uji rotera

3
6. UJI BENDA KETON (ROTHERA) A. Dasar Teori Benda keton (asam ß-hidroksibutirat, asam asetoasetat dan aseton) tidak ditemukan dalam urin normal. Pada penderita diabetes melitus, pada alkoholisme dan pada kelaparan yang berkepanjangan terjadi gangguan metabolisme karbohidrat yang disertai peningkatan metabolisme lipid. Pada keadaan ini terjadi peningkatan produksi benda keton dalam hati yang selanjutnya akan dieksresikan ke dalam urin. Benda keton dalam urin dapat ditetapkan dengan uji Rothera. B. Bahan dan Pereaksi 1. Urin dan urin yang mengandung benda keton (urin patologis) 2. Kristal amonium sulfat 3. Larutan Na nitroprusid 5 % 4. Amonium hidroksida pekat C. Pelaksanaan Pipetkan ke dalam tabung reaksi : Larutan Tabung Urin (normal/patologis) 5 ml Kristal amonium sulfat Ditambah sampai jenuh Na nitroprusid 5 % 2-3 tetes Amonium hidroksida pekat 1-2 tetes Campur, diamkan 30 menit. Hasil positif ditandai oleh warna ungu. D. Hasil

Upload: merdalis-nurlivia

Post on 13-Sep-2015

235 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

biokimia

TRANSCRIPT

LAPORAN BIOKIMIA

6. UJI BENDA KETON (ROTHERA)A. Dasar TeoriBenda keton (asam -hidroksibutirat, asam asetoasetat dan aseton) tidak ditemukan dalam urin normal. Pada penderita diabetes melitus, pada alkoholisme dan pada kelaparan yang berkepanjangan terjadi gangguan metabolisme karbohidrat yang disertai peningkatan metabolisme lipid. Pada keadaan ini terjadi peningkatan produksi benda keton dalam hati yang selanjutnya akan dieksresikan ke dalam urin. Benda keton dalam urin dapat ditetapkan dengan uji Rothera.

B. Bahan dan Pereaksi1. Urin dan urin yang mengandung benda keton (urin patologis)2. Kristal amonium sulfat3. Larutan Na nitroprusid 5 %4. Amonium hidroksida pekat

C. Pelaksanaan Pipetkan ke dalam tabung reaksi :LarutanTabung

Urin (normal/patologis)5 ml

Kristal amonium sulfatDitambah sampai jenuh

Na nitroprusid 5 %2-3 tetes

Amonium hidroksida pekat

1-2 tetes

Campur, diamkan 30 menit. Hasil positif ditandai oleh warna ungu.

D. Hasil1. Urin orang percobaan (OP) setelah dicampurkan dengan kristal amonium sulfat diaduk sampai jenuh. Setelah jenuh ditetesi dengan Na nitroprusid 5 % 2-3 tetes, kemudian ditetesi amonium hidroksida pekat 1-2 tetes lalu diamkan selama 30 menit. Setelah didiamkan 30 menit tidak terjadi perubahan warna, ini menunjukkan bahwa urin OP normal/tidak terdapatnya benda keton.2. Urin patologis dicampur dengan kristal amonium sulfat diaduk sampai jenuh. Setelah jenuh ditetesi dengan Na nitroprusid 5 % 2-3 tetes, kemudian ditetesi amonium hidroksida pekat 1-2 tetes lalu dicampur terjadi perubahan warna urin menjadi ungu. Hal ini menunjukkan bahwa dalam urin tersebut terdapat benda keton. E. PembahasanBenda keton tidak ditemukan pada urin orang normal. Benda keton bisa ditemukan pada orang yang menderita penyakit atau keadaan tertentu seperti: penderita diabetes melitus, pada alkoholisme dan pada kelaparan yang berkepanjangan karena terjadi gangguan metabolisme karbohidrat yang disertai peningkatan metabolisme lipid. Keadaan seperti ini menyebabkan terjadinya peningkatan produksi benda keton dalam hati yang selanjutnya akan dieksresikan ke dalam urin.

F. Kesimpulan1. Urin OP normal, hal ini terbukti karena tidak ada perubahan warna yang menunjukkan adanya benda keton pada urinnya setelah dilakukan pemeriksaan.2. Urin patologis positif mengandung benda keton, hal ini terbukti dengan adanya perubahan warna urin menjadi ungu.