uji kualitas jenis cabai (capsicum annuum l.) pada

76
UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA BERBAGAI BAHAN KEMASAN (Skripsi) Oleh SISKA DWI ANDIRA 16110011 SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN DHARMA WACANA METRO 2020

Upload: others

Post on 23-Oct-2021

35 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

1

UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.)

PADA BERBAGAI BAHAN KEMASAN

(Skripsi)

Oleh

SISKA DWI ANDIRA

16110011

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN

DHARMA WACANA METRO

2020

Page 2: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

2

UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.)

PADA BERBAGAI BAHAN KEMASAN

Oleh

SISKA DWI ANDIRA

16110011

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agroteknologi

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN

DHARMA WACANA METRO

2020

Page 3: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

3

ABSTRAK

UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annum L.) PADA BERBAGAI

BAHAN KEMASAN

Oleh:

SISKA DWI ANDIRA

Cabai merupakan salah satu komoditas sayuran yang memiliki peluang bisnis

prospektif. Biasanya masyarakat banyak mengonsumsi jenis cabai besar

diantaranya cabai merah, dan jenis cabai kecil diantaranya cabai rawit dan cabai

cengek domba. cabai merupakan komoditas hortikultura nyang mudah mengalami

kerusakan baik secara biologi, kimia, mekanik, maupun fisik. Pada penanganan

pasca panen cabai, biasanya petani kurang memperhatikan penyimpanan dan

pengemasan yang baik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) pengaruh berbagai jenis cabai yang

disimpan dalam kemasan terhadap kualitas cabai. (2) pengaruh berbagai bahan

kemasan terhadap kualitas cabai. (3) interaksi antara berbagai jenis cabai dan

bahan kemasan terhadap kualitas cabai.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Januari 2020 di

Laboratorium Pasca panen STIPER Dharma Wacana Metro. Penelitian

menggunakan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) yang disusun secara

Faktorial dengan 3 ulangan. faktor pertama adalah jenis cabai (V) terdiri dari 3

taraf yaitu v1= cabai rawit, v2=cabai merah, v3= cabai cengek domba dan Faktor

kedua adalah berbagai bahan kemasan (P) terdiri dari 3 taraf yaitu pengemasan

dengan waring (p1), pengemasan dengan plastik LDPE (p2), dan pengemasan

dengan karung plastik (p3) sehingga di peroleh 27 satuan percobaan dengan

perlakuan yaitu v1p1, v1p2, v1p3, v2p1, v2p2, v2p3, v3p1, v3p2, v3p3. Setiap satuan

percobaan terdiri atas 500g cabai segar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Berbagai jenis cabai yang disimpan

dalam kemasan yang berbeda berpengaruh nyata selama penyimpanan suhu dingin

dan suhu ruang. Penyimpanan suhu dingin mempengaruhi warna cabai, tekstur

cabai, bobot susut cabai, tingkat kekerasan, tingkat kerusakan, dan total asam,

sedangkan penyimpanan suhu ruang mempengaruhi warna cabai dan tekstur

cabai. Jenis cabai yang disimpan pada suhu dingin dan suhu ruang tidak

berpengaruh nyata hanya pada kadar vitamin C. Jenis cabai yang baik pada suhu

dingin dan suhu ruang adalah jenis cabai rawit dan jenis cabai merah. (2) Berbagai

bahan kemasan yang berbeda berpengaruh nyata selama penyimpanan suhu dingin

dan suhu ruang. Penyimpanan suhu dingin yaitu warna cabai, tekstur cabai, bobot

Page 4: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

4

susut cabai, tingkat kekerasan, dan tingkat kerusakan, sedangkan penyimpanan

suhu ruang yaitu warna cabai, tekstur cabai bobot susut cabai, tingkat kekerasan,

tingkat kerusakan, dan kadar total asam. Bahan kemasan yang berbeda tidak

berpengaruh nyata hanya pada kadar vitamin C. (3) Tidak terdapat interaksi antara

jenis cabai dan bahan pengemas terhadap kualitas.

Siska Dwi Andira

Page 5: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

5

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum

annum L.) PADA BERBAGAI BAHAN

KEMASAN

Nama Mahasiswa : Siska Dwi Andira

Nomor Pokok Mahasiswa : 16110011

Jurusan : Agroteknologi

MENYETUJUI :

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Ir. Rakhmiati, M.T.A

NIP. 196302161990031003

Nurleni Kurniawati., S.Pd,M.Si

NIK. 0030242273A

2. Ketua Jurusan

Priyadi, SP. M.Si

NIK. 003027283A

Page 6: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

6

HALAMAN PENGESAHAN

1. Tim Penguji:

Ketua Penguji : Ir.Rakhmiati, M.TA ......................................

Penguji Utama : Ir. Yatmin, M.TA ......................................

Anggota Penguji : Nurleni Kurniawati.,S.Pd, M.Si ......................................

2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro.

Ir. Rakhmiati, MTA.

NIP. 196304081989032001

Tanggal Lulus Ujian Skripsi:15 Juni 2020

Page 7: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

7

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 24 Juli 1998,

putri kedua dari tiga bersaudara, anak dari pasangan

Bapak Edy Mulyono dan Alm Ibu Sukatmi. Penulis

menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK

Aisyah Metro pada tahun 2004; Sekolah Dasar di SD

Negeri 3 Metro Pusat pada tahun 2010;Sekolah

Menengah Pertama di SMP Negeri 5 Metro Selatan pada

tahun 2013; Sekolah Menengah Atas di SMK Negeri 2 Metro pada tahun 2016.

Pada tahun 2016 penulis terdaftar sebagai mahasiswi di Sekolah Tinggi Ilmu

Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro dengan program studi Agroteknologi.

Selama masa studi penulis merupakan penerima beasiswa Bidikmisi dari

pemerintah. Penulis sempat menjabat sebagai anggota usaha tani dan kesenian di

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) selama 3 tahun. Penulis melaksanakan Kuliah

Kerja Nyata di Di CV Pendawa Kencana Multifarm, Yogyakarta pada Juni –

Agustus 2019.

Page 8: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

8

MOTTO

Jadikan sebuah kesalahan menjadi sebuah pengalaman

karena pada dasarnya sebuah kesalahan dapat merubah kita kedepannya menjadi

pribadi yang lebih baik lagi.

(Siska Dwi Andira)

Ubah pikiranmu dan kau dapat mengubah duniamu

(Norman Vincent Peale)

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya

(surah Al Baqarah ayat 286)

Page 9: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

9

PERSEMBAHAN

Saya Persembahkan Karyaku yang sederhana ini sebagai bentuk bakti dan

terimakasih kepada :

Kedua Orang Tuaku Tercinta Ayahhanda Edy Mulyono Dan Ibunda Alm

Sukatmi, Mbakku Tersayang Shinta Ika Pratiwi, Adikku Tersayang Eko

Prasastyo Dan Puspita Dwi Andira Yang Telah Memberikan Doa, Dukungan,

Kebahagiaan, Serta Cinta Dan Kasih Sayang Yang Telah Diberikan Selama Ini

Yang Mengiringi Langkah Kakiku Selama Menata Hidup Menjadi Lebih Baik.

Untuk Anggi Agustya ES, Ayu Rizkia, Nur Ayu, Puji Rahayu, Elisa, Ayuwc, Siska

Septiana, Agung Cahya Dan Seluruh Keluarga Besar Angkatan 2016 Yang

Telah Memberikan Bantuan motivasi Serta Semangatnya selama

pembelajaran akhir masa studi .”

Page 10: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

10

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan khadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang

Berjudul β€œUji Kualitas Jenis Cabai (Capsicum Annuum L.) Pada Berbagai Bahan

Kemasanβ€œ. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu menyelesaikan Skripsi ini. Rasa terimakasih penulis ucapkan

kepada :

1. Ibu Ir. Rakhmiati, M.T.A selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian

(STIPER) Dharma Wacana Metro dan selaku pembimbing pertama, yang

telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dengan penuh kesabaran dalam

membimbing penulisan Skripsi ini.

2. Ibu Nurleni Kurniawati, S.pd, M.Si Selaku pembimbing kedua, atas segala

bimbingan, bantuan, nasehat, motivasi dan saran yang sangat berarti hingga

selesainya Skripsi ini.

3. Bapak Ir. Yatmin, M.T.A Selaku Pembantu Ketua satu sekaligus penelaah

yang telah banyak memberikan saran untuk memperbaiki Skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu dosen beserta staf STIPER Dharma Wacana Metro, yang telah

membantu kelancaran dan kemudahan dalam segala hal.

5. Ayah, Mama, Mba, dan Adik-Adikku tercinta atas kasih sayang, doa,

semangat, dan motivasi yang diberikan.

Page 11: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

11

6. Anggi Agustya ES, Ayu Rizkia Ramadhanti, Nur Ayu Ramdhani, Puji

Rahayu, Elisa Mirayana, Ayu Widya Cahyaningrum, Siska Septiana, Agung

Cahyaningrat dan seluruh keluarga besar Angkatan 2016 yang telah

memberikan bantuan serta semangatnya.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan kelancaran dalam penyusunan Skripsi ini.

Penulis menyadari dalam pembuatan Skripsi ini masih banyak kekurangan. Kritik

dan saran yang membangun masih penulis harapkan demi kesempurnaan dan

manfaat bagi teman -teman mahasiswa yang membacanya.

Metro, 14 Februari 2020

Penulis

Page 12: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

12

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xv

I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2. Tujuan Penelitian............................................................................... 4

1.3. Dasar Pengajuan Hipotesis ................................................................ 4

1.2 Hipotesis ........................................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 8

2.1 Cabai ................................................................................................ 8

2.1.1 Jenis Cabai ............................................................................ 9

2.1.2 Pasca Panen Cabai ................................................................. 10

a. Kualitas Cabai ................................................................ 10

b. Kandungan Cabai............................................................ 11

c. Pengemasan .................................................................... 12

d. Penyimpanan .................................................................. 14

III. BAHAN DAN METODE ................................................................ 16

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 16

3.2 Alat dan Bahan Penelitian ................................................................ 16

3.3 Metode Penelitian ............................................................................ 16

Page 13: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

13

3.4 Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 17

3.4.1 Sortasi Bahan Penelitian ....................................................... 17

3.4.2 Penyediaan Bahan Pengemas ................................................. 17

3.4.3 Pengemasan Bahan ................................................................ 17

3.4.4 Penyimpanan Bahan Yang Telah Dikemas ............................. 18

3.4.5 Aplikasi Perlakuan ................................................................. 18

3.5 Peubah Yang Diamati ...................................................................... 19

IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 23

4.1 Hasil ................................................................................................. 23

4.1.1 Warna Cabai................................................................................... 23

4.1.2 Tekstur Cabai ................................................................................. 27

4.1.3 Bobot Susut Cabai (%) ................................................................... 30 4.1.4 Tingkat Kekerasan (kg/mm) ........................................................... 33

4.1.5 Tingkat Kerusakan (%) ................................................................... 36

4.1.6 Kadar Vitamin C (mg/g) ................................................................. 39 4.1.7 Kadar Total Asam (ml/g) ................................................................ 42

4.2 Pembahasan .................................................................................... 44

V KESIMPULAN ............................................................................... 51

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 51

5.2 Saran ................................................................................................ 52

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 53

LAMPIRAN ........................................................................................... 56

Page 14: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

14

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kualitas Cabai segar berdasarkan Standar Nasional Indonesia

(SNI 01-4480-1998) .......................................................................... 11

2. Kandungan zat gizi cabai segar setiap 100 gram bahan. ..................... 11

3. Skala uji skoring warna cabai ............................................................ 19

4. Skala uji skoring tekstur Cabai .......................................................... 20

5. Warna cabai berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang berbeda

secara organoleptik pada suhu dingin ................................................ 24

6. Warna cabai berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang berbeda

secara organoleptik pada suhu ruang ................................................ 25

7. Tekstur cabai berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang berbeda

secara organoleptik pada suhu dingin ................................................ 27

8. Tekstur cabai berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang berbeda

secara organoleptik pada suhu ruang ................................................. 28

9. Bobot susut cabai berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang

berbeda pada suhu dingin .................................................................. 30

10. Bobot susut cabai berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang

berbeda pada suhu ruang ................................................................... 31

11. Tingkat kekerasan berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang

berbeda pada suhu dingin ................................................................. 33

12. Tingkat kekerasan berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang

berbeda pada suhu ruang ................................................................... 34

Page 15: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

15

13. Tingkat kerusakan berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang

berbeda pada suhu dingin .................................................................. 36

14. Tingkat kerusakan berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang

berbeda pada suhu ruang ................................................................... 37

15. Kadar Vitamin C berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang

berbeda pada suhu dingin .................................................................. 39

16. Kadar vitamin C berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang

berbeda pada suhu ruang ................................................................... 40

17. Kadar total asam berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang

berbeda pada suhu dingin ................................................................. 42

18. Kadar total asam berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang

berbeda pada suhu ruang ................................................................... 43

Page 16: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

16

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Tata letak percobaan ......................................................................... 56

2. Deskripsi cabai rawit varietas Nirmala-F1 ......................................... 57

3. Deskripsi cabai merah varietas F1-Djitu ............................................ 59

4. Deskripsi cabai cengek domba varietas juwita-F1 ............................. 60

5. Kusioner Panelis ............................................................................... 61

6. Jadwal kegiatan penelitian dari bulan November-Januari................... 63

7. Rekapitulasi Analisis Ragam dan Uji BNT Akibat Perbedaan

Jenis Cabai dan Bahan Kemasan secara organoleptik ........................ 66

8. Rekapitulasi Analisis Ragam dan Uji BNT Akibat Perbedaan

Jenis Cabai dan Bahan Kemasan ....................................................... 67

9. Data warna cabai pada suhu dingin akibat perbedaan jenis cabai

dan bahan kemasan ........................................................................... 68

10. Analisis ragam warna cabai pada suhu dingin akibat perbedaan

jenis cabai dan bahan kemasan .......................................................... 68

11. Data Warna Cabai Pada Suhu dingin Akibat Perbedaan Jenis

Cabai dan Bahan Kemasan ( Transformasi .√π‘₯ + 0,5 ) ..................... 69

12. Analisis Ragam Warna Cabai Pada Suhu Dingin Akibat Perbedaan

Jenis Cabai dan Bahan Kemasan ....................................................... 69

13. Data warna cabai pada suhu ruang akibat perbedaan jenis cabai dan

bahan kemasan .................................................................................. 70

Page 17: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

17

14. Analisis ragam warna cabai pada suhu ruang akibat perbedaan

jenis cabai dan bahan kemasan .......................................................... 70

15. Data Warna Cabai Pada Suhu ruang Akibat Perbedaan Jenis Cabai

dan Bahan Kemasan ( Transformasi .√π‘₯ + 1 )................................... 71

16. Analisis Ragam Warna Cabai Pada Suhu Ruang Akibat Perbedaan

Jenis Cabai dan Bahan Kemasan ....................................................... 71

17. Data tekstur cabai pada suhu dingin akibat perbedaan jenis cabai dan

bahan kemasan .................................................................................. 72

18. Analisis ragam tekstur cabai pada suhu dingin akibat perbedaan jenis

cabai dan bahan kemasan. ................................................................. 72

19. Data Tekstur Cabai Pada Suhu Ruang Akibat Perbedaan Jenis Cabai

dan Bahan Kemasan. ......................................................................... 73

20. Analisis ragam tekstur cabai pada suhu ruang akibat perbedaan jenis

cabai dan bahan kemasan. ................................................................. 73

21. Tekstur Cabai Pada Suhu Ruang Akibat Perbedaan Jenis Cabai

dan Bahan Kemasan ( Transformasi .√π‘₯ + 1 )................................... 74

22. Analisis Ragam Tekstur Cabai Pada Suhu Ruang Akibat Perbedaan

Jenis Cabai dan Bahan Kemasan. ...................................................... 74

23. Data Bobot Susut Cabai Pada Suhu Dingin Akibat Perbedaan Jenis

Cabai dan Bahan Kemasan. ............................................................... 75

24. Analisis Ragam Susut Bobot Susut Cabai Pada Suhu Dingin Akibat

Perbedaan Jenis Cabai dan Bahan Kemasan. ..................................... 75

25. Data Bobot Susut Cabai Pada Suhu Ruang Akibat Perbedaan Jenis

Cabai dan Bahan Kemasan ................................................................ 76

26. Analisis Ragam Bobot Susut Cabai Pada Suhu Ruang Akibat

Perbedaan Jenis Cabai dan Bahan Kemasan. ..................................... 76

27. Data Bobot Susut Cabai Pada Suhu Ruang Akibat Perbedaan Jenis

Cabai dan Bahan Kemasan ( Transformasi .√π‘₯ + 1 ). ........................ 77

28. Analisis Ragam Bobot Susut Cabai Pada Suhu Ruang Akibat

Perbedaan Jenis Cabai dan Bahan Kemasan. ..................................... 77

29. Data Tingkat Kekerasan Pada Suhu dingin Akibat Perbedaan Jenis

Cabai dan Bahan Kemasan. ............................................................... 78

Page 18: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

18

30. Analisis Ragam Tingkat Kekerasan Pada Suhu dingin Akibat

Perbedaan Jenis Cabai dan Bahan Kemasan. ..................................... 78

31. Data Tingkat Kekerasan Pada Suhu Ruang Akibat Perbedaan Jenis

Cabai dan Bahan Kemasan ................................................................ 79

32. Analisis Ragam Tingkat Kekerasan Pada Suhu Ruang Akibat

Perbedaan Jenis Cabai dan Bahan Kemasan. ..................................... 79

33. Data Tingkat Kekerasan Pada Suhu Ruang Akibat Perbedaan Jenis

Cabai dan Bahan Kemasan. ( Transformasi .√π‘₯ + 1 ) ........................ 80

34. Analisis Ragam Tingkat Kekerasan Pada Suhu Ruang Akibat

Perbedaan Jenis Cabai dan Bahan Kemasan ...................................... 80

35. Data Tingkat Kerusakan Pada Suhu dingin Akibat Perbedaan Jenis

Cabai dan Bahan Kemasan ................................................................ 81

36. Analisis Ragam Tingkat Kerusakan Pada Suhu Dingin Akibat

Perbedaan Jenis Cabai dan Bahan Kemasan ...................................... 81

37. Data Tingkat Kerusakan Pada Suhu dingin Akibat Perbedaan Jenis

Cabai dan Bahan Kemasan. ( Transformasi .√π‘₯ + 1 ) ........................ 82

38. Analisis Ragam Tingkat Kekerasan Pada Suhu Ruang Akibat

Perbedaan Jenis Cabai dan Bahan Kemasan ...................................... 82

39. Data Tingkat Kerusakan Pada Suhu Ruang Akibat Perbedaan Jenis

Cabai dan Bahan Kemasan ................................................................ 83

40. Analisis Ragam Tingkat Kerusakan Pada Suhu Ruang Akibat

Perbedaan Jenis Cabai dan Bahan Kemasan. ..................................... 83

41. Data Tingkat Kerusakan Pada Suhu Ruang Akibat Perbedaan Jenis

Cabai dan Bahan Kemasan. ( Transformasi .√π‘₯ + 1 ) ........................ 84

42. Analisis Ragam Tingkat Kerusakan Pada Suhu Ruang Akibat

Perbedaan Jenis Cabai dan Bahan Kemasan ...................................... 84

43. Data Kadar Vitamin C Pada Suhu dingin Akibat Perbedaan Jenis

Cabai dan Bahan Kemasan ................................................................ 85

44. Analisis Ragam Tingkat Kekerasan Pada Suhu Ruang Akibat

Perbedaan Jenis Cabai dan Bahan Kemasan ...................................... 85

45. Data Kadar Vitamin C Pada Suhu Ruang Akibat Perbedaan Jenis

Cabai dan Bahan Kemasan ................................................................ 86

Page 19: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

19

46. Analisis Ragam kadar vitamin C Pada Suhu Ruang Akibat Perbedaan

Jenis Cabai dan Bahan Kemasan ....................................................... 86

47. Data Kadar Vitamin C Pada Suhu Ruang Akibat Perbedaan Jenis

Cabai dan Bahan Kemasan. ( Transformasi .√π‘₯ + 1 ) ........................ 87

48. Analisis Ragam Tingkat Kekerasan Pada Suhu Ruang Akibat

Perbedaan Jenis Cabai dan Bahan Kemasan ...................................... 87

49. Data Kadar Total Asam Pada Suhu dingin Akibat Perbedaan Jenis

Cabai dan Bahan Kemasan ................................................................ 88

50. Analisis Ragam Tingkat Kekerasan Pada Suhu Ruang Akibat

Perbedaan Jenis Cabai dan Bahan Kemasan ...................................... 88

51. Data Kadar Total Asam Pada Suhu dingin Akibat Perbedaan Jenis

Cabai dan Bahan Kemasan. ( Transformasi .√π‘₯ + 0,5 ) .................... 89

52. Analisis Ragam Tingkat Kekerasan Pada Suhu Ruang Akibat

Perbedaan Jenis Cabai dan Bahan Kemasan ...................................... 89

53. Data Kadar Total Asam Pada Suhu Ruang Akibat Perbedaan Jenis

Cabai dan Bahan Kemasan ................................................................ 90

54. Analisis Ragam Kadar Total Asam Pada Suhu Ruang Akibat

Perbedaan Jenis Cabai dan Bahan Kemasan ...................................... 90

55. Data Kadar Total Asam Pada Suhu ruang Akibat Perbedaan Jenis

Cabai dan Bahan Kemasan. ( Transformasi .√π‘₯ + 0,5 ) .................... 91

56. Analisis Ragam Kadar Total Asam Pada Suhu Ruang Akibat

Perbedaan Jenis Cabai dan Bahan Kemasan ...................................... 91

57. Hasil penelitian jenis cabai dan bahan kemasan berbeda yang disimpan

pada suhu dingin dan suhu ruang ....................................................... 92

58. Perubahan warna cabai rawit ............................................................. 124

59. Perubahan warna cabai merah ........................................................... 124

60. Perubahan warna cabai cengek domba .............................................. 125

Page 20: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

20

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alat-alat penelitian ............................................................................ 26

2. Bahan-bahan penelitian ..................................................................... 126

3. Proses pencucian cabai ...................................................................... 127

4. Proses pengeringan ........................................................................... 127

5. Proses penimbangan cabai ................................................................. 127

6. Pengemasan cabai ............................................................................. 128

7. Penyimpanan suhu dingin ................................................................. 128

8. Penyimpanan suhu ruang................................................................... 128

9. Pengecekan suhu ............................................................................... 129

10. Pengamatan perubahan warna dan tekstur organoleptik ..................... 129

11. Pengamatan susut bobot perpengamatan............................................ 130

12. Tingkat kekerasan ............................................................................. 130

13. Tingkat kerusakan ............................................................................. 130

14. Penghalusan cabai ............................................................................. 130

15. Penimbangan 5 gr sampel.................................................................. 131

16. Penambahan 100 ml aquades/faktor pengenceran .............................. 131

17. Memindahkan larutan cabai ketabung reaksi ..................................... 131

18. Proses memisahkan filtrat dan substrat dengan alat centirfuge ........... 131

19. Penyaringan filtrat sebanyak 10 ml.................................................... 132

Page 21: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

21

20. Memberi tetesan amilum untuk titrasi kadar vit.C ............................. 132

21. Memberi tetesan phenolphtalen untuk titrasi total asam ..................... 132

22. Proses titrasi kadar vitamin C ............................................................ 133

23. Proses titrasi total asam cabai ............................................................ 133

24. Warna Biru Stabil Filtart vitamin C ................................................... 134

25. Warna Merah muda stabil filtrat total asam ....................................... 134

Page 22: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cabai merupakan salah satu komoditas sayuran memiliki peluang bisnis yang

prospektif. Aneka macam cabai yang dijual di pasar tradisional dapat digolongkan

dalam dua kelompok, yakni cabai besar (Capsicum annuum). Dan cabai kecil

(Capsicum fructescens). Jenis cabai besar di antaranya cabai merah, paprika, dan

cabai bulat. Sementara itu, yang termasuk dalam golongan cabai kecil adalah

cabai rawit, cabai cengek, dan cabai hias (Setyaningrum dan Cahyo, 2014).

Biasanya masyarakat banyak mengonsumsi jenis cabai besar diantaranya cabai

merah, dan jenis cabai kecil diantaranya cabai rawit dan cabai cengek domba.

Cabai merah merupakan komoditas hortikultura yang segmen pasarnya luas

sehingga banyak diminati oleh masyarakat berbagai tingkat usia dan digunakan

sebagai bumbu masakan. Karena itu cabai merah merupakan salah satu komoditas

unggulan yang banyak diusahakan oleh petani (Nurdjannah, 2014).

Banyak masyarakat Indonesia juga penggemar cabai rawit karena cabai rawit

mempunyai rasa yang lebih pedas dibandingkan dengan cabai merah oleh sebab

itu cabai rawit menjadi salah satu produk penting dalam pangan Indonesia (Palar,

2016). Sedangkan cabai cengek domba banyak sekali masyarakat yang

mengonsumsi jenis cabai cengek domba ini karena cabai ini rasanya lebih pedas

dari cabai yang lainnya, cabai ini biasanya digunakan sebagai bumbu masakan

Page 23: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

2

yaitu untuk membuat ayam geprek dan sejenis makanan yang lainnya. (Anonim,

2014).

Permintaan akan cabai berkualitas terus meningkat seiring dengan pertumbuhan

penduduk dan perkembangan perindustrian berbahan baku cabai. proyeksi

kementerian pertanian, pada tahun 2018, 2019, dan 2020 Indonesia mengalami

surplus produksi cabai secara berturut-turut sebanyak 75.557 ton, 84.957 ton, dan

93.526 ton (Pusdatin Kementerian Pertanian, 2016).

Cabai merupakan komoditas hortikultura yang mudah mengalami kerusakan baik

secara biologi, kimia mekanik maupun fisik (Aryasita dan Mukarromah, 2013).

Pada penanganan pasca panen cabai, biasanya petani kurang memperhatikan

penyimpanan dan pengemasan yang baik dari cabai tersebut. Padahal penanganan

pascapanen cabai menjadi andalan dalam mempertahankan dan meningkatkan

nilai jual suatu cabai. Oleh karena itu, perlu adanya penananganan komoditas

cabai agar kesegarannya dapat bertahan lebih lama (Taufik, 2010).

Penyimpanan menurut Syarif dan Halid (1992) dalam Kapoh (2015), adalah suatu

tindakan pengawetan suatu bahan yang dimaksudkan untuk memperpanjang daya

simpan agar dapat dikonsumsi pada waktu yang akan datang dengan mutu yang

tetap baik. Biasanya cabai disimpan pada suhu rendah (pendinginan) dan suhu

ruang.

Penyimpanan suhu rendah (pendinginan) akan memperlambat proses pematangan

(pelayuan) dan mencegah terjadinya kerusakan suatu bahan, selain itu dapat

menghambat berkembangnya mikroorganisme dan perubahan bahan kimia Serta

Page 24: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

3

mempengaruhi laju reaksi enzim seperti perubahan warna cabai, (Walker, 2010).

Sedangkan penyimpanan suhu ruang menyebabkan kelembaban lingkungan

menjadi rendah sehingga laju respirasi pada cabai akan meningkat dan dapat

memperpendek masa simpan cabai (Asmarita, 2017).

Selain penyimpanan, untuk mempertahankan kesegaran cabai diperlukan

pengemasan yang baik. Pengemasan bertujuan untuk melindungi mutu cabai

sebelum dipasarkan. Pengemasan yang baik dapat mencegah kehilangan kualitas,

mempertahankan mutu dan penampilan, serta memperpanjang masa simpan

bahan. Pemilihan kemasan yang tepat akan efektif dalam mencegah kerusakan

produk dan serangan hama (Kasmiyati et al. 2014). Penggunaan pengemas dapat

mengurangi kontak antara substrat dengan lingkungan luar, sehingga akan terjadi

penurunan reaksi metabolisme. Menurut Nurdjannah (2014), menyatakan bahwa

penggunaan kemasan yang sesuai dengan karakteristik dari bahan pangan akan

dapat memperpanjang umur simpan. Pengemasan cabai biasanya dilakukan

dengan cara dimasukkan kedalam karung untuk memudahkan proses

pengangkutan dan dikemas atau dimasukkan kardus, maupun plastik untuk proses

penyimpanan suhu rendah (Sembiring, 2009).

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang uji

kualitas jenis cabai pada berbagai bahan kemasan penelitian uji kualitas cabai

(Capsicum annum L.) pada berbagai bahan kemasan.

Page 25: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

4

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Pengaruh berbagai jenis cabai yang disimpan dalam kemasan terhadap

kualitas cabai

2. Pengaruh berbagai bahan kemasan terhadap kualitas cabai

3. Interaksi antara berbagai jenis cabai dan bahan kemasan terhadap kualitas

cabai.

1.3 Dasar Pengajuan Hipotesis

Permintaan akan cabai berkualitas terus meningkat seiring dengan pertumbuhan

penduduk dan perkembangan perindustrian berbahan baku cabai. Cabai termasuk

sayuran yang daya simpannya rendah sehingga mendorong para penjual untuk

meningkatkan kualitas cabai dengan cara pengemasan dan penyimpanan yang

baik. Pengemasan adalah suatu proses untuk melindungi suatu bahan sehingga

dapat terlindung dari kerusakan baik secara biologi, kimia, mekanik, maupun

fisik. Pengemasan yang baik dapat mencegah kehilangan kualitas,

mempertahankan mutu dan penampilan, serta memperpanjang masa simpan

bahan, (Kasmiyati et al, 2014).

Kualitas cabai besar yang baik dapat dikelompokkan menjadi kualitas A dan

kualitas B. Cabai besar yang berkualitas A yaitu cabai yang utuh, bersih, sehat

dengan bentuk normal, tanpa cacat. Sedangkan kualitas B yaitu cabai yang

bercampur dengan bentuk yang tidak normal. Pasar swalayan memilih cabai

merah yang berukuran besar, tingkat kemasakan 85%, dan tanpa cacat. Pasokan

restaurant/rumah makan memilih 100% cabai masak, tidak cacat, dan ukuran

Page 26: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

5

besar dan kecil. Pemasaran ekspor memilih cabai sesuai dengan Standar Nasional

Indonesia (SNI) Nomor 01-4480-1998 (Badan Standarisasi Nasional, 1998).

Menurut Kapoh et al (2015), menyatakan bahwa Cabe rawit yang disimpan

selama 20 hari dengan kemasan kantong plastik memberikan nilai kadar air 57,8

% lebih tinggi dari kemasan karung jaring sebesar 40,73 % dan keranjang bambu

dengan nilai kadar air 52,85 %. Selain itu pada penelitian tersebut dikatakan juga

bahwa nilai kekerasan bagian pangkal 0,00025 mm/g, bagian tengah 9,89 mm/g,

bagian ujung 75,20 mm/g, presentase kerusakan 8,13 % lebih rendah dari

kemasan lainnya.

Hasil Penelitian Asmarita (2017), menyatakan bahwa cabai merah yang disimpan

suhu 80C dengan umur simpan 15 hari dalam kemasan waring memberikan warna

lebih dominan hijau dengan tingkat kematangan 0-10%. Selain itu pada penelitian

tersebut dikatakan juga bahwa cabai merah dalam kemasan plastik PP

menghasilkan kadar vitamin C lebih tinggi dibandingkan dengan pemgemas

waring dan koran.

Hasil penelitian Sembiring (2009), menunjukkan bahwa cabai merah yang

disimpan selama 4 minggu dengan kemasan kertas stensil memberikan nilai susut

bobot sebesar 28,39 %. Selain itu juga pada penelitian tersebut dikatakan bahwa

cabai merah yang disimpan selama 4 minggu dengan kemasan daun pisang

memberikan nilai tekstur dan warna sebesar 4,90%.

Hasil penelitian Sulistyaningrum et al (2018), menunjukkan bahwa Cabai rawit

yang disimpan dalam suhu ruang selama 8 hari dengan kemasan plastik berlubang

dapat menekan susut bobot sebesar 16,82%. Selain itu pada penelitian tersebut

Page 27: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

6

dikatakan juga bahwa cabai rawit dapat memberikan nilai organoleptik warna,

tekstur, penampakan dan kesegaran yang lebih tinggi dengan nilai total 18 yang

terdiri atas peubah warna 4,27 (mendekati hijau), tekstur 4,5 (mendekati sangat

keras), penampakan 4,6 (mendekati sangat mulus) dan kesegaran 4,63 (mendekati

sangat segar).

Menurut (Syarif, 1992) dalam (Kapoh, 2015) menyatakan bahwa penyimpanan

adalah suatu perlakuan yang dapat memperpanjang daya simpan agar pada waktu

yang akan datang dapat dikonsumsi dengan mutu yang tetap baik. Penurunan suhu

dalam penyimpanan, pada umumnya baik untuk memperpanjang daya simpan

cabai. Suhu yang rendah dapat memperlambat aktivitas fisiologis pada Cabai.

Menurut Lamona (2015), menyatakan bahwa cabai merah yang disimpan pada

suhu ruang dengan kemasan jala plastik dapat menekan susut bobot sebesar

21,06%, selain itu pada penelitian tersebut dikatakan juga bahwa cabai merah

yang disimpan pada suhu 100 memberikan nilai kekerasan paling tinggi pada cabai

dalam kemasan jala plastik dengan nilai rata-rata 0,40 N dan tingkat kecerahan

paling tinggi dengan kisaran nilai 36.59-38.03.

Menurut Nurdjannah et al (2014) menyatakan bahwa penyimpanan dengan

menggunakan karton pada suhu 100C dengan umur simpan 13 hari memberikan

pengaruh terbaik untuk mempertahankan mutu fisik cabai merah dengan susut

bobot terendah 1,99 %. Selain itu pada penelitian tersebut dikatakan juga bahwa

nilai rata-rata kekerasan 0,33% dan nilai warna yang tidak berbeda nyata dengan

warna awal cabai.

Page 28: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

7

1.4 Hipotesis

Hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Jenis cabai yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda terhadap

kualitas cabai.

2. Bahan kemasan yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda terhadap

kualitas cabai.

3. Terdapat interaksi antara jenis cabai dan bahan kemasan terhadap kualitas

cabai.

Page 29: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cabai

Tanaman cabai tergolong dalam famili terung-terungan (Solanaceae) yang

tumbuh sebagai tanaman perdu atau semak. Cabai termasuk tanaman semusim

atau berumur pendek. Aneka macam cabai yang dijual di pasar tradisional dapat

digolongkan dalam dua kelompok, yakni cabai kecil (Capsicum fructescens) dan

cabai besar (Capsicum annuum). Jenis cabai besar di antaranya cabai merah,

paprika, dan cabai bulat. Sementara itu, yang termasuk dalam golongan cabai

kecil adalah cabai rawit, cabai cengek, dan cabai hias (Setyaningrum dan Cahyo,

2014).

Dibeberapa daerah diindonesia cabai sering disebut lombok atau cabai. cabai

merupakan suatu komoditas sayuran penting dan bernilai ekonomi tinggi.

Besarnya minat masyarakat terhadap komoditi cabai segar ini karena

penggunaannya yang relatif sering dalam kehidupan sehari-hari sebagai bumbu

dapur atau rempah-rempah penambah cita rasa makanan. Cabai segar mempunyai

daya simpan yang hanya bertahan selama 8 hari pada suhu ruang

(Sulistyaningrum, et al 2018).

Cabai merupakan produk hortikultura yang mudah rusak sehingga tidak dapat

disimpan pada waktu yang lama. Jika tidak didistribusikan segera, cabai akan

mengalami kerusakan baik kualitas maupun kuantitas. Setelah dipanen cabai tetap

Page 30: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

9

melakukan kegiatan metabolisme seperti respirasi dimana laju respirasi ini

tergantung dari kondisi lingkungannya. Aktivitas respirasi ini tidak bisa

dihentikan tetapi bisa dikurangi dengan cara salah satunya melalui penyimpanan

dan pengemasan yang tepat (Nurdjannah, 2014).

2.1.1 Jenis Cabai

Cabai merah merupakan buah yang berukuran panjang dengan ujung runcing dan

bergantung pada ketiak-ketiak daun. Warna buah muda adalah hijau dan setelah

tua menjadi merah. Rasa dari jenis tanaman cabai merah ini tidak begitu pedas

dan agak manis (Sastradiharja, 2011).

Cabai rawit dikenal sebutan jemprit. Jenis tanaman cabai rawa ini buahnya kecil

dan pendek, dan berdiri tegak pada ketiak-ketiak daun. Buah berwarna hijau,

setelah tua menjadi merah dan rasanya pedas sekali. Selama penyimpanan buah

cabai rawit mudah mengalami perubahan baik kimia maupun fisik. Kehilangan ini

terjadi secara alamiah setelah dipanen akibat aktivitas berbagai jenis enzim yang

menyebabkan penurunan nilai ekonomi dan gizi (Samad, 2006) dalam

(Sulistyaningrum et al, 2018).

Cabai cengek domba merupakan buah yang berukuran kecil dan pendek akan

tetapi lebih besar dari pada cabai rawit dan berdiri tegak pada ketiak-ketiak daun.

Buah yang muda berwarna putih rasanya kurang pedas tetapi setelah tua bewarna

orange –merah terasa pedas sekali. (Anonim,2014).

Page 31: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

10

2.1.2 Pasca Panen Cabai

a. Kualitas Cabai

Kualitas cabai besar yang baik dapat dikelompokkan menjadi kualitas A dan

kualitas B. Cabai besar yang berkualitas A yaitu cabai yang utuh, bersih, sehat

dengan bentuk normal, tanpa cacat. Sedangkan kualitas B yaitu cabai yang

bercampur dengan bentuk yang tidak normal. Pasar swalayan memilih cabai yang

berukuran besar, tingkat kemasakan 85%, dan tanpa cacat. Pasokan

restaurant/rumah makan memilih 100% cabai masak, tidak cacat, dan ukuran

besar dan kecil sedangkan pemasaran ekspor memilih cabai sesuai dengan Standar

Nasional Indonesia (SNI) Nomor 01-4480-1998 (Badan Standarisasi Nasional,

1998). Saat masak fisiologi cabai dapat diketahui melalui ciri-ciri. Ciri-ciri buah

cabai yaitu buah berdaging tipe beri atau buni, saat cabai mencapai masak

fisiologi dapat ditandai dari perubahan warna daging buahnya. Warna daging buah

cabai mengalami perubahan dari warna hijau pada waktu masih muda menjadi

hijau tua, coklat dan merah pada waktu masak (Suharti, 2015).

Page 32: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

11

Tabel 1. Kualitas Cabai segar berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 01-

4480-1998).

No Jenis uji

Persyaratan

Mutu I Mutu II Mutu III

1

Keseragaman Warna

Merah >

95%

Merah β‰₯

95%

Merahβ‰₯

95%

2

Keseragaman

Seragam

98%

Seragam

96%

Seragam

95%

3 Bentuk 98 Normal 96 Normal 95 Normal

4. Keseragaman ukuran

a. Cabai Merah Besar

- Panjang Buah 12-14 9-10 <9

- Garis Tengah

Pangkal 1,5–17 cm 1,3–1,5 cm <1,3 cm

b. Cabai Merah Kecil

- Panjang buah >12–17 cm >10-12 <10cm

- Garis Tengah

Pangkal >1,3-1,5cm >1,0-1,3 cm <1,0 cm

5. Kadar Kotoran 1 2 5

6.

Tingkat Kerusakan dan

Busuk

Cabai merah besar 0 1 2

Cabai merah keriting 0 1 2

Sumber: Departemen Pertanian.Standar Mutu Indonesia SNI 01-1480-1998.

b. Kandungan Gizi Cabai

Tabel 2. Kandungan Zat Gizi Buah Cabai Segar Setiap 100 gram Bahan.

Kandungan Cabai

Hijau

Besar

Cabai

Merah

Cabai

Rawit

Cabai jawa

(Domba)

Kalori (kal) 23 31 103 32

Protein (g) 0,7 1 4,7 1,5

Lemak (g) 0,3 0,3 2,4 0,4

Karbohidrat

(g)

5,2 7,3 19,9 7,2

Kalisum

(mg)

14 29 45 31

Fosfor (mg) 23 24 85 26

Vit. A 260 470 11,050 500

Vit. C (mg) 84 18 70 155

Vit. C (mg) 9 50 29 38

Sumber : (Departemen Kesehatan) dan (Rosmainar, 2018)

Page 33: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

12

c. Pengemasan

Pengemasan merupakan kegiatan untuk melindungi kesegaran produk pertanian

saat pengangkutan, pendistribusian agar mutu produk tetap terpelihara. Fungsi

pengemasan adalah untuk melindungi komoditi dari kerusakan fisik, mekanis dan

mikrobiologis, menciptakan daya tarik bagi konsumen dan memberikan nilai

tambah pada produk serta memperpanjang daya simpan produk, (Anonimous,

2004).

Efektifitas kemasan tidak hanya tergantung dari kondisi kemasan, tetapi juga

kondisi bahan pangan yang akan dikemas dan perlakuan yang diberikan. Secara

ideal kemasan dapat mengawetkan bahan pangan dengan mencegah terjadinya

kerusakan kimia, mekanis, fisik dan mikrobiologis. Namun demikian, tidak semua

kemasan dapat mencegah ketiga tipe kerusakan tersebut dengan baik, karena

masing-masing kemasan mempunyai ambang batas kemampuan dan spesifikasi

kegunaan yang berbeda. Oleh karena itu perlu penggunaan kemasan yang sesuai

dengan karakteristik dari bahan pangan yang dapat memperpanjang umur simpan

(Nurdjannah, 2014). Pengemasan cabai biasanya banyak dilakukan dengan cara

dikemas dengan waring untuk memudahkan proses pengangkutan, dengan kardus,

ataupun plastik untuk proses penyimpanan suhu rendah (Sembiring, 2009).

Penggunaan plastik sebagi bahan pengemas mempunyai keunggulan dibanding

bahan pengemas lain karena sifatnya yang ringan, transparan, kuat, termoplatis

dan selektif dalam permeabilitasnya terhadap uap air, O2, CO2. Sifat

permeabilitas plastik terhadap uap air dan udara menyebabkan plastik mampu

berperan mengatur kelembapan dari ruang penyimpanan. Dipilihnya bahan

Page 34: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

13

pengemas berupa plastik dari jenis Low Density Polyethilene (LDPE) karena

menurut Sembiring (2009) menyatakan bahwa plastik Low DensityPoly E thilene

(LDPE) dapat mempertahankan kualitas cabai segar selama satu minggu dalam

keadaan segar, jika disimpan di dalam lemari pendingin pada suhu 60C dan jumlah

cabai yang dikemas sebanyak 200 gr.

Jenis plastik ini mempunyai sifat ringan, mudah dibentuk, transparan, memiliki

kekuatan terhadap tarikan lebih besar dan lebih kaku serta tidak mudah sobek

sehingga dapat digunakan dalam penanganan dan distribusi produk pangan. Harga

plastik untuk kemasan relatif cukup murah, dan tidak dapat di pungkiri lagi,

bahwa bahan baku kemasan dari jenis plastik tersebut sangat fleksibel, kuat, dan

praktis (Sembiring, 2009).

Jenis bahan kemasan waring dapat mempertahankan kualitas cabai pada suhu

ruang karena bahan kemasan waring terdapat rongga udara udara yang dinilai

cukup efektif dalam menghambat proses kerusakan cabai merah. Perihal tersebut

uap air yang dihasilkan dari hasil respirasi tetap dapat mengalir melalui rongga

pada kemasan karung plastik sehingga cabai merah tidak jenuh dengan uap air.

Menurut hasil penelitian komar et al (2001) molekul molekul pada permukaan air

yang berinteraksi dengan udara mengalami pergerakan untuk membebaskan diri

menuju udara yang molekulnya lebih sedikit dan lebih bebas.

Menurut Kapoh (2015) menyatakan bahwa kemasan kantong plastik dapat

mempertahankan kualitas cabai dengan presentase kehilangan susut bobot yaitu

sebesar 1,37 %. Jika dibandingkan dengan kemasan karung jaring (Waring) yang

Page 35: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

14

penurunan beratnya paling banyak sebesar 35,98 % karena merupakan kemasan

yang terbuka (berlubang).

d. Penyimpanan

Salah satu cara untuk menjaga kesegaran buah cabai dalam waktu yang lama

adalah dengan penyimpanan. Teknologi pascapanen yang biasanya diterapkan

pada produk sayuran segar adalah teknologi menggunakan penyimpanan pada

suhu rendah (pendinginan) dan penyimpanan pada suhu ruang. Cabai yang

disimpan dengan suhu rendah sekitar 40C dengan kelembaban 95-98% dapat

bertahan sekitar 4 minggu dan cabai yang disimpan pada suhu 100 C masih dalam

keadaan baik sampai 16 hari (Maulana, 2013). Sedangkan cabai yang disimpan

pada suhu ruang hanya dapat bertahan selama 8 hari (Sulistyaningrum, et al

2018).

Selama penyimpanan, cabai akan tetap melakukan respirasi sehingga susut

bobotnya semakin besar. Oleh karena itu cabai yang akan disimpan hendaknya

sehat, seragam kematangannya, dan dikemas dengan baik. Pada saat cabai

melakukan respirasi maka terjadi perubahan senyawa karbohidrat dengan adanya

oksigen menjadi karbondioksida dan uap air (Wulandari et al., 2012).

Penyimpanan suhu ruang menyebabkan kelembaban lingkungan menjadi rendah

sehingga laju respirasi pada cabai akan meningkat dan dapat memperpendek masa

hidup cabai (Asmarita, 2017). Pada penyimpanan dingin dapat memperpanjang

umur simpan dan menjaga mutu cabai serta menghambat respirasi. Proses

respirasi pada lama penyimpanan mempengaruhi senesen buah dapat terjadi akibat

mekanisme fisiologi yang menciptakan suatu kondisi katabolisme. Aktivitas

Page 36: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

15

katabolisme dan anabolisme ternyata berhubungan dengan adanya gejala-gejala

kemunduran karena senesen yang nampak telah dikenal dengan baik seperti

semakin suramnya warna, hilangnya aroma, lebih lunaknya buah, hilangnya rasa

manis dan asam, menghilangnya kandungan kimia dalam buah dan sayuran

Susanto (2001) dalam Asmarita (2017).

Penyimpanan pada suhu dingin harus memperhatikan suhu optimum, karena

apabila suhu penyimpanan lebih rendah dari pada suhu optimum, maka cabai

dapat mengalami kerusakan yang disebut dengan istilah chiling injury

(Nurdjannah, 2014).

Page 37: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

16

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Januari 2020 di

Laboratorium pascapanen Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma

Wacana Metro.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cawan patri, lemari pendingin,

penetrometer, pisau, timbangan elektrik, erlenmeyer, beakker glass, sendok

pengaduk, isolasi, Tabung reaksi, Centrifuge, labu ukur, Pipet tetes, termometer

dan alat titrasi kamera. Bahan-bahan yang digunakan antara lain yaitu cabai merah

dengan varietas (F1-Djitu), cabai rawit (Nirmala-F1), cabai cengek domba

(Juwita-F1). waring, plastik LDPE, karung plastik, kertas saring, larutan amilum,

iodine 0,01 N, phenolphtalen, larutan NaOH 0,1 N dan aquades.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) yang

disusun secara Faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah jenis cabai (V)

terdiri dari 3 taraf yaitu v1= cabai rawit, v2=cabai merah, v3= cabai cengek domba

dan faktor kedua adalah berbagai bahan kemasan (P) terdiri dari 3 taraf yaitu

pengemasan dengan waring (p1), pengemasan dengan plastik LDPE (p2), dan

pengemasan dengan karung plastik (p3) sehingga di peroleh 27 satuan percobaan

Page 38: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

17

dengan perlakuan yaitu v1p1, v1p2, v1p3, v2p1, v2p2, v2p3, v3p1, v3p2, v3p3. Setiap

satuan percobaan terdiri atas 500g cabai segar. Data yang di peroleh diuji dengan

analisis ragam, kesamaan ragam dapat diuji dengan uji barlett dan

ketidakadiktifan data dengan uji tuckey. Bila terdapat perbedaan dilanjutkan

dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5%.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Sortasi Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah cabai segar yang diambil

langsung dari kebun petani diPekalongan Lampung Timur. Cabai diambil dengan

kriteria yang sama yaitu cabai yang berbentuk lurus dan bebas dari penyakit/tidak

rusak, berwarna hijau. Cabai yang telah diambil dan disortasi kemudian dicuci

dengan air, selanjutnya di kering-anginkan sampai benar- benar kering.

3.4.2 Penyediaan Bahan Pengemas

Bahan pengemas yang akan digunakan yaitu waring, plastik LPDE, dan karung

plastik. Waring yang digunakan diukur sesuai dengan isi cabai, plastik LDPE

yang digunakan adalah plastik yang berukuran 20 x 35 cm dan karung plastik

yang digunakan dipotong sesuai dengan isi cabai.

3.4.3 Pengemasan Bahan

Cabai yang akan dikemas seberat 500 gr untuk setiap kemasan. Kemudian

dikemas dengan berbagai jenis bahan pengemas sesuai dengan perlakuan.

Kemudian tutup kedua ujung bahan pengemas menggunakan isolasi agar udara

tidak masuk kedalam kemasan.

Page 39: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

18

3.4.4 Penyimpanan Bahan Yang telah dikemas

Cabai yang telah dikemas selanjutnya disimpan kedalam lemari pendingin yang

bersuhu 100C dan disimpan pada suhu ruang. Bahan yang disimpan sesuaikan

dengan perlakuan kemudian dikeluarkan dari lemari pendingin dan diamati pada 4

hari, 8 hari, 12 hari, 16 hari, dan 20 hari untuk dilakukan pengamatan.

3.4.5 Aplikasi Perlakuan

Waktu pengerjaan pada penelitian ini dilakukan secara berkelompok dan

perulangan mempermudah dalam proses penelitian dan pengamatan. Dimulai

dengan ulangan I, ulangan II, kemudian ulangan III.

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

Disortasi

Ditimbang sebanyak 500gr

i Penyediaan Bahan Pengemas

Pengemasan Bahan

i Penyimpanan dingin dan suhu ruang

Cabai

Analisa

Jenis

cabai

v1 = Cabai

Rawit

v2 = Cabai

Merah

v3 = Cabai

Cengek

Domba

Jenis Bahan

Penyimpanan

P1 = Waring

P2 = Plastik LDPE

P3= Karung Plastik

Kualitas Cabai Rawit

1. Perubahan Warna

2. Tekstur

3. Bobot Susut

Perpengamatan (%)

4. Tingkat Kekerasan

5. Tingkat

Kerusakan/Busuk

6. Kadar Vitamin C

7. Kadar Total Asam

Page 40: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

19

3.5 Peubah Yang Diamati

Pengamatan dilakukan terhadap beberapa peubah yang meliputi : Perubahan

warna, tekstur, bobot susut cabai, tingkat kekerasan, tingkat kerusakan/busuk,

kadar vitamin C, kadar total asam.

A. Uji Organoleptik

Uji organoleptik dilakukan dengan 15 orang panelis diminta untuk mengamati

perubahan warna, dan tekstur cabai. Setiap perlakuan masing-masing mengambil

sampel 5 buah cabai yang diambil secara acak setelah 4 hari, 8 hari, 12 hari, 16

hari, dan 20 hari masa simpan. Kriteria panelis yaitu orang yang masih muda

berusia 18-28 tahun, tidak buta warna, sehat jasmani, laki-laki ataupun

perempuan.

1. Perubahan warna

Masing-masing panelis diminta untuk mengamati perbedaan warna kulit cabai,

Dengan cara mengamati masing – masing cabai yang telah disediakan.

Tabel 3. Skala Uji Skoring Warna Cabai

Uji skoring Skor

Hijau 1

Hijau Kekuningan 2

Kuning 3

Kuning Kemerahan 4

Merah 5

Merah Kecoklatan 6

Skoring warna cabai pada (lampiran 59, 60, 61).

Page 41: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

20

2. Tekstur

Tekstur cabai dirasakan dengan cara mematahkan buah cabai. Buah cabai yang

masih segar relatif mudah patah.

Tabel 4. Skala Uji skoring Tekstur Cabai

Uji skoring Skor

Sangat Tidak Renyah 1

Tidak Renyah 2

Agak Renyah 3

Renyah 4

Sangat Renyah 5

3. Bobot Susut Cabai (%)

Susut bobot Berpengamatan cabai di lakukan dengan cara menimbang cabai

tersebut pada setiap pengamatan yang dilakukan yaitu pada 4 hari, 8 hari, 12 hari,

16 hari dan 20 hari.

4. Tingkat kekerasan cabai

Kekerasan cabai segar diukur menggunakan penetrometer. Metode yang di

lakukan yaitu dengan memasang penetro dengan mata tumpul (untuk pengukuran

tekstur) pastikan jarum penunjuk skala berputar dengan baik kemudian lakukan

pembacaan skala yang tertunjuk oleh jarum, melakukan pengujian ini pada sudut

acak dibagian tengah cabai. Untuk masing-masing sampel satuan angka yang

tertunjuk merupakan tingkat kekerasan sampel satuan angka yang tertunjuk

merupakan tingkat kekerasan sampel yang di uji.

Page 42: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

21

5. Tingkat Kerusakan/Busuk Cabai

Tingkat kerusakan cabai diukur dengan cara menghitung cabai yang rusak/busuk

pada setiap pengamatan yang dilakukan yaitu 4 hari, 8 hari, 12 hari, 16 hari dan

20 hari.

Tingkat Kerusakan/Busuk= π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Žπ‘π‘Žπ‘– π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘Ÿπ‘’π‘ π‘Žπ‘˜

π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž πΎπ‘’π‘ π‘’π‘™π‘’π‘Ÿπ‘’β„Žπ‘Žπ‘› π‘π‘Žπ‘π‘Žπ‘–π‘‹ 100%

6. Kadar Vitamin C

Siapkan cabai yang akan digunakan dengan menimbang sebanyak 10 gr lalu

dihancurkan dengan menggunakan blender sampai halus. Ambil 5 gr sampel

kemudian dimasukkan kedalam beaker glass dan ditambahkan aquades sampai

volume 100 ml. Diaduk hingga rata dan dimasukan kedalam tabung reaksi

secukupnya kemudian masukan kedalam alat centrifuge untuk memisahkan filtart

dan substart dengan kecepatan 3500 ppm selama 10 menit setelah itu disaring.

Menggunakan kain saring dan ambil filtratnya sebanyak 10 ml lalu tambahkan

larutan amilum 1% (soluble strach) dan ditritasi dengan larutan iodine 0,01 N

sampai terbentuk warna biru stabil.

Vitamin C (mg/g) = 𝐴 𝑋 0,88 𝑋 100 𝐹𝑃

π‘Š

Keterangan :

A = ml yodium dipakai untuk titrasi

FP = Faktor pengencer

W = Berat Contoh (gram)

1 ml 0,01 N Yodium = 0,08 mg asam askorbat

Page 43: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

22

7. Total Asam Tertitrasi

Ambil fitrat Cabai sebanyak 10 ml yang sebelumnya telah di hancurkan dan sudah

ditambahkan aquades. kemudian masukkan kedalam erlenmeyer lalu di

tambahkan phenolphtalen 1 % sebanyak 2 tetes. Kemudian dititrasi dengan

larutan NaOH 0,1 N sampai terbentuk warna merah muda yang stabil.

ATT (ml/100 g bahan) = π‘šπ‘™ π‘π‘Žπ‘‚π» 0,1 𝑁 𝑋 𝐹𝑃

π‘π‘œπ‘π‘œπ‘‘ π‘π‘œπ‘›π‘‘π‘œβ„Ž (𝑔)π‘₯ 100%

Keterangan :

FP= Faktor pengenceran (100ml/25ml)

Page 44: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis cabai dan bahan kemasan berbeda yang

disimpan pada suhu dingin masih dalam keadaan baik sampai masa simpan 20

hari, sedangkan jenis cabai dan bahan kemasan yang berbeda pada suhu ruang

hanya bertahan disimpan selama 8 hari baik secara organoleptik maupun secara

uji kimia, (Lampiran 57).

4.1.1 Warna Cabai

a. Warna Cabai Pada Suhu Dingin Hari ke 20

Hasil analisis ragam uji organoleptik menunjukkan bahwa jenis cabai dan bahan

kemasan yang berbeda berpengaruh nyata terhadap warna cabai pada suhu dingin.

(Lampiran 8).

Page 45: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

24

Tabel 5. Warna cabai berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang berbeda

secara organoleptik pada suhu dingin.

Perlakuan Rerata

Cabai Rawit Dalam Kemasan Waring 1,56 b

Cabai Rawit Dalam Kemasan Plastik LDPE 1,09 a

Cabai Rawit Dalam Kemasan Karung Plastik 2,42 cd

Cabai Merah Dalam Kemasan Waring 2,64 de

Cabai Merah Dalam Kemasan Plastik LDPE 1,33 ab

Cabai Merah Dalam Kemasan Karung Plastik 2,82 e

Cabai Cengek Domba Dalam Kemasan Waring 2,89 e

Cabai Cengek Domba Dalam Kemasan Plastik LDPE 2,27 c

Cabai Cengek Domba Dalam Kemasan Karung Plastik 2,78 e

BNT 5% = 0,09

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada

uji BNT 5% (Skor 1: Hijau, Skor 2: Hijau Kekuningan, Skor 3:

Kuning, Skor 4: Kuning Kemerahan, Skor 5: Merah, Skor 6: Merah

Kecoklatan).

Berdasarkan uji BNT tabel 5, menunjukkan bahwa warna cabai pada suhu dingin

dipengaruhi oleh berbagai jenis cabai dan bahan kemasan. Jenis cabai cengek

domba yang dikemas dengan menggunakan waring menghasilkan perubahan

warna (hijau kekuningan – kuning) dengan nilai skor tertinggi 2,89 dibandingkan

dengan perlakuan lainnya, tetapi relatif sama dengan jenis cabai merah dan jenis

cabai cengek domba yang dikemas menggunakan karung plastik serta jenis cabai

merah yang dikemas dengan menggunakan waring. Sedangkan jenis cabai rawit

yang dikemas dengan menggunakan plastik LDPE menghasilkan warna (hijau-

hijau kekuningan) dengan nilai skor paling rendah 1,09.

Page 46: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

25

b. Warna Cabai Pada Suhu Ruang Hari ke 8

Hasil analisis ragam uji organoleptik menunjukkan bahwa jenis cabai dan bahan

kemasan yang berbeda berpengaruh nyata terhadap warna cabai pada suhu ruang.

(Lampiran 12).

Tabel 6. Warna cabai berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang berbeda

secara organoleptik pada suhu ruang.

Perlakuan Rerata

Cabai Rawit Dalam Kemasan Waring 1,71 bc

Cabai Rawit Dalam Kemasan Plastik LDPE 0,91 a

Cabai Rawit Dalam Kemasan Karung Plastik 2,02 c

Cabai Merah Dalam Kemasan Waring 4,31 f

Cabai Merah Dalam Kemasan Plastik LDPE 0,91 a

Cabai Merah Dalam Kemasan Karung Plastik 3,80 e

Cabai Cengek Domba Dalam Kemasan Waring 3,07 d

Cabai Cengek Domba Dalam Kemasan Plastik LDPE 1,58 b

Cabai Cengek Domba Dalam Kemasan Karung Plastik 2,71 d

BNT 5% = 0,40

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada

uji BNT 5% (Skor 1: Hijau, Skor 2: Hijau Kekuningan, Skor 3:

Kuning, Skor 4: Kuning Kemerahan, Skor 5: Merah, Skor 6: Merah

Kecoklatan).

Berdasarkan uji BNT tabel 6, menunjukkan bahwa warna cabai pada suhu ruang

dipengaruhi oleh berbagai jenis cabai dan bahan kemasan. Jenis cabai merah yang

dikemas dengan menggunakan waring menghasilkan warna (kuning kemerahan-

merah) dengan nilai skor tertinggi 4,31 dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Page 47: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

26

Gambar 2. Grafik warna cabai selama penyimpanan suhu dingin dan suhu rendah

pada berbagai jenis cabai dan bahan kemasan.

Jenis cabai yang disimpan pada suhu ruang dengan berbagai kemasan

menghasilkan perubahan warna cabai mengalami penurunan dibandingkan jenis

cabai yang disimpan pada suhu dingin dengan berbagai kemasan. Penyimpanan

pada suhu ruang mengalami penurunan pada hari ke 16.

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

0 4 8 12 16 20

Rat

a-R

ata

sko

r p

eru

bah

an W

arn

a C

abai

Waktu Penyimpanan (Hari)

Suhu Dingin

Suhu Ruang

Page 48: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

27

4.1.2 Tekstur Cabai

a. Tekstur Cabai Pada Suhu Dingin Hari ke 20

Hasil analisis ragam uji organoleptik menunjukkan bahwa jenis cabai dan bahan

kemasan yang berbeda berpengaruh nyata terhadap tekstur cabai pada suhu

dingin. (Lampiran 16).

Tabel 7. Tekstur cabai berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang berbeda

secara organoleptik pada suhu dingin.

Perlakuan Rerata

Cabai Rawit Dalam Kemasan Waring 2,18 b

Cabai Rawit Dalam Kemasan Plastik LDPE 3,47 de

Cabai Rawit Dalam Kemasan Karung Plastik 2,05 ab

Cabai Merah Dalam Kemasan Waring 2,22 bc

Cabai Merah Dalam Kemasan Plastik LDPE 4,49 f

Cabai Merah Dalam Kemasan Karung Plastik 3,20 d

Cabai Cengek Domba Dalam Kemasan Waring 1,80 a

Cabai Cengek Domba Dalam Kemasan Plastik LDPE 3,07 d

Cabai Cengek Domba Dalam Kemasan Karung Plastik 2,53 c

BNT 5% = 0,31

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada

uji BNT 5% (Skor 1: Sangat Tidak Renyah, Skor 2: Tidak Renyah,

Skor 3: Agak Renyah, Skor 4: Renyah, Skor 5: Sangat Renyah).

Berdasarkan uji BNT tabel 7, menunjukkan bahwa tekstur cabai pada suhu dingin

dipengaruhi oleh berbagai jenis cabai dan bahan kemasan. Jenis cabai merah yang

dikemas dengan menggunakan plastik LDPE menghasilkan tekstur cabai renyah

dengan nilai skor tertinggi 4,49. Sedangkan cabai cengek domba yang dikemas

menggunakan waring menghasilkan tekstur tidak renyah dengan nilai skor paling

rendah yaitu 1,80.

Page 49: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

28

b. Tekstur Cabai Pada Suhu Ruang Hari ke 8.

Hasil analisis ragam uji organoleptik menunjukkan bahwa jenis cabai dan bahan

kemasan yang berbeda berpengaruh nyata terhadap tekstur cabai pada suhu ruang.

(Lampiran 20).

Tabel 8. Tekstur cabai berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang berbeda

secara organoleptik pada suhu ruang.

Perlakuan Rerata

Cabai Rawit Dalam Kemasan Waring 1,73 bcd

Cabai Rawit Dalam Kemasan Plastik LDPE 0,96 a

Cabai Rawit Dalam Kemasan Karung Plastik 2,02 cd

Cabai Merah Dalam Kemasan Waring 2,20 de

Cabai Merah Dalam Kemasan Plastik LDPE 2,07 de

Cabai Merah Dalam Kemasan Karung Plastik 2,38 e

Cabai Cengek Domba Dalam Kemasan Waring 1,78 cd

Cabai Cengek Domba Dalam Kemasan Plastik LDPE 1,00 a

Cabai Cengek Domba Dalam Kemasan Karung Plastik 1,65 bc

BNT 5% = 0,07

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada

uji BNT 5% (Skor 1: Sangat Tidak Renyah, Skor 2: Tidak Renyah,

Skor 3: Agak Renyah, Skor 4: Renyah, Skor 5: Sangat Renyah).

Berdasarkan uji BNT tabel 8, menunjukkan bahwa tekstur cabai pada suhu ruang

dipengaruhi oleh berbagai jenis cabai dan bahan kemasan. Jenis cabai merah yang

dikemas dengan menggunakan karung plastik menghasilkan tekstur tidak renyah

dengan nilai skor 2,38 dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Page 50: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

29

Gambar 4. Grafik tekstur cabai selama penyimpanan suhu dingin dan suhu

rendahpada berbagai jenis cabai dan bahan kemasan.

Jenis cabai yang disimpan pada suhu ruang dengan berbagai kemasan

menghasilkan tekstur cabai renyah dibandingkan jenis cabai yang disimpan pada

suhu ruang dengan berbagai kemasan.

0

1

2

3

4

5

6

0 4 8 12 16 20

Rat

a-r

ata

sko

e p

eru

bah

an T

eks

tur

Cab

ai

Waktu Penyimpanan (Hari)

suhu dingin

suhu ruang

Page 51: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

30

4.1.3 Bobot Susut Cabai (%)

a. Bobot Susut Cabai Pada Suhu Dingin hari ke 20

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis cabai dan bahan kemasan yang

berbeda berpengaruh nyata terhadap bobot susut cabai pada suhu dingin dan tidak

terdapat interaksi antara kedua perlakuan tersebut (Lampiran 24).

Tabel 9. Bobot susut cabai berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang berbeda

pada suhu dingin.

Jenis Cabai

(V)

Bahan Kemasan (P)

Waring Plastik LDPE Karung

Plastik

Rerata

Cabai Rawit 53,27 20,56 40,16 37,10 A

Cabai Merah 57,12 39,48 47,35 47,98 B

Cabai Cengek

Domba 61,77 25,80 37,43

41,67 AB

Rerata 57,39 c 28,61 a 41,65 b

BNT V = 6,78 BNT P : 6,78

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah

vertikal dan huruf kecil arah horizontal) tidak berbeda nyata pada

uji BNT 5%.

Berdasarkan uji BNT tabel 9, menunjukkan bahwa bobot susut cabai pada suhu

dingin dipengaruhi oleh berbagai jenis cabai dan bahan kemasan. Jenis cabai rawit

menghasilkan bobot susut cabai yang lebih rendah sebesar 12,32 % dibandingkan

dengan cabai cengek domba. Sedangkan cabai yang dikemas menggunakan

plastik LDPE menghasilkan bobot susut cabai lebih rendah 45,58 % dibandingkan

dengan karung plastik.

Page 52: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

31

b. Bobot susut Cabai Pada Suhu Ruang hari ke 8

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa bahan kemasan memberikan pengaruh

nyata terhadap bobot cabai pada suhu ruang, namun jenis cabai tidak berpengaruh

nyata dan tidak terdapat interaksi antara kedua perlakuan tersebut (Lampiran 26).

Tabel 10. Bobot susut cabai berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang berbeda

pada suhu ruang.

Jenis Cabai (V)

Bahan Kemasan (P)

Waring Plastik LDPE Karung

Plastik

Rerata

Cabai Rawit 36,12 39,57 28,13 34,61

Cabai Merah 43,69 37,25 32,47 37,80

Cabai Cengek

Domba 26,20 48,83 26,03

33,69

Rerata 35,34 ab 41,88 b 28,88 a

BNT P = 8,2

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada

uji BNT 5%.

Berdasarkan uji BNT tabel 10, menunjukkan bahwa bahan pengemas memberikan

pengaruh nyata terhadap bobot susut cabai pada suhu ruang, namun berbagai jenis

cabai tidak mempengaruhi bobot susut cabai. Meskipun secara statistik

menunjukkan tidak dapat perbedaan nyata, namun jenis cabai merah

menghasilkan bobot susut cabai lebih tinggi dibandingkan jenis cabai lainnya.

Sedangkan cabai yang dikemas menggunakan karung plastik memiliki bobot susut

cabai pada suhu ruang lebih rendah sebesar 22,37% dibandingkan dengan bahan

kemasan waring.

Page 53: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

32

Gambar 6. Grafik bobot susut cabai cabai selama penyimpanan suhu dingin dan

suhu rendah pada berbagai jenis cabai dan bahan kemasan.

Jenis cabai yang disimpan pada suhu ruang dengan berbagai kemasan

menghasilkan bobot susut cabai lebih tinggi dibandingkan jenis cabai yang

disimpan pada suhu dingin dengan berbagai kemasan.

0

20

40

60

80

100

120

0 4 8 12 16 20

Rat

a-r

ata

Bo

bo

t Su

sut

Cab

ai

Waktu Penyimpanan (Hari)

suhu dingin

suhu ruang

Page 54: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

33

4.1.4 Tingkat Kekerasan (kg/mm).

a. Tingkat Kekerasan Pada Suhu Dingin Hari ke 20.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis cabai dan bahan kemasan yang

berbeda berpengaruh nyata terhadap tingkat kekerasan pada suhu dingin dan tidak

terdapat interaksi antara kedua perlakuan tersebut (Lampiran 30).

Tabel 11. Tingkat kekerasan berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang

berbeda pada suhu dingin.

Jenis Cabai

(V)

Bahan Kemasan (P)

Rerata Waring Plastik LDPE

Karung

Plastik

Cabai Rawit 0,26 0,34 0,28 0,29 A

Cabai Merah 0,33 0,44 0,33 0,37 B

Cabai Cengek

Domba 0,3 0,32 0,33 0,32 AB

Rerata 0,30 a 0,36 b 0,31 a

BNT V : 0,04 BNT P : 0,04

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah

vertikal dan huruf kecil arah horizontal) tidak berbeda nyata pada

uji BNT 5%.

Berdasarkan uji BNT tabel 11. menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata rata

tingkat kekerasan pada suhu dingin akibat perbedaan jenis cabai dan bahan

kemasan. Jenis cabai merah memiliki tingkat kekerasan lebih tinggi dibandingkan

dengan jenis cabai cengek domba dan cabai rawit sebesar 15,62% - 27,59%.

Sedangkan cabai yang dikemas menggunakan plastik LDPE memiliki tingkat

kekerasan lebih tinggi dibandingkan dengan bahan kemasan karung plastik dan

waring sebesar 16,13% - 20%.

Page 55: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

34

b. Tingkat Kekerasan Pada Suhu Ruang Hari ke 8.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa bahan kemasan memberikan pengaruh

nyata terhadap tingkat kekerasan pada suhu ruang, namun berbagai jenis cabai

tidak berpengaruh nyata dan tidak terdapat interaksi antara kedua perlakuan

tersebut (Lampiran 31).

Tabel 12. Tingkat kekerasan berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang

berbeda pada suhu ruang.

Jenis Cabai

(V)

Bahan Kemasan (P)

Rerata Waring Plastik LDPE Karung Plastik

Cabai Rawit 0,49 0,20 0,42 0,37

Cabai Merah 0,44 0,17 0,51 0,37

Cabai Cengek

Domba 0,43 0,13 0,36 0,31

Rerata 0,45 b 0,17 a 0,43 b

BNT P= 0,10

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada

uji BNT 5%.

Berdasarkan uji BNT tabel 12, menunjukkan bahwa jenis bahan pengemas

memberikan perbedaan nyata terhadap tingkat kekerasan pada suhu ruang, namun

berbagai jenis cabai tidak mempengaruhi tingkat kekerasan pada suhu ruang.

Meskipun secara statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata, namun

jenis cabai rawit dan cabai merah menghasilkan tingkat kekerasan lebih tinggi

dibandingkan dengan jenis cabai cengek domba. Sedangkan cabai yang dikemas

menggunakan waring memiliki tingkat kekerasan lebih tinggi sebesar 4,65%

dibandingkan dengan bahan kemasan karung plastik.

Page 56: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

35

Gambar 8. Grafik tingkat kekerasan selama penyimpanan suhu dingin dan suhu

rendah pada berbagai jenis cabai dan bahan kemasan.

Jenis cabai yang disimpan pada suhu dingin dengan berbagai kemasan

menghasilkan tingkat kekerasan lebih tinggi dibandingkan jenis cabai yang

disimpan pada suhu ruang dengan berbagai kemasan.

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

0 4 8 12 16 20

Rat

a-R

ata

Tin

gkat

Ke

kera

san

Waktu Penyimpanan (Hari)

suhu dingin

suhu ruang

Page 57: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

36

4.1.5 Tingkat Kerusakan (%)

a. Tingkat Kerusakan Pada Suhu Dingin Hari ke 20.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis cabai dan bahan kemasan yang

berbeda berpengaruh nyata terhadap tingkat kerusakan pada suhu dingin dan tidak

terdapat interaksi antara kedua perlakuan tersebut (Lampiran 36).

Tabel 13. Tingkat kerusakan berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang

berbeda pada suhu dingin.

Jenis Cabai

(V)

Bahan Kemasan (P)

Rerata Waring Plastik LDPE

Karung

Plastik

Cabai Rawit 8,80 1,94 6,44 5,73 B

Cabai Merah 3,52 0 0 1,17 A

Cabai Cengek

Domba 12,20 0,65 12,01 8,29 B

Rerata 8,17 b 0,86 a 6,15 b

BNT V= 3,53

BNT P= 3,53

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah

vertikal dan huruf kecil arah horizontal) tidak berbeda nyata pada

uji BNT 5%.

Berdasarkan uji BNT tabel 13, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata rata

tingkat kerusakan pada suhu dingin akibat perbedaan jenis cabai dan bahan

kemasan. Jenis cabai cengek domba memiliki tingkat kerusakan lebih tinggi

sebesar 44,68% dibandingkan dengan jenis cabai rawit. Sedangkan cabai yang

dikemas menggunakan waring memiliki tingkat kerusakan lebih tinggi sebesar

32,85% dibandingkan dengan bahan kemasan karung plastik.

Page 58: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

37

b. Tingkat Kerusakan Pada Suhu Ruang Hari ke 8.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa bahan kemasan memberikan pengaruh

nyata terhadap tingkat kerusakan pada suhu ruang, namun berbagai jenis cabai

tidak berpengaruh nyata dan tidak terdapat interaksi antara kedua perlakuan

tersebut (Lampiran 40).

Tabel 14. Tingkat kerusakan berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang

berbeda pada suhu ruang.

Jenis Cabai

(V)

Bahan Kemasan (P)

Rerata Waring Plastik LDPE

Karung

Plastik

Cabai Rawit 6,61 94,62 6,70 35,98

Cabai Merah 7,03 95,86 1,14 34,68

Cabai Cengek

Domba 10,21 91,16 6,63 33,28

Rerata 7,95 a 91,16 b 4,82 a

BNT P : 8,61

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada

uji BNT 5%.

Berdasarkan uji BNT tabel 14, menunjukkan bahwa jenis bahan pengemas

memberikan perbedaan nyata terhadap tingkat kerusakan pada suhu ruang, namun

berbagai jenis cabai tidak mempengaruhi tingkat kerusakan pada suhu ruang.

Meskipun secara statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata, namun

jenis cabai rawit menghasilkan tingkat kerusakan lebih tinggi dibandingkan

dengan jenis cabai lainnya. Sedangkan cabai yang dikemas menggunakan plastik

memiliki tingkat kerusakan pada suhu ruang lebih tinggi dengan nilai rata-rata

91,16 dibandingkan dengan bahan kemasan lainnya.

Page 59: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

38

Gambar 10. Grafik tingkat kerusakan selama penyimpanan suhu dingin dan suhu

rendah pada berbagai jenis cabai dan bahan kemasan.

Jenis cabai yang disimpan pada suhu ruang dengan berbagai kemasan

menghasilkan tingkat kerusakan lebih tinggi dibandingkan jenis cabai yang

disimpan pada suhu dingin dengan berbagai kemasan.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

0 4 8 12 16 20

Rat

a-r

ata

Tin

gkat

Ke

rusa

kan

(%)

Waktu Penyimpanan (Hari)

Suhu Dingin

Suhu Ruang

Page 60: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

39

4.1.6 Kadar Vitamin C (mg/g)

a. Kadar Vitamin C Pada Suhu Dingin Hari ke 20.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis cabai dan bahan kemasan yang

berbeda berpengaruh tidak nyata terhadap kadar vitamin c pada suhu dingin dan

tidak terdapat interaksi antara kedua perlakuan tersebut (Lampiran 44).

Tabel 15. Kadar vitamin C berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang berbeda

pada suhu dingin.

Jenis Cabai

(V)

Bahan Kemasan (P)

Rerata Waring Plastik LDPE

Karung

Plastik

Cabai Rawit 46,93 58,67 52,80 52,8

Cabai Merah 52,80 64,53 41,07 52,8

Cabai Cengek

Domba 46,93 46,93 52,80 49,87

Rerata 48,89 56,71 48,89

Berdasarkan uji BNT tabel 15, menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata

rata kadar vitamin C pada suhu dingin akibat perbedaan jenis cabai dan bahan

kemasan. Walaupun secara statistik tidak terdapat perbedaan nyata namun

terdapat kecenderungan bahwa jenis cabai rawit dan cabai merah memiliki kadar

vitamin C lebih tinggi dibandingkan dengan jenis cabai cengek domba, dan cabai

yang dikemas menggunakan plastik LDPE memiliki kadar vitamin C lebih tinggi

dibandingkan dengan kemasan waring dan karung plastik.

Page 61: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

40

b. Kadar Vitamin C Pada Suhu Ruang Hari ke 8.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis cabai dan bahan kemasan yang

berbeda berpengaruh tidak nyata terhadap kadar vitamin C pada suhu ruang, dan

tidak terdapat interaksi antara kedua perlakuan tersebut (Lampiran 46).

Tabel 16. Kadar vitamin C berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang berbeda

pada suhu ruang.

Jenis Cabai

(V)

Bahan Kemasan (P)

Rerata Waring Plastik LDPE

Karung

Plastik

Cabai Rawit 64,53 52,80 70,40 62,58

Cabai Merah 52,80 35,20 58,67 48,89

Cabai Cengek

Domba 64,53 46,93 52,80 54,75

Rerata 60,62 44,98 60,62

Berdasarkan uji BNT tabel 16. menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata

rata kadar vitamin C pada suhu dingin akibat perbedaan jenis cabai dan bahan

kemasan. Walaupun secara statistik tidak terdapat perbedaan nyata namun

terdapat bahwa jenis cabai rawit memiliki kadar vitamin C lebih tinggi

dibandingkan dengan jenis cabai lainnya, dan cabai yang dikemas menggunakan

waring dan karung plastik memiliki kadar vitamin C lebih tinggi dibandingkan

dengan kemasan plastik LDPE.

Page 62: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

41

Gambar 12. Grafik kadar vitamin C selama penyimpanan suhu dingin dan suhu

rendah pada berbagai jenis cabai dan bahan kemasan.

Jenis cabai yang disimpan pada suhu dingin dengan berbagai kemasan

menghasilkan kadar vitamin C cabai lebih tinggi dibandingkan jenis cabai yang

disimpan pada suhu ruang dengan berbagai kemasan..

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0 4 8 12 16 20

Rat

a-r

ata

kad

ar V

itam

in c

(m

g/g)

Waktu Penyimpanan (Hari)

suhu dingin

suhu ruang

Page 63: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

42

4.1.7 Kadar Total Asam (ml/g)

a. Kadar Total Asam Pada Suhu Dingin Hari ke 20.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis cabai memberikan pengaruh nyata

terhadap kadar total asam pada suhu dingin, namun berbagai bahan kemasan tidak

berpengaruh nyata dan tidak terdapat interaksi antara kedua perlakuan tersebut

(Lampiran 50).

Tabel 17. Kadar total asam berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang berbeda

pada suhu dingin.

Jenis Cabai

(V)

Bahan Kemasan (P)

Rerata Waring Plastik LDPE

Karung

Plastik

Cabai Rawit 0,53 0,60 0,47 0,53 AB

Cabai Merah 0,47 0,40 0,40 0,42 A

Cabai Cengek

Domba 0,80 0,73 0,47 0,67 B

Rerata 0,6 0,58 0,45

BNT V : 0,16

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada

uji BNT 5%.

Berdasarkan uji BNT tabel 17. menunjukkan bahwa berbagai jenis cabai

memberikan perbedaan nyata terhadap kadar total asam pada suhu dingin, namun

jenis bahan pengemas tidak mempengaruhi kadar total asam pada suhu ruang.

Meskipun secara statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata, namun

jenis bahan pengemas waring menghasilkan kadar total asam pada suhu dingin

lebih tinggi dibandingkan dengan jenis bahan pengemas lainnya. Sedangkan jenis

cabai cengek domba memiliki kadar total asam lebih tinggi dibandingkan jenis

cabai rawit dan jenis cabai merah sebesar 26,41% - 59,52%.

Page 64: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

43

b. Kadar Total Asam Pada Suhu ruang Hari ke 8.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa bahan kemasan memberikan pengaruh

nyata terhadap kadar total asam pada suhu ruang, namun berbagai jenis cabai

tidak berpengaruh nyata dan tidak terdapat interaksi antara kedua perlakuan

tersebut (Lampiran 54).

Tabel 18. Kadar total asam berbagai jenis cabai dan bahan kemasan yang berbeda

pada suhu ruang.

Jenis Cabai

(V)

Bahan Kemasan (P)

Rerata Waring Plastik LDPE

Karung

Plastik

Cabai Rawit 0,67 0,13 0,67 0,49

Cabai Merah 0,60 0,20 0,60 0,47

Cabai Cengek

Domba 0,73 0,33 0,60 0,55

Rerata 0,67 b 0,22 a 0,62 b

BNT P : 0,21

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada

uji BNT 5%.

Berdasarkan uji BNT tabel 18, menunjukkan bahwa jenis bahan pengemas

memberikan perbedaan nyata terhadap kadar total asam pada suhu ruang, namun

berbagai jenis cabai tidak mempengaruhi kadar total asam pada suhu ruang.

Meskipun secara statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata, namun

jenis cabai cengek domba menghasilkan kadar total asam pada suhu ruang lebih

tinggi dibandingkan jenis cabai lainnya. Sedangkan cabai yang dikemas

menggunakan waring memiliki kadar total asam lebih tinggi ssebesar 8,06%

dibandingkan dengan bahan kemasan karung plastik.

Page 65: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

44

Gambar 14. Grafik kadar total asam selama penyimpanan suhu dingin dan suhu

rendah pada berbagai jenis cabai dan bahan kemasan.

Jenis cabai yang disimpan pada suhu dingin dengan berbagai kemasan

menghasilkan kadar total asam cabai lebih tinggi dibandingkan jenis cabai yang

disimpan pada suhu ruang dengan berbagai kemasan.

4.2 Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai jenis cabai yang berbeda

berpengaruh nyata selama penyimpanan suhu dingin dan suhu ruang. Jenis cabai

yang disimpan pada suhu dingin mempengaruhi warna cabai, tekstur cabai, bobot

susut cabai, tingkat kekerasan, tingkat kerusakan, dan total asam, sedangkan yang

disimpan pada suhu ruang mempengaruhi warna cabai dan tekstur cabai. Berbagai

jenis cabai tidak berpengaruh nyata hanya pada kadar vitamin C.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai bahan kemasan berbeda yang

disimpan pada suhu dingin mempengaruhi warna cabai, tekstur cabai, bobot susut

cabai, tingkat kekerasan, dan tingkat kerusakan, sedangkan yang disimpan pada

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0 4 8 12 16 20

Rat

a-r

ata

Kad

ar t

ota

l Asa

m (

%)

Waktu Penyimpanan (Hari)

suhu dingin

suhu ruang

Page 66: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

45

suhu ruang mempengaruhi warna cabai, tekstur cabai, bobot susut cabai, tingkat

kekerasan, tingkat kerusakan, dan kadar total asam. Berbagai bahan kemasan

berbeda tidak berpengaruh nyata hanya pada kadar vitamin C. Hasil penelitian

juga menunjukkan bahwa tidak Terdapat interaksi antara jenis cabai dan bahan

pengemas terhadap kualitas cabai.

Cabai yang disimpan pada suhu dingin selama 20 hari menghasilkan warna cabai

dominan hijau dibandingkan dengan cabai yang disimpan pada suhu ruang.

Perubahan warna terjadi pada cabai selama penyimpanan yang berasal dari proses

kegiatan perombakan klorofil (hijau). Perubahan/degradasi warna pada cabai

merah dikendalikan oleh senyawa karotenoid seperti xanthophylls, sedangkan

untuk cabai yang berubah menjadi kuning orange dikendalikan oleh senyawa Ξ²-

karoten dan zeaxanthin Tucke (1993) dalam Nurdjannah (2014). Selama

penyimpanan cabai segar akan mengalami penuaan walaupun telah dipanen dari

tanaman induknya, karena cabai tersebut akan tetap melakukan kegiatan

metabolisme. Penyimpanan cabai pada suhu dingin mampu mempertahankan

penuaan dan kecerahan lebih baik dibanding dengan penyimpanan pada suhu

ruang Hal ini disebabkan pada suhu dingin dapat menghambat laju respirasi pada

cabai dan dapat menekan angka kehilangan air selama penyimpanan. Menurut

Jefri (2016) bahwa semakin lama penyimpanan dan semakin tinggi suhu

penyimpanan menyebabkan kerusakan klorofil dan biosintesis karotenoid

berlangsung dengan cepat sehingga warna cabai akan berubah. Suhu penyimpanan

dingin akan menghambat laju respirasi pada cabai, Laju respirasi yang rendah

akan menghambat pemecahan klorofil dan menurunkan biosintesis karotenoid.

Page 67: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

46

Penyimpanan pada suhu dingin juga dapat menekan angka kehilangan air pada

cabai selama penyimpanan (Chitravhati, 2015).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai cabai yang disimpan pada suhu

dingin selama 20 hari menghasilkan tekstur cabai dominan bertekstur renyah

dibandingkan cabai yang disimpan pada suhu ruang. Hal ini diduga pada

penyimpanan suhu dingin dapat menghambat laju respirasi pada cabai dan dapat

menekan angka kehilangan air sedangkan pada penyimpanan suhu ruang memiliki

kelembaban lingkungan yang rendah sehingga uap air yang dihasilkan dari laju

respirasi dapat terus mengalir dan menyebabkan kualitas cabai cepat menurun.

Semakin lama jenis cabai segar disimpan maka akan terjadi penurunan nilai uji

organoleptik teskturnya. Penurunan tersebut berhubungan dengan kadar air yang

dikandung oleh jenis cabai. Menurut Winaro (1991) dalam Naomi (2009)

penurunan nilai uji organoleptik tersebut akibat proses respirasi dan transpirasi

yang terjadi dari permukaan jaringan.

Cabai yang disimpan pada suhu dingin selama 20 hari menghasilkan bobot susut

cabai dengan kemasan plastik LDPE lebih baik dibandingkan dengan cabai yang

disimpan pada suhu ruang. Penurunan susut bobot cabai dipengaruhi oleh suhu

dan lama penyimpanan. Susut bobot cabai diakibatkan oleh perombakan substrat

selama respirasi dan kehilangan air sebagai hasil sampingan dari respirasi.

Kelembaban ruang merupakan faktor penyebab kehilangan air, kehilangan air

akan mengakibatkan kehilangan berat dan kehilangan kenampakan yang baik pada

produk cabai. Sifat permeabilitas plastik LDPE terhadap uap air dan udara

menyebabkan plastik LDPE mampu berperan mengatur kelembapan dari ruang

Page 68: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

47

penyimpanan. Tingginya kelembaban udara dalam kemasan dapat

mempertahankan keluarnya air dari permukaan cabai dan rendahnya permeabilitas

bahan dapat menekan keluarnya air kelingkungan sehingga susut bobot akibat

evaporasi dapat ditekan Wirnano (1993) dalam Sembiring (2009). Plastik Low

Density Polyethilene (LDPE) dapat mempertahankan kualitas cabai segar selama

satu minggu dalam keadaan segar, jika disimpan di dalam lemari pendingin pada

suhu 60C Sembiring (2009).

Hasil penelitian menunjukan bahwa cabai yang disimpan pada suhu dingin selama

20 hari memiliki tingkat kekerasan lebih tinggi dengan jenis bahan kemasan

plastik dibandingkan dengan cabai yang disimpan pada suhu ruang. Hal ini diduga

karena sifat kemasan plastik mampu menekan jumlah kehilangan air cabai pada

suhu dingin sehingga cabai yang dikemas plastik tidak menjadi kering/keriput dan

tekstur cabai menjadi keras, sedangkan jenis bahan kemasan plastik tidak efektif

untuk penyimpanan suhu ruang karena jenis bahan kemasan plastik tidak terdapat

rongga udara sehingga akan meningkatkan kadar air. Kadar air yang tinggi dapat

mempengaruhi kerusakan cabai karena pada penyimpanan suhu ruang akan tetap

melakukan respirasi. Semakin besar nilai penurunan kekerasan cabai merah

menandakan bahwa tekstur cabai semakin lunak. Peningkatan dan penurunan nilai

kekerasan bergantung pada tebalnya bagian kulit luar, kandungan pati pada suatu

bahan (Pangidoan 2014 dalam Lamona 2015).

Cabai yang disimpan pada suhu dingin selama 20 hari dengan perlakuan cabai

merah dan bahan kemasan plastik memiliki tingkat kerusakan paling rendah

dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini diduga karena menurut Badan

Standarisasi Nasional, (1998) pada kualitas cabai merah memiliki tingkat

Page 69: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

48

kerusakan pada mutu 1 yaitu 0 %, mutu II memiliki tingkat kerusakan 1%, dan

pada mutu III memiliki tingkat kerusakan 2 %. Bahan pengemas plastik dapat

menekan kerusakan karena mempunyai keunggulan dibanding bahan pengemas

lain karena sifatnya yang ringan, transparan, kuat, dan selektif dalam

permeabilitasnya terhadap uap air yang rendah. Sifat permeabilitas plastik

terhadap uap air dan udara menyebabkan plastik mampu berperan mengatur

kelembapan dari ruang penyimpanan. Tingginya kelembaban udara dalam

kemasan dapat mempertahankan keluarnya air dari permukaan cabai dan

rendahnya permeabilitas bahan dapat menekan keluarnya air kelingkungan

sehingga dapat menekan proses evaporasi.

Cabai yang disimpan pada suhu ruang menunjukkan bahwa cabai yang disimpan

pada hari ke 8 dengan jenis bahan kemasan plastik LDPE memiliki tingkat

kerusakan cabai paling tinggi dibandingkan dengan bahan kemasan lainnya. Hal

ini diduga pada bahan kemasan plastik tidak efektif karena tidak terdapat rongga

udara sehingga akan meningkatkan kadar air. Kadar air yang tinggi dapat

mempengaruhi kerusakan cabai karena pada penyimpanan suhu ruang akan tetap

melakukan respirasi. Menurut Lamona (2015) Pada kemasan plastik LDPE

kerusakan lebih banyak disebabkan oleh tumbuhnya cendawa dan busuk basah

akibat terjadi fermentasi anaerob selama penyimpanan. Menurut Sulistyaningrum

et al (2018) bahwa penyimpanan cabai pada suhu ruang mampu bertahan selama 8

hari karena pada suhu ruang kelembaban lingkungannya menjadi rendah sehingga

laju respirasi pada cabai akan meningkat dan memperpendek masa simpan.

Page 70: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

49

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis cabai dan bahan pengemas yang

disimpan pada suhu dingin dan suhu ruang menunjukkan bahwa hasil yang tidak

berpengaruh nyata pada semua periode pengamatan kadar vitamin C. Secara

statistik jenis cabai dan bahan kemasan terhadap vitamin C tidak berpengaruh

nyata, akan tetapi cenderung mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena

tertundanya penguapan air yang menyebabkan struktur sel yang semula utuh

menjadi layu. Enzim askorbat tidak dibebaskan oleh sel sehingga tidak mampu

mengoksidasi vitamin C lebih lanjut menjadi senyawa yang tidak mempunyai

aktivitas vitamin C lagi. Menurut Trenggono dalam Wulandari dkk, (2012)

menyatakan bahwa penyimpanan buah-buahan pada kondisi yang menyebabkan

kelayuan akan menurunkan kadar vitamin C dengan cepat karena adanya proses

respirasi dan oksidasi. Penyimpanan cabai pada suhu ruang menunjukkan kadar

vitamin C mengalami banyak penurunan jika dibandingkan dengan cabai yang

disimpan pada penyimpanan suhu dingin (Oktaviana dkk, 2012).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berbagai jenis cabai dan bahan

kemasan yang disimpan pada suhu ruang mengalami kecenderungan penurunan

dibandingkan dengan kadar total asam yang disimpan pada suhu dingin. Hal ini

terjadi peningkatan laju respirasi yang membutuhkan banyak energi sehingga

terjadilah penggunaan asam-asam organik yang tersedia didalam buah sebagai

substart sumber energi. Menurut Novita dkk (2012) bahwa total asam akan

meningkat pada tingkat kematangan awal dan akan menurun lagi pada buah yang

mendekati busuk. Menurut Hofman et al. (1997) dan Novita dkk (2012), secara

keseluruhan jumlah asam organik akan menurun secara cepat selama

penyimpanan.

Page 71: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

50

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara jenis cabai

dan bahan pengemas yang disimpan pada suhu dingin dan suhu ruang. Hal ini

diduga karena cabai dipengaruhi oleh suhu penyimpanan. cabai yang disimpan

masih mengalami proses-proses metabolisme. Salah satu proses yang sangat

penting untuk memprediksi masa simpan cabai adalah laju respirasi. Yang

mempengaruhi laju respirasi adalah ketersediaan oksigen dan suhu sekitar

(Wulandari et al., 2012). sehingga penggunaan bahan kemasan yang baik dapat

mempengaruhi ketersediaan oksigen dan suhu disekitar cabai. Bahan kemasan

yang baik pada suhu dingin yaitu bahan kemasan plastik LDPE. Plastik LDPE

mempunyai sifat permeabilitas sehingga plastik dapat mengatur ketersediaan

oksigen yang berada sekitar cabai (Sembiring, 2009). Sedangkan bahan kemasan

yang baik pada suhu ruang yaitu bahan kemasan karung plastik, karena bahan

kemasan karung plastik terdapat rongga udara yang dinilai cukup efektif sehingga

hasil respirasi tetap dapat mengalir melalui rongga pada kemasan karung plastik.

Menurut hasil penelitian Komar et al., (2001) molekul molekul pada permukaan

air yang berinteraksi dengan udara mengalami pergerakan untuk membebaskan

diri menuju udara yang molekulnya lebih sedikit dan lebih bebas.

Page 72: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

51

V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Berbagai jenis cabai yang disimpan pada suhu dingin mempengaruhi warna

cabai, tekstur cabai, bobot susut cabai, tingkat kekerasan, tingkat kerusakan,

dan total asam, sedangkan yang disimpan pada suhu ruang mempengaruhi

warna cabai dan tekstur cabai. Berbagai jenis cabai tidak berpengaruh nyata

hanya pada kadar vitamin C. Jenis cabai yang baik pada suhu dingin dan suhu

ruang adalah jenis cabai rawit dan jenis cabai merah.

2. Berbagai bahan kemasan yang berbeda yang disimpan pada suhu dingin

mempengaruhi warna cabai, tekstur cabai, bobot susut cabai, tingkat

kekerasan, dan tingkat kerusakan, sedangkan yang disimpan pada suhu ruang

mempengaruhi warna cabai, tekstur cabai bobot susut cabai, tingkat

kekerasan, tingkat kerusakan, dan kadar total asam. Berbagai bahan kemasan

berbeda tidak berpengaruh nyata hanya pada kadar vitamin C. Jenis kemasan

yang baik pada suhu dingin yaitu plastik LDPE, sedangkan pada suhu ruang

yaitu karung plastik.

3. Tidak terdapat interaksi antara jenis cabai dan bahan pengemas terhadap

kualitas

Page 73: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

52

5.2 Saran

Sebaiknya untuk menyimpan cabai disimpan pada suhu dingin menggunakan jenis

cabai rawit dan cabai merah dengan kemasan plastik karena dapat

mempertahankan kualitas cabai selama 20 hari.

Page 74: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

53

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Jenis-jenis cabai indonesia.

http://www.gerbangpertanian.com/2014/04/jenis-jenis-cabai-indonesia.html

Diakses pada tanggal 23 September 2019

Anonimus,2004 Pengendalian Mutu dan Keamanan Komoditas Hasil Pertanian di

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Aryasita PR, Mukarromah A. 2013. Analisis Fungsi Transfer pada Harga Cabai

Merah yang Dipengaruhi oleh Curah Hujan di Surabaya. J. Sains dan

Senipomits 2(2) : 249--254.

Asmarita, U. 2017. Pengaruh Jenis Bahan Pengemas dan Lama Penyimpanan

Dingin Terhadap Perubahan Sifat Fisik dan Kimia Cabai Merah.[Skripsi].

STIPER Dharma Wacana Metro. Lampung

[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1998. SNI 01-4480-1998. Syarat Mutu

Cabai. Badan Standarisasi Nasional.

Chitravathi K, Chauhan OP, Raju PS. 2015. Influence of modified atmosphere

packaging on shelf-life of green chillies (Capsicum annuum L.). Food

Packaging and Shelf Life. 45: 1-9.

Jefrri. H.M. 2016. Respon Kualitas Cabai Rawit Hijau (Capsicum Frustescens L.)

Yang Disimpan Pada Berbagai Suhu Penyimpanan. [Skripsi]. Fakultas

Teknologi Pertanian Institusi Pertanian Bogor. Bogor.

Kapoh D.O., W Frans, M. D. Douwes, dan K. M. E. Stella. 2015. Kajian

Penggunaan Wadah Pengemasan Terhadap Mutu Cabai Rawit (Capsicum

Frutescens) Yang Disimpan Pada Suhu Ruang Pendingin. [Skripsi]. Fakultas

Pertanian Universitas Ratulangi. Manado.

Kasmiati E, Darmawati E, Haryadi Y. 2014. Evaluasi Efek Kemasan Plastik

terhadap Daya Simpan Beras. J. Pascapanen 11(1) : 9--18.

https://ojs.unida.ac.id/JAG/article/download/1566/1229. Diakses pada 17

Maret 2019

Page 75: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

54

Lamona,A. 2015. Pengaruh Jenis Kemasan dan Penyimpanan Suhu Rendah

Terhadap Perubahan Kualitas Cabai Merah Keriting Segar. [Skripsi]. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Maulana, I. 2013. Cabe Rawit. http://duniainovasitani.blogspot.com/ diakses

tanggal 23 September 2019.

Naomi N.S. 2009. Pengaruh Jenis Bahan Pengemas Terhadap Kualitas Produk

Cabai Merah (Capsicum annum L.) Segar kemasan selama Penyimpanan

dingin. [Tesis]. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatra Utara. Medan.

Novita M, Satriana, Martunis, Syarifah R, Etria H. 2012. Pengaruh Lapisan

Kitosan terhadap sifat fisik dan kimia tomat segar (Lyprsicum pyforme) pada

berbagai tingkat kemasan. Jurnal Teknologi dan industri pertanian Indonesia

4(3).

Nurdjannah R, Purwanto YA, Sutrisno. 2014. Pengaruh jenis kemasan dan

penyimpanan dingin terhadap mutu fisik cabai merah. J. Pascapanen 11 (1) :

19--29. https://ojs.unida.ac.id/JAG/article/download/1566/1229. Diakses pada

17 Maret 2019

Oktaviana, Yanti, β€œPengaruh Lama Penyimpanan dan Konsentrasi Natrium

Benzoat Terhadap Kadar Vitamin C Cabai Merah (Capsicum annuum L)”,

Vol.1,No.4,November/2012.

http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JAK/article/view/1569. Diakses 14

Februari 2020

Palar N, Pangemanan P, Tangkere E. 2016. Faktor-faktor yang mempengaruhi

harga cabai rawit di Kota Manado. J. Agri-Sosio ekonomi 12(2) : 105-120

[Pusdatin] Pusat data dan sistem informasi pertanian. 2016. Outlook komoditi

bawang merah. Jakarta (ID): Pusdatin Kementerian Pertanian

Rosmainar L, Widia N, Ni P.A, Haula N. 2018. Penentuan kadar vitamin C

beberapa jenis cabai (capsicum sp.) dengan spektrofotometri UV-vis.

Politeknik Meta Industri Cikarang. Cikarang.

Sastradiharja, S., Firmanto, B.H. (2011). Praktis Bertanam Cabai Merah Keriting

Organik Dalam Polybag. Bandung: Angkasa Press.

Sembiring, N N. 2009. Pengaruh Jenis Bahan Pengemas Terhadap kualitas produk

Cabe merah (Capsicum annum L) segar kemasan selama Penyimpanan

Dingin. Tesis Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Medan.

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/cocos/article/viewFile/13896/13470.

Diakses pada 17 Maret 2019

Page 76: UJI KUALITAS JENIS CABAI (Capsicum annuum L.) PADA

55

Suharti K.T., M. Syukur., dan A.R. Wijaya. 2015. Karakterisasi buah dan

penentuan saat masak fisiologis benih beberapa genotipe cabai. [Skripsi].

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Setyaningrum, Hesti Dwi., Cahyo Saparinto. 2014. Panen Sayur. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Sulistyaningrum A, Darudriyo 2018. Penurunan Kualitas Cabai Rawit Selama

Penyimpanan Dalam Suhu Ruang. Fakultas Pertanian UNIDA. Bogor.

Taufik, M. 2010. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai yang Diaplikasi

Plant Growth Promoting Rhizobacteria. [Skripsi]. Jurusan Agroekoteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo

Walker, S. 2010. Postharvest Handling of Fresh Chiles. New Mexico State

University. Mexico

Wulandari S, Bey Y, Tindaon KD. 2012. Pengaruh jenis bahan pengemas dan

lama penyimpanan terhadap kadar vitamin C dan susut berat cabai rawit

(Capsicum frutescens L.). J. Biogenesis 8(2): 23β€”30. http://e-

journal.uajy.ac.id/4833/3/2BL01077.pdf. Diakses pada 17 Maret 2019