uji penetrasi gamma-oryzanol dalam sediaan...

84
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN EMULGEL DENGAN VARIASI KONSENTRASI POLIMER KARBOPOL 940 SEBAGAI GELLING AGENT MENGGUNAKAN SEL DIFUSI FRANZ SKRIPSI AULIYANI ROSDIANA KHOIRUNISA NIM: 1113102000015 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA AGUSTUS 2017

Upload: truongthuan

Post on 26-Apr-2019

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL

DALAM SEDIAAN EMULGEL DENGAN

VARIASI KONSENTRASI POLIMER KARBOPOL 940

SEBAGAI GELLING AGENT MENGGUNAKAN

SEL DIFUSI FRANZ

SKRIPSI

AULIYANI ROSDIANA KHOIRUNISA

NIM: 1113102000015

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

AGUSTUS 2017

Page 2: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

ii

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL

DALAM SEDIAAN EMULGEL DENGAN

VARIASI KONSENTRASI POLIMER KARBOPOL 940

SEBAGAI GELLING AGENT MENGGUNAKAN

SEL DIFUSI FRANZ

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi

AULIYANI ROSDIANA KHOIRUNISA

NIM: 1113102000015

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

AGUSTUS 2017

Page 3: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

iii

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 4: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

iv

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 5: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

v

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 6: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

vi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRAK

Nama : Auliyani Rosdiana Khoirunisa

NIM : 1113102000015

Program Studi : Farmasi

Judul Skripsi : Uji Penetrasi Gamma-oryzanol dalam Sediaan Emulgel

dengan Variasi Konsentrasi Polimer Karbopol 940

Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

Gamma-oryzanol merupakan senyawa antioksidan yang berasal dari minyak dedak

padi (rice bran oil). Efektivitas gamma-oryzanol sebagai skin whitening dan

perlindungan kulit dari radiasi sinar UV dipengaruhi oleh kemampuan gamma-

oryzanol berpenetrasi ke dalam kulit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat profil

penetrasi gamma-oryzanol dalam sediaan emulgel dengan variasi konsentrasi

polimer karbopol 940 sebagai gelling agent. Konsentrasi karbopol 940 yang

digunakan dalam formulasi adalah 0,5% (F1), 0,75% (F2) dan 1% (F3). Kadar

gamma-oryzanol dalam sediaan ditetapkan dengan metode spektrofotometri uv-vis

dan pengujian penetrasi dilakukan dengan menggunakan sel difusi franz. Hasil

penelitian menunjukkan terdapat perbedaan profil pelepasan gamma-oryzanol di

dalam emulgel dengan jumlah kumulatif gamma-oryzanol terpenetrasi pada jam ke-

6 emulgel F1, F2, dan F3 berturut-turut yaitu 45,75 ± 0,90 µg/cm², 36,06 ± 0,21

µg/cm², dan 22,69 ± 0,88 µg/cm² dan laju penetrasi gamma-oryzanol pada jam ke-

6 emulgel F1, F2, dan F3 berturut-turut yaitu 7,62 ± 0,15 µg cm-2 jam-1, 6,01 ± 0,04

µg cm-2 jam-1 dan 3,78 ± 0,15 µg cm-2 jam-1. Berdasarkan hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa profil penetrasi ketiga sediaan emulgel gamma-oryzanol

memiliki perbedaan yang signifikan. Semakin rendah konsentrasi karbopol 940

yang digunakan sebagai gelling agent maka semakin tinggi profil penetrasi gamma-

oryzanol dalam sediaan emulgel.

Kata Kunci : Emulgel, gamma-oryzanol, karbopol 940, penetrasi, sel difusi franz,

membran spangler

Page 7: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

vii

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRACT

Name : Auliyani Rosdiana Khoirunisa

NIM : 1113102000015

Major : Pharmacy

Title : Penetration Test of Gamma-oryzanol in Emulgel Dosage

Form with Variety Concentration of Carbopol 940

Polymer as Gelling Agent by Franz Diffusion Cell

Gamma-oryzanol is antioxidant compounds from rice bran oil. Efectivities of

gamma-oryzanol as skin whitening and protects the skin from ultra-violet radiation

influeced by the penetration ability into the skin. The reasearch aims to see the

penetration profile of gamma-oryzanol in emulgel with variety concentration of

carbopol 940 polymer as gelling agent. The concentration of carbopol 940 in the

formulation were F1 (0,5%), F2 (0,75%) and F3 (1%). Gamma-oryzanol

concentration in all of dosage forms was determined by spectrophotometry uv-vis

method and penetration test used franz diffusion cell. The result of this research

shown difference released profile gamma-oryzanol in emulgel with total cumulative

penetration of gamma-oryzanol from three formulation at 6th hour were 45,75 ±

0,90 µg/cm² (F1), 36,06 ± 0,21 µg/cm² (F2), and 22,69 ± 0,88 µg/cm² (F3) and flux

penetration of gamma-oryzanol from three formulation at 6th hour were 7,62 ± 0,15

µg cm-2 hour-1 (F1), 6,01 ± 0,04 µg cm-2 hour-1 (F2) and 3,78 ± 0,15 µg cm-2 hour-1

(F3). Based on the result, it can be conclude that penentration profile of three

emulgel have a significant difference. The low concentration of carbopol 940 used

then increase profil penetration of gamma-oryzanol in emulgel dosage form.

Keywords : Emulgel, gamma-oryzanol, carbopol 940, penetration, franz diffusion

cell, membran spangler

Page 8: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

viii

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kepada Allah Subhanallahu wa ta’ala yang telah memberikan kasih sayang begitu

besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Uji Penetrasi

Gamma-oryzanol dalam Sediaan Emulgel dengan Variasi Konsentrasi Polimer

Karbopol 940 Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz”.

Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW,

suri tauladan bagi umat manusia dalam menjalani berbagai alur kehidupan.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini bukan hanya atas hasil

usaha sendiri, melainkan karena bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sejak

awal masa perkuliahan, penelitian, dan sampai pada penyusunan skripsi ini. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, SKM., M.Kes., selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Ibu Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Ibu Ofa Suzanti Betha, M.Si., Apt dan Ibu Yuni Anggraeni, M.Farm, Apt,

selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, waktu,

tenaga, saran, dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh dosen Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas ilmu dan

pengetahuan yang telah diberikan kepada saya.

5. Kedua orang tua, ayahanda tersayang Abdul Hamid dan ibunda Nuryani yang

selalu memberikan kasih sayang, doa, serta dukungan baik moril maupun

materi yang tidak terhingga. Sesungguhnya kasih sayang itu yang membuat

penulis tegar dan kuat menghadapi segala cobaan dan rintangan. Tidak akan

pernah sedikitpun kasih sayang dapat terbayarkan, semoga Allah membalas

dengan kebahagiaan dunia dan akhirat kepada kedua orang tua yang terkasih.

Page 9: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

ix

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

6. Adikku tersensi Fitriyani Adwiwartika yang telah memberikan doa, semangat,

dan dukungan kepada penulis.

7. Nenekku tersayang Nenek Kurniasih, Nenek Poniem, dan Kakek Wigyo

Utomo atas kasih sayang, doa, serta dukungan moril dan materil.

8. Ryanto Ramdany yang telah setia menemani dalam masa-masa sulit,

memberikan dukungan, mendengarkan keluh kesah, memberikan doa, dan

motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

9. Sahabat kesayangan “PEJUANG IJABSAH” Pidia Awalia Nisbah, Ummum

Nada, dan Dini Fitriyani atas kebersamaan, kekeluargaan, persaudaraan,

keuangan, motivasi dan dukungan sejak awal perkuliahan sampai saat ini.

10. Sahabatku Amalia Rahmatika, Anggi Indah Hilya, Lulu Annisa, Nurillah Dwi

Novarienti, Fairuza Ajeng Pramesi, Isra Maulida Arifa, Silviana Adhitya.

11. Teman-temanku Muhammad Faisal, Talitha Amanda S, Sinthiya N S yang

sama-sama berjuang dalam tim “Gamma-oryzanol”.

12. Seluruh laboran, Kak Eris, Kak Rahmadi, Kak Yaenap, Kak Rani, Kak Tiwi,

dan Kak Walid yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

13. Teman-teman seangkatan Farmasi 2013 yang telah memberikan semangat dan

doa selama ini.

14. Kak Charinna Agus Prabawati dan Kak Nur Khasanah yang telah membantu

dan menasehati.

15. Semua pihak yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian dan

penulisan yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis

berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan dan ilmu farmasi. Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT

berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu

penyusunan skripsi ini.

Ciputat, Agustus 2017

Penulis

Page 10: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

x

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Auliyani Rosdiana Khoirunisa

NIM : 1113102000015

Program Studi : Strata-1 Farmasi

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya,

dengan judul:

UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN EMULGEL

DENGAN VARIASI KONSENTRASI POLIMER KARBOPOL 940

SEBAGAI GELLING AGENT MENGGUNAKAN SEL DIFUSI FRANZ

untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital

Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.

Dengan demikian persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan

sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta

Pada Tanggal : 8 Agustus 2017

Yang menyatakan,

(Auliyani Rosdiana Khoirunisa)

Page 11: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

xi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

ABSTRACT ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.......................... x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 3

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4

2.1 Gamma-oryzanol ................................................................................. 4

2.1.1 Deskripsi dan Komponen Kimia ............................................ 4

2.1.2 Sifat Fisikokimia .................................................................... 4

2.1.3 Fungsi Fisiologis dari Gamma-oryzanol ................................ 5

2.2 Emulgel .............................................................................................. 5

2.2.1 Keuntungan Sediaan Emulgel ................................................ 6

2.2.2 Komponen Pembentuk Emulgel ............................................ 7

2.3 Penetrasi Obat Melalui Kulit ............................................................. 8

2.3.1 Mekanisme Absorbsi Obat Melalui Kulit ............................ 10

2.4 Formulasi Sediaan Emulgel ............................................................. 11

2.4.1 Vitamin E ............................................................................. 11

2.4.2 Karbopol 940........................................................................ 11

2.4.3 Rice Bran Oil ....................................................................... 11

2.4.4 Natrium Metabisulfit ............................................................ 12

2.4.5 Trietanolamin ....................................................................... 12

2.4.6 Metilparaben ........................................................................ 12

2.4.7 Propilparaben ....................................................................... 13

2.4.8 Tween 80 .............................................................................. 13

2.4.9 Span 20 ................................................................................. 13

2.4.10 Propilen Glikol ..................................................................... 14

2.5 Penetapan Daya Penetrasi Sediaan .................................................. 14

2.5.1 Komponen Alat Sel Difusi Franz ......................................... 15

2.6 Spektrofotometri UV Vis ................................................................. 16

Page 12: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

xii

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3 METODE PENELITIAN ....................................................................... 18

1.1 Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 18

1.2 Alat dan Bahan ................................................................................. 18

1.2.1 Alat ....................................................................................... 18

1.2.2 Bahan ................................................................................... 18

1.3 Prosedur Kerja ................................................................................. 19

1.3.1 Pembuatan Emulsi Gel ......................................................... 19

1.3.1.1 Formulasi Emulgel ................................................. 19

1.3.1.2 Pembuatan Emulsi ................................................. 19

1.3.1.3 Pembuatan Gel ....................................................... 19

1.3.2 Evaluasi Fisik Emulgel Gamma-oryzanol ........................... 20

1.3.2.1 Pengamatan Organoleptis Emulgel ........................ 20

1.3.2.2 Pengukuran pH Emulgel ........................................ 20

1.3.2.3 Pengukuran Viskositas Emulgel ............................ 20

1.3.3 Validasi Metode Analisa Gamma-oryzanol dalam Etil Asetat

.............................................................................................. 20

1.3.3.1 Preparasi Standar Gamma-oryzanol dalam Etil

Asetat ..................................................................... 20

1.3.3.2 Linearitas dan Kurva Kalibrasi .............................. 21

1.3.3.3 Presisi......................................................................21

1.3.4 Uji Homogenitas Kadar Gamma-oryzanol dalam Emulgel . 22

1.3.5 Uji Penetrasi Emulgel Gamma-oryzanol ............................. 22

1.3.5.1 Penyiapan Membran Difusi ................................... 22

1.3.5.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi Gamma-oryzanol dalam

Isopropanol:Air ...................................................... 23

1.3.5.3 Uji Penetrasi Gamma-oryzanol .............................. 23

1.3.5.4 Perhitungan Jumlah Kumulatif dan Laju Penetrasi

Gamma-oryzanol ................................................... 24

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 26

4.1 Hasil Pembuatan Emulgel Gamma-oryzanol ................................... 26

4.1.1 Hasil Pembuatan Fase Emulsi .............................................. 26

4.1.2 Hasil Pembuatan Fase Gel ................................................... 26

4.2 Hasil Evaluasi Fisik Emulgel Gamma-oryzanol .............................. 27

4.2.1 Hasil Pengamatan Organoleptis Emulgel ............................ 27

4.2.2 Hasil Pengukuran pH Emulgel ............................................. 27

4.2.3 Hasil Pengukuran Viskositas Emulgel Gamma-oryzanol .... 28

4.3 Hasil Validasi Metode Analisa Gamma-Oryzanol dalam Etil

Asetat................................................................................................29

4.3.1 Hasil Linearitas dan Kurva Kalibrasi ................................... 29

4.3.2 Hasil Uji Presisi Gamma-oryzanol dalam Etil Asetat .......... 30

4.4 Hasil Analisa Kadar Gamma-Oryzanol dalam Emulgel .................. 30

4.4.1 Optimasi Ekstraksi Gamma-oryzanol dalam Emulgel ......... 30

4.4.2 Hasil Uji Homogenitas Kadar Gamma-Oryzanol dalam

Emulgel ................................................................................ 32

4.5 Hasil Validasi Metode Analisa Gamma-oryzanol dalam Larutan

Isopropanol:Air (1:1) ....................................................................... 33

4.5.1 Hasil Linearitas dan Kurva Kalibrasi ................................... 33

Page 13: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

xiii

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.5.2 Hasil Uji Presisi Gamma-Oryzanol dalam Isopropanol:Air

(1:1) ...................................................................................... 34

4.6 Hasil Uji Penetrasi ........................................................................... 35

4.6.1 Hasil Jumlah Kumulatif Gamma-oryzanol Terepenetrasi ... 36

4.6.2 Hasil Fluks Penetrasi Gamma-oryzanol ............................... 38

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 40

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 40

5.2 Saran.................................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 41

Page 14: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

xiv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Kimia Komponen Utama Gamma-oryzanol ...................... 4

Gambar 2.2 Skema Penetrasi Emulgel ke dalam Kulit ....................................... 6

Gambar 2.3 Rute Absorpsi Perkutan ................................................................. 11

Gambar 4.1 (a) Emulgel F1; (b) Emulgel F2; (c) Emulgel F3...........................27

Gambar 4.2 Kurva Kalibrasi Gamma-oryzanol dalam Etil Asetat .................... 29

Gambar 4.3 Kurva Kalibrasi Gamma-oryzanol dalam Isopropanol:Air (1:1) ... 33

Gambar 4.4 Grafik Jumlah Kumulatif Gamma-oryzanol yang Berpenetrasi .... 36

Gambar 4.5 Grafik Fluks Emulgel Gamma-oryzanol ....................................... 38

Page 15: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

xv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Organoleptis Emulgel ........................................... 27

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran pH Emulgel ........................................................... 28

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Viskositas Emulgel ............................................... 28

Tabel 4.4 Hasil Uji Presisi Gamma-oryzanol dalam Etil Asetat ........................ 30

Tabel 4.5 Optimasi Ekstraksi Gamma-oryzanol dalam Emulgel ....................... 31

Tabel 4.6 Nilai Persen Recovery Berdasarkan Nilai Konsentrasi Sampel ......... 31

Tabel 4.7 Penetapan Kadar Gamma-oryzanol dalam Emulgel .......................... 32

Tabel 4.8 Hasil Uji Presisi Gamma-oryzanol dalam Isopropanol:Air (1:1)....... 34

Tabel 4.9 Jumlah Kumulatif Difusi Gamma-oryzanol ....................................... 36

Tabel 4.10 Persentase Kumulatif Penetrasi Gamma-oryzanol ............................. 37

Tabel 4.11 Fluks Penetrasi Gamma-oryzanol ...................................................... 38

Page 16: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

xvi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kerangka Penelitian .................................................................... 46

Lampiran 2. Scanning Panjang Gelombang Maksimum Gamma-oryzanol

dalam Etil Asetat ......................................................................... 47

Lampiran 3. Data Absorbansi Kurva Standar Gamma-oryzanol dalam Etil

Asetat........................................................................................... 47

Lampiran 4. Data Hasil Penetapan Kadar Gamma-oryzanol dalam Emulgel . 47

Lampiran 6. Data Absorbansi Emulgel Gamma-oryzanol dalam Medium

Isopropanol:Air (1:1) .................................................................. 48

Lampiran 7. Scanning Panjang Gelombang Maksimum Gamma-oryzanol

dalam Isopropanol:Air (2:1) ........................................................ 48

Lampiran 8. Data Absorbansi Kurva Standar Gamma-oryzanol dalam

Isopropanol:Air (1:1) .................................................................. 49

Lampiran 9. Komposisi Cairan Spangler......................................................... 49

Lampiran 10. Data Hasil Uji Penetrasi Emulgel Gamma-oryzanol F1 ............. 50

Lampiran 11. Data Hasil Uji Penetrasi Emulgel Gamma-oryzanol F2 ............. 50

Lampiran 12. Data Hasil Uji Penetrasi Emulgel Gamma-oryzanol F3 ............. 51

Lampiran 13. Data Fluks Penetrasi Emulgel Gamma-oryzanol F1 ................... 51

Lampiran 14. Data Fluks Penetrasi Emulgel Gamma-oryzanol F2 ................... 52

Lampiran 15. Data Fluks Penetrasi Emulgel Gamma-oryzanol F3 ................... 52

Lampiran 16. Contoh perhitungan kadar gamma-oryzanol dalam sediaan F1

pengujian ke-1 ............................................................................. 53

Lampiran 17. Contoh Perhitungan Penetrasi Kumulatif Gamma-oryzanol

Percobaan ke-1 F1 pada menit ke-10. ......................................... 54

Lampiran 18. Contoh Perhitungan Penetrasi Kumulatif Gamma-oryzanol

Percobaan ke-1 F1 pada Menit ke- 30. ....................................... 55

Lampiran 19. Contoh Perhitungan Fluks Penetrasi Gamma-oryzanol dari

Emulgel F1 pada Menit ke-60 ..................................................... 56

Lampiran 20. Uji Statistik Anova Viskositas Emulgel Gamma-oryzanol ......... 57

Lampiran 21. Uji Statistik Anova Jumlah Kumulatif Gamma-oryzanol

Terpenetrasi ................................................................................. 58

Lampiran 22. Uji Statistik Anova Fluks Penetrasi ............................................ 62

Lampiran 23. Sertifikat Analisis Karbopol 940 ................................................. 66

Lampiran 24. Sertifikat Analisis Rice Bran Oil................................................. 67

Lampiran 25. Sertifikat Analisis Span 80 .......................................................... 68

Page 17: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gamma-oryzanol adalah komponen utama dari rice bran oil (Kaimal,

1999). Rice bran oil adalah minyak yang diekstraksi dari lapisan luar butiran padi

dengan sejumlah lembaga biji (Nasir dkk, 2009). Gamma-oryzanol mempunyai

aktivitas yang tinggi sebagai antioksidan, bahkan empat kali lebih efektif

menghentikan oksidasi dalam jaringan tubuh dibandingkan dengan vitamin E

(Hiramitsu dkk, 1991; Patel dkk, 2004). Gamma-oryzanol mengandung asam

ferulat yang merupakan antioksidan asam fenolik (Cuvelier dkk, 1992; Pratt, 1972).

Berdasarkan hasil pengujian efektivitas aplikasi topikal gamma-oryzanol

untuk skin whitening yang telah dilakukan oleh Ibata dkk (1980) dengan menguji

efek gamma-oryzanol terhadap tyrosinase dan membandingkannya dengan L-asam

askorbat, kesimpulan yang didapat yaitu gamma-oryzanol dapat menghambat

aktivitas tyrosinase dan produksi. Ando dkk (1982) juga telah membuktikan bahwa

gamma-oryzanol dapat mengurangi erythema karena induksi irradiasi UV pada

hewan babi dengan pemberian gamma-oryzanol secara topikal dengan dosis 0,05;

0,1; 0,15 mg/cm2. Gamma-oryzanol juga memiliki banyak fungsi seperti efek

sirkulasi, secretomotor efek sebum dan dapat menyerap ultraviolet.

Gamma-oryzanol memiliki karakteristik tidak larut dalam air, sehingga

untuk mengaplikasikannya pada kulit dibutuhkan suatu bentuk sediaan yang dapat

memfasilitasinya. Emulgel dapat menjadi suatu sistem penghantaran obat untuk

memfasilitasi obat yang bersifat hidrofobik. Emulgel terbukti memiliki kestabilan

dan merupakan vesikel yang baik untuk obat yang hidrofobik atau obat yang sedikit

larut dalam air (Dickinson, 2009).

Emulgel adalah bentuk sediaan dimana terdapat kombinasi antara gel dan

emulsi. Penyatuan emulsi ke dalam gel dapat meningkatkan stabilitas dan memiliki

mekanisme pelepasan ganda (Sonaje dkk, 2013). Emulsi minyak dalam air sangat

sering digunakan untuk membuat basis obat yang mudah larut air dan untuk tujuan

kosmetik pada umumnya, kemudian emulsi minyak dalam air dapat digunakan

secara luas untuk pengobatan kulit kering dan sebagai emolien (Aher dkk, 2013).

Page 18: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

2 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dalam penggunaan dermatologis, emulgel memiliki sifat yang menguntungkan

seperti tiksotropik, tidak berminyak, mudah merata, mudah dibersihkan, emolien,

larut air, dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama, ramah lingkungan,

transparan, dan memiliki penampilan organoleptis yang baik (Stanos, 2007).

Di dalam formulasi emulgel terdapat salah satu komponen penting yaitu

gelling agent. Efek gelling agent telah dipelajari dalam laju pelepasan obat dari

suatu emulgel, ditemukan adanya inverse korelasi antara konsentrasi gelling agent

dan jumlah pelepasan obat (Shahin dkk, 2011). Diantara gelling agent yang luas

penggunaannya dalam bidang farmasi adalah karbopol 940 (Das dkk, 2013).

Karbopol dapat dengan mudah menyerap air, cepat terhidrasi dan mengembang.

Selain merupakan hidrofilik alam, struktur cross-linked dan ketidaklarutannya di

dalam air membuat karbopol menjadi kandidat yang potensial untuk digunakan

sebagai pengontrol laju pelepasan obat (Shahin dkk, 2011).

Pengujian penetrasi sediaan melalui lapisan kulit dapat menggambarkan

bagaimana perpindahan senyawa kimia dari permukaan luar kulit masuk ke dalam

kulit dan menuju ke sirkulasi sistemik (Ansel, 1989) dan penetrasi komponen

bioaktif melalui lapisan tanduk menjadi kunci dari pengembangan terapi topikal

(Draelos, 2000). Sediaan topikal harus memiliki kemampuan berdifusi melalui kulit

agar dapat mencapai ke dermis. Salah satu parameter mutu untuk sediaan topikal

adalah kemampuan bahan aktif untuk berdifusi melalui kulit (Mohammed, 2000).

Faktor-faktor yang mempengaruhi penetrasi senyawa secara topikal menurut Vikas

dkk, (2012) antara lain ketebalan kulit, kandungan lemak, densitas folikel rambut,

densitas kelenjar keringat, pH kulit, aliran darah, hidrasi kulit, adanya inflamasi

pada kulit, koefisien partisi, bobot molekul, derajat ionisasi, dan pengaruh

pembawa yang digunakan.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka akan dilakukan evaluasi daya

penetrasi gamma-oryzanol dari sediaan emulgel dengan variasi konsentrasi polimer

karbopol 940 sebagai gelling agent. Pengujian daya penetrasi dilakukan terhadap

tiga formulasi sediaan tersebut menggunakan alat sel difusi franz dengan tujuan

untuk membandingkan daya penetrasi dari ketiga formulasi sediaan. Selanjutnya

akan dihitung nilai persentase kumulatif dan kecepatan penetrasi gamma-oryzanol

dari sediaan, kemudian ditentukan sediaan yang paling baik sebagai pembawa

Page 19: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

gamma-oryzanol berdasarkan persentase kumulatif zat aktif terpenetrasi per luas

area dan kecepatan penetrasi zat aktif melalui membran difusi (Prabawati, 2016).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut:

a. Bagaimanakah profil pelepasan gamma-oryzanol yang terkandung dalam

sediaan emulgel?

b. Bagaimanakah pengaruh variasi konsentrasi karbopol 940 terhadap

penetrasi gamma-oryzanol?

1.3 Tujuan Penelitian

Melihat profil penetrasi senyawa aktif gamma-oryzanol pada sediaan

emulgel dengan variasi konsentrasi polimer karbopol 940 sebagai gelling

agent.

1.4 Manfaat Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Memberikan informasi ilmiah mengenai sediaan emulgel dengan senyawa

aktif gamma-oryzanol yang dapat digunakan dalam pengembangan

formulasi sediaan untuk pemanfaatan di bidang industri kosmetik.

b. Meningkatkan nilai manfaat senyawa aktif gamma-oryzanol sebagai

pengobatan dermatologis.

Page 20: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

4 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gamma-oryzanol

2.1.1 Deskripsi dan Komponen Kimia

Gamma-oryzanol merupakan suatu campuran dari phytosteryl ferulate yang

mana terdapat di dalam rice bran oil (Scavariello and Arellano, 1998). Oryzanol

termasuk ke dalam kelompok ester ferulat dalam alkohol triterpen dan sterol (Rong

dkk, 1997). Xu dan Godber (1999) menemukan bahwa 24-methylene cycloartanyl

ferulate, cycloartanyl ferulate, campesteryl ferulate, dan β-sitosteryl ferulate telah

teridentifikasi menjadi komponen utama dan memiliki antioksidan 10 kali lebih

baik dibandingkan tocopherol dan tocotrienol yang ada dalam vitamin E. Menurut

Xu (2001), komponen yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi adalah 24-

methylene cycloartanyl ferulate.

Gambar 2.1 Struktur Kimia Komponen Utama Gamma-oryzanol [Sumber: www.tsuno.co.jp]

2.1.2 Sifat Fisikokimia

Gamma-oryzanol berwarna putih atau putih kekuningan, tidak berbau dan

berbentuk serbuk kristalin. Gamma-oryzanol bersifat hidrofob, mudah larut dalam

Page 21: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

5 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kloroform, sukar larut dalam etanol dan tidak larut dalam air. Stabil pada suhu 300C

hingga 80 hari (www.tsuno.co.jp).

2.1.3 Fungsi Fisiologis dari Gamma-oryzanol

Gamma-oryzanol merupakan antioksidan yang sangat kuat dan lebih aktif

daripada vitamin E dalam melawan radikal bebas, serta dipercaya sangat efektif

menurunkan kolesterol dalam darah dan kolesterol liver, menstimulasi sistem saraf,

serta menghambat waktu menopause (Ardiansyah, 2008) dan gamma-oryzanol

merupakan antioksidan yang mampu menurunkan kadar kolesterol plasma dan

mengatasi gangguan menopause (Boonsit dkk, 2006).

Gamma-oryzanol berhubungan dengan penurunan kolesterol plasma, serum

kolesterol dan agregasi platelet (Yosiho dkk, 1989; Gerhardt dan Gallo, 1998;

Seetharamaiah dkk, 1990). Gamma-oryzanol juga telah digunakan untuk

pengobatan hiperlipidemia, kelainan menopause dan dapat meningkatkan massa

otot (Nakayama dkk, 1987; Murase dan Iishima, 1983; Bonner dkk, 1990). Dalam

studi yang dilakukan oleh Yamauchi dkk, (1981) telah melaporkan penghambatan

dari sekresi LH di dalam tikus dengan pemberian gamma-oryzanol dan Ishihara

dkk, (1982) telah melakukan studi klinik efek gamma-oryzanol pada gangguan haid

pada serum lipid peroksidase.

Gamma-oryzanol telah digunakan sebagai pengobatan di jepang untuk

penyakit psikosomatik. Gamma-oryzanol mempengaruhi metabolisme katekolamin

di hipotalamus, seperti dopamin, adrenalin, dan noradrenalin. Katekolamin adalah

bagian dari sistem saraf simpatik. Berbagai obat stimulan merupakan analog

katekolamin (Ieri dkk, 1982). Selain itu, efek dari gamma-oryzanol dan asam ferulat

dalam pencegahan terhadap hepatitis alkoholik telah dilaporkan sama seperti efek

kurkumin (Chotimarkom dan Ushio, 2008). Gamma-oryzanol juga telah dilaporkan

efektif dalam menekan inflamasi, diabetes, dan alergi (Islam dkk, 2011).

2.2 Emulgel

Emulgel merupakan salah satu bentuk sediaan yang dihasilkan dari

pencampuran gel dan emulsi. Sediaan emulgel disebut juga sebagai sediaan emulsi

yang viskositas fase airnya ditingkatkan melalui penambahan gelling agent

Page 22: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

6 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Panwar, 2011). Emulgel merupakan emulsi, baik minyak dalam air (m/a) maupun

air dalam minyak (a/m), yang dicampurkan bersama agen pembentuk gel sehingga

membentuk emulgel. Bentuk sediaan emulgel lebih disukai oleh pasien karena

memiliki keuntungan sifat emulsi dan gel. Oleh karena itu, emulgel digunakan

sebagai pembawa berbagai macam obat pada kulit (Mohamed, 2004).

Emulgel memiliki sifat-sifat menguntungkan seperti konsistensi yang baik,

waktu kontak yang lebih lama, tiksotropik, transaparan, dapat melembabkan,

mudah penyerapannya, mudah penyebarannya, mudah dihilangkan, larut dalam air,

dan dapat bercampur dengan eksipien lain (Haneefa dkk, 2013). Emulgel saat ini

dapat digunakan untuk berbagai terapi penyakit kulit seperti yang disebabkan oleh

infeksi dari virus, bakteri, dan spesies jamus (eksema, Herpes simplex, jerawat)

(Raut dkk, 2012).

Gambar 2.2 Skema Penetrasi Emulgel ke dalam Kulit [Sumber: Ajazuddin dkk, 2013]

2.2.1 Keuntungan Sediaan Emulgel

Sediaan emulgel memiliki keuntungan yaitu (Lachman dan Lieberman,

1990; Vyas dan Khar, 2002; Rieger dkk, 1986):

a. Obat hidrofobik dapat dengan mudah bercampur ke dalam gel dengan

menggunakan emulsi tipe minyak/air.

Kebanyakan obat yang bersifat hidrofobik tidak dapat digabungkan ke dalam

basis gel secara langsung karena masalah kelarutannya. Oleh karena itu,

emulgel dapat membantu penggabungan obat hidrofobik ke dalam fase minyak

lalu globul minyak akan terdispersi di dalam fase air membentuk emulsi

minyak dalam air. Dan emulsi tersebut dapat dicampurkan ke dalam basis gel.

Page 23: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

7 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hal ini memungkinkan stabilitas dan pelepasan obat yang lebih baik dari

sekedar menggabungkan obat ke dalam basis gel.

b. Stabilitasnya lebih baik.

Bentuk sediaan transdermal lain relatif kurang stabil dibandingkan emulgel.

Seperti serbuk yang higroskopik, krim yang menunjukkan fase inversi atau

breaking dan salep yang tengik dikarenakan basis minyak.

c. Kapasitas muatan yang lebih baik

Pendekatan baru lainnya seperti niosom dan liposom yang berukuran nano dan

dikarenakan struktur vesikular dapat mengakibatkan kebocoran sehingga

menghasilkan efisiensi penjerapan yang rendah. Tetapi gel terdiri dari jaringan

yang luas sehingga memberikan kapasitas muatan yang lebih baik.

d. Mudah di produksi dan biaya rendah

Preparasi emulgel lebih singkat dan sederhana dapat meningkatkan proses

produksi. Tidak memerlukan instrumen khusus untuk memproduksi emulgel.

Kemudian bahan yang digunakan tersedia dengan mudah dan murah. Sehingga

dapat menurunkan biaya produksi emulgel.

e. Tidak memerlukan sonifikasi yang intensif

Produksi dari molekul vesikular membutuhkan sonikasi intensif yang dapat

mengakibatkan degradasi dan kebocoran obat. Tetapi masalah ini tidak

ditemukan selama produksi emulgel karena tidak memerlukan sonifikasi.

f. Pelepasan terkontrol

Emulgel dapat digunakan untuk memperpanjang efek obat yang memiliki T1/2

yang pendek baik untuk obat hidrofob (emulsi minyak/air) mauapun obat

hidrofil (emulsi air/ minyak).

2.2.2 Komponen Pembentuk Emulgel

Untuk membuat emulgel, diperlukan komponen penting seperti berikut,

yaitu (Panwar dkk, 2011) :

a. Bahan berair

Bahan ini digunakan untuk membentuk fase air dari emulsi (Lachman dkk,

1990). Bahan yang umum digunakan sebagai fase air adalah air, alkohol dan

lainnya (Vikas dkk, 2012).

Page 24: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

8 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Minyak

Bahan ini digunakan untuk fase minyak dari emulsi. Untuk emulsi pada

penggunaan topikal biasanya minyak mineral digunakan tunggal maupun

kombinasi dengan paraffin cair ataupun padat. Minyak tersebut digunakan

secara luas sebagai pembawa bahan obat (Vyas dan Khar, 2002). Fase minyak

yang digunakan pada emulgel harus dapat berfungsi sebgagai pembawa yang

baik bagi zat aktif dan menyediakan kapasitas muatan yang besar dalam

formula (Mengesha, 2015).

c. Emulgator (Bahan pengemulsi)

Emulgator digunakan dalam proses emulsifikasi dan untuk mengontrol

stabilitas emulsi selama penyimpana (Mohammed Haneefa dkk, 2013; Vikas

dkk, 2012; Panwar dkk, 2011).

d. Gelling Agent

Bahan ini digunakan untuk meningkatkan konsistensi dan viskositas sediaan

farmasi (Mortazavi dan Aboofazeli, 2003).

e. Peningkat penetrasi

Di dalam formula emulgel, umumnya terdapat senyawa peningkat penetrasi.

Peningkat penetrasi merupakan bahan yang dapat memisahkan dan berinteraksi

dengan komponen kulit untuk menstimulasi dan meningkatkan permeabilitas

kulit secara reversibel (Jacob dan Francone, 2003).

2.3 Penetrasi Obat Melalui Kulit

Penetrasi perkutan adalah suatu proses penembusan membran kulit oleh

obat dan bahan kimia. Proses tersebut terjadi pada saat pemakaian sediaan topikal

baik ditujukan sebagai antimikroba, pengobatan penyakit kulit, pemakaian

sistemik, maupun untuk nutrisi kulit (Lachman dkk, 1986).

Bila suatu obat digunakan secara topikal, maka obat akan keluar dari

pembawa dan berpenetrasi melalui stratum korneum (Lachman et al, 1994).

Penetrasi bahan melewati kulit dapat terjadi melewati tiga rute, yaitu melewati tiga

rute, yaitu melewati folikel rambut dengan kelenjar sebaceousnya, melewati

kelenjar keringat, atau menembus stratum korneum (Barry, 1983).

Page 25: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

9 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakto-faktor yang mempengaruhi absorpi perkutan ialah sifat-sifat

fisikokimia dari obat, sifat pembawa yang digunakan, dan kondisi fisiologi kulit.

Dari sifat-sifat tersebut dapat diuraikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

absorpsi perkutan antara lain (Lund, 1994; Ansel, 1989):

a. Kondisi pH kulit, permukaan kulit memiliki pH normal, yaitu sekitar 4-6,

bergantung usia, jenis kelamin, genetik dan area tubuh (Baroni, 2012).

b. Komposisi sistem tempat pemberian obat, yang ditentukan dari permeabilitas

stratum korneum yang disebabkan hidrasi dan perubahan struktur lipid.

c. Suhu, perubahan suhu di sekitasr dan di dalam kulit berhubungan dengan

kondisi fisiologis lain, misalnya peningkatan aliran darah atau peningkatan

kelembaban stratum korneum (Denyer, 1985).

d. Pembawa yang dapat meningkatkan kelembaban kulit akan mendorong

terjadinya absorpsi obat melalui kulit.

e. Waktu kontak obat dengan kulit.

f. Ketebalan kulit. Absorpsi perkutan lebih besar jika obat digunakan pada kulit

dengan lapisan tanduk yang tipis daripada yang tebal.

g. Bahan-bahan peningkat penetrasi (enhancer) dapat meningkatkan

permeabilitas kulit dengan cara mengubah sifat fisikakimia stratum korneum

sehingga mengurangi daya tahan difusi. Contohnya DMSO, DMF, DMA, urea,

dan lain-lain.

h. Adanya sirkulasi in situ pada kulit akan meningkatkan absorpsi obat.

i. Mikroflora kulit, flora komensal di permukaan kulit berpotensi menyebabkan

biotransformasi pada obat yang diberikan secara topikal. Metabolisme obat

oleh mikroflora tersebut sangat memengaruhi absorpsi obat perkutan (Surber,

2000; Denyer, 1985).

j. Lemak permukaan kulit, kelenjar sebasea mengeluarkan sejumlah lemak ke

permukaan kulit, dengan ketebalan sekitar 0,4-4 g (Surber, 2000).

Faktor-faktor penting lainnya yang mempengaruhi penetrasi dari suatu obat

ke dalam kulit adalah konsentrasi obat terlarut karena laju penetrasi sebanding

dengan konsentrasi, koefisien partisi antara kulit dan pembawa yang merupakan

ukuran afinitas relatif dari obat tersebut untuk kulit dan pembawanya, dan koefisien

Page 26: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

10 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

difusi yang menggambarkan tahanan pergerakan molekul obat melalui barier

pembawa dan pembatas kulit (Lanimarta, 2012).

Difusi dari obat dalam pembatas kulit dapat dipengaruhi oleh komponen-

komponen pembawa (terutama pelarut dan surfaktan) dan suatu koefisien partisi

optimum bisa diperoleh dengan mengubah afinitas dari bahan untuk obat tersebut.

Laju penetrasi kulit dari obat secara in vitro, pada 250C didapat dengan percobaan

pada waktu-waktu tertentu, dan jumlah kumulatif yang mempenetrasi diplot

terhadap waktu dalam menit atau dalam jam. Sesudah tercapai steady state,

kemiringan garis lurus menghasilkan laju. Waktu lag diperoleh dengan

mengekstrapolasi garis steady state ke sumbu waktu (Lanimarta, 2012).

2.3.1 Mekanisme Absorbsi Obat Melalui Kulit

Penetrasi melintasi stratum korneum dapat terjadi karena adanya proses

difusi melalui dua mekanisme, yaitu (Trommer, 2006; Banker, 2002) :

a. Transepidermal

Jalur absorpsi transepidermal merupakan jalur difusi melalui stratum korneum

yang terjadi melalui dua jalur, yaitu jalur transeluler yang berarti jalur melalui

protein di dalam sel dan melewati daerah yang kaya akan lipid, dan jalur

paraseluler yang berarti jalur melalui ruang antar sel. Penetrasi transepidermal

berlangsung melalui dua tahap. Pertama, pelepasan obat dari pembawa ke

stratum korneum, tergantung koefisien partisi obat dalam pembawa dan

stratum korneum. Kedua, difusi melalui epidermis dan dermis dibantu oleh

aliran pembuluh darah dalam lapisan dermis. Jalur transepidermal merupakan

jalur utama dibandingkan dengan jalur melalui kelenjar-kelenjar lainnya

karena luas permukaan epidermal 100 sampai 1000 kali lebih luas dari luas

permukaan kelenjar-kelenjar tersebut.

b. Transappendageal

Jalur absorpsi transappendageal merupakan jalur masuknya obat melalui

folikel rambut (transfolikular) dan kelenjar keringat (transglandular) yang

disebabkan karena adanya pori-pori di antara kedua kelenjar tersebut, sehingga

memungkinkan obat berpenetrasi masuk ke dalam folikel atau kelenjar keringat

tersebut.

Page 27: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

11 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.3 Rute absorpsi perkutan

[Sumber: Erdo dkk, 2016]

2.4 Formulasi Sediaan Emulgel

2.4.1 Vitamin E

Vitamin E dengan nama lain alfa tokoferol merupakan produk natural dan

didekskripsikan sebagai cairan minyak yang jernih, kuning kecoklatan atau hampir

tidak berwarna, dan kental. Penggunaannya sebagai agen terapetik atau antioksidan

dalam sediaan dengan kandungan bahan yang mudah teroksidasi.

2.4.2 Karbopol 940

Karbopol 940 lebih dikenal dengan nama carbomer 940. Range konsentrasi

karbopol 940 sebagai gelling agent yaitu 0,5%-2%. Secara kimia, karbopol ini

merupakan polimer sintetik dari asam akrilat dengan bobot molekul tinggi (Rowe,

Sheskey, Quinn, 2009). Jika konsentrasi karbopol 940 rendah, gel bersifat

pseudoplastis, sebaliknya jika konsentrasi karbopol 940 tinggi akan menjadi plastis.

Karbopol 940 tidak toksik dan tidak mempengaruhi aktivitas biologi obat tertentu

(Barry, 1983)

2.4.3 Rice Bran Oil

Minyak dedak padi (Rice bran oil) merupakan minyak hasil ekstraksi dari

dedak padi (Nursalim dan Razali, 2007). Rice Bran Oil (RBO) memiliki

keunggulan dibandingkan minyak nabati lainnya karena memiliki kandungan asam

lemak tak jenuh yang tinggi sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol. Dan juga

Page 28: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

12 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mengandung komponen-komponen kimia yang baik bagi kesehatan manusia

(Nursalim dan Razali, 2007; Hadipernata, 2007). Rice bran oil berwarna kuning

pucat, jernih (pada suhu 200C), tak berbau dengan indeks asam <0,50. Densitas

minyak pada suhu 200C berkisar antara 0,920 dan 0,930; indeks refraktif (pada 200C

) 1,471-1,475; rasa manis ringan (Ciceero dkk, 2005).

2.4.4 Natrium Metabisulfit

Natrium metabisulfit merupakan kristal tidak berwarna, serbuk kristal

berwarna putih hingga putih krem yang berbau. Digunakan sebagai antioksidan

dalam sediaan oral, parenteral, dan topikal. Natrium metabisulfit sedikit larut dalam

etanol 95%, mudah larut dalam gliserin dan air. Konsentrasi yang digunakan

sebagai antioksidan adalah 0,01-0,1% (Wade dan Weller, 1994).

2.4.5 Trietanolamin

Trietanolamin merupakan salah satu basa penetrasl yang digunakan dalam

sediaan topikal terutama untuk basis gel carbomer. Trietanolamin mempunyai berat

molekul 149,19 dengan pemerian cairan kental, tidak berwarna hingga kuning

pucata, bau lemah mirip amoniak, higroskopis. Sinonim dari triethanolamin antara

lain triethylolamine, trihydroxytriehylamine, tris(hydroxyethy)mine, daltogen,

sterolamide, dan thiofacoT-35. Triethanolamin dapat bercampur dengan air,

alkohol, gliserin, larut dalam kloroform (Rowe dkk, 2006).

Pada pembuatan sediaan gel dengan basis carbomer, trietanolamin dapat

berfungsi sebagai bahan penetral yang ditambahkan ke dalam larutan dispersi

koloid carbomer sehingga dapat terbentuk gel dengan viskositas yang cukup baik.

Penambahan bahan penetral dilakukan dengan pelan. Hal ini dilakukan untuk

mencegah terbentuknya terbentuknya gelembung udara yang terjebak dalam

sediaan (Allen, 1997).

2.4.6 Metilparaben

Nipagin atau metil paraben merupakan serbuk kristal putih atau tidak

berwarna dan tidak berbau. Larut dalam etanol dan propilen glikol, sedikit larut

dalam air. Memiliki aktivitas sebagai pengawet antimikroba untuk sediaan

Page 29: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

13 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kosmetik, makanan dan sediaan farmasi. Efektif pada rentah pH yang besar dan

mempunyai spektrum antimikroba yang luas meskipun lebih efektif terhadap jamur

dan kapang. Campuran paraben digunakan untuk mendapatkan pengawet yang

efektif. Konsentrasi yang digunakan untuk sediaan topikal adalah 0,02-0,3% (Wade

dan Weller, 1194).

2.4.7 Propilparaben

Nipasol atau propil paraben merupakan serbuk kristal putih atau tidak

berwarna dan tidak berbau. Larut dalam etanol dan propilen glikol, sedikit larut

dalam air. Propil paraben yang memiliki aktivitas sebagai antimikroba, umumnya

digunakan sebagai sediaan farmasi, kosmetik, dan makanan. Konsentrasi yang

digunakan untuk sediaan topikal adalah 0,01-0,6% (Wade dan Weller, 1194).

2.4.8 Tween 80 (Polioksietilen-20-sorbitanmonostearat)

Tween 80 digolongkan ke dalam surfaktan non ionik dengan nilai

Hydrophilic-Lipophilic Balance (HLB) 15 dan berperan sebagai agen pengemulsi.

Tween 80 merupakan salah satu surfaktan yang dapat digunakan dalam pembuatan

sediaan semisolid. Tween 80 memiliki berat molekul 1310 dengan pemerian cairan

seperti minyak, jernih, berwarna kuning muda hingga cokelat muda, bau khas

lemah, rasa pahit dan hangat. Tween 80 larut dalam etanol dan air, tidak larut dalam

minyak mineral dan minyak nabati. (Rowe, 2003).

Tween 80 mempunyai titik didik 1490 C dan stabil terhadap elektrolit dan

asam dan basa lemah, saponifikasi terjadi dengan adanya asam dan basa kuat serta

harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat yang

sejuk dan kering. Konsentrasi yang digunakan sebagai bahan pengemulsi bila

dikombinasikan dengan sorbitan ester adalah 1-10% (Rowe, Sheskey, dan Quinn,

2009).

2.4.9 Span 20 (Sorbitan monolaurat)

Span digunakan sebagai bahan pengemulsi, surfaktan nonionik, zat

pensolubilisasi, zat pembasah, dan bahan pensuspensi. Sorbitan ester sudah umum

digunakan dalam sediaan farmasi sebagai surfaktan nonionik lipofilik. Bahan ini

Page 30: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

14 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terutama digunakan sebagai bahan pengemulsi dalam pembuatan krim, emulsi, dan

salep untuk penggunaan topikal. Ketika digunakan sebagai bahan pengemulsi

tunggal, sorbitan ester menghasilkan emulsi atau mikroemulsi a/m yang stabil,

namun lebih sering digunakan dalam kombinasi dengan polisorbat untuk

menghasilkan konsistensi yang berbeda pada emulsi atau krim a/m atau m/a.

Konsentrasi yang digunakan sebagai bahan pengemulsi bila dikombinasi dengan

polisorbat adalah 1-10% (Rowe, Sheskey, dan Quinn, 2009).

2.4.10 Propilen Glikol

Propilen glikol merupakan cairan jernih kental, tidak berwarna dan

memiliki rasa manis. Senyawa ini dapat bercampur dengan aseton, etanol, gliserin

dan air. Propilen glikol biasa digunakan sebagai pelarut (konsentrasi 5-80% untuk

sediaan topikal), humektan dan pengawet pada konsentrasi 15-30%. Propilen glikol

bersifat higroskopis, dan sebaikknya disimpan pada tempat tertutup, sejuk, dan

terlindung dari cahaya (Rowe, 2003).

2.5 Penetapan Daya Penetrasi Sediaan

Sediaan topikal harus memiliki kemampuan berdifusi melalui kulit agar

dapat mencapai ke dermis. Salah satu parameter mutu untuk sediaan topikal adalah

kemampuan bahan aktif untuk berdifusi melalui kulit (Mohammed, 2000).

Difusi didefinisikan sebagai suatu proses perpindahan massa molekul suatu

zat yang dibawa oleh gerakan molekular secara acak dan berhubungan dengan

adanya perbedaan konsentrasi aliran molekul melalui suatu batas, misalnya suatu

membran polimer, merupakan suatu cara yang mudah untuk menyelidiki proses

difusi (Martin, 1983).

Formulasi suatu sediaan transdermal yang baik harus dapat memberikan

pelepasan obat yang optimal dan deposisi obat ke dalam lapisan kulit yang ingin

dicapai yaitu stratum korneum, epidermis, atau dermis. Studi penetrasi kulit secara

in vitro dilakukan untuk mengukur kecepatan dan jumlah senyawa yang melewati

kulit, di mana hal tersebut bergantung pada obat, bentuk sediaan, bahan eksipien,

bahan peningkat penetrasi, dan variabel formulasi lainnya (Witt dan Bucks, 2003).

Page 31: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

15 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Penelitian daya penetrasi dan pelepasan zat aktif melalui kulit secara in vitro

merupakan cara paling dipilih karena mudah dan hemat dalam mengkarakterisasi

absorpsi dan penetrasi obat melalui kulit. Selain itu, diperlukan saat pengembangan

formulasi sediaan topikal untuk mengidentifikasi dan memilih formulasi yang baik.

Formulasi yang baik akan memberikan pelepasan zat aktif yang optimal dan

deposisi zat aktif menuju lapisan kulit yang diinginkan (lapisan tanduk, epidermis,

atau dermis). Kegagalan dalam melaksanakan penelitian ini akan memberikan hasil

yang toksik dan kegagalan pada uji klinis, bukan dikarenakan oleh aktivitas zat aktif

namun karena karakteristik dari formulasi (Witt & Bucks, 2003).

2.5.1 Komponen Alat Sel Difusi Franz

Franz Cell atau sel difusi statsis dengan satu ruang (One Chambered Cell)

pertama kali dibuat oleh Franz. Difusi Franz Cell mungkin adalah sel difusi yang

paling banyak digunakan dan telah tersedia secara komersial selama bertahun-

tahun. Hal-hal yang perlu diperhatikan tentang Sel Difusi Franz adalah sebagai

berikut (Bronaugh dan Raymond, 1984):

a. Volume Reseptor

Volume reseptornya dapat dibuat bervariasi dengan diameter peletakan

membran. Volume reseptor Sel Franz tidak harus dimodifikasi seperti pada

Flow Through Cell karena volume reseptor yang relatif besar.

b. Pemeliharaan Suhu

Air yang dipanaskan biasanya digunakan untuk mempertahankan suhu

fisiologis, meskipun ada perdebatan mengenai suhu yang sesuai untuk studi

difusi. Sel harus dipanaskan dengan air pada suhu yang diinginkan. Pada

umumnya air dengan suhu 370 C disirkulasi melalui Sel Franz untuk menjaga

suhu sesuai dengan keadaan fisiologis tubuh.

c. Tempat Peletakan Membran

Membran diletakkan diantara pertemuan dua bagian gelas utama dan

direkatkan dengan penjepit logam. Biasanya pada pertemuan kedua gelas

utama ini terdapat karet O ring. Pada saat pengujian karet ini harus dilepas

karena dapat mengabsorbsi bahan-bahan yang bersifat lipofil.

d. Pencampuran Isi Reseptor

Page 32: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

16 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Magnetic stirrer biasanya digunakan untuk engaduk medium reeptor pada sel

Franz. Magnetic stirrer ini digunakan agar senyawa yang ada dalam medium

difusi tetap tercampur homogen.

Studi penetrasi kulit secara in vitro berhubungan dengan mengukur

kecepatan dan jumlah komponen yang menembus kulit dan jumlah komponen yang

tertahan pada kulit. Salah satu cara untuk mengukur jumlah obat yang terpenetrasi

melalui kulit yaitu menggunakan sel difusi Franz. Sel difusi Franz terbagi atas dua

komponen yaitu kompartemen donor dan kompartemen reseptor. Membran yang

digunakan dapat berupa kulit manusia atau kulit hewan. Membran diletakkan di

antara kedua kompartemen, dilengkapi reseptor diisi dengan larutan penerima.

Suhu pada sel dijaga dengan sirkulasi air menggunakan water jacket disekelilingi

kompartemen reseptor. Sediaan yang akan diuji diaplikasikan pada membran kulit.

pada interval waktu tertentu diambil beberapa ml cairan dari kompartemen reseptor

dan jumlah obat yang terpenetrasi melalui kulit dan dapat dianalisis dengan metode

analisis yang sesuai. Setiap diambil sampel cairan dari kompartemen reseptor harus

selalu digantikan dengan cairan yang sama sejumlah volume terambil (Witt dan

Bucks, 2003).

2.6 Spektrofotometri UV Vis

Spektrofotometri merupakan metode analisis kimia yang berdasarkan

interaksi energi dengan materi. Alat untuk analisis secara spektrofotometri disebut

Spektrofotometer, yang dapat digunakan untuk menganalisa suatu senyawa secara

kuantitatif maupun kualitatif. Metode analisis yang umum digunakan adalah

dengan spektrofotometer UV-Vis (Mulja dan Suharman, 1995).

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan salam analisis dengan

spektrofotometri UV-Vis terutama untuk senyawa yang semula tidak berwarna

yang akan dianalisis dengan spektrofotometri visisbel karena senyawa tersebut

harus diubah terlebih dahulu menjadi senyawa yang berwarna. Berikut adalah

tahapan-tahapan yang harus diperhatikan (Rohman dan Ganjar, 2007):

a. Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Vis

Hal ini perlu dilakukan jika senyawa yang dianalisis tidak menyerap pada

daerah tersebut. Cara yang digunakan adalah dengan merubah menjadi

Page 33: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

17 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

senyawa lain atau direaksikan dengan pereaksi tertentu. Pereaksi yang

digunakan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu:

a. Reaksinya selektif dan sensitif.

b. Reaksinya cepat, kuantitatif, dan reprodusibel.

c. Hasil reaksi stabil dalam jangka waktu yang lama.

Keselektifan dapat dinaikkan dengan mengatur pH, pemakaian masking agent,

atau penggunaan tehknik ekstraksi.

b. Waktu operasional (Operating time)

Cara ini biasa digunakan untuk pengukuran hasil reaksi atau pembentukan

warna. Tujuannya adalah untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil.

Waktu operasional ditentukan dengan mengatur hubungan antara waktu

pengukuran dengan absorbsi larutan.

c. Pemilihan panjang gelombang

Panjang gelombang yang digunakan untuk analisa kuantitatif adalah panjang

gelombang yang mempunyai absorbsi maksimal. Untuk memilih panjang

gelombang maksimal, dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara

absorbsi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi

tertentu.

d. Pembuatan kurva baku

Seri larutan dibuat dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai konsentrasi.

Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi diukur,

kemudian dibuat kurva yang merupakan hubungan antara absorbsi dengan

konsentrasi. Bila hubungan Lambert-Beer terpenuhi maka kurva baku berupa

garis lurus.

e. Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan

Absorban yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2-0,8 atau

15-70% jika dibaca debagai transmitan. Ini berdasarkan anggapan bahwa

kesalahan dalam pembacaan adalah 0,005 atau 0,5% (kesalahan fotometrik).

Page 34: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

18 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3

METODE PENELITIAN

1.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian II, Laboratorium Kimia

Obat dan Laboratorium Formulasi Sediaan Padat Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Waktu penelitian

dimulai pada tanggal Desember 2016 hingga Mei 2017.

1.2 Alat dan Bahan

1.2.1 Alat

Alat yang dibutuhkan yaitu spektrofotometri UV/Vis (U-2900, Hitachi,

Amerika), Viskometer HAAKE 6R (Thermo Scientific, Jerman), overhead stirrer

(IKA® RW 20 Digital), timbangan digital (GH 202, OGS, Japan), labu ukur (Pyrex,

USA), pengaduk magnetik (MST Basic, Wiggen Hauser, USA), digital stirring

hotplate (Cimarec, USA), mikropipet (Rainin, USA), gelas ukur (Scott Duran,

Germany), gelas piala (Scott Duran, Germany), pH meter (F-52, Horiba, Jepang),

erlenmeyer (Pyrex, USA), pipet volumetric (Pyrex, USA), spuit, seperangkat alat

uji sel difusi franz.

1.2.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gamma-oryzanol

(Wako, Jepang), rice bran oil (Tsuno Rice Fine Chemicals co., ltd., Jepang), tween

80, span 80 (Shadong Biotechnology, Shanghai China), karbopol 940 dengan

viskositas 33.300 mPas (Shadong Biotechnology, Shanghai China), trietanolamin,

metilparaben, propilparaben, propilen glikol, vitamin E, natrium metabisulfit dan

akuades.

Page 35: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

19 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.3 Prosedur Kerja

1.3.1 Pembuatan Emulsi Gel

1.3.1.1 Formulasi Emulgel

Komposisi Persentase Jumlah Bobot (%b/b)

F1 F2 F3

Fase

Minyak

Gamma-oryzanol 0,1 0,1 0,1

Span 80 2,24 2,24 2,24

Rice bran oil 7,5 7,5 7,5

Vitamin E 0,03 0,03 0,03

Fase

Air

Karbopol 940 0,5 0,75 1

Tween 80 0,76 0,76 0,76

Metilparaben 0,03 0,03 0,03

Propilparaben 0,03 0,03 0,03

Propilen glikol 5 5 5

Na metabisulfit 0,02 0,02 0,02

Aquadest Ad 100 Ad 100 Ad 100

TEA Adjust hingga pH 6-6,5

[Sumber: Khasanah, 2016]

1.3.1.2 Pembuatan Emulsi

Pembuatan emulsi dilakukan dengan cara masing-masing fase, yaitu fase

minyak (span 80, parafin, gamma-oryzanol, vitamin E) dan fase air (tween 80 dan

akuades) dicampurkan di dalam beaker glass yang berbeda dengan menggunakan

magnetic stirrer pada suhu 70-800C. Fase minyak ditambahkan ke dalam fase air

sekaligus sambil diaduk dengan menggunakan homogenizer kecepatan 300 rpm

selama 15 menit (Khasanah, 2016).

1.3.1.3 Pembuatan Gel

Metilparaben dan propilparaben dilarutkan ke dalam propilen glikol dan

natrium metabisulfit dilarutkan ke dalam akuades. Kemudian karbopol 940

didispersikan ke dalam akuades yang telah berisi natrium metabisulfit dan

Page 36: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

20 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dihomogenkan dengan menggunakan homogenizer kecepatan 200 rpm selama 15

menit. Setelah itu, metilparaben dan propilparaben yang telah dilarutkan

dimasukkan ke dalamnya. Dispersi karbopol dinetralkan dengan menggunakan

TEA hingga pH 6-6,5 (Khasanah, 2016).

Emulsi dicampurkan dengan gel tersebut sambil diaduk dengan overhead

stirrer kecepatan 400 rpm selama 20 menit (Khasanah, 2016).

1.3.2 Evaluasi Fisik Emulgel Gamma-oryzanol

1.3.2.1 Pengamatan Organoleptis Emulgel

Pengamatan organoleptis dilakukan dengan mengamati sediaan emulgel

secara visual dari segi warna dan tekstur (Khullar dkk, 2012).

1.3.2.2 Pengukuran pH Emulgel

Sebanyak 10 gram sampel sediaan diukur pHnya dengan menggunakan alat

pH meter. Elektroda sebelumnya telah dikalibrasi pada larutan buffer pH 4, pH 7,

dan pH 9. Kemudian elektroda dicelupkan ke dalam sediaan dan pH yang muncul

dilayar yang stabil lalu dicatat. Pengukuran dilakukan terhadap masing-masing

formula pada suhu ruang (25 ± 20C) (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

1995). Masing-masing formula harus memenuhi rentang pH yang sesuai dengan pH

kulit yaitu 5,5-6,5 (Tranggono, 2007).

1.3.2.3 Pengukuran Viskositas Emulgel

Pengukuran viskositas dilakukan dengan alat Viscotester 6R HAAKE pada

temperatur ruang ruang (25 ± 20C). Sediaan emulgel pada masing-masing formula

diukur viskositasnya menggunakan spindel R6 pada kecepatan 30 rpm (Khasanah,

2016).

1.3.3 Validasi Metode Analisa Gamma-oryzanol dalam Etil Asetat

1.3.3.1 Preparasi Standar Gamma-oryzanol dalam Etil Asetat

Larutan induk gamma-oryzanol disiapkan dengan menimbang gamma-

oryzanol sebanyak 10 mg dan dilarutkan dengan etil asetat dalam labu ukur 100 mL

sehingga konsentrasinya menjadi 100 µg/mL. Kurva kalibrasi gamma-oryzanol

Page 37: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

21 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

diperoleh dengan mengencerkan larutan standar induk yang dibuat dengan berbagai

macam konsentrasi yaitu 6 µg/mL, 8 µg/mL, 10 µg/mL, 12 µg/mL, 14 µg/mL, 16

µg/mL.

1.3.3.2 Linearitas dan Kurva Kalibrasi

Gamma-oryzanol sebanyak 10 mg ditimbang, dimasukkan ke dalam labu

ukur 100 mL yang telah dikalibrasi dan dilarutkan dengan etil asetat untuk dibuat

larutan induk 100 µg/mL. Larutan induk tersebut kemudian diencerkan dan dibuat

seri konsentrasi 6 µg/mL, 8 µg/mL, 10 µg/mL, 12 µg/mL, 14 µg/mL, 16 µg/mL.

Kemudian masing-masing seri konsentrasi tersebut diukur dengan perangkat lunak

pada alat yaitu dengan memplotkan konsentrasi pada sumbu x dan y sebagai

absorbansi sehingga diperoleh r (koefisien relasi) dari kurva kalibrasi (Noviyanto

dkk, 2014)

1.3.3.3 Presisi

Presisi dilakukan dengan mengukur deviasi dari nilai absorbansi yang

diperoleh untuk masing-masing konsentrasi. Pengukuran dilakukan secara berulang

sebanyak 5 kali kemudian dicari rata-rata absorbansi dari konsentrasi tersebut dan

dicari standar deviasinya (Ismail dkk, 2015). Kemudian dihitung besarnya simpang

deviasi dari masing-masing konsentrasi dengan rumus:

Dimana x merupakan luas dari masing-masing konsentrasi, x merupakan rerata

konsentrasi, dan N merupakan jumlah injeksi. Setelah mendapat nilai SD kemudian

dihitung nilai RSD dengan rumus:

Syarat dari nilai RSD adalah ˂ 2%.

Page 38: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

22 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.3.4 Uji Homogenitas Kadar Gamma-oryzanol dalam Emulgel

Uji homogenitas kadar gamma-oryzanol dilakukan dengan metode

spektrofotometri UV-Vis terhadap tiga sediaan yang telah dibuat. Pengujian

dilakukan dengan cara mengekstraksi gamma-oryzanol dari tiga titik yang berbeda

dalam 1 formula sediaan dengan menggunakan pelarut etil asetat (Kumar dkk,

2009). Sebanyak 1 gram sediaan dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi dan

ditambahkan 10 mL etil asetat lalu di vortex mixer selama 5 menit. Kemudian

disonifikasi 40°C selama 30 menit dan disentrifugasi dengan kecepatan 3500 rpm

selama 15 menit (Khalid dkk, 2017, dengan modifikasi). Didapatkan hasil ekstraksi

dengan konsentrasi 100 µg/mL kemudian dibuat pengenceran dengan konsentrasi

10 µg/mL untuk masing-masing sediaan. Pengenceran hasil ekstraksi tersebut

kemudian dibaca serapannya. Serapan yang didapatkan kemudian disubstitusikan

ke persamaan linier yang diperoleh dari kurva kalibrasi untuk mendapatkan nilai

kadar gamma-oryzanol dalam masing-masing sediaan. Kadar yang diperoleh pada

masing-masing sediaan lalu dihitung nilai % RSD. Syarat dari nilai RSD adalah <

2 %.

1.3.5 Uji Penetrasi Emulgel Gamma-oryzanol

Uji penetrasi sediaan dilakukan dengan menggunakan alat sel difusi franz.

Membran difusi yang digunakan adalah membran spangler (Astuti dkk, 2012).

Pengujian dilakukan terhadap tiga formula sediaan yang telah dibuat dengan

kandungan gamma-oryzanol 0,1%. Pengukuran kadar gamma-oryzanol yang

terpenetrasi menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Dari hasil pengukuran yang

diperoleh kemudian dilakukan perhitungan jumlah zat aktif yang terpenetrasi per

luas area dan kecepatan penetrasi zat aktif tiap satuan waktu (Prabawati, 2016).

1.3.5.1 Penyiapan Membran Difusi

Membran difusi yang digunakan adalah membran difusi dengan

menggunakan kertas whatman no. 1 yang diimpregnasikan terlebih dahulu dengan

cairan spangler. Bahan untuk cairan spangler dilebur diawali dengan bahan bertitik

lebur tertinggi dan diaduk sampai rata. Kertas whatman ditimbang, lalu direndam

selama 15 menit di dalam cairan spangler. Kertas diangkat dan diletakkan diantara

2 kertas saring agar cairan spangler terhisap. Membran buatan yang telah siap,

Page 39: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

23 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ditimbang untuk mengetahui jumlah cairan yang diserap (Astuti dkk, 2012). Jumlah

cairan yang terserap dihitung dengan rumus (Astuti dkk, 2012):

Dengan W0 adalah berat membran sebelum direndam dan W1 adalah berat

membran sesudah direndam. Membran memenuhi syarat uji keseragaman membran

jika persentase cairan Spangler terserap antara 102,19-131,22% (Wirawan, 1993).

1.3.5.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi Gamma-oryzanol dalam Isopropanol:Air

Dibuat larutan induk 100 µg/mL dengan cara menimbang 10 mg gamma-

oryzanol dilarutkan dalam larutan isopropanol:air sebanyak 100 mL. Larutan induk

100 µg/mL kemudian dibuat seri konsentrasi 1 µg/mL, 2 µg/mL, 3 µg/mL, 4

µg/mL, 5µg/mL, 6 µg/mL, 7 µg/mL, 8 µg/mL, 9 µg/mL, 10 µg/mL. Persamaan

regresi linier yang didapatkan dari kurva kalibrasi kemudian digunakan untuk

perhitungan kadar gamma-oryzanol terpenetrasi (Prabawati, 2016).

1.3.5.3 Uji Penetrasi Gamma-oryzanol

Sediaan ditimbang 200 mg dan diratakan di atas membran. Suhu media

adalah 37 ± 0,5°C dengan total volume cairan reseptor 21 mL serta diaduk dengan

pengaduk magnetik dengan kecepatan 500 rpm. Proses dilakukan selama 360

menit. Cuplikan diambil dari media kompartemen reseptor pada menit ke 10, 30,

60, 90, 120, 180, 240, 300, dan 360 sebanyak 1 mL dan segera digantikan dengan

larutan isopropanol:air (1:1) sejumlah volume yang sama. Cuplikan yang diperoleh

kemudian dilakukan diukur serapannya menggunakan spektrofotometer UV-Vis

pada panjang gelombang maksimal yang telah didapatkan sebelumnya. Proses yang

sama dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan terhadap ketiga sediaan (Prabawati,

2016).

Page 40: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

24 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 3.1 Parameter Uji Penetrasi Gamma-oryzanol dalam Emulgel

Parameter Uji Penetrasi

Berat sampel emulgel 200 mg

Membran Membran spangler

Ukuran Membran 3,14 cm

Medium Reseptor Isopropanol:air (1:1)

Kecepatan pengadukan 500 rpm

Volume Reseptor 21 mL

Cuplikan sampel 1 mL

Waktu sampling Menit ke 10, 30, 60, 90, 120,

180, 240, 300 dan 360.

1.3.5.4 Perhitungan Jumlah Kumulatif dan Laju Penetrasi Gamma-oryzanol

Jumlah kumulatif zat aktif yang terpenetrasi per luas area difusi (µg/cm2)

dapat dihitung dengan rumus :

Keterangan :

𝑄 = Jumlah kumulatif per luas area difusi (µg/cm2)

𝐶𝑛 = Konsentrasi zat (µg/ml) pada sampling menit ke-n

𝑉 = Volume medium reseptor difusi franz (ml)

∑ 𝐶𝑖. 𝑆𝑛−1𝑖=1 = Jumlah konsentrasi zat (µg/ml) pada sampling pertama (menit ke-

10 hingga sebelum menit ke-n)

𝑆 = Volume sampling (500 mL)

A = Luas area membran (cm2)

Kemudian dilakukan perhitungan fluks (kecepatan penetrasi tiap satuan

waktu) obat berdasarkan hukum Fick I :

Page 41: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

25 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Keterangan :

J = Fluks (µ cm-2 jam-1)

S = Luas area difusi (cm-2)

M = Jumlah kumulatif zat yang melalui membran (µg)

T = Waktu (jam)

Setelah itu dibuat grafik jumlah kumulatif yang terpenetrasi (µg) perluas

area difusi (cm-2) terhadap waktu (jam) (Ramadon, 2012).

Page 42: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

26 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pembuatan Emulgel Gamma-oryzanol

4.1.1 Hasil Pembuatan Fase Emulsi

Emulsi minyak dalam air dibuat dengan mencampurkan fase minyak dan

fase air. Fase minyak yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari rice bran oil,

span 80 dan gamma-oryzanol. Gamma-oryzanol ditambahkan pada fase minyak

dikarenakan memiliki karakteristik tidak larut dalam air. Pada fase minyak

ditambahkan vitamin E sebagai antioksidan. Penambahan vitamin E di dalam

sediaan berfungsi untuk mencegah oksidasi dari fase minyak. Fase air terdiri dari

campuran akuades dan tween 80. Masing-masing fase yaitu fase air dan fase minyak

dipanaskan pada suhu 70-80°C (Ramadon, 2012). Di dalam formula terdapat

emulgator yang digunakan dalam proses emulsifikasi dan untuk mengontrol

stabilitas emulsi selama penyimpanan yaitu tween 80 dan span 80 (Haneefa et al.,

2013). Emulsi yang dihasilkan memiliki karakteristik berupa cairan dan berwarna

putih menyerupai susu.

4.1.2 Hasil Pembuatan Fase Gel

Dalam penelitian ini fase gel menggunakan karbopol 940 dalam beberapa

variasi konsentrasi yaitu 0,5%, 0,75%, dan 1%. Fase gel di dalam formula dibuat

dengan cara mendispersikan karbopol 940 ke dalam akuades yang telah

ditambahkan Na metabisulfit sebagai antioksidan dalam fase air kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan overhead stirrer. Dispersi karbopol yang

telah mengembang dinetralkan dengan penambahan trietanolamin. Penambahan

trietanolamin ke larutan polimer tersebut dapat menetralkan karbopol yang

sebelumnya bersifat asam dan dapat meningkatkan viskositas gel karbopol (Yet

dkk., 2015).

Propilen glikol digunakan sebagi humektan sekaligus pelarut metilparaben

dan propilparaben. Kombinasi metilparaben dan propilparaben digunakan sebagai

pengawet karena adanya kandungan air dalam jumlah yang cukup besar dapat

Page 43: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

27 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

digunakan sebagi medium pertumbuhan mikroba. Dari pembuatan basis gel

didapatkan bentuk setengah padat yang transparan dan jernih.

4.2 Hasil Evaluasi Fisik Emulgel Gamma-oryzanol

4.2.1 Hasil Pengamatan Organoleptis Emulgel

Dari hasil pengamatan organoleptis sediaan emulgel, didapatkan bahwa F1,

F2, maupun F3 mempunyai karakteristik berupa sediaan setengah padat, berwarna

putih, bertekstur lembut dan tidak terlalu lengket (Tabel 4.1).

Gambar 4.1 (a) Emulgel F1; (b) Emulgel F2; (c) Emulgel F3

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Organoleptis Emulgel

Formulasi Pengamatan Organoleptis Emulgel

Warna Tekstur

F1 Putih Lembut, tidak terlalu lengket

F2 Putih Lembut, tidak terlalu lengket

F3 Putih Lembut, tidak terlalu lengket

4.2.2 Hasil Pengukuran pH Emulgel

Dari pengukuran pH emulgel didapatkan nilai seperti pada Tabel 4.2 dalam

formula emulgel F1, F2, dan F3 berturut-turut yaitu 6,337; 6,113; dan 6,219. Hasil

pengukuran pH pada ketiga formula telah sesuai dengan pH yang diharapkan yaitu

berada dalam rentang pH fisiologis kulit antara 4,5-6,5 (Tranggono dan Latifah,

2007). Nilai pH yang kurang dari 4,5 dapat mengiritasi kulit sementara nilai pH

yang melebihi 6,5 dapat membuat kulit menjadi kering dan bersisik (Sharon dkk,

2013).

(a) (b) (c)

Page 44: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

28 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran pH Emulgel

Formulasi pH

F1 6,125 ± 0,001

F2 6,334 ± 0,003

F3 6,353 ± 0,003

4.2.3 Hasil Pengukuran Viskositas Emulgel Gamma-oryzanol

Sediaan emulgel pada masing-masing formula diukur viskositasnya

menggunakan viskometer HAAKE 6R spindel R6 pada kecepatan 30 rpm

(Khasanah, 2016). Dari ketiga formula didapatkan perbedaan viskositas. Nilai

viskositas emulgel F1, F2, dan F3 berturut-turut yaitu 20.066,67 cPs, 24.066 cPs,

dan 29.933,33 cPs.

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Viskositas Emulgel

Formulasi Viskositas (cPs)

F1 20.066,67 ± 321,46

F2 24.066,67 ± 665,83

F3 29.933,33 ± 550,76

Berdasarkan hasil pengukuran viskositas pada Tabel 4.3 diketahui sediaan

F1 dengan konsentrasi karbopol 940 0,5% memiliki viskositas yang paling rendah

dibandingkan dengan F2 dengan konsentrasi karbopol 940 0,75% dan F3 dengan

konsentrasi karbopol 940 1% memiliki viskositas yang paling tertinggi. Hal ini

menunjukkan bahwa karbopol 940 mempengaruhi viskositas emulgel gamma-

oryzanol. Semakin besar konsentrasi karbopol 940 yang digunakan maka akan

semakin tinggi viskositas emulgel gamma-oryzanol.

Karbopol dapat membentuk hidrogel dalam air atau larutan alkali karena

adanya hidrasi gugus karboksil pada strukturnya (Tas et al., 2004). Karbopol dapat

membentuk gel yang halus dan transparan ketika konsentrasinya di atas 0,5%.

Penambahan trietanolamin ke larutan polimer tersebut dapat menetralkan karbopol

yang sebelumnya bersifat asam. Jumlah trietanolamin yang ditambahkan

berpengaruh pada viskositas gel karbopol. Jumlah trietanolamin yang tinggi dapat

menyebabkan gel yang dihasilkan menjadi semakin kental dan terjadi pembentukan

gel yang lebih kompleks dibandingkan ketika trietanolamin ditambahkan dalam

jumlah yang lebih rendah (Yen et al., 2015).

Page 45: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

29 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dari hasil uji statistik menggunakan SPSS 20 didapat bahwa terdapat

perbedaan yang bermakna nilai viskositas antara F1 terhadap F2, F2 terhadap F3,

dan F1 terhadap F3.

4.3 Hasil Validasi Metode Analisa Gamma-Oryzanol dalam Etil Asetat

4.3.1 Hasil Linearitas dan Kurva Kalibrasi

Pelarut etil asetat dipilih sebagai pelarut gamma-oryzanol dikarenakan

dapat dengan mudah melarutkan gamma-oryzanol. Disebutkan dalam penelitian

sebelumnya oleh Kumar dkk. (2009) bahwa gamma-oryzanol dalam etil asetat

memiliki kelarutan 262 ± 10 mg/mL, dengan nilai kelarutan tersebut dapat

dijadikan sebagai acuan pembuatan larutan induk dengan konsentrasi 100 µg/mL.

Panjang gelombang maksimum (λ) yang dihasilkan gamma-oryzanol pada

konsentrasi 10 µg/mL di dalam etil asetat ialah 320 nm. Larutan induk dibuat

dengan konsentrasi 100 µg/mL kemudian dibuat seri konsentrasi 8 µg/mL, 10

µg/mL, 12 µg/mL, 14 µg/mL, 16 µg/mL. Masing-masing seri konsentrasi diukur

serapannya pada panjang gelombang 320 nm. Serapan yang didapatkan lalu dibuat

persamaan kurva kalibrasi. Persamaan kurva kalibrasi yang diperoleh yaitu y =

0,0466x - 0,0014 dengan nilai koefisien relasi = 0,9999.

Gambar 4.2 Kurva Kalibrasi Gamma-oryzanol dalam Etil Asetat

Pembuatan daerah linier bertujuan untuk mengetahui rentang kerja yang

baik dari kelinearan standar gamma-oryzanol. Hal ini perlu dilakukan agar

y = 0,0466x + 0,0014

R² = 0,9999

0,000

0,100

0,200

0,300

0,400

0,500

0,600

0,700

0,800

0 5 10 15 20

Ab

sorb

an

si

Konsentrasi (µg/mL)

Linear

(Absorbansi)

Page 46: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

30 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mendapatkan metode validasi yang tepat dari analisis suatu analit. Menurut harmita

(2004), nilai koefisien relasi diharapkan mendekati 1 atau di atas 0,995 untuk

mendapatkan suatu metode analisis yang baik. Diketahui dari nilai koefisien

korelasi (r) yang didapatkan yaitu sebesar 0,9999 dapat disimpulkan bahwa metode

analisis tersebut sudah dianggap baik dan memenuhi syarat.

4.3.2 Hasil Uji Presisi Gamma-oryzanol dalam Etil Asetat

Presisi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji

individual, diukur melalui penyebaran hasil individual rata-rata jika prosedur

ditetapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang

homogen. Nilai presisi diwakilkan oleh nilai simpangan deviasi (SD) dan %

simpangan deviasi relative (%SDR) dari keterulangan (repeatability).

Tabel 4.4 Hasil Uji Presisi Gamma-oryzanol dalam Etil Asetat

Konsentrasi Absorbansi SD %RSD

10 µg/mL

0,438

0,003 0,69

0,443

0,446

0,443

0,440

Uji presisi dilakukan dengan mengukur konsentrasi gamma-oryzanol dalam

pelarut etil asetat 10 µg/mL dari larutan induk 100 µg/mL, selanjutnya pengukuran

diulangi sebanyak lima kali untuk mengetahui ketelitian dari instrumen dan metode

analisis. Hasil dapat dilihat pada Tabel 4.4. Diketahui hasil % RSD gamma-

oryzanol dalam pelarut etil asetat yaitu 0,69%. Dari hasil uji presisi dapat

disimpulkan bahwa telah memenuhi kriteria uji presisi dengan persyaratan metode

memberikan % RSD 2% atau kurang dari 2% (Riyanto, 2014).

4.4 Hasil Analisa Kadar Gamma-Oryzanol dalam Emulgel

4.4.1 Optimasi Ekstraksi Gamma-oryzanol dalam Emulgel

Optimasi proses ekstraksi dilakukan untuk menentukan metode ekstraksi

terbaik untuk analisis kadar gamma-oryzanol dalam sediaan emulgel. Parameter

pemilihan ekstraksi yang optimal dilihat dari hasil % perolehan kembali. Perolehan

Page 47: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

31 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kembali diperoleh dari persentase rata-rata kadar gamma-oryzanol yang

terekstraksi pada konsentrasi tertentu. Metode yang optimum dipilih berdasarkan

persyaratan % perolehan kembali yaitu masuk dalam rentang akurasi yang

diperbolehkan untuk sediaan farmasi dari bahan hayati.

Sampel dengan konsentrasi analit 0,1% syarat perolehan kembali yang

dapat diterima ialah 90-107% (Harmita, 2004). Pada metode ini digunakan vortex

mixer selama 10 menit lalu sonikasi dan sentrifugasi 3500 rpm selama 15 menit

(Khalid dkk, 2017). Optimasi ekstraksi dilakukan dengan beberapa variasi lama

waktu sonikasi dan suhu sonikasi:

Tabel 4.5 Optimasi Ekstraksi Gamma-oryzanol dalam Emulgel

Percobaaan Waktu Sonikasi Suhu Sonikasi % Perolehan Kembali

P1 10 menit 30°C 61,67% ± 0,58

P2 20 menit 30°C 63,33% ± 0,58

P3 30 menit 30°C 78,67% ± 0,58

P4 10 menit 40°C 64,00% ± 1,00

P5 20 menit 40°C 74,00% ± 2,00

P6 30 menit 40°C 95,33% ± 1,15

Tabel 4.6 Nilai Persen Recovery Berdasarkan Nilai Konsentrasi Sampel

Analit pada matriks sampel Recovery yang diterima (%)

10 ˂ A ≤ 100 (%) 98-102

1 ˂ A ≤ 10 (%) 97-103

0,1 ˂ A ≤ 1 (%) 95-105

0,001 ˂ A ≤ 0,1 (%) 90-107

100 ppb ˂ A ≤ 1 ppm 80-110

10 ppb ˂ A ≤ 100 ppb 60-115

1 ppb ˂ A ≤ 10 ppb 40-120

[Sumber : Harmita, 2004]

Dari data yang di dapat dalam Tabel 4.5, data tersebut menunjukkan

perbandingan % perolehan kembali dari enam percobaan metode ekstraksi. Dari

hasil optimasi tersebut diperoleh metode terbaik untuk analisis kadar dan uji

homogenitas gamma-oryzanol dalam sediaan emulgel dengan menggunakan

Page 48: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

32 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pelarut etil asetat adalah sonikasi suhu 40°C selama 30 menit yang menghasilkan

% perolehan kembali sebesar 95,33%. Hasil % perolehan kembali tersebut masuk

dalam rentang yang disyaratkan untuk sediaan farmasi dari bahan hayati yaitu untuk

sampel dengan konsentrasi analit 0,1% syarat perolehan kembali yang dapat

diterima ialah 90-107% (Harmita, 2004).

4.4.2 Hasil Uji Homogenitas Kadar Gamma-Oryzanol dalam Emulgel

Analisis kadar gamma-oryzanol bertujuan untuk melihat kadar akhir

gamma-oryzanol dan melihat homogenitas kandungan gamma-oryzanol pada

masing-masing formula. Analisis kadar gamma-oryzanol dalam sediaan dilakukan

dengan mengekstraksi gamma-oryzanol dari dalam sediaan menggunakan metode

vortex mixer selama 10 menit lalu sonikasi suhu 40°C selama 30 menit dan

sentrifugasi 3500 rpm selama 15 menit menggunakan pelarut etil asetat.

Tabel 4.7 Penetapan Kadar Gamma-oryzanol dalam Emulgel

Formula Penetapan Kadar (%) Rata-rata (%) % RSD

F1

0,098

0,098 ± 0,001 0,58 0,097

0,098

F2

0,100

0,098 ± 0,002 1,92 0,097

0,097

F3

0,098

0,100 ± 0,001 1,37 0,100

0,100

Dapat dilihat dari Tabel 4.7 konsentrasi gamma-oryzanol yang sebenarnya

di dalam formula ialah 0,1% dan dari hasil ekstraksi untuk penetapan kadar formula

emulgel gamma-oryzanol didapatkan konsentrasi akhir berturut-turut ialah pada F1

0,098%, F2 0,098%, dan F3 0,100%. Uji homogenitas gamma-oryzanol pada

masing-masing formula dilakukan dengan mengekstraksi emulgel gamma-oryzanol

pada tiga titik yang berbeda dan dihitung % RSD. Didapatkan nilai % RSD yaitu

pada F1 0,58 %, F2 1,92 %, dan F3 1,37 %. Dapat disimpulkan bahwa masing-

masing formula emulgel homogen karena telah memenuhi kriteria uji dengan

persyaratan memberikan % RSD 2% atau kurang dari 2% (Riyanto, 2014).

Page 49: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

33 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.5 Hasil Validasi Metode Analisa Gamma-oryzanol dalam Larutan

Isopropanol:Air (1:1)

4.5.1 Hasil Linearitas dan Kurva Kalibrasi

Kurva kalibrasi dari gamma-oryzanol dalam larutan isopropanol:air (1:1)

diperoleh dengan membuat seri konsentrasi 1 µg/mL, 2 µg/mL, 3 µg/mL, 4 µg/mL,

5µg/mL, 6 µg/mL, 7 µg/mL, 8 µg/mL, 9 µg/mL, 10 µg/mL. Masing-masing

konsentrasi diukur serapannya pada panjang gelombang 327 nm, lalu dibuat

persamaan kurva kalibrasi. Persamaan kurva kalibrasi yang diperoleh yaitu y =

0,0354x + 0,0016 dengan nilai koefisien relasi = 0,9998

Gambar 4.3 Kurva Kalibrasi Gamma-oryzanol dalam Isopropanol:Air (1:1)

Pemilihan medium kompartemen pada uji penetrasi gamma-oryzanol

dipilih berdasarkan uji pendahuluan yang telah dilakukan. Dalam penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Kumar dkk. (2009) bahwa gamma-oryzanol

dalam isopropanol memiliki kelarutan 23 ± 0,50 mg/mL. Percobaan dilakukan

dengan cara melarutkan gamma-oryzanol sebanyak 10 mg ke dalam tiga macam

perbandingan pelarut. Percobaan ke-1 yaitu dengan perbandingan isopropanol:air

(1:1) dipilih sebagai medium kompartemen uji penetrasi karena dapat melarutkan

gamma-oryzanol dengan baik dan paling sedikit dalam penggunaan isopropanol.

Air dipilih sebagai medium reseptor sebagai simulasi cairan biologis tubuh dan

penambahan isopropanol pada medium reseptor digunakan sebagai bahan

y = 0,0354x + 0,0016

R² = 0,9998

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0,35

0,4

0 5 10 15

Ab

sorb

an

si

Konsentrasi (µg/mL)

Absorbansi

Linear (Absorbansi)

Page 50: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

34 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pensolubilisasi. Dalam persyaratan penggunaan bahan pensolubilisasi dianjurkan

memilih konsentrasi minimum yang dibutuhkan untuk melarutkan zat aktif.

Gamma-oryzanol dalam sediaan emulgel dapat berpenetrasi melewati

membran terdapat hal yang perlu diperhatikan yaitu kelarutan gamma-oryzanol di

dalam medium, dalam hal ini gamma-oryzanol harus larut dalam cairan

kompartemen reseptor yang digunakan. Gamma-oryzanol memiliki karakteristik

tidak larut di dalam air sehingga medium reseptor yang bersifat polar seperti air

atau dapar fosfat pH 7,4 tidak dapat digunakan sebagai medium kompartemen

reseptor pada sediaan ini. Untuk mengatasi masalah kelarutan zat aktif yang bersifat

hidrofobik, maka diperbolehkan untuk memodifikasi medium kompartemen

reseptor dengan cara menambahkan bahan pensolubilisasi. Penambahan bahan

pensolubilisasi yang akan digunakan untuk penetrasi perlu dipertimbangkan apakah

bahan pensolubilisasi dapat menyebabkan kerusakan pada membran atau merubah

jaringan yang dapat mempengaruhi hasil permeabilitasnya.

4.5.2 Hasil Uji Presisi Gamma-Oryzanol dalam Isopropanol:Air (1:1)

Uji presisi dilakukan dengan mengukur konsentrasi gamma-oryzanol dalam

pelarut isopropanol:air (1:1) 10 µg/mL dari larutan induk 100 µg/mL, selanjutnya

pengukuran diulangi sebanyak lima kali untuk mengetahui ketelitian dari instrumen

dan metode analisis.

Tabel 4.8 Hasil Uji Presisi Gamma-oryzanol dalam Isopropanol:Air (1:1)

Konsentrasi Absorbansi SD %RSD

10 µg/mL

0,323

0,003 0,98

0,324

0,328

0,326

0,331

Hasil dapat dilihat pada Tabel 4.8 diketahui hasil % RSD gamma-oryzanol

dalam pelarut isopropanol:air (1:1) yaitu 0,98%. Dari hasil uji presisi dapat

disimpulkan bahwa telah memenuhi kriteria uji presisi dengan persyaratan metode

memberikan %RSD 2% atau kurang dari 2% (Riyanto, 2014).

Page 51: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

35 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.6 Hasil Uji Penetrasi

Dalam penelitian ini, uji penetrasi dilakukan dengan menggunakan sel

difusi franz. Uji penetrasi gamma oryzanol pada sediaan emulgel menggunakan

kertas whatman nomor 1 yang direndam dengan cairan spangler. Komponen dalam

cairan spangler ini menyerupai kondisi kulit manusia. Meskipun memiliki sifat

menyerupai kulit tetapi bahan-bahan tersebut tidal memiliki sifat sekompleks kulit

sebenarnya. Sebelum digunakan membran spangler yang telah siap dihitung

presentase cairan spangler terserap untuk memenuhi syarat uji keseragaman

membran. Hasil yang didapatkan telah memenuhi syarat persentase cairan spangler

terserap antara 102,19 - 131,22% (Wirawan, 1993).

Membran spangler diletakkan diantara kompartemen reseptor dan donor,

dimana membran harus berkontak dengan cairan kompartemen reseptor agar

sediaan yang diaplikasikan pada membran dapat berpenetrasi menembus kulit

menuju cairan reseptor. Kondisi seperti terdapat gelembung udara atau pusaran arus

dihindari saat proses difusi berlangsung. Gelembung udara tersebur akan

menyebabkan timbulnya celah antara membran dengan cairan kompartemen

reseptor sehingga menghalangi penetrasi zat aktif menuju kompartemen reseptor

(Lanimarta, 2012).

Sediaan ditimbang sebanyak 200 mg dan diratakan di atas membran yang

telah diletakkan di atas alat uji difusi. Penentuan bobot sediaan yang diaplikasikan

berdasarkan luas membran dan penyebaran sediaan yang merata. Pengaplikasian

sediaan dengan bobot yang terlalu besar pada luas membran yang kecil akan

menyebabkan terjadinya penumpukan sediaan pada lapisan atas membran,

sehingga zat aktif tidak sepenuhnya terlepas dari sediaan dan hanya tertinggal di

permukaan kulit (Simanjuntak, 2006).

Uji penetrasi memiliki dua parameter utama yaitu jumlah kumulatif zat aktif

yang terpenetrasi dan fluks atau laju penetrasi. Jumlah kumulatif gamma-oryzanol

yang terpenetrasi dapat dihitung menggunakan persamaan regresi linier. Dari hasil

jumlah penetrasi tersebut dihitung persentase gamma-oryzanol yang terpenetrasi.

Fluks dapat dihitung dengan menggunakan hukum Fick pertama, yaitu jumlah

kumulatif zat aktif yang terpenetrasi melalui satuan luas dalam satuan waktu (µg

cm-2 jam-1) (Lanimarta, 2012).

Page 52: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

36 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.6.1 Hasil Jumlah Kumulatif Gamma-oryzanol Terepenetrasi

Tabel 4.9 Jumlah Kumulatif Difusi Gamma-oryzanol

Waktu

(Menit)

Jumlah Gamma-oryzanol Terpenetrasi

(µg/cm²)

F1 F2 F3

0 0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00

10 27,72 ± 1,26 15,13 ± 0,61 10,80 ± 1,90

30 32,50 ± 1,13 23,22 ± 3,74 13,01 ± 2,77

60 34,25 ± 1,08 27,53 ± 2,25 14,89 ± 2,76

90 36,46 ± 1,44 28,60 ± 1,62 16,48 ± 3,25

120 38,07 ± 1,09 29,90 ± 0,89 17,43 ± 3,14

180 38,71 ± 1,20 30,85 ± 0,33 17,84 ± 3,15

240 41,13 ± 0,78 32,09 ± 0,49 19,73 ± 3,84

300 43,33 ± 1,32 35,04 ± 0,68 20,56 ± 3,25

360 45,75 ± 0,90 36,06 ± 0,21 22,69 ± 0,88

Hasil yang didapatkan setelah dilakukan uji penetrasi selama 360 menit

dapat dilihat pada Tabel 4.9. Nilai jumlah kumulatif gamma-oryzanol terpenetrasi

tertinggi dihasilkan oleh emulgel F1 yaitu 45,75 ± 0,90 µg/cm², diikuti oleh emulgel

F2 yaitu 36,06 ± 0,21 µg/cm², dan nilai terendah dihasilkan oleh emulgel F3 yaitu

22,69 ± 0,88 µg/cm². Dari hasil tersebut, gamma-oryzanol dalam sediaan emulgel

F1 dengan konsentrasi karbopol 940 sebesar 0,5% memiliki jumlah penetrasi

kumulatif yang lebih tinggi.

Gambar 4.4 Grafik Jumlah Kumulatif Gamma-oryzanol yang Berpenetrasi

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

0 100 200 300 400

Ju

mla

h K

um

ula

tif

Ga

mm

a-o

ryza

no

l

Ter

pen

etra

si (

µg

/cm

2)

Waktu (menit)

F1

F2

F3

Page 53: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

37 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Berdasarkan hasil pengolahan data jumlah kumulatif gamma-oryzanol

terpenetrasi pada sediaan emulgel menggunakan statistik SPSS 22 menunjukkan

bahwa nilai jumlah kumulatif penetrasi gamma-oryzanol dari ketiga formula

emulgel gamma-oryzanol yang diuji memiliki perbedaan secara bermakna pada

menit ke-10 hingga menit ke-360 dikarenakan nilai signifikansi <0,05.

Dari hasil penetrasi gamma-oryzanol selama 360 menit pada Tabel 4.10.

Dapat dilihat bahwa nilai persentase jumlah kumulatif gamma-oryzanol

terpenetrasi tertinggi pada menit ke 360 dihasilkan oleh F1 yaitu 73,20 ± 1,44 %,

diikuti oleh F2 yaitu 57,77 ± 0,33 %, dan nilai terendah dihasilkan oleh F3 yaitu

35,61 ± 1,39 %.

Tabel 4.10 Persentase Kumulatif Penetrasi Gamma-oryzanol

Waktu

(Menit)

% Kumulatif Difusi Gamma-Oryzanol

F1 F2 F3

0 0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00

10 44,41 ± 2,01 24,23 ± 0,98 16,96 ± 2,97

30 52,07 ± 1,81 37,19 ± 6,00 20,42 ± 4,35

60 54,86 ± 1,74 44,11 ± 3,61 23,38 ± 4,34

90 58,41 ± 2,31 45,82 ± 2,60 25,86 ± 5,10

120 61,00 ± 1,75 47,91 ± 1,43 27,35 ± 4,93

180 62,02 ± 1,93 49,42 ± 0,52 28,01 ± 4,94

240 65,90 ± 1,24 51,40 ± 0,78 30,98 ± 6,03

300 69,41 ± 2,11 56,13 ± 1,09 32,28 ± 5,11

360 73,30 ± 1,44 57,77 ± 0,33 35,61 ± 1,39

Nilai persentase kumulatif gamma-oryzanol dalam emulgel menunjukkan

banyaknya kadar gamma-oryzanol yang terdapat di dalam cairan medium

kompartemen, gamma-oryzanol yang terpenetrasi sebagian tertinggal di dalam

membran spangler. Oleh karena itu, jumlah total gamma-oryzanol yang terpenetrasi

sebenarnya lebih besar dari nilai terukur dalam cairan medium kompartemen

(Anggraeni, 2013). Dari hasil tersebut, gamma-oryzanol dalam sediaan emulgel F1

dengan konsentrasi karbopol 940 sebesar 0,5% memiliki nilai persentase jumlah

penetrasi kumulatif yang lebih tinggi dibandingkan emulgel F2 dan emulgel F3.

Page 54: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

38 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.6.2 Hasil Fluks Penetrasi Gamma-oryzanol

Tabel 4.11 Fluks Penetrasi Gamma-oryzanol

Waktu

(Menit)

Fluks Penetrasi (µg cm¯² Jam¯¹)

F1 F2 F3

0 0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00

10 166,33 ± 7,55 90,76 ± 3,64 64,82 ± 11,35

30 65,01 ± 2,27 46,43 ± 7,48 26,02 ± 5,54

60 34,25 ± 1,08 27,53 ± 2,25 14,89 ± 2,76

90 24,31 ± 0,96 19,07 ± 1,08 10,98 ± 2,17

120 19,04 ± 0,54 14,95 ± 0,45 8,71 ± 1,57

180 12,90 ± 0,40 10,28 ± 0,11 5,95 ± 1,05

240 10,28 ± 0,20 8,02 ± 0,12 4,93 ± 0,96

300 8,66 ± 0,27 7,01 ± 0,14 4,11 ± 0,65

360 7,62 ± 0,15 6,01 ± 0,04 3,78 ± 0,15

Fluks adalah jumlah zat aktif yang melewati membran per satuan waktu.

Dapat dilihat pada Tabel 4.11. Diketahui bahwa nilai fluks penetrasi pada ketiga

formula pada jam ke- 6 yaitu nilai tertinggi dihasilkan oleh F1 yaitu 7,62 ± 0,15

µg/cm², diikuti oleh F2 yaitu 6,01 ± 0,04 µg/cm², dan nilai terendah dihasilkan oleh

F3 yaitu 3,78 ± 0,15 µg/cm².

Gambar 4.5 Grafik Fluks Emulgel Gamma-oryzanol

Dapat dilihat apabila nilai fluks yang diperoleh dari persamaan hukum Fick

pertama diplotkan terhadap waktu akan diperoleh kurva pada Gambar 4.5. Nilai

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

0 100 200 300 400

Flu

ks

Pen

etra

si (

µg

cm

-2 j

am

-1)

Waktu (menit)

F1

F2

F3

Page 55: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

39 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

fluks meningkat pada menit ke- 10 yang memperlihatkan terjadinya pelepasan zat

aktif secara cepat pada ketiga formula. Setelah itu, nilai fluks mengalami penurunan

pada menit ke- 30 hingga menit ke- 360.

Berdasarkan hasil pengolahan data fluks penetrasi gamma-oryzanol

menggunakan statistik SPSS 22 menunjukkan bahwa nilai fluks penetrasi gamma-

oryzanol dari ketiga formula yang diuji memiliki perbedaan secara bermakna pada

menit ke-10 hingga menit ke-360 dikarenakan nilai signifikansi < 0,05.

Faktor yang dapat mempengaruhi ialah formulasi dari sediaan yang dibuat.

Jenis formulasi dapat mempengaruhi penetrasi zat aktif. Peningkatan viskositas

pada formulasi dapat menurunkan penetrasi zat aktif ke dalam kulit disebabkan

karena menurunnya kemampuan difusi sediaan (Regnier dkk, 1998). Dalam

formula pada penelitian ini viskositas sediaan meningkat terjadi disebabkan

konsentrasi karbopol 940 yang bertanggung jawab sebagai penentu viskositas pada

sediaan emulgel. Teori tersebut dibuktikan dengan penelitian sebelumnya oleh

Baibhav dkk. (2012) yang memformulasi emulgel klaritromisin untuk

penghantaran topikal dengan menggunakan karbopol 940 (1%, 1,2%, dan 1,3%)

sebagai gelling agent memperlihatkan bahwa emulgel tersebut menunjukkan

pelepasan obat yang baik pada konsentrasi terendah yaitu pada konsentrasi

karbopol 1% (Baibhav dkk, 2012).

Menurut penelitian Shahin dkk. (2011) efek konsentrasi gelling agent pada

pelepasan obat perlu diperhatikan. Pada saat obat berdifusi, viskositas dari

pembawa merupakan faktor yang signifikan yang mengatur laju pelepasan obat dari

pembawa pada sediaan semi solid. Pada saat viskositas meningkat akan

memberikan efek negatif terhadap laju difusi obat. Telah ditemukan adanya inversi

korelasi antar konsentrasi gelling agent dan pelepasan obat.

Koefisien partisi dari zat aktif juga dapat mempengaruhi laju penetrasi.

Gamma-oryzanol merupakan obat yang tidak larut di dalam air. Kelarutan gamma-

oryzanol di dalam emulgel baik sebab di dalam emulgel terdapat emulsi yang terdiri

dari fase minyak dan fase air. Fase minyak emulsi merupakan pembawa yang baik

untuk bahan obat yang tidak larut dalam air. Gamma-oryzanol memiliki kelarutan

yang baik di dalam pembawanya sehingga proses difusi obat dari pembawa akan

semakin cepat akhirnya akan semakin cepat pula untuk mencapai permukaan kulit.

Page 56: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

40 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji penetrasi emulgel gamma-oryzanol menggunakan sel

difusi franz dengan membran spangler didapatkan hasil:

1. Jumlah kumulatif gamma-oryzanol yang terpenetrasi mulai dari jumlah

tertinggi hingga terendah pada jam ke-6 berturut-turut yaitu 45,75 ± 0,90

µg/cm² pada F1, diikuti oleh F2 yaitu 36,06 ± 0,21 µg/cm dan nilai terendah

dihasilkan oleh F3 yaitu 22,69 ± 0,88.

2. Kecepatan penetrasi gamma-oryzanol tertinggi hingga terendah pada jam ke-6

berturut-turut yaitu 7,62 ± 0,15 µg cm-2 jam-1 pada F1, diikuti oleh F2 yaitu

6,01 ± 0,04 µg cm-2 jam-1 dan nilai terendah dihasilkan oleh F3 yaitu 3,78 ±

0,15 µg cm-2 jam-1.

3. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa profil penetrasi ketiga sediaan

emulgel memiliki perbedaan yang signifikan. Semakin rendah konsentrasi

karbopol 940 yang digunakan maka semakin tinggi profil penentrasi gamma-

oryzanol dalam sediaan emulgel.

5.2 Saran

Adapun saran dari penulis yaitu :

1. Perlu dilakukan pengujian aktivitas antioksidan emulgel gamma-oryzanol.

2. Perlu dilakukan pengujian in vivo untuk mengetahui efektivitas anti-aging

emulgel gamma-oryzanol.

Page 57: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

41 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Aher, S, D., Banerjee, S.K., Gadhave, M.V., Gaikawad, D, D. 2013. Emulgel: A

New Dosage Form For Topical Drug Delivery. International Journal of

Institutional Pharmacy and Life Sciences, 3(3): page 1-10.

Ajazuddin, Alexander, A., Khichariya, A., Gupta, S., Patel, R.J., Giri, T.K.,Tripathi,

D.K. 2013. Recent expansions in an emergent novel drug delivery

technology: emulgel. Journal of Controlled Released.

Ando, Y. 1982. Fragrance Journal, No. 53, 125-6.

Anissimov, Y.G.; Jepps, O.G.; Dancik, Y.; Roberts, M.S. 2013. Mathematical and

pharmacokinetic modelling of epidermal and dermal transport processes.

Adv. Drug Deliv. Rev., v.65, n.2, page 169-190.

Ansel, H. C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi (Ed. Ke-4) (Farida

Ibrahim, Penerjemah). Jakarta: UI Press, 314, 492.

Baibhav, J., Gurpreet, S., AC, R, Seema, S. 2012. Development and

characterization of Clarithromycin emulgel for topical delivery. International

Journal of Drug Delivery & Research Vol. 4 Issue 3 ISSN 0975-9344.

Baroni A1, Buommino E, De Gregorio V, Ruocco E, Ruocco V, Wolf R. 2012.

Structure and function of the epidermis related to barrier properties. Clin

Dermatol. 30:257-62.

Barry, B.W., 1983. Dermatological Formulation Percutaneous Absorption. New

York: Marcel Dekker Inc, page 300-304.

Boonsit P, Karladee D, Phongpiachan P. 2006. Gamma oryzanol content in purple

rice thailand local genotypes. Thailand: Faculty of Agriculture, Chiang Mai

Universiry. Deutscher Tropentag.

Cuvelier, M. E., Richar, H., Berset, C. 1992. Comparison of the antioxidative

actuvity of some acid-phenols: Structure activity relationship. Biosci Biotech

Biochem, 56 page 324-330.

Darlenski, R.; Sassning, S.; Tsankov, N.; Fluhr, J. W. 2009. Non-invasive in vivo

methods for investigation of the skin barrier physical properties. Eur. J.

Pharm. Biopharm., v.72, n.2, page 295-303.

Denyer SP, Guy RH, Hadgraft J, Hugo WB. 1985. The microbial degradation of

topically applied drugs. Int J Pharm. 26: page 89-97.

Page 58: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

42 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Godin, B.; Touitou, E. 2007. Transdermal skin delivery: Predictions for humans

from in vivo, ex vivo and animal models. Adv. Drug Deliv. Rev., v.59, n.11,

page 1152-1161.

Groeber, F.; Holeiter, M.; Hampel, M.; Hinderer, S.; Schenke-Layland, K. 2011.

Skin tissue engineering - In vivo and in vitro applications. Adv. Drug Deliv.

Rev., v.63, n.4, page 352-366.

Haneefa, K. Easo, S., Hafsa, V.P., Mohanta, G., Nayar, G. 2013. Emulgel: An

Advance Review, journal pf pharmaceutical sciences and research. Vol. 5,

No. 1.

Harmita. 2006. Buku Ajar Analisis Fisikokimia. Depok: Departemen Farmasi

FMIPA UI.

Harry, Ralph G. 1982. Harry’s Cosmetology 7th Ed. London:Longman Group

Ltd.5-6

Hayakawa R., et al. 1994. Hifukakiyo, 89(1), 115-119.

Hiramitsu, T., Armstrong, D. 1991. Preventive effect of antioxidants on lipid

peroxidation in the retina. Ophtalmic Res. 23.

Ibata, Y. 1980. Fragrance Journal, 8 (6), 92-7.

Jain A, Gautam SP, Gupta, Jain S,. 2013. Development and characterization of

Ketoconazole emulgel for topical drug delivery. Der Pharmacia Sinica,

1(3):221- 231.

Jepps, O.G.; Dancik, Y.; Anissimov, Y.G.; Roberts, M.S. 2013. Modeling the

human skin barrier - Towards a better understanding of dermal absorption.

Adv. Drug Deliv. Rev., v.65, n.2, page 152-158.

Kamimura, M., Takahashi, S., and Sato, S. 1964. Influence of g-oryzanol on the

skin microcirculation. Vitamins, 30(5), page 341-344.

Khasanah. 2016. Pengaruh Konsentrasi Polimer Karbopol 940 Sebagai Gelling

Agent Terhadap Sifat Fisik Emulgel Gamma-oryzanol. Skripsi: Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kielhorn, J., S. M. Kollmuβ. I. Mangelsdorf. 2006. Dermal absorption. Dalam:

Environmental Health Criteria 235. World Health Organization.

Lachman, L.; Lieberman, H.A. 1990. The Theory and Practice of Industrial

Pharmacy. 3rd Ed. Varghese Publishing house. page 534.

Page 59: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

43 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lachman, L., Lieberman, H.A., Kanig, J.L., 1994. Teori dsn Praktek Farmasi

Industri. Edisi ke-3, Jakarta: Universitas Indonesia Press page 223-228, 1091-

1096).

Lanimarta. 2012. Pembuatan dan uji penetrasi nanopartikel kurkumin-dendrimer

poliamidoamin (pamam) generasi 4 dalam sediaan gel dengan menggunakan

sel difusi franz. Skripsi: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Indonesia.

Lund, Walter. 1994. The Pharmaceutical Code 12th Ed. London: The

Pharmaceutical Press.

Martin, A., Swarbick, J., & Cammarata, A. 1983. Farmasi Fisik Jilid II Edisi Ketiga

(Joshita Djajadisatra, Penerjemah). Jakarta: UI Press.

Mitsui, T. 1997. New Cosmetics Science. Amsterdam: Elsevier Science B.V.

Mohamed, M. I. 2004. Optimization of Chlorphenesin Emulgel Formulation. The

AAPS Journal, 1.

Mulja, H. Muhammad dan Suharman. 1995. Analisis Instrumental. Airlangga

University Press, Surabaya.

Mortazavi SA, Aboofazeli R. 2003. An Investigation into the Effect of Various

Penetration Enhancers on Percutaneous Absorption of Piroxicam. Iranian

Journal of Pharmaceutical Research; page 135-140.

Nasir, S., Fitriyanti, Kamila, H. 2009. Ekstraksi dedak padi menjadi minyak mentah

dedak padi (crude rice bran oil) dengan pelarut n-hexane dan ethanol. Jurnal

Teknik Kimia

Panwar, A. S. 2011. Emulgel: A Review, Asian Journal of Pharmacy and Life

Science, July-Sept, Vol. 1, No. 3. Pp. 334.

Patel, M., Naik, M.N. 2004. Gamma-oryzanol from rice bran oil- a review. Journal

of Scientific and Industrial Research Vol. 63, July 2004.

Prabawati. 2015. Evaluasi daya penetrasi etil p-metoksisinamat hasil isolasi dari

rimpang kencur (Kaemferia galanga L.) pada sediaan salep, krim, dan gel.

Skripsi: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 60: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

44 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Prausnitz, M.R.; Langer, R. 2009. Transdermal drug delivery. Nat. Biotechnol.,

v.26, n.11, page 1261-1268.

Ramadon, Delly. 2012. Penetapan Daya Penetrasi Secara In Vitro Sediaan Gel dan

Emulgel yang Mengandung Kapsaisinoid dari Ekstrak Buah Cabai Rawit.

Skripsi sarjana Farmasi: Universitas Indonesia

Rashmi M. Topical gel: A review august vol. 2008; available from http://

www.pharmainfo.com

S. Raut, V. Uplanchiwar, S. Bhadoria, A. Gahane, S.K. Jain, S. Patil, Comparative

evaluation of zidovudine loaded hydrogels and emulgels, Res. J. Pharm.

Technol. 5 (2012) 41–45.

Shahin, M., Hady, S.A., Hammad, M., Mortada, N. Novel jojoba oil-based

emulsion gel formulations for Clotrimazole delivery. AAPS PharmSciTech,

Vol. 12.

Simanjuntak, M.T. 2005. Biofarmasi Sediaan Yang Diberikan Melalui Kulit.

Universitas Sumatera Utara.

Sinko, P.J. 2011. Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika (Joshita Djajadisatra dan

Amlia H. Hadinata, Penerjemah) (5th ed.). Jakarta: EGC.

Skin Care Forum: Schematic diagram of the human skin. SCF Online 2001; 27.

Sonaje P et al. 2013. Gellified emulsion: A new born formulation for topical

delivery of hydrophobic dugs. World Journal of Pharmacy and

Pharmaceutical Sciences 3(1): page 233-51

Stanos, S.P. 2007. Topical agents for the management of musculoskeletal pain. J.

Pain Sympt. Manage., 33.

Surber C. Davis AF. 2000. Bioavailability and bioequivalence of dermatological

formulations. Dalam: Walters KA, penyunting. Dermatological and

transdermal formulations. New York: Marcel Dekker. Hal 401-74.

Tas, C., Ozkan, Y., Savaser, A., Baykara, T. 2004. In vitro and ex vivo permeation

studies of Chlorpheniramine Maleate gels prepared by carbomer derivatives.

Drug development and industrial pharmacy vol. 30 No 6.

Tranggono, R. I., Lathifah, F. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Page 61: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

45 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Utami. 2012. Formulasi dan Uji Penentrasi In Vitro Nanoemulsi, Nanoemulsi Gel,

dan Gel Kurkumin. Skripsi: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Indonesia.

Vikas, S., Saini, S., Baibhav, J., Rana, A.C. 2012. Emulgel: a new platform for

topical drug delivery. International Journal of Pharma and Bio Sciences. Vol

3/Issue 1/Jan – Mar 2012.

Voight. 1994. Buku pelajaran teknologi farmasi. Edisi 5. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Vyas, S.P.; Khar, R.K. 2002. Controlled Drug Delivery. 1st Ed. Vallabh Prakashan.

page 416-417.

Wasitaatmadja, S. M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: Penerbit UI

Press.

Wilkinson JB. 1982. Harry’s cosmetiocology. 7th wd. Chemical Publishing. New

York.

Williams, A.C.; Barry, B.W. 2012. Penetration enhancers. Adv. Drug Deliv. Rev.,

v.64, page 128-137.

Witt, Krista dan D., Bucs. 2003. Studying In Vitro Skin Penetration and Drug

Release to Optimize Dermatological Formulations. In Pharmaceutical

Technology. USA : Advanstar Communication Inc.

Xu, Z., Godber, J.S. 1999. Purification and identification of components of ŷ -

oryzanol in rice bran oil. J agrio.food chem.

Yen, W.F., Basri M., Ahmad, M., Ismail, M. 2015. Formulation and evaluation of

Galantamine gels as drug reservoir in transdermal patch delivery system. The

Scientific World Journal Vol 2015.

Page 62: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

46 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1. Kerangka Penelitian

Pembuatan sediaan

F1

F2

F3

Evaluasi sediaan emulgel Uji penetrasi sediaan

emulgel gamma-

oryzanol

Penetapan kadar gamma-

oryzanol dalam sediaan

Pengukuran serapan dengan Spektrofotometer

UV-Vis

Perhitungan kadar

gamma-oryzanol dalam

sediaan

Penetapan kadar

gamma-oryzanol

terpenetrasi

Perbandingan

persentase kumulatif

gamma-oryzanol

terpenetrasi per luas

area

Perbandingan fluks

penetrasi

1. Organoleptis

2. PH

3. Viskositas

Page 63: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

47 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Scanning Panjang Gelombang Maksimum Gamma-oryzanol dalam

Etil Asetat

Keterangan : Serapan maksimum gamma-oryzanol dalam pelarut etil asetat dengan konsentrasi 10

ppm terbaca pada panjang gelombang 320 nm

Lampiran 3. Data Absorbansi Kurva Standar Gamma-oryzanol dalam Etil Asetat

Konsentrasi (ppm) Absorbansi

0 0,000

8 0,379

10 0,467

12 0,559

14 0,651

16 0,749

Lampiran 4. Data Hasil Penetapan Kadar Gamma-oryzanol dalam Emulgel

Sampel Pengujian

ke-

Berat

Sampel

(mg)

Abs

Kadar

terukur

(mg)

Kadar

(%)

Rata-rata

(%) SD

F1

1 1000 0,436 0,94 0,094

0,093 0,0005 2 1000 0,431 0,93 0,093

3 1000 0,434 0,93 0,093

F2

1 1000 0,445 0,96 0,096

0,094 0,0018 2 1000 0,431 0,93 0,093

3 1000 0,430 0,93 0,093

F3

1 1000 0,434 0,93 0,093

0,095 0,0013 2 1000 0,445 0,96 0,096

3 1000 0,444 0,96 0,096

320 nm

Page 64: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

48 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5. Data Absorbansi Emulgel Gamma-oryzanol dalam Medium

Isopropanol:Air (1:1)

Menit

ke-

F1 F2 F3

Difusi

1

Difusi

2

Difusi

3

Difusi

1

Difusi

2

Difusi

3

Difusi

1

Difusi

2

Difusi

3

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 0,144 0,145 0,156 0,083 0,084 0,078 0,051 0,066 0,063

30 0,162 0,165 0,173 0,131 0,133 0,098 0,056 0,080 0,071

60 0,176 0,169 0,180 0,149 0,147 0,129 0,066 0,089 0,081

90 0,189 0,178 0,192 0,151 0,151 0,137 0,071 0,090 0,099

120 0,200 0,189 0,194 0,155 0,156 0,148 0,076 0,099 0,099

180 0,204 0,192 0,196 0,158 0,159 0,156 0,078 0,101 0,101

240 0,210 0,206 0,214 0,165 0,161 0,166 0,084 0,111 0,115

300 0,229 0,218 0,216 0,183 0,176 0,179 0,092 0,113 0,117

360 0,236 0,228 0,236 0,185 0,184 0,183 0,119 0,116 0,121

Lampiran 6. Scanning Panjang Gelombang Maksimum Gamma-oryzanol dalam

Isopropanol:Air (2:1)

Keterangan : Serapan maksimum gamma-oryzanol dalam pelarut isopropanol:air (1:1) dengan

konsentrasi 10 ppm terbaca pada panjang gelombang 327 nm

327 nm

Page 65: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

49 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7. Data Absorbansi Kurva Standar Gamma-oryzanol dalam

Isopropanol:Air (1:1)

Konsentrasi (ppm) Absorbansi

0 0

1 0,039

2 0,073

3 0,107

4 0,140

5 0,180

6 0,214

7 0,250

8 0,285

9 0,321

10 0,353

Lampiran 8. Komposisi Cairan Spangler

Komposisi %(b/b)

Minyak kelapa 15

Asam oleat 15

Vaselin putih 15

Kolesterol 5

Asam stearat 5

Parafin cair 10

Asam palmitat 10

Minyak zaitun 20

Page 66: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

50 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. Data Hasil Uji Penetrasi Emulgel Gamma-oryzanol F1

Waktu

(Menit)

Jumlah Kumulatif Gamma-oryzanol

Terpenetrasi

% Kumulatif Gamma-oryzanol

Terpenetrasi

1 2 3 Rata-

Rata SB 1 2 3

Rata-

Rata SB

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 26,90 27,09 29,17 27,72 1,26 43,10 43,40 46,73 44,41 2,01

30 31,58 32,16 33,77 32,50 1,13 50,60 51,52 54,10 52,07 1,81

60 34,39 33,10 35,25 34,25 1,08 55,10 53,02 56,47 54,86 1,74

90 36,97 34,83 37,58 36,46 1,44 59,23 55,80 60,20 58,41 2,31

120 39,17 36,99 38,06 38,07 1,09 62,75 59,26 60,98 61,00 1,75

180 40,02 37,66 38,46 38,71 1,20 64,12 60,33 61,61 62,02 1,93

240 41,19 40,33 41,88 41,13 0,78 65,99 64,61 67,09 65,90 1,24

300 44,84 42,72 42,42 43,33 1,32 71,83 68,44 67,95 69,41 2,11

360 46,33 44,72 46,21 45,75 0,90 74,22 71,64 74,03 73,30 1,44

Lampiran 10. Data Hasil Uji Penetrasi Emulgel Gamma-oryzanol F2

Waktu

(Menit)

Jumlah Kumulatif Gamma-oryzanol

Terpenetrasi

% Kumulatif Gamma-oryzanol

Terpenetrasi

1 2 3 Rata-

Rata SB 1 2 3

Rata-

Rata SB

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 15,38 15,57 14,43 15,13 0,61 24,64 24,94 23,12 24,23 0,98

30 25,18 25,57 18,90 23,22 3,74 40,34 40,96 30,28 37,19 6,00

60 29,01 28,65 24,94 27,53 2,25 46,48 45,90 39,95 44,11 3,61

90 29,55 29,53 26,73 28,60 1,62 47,34 47,31 42,82 45,82 2,60

120 30,32 30,51 28,88 29,90 0,89 48,58 48,88 46,26 47,91 1,43

180 30,93 31,13 30,49 30,85 0,33 49,55 49,86 48,84 49,42 0,52

240 32,28 31,53 32,45 32,09 0,49 51,71 50,51 51,98 51,40 0,78

300 35,74 34,38 34,99 35,04 0,68 57,26 55,08 56,06 56,13 1,09

360 36,28 36,03 35,87 36,06 0,21 58,12 57,72 57,46 57,77 0,33

Page 67: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

51 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 11. Data Hasil Uji Penetrasi Emulgel Gamma-oryzanol F3

Waktu

(Menit)

Jumlah Kumulatif Gamma-oryzanol

Terpenetrasi

% Kumulatif Gamma-oryzanol

Terpenetrasi

1 2 3 Rata-

Rata

SB 1 2 3 Rata-

Rata

SB

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 8,64 12,17 11,60 10,80 1,90 13,57 19,10 18,21 16,96 2,97

30 9,97 15,39 13,66 13,01 2,77 15,65 24,16 21,45 20,42 4,35

60 11,84 17,22 15,62 14,89 2,76 18,59 27,03 24,53 23,38 4,34

90 12,84 17,49 19,10 16,48 3,25 20,16 27,45 29,98 25,86 5,10

120 13,80 19,20 19,28 17,43 3,14 21,66 30,14 30,26 27,35 4,93

180 14,21 19,66 19,66 17,84 3,15 22,30 30,86 30,86 28,01 4,94

240 15,32 21,56 22,32 19,73 3,84 24,05 33,85 35,04 30,98 6,03

300 16,83 22,03 22,82 20,56 3,25 26,43 34,59 35,83 32,28 5,11

360 21,84 22,62 23,60 22,69 0,88 34,28 35,51 37,05 35,61 1,39

Lampiran 12. Data Fluks Penetrasi Emulgel Gamma-oryzanol F1

Waktu

(Menit)

Fluks Penetrasi Gamma-oryzanol

(µg cm¯² Jam¯¹)

1 2 3 Rata-Rata SB

0 0 0 0 0 0

10 161,42 162,55 175,02 166,33 7,55

30 63,17 64,32 67,54 65,01 2,27

60 34,39 33,10 35,25 34,25 1,08

90 24,65 23,22 25,05 24,31 0,96

120 19,58 18,50 19,03 19,04 0,54

180 13,34 12,55 12,82 12,90 0,40

240 10,30 10,08 10,47 10,28 0,20

300 8,97 8,54 8,48 8,66 0,27

360 7,72 7,45 7,70 7,62 0,15

Page 68: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

52 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 13. Data Fluks Penetrasi Emulgel Gamma-oryzanol F2

Waktu

(Menit)

Fluks Penetrasi Gamma-oryzanol

(µg cm¯² Jam¯¹)

1 2 3 Rata-Rata SB

0 0 0 0 0 0

10 92,27 93,40 86,60 90,76 3,64

30 50,36 51,13 37,80 46,43 7,48

60 29,01 28,65 24,94 27,53 2,25

90 19,70 19,69 17,82 19,07 1,08

120 15,16 15,26 14,44 14,95 0,45

180 10,31 10,38 10,16 10,28 0,11

240 8,07 7,88 8,11 8,02 0,12

300 7,15 6,88 7,00 7,01 0,14

360 6,05 6,00 5,98 6,01 0,04

Lampiran 14. Data Fluks Penetrasi Emulgel Gamma-oryzanol F3

Waktu

(Menit)

Fluks Penetrasi Gamma-oryzanol

(µg cm¯² Jam¯¹)

1 2 3 Rata-Rata SB

0 0 0 0 0 0

10 51,86 73,00 69,60 64,82 11,35

30 19,94 30,78 27,33 26,02 5,54

60 11,84 17,22 15,62 14,89 2,76

90 8,56 11,66 12,73 10,98 2,17

120 6,90 9,60 9,64 8,71 1,57

180 4,74 6,55 6,55 5,95 1,05

240 3,83 5,39 5,58 4,93 0,96

300 3,37 4,41 4,56 4,11 0,65

360 3,64 3,77 3,93 3,78 0,15

Page 69: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

53 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 15. Contoh perhitungan kadar gamma-oryzanol dalam sediaan F1

pengujian ke-1

Persamaan regresi : y = y = 0,0466x + 0,0014 dengan R² = 0,9999

Emulgel yang diuji sebanyak 1000 mg

↓ Kandungan gamma-oryzanol sebenarnya = 0,1% x 1000 mg = 1 mg

↓ Dibuat larutan induk 100 ppm dengan cara 1000 mg emulgel ditambahkan etil

asetat 10 mL

↓ Dilakukan ekstrasksi gamma-oryzanol dari dalam sediaan

↓ Larutan hasil ekstraksi dibuat pengenceran 10 ppm dalam 10 mL

↓ Larutan diukur serapapannya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis,

dan diulangi sebanyak 3x pengulangan

Didapatkan absorbansi sebagai berikut :

Absorbansi (y) = 0,436

y = 0,0466x + 0,0014

0,436 = 0,0466x + 0,0014

x = 9,4 µg/ml

Kadar (x) = 9,4 ppm

Konsentrasi gamma-oryzanol yang terukur dalam sediaan 1000 mg

= 9,4 x 100 𝑝𝑝𝑚

10 𝑝𝑝𝑚 x 10 = 940 µg = 0,94 mg

Kadar gamma-oryzanol yang diperoleh

= (0,94 mg/1 mg) x 100% = 0,94%

Page 70: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

54 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 16. Contoh Perhitungan Penetrasi Kumulatif Gamma-oryzanol

Percobaan ke-1 F1 pada Menit ke-10.

Serapan Menit ke 10 (y10) = 0,144

y = 0,0354x + 0,0016

0,144 = 0,0354x + 0,0016

x10 = 4,02 µg/ml

Rumus Jumlah Kumulatif Zat Aktif Terpenetrasi Per Luas Area :

Q =CnV + ∑ Ci. Sn−1

i=1

A

Keterangan :

𝐶𝑛 = Konsentrasi terpenetrasi pada menit ke 10 = 4,02 µg/mL

𝑉 = Volume sel difusi = 21 mL

∑ 𝐶𝑖. 𝑆𝑛−1𝑖=1 = Jumlah konsentrasi zat pada sampling pertama = 0 µg/ml

𝑆 = Volume sampling = 1 mL

A = Luas area membran = 3,14 cm2

𝑄 = {(4,02 µg/mL x 21 mL) + (0 x 1 mL)} / 3,14 cm2

= 26,90 µg/cm2

% Kumulatif = (Q x A x 100) / Kandungan zat aktif dalam sediaan

= (26,90 µg/cm2 x 3,14 cm2 x 100) / (200000 µg x 0,098 %)

= 43,10 %

Jadi, Jumlah kumulatif gamma-oryzanol terpenetrasi pada menit ke-10 untuk

percobaan ke-1 adalah 26,90 µg/cm2 dengan % Kumulatif 43,10 %

Page 71: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

55 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 17. Contoh Perhitungan Penetrasi Kumulatif Gamma-oryzanol

Percobaan ke-1 F1 pada Menit ke- 30.

Serapan Menit ke 30 (y10) = 0,162

y = 0,0354x + 0,0016

0,162 = 0,0354x + 0,0016

x10 = 4,53 µg/ml

Rumus Jumlah Kumulatif Zat Aktif Terpenetrasi Per Luas Area :

Q =CnV + ∑ Ci. Sn−1

i=1

A

Keterangan :

𝐶𝑛 = Konsentrasi terpenetrasi pada menit ke 30 = 4,53 µg/mL

𝑉 = Volume sel difusi = 21 mL

∑ 𝐶𝑖. 𝑆𝑛−1𝑖=1 = Jumlah konsentrasi zat pada menit ke-10 = 4,02 µg/ml

𝑆 = Volume sampling = 1 mL

A = Luas area membran = 3,14 cm2

𝑄 = {(4,53 µg/mL x 21 mL) + (4,02 µg/mL x 1 mL)} / 3,14 cm2

= 31,58 µg/cm2

% Kumulatif = (Q x A x 100) / Kandungan zat aktif dalam sediaan

= (31,58 µg/cm2 x 3,14 cm2 x 100) / (200000 µg x 0,098%)

= 50,60 %

Jadi, Jumlah kumulatif gamma-oryzanol terpenetrasi pada menit ke-10 untuk

percobaan ke-1 adalah 31,58 µg/cm2 dengan % Kumulatif 50,60 %

Page 72: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

56 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 18. Contoh Perhitungan Fluks Penetrasi Gamma-oryzanol dari

Emulgel F1 pada Menit ke-60

Kecepatan penetrasi gamma-oryzanol (fluks; J, µg cm-2 jam-1) dihitung dengan

rumus :

J =M

sxt

Keterangan :

J = Fluks (µg cm-2 jam-1)

S = Luas area difusi (cm-2)

M = Jumlah kumulatif zat yang melalui membran (µg)

T = Waktu (jam)

Diketahui : M/S = 34,25 ± 1,08 µg/cm2

(M/S)1 = 34,39 µg/cm2

(M/S)2 = 33,10 µg/cm2

(M/S)3 = 35,25 µg/cm2

J1 = 34,39 µg/cm2

1 =34,39 µg cm-2 jam-1

J2 = 33,10 µg/cm2

1 =33,10 µg cm-2 jam-1

J1 = 35,25 µg/cm2

1 =35,25 µg cm-2 jam-1

J rata-rata = 34,25 ± 1,08 µg cm-2 jam-1

Jadi jumlah fluks gamma-oryzanol dari sediaaan emulgel F1 adalah 34,25 ± 1,08

µg cm-2 jam-1

Page 73: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

57 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 19. Uji Statistik Anova Viskositas Emulgel Gamma-oryzanol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Viskositas

N 9

Normal Parametersa,b Mean 24688,8889

Std. Deviation 4322,45429

Most Extreme Differences Absolute ,190

Positive ,184

Negative -,190

Test Statistic ,190

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

Test of Homogeneity of Variances

Viskositas

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,641 2 6 ,270

ANOVA

Viskositas

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 147768888,889 2 73884444,444 260,769 ,000

Within Groups 1700000,000 6 283333,333

Total 149468888,889 8

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Viskositas

LSD

(I)

Kelompok

(J)

Kelompok

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

F1 F2 -4000,00000* 434,61349 ,000 -5063,4609 -2936,5391

F3 -9866,66667* 434,61349 ,000 -10930,1276 -8803,2058

F2 F1 4000,00000* 434,61349 ,000 2936,5391 5063,4609

F3 -5866,66667* 434,61349 ,000 -6930,1276 -4803,2058

F3 F1 9866,66667* 434,61349 ,000 8803,2058 10930,1276

F2 5866,66667* 434,61349 ,000 4803,2058 6930,1276

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 74: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

58 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 20. Uji Statistik Anova Jumlah Kumulatif Gamma-oryzanol

Terpenetrasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Menit_

10

Menit_

30

Menit_

60

Menit_

90

Menit_

120

Menit_

180

Menit_

240

Menit_

300

Menit_

360

N 9 9 9 9 9 9 9 9 9

Normal

Paramet

ersa,b

Mean 17,883

3

22,908

9

25,557

8

27,180

0

28,467

8

29,135

6

30,984

4

32,974

4

34,833

3

Std.

Deviation

7,7019

3

8,7787

8

8,7117

0

8,9350

9

9,1678

7

9,2834

5

9,5105

0

10,137

85

10,050

67

Most

Extreme

Differen

ces

Absolute ,285 ,172 ,194 ,159 ,185 ,225 ,190 ,222 ,208

Positive ,285 ,137 ,164 ,150 ,175 ,180 ,152 ,175 ,201

Negative -,212 -,172 -,194 -,159 -,185 -,225 -,190 -,222 -,208

Test Statistic ,285 ,172 ,194 ,159 ,185 ,225 ,190 ,222 ,208

Asymp. Sig. (2-

tailed) ,034c ,200c,d ,200c,d ,200c,d ,200c,d ,200c,d ,200c,d ,200c,d ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Menit_10 3,052 2 6 ,122

Menit_30 2,822 2 6 ,137

Menit_60 1,719 2 6 ,257

Menit_90 2,035 2 6 ,212

Menit_120 5,561 2 6 ,043

Menit_180 7,975 2 6 ,020

Menit_240 9,448 2 6 ,014

Menit_300 5,905 2 6 ,038

Menit_360 2,375 2 6 ,174

Page 75: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

59 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Menit_10 Between Groups 463,457 2 231,728 125,255 ,000

Within Groups 11,100 6 1,850

Total 474,557 8

Menit_30 Between Groups 570,606 2 285,303 37,270 ,000

Within Groups 45,930 6 7,655

Total 616,536 8

Menit_60 Between Groups 579,390 2 289,695 62,616 ,000

Within Groups 27,759 6 4,627

Total 607,149 8

Menit_90 Between Groups 608,117 2 304,058 59,678 ,000

Within Groups 30,570 6 5,095

Total 638,687 8

Menit_120 Between Groups 648,701 2 324,350 82,122 ,000

Within Groups 23,698 6 3,950

Total 672,399 8

Menit_180 Between Groups 666,562 2 333,281 87,334 ,000

Within Groups 22,897 6 3,816

Total 689,459 8

Menit_240 Between Groups 692,407 2 346,204 66,598 ,000

Within Groups 31,190 6 5,198

Total 723,597 8

Menit_300 Between Groups 796,619 2 398,310 93,391 ,000

Within Groups 25,590 6 4,265

Total 822,209 8

Menit_360 Between Groups 804,878 2 402,439 743,025 ,000

Within Groups 3,250 6 ,542

Total 808,128 8

Page 76: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

60 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

Multiple Comparisons

LSD

Dependent

Variable

(I)

Kelompok

(J)

Kelompok

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Menit_10 F1 F2 12,59333* 1,11057 ,000 9,8759 15,3108

F3 16,91667* 1,11057 ,000 14,1992 19,6341

F2 F1 -12,59333* 1,11057 ,000 -15,3108 -9,8759

F3 4,32333* 1,11057 ,008 1,6059 7,0408

F3 F1 -16,91667* 1,11057 ,000 -19,6341 -14,1992

F2 -4,32333* 1,11057 ,008 -7,0408 -1,6059

Menit_30 F1 F2 9,28667* 2,25905 ,006 3,7590 14,8144

F3 19,49667* 2,25905 ,000 13,9690 25,0244

F2 F1 -9,28667* 2,25905 ,006 -14,8144 -3,7590

F3 10,21000* 2,25905 ,004 4,6823 15,7377

F3 F1 -19,49667* 2,25905 ,000 -25,0244 -13,9690

F2 -10,21000* 2,25905 ,004 -15,7377 -4,6823

Menit_60 F1 F2 6,71333* 1,75623 ,009 2,4160 11,0107

F3 19,35333* 1,75623 ,000 15,0560 23,6507

F2 F1 -6,71333* 1,75623 ,009 -11,0107 -2,4160

F3 12,64000* 1,75623 ,000 8,3427 16,9373

F3 F1 -19,35333* 1,75623 ,000 -23,6507 -15,0560

F2 -12,64000* 1,75623 ,000 -16,9373 -8,3427

Menit_90 F1 F2 7,85667* 1,84300 ,005 3,3470 12,3663

F3 19,98333* 1,84300 ,000 15,4737 24,4930

F2 F1 -7,85667* 1,84300 ,005 -12,3663 -3,3470

F3 12,12667* 1,84300 ,001 7,6170 16,6363

F3 F1 -19,98333* 1,84300 ,000 -24,4930 -15,4737

F2 -12,12667* 1,84300 ,001 -16,6363 -7,6170

Menit_120 F1 F2 8,17000* 1,62267 ,002 4,1995 12,1405

F3 20,64667* 1,62267 ,000 16,6761 24,6172

F2 F1 -8,17000* 1,62267 ,002 -12,1405 -4,1995

F3 12,47667* 1,62267 ,000 8,5061 16,4472

F3 F1 -20,64667* 1,62267 ,000 -24,6172 -16,6761

F2 -12,47667* 1,62267 ,000 -16,4472 -8,5061

Menit_180 F1 F2 7,86333* 1,59503 ,003 3,9604 11,7662

F3 20,87000* 1,59503 ,000 16,9671 24,7729

F2 F1 -7,86333* 1,59503 ,003 -11,7662 -3,9604

F3 13,00667* 1,59503 ,000 9,1038 16,9096

Page 77: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

61 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

F3 F1 -20,87000* 1,59503 ,000 -24,7729 -16,9671

F2 -13,00667* 1,59503 ,000 -16,9096 -9,1038

Menit_240 F1 F2 9,04667* 1,86161 ,003 4,4915 13,6019

F3 21,40000* 1,86161 ,000 16,8448 25,9552

F2 F1 -9,04667* 1,86161 ,003 -13,6019 -4,4915

F3 12,35333* 1,86161 ,001 7,7981 16,9085

F3 F1 -21,40000* 1,86161 ,000 -25,9552 -16,8448

F2 -12,35333* 1,86161 ,001 -16,9085 -7,7981

Menit_300 F1 F2 8,29000* 1,68621 ,003 4,1640 12,4160

F3 22,76667* 1,68621 ,000 18,6407 26,8927

F2 F1 -8,29000* 1,68621 ,003 -12,4160 -4,1640

F3 14,47667* 1,68621 ,000 10,3507 18,6027

F3 F1 -22,76667* 1,68621 ,000 -26,8927 -18,6407

F2 -14,47667* 1,68621 ,000 -18,6027 -10,3507

Menit_360 F1 F2 9,69333* ,60090 ,000 8,2230 11,1637

F3 23,06667* ,60090 ,000 21,5963 24,5370

F2 F1 -9,69333* ,60090 ,000 -11,1637 -8,2230

F3 13,37333* ,60090 ,000 11,9030 14,8437

F3 F1 -23,06667* ,60090 ,000 -24,5370 -21,5963

F2 -13,37333* ,60090 ,000 -14,8437 -11,9030

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 78: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

62 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 21. Uji Statistik Anova Fluks Penetrasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Menit_

10

Menit_

30

Menit_

60

Menit_

90

Menit_

120

Menit_

180

Menit_

240

Menit_

300

Menit_

360

N 9 9 9 9 9 9 9 9 9

Normal

Paramet

ersa,b

Mean 107,30

22

45,818

9

25,557

8

18,120

0

14,234

4 9,7111 7,7456 6,5956 5,8044

Std.

Deviation

46,214

86

17,557

10

8,7117

0

5,9571

8

4,5839

3

3,0943

1

2,3775

9

2,0262

7

1,6747

0

Most

Extreme

Differen

ces

Absolute ,285 ,172 ,194 ,159 ,185 ,224 ,189 ,222 ,208

Positive ,285 ,137 ,164 ,151 ,175 ,180 ,152 ,176 ,202

Negative -,213 -,172 -,194 -,159 -,185 -,224 -,189 -,222 -,208

Test Statistic ,285 ,172 ,194 ,159 ,185 ,224 ,189 ,222 ,208

Asymp. Sig. (2-

tailed) ,034c ,200c,d ,200c,d ,200c,d ,200c,d ,200c,d ,200c,d ,200c,d ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Menit_10 3,069 2 6 ,121

Menit_30 2,829 2 6 ,136

Menit_60 1,719 2 6 ,257

Menit_90 2,037 2 6 ,211

Menit_120 5,594 2 6 ,043

Menit_180 7,871 2 6 ,021

Menit_240 9,429 2 6 ,014

Menit_300 5,916 2 6 ,038

Menit_360 2,269 2 6 ,185

Page 79: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

63 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Menit_10 Between Groups 16688,319 2 8344,160 125,731 ,000

Within Groups 398,190 6 66,365

Total 17086,510 8

Menit_30 Between Groups 2282,401 2 1141,200 37,291 ,000

Within Groups 183,614 6 30,602

Total 2466,015 8

Menit_60 Between Groups 579,390 2 289,695 62,616 ,000

Within Groups 27,759 6 4,627

Total 607,149 8

Menit_90 Between Groups 270,328 2 135,164 59,735 ,000

Within Groups 13,576 6 2,263

Total 283,904 8

Menit_120 Between Groups 162,182 2 81,091 82,234 ,000

Within Groups 5,917 6 ,986

Total 168,099 8

Menit_180 Between Groups 74,066 2 37,033 87,763 ,000

Within Groups 2,532 6 ,422

Total 76,598 8

Menit_240 Between Groups 43,273 2 21,636 66,548 ,000

Within Groups 1,951 6 ,325

Total 45,223 8

Menit_300 Between Groups 31,827 2 15,913 93,651 ,000

Within Groups 1,020 6 ,170

Total 32,846 8

Menit_360 Between Groups 22,347 2 11,173 744,347 ,000

Within Groups ,090 6 ,015

Total 22,437 8

Page 80: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

64 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

Multiple Comparisons

LSD

Dependent

Variable

(I)

Kelompok

(J)

Kelompok

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Menit_10 F1 F2 75,57333* 6,65157 ,000 59,2975 91,8491

F3 101,51000* 6,65157 ,000 85,2342 117,7858

F2 F1 -75,57333* 6,65157 ,000 -91,8491 -59,2975

F3 25,93667* 6,65157 ,008 9,6609 42,2125

F3 F1 -101,51000* 6,65157 ,000 -117,7858 -85,2342

F2 -25,93667* 6,65157 ,008 -42,2125 -9,6609

Menit_30 F1 F2 18,58000* 4,51681 ,006 7,5278 29,6322

F3 38,99333* 4,51681 ,000 27,9411 50,0456

F2 F1 -18,58000* 4,51681 ,006 -29,6322 -7,5278

F3 20,41333* 4,51681 ,004 9,3611 31,4656

F3 F1 -38,99333* 4,51681 ,000 -50,0456 -27,9411

F2 -20,41333* 4,51681 ,004 -31,4656 -9,3611

Menit_60 F1 F2 6,71333* 1,75623 ,009 2,4160 11,0107

F3 19,35333* 1,75623 ,000 15,0560 23,6507

F2 F1 -6,71333* 1,75623 ,009 -11,0107 -2,4160

F3 12,64000* 1,75623 ,000 8,3427 16,9373

F3 F1 -19,35333* 1,75623 ,000 -23,6507 -15,0560

F2 -12,64000* 1,75623 ,000 -16,9373 -8,3427

Menit_90 F1 F2 5,23667* 1,22820 ,005 2,2314 8,2420

F3 13,32333* 1,22820 ,000 10,3180 16,3286

F2 F1 -5,23667* 1,22820 ,005 -8,2420 -2,2314

F3 8,08667* 1,22820 ,001 5,0814 11,0920

F3 F1 -13,32333* 1,22820 ,000 -16,3286 -10,3180

F2 -8,08667* 1,22820 ,001 -11,0920 -5,0814

Menit_120 F1 F2 4,08333* ,81080 ,002 2,0994 6,0673

F3 10,32333* ,81080 ,000 8,3394 12,3073

F2 F1 -4,08333* ,81080 ,002 -6,0673 -2,0994

F3 6,24000* ,81080 ,000 4,2560 8,2240

F3 F1 -10,32333* ,81080 ,000 -12,3073 -8,3394

F2 -6,24000* ,81080 ,000 -8,2240 -4,2560

Menit_180 F1 F2 2,62000* ,53039 ,003 1,3222 3,9178

F3 6,95667* ,53039 ,000 5,6589 8,2545

F2 F1 -2,62000* ,53039 ,003 -3,9178 -1,3222

F3 4,33667* ,53039 ,000 3,0389 5,6345

Page 81: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

65 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

F3 F1 -6,95667* ,53039 ,000 -8,2545 -5,6589

F2 -4,33667* ,53039 ,000 -5,6345 -3,0389

Menit_240 F1 F2 2,26333* ,46556 ,003 1,1241 3,4025

F3 5,35000* ,46556 ,000 4,2108 6,4892

F2 F1 -2,26333* ,46556 ,003 -3,4025 -1,1241

F3 3,08667* ,46556 ,001 1,9475 4,2259

F3 F1 -5,35000* ,46556 ,000 -6,4892 -4,2108

F2 -3,08667* ,46556 ,001 -4,2259 -1,9475

Menit_300 F1 F2 1,65333* ,33657 ,003 ,8298 2,4769

F3 4,55000* ,33657 ,000 3,7264 5,3736

F2 F1 -1,65333* ,33657 ,003 -2,4769 -,8298

F3 2,89667* ,33657 ,000 2,0731 3,7202

F3 F1 -4,55000* ,33657 ,000 -5,3736 -3,7264

F2 -2,89667* ,33657 ,000 -3,7202 -2,0731

Menit_360 F1 F2 1,61333* ,10004 ,000 1,3686 1,8581

F3 3,84333* ,10004 ,000 3,5986 4,0881

F2 F1 -1,61333* ,10004 ,000 -1,8581 -1,3686

F3 2,23000* ,10004 ,000 1,9852 2,4748

F3 F1 -3,84333* ,10004 ,000 -4,0881 -3,5986

F2 -2,23000* ,10004 ,000 -2,4748 -1,9852

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 82: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

66 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 22. Sertifikat Analisis Karbopol 940

Page 83: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

67 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 23. Sertifikat Analisis Rice Bran Oil

Page 84: UJI PENETRASI GAMMA-ORYZANOL DALAM SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37306... · 2018-01-11 · Sebagai Gelling Agent Menggunakan Sel Difusi Franz

68 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 24. Sertifikat Analisis Span 80