....................................................................................... 8

Domba .............................................................................................. 9

METODE ................................................................................................... 11

Lokasi dan Waktu ............................................................................ 11

Materi .............................................................................................. 11

Bahan ....................................................................................... 11

Alat .......................................................................................... 11

Ternak ...................................................................................... 12

Kandang ................................................................................... 12

Rancangan Percobaan ........................................................................ 12

Perlakuan dan Model Matematika ............................................. 12

Peubah yang Diamati ................................................................ 12

Prosedur Pembuatan Wafer Limbah Sayuran Pasar ............................ 13

Pengujian Sifat Fisik .......................................................................... 13

Daya Serap Air.......................................................................... 13

Aktivitas Air ............................................................................ 14

Page 9: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

ix

Kerapatan .................................................................................. 14

Pengujian Palatabilitas Wafer ........................................................... 14

HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 15

Keadaan Umum Wafer ....................................................................... 15

Sifat Fisik Wafer ................................................................................. 17

Daya Serap Air ......................................................................... 18

Aktivitas Air ............................................................................ 19

Kerapatan ................................................................................. 21

Palatabilitas Wafer Limbah Sayuran Pasar ......................................... 23

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 25

Kesimpulan........................................................................................ 25

Saran ................................................................................................. 25

UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................ 26

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 27

LAMPIRAN ................................................................................................ 30

Page 10: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

x

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Komposisi Kimia Limbah Sayuran Pasar yang Digunakan pada

Penelitian (100% BK) ........................................................................ 11

2. Keadaan Umum Wafer Limbah Sayuran Pasar ................................... 15

3. Hasil Analisa Kimiawi Wafer Limbah Sayuran Pasar (100% BK) ...... 16

4. Uji Sifat Fisik Wafer Limbah Sayuran Pasar ...................................... 18

5. Hasil Uji Palatabilitas Wafer Limbah Sayuran Pasar (g/ekor/jam) ...... 23

Page 11: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Limbah Sayuran Pasar di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta ................. 3

2. Bentuk Fisik Wafer Limbah Sayuran Pasar ........................................ 15

3. Grafik Batang Daya Serap Air Wafer Limbah Sayuran Pasar ............. 18

4. Grafik Batang Aktivitas Air Wafer Limbah Sayuran Pasar ................. 20

5. Grafik Batang Kerapatan Wafer Limbah Sayuran Pasar ..................... 21

6. Grafik Persamaan Garis Daya Serap Air dengan Kerapatan wafer. ..... 22

Page 12: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Hasil Sidik Ragam (ANOVA) Daya Serap Air (%) ............................ 31

2. Hasil Uji Lanjut Duncan Daya Serap Air ........................................... 31

3. Hasil Sidik Ragam (ANOVA) Kerapatan Wafer (g/cm3) .................... 31

4. Hasil Uji Lanjut Duncan Kerapatan Wafer ......................................... 32

5. Hasil Sidik Ragam (ANOVA) Aktivitas Air (%) ................................ 32

6. Hasil Uji Lanjut Duncan Aktivitas Air ............................................... 32

7. Hasil Sidik Ragam (ANOVA) Palatabilitas Wafer (g/ekor/jam) ......... 33

8. Hasil Uji Lanjut Duncan Palatabilitas Wafer ...................................... 33

9. Klobot Jagung .................................................................................... 34

10. Daun Kembang Kol ........................................................................... 34

11. Limbah Kecambah Kacang Hijau ....................................................... 34

12. Mesin Forage chopper ....................................................................... 35

13. Mesin Hammer mill ........................................................................... 35

14. Mesin Kempa Wafer .......................................................................... 35

15. Alat-alat Pengujian Sifat Fisik Wafer ................................................. 36

16. Domba Ekor Gemuk .......................................................................... 36

Page 13: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xiii

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Permintaan pasar terhadap kebutuhan daging secara keseluruhan setiap

tahunnya semakin meningkat, akan tetapi produksi daging dalam negeri belum dapat

memenuhi permintaan pasar sehingga pemerintah perlu melakukan impor hingga

sebanyak 80.000 ton pada tahun 2008. Pengembangan peternakan domba sangat

berpotensi untuk dikembangkan sebagai salah satu upaya untuk mengurangi impor

daging sapi, selain untuk memenuhi substitusi kebutuhan daging sapi dalam negeri,

usaha pengembangan ternak domba juga dapat membuka peluang untuk memenuhi

permintaan pasar luar negeri (Praharani, 1999).

Penyediaan dan pemberian pakan merupakan salah satu faktor penentu

keberhasilan produktivitas ternak. Firdaus et al. (2004), menyatakan bahwa ternak

yang dipelihara dengan sistem perkandangan harus dapat memenuhi kebutuhan

sejumlah nutrien yang dibutuhkan agar dapat tumbuh dan berkembang. Sumber

pakan bagi ternak terdiri dari dua macam, yaitu hijauan dan konsentrat. Saat ini

pengembangan penyediaan protein hewani yang berasal dari ternak pedaging perlu

mendapat perhatian mengingat keberhasilan dan kemajuan suatu peternakan sangat

bergantung pada produktivitas hijauan pakan. Hijauan merupakan pakan utama bagi

ternak, khususnya ternak ruminansia. Namun, seperti diketahui bahwa produktivitas

hijauan bersifat musiman, pada saat musim hujan hijauan melimpah, tetapi pada

musim kemarau sangat sedikit bahkan tidak ada sehingga peternakan domba dapat

mengalami penurunan produktivitasnya. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu

dilakukan upaya pencarian pakan alternatif pengganti hijauan pakan pada musim

kemarau dan pada waktu pakan berkekurangan.

Pertambahan penduduk khususnya kota Jakarta yang semakin meningkat,

menuntut penyediaan pangan yang semakin meningkat pula. Hal tersebut berdampak

dengan meluasnya lahan yang digunakan untuk pasar-pasar tradisional sebagai

tempat penyedia kebutuhan pangan yang umum didatangi oleh masyarakat. Efek

negatif dari kondisi tersebut dapat menyebabkan pencemaran lingkungan yang salah

satu diantaranya adalah menumpuknya limbah sayuran pasar.

Limbah sayuran pasar apabila digunakan sebagai bahan baku pakan memiliki

beberapa kelebihan yaitu memiliki nilai ekonomis karena dapat menghasilkan

Page 14: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xiv

beberapa produk yang berguna dan harganya yang murah, mudah didapat dan tidak

bersaing dengan kebutuhan manusia. Selain itu juga dapat mengurangi masalah

pencemaran lingkungan akibat limbah pasar yang menumpuk. Kelemahan limbah

pasar antara lain adalah mudah busuk, voluminous (bulky) dan ketersediaannya

berfluktuasi sehingga diperlukan teknologi pengolahan pakan untuk membuat bahan

menjadi tahan lama, mudah disimpan dan diberikan pada ternak.

Salah satu contoh teknologi pengawetan adalah pengepresan menggunakan

mesin kempa dengan teknik pencampuran bahan pada limbah sayuran menjadi wafer.

Komposisi wafer tersebut dibuat menyerupai komposisi hijauan pakan sehingga

diharapkan disukai oleh ternak (palatabel) serta dapat mengatasi kelangkaan hijauan

pada musim kemarau.

Perumusan Masalah

Ketersediaan rumput yang berfluktuasi dan tergantung pada musim

menyebabkan peternak mengalami kesulitan untuk mendapatkan rumput, sementara

itu setiap hari selalu terjadi penumpukan limbah pasar di beberapa pasar di DKI

Jakarta yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan perkotaan, oleh karena itu

perlu dicarikan jalan keluar untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya

adalah dengan memanfaatkan limbah pasar khususnya limbah sayuran sebagai

pengganti hijauan pakan ternak terutama pada musim kemarau.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dan palatabilitas wafer

limbah sayuran pasar pada ternak domba.

Page 15: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xv

TINJAUAN PUSTAKA

Limbah Sayuran

Menurut Apriadji (1990) dan Sutamihardja (1978), limbah atau sampah

merupakan zat-zat atau bahan-bahan yang sudah tidak terpakai lagi. Hadiwiyoto

(1983), mengelompokkan sampah atau limbah berdasarkan beberapa faktor yaitu

menurut bentuk dan sifatnya. Berdasarkan bentuknya, sampah dibedakan menjadi

sampah padat, cair dan gas. Berdasarkan sifatnya, sampah dibedakan menjadi

sampah yang mengandung senyawa organik yang berasal dari tanaman, hewan dan

mikroba dan sampah anorganik yaitu garbage (bahan yang mudah membusuk) dan

rubbish (bahan yang tidak mudah membusuk). Salah satu sampah atau limbah yang

banyak terdapat di sekitar kota adalah limbah pasar. Limbah pasar merupakan bahan-

bahan hasil sampingan dari kegiatan manusia yang berada di pasar dan banyak

mengandung bahan organik. Kondisi melimpahnya limbah sayuran pasar dapat

dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Limbah Sayuran di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta

Menurut Hadiwiyoto (1983), sampah pasar yang banyak mengandung bahan

organik adalah sampah-sampah hasil pertanian seperti sayuran, buah-buahan dan

daun-daunan serta dari hasil perikanan dan peternakan. Limbah sayuran adalah

bagian dari sayuran atau sayuran yang sudah tidak dapat digunakan atau dibuang.

Berdasarkan pengamatan di lapangan (2009), limbah yang terdapat di Pasar Induk

Kramat Jati Jakarta terdiri dari limbah buah-buahan dan sayur-sayuran. Limbah

buah-buahan terdiri dari limbah buah semangka, melon, pepaya, jeruk, nenas dan

lain-lain sedangkan limbah sayuran terdiri dari limbah daun bawang, seledri, sawi

Page 16: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xvi

hijau, sawi putih, kol, limbah kecambah kacang hijau, klobot jagung, daun kembang

kol dan masih banyak lagi limbah-limbah sayuran lainnya. Namun yang lebih

berpeluang digunakan sebagai bahan pengganti hijauan untuk pakan ternak adalah

limbah sayuran karena selain ketersediaannya yang melimpah, limbah sayuran juga

memiliki kadar air yang relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan limbah buah-

buahan sehingga jika limbah sayuran dipergunakan sebagai bahan baku untuk pakan

ternak maka bahan pakan tersebut akan relatif tahan lama atau tidak mudah busuk.

Wafer

Wafer merupakan suatu bahan yang mempunyai dimensi (panjang, lebar, dan

tinggi) dengan komposisi terdiri dari beberapa serat yang sama atau seragam (ASAE,

1994). Wafer adalah salah satu bentuk pakan ternak yang merupakan modifikasi

bentuk cube, dalam proses pembuatannya mengalami proses pencampuran

(homogenisasi), pemadatan dengan tekanan dan pemanasan dalam suhu tertentu.

Bahan baku yang digunakan terdiri dari sumber serat yaitu hijauan dan konsentrat

dengan komposisi yang disusun berdasarkan kebutuhan nutrisi ternak dan dalam

proses pembuatannya mengalami pemadatan dengan tekanan 12 kg/cm2

dan

pemanasan pada suhu 120°C selama 10 menit (Noviagama, 2002). Menurut Winarno

(1997) tekanan dan pemanasan tersebut menyebabkan terjadinya reaksi Maillard

yang mengakibatkan wafer yang dihasilkan beraroma harum khas karamel. Prinsip

pembuatan wafer mengikuti prinsip pembuatan papan partikel. Proses pembuatan

wafer membutuhkan perekat yang mampu mengikat partikel-partikel bahan sehingga

dihasilkan wafer yang kompak dan padat sesuai dengan densitas yang diinginkan.

Menurut Sutigno (1994), perekat adalah suatu bahan yang dapat menahan dua buah

benda berdasarkan ikatan permukaan.

Adapun keuntungan wafer menurut Trisyulianti (1998) adalah : (1) kualitas

nutrisi lengkap, (2) bahan baku bukan hanya dari hijauan makanan ternak seperti

rumput dan legum, tetapi juga dapat memanfaatkan limbah pertanian, perkebunan,

atau limbah pabrik pangan, (3) tidak mudah rusak oleh faktor biologis karena

mempuyai kadar air kurang dari 14%, (4) ketersediaannya berkesinambungan karena

sifatnya yang awet dapat bertahan cukup lama sehingga dapat mengantisipasi

ketersediaan pakan pada musim kemarau serta dapat dibuat pada saat musim hujan

ketika hasil hijauan makanan ternak dan produk pertanian melimpah, dan (5)

Page 17: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xvii

kemudahan dalam penanganan karena bentuknya padat kompak sehingga

memudahkan dalam penyimpanan dan transportasi.

Beberapa penelitian telah dilakukan di Indonesia dengan tujuan mencari cara

untuk memanfaatkan limbah pertanian sebagai pakan. Upaya ini meliputi

penggunaan langsung dalam pakan, pengolahan untuk mempertinggi nilai pakannya,

dan pengawetan agar dapat mengatasi fluktuasi penyediaan (Lebdosukoyo, 1983).

Tetes

Tetes atau molases adalah cairan kental limbah pemurnian gula yang

merupakan sisa nira yang telah mengalami proses kristalisasi. Bentuk fisik tetes atau

molases tampak sebagai cairan pekat dan berwarna gelap disebabkan oleh adanya

reaksi “browning”, memiliki rasa pahit-pahit manis dan merupakan cairan yang

berviskositas tinggi sehingga tidak mudah membeku (Tedjowahjono, 1987).

Menurut Hariyati et al. (1976), tetes ini dapat membantu fiksasi nitrogen dalam

rumen dan fermentasi sehingga daya cernanya meningkat.

Menurut Akhirany (1998), bahan-bahan yang mengandung pati dan gula

sangat baik sebagai bahan pengikat karena mempunyai kemampuan merekat yang

baik. Molases mengandung 50-60% gula, sejumlah asam amino dan mineral

sehingga baik digunakan sebagai perekat (Puturan, 1982). Komposisi kimia tetes

atau molases dari limbah industri perkebunan tebu adalah 3,9% protein, 0,29%

lemak, 0,4% SK dan 84,4% Beta-N.

Kadar Air

Kerusakan bahan pakan dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

pertumbuhan dan aktivitas mikroba terutama bakteri, ragi dan kapang; aktivitas-

aktivitas enzim di dalam bahan pakan; serangga, parasit dan tikus; suhu termasuk

suhu pemanasan dan pendinginan; kadar air, udara; dan jangka waktu penyimpanan.

Kadar air pada permukaan bahan pakan dipengaruhi oleh kelembaban nisbi (RH)

udara disekitarnya. Bila kadar air bahan rendah, RH disekitarnya tinggi, maka akan

terjadi penyerapan uap air dari udara sehingga bahan menjadi lembab atau kadar air

menjadi lebih tinggi. (Winarno et al., 1980).

Kadar air suatu bahan dapat diukur dengan berbagai cara. Metode

pengukuran yang umum dilakukan di laboratorium adalah dengan pemanasan di

Page 18: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xviii

dalam oven atau dengan cara destilasi. Kadar air bahan merupakan pengukuran

jumlah air total yang terkandung dalam bahan pakan, tanpa memperlihatkan kondisi

atau derajat keterikatan air (Syarief dan Halid, 1993).

Suhu dan Kelembaban

Suhu dan kelembaban sangat menentukan laju pertumbuhan dan jumlah

mikroorganisme pada penyimpanan. Semakin tinggi suhu penyimpanan maka

kelembaban relatif makin rendah. Kelembaban relatif yang terlalu tinggi

menyebabkan cairan akan terkondensasi pada permukaan, sehingga permukaan

bahan basah dan sangat kondusif untuk pertumbuhan mikroba.

Berdasarkan hasil suhu maksimum dan optimum, mikroorganisme dibagi

menjadi tiga kelompok yaitu : (1) Mesofil, suhu pertumbuhan yang paling baik pada

25ºC hingga 40ºC dan suhu minimum adalah 10ºC, (2) Psikrofil, merupakan

mikroorganisme yang dapat tumbuh pada suhu 0ºC atau lebih rendah, tetapi suhu

optimalnya adalah 20ºC hingga 30ºC, (3) Thermofil, merupakan mikroorganisme

yang tumbuh dengan baik pada temperatur antara 45ºC hingga 60ºC. Berdasarkan

penelitian karena suhu udara tempat penyimpanan berkisar antara 27,40ºC hingga

28,16ºC maka mikroba yang berpeluang untuk berkembang biak adalah mikroba dari

kelompok Mesofil dan Psikrofil (Amiroh, 2008).

Kualitas Sifat Fisik Wafer

Prinsip pembuatan wafer mengikuti prinsip pembuatan papan partikel. Sifat

fisik merupakan bagian dari karakteristik mutu yang berhubungan dengan nilai

kepuasan konsumen terhadap bahan. Sifat-sifat bahan serta perubahan-perubahan

yang terjadi pada pakan dapat digunakan untuk menilai dan menentukan mutu pakan,

selain itu pengetahuan tentang sifat fisik digunakan juga untuk menentukan keofisien

suatu proses penanganan, pengolahan dan penyimpanan (Muchtadi dan Sugiono,

1989).

Page 19: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xix

Daya Serap Air

Daya serap air merupakan parameter yang menunjukkan kemampuan untuk

menyerap air disekelilingnya agar berikatan dengan partikel bahan atau tertahan pada

pori antar partikel bahan (Jayusmar, 2000).

Trisyulianti (1998) menyatakan, wafer dengan kemampuan daya serap air

tinggi akan berakibat terjadinya pengembangan tebal yang tinggi pula, karena

semakin banyak volume air hasil penyerapan yang tersimpan dalam wafer akan

diikuti dengan peningkatan perubahan muai wafer. Daya serap air berbanding

terbalik dengan kerapatan. Semakin tinggi kerapatan wafer menyebabkan

kemampuan daya serap air yang lebih rendah.

Furqaanida (2004) menyatakan, ransum komplit dengan campuran kelobot

jagung paling banyak lebih mudah hancur ketika direndam air jika dibandingkan

wafer ransum komplit dengan campuran rumput lapang. Hal tersebut disebabkan

oleh kemampuan ikatan antar partikel penyusun wafer yang berdeda-beda.

Aktivitas Air

Aktivitas air bahan pakan adalah air bebas yang terkandung dalam bahan

pakan yang dapat digunakan oleh mikroba untuk pertumbuhannya (Syarif dan Halid,

1993). Aktivitas air erat hubungannya dengan kadar air. Komposisi bahan baku

sumber serat meyebabkan terdapatnya rongga-rongga udara pada wafer, semakin

banyak kandungan sumber serat maka rongga yang terdapat dalam wafer juga akan

semakin banyak dan besar yang menyebabkan jalannya penguapan terjadi lebih cepat

sehingga dapat meningkatkan kadar air yang terdapat dalam wafer (Widiarti, 2008).

Adnan (1982) dalam Florensyah (2007) menyatakan, bahwa pada umumnya bila

aktivitas air dikurangi sampai batas tertentu akan menekan pertumbuhan dan

perkembangan mikroorganisme. Winarno (1997) menyatakan, berbagai

mikroorganisme mempunyai Aw minimum agar dapat tumbuh dengan baik,

misalnya bakteri tumbuh pada Aw 0,90, khamir pada Aw 0,80-0,90, dan kapang pada

Aw 0,60-0,70.

Tingginya aktivitas air disebabkan oleh ransum yang disimpan dalam jumlah

yang cukup tinggi, dan pelepasan air ke udara ruang penyimpanan tidak besar tetapi

tinggi sehingga nilai aktivitas air tinggi (Ayu, 2003).

Page 20: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xx

Kerapatan

Kerapatan adalah suatu ukuran kekompakan dari partikel dalam lembaran dan

sangat tergantung pada kerapatan bahan baku yang digunakan dan besarnya tekanan

kempa yang diberikan selama proses pembuatan lembaran. Wafer pakan yang

mempunyai kerapatan tinggi akan memberikan tekstur yang padat dan keras

sehingga mudah dalam penanganan baik penyimpanan maupun goncangan pada saat

transportasi dan diperkirakan akan lebih lama dalam penyimpanan (Trisyulianti,

1998), sebaliknya pakan yang memiliki kerapatan rendah akan memperlihatkan

bentuk wafer pakan yang tidak terlalu padat dan tekstur yang lebih lunak serta porous

(berongga), sehingga diperkirakan hanya dapat bertahan dalam penyimpanan

beberapa waktu saja.

Menurut Jayusmar (2000), wafer dengan nilai kerapatan yang tinggi tidak

begitu disukai oleh ternak, karena terlalu padat sehingga ternak sulit untuk

mengkonsumsinya. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Elita (2002) yang

menyatakan bahwa pada umumnya ternak tidak menyukai pakan yang terlalu keras

atau memiliki kerapatan tinggi, namun ternak lebih memilih pakan yang lebih remah.

Palatabilitas

Palatabilitas didefinisikan sebagai respon yang diberikan oleh ternak terhadap

pakan yang diberikan dan hal ini tidak hanya oleh ternak ruminansia tetapi juga oleh

hewan mamalia lainnya terutama dalam memilih pakan yang diberikan (Church and

Pond, 1998). Pemberian ransum atau pakan selain harus memenuhi zat-zat nutrisi

yang dibutuhkan dalam jumlah yang tepat, pakan tersebut harus memenuhi syarat-

syarat seperti aman untuk dikonsumsi, palatabel, ekonomis dan berkadar gizi yang

cukup untuk memenuhi kebutuhan ternak (Afriyanti, 2002).

Salah satu indikasi wafer yang baik adalah adanya tingkat palatabilitas yang

tinggi. Palatabilitas merupakan hasil keseluruhan dari faktor-faktor yang menentukan

suatu pakan menarik bagi ternak. Faktor-faktor tersebut adalah bau, rasa, bentuk dan

temperatur pakan (Lawrence, 1990). Pond et al. (1995) mendefinisikan palatabilitas

sebagai daya tarik suatu pakan atau bahan pakan untuk menimbulkan selera makan

dan langsung dimakan oleh ternak. Palatabilitas biasanya diukur dengan cara

memberikan dua atau lebih pakan kepada ternak sehingga ternak dapat memilih dan

memakan pakan mana yang lebih disukai. Palatabilitas ransum merupakan faktor

Page 21: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xxi

penting dalam cafetaria feeding. Palatabilitas dapat diuji dengan cafeteria feeding

yaitu dengan cara memberikan kepada ternak untuk memilih sendiri makanan atau

bahan ransum yang ada untuk dikonsumsi lebih banyak, agar kebutuhan zat-zat

makanan terpenuhi (Patrick dan Schaible, 1980). Bahan ransum yang mempunyai

palatabilitas tinggi akan dikonsumsi lebih banyak (Ewing, 1963). Penentuan tingkat

palatabilitas ini dinyatakan dengan jumlah konsumsi total bahan kering per hari oleh

suatu ternak (Apriati, 1989). Tahap akhir dari uji palatabilitas adalah dengan

menimbang dan mengukur sisa satu jam dari pakan yang diberikan pada ternak

(Edney, 1982).

Domba

Ternak domba termasuk subfamili Cuprinae, famili Bovidae, genus Ovis dan

spesies Ovis aries. Subfamili Cuprinae berasal dari dataran tinggi di daerah

pegunungan dan berkembang menjadi spesies, subspesies, varietas serta ras-ras lokal

tertentu. Ternak domba dari Asia tersebar kesebelah barat antara lain Mediterania,

termasuk Eropa dan Afrika serta kesebelah timur tersebar kedaerah subkontinen

India dan Asia Tenggara (Devendra dan McLeroy, 1982).

Ternak domba merupakan salah satu ternak yang berkembang di Indonesia,

terutama di pedesaan karena domba berperan besar dalam menunjang ekonomi

keluarga peternak. Efisiensi produksi domba sebagian besar tergantung pada cara

pemberian pakan, tingkat manajemen pemberian pakan dan ketersediaan gizi untuk

mendapatkan produksi yang tinggi. Untuk meningkatkan produktivitas domba

diperlukan dukungan akan ketersedian pakan yang kontinyu, sehingga ternak domba

dapat tumbuh dan mendapat ransum dalam jumlah dan kualitas yang cukup

(Tomaszewska et al., 1993).

Pemeliharaan ternak domba mempunyai beberapa keunggulan antara lain : (a)

dapat beranak sepanjang tahun dan tidak dipengaruhi oleh musim, (b) mempunyai

adaptasi yang baik dan tahan terhadap serangan beberapa penyakit atau parasit, (c)

dapat beranak banyak dan (d) dapat segera bunting kembali sebulan setelah beranak

(Diwyanto dan Inounu, 2001).

Sumber energi utama bagi ternak ruminansia khususnya domba dapat

diperoleh dari hijauan, silase, dan biji-bijian. Kekurangan energi dapat menyebabkan

terjadinya penurunan bobot badan ternak, memperlambat pertumbuhan, mengurangi

Page 22: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xxii

efisiensi reproduksi, mengurangi produksi susu, dan meningkatkan mortalitas

(McDonald et al., 1995). Dalam usaha penggemukan ternak domba, kecukupan

energi, protein, vitamin, dan mineral dalam ransum memegang peranan yang penting

(Stanton dan Le Valley, 2003). Jika domba diberi makanan padat (kering) di kandang

maka sebaiknya diberi minum ad libitum. Namun, domba tidak harus minum setiap

saat terutama jika digembalakan pada pastura yang muda dan basah (Williamson dan

Payne, 1993).

Domba Ekor Gemuk

Menurut Bradford dan Inounu (1996), bahwa domba Ekor Gemuk banyak

terdapat di Jawa Timur. Menurut FAO (2004), domba Ekor Gemuk banyak

ditemukan di daerah Madura, Jawa Timur dan wilayah Indonesia Timur seperti

Lombok, Sumbawa, Kisar dan Sawa. Domba Ekor Gemuk yang dihasilkan di

Indonesia merupakan persilangan antara domba kirmani jantan dan domba asli

Indonesia (Dinas Peternakan Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur 1981 dalam

Puspianah 2008). Dijelaskan lebih lanjut oleh Bradford dan Inounu (1996), bahwa

tanda-tanda yang merupakan karakteristik khas domba Ekor Gemuk adalah ekornya

yang besar, lebar dan panjang. Menurut FAO (2004), bentuk tubuh domba Ekor

Gemuk lebih besar daripada domba Ekor Tipis. Domba Ekor Gemuk memiliki berat

jantan dewasa 45-50 kg dan betina dewasa 25-35 kg. Tinggi badan pada jantan

dewasa 60-65 cm dan betina dewasa 52-60 cm. Warna bulu putih, tidak bertanduk

dengan bulu wol kasar dimiliki oleh jenis domba Ekor Gemuk. Domba ini dikenal

sebagai domba yang tahan terhadap panas dan kering.

Page 23: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xxiii

METODE

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Mei 2009. Koleksi limbah

sayuran dilakukan di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta, pengolahan limbah sayuran

pasar dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, Fakultas Peternakan, Institut

Pertanian Bogor dan uji palatabilitas pada ternak domba dilakukan di Mitra Tani

Farm Bogor.

Materi

Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah limbah sayuran (klobot

jagung, limbah kecambah kacang hijau dan daun kembang kol) berasal dari Pasar

Induk Kramat Jati Jakarta dan bahan perekat yaitu molases/tetes. Komposisi kimia

dari beberapa limbah sayuran pasar dan rumput lapang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Kimia Limbah Sayuran Pasar yang Digunakan pada

Penelitian (100%BK)

Analisa Kimia Kelobot Jagung Limbah Kecambah

Kacang Hijau Daun Kembang Kol

BK 22,87 34,63 54,92

Abu 2,80 2,40 11,31

PK 5,33 21,95 27,57

SK 48,19 57,06 18,94

LK 0,61 0,52 3,50

Beta-N 43,07 18,08 38,69

Keterangan : Hasil analisa Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan (2009).

Alat

Alat yang digunakan meliputi tong penampung limbah sayuran, mesin forage

choper, mixer, mesin kempa panas yang digunakan dalam proses pengempaan pada

pembuatan wafer dan kemasan karung plastik.

Page 24: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xxiv

Ternak

Penelitian ini menggunakan ternak Domba Ekor Gemuk jantan sebanyak 15

ekor dengan bobot badan 21-24 kg.

Kandang

Kandang yang digunakan adalah kandang individu dengan ukuran 1,5 x 0,8 x

1 m3. Setiap kandang dilengkapi dengan tempat pakan dan minum.

Rancangan Percobaan

Perlakuan dan Model Matematika

Rancangan percobaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Ransum wafer

limbah sayuran terdiri dari 5 macam perlakuan, yaitu:

R1 = 100% klobot jagung R2 = 75% klobot jagung + 25% limbah kecambah kacang hijau

R3 = 50% klobot jagung + 25% limbah kecambah kacang hijau + 25% daun kembang kol

R4 = 25% klobot jagung + 50% limbah kecambah kacang hijau + 25% daun kembang kol R5 = 25% klobot jagung + 25% limbah kecambah kacang hijau + 50% daun kembang kol

Adapun Model Matematik dari rancangan percobaan yang digunakan adalah

sebagai berikut :

Yij = µ + i + ij

Keterangan :

Yij = Nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dalam ulangan ke-j

μ = Nilai rataan umum

τi = Pengaruh perlakuan ke-i

εij = Error perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Data pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati diuji dengan analisis

ragam atau analysis of variance (ANOVA) dan jika memberikan hasil yang nyata

maka dilanjutkan dengan Uji Duncan (Steel dan Torrie, 1993).

Peubah yang Diamati

1. Uji Sifat Fisik Wafer Limbah Sayuran Pasar

a. Pengukuran Daya Serap Air

b. Penetapan Aktivitas Air

c. Kerapatan Wafer

Page 25: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xxv

2. Pengujian Palatabilitas Wafer Limbah Sayuran Pasar

Prosedur Pembuatan Wafer Limbah Sayuran Pasar

a. Pengumpulan limbah sayuran pasar yang akan digunakan sebagai bahan baku

wafer.

b. Limbah sayuran dipotong-potong menggunakan mesin forage chopper

dengan ukuran 2-3 cm.

c. Limbah sayuran dikeringkan hingga kadar airnya mencapai 15-17%.

d. Limbah sayuran yang telah kering digiling kasar dengan mesin hammer mill,

e. Kemudian hasil gilingan limbah sayuran ditimbang sebanyak 400 g dan

dicampur dengan tetes sebanyak 5% (20 g) dari bahan baku yang

dipergunakan hingga bahan-bahan tersebut tercampur dengan rata

(homogen).

f. Pencetakan wafer dengan menggunakan mesin wafer yang memiliki ukuran

wafer sebesar 20 x 20 x 1,5 cm dan dilakukan pengempaan panas selama 10

menit dengan suhu 120ºC.

g. Pengondisian wafer dilakukan dengan cara membiarkan pada udara terbuka

(suhu kamar) sampai kadar air dan beratnya konstan.

Pembuatan wafer limbah sayuran pasar pada penelitian kali ini dilakukan di

Laboratorium Industri Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pengujian Sifat Fisik

Daya Serap Air (Widarmana, 1997)

Daya serap air (DSA) diperoleh dari pengukuran berat sebelum dan sesudah

perendaman wafer limbah sayuran pasar berukuran 5 x 5 x 1 cm dalam air selama 5

menit. Nilai daya serap air dihitung dengan rumus:

DSA (%) = BA

BABBx 100%

Keterangan:

DSA = daya serap air wafer (%)

BA = berat awal (g)

BB = berat akhir (g)

Page 26: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xxvi

Aktivitas Air

Aktivitas air diperoleh dari hasil pengukuran wafer limbah sayuran pasar

berukuran 5 x 5 x 1 cm dengan menggunakan Aw meter selama satu jam pengamatan

yang sebelumnya telah dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan larutan

Barium Klorida (BaCl2). Larutan dibiarkan selama tiga jam setelah jarum Aw meter

ditera sampai menunjukkan angka 0,9 karena BaCl2 mempunyai kelembaban garam

jenuh sebesar 90%. Nilai aktivitas air dihitung dengan rumus:

Aw = Skala ± {|suhu - 20| x 0,002}

Kerapatan (Widarmana, 1997)

Kerapatan adalah salah satu faktor penting pada sifat fisik wafer dan

merupakan pedoman untuk memperoleh gambaran tentang kekuatan wafer yang

diinginkan. Wafer yang digunakan untuk pengukuran kerapatan berukuran 5 x 5 x 1

cm. Nilai kerapatan dihitung dengan rumus:

K = )(PxTxL

W x 100%

Keterangan:

K = kerapatan (g/cm3)

W = berat uji contoh (g)

P = panjang contoh uji (cm)

L = lebar contoh uji (cm)

T = tebal contoh uji (cm)

Pengujian Palatabilitas Wafer

Pengujian palatabilitas dari kelima perlakuan pakan wafer tersebut dilakukan

dengan melihat tingkat konsumsi pakan dari ternak domba yang berjumlah 15 ekor.

Uji palatabilitas dilakukan dengan cara memberikan wafer masing-masing perlakuan

pada tiga ekor domba yang berbeda selama satu jam pengamatan yaitu pada pukul

07.00-08.00 WIB. Nilai palatabilitas wafer limbah sayuran pasar diperoleh dari

berapa banyak wafer (g) yang dikonsumsi oleh ternak domba.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 27: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xxvii

Keadaan Umum Wafer

Wafer limbah sayuran pasar adalah suatu produk pengolahan pakan ternak

yang berbahan dasar limbah sayuran pasar yang dapat digunakan sebagai pakan

alternatif pengganti hijauan pada musim kemarau. Bentuk, ukuran dan warna wafer

limbah sayuran pasar menurut perlakuan dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Bentuk Fisik Wafer Limbah Sayuran Pasar

Keadaan umum wafer limbah sayuran pasar dalam penelitian ini adalah

berbentuk persegi dan padat. Bentuk tersebut sangat menguntungkan karena

mempermudah dalam penanganan, penyimpanan serta transportasi. Keadaan umum

wafer limbah sayuran pasar dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Keadaan Umum Wafer Limbah Sayuran Pasar

Perlakuan Tekstur Kepadatan Warna Aroma

R1 kasar sekali Kompak sekali coklat muda Harum

R2 Kasar Kompak coklat Harum

R3 agak kasar agak remah coklat tua Harum

R4 sedikit kasar sedikit remah coklat tua kehijauan harum sekali

R5 sedikit kasar sedikit Remah coklat tua kehijauan harum menyengat

Keterangan : R1 = 100% Klobot jagung R2 = 75% Klobot jagung + 25% Limbah kecambah kacang hijau R3 = 50% Klobot jagung + 25% Limbah kecambah kacang hijau + 25% Daun kembang kol R4 = 25% Klobot jagung + 50% Limbah kecambah kacang hijau + 25% Daun kembang kol R5 = 25% Klobot jagung + 25% Limbah kecambah kacang hijau + 50% Daun kembang kol

Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa wafer limbah sayuran pasar rata-

rata memiliki tekstur yang kasar, jika komposisi klobot jagung yang terkandung

dalam wafer semakin banyak maka tekstur yang dihasilkan akan semakin kasar.

Page 28: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xxviii

Selain itu juga, semakin bervariasinya bahan yang digunakan maka kepadatan wafer

yang dihasilkan akan semakin remah khususnya wafer yang komposisi klobot

jagungnya hanya 25% yaitu, wafer R4 dan R5.

Wafer yang dihasilkan berwarna coklat hingga coklat tua kehijauan atau

gelap, hal tersebut sangat dipengaruhi oleh banyaknya jenis dan komposisi jumlah

limbah sayuran yang terkandung didalamnya, semakin beragam jenis bahannya maka

warna yang dihasilkan juga akan semakin coklat tua kehijauan khususnya pada wafer

yang mengandung komposisi daun kembang kol. Warna coklat pada wafer yang

dihasilkan berasal dari reaksi browning non enzimatik yaitu reaksi-reaksi antara

asam organik dengan gula pereduksi dan antara asam-asam amino dengan gula

pereduksi (Winarno, 1997).

Wafer yang dihasilkan dalam penelitian ini beraroma harum khas karamel.

Hasil ini didukung dengan pernyataan Winarno (1997), bahwa tekanan kempa dan

pemanasan pada bahan baku pakan dapat menyebabkan terjadinya reaksi Maillard

sehingga wafer yang dihasilkan memiliki aroma harum khas karamel. Hasil analisa

kimiawi wafer limbah sayuran pasar menurut perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Analisa Kimiawi Wafer Limbah Sayuran Pasar (100%BK)

Keterangan : Hasil analisa Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan (2009)

R1 = 100% Klobot jagung R2 = 75% Klobot jagung + 25% Limbah kecambah kacang hijau R3 = 50% Klobot jagung + 25% Limbah kecambah kacang hijau + 25% Daun kembang kol R4 = 25% Klobot jagung + 50% Limbah kecambah kacang hijau + 25% Daun kembang kol R5 = 25% Klobot jagung + 25% Limbah kecambah kacang hijau + 50% Daun kembang kol

Data pada Tabel 2 berdasarkan hasil analisa proksimat kandungan kadar air

terendah terdapat pada wafer R5 (9,42%), sedangkan kandungan kadar air tertinggi

terdapat pada wafer R1 (20,46%). Tinggi-rendahnya kandungan kadar air pada

wafer dipengaruhi oleh kadar air bahan baku yang digunakan dan kelembaban nisbi

Analisa

Kimiawi R1 R2 R3 R4 R5

Kadar Air 20,46 10,28 12,20 9,42 13,09

Abu 3,86 3,31 7,94 7,74 10,59

Protein Kasar 9,89 9,80 14,45 17,20 21,83

Serat Kasar 44,90 40,40 32,85 34,83 28,63

Lemak kasar 0,79 0,74 1,28 1,06 1,16

Beta-N 40,56 45,75 43,49 39,17 37,80

Page 29: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xxix

(RH) disekitar wafer. Kadar air yang tinggi dapat menyebabkan penurunan kualitas

bahan atau pakan yang dapat mengakibatkan tumbuhnya jamur atau perkembangan

bakteri (Winarno et al., 1980). Berdasarkan hasil pengukuran suhu yang diperoleh

dari penelitian sebelumnya, karena suhu udara tempat penyimpanan berkisar antara

27,40ºC hingga 28,16ºC maka mikroba yang berpeluang untuk berkembang biak

adalah mikroba dari kelompok Mesofil dan Psikrofil (Amiroh, 2008).

Kandungan protein kasar pada wafer limbah sayuran pasar yang tertinggi

(21,83%) terdapat pada wafer R5 dan terendah (9,80%) terdapat pada wafer R2,

sedangkan untuk kandungan serat kasar yang tertinggi (40,90%) terdapat pada wafer

R1 dan terendah (28,63%) terdapat pada wafer R5, hal tersebut dikarenakan adanya

pengaruh dari komposisi protein dan serat yang terkandung di dalam bahan baku

yang digunakan untuk membuat wafer limbah sayuran pasar.

Sifat Fisik Wafer

Sifat fisik yang diamati pada peubah dalam penelitian ini meliputi daya serap

air, aktivitas air dan kerapatan wafer limbah sayuran pasar. Hingga saat ini belum

ada standar yang tepat untuk menentukan kualitas dari wafer sebagai pakan ternak,

sehingga penentuan standar wafer limbah sayuran pasar hasil penelitian ini hanya

mengacu pada hasil penelitian-penelitian sebelumnya. Hasil pengujian sifat fisik

wafer limbah sayuran pasar selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Uji Sifat Fisik Wafer Limbah Sayuran Pasar

Ulangan Peubah

Daya Serap Air (%) Aktivitas Air (%) Kerapatan (g/cm3)

R1 525,20 ± 12,27A 0,91 ± 0,03

a 0,70 ± 0,06

B

Page 30: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xxx

R2 121,35 ± 53,41BC

0,91 ± 0,01a 0,71 ± 0,08

B

R3 80,79 ± 32,48CD

0,93 ± 0,01a 0,88 ± 0,02

A

R4 157,53 ± 36,14B 0,91 ± 0,01

a 0,56± 0,07

C

R5 42,34 ± 4,86D 0,82 ± 0,11

b 0,78 ± 0,07

B

Rataan 185,44 0,89 0,69

Keterangan : Superskrip huruf kapital dan kecil yang berbeda pada baris yang sama masing-masing menunjukkan sangat berbeda nyata (P<0,01) dan berbeda nyata (P<0,08) R1 = 100% Klobot jagung

R2 = 75% Klobot jagung + 25% Limbah kecambah kacang hijau R3 = 50% Klobot jagung + 25% Limbah kecambah kacang hijau + 25% Daun kembang kol R4 = 25% Klobot jagung + 50% Limbah kecambah kacang hijau + 25% Daun kembang kol

R5 = 25% Klobot jagung + 25% Limbah kecambah kacang hijau + 50% Daun kembang kol

Daya Serap Air

Daya serap air merupakan parameter yang menunjukkan kemampuan untuk

menyerap air di sekelilingnya untuk berikatan dengan partikel bahan atau tertahan

pada pori antar partikel bahan (Jayusmar, 2000). Wafer limbah sayuran pasar

diharapkan juga mempunyai kecepatan yang tinggi untuk menjadi lunak saat terkena

air liur ternak pada waktu dikunyah oleh ternak. Rataan daya serap air pada wafer

limbah sayuran pasar dapat dilihat pada Gambar 3.

525.20

121.3580.79

157.53

42.34

0

100

200

300

400

500

600

1 2 3 4 5

Perlakuan

Daya S

erap

Air

Keterangan : 1 = 100% Klobot jagung 2 = 75% Klobot jagung + 25% Limbah kecambah kacang hijau 3 = 50% Klobot jagung + 25% Limbah kecambah kacang hijau + 25% Daun kembang kol 4 = 25% Klobot jagung + 50% Limbah kecambah kacang hijau + 25% Daun kembang kol 5 = 25% Klobot jagung + 25% Limbah kecambah kacang hijau + 50% Daun kembang kol

Gambar 3. Grafik Batang Daya Serap Air Wafer Limbah Sayuran Pasar

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa sumber serat dalam hal ini adalah

klobot jagung sebagai penyusun wafer limbah sayuran pasar memberikan pengaruh

yang sangat nyata (P<0,01) terhadap tinggi-rendahnya persentase daya serap air.

Daya serap air dari wafer limbah sayuran pasar pada penelitian ini merupakan

Page 31: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xxxi

perubahan pertambahan berat wafer setelah mengalami perendaman selama lima

menit. Nilai rataan daya serap air terendah (42,34 ± 4,86%) terdapat pada wafer R5

dan tertinggi (525,20 ± 12,27%) terdapat pada R1. Hasil uji lanjut Duncan

menunjukkan bahwa perlakuan R1 sangat berbeda nyata jika dibandingkan dengan

perlakuan R2, R3, R4 dan R5. Perlakuan R4 dan R2 menunjukkan hasil yang tidak

berbeda nyata antar perlakuannya akan tetapi berbeda nyata jika dibandingkan

dengan perlakuan R3 dan R5.

Wafer limbah sayuran pasar yang memiliki kandungan klobot jagung lebih

banyak akan dapat menyerap air lebih banyak pula, hal ini disebabkan klobot jagung

merupakan pakan sumber serat yang memiliki rongga udara lebih banyak sehingga

mampu menyerap air lebih banyak juga. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil

penelitian sebelumnya (Furqaanida, 2004) bahwa, ransum komplit dengan campuran

klobot jagung paling banyak lebih mudah hancur ketika direndam air jika

dibandingkan wafer ransum komplit dengan campuran rumput lapang. Trisyulianti

(1998) menyatakan, wafer dengan kemampuan daya serap air tinggi akan

mengakibatkan terjadinya pengembangan yang semakin tebal juga, karena semakin

banyak volume air hasil dari penyerapan yang tersimpan dalam wafer diikuti dengan

peningkatan perubahan ketebalan wafer.

Aktivitas Air

Aktivitas air bahan pakan adalah air bebas yang terkandung dalam bahan

pakan yang dapat digunakan oleh mikroba untuk pertumbuhannya (Syarif dan Halid,

1993). Adnan (1982) dalam Florensyah (2007) menyatakan, bahwa pada umumnya

bila aktivitas air dikurangi sampai batas tertentu akan menekan pertumbuhan dan

perkembangan mikroorganisme. Nilai aktivitas air pada wafer limbah sayuran pasar

menurut perlakuan dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 32: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xxxii

0.91 0.91

0.93

0.91

0.82

0.76

0.78

0.80

0.82

0.84

0.86

0.88

0.90

0.92

0.94

1 2 3 4 5

Perlakuan

Ak

tivit

as

Air

Keterangan : 1 = 100% Klobot jagung 2 = 75% Klobot jagung + 25% Limbah kecambah kacang hijau 3 = 50% Klobot jagung + 25% Limbah kecambah kacang hijau + 25% Daun kembang kol 4 = 25% Klobot jagung + 50% Limbah kecambah kacang hijau + 25% Daun kembang kol 5 = 25% Klobot jagung + 25% Limbah kecambah kacang hijau + 50% Daun kembang kol

Gambar 4. Grafik Batang Aktivitas Air Wafer Limbah Sayuran Pasar

Hasil sidik ragam menunjukkan hasil aktivitas air yang berbeda nyata

(P<0,08) pada setiap perlakuan wafer limbah sayuran pasar. Nilai rataan aktivitas air

tertinggi (0,93 ± 0,01%) terdapat pada wafer R3 dan terendah (0,82 ± 0,11%)

terdapat pada R5. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa perlakuan R5 berbeda

nyata jika dibandingkan dengan perlakuan R1, R2, R3 dan R4. Namun, pada

perlakuan R1, R2, R3 dan R4 tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antar

perlakuannya.

Dari pengukuran Aw pada penelitian ini diperoleh hasil yang menunjukkan

bahwa perlakuan R5 merupakan wafer yang paling rendah karena adanya pengaruh

dari besarnya kadar air yang terkandung dalam bahan baku wafer. Komposisi bahan

baku sumber serat menyebabkan terdapatnya rongga-rongga udara pada wafer,

semakin banyak kandungan sumber serat maka rongga yang terdapat dalam wafer

juga akan semakin banyak dan besar yang menyebabkan jalannya penguapan terjadi

lebih cepat sehingga dapat meningkatkan kadar air yang terdapat dalam wafer

(Widiarti, 2008). Hal tersebut juga diperkuat dengan penyataan Ayu (2003) yang

menyatakan bahwa tinggi-rendahnya aktivitas air pada wafer dapat dipengaruhi oleh

Page 33: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xxxiii

kadar air yang terkandung dalam bahan baku ataupun suhu lingkungan tempat

penyimpanan wafer.

Menurut Winarno (1997), berbagai mikroorganisme mempunyai Aw

minimum agar dapat tumbuh dengan baik, misalnya bakteri tumbuh pada Aw 0,90,

khamir pada Aw 0,80-0,90, dan kapang pada Aw 0,60-0,70.

Kerapatan

Kerapatan adalah suatu ukuran kekompakan suatu partikel dalam lembaran

dan sangat tergantung pada kerapatan bahan baku yang digunakan dan besarnya

tekanan kempa yang diberikan selama proses pembuatan lembaran. Wafer pakan

yang mempunyai kerapatan tinggi akan memberikan tekstur yang padat dan keras

sehingga mudah dalam penanganan baik penyimpanan maupun goncangan pada saat

transportasi dan diperkirakan akan lebih lama dalam penyimpanan (Trisyulianti,

1998). Nilai kerapatan pada wafer limbah sayuran pasar menurut perlakuan dapat

dilihat pada Gambar 5.

0.70 0.71

0.88

0.56

0.78

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.80

0.90

1.00

1 2 3 4 5

Perlakuan

Ker

ap

ata

n

Keterangan : 1 = 100% Klobot jagung 2 = 75% Klobot jagung + 25% Limbah kecambah kacang hijau 3 = 50% Klobot jagung + 25% Limbah kecambah kacang hijau + 25% Daun kembang kol 4 = 25% Klobot jagung + 50% Limbah kecambah kacang hijau + 25% Daun kembang kol 5 = 25% Klobot jagung + 25% Limbah kecambah kacang hijau + 50% Daun kembang kol

Gambar 5. Grafik Batang Kerapatan Wafer Limbah Sayuran Pasar

Hasil sidik ragam kerapatan wafer menunjukkan perbedaan yang sangat nyata

(P<0,01) pada setiap perlakuan wafer limbah sayuran pasar. Kerapatan wafer yang

terendah (0,70 ± 0,06 g/cm

3) terdapat pada R4 dan yang tertinggi (0,88 ± 0,02 g/cm

3)

Page 34: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xxxiv

terdapat pada R3. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa perlakuan R3

berbeda sangat nyata jika dibandingkan dengan perlakuan R1, R2, R4 dan R5. Hasil

yang sama juga ditunjukkan pada perlakuan R1, R2 dan R5 jika dibandingkan

dengan perlakuan R4. Namun, berbeda pada perlakuan R1, R2 dan R5 yang

menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata antar perlakuannya.

Menurut Trisyulianti (1998), kerapatan berbanding terbalik dengan daya

serap air, semakin tinggi kerapatan wafer menyebabkan kemampuan daya serap air

semakin rendah. Namun, pernyataan tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian

yang diperoleh. Kondisi tersebut diduga dipengaruhi oleh perbedaan kerapatan dari

bahan baku wafer yang dipergunakan, sehingga mempengaruhi kerapatan wafer yang

diperoleh pada penelitian ini. Selain sangat bergantung pada kerapatan bahan baku

yang digunakan, kerapatan wafer juga sangat bergantung dengan besarnya tekanan

kempa yang diberikan selama preoses pembuatan. Wafer yang mempunyai kerapatan

tinggi akan memberikan tekstur yang padat dan keras, sebaliknya wafer yang

mempunyai kerapatan rendah akan memperlihatkan bentuk yang tidak terlalu padat,

tekstur yang lebih lunak dan memiliki rongga-ronga. Persamaan garis antara daya

serap air dengan kerapatan wafer limbah sayuran pasar dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Grafik Persamaan Garis Daya Serap Air dengan Kerapatan Wafer

y = -0,0002x + 0,7573

R2 = 0,0944

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

0 100 200 300 400 500 600

Daya Serap Air

Kerap

ata

n

Kerapatan Linear (Kerapatan)Keterangan :

Page 35: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xxxv

Berdasarkan grafik persamaan garis daya serap air dengan kerapatan wafer,

dapat ditarik kesimpulan bahwa, daya serap air pada wafer limbah sayuran pasar

tidak dapat mencerminkan kerapatan wafer. Hal ini dikarenakan nilai R2 yang

dihasilkan pada grafik persamaan linier memiliki nilai yang terlalu kecil.

Palatabilitas Wafer Limbah Sayuran Pasar

Palatabilitas didefinisikan sebagai respon yang diberikan oleh ternak terhadap

pakan yang diberikan dan hal ini tidak hanya dilakukan oleh ternak ruminansia tetapi

juga dilakukan oleh hewan mamalia lainnya terutama dalam memilih pakan yang

diberikan (Church et al., 1974). Palatabilitas terhadap wafer limbah sayuran pasar

pada penelitian kali ini digunakan sebagai penunjang atau indikator untuk

mengetahui seberapa besar ternak domba Ekor Gemuk menyukai wafer tersebut.

Pengujian palatabilitas ini dilakukan selama satu hari dengan lama pemberian wafer

selama satu jam. Hasil uji palatabilitas wafer limbah sayuran pasar dapat dilihat pada

Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Uji Palatabilitas Wafer Limbah Sayuran Pasar (g/ekor/jam)

Ulangan Perlakuan

R1 R2 R3 R4 R5

1 14, 90 56,60 6,50 58,10 3,50

2 46,10 49,20 44,80 80,50 8,00

3 79,20 34,50 37,90 69,0 5,20

Rataan 46,73 ± 32,15ab 46,77 ± 11,25ab 29,73 ± 20,41bc 69,27 ± 11,20a 5,57 ± 2,27c

Keterangan : Superskrip huruf kecil yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata

(P<0,05)

Hasil sidik ragam uji palatabilitas menunjukkan perbedaan yang nyata

(P<0,05) pada perlakuan wafer limbah sayuran pasar. Rataan hasil penelitian (Tabel

5) menunjukkan perlakuan R4 memiliki palatabilitas yang lebih tinggi (69,27 ± 11,20

g/ekor/jam) jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya (P<0,05). Nilai standar

deviasi yang tinggi pada setiap perlakuan diduga disebabkan oleh waktu pengujian

palatabilitas pada ternak domba yang terlalu singkat yaitu selama satu jam

pengamatan. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa perlakuan R4, R1 dan R2

berbeda nyata jika dibandingkan dengan perlakuan R3 dan R5. Pada R3 dan R5

berbeda nyata antar perlakuan akan tetapi pada R4, R1 dan R2 tidak menunjukkan

Page 36: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xxxvi

perbedaan yang nyata. Tingginya palatabilitas disebabkan pada perlakuan R4

memiliki komposisi limbah kecambah kacang hijau paling banyak, yang memiliki

ukuran yang lebih kecil sehingga memudahkan untuk dikonsumsi oleh ternak domba,

selain itu juga wafer tersebut memiliki yang aroma yang lebih harum dan tidak

terlalu menyengat jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Salah satu ciri wafer yang baik adalah mempunyai tingkat palatibilitas yang

tinggi. Palatabilitas sangat penting karena merupakan gabungan dari beberapa faktor

yang berbeda yang dirasakan oleh ternak, yang mewakili rangsangan dari

penglihatan, penciuman, sentuhan dan rasa yang dipengaruhi oleh faktor fisik dan

kimia dari ternak yang berbeda (Lawrence, 1990).

Page 37: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xxxvii

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji sifat fisik wafer limbah sayuran pasar dan

palatabilitasnya pada ternak domba dapat disimpulkan bahwa wafer yang

mengandung 25% klobot jagung + 50% limbah kecambah kacang hijau + 25% daun

kembang kol merupakan wafer yang terbaik, karena wafer tersebut memiliki nilai

palatabilitas tertinggi jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Saran

1. Limbah Sayuran Pasar dapat menjadi pakan alternatif pengganti hijauan pada

musim kemarau.

2. Perlunya penambahan waktu saat pengujian palatabilitas pada ternak domba.

3. Perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui daya simpan wafer limbah

sayuran pasar.

Page 38: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xxxviii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah

memberikan segala limpahan nikmat, rahmat, hidayah serta inayahNya sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. Ir. Yuli Retnani, M.Sc.

sebagai dosen pembimbing utama dan Ir. Lidy Herawati, MS. sebagai dosen

pembimbing anggota atas segala bimbingannya selama penelitian hingga penulisan

skripsi. Kepada Ir. Abdul Djamil Hasjmi, MS. sebagai dosen penguji seminar, Prof.

Dr. Ir. Pollung H Siagian MS. dan Dr. Ir Ahmad Darobin Lubis, M.Sc. sebagai dosen

penguji tugas akhir atas saran dan kritik dalam perbaikan skripsi ini, serta kepada

segenap civitas akademika Fakultas Peternakan IPB atas sumbangsih ilmu dan

bantuan yang tak ternilai kepada penulis.

Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamya penulis sampaikan kepada

Ayahanda Syakib Arsalan dan Ibunda Ernani Asmarantaka tercinta, tetehku Nicky

Pradipta Syananta, adikku Dinda Amalia Syananta dan Kammaruzaman Alfarizi,

sepupu-sepupuku Cece’ Vini, Ses Ica , Aci Gadis, Cici’ Ika, Qiyai Aldi, Rezi, Wa’

Uncu, Uncle Sam, serta keluarga besar Harun Al-Rasyid dan keluarga besar Hasyim

Asmarantaka atas doa, kasih sayang, semangat, perhatian dan dukungannya hingga

penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada mbak Weny, ibu Andi, pak

Yudi, pak wardi, pak atib, pak hadi dan mbak anis yang telah membantu Penulis

untuk melakukan penelitian di Laboratorium Industri Makanan Ternak. Teman satu

tim penelitian Shondy terima kasih atas kerjasama, pengertian dan kebersamaannya.

Terimakasih kepada seluruh teman-teman INTP khususnya INTP 42 Riani, Fella,

Gladys, Elga, Chandra, Franco dan teman-teman Nutrisi 42 yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu atas bantuan, persahabatan dan semangatnya kita selama ini.

Teman-teman di Kost Novia II terima kasih atas semangatnya.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat terutama bagi penulis dan pihak-pihak

yang membutuhkan.

Bogor, September 2009

Penulis

Page 39: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xxxix

DAFTAR PUSTAKA

Afriyanti, L. 2002. Daun bawang merah (Allium ascalonicum L.) sebagai hijauan

substitusi rumput lapang pada ternak Domba Ekor Gemuk. Skripsi. Fakultas

Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Akhirany, A. R. N. 1998. Nilai nutrisi ransum pellet komplit berbasis jerami padi

dengan berbagai level energi dan protein untuk pertumbuhan kambing

kacang. Thesis. Fakultas Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Amiroh, I. 2008. Pengaruh wafer ransum komplit limbah tebu dan penyimpanan

kualitas sifat fisik. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Apriati, L.1989. Palatibilitas dan kecernaan berbagai straw mix dari rumput gajah

(Pennisetum Purpureum) pada sapi peternakan Fries Holland. Karya Ilmiah.

Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Apriadji, W. H. 1990. Memproses Sampah. Penebar Swadaya Masyarakat. Jakarta.

ASAE Standart. 1994. Wafer, pellet and crumbles-definitions and methods for

determining specific weight, durability and moisture content. In: R. R. Mc

Ellhiney (Editor). Feed Manufacturing Technology IV. American Feed

Industry Association, Inc. Arlington.

Ayu, D. P. F. 2003. Pengaruh penggunaan perekat bentonit dan Super Bind® dalam

ransum ayam broiler terhadap sifat fisik selama penyimpanan enam minggu.

Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Bradford, G. E. dan I. Inounu. 1996. Prolific breeds of Indonesia. M. H. Fahmy (Ed).

Prolific Sheep. CAB International. University Press, Cambridge.

Church, D. C., E.S. Gary., J.P Fontenot and A. T Ralston. 1974. Digestive

physiology and nutrition of ruminants. Vol 2. O & B Books. New York.

Church, D., and W. G. Pond. 1998. Basic Animal Nutrition and Feeding. 3rd

Ed. John

Wiley and Sons, New York.

Devendra, C dan G. B. Mc Leroy. 1982. Goat and Sheep Production in the Tropics.

Longman Group Ltd, Singapore.

Diwyanto, K. dan I. Inounu. 2001. Ketersediaan teknologi dan pengembangan

ruminansia kecil. Makalah pada Seminar Nasional Domba dan Kambing.

Institut Pertanian Bogor.

Edney, A. T. B. 1982. Dog and Cat Nutrition. Pergamon Press Ltd. New York.

Elita, M. 2002. Upaya pemanfaatan hijauan dan sumber serat limbah pertanian dalam

pembuatan wafer ransum komplit. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Ewing, W. R.1963. Poultry Nutrition 5th

Edition The Ray Ewing Co., Pasadena

California.

FAO. 2004. Prolific sheep in Java. http://www.fao.org/DOCREP/X6517E04.htm.

[5 Agustus 2009].

Page 40: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xl

Firdaus, D., A. Astuti dan E. Wina. 2004. Pengaruh kondisi fisik kaliandra dan

campurannya dengan gamal segar terhadap konsumsi dan kecernaan nutrien

pada domba. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 9(1): 12-16.

Florensyah, A. I. 2007. Pengaruh lama penyimpanan ransum komersial ayam broiler

starter bentuk crumble terhadap kadar air, aktivitas air dan sifat fisik. Skripsi.

Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Furqaanida, N. 2004. Pemanfaatan klobot jagung sebagai substitusi sumber serat

ditinjau dari kualitas fisik dan palatabilitas wafer ransum komplit untuk

domba. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Hadiwiyoto. 1983. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Yayasan Indayu, Jakarta.

Hariyati, D., A. Parakkasi dan R. Herman. 1976. Pengaruh level dan waktu

pemberian urea terhadap daya cerna bahan kering, bahan organik, dan serat

kasar pada domba. Media Peternakan : 4-6.

Jayusmar. 2000. Pengaruh suhu dan tekanan pengempaan terhadap sifat fisik wafer

ransum komplit dari limbah pertanian sumber serat dan leguminosa untuk

ternak ruminansia. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Lawrence, T. L. J. 1990. Influence of Palatabilities and Diet Asimilation in Non

Ruminants. In: J. Wiseman and P. J. A. Cole (Editor). 1990. Feedstuff

Evaluation. University Press. Cambridge: 115-141.

Lebdosukoyo, S. 1983. Pemanfaatan limbah pertanian untuk menunjang kebutuhan

pakan ruminansia. Proc. Pertemuan Ilmiah Ruminansia Besar. Fakultas

Peternakan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Mahaputra, S., P. Kurniadhi., Rokhman dan Kadiran. 2003. Analisis biaya

pemeliharaan domba dengan complete feed. Buletin Teknik Pertanian Vol.8.

(2): 47-48.

McDonald, P., R. A. Edwards., J. F. D. Greenhalgh and C. A. Morgan. 1995. Animal

Nutrition. 5th Edition. Jhon Willey and Sons, Inc. New York.

Muchtadi, R. T. dan Sugiono. 1989. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Petunjuk

Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut

Pertanian Bogor.

Noviagama, V. R. 2002. Penggunaan tepung gaplek sebagai bahan perekat alternatif

dalam pembuatan wafer ransum komplit. Skripsi. Fakultas Peternakan.

Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Patrick, H and P. J. Schaible. 1980. Poultry Feeds and Nutrition. Avi Publishing C.,

Inc, Westport Connecticut.

Pond, W. G., D.C. Church and K. R. Pond,. 1995. Basic Animal Nutrition and

Feeding. John Wiley and Sons, New York.

Puspianah, R. 2008. Pengaruh penyusutan dan konsentrat terhadap pemulihan bobot

badan domba ekor gemuk pasca transportasi. Skripsi. Fakultas Peternakan.

Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Page 41: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xli

Puturan, J. M. 1982. By Product of the Cane Sugar Industry an Introduction to Their

Technology. 2 nd

Ed. Elsevier Publishing Co., Amsterdam.

Stanton, T. L. and S. B. Le Valley. 2003. Lamb Feedlot Nutrition. Colorado State

University. Cooperative Extention, Colorado.

Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu

Pendekatan Biometrik. Terjemahan: B. Sumantri. PT. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Sutamihardja, R. T. M. 1978. Kualitas dan pencemaran lingkungan. Laporan

Masalah Khusus Jurusan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan.

Fakultas Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sutigno, P. 1994. Teknologi Papan Partikel. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Hasil Hutan dan Sosial Ekonomi Kehutanan, Bogor.

Syarief, R dan H. Halid. 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan. Penerbit Arcan.

Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Tedjowahjono, S. A. 1987. Pengaruh suplementasi konsentrat, daun trembesi

(Samanea Saman Jaca) dan daun gamal (Gliricidia Maculata H. B. K)

terhadap performance sapi yang mendapat pakan pucuk tebu. Proc. Seminar.

Limbah Pertanian sebagai Pakan dan Manfaat Lainnya.

Tomaszewska, M. W., A. Djajanegara, S. Gardiner, T. R. Wiradarya and I. M.

Mastika. 1993. Small Ruminant Production in the Humid Tropics. Sebelas

Maret University, Surakarta, Indonesia.

Trisyulianti, E. 1998. Pembuatan wafer rumput gajah untuk pakan ruminansia besar.

Proc. Seminar Hasil-hasil Penelitian Institut Pertanian Bogor. Fakultas

Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Widarmana, S. 1977. Panil-panil berasal dari kayu sebagai bahan bangunan.

Proceding Seminar Persaki di Bogor Tgl. 23-24 Juni 1977. Pengurus Pusat

Persaki, Bogor.

Widiarti, W. 2008. Uji sifat fisik dan palatabilitas ransum komplit wafer pucuk tebu

dan ampas tebu untuk pedet sapi Fries Holland. Skripsi. Fakultas Peternakan.

Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Williamson, G. and W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan Di Daerah Tropis.

Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Winarno, F. G., S. Fardiaz dan D. Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan.

Penerbit PT. Gramedia, Jakarta.

Winarno, F G. 1997. Kimia Pangan Gizi. Edisi Kedua. PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Page 42: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xlii

LAMPIRAN

Page 43: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xliii

Lampiran 1. Hasil Sidik Ragam (ANOVA) Daya Serap Air (%)

SK db JK KT F hitung F 0,05 F 0,01

Perlakuan 4 607001,970 151750,492 140,834**

3,056 4,893

Error 15 16162,678 1077,512

Total 19 623164,648 32798,139

Keterangan : ** sangat berbeda nyata (P<0,01)

Lampiran 2. Hasil Uji Lanjut Duncan Daya Serap Air

Perlakuan N Subset

1 2 3 4

5 4 42,342

3 4 80,790 80,790

2 4 1,213 1,213

4 4 1,575

1 4 5,252

Signifikansi 0,118 0,101 0,140 1,000

Lampiran 3. Hasil Sidik Ragam (ANOVA) Kerapatan Wafer (g/cm3)

SK Db JK KT F hitung F 0,05 F 0,01

Perlakuan 4 0,213 0,053 12,904** 3,056 4,893

Error 15 0,062 0,004

Total 19 0,276 0,015

Keterangan : ** sangat berbeda nyata (P<0,01)

Page 44: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xliv

Lampiran 4. Hasil Uji Lanjut Duncan Kerapatan Wafer

Perlakuan N

Subset

1 2 3

4 4 0,563

1 4 0,695

2 4 0,708

5 4 0,775

3 4 0,878

Sig. 1,000 0,115 1,000

Lampiran 5. Hasil Sidik Ragam (ANOVA) Aktivitas Air (%)

SK Db JK KT F hitung F 0,01 F 0,08

Perlakuan 4 0,030 0,008 2,914* 4,893 2,580

Error 15 0,039 0,003

Total 19 0,069 0,004

Keterangan : * berbeda nyata (P<0,08)

Lampiran 6. Hasil Uji Lanjut Duncan Aktivitas Air

Perlakuan N

Subset

1 2

5 4 0,818

2 4 0,908

1 4 0,910

4 4 0,910

3 4 0,925

Signifikansi 1,000 0,660

Page 45: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xlv

Lampiran 7. Hasil Sidik Ragam (ANOVA) Palatabilitas Wafer (g/ekor/jam)

SK Db JK KT F hitung F 0,05 F 0,01

Perlakuan 4 6713,924 1678,481 4,914* 3,478 5,994

Error 10 3415,633 341,563

Total 14 10129,557 723,540

Keterangan : * berbeda nyata (P<0,05)

Lampiran 8. Hasil Uji Lanjut Duncan Palatabilitas Wafer

Perlakuan N

Subset

1 2 3

5 3 5,567

3 3 29,733 29,733

1 3 46,733 46,733

2 3 46,767 46,767

4 3 69,267

Signifikansi 0,140 0,307 0,184

Page 46: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xlvi

Lampiran 9. Klobot Jagung

Lampiran 10. Daun Kembang Kol

Lampiran 11. Limbah Kecambah Kacang hijau

Page 47: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xlvii

Lampiran 12. Mesin Forage chopper

Lampiran 13. Mesin Hammer mill

Lampiran 14. Mesin Kempa Wafer

Page 48: UJI SIFAT FISIK DAN PALATABILITAS WAFER LIMBAH … · Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan wafer hijauan. Penelitian ... Persiapan dimulai dari penulisan

xlviii

Lampiran 15. Alat-alat Pengujian Sifat Fisik Wafer

Lampiran 16. Domba Ekor Gemuk