uji eksoenzim

6
1. uji eksoenzim amilolitik Karbohidrat akan dipecah menjadi asam, gas, dan produk-produk lainnya. Pemecahan gula bersifat spesifik untuk mikroorganisme tertentu, contohnya glukosa, laktosa, dan sukrosa akan dipecah menjadi asam dan gas oleh bakteri Enterobacter aerogenes, Staphylococcuc aureus akan memecah gula-gula tersebut menjadi asam, sedangkan bakteri Alcaligenes faecalis tidak akan menghasilkan asam dan gas. Amilolitik merupakan aktivitas bakteri dalam merombak pati dengan bantuan enzim amilase. Enzim amilase adalah enzim yang mampu menghidrolisis pati menjadi senyawa lebih sederhana seperti maltosa dan glukosa. Enzim ini dapat memecah atau menghidrolisis pati, glikogen, dan turunan polisakarida dengan cara memecah ikatan glikosidiknya. Enzim amilase dibedakan menjadi 3 golongan yaitu α-amilase yang di sebut juga endoamilase, β-amilase yang di sebut juga eksoamilase, dan glukoaminase (Rehm & Reed 1987 Uji amilolitik dilakukan dengan cara bakteri Bacillus dan E. coli diinokulasikan pada media Nutrient Agar yang mengandung pati secara streak. Bakteri yang telah diinokulasikan diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37°C. Setelah selesai inkubasi, cawan diteteskan dengan iodin secukupnya sehingga seluruh permukaan media terkena iodin. Hidrolisis zat pati terlihat sebagai zona jernih di sekeliling koloni, sedangkan hasil negatif ditunjukkan warna sekitar koloni tetap biru hitam Pada media yang mengandung pati, maka pati di sekitar pertumbuhan bakteri akan dihidrolisis oleh enzim amilase yang dihasilkan bakteri. Jika zat pati dihidrolisis, maka pada media agar yang diteteskan larutan yodium akan timbul daerah transparan di sekitar pertumbuhan bakteri. Sebaliknya, jika pati tidak dihidrolisis, maka akan timbul warna biru-kehitaman di sekitar pertumbuhan (Lay, 1994). Media yang biasa digunakan pada uji hidrolisis karbohidrat adalah media Starch Agar (SA) yang mengandung tripton, ekstrak khamir, K 2 HPO 4 , pati terlarut, agar, dan air. Ekstrak khamir sebagai sumber vitamin B kompleks, tripton dipakai untuk menyediakan nitrogen, karbohidrat, dan garam mineral, air untuk menyalurkan nutrient yang dibutuhkan mikroba, sedangkan pati berfungsi sebagai komponen karbohidrat yang akan dihidrolisis pada uji ini (Fardiaz, 1992).

Upload: rahma-ayu-wulandari

Post on 21-Nov-2015

37 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Mikrobiologi

TRANSCRIPT

1. uji eksoenzim amilolitikKarbohidrat akan dipecah menjadi asam, gas, dan produk-produk lainnya. Pemecahan gula bersifat spesifik untuk mikroorganisme tertentu, contohnya glukosa, laktosa, dan sukrosa akan dipecah menjadi asam dan gas oleh bakteri Enterobacter aerogenes, Staphylococcuc aureus akan memecah gula-gula tersebut menjadi asam, sedangkan bakteri Alcaligenes faecalis tidak akan menghasilkan asam dan gas.Amilolitik merupakan aktivitas bakteri dalam merombak pati dengan bantuan enzim amilase. Enzim amilase adalah enzim yang mampu menghidrolisis pati menjadi senyawa lebih sederhana seperti maltosa dan glukosa. Enzim ini dapat memecah atau menghidrolisis pati, glikogen, dan turunan polisakarida dengan cara memecah ikatan glikosidiknya. Enzim amilase dibedakan menjadi 3 golongan yaitu -amilase yang di sebut juga endoamilase, -amilase yang di sebut juga eksoamilase, dan glukoaminase (Rehm & Reed 1987 Uji amilolitik dilakukan dengan cara bakteri Bacillus dan E. coli diinokulasikan pada media Nutrient Agar yang mengandung pati secara streak. Bakteri yang telah diinokulasikan diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37C. Setelah selesai inkubasi, cawan diteteskan dengan iodin secukupnya sehingga seluruh permukaan media terkena iodin. Hidrolisis zat pati terlihat sebagai zona jernih di sekeliling koloni, sedangkan hasil negatif ditunjukkan warna sekitar koloni tetap biru hitam Pada media yang mengandung pati, maka pati di sekitar pertumbuhan bakteri akan dihidrolisis oleh enzim amilase yang dihasilkan bakteri. Jika zat pati dihidrolisis, maka pada media agar yang diteteskan larutan yodium akan timbul daerah transparan di sekitar pertumbuhan bakteri. Sebaliknya, jika pati tidak dihidrolisis, maka akan timbul warna biru-kehitaman di sekitar pertumbuhan (Lay, 1994). Media yang biasa digunakan pada uji hidrolisis karbohidrat adalah media Starch Agar (SA) yang mengandung tripton, ekstrak khamir, K2HPO4, pati terlarut, agar, dan air. Ekstrak khamir sebagai sumber vitamin B kompleks, tripton dipakai untuk menyediakan nitrogen, karbohidrat, dan garam mineral, air untuk menyalurkan nutrient yang dibutuhkan mikroba, sedangkan pati berfungsi sebagai komponen karbohidrat yang akan dihidrolisis pada uji ini (Fardiaz, 1992).

Wilis Ari Setyati* dan Subagiyo 2012 Isolasi dan Seleksi Bakteri Penghasil Enzim Ekstraseluler (proteolitik, amilolitik, lipolitik dan selulolitik) yang Berasal dari Sedimen Kawasan Mangrove Vol. 17 (3) 164-168 Hasil Contohjenis yang mempunyai spesies bersifat Amilolitik misalnyaClostridium butyricium dan Bacillus subtilis(Fardiaz, 1992).

Proteolitik MediaBakteri proteolitik adalah bakteri yang memproduksi enzim protease ekstraseluler, yaitu enzim pemecah protein yang diproduksi di dalam sel kemudian dilepaskan keluar dari sel. Semua bakteri mempunyai enzim protease di dalam sel, tetapi tidak semua mempunyai enzim protease ekstraseluler. enzim protease ini berfungsi untuk menghidrolisis ikatan peptida di protein dan melepas asam amino (Volk dan Wheeler, 1993). Dekomposisi protein oleh mikroorganisme lebih kompleks daripada pemecahan karbohidrat dan produk akhirnya juga lebih bervariasi. Hal ini disebabkan struktur protein yang lebih kompleks. Mikroorganisme melalui suatu sistem enzim yang kompleks, memecah protein menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana yaitu asam amino (Durham 1987).

Ada tiga macam bakteri proteolitik, yaitu:a. Bakteri aerobik atau anaerobik fakultatif yang tidak membentuk spora, contohnya Proteus dan Pseudomonas.b. Bakteri aerobik dan anerobik fakultatif pembentuk spora, contohnya Bacillus.c. Bakteri anaerobik pembentuk spora, contohnya beberapa Clostridium.Ada bakteri yang bersifat proteolitik asam yang dapat menghidrolisis protein dan memfermentasi asam, contohnya Streptococcus faecalis dan ada juga bakteri yang bersifat putrefaktif yang memecah protein secara anaerobik dan menghasilkan senyawa berbau busuk, contohnya Pseudomonas (Fardiaz, 1992).Media untuk uji hidrolisis protein adalah media SMA (Skim Milk Agar) yang tersusun dari tripton, dekstrosa, ekstrak khamir, agar, air destilata, dan 20% susu skim bubuk. Biasanya media ini dapat bekerja pada pH netral, yaitu pH 7. Tripton sebagai sumber sumber N dan mineral, ekstrak khamir sebagai sumber vitamin B kompleks, dekstrosa sebagai sumber energi, sedangkan susu skim bubuk mengandung kasein yang akan dipecah pada uji hidrolisis ini (Fardiaz, 1992).Jika mikroorganisme memproduksi enzim protease maka daerah di sekitar koloni bakteri akan berwarna jernih. Kejernihan ini akibat penguraian molekul protein menjadi asam amino yang larut di dalam media sehingga kekeruhan di sekitar koloni bakteri menjadi hilang. (Lay, 1994).

Lipolitik

Lemak lebih sulit dipecah oleh mikrooganisme daripada karbohidrat dan protein sehingga hanya mikrooganisme lipolitik yang menghasilkan enzim lipase saja yang dapat memecah lemak menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol dengan bantuan air (Fardiaz, 1992), selanjutnya gliserol dimetabolisasi melalui jalur EMP dan asam lemaknya diuraikan melalui asetat pada siklus asam sitrat (Volk dan Wheeler, 1993).Jika lemak di dalam media dihidrolisis oleh enzim lipase, maka daerah di sekitar koloni bakteri menjadi asam akibat terbentuknya asam lemak. Indikator pH yang ditambahkan ke dalam media akan membantu menunjukkan adanya proses hidrolisis yang ditandai dengan perubahan warna (Lay, 1994).

Media NA (Nutrient Agar) merupakan media yang dipakai untuk hidrolisis lemak. Agar dapat digunakan untuk menguji adanya mikroba lipolitik, maka pada media ini ditambahkan lemak 1%. Komponen-komponen media ini adalah ekstrak sapi sebagai zat hara untuk menyediakan karbohidrat, nitrogen, vitamin, dan garam mineral, pepton untuk mengontrol pH, agar, air untuk transportasi nutrient yang dibutuhkan bagi pertumbuhan mikroba, dan merah netral sebagai indikator (Fardiaz, 1992).Bakteri ini menghasilkan enzim lipase yang berfungsi sebagai katalis reaksi hidrolisis lemak menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Produk akhir dari hidrolisis lemak dapat dioksidasi lagi menjadi energi di dalam kondisi aerob. Kebanyakan bakteri aerobik dan proteolitik aktif juga merupakan bakteri lipolitik. Contoh bakteri lipolitik adalah Pseudomonas, Alcaligenes, Serratia, dan Micrococcus (Fardiaz, 1992).

2. IMViC)IndolTryptophanmerupakan asam amino esensial yang dapat mengalami oksidasi dengan cara kegiatan enzimatik beberapa bakteri. Konversi triptofan menjadi produk metabolik di mediasi oleh enzimTryptophanase. Media ini biasanya digunakan dalam indetifikasi yang cepat. Perbenihan indol digunakan untukmelihat kemampuan bakteri mendegradasi asam amino triptofan secara enzimatik. Bakteri Escherichia coli mampu menggunakan triptofan sebagai sumber karbon. E.coli menghasilkan enzim triptofanase yang mengkatalisasikan penguraian gugus indol dari triptofan. Dalam media biakan, indol menumpuk sebagai produk buangan, sedangkan bagian lainnya dari molekul triptofan (asam piruvat dan NH4+) dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan zat hara mikroorganisme. Reagens bereaksi dengan indol dan menghasilkan senyawa yang tidak larut dalam air dan berwarna merah pada permukaan medium (Widyawati, 2012). Hasil uji indol yang diperoleh negatif karena tidak terbentuk lapisan (cincin) berwarna merah muda pada permukaan biakan, artinya bakteri ini tidakmembentuk indol dari tryptopan sebagai sumber karbon, yang dapat diketahui dengan menambahkan larutan kovaks. Asam amino triptofan merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein, sehingga asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh mikroorganisme akibat penguraian protein(Volk dan Wheeler, 1993). Uji indolUji indol digunakan untuk mengetahui apakah dalam proses pertumbuhannya bakteri dapat membentuk indol dari asam amino esential triptofan. (Lay, 1994). Uji MR-VRUji MR bertujuan untuk menentukan kemampuan mikroorganisme untuk mengoksidasi glukosa dan menstabilkan konsentrasi asam yang tinngi sebagai produk akhir. Sedangkan uji VR untuk membedakan kemampuan mikroorganisme untuk menghasilkan produk akhir non-asam atau netral seperti asetilmetilkarbonil dari asam organik yang dihasilkan dari metabolisme glukosa. (Lay, 1994). Uji SitratUji sitrat digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. (Capuccino dan Sherman, 1992)

2)MR-VPUji MR Perbenihan ini digunakan untuk mendeteksi bakteri yang memiliki kemampuan untuk mengoksidasi glukosa menghasilkan produk asam berkonsentrasi tinggi yang stabil sehingga menyebabkan pH media turun hingga dibawah 4,4 yang ditandai dengan hasil positif, terjadi perubahan warna menjadi merah setelah ditambahkanMethyl Red. Artinya, bakteri ini mengahasilkan asam campuran (metilen glikon) dari proses fermentasi glukosa yang terkandung dalam medium MR-VP (Lehninger, 1995).3)Uji VPDengan hasil negatif, karena tidak terbentuk warna merah pada medium setelah ditambahkan -napthol dan KOH, artinya hasil akhir fermentasi bakteri inibukan asetil metil karbinol (asetolin) (Volk dan Wheeler, 1993).4)Simmons CitratePerbenihan ini digunakan untuk melihat kemampuan organisme enterik berdasarkan kemampuan memfermentasi sitrat sebagai sumber karbon.Perbenihan Simmons Citrate ini mengandung indikator biru bromtimol yang akan berubah menjadi biru pada reaksi positif dan tetap hijau jika reaksi negatif (Volk dan Wheeler, 1993).

a. Uji Indol b. Uji Merah Metil (Methyl Red)

Uji merah metil digunakan untuk menentukan adanya fermentasi asam campuran. Beberapa bakteri memfermentasikan glukosa dan menghasilkan berbagai produk yang bersifat asam sehingga akan menurunkan pH media pertumbuhannya menjadi 5,0 atau lebih rendah. Penambahan indikator pH merah metil dapat menunjukkan adanya perubahan pH menjadi asam. Merah metal berwarna merah pada lingkungan dengan pH 4,4 dan berwarna kuning dalam lingkungan dengan pH 6,2 (Widyawati, 2012). c. Uji Voges-Proskauer

Uji ini digunakan untuk mengidentifikasi mikroorganisme yang memfermentasi karbohidrat menjadi 2,3-butanadiol sebagai produk utama, akan terjadi penumpukan bahan tersebut dalam media pertumbuhan. Pada penambahan KOH, adanya asetoin ditunjukan adanya perubahan warna menjadi merah muda. Perubahan warna ini diperjelas dengan penambahan larutan alfa-naftol (Widyawati, 2012). d. Uji Sitrat

Uji Sitrat digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Untuk uji ini dapat digunakan medium sitrat-Koser berupa medium cair atau medium sitrat- Simmons berupa medium padat. Simmons citrate agar merupakan medium sintetik dengan Na sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon, NH4+ sebagai sumber N dan Brom Thymol Blue sebagai indikator pH, sedangkan medium sitrat-Koser tidak mengandung indikator. Bila mikroorganisme mampu menggunakan sitrat, maka asam akan dihilangkan dari medium biakan, sehingga menyebabkan peningkatan pH dan mengubah warna medium dari hijau menjadi biru. Terjadinya perubahan warna dari hijau menjadi biru menunjukan bahwa mikroorganisme mampu menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon. Sedangkan pada medium sitrat-Koser kemampuan menggunakan sitratditunjukkan oleh kekeruhan yang menandakan adanya pertumbuhan (Widyawati, 2012).

3. OF Oksidasi Media Proses Hasil Contoh Fermentatif Media Proses Hasil Contoh