uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji...

98
i UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI JINTEN HITAM (Nigella sativa Linn) PADA TIKUS PUTIH JANTAN DENGAN METODE INDUKSI ALOKSAN DAN TOLERANSI GLUKOSA Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Farmasi Oleh Irfanudin Padilah NIM: 105102003331 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/ 2009 M

Upload: danghuong

Post on 12-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

i

UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI JINTEN

HITAM (Nigella sativa Linn) PADA TIKUS PUTIH JANTAN DENGAN

METODE INDUKSI ALOKSAN DAN TOLERANSI GLUKOSA

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk

Memperoleh gelar Sarjana Farmasi

Oleh

Irfanudin Padilah

NIM: 105102003331

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/ 2009 M

Page 2: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

ii

Page 3: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

iii

Page 4: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar

hasil karya sendiri yang belum pernah diajukan sebagai

skripsi atau karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga

pendidikan manapun.

Penulis

Page 5: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

v

ABSTRAK

Judul : Uji Efek Hipoglikemia Fraksi Etil Asetat Biji Jinten Hitam (Nigella sativa Linn) Pada Tikus Putih Jantan Dengan Metode Induksi Aloksan Dan Toleransi Glukosa

Biji jinten hitam (Nigella sativa Linn) merupakan salah satu tanaman tradisional yang telah diketahui sebagai obat antidiabet alternatif. Telah dilakukan pengujian efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam dengan menggunakan metode induksi aloksan dengan masing-masing dosis 41 mg/200 g bb, 82 mg/200 g bb dan 164 mg/200 g bb yang diberikan secara oral pada tikus putih jantan, pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pada hari ke-7, 21 dan 28 dengan menggunakan glukometer. Pemberian variasi dosis menunjukan bahwa dosis 41 mg/200 g bb memberikan penurunan kadar glukosa darah yang terkuat (51,41%), diikuti dosis 82 mg/200 g bb (41,86%) dan 164 mg/ 200 g bb (39,33%), dibandingkan dengan kontrol positif tidak berbeda secara bermakna dalam taraf nyata 0,05%. Dosis 41 mg/100 g bb fraksi etil asetat biji jinten hitam diberikan secara oral pada tikus putih jantan dengan menggunakan metode toleransi glukosa. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan setiap 30 menit selama 180 menit dengan menggunakan glukometer, dibandingkan dengan kontrol positif tidak berbeda secara bermakna pada menit ke-0, 30, 90, 120, 150 dan 180 sedangkan dibandingkan dengan kontrol negatif berbeda secara bermakna pada menit ke-60 dalam taraf nyata 0,05. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa fraksi etil asetat biji jinten hitam berpotensi menurunkan glukosa darah.

Kata kunci : Induksi aloksan, Biji jinten hitam, Etil asetat, Toleransi glukosa

Page 6: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

vi

ABSTRACK

Title : Hypoglykemia Effect Of Ethyl Acetat Fraction Of Black Seed (Nigella Sativa Linn) On Alloxan Induced And Glucose Tolerance Method In Rats

Traditional herba medicine, black seed (Nigella sativa Linn) has already known can be used for oral anti-diabetic drug. An investigation of the hypoglycemia effect of black seed fraction in ethyl acetat using alloxan induced and glucose tolerance method. Measurement the blood glucose level was done on day-17, 21 and 28 using glucose-test. Doses variation of the ethyl acetat fraction showed that the dose of 41 mg/200 g bw gave the best hypoglycemic effect (51,41%), followed by doses 82 mg/200 g bw (41,86%) and 162 mg/200 g bw (39,33%), compared with positive control was not different incisively whereas compared with negative control was different incisively of significant 0,05. Dose 41 mg/200 g bw of ethyl acetat fraction given orally to white male rats using glucose tolerance method. Measurement of the blood glucose level was done every 30 minutes during 180 minutes using glucose-test, compared with positive control at minute-0, 30, 60, 90, 120, 150 and 180 was not different incisively whereas compared with negative control was different incisively at minute 60 of significant 0,05. This experiment showed that black seed fraction in ethyl acetat potentially decreasing blood glucose level.

Keys words : Alloxan induced, Black seed, Ethyl acetat, Glucose tolerance

Page 7: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Rabb Yang Maha Kuasa dengan

kasih dan sayang-Nya, berkat rahmat dan kuasa-Nya memberikan jalan

kepada hamba-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan

skripsi dengan judul “Uji Efek Hipoglikemia Fraksi Etil Asetat Biji Jinten

Hitam (Nigella sativa Linn) Pada Tikus Putih Jantan Dengan Metode Induksi

Aloksan Dan Toleransi Glukosa”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan program pendidikan tingkat sarjana Strata 1 (S1) pada

Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas

Negeri (UIN) Syarifhidayatullah Jakarta.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak. Karena itu

pada kesempatan kali ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan

terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:

1. Keluarga besarku terutama Ayahanda tercinta Nurdin (alm) dan

Ibunda tersayang Ihat Muflihat dan kakaku Teh Pani Ropiani dan

suaminya A Yusuf serta adik-adikku Ai Risna dan Miftahul Huda

yang selalu memberikan spirit baik moril maupun spiritual selama

penelitian dan penyusunan skripsi ini.

2. Bapab Drs. M Yanis Musdja, M.Sc, Apt. dan Ibu Azrifitria, M.Si,

Apt. Selaku pembimbing Akademik yang memberikan pengarahan,

nasehat, dukungan dan bimbingannya, sehingga penulis bisa

menyelesaikan dan menyusun skripsi ini.

3. Guru spiritual Ust Ade Taqiyudin dan Kak Syahril yang telah

memberikan dorongan dan motivasi dengan tausiyahnya yang

dapat menyejukan hati dan mendorong penulis untuk bisa

menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak, Ibu Dosen Program Studi Farmasi yang memberikan

dukungan, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

5. Teman-teman Program Studi Farmasi yang memberikan dukungan,

sehingga penulis bias menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

viii

6. Semua pihak yang telah membantu dari awal hingga akhir

penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsiini masih banyak kekurangan, penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran agar skripsi peneltian ini benar-benar

bermanfaat untuk kiya semua “Amin”.

Jakarta, 4 November 2009 M 16 Dzulqo’dah 1430 H

Page 9: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

ix

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ...................................................................... ii LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................................... vi ABSTRAK ................................................................................................................. v ABSTRACT ............................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xi DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah ...................................................................................... 3 1.3. Pembatasan Masalah ..................................................................................... 3 1.4. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4 1.5. Hipotesis ....................................................................................................... 4 1.6. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jinten Hitam (Nigella Sativa Linn) ............................................................... 5

2.1.1. Klasifikasi ........................................................................................... 5 2.1.2. Nama lain ........................................................................................... 5 2.1.3. Morfologi ............................................................................................ 6 2.1.4 Pengembangan dan Pertumbuhan ....................................................... 6 2.1.5. Penanaman dan Perkembangbiakan ................................................... 7 2.1.6. Ekologi dan Perkembangbiakan ......................................................... 7 2.1.7. Kandungan kimia biji jinten hitam ..................................................... 7 2.1.8. Khasiat jinten hitam ............................................................................ 8

2.2. Tinjauan Hewan Coba ................................................................................... 8 2.3. Ekstrak dan Ekstraksi .................................................................................... 9

2.3.1. Pembuatan serbuk ............................................................................... 10 2.3.2. Pembasahan ........................................................................................ 11 2.3.3. Penyari/Pelarut ................................................................................... 11

2.4. Diabetes Mellitus .......................................................................................... 14 2.4.1. Diabetes mellitus Tipe-1 IDDM ......................................................... 14 2.4.2. Diabetes mellitus Tipe-2 NIDDM ...................................................... 15 2.4.3. Diabetes Gestional .............................................................................. 16 2.4.4. Kelainan Fisiologis pada Diabetes ..................................................... 16 2.4.5. Diagnosis Diabetes ............................................................................. 18

2.5. Alloksan ....................................................................................................... 19 2.6. Glibenclamid ................................................................................................. 20 2.7. Acarbosa ....................................................................................................... 22 2.8. Etil asetat ....................................................................................................... 23 2.9. Metode Pengujian ......................................................................................... 24

2.9.1. Metode induksi aloksan ...................................................................... 24

Page 10: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

x

2.9.2. Metode uji toleransi glukosa oral ....................................................... 27 BAB III KERANGKA KONSEP .............................................................................. 28 BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................................ 29

4.1. Tempat Dan Waktu Penelitian ...................................................................... 29 4.2. Alat dan Bahan .............................................................................................. 29

4.2.1. Alat ..................................................................................................... 29 4.2.2. Bahan .................................................................................................. 29

4.3. Prosedur Kerja .............................................................................................. 30 4.3.1. Pembuatan Simplisia .......................................................................... 30 4.3.2. Ekstraksi ............................................................................................. 30 4.3.3. Uji Penapisan Fitokimia ..................................................................... 31 4.3.4. Rancangan Percobaan ......................................................................... 33 4.3.5. Pembuatan Sediaan Uji dan Dosis ...................................................... 35 4.3.6. Cara Pengambilan Darah dan Pengkuran Kadar Glukosa Darah ....... 37 4.3.7. Percobaan ........................................................................................... 37 4.3.8. Uji Statistik Terhadap Kadar Glukosa Darah ..................................... 39

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................ 40 5.1. Hasil Penelitian 40

5.1.1. Determinasi Tanaman ......................................................................... 40 5.1.2. Ekstraksi ............................................................................................. 40 5.1.3. Hasil Pengujian Ekstrak ..................................................................... 40 5.1.4. Penapisan Fitokimia ........................................................................... 41 5.1.5. Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah ............................................ 41

5.2. Pembahasan................................................................................................... 42 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 51

6.1. Kesimpulan ................................................................................................... 51 6.2. Saran ............................................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 52

Page 11: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Alloksan ................................................................................................... 19 Gambar 2. Glibenclamid ............................................................................................ 20 Gambar 3. Etil asetat .................................................................................................. 23 Gambar 4. Biji jinten hitam ....................................................................................... 56 Gambar 5. Kandang tikus .......................................................................................... 56 Gambar 6. Glukose-test ............................................................................................. 57 Gambar 7. Pemberian secara oral .............................................................................. 57 Gambar 8. Kurva kadar glukosa darah rata-rata hewan uji sebelum dan sesudah diberi bahan uji pada hari pengambilan sampel selama 28 hari 72 Gambar 9. Kurva kadar glukosa darah rata-rata hewan uji menit ke 0,30,60,90,120 ,180... 72

Page 12: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Pembagian Kelompok Hewan Uji Induksi Aloksan ................................... 34 Tabel 2. Pembagian Kelompok Hewan Uji Toleransi Glukosa ................................ 35 Tabel 3. Hasil pemeriksaan penapisan fitokimia biji jinten hitam ............................ 41 Tabel 4. Hasil pada metode induksi aloksan ............................................................. 41 Tabel 5. Hasil pada metode toleransi glukosa aloksan ............................................. 42 Tabel 6. Konversi dosis............................................................................................. 64 Tabel 7. Kadar glukosa darah metode induksi aloksan ............................................. 68 Tabel 8. Kadar glukosa darah metode toleransi glukosa .......................................... 70 Tabel 9. Persentase penurunan pada induksi metode aloksan……………………... 71 Tabel 10.Persentase penurunan pada metode toleransi glukosa……………………. 71 Tabel 11. Sample Kolmogorov Uji normalitas-Smirnov………………………….... 73 Tabel 12. Uji Homogenitas ........................................................................................ 73 Tabel 13. Uji ANAVA ............................................................................................... 74 Tabel 14. Kruskal Wallis ........................................................................................... 74 Tabel 15. Uji BNT hari ke-14 .................................................................................... 74 Tabel 16. Uji BNT hari ke-17 .................................................................................... 76 Tabel 17. Uji BNT hari ke-21 .................................................................................... 77 Tabel 18. Uji BNT hari ke-28 .................................................................................... 78 Tabel 19. Uji normalitas Sample Kolmogorov-Smirnov ........................................... 80 Tabel 20. Uji Homogenitas ........................................................................................ 80 Tabel 21. ANAVA ..................................................................................................... 81 Tabel 22. Kruskal Wallis ........................................................................................... 81 Tabel 23. Uji BNT menit ke-30 ................................................................................. 82 Tabel 24. Uji BNT menit ke-60 ................................................................................. 82

Page 13: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Gambar Bahan Dan Alat Penelitian ..................................................... 56 Lampiran 2. Determinasi Simplisia .......................................................................... 58 Lampiran 3. Sertifikat Glibenklamid ........................................................................ 59 Lampiran 4. Skema Ekstraksi dan Partisi .......................................................................... 60 Lampiran 5. Skema Percobaan Metode Induksi Aloksan .................................................... 61 Lampiran 6. Skema Percobaan Metode Toleransi Glukosa ................................................. 62 Lampiran 7. Perhitungan Dosis Larutan Uji ............................................................... 63 Lampiran 8. Penetapan Kadar Air Dan Susut Pengeringan Etil Asetat ............................. 67 Lampiran 9. Daftar Kadar Glukosa Darah Masing-Masing Kelompok ..................... 68 Lampiran10. Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah ....................................... 71 Lampiran11. Kurva Kadar Glukosa Darah ................................................................ 72 Lampiran12. Analisa Data Metode Induksi Aloksan ................................................ 73 Lampiran13. Analisa Data Metode Induksi Aloksan ................................................ 80

Page 14: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

xiv

Page 15: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jumlah penderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) di Indonesia,

menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), mencapai 17 juta orang atau

8,6% dari 220 juta populasi negeri ini dan meningkat terus pada akhir-akhir

ini karena angka tersebut berdasarkan penelitian pada tahun 2001. Menurut

data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003 tercatat hampir 200

juta orang di dunia menderita diabetes dan diperkirakan pada tahun 2025

jumlah penderita bisa mencapai sekitar 330 juta jiwa. Sementara di

Indonesia sendiri, berdasarkan data WHO pada tahun 2003 tercatat lebih

dari 13 juta penderita diabetes, dari jumlah tersebut diperkirakan akan

meningkat menjadi lebihdari 20 juta penderita pada tahun 2030.

Berdasarkan penelitian Departemen Kesehatan pada 2001, untuk jenis

penyakit ini Indonesia menempati urutan keempat di dunia setelah India,

China dan Amerika Serikat (AS). Pada tahun 2001 silam, tercatat 7,5%

penduduk di Pulau Jawa dan Bali, baik pria maupun wanita, menderita DM.

Kemungkinan juga angkat tersebut bisa bertambah lebih besar lagi. penyakit

ini tercantum dalam urutan nomor 4 dari prioritas penelitian nasional untuk

penyakit degeneratif setelah kardiovaskular, serebrovaskular dan

geriatri.(Perkeni, 2006)

Page 16: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

2

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati

terbesar di dunia dengan lebih dari 30 ribu spesies tanaman berkhasiat

mengobati melalui penelitian ilmiah. Hanya sekitar 180 spesies tersebut

telah dimanfaatkan dalam tanaman obat tradisional oleh industri obat

tradisional Indonesia. Hal ini disebabkan pemanfaatan tumbuhan obat

Indonesia untuk mengobati suatu penyakit biasanya hanya berdasarkan

pengalaman empiris yang diwariskan secara turun temurun tanpa disertai

data penunjang yang memenuhi persyaratan. Penelitian farmakologis

dengan tahap pengujian secara sistematik, menggunakan metode uji

antidiabetes yang tepat harus digunakan agar hasilnya dapat dipertanggung

jawabkan secara ilmiah, bermanfaat bagi masyarakat dan dapat menjadi

acuan untuk penelitian selanjutnya.

Salah satu tanaman obat yang secara tradisional digunakan untuk

mengobati diabetes mellitus adalah jinten hitam (Nigella sativa

Linn).Masyarakat mesir menggunakan jinten hitam untuk mengobati

kencing manis, Penggunaan jintan hitam sebagai obat-obatan telah

dilakukan jutaan orang di Asia, Timur Tengah, dan Afrika untuk menjaga

kesehatan. Jintan hitam adalah tanaman yang berkhasiat obat dan telah

dimanfaatkan ribuan tahun lampau. Dalam masyarakat islam penggunaan

jintan hitam adalah termasuk kedalam pengobatan ala nabi (tibbun nabawi).

Hal ini terdokumentasi dengan baik melalui riwayat imam Bukhari dan

Muslim yang terjemahannya sebagai berikut:

Page 17: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

3

"Dari Abu Hurairah ra : Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya

pada jintan hitam itu terdapat obat untuk segala macam penyakit kecuali

kematian".

Salah satu khasiat jinten hitam adalah untuk antidiabetes karena

jinten hitam mempunyai banyak kandungan.(Mahmud 2007)

Hal tersebut melatar belakangi dilakukannya pengujian khasiat

antidiabetes ekstrak jinten hitam (Nigella sativa Linn) untuk menurunkan

kadar glukosa darah hewan uji. Dalam hal ini hewan percobaan yang

digunakan adalah tikus putih jantan galur wistar dan SD (Sprague Dawley)

dengan metode uji dabetes aloksan dan toleransi glukosa sebagai metode uji

antidiabetes praklinis yang mendekati keadaan penderita diabetes yang

sebenarnya dan pemeriksaan kadar glukosa darahnya menggunakan

glukometer.

1.2. Perumusan Masalah

Apakah fraksi etil asetat biji jinten hitam (nigella sativa Linn)

memiliki kemampuan menurunkan kadar glukosa darah pada tikus putih

jantan galur wistar dengan metode induksi aloksan dan uji toleransi glukosa.

1.3. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi hanya untuk mengetahui kemampuan fraksi

etil asetat biji jinten hitam ( Nigella sativa Linn) dalam menurunkan kadar

glukosa darah tikus jantan menggunakan metode induksi aloksan dan

toleransi glukosa.

Page 18: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

4

1.4. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui efek hipoglikemia dalam fraksi etil asetat biji

jinten hitam (Nigella sativa Linn) pada tikus putih jantan galur wistar

dengan metode induksi aloksan dan uji toleransi glukosa.

1.5. Hipotesis

Fraksi etil asetat jinten hitam (Nigella sativa. Linn) dapat

menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan yang diinduksi dengan

metode induksi aloksan dan uji toleransi glukosa.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam

meningkatkan upaya kesehatan dengan mengembangkan obat tradisional

sehingga dapat dimanfaatkan dengan berdasarkan landasan ilmiah.

Page 19: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. JINTEN HITAM (Nigella sativa Linn).

2.1.1. Klasifikasi (ITIS, 2009)

Berdasarkan ilmu taksonomi, klasifikasi tanaman jinten hitam

adalah sebagai berikut :

Dunia : Plantae

Sub dunia : Tracebionta

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnopliopsida

Sub kelas : Magnoliidae

Bangsa : Ranuculases

Suku : Ranuculaceae

Marga : Nigella

Jenis : Nigella sativa Linn

Sinonim : Nigella cretica miller, Nigella indica Roxb

2.1.2. Nama lain

Di Dunia, jinten hitam dikenal dengan berbagai nama, antara lain:

Kalonji (bahasa Hindi), Kezah (Hebrew), Chamushka (Rusia), Habbatus

Sauda’ (Arab), Siyah daneh (Persian), Fennel Flower / Black Cumin /

Nutmeg Flower / Roman Coriander / Black Onian Seed (English)

Page 20: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

6

2.1.3. Morfologi(Tjitrosoepomo, 2000)

Nigella sativa atau Jinten Hitam Pahit ini merupakan jenis tanaman

bunga, tumbuh setinggi 20-50 cm, berbatang tegak, berkayu dan berbentuk

bulat menusuk.

Daun runcing ,bercabang, bergaris (namun garis daunnya tidak

seperti benang ; tidak seperti ciri daun tumbuhan genus Nigella pada

umumnya), daunnya kadang-kadang tunggal atau bisa juga majemuk

dengan posisi tersebar atau berhadapan. Bentuk daunnya bulat telur

berujung lancip. Di bagian permukaan daunnya terdapat bulu halus.

Tumbuhan jintan hitam memiliki bunga yang bentuknya beraturan.

Bunga ini kemudian menjadi buah berbentuk bumbung atau buah kurung

berbentuk bulat panjang. Bunganya menarik dengan warna biru pucat atau

putih, dengan 5-10 mahkota bunga.

Buahnya keras seperti buah buni. Berbentuk besar, menggembung,

berisi 3-7 unit folikel,masing-masing berisi banyak biji atau benih yang

sering digunakan manusia sebagai rempah-rempah. Memiliki rasa pahit

yang tajam dan bau seperti buah strawberry. Bijinya berwarna hitam pekat.

2.1.4. Pengembangan dan Pertumbuhan (De Guzman, 1999)

Perkecambahan secara epigeal. di dalam iklim hangat jinten hitam

mulai berbunga sekitar 100 hari setelah penaburan dan benih mulai

tumbuh 50 hari kemudian. di dalam iklim lebih hangat, jinten hitam

berbunga mulai 8-10 minggu setelah perkecambahan. Penyerbukan

sebagian besar di lakukan oleh serangga. Penyerbukan terjadi pada bunga

yang lebih tua yang mulai membungkuk.

Page 21: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

7

2.1.5. Penanaman dan Perkembangbiakan (De Guzman, 1999)

Jinten hitam dapat di kembangbiakan dengan mudah, dengan cara

biji di sebarkan. Perkecambahan di lakukan di tempat gelap dan

temperatur tinggi. benih ditaburkan di dalam blok tepukan, setelah menjadi

kecambah benih ditanam berbaris, umumnya jarak antara baris satu

dengan yang lain adalah 25-40 cm. Di ethiophia, Jinten hitam sering

dipanen bersamaan dengan dengan gandum dan jewawut.

2.1.6. Ekologi dan Penyebaran( K Hyne, 1987)

Jinten hitam dipercaya berasal dari Mediterania (seputar Laut

Tengah), eropa selatan, sampai ke india. Bentuknya kecil berserabut,

ukurannya tidak lebih dari 3 mm, dapat tumbuh sampai pada ketinggian

1100 m dari permukaan laut. Biasanya ditanam di daerah pegunungan

ataupun sengaja ditanam dihalaman atau ladang sebagai tumbuhan

rempah-rempah. Daerah sentra produksi Jintan di Indonesia adalah

Sumatera dan Jawa serta di berbagai daerah lainnya.

2.1.7. Kandungan kimia biji jinten hitam(De Guzman, 1999)

Biji jinten hitam antara lain mengandung :

a. Minyak atsiri: thymoquinone 25-50, p-cymene dan α-pinene,

carvacrol, anetol dan α-terpineol.

b. Minyak lemak: asam eososianat 0,5%, asam linoleat sekitar 60%, asam

linolenat 0,3%, asam myristat 0,3%, asam oleat sekitar 25%, asam

palmiat 0,3% dan asam stearat 3%.

c. Kandungan lainnya: Tanin, alkaloid, nigelon, nigelimin, nigelimin n-

oksida dan nigelisin, campestrol, stigmasterol, β-sitosterol, α-

Page 22: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

8

spinasterol. Juga mengandung 1,5% glucosida melantin yang bila di

hidrolisis menghasilkan racun melantogenin.

Dalam 100g biji jinten hitam mengandung: air 4g, protein 22g,

lemak 41g, karbohidrat 17g, serat 8g, mineral 4,5g (Na 0,5g, K 0,5g, Ca

0,2g, P 0,5g, Fe 10mg), thiamin 1,5mg, piridoksin 0,7mg, tokoperol 34mg

dan niasin 6 mg.

2.1.8. Khasiat jinten hitam

Diuretik, karminatif, kencing batu, sakit gigi, bengkak karena

peradangan, kelelahan, cacingan, masalah kulit seperti jerawat, haid,

menambah ASI pada wanita menyusui, meningkatkan sistem kekebalan

tubuh, Khasiat lainnya adalah mengurangi berat badan dan lingkar perut,

menurunkan tekanan darah, gula darah puasa, trigiliserida dan kolesterol

HDL, asam urat, hipoglikemik (Al-Hader et al., 1993).

2.2. Tinjauan Hewan coba (Sharp et al, 1998)

Klasifikasi hewan coba yang digunakan pada penelitian ini adalah :

Regnum : Animalia

Filum : Chordata

Kelas :Mamalia

Bangsa : Rhodenta

Keluarga : Muridae

Anak Keluarga : Murinae

Marga : Rattus

Jenis : R. Norvegicus

Page 23: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

9

Ratus norvegicus merupakan salah satu species tikus yang paling

umum di jumpai dirpekotaan. Hasil seleksi pada hewan ini sering digunakan

sebagai hewan percobaan yang dikenal dengan tikus putih dan sebagai

hewan peliharaaan dengan warna yang bervariasi.

2.3. Ekstrak dan Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi

zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang

sesuai, kemudian semua atau sebagian pelarut diuapkan dan massa atau

serbuk yang tesisa perlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang

telah ditetapkan.(Depkes RI, 1994)

Ekstraksi adalah suatu proses penarikan kandungan kimia yang larut

sehingga dapat terpisah dari bahan – bahan yang tidak larut dengan

menggunakan pelarut cair. Ekstrak merupakan sediaan kental yang

diperoleh dengan mengekstraksi senyawa akif dari simplisia nabati atau

hewani menggunakan pelarut dan diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian rupa hingga memenuhi baku yang telah

ditetapkan.(Harbone,1996)

Ekstrak tumbuhan obat yang dibuat dari simplisia nabati dapat

dipandang sebagai bahan awal dianalogkan dengan komoditi bahan baku

obat yang dengan teknologi fitofarmasi diproses menjadi bahan antara atau

produk jadi . Ekstrak sebagai bahan anatara berarti masih menjadi bahan

yang dapat diproses lagi menjadi fraksi – fraksi, isolat senyawa tunggal

ataupun tetap sebagai campuan dengan ekstrak lain, ekstrak sebagai produk

Page 24: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

10

jadi berarti ekstrak yang berada didalam sediaan obat jadi siap digunakan

oleh penderita.

Prinsip yang sangat penting dalam ekstrak adalah bahwa suatu zat

akan terekstraksi efektif jika ekstraksi dilakukan berulang - ulang dengan

menggunakan pelarut dalam jumlah yang lebih kecil daripada hanya satu

atau dua kali ekstraksi dengan jumlah yang besar.

Ekstrak dikelompokan atas dasar sifatnya, yaitu ( Voight, 2005) :

a. Ekstak encer adalah sediaan yang memiliki konsistensi semacam madu

dan dapat dituang.

b. Ekstrak kental adalah sediaan yang liat dalam keadaan dingindan tidak

dapat di tuang. Kandungan air berjumlah sampai 30%.

c. Ekstrak kering adalah sediaan yang memiliki konsistensi kering dan

mudah di tuang, sebaiknya memiliki kandungan lembab tidak lebih

dari 5 %.

d. Ekstrak cair adalah ekstrak yang di buat sedemikian rupa sehingga 1

bagian simplisia sesuai dengan 2 bagian ekstrak cair.

Proses ekstraksi dapat melalui tahap mejadi : pembuatan serbuk,

pembasahan, penyarian dan pemekatan(Depkes RI, 1978, 1986)

2.3.1. Pembuatan serbuk

Pada umumnya penyarian akan bertambah baik bila permukaan

serbuk simplisia yang bersentuhan dengan cairan penyari semakin luas.

Kehalusan serbuk akan mempermudah proses penyarian. Tetapi serbuk

yang terlalu halus akan merusak sel dinding sel sehingga akan merusak zat

Page 25: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

11

aktif pada simplisia tersebut dan zat yang tidak diinginkan pun dapat ikut

masuk ke dalam hasil penyarian.

2.3.2. Pembasahan

Pembasahan serbuk dilakukan pada penyarian. Dimaksudkan

memberi kesempatan sebesar-besarnya kepada cairan penyari memasuki

pori-pori dalam simplisia sehingga mempermudah penyarian

selanjutnya(Depkes, 1978)

2.3.3. Penyari/ Pelarut

Cairan penyari yang di gunakan dalam proses pembuatan ekstrak

adalah penyari yang baik untuk senyawa kandungan yang berkhasiat atau

aktif. Penyari tersebut harus dipisahkan dari bahan da dari kandungan

lainnya, serta ekstrak hanya mengandung sebagian besar senyawa yang

diinginkan. Faktor utama yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan

penyari adalah selektifitas, ekonomis, dan kemudahan bekerja(Depkes RI

1978)

Macam-macam metode penyarian dalam ekstraksi yang dapat di

lakukan ialah :

a. Ekstraksi dengan menggunakan penyari (Depkes RI 1978)

1. Maserasi(Depkes 2001)

Maserasi adalah proses pengekstrakkan simplisia dengan

menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau

pengadukan pada temperatur ruangan (kamar) secara teknologi

Page 26: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

12

termasuk ekstraksi dengan metode pencapaian konsentrasi pada

keseimbangan.

2. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru

sampai sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan

pada temperatur ruangan. Prinsip perkolasi adalah dengan

menempatkan serbuk simplisia pada suatu bejana silinder, yang

bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari akan menarik

zat aktif dalam sel-sel yang terdapat dalam simplisia.

3. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut sampai pada

temperatur titik didihnya selama waktu tertentu dan jumlah pelarut

terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.

Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama

sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi

sempurna.

4. Sokhletasi

Sokhlet adalah ekstraksi menggunakan penyari yang

berbeda. Umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi

ekstraksi berlanjut sampai jumlah penyari relatif konstan dengan

adanya pendingin balik.

Page 27: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

13

5. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan

kontinyu) pada temperatur yang lebih tinggi dari temperature

ruangan, secara umum dilakukan pada temperature 40o C-50o C.

6. Infus

Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur

penangas air mendidih, temperature terukur 96oC - 98oC selama

waktu tertentu (15-20 menit). Infus pada umumnya digunakan

untuk menarik atau mengekstraksi zat aktif yang larut dalam air

dari bahan-bahan nabati. Hasil dari ekstrak ini akan menghasilkan

zat aktif yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan

kapang, sehingga ekstrak yang diperoleh dengan infus tidak boleh

disimpan lebih dari 24 jam.

7. Dekok

Dekok adalah infus yang waktunya lebih lama (lebih dari

30 menit) dan temperatur sampai titik didih air.

Cara ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

maserasi. Maserasi adalah cara ekstraksi yang paling sederhana Bahan

yang dihaluskan sesuai dengan syarat farmakope (umumnya terpotong

– potong atau diserbuk kasarkan ) disatukan dengan bahan ekstraksi.

Waktu maserasi berbeda–beda, masing–masing farmakope

mencantumkan 4-10 hari. (Voight, 1995)

Page 28: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

14

b. Destilasi uap

Destilasi uap adalah ekstraksi kandungan senyawa mudah

menguap (minyak atsiri) dari bahan (segar atau simplisisa) dengan

uap air. Cara ini didasarkan pristiwa tekanan parsial senyawa

kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara berlanjut

sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran

menjadi destilat air bersama senyawa kandungan yang memisah

sempurna sebagian.

2.4. Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus, penyakit gula atau kencing manis adalah suatu

gangguan kronis yang khususnya menyangkut mabolisme hidrat arang

(glukosa) di dalam tubuh. Penyebabnya adalah kekurangan hormon insulin,

yang berfungsi memanfaatkan glukosa sebagai sumber energi dan

mensintesis lemak. Akibatnya ialah glukosa bertumpuk didalam darah

(hiperglikemia) dan akhirnya diekskresikan lewat kemih tanpa digunakan

(glycosuria). Oleh karena itu produksi kemih sangat meningkat dan pasien

selalu buang air kecil, merasa selalu haus, berat badan menurun dan berasa

lelah. Penyebab lain ialah menurunnya kepekaan reseptor sel bagi insulin

(resistensi insulin) yang di kibatkan makan terlalu banyak dan kegemukan

(overweigh).

2.4.1. Diabetes melitus Tipe-1 (IDDM)

Pada tipe ini terdapat destruksi dari sel – sel beta pankreas,

sehingga tidak memproduksi insulin lagi dengan akibat sel – sel tidak

menyerap glukosa dari darah. Karena itu kadar glukosa darah meningkat di

Page 29: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

15

atas 10 mmol/l, yakni nilai ambang ginjal, sehingga glukosa glukosa

berlebihan dikeluarkan lewat urin bersama banyak air (glycosuria) Di

bawah kadar tersebut glukosa ditahan oleh tubuli ginjal.Tipe-1

mengghinggapi orang-orang di bawah usia 30 tahun.

Penyebab diabetes tipe-1 ini belum begitu jelas, tetapi terdapat

indikasi kuat bahwa jenis ini disebabkan oleh suatu infeksi virus yang

menimbulkan reaksi auto imun berlebihan untuk menanggulangi virus.

Akibatnya sel-sel pertahanan tubuh tidak tidak hanya membasmi viru,

melainkan juga turut merusak atau memusnahkan sel-sel langerhans.

Dalam waktu satu tahun sesudah diagnosa, 80-90% penderita tipe-1

memperlihatkan antibodi sel-sel beta di dalam darahnya. Pada tipe ini

faktor keturunan juga memegang peranan. Virus yang dicurigai adalah

virus Coxsackie-B Epstein-Barr, morbill dan virus parotitis. Pengobatan

tipe ini satu- satunya adalah pemberian insulin seumur hidup. (Tjay dan

Rahardja, 2002)

2.4.2. Diabetes melitus Tipe-2 (NIDDM)

Pada tipe ini lazimnya mulai diatas 40 tahun dengan inssiden lebih

besar pada orang gemuk dan pada usia lebih lanjut. Orang – orang yang

hidupnya makmur, culas dan kurang gerak badan lebih besar resiko

terkena gejala ini. Penyebab gejala ini adalah akibat menua, banyak pasien

jenis ini mengalami penyusutan sel – sel beta yang progresif serta serta

penumpukan amiloid sekitar sel – sel beta. Sel beta yang tersisa pada

umumnya masih aktif tetapi sekresi insulinnya semakin berkurang. Selain

itu kepekaan reseptornya menurun. Hipofunsi sel beta ini bersama

Page 30: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

16

resistensi insulin yang meningkat mengakibatkan gula darah meningkat

(hiperglikemia). Pada tipe ini tidak tergantung pada insulin dan dapat

diobati dengan antidiabetik oral.

Diagnosa tipe-2 umumnya baru di diagnosa pada stadium

terlambat, padahal diagnosa dini adalah penting sekali untuk

menghindarkan komplikasi lambat. Maka bila terdapat gejala seperti haus

yang hebat, sering buang air kecil dan turunnya berat badan serta rasa leti,

maka sebaiknya segera konsultasi ke dokteruntuk di periksa penyakit

gula.(Tjay dan Rahardja, 2002)

2.4.3. Diabetes Gestional

Diabetes Mellitus gestional (GDM) adalah keadaan diabetes atau

intoleransi glukosa yang timbul selama masa kehamilan, dan biasanya

berlangsung hanya sementara atau temporer.

Diabetes pada masa kehamilan, walaupun umumnya dapat pulih

sendiri beberapa saat setelah melahirkan, namun dapat berakibat buruk

yang dapat terjadi antara lain malformasi kongenital, peningkatan berat

badan bayi ketika lahir dan meningkatnya risiko mortalitas perinatal.

Wanita yang pernah menderita GDM akan lebih besar risikonya untuk

menderita lagi diabetes dimasa depan. (Depkes, 2006).

2.4.4. Kelainan Fisiologis pada Diabetes

Manifestasi utama diabetes mellitus adalah hiperglikemia yang

terjadi akibat berkurangnya jumlah glukosa yang masuk ke dalam sel,

berkurangnya penggunaan glukosa oleh berbagai jaringan dan peningkatan

produksi glukosa karena proses glukoneogenesis oleh hati. Poliuri,

Page 31: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

17

polidipsi, polifagi dan penurunan berat badan merupakan gejala utama

penyakit ini. Dalam keadaan hiperglikemia yang berlangsung lama dan

melewati ambang ginjal, akan terjadi glukosuria dimana batas maksimal

reabsorbsi pada tubulus renalis dilampaui dan glukosa akan diekskresikan

ke dalam urin (Murray dkk, 1992).

Volume urin meningkat (poliuri) akibat terjadinya diuresis osmotik

yang selanjutnya akan menimbulkan dehidrasi dan adanya rangsangan

untuk banyak minum (polidipsi). Glikosuria menyebabkan kehilangan

kalori yang cukup besar (4,1 kal bagi setiap karbohidrat yang

diekskresikan). Keadaan ini jika ditambah dengan deplesi jaringan otot

dan adiposa akan mengakibatkan penurunan berat badan yang hebat

kendati terdapat peningkatan selera makan (polifagia) dan asupan kalori

yang normal. Namun glukosa yang dimakan tidak akan dapat masuk ke

dalam sel untuk membentuk glikogen maupun dipergunakan untuk

menghasilkan energi sehingga mengeluh lelah, mengantuk (Murray dkk,

1992; Sylvia dkk, 1995).

Dalam keadaan defisiensi insulin, sintesis protein akan menurun.

Pengangkutan asam amino sebagai substrat glukoneogenik ke dalam otot

berkurang sehingga terjadi keseimbangan nitrogen yang negatif. Defisiensi

insulin juga terjadi keseimbangan nitrogen yang negatif. Defisiensi insulin

juga menyebabkan tidak adanya kerja antipolisis maupun lipogenik

sehingga kadar asam lemak plasma akan meninggi. Jika kemampuan hati

untuk mengoksidasi asam lemak terlampaui, maka senyawa asam β-

hidroksibutirat dan asam asetoasetat akan bertumpuk sehingga terjadi

Page 32: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

18

ketosis. Mula-mula penderita dapat mengimbangi penumpukan asam

organik ini dengan meningkatkan pengeluaran CO2 lewat sistem respirasi,

namun bila keadaan ini tidak dikendalikan maka akan terjadi asidosis

metabolik, pernafasan menjadi cepat dan dalam (pernafasan kushmaul)

dan pasien dapat meninggal dalam keadaan koma diabetik.

Selain ketoasidosis, komplikasi yang sering timbul ialah

komplikasi vaskular jangka panjang berupa mikroangiopati mencakup

retinopati diabetik, nefropati diabetik maupun neuropati diabetik.

Mikroangiopati mempunyai gambaran histopatologis berupa

aterosklerosis, penimbunan sorbitol dalam intima vaskular.

Hiperlipoproteinemia maupun kelainan pembekuan darah. Sehingga

diabetes mellitus dapat menjadi salah satu penyebab penyakit angina

pektoris, onfark miokard, gagal ginjal, katarak. Kegagalan pernafasan

bahkan kematian (Murray dkk, 1992; Sylvia dkk, 1995).

2.4.5. Diagnosis Diabetes

Penyakit diabetes melitus ditandai gejala 3P, yaitu poliuria (banyak

berkemih), polidipsia (banyak minum) dan polifagia (banyak makan),

yang dapat di jelaskan sebagai berikut :

Di samping naiknya kadar gula darah, diabetes bercirikan adanya

gula dalam kemih (glycosuria) dan banyak berkemih karena glukosa yang

diekskresikan mengikat banyak air. Akibatnya timbul rasa sangat haus,

kehilangan energi, turunnya berat badan serta rasa letih. Tubuh mulai

membakar lemak untuk memenuhi kebutuhan energinya, yang di sertai

perubahan zat-zat perombakan, antara lain aseton, asam diksobutirat dan

Page 33: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

19

diacetat, yang membuat darah menjadi asam. Keadaan ini, yang di sebut

ketoacidosis dan terutama timbul pada tipe-1, amat berbahaya karena

dapat menyebabkan pingsan (coma diabeticum). Napas penderita sering

kali berbau aseton (Tjay dan Rahardja, 2002). Diagnosis DM yang

dianjurkan adalah yang sesuai dengan anjuran WHO 1985 dengan

mengambil sample glukosa darah vena puasa dan dua jam post pradial

(Ganiswara, 1995).

2.5. Alloksan

Gambar 1. Alloksan

Sinonim : Alloxan; 2,4,5,6-tetraoxohexahydropyrimidine;

mesoxalylurea; mesoxalylcarbamide

Rumus molekul : C4H2N2O4

Berat molekul : 142,07

Persentase kandungan : C 33.82%, H 1.42%, N 19.72%, O 45.05%

Kelarutan : mudah larut dalam air; aseton; alcohol dan

petroleum eter. Larutan dalam air panas

berwarna kuning dan setelah dingin

Penggunaan : Untuk menghasilkan dalam eksperimen

terhadap binatang diabetes; dalam eksperimen

nutrisi; dalam sintesis senyawa organic.

Mekanisme kerja : Aloksan dengan cepat terikat atau terakumulasi

di dalam sel-B pankreas berbeda dengan bukan

sel-B pankreas. agen sitotoksiknya secara cepat

Page 34: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

20

dan selektif merusak kemampuan sel-B dalam

memproduksi insulin yang dikenal sebagai efek

diabetogenik.

Stabilitas : Aloksan stabil pada suhu 2 – 10 derajat celcius.

Penyimpanan pada suhu rendah dalam wadah

tidak tembus cahaya dan tertutup rapat.(Windolz

M,1983).

2.6. Glibenclamid

Gambar 2. Glibenclamid

Sinonim : Glibenclamida; Glibenclamidum;Glibenklamid;

Glibenklamidas; Glibenklamidi; Glybenclamide;

Glybenzcyclamide; HB-419; U-26452

(marthindale); Glyburide(merk)

Nama kimia : 1-{4-[2-(5-Chloro-2

methoxybenzamido)ethyl]benzenesulphonyl}-3-

Rumus molekul : C23H28ClN3O5S

Berat molekul : 494.01

Persentasi Kandungan : C 55.92%, H 5.71%, Cl 7.18%, N 8.51%, O

16.19%, S 6.49%

Page 35: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

21

Deskripsi : Berwarna putih atau hampir putih, berbentuk

serbuk Kristal, (Marthindal)

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan eter; sedikit

larut dalam, etanol (95%), metanol dan metil

alcohol; dengan mudah larut dalam diklormetan

atau metilen klorida. pKa 5,3. Dapat dilarutkan

dalam larutan hidroksida alkali. LD50 pada tikus

(g/kg): >20 secara oral; >12,5 i.p; >20 s.c.

Penggunaan terapi :Antidiabetik oral (diabetes tipe 2), hipoglikemik

Dosis : dewasa : oral 2,5 - 5 mg/hari bersamaan makan;

untuk pasien lebih sensitive terhadap obat

hipoglikemik (disfungsi ginjal atau hati) dewasa:

pada awalnya 1,25 mg/hari, perawatan: 1,25 – 20

mg/hari dalam dosis tunggal atau bagi, tidak

direkomendasikan untuk dosis > 20 mg/hari.

(AtoZ)

Mekanisme kerja : Derivat-klormetoksi ini adalah obat pertama

dari antidiabetika oral generasi ke-2 dengan

khasiat hipoglikemisnya yang kira-kira 100 kali

lebih kuat daripada tolbutamida. Pola kerjanya

berlainan dengan sulfonylurea lain, yaitu dengan

single-dose pagi hari mampu menstimulasi

sekresi insulin pada setiap pemasukan glukosa

(selama makan). Dengan demikian selama 24

Page 36: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

22

jam tercapai regulasi gula darah optimal yang

mirip pola normal.resorpsinya dari usus praktis

lengkap, PP-nya diatas 99%, plasma-t1/2-nya ca

10 jam, kerjanya dapat bertahan sampai 24 jam.

Dalam hati zat inidirombak menjadi metabolit

kurang aktif, yang diekskresikan sama rata lewat

kemih dan tinja. (Tjay dan Rahardja, 2002)

mekanismenya mengurangi gula darah dengan

menstimulasi pelepasan insulin dari pankreas.

Memungkinkan juga mengurangi produksi

glukosa hati dan atau meningkatkan respon

insulin.

2.7. Acarbosa (Martindale, 2007)

Sinonim : Acarbose; Acarbosum; Akarbos

Nomor regestasi CAS : 56180-94-0

Berat molekul : 645.60

Rumus molekul : C 46.51%, H 6.71%, N 2.17%, O 44.61%

Deskripsi : Berbentuk amorp, higroskopis, berwarna putih/

kekuning-kuningan, sangat mudh larut dalam air,

larut dalam metal alcohol dan praktis tidak larut

dalam diklorometan.

Mekanisme kerja :Berkhasiat menghambat enzim glukosidase

(matase, sukrase dan glukomilase) yang perlu untuk

Page 37: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

Dosis

Efek samping

2.8. Etil asetat (Merk)

Sinonim

Sifat kimia dan fisika

23

perombakan di/polisakarida dari makanan menjadi

monosakarida, dengan demikian penyerapan

glukosa diperlambat, sehingga fluktuasi glukosa

darah menjadi lebih kecil dan nilai rata

menurun.

: 3 dd 50 mg langsung sebelum makan, bila perlu

dinaikan 1-2 minggu sampai maksimal 3 dd 100

mg/minggu.

: Terbentuknya banyak gas di usus dan kejang usus

diakibatkan penumpukan hidratang yang tidak

dicerna didalam usus.

(Merk)

Gambar 3. Etil asetat

Sinonim : Etil ester, ester asetat, ester etanol

Sifat kimia dan fisika : Etil asetat adalah pelarut polar menengah yang

volatil (mudah menguap), tidak beracun, dan

tidak higroskopis. Etil asetat me

penerimaikatan hidrogen yang lemah, dan bukan

suatu donor ikatan hidrogen karena ti

proton yang bersifat asam (yaitu hidrogen yang

terikat pada atom elektronegatif

perombakan di/polisakarida dari makanan menjadi

monosakarida, dengan demikian penyerapan

perlambat, sehingga fluktuasi glukosa

darah menjadi lebih kecil dan nilai rata-ratanya

: 3 dd 50 mg langsung sebelum makan, bila perlu

2 minggu sampai maksimal 3 dd 100

ak gas di usus dan kejang usus

diakibatkan penumpukan hidratang yang tidak

Etil ester, ester asetat, ester etanol

polar menengah yang

(mudah menguap), tidak beracun, dan

Etil asetat merupakan

yang lemah, dan bukan

suatu donor ikatan hidrogen karena tidak adanya

(yaitu hidrogen yang

elektronegatif seperti flor,

Page 38: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

24

oksigen dan nitrogen. Etil asetat dapat

melarutkan air hingga 3%, dan larut dalam air

hingga kelarutan 8% pada suhu kamar.

Kelarutannya meningkat pada suhu yang lebih

tinggi. Namun demikian, senyawa ini tidak stabil

dalam air yang mengandung basa atau asam.

Nama CAS :10238-21-8(merek)

Rumus molekul : C4H8O2

Berat molekul : 88.12 g/mol

Deskripsi : Cairan tak berwarna

Penggunaan : Secara luas digunakan sebagai bahan pelarut

untuk indusri dan bahan pelarut untuk ekstraksi.

2.9. Metode Pengujian

2.9.1. Metode induksi aloksan

Keadaan diabetes pada hewan uji ini dapat dilakukan dengan

cara pankreotomi dan juga secara kimia. Zat-zat kimia sebagai induktor

diabetogen antara lain aloksan dan streptozosin yang pada umumnya

dapat diberikan secara parenteral. Zat diatas mampu menginduksi

hiperglikemi yang permanen dalam waktu dua samapi tiga hari.

Prinsip metodenya adalah kepada hewan uji dilakukan degan

memberikan aloksan monohidrat secara intrevena dengan dosis 140

mg/kg bb. Hewan uji yang berbeda dengan kondisi yang berbeda akan

menghasilkan dosis yang berbeda sehingga uji pendahuluan tetap

Page 39: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

25

dilakukan delapan hari setelah pemberian aloksan. Pemberian obat

antidiabetik secara oral dapat menurunkan kadar glukosa darah

dibandingkan terhadap hewan uji normal.

Keadaan diabetes pada hewan uji dilakukan dengan

memberikan aloksan monohidrat secara intravena dengan dosis 140

mg/kg bb. Hewan uji yang berbeda sehingga uji pendahuluan tetap

dilakukan untuk menetapkan dosis aloksan. Selanjutnya perkembangan

hiperglikemia diperiksa setiap hari. Pemberian tanaman obat yang akan

diuji dilakukan delapan hari setelah pemberian aloksan. Pemberian obat

antidiabetik secara oral dapat menurunkan kadar glukosa darah

dibandingkan terhadap hewan uji normal.

Keadaan diabetes permanen pada hewan coba dapat dicapai

dengan pemberian dosis aloksan yang optimum. Sebelum mencapai

keadaan tersebut, hewan akan mengalami beberapa tahapan yang

fluktuatif dimana terjadi fase hiperglikemia, fase hipoglikemia dan

kadang-kadang secara spontan akan kembali normal bahkan dapat

terjadi kematian. Adapun fase-fase yang terjadi adalah (Jamalia, 2005) :

Pertama : setelah 5 sampai 19 menit pemberian aloksan secara

intravena akan terjadi fase hipoglikemia awal dimana saraf otonom

akan mempengaruhi sel beta pankreas agar melepaskan insulin yang

tersimpan sehingga insulin masuk ke peredaran darah dan

menyebabkan hipoglikemia. Fase ini berlangsung singkat namun dapat

berakibat fatal pada hewan.

Page 40: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

26

Kedua : dalam fase ini mula-mula terjadi stimulasi

orthosimpatik dimana terjadi kekurangan insulin yang disebabkan

adanya inhibisi sekresi insulin yang disebabkan adanya inhibisi sekresi

insulin dalam sel-sel beta pankreas. Fase ini berlangsung 30 sampai 120

menit setelah pemberian aloksan. Dalam fase ini kadang-kadang kadar

glukosa mencapai 6 g/l.

Ketiga : pada fase ini terjadi hipoglikemia sekunder dan kadang

terjadi konvulsi pada hewan. Pada fase ini kadar glukosa darah

menurun dan mencapai keadaan yang lebih gawat dari semula. Tahap

yang terjadi antara jam ketiga atau jam kesepuluh setelah pemberian

aloksan secara intravena sangat berbahaya dan dapat menyebabkan

kematian. Untuk kedaan fatal dianjurkan pemberian glukosa.

Keempat : fase terjadinya hiperglikemia awal permanen. Pada

fase ini hewan menjadi hiperglikemia permanen. Terjadi setelah 2

sampai 8 jam setelah pemberian aloksan secara intravena. Tetapi pada

fase ini hewan dapat pula menjadi normal kembali secara spontan

setelah selang waktu tersebut. Oleh karena itu sebaiknya pemeriksaan

kadar gula darah dilakukan setelah tahap keempat tersebut atau hari ke-

3, diperkirakan sindrom diabetes permanen terjadi akibat rusaknya

sebagian sel-sel beta pulau langerhans, tetapi ada pula yang

menyatakan bahwa haya fungsi sel β Langerhans saja yang ambang

rangsangnya menurun (Jamalia, 2005).

Page 41: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

27

2.9.2. Metode uji toleransi glukosa oral. (Depkes, 1993)

Kemampuan tubuh untuk menggunakan karbohidrat disebut

toleransi karbohidrat (toleransi glukosa). Dengan memberikan glukosa

1 g/kg bb secara oral, kadar glukosa darah akan naik, tetapi tetap dalam

keadaan normal tidak pernah melebihi 10 sampai 170 mg/100 ml.

Puncak kadar glukosa dalam ½ atau 1 jam dan kembali normal setelah

2-3 jam.

Prinsip metodenya adalah kepada hewan uji yang telah

dipuasakan selama 20-24 jam, diambil darah venanya lalu diberikan

bahan uji obat antidiabetes dan diberi larutan glukosa peroral.

Kemudian cuplikan darah diambil lagi setelah interval waktu tertentu.

Page 42: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

28

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1. Alur Penelitian

Menurut empiris biji jinten

hitam dapat menurunkan

glukosa darah

Serbuk biji jinten hitam

Ekstraksi dan partisi

Pengujian fraksi etil asetat

Aklimatisasi tikus (2 minggu)

Metode induksi aloksan Metodetoleransi glukosa

Pemeriksaan kadar glukosa

darah tikus (hari ke-17, 21 dan

28)

Pemeriksaan kadar glukosa

darah tikus (menit ke-30, 60,

90, 120, 150 dan 180)

Analisa data

Page 43: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

29

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Berlangsung mulai dari bulan April 2009 sampai Agustus 2009.

4.2. Alat dan Bahan

4.2.1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Timbangan hewan, kandang tikus beserta tempat makanan dan minum,

sonde oral, jarum suntik, hot plate, blender, magnetic stirer, destiller, oven,

timbangan analitik, holder, glukometer dan tes strip, vacum rotavapor,

kertas saring, kapas, dan alat-alat gelas.

4.2.2. Bahan

Bahan yang digunakan adalah biji jinten hitam (Nigella sativa

linn), dengan spesifikasi warna hitam, bau aromatik, dan rasa agak pedas

yang diperoleh dari toko Isykarima yang di impor dari Mesir, gibenklamid

sebagai obat pebanding induksi aloksan dan akarbose sebagai obat

pebanding uji toleransi glukosa.

Page 44: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

30

4.3. Prosedur Kerja

4.3.1. Pembuatan Simplisia

Pembuatan simplisia yang baik dan memenuhi syarat terdiri dari

tahap-tahap sebagai berikut : sortasi, pencucian, perajangan, pengeringan,

penggilingan dan pengayakan.

4.3.2. Ekstraksi (Harbone, 1996)

Simplisia biji jinten hitam (Nigella sativa L) diekstraksi dengan

metode maserasi secara bertingkat dengan menggunakan pelarut etanol

70 % sehingga didapat ekstrak, lalu ekstrak tersebut dievaporasi dengan

vacuum evaporator sehingga didapat ekstrak kental kemudian di

tambahkan pelarut etil asetat kemudian partisi hingga terbentuk 2 lapisan,

lapisan ekstrak etil asetat tersebut diuji aktivitas penurunan kadar glukosa

darah.

a. Ditimbang serbuk simplisia 2000 gram , kemudian dimasukkan ke

dalam Erlenmeyer, ditambahkan pelarut etanol 70 % sampai serbuk

simplisia terendam dan terdapat lapisan pelarut setebal 3 cm di atas

serbuk simplisia.

b. Erlenmeyer ditutup maserasi selama satu hari sambil sesekali diaduk.

c. Disaring hasil maserasi dengan menggunakan kapas di atas corong

sehingga didapatkan filtrate, selanjutnya filtrate yang dihasilkan

disaring lagi dengan menggunakan kertas saring. Kemudian

dimaserasi kembali sampai nampak warna pucat.

Page 45: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

31

d. Filtrat yang didapatkan kemudian diuapkan pelarutnya dengan

menggunakan rotary evaporator vakum sampai didapatkan ektrak

kental.

e. Ekstrak kental ditambahkan air aquadest sebanyak 100 – 150 lalu

pindahkan pada corong pisah kemudian masukan etil asetat sebanyak

100 ml kemudian di kocok, lakukan partisi sampai warna pelarut

menjadi jernih kembali kemudian ambil lapisan fraksi etil asetat.

f. Fraksi etil asetat yang didapat kemudian di murnikan dengan

penambahan tragakan, kocok kuat lalu disaring menggunakan kertas

saring.

g. Fraksi etil asetat murni kemudian diuapkan dengan rotary evaporator

hingga didapatkan fraksi kental etil asetat. Kemudian di buat larutan

uji dan diberikan kepada hewan uji.

4.3.3. Uji Penapisan Fitokimia

a. Identifikasi golongan alkaloid

Sebanyak + 5 gram serbuk dilembabkan dengan 5 ml

ammoniak 25 % digerus dalam mortir, kemudian ditambahkan 20 ml

kloroform dan digerus kembali dengan kuat, campuran tersebut

disaring dengan kertas saring, filtrat berupa larutan organik diambil

(sebagai larutan A), sebagai larutan A (10 ml) diekstraksi dengan 10

ml larutan HCl 1:10 dengan pengocokan dalam tabung reaksi, diambil

larutan bagian atasnya (larutan B). Larutam A diteteskan beberapa

tetes pada kertas saring dan disemprot atau ditetesi dengan pereaksi

Dragendroff, terbentuk warna merah atau jingga pada kertas saring

Page 46: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

32

menunjukkan adanya senyawa alkaloid. Larutan B dibagi dalam 2

tabung reaksi, ditambahkan masing-masing pereaksi Dragendroff

dan pereaksi Mayer, terbentuk endapan merah bata dengan pereaksi

Dragendroff atau endapan putih dengan pereaksi Mayer menunjukkan

adanya senyawa alkaloid.

b. Identifikasi golongan flavonoid

Sebanyak + 10 gram serbuk ditambah 100 ml air panas,

didihkan selama 5 menit, saring. Ambil 5 ml filtratnya (dalam tabung

reaksi), ditambahkan serbuk Mg secukupnya dan 1 ml asam klorida

pekat dan 2 ml amil alkohol, kocok kuat dan biarkan memisah.

Terbentuknya warna merah, kunig, atau jingga pada lapisan amil

alkohol menunjukkan adanya flavonoid.

c. Identifikasi golongan saponin

Serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambah 10

ml air panas. Setelah dingin kocok kuat secara vertikal selama 10

detik. Terbentuknya busa yang stabil, menunjukkan adanya saponin,

bila ditambahkan 1 tetes HCl 1% busa tetap stabil.

d. Identifikasi golongan steroid dan triterpenoid

Sebanyak + 5 gram serbuk dimaserasi dalam 20 ml eter

selama 2 jam kemudian disaring. Diuapkan dalam cawan penguap

sampai kering. Ditambahkan 2 tetes asetat anhidrat dan 1 tetes asam

sulfat pekat ke dalam residu. Terbetuknya warna hijau atau merah

menunjukkan adanya steroid/triterpenoid.

Page 47: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

33

e. Identifikasi golongan tanin

Sebanyak + 10 gram serbuk ditambah 10 ml air, didihkan

selama 15 menit, setelah dingin kemudian di saring dengan kertas

saring. Filtrat ditambah 1-2 tetes FeCl3 1 %, terbentuknya warna biru,

hijau atau hitam menunjukkan adanya seyawa golongan tanin.

f. Identifikasi golongan kuinon

Sebanyak + 1 gram serbuk dipanaskan dalam air selama 5

menit, disaring. Sebanyak ml filtat ditambah 5 ml NaOH 1 N,

terbentuk warna merah menunjukkan adanya kuinon.

g. Identifikasi golongan minyak atsiri

Sebanyak + 2 gram serbuk dimasukkan ke dalam tabung

reaksi (volume 20 ml), tambahkan 10 ml pelarut petroleum eter. Pada

mulut tabung dipasang corong yang diberi lapisan kapas yang telah

dibasahi dengan air, kemudian disaring dengan kertas saring. Filtrat

yang diperoleh diuapkan pada cawan penguap, selanjutnya residu

dilarutkan dengan pelarut etanol 95 % sebanyak 5 ml lalu saring

dengan kertas saring. Filtratnya diuapkan dengan cawan penguap,

residu yang berbau aromatik menunjukkan adanya senyawa golongan

minyak atsiri.

4.3.4. Rancangan percobaan

Hewan coba yang digunakan adalah tikus putih jantan galur

Wistar, berumur 4-5 bulan dengan berat badan 180-250 gram

diaklimatisasi selama dua minggu agar dapat menyesuaikan dengan

Page 48: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

34

lingkungannya. Selama proses adaptasi, dilakukan pengamatan kondisi

umum dan penimbangan berat badan.

a. Induksi aloksan

Hewan uji dipilih sebanyak 36 ekor tikus putih jantan secara

acak untuk dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing terdiri dari 6

ekor. Penentuan jumlah tikus tiap kelompok, dihitung berdasarkan

rumus Federer : (n-1) (t-1) ≥15, dimana t menunjukkan jumlah

perlakuan dan n menunjukkan jumlah ulangan minimal dari tiap

perlakuan (Sudjana, 1992).

b. Metode toleransi glukosa

Hewan uji dipilih sebanyak 32 ekor tikus putih jantan secara

acak untuk dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing terdiri dari 8

ekor. Penentuan jumlah tikus tiap kelompok, dihitung berdasarkan

rumus Federer : (n-1) (t-1) ≥15, dimana t menunjukkan jumlah

perlakuan dan n menunjukkan jumlah ulangan minimal dari tiap

perlakuan (Sudjana, 1992).

Tabel 1. Pembagian Kelompok Hewan Uji induksi aloksan

Kel Jml

Tikus Perlakuan

1 6 Kontrol normal, diberi aqudest 1 ml/200 g bb

2 6 Kontrol negatif, dibuat diabetes, diberi aqudest 1

ml/200 g bb

Page 49: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

35

Tabel 2. Pembagian Kelompok Hewan Uji Toleransi Glukosa

4.3.5. Pembuatan Sediaan Uji dan Dosis

a) Dosis ekstrak biji jinten hitam

Dosis dipakai berdasarkan penelitian Al-awdi dan Guma tahun

1987 bahwa dengan dosis 41 mg/hari biji jinten hitam tidak

3 6 Kontrol positif, dibuat diabetes,

diberi suspensi glibenklamid 0,1 mg/200 g bb

4 6 Dibuat diabetes, diberi sediaan uji ekstrak kental biji

jinten hitam 41 mg/200 g bb

5 6 Dibuat diabetes, diberi sediaan uji ekstrak kental biji

jinten hitam 82 mg/200 g bb

6 6 Dibuat diabetes, diberi sediaan uji ekstrak kental biji

jinten hitam 164 mg/200 g bb

Kel Jml Tikus Perlakuan

1 8 Kontrol normal, diberi aqudest 1 ml/200 g bb

2 8 Kontrol negatif, diberi glukosa, diberi air suling 1

ml/200 g bb

3 8 Kontrol positif, diberi glukosa,

diberi suspensi akarbosa 1,0 mg/200 g bb

4 8

Diberi glukosa, diberi sediaan uji fraksi etil asetat

biji jinten hitam dosis potensial pada metode

induksi aloksan.

Page 50: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

36

memberikan efek yang signifikan terhadap penurunan kadar glukosa

darah tikus dengan metode induksi streptotozin. Dalam penelitian ini

dilakukan percobaan dengan dosis fraksi etil asetat biji jinten hitam

yang digunakan adalah :

Dosis rendah 41 mg/ 200 g bb

Dosis sedang 82 mg/ 200 g bb

Dosis tinggi 164 mg/ 200 g bb

Volume larutan uji yang di berikan kepada setiap kelompok uji

dan kontrol pembanding sama dengan volume air suling yang diberikan

kepada kontrol normal dan kontrol perlakuan yaitu sebanyak 1 ml / 200

g.

b) Dosis glibenklamid

Glibenklamid diberikan dalam bentuk suspensi dengan CMC

sesuai dosis oral efektif pada manusia 5 mg/60 kg bb yang

dikonversikan berdasarkan rumus HED, yaitu dosis untuk setiap 200 g

bb tikus adalah 0,1 mg/200 g bb tikus.

c) Dosis akarbosa

Akarbosa diberikan dalam bentuk suspensi dengan CMC sesuai

dosis oral efektif pada manusia 50 mg/60 kg bb yang dikonversikan

berdasarkan rmus HED, yaitu dosis untuk setiap 200 g bb tikus adalah

1,0 mg/200 g bb tikus.

d) Dosis aloksan

Dosis aloksan ditetapkan berdasarkan hasil uji pendahuluan dan

penelitian sebelumnya. Diambil dosis yang pada hari ke-7

Page 51: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

37

menyebabkan hiperglikemia tetapi belum menyebabkan kematian pada

tikus. Dosis aloksan yang digunakan dalam percobaan ini adalah 13

mg/200g bb (maria, 2001).

e) Dosis glukosa

Dosis glukosa ditetapkan berdasarkan hasil uji pendahuluan dan

penelitian sebelumnya. Diambil dosis yang setelah pemberian

menyebabkan hiperglikemia tetapi belum menyebabkan kematian pada

tikus.Dosis glukosa yang digunakan pada percobaan ini adalah adalah

200 mg/ 200 g bb pemberianya secara oral.

4.3.6. Cara Pengambilan Darah dan Pengkuran Kadar Glukosa Darah

Sebelum pengambilan darah, tikus dimasukkan ke dalam kandang

kecil sedemikian rupa hingga tidak dapat bergerak. Kemudian ekor tikus

dibersihkan dengan alkohol 70%. Selanjutya ujung ekor tikus digunting

0,2 cm dari ujung ekor, dilakukan pemijatan perlahan terhadap ekor agar

darah keluar. Kemudian diukur kadar gula darah dengan alat glukometer.

4.3.7. Percobaan

a. Metode induksi aloksan

Pada uji pendahuluan dilakukan upaya peningkatan kadar

glukosa darah dengan menginduksi tikus dengan aloksan 13 mg/200 g

bb. Setelah penginduksian tersebut, kadar glukosa darah tikus dikontrol

pada hari ke-3, ke-7 dan ke-14 untuk meyakinkan bahwa aloksan

dengan dosis tersebut menyebaban kerusakan pankreas.

Page 52: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

38

Pada hari ke-3 percobaan dimulai, dilakukan penentuan kadar

glukosa puasa seluruh hewan uji secara kuantitatif. Setiap kali

pengambilan darah, semua hewan uji dipuasakan selama 16 jam. Kadar

glukosa yang didapat merupakan kadar glukosa darah awal. Kemudian

larutan aloksan disuntikkan di bagian vena ekor tikus pada kelompok

tikus 2,3,4,5dan 6.

Pada hari ke-14 dilakukan pengambilan darah. Hasil pengukuran

kadar glukosa darah ditetapkan sebagai kadar glukosa darah 14 hari

(hiperglikemia awal). Kemudian tikus diberikan bahan uji sesuai

rancangan percobaan yang diperlihatkan pada tabel 1. Selesai

perlakukan, semua tikus diistirahatkan di dalam kandang masing-

masing dan diberi makan dan minum.

Pemberian larutan bahan uji, pembanding dan air suling

dilakukan setiap hari selama 2 minggu. Pengukuran kadar glukosa

darah selanjutnya dilakukan pada hari ke-3, ke-7 dan ke-14 setelah

pemberian bahan uji yang pertama (Antia dkk, 2005).

b. Metode toleransi glukosa

Sebelum uji toleransi glukosa, tikus di aklimitasi selama dua

minggu agar bisa menyesuaikan diri kemudian tikus di timbang berat

badannya. Kadar glukosa awal di ukur untuk menit ke 0, sebelumnya

tikus di puasakan selama 16 -18 jam tujuanya untuk menghilangkan

faktor yang mempengaruhi perhitungan glukosa darah. Kemudian tikus

Page 53: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

39

diberikan bahan uji sesuai rancangan percobaan yang diperlihatkan

pada tabel 2.

Ekstrak jinten hitam yang diberikan ialah ekstrak yang potensial

dari hasil induksi aloksan, setelah ½ jam pemberian ekstrak, diberikan

glukosa 200 mg/200 g berat badan, kemudian di periksa kadar gula

darahnya pada menit ke 30, 60, 90, 120, 150 dan 180.

4.4.8. Uji Statistik Terhadap Kadar Glukosa Darah

Hasil percobaan dihitung secara statistik, dimana kadar glukosa darah

awal untuk kelompok hewan uji yang diinduksi aloksan dan toleransi

glukosa diuji kenormalannya dengan metode Kolmogorov-Smirnov dan

homogenitasnya dengan metode Levene. Bila kedua uji ini dipenuhi maka

dilanjutkan dengan uji Analisis Varian satu arah (ANAVA) untuk melihat

perbedaan antar kelompok (Sudjana, 1992). Jika ada perbedaan secara

bermakna antar kelompok perlakuan maka di lanjutkan dengan uji Kruskal

Wallis untuk melihat perbedaan antar kelompok. Jika masih ada perbedaan

secara bermakna antar kelompok perlakuan maka dilanjutkan dengan uji

Beda Nyata Terkecil (BNT).

Page 54: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

40

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman dilakukan di Herbarium Bogoriense, Pusat

Penelitian Biologi LIPI, Bogor, Jawa Barat. Hasil determinasi

menunjukkan bahwa tanaman ini adalah jenis tanaman jinten hitam

(Nigelala sativa. Llinn) suku Ranuculaceae.

5.1.2. Ekstraksi

Ditimbang 2000 gram serbuk biji jinten hitam (Nigelala sativa.

Linn) dimaserasi dengan etanol 70%, kemudian dikentalkan dengan vacum

rotary evaporator, dan didapatkan ekstrak kental 173,5 g. ekstrak kental

kemudian di fraksinasi dengan etil asetat dan di kentalkan dengan vacum

rotavapor dan didapatkan 25,2 g fraksi kental biji jinten hitam.

5.1.3. Hasil Pengujian Ekstrak

Dari hasil pengujian ekstrak biji jinten hitam yang di fraksinasi

dengan etil asetat didapat susut pengeringan ekstrak biji jinten hitam

sebesar 0. 155 % sedangkan hasil pengujian kadar air ekstrak biji jinten

hitam sebesar 4,87 %.

Page 55: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

41

5.1.4. Penapisan Fitokimia

Berdasarkan hasil pemeriksaan penapisan fitokimia biji jinten hitam

(Nigelala sativa. Llinn) terdapat beberapa golongan senyawa. Hasilnya

dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil pemeriksaan penapisan fitokimia biji jinten hitam

Golongan senyawa Hasil penapisan

a. Alkaloid b. Flavonoid c. Saponin d. Steroid/triterpenoid e. Tannin f. Kuinon g. Minyak Atsiri

+ + + + + + -

Keterangan : (+) Memberikan reaksi positif, (-) Memberikan reaksi negatif

5.1.5. Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah

Tabel 4. Hasil pada metode induksi aloksan

Waktu

(hari)

Kadar rata-rata glukosa darah dan standar devasi

KLNR KLPF KLNF DOS1 DOS2 DOS3

0 84,75-3,59 85,50±3,41 83,75-±1,25 87,75±3,30 86±2,27 86,75±2,75

14 88,50-16,84 199,50±49,47 168,50±35,30 164,25±23,93 150.5±14,47 150,00±2,17

17 90,00-14,14

72,50±27,38 165,50±5,19 109,75±-8,99 122.75±10,21 118,25±6,70

21 89,75-14,15 77,00±24,45 170,00-±4,08 85,00±4,32 99.25±7,88 96,00±4,89

28 90,00-23,10 78,50±12,66 177,50±6,45 80,25±6,60 87.5±5,68 91,00±6,95

Keterangan :

KLNR : Kontrol normal

KLPF : Kontrol positif

KLNF : Kontol negatif

DOS1 : Dosis 41 mg

DOS2 : Dosis 82 mg

DOS3 : Dosis 162 mg

Page 56: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

42

Tabel 5. Hasil pada metode toleransi glukosa aloksan

Waktu

(hari)

Kadar rata-rata glukosa darah dan standar devasi

KLNR KLPF KLNF DOSP

0 105.83±22,04 87.16±12,84 91±55,51 100.5±19,78

30 94.16±9,64 141.83±19,13 166.66±4,45 153.5±14,70

60 94.33±8,84 102.66±16,58 150.66±6,68 107.5±13,42

90 87±4,42 101.5±10,54 103±18,28 92.83±15,51

120 86.33±20,52 87±11,64 97.33±14,58 96.5±10,29

150 87±8,76 96±13,95 100.66±18,00 93.16±10,22

180 106±12.64 94±4,28 95.83±2,71 87.33±8,28

Keterangan :

KLNR : Kontrol normal

KLPF : Kontrol positif

KLNF : Kontol negatif

DOSP : Dosis potensial

5.2. Pembahasan

Jinten hitam yang di gunakan untuk penelitian sebelumnya

dilakukan determinasi terlebih dahulu untuk memastikan bahwa tanaman

yang diteliti adalah jinten hitam. Pelarut etanol yang digunakan untuk

proses ekstraksi sebelumnya didestilasi terlebih dahulu supaya etanol benar-

benar jernih dan terhindar dari pengotor. Pelarut etanol yang digunakan

adalah etanol 96% yang kemudian diencerkan menjadi etanol 70% supaya

lebih mudah menarik senyawa-senyawa yang terkandung dalam simplisia

yang meliputi senyawa polar, semi polar dan non polar.

Cara ekstraksi yang digunakan adalah maserasi, karena cara ini lebih

mudah dilakukan, alat yang digunakan sedehana dan maserat yang

Page 57: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

43

digunakan cukup banyak. Hasil maserasi kemudian ditambahkan tragakan

untuk menarik pengotor yang ada dalam ekstak, ekstrak lalu disaring dan

dikentalkan dengan vacum rotary evaporator untuk menjadi ekstrak kental.

Untuk mendapatkan fraksi etil asetat maka dilakukan partisi ekstak etanol

kental yang didapat dalam pelarut etil asetat. Partisi dilakukan hingga

lapisan fraksi etil asetat menjadi jernih kembali untuk membuktikan bahwa

senyawa semipolar yang terdapat dalam ekstrak etanol tidak dapat ditarik

kembali oleh etil asetat.

Penelitian ini menggunakan tikus sebagai hewan uji karena mudah

didapat, murah dan telah ada penelitian sebelumnya yang berhasil. Tikus

purtih jantan pada usia 4-5 bulan adalah tikus dewasa muda yang

mempunyai keadaan fisiologik yang optimum. Sebelum digunakan, tikus

diaklimatisasi selama 2 minggu, agar dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungannnya selama penelitian berlangsung.

Tikus yang dipilih untuk penelitian adalah tikus yang sehat dengan

ciri-ciri : bulu bersih, mata merah jernih bersinar, tingkah laku normal dan

berat badan bertambah setelah diaklimatisasi menjadi 180-300 g. selama

pemeliharaan semua tikus ditimbang, diberi makan dan minum dengan

takaran yang sama untuk setiap ekor. Sebelum dilakukan percobaan, tikus

diaklimatisasi selama 2 minggu agar dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungannya selama penelitian berlangsung.

Sebelum diberi perlakuan, tikus dipuasakan terlebih dahulu untuk

meniadakan pengaruh zat-zat lain pada pengukuran kadar glukosa darah

puasa sebagian kadar glukosa darah awal. Penelitian ini menggunakan

Page 58: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

44

metode induksi aloksan dan toleransi glukosa yang merupakan uji praklinik

yang lebih mendekati keadaan penderita diabetes yang sebenarnya.

Terlebih dahulu dilakukan percobaan dengan menggunakan metode

induksi aloksan, pada percobaan ini pankreas hewan uji coba dirusak

dengan pemberian aloksan secara intravena sehingga pankreas hanya dapat

menghasilkan sedikit insulin dan terjadi hiperglikemia pada hewan uji.

Fraksi etil asetat biji jinten hitam diuji kemampuannya untuk merangsang

sekresi insulin dari pankreas yang telah rusak sehingga dapat menurunkan

kadar glukosa darah.

Pada penelitian ini digunakan 3 kelompok kontrol yaitu kontrol

normal, kontrol negatif dan kontrol positif. Kelompok Kontrol normal

diperlukan untuk mengetahui kadar normal glukosa darah selama

percobaan. Kontrol negatif yang diinduksi dengan aloksan sehingga menjadi

diabetes diperlukan untuk mengetahui peningkatan kadar glukosa darah dari

keadaan normal selama percobaan. Sedangkan kontrol positif dalam

penelitian ini adalah glibenklamid, diperlukan untuk melihat pengaruh obat

anti diabetik oral yang telah terbukti khasiatnya untuk menurunkan kadar

glukosa darah. Glibenklamid merupakan obat golongan sulfonylurea

generasi kedua, yang sering digunakan oleh pasien diabetes mellitus.

Karena glibenklamid tidak larut dalam air, maka disuspensikan dengan zat

pensuspensi CMC (Carboxy Methy Cellulosa) 1 %.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, dosis aloksan adalah13 mg/200

g bb/hari yang diberikan secara intravena.. Bahan uji yang digunakan dalam

penelitian ini berupa fraksi etil asetat biji biji jinten hitam dengan dosis 41

Page 59: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

45

mg/200 g bb, 82 mg/200 g bb, dan 164 mg/200 g bb. Sedangkan dosis

kontrol positif yang digunakan adalah 0,1 mg/200 g bb. Dosis ini

didapatkan berdasarkan dosis efektif oral pada manusia yang dikonversikan

ke dosis tikus. Pemberian bahan uji dilakukan satu kali sehari peroral

dengan menggunakan sonde lambung selama 2 minggu berturut-turut.

Pada hari pertama percobaan, sebelum diinduksi dengan aloksan,

kadar glukosa darah tikus seluruh kelompok menunjukkan hasil yang

normal. Pada hari ke-3, 7 dan14 setelah diinduksi, hewan uji yang telah

diinduksi aloksan diperiksa kadar glukosa darahnya. Hasilnya menunjukkan

hewan uji tersebut mengalami hiperglikemia mulai terlihat pada hari ke-3, 7

dan hari ke-14 mengalami hiperglikemia yang sangat tinggi setelah

diinduksi, kelompok hewan yang diinduksi aloksan mengalami keadaan

hiperglikemia. dari penampakan fisik, tikus yang mengalami hiperglikemia

tersebut mengalami penurunan berat badan, polidipsi, polifagi dan poliuri

yang jelas terlihat. Keadaan kandang dari kelompok tikus yang mengalami

hiperglikemia tersebut menjadi lebih lembab dan berbau tidak sedap dari

pada kandang kelompok tikus normal.

Pada hari ke-17, Ke-20 dan ke 28 kadar glukosa darah kontrol normal

masih tetap dalam rentang normal sedangkan kontrol negatif mengalami

hiperglikemia yang semakin parah. Tikus yang daya tahan tubuhnya tidak

kuat sangat berisiko mengalami kematian. Sehingga harus selalu dijaga agar

waktu untuk tikus kontrol negatif tersebut dipuasakan tepat dan tidak

menimbulkan kematian. Untuk kontrol positif dan uji terlihat penurunan

kadar glukosa darah secara bertahap pada hari ke-3, ke-6 dan ke-14 setelah

Page 60: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

46

perlakuan. Keadaan fisik tikus juga mengalami perbaikan berupa

peningkatan berat badan, dan menurunnya gejala polidipsi dan polifagi.

Namun penurunan kadar glukosa darah yang paling cepat terjadi pada

kelompok uji dosis 41 mg/200 g bb, dimana pada hari ke-14 setelah

diberikan sediaan uji menunjukkan kadar glukosa dalam rentang normal.

Berdasarkan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov menunjukkan

bahwa kadar glukosa darah seluruh kelompok hewan uji pada hari ke-0, 14,

17 dan 21 terdistribusi normal sedangkan pada hari ke-28 tidak terdistribusi

normal. Pada uji homogenitas menunjukan hanya kadar glukosa hari ke-0

yang homogen sedangkan pada hari ke- 14, 17, 21 dan 28 tidak homogen.

Untuk hari ke-0 dilanjutkan dengan uji statistik ANAVA sedangkan untuk

hari ke- 14, 17, 21 dan 28 dilanjutkan dengan statistik metode Kruskal

Wallis.

Pada uji statistik dengan metode Kruskal Wallis menunjukan kadar

glukosa hari ke- 14, 17, 21 dan 28 menunjukan adanya kelompok yang

berbeda secara bermakna oleh sebab itu dilanjutkan dengan metode uji beda

nyata terkecil (BNT).

Pada hari ke-14 BNT menunjukan antara kelompok uji dosis 41

mg/200g bb, 82 mg/200g bb dan 164 mg/ 200g bb memperlihatkan tidak

adanya perbedaan secara bermakna terhadap kontrol negatif, tetapi ada

perbedaan secara beermakna dengan kontrol normal. Hal ini menunjukan

bahwa ada kenaikan kadar glukosa darah yang efeknya signifikan dengan

dosis negatif. BNT menunjukan untuk hari ke-17 antara kelompok uji dosis

41mg/200g bb memperlihatkan tidak ada perbedaan secara bermakna

Page 61: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

47

dengan kontrol normal tetapi ada perbedaan secara bermakna dengan

kontrol positif dan negatif. Hal ini menunjukan terjadi penurunan glukosa

darah yang sinifikan pada rentang normal tetapi efeknya tidak signifikan

dengan obat pembanding. Untuk dosis 82mg/200g bb dan 164mg/200g bb

memperlihatkan ada perbedaan secara signifikan antara kontrol normal,

kontrol positif dan kontrol negative. Hal ini menunjukan bahwa kedua dosis

uji tersebut belum menunjukan penurunan yang signifikan. Pada hari ke- 21

BNT menunjukan dosis 41mg/200g bb dan dosis 164mg/200mg bb

memperlihatkan tidak ada perbedaan secara bermakna dengan kontrol

nomal dan kontrol positif tetapi berbeda secara bermakna dengan kontrol

negatif. Hal ini menunjukan bahwa terjadi penurunan yang signifikan

glukosa darah dalam rentang normal dan efeknya signifikan dengan obat

pembanding (kontrol positif). Untuk dosis 84mg/200g bb memperlihatkan

tidak ada perbedaan secara bermakna dengan kontrol normal, tetapi berbeda

secara bermakna dengan kontrol normal dan kontrol positif, menunjukan

terjadi penurunan yang signifikan glukosa darah dalam rentang normal

tetapi tidak signifikan dengan obat pembanding. BNT menunjukan untuk

hari ke-28 dosis 41mg/200g bb, 82mg/200g bb dan 164mg/200g bb

memperlihatkan tidak ada perbedaan secara bermakna dengan kontrol

normal dan kontrol positif tetapi berbeda secara bermakna dengan kontrol

negative. Hal ini menunjukan penurunan yang signifikan dalam rentang

normal dan efeknya signifikan dengan obat pembanding.

Jadi uji statistik dalam metode induksi aloksan pada umumnya dosis

42mg/200g bb sangat berpotensi menurunkan glukosa darah disebabkan

Page 62: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

48

pada hari ke-21 dan 28 tidak berbeda secara bermakna dengan kontrol

positif dan berbeda secara bermakna dengan kontrol negatif dalam taraf

nyata.

Selanjutnya dilakukan percobaan dengan metode toleransi glukosa

menggunakan dosis potensial 41mg/200g bb yang diketahui pada percobaan

metode induksi aloksan. Lain halnya dengan metode induksi aloksan, sedian

uji diberikan terlebih dahulu sebelum tejadi efek hiperglikemia diakibatkan

pemberian glukosa secara oral, ini bertujuan untuk mengetahui

penghambatan sediaan uji terhadap absorpsi glukosa dalam tubuh supaya

mencegah kadar glukosa darah yang melambung tinggi.

Penelitian tahap ini berlangsung selama 180 menit. Sebelum

dilakukan pengambilan glukosa darah dan pemberian larutan uji, tikus

dipuasakan selama 16 jam untuk menurunkan kadar glukosa darah, dengan

harapan ketika di beri perlakuan akan mudah terlihat peningkatan kadar

glukosa darahnya, dan juga untuk meningkatkan rasa lapar pada tikus

sehingga pada saat tikus diberi perlakuan mau menelan sediaan uji dengan

mudah.

Pada menit ke-30 kadar glukosa darah meningkat secara nyata di

setiap kelompok kontrol dan uji disebabkan oleh pemberian glukosa oral.

Pada pemberian sediaan uji fraksi etil asetat biji jinten hitam menunjukan

kemampuan dalam menghambat peningkatan kadar glukosa darah mulai

terlihat pada menit ke-60 dalam rentang normal, pada menit ke-90 sedikit

turun dan cenderung stabil hingga menit ke- 180. Begitu pula kontrol positif

(akarbose) menunjukan hal yang sama seperti sediaan uji. Hal ini

Page 63: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

49

menunjukan bahwa efektifitas sediaan uji sama baiknya dengan kontrol

normal (akarbose) dalam menghambat peningkatan kadar glukosa darah.

Sedangkan control negative terlihat secara nyata peningkatan kadar glukosa

darah pada menit ke-30 dan sedikit turun pada menit ke-60 tetapi masih

dalam rentang hiperglikemia lalu kembli normal pada menit ke-90 dan terus

stabil hingga menit ke-180.

Antihiperglikemia/antidiabetes dalam metode ini lebih cenderung

pada proses penghambatan meningkatnya kadar glukosa darah, seperti

penghambatan pada alfa glucosidase yang dapat menghambat proses

pemecahan karbohidrat, dan penghambatan transporters sodium-glukosa

yang dapat menghanbat penyerapan glukosa. (Kobayashi et al. 2000).

Berdasarkan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov menunjukan

bahwa kadar glukosa darah seluruh kelompok hewan uji pada menit ke-0

hingga menit ke-150 terdistribusi normal. Sedangkan uji homogenitas

menunjukan kadar glukosadarah menit ke-0, 30, 60, 120 dan 150 homogen

sedangkan pada menit ke-90 dan 180 tidak homegen. Maka pada menit ke-

90 dan 180 harus dilakukan statistik dengan metode Kruskal Wallis.

Berdasarkan uji statistik pada metode Kruskal Wallis, pada menit

ke-90 menunjukan seluruh hewan uji tidak berbeda secara bermakna,

sedangkan pada menit ke- 180 menunjukan adanya kelompok yang berbeda

secara bermakna oleh sebab itu dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Kecil

(BNT). BNT menunjukan bahwa kelompok uji dosis 42mg/200g bb

memperlihatkan tidak ada perbedaan secara bermakna tehadap dosis

kontrol positif dan negatif dan menunjukan perbedaan secara bermakna

Page 64: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

50

dengan kontrol normal. Hal ini menunjukan bahwa efektifitas sediaan uji

sama baiknya dengan obat pembanding (acarbose) dan adanya sedikit

peningkatan kadar glukosa darah pada kontrol normal sedangkan efek

pemberian glukosa oral pada kontrol negatif telah hilang.

Untuk menit ke-0, 30, 60, 120 dan 150 dapat dilakukan statistik

dengan ANAVA untuk melihat perbedaan pada setiap kelompok hewan uji.

Pada menit ke-0, 120 dan 150 menunjukan seluruh kelompok hewan uji

tidak berbeda secara bermakna sedangkan pada menit ke-30 dan 60

menunjukan adanya kelompok yang berbeda secara bermakna oleh sebab itu

dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). BNT menunjukan untuk

menit untuk menit ke-30 dosis 42mg/200g bb memperlihatkan tidak ada

perbedaan secara bermakna terhadap kontrol positif dan negatif. Hal ini

disebabkan oleh pemberian glukosa oral meningkatkan kadar glukosa darah

setelah 30 menit. Untuk menit ke-60 dosis 42mg/200g bb memperlihatkan

tidak ada perbedaan secara bermakna terhadap kontrol positif dan normal,

berbeda secara bermakna dengan kontrol negatif. Hal ini menunjukan

bahwa terjadi penghambatan peningkatan kadar glukosa darah secara

signifikan oleh sediaan uji hingga batas rentang normal.

Page 65: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

51

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Dosis 41mg/200mg bb menunjukan efek paling bagus dibandingkan

dengan dosis 82mg/200g bb dan dosis 164mg/200g bb dengan penurunan

glukosa darah mencapai 51,14 %, pada hari ke-28.

2. Dosis 41mg/200g bb dibandingkan dengan kontrol positif tidak berbeda

secara bermakna pada menit ke-0, 30, 60, 90, 120,150 dan 180

sedangkan dengan kontrol negatif berbeda secara bermakna untuk menit

ke-60.

6.2. Saran

1. Untuk lebih melengkapi data ilmiah, perlu dilakukan lebih lanjut

mengenai efek hipoglikemia tanaman ini menggunakan metode yang

lebih baik serta mencari kandungan senyawa aktif yang berkhasiat

sebagai senyawa hipoglikemianya.

2. Perlu dilakukan penelitian tentang toksisitas biji jinten hitam (Nigella

sativa Linn) pda hewan uji untuk mengevaluasi batas keamanannya jika

digunakan dalam jangka panjang.

Page 66: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

52

DAFTAR PUSTAKA

[ACUC] Animl Care and Use Committes.2005. Guidelines for Survival Bleeding of Mice and Rates.

Al-awadi FM, Gumaa KA. Studies on the activity of individual plants of an antidiabetic plant mixture, Acta Diabetol, 1987;24:7-41.

Anonim. Tekhnologi Ekstrak. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan makanan. Jakarta. 1-17.

Antia,BS, J E Okon 2005. Hypoglycemic Activity of Aquos Leaf Extract of Persea Americana Mill. Departement of Chemistry, University of Uyo, Uyo Nigeria.

Barre, KJ. 1949. Le Diabetique Allocanique. 1st Edition. Actual Pharmacology. New York; 113-124

Burkill, M.A. Government Of The Straits Settlements And Federated Malay States By The Crown Agents For The Colonies. Millbank. London. 1935; 1555-1557

Dalimartha, Setiawan. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Diabetes Mellitus. Penebar Swadaya. Depok. 2004. 59-60

Departemen Kesehatan RI. 1979. Materia Medika Indonesia. Jilid III. Dirjen POM. Departemen Kesehatan RI. Jakarta; 112

Departemen Kesehatan RI. Direktorat Budidaya Tanaman Rempah Dan Penyegar. Jakarta. 2006;

Departemen Kesehatan RI. 1989 Vedemekum Bahan Obat Alam. Dirjen POM. Jakarta;

Departemen Kesehatan RI 2001. Buku panduan teknologi ekstrak. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta; 13-14

Departemen Kesehatan RI. 2006. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Mellitus. Ditjen Bina kefarmasian dan Alkes. Jakarta; 11

Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi 3 Jakarta; 9

Departemen Kesehatan RI. 1993. Martindale. The Extra Pharmacopoela. 30 th.

De Guzman, C.C and Siemonsma, J.S. Plant Resources Of South-East Asia 13. Backhuys Publishers. Leiden. 1999; 148-151

Page 67: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

53

El-Naggar Am, El-Deib AM. A study of some bilogical activities of Nigella sativa (black seed) ”Habat El Baraka.” J Egypt Pharmacol Exp Ther 1992;11:789-99.

Farnsworth, N.R 1969. Biological and Phytochemical Screening of Plants. Journal Pharmaceutical Science. 255-265

Ganiswara, SG. Farmakologi dan terapi. Edisi 4. bagian farmakologi fkui. Jakarta. 1995; 22, 467-481

Ganong WF. 1999. Fisiologi Kedokteran, Edisi ke-14. Jonatan Oswari. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Terjemahan dri : Petrus Andriano.

Harborne, J.B. Metode Fitokimia Penuntun Cara modern Menganalisis Tumbuhan. Terjemahan: Kosasih P, Soediro Iwang, Bandung ITB. 1996; 6-17.

Jamalia Lia. 2005. Uji Antidiabetes Ekstrak Etanol 96% Buah Mahkota Dewa ( Phaleria macrocarpa Boerl) Pada Tikus Putih Yag Diinduksi Aloksan. Skripsi. Jakarta. 20-25.

Jacquie SR, Linda MF, Heidi Af, Delisa JA, Rose L. 2004. Canine and Feline Diabetes Melitus: Nature or Narture?.J. Nutr. 134:2072S-2080S.

Jung B. 2007. Gestational Diabetes. Diabetes Partners in Prevention: A Publication of the Connecticut Departement of Public Health.

Kaplan L. 1989. Clinical Chemistry Theory, Analysis, and Correlation. 2sc Edition. Philadelphia, Toronto: The C.V. Mosby Company; 850-855.

Kahn, C.R. 1995, Disorder of Fuel Metabolism, In Becker, K.L. (ed), Principles and Practice of Endocrinology and Metabolism, 2nd Ed, 1148-54.

Kundiarto, Kunto. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kloroform dan n-butanol daun kembang bulan (Tithonia diversifolia [Hemsley] A. Gray) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit (Mus musculus). Fakultas Famasi Universitas Pancasila. 2007.

K Heyne. Tumbuhan berguna indonesia II. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. 1987; 751

Lawrence, J.C., 1994, Insulin and Oral Hypoglycemic Agents, In Brody, T.M., Larner, J., Minneman, K.P., and Neu, H.C. (Ed.), Human Pharmacology, 2nd Ed., 523-539, Mostby, London.

Linder MC. 2006. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. UI Press. Jakarta. Terjemahan dari : Aminudin Parakkasi.

Mahmud Muhamad Mahir Hasan. 2007. Mukjizat Kedokteran Nabi. Qultum Media.

Page 68: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

54

Martindale. The Complete Drug Reference, 35th edn. (Sweetman S, ed.) London: Pharmacetical Press,2007.

Maria, Fatma. Pengaruh sari Buah Mengkudu terhadap kadar glukosa darah tikus putih yang diinduksi aloksan. FMIPA Jurusan Farmasi UI. 2001.

Maryadele J. O’neil, The Merck Index Thirdteen Edition. Merck and Company Incorporated, Whitehouse station. New Jersey USA. 2001.

Media Informasi Peresepan Rasional Bagi Yenaga Kesehatan Indonesia. 2001. Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus. Rasional Volume 1, no.3

Murray, RK., Mays PA, Garner DK, Rodwell VW. 1992. Biokimia (Review of Biochemistry). Edisi 24. EGC; 141-151, 190, 199-200, 185, 212.

[NDIC} National Diabetes Information Clearinghouse. 2005. National Diabetes Statistics http://diabetes.niddk.nih.gov/dm/pubs/statistics/index.htm. diakses agustus 2009.

NSW Health Departement.2004. Diabetes in Pregnancy – gestatnal diabetes. NSW Multicutural Health communication service. http://mhcs.Health. nsw.gov.au. diakses agustus 2009

[Perkeni] Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia.

Rees, D, A and Alcolado, J. C., 2005, Animal models of diabetes mellitus, Diabetic Medicine, 22: 359-370.

Sudjana. 1992. Metode Stastistika. Tarsito. Bandung. 299, 219-307.

Skudelsky. T., 2001, The Mechanism Of Alloxan And Streptozotocin Action In β Cells Of The Rat Pancreas, Physiology Research, 50: 536-554.

Tjay, Tan Hoan Rahardja, Kirana. 2007. Obat-Obat Penting. Penerbit PT Elex Media

Komputindo. Jakarta; 693, 696-697

Unger, RH and Foster, DW. 1992. Diabetes Mellitus, In Wilson, J.D. and Foster, D.W. Endocrinology, 1255-1317, W.B Sunders Company, A Division of Harcourt Brance and Company, London.

Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Alih Bahasa Soendani Noerono Soewandhi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta; 556, 577-578

Tjitrosoepomo. 2000. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta;

Watts, H David. 1984. Terapi medic (Handbook of Medical Treatment. Edisi ke-17. Alih Bahasa Petrus Lukmanto. Penerbit EGC, Jakarta; 240-241

Page 69: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

55

Waspadji Sarwono, Darmono, Tjokroprawiro Askandar. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I Edisi ketiga. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 590-625.

Windolz M. 1983. The Merck Index Anencyclopedian Of Chemicals, Driegs And Biologocal. 4-43

Yuniarti, Titin. Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional. MedPress. Yogyakarta. 2008; 23-25.

Page 70: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

56

Lampiran 1. Gambar Bahan Dan Alat Penelitian

Gambar 4. Biji jinten hitam

Gambar 5. Kandang tikus

Page 71: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

57

Gambar 6. Glukose-test

Gambar 7. Pemberian secara oral

Page 72: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

58

Lampiran 2. Determinasi Simplisia

Page 73: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

59

Lampiran 3. Sertifikat glibenklamid

Page 74: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

60

Lampiran 4. Skema Ekstraksi dan Partisi

- Dimaserasi dengan etanol 70%

-Disaring

- Dievaporasi

-Dipartisi

-Dievaporasi

Serbuk biji jinten hitam

Ekstrak etanol 70% Residu jinten hitam

Ekstrak kental etanol

Fraksi etil

asetat

Fraksi air

Fraksi kental

etil asetat

Sediaan uji

Uji efek

hipoglikemia

Page 75: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

61

Lampiran 5. Skema Percobaan Metode Induksi Aloksan

Kontrol positif

Persiapan tikus

(dipuasakan 16) jam

Kontrol negatif Kontrol normal Kelompok sediaan

dosis (41, 82, 164)

Pengukuran kadar

glukosa awal

Larutan Na CMC 1% Induksi aloksan (selama 2 minggu)

Pengukuran kadar gula

darah hiperglikemia awal

Larutan Na CMC 1% Larutan Na CMC 1% Uji dengan

glibenklamid

Uji dosis

Pengukuran glukosa darah

(pada hari ke-17, 21 dan 28)

Analisis data

Page 76: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

62

Lampiran 6. Skema Percobaaan Metode Toleransi Glukosa

Kontrol positif Kontrol negatif Kontrol normal Kelompok sediaan

dosis potensial

Pengukuran kadar

glukosa menit ke-0

Larutan Na CMC 1%

Persiapan tikus

(dipuasakan 16) jam)

Pemberian glukosa oral

Larutan Na CMC 1% Uji dengan akarbosa Uji dosis

Aquadest

Pengukuran kadar glukosa darah

(menit ke-30, 60, 90, 120, 150, 180)

Analisa data

Page 77: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

63

Lampiran 7. Perhitungan Dosis Larutan Uji

A. Fraksi etil asetat biji jinten hitam (Nigella sativa Linn)

1. Perhitungan Dosis

Dosis 1 = 41 mg/200 g bb tikus

Dosis 2 = 41 mg/200 g bb tikus x 2 = 82mg/200g bb tikus

Dosis 3 = 82 mg/200 g bb tikus x2 = 164mg/200g bb tikus

2. Dosis (41 mg/ 200 g bb/hari)

Untuk satu ekor tikus dengan berat badan 200 g, maka volume larutan

sediaan untuk dosis 1 adalah :

VAO = Dosis x Berat Badan

Konsentrasi

=41mg/200g x 200 g

41mg/ml

= 1 ml

3. Dosis (82 mg/ 200 g bb/hari)

Untuk satu ekor tikus dengan berat badan 200 g, maka volume larutan

sediaan untuk dosis 2 adalah :

VAO =Dosis x Berat Badan

Konsentrasi

=82mg/200g x 200 g

82mg/ml

= 1 ml

4. Dosis (164 mg/ 200 g bb/hari)

Untuk satu ekor tikus dengan berat badan 200 g, maka volume larutan

sediaan untuk dosis 3 adalah :

VAO =DosisxBerat Badan

Konsentrasi

=164mg/200g x200 g

164mg/ml

= 1 ml

Page 78: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

64

B. Larutan Glibenklamid

1. Perhitungan Dosis

Tabel 6. Konversi dosis

Species Weight BSA(m2) Km factor

Manusia

Dewasa

Anak-anak

Baboon

Anjing

Monyet

Kelinci

Guinea pig

Tikus besar

Hamster

Tikus

60

20

12

10

3

1,8

0,4

0,15

0,08

0,02

1,6

0,8

0,6

0,5

0,24

0,15

0,05

0,025

0,02

0,007

37

25

20

20

12

12

8

6

5

3

HED (mg/kg) = animal dose (mg/kg) x �� � !��"

�� #$��

5 mg/60 kg = animal dose x 6/37

0,083 mg/kg = animal dose x 0,162

Animal dose = 0,083 mg/ Kg

0,162

Animal dose = 0.10 mg/ 200 g

2. Dosis I (0,1 mg/ 200 g bb)

Untuk satu ekor tikus dengan berat badan 200 g, maka volume larutan

sediaan Glibenklamid adalah :

VAO = '()!) * +,-�. +�/�

�( ), .-�)!

= 0,10 �2/ 3002 * 300 2

0,01/�"

= 1 ml

Page 79: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

65

C. Larutan Acarbosa

1. Perhitungan Dosis

HED = animal dose x �� � !��"

�� #$��

50 mg/60 kg = animal dose x 6/37

0,83 mg/kg = animal dose x 0,162

Animal dose = 0,45 �2/62

0.183

Animal dose = 1,0 mg/200 g

2. Dosis I (1,0 mg/200 g bb)

Untuk satu ekor tikus dengan berat badan 200 g, maka volume larutan

sediaan Akarbose adalah :

VAO = '()!) * 9,-�. 9�/�

�( ), .-�)!

= 0,10 �2/300 2 * 300 2

0,10 �2/�"

= 1 ml

D. Larutan Aloksan

Dosis aloksan adalah 65 mg/kg bb

Dosis Aloksan untuk satu ekor tikus dengan berat badan 200 g adalah 13

mg/200 g

Karena induksi Aloksan di buat IV maka volume yang di buat untuk satu

ekor tikus dengan berat badan 200 g dibuat ½ ml. Volume yang di buat

adalah :

VAO = '()!) * 9,-�. 9�/�

�( ), .-�)!

= 15 �2/300 2 * 300 2

38 �2/�"

= ½ ml

Page 80: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

66

E. Larutan glukosa

Dosis Glukosa adalah 1 g/kg bb

Dosis Glukosa untuk satu ekor tikus dengan berat badan 200 g adalah

200 mg/200 g, maka volume larutan sediaan Glukosa adalah :

VAO = '()!) * 9,-�. 9�/�

�( ), .-�)!

= 300 �2/300 2 * 300 2

300 �2/�"

= 1 ml

Page 81: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

67

Lampiran 8. Penetapan Kadar Air Dan Susut Pengeringan Etil Asetat

A. Data Pengujian Fraksi etil asetat Biji Jinten Hitam

Berat cawan kosong + tutup sebelum pemanasan : 25,3486 g

Berat cawan kosong + tutup setelah pemanasan 30 menit adalah : 25,

3478 g

Berat cawan kosong + 1 g Eksrak adalah : 26,3663 g

Berat cawan kosong + 1 g Ekstrak setelah pemanasan ke-1 selama 30

menit adalah : 26, 2789 g

Berat cawan kosong + 1 g Ekstrak setelah pemanasan ke-2 selama 30

menit adalah : 26, 2487 g

Berat cawan kosong + 1 g Ekstrak setelah pemanasan ke-3 selama 30

menit adalah : 26, 2378 g

B. Perhitungan Susut Pengeringan Dan Kadar Air

1. Susut pengeringan = 9,-�. �:�" – 9,-�. �6#!-

9,-�. �:�" X 100 %

= 38,3<4= 2 > 38,35<4 2

38,3<4= 2 X 100 %

= 0, 155 %

2. Kadar air = ?@ABC BDBE – ?@ABC BFGHA

?@ABC BDBE – (J@ABC FKLKMN O CPCPQ) X 100%

= 38,3<4= 2 > 38,35<4 2

38,3<4= 2 – (3S,5<T4) X 100 %

= 4,87 %

Page 82: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

68

Lampiran 9. Daftar Kadar Glukosa Darah Masing-Masing Kelompok

Tabel 7. Kadar glukosa darah metode induksi aloksan

Kelompok 1 (Kontrol normal)

Waktu

(Hari)

Tikus X S

1 2 3 4

0 90 83 84 82 84,75 3,59

14 101 75 73 105 88,50 16,84

3 100 70 90 100 90,00 14,14

7 80 89 80 110 89,75 14,15

14 76 124 85 75 90,00 23,10

Kelompok 2 (Kontrol positif)

Waktu

(Hari)

Tikus X S

1 4

0 85 87 89 81 85,50 3,41

14 249 149 185 215 199,50 49,47

3 61 84 41 104 72,50 27,38

7 66 108 51 83 77,00 24,45

14 93 64 73 84 78,50 12,66

Kelompok 3 (Kontrol negatif)

Waktu

(Hari)

Tikus X S

1 2 3 4

0 85 82 84 84 83,75 1,25

14 142 150 220 162 168,50 35,30

3 167 170 167 158 165,50 5,19

7 170 175 170 165 170,00 4,08

14 185 180 175 170 177,50 6,45

Kelompok 4 (Dosis 41 mg)

Waktu

(Hari)

Tikus X S

1 2 3 4

0 83 90 88 90 87,75 3,30

14 161 199 150 147 164,25 23,93

3 123 103 107 106 109,75 8,99

7 91 83 81 85 85,00 4,32

14 89 79 73 80 80,25 6,60

Kelompok 5 (Dosis 82 mg)

Waktu

(Hari)

Tikus X S

1 2 3 4

0 90 85 84 85 86 2,70

14 160 143 134 165 150,5 14,47

3 133 130 115 113 122,75 10,21

7 100 110 92 95 99,25 7,88

14 90 91 90 79 87,50 5,68

Page 83: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

69

Kelompok 6 (Dosis 164 mg)

Waktu

(Hari)

Tikus X S

1 4

0 88 84 90 85 86,75 2,75

14 151 150 147 152 150,00 2,16

3 123 112 113 125 118,25 6,70

7 100 94 90 100 96,00 4,89

14 97 85 85 97 91,00 6,92

Page 84: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

70

Tabel 8. Kadar glukosa darah metode toleransi glukosa

Kelompok 1 (kontrol normal)

Waktu (menit) Tikus

X S 1 2 3 4 5 6

0 109 92 92 149 97 96 105.83 22.04

30 110 90 102 86 87 90 94.16 9.64

60 89 83 107 98 100 89 94.33 8.84

90 80 91 86 91 85 89 87 4.24

120 75 56 117 85 88 97 86.33 20.52

150 97 73 95 83 85 89 87 8.76

180 91 124 98 111 115 97 106 12.64

Kelompok 2 (kontrol Positif)

Waktu (menit) Tikus

X S 1 2 3 4 5 6

0 112 84 78 82 89 78 87.16 12.84

30 110 169 140 149 145 138 141.83 19.13

60 90 80 105 128 103 110 102.66 16.58

90 85 96 108 108 98 114 101.5 10.54

120 70 79 102 87 97 87 87 11.64

150 100 87 112 82 83 112 96 13.95

180 88 95 101 93 92 95 94 4.28

Kelompok 3 (kontrol negatif)

Waktu (menit) Tikus

X S 1 2 3 4 5 6

0 100 86 86 90 95 89 91 5.51

30 170 168 164 171 168 159 166.66 4.45

60 150 158 140 153 146 157 150.66 6.86

90 91 113 80 90 120 124 103 18.28

120 97 114 74 111 90 98 97.33 14.58

150 95 127 95 118 80 89 100.66 18

180 96 98 98 93 92 98 95.83 2.71

Kelompok 4 (Dosis potensial)

Waktu (menit) Tikus

X S 1 2 3 4 5 6

0 62 116 100 103 113 109 100.5 19.78

30 168 171 134 153 155 140 153.5 14.70

60 123 94 100 93 115 120 107.5 13.42

90 117 71 90 84 100 95 92.83 15.51

120 95 96 87 116 96 89 96.5 10.29

150 99 78 84 103 102 93 93.16 10.22

180 80 85 95 100 80 84 87.33 8.28

Page 85: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

71

Lampiran 10. Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah

A. Metode Induksi Aloksan

P(%) = hari ke 14 − hari uji

hari ke 14 × 100 %

Keterangan : P (%) = Persentase penurunan kadar glukosa darah Hari ke-14 = Hiperglikemia Hari uji = Kadar glukosa darah setelah perlakuan Tabel 9. Persentase penurunan pada metode induksi aloksan

Kelompok Perlakuan % Penurunan glukosa darah

Hari ke-17 Hari ke-21 Hari ke-28

Kontrol pembanding 63,65 % 61,40 % 60,65 %

Dosis 41 mg/200 g bb 33,18 % 48,24 % 51,14 %

Dosis 82 mg/200 g bb 18,43 % 34,05 % 41,86 %

Dosis 164 mg/200 g bb 21,16 % 36,00 % 39,33%

B. Metode toleransi Glukosa

P (%) = DDK ,2�.!] − DDK),/!�� $^!

DDK ,2�.!]

× 100%

Keterangan : P(%) = Persentase penurunan kadar glukosa darah DDK = Daerah di bawah kurva Negatif = Kontrol negatif Sediaan uji = Kontrol positif dan dosis potensial Tabel 10. Persentase penurunan pada metode toleransi glukosa

Kelompok perlakuan Persentase penurunan glukosa darah

Kontrol Positif 12,95%

Dosis Potensial 10,07%

Page 86: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

72

Lampiran 12. Kurva Kadar Glukosa Darah

A. Metode Induksi Aloksan

Gambar 8. Kurva kadar glukosa darah rata-rata hewan uji sebelum dan sesudah diberibahan uji pada hari pengambilan sampel selama 28 hari

B. Metode Toleransi Glukosa

Gambar 9. Kurva kadar glukosa darah rata-rata hewan uji menit ke 0,30,60,90,120

dan 180.

0

50

100

150

200

250

0 14 3 7 14

normal

positif

negatif

41 mg

82 mg

164 mg

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

0 30 60 90 120 150 180

normal

positif

negatif

potensial

Page 87: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

73

Lampiran 13. Analisa Data Metode Induksi Aloksan

A. Uji Normalitas

Tabel 11. Sample Kolmogorov Uji normalitas -Smirnov

Puasa hari14 hari 17 hari21 hari28

N 24 24 24 24 24

Normal

Parametersa,,b

Mean 85.7500 153.5417 113.0833 102.5000 101.3333

Std. Deviation 2.92292 41.29110 32.17874 33.66200 36.72893

Most Extreme

Differences

Absolute .226 .182 .134 .245 .339

Positive .226 .182 .112 .245 .339

Negative -.135 -.182 -.134 -.169 -.179

Kolmogorov-Smirnov Z 1.108 .893 .656 1.201 1.659

Asymp. Sig. (2-tailed) .171 .402 .783 .112 .008

Keputusan : Kadar glukosa darah seluruh kelompok hewan uji pada puasa, hari ke-14, 17 dan 21 terdistribusi normal sedangkan pada hari ke-28 tidak terdistribusi normal pada tarap uji 0,05.

B. Uji Hmogenitas

Tabel 12. Uji Homogenitas

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Puasa .708 5 18 .625

hari14 2.928 5 18 .042

hari 17 4.134 5 18 .011

hari21 3.456 5 18 .023

hari28 3.250 5 18 .029

Keputusan : Kadar glukosa darah seluruh kelompok hewan uji pada puasa, hari

ke-17 dan 21 homogen sedangkan pda hari ke-14 dan 28 tidak homogen pada taraf uji 0,05

Dari data normalitas dan homogenitas terdapat data yang tidak terdistribusi normal dan tidak homogen yaitu pada hari ke-14, 17, 21 dan 28, oleh karena itu tidak bisa dilakukan uji ANAVA dan harus di lakukan uji Kruskal Wallis. Untuk data puasa dapat dilakukan uji ANAVA.

Page 88: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

74

Keputusan : Kadar glukosa darah seluruh hewan uji pada puasa tidak berbeda

secara bermakna pada taraf uji 0,05.

D. Uji Kruskal Wallis

Tabel 14. Kruskal Wallis

hari14 hari 17 hari21 hari28

Chi-Square 12.219 20.153 13.618 14.471

df 5 5 5 5

Asymp. Sig. .032 .001 .018 .013

Keputusan : Kadar glukosa darah seluruh kelompok hewan uji pada hari ke-14,

17, 21 dan 28 berbeda secara bermakna pada tarap uji 0,05.

Dari data Kruskal Wallis kadar glukosa darah seluruh kelompok hewan uji pada hari ke-14, 17, 21 dan 28 berbeda secara bermakna maka, harus dilanjutkan dengan uji BNT untuk melihat perbedaan disetiap kelompoknya.

C. Uji ANAVA

Tabel 13. Uji ANAVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 40.500 5 8.100 .935 .482

Within Groups 156.000 18 8.667

Total 196.500 23

E. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)

Tabel 15. Uji BNT hari ke-14

(I) kelompok (J) kelompok

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

kontrol normal kontrol positif -111.00000* 18.56127 .000 -149.9958 -72.0042

Page 89: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

75

Keputusan : Dosis 41 mg dibandingkan dengan kontrol normal berbeda secara bermakna sedangkan dibandingkan dengan kontrol positif, negatif, dosis 82 mg dan dosis 164 mg tidak berbeda secara bermakna pada taraf uji 0,05.Dosis 82 mg dibandingkan dengan kontrol normal

kontrol negatif -80.00000* 18.56127 .000 -118.9958 -41.0042

dosis 41 mg -75.75000* 18.56127 .001 -114.7458 -36.7542

dosis 82 mg -62.00000* 18.56127 .004 -100.9958 -23.0042

dosis 164 mg -61.50000* 18.56127 .004 -100.4958 -22.5042

kontrol positif kontrol normal 111.00000* 18.56127 .000 72.0042 149.9958

kontrol negatif 31.00000 18.56127 .112 -7.9958 69.9958

dosis 41 mg 35.25000 18.56127 .074 -3.7458 74.2458

dosis 82 mg 49.00000* 18.56127 .017 10.0042 87.9958

dosis 164 mg 49.50000* 18.56127 .016 10.5042 88.4958

kontrol negatif kontrol normal 80.00000* 18.56127 .000 41.0042 118.9958

kontrol positif -31.00000 18.56127 .112 -69.9958 7.9958

dosis 41 mg 4.25000 18.56127 .821 -34.7458 43.2458

dosis 82 mg 18.00000 18.56127 .345 -20.9958 56.9958

dosis 164 mg 18.50000 18.56127 .332 -20.4958 57.4958

dosis 41 mg kontrol normal 75.75000* 18.56127 .001 36.7542 114.7458

kontrol positif -35.25000 18.56127 .074 -74.2458 3.7458

kontrol negatif -4.25000 18.56127 .821 -43.2458 34.7458

dosis 82 mg 13.75000 18.56127 .468 -25.2458 52.7458

dosis 164 mg 14.25000 18.56127 .453 -24.7458 53.2458

dosis 82 mg kontrol normal 62.00000* 18.56127 .004 23.0042 100.9958

kontrol positif -49.00000* 18.56127 .017 -87.9958 -10.0042

kontrol negatif -18.00000 18.56127 .345 -56.9958 20.9958

dosis 41 mg -13.75000 18.56127 .468 -52.7458 25.2458

dosis 164 mg .50000 18.56127 .979 -38.4958 39.4958

dosis 164 mg kontrol normal 61.50000* 18.56127 .004 22.5042 100.4958

kontrol positif -49.50000* 18.56127 .016 -88.4958 -10.5042

kontrol negatif -18.50000 18.56127 .332 -57.4958 20.4958

dosis 41 mg -14.25000 18.56127 .453 -53.2458 24.7458

dosis 82 mg -.50000 18.56127 .979 -39.4958 38.4958

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 90: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

76

dan positif berbeda secara bermakna sedangkan dibandingkan dengan kontrol negatif, dosis 41 mg dan dosis 164 mg tidak berbeda secara bermakna pada taraf uji 0.05. Dosis 164 mg dibandingkan dengan kontrol normal dan positif berbeda secara bermakna sedangkan dibandingkan dengan kontrol negatif, dosis 41 mg dan dosis 82 mg tidak berbeda secara bermakna pada taraf uji 0,05.

Tabel 16. Uji BNT hari ke-17

(I) kelompok (J) kelompok

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

kontrol normal kontrol positif 17.50000 10.00069 .097 -3.5107 38.5107

kontrol negatif -75.50000* 10.00069 .000 -96.5107 -54.4893

dosis 41 mg -19.75000 10.00069 .064 -40.7607 1.2607

dosis 82 mg -32.50000* 10.00069 .004 -53.5107 -11.4893

dosis 164 mg -28.25000* 10.00069 .011 -49.2607 -7.2393

kontrol positif kontrol normal -17.50000 10.00069 .097 -38.5107 3.5107

kontrol negatif -93.00000* 10.00069 .000 -114.0107 -71.9893

dosis 41 mg -37.25000* 10.00069 .002 -58.2607 -16.2393

dosis 82 mg -50.00000* 10.00069 .000 -71.0107 -28.9893

dosis 164 mg -45.75000* 10.00069 .000 -66.7607 -24.7393

kontrol negatif kontrol normal 75.50000* 10.00069 .000 54.4893 96.5107

kontrol positif 93.00000* 10.00069 .000 71.9893 114.0107

dosis 41 mg 55.75000* 10.00069 .000 34.7393 76.7607

dosis 82 mg 43.00000* 10.00069 .000 21.9893 64.0107

dosis 164 mg 47.25000* 10.00069 .000 26.2393 68.2607

dosis 41 mg kontrol normal 19.75000 10.00069 .064 -1.2607 40.7607

kontrol positif 37.25000* 10.00069 .002 16.2393 58.2607

kontrol negatif -55.75000* 10.00069 .000 -76.7607 -34.7393

dosis 82 mg -12.75000 10.00069 .219 -33.7607 8.2607

dosis 164 mg -8.50000 10.00069 .407 -29.5107 12.5107

dosis 82 mg kontrol normal 32.50000* 10.00069 .004 11.4893 53.5107

kontrol positif 50.00000* 10.00069 .000 28.9893 71.0107

kontrol negatif -43.00000* 10.00069 .000 -64.0107 -21.9893

dosis 41 mg 12.75000 10.00069 .219 -8.2607 33.7607

Page 91: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

77

dosis 164 mg 4.25000 10.00069 .676 -16.7607 25.2607

dosis 164 mg kontrol normal 28.25000* 10.00069 .011 7.2393 49.2607

kontrol positif 45.75000* 10.00069 .000 24.7393 66.7607

kontrol negatif -47.25000* 10.00069 .000 -68.2607 -26.2393

dosis 41 mg 8.50000 10.00069 .407 -12.5107 29.5107

dosis 82 mg -4.25000 10.00069 .676 -25.2607 16.7607

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Keputusan : Dosis 41 mg dibandingkan dengan kontrol positif dan negatif berbeda secara bermakna sedangkan dibandingkan dengan kontrol normal, dosis 82 mg dan dosis 164 mg tidak berbeda secara bermakna pada taraf uji 0,05.Dosis 82 mg dibandingkan dengan kontrol normal, positif dan negatif berbeda secara bermakna sedangkan dibandingkan dengan dosis 41 mg dan dosis 164 mg tidak berbeda secara bermakna pada taraf uji 0.05. Dosis 164 mg dibandingkan dengan kontrol normal, positif dan negatif berbeda secara bermakna sedangkan dibandingkan dengan dosis 41 mg dan dosis 82 mg tidak berbeda secara bermakna pada taraf uji 0,05.

Tabel 17. Uji BNT hari ke-21

(I) kelompok (J) kelompok

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

kontrol normal kontrol positif 12.75000 9.17348 .182 -6.5228 32.0228

kontrol negatif -80.25000* 9.17348 .000 -99.5228 -60.9772

dosis 41 mg 4.75000 9.17348 .611 -14.5228 24.0228

dosis 82 mg -9.50000 9.17348 .314 -28.7728 9.7728

dosis 164 mg -4.25000 9.17348 .649 -23.5228 15.0228

kontrol positif kontrol normal -12.75000 9.17348 .182 -32.0228 6.5228

kontrol negatif -93.00000* 9.17348 .000 -112.2728 -73.7272

dosis 41 mg -8.00000 9.17348 .395 -27.2728 11.2728

dosis 82 mg -22.25000* 9.17348 .026 -41.5228 -2.9772

dosis 164 mg -17.00000 9.17348 .080 -36.2728 2.2728

kontrol negatif kontrol normal 80.25000* 9.17348 .000 60.9772 99.5228

kontrol positif 93.00000* 9.17348 .000 73.7272 112.2728

dosis 41 mg 85.00000* 9.17348 .000 65.7272 104.2728

dosis 82 mg 70.75000* 9.17348 .000 51.4772 90.0228

dosis 164 mg 76.00000* 9.17348 .000 56.7272 95.2728

Page 92: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

78

dosis 41 mg kontrol normal -4.75000 9.17348 .611 -24.0228 14.5228

kontrol positif 8.00000 9.17348 .395 -11.2728 27.2728

kontrol negatif -85.00000* 9.17348 .000 -104.2728 -65.7272

dosis sedang -14.25000 9.17348 .138 -33.5228 5.0228

dosis 164 mg -9.00000 9.17348 .340 -28.2728 10.2728

dosis 82 mg kontrol normal 9.50000 9.17348 .314 -9.7728 28.7728

kontrol positif 22.25000* 9.17348 .026 2.9772 41.5228

kontrol negatif -70.75000* 9.17348 .000 -90.0228 -51.4772

dosis 41 mg 14.25000 9.17348 .138 -5.0228 33.5228

dosis 164 mg 5.25000 9.17348 .574 -14.0228 24.5228

dosis 164 mg kontrol normal 4.25000 9.17348 .649 -15.0228 23.5228

kontrol positif 17.00000 9.17348 .080 -2.2728 36.2728

kontrol negatif -76.00000* 9.17348 .000 -95.2728 -56.7272

dosis 41 mg 9.00000 9.17348 .340 -10.2728 28.2728

dosis 82 mg -5.25000 9.17348 .574 -24.5228 14.0228

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Keputusan : Dosis 41 mg dibandingkan dengan kontrol negatif berbeda secara bermakna sedangkan dibandingkan dengan kontrol normal, kontrol positif, dosis 82 mg dan dosis 164 mg tidak berbeda secara bermakna pada taraf uji 0,05.Dosis 82 mg dibandingkan dengan kontrol positif dan negatif berbeda secara bermakna sedangkan dibandingkan dengan kontrol normal dosis 41 mg dan dosis 164 mg tidak berbeda secara bermakna pada taraf uji 0.05. Dosis 164 mg dibandingkan dengan kontrol negatif berbeda secara bermakna sedangkan dibandingkan dengan kontrol normal, positif, dosis 41 mg dan dosis 82 mg tidak berbeda secara bermakna pada taraf uji 0,05.

Tabel 18. Uji BNT hari ke-28

(I) kelompok (J) kelompok

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

kontrol normal kontrol positif 11.50000 8.29742 .183 -5.9322 28.9322

kontrol negatif -87.50000* 8.29742 .000 -104.9322 -70.0678

dosis 41 mg 9.75000 8.29742 .255 -7.6822 27.1822

dosis 82 mg 2.50000 8.29742 .767 -14.9322 19.9322

dosis 164 mg -4.25000 8.29742 .615 -21.6822 13.1822

kontrol positif kontrol normal -11.50000 8.29742 .183 -28.9322 5.9322

Page 93: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

79

kontrol negatif -99.00000* 8.29742 .000 -116.4322 -81.5678

dosis 41 mg -1.75000 8.29742 .835 -19.1822 15.6822

dosis 82 mg -9.00000 8.29742 .292 -26.4322 8.4322

dosis 164 mg -15.75000 8.29742 .074 -33.1822 1.6822

kontrol negatif kontrol normal 87.50000* 8.29742 .000 70.0678 104.9322

kontrol positif 99.00000* 8.29742 .000 81.5678 116.4322

dosis 41 mg 97.25000* 8.29742 .000 79.8178 114.6822

dosis 82 mg 90.00000* 8.29742 .000 72.5678 107.4322

dosis 164 mg 83.25000* 8.29742 .000 65.8178 100.6822

dosis 41 mg kontrol normal -9.75000 8.29742 .255 -27.1822 7.6822

kontrol positif 1.75000 8.29742 .835 -15.6822 19.1822

kontrol negatif -97.25000* 8.29742 .000 -114.6822 -79.8178

dosis 82 mg -7.25000 8.29742 .394 -24.6822 10.1822

dosis 164 mg -14.00000 8.29742 .109 -31.4322 3.4322

dosis 82 mg kontrol normal -2.50000 8.29742 .767 -19.9322 14.9322

kontrol positif 9.00000 8.29742 .292 -8.4322 26.4322

kontrol negatif -90.00000* 8.29742 .000 -107.4322 -72.5678

dosis 41 mg 7.25000 8.29742 .394 -10.1822 24.6822

dosis 164 mg -6.75000 8.29742 .427 -24.1822 10.6822

dosis 164 mg kontrol normal 4.25000 8.29742 .615 -13.1822 21.6822

kontrol positif 15.75000 8.29742 .074 -1.6822 33.1822

kontrol negatif -83.25000* 8.29742 .000 -100.6822 -65.8178

dosis 41 mg 14.00000 8.29742 .109 -3.4322 31.4322

dosis 82 mg 6.75000 8.29742 .427 -10.6822 24.1822

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Keputusan : Dosis 41 mg dibandingkan dengan kontrol negatif berbeda secara bermakna sedangkan dibandingkan dengan kontrol normal, kontrol positif, dosis 82 mg dan dosis 164 mg tidak berbeda secara bermakna pada taraf uji 0,05.Dosis 82 mg dibandingkan dengan kontrol negatif berbeda secara bermakna sedangkan dibandingkan dengan kontrol normal, positif, dosis 41 mg dan dosis 164 mg tidak berbeda secara bermakna pada taraf uji 0.05. Dosis 164 mg dibandingkan dengan kontrol negatif berbeda secara bermakna sedangkan dibandingkan dengan kontrol normal, positif, dosis 41 mg dan dosis 82 mg tidak berbeda secara bermakna pada taraf uji 0,05.

Page 94: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

80

Lampiran 14. Analisa Data Metode Toleransi Glukosa

A. Uji Normalitas

Tabel 19. Uji normalitas Sample Kolmogorov-Smirnov

Puasa Menit30 Menit60 Menit90 Menit120 Menit150 Menit180

N 24 24 24 24 24 24 24

Normal

Parametersa,,b

Mean 96.1250 139.041 113.791 96.0833 91.7917 94.2083 95.7917

Std.

Deviation

17.0480 30.5307 24.9468 14.0524 14.7618 13.3350 10.0994

Most Extreme

Differences

Absolute .118 .153 .149 .183 .129 .110 .205

Positive .118 .148 .149 .183 .129 .110 .205

Negative -.102 -.153 -.110 -.094 -.123 -.076 -.109

Kolmogorov-Smirnov Z .580 .750 .730 .896 .631 .540 1.005

Asymp. Sig. (2-tailed) .889 .627 .661 .398 .821 .932 .265

Keputusan : Kadar glukosa darah seluruh kelompok hewan uji pada puasa,

menit ke-30, 60, 90, 120, 150 dan 180 terdistribusi normal pada taraf uji 0,05.

B. Uji Homogenitas

Tabel 20. Uji homogenitas

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Puasa 1.222 3 20 .328

Menit30 1.450 3 20 .258

Menit60 1.732 3 20 .193

Menit90 4.555 3 20 .014

Menit120 .738 3 20 .542

Menit150 2.213 3 20 .118

Menit180 7.854 3 20 .001

Keputusan: Kadar glukosa darah seluruh kelompok hewan uji pada puasa, menit ke-30, 60, 120, 150 dan 180 homogen sedangkan pada menit ke-90 dan 180 tidak homogeny pada taraf uji 0,05.

Page 95: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

81

Dari data normalitas dan homogenitas terdapat data yang tidak homogen yaitu pada menit ke-90 dan 180, oleh kareha itu maka tidak bisa dilanjutkan dengan uji ANAVA dan harus dilakukan uji Kruskal Wallis. Untuk data puasa, menit ke-30,60,120 dan 150 dapat dilakukan uji ANAVA. C. Uji ANAVA

Tabel 21. ANAVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Puasa Between Groups 1319.458 3 439.819 1.640 .212

Within Groups 5365.167 20 268.258

Total 6684.625 23

Meit30 Between Groups 17962.458 3 5987.486 34.445 .000

Within Groups 3476.500 20 173.825

Total 21438.958 23

Menit60 Between Groups 11410.458 3 3803.486 26.199 .000

Within Groups 2903.500 20 145.175

Total 14313.958 23

Menit150 Between Groups 587.792 3 195.931 1.119 .365

Within Groups 3502.167 20 175.108

Total 4089.958 23

Menit120 Between Groups 633.792 3 211.264 .965 .429

Within Groups 4378.167 20 218.908

Total 5011.958 23

Keputusan : Kadar gluksa darah seluruh kelompok uji pada pusa, menit ke-120 dan 150 tidak berbeda secara bermakna sedangkan pada menit ke-30 dan 60 berbeda secara bermakna pada tariaf uji 0,05.

D. Uji Kruskal Wallis

Tabel 22. Kruskal Wallis

Menit90 Menit120

Chi-Square 4.939 2.798

df 3 3

Asymp. Sig. .176 .424

Keputusan : Kadar glukosa darah seluruh kelompok hewan uji menit ke-90 dan 180 tidak berbeda secara bermakna pada taraf uji 0,05.

Page 96: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

82

Dari data ANAVA terdapat data yang berbeda secara bermakna yaitu pada menit ke-30 dan 60 maka harus dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT).

E. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)

Tabel 23. Uji BNT menit ke-30

(I) kelompok (J) kelompok

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

kontrol normal kelompok positif -47.66667* 7.61194 .000 -63.5449 -31.7884

kelompok negatif -72.50000* 7.61194 .000 -88.3782 -56.6218

dosis potensial -59.33333* 7.61194 .000 -75.2116 -43.4551

kontrol positif kelompok normal 47.66667* 7.61194 .000 31.7884 63.5449

kelompok negatif -24.83333* 7.61194 .004 -40.7116 -8.9551

dosis potensial -11.66667 7.61194 .141 -27.5449 4.2116

kontrol negatif kelompok normal 72.50000* 7.61194 .000 56.6218 88.3782

kelompok positif 24.83333* 7.61194 .004 8.9551 40.7116

dosis potensial 13.16667 7.61194 .099 -2.7116 29.0449

dosis potensial kelompok normal 59.33333* 7.61194 .000 43.4551 75.2116

kelompok positif 11.66667 7.61194 .141 -4.2116 27.5449

kelompok negatif -13.16667 7.61194 .099 -29.0449 2.7116

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Keputusan : Dosis potensial dibandingkan dengan kontrol normal berbeda secara bermakna sedangkan dibandingkan dengan kontrol positif dan negatif tidak berbeda secara bermakna pada taraf uji 0,05.

Tabel 24. Uji BNT menit ke-60

(I) kelompok (J) kelompok

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

kontrol normal kelompok positif -8.33333 6.95641 .245 -22.8442 6.1775

kelompok negatif -56.33333* 6.95641 .000 -70.8442 -41.8225

dosis potensial -13.16667 6.95641 .073 -27.6775 1.3442

kontrol positif kelompok normal 8.33333 6.95641 .245 -6.1775 22.8442

kelompok negatif -48.00000* 6.95641 .000 -62.5108 -33.4892

dosis potensial -4.83333 6.95641 .495 -19.3442 9.6775

Page 97: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

83

kontrol negatif kelompok normal 56.33333* 6.95641 .000 41.8225 70.8442

kelompok positif 48.00000* 6.95641 .000 33.4892 62.5108

dosis potensial 43.16667* 6.95641 .000 28.6558 57.6775

dosis potensial kelompok normal 13.16667 6.95641 .073 -1.3442 27.6775

kelompok positif 4.83333 6.95641 .495 -9.6775 19.3442

kelompok negatif -43.16667* 6.95641 .000 -57.6775 -28.6558

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Keputusan : Dosis potensial dibandingkan dengan kontrol normal dan positif tidak berbeda secara bermakna sedangkan dibandingkan dengan kontrol negatif berbeda secara bermakna pada taraf 0,05.

Page 98: UJI EFEK HIPOGLIKEMIA FRAKSI ETIL ASETAT BIJI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/908/1/IRFANUDIN... · i uji efek hipoglikemia fraksi etil asetat biji jinten hitam

84