uji kompetensi ummi

81
A. KONSEP ALAM SEMESTA 1. Beberapa prinsip yang bertalian dengan alam semesta a.Ilmu pengetahuan alam hanya menelah sesuatu yang wujud Kajian tentang karekteristik dari sesuatu dan pemakain berbagai macam energi di alam semesta telah menjadi sumber utama dari keberhasilan manusia. Kita telah memanfaatkan tenaga listik untuk alat pemanas, pengobatan, alat penerangan, mesin-mesin, untuk menjalankan kereta api dan mobil, dan lain sebagainya. Sungguhpun demikian, pengetahuan tentang listrik itu sendiri masih belum lengkap. Begitu pula halnya dengan cahaya dan panas, Yang biasa di sebut dengan energi. Yang tersimpan di dalam kandungan alam semesta, dan yang bisa berubah dari satu tenaga ke tenaga lainnya, namun tak seorang pun manusia dapat menciptakannya dari tidak ada menjadi ada. Biasanya, semua teori ilmiah berusa menafsirkan permulaan dari alam semesta atas dasar asumsi-asumsi tertentu yang tak dapat dibukti kan, atau dasar ide-ide tertentu, dimana tak seorang pun dapat mengetahui apa yang ada di sebaliknya. Ilmu sesuatfisika tidaklah menyentuh masalah pencptaan dari suatu keadaan yang tidak ada. Ilmu ini hanya memastikan diri dari pada penelaahan karakteristik dari sesuatu yang wujud, baik ia berupa zat, energy, maupun berupa kehidupan. 1 2. Ayat-ayat lain tentang gejala alam semesta a.Surah Al- Baqarah ayat 19: 1 Dr. Muhammad Jamaluddin El-Fandy, Al-Qur’an tentang alam semesta, AMZAH; Jakarta: 2004. Cet : ke-4, hal: 11-12 1

Upload: erwin-rasyid

Post on 25-Nov-2015

161 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

A. KONSEP ALAM SEMESTA1. Beberapa prinsip yang bertalian dengan alam semestaa. Ilmu pengetahuan alam hanya menelah sesuatu yang wujudKajian tentang karekteristik dari sesuatu dan pemakain berbagai macam energi di alam semesta telah menjadi sumber utama dari keberhasilan manusia. Kita telah memanfaatkan tenaga listik untuk alat pemanas, pengobatan, alat penerangan, mesin-mesin, untuk menjalankan kereta api dan mobil, dan lain sebagainya. Sungguhpun demikian, pengetahuan tentang listrik itu sendiri masih belum lengkap. Begitu pula halnya dengan cahaya dan panas, Yang biasa di sebut dengan energi. Yang tersimpan di dalam kandungan alam semesta, dan yang bisa berubah dari satu tenaga ke tenaga lainnya, namun tak seorang pun manusia dapat menciptakannya dari tidak ada menjadi ada.Biasanya, semua teori ilmiah berusa menafsirkan permulaan dari alam semesta atas dasar asumsi-asumsi tertentu yang tak dapat dibukti kan, atau dasar ide-ide tertentu, dimana tak seorang pun dapat mengetahui apa yang ada di sebaliknya. Ilmu sesuatfisika tidaklah menyentuh masalah pencptaan dari suatu keadaan yang tidak ada. Ilmu ini hanya memastikan diri dari pada penelaahan karakteristik dari sesuatu yang wujud, baik ia berupa zat, energy, maupun berupa kehidupan.[footnoteRef:1] [1: Dr. Muhammad Jamaluddin El-Fandy, Al-Quran tentang alam semesta, AMZAH; Jakarta: 2004. Cet : ke-4, hal: 11-12]

2. Ayat-ayat lain tentang gejala alam semestaa. Surah Al- Baqarah ayat 19:Ayat ini menunjukkan, bahwa awan yang menyebabkan hujan lebat adalah awan yang mencegah cahaya menembusnya. 1) Gelap mendahului terang.Surah Al-Anam ayat 1:Ayat ini menegaskan, bahwa alam semesta ini gelap mendahului terang.2) Bintang berbagai petunjuk jalan.Surah Al-Anam ayat 97: Ayat ini memperlihatkan dengan cara yang menakjubkan, dan dengan gaya ilmiah yang orisinal, tentang bagaimana bintang-bintang yang bukan planet-planet lain yang digunakan untuk menentukan arah di darat, dan bagaiaman ia dipergunakan oleh musafir di padang pasir dan di tengah lautan sebagai petunjuk jalan.3) Badai laut Surah An-Nur ayat 40:Ayat ini menerangkan dengan kecermatanyang tepat dan dengan keselarasan kata tentang badai yang sudah tentu tidak diketahui oleh rasulullah saw.[footnoteRef:2] [2: Dr. Muhammad jamaluddin El-fandy, Al-Quran tentang alam semesta, AMZAH; jakarta: 2004. Cet : ke-4, hal: 80-82]

Keimpulan Dijelaskan dalam surah Fussilat ayat 53: yang artinya apakah tidak cukup bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu ? dengan ayat ini, bahwa karena Al-Quran dengan gayanya yang tidak bisa ditiru begitu jelas dan terang dalam semua ayat yang disebut di dalamnya, maka patutlah kita beriman kepada Allah Swt., dan dengan itu memerdekakan diri kita dari dunia materi. Kemudian kita akan menyadari, bahwa tuhan yang maha kuasalah yang memberi kita bukti-bukti tentang wujud yang ada di sekeliling kita, dan bukanlah segala sesuatu yang kita temui di sekeliling kita yang memberi kita bukti sedemikian itu. Allah yang maha pengasihlah yang memberi bentuk dan arti dari alam semesta ini, dan arti ini senantiasa tersimpan di tempat paling dalam dari lubuk hati dan kesadaran batin kita. Hal ini dengan sengaja ditinggalkan pada waktu kita mengadakan penyelidikan ilmiah, karena ilmu pengetahuan hanya menafsirkan gejala-gejala alam semesta belaka. Dan oleh karena itulah, maka para ilmuan berpaling kepada ahli-ahli filsafat, dan kemudian kepada ahli-ahli ilmu agama. Ini disebabkan karena kedudukan agama berada di atas filsafat, dan filsafat itu sendiri pun berada di atas ilmu pengetahuan alam.[footnoteRef:3] [3: Dr. Muhammad jamaluddin El-fandy, Al-Qur'an tentang alam semesta, AMZAH; jakarta: 2004. Cet : ke-4, hal: 113]

B. KONSEP MANUSIA (JIWA, RUH, JASAD, AKAL DAN HATI)1. ManusiaManusia adalah zoon politicon, homo socius, makhluk social. Orang yang menitik beratkan pada adanya usaha manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup, memeberi pengertian manusia adalah homo economicus, makhluk ekonomi. Orang yang menitik beratkan pada keistimewaan manusia menggunakan symbol-simbol, memberi pengertian manusia adalah animal simbolicum. Orang yang memandang manusia adalah makhluk yang selalu membuat bentuk-bentuk baru dari bahan-bahan alam untuk mencukupkan kebutuhan hidupnya, memberi pengertian manusia adalah homo faber, dan seterusnya. Agama islam dalam banyak Ayat-ayat Al-Quran memberikan keterangan tentang manusia dari banyak seginya, yang menjawab pertanyaan tersebut. Dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa manusia adalah makhluk fungsional yang bertanggung jawab. Sebagaimana dalam firman Allah SWT sebagai berikut:Maka apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? (QS. Al-mukminun, 23:115)Dalam ayat tersebut terdapat tiga penegasan, yaitu:a. Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan b. Manusia diciptakan tidak sia-sia, tetapi berfungsi c. Manusia akhirnya akan dikembalikan kepada tuhan, unutk mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang dilakukan pada waktu hidup di dunia ini. Dan perbuatan itu tidak lain adalah realisasi daripada fungsi manusia itu sendiri.[footnoteRef:4] [4: Ahmad Azhar Basyir MA, falsafah ibadah dalam islam, perpustakaan pusat UII Yogyakarta; 1982. Cet: ke-4; hal: 7]

2. Jiwa kata jiwa dalam Al-Quran mempunyai aneka makna, sekali diartikan sebagai totalitas manusia. Seperti antara lain maksud surat Al-Maidah ayat 32, di kali lain ia menunjuk kepada apa yang terdapat dalam diri manusia yang menghasilkan tingkah laku seperti maksud kandungan firman Allah:

Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan. (QS. Al-Rad/13:11)Secara umum dapat dikatakan bahwa jiwa dalam konteks pembicaraan tentang manusia, menunjuk kepada sisi dalam manusia yang berpotensi baik dan buruk. Dalam pandangan Al-Quran, jiwa diciptakan Allah dalam keadaaan sempurna untuk berfungsi menampung serta mendorong manusia berbuat kebaikan dan keburukan dan karena itu sisi dalam manusia inilah yang oleh Al-Quran dianjurkan untuk diberi perhatian lebih besar. Apa yang ada dalam jiwa dapat juga muncul dalam mimpi, yang oleh Al-Quran pada garis besarnya dibagi dalam dua bagian pokok. Pertama dinamainya ruya,dan kedua dinamainya adhghatsu ahlam. Yang pertama dipahami sebagai gambaran atau symbol dari peristiwa yang telah, sedang, atau akan dialami, dan yang belum atau tidak terlintas dalam benak yang memimpikannya. Yang kedua lahir dari keresahan atau perhatian manusia terhadap sesuatu dan hal-hal yang telah berada dibawah sadarnya.[footnoteRef:5] [5: Prof. Dr. M. Quraish shihab, M.A. wawasan Al-Quran, mizan; bandung; juli; 2000; cet: ke XI, hal: 285-288]

3. Ruh Berbicara tentang ruh. Al-Quran mengingatkan kita akan firmannya:Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al-israa/17:85)Apa yang dimaksud dengan pertanyaan tentang ruh disini? Apakah substansinya? Kekekalan atau kefanaannya. Kebahagiaan atau kesengsaraanya? Tidak jelas. Selain itu apa yang dimaksud dengan kamu tidak diberi ilmu kecuali sedikit? yang sedikit itu apa? Apakah yang berkaitan dengan ruh? Sehingga ada informasi sedikit tentang ruh, misalnya gejala-gejalanya? Ataukah yang sedikit itu adalah ilmu pengetahuan kita, tidak termasuk didalmnya ruh, karena ilmu kita hanya sedikit. Yang menambah sulitnya persoalan adalah bahwa kata ruh terulan didalam Al-Quran sebanyak dua puluh empat kali dengan berbagai konteks dan berbagai makna, dan tidak semua berkaitan denga manusia. Dalam surat Al-Qadar misalnya dibicarakan tentang turunnya malaikat dan ruh pada malam lailat Al-Qadar. Ada juga uraian tentang ruh yang membawa Al-Quran. Kata ruh yang dikaitkan dengan manusia juga dalam konteks yang bermacam-macam. Ada yang hanya dianugerahkan Allah kepada manusia pilihannya (QS. Al-Mumin/40:15) yang dipahami oleh sementara pakar sebagai wahyu yang dibawa malaikat jibril. Ada juga yang dianugerahkannya kepada orang-orang mukmin (QS Al-Mujadilah/58:22) dan disini dipahami sebagai dukungan dan peneguhan hati atau kekuatan batin, da nada juga dianugerahkannya kepada seluruh manusia.Apakah di sini berarti nyawa? Ada yang berpendapat demikian, ada juga yang menolak pendapat ini, karena dalam surat Al-Muminun dijelaskan bahwa dengan ditiupkannya ruh maka menjadilah makhluk ini khalq akhar (makhluk yang unik), yang berbeda dari makhluk lain. Seangkan nyawa juga dimiliki oleh orang utan. Kalau demikian nyawa bukan unsur yang menjadikan manusia makhluk yang unik. Demikian terlihat Al-Quran berbicara tentang ruh, dalam makna yang beraneka ragam, sehingga sungguh sulit untuk menetapkan maknanya apalagi berbicara tentang substansinya.[footnoteRef:6] [6: Prof. Dr. M. Quraish shihab, M.A. wawasan Al-Quran, mizan; bandung; juli; 2000; cet: ke XI, hal: 292-293]

4. Jasad Allah SWT meniupkan roh kepada makhluk yang diciptakan. Ruh tersebut ditiupkan kepada lembaga atau benda yang disebut jasad. Dalam hal ini, jasad menjadi komponen utama atas hidupnya suatu makhluk, karena Ruh yang berada dalam diri ini selalu mempergunakan jasad melaksanakan berbagai macam tugas. Hal tersebut dapat di khayalkan oleh Syeikh Nuruddin atas kuasa Allah dalam menciptakan Nabi Adam. Allah menggalibkan tanah dan air dari api dan hawa. Lalu Allah bertajalli dengan sifat dan dzat-Nya kepada tanah tersebut dan kemudian mengambil segenggam tanah itu dengan genggaman jabarut-Nya lalu diantarkanya kea lam malakut. Setelah itu, Allah mencampurkan tanah pilihan yang segenggam itu dengan beberapa rempah bau-bauan. Lalu diturunkan hujan dari laut ketuhanan atas tanah yang segenggam itu, kemudian dicampurkan Allah dengan kedua tangan izzat-Nya serta dengan sifat jamal dan jalal-Nya. Demikianlah tanah pilihan tersebut tinggal selama 120 tahun: 40 tahun bercampur dengan air, 40 tahun dalam tanah yang kering dan 40 tahun dalam tanah yang hitam lagi busuk. Sesudah itu, Allah meniupkan ruh kedalam lembaga atau jasadNabi Adam tersebut.[footnoteRef:7] [7: Dr. Ahmad Daudy, M.A., Allah dan Manusia Dalam Konsep Syeikh Nuruddin Ar-Rariny. Jakarta : CV. Rajawali. Cet. 1 thn. 1983, hlm : 132]

5. Akal Kata aql (akal) tidak ditemukan dalam Al-Quran, yang ada adalah bentuk kata kerja masa kini, dan lampau. Kata tersebut dari segi bahasa pada mulanya berarti tali pengikat, penghalang. Al-Quran menggunakannya bagi sesuatu yang mengikat atau menghalangi seseorang terjerumus dalam keslahan atau dosa. Apakah sesuatu itu? Al-Quran tidak menjelaskannya secara eksplisit, namun dari konteks ayat-ayat yang menggunakan kata aql dapat dipahami bahwa ia antara lain:a. Daya untuk memahami dan menggambarkan sesuatu, seperti firmannya:

Dan perumpamaan-perumpamaan Ini kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (QS. Al-Ankabut/29:43)Daya manusia dalam hal ini berbeda-beda. Ini disyaratkan Al-Quran antara lain dalam ayat-ayat yang berbicara tentang kejadian langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, dan lain-lain. Ada yang dinyatakan sebagai bukti-bukti keesaan Allah SWT. Bagi orang-orang yang berakal (QS. Al-Baqarah/2:164), dan ada juga bagi ulil albab yang juga dengan makna yang sama, tetapi mengandung pengertian lebih tajam dari sekedar memiliki pengetahuan. Keanekaragaman akal dalam konteks menarik makna dan menyimpulkannya terlihat juga dari penggunaan istilah-istilah semacam nazhara, tafakkur, tadabbur, dan sebagainya yang semuanya mengandung makna mengantar kepada pengertian dan kemampuan pemahaman.b. Dorongan moral, seperti firmannya :dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). (QS. Al-Anam/6:151)c. Daya untuk mengambil pelajaran dan kesimpulan serta hikmah Untuk maksud ini biasanya digunakan kata rusyd. Daya ini menggabungkan kedua daya diatas, sehingga mengandung daya memahami, daya menganalisis, dan menyimpulkan, serta dorongan moral yang disertai dengan kematangan berpikir. Seseorang yang memiliki dorongan moral, boleh jadi tidak memiliki daya nalar yang kuat, dan boleh jadi juga seseorang yang memiliki daya piker yang kuat, tidak memiliki dorongan moral, tetapi seseorang yang rusyd, maka dia telah menggabungkan kedua keistimewaan tersebut. Dari sini dapat di mengerti mengapa penghuni neraka di hari kemudian berkata:Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala". (QS. Al-Mulk/67:10)Demikianlah sekilas tentang pengertian kata-kata yang boleh jadi dapat menggambarkan sekilas tentang manusia dalam pandangan Al-Quran. Penulis sepenuhnya sadar bahwa uraian di atas amat terbatas. Uraian yang memadai mungkin dapat diperoleh dengan kerja sama pakar-pakar Al-Quran dengan pakar dalam berbagai disiplin ilmu.[footnoteRef:8] [8: Prof. Dr. M. Quraish shihab, M.A. wawasan Al-Quran, mizan; bandung; juli; 2000; cet: ke XI, hal: 294-295]

6. Hati Hati amat berpotensi untuk tidak konsisten. Al-Quran pun menggambarkan demikian, ada yang baik, ada pula sebaliknya. Berikut beberapa contoh:

a. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.(QS. Qaaf/50:37)

b. Dengan Isa putra Maryam; dan kami berikan kepadanya Injil dan kami jadikan dalam hati orang- orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah. (QS. Al-Hadid/57:27)

c. Akan kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut. (QS. Ali Imran/ 151) d. Dan Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu. (QS. Al-Hujurat/49:7)Dari ayat-ayat di atas terlihat bahwa hati adalah wadah dari pengajaran, kasih sayang, takut, dan keimanan. Dari ayat-ayat tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa hati memang menampung hal-hal yang disadari oleh pemiliknya. Ini merupakan salah satu hati dan jiwa. Bukankah seperti yang dinyatakan sebelumnya bahwa jiwa menampung apa yang berada di bawah sadar, dan atau sesuatu yang tidak di ingat lagi? Dari sini dapat dipahami mengapa yang di tuntut untuk dipertanggungjawabkan hanya isi bukan isi jiwa. Membersihkan hati, adalah salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan. Imam Al-Ghazali memberi contoh mengenai hati sebagai wadah pengetahuan, serta cara mengisinya. kalau kita membayangkan satu kolam yang di gali di tanah, maka untuk mengisinya dapat dilakukan dengan mengalirkan air sungai dari atas ke dalam kolam itu. Al-Quran juga menegaskan bahwa Allah SWT, dapat mendiding manusia dengan hatinya.

Dan Ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya. (QS. Al-Anfal/8:24)Salah satu makna ayat ini adalah bahwa Allah menguasai hati manusia. Sehingga mereka yang merasakan kegundahan dan kesulitan dapat bermohon kepadanya untuk menghilangkan kerisauan dan penyakit hati yang dideritanya. Dengan demikian sekelumit dari pengertian dan peranan hati yang diperoleh dari isyarat-isyarat Al-Quran.[footnoteRef:9] [9: Prof. Dr. M. Quraish shihab, M.A. wawasan Al-Quran, mizan; bandung; juli; 2000; cet: ke XI, hal: 288-292]

C. IBADAH, PERBUATAN DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA1. Pengertian Ibadah Dari segi bahasa, kata ibadah berarti taat, tunduk, merendah diri dan mengambakan diri. Ibnu taimiyah memberikan pengertian ibadah menurut istilah syara dengan tunduk dan cinta, yaitu tunduk multak kepada Allah disertai cinta sepenuhnya kepadanya. Demikianlah unsur-unsur ibadah adalah yang pertama, taat dan tunduk kepada Allah, yaitu merasa berkewajiban melaksanakan peraturan-peraturan Allah yang dibawakan oleh para Rasulnya,baik berupa perintah maupun larangan, ketentuan halal maupun haram. Unsur yang kedua yaitu cinta kepada Allah , yaitu bahwa rasa wajib taat dan tunduk itu harus timbul dari hati yang cinta kepada Allah. Demikianlah dua unsur, taat dan cinta dalam ibadah yang tidak dapat dipisahkan yang satu dari yang lain, sebgaimana disebutkan dalam Al-Quran surat Ali Imran: 31:Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.Ali Imran:31).a. Macam-macam dan bidang-bidang ibadahIbadah dalam pengertian yang umum ibadah adalah menjalani kehidupan untuk memperoleh keridhaan Allah SWT. Dengan mentaati syariahnya. Demikianlah pengertian umum tentang badah. Ibadah yang mencukup segala aspek kehidupan itu dapat kita golongkan pada ibadah macam pertama, yaitu ibadah umum. Ibadah macam kedua adalah khusus, ibadah khusus, yaitu ibadah yang macam dan cara melaksanakannya ditentukan dalam syara. Ibadah khusus inilah yang bersifat tetap dan mutlak, manusia tinggal melaksanakan sesuai dengan peraturan dan tuntunan yang ada, tidak boleh merubah, menambah dan mengurangi.b. Prinsip-prinsip ibadahUntuk memberikan pedoman ibadah yang bersifat final, isalm memberikan prinsip-prinsip ibadah sebagai berikut:1) Yang berhak disembah hanya Allah2) Ibadah tanpa perantara3) Ikhlas sendi ibadah yang akan diterima4) Ibadah sesuai dengan tuntunan5) Memelihara keseimbangan antara unsur rohani dan jasmani6) Mudah dan meringankan[footnoteRef:10] [10: Ahmad Azhar Basyir MA, falsafah ibadah dalam islam, perpustakaan pusat UII Yogyakarta; 1982. Cet: ke-4; hal: 12-15]

c. Falsafah ibadah: mengapa kita harus beribadah?Seluruh makhluk yang ada di alam semesta ini dicipta dan dipelihara (rububiyyatullah), dimiliki dan dan dikuasai secara mutlak oleh Allah SWT (mulkiyyatullah). Tentang penciptaan dan pemeliharaan tersebut, Allah SWT berfirman:

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa (QS. Al-Baqarah/2:21)Sebagai yang mencipta, tentu dialah yang paling tahu apa yang terbaik dan yang terburuk bagi ciptaannya. Tentang pemilikan dan penguasaan Allah terhadap segala sesuatu, Allah berfirman:

Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.(Ali Imran/3:109)Sebagai milik Allah, maka suka atau tidak suka semuanya pasti dikembalikan dan berserah diri kepada Allah SWT: Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan Hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.(Ali Imran/3:83)Jika kita mencermati 3 ayat di atas,semuanya menggunakan kalimat pasif dikembalikan. Sengaja Allah SWT memilih kalimat dikembalikan atau dipaksa untuk kembali kepada Allah sang pemilik, sang penguasa dan sang pemaksa dalam keadaan suka ataupun tidak suka. Atas dasar inilah, sehingga tidak ada pilihan lain bagi manusia kecuali berserah diri secara mutlak kepada dzat yang maha memiliki dan menguasai seluruh hidup dan kehidupan ini. Atas dasar ini pula manusia tidak dibenarkan memisahkan aktivitas hidupnya, sebagai untuk Allah dan sebagaiannya lagi untuk yang lain. Sebagaimana Allah SWT berfirman:Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.(QS. Al-Anam/6:162)Selain itu, Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna dan paling dimuliakan Allah dengan memberinya berbagai kelebihan disbanding makhluk yang lain.Allah menciptakan manusia lengkap dengan berbagai kelebbihan dimaksudkan karena Allah akan memberikan tugas mulia kepada manusia yakni menjadi khlifah Allah di muka bumi ini. Untuk melaksanakan tugas kekhalifahan dengan baik maka tidak bisa tidak kecuali harus didasarkan pada semangat pengabdian (ibadah) yang murni hanya karena Allah SWT semata. Untuk itulah Allah SWT berfirman:Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.(QS. Adz-Dzariyat/51:56)Dengan bekal taqwa, seseorang akan mampu memfungsikan dirinya sebagai khalifah Allah di bumi sehingga ia mampu menyelesaikan tugas kekhalifahannya dengan baik ketika di dunia untuk kemudian dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT di akhirat kelak.[footnoteRef:11] [11: Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc., M.A. kuliah fiqh ibadah, LPPI UMY Yogyakarta; juni: 2010, cet: pertama. Hal: ]

2. Perbuatan dan tanggung jawab manusiaa. Perbuatan manusiaTinjauan filsafat yang lebih menonjol terhadap perbuatan manusia adalah menyangkut kebebasan; perbuatan manusia dilihat dari segi efektivitasnya. Pandangan terhadap hal ini mempunyai akar pada konsepsi tentang hakekat manusia dan daya-daya yang dimilikinya. Apabila manusia mempunyai hakekat manusia hakikat dengan daya-daya yang efektif pada dirinya, ia dengan sendirinya adalah pelaku perbutan-perbuatannya. Sebaliknya, apabila manusia dipandang tidak mempunyai daya-daya yang efektif pada dirinya, perbuatan-perbuatannya, pada dasarnya, tidak berasal dari dirinya sendiri. Perbuatan-perbuatan itu meupakan hasil determinasi kekuatan-kekuatan lain di luar dirinya. Manusia dalam hal ini adalah tempat berlakunya kekuatan-kekuatan itu. Pesoalan ini menjadi topik yang snagat populer dalam sejarah pemikiran islam, khususnya di kalangan mutakallimun.[footnoteRef:12] [12: Dr. Muh. Yasir Nasution, manusia menurut Al-Ghazali, rajawali pers; Jakarta; september; 1998; cet: pertama hal: 114 ]

b. Tanggung jawab manuisaKedudukan manusia sebagai khalifah itulah merupakan tugas sesuai dengan makna khalifah yaitu pengganti atau penguasa. Dengan demikian maka harus dibedakan antara manusia itu sendiri sebagai sosok makhluk hewani yang berakal, sedangkan khalifah merupakan tugas atau predikat atau kedudukan yang disandangnya. Berbeda dengan kewajiban. Kewajiban merupakan beban atau konsekuensi dari kedudukan manusia yang telah ditugaskan sebagai khalifah untuk melaksanakan program yang harus dikerjakan dan yang dilarang dikerjakan. Kewajiban inilah yan nantinya yang harus dipertanggungjawabkan oleh khlifah di hadapan yang maha pencipta. Dan jangan lupa pula pertanggungjawaban manusia yang khalifah ini terhadap sesama manusia dan terhadap alam yang menjadi sumber penghidupan dan kancah kehidupannya sesuai dengan norma dan etika masing-masing yang berlaku selagi di dunia.Tugas dan kewajiban khalifah merupakan dua bentuk sunnatullah yang tidak dapat dipisahkan seperti halnya antara zat dengan sifat. Baik tugas dan kewajiban itu terjadi antara manusia dengan tuhannya, antara sesama manusia itu sendiri, maupun antara manusia dengan ekosisitemnya. Tugas dan kewajian itu harus dilaksanakan dengan penuh komitmen dan integrasi sebagai manisfestasi dari sebuah amanah Allah, amanah manusia, dan amanah alam.[footnoteRef:13] [13: Drs. Sofya anwar mufid, M.S. ekologi manusia, PT. Remaja rosdakarya; bandung; 2010; cet: hal: 133]

D. KONSEP KEBAHAGIAAN MANUSIA 1. KebahagiaanMasalah kebahagiaan merupakan suatu optik yang tiada henti-hentinya dipercayakan orang, bagaimana hakikatnya dan jalan-jalan apa yang ditempuh untuk mendapatkannya. Boleh dikatakan seribu satu pandangan dan pendapat mengenai kebahagiaan itu. Sebelum kita kemukakan bagaimana formula islam tentang kebahagiaan itu, maka baiklah kita secara ringkas dan simpel mengemukakan pelbagi tinjauan kebahagiaan diluar islam sebagai berikut:a. Kebahagiaan menurut hindu budhaMenurut ajaran hindu, untuk mencapai kebahagiaan digunakan dengan metode yoga. Dengan yogalah dapat dicapai kebahagiaaan yang sempurna. Yoga merupakan suatu aturan yang harus dipatuhi oleh pengikut-pengikutnya dalam rangka mencapai kesatuan dengan brahma. Jalan pertama ialah menguasai diri sederhana dengan murni. Setelah itu barulah latihan yoga dimulai. Caranya pun sudah ditentukan. Setelah melewati tahap itu, maka akan sampai ke tingkat samadi, yaitu masuk dan bersatu dengan dengan yang tertinggi (brahma). Apabila telah bersatu dengan brahma, disanalah menurut hindu dicapai kebebasan mutlak dan itulah kebahagiaan yang didambakannya.b. Kebahagiaan menurut alam fikiran yunaniFilsafat yunani sendiri terdiri dari bermacam-macam aliran. Alam fikiran yunani dalam sejarah dikenal berpengaruh besar dalam dunia dan timur. Banyak pemandangan yang dikemukakannya tentang kebahagiaan, namun di sini Kami kemukakan beberapa di antaranya. Bahkan hal itu tidak akan membawa kepada kesenangan yang sebenarnya. Kesenangan hidup berarti kesenangan badaniah dan rohaniah. Dan yang paling penting ialah kesenangan jiwa, karena meliputi masa sekarang, masa lampau dan masa yang akan datang. c. Tinjauan materialismeMaterialisme sebagai faham filsafat yang lahir di eropa kemudian mempengaruhi dunia timur, adalah merupakan pandangan yang mengingkari adanya hidup kerohanian. Ia tidak percaya adanya roh atau jiwa. Sebagai konsekuensinya materialisme menolak agama dan tidak percaya akan adanya tuhan. d. Pandangan sarjana baru Dalam usaha menyelami tinjauan tentang kebahagiaan ini, ada baiknya juga kita telah sejumlah pandangan dari sarjana dan pujangga baru yang ikut menyorot dengan masalah ini.e. Ungkapan kesenangan dan kebahagiaan dalam Al-QuranMelalui pelbagai kalimat dan pernyataan, dalam Al-Quran diungkapan adanya kebahagiaan, kesenangan, kegembiraan, kenikmatan, kesejahteraan, kelezatan, kemuliaan dan sebagainya yang merupakan tumpuan cita dan harapan manusia dalam kehidupannya.f. Kesenangan sementara dan kebahagiaan abadiKesenangan yang bersifat sementara dan relatif singkat adalah kesenangan dalam kehidupan dunia ini, sedangkan kehidupan akhirat itulah yang lebih baik kekal itulah kebahagiaan sejati, sebagaimana dalam surah An-nisa: 77:

Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka. "Tahanlah tanganmu (dari berperang), Dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!" setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. mereka berkata: "Ya Tuhan kami, Mengapa Engkau wajibkan berperang kepada Kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami sampai kepada beberapa waktu lagi?" Katakanlah: "Kesenangan di dunia Ini Hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.g. Formula kebahagiaan sejati Jika kita mengembara dalam alam fikiran manusia abad kea bad, maka tentu akan bnyaklah gambaran dan ungkapan tentang formula kebahagiaan yang kita tahu, yakni rumus dari unsur apakah kebahagiaan itu tersusun. Adapula formula kebahagiaan secara simpel dapat diketahui dalam Al-Quran surah Al-Ashr: 1-3 :

1) Demi masa.2) Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,3) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.Jadi empat perkara yang memastikan manusia terhindar daripada kerugian dan kecelakaan dan itulah menjadi formula kebahagiaan: iman, amal shaleh atau taqwa. Saling berpesan menjalankan kebenaran, dan saling berpesan menjalankan kesabaran. Dengan demikian, orang yang luput dari empat fackor tersebut adalah manusia yang rugi. Sebaliknya orang memiliki keempat-empatnya adalah manusia yang beruntung dan berbahagia.[footnoteRef:14] [14: Dr. Hamzah Yakub, tingkatan ketenangan dan kebahagiaan mukmin, Jakarta: 1992, cet: ke-4, hal:81-100]

2. Manusia dan dirinyaManusia adalah makhluk terakhir ciptaan Allah yang terkecil dan terbesar yang memenuhi permukaan bumi ini. Manusia adalah makhluk Allah yang unik, aneh, dia dapat berfikir, berbicara, dan berbudaya. Manusia makhluk yang dapat dipakai dan memakai, makhluk yang berakal dan berbudi. Dalam rumusan tersebut terdapat tiga unsur pokok yang ada pada diri manusia diantaranya:a. Manusia sebagai ciptaan Allah.b. Mmanusia harus bertanggung jawab atas segala tingkah lakunya di dunia.c. Manusia diciptakan dengan sifat kesusahan.[footnoteRef:15] [15: Drs. S. Ansory Al-Mansor, jalan kebahagiaan yang diridhai; pt. raja grafindo persada; Jakarta, November 1997 cet; pertama; hal: 5]

Dari sini jelas bahwa manusia merupakan kesatuan dua unsur pokok. Yang tidak dapat dipisahkan karena bila dipisahkan maka ia bukan manusia lagi. Sebagaimana halnya air yang merupakan perpaduan antara oksigen dan hidrogen dalam kadar-kadar tertentu. Bila kadar oksigen dan hidrogennya dipisahkan, maka ia tidak akan menjadi air lagi.[footnoteRef:16] [16: Prof. Dr. M. Quraish shihab, M.A. wawasan Al-Quran, mizan; bandung; juli; 2000; cet: ke XI, hal: 282]

E. KONSEP KONTINUITAS KEHIDUPAN MANUSIA 1. Perjalanan hidup manusiaDilihat dari ukuran waktu yang berlaku di bumi ini, perjalanan hidup sejak manusia pertama diciptakan hingga sekarang, sudah cukup lama. Waktu di bumi sehari-semalam 24 jam, seminggu tujuh hari, sebulan antar 28 sampai dengan 31 hari dan setahun 365 hari, kemudian sewindu 10 tahun dan seabad 100 tahun, jika dipergunakan untuk mengukur kehidupan manusia, ternyata telah beribu-ribu abad lamanya. Di sisi ALLAH SWT waktu itu mungkin hanya beberapa hari saja, karena konsep dan kenyataan tentang waktu hanya ALLAH SWT yang mengetahuinya. Rahasia waktu itu semakin sulit dipahami dengan pengetahuan manusia yang terbatas, jika dibandingkan dengan waktu yang berlaku di planet lain yang juga merupakan ciptaan ALLAH SWT. Dengan kata lain manusia hanya dimintai untuk memanfaatkan waktu selama berada di muka bumi secara individual atau perseorangan. Waktu itu sejak bermula seseorang menjadi ada dari tiada, sampai pada saatnya kembali tiada dari permukaan bumi. Untuk itu ALLAH SWT berfirman dalam surat Al-Insyiqaq ayat 14-15 yang mengatakan bahwa:[14]Sesungguhnya dia menyangka bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya).[15] (bukan demikian), yang benar, Sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya.Dalam firman ini dijelaskan bahwa perjalanan hidup setiap manusia (individu) tidak statis, tetapi dinamis dan terus berkembang, dalam batas-batas yang telah ditentukannya. Pertumbuhan dan perkembangan itu yang dapat diamati secara empiris, terutama mngenai fisik (jasmani). Pertumbuhan dan perkembangan itu pasti dialami manusia, tidak ada seorangpun dapat menolak, tidak seorangpun dapat bertahan untuk menjadi anak-anak, atau remaja secara terus menerus, bersamaan dengan perjalanan waktu. Firman Allah SWT tersebut yang mengatakan sampai menjadi dewasa dan pikun sehingga tidak mengetahui lagi segala sesuatu yang dulu diketahuinya, menunjukkan juga bahwa secara psikis setiap manusia akan mengalami perkembangan dalam perjalanan hidupnya masing-masing. Dengan itu Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 78 yang mengatakan sebagai berikut:Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS. An-Nahl; ayat: 78)Perjalanan hidup itu berlangsung secara kesinambungan dan tidak terputus-putus. Kelahiran tidak lebih dari suatu peristiwa peralihan dari kehidupan di dalam kandungan, memasuki dunia nyata. Untuk kepentingan mempelajarinya secara empiris, manusia pada abad modern membaginya dalam beberapa periode yang disebut sebagai tahap perkembangan. Antara lain periode atau tahap perkembangan itu sebagai berikut:a. Masa dalam kandungan (prenatal)Perkembangan pada masa ini sebagaimana telah difirmankan Allah SWT, cenderung lebih bersifat fisik.b. Permualan masa bayi (Infancy)Masa ini merupakan masa adaptasi, berupa proses penyesuaian dengan lingkungan hidup baru. Ini lebih cenderung dengan sifat psikis.

c. Masa bayi (babyhood)Perkembangan fisik dan psikis secara alamiah dengan ridha Allah SWT berjalan seiring. Hasil perkembangan secara alamiah itu disebut kematangan (maturity), berupa organ tubuh yang sudah siap menunjang. d. Masa anak-anak (childhood)Masa ini berlangsung dari usia 3 tahun sampai 12 tahu, yang secara teoritis dibagi menjadi 3 fase diantaranya:1) Permulaan masa anak-anak, fase ini berlangsung dari usia 3 sampai 6 tahun.2) Pertengahan masa anak-anak, fase ini berlangsung dari usia 6 sampai 9 tahun.3) Akhir masa anak-anak, fase ini berlangsung dari usia 9 sampai 12 tahun.e. Masa remaja (Adolescence)Periode ini berlangsung dari usia 12 sampai dengan 21 tahun,yang terdiri dari 3(tiga) fase, diantaranya sebagai berikut: 1) Masa praremajaFase ini merupakan kelanjutan fase atau periode perkembangan sebelumnya dari perjalanan hidup manusia.2) Masa pubertas Masa ini merupakan tahap terakhir dalam perjalanan hidup manusia, untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kedewasaan. Oleh karena itu fase ini disebut juga masa remaja.3) Akhir masa remajaPada fase ini sebahagian remaja dalam perjalanan hidupnya telah memasuki lapangan kerja. Remaja kelompok ini cenderung telah besikap, berpikir dan berbuat sebagaimana orang dewasa pada umumnya. Di antara remaja itu terdapat juga yang telah memasuki kehidupan berumah tangga.[footnoteRef:17] [17: Prof. Dr. H. Hadari Nawami. Hakekat manusia menurut islam, Surabaya: 1993, cet: pertama, hal:114-139]

Demikianlah perjalanan hidup manusia, yang dalam masa kedewasaan dengan berbagai kesibukannya, akan berakhir jika maut datang menjemputnya. Sebaliknya perjalanan hidup dengan kesibukan yang bersifat kekufuran dan kekafiran, akan menjadi tiket perjalanan di akhirat menuju neraka jahanam. Suatu tempat kediaman yang kekal dan abadi, dengan siksa yang teramat pedih sebagai balasan yang diterima dari Allah SWT, karena kemurkaannya kepada orang-orang yang tidak mampu mensyukuri nikmat kehidupan selama berada di muka bumi.[footnoteRef:18] [18: Prof. Dr. H. Hadari Nawami. hakekat manusia menurut islam, Surabaya: 1993, cet: pertama,hal: 148]

F. KONSEP TAQDIR1. Pengertian taqdirYang dimaksud dengan istilah taqdir adalah Qadar (Al-Qadar khairuhu wasyarruhu) atau Qadha dan Qadar (Al-Qadha wal-Qadar). Secara etimologis Qadha adalah yang berarti kehendak atau ketetapan hukum. Dalam hal ini Qadha adalah kehendak atau ketetapan hukum Allah SWT terhadap segala sesuatu. Sedangkan Qadar secara etimologis adalah bentuk mashdar dari qadara yang berarti ukuran atau ketentuan. Dalam hal ini qadar adalah ukuran atau ketentuan Allah SWT terhadap segala sesuatunya. Secara terminologis ada ulama yang berpendapat kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang sama, dan ada pula yang membedakan, mendifinisikan Qadar sebagai: Ilmu Allah SWT tentang apa-apaa yang akan terjadi pada seluruh makhluknya pada masa yang akan datang. Dan Qadha adalah: penciptaan segala sesuatu oleh Allah SWT sesuai dengan Ilmu dan Iradah-Nya.sedangkan ulama yang menganggap istilah Qadha dan Qadar mempunyai pengertian yang sama memberikan definisi sebagai berikut: segala ketentuan, undang-undang, peraturan dan hukum yang ditetapkan secara pasti oleh Allah SWT untuk segala yang ada, yang mengikat anara sebab dan akibat segala sesuatu yang terjadi. (yasin, 1983, hal.146).Pengertian diatas sejalan dengan penggunaan kata Qadar di dalam Al-Quran dengan berbagai macam bentuknya yang pada umumnya mengandung pengertian kekuasaan Allah SWT untuk menentukan ukuran,susunan,aturan, undang-undang terhadap segala sesuatu; termasuk hukum sebab dan akibat yang berlaku bagi segala yang ada, baik makhluk hidup maupun yang mati. Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam surat Ar-Rad ayat: 8 sebagai berikut:Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya (Q.S Ar-Ra;d, 13:8)

2. Beberapa tingkatan taqdirTaqdir atau Qadar mempunyai empat tingkatan:a. Al-IlmuAllah SWT maha maha mengetahui segala sesuatu. Dia mengetahui apa yang telah terjadi, yang sedang terjadi dan yang akan terjadi. Tidak satupun luput dari ilmu Allah SWT, Allah SWT berfirman :

Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah Kitab (Lauh mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah. (Al-Haj 22:70)b. Al-KitabahAllah SWT yang maha mengetahui telah menuliskan segala sesuatu di Lauh Mahfuzh, dan tulisan itu tetap ada sampai hari kiamat. Apa yang telah terjadi pada masa yang lalu, dan apa yang terjadi sekarang, dan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang sudah dituliskan oleh Allah SWT di Lauh Mahfuzh. Allah berfirman:

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (Tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan Telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Al-Hadid 57:22).c. Al-Masyi-ahAllah SWT mempunyai kehendak terhadap segala sesuatu yang adadi langit dan di bumi. Tidak ada satupun ynag terjadi kecuali atas kehendaknya. Apa-apa yang tidak dikehendaki oleh Allah SWT pasti akan terjadi. Dan apa-apa yang tidak di kehendaki oleh Allah SWT pasti tidak akan terjadi. Di dalam Al-Quran banyak sekali ayat-ayat yang menunjukkan masyiatllah yang mutlak. Artinya kalau Allah menghendaki sesuatu tidak ada yang bisa menghalangi kehendaknya itu. Begitu juga sebaliknya, kehendak siapa pun itu tidak akan terjadi kalau tidak dikehendaki oleh Allah SWT. Allah berfirman : Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Al-Insan:30).d. Al-KhalqAllah SWT menciptakan segala sesuatu. Segala sesuatu selain Allah yang maha mencipta adalah makhluk. Allah berfirman: Allah menciptakan segala sesuatu dan dia memelihara segala sesuatu. (Q.S. Az-zumar 39:62)3. Manusia dan taqdirApabila masalah taqdir dikaitkan dengan perbuatan manusia seringkali menimbulkan beberapa pertanyaan. Misalnya:a. Jika segala sesuatu tergantung kepada kehendak Allah SWT, lalu apakah manusia tidak mempunyai pilihan dalam melakukan sesuatu di dalam kehidupannya?b. Jika segala sesuatu sudah ditentukan oleh Allah SWT dan sudah dituliskan di Lauh Mahfuzh, lalu untuk apa manusia berusaha? Apa perab dari usahanya itu?c. Jika Allah SWT adalah yang menciptakan kita dan semua perbuatan kita, lalu mengapa ia mengadili perbuatan jahat yang kita lakukan, sedang ia menciptakannya?d. Jika Allah SWT yang menyesatkan siapa saja yang Dia kehendaki, lalu kenapa orang-orang yang tidak mendapat petunjuk disiksa di neraka nanti?Dari pertanyaan di atas kita seharusnya menyimpulkan bahwa Allah SWT adalah maha mengetahui, maha menghendaki dan maha menentukan segala-galanya itu harus diikuti dengan keyakinan bahwa Allah SWT juga maha bijaksana, maha adil, maha pengasih dan lain-lain.

4. Hikmah iman kepada taqdirSeorang muslim wajib beriman dengan taqdir (Al-qadr khairuhu wa syarruhu) sebagaimana yang sudah dijelaskan oleh Allah SWT dan Rasulnya di dalam Al-Quran dan Sunnah RAsul. Ada beberapa hikmah yang dapat dipetik dari keimanan kepada tqadir ini, antara lain yaitu:a. Melahirkan kesadaran bagi umat manusia bahwa segala sesuatu di alam semesta ini berjalan sesuai dengan undang-undang, aturan dan hukum yang telah ditetapkan dengan pasti oleh Allah SWT. Oleh sebab itu manusia harus mempelajari, memahami, dan mematuhi ketetapan Allah SWT tersebut supaya dapat mencapai keberhasilan baik di dunia maupun di akhirat nanti.b. Mendorong manusia untuk berusaha dan beramal dengan sungguh-sungguh untuk mencapai kehidupan yang baik di dunia dan akhirat, mengikuti hukum sebab akibat yang telah di tetapakn oleh Allah SWT.c. Mendorong manusia untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT yang memiliki kekuasaan dan kehendak yang mutlak, di samping memiliki kebijaksanaan, keadilan, dan kasih sayang kepada makhluknya.d. Menanamkan sikap tawakkal dalam diri manusia, karena menyadari bahwa manusia hanya bisa berusaha dan berdoa sedangkan hasilnya diserahkan kepada Allah SWT.e. Mendatangkan ketenagan jiwa dan ketentraman hidup, karena meyakini apa pun yang terjadi adalah atas kehendak dan qadar Allah SWT.[footnoteRef:19] [19: Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc.,M.A. kuliah aqidah islam,LPPI UMY Yogyakarta: april 2013. Cet:ke-15, hal: 177-192 ]

G. HAKEKAT AKHIR ZAMAN : PERSPEKTIF TIGA AGAMA (ISLAM, YAHUDI DAN NASRANI)Sebelum memasuki pembahasan akhir zaman, dan menurut pandangan dari agama Islam, Yahudi dan Nasrani, mari kita sadari bahwa tanda-tandan kiamat kecil pun sudah lama terjadi disekeliling kita. Tidak hanya tanda-tanda kiamat yang kecil, tanda kiamat yang besar sudah terjadi di sekeliling kita. Seperti teknologi dan era globalisasi sekarang, itu sudah merupakan bagian dari tanda-tanda kiamat. Mari kita bahas beberapa tanda-tanda dan kejadian akhir zaman perspektif tiga agama : Islam, Yahudi dan Nasrani.

1. SEPULUH TANDA YANG SEDANG DITUNGGUSebagaiman disebutkan Ibnu Hajar dalam Fathul-Baari dan ulama-ulama lain, maka urutan rajih adalah sebagai berikut :a. Keluarnya dajjalb. Turunnya Isa Bin Maryamc. Yajuj dan Majujd. Gempa di Timure. Gempa di Baratf. Gempa di Jazirah Arabg. Asaph. Terbitnya matahari di Barati. Keluarnya binatang melataj. Api yang menggiring manusia ke MahsyarDari tanda diatas, mengapa Al-Mahdi tidak termasuk dalam kesepuluh tanda tersebut? Jawabnya, Al-Mahdi adalah tokoh yang muncul sebelum keluarnya Dajjal. Dia memimpin dunia islam, mengembalikan masa kekhalifahan, dan menaklukan negeri-negeri dari timur ke barat. Dia adalah pintu gerbang pintu dari tanda-tanda besar itu.Bukti bahwa Dajjal menaiki piringan terbang yang lebih cepat dari kecepatan suara, bahwa dia menjelajahi seluruh permukaan bumi hanya dalam tempo empat puluh hari sejak kemunculannya. Rasulullah bersabda :dia keluar dari sebuah jalan antara Syam dan Irak. Kemudian dia melakukan perusakan ke daerah sekitarnya. Wahai hamba-hamba Allah, teguhlah dalam memegang keyakinan kalian. Diriwayatkan oleh Ahmad dan lain-lain dari an-Nawaas bin Samaan.

2. TANDA-TANDA SEBELUM KELUARNYA DAJJALSebagai fitnah terbesar, Dajjal juga punya tanda-tanda sebelum ia keluar. Berikut ini tanda-tandanya :a. Munculnya Al-Mahdi al-Muntazhar yang akan memimpin umat islam. Dia akan menghadapi musuh-musuh umat ini, baik di timur dan barat. Pada saat itulah Dajjal muncul untuk memerangi al-Mahdi. Naafi bin utbah mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersbda :kalian akan memerangi Jazirah Arab, lalu Allah akan menaklukannya. Kemudian kalian menyerbu Persia, lalu Allah menaklukannya. Kemudian kalian menyerang Dajjal, lalu Allah memenangkannya.b. Kurma Baisaan tidak berubahIni adalah tanda berikutnya yang disebutkan Dajjal oleh Tamiim ad-Daari. Baisaan adalah kota di Yordania, kadang disebut dengan Lisaan al-Ardh. Dikota ini terdapat mata air asin dan disini terdapat pohon kurma yang tak pernah berbuah, sebagaimana yang disebutkan oleh mereka yang mengunjungi kota tersebut.c. Resesi ekonomi duniaDunia akan mengalami resesi ekonomi, dimana kelaparan melanda seluruh penduduk dunia akibat kekurangan air dan tidak turunnya hujan. Kejadian ini terjadi selama tiga tahun lamanya sebelum munculnya Dajjal.3. TEMPAT DAN ARAH KELUARNYA DAJJALRasulullah bersabda :al-Masih akan datang dari arah timur dan tujuannya adalah Madinah, hingga ia sampai di balik Gunung Uhud. Lalu para malaikat menghalaunya ke Syam, dan disana ia binasa. (HR. Muslim).dajjal akan keluar dari daerah timur yang bernama Khurasaan. Dia akan diikuti oleh orang-orang yang berwajah seperti perisai. (HR. at-Tirmidzi, Ahmad, al Hakim)Dari beberapa hadist disimpulkan bahwa Dajjal akan keluar dari empat tempat, yang mana kesemuanya berada di Timur.4. DIMANA DAJJAL SEKARANG BERADA?Dajjal tergolong makhluk yang ditangguhkan kematiannya seperi Iblis. Seorang pemikir kontemporer mengatakan bahwa dia adalah putra Adam yaitu Qabil. Kemudian ada penulis kontemporer mengatakan bahwa ia tinggal di segitiga Bermuda, dia tinggal di kawasan air ini yang dijaga oleh Setan terbesar dan Iblis.Sebagaimana yang disinggungkan Rasulullah SAW, Dalam hadist Fathimah binti Qais. Disana di ceritakan Taamim ad-Daari bertemu dengan Dajjal di pulau laut Yaman dengan keadaan terbelenggu. Ada kemungkinan pulau tersebut terletak di Segitiga Fermuza di Samudra Hindia, tempat ini persis segitiga Bermuda yang ada di Samudra Atlantik.5. SIAPA-SIAPA YANG MENJADI PENGIKUT DAJJAL?Dajjal adalah seorang Yahudi. Pengikut pertamanya adalah orang Yahudi. Rasulullah bersabda :kiamat tidak akan terjadi hingga kalian memerangi bangsa asing dari suku Khuz dan Karman. Wajah mereka merah, hidung mereka pesek, mata mereka sipit, wajah mereka seperti perisai dan alas kaki mereka adalah rambut. (HR. Bukhari).Orang-orang ajam (asing, non-arab) ini adalah pengikut Dajjal karena peperangan dengan mereka menjelang Hari Kiamat. Kelompok yang paling banyak menjadi pengikut Dajjal adalah kaum wanita. Karena yang paling getol dan gaya modern tidak lebih besar dari fitnah Dajjal.Yang termasuk pengikut Dajjal juga adalah suku badui, orang-orang yang tinggal dipadang pasir sebagai pengembala, karena mereka adalah manusia yang bodoh.6. KEMAMPUAN-KEMAMPUAN LUAR BIASA YANG DIMILIKI DAJJALRasulullah bersabda :aku tahu betul yang dibawa oleh Dajjal. Dia punya dua sungai yang mengalir. Yang satu, dalam pandang mata manusia tampak berupa jernih, sedangkan yang satu pandangan manusia tampak seperti api yang menyala. Kalau kalian berjumpa dengannya, hendaknya kamu mendatangi sungai yang terlihat seperti api, pejamkan mata, lalu celupkan kepala, kemudian minumlah darinya, sebab itu sebenarnya adalah air yang segar. (HR Muslim).Rasulullah SAW menjelaskan sesungguhnya nerakanya Dajjal itu adalah surga dan dan surganya Dajjal itu adalah neraka. Disamping kemampuan ini, Dajjal mampu berkata kepada tanah yang kosong, keluarkan harta karunmu, maka keluarlah harta karun itu.7. HARI-HARI DAJJAL DI MUKA BUMI SETELAH KELUARNYADajjal keluar dari arah timur diceritakan oleh Rasulullah SAW disebabkan dia marah karena kaum Muslimin telah banyak meraih kemenangan mencengangkan di bawah pimpinan al-Mahdi al-Muntazhar. Bahkan mereka sudah menaklukan Konstantinopel. Dajjal hidup selama empat puluh hari. Akan tetapi, satu hari sama seperti satu tahun, satu hari yang lain seperti satu bulan, satu hari yang lain sperti satu pecan, sedang sisa harinya seperti hari-hari yang biasa.8. PERANG-PERANG DAJJALDia menyerang kaum Muslimin dari timur ke barat. Dia dik\ikuti oleh orang-orang Yahudi, munafik, orang-orang awam, serta setan-setan dari bangsa jin. Rasulullah bersabda :dia keluar dari sebuah jalan antara Syam dan Irak, wahai hamba-hamba Allah, teguhlah pada agama lain. (HR Muslim dan lain-lain).Dajjal menggempur pasukan Muslim dengan berbagai senjata karena ingin mencapai kemenangan. Ini merupakan isyarat bahwa dia akan menduduki Persia ketika dia keluar bersama tentaranya menuju arah barat.Dia berupaya menguasai kawasan yang terletak antar Laut Arab hingga :Laut Merah. Dia menuju arah Madinah, tapi para Malaikat menghalaunya ke Syam. Dia bergerak cepat ke Syam, mencoba menguasai al-Quds tapi tidak bisa. Terjadi perang dahsyat antara dia dengan kaum muslimin yang berkumpul di Syam dibwah komando al-Mahdi. Dajjal membunuh sepertiga kaum muslimin, yang sepertiga lagi menyerah, yang sepertiga lainnya akhirnya menang. Yaitu mereka yang tegar, berjihad, dan bersabar melaksanakan wasiat Rasulullah SAW. Rasulullah bersabda :sisa dari kalian akan terus memerangi Dajjal di dekat sungai Yordania.

9. KESELAMATAN DARI FITNAH DAJJALGambaran tentang Dajjal yang disampaikan Rasulullah SAW, beliau bersabda bahwa Dajjal itu sangat hina di mata Allah. Artinya, Dajjal itu sangat sepele, dan untuk selamat darinya adalah perkara remeh dan sangat mudah, Insyaallah.Ada beberapa hal yang mesti kita ingat tentang Dajjal :a. Dajjal itu buta matanya dan mengklaim dirinya Tuhan.Sebagaimana digambarkan Rasulullah SAW, bahwa tidak mungkin Tuhan itu buta sebelah matanya.b. Menghafal sepuluh ayat pertama dan terakhir dari surat al-Kahfi akan menyelamatkan dari fitnah Dajjal. Rasulullah bersabda :barangsiapa di antara kalian bertemu dengan dia, hendaknya kalian membacakan awal surah-surah al-Kahfi. (HR Muslim).Rasulullah SAW menganjurkan kita untuk membaca surah al-Kahfi setiap hari Jumat. Beliau bersabda :orang yang membaca surah al-Kahfi pada hari Jumat akan diterangi dengan cahaya antara dua Jumat. (HR al-Hakiim).c. Memohon perlindungan dari Dajjal di setiap shalat.d. Menghindarkan diri dari Dajjal10. KEMATIAN DAJJAL DI BAAB LUDRasulullah bersabda :ketika malam gelap menyelimuti bumi, kaum muslimin berkata satu sama lain, apa yang kalian tunggu untuk menyusul saudara-saudara kalian ke keridhaan Allah? Siapa pun yang mempunyai kelebihan makanan hendaknya memberikannya kepada saudaranya. Hingga fajar terbit, lalu segeralah tunaikan shalat subuh. Setelah itu serbulah musuh kalian, raih mati syahid atau kemenangan.Lalu datanglah malam yang pekat, sehingga seseorang tidak dapat melihat tangannya sendiri. Saat itulah Nabi Isa bin Maryam turun. Tiba-tiba muncul lelaki berbaju besi, orang bertanya.siapa kau?Dia menjawab aku adalah hamba Allah dari kalimah-Nya : Isa.Isa bin Maryam lalu menyeru kaum Muslimin, wahai manusia, apa yang menghalangi kalian untuk keluar menyerbu si pendusta jahat itu?Orang-orang berkata, ini adalah jin. Mereka pun berlarian. Ternyata mereka berhadapan dengan Isa bin Maryam. Kemudian ketika shalat dilaksanakan, Isa diminta menjadi Imam, tapi dia berkata, biar imam kalian saja yang maju dan mengimami kalian.Setelah melaksanakan shalat subuh, kaum Muslimin menyerbu Dajjal. Melihat itu, si pendusta besar itu mencair sperti garam yang larut di dalam air. Isa bin Maryam mengejarnya lalu membunuhnya. Bahkan pohon dan bebatuan pun memanggil, wahai ruh Allah, ini ada Yahudi bersembunyi disini.Tidak ada seorang pun yang dahulu mengikuti Dajjal yang tidak dibunuh oleh Isa.Rasulullah bersabda :setiap kafir mencium bau napasnya sampai mati. Dan napasnya mencapai jarak sejauh mata memandang. Dia mengejar Dajjal hingga berhasil menemukan di Baab Lud, lalu membunuhnya. (HR Muslim).a. Al-masih ad-dajjal menurut liberator yahudi dan KristenMenurut panadangan yahudi dan Kristen tentag profil al-masih ad-dajja berbeda. Kaum yahudi tidak mengimani isa bin Maryam, tapi dilain pihak mereka juga menunggu al-masih. Hingga kini. Adapun Kristen, para pengikut nabi isa, mereka berbeda pendapat tantang tabiat atau sifatnya. Mereka mengatakan bahwa dia adalah anak allah. Yang penting untuk di ketahui di sini, mereka mempercayai tentang turunnya isa al-masih bin Maryam sekali lagi ke bumi. Dengan era kerukunan. Kaum Kristen memakai kata al-masih ad-dajjal untuk menyebut musuh masih al-huda. Nama al-masih ad-dajjal disebut-sebut dalam taurat dan injil. Dalam yesaya 9:4-17 disebutkanmaka tuhan mengerat dari Israel kepala dan ekor, batang dan ranting pada satu hari juga. Tua-tua dan orang yang terpandang, itulah kepala, dan nabi yang mengajarkan dusta, itulah ekor. Sebab orang-orang yang mengedalikan bangsa ini adalah peyesat, dan orang-orang yang dikelndalikan meraka menjadi kacau. Sebab itu tuhan tidak bersuka-cita, teruna-teruna mereka, dan tidak sayang pada anak-anak yatim dan janda-janda mereka, sebab sekalian meraka mrtad dan berbuat jahat.Dalam taurat (ulangan 18:15) seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh tuhan, allahmu. ;dialah yang harus kamu dengarkan.Kaum yahudi berargumen dengan teks ayat diatas tentang al-masih al-muntazhar dalam pandangan meraka yang akan datang menggantikan nabi musa as.b. Beberapa tanda keluarnya dajjal dalam injil.Isa berkata kepada kaum hawaary, kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang pereng. Namun beruas awaslah. Jangan kamu gelisah ;sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum sesudahnya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat.pada waktu itu kamu akan di serahkan supaya kamu disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku. Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. Dan karena semakin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Tetapi, orang yang bertahan sampai kesudahannya akan selamat. Dan injil kerajaan ini akan di beritakan diseluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa,sesudah itu barulah tiba kesudahanya. (injil matius 24:2 6-14)Kepercayaan kaum nasrani terhadap al-masihKaum nasrani atau Kristen menyebutnya yesus. Hanya saja, mereka percaya bahwa dia bukan nabi atau rasul. Melainkan tuhan yang berhak disembah yang terdiri dari tiga unsur. Raga, tuhan, dan ruh. Tiga unsur ini disebut naasuut. Dan mencakup bapak, anak, dan ruh-ruh kudus. Mereka yakin al-masih turun kebumi dalam bentuk manusia untuk membebaskan manusia dari dosa. Kaum yahudi menafikan mereka telah menyalib atau membunuh al-masih padahal sebenarnya mereka keliru menyalib orang.Kaum otodokz berpendapat bahwa al-masih mempunyai satu karekter. Yaitu tabiat tuhan artinya ialah allah. Mereka terbagi dalam tiga kelompok gereja yaitu: 1) Gereja ortodokz dimesir dan habsyi atau etiopia.2) Gereja ortodokz suryani, dan diikuti oleh kaum Kristen kaum asia.3) Gereja ortodokz Armenia Akhir zaman pada hakikatnya adalah akhir dari segala kehidupan di dunia yang dikonsekuensikan dengan hancurnya bumi dan segala isinya atau yang sering disebut dengan kiamat. Namun dalam konteks akhir zaman, hari itu diartikan sebagai hari menjelang hari kiamat. Kiamat sendiri terjadi ketika sangkakala ditiup untuk yang pertama kalinya. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah: Dan dituplah sangkakala itu. Itulah hari terlaksananya ancaman (Qaf (50): 20). Dan, Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup. Dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat. (Al-Haqqah (69): 13-15).[footnoteRef:20] [20: Dr. Abdul Muhsin al-Muthairi, Buku Pintar Hari Akhir. Jakarta. Penerbit Zaman. Cet 1 2012, hlm. 9]

Diriwayatkan dari hudzayfah ibn Usayd al-Ghifari berkata, ketika kami tengah berdiskusi Nabi saw. Menghampiri kami sembari bertanya, apa yang kalian diskusikan? kami sedang membicarakan kiamat,jawab kami. kiamat takkan terjadi sampai kalian melihat sepuluh tanda sebelumnya, jawab Nabi. Beliau pun menyebut kabut, Dajal, binatang melata, matahari terbit dari arah barat, turunnya Isa putra Maryam, Yajuj dan Majuj, tiga gerhana di sebelah timur, di sebelah barat, dan di sebalah jazirah arab dan yang terakhir adalah muncul dari yaman yang memaksa manusia berkumpul ke mahsyar (tempat berkumpul) mereka.[footnoteRef:21] [21: Dr. Abdul Muhsin al-Muthairi, Buku Pintar Hari Akhir. Jakarta. Penerbit Zaman. Cet 1 2012, hlm. 137]

H. AKHLAK PRIBADI1. Shidiq Shidiq (ash-shidqu) artinya benar atau jujur, lawan dari dusta atau bohong (al-kazib). Seorang muslim dituntut selalu berada dalam keadaan benar lahir bathin; benar hati (shidq al-qalb),benar perkataan (shidq al- hadits) dan benar perbuatan (shidq al-amal). Antara hati dan perkataan harus sama, tidak boleh berbeda, apalagi antara perkataan dan perbuatan.Benar hati, apabila hati dihiasi dengan iman kepada Allah SWT dan bersih dari segala penyakit hati. Benar perkataan, apabila semua yang diucapkan adalah kebenaran bukan kebathilan. Dan benar pebuatan, apabila semua yang dilakukan sesuai dengan syariat islam. Maka dari itu Rasulullah saw memerintahkan setiap Muslim untuk selalu shidiq, karena sikap shidiq membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan mengantarnya ke surge. Sebaliknya beliau melarang umatnya untuk berbohong, karena kebohongan akan membawa kepada kejahatan dan kejahatan akan berakhir di neraka.a. Bentuk-bentuk shidiq Seorang muslim harus selalu bersikap benar; kapan,di mana dan kepada siapa pun. Ada lima macam bentuk shidiq yaitu :1) Benar perkataan (shidiq al-hadits)Dalam keadaan apapun seorang muslim akan selalu berkata yang benar; baik dalam menyampaikan informasi, menjawab pertanyaan, melarang dan memerintah ataupun yang lainnya. Orang yang selalu berkata jujur akan selalu di kasihi oleh Allah SWT dan dipercaya oleh masyarakat.2) Benar pergaulan (shidiq al-muamalah)Seorang muslim akan selalu bermuamalah dengan benar; tidak menipu, tidak khianat dan tidak memalsu, sekalipun kepada non muslim. Orang yang shidiq dalam muamalah jauh dari sifat sombong dan ria. Barang siapa yang selalu bersikap shidiq dalam muamalahnya maka dia akan menjadi kepercayaan masyarakat. Siapapun yang ingin bermuamalah dengannya. 3) Benar kemauan (shidq al-azam)Sebelum memutuskan untuk melakukan sesuatu, seorang muslim harus memprtimbangkan dan menilai terlebih dahulu apakah yang dilakukannya itu benar dan bermanfaat. Tetapi bukan berarti dia mengabaikan kritik, asal kritik itu argumntasi dan konstruktif.4) Benar janji (shidq al-waad)Apabila berjanji, seorang muslim akan selalu menepatinya, sekalipun dengan musuh atau anak kecil.

5) Benar kenyataan (sidq al-hal )Seorang muslim akan menampilkan diri seperti keadaan yang sebenarnya dia tidak menipu kenyataan, tidak memakai baju kepalsuan, tidak mencari nama, dan tidak pula mengada-ada.b. Bentuk-bentuk kebohonganSifat bohong adalah sifat yang sangat tercela. Rasulullah saw menyatakan, (mestinya) seorang mukmin tidak mungkin jadi pembohong. Seorang muslim harus menjauhi segala macam bentuk kebohongan, baik dalam bentuk pengkhianatan, mungkir janji, kesaksian palsu, fitnah, gunjing ataupun bentuk-bentuk lainnya. Adapun kebohongan yang biasa terjadi di tengah masyarakat :1) KhianatSifat khianat adalah sejelek-jelek sifat bohong yang dimiliki seseorang. Mudharatnya langsung menimpa orang lain. Kalau sifat ini sudah meluas ditengah masyarakat itu akan hancur. 2) Mungkir janji Sifat mungkir janji menunjukkan pelakunya memiliki kepribadian yang lemah. Sifat itu mencabut kasih sayang dan mendatangkan kemudharatan. Mungkir janji menyebabkan waktu terbuang sia-sia dan melahirkan angan-angan kosong. 3) Kesaksian palsuKebohongan ini mendatangkan kemudharatan besar bagi masyarakat. Orang yamg tidak bersalah bisa di jatuhi hukuman berat, nyawa bisa melayang, harta bisa benda hilang, semunya karena kesaksian palsu.4) Fitnah Biasanya seseorang menfitnah orang lain dengan maksud menjatuhkan nama baik atau mengagagalkan usahanya. Fitnah akan mendatangkan mudharat yang besar bagi masyarakat. Oleh sebab itu Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk tabayyun (menyelidiki kebenaran suatu berita ). 5) GunjingSifat ini menunjukkan bahwa pelakunya memiliki jiwa yang sakit, tidak ada yang menjadi keinginannya kecuali melihat orang bertengkar dan bermusuhan. Allah memberikan perumpamaan, orang yang menggunjing orang lain sama seperti memakan bangkai saudaranya.

3. Amanah Amanah artinya dipercaya, seakar dengan kata iman. Sifat amanah memang lahir dari kekuatan iman. Semakin menipis keimanan sesorang semakin pudar pula sifat amanah pada dirinya. Antara kedunya terdapat kaitan yang sangat erat sekali.a. Bentuk-bentuk AmanahDari pengertian amanah di atas dapatlah kita kemukakan beberapa bentuk amanah sebagai berikut: 1) Memelihara titipan dan mengembalikannya seperti semulaApabila seorang muslim dititpi oleh orang lain, misalnya barang berharga, maka titipan itu harus dipelihara dengn baik dan pada saatnya dikembalikan kepada yang punya, utuh seperti semula. 2) Menjaga rahasiaApabila seseorang dipercaya untuk menjaga rahasia, apakah rahasia pribadi, keluarga, organisasi, atau lebih-lebih lagi rahasia negara, dia wajib menjaganya supaya tidak bocor kepada orang lain yang tidak berhak mengetahuinya.3) Tidak menyalahgunakan jabatanJabatan adalah amanah yang wajib dijaga. Segala bentuk penyalahguanaan jabatan untuk kepentingan pribadi, keluarga atau kelompoknya termasuk pebuatan tercelah yang melanggar amanah. Misalnya menerima hadiah, komisi atau apalah namanya yang tidak halal.4) Menunaikan kewajiban dengan baik Allah SWT memikulkan ke atas pundak manusia tugas-tugas yang wajib dia laksankan, baik dalam hubungannya dengan Allah SWT maupun dengan sesame manusia dan makhluk lainnya. Tugas ini disebut taklif , manusia yang di tugasi disebut mukallaf, dan amanahnya di sebut amanah taklif. 5) Memelihara semua nikmat yang diberikan AllahSemua nikmat yang diberikan oleh Allah kepada umat manusia adalah amanah yang harus dijaga dan dimanfaatkan dengan baik. Begitu jugalah halnya dengan ilmu, anak-anak dan nikmat-nikmat Allah lainnya, semua adalah amanah yang harus dipelihara. 4. Istiqomah Secara etimologis, istiqamah berasal dari istaqama-yastaqimu, yang berarti tegak lurus. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, istiqamah diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen. Dalam termologi akhlaq, istiqamah adalah sikap teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan. Sorang istiqamah laksana batu karang di tengah-tengah lautan yang tidak bergeser sedikitpun walaupun dipukul oleh gelombang yang bergulung-gulung.5. Iffah Secara etimologis , iffah adalah bentuk masdar dari affa-ya iffu-iffah yang berarti menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik. Dan berarti juga kesucian tubuh. Sedangkan secara terminologis, iffah adalah memelihara kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak dan menjatuhkannya. a. Bentuk-bentuk iffahAl-Quran dan Hadits memberikan beberapa contoh dari iffah sebagai berikut: 1) Untuk menjaga kehormatan diri dalam hubungannya dengan masalah seksual, sorang muslim dan muslimah diperintahkan untuk menjaga penglihatan, pergaulan dan pemakainnya. 2) Untuk menjaga kehormatan diri dalam hubungannya dengan masalah harta, islam mengajarkan, terutama bagi orang miskin untuk tidak menadahkan tangan meminta-minta. 3) Untuk menjaga kehormatan diri dalam hubungannya dengan kepecayaan orang lain kepada dirinya, seseorang harus betul-betul menjauhi segala macam bentuk ketidakjujuran. Demikianlah, sikap iffah yang sangat diperlukan untuk menjaga kehormatan dan kesucian diri sehingga tidak ada peluang sedikitpun bagi orang lain samapi yang tidak senang dengannya sampai melemparkan tuduhan dan fitnahan. Orang yang mempunyai sikap iffah (disebut afif) akan dihormati dan mendapat kepercayaandari masyarakat. Dan yang lebih penting lagi dia mendapatkan ridha dari Allah SWT.6. Mujahadah Istilah mujahadah berasal dari kata jahada-yujahidu-mujahadah-jihadyang berarti mencurahkan segala kemampuan (badzlu al-wusi). dalam konteks akhlaq, mujahadah adalah mencurahkan segala kemampuan untuk melepaskan diri dari segala hal yang menghambat pendekatan diri terhadap Allah SWT, baik hambatan yang bersifat internal maupun yang eksternal. Untuk mengatasi dan melawan semua hambatan (internal dan eksternal) tersebut diperlukan kemauan keras dan perjuangan yang sungguh-sungguh. Perjuangan sungguh-sungguh itulah yyang disebut mujahadah. Apabila seseorang bermujahadah untuk mencari keridhaan Allah SWT, maka Allah berjanji akan menujukkan jalan kepadanya untuk mencapai tujuan tersebut.a. Objek mujahadah Secara terperinci, objek mujahadah ada enam hal: 1) Jiwa yang selalu mendorong seseorang untuk melakukan kedurhakaan atau dalam istilah Al-Quran fufur. 2) Hawa nafsu yang tidak terkendali, yang menyebabkan seseorang melakukan apa saja untuk memenuhi hawa nafsunya itu tanpa mempedulikan larangan-larangan Allah SWT, dan tanpa mempedulikan mudharat bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.3) Syaitan yang selalu menggoda umat manusia untuk memperturutkan hawa nafsu sehingga mereka lupa kepada Allah SWT dan untuk selanjutnya lupa kepada diri mereka sendiri.4) Kecintaan terhadap dunia yang berlebihan sehingga mengalahkan kecintaan kepada akhirat, padahal keberadaan manusia di dunia hanya bersifat sementara.5) Orang-orang kafir dan munafik yang tidak pernah berpuas hati sebelum orang-rang yang beriman kembali menjadi kufur.6) Para pelaku kemaksiatan dan kemunkaran,termasuk dari orang-orang yang mengaku beriman sendiri, yang tidak hanya merugikan mereka sendiri, tapi juga merugikan masyarakat. b. Cara mujahadahSetelah menyadari enam hal yang menjadi objek mujahadah diatas, maka kita perlu berusaha mencurahkan segala kemampuan dan potensi yang kita miliki untuk menghadapinya sehingga tidak ada lagi hambatan, baik dari dalam maupun dari luar diri, untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam aspek kehidupan kita.Secara garis besar ada tiga mujahadah. Yang pertama, sebagai landasan teoritis, bersungguh-sungguh: (1) memahami hakikat jiwa dan bagaimana pengaruh kebaikan dan keburukan yamg dilakukan terhadap kesucian jiwa. (2) menyadari bahwa hawa nafsu kalau dikelola dengan baik akan berakibat positif untuk kebaikan diri, tapi kalau dibiarkan tidak terkendali akan merusak. (3) menyadari dan mengingat selalu bahwa syitan tidak akan pernah berhenti menjerumuskan umat manusia dengan segala macam cara. (4) menyadari bahwa segala kenikmatan hidup dunia belum ada artinya dibandingkan dengan kenikmatan yang akan didapat disurga. (5) menyadari bahwa sebagian besar orang-orang kafir dan munafik tidak akan pernah berdiam diri selama orang-oarang beriman tidak mengikuti pandangan dan sikaphidup mereka, dan (6) menyadari bahwa kemaksiatan dan kemungkaran kalau dibiarkan akan dapat merusak masyarakat dan menghancurkan segala kebaikan yang sudah bersusah payah dibangun.Cara mujahadah yang kedua adalah dengan melakukan amal ibadah praktis yang dituntunkan oleh Rasulullah saw untuk memperkuat mental spiritual dan meningkatkan semangat juang untuk menghadapi semua tantangan diatas. Amalan-amlan praktis itu antara lain adalah: (1) sering mendirikan shalat malam. (2) mengerjakan puasa sunnah senin kamis, atau puasa Nabi Dawud, atau puasa sunnah lainnya. (3) membaca Al-Quran sebanyak-banyaknya. (4) berdzikir dan berdoa, terutama meminta perlindungan terhadap Allah SWT dari godaan syaitan. Cara mujahadah ketiga (untuk menghadapi hambatan dari luar) adalah dengan jihad, mulai dari dengan harta benda, ilmu pengetahuan, tenaga, sampai kepada jihad dengan nyawa. Demikianlah, barangsiapa yang bermujahadah pada jalan Allah SWT, maka Allah akan memberikan hidayah kepadanya dan pada akhirnya semua hasil dari mujahadah itu akan kembali untuk kebaikan dirinya sendiri.7. SyajaahSyajaah artinya berani, tapi bukan berani dalam arti siap menantang siapa saja tanpa mempedulikan apakah dia berada di pihak yang benar atau salah, dan buka pula berani mempertuturkan hawa nafsu.a. Bentuk-bentuk keberanian Keberanian tidak hanya ditunjukkan dalam peperangan, tapi juaga dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut ini beberapa bentuk keberanian yang disebutkan oleh Al-Quran dan sunnah:1) Keberanian mengahadapi musuh dalam peprangan (jihad fi sabilillah). 2) Keberanian menyatakan kebenaran (kalimah al-haq) sekalipun di hadapan penguasa yang zalim. Sebagaiman sabda Rasulullah saw yang artinya jihad yang paling afdhal ialah memperjuangkan keadilan di hadapan penguasa yang zalim. (HR. Abu Daud dab Tirmidzi)3) Keberanian untuk mengendalikan diri tatkala marah sekalipun dia mampu melampaiskannya-sebagaimana yang sudah disebutkan dalam hadits di atas. b. Sumber KeberanianAda tujuh faktor yang menyebabkan seseorang memiliki keberanian diantaranya yaitu: 1) Rasa takut kepada Allah SWT 2) Lebih mencintai akhirat daripada dunia 3) Tidak takut mati4) Tidak ragu-ragu5) Tidak menomorsatukan kekuatan materi 6) Tawakal dan yakin akan pertolongan Allah7) Hasil pendidikanLawan dari sifat syajaah adalah jubun (al-jubn), yaitu penakut. Taku mengahadapi musuh, takut menyatakan kebenaran, takut gagal, takut menghadapi resiko dan ketakutan-ketakutan lainnya. Penakut adalah sifat yang tercelah, sifat orang-orang yang tidak benar-benar takut kepada Allah.8. TawadhuTawadhu artinya rendah hati, lawan dari sombong atau takabur. Orang yang rendah hati tidak memandang dirinya lebih dari orang lain, sementara orang sombong menghargai dirinya secara berlebihan. Sikap tawadhu terhadap sesama manusia adalah sifat mulia yang lahir dari kesadaran akan kemahakuasaan Allah SWT atas segala hambanya. Manusia adalah makhluk yang paling lemah yang tidak berarti apa-apa di hadapan Allah SWT. Tanpa rahmat dan karunia dan nikmat dari Allah SWT, manusia tidak akan bisa bertahan hidup, bahkan tidak akan pernah ada di atas permukaan bumi ini.a. Keutamaan TawadhuSikap Tawadhu tidak akan membuat derajat seseorang menjdi rendah, malah dia akan dihormati dan dihargai. Masyarakat akan senang dan tidak akan ragu bergaul denagnnya. Bahkan lebih dari itu derajatnya di hadapan Allah SWT semakin tinggi. b. Bentuk-bentuk TawadhuSikap tawadhu dalam pergaulan bermasyarakat dapat terlihat antara lain dalam bentuk-bentuk ini: 1) Tidak menonjolkan diri dari orang-orang yang level atau statusnya sama, kecuali apabila sikap tersebut menimbulkan kerugian bagi agama atau umat islam.2) Berdiri dari tempat duduknya dari satu majlis untuk menyambut kedatangan orang yang lebih mulia dan lebih berilmu daripada dirinya.3) Bergaul dengan orang awam dengan ramah, dan tidak memandang dirinya lebih dari mereka. 4) Mau mengunjungi orang lain sekalipun lebih rendah status sosialnya.5) Mau duduk-duduk bersama dengan fakir miskin, orang-orang cacat tubuh, atau kaum dhuafa lainnya, serta bersedia mengabulkannya undangan mereka.6) Tidak makan minum dengan berlebihan dan tidak memakai pakaian yang menunjukkan kemegahan dan kesombongan.c. Takabur atau sombongLawan dari sikap tawadhu adalah takabur atau sombong, yaitu sikap menganggap diri lebih dan meremehkan orang lain. Karena sikapnya itu orang sombong akan menolak kebenaran, kalau kebenaran itu datang dari pihak yang statusnya dia anggap lebih rendah dari dirinya.d. Bentuk-bentuk Takabur Berikut ini adalah bentuk-bentuk kesombongan dalam pergaulan bermasyarakat: 1) Kalau mendatangi suatu majlis, dia ingin dan senang kalau para hadirin berdiri menyambutnya.2) Kalau berjalan, dia ingin ada orang berjalan di belakangnya, untuk menunjukkan bahwa dia lebih hebat dan lebih mulia dari yang lainnya.3) Tidak mau mengunjungi orang yang statusnya dianggap lebih rendah dari drinya.4) Merasa malu dan hina mengerjakan pekerjaan rumah tangga.Demikianlah, seyogyanya seorang muslim selalu berusaha menjadi orang yang tawadhu dan menjauhi segala bentuk kesombongan atau takabur dalam seluruh aspek kehidupannya.9. Malu Malu (al-haya) adalah sifat atau perasaan yang menimbulkan kengganan melakukan sesuatu yang rendah atau tidak baik. Orang yang memiliki rasa malu, apabila melakukan sesuatu yang tidak patut, rendah atau tidak baik dia akan terlihat gugup, atau mukanya merah. Sebaliknya orang yang tidak punya rasa malu, akan melakukannya dengan tenang tanpa ada rasa gugup sedikitpun. Memelihara kepala dan isinya berarti memelihara lidah, mata, telinga dan mejaga akalnya pikirannya dari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Memelihara perut berarti menghindarkan diri dari makanan minuman yang haram. a. Malu dan ImanMalu adalah salah satu refleksi iman. Bahkan malu dan iman selalu hadir bersama-sama. Apabila salah satu hilang yang hilang yang lain juga ikut hilang. Semakin kuat iman sesorang semakin teballah rasa malunya, demikian pula sebaliknya.

b. Akibat hilangnya rasa maluRasa malu berfungsi mengontrol dan mengendalikan seseorang dari segala sikap dan perbuatan yang dilarang oleh agama. Tanpa control rasa malu seseorang akan bebas melakukan apa saja yang diinginkan oleh hawa nafsunya.10. SabarSecara etimologis, sabar (ash-shabr) berarti menhan dan mengekang (al-habs wa al-kuf). Secara terminologis sabar berarti menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridha Allah. a. Macam-macam sabarMenurut yusuf al-Qardhawi dalam bukunya ash-shabrfi Al-Quran, sabar di bagi kepada enam macam: 1) Sabar menerima cobaan2) Sabar dari keinginan hawa nafsu3) Sabar dalam taat kepada Allah SWT 4) Sabar dalam berdakwah5) Sabar dalam perang6) Sabar dalam pergaulanb. Keutamaan SabarSifat sabar dalam islam menempati posisi yang istimewa. Karena sabar merupakan sifat yang istimewa, tentu dengan sendirinya orang-orang yang sabar juga menempati posisi yang istimewa. Di samping segala keistimewaan itu, sifat sabar memang sangat dibutuhkan sekali untuk mencapai kesuksesandunia dan akhirat. Apalagi seorang mahasiswa tidak akn dapat berhasil mencapai gelar kesejanaan tanpa sifat sabar dan belajar. Seperti juga denga seorang peneliti tidak akan dapat menemukan penemuan-penemuan ilmiah tanpa ada sifat sabar dalam penelitiannya. Begitu seterusnya dalam seluruh aspek kehidupan.11. PemaafPemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa ada sedikitpun rasa benci dan keinginan untuk membalas. Dalam bahasa arab sifat pemaaf tersebut dengan al-afwu yang secara etimologis berarti kelebihan atau yang berlebih.[footnoteRef:22] [22: Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc., M.A. kuliah akhlak, LPPI UMY Yogyakarta: September 2012, cet :12, hal 81-140]

I. AKHLAK DALAM KELUARGA1. Birrul walidain Istilah birrul walidain berasal langsung dari Nabi Muhammad saw. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Abdullah ibn Masud seorang sahabat Nabi yang terkenal bertanya kepada Rasulullah saw tentang amalan apa yang paling disukai oleh Allah SWT, beliau menyebutkan: pertama, shalat tepat pada waktunya: kedua, birrul walidain dan ketiga, jihad fi sabilillah.a. Kedudukan Birrul WalidainBirrul walidain menempati kedudukan yang istimewa dalam ajaran islam. Ada beberapa alasan yang membuktikan hal tersebut, antara lain:1) Perintah ihsan kepada ibu bapak diletakkan oleh Allah SWT di dalam Al-Quran langsung sesudah perintah beribadah kepadanya semata-mata atau sesudah larangan mempersekutukannya.2) Allah SWT mewasiatkan kepada umat manusia untuk berbuat ihsan kepada ibu bapak.3) Allah SWT meletakkan perintah berterima kasih kepada ibu bapak langsung sesudah perintah berterima kasih kepada Allah SWT.4) Rasulullah saw meletakkan birrul walidain sebagai amalan nomor dua terbaik sesudah shalat tepat pada waktunya.5) Rasulullah saw meletakkan uququl walidain (durhaka kepada dua orang ibu bapak) sebagai dosa besar nomor dua sesudah syirik.6) Rasulullah saw mengaitkan keridhaan dan kemarahan Allah SWT dengan keridhaan dan kemarahan orang tua. b. Bentuk-bentuk birrul walidainBanyak cara bagi seorang anak untuk dapat mewujudkan birrul walidain tersebut, antara lain sebagai berikut:1) Mengikuti keinginan dan saran orang tua dalam berbagai aspek kehidupan, baik masalah pendidikan, pekerjaan, jodoh maupun mmasalh lainnya.2) Menghormati dan memuliakan kedua orang tua dengan penuh rasa terima kasih dan kasih sayang atas jasa-jasa keduanya yang tidak mungkin bisa dinilai dengan apapun.3) Membantu ibu bapak secara fisik dan materil. Misalnya sebelum berkeluarga dan mampu berdiri sendiri anak-anak membantu orang tua (terutama ibu) .4) Mendoakan ibu bapak semoga di beri oleh Allah SWt keampunan, rahmat dan lain-lain sebagainya.5) Setelah orang tua meninggal dunia, birrul walidain masih bisa diteruskan dengan cara antara lain:a) Menyelenggrakan janazahnya dengan sebaik-baiknyab) Melunasi hutang-hutangnyac) Melaksanakan wasiatnyad) Meneruskan silaturrahim yang di binanya di waktu hidup e) Memuliakan sahabat-sahabatnyaf) MendoakannyaDemikianlah beberapa bentuk birrul walidain yang bisa kita lakukan terhadap kedua orang tua baik yang masih hidup, maupun yang sudah meninggal dunia.c. Uqulul-walidainSeperti yang sudah di jelaskan di atas bahwa Allah SWT menempatkan perintah untuk birrul walidain langsung sesudah perintah untuk beribadah kepadanya. Uqulul walidain artinya mendurhakai kedua orang tua. Istilah ini pun berasal langsung dari Rasulullah saw.2. Hak, kewajiban dan kasih sayang suami isteriSalah satu perkawinan dalam islam adalah untuk mencari ketentraman atau sakinah. Yang berperan membuat kelurga menjadi sakinah ada dua faktor, pertama yaitu mawaddah, kedua rahmah. Padanan kedua kata itu adalah kasih sayang. Tapi kalau ada yang bertanya apa beda antara kasih dan sayang, mungkin tidak semua kita bisa dengan tepat dan cepat bisa menjelaskannya. Dalam kehidupan berkeluarga yang tentram tidak hanya ditentukan oleh faktor mawaddah semata-mata, tetapi jiga oleh faktor rahmah. Oleh sebab itu diperingatkan kepada mada-mudi yang berniat untuk membina kehidupan berkeluarga untuk berhati-hati, janganlah kita mudah tergiur dengan dengan ungkapan cinta yang diobral oleh calon pasangan hidupnya. Banyak pasangan yang yang sebelumnya sudah mengikat cinta bertahun-tahun akan tetapi hanya bisa memepertahankan keutuhan keluarga hanya setahun dua tahun atau bahkan ada yang Cuma berbilang bulan saja.a. Empat kriteria memilih pasangan hidupSeorang wanita dinikahi berdasarkan empat pertimbangan yaitu:1) Karena harta2) Keturunan3) Kecantikan4) Kemudian diakhiri dengan satu kriteria popok yang tidak boleh di tawar-tawar yaitu agama.b. Hak-hak bersama suami isteriDalam hubungan suami isteri di samping hak masing-masing ada juga hak bersama yaitu (1) hak tamattu badani (menikmati hubungan sebadan dan segala kesenangan badani lainnya), (2) hak saling mewarisi, (3) hak nasab anak dan (4) hak muasyarah bi al-ma;ruf (saling menyenang dan membahagiakan).c. Kewajiban suami kepada isteriHak isteri atau kewajiban suami kepada isteri ada empat yaitu : (1) membayar mahar, (2) memberikan nafkah (3) menggauli isteri dengan sebaik-baiknya (ihsan al-asyarah), dan (4) membimbing dan membina keagamaan isteri.d. Kewajiban isteri kepada suamiHak suami atau kewajiban isteri kepada suami hanya dua: (1) patuh pada suami dan (2) bergaul dengan suami dengan sebaik-baiknya (ihsan al-asyarah)3. Kasih saang dan tanggung jawab orang tua terhadap anakAnak adalah amanah yang harus dipertanggung jawabkan orang tua kepada Allah SWT. Anak adalah tempat orang tua mencurahkan kasih sayangnya. Dan anak juga investasi masa depan untuk kepentingan orang tua harus memelihara, membesarkan, merawat, menyantuni dan mendidik anak-anaknya dengan penuh tanggung jawab dan kasih sayang.Dengan pengertian seperti itu hubungan dengan orang tua dengan anak dapat dilihat dari tiga segi yaitua. Hubungan tanggung jawabb. Hubungan kasih sayangilah siatuc. Hubungan masa depanDengan tiga alasan di atasalah seorang muslim didorong untuk dapat berfungsi sebagai orang tua dengan sebaik-baiknya. Apalagi kalau dia pikirkan betapa pentingnya pembinaan dan pendidikan anak-anak untuk menjaga eksisitensi dan kualitas umat manusia.4. Silahturrahmi dengan karib kerabatIstilah silaturrahim (sillatu ar-rahimi) terdiri atas dua kata: shillah (hubungan, sambungan) dan Rahim (peranakan). Istilah ini adalah sebuah symbol dari hubungan baik penuh kasih sayang antara sesama karib kerabat yang asal usulnya berasal dari satu Rahim. Dalam kamus bahasa Indonesia istilah ini dikenal sebagai salturrahmi (shillatu ar-rahmi) dengan pengertian yang lebih luas, tidak hanya terbatas pada hubungan kasih sayang antara sesame karib kerabat, tetapi juga mencakup masyarakat yang lebih luas.a. Bentuk-bentuk silaturrahmi Silaturrahmi secara kongkrit dapat di ujudkan dalam bentuk antara lain:1) Berbuat baik (ihsan) terutama memberikan bantuan materil untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 2) Membagi dari sebagian dari harta warisan kepada karib kerabat yang hadir waktu pembagian, tetapintidak mendapat bagian karena terhalang oleh ahli waris yang lebih berhak (majhub)3) Memelihara dan meningkatkan rasa kasih sayang sesama kerabat dengan sikap saling kenal-mengenal, hormat-menghormati, yang mungkin dapat untuk meningkatkan persaudaraan.b. Manfaat silaturrahmiDi samping meningkatkan hubungan persaudaraan antara sesama kerabat, silaturrahmi juga memberi manfaat lain yang besar baik di dunia maupun di akhirat. Antara lain:1) Mendapatkan rahmat, nikmat dan ihsan dari Allah SWT 2) Masuk surga dan jauh dari nereaka3) Lapang rezki panjang umur c. Memutuskan silaturrahmiDi samping mendorong untuk melakukan silaturrahmi, islam juga mengingatkan secara tegas bahkan mengancam dengan dosa yang besar orang-orang yang memutuskan silaturrahmi.[footnoteRef:23] [23: Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc., M.A kuliah akhlak, LPPI UMY Yogyakarta: september, 2012 . cet: ke-12 , hal: 147-183]

J. KONSEP UMAT DALAM ISLAMDalam kamus besar bahasa Indonesia kata umat diartikan sebagai berikut: 1. Para penganut atau suatu agama2. Makhluk manusiaKata ummat terambil dari kata (amma-yaummu)yamh berarti menuju, menumpu, dan meneladani. Dari akar yang sama, lahir antara lain kata um yang berarti ibu dan imam yang maknanya pemimpin karena keduanya menjadi teladan, tumpuan pandangan, dan harapan anggota masyarakat. Pakar-pakar bahasa berbeda pendapat tentang jumlah anggota satu umat. Ada yang merujuk ke riwayat yang dinisbahkan kepada nabi SAW. Dan ada juga yang mengatakan bahwa, angka empat puluh sudah bisa disebut umat. Pakar hadis An-Nasai yang meriwayatkan hadis serupa menyatakan bahwa Abu Al-Malih di tanyai tentang jumlah orang yang sholat itu, dan menjawab, empat puluh orang.Secara tegas Al-Quran dan hadis tidak membatasi pangertian umat hanya pada kelempok manusia.Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. (QS. Al-Anam/6:38)Ikatan persamaan apa pun yang meyatukan makhluk hidup manusia atau binatang seperti jenis, suku, bangsa, ideologi, atau agama, dan sebagainya, maka ikatan itu telah menjadikan mereka satu umat. Bahkan Nabi Ibrahim a.s sendirian yang menyatukan sekian banyak sifat terpuji dalam dirinya, disebut oleh Al-Quran sebagai umat (QS. Al-Nahl/16:120), dari sini beliau kemudian menjadikan imam yakni pemimpin yang diteladani. Kata ummat dalam bentuk tunggal terulang lima puluh dua klai dalam Al-Quran. Ad-Damighani menyebutkan Sembilan arti untuk kata itu, yaitu kelompok, agama (tauhid), waktu yang panjang, kaum, pemimipin, generasi lalu, umat isalm, orang-orang kafir dan manusia seluruhnya. Sungguh indah, luwes, dan lentur kata ini, sehimgga dapat mencakup aneka makna, dan dengan demikian dapat menampung dalam kebersamaannya aneka perbedaan. Al-Quran memilih kata ini untuk menunjukkan antara lain himpunan pengikut nabi Muhammad Saw. (umat manusia). Sebagai isyarat bahwa ummat dapat menampung perbedaan kelompok-kelompok, betapapun kecil jumlah mereka, selama masih ada arah yang sama, ayitu Allah SWT. Sesungguhnya (agama Tauhid) Ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, Maka sembahlah Aku. (QS. Al-Anbiya/21:92)Dalam kata umat terselip makna-makna yang cukup dalam. Umat mengandung arti gerak dinamis, arah, waktu, jalan yang jelas, serta gaya dan cara hidup. Untuk menuju pada satu arah, harus jelas jalannya, serta harus bergerak maju dengan gaya dan cara tertentu, dan pada saat yang sama membutuhkan waktu untuk mencapainya. Al-Quran surat yusuf (12): 45 menggunakan kata umat untuk arti waktu. Sedangkan surat Al-Zukhruf (43): 22 untuk arti jalan, atau gaya dan cara hidup. Ali syariati dalam bukunya Al-ummah wa Al-Imamah menyebutkan keistimewaan kata ini dibandingkan kata semacam notion atau qabilah (suku). Pakar ini mendefinisikan kata umat dalam konteks sosiologi sebagai himpunan manuisawi yang seluruh anggotanya bersama-sama menuju satu arah, bahu-membahu, dan bergerak secara dinamis di bawah kepemimpinan bersama. Umat islam disebut oleh Al-Quran surat Al-Baqarah/2:143 sebagai ummatan wasatha.

Dan demikian (pula) kami Telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihanagar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. (QS. Al-Baqarah/2:143)Mulanya kata wasatha berarti segala yang baik sesuai dengan objeknya. Sesuatu yamg baik berada pada posisi di antara dua ekstrem. Keberanian adalah pertengahan sifat ceroboh dan takut. Kedermawaan merupakan pertengahan antara sikap boros dan kikir. Kesucian merupakan pertengahan antara kedurhakaan karena dorongan nafsu yang menggebu dan impotensi. Dari sini kata wasath berkembang maknanya menjadi tengah.Yang menghadapi dua pihak berseteru dituntut untuk menjadi wasith (wasit) dan berada pada posisi tengah agar berlaku adil. Dari sini lahirlah makna ketiga wasath, yaitu adil. Ummatan wasatha adalah umat moderat, yang posisinya beradadi tengah, agar dilihat oleh semua pihak, dan dari segenap penjuru. Mereka dijadikan demikian menurut lanjutan ayat di atas agar mereka menjadi syuhada (saksi), sekaligus menjadi teladan dan patron bagi yang lain, dan pada saat yang sama mereka menjadikan Nabi Muhammad Saw. Sebagai patron teladan dan saksi pembenaran bagi semua aktivitasnya.Keberadaan umat islam dalam posisi tengah menyebabakan mereka tidak seperti umat yang hanyut oleh matrialisme, tidak pula mengantarnya membumbung tinggi ke dalam ruhani, sehingga tidak lagi berpijak di bumi. Posisi tengah menjadikan mereka mampu memadukan aspek ruhani dan jasmani, material, dan spiritual dalam segala sikap dan aktivitas.Wasathiyat (moderasasi atau posisi tengah) mengundang umat islam untuk berinteraksi, berdialog, dan terbuka dengan semua pihak (agama, budaya, dan peradaban). Karena mereka tidak dapat menjadi saksi maupun berlaku adil jika mereka tertutup atau menutup diri dari lingkungan dan perkembangan global.[footnoteRef:24] [24: Prof. Dr. M. Quraish shihab, M.A. wawasan Al-Quran, mizan; bandung; juli; 2000; cet: ke XI, hal: 325-328]

K. AKHLAK BERMASYARAKAT1. Bertamu dan menerima tamuDalam kehidupan bermasyrakat, kita tidak akan pernah telepas dari kegiatan bertamu dan menerima tamu. Adakalanya kita yang datang mengunjugi sanak saudara, teman-teman atau para kenalan, dan lain waktu kita yang dikunjungi. Maka islam memberikan tuntunan bagaimana sebaiknya kegiatan bertamu dan menerima tamu tersebut dilakukan.a. Bertamu Sebelum memasuki rumah seseorang, hendaklah yang bertamu terlebih dahulu meminta izin dan mengucapkan salam kepada penghuni rumah. Disamping meminta izin dan mengucapkan salam hal lain yang perlu di perhatikan oleh setiap orang yang bertamu adalah sebagai berikut:1) Jangan bertamu sembarang waktu.2) Kalau diterima bertamu, jangan terlalu lama sehingga merepotkan tuan rumah.3) Jangan melakukan kegiatan yang menyebabkan tuan rumah terganggu.4) Kalau disuguhi minuman atau makanan hormatilah jamuan itu.5) Hendaklah pamit waktu mau pulang.b. Menerima tamuMenerima dan memuliakan tamu tanpa membeda-bedakan statussosial mereka adalah salah satu sifat yang terpuji yang sangat dianjurkan dalam islam.

2. Hubungan baik dengan tetangga Sesudah anggota keluarga sendiri, orang yang paling dekat dengan kita adalah tetangga. Merekalah yang diharapakan paling dahulu memberikan bantuan jika kita membutuhkannya.Tetangga yang punya hak lebih banyak, lebih berhak mendapatkan kebaikan dari kita. Karena keterbatasan, kita hanya mampu berbuat baik kepada sebagian mereka saja.a. Pentingnya hubungan baik dengan tetangga.b. Bentuk-bentuk hubungan baik dengan tetangga3. Hubungan baik dengan masyarakat Selain dengan tamu dan tetangga, seorang muslim harus dapat berhubungan baik dengan masyarakat yang lebih luas, baik di lingkungan pendidikan, kerja, social dan lingkungan lainnya.Pada dasarnya, tidak ada bedanya antara tata cara pergaulan bermasyarakat sesame muslim dan dengan non muslim. Kalaupun ada perbedaan, hanya terbatas dalam beberapa hal yang bersifat ritual keagamaan.a. Kewajiban sosial sesama muslim Untuk terciptanya hubungan baik sesama muslim dalam masyarakat, setiap orang harus mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing sebagai anggota masyarakat. Dalam sebuah hadits, rasulullah saw menyebutkan ada lima kewajiban seorang muslim atas muslim lainnya:1) Menjawab salam2) Mengunjungi orang sakit3) Mengiringkan jenazah4) Mengabulkan undangan.5) Menyatuhi orang bersin.b. Toleransi agamaToleransi tidaklah berarti mengakui kebenaran agama mereka, tapi mengakui keberadaan agama mereka dalam realitas bermasyarakat. Toleransi juga bukan berarti kompromi atau bersifat sinkretisme dalam keyakinan dan ibadah. Kita sama sekali tidak boleh mengikuti agama dan ibadah mereka dengan alasan apapun. Demikianlah, mudah-mudahan kita dapat menjadi anggota masyarakat yang selalu berbuat baik kepada annggota masyarakat lainnya.

4. Pergaulan muda-mudi Dalam pergaulan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat, terutama antar muda-mudi, beberapa hal yang perlu mendapat perhatian khusus smapai ketentuan umum tentang hubungan bermasyarakat yang lainnya. Yaitu tentang mengucapkan dan menjawab salam, berjabat tangan dan khalwah. Tentang pergaulan muda-mudi dalam fasal ini penulis fokuskan pada tiga hal tersebut:a. Mengucapkan dan menjawab salam1) Islam mengajarkan kepada sesama muslim untuk saling bertukar salam apabila bertemu atau bertamu, supaya rasa sayang sesame dapat selalu terpupuk dengan baik.2) Salam yang di ucapkan minimal adalah Assalamualaikum. Tetapi akan lebih baik dan lebih besar pahalanya apabila diucapakan secara lebih lengkap.3) Mengucapkan salam hukumnya sunat, tetapi menjawabnya wajib minimal dengan salam yang seimbang.4) Bila bertamu yang mengucapkan salam lebih dahulu adalah yang bertamu, tetapi untuk bertemu yang terlebih dahulu mengucapkan salam adalah yang berada diatas kendaraan kepada yang berjalan kaki.5) Salam tidak hanya diucapkan waktu saling bertemu, tapi juga tatkala mau berpisah.6) Jika dalam rombongan, baik yang mengucapkan maupun yang menjawab salam boleh hanya salah seorang dari anggota rombongan tersebut.7) Rasulullah saw melarang orang islam mengucapkan dan menjawab salam Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani).8) Pria boleh mengucapkan salam kepada wanita dan begitu pula sebaliknya.b. Berjabat tangan Rasulullah saw mengajarkan bahwa untuk lebih untuk menyempurnakan salam dan menguatkan tali ukhuwah Islamiyah, sebaliknya ucapan salam diikuti dengan berjabat tangan (bersalaman) jika memang itu benar-benar memungkinkan. Berjabat tangan harus dilakukan dengan penuh keikhlasan yang tercermin dari cara bersalaman.c. Khalwah Satu hal lagi yang sangat penting sekali diperhatikan dalam pergaulan pria dan wanita, terutama antar muda-mudi adalah masalah pertemuan antara pria dan wanita, terutama pertemuan-pertemuan pribadi