uin syarif hidayatullah jakarta uji aktivitas antibakteri kandungan minyak atsiri...

94
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI TERHADAP Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa dan Salmonella typhimorium DARI BUAH BAWANG HUTAN (Scorodocarpus borneensis Becc.) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi MUHAMAD LUQMANUL HAKIM NIM : 108102000060 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA 1435 H/ 2014 M

Upload: dokhanh

Post on 25-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN

MINYAK ATSIRI TERHADAP Staphylococcus aureus,

Bacillus cereus, Bacillus subtilis, Escherichia coli,

Pseudomonas aeruginosa dan Salmonella typhimorium

DARI BUAH BAWANG HUTAN

(Scorodocarpus borneensis Becc.)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi

MUHAMAD LUQMANUL HAKIM

NIM : 108102000060

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

1435 H/ 2014 M

Page 2: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

ii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 3: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

iii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 4: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

iv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 5: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

v UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRAK

Nama : Muhamad Luqmanul Hakim

Program Studi : Farmasi

Judul : Uji Aktivitas Antibakteri Kandungan Minyak Atsiri

Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Bacillus subtilis,

Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa dan Salmonella

typhimorium dari Buah Bawang Hutan (Scorodocarpus

borneensis .Becc)

Telah diuji aktivitas antibakteri dari minyak atsiri buah bawang hutan terhadap

tiga bakteri Gram positif yaitu Staphylococcus aureus ATCC 25923, Bacillus

cereus, Bacillus subtilis ATCC 6633 dan tiga bakteri Gram negatif, yaitu

Eschericia coli ATCC 25922, Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853,

Salmonella typhimurium ATCC 14028 dengan metode dilusi cair. Minyak atsiri

diperoleh menggunakan dua metode yaitu destilasi uap air dan enfleurasi. Analisis

kimia minyak atsiri dengan GC-MS menunjukkan beberapa komponen kimia

untuk destilasi uap air yaitu asam butanoat, 1,2,3 trimetil benzene dan

dimetoksisulfon sedangkan untuk enfleurasi yaitu 2,3 butanediol, 1,3 asam

sikloheksadiena dan asam tiosulfurat. Hasil akhir menunjukkan bahwa minyak

atsiri buah bawang hutan dari hasil destilasi uap air maupun enfleurasi tidak

memiliki kemampuan sebagai antibakteri.

Kata Kunci : Bawang Hutan (Scorodocarpus borneensis Becc.), minyak atsiri,

antibakteri, dilusi cair.

Page 6: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

vi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRACT

Name : Muhamad Luqmanul Hakim

Program Study: Pharmacy

Tittle : Antibacterial Activity Test Component of Essential Oil in Wood

Garlic Fruit (Scorodocarpus borneensis .Becc) Againts

Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Bacillus subtilis,

Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa dan Salmonella

typhimorium.

The antibacterial activity of essential oil of wood garlic was tested against three

bacteria of Gram-positive such as Staphylococcus aureus ATCC 25923, Bacillus

cereus, Bacillus subtilis ATCC 6633 and three bacteria Gram-negative such as

Eschericia coli ATCC 25922, Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853,

Salmonella typhimurium ATCC 14028 by broth dillution method. The essential

oil was obtained by two methods water steam distilation and enfleurage. The

identified of the chemical components of essential oils by GC-MC showed several

components e.q water steam distilation : butanoic acid, 1,2,3, trimethyl benzene

and dimethoxysulfone and enfleurage : 2,3 butanediol, 1,3 cyclohexadiene and

thiosulfuric acid. The final result showed the essential oil of wood garlic from

water steam distilation and enfleurage didn’t have antibacterial activity.

Key word : Wood Garlic (Scorodocarpus borneensis Becc.), volatile oil,

antibacterial, broth dilution.

Page 7: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

vii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT,

karena atas berkat rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan

skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai

gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

dari masa perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya

untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Chairul, M.Chem, Apt. selaku Pembimbing pertama dan

Ibu Prof. Dr. Atiek Soemiati, M.Si selaku pembimbing kedua, yang memiliki

andil besar dalam proses penelitian dan penyelesaian tugas akhir saya ini,

semoga segala bantuan dan bimbingan Bapak dan Ibu mendapat imbalan yang

lebih baik oleh Allah SWT.

2. Bapak Prof. (hc) dr. MK. Tadjudin, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. Umar, M.Sc, Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak/Ibu Dosen dan Staff Akademika yang telah memberikan bantuan dan

bimbingan selama saya menempuh pendidilkan di Program Studi Farmasi

Fakultas Kedikteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Sahabat-sahabat saya, Ikhsan, Dzikro, Irfan, Labib, Syukron, Doni, Ali,

Farhan, Yan, Irul dan Mas Teguh yang selalu ada dan menemani penulis

dalam menyelesaikan perkuliahan dan penelitian ini.

Page 8: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

viii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

6. Rekan-rekan FKIK seperti Ari, Aan, Adam, Megawati, Mega Armayani, Tika,

Tia, Novi, Selvia, Nurmalita, dan Ade Fitrotunnadiroh yang tidak jarang

memberi semangat kepada penulis.

7. Keluarga Besar Farmasi angkatan 2008 baik Alcoolique maupun Betalactam,

yang selalu bersama-sama mengisi hari-hari penulis dengan suka maupun

duka.

Tak lupa kepada orang tua saya, Ayahanda Umar, S.pd dan Ibunda Umi

Kulsum, semoga segala amalan dan jerih payah keduanya mendapat balasan yang

lebih baik dari Allah SWT.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas

segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa

manfaat bagi pengembangan ilmu.

Ciputat, September 2014

Penulis

Page 9: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

ix UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 10: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

x UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

ABSTRACT ..................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii

BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang . .............................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah . ...................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian . .......................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian . ........................................................................ 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA . .................................................................... 4

2.1 Bawang Hutan (Scorodocarpus borneensis. Becc) ......................... 4

2.1.1 Klasifikasi Tanaman ........................................................... 4

2.1.2 Nama Lain .......................................................................... 4

2.1.3 Deskripsi .............................................................................. 5

2.1.4 Tempat Tumbuh ................................................................. 5

2.1.5 Kandungan Kimia .............................................................. 5

2.1.6 Khasiat ................................................................................ 6

2.2 Isolasi Minyak Atsiri ...................................................................... 6

2.2.1 Destilasi .............................................................................. 6

2.2.2 Enfleuransi ......................................................................... 7

Page 11: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

xi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.2.3 Minyak Atsiri ..................................................................... 8

2.3 Bakteri dan Antibakteri .................................................................. 9

2.3.1 Definisi Bakteri . ................................................................. 9

2.3.2 Struktur Bakteri . ................................................................. 9

2.3.3 Pembagian Bakteri ............................................................. 12

2.3.4 Bakteri uji ........................................................................... 12

2.3.4.1 Bakteri Gram positif ............................................... 12

2.3.4.2 Bakteri Gram negatif .............................................. 13

2.3.5 Antibakteri .......................................................................... 15

2.3.5.1 Pendahuluan ........................................................... 15

2.3.5.2 Mekanisme Kerja Antibakteri ................................ 16

2.3.5.3 Metode Pengujian Antibakteri ................................ 18

2.3.5.4 Antibakteri Pembanding ........................................ 20

BAB 3. METODE PENELITIAN .................................................................. 21

3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian ........................................................ 21

3.2 Bahan Dan Alat .............................................................................. 21

3.2.1 Bahan Uji ............................................................................ 21

3.2.2 Bakteri Uji .......................................................................... 21

3.2.3 Antibakteri Pembanding ..................................................... 21

3.2.4 Bahan Kimia ....................................................................... 22

3.2.5 Alat ..................................................................................... 22

3.3 Prosedur Kerja ................................................................................ 22

3.3.1 Penyiapan Simplisia ........................................................... 22

3.3.2 Isolasi ................................................................................. 22

3.3.3.1 Destilasi Uap Air .................................................... 22

3.3.3.2 Enfleurasi ............................................................... 23

3.3.3 Analisis senyawa menggunakan Gas Spectroscopy- Mass

Spectrofotometry (GC-MS) ................................................ 23

3.3.4 Sterilisasi alat dan bahan .................................................... 24

3.3.5 Pembuatan media pertumbuhan ......................................... 24

3.3.6 Pembuatan larutan uji ......................................................... 24

Page 12: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

xii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.7 Pembuatan stok bakteri ...................................................... 25

3.3.8 Pembuatan suspensi bakteri ............................................... 25

3.3.9 Pengujian Aktivias Antibakteri .......................................... 25

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 27

4.1. Hasil Determinasi .......................................................................... 27

4.2. Hasil Minyak Atsiri Buah Bawang Hutan .................................... 27

4.3. Hasil Identifikasi Menggunakan GC-MS ..................................... 28

4.4. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri ..................................................... 31

4.5. Pembahasan ................................................................................... 32

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 37

5.1. Kesimpulan ................................................................................... 37

5.2. Saran .............................................................................................. 37

5.3. Ucapan Terima Kasih .................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 38

LAMPIRAN .................................................................................................... 42

Page 13: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

xiii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel IV.1: Hasil Randeman Minyak Atsiri ..................................................... 27

Tabel IV.2 : Data Kandungan Kimia Penyusun Minyak Atsiri dari Hasil Destilasi

Uap Air ............................................................................................... 29

Tabel IV.3 : Data Kandungan Kimia Penyusun Minyak Atsiri dari Hasil

Enfleurasi ............................................................................................ 30

Tabel IV.4 : Hasil Uji Antibakteri Minyak Atsiri Bawang Hutan dari Hasil

Destilasi Uap Air ................................................................................ 31

Tabel IV.5 : Hasil Uji Antibakteri Minyak Atsiri Bawang Hutan dari Hasil

Enfleurasi ............................................................................................ 31

Tabel IV.6 : Hasil Uji Antibakteri Pembanding Ciprofloxacin ........................ 32

Page 14: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

xiv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1: Buah Bawang Hutan ...................................................................... 5

Gambar 2 : Struktur Kimia Cyprofloxacin ....................................................... 20

Gambar 3 : Hasil Kromatogram Minyak Atsiri Bawang Hutan dengan

menggunakan Metode Destilasi Uap Air ....................................... 28

Gambar 4 : Hasil Kromatogram Minyak Atsiri Bawang Hutan dengan

menggunakan Metode Enfleurasi ................................................... 28

Gambar 5 : S-methyl methanethiosulphinate ............................................................. 34

Gambar 6 : Dimethyoxysulfone .................................................................................... 34

Gambar 7 : Methyl methyltiomethyl disulfide .............................................................. 34

Gambar 8 : Thiosulfuric acid ........................................................................................ 34

Gambar 9 : Methyl allyl trisulfida ................................................................................ 34

Gambar 10 : Diallyl disulfida ...................................................................................... 34

Gambar 11 : Diallyl trisulfida ...................................................................................... 35

Gambar 12 : Buah Bawang Hutan ................................................................... 43

Gambar 13 : Alat Destilasi Uap Air .................................................................. 43

Gambar 14 : Rotary Evaporator ........................................................................ 43

Gambar 15 : Metode Enfelurasi Bagian Samping dan Depan .......................... 43

Gambar 16 : Tabung Uji Berisi Minyak Atsiri Hasil Destilasi Uap Air Berbagai

Konsentrasi dan Bakteri S.aureus sebelum dan setelah di inkubasi

.... .................................................................................................... 58

Page 15: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

xv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 17 : Tabung Uji Berisi Minyak Atsiri Hasil Destilasi Uap Air Berbagai

Konsentrasi dan Bakteri B.cereus sebelum dan setelah di inkubasi

.... .................................................................................................... 58

Gambar 18 : Tabung Uji Berisi Minyak Atsiri Hasil Destilasi Uap Air Berbagai

Konsentrasi dan Bakteri B.subtilis sebelum dan setelah di inkubasi

.... .................................................................................................... 58

Gambar 19 : Tabung Uji Berisi Minyak Atsiri Hasil Destilasi Uap Air Berbagai

Konsentrasi dan Bakteri E.coli sebelum dan setelah di inkubasi ... 59

Gambar 20 : Tabung Uji Berisi Minyak Atsiri Hasil Destilasi Uap Air Berbagai

Konsentrasi dan Bakteri S.typhimorium sebelum dan setelah di

inkubasi .......................................................................................... 59

Gambar 21 : Tabung Uji Berisi Minyak Atsiri Hasil Destilasi Uap Air Berbagai

Konsentrasi dan Bakteri P.aeruginosa sebelum dan setelah di inkubasi

.... .................................................................................................... 59

Gambar 22 : Tabung Uji Kontrol berisi Kontrol Medium, Kontrol Ekstrak dan

Kontrol Bakteri sebelum di inkubasi .............................................. 60

Gambar 23 : Tabung Uji Kontrol berisi Kontrol Bakteri setelah diinkubasi ..... 60

Gambar 24 : Tabung Uji Kontrol Ekstrak (kiri) dan Kontrol Medium (kanan)

setelah diinkubasi ........................................................................... 60

Gambar 25 : Tabung Uji Berisi Minyak Atsiri Hasil Enfleurasi Berbagai

Konsentrasi dan Bakteri S.aureus sebelum dan setelah di inkubasi

.... .................................................................................................... 61

Gambar 26 : Tabung Uji Berisi Minyak Atsiri Hasil Enfleurasi Berbagai

Konsentrasi dan Bakteri B.cereus sebelum dan setelah di inkubasi

.... .................................................................................................... 61

Page 16: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

xvi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 27 : Tabung Uji Berisi Minyak Atsiri Hasil Enfleurasi Berbagai

Konsentrasi dan Bakteri B.subtilis sebelum dan setelah di inkubasi

.... .................................................................................................... 61

Gambar 28 : Tabung Uji Berisi Minyak Atsiri Hasil Enfleurasi Berbagai

Konsentrasi dan Bakteri E.coli sebelum dan setelah di inkubasi ... 62

Gambar 29 : Tabung Uji Berisi Minyak Atsiri Hasil Enfleurasi Berbagai

Konsentrasi dan Bakteri S.typhimorium sebelum dan setelah di

inkubasi .......................................................................................... 62

Gambar 30 : Tabung Uji Berisi Minyak Atsiri Hasil Enfleurasi Berbagai

Konsentrasi dan Bakteri P.aeruginosa sebelum dan setelah di inkubasi

.... .................................................................................................... 62

Gambar 31 : Tabung Uji Kontrol berisi Kontrol Ekstrak dan Kontrol Bakteri

sebelum di inkubasi ........................................................................ 63

Gambar 32 : Tabung Uji Kontrol berisi Kontrol Ekstrak dan Kontrol Bakteri

setelah di inkubasi .......................................................................... 63

Gambar 33 : Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Kandungan Minyak Atsiri Hasil

Destilasi Uap Air dari Buah Bawang Hutan terhadap Staphylococcus

aureus .............................................................................................. 64

Gambar 34 : Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Kandungan Minyak Atsiri Hasil

Destilasi Uap Air dari Buah Bawang Hutan terhadap Bacillus cereus

.... .................................................................................................... 64

Gambar 35 : Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Kandungan Minyak Atsiri Hasil

Destilasi Uap Air dari Buah Bawang Hutan terhadap Bacillus subtilis

.... .................................................................................................... 65

Gambar 36 : Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Kandungan Minyak Atsiri Hasil

Destilasi Uap Air dari Buah Bawang Hutan terhadap Escherichia coli

.... .................................................................................................... 65

Page 17: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

xvii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 37 : Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Kandungan Minyak Atsiri Hasil

Destilasi Uap Air dari Buah Bawang Hutan terhadap Salmonella

typhimurium ................................................................................... 66

Gambar 38 : Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Kandungan Minyak Atsiri Hasil

Destilasi Uap Air dari Buah Bawang Hutan terhadap Pseudomonas

aeruginosa ...................................................................................... 66

Gambar 39 : Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Kandungan Minyak Atsiri Hasil

Enfleurasi dari Buah Bawang Hutan terhadap Staphylococcus aureus

.... .................................................................................................... 67

Gambar 40 : Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Kandungan Minyak Atsiri Hasil

Enfleurasi dari Buah Bawang Hutan terhadap Bacillus cereus ..... 67

Gambar 41 : Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Kandungan Minyak Atsiri Hasil

Enfleurasi dari Buah Bawang Hutan terhadap Bacillus subtilis .... 68

Gambar 42 : Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Kandungan Minyak Atsiri Hasil

Enfleurasi dari Buah Bawang Hutan terhadap Escherichia coli .... 68

Gambar 43 : Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Kandungan Minyak Atsiri Hasil

Enfleurasi dari Buah Bawang Hutan terhadap Salmonella typhimurium

.... .................................................................................................... 69

Gambar 44 : Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Kandungan Minyak Atsiri Hasil

Enfleurasi dari Buah Bawang Hutan terhadap Pseudomonas

aeruginosa ...................................................................................... 69

Page 18: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

xviii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1: Hasil Determinasi Tanaman ......................................................... 42

Lampiran 2 : Gambar Bahan dan Alat Penelitian .............................................. 43

Lampiran 3 : Alur Penelitian .............................................................................. 44

Lampiran 4 : Penyiapan Simplisia ..................................................................... 45

Lampiran 5 : Skema Isolasi Minyak Atsiri Buah Bawang Hutan ...................... 46

Lampiran 6 : Skema Kerja Peremajaan Bakteri ................................................. 47

Lampiran 7 : Skema Kerja Pembuatan Suspemsi Bakteri Uji ........................... 47

Lampiran 8 : Skema Kerja Pengujian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Buah

Bawang Hutan ................................................................................. 48

Lampiran 9 : Pembuatan Larutan Uji Antimikroba ........................................... 49

Lampiran 10 : Hasil GC-MS Kandungan Kimia Penyusun Minyak Atsiri Buah

Bawang Hutan dari Metode Destilasi Uap ...................................... 50

Lampiran 11 : Hasil GC-MS Kandungan Kimia Penyusun Minyak Atsiri Buah

Bawang Hutan dari Metode Enfleurasi ........................................... 54

Lampiran 12 : Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Kandungan Minyak Atsiri Hasil

Destilasi Uap Air dari Buah Bawang Hutan Terhadap Tiga Bakteri

Gram Positif dan Tiga Bakteri Gram Negatif ................................. 58

Lampiran 13 : Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Kandungan Minyak Atsiri Hasil

Enfleurasi dari Buah Bawang Hutan Terhadap Tiga Bakteri Gram

Positif dan Tiga Bakteri Gram Negatif ........................................... 61

Page 19: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

xix UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 14 : Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Kandungan Minyak Atsiri Hasil

Destilasi Uap Air dari Buah Bawang Hutan Terhadap Tiga Bakteri

Gram Positif dan Tiga Bakteri Gram Negatif setelah Dikultur pada

Media Agar ...................................................................................... 64

Lampiran 15 : Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Kandungan Minyak Atsiri Hasil

Enfleurasi dari Buah Bawang Hutan terhadap Tiga Bakteri Gram

Positif dan Tiga Bakteri Gram Negatif setelah Dikultur pada Media

Agar ................................................................................................. 67

Lampiran 16 : Hasil Pengamatan Menggunakan Spektrofotometri UV-VIS untuk

Larutan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri dari Hasil Destilasi

Uap Air ............................................................................................ 70

Lampiran 17 : Hasil Pengamatan Menggunakan Spektrofotometri UV-VIS untuk

Larutan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri dari Hasil Enfleurasi

.... ..................................................................................................... 72

Lampiran 18 : Hasil Pengamatan Menggunakan Spektrofotometri UV-VIS untuk

Larutan Uji Antibiotik Ciprofloxacin sebagai Pembanding ............ 74

Page 20: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Agen-agen antimikroba merupakan contoh kemajuan yang dramatis

pada pengobatan modern. Aktivitas obat –obat antimikroba yang luar biasa

kuat dan spesifik ini disebabkan oleh kemampuan obat-obat tersebut

memilih target yang sangat spesifik dan juga unik bagi mikroorganisme,

atau memilih target yang jauh lebih penting bagi mikroorganisme daripada

bagi manusia (Katzung, 2002).

Walaupun penggunaan antibiotik dan analog semisintesisnya secara

klinik sudah tersedia secara luas, sebuah penelitian untuk mendapatkan

agen antiinfeksi baru tetap diperlukan (Hostettmann, 1991). Penelitian

untuk mencari senyawa aktif farmakologi baru yang diperoleh dengan

penyarian sumber alam telah membawa kepada penemuan banyak obat

klinis yang berguna dan berperan penting dalam pengobatan manusia

(Shridhar et al., 2009).

Salah satu strategi yang memungkinkan untuk menemukan obat

antiinfeksi yang baru meliputi pencarian senyawa dengan aktivitas

kemoterapi tambahan dan perbedaan struktur secara luas dari senyawa

tersebut pada penggunaan sekarang. Senyawa ini dapat diekstrak dari

sumber yang memilikinya, yang untuk banyak alasan, sangat kurang

dieksplorasi dibandingkan dengan mikroorganisme tradisional, termasuk,

diantaranya, tanaman tingkat tinggi (Hostettmann, 1991). Bahan alam

masih menjadi sumber utama dalam pengembangan senyawa terapetik

untuk penyakit infeksi (baik bakteri maupun jamur), kanker, gangguan

kolesterol dan immunomodulasi (Shridhar et al., 2009). Melihat dari

laporan mengenai jumlah yang sangat besar dan keanekaragaman struktural

yang mengagumkan dari unsur-unsur pokok tumbuhan yang aktif

antimikroba dan antiviral yang ada sekarang, mungkin satu harapan agen

Page 21: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

antiinfeksi dengan aksi sistemik dan/atau lokal yang menjanjikan mungkin

akan ditemukan di kerajaan tumbuhan (Hostettmann, 1991).

Bawang hutan merupakan salah satu dari tumbuhan di Indonesia

yang telah dimanfaatkan untuk pengobatan. Bawang hutan merupakan

famili dari Olecaceae. Bawang hutan adalah pohon yang tumbuh secara

alami di Pulau Kalimantan dan semenanjung Melayu. Memiliki nama asli

“wood garlic” (kayu bawang putih) karena baunya khas seperti bawang

putih dan irisan atau bubuk dari daging buah kadang-kadang digunakan oleh

masyarakat setempat sebagai bumbu untuk memasak ikan dan bahan

makanan lainnya (Lim et al.,1997).

Kubota et al 1999, telah melaporkan isolasi dan identifikasi dari

ekstrak etanol buah bawang hutan. Senyawa utamanya adalah kandungan

senyawa sulfur yang sama dengan bawang putih, dimana 2,4,5,7-

tetrathiaoctane (CH3SCH2SSCH2SCH3), dan 2,4,5,7-tetrathiaoctane 2,2-

dioxida (CH3SO2CH2SSCH2SCH3) menunjukkan aktivitas antimikroba yang

lumayan kuat, khususnya melawan jamur.

Minyak atsiri merupakan salah satu senyawa hasil metabolit

sekunder yang akhir-akhir ini telah menarik perhatian dunia, karena

diketahui memiliki sifat aktif biologis sebagai antibiotik sehingga dapat

dipergunakan sebagai antibakteri dan antijamur (Soetjipto et al., 2008). Sifat

antimikroba dari minyak atsiri telah diketahui sejak lama namun baru akhir-

akhir ini ditetapkan secara ilmiah (Miksusanti et al., 2009). Minyak atsiri

dari suatu tumbuhan memiliki aroma yang berbeda dengan minyak atsiri

dari tumbuhan lain karena setiap minyak atsiri memiliki komponen kimia

yang berbeda (Praptiwi et al., 2000).

Menurut hasil penelitian Khadri et al 2010, diketahui bahwa minyak

atsiri dari bawang putih mempunyai khasiat sebagai antibakteri. Sedangkan

Lawrence (2011) mengatakan bahwa kandungan minyak atsirilah yang

menyebabkan bau pada buah bawang putih. Buah bawang hutan memiliki

bau bawang putih yang sangat kuat (Lim et al., 1997).

Page 22: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian terhadap

uji antibakteri dari isolasi minyak atsiri kulit buah bawang hutan

(Scorodocarpus borneensis. Becc) terhadap tiga bakteri Gram positif dan

tiga bakteri Gram negatif. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat

walaupun hanya sedikit informasi yang didapat.

1.2. PERUMUSAN MASALAH

- Bagaimana perbandingan hasil senyawa minyak atsiri buah bawang

hutan (Scorodocarpus borneensis. Becc) yang diperoleh antara Metode

Destilasi Uap Cair dengan Metode Enfleuransi?

- Apakah senyawa minyak atsiri dari buah bawang hutan (Scorodocarpus

borneensis. Becc) dari hasil Metode Destilasi Uap Air dan Metode

Enfleuransi mempunyai aktivitas antibakteri?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

- Mengetahui perbandingan hasil senyawa minyak atsiri buah bawang

hutan (Scorodocarpus borneensis. Becc) yang diperoleh antara Metode

Destilasi Uap Cair dengan Metode Enfleuransi.

- Menentukan ada tidaknya aktivitas antibakteri pada senyawa minyak

atsiri dari buah bawang hutan (Scorodocarpus borneensis. Becc) dari

hasil Metode Destilasi Uap Air dan Metode Enfleuransi.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam

meningkatkan upaya kesehatan dengan cara menemukan senyawa kimia

baru yang berasal dari tumbuhan di Indonesia.

Page 23: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 BAWANG HUTAN (Scorodocarpus borneensis. Becc)

2.1.1 Klasifikasi Tanaman

Klasifikasi tanaman bawang hutan adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Sub kingdom : Tracheobionta

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Magnoliophytinae (Angiospermae)

Class : Magnoliatae (Dycotyledoneae)

Sub Class : Rosidae

Ordo : Santales

Familia : Olacaceae

Genus : Scorodocarpus

Species : Scorodocarpus borneensis Becc.

(diakses dari www.plantamor.com/index.php?plant=1443)

2.1.2 Nama Lain

Sumatera : Bawang, Kulim, Rengom.

Kalimantan : Ansam, Bawang, Bawang Utan, Cepeluk, Jauhi,

Kudur, Marsindu, Merica, Madudu, Sedau, Selaru, Seluru,

Teradu, Sinduk dan Kayu Bawang.

2.1.3 Deskripsi

Tumbuhan ini merupakan pohon, tinggi sampai 36 m dan diameter

batang kayunya lebih dari 80 cm, pada umumnya tinggi ± 20 m dan

diameter batang kayunya 50 – 60 cm, batang pada umumnya tegak, bulat

torak (berbentuk gulungan), di bagian kaki batang sedikit berjalur atau

bersiku, bagian batang yang tidak bercabang pada umumnya panjang ± 15

m, kadang-kadang lebih dari 20 m. Tumbuhan ini mudah dikenal karena

memberikan bau menyengat seperti bawang putih dari kulit dan buah.

- Kayu : lebar, padat, keras agak halus dan berwarna merah tua atau

cokelat keabu-abuan dengan sedikit ungu; kayunya sangat kuat dan

Page 24: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

awet, sehingga sering digunakan sebagai bahan bangunan rumah, tiang

jembatan dan untuk bagian lunas (dasar) perahu.

- Kulit batang : tebal, dari luar berwarna merah kecoklat-coklatan, dapat

lepas menjadi bagian-bagian kecil berbentuk lempeng segi empat dan

irisannya berwarna ungu.

- Buah : bulat, memiliki bau yang kuat seperti bawang putih terutama

ketika dihancurkan. Digunakan sebagai pengganti bawang putih pada

masakan dan biji setelah dipanggang digunakan untuk pengobatan

cacing.

Gambar 1. Buah bawang hutan

2.1.4 Tempat Tumbuh

Tumbuhan ini tersebar di bagian barat Nusantara, tumbuh didataran

rendah dan daerah bukit sampai 300 m dpl (diatas permukaan laut),

terutama pada tanah kering, tidak pernah di rawa-rawa, tidak membentuk

hutan murni, tetapi di hutan rimba tumbuh secara berkelompok dan hanya di

tempat-tempat tertentu tumbuh secara umum (Heyne,1987).

2.1.5 Kandungan Kimia

Tanaman bawang hutan (Scorodocarpus borneensis Becc.)

mengandung senyawa polisulfida yang mirip dengan spesies Allium.

Daunnya mengandung senyawa megastigma dan flavanoid. Ekstrak kulit

batang bawang hutan mengandung saponin, steroid, flavanoid, alkaloid dan

senyawa metiltiometil (metil sulfonil) metal disulfida yang menyebabkan

bau seperti bawang putih (Kubota et al.,1999; Kartika,1999).

Komponen utama dari senyawa yang mengandung sulfur pada

bawang hutan diantaranya yaitu : 2,4,5-trithiahexane ; 2,4,5,7-

Page 25: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tetrathiaoctane ; 2,4,5,7-tetrathiaoctane 2,2-dioxide dan 2,4,5,7

tetrathiaoctane 4,4-dioxide (Lim Haeyoung et al.,1997). Serta terdapat pula

senyawa sesquiterpen scodopin dan senyawa alkaloid berupa

scorodocarpines (Wiart Christophe et al.,2001).

2.1.6 Khasiat

Buahnya digunakan sebagai antimikroba, obat cacing dan sering

digunakan sebagai bumbu masak, begitu juga dengan kulit batangnya, hal

ini karena baunya yang khas seperti bawang putih. Daunnya digunakan

sebagai obat diare, sedangkan kayunya biasa digunakan untuk bahan

bangunan (Kubota et al.,1999).

2.2 ISOLASI MINYAK ATSIRI

2.2.1 Destilasi (Penyulingan)

Destilasi atau penyulingan dapat didefinisikan sebagai pemisahan

komponen-komponen suatu campuran dari dua jens cairan atau lebih

berdasarkan perbedaan tekanan uap dari masing-masing zat tersebut. Proses

penyulingan dengan demikian merupakan proses penting bagi produsen

minyak atsiri (Guenther, 1987).

Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap

tersebut didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi

merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu larutan atau campuran dan tergantung

pada distribusi komponen-komponen tersebut antara fasa uap dan fasa air.

Destilasi dilakukan melalui tiga tahap, yaitu evaporasi atau

memindahkan pelarut sebagai uap dari cairan, pemisahan uap cairan

didalam kolom untuk memisahkan komponen dengan titik didih lebih

rendah yang lebih volatil dari komponen lain yang kurang volatil serta

kondensasi uap untuk mendapatkan fraksi pelarut yang lebih volatil (Irawan,

2010). Destilasi menurut Guenther (1987) terbagi menjadi :

1. Destilasi Air

Pada metode ini, bahan yang akan didestilasi kontak langsung

dengan air mendidih. Bahan tersebut mengapung diatas air atau

terendam secara sempurna tergantung dari bobot jenis dan jumlah

Page 26: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bahan yang akan disuling. Ciri khas dari metode ini adalah kontak

langsung dari antara bahan dengan air mendidih. Beberapa jenis bahan

harus disuling dengan menggunakan metode ini, karena bahan harus

tercelup dan dapat bergerak bebas dalam air mendidih. Jika disuling

dengan menggunakan metode uap langsung, bahan ini akan merekat

dan membentuk gumpalan besar yang kompak, sehingga uap tidak

dapat berpenetrasi ke dalam.

2. Destilasi Uap Air

Pada metode ini, bahan olah diletakkan diatas rak-rak atau

saringan berlubang. Ketel suling diisi dengan air sampai permukaan air

berada tidak jauh dibawah saringan. Ciri khas dari meode ini, adalah

uap selalu dalam keadaan basah, jenuh dan tidak terlalu panas serta

bahan yang disuling hanya berhubungan dengan uap dan tidak dengan

air panas.

3. Destilasi Uap

Metode ketiga ini disebut penyulingan uap atau penyulingan uap

langsung dan prinsipnya sama dengan yang telah dibicarakan diatas,

kecuali air tidak diisikan dalam ketel. Uap yang digunakan adalah uap

jenuh atau uap panas pada tekanan lebih dari 1 atmosfer. Uap dialirkan

melalui pipa pipa uap berlingkar yang berpori yang terletak di bawah

bahan, dan uap bergerak keatas melalui bahan yang terletak diatas

saringan atau tempat berlubang.

2.2.2 Enfleurasi (Ekstraksi dengan Lemak Dingin)

Metode enfleurasi memanfaatkan lemak sebagai media untuk

mengabsorbsi aroma wangi yang dihasilkan oleh jenis bunga tertentu

misalnya melati, sedap malam dan mawar. Proses enfleurasi berakhir

apabila lemak telah jenuh dengan minyak bunga. Keberhasilan proses

enfleurasi tergantung kualitas lemak yang digunakan dan keterampilan

dalam mempersiapkan lemak.

Lemak mempunyai daya absorbsi yang tinggi dan jika dicampur dan

kontak dengan bunga atau bagian tumbuhan yang berbau wangi, maka

Page 27: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

lemak akan mengabsorbsi minyak yang dikeluarkan oleh bunga atau bagian

tumbuhan tersebut. Prinsip ini diterapkan dalam proses enfleurasi.

Dalam proses enfleurasi biasanya bagian tumbuhan yang digunakan

adalah bunga. Hal ini karena proses penyulingan dengan uap air atau air

mendidih yang relatif lama cenderung merusak komponen minyak karena

proses hidrolisa, polimerasi dan resinifikasi, komponen yang bertitik didih

tinggi khususnya yang larut dalam air tidak dapat diangkut oleh uap air

sehingga rendemen minyak dan mutu yang dihasilkan lebih rendah.

Prinsip proses kegiatan enfleurasi yaitu, bunga segar hasil pemetikan

ditaburkan diatas permukaan lemak yang telah disediakan dan dibiarkan

selama 24 jam, kemudian diganti dengan bunga yang masih segar.

Kemudian minyak bunga tersebut diekstraksi dari lemak dengan

menggunakan alkohol dan selanjutnya alkohol dipisahkan (Guenther,1987).

2.2.3 Minyak Atsiri

Pada minyak atsiri yang bagian utamanya terpenoid, biasanya

terpenoid itu terdapat pada fraksi atsiri yang tersuling-uap. Zat inilah

penyebab wangi, harum, atau bau yang khas pada banyak tumbuhan. Secara

ekonomi senyawa tersebut penting sebagai dasar wewangian alam dan juga

untuk rempah-rempah serta sebagai senyawa cita rasa di dalam industri

makanan. Suku tumbuhan yang kaya akan minyak atsiri ialah suku

Compositae, Matricaria, Labiatae; misalnya Mentha spp., Myrtaceae,

Eucalyptus, Pinaceae, Pinus, Rosaceae, bunga mawar, Rutaceae, Citrus, dan

Umbelliferae, Pimpinella anisum, Carvum carvi, Cuminum cyminum,

Anethum, dll. Golongan senyawa lainnya mungkin terdapat bersama-sama

dengan terpena di dalam minyak atsiri. Terpena juga sering kali terdapat

dalam fraksi yang berbau, bersama-sama dengan senyawa aromatik seperti

fenilpropanoid.

Secara kimia, terpena minyak atsiri dapat dipilah menjadi dua

golongan, yaitu monoterpena dan seskuiterpena, berupa isoprenoid C10 dan

C15 yang jangka titik didihnya berbeda (titik didih monoterpena 140-180OC,

titik didih seskuiterpena > 200OC). Pertama-tama, monoterpena dapat

dipilah lebih lanjut menjadi tiga golongan, bergantung pada apakah struktur

Page 28: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kimianya asiklik (misalnya geraniol), monosiklik (misalnya limonena), atau

bisiklik (misalnya α- dan β- pinena). Monoterpena sederhana tersebar luas

dan cenderung merupakan bagian dari kebanyakan minyak atsiri.

Secara kimia, seperti monoterpena, seskuiterpena dipilah-pilah

berdasarkan kerangka karbon dasarnya. Yang umum ialah asiklik (misalnya

farnesol), monoosiklik (misalnya bisabolena), atau bisiklik (β-selinena,

korotol).

Untuk mengisolasinya dari jaringan tumbuhan, sekarang, mono- dan

seskuiterpena dipisahkan dengan ekstraksi memakai eter, eter minyak bumi,

atau aseton. Cara klasik untuk mengisolasi minyak atsiri ialah

memisahkannya dari jaringan segar dengan penyulingan uap. Sekarang

langkah ini jarang dilakukan karena ada bahaya terbentuknya senyawa

jadian pada suhu yang dinaikkan. Terpena dapat mengalami tata susun ulang

(misalnya dehidrasi pada alkohol tersier) atau polimerasi. Keatsirian terpena

sederhana mempunyai arti bahwa terpena itu merupakan bahan yang ideal

untuk pemisahan dengan kromatografi gas. Banyak terpena yang berbau

harum dan dengan demikian sering kali dapat dikenali langsung dalam

sulingan tumbuhan bila terdapat sebagai kandungan utama (Harbone, 1987).

2.3 BAKTERI DAN ANTIBAKTERI

2.3.1 Definisi

Bakteri adalah organisme bersel satu yang harus mengabsorbsi

nutrisinya dengan difusi sederhana (Gerard et al.,2010).

2.3.2 Struktur Bakteri

1. Bentuk

Bersama dengan sifat-sifat lainnya, bentuk bakteri dipergunakan

untuk mengidentifikasi bakteri. Bentuk bakteri ditentukan oleh

mekanisme penyusunan sel.

a. Bentuk bakteri biasanya dapat ditentukan dengan pulasan yang tepat

dan dilihat dibawah mikroskop.

b. Jenis-jenisnya : Bulat (kokus), batang (basilus) dan spiral.

Page 29: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c. Kokus dan basilus sering berpasangan (diplokokus), atau tersusun

seperti rantai (streptokokus). Kokus yang tumbuh berkelompok

disebut stafilokokus.

d. Beberapa spesies antibakteri adalah pleomorfik, misalnya Bacteroides.

e. Antibiotika yang menyerang biosintesis dinding sel (misalnya

penisilin) dapat mengubah bentuk bakteri.

2. Inti

Di dalam bakteri, inti biasanya disebut nukleoid atau badan inti.

3. Sitoplasma

Sitoplasma bakteri mengandung ribosom dan berbagai jenis

granula penyimpan nutrisi. Sitoplasma tidak mengandung organel.

4. Ribosom

Ribosom bakteri mengandung protein dan RNA yang berbeda

dengan yang ada pada rekan-rekan eukariota lainnya.

5. Membran (sitoplasma) sel

Membran sel biasanya merupakan dua lapis fosfolipid yang

mengandung susunan sebagai berikut :

a. Sitokrom dan enzim yang berperan dalam transpor elektron dan

fosforilasi oksidatif.

b. Pembawa lipid, enzim, dan protein pengikat penisilin (PCP) yang

berperan pada biosintesis dinding sel.

c. Enzim yang berperan pada sintesis fosfolipid dan replikasi DNA.

d. Kemoreseptor

6. Mesosom

Merupakan struktur kontroversial yang merupakan invaginasi

membran plasma yang berkelok-kelok.

7. Plasmid

Plasmid adalah molekul DNA berserat ganda, kecil, melingkar,

nonkromosomal.

8. Transposon

Transposon ialah sepotong kecil DNA yang bergerak antara DNA

bakteri dan plasmid; transposon tidak mereplikasikan diri.

Page 30: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

9. Pembungkus sel

Pembungkus sel tersusun dari lapisan-lapisan makromolekul yang

mengelilingi bakteri, meliputi:

a. Membran sel dan suatu lapisan peptidoglikan kecuali pada

mikoplasma.

b. Lapisan membran luar pada bakteri Gram-negatif.

c. Suatu kapsul, suatu lapisan glikokaliks, atau keduanya (kadang-

kadang)

d. Antigen yang seringkali menginduksi terjadinya respons antibodi

spesifik.

10. Lapisan luar

a. Protein permukaan

Protein antifagositik ini terletak di luar dari dinding sel beberapa

bakteri Gram-positif

b. Kapsul

Kapsul ialah suatu struktur polisakarida yang berbatas tegas yang

mengelilingi sel bakteri dan berada di luar dinding sel. Perkecualian

terhadap struktur polisakarida ialah kapsul poli D-asam glutamat

Bacillus anthraxis.

c. Glikokaliks

Istilah glikokaliks ditujukan untuk jaringan longgar benang

polisakarida yang mengelilingi beberapa dinding sel bakteri.

11. Struktur tambahan

a. Flagel ialah suatu struktur tambahan protein untuk pergerakan dan

mengandung determinan antigen yang menonjol.

b. Pili (fimbria) adalah struktur tambahan permukaan yang kaku dan

hanya terdiri dari protein yang disebut pilin.

12. Endospora

Endospora terbentuk sebagai respon untuk bertahan hidup

terhadap kondisi nutrisi tertentu, misalnya kekurangan sumber gizi

tertentu. Endospora ialah sel-sel bakteri yang secara metabolik inaktif

dan sangat tahan terhadap pengeringan, pemanasan, dan berbagai zat

Page 31: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kimiawi. Endospora berguna untuk mengidentifikasi beberapa jenis

bakteri (misalnya Bacillus dan Clostridium).

13. Biofilm

Ialah kumpulan sel-sel bakteri yang terbentuk di dalam

lingkungan tanah dan air laut dan permukaan alat yang dicangkokkan

secara medik (misalnya protesa). Biofilm meningkatkan asupan gizi dan

seringkali menyingkirkan antimikroba (Johnson et al. 2011).

2.3.3 Pembagian Bakteri

Bakteri dibagi atas bakteri Gram positif dan Gram negatif tergantung

pada respon diwarnai dengan pewarnaan Gram. Sel kuman mula-mula

diwarnai dengan kristal ungu dan jodium lalu dicuci alkohol atau aseton.

Kuman Gram negatif kehilangan zat warna ungunya setelah dicuci dengan

alkohol, sedangkan kuman Gram positif tetap mempertahankan warna ungu

meskipun telah dicuci dengan alkohol (Assani, 1994).

2.3.4 Bakteri Uji

2.3.4.1 Bakteri Gram Positif

a. Staphylococcus aureus

Klasifikasi bakteri Staphylococcus aureus menurut Usman et

al (1994) dan Sjoekoer et al (2003) adalah :

Ordo : Eubacteriales

Famili : Micrococcaceae

Genus : Staphylococcus

Spesies : Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus bersifat aerob atau anaerob fakultatif,

tes katalase positif dan tahan hidup dalam lingkungan yang

mengandung garam dengan konsentrasi tinggi (halofilik), misalnya

NaCl 10%. Infeksi oleh jenis kuman ini yang terutama menimbulkan

penyakit pada manusia. Setiap jaringan ataupun alat tubuh dapat

diinfeksi olehnya dan menyebabkan timbulnya penyakit dengan tanda-

tanda yang khas, yaitu peradangan, nekrosis, dan pembentukan abses.

Kuman ini berbentuk sferis, bila menggerombol dalam susunan yang

Page 32: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tidak teratur mungkin sisinya agak rata karena tertekan. Diameter

kuman antara 0,8-1,0 mikron.

b. Bacillus cereus

Klasifikasi bakteri Bacillus cereus menurut Usman et al (1994)

dan Jawetz et al (2004) adalah:

Ordo : Bacillales

Famili : Bacillaceae

Genus : Bacillus

Spesies : Bacillus cereus

Bacillus cereus bersifat aerob, berbentuk batang dan berukuran

0,3-2,2 x 1,2-7,0 μm. Bakteri Bacillus cereus ini dapat meyebabkan

keracunan makanan, pneumonia, bronkopneumonia dan luka.

c. Bacillus subtilis

Klasifikasi bakteri Bacillus subtilis menurut Usman et al

(1994) dan Jawetz et al (2004) adalah:

Ordo : Bacillales

Famili : Bacillaceae

Genus : Bacillus

Spesies : Bacillus subtilis

Genus bacillus sebagian besar aerobic, Gram-positif,

berbentuk batang dan berantai. Selnya berbentuk khas, berukuran 1 x

3-4 μm. Dapat menyebabkan meningitis, endokartis, infeksi mata dan

lain-lainnya.

2.3.4.2 Bakteri Gram Negatif

a. Escherichia coli

Klasifikasi bakteri Escherichia coli menurut Usman et al

(1994) adalah:

Ordo : Eubacteriales

Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Escherichia

Spesies : Escherichia coli

Page 33: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Escherichia coli adalah kuman oportunis yang banyak

ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai flora normal. Kuman

berbentuk batang pendek (kokobasil), Gram-negatif, ukuran 0,4-0,7

μm x 1,4 μm. Sifatnya unik karena dapat menyebabkan infeksi primer

pada usus misalnya diare pada anak dan travelers diarrhea, seperti

juga kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain di

luar usus.

b. Pseudomonas aeruginosa

Klasifikasi bakteri Pseudomonas aeruginosa menurut Usman

et al (1994) adalah:

Ordo : Eubacteriales

Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Pseudomonas

Spesies : Pseudomonas aeruginosa

Genus Pseudomonas terdiri dari sejumlah kuman batang Gram

negatif yang tidak meragi karbohidrat, hidup di aerob di atas tanah dan

air. Kuman ini sering dihubungkan dengan penyakit pada manusia.

Organisme ini dapat merupakan peyebab 10-20% infeksi nosokomial.

Sering diisolasi dari penderita dengan neoplastik, luka dan luka bakar

yang berat. Kuman ini juga dapat menyebabkan infeksi pada saluran

pernapasan bagian bawah, saluran kemih, mata dan lain-lainya.

Batang Gram negatif 0,5-1,0 x 3,0-4,0 um.

c. Salmonella typhimorium

Klasifikasi bakteri Salmonella typhimorium berdasarkan

Usman et al (1994) dan Sjoekoer et al (2003) adalah:

Ordo : Eubacteriales

Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Salmonella

Spesies : Salmonella typhimorium

Organisme yang berasal genus Salmonella adalah agen

penyebab bermacam-macam infeksi, mulai dari gastroenteritis yang

ringan sampai dengan demam tifoid yang disertai bakterimia. Kuman

Page 34: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

berbentuk batang, tidak berspora, pada pewarnaan Gram bersifat

Gram negatif, ukuran 1-3,5 um x 0,5-0,8 um, besar koloni rata-rata 2-

4 mm, mempunyai flagel peritrikh.

2.3.5 Antibakteri

2.3.5.1 Pendahuluan

Obat-obat antimikroba diklasifikasi sebagai bakteriostatika atau

bakterisidal. Obat-obat bakteriostatika menahan pertumbuhan dan replikasi

bakteri pada kadar serum yang dapat dicapai dalam tubuh pasien, sehingga

membatasi penyebaran infeksi sementara sistem imun tubuh menyerang,

memobilisasi dan mengeliminasi bakteri patogen. Bila obat dikeluarkan

sebelum sistem imun menangkap organisme, organisme yang dapat hidup

ditemukan dalam jumlah yang cukup sehingga dapat memulai siklus

infeksi kedua. Catatan bahwa organisme dapat hidup meskipun dengan

adanya obat bakteriostatika. Sebaliknya, dengan penambahan obat

bakterisidal dapat membunuh bakteri dan jumlah total organisme yang

hidup menurun (Mary et al., 2001). Kadar minimal yang diperlukan untuk

menghambat pertumbuhan mikroba atau membunuhnya, masing-masing

dikenal sebagai kadar hambat minimal (KHM) dan kadar bunuh minimal

(KBM) (Rianto et al, 2008).

Spektrum kemoterapeutika dari suatu obat tertentu mengacu pada

spesies organisme yang dipengaruhi oleh obat tersebut.

Spektrum sempit

Obat kemoterapeutika yang bekerja hanya pada segolongan

bakteri saja, contohnya hanya mampu menghambat atau membunuh

bakteri Gram positif saja atau Gram negatif saja. Misalnya, isoniazid

hanya aktif terhadap mikobakteria.

Spektrum sedang

Spektrum sedang adalah suatu terminologi yang diaplikasikan

pada antibiotika yang secara efektif melawan organisme Gram positif

dan sejumlah bakteri Gram negatif. Misalnya, ampisilin

dipertimbangkan sebagai spektrum sedang.

Page 35: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Spektrum luas

Obat-obat antibiotik berspektrum luas dapat menghambat atau

membunuh bakteri dari golongan Gram positif maupun negatif, seperti

kloramfenikol dan tetrasiklin mempengaruhi spesies mikroba secara

luas dan dirujuk sebagai antibiotika secara luas. Pemberian antibiotika

spektrum luas secara drastis dapat merubah flora bakterial normal

secara alamiah dan dapat mencetuskan super infeksi suatu organisme

seperti kandida yang perkembangannya secara normal dipengaruhi

dengan adanya mikroorganisme (Pratiwi, 2008).

2.3.5.2 Mekanisme kerja antibakteri

Berdasarkan mekanisme kerjanya, menurut Rianto et al (2008)

antimikroba dibagi dalam lima kelompok:

1. Antimikroba yang menghambat metabolisme sel mikroba

Antimikroba yang termasuk dalam kelompok ini ialah

sulfonamid, trimetoprim, asam p-aminosalisilat (PAS) dan sulfon.

Dengan mekanisme kerja ini diperoleh efek bakteriostatik. Mikroba

membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya. Berbeda

dengan mamalia yang mendapatkan asam folat dari luar, kuman

patogen harus mensintesis sendiri asam folat dari asam amino benzoat

(PABA) untuk kebutuhan hidupnya. Apabila sulfonamid atau sulfon

menang bersaing dengan PABA untuk diikutsertakan dalam

pembentukan asam folat, maka terbentuk analog asam folat yang

nonfungsional. Akibatnya, kehidupan mikroba akan terganggu.

Berdasarkan sifat kompetisi, efek sulfonamid dapat diatasi dengan

meningkatkan kadar PABA.

2. Antimikroba yang menghambat sintesis dinding sel bakteri

Obat yang termasuk dalam kelompok ini ialah penisilin,

sefalosporin, basitrasin, vankomisin, dan sikloserin. Dinding sel bakteri,

terdiri dari peptidoglikan yaitu suatu kompleks polimer mukopeptida

(glikopeptida). Sikloserin menghambat reaksi yang paling dini dalam

proses sintesis dinding sel; diikuti berturut-turut oleh basitrasin,

vankomisin, dan diakhiri oleh penisilin dan sefalosporin, yang

Page 36: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menghambat reaksi terakhir (transpeptidasi) dalam rangkaian reaksi

tersebut. Oleh karena tekanan osmotik dalam sel kuman lebih tinggi

daripada di luar sel maka kerusakan dinding sel kuman akan

menyebabkan terjadinya lisis, yang merupakan dasar efek bakterisidal

pada kuman yang peka.

3. Antimikroba yang mengganggu keutuhan membran sel mikroba

Obat yang termasuk dalam kelompok ini ialah polimiksin,

golongan polien serta berbagai antimikroba kemoterapeutik,

umpamanya antiseptik surface active agents. Polimiksin sebagai

senyawa amonium-kuaterner dapat merusak membran sel setelah

bereaksi dengan fosfat pada fosfolipid membran sel mikroba. Antibiotik

polien bereaksi dengan struktur sterol yang terdapat pada membran sel

fungus sehingga mempengaruhi permeabilitas selektif membran

tersebut. Antiseptik yang mengubah tegangan permukaan (surface-

active agents), dapat merusak permeabilitas selektif dari membran sel

mikroba.

4. Antimikroba yang menghambat sintesis protein sel mikroba

Obat yang termasuk dalam kelompok ini ialah golongan

aminoglikolisid, makrolid, linkomisin, tetrasiklin dan kloramfenikol.

Untuk kehidupannya, sel mikroba perlu mensintesis berbagai protein.

Sintesis protein berlangsung di ribosom, dengan bantuan mRNA dan

tRNA. Pada bakteri, ribosom terdiri atas dua subunit, yang berdasarkan

konstanta sedimentasi dinyatakan sebegai ribosom 30S dan 50S. untuk

berfungsi pada sintesis protein, kedua komponen ini akan bersatu pada

pangkal rantai mRNA menjadi ribosom 70S. Penghambatan sintesis

protein terjadi dengan berbagai cara.

5. Antimikroba yang menghambat sintesis asam nukleat

Antimikroba yang termasuk dalam kelompok ini ialah

rifampisin, dan golongan kuinolon. Rifampisin, salah satu derifat

rifampisin, berikatan dengan enzim polimerase-RNA (pada sub unit)

sehingga menghambat sintesis RNA dan DNA oleh enzim tersebut.

Golongan kuinolon menghambat enzim DNA girase pada kuman yang

Page 37: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

fungsinya menata krromosom yang sangat panjang menjadi bentuk

spiral hingga bisa muat dalam sel kuman yang kecil.

2.3.5.3 Metode Pengujian Antibakteri

1. Metode Difusi

Metode Disc Diffusion (tes Kirby & Bauer)

Untuk menentukan aktivitas agen antimikroba. Piringan

yang berisi agen antimikroba diletakkan pada media Agar yang

telah ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi pada media

Agar tersebut. Area jernih mengindikasikan adanya hambatan

pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antimikroba pada

pertumbuhan media Agar.

E-test

Metode E-test digunakan untuk mengestimasi MIC

(minimum inhibitory concentration) atau KHM (kadar hambat

minimum), yaitu konsentrasi minimal suatu agen antimikroba

untuk dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Pada

metode ini digunakan strip plastik yang mengandung agen

antimikroba dari kadar terendah hingga tertinggi dan diletakkan

pada permukaan media Agar yang telah ditanami mikroorganisme.

Pengamatan dilakukan pada area jernih yang ditimbulkannya yang

menunjukkan kadar agen antimikroba yang menghambat

pertumbuhan mikroorganisme pada media Agar.

Ditch-plate technique

Pada metode ini sampel uji berupa agen antimikroba yang

diletakkan pada parit yang dibuat dengan cara memotong media

Agar dalam cawan petri pada bagian tengah secara membujur dan

mikroba uji (maksimum 6 macam) digoreskan ke arah parit yang

berisi agen antimikroba.

Cup-plate technique

Metode ini serupa dengan metode disc diffusion, dimana

dibuat sumur pada media Agar yang telah ditanami dengan

Page 38: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mikroorganisme dan pada sumur tersebut diberi agen antimikroba

yang akan diuji.

Gradient-plate technique

Pada metode ini konsentrasi agen antimikroba pada media

Agar secara teoritis bervariasi dari 0 hingga maksimal. Media Agar

dicairkan dan larutan uji ditambahkan. Campuran kemudian

dituang ke dalam cawan Petri dan diletakkan dalam posisi miring.

Nutrisi kedua selanjutnya dituang diatasnya. Plate diinkubasikan

selama 24 jam untuk memungkinkan agen antimikroba berdifusi

dan permukaan media mengering. Mikroba uji (maksimal 6

macam) digoreskan pada arah mulai dari konsentrasi tinggi ke

rendah. Hasil diperhitungkan sebagai panjang total pertumbuhan

mikroba maksimum yang mungkin dibandingkan dengan panjang

pertumbuhan hasil goresan.

Bila:

X = panjang total pertumbuhan mikroorganisme yang mungkin

Y = panjang pertumbuhan total

C = konsentrasi final agen antimikroba pada total volume media

mg/mL atau μg/mL

Maka konsentrasi hambatan adalah : [(X,Y)]: C mg/mL atau

μg/mL.

Yang perlu diperhatikan adalah dari hasil perbandingan

yang didapat dari lingkungan padat dan cair, faktor difusi agen

antimikroba dapat mempengaruhi keseluruhan hasil pada media

padat.

2. Metode Dilusi

Metode dilusi cair/broth dilution test (serial dilution)

Metode ini mengukur MIC (Minimum Inhibitory

Concentration atau Kadar Hambat Minimum, KHM) dan MBC

(Minimum Bactericidal Concentration dan Kadar Bunuh

Minimum, KBM). Cara yang dilakukan adalah dengan membuat

seri pengenceran agen antimikroba pada medium cair yang

Page 39: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ditambahkan dengan mikroba uji. Larutan uji agen antimikroba

pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan

mikroba uji ditetapkan sebagai KHM. Larutan yang ditetapkan

sebagai KHM tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair

tanpa penambahan mikroba uji ataupun agen antimikroba, dan

diinkubasi selama 18-24 jam. Media cair yang tetap terlihat jernih

setelah inkubasi ditetapkan sebagai KBM.

Metode dilusi padat/solid dilution test

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun

menggunakan media padat (solid). Keuntungan metode ini adalah

satu konsentrasi agen antimikroba yang diuji dapat digunakan

untuk menguji beberapa mikroba uji (Pratiwi, 2008).

2.3.5.4 Antibakteri Pembanding

Klasifikasi cyprofloxacin yang digunakan sebagai antibakteri

pembanding berdasarkan Rianto et al (2008) dan Soemitro et al (1995)

adalah sebagai berikut :

a. Rumus Kimia : 1 – cyclopropyl – 6 – fluoro - 1, 4-dihydro-4-oxo-

7- (1 – piperazinyl) -3 – quinolonecarboxylic acid

b. Rumus molekul : C17H18FN3O3.HCl.H2O

NHN

F

N

O

COOH

Gambar 2. Struktur Cyprofloxacin

c. Pemerian : serbuk, putih

d. Aktifitas bakteri : menghambat pertumbuhan bakteri (baktersidal)

e. Mekanisme kerja :menghambat subunit A pada DNA girase

(topoisomerase) yang merupakan bagian essensial dalam proses sintesa

DNA bakteri.

Page 40: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian akan dilaksanakan mulai bulan September hingga Februari

2013 di Laboraturium Produk Alami dan Laboraturium Analisa Umum,

Bidang Botani dan Mikrobiologi Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang berada di Jalan Raya Jakarta – Bogor

Km 46, Cibinong; dan Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.2 BAHAN DAN ALAT

3.2.1 Bahan Uji

Bahan uji yang digunakan adalah buah bawang hutan

(Scorodocarpus borneensis. Becc) dengan spesifikasi warna kuning

kecoklatan, bau sulfur. Buah bawang hutan yang digunakan berasal dari

hutan di daerah Samarinda, Kalimantan Timur. Bahan sebelumnya telah

dilakukan determinasi dan authentication specimen di Herbarium

Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi LIPI, Bogor, Jawa Barat.

3.2.2 Bakteri Uji

Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Staphylococcus aureus

ATCC 25923, Bacillus subtilis ATCC 6633, Escherichia coli ATCC

25922, Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 dan diperoleh dari

Laboratorium Mikrobiologi Klinis, Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia, Jakarta. Salmonella typhimurium ATCC 14028 yang diperoleh

dari koleksi Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional, Badan POM RI,

Jakarta. Bacillus cereus yang diperoleh dari Laboraturium Produk Alami

dan Laboraturium Analisa Umum, Bidang Botani dan Mikrobiologi Pusat

Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor.

3.2.3 Antibakteri Pembanding

Antibakteri pembanding yang digunakan adalah Cyprofloxacin

yang diperoleh dari Bagian Baku Pembanding, Badan POM RI, Jakarta.

Page 41: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.2.4 Bahan Kimia

Bahan-bahan kimia yang digunakan diantaranya : Natrium Agar

(NA), Natrium Broth (NB), Tween 80%, NaCl 0,9%, larutan standar Mc

Farland III, adeps lanae, eter, alkohol 96%, metanol, NaCl jenuh dan

aquadest.

3.2.5 Alat

Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

peralatan gelas (Pyrex), timbangan analitik (Sartonius CP2245), cawan

penguap, kapas, kain kasa, jarum ose, mikropipet (Nichipet Ex), bunsen,

alumunium oil, corong, corong pisah, alat destilasi, alat enfleurasi

(chamber ukuran 30 cm x 30 cm dan dua buah plat kaca setebal 0,5 cm

dengan ukuran 20 cm x 20 cm), lumpang dan alu, botol vial, batang

pengaduk, spatula, pipet tetes, cawan petri (Iwaki), autoklaf (Tommy type

SS-325), Magnetic stirrer (Daiki KB Lee 5001), oven (Memmert), Laminar

Air Flow (EACI), lemari pendingin (SANYO-MEDICOOL), vortex (Labnet

International Inc), jangka sorong, vacuum rotary evaporator,

Spektrofotometri UV-Vis (Genesys 20), Gas Chromatography-Mass

Spectrometry (GC-MS).

3.3 PROSEDUR KERJA

3.3.1 Penyiapan Simplisia

Penyiapan simplisia buah bawang hutan dilakukan dengan cara

sortasi basah untuk membersihkannya dari kotoran. Selanjutnya buah

bawang hutan dihancurkan dan ditumbuk dengan menggunakan lumpang

dan alu dan langsung diisolasi minyak atsiri yang terkandung di dalamnya.

3.3.2 Isolasi

3.3.2.1 Destilasi Uap Air

Isolasi buah bawang hutan dilakukan dengan menggunakan

destilasi uap air. Sebanyak 200 gram buah bawang hutan yang sudah

dirajang dan ditumbuk, didestilasi dengan menggunakan uap air selama ±

5 jam pada suhu diatas 100oC. Uap yang keluar dikumpulkan dan

dibiarkan mengembun. Kemudian hasil destilasi yang diperoleh

ditampung dalam corong pisah. Fase minyak dan fase air dipisahkan

Page 42: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menggunakan NaCl jenuh hingga diperoleh minyak atsirinya.

Selanjutnya ditambahkan Na2SO4 anhidrat untuk menghilangkan air yang

masih tersisa. Minyak atsiri bebas air kemudian ditimbang selanjutnya

dilakukan uji aktivitas antibakteri dan diidentifikasi kandungan kimianya

menggunakan Gas Chromatography-Mass Spectrometry (Jamal, 2009).

3.3.2.2 Enfleurasi

Sebanyak ± 30 gram lemak (dalam hal ini menggunakan adeps

lanae atau lemak bulu domba) dioleskan secara merata dengan tebal 0,3

cm pada permukaan plat kaca (hal ini dilakukan pada 2 buah plat kaca).

Buah bawang hutan sebanyak ± 180 gram yang telah dirajang dan

ditumbuk diletakkan di dasar permukaan chamber. Setelah itu 2 plat kaca

dimasukkan ke dalam dua sisi chamber dan membentuk pola segitiga

dengan mempertemukan 2 buah sisi atas dari plat kaca. Setelah itu

chamber ditutup dengan menggunakan penutup kaca yang bagian

dalamnya telah dioleskan lemak sebanyak ± 20 gram. Kemudian chamber

didiamkan pada suhu ruang.

Setelah 7 hari lemak kemudian diambil dari plat kaca dan

ditimbang beratnya. Lemak kemudian dilarutkan ke dalam metanol pro

analisis dengan perbandingan lemak : metanol = 1 : 2 dan dibiarkan selama

1 hari. Kemudian metanol diuapkan dengan menggunakan vaccum rotary

evaporator. Minyak atsiri bebas metanol kemudian ditimbang selanjutnya

dilakukan uji aktivitas antibakteri dan diitentifikasi kandungan kimianya

menggunakan Gas Chromatography-Mass Spectrometry.

3.3.3 Analisis Senyawa menggunakan Gas Chromatography-Mass

Spectrometry

Sebanyak 1 µL minyak atsiri yang didapatkan diinjeksikan ke

injektor Gas Chromatography-Mass Spectrometry menggunakan detektor

FID. Temperatur kolom ditingkatkan dari 70oC-100

oC dengan rata-rata

kenaikan 2 oC/menit, 100

oC-150

oC dengan rata-rata kenaikan 5

oC/menit,

dan dari 150oC-200

oC dengan rata-rata kenaikan 10

oC/menit. Kolom yang

digunakan yaitu kolom kapiler (dimensi 30 m x 0,25 mm x 0,25 µm), laju

alir 1 ml/menit, gas pembawa berupa helium tekanan 80 kPa, suhu injektor

Page 43: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

250 oC, suhu interface 280

oC. Parameter Mass Spectrometry berupa

tegangan ionisasi sebesar 70 eV, suhu ion source (sumber ionisasi) 180 oC,

rata-rata scanning 50-600 Da (Baharum et al, 2010).

3.3.4 Sterilisasi Alat dan Bahan

Semua alat dan bahan yang digunakan untuk uji mikrobiologi

disterilkan menggunakan autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit,

kecuali untuk bahan yang terbuat dari karet disterilkan dengan cara

direndam dalam alkohol 70 % dan jarum ose disterilkan dengan cara

flambir pada nyala bunsen. Pengerjaan uji mikrobiologi dilakukan secara

aseptis di dalam lemari aseptis yang sebelumnya telah dibersihkan dengan

alkohol 70 % lalu disinari dengan lampu UV selama 2 jam yang

dinyalakan 15 menit sebelum digunakan (Harley, 2005).

3.3.5 Pembuatan Media Pertumbuhan

a. Nutrien Agar

Serbuk NA sebanyak 23 gram dilarutkan dalam 1 liter aquades

dan dipanaskan sampai mendidih hingga semuanya larut. Lalu

disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.

Komposisi NA (g/L): Agar 15; gelatin pepton 5; Beef extract 3.

b. Nutrient Broth

Ditimbang 13 gr BHI NB dilarutkan dengan 1 L aquadest dan

dipanaskan hingga semuanya larut kemudian disterilkan dalam

autoklaf.

Komposisi NB (g/L): Lab-Lenco powder 1; Yeast extract 2; Peptone

5; dan Sodium chlorida 5.

3.3.6 Pembuatan Larutan Uji

Setiap larutan uji dibuat emulsi dengan menggunakan cara

mencampur minyak atsiri buah bawang hutan dengan pelarut aquadest

steril dan 0,5% Tween 80. Konsentrasi yang dibuat untuk semua bakteri

terdiri dari 125 ppm; 250 ppm; 500 ppm; 1000 ppm; 2000 ppm baik hasil

dari destilasi uap air maupun hasil enfleuransi (Hosamani et al., 2011).

Page 44: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.7 Pembuatan Stok Bakteri

Semua bakteri uji diinokulasikan pada medium NA dengan cara

menggoreskan bakteri menggunakan jarum ose pada permukaan agar,

kemudian diinkubasi pada suhu 37 OC selama 24 jam (Suppakul et al.,

2006; Kumar et al., 2010).

3.3.8 Pembuatan Suspensi Bakteri

Biakan bakteri yang telah berumur 24 jam pada NA diambil satu

ose dan disuspensikan ke dalam tabung yang berisi 2 mL NaCl 0,9%.

Kemudian divortex dan diukur menggunakan Spectrophotometry, setelah

itu diencerkan hingga diperoleh suspensi 106 sel bakteri/mL sesuai dengan

standard Mc Farland III (109

sel bakteri/mL) sebagai acuan (Azrifitria et

al., 2010).

3.3.9 Pengujian Aktivitas Antibakteri

1. Pengujian Aktivitas Antibakteri Minyak atsiri dari Hasil Destilasi Uap

Air dan Enfleurasi

Penentuan KHM dan KBM dilakukan dengan menggunakan

metode dilusi cair/broth dilution test (serial dilution). Konsentrasi

larutan uji dibuat sebuah seri pengenceran pada medium cair dengan

volume total 3 ml dengan konsentrasi larutan uji 125 ppm; 250 ppm;

500 ppm; 1000 ppm; 2000 ppm yang kemudian ditambahkan dengan

suspensi bakteri uji sebanyak 0,3 ml dan 1,2 ml NB. Kemudian di

shaker dan diinkubasi pada suhu 37OC selama 24 jam dalam kondisi

aerob. Sebagai pembanding digunakan empat macam kontrol yaitu:

a. Kontrol bakteri = 2,7 ml medium + 0,3 ml suspensi bakteri

b. Kontrol pelarut = 1,5 ml medium + 1,5 ml pelarut

c. Kontrol ekstrak = 1,5 ml medium + 1,5 ml ekstrak

Nilai KHM dinyatakan sebagai konsentrasi terendah minyak

atsiri buah bawang hutan yang masih dapat menghambat pertumbuhan

bakteri uji. Sedangkan nilai KBM akan dicari lebih lanjut berdasarkan

nilai KHM yang diperoleh. Nilai KBM dinyatakan sebagai konsentrasi

terendah minyak atsiri buah bawang hutan yang tidak menunjukkan

Page 45: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

adanya pertumbuhan koloni bakteri pada agar. Pengujian dilakukan 2

kali pengulangan (Azrifitria et al., 2010; Suppaku et al., 2006).

2. Pengujian Aktivitas Antibakteri Cyprofloxacin sebagai Antibakteri

Pembanding

Pentuan KHM dan KBM dilakukan dengan menggunakan

metode dilusi cair/broth dilution test (serial dilution). Konsentrasi

larutan uji dibuat sebuah seri pengenceran pada medium cair dengan

volume total 3 ml dengan konsentrasi larutan uji sebagai berikut:

a. Untuk S. aureus 0,03125 ppm; 0,0625 ppm; 0,125 ppm; 0,25 ppm;

0,5 ppm

b. Untuk B. cereus 0,015625 ppm; 0,03125 ppm; 0,0625 ppm; 0,125

ppm; 0,25 ppm

c. Untuk B. subtilis 0,03125 ppm; 0,0625 ppm; 0,125 ppm; 0,25 ppm;

0,5 ppm

d. Untuk E.coli 0,225 ppm; 0,45 ppm; 0,9 ppm; 1,8 ppm; 3,6 ppm

e. Untuk P. aeruginosa 0,125 ppm; 0,25 ppm; 0,5 ppm; 1 ppm; 2 ppm

f. Untuk S. typhimurium 0,0625 ppm; 0,125 ppm; 0,25 ppm; 0,5 ppm;

1 ppm

Yang kemudian ditambahkan dengan suspensi bakteri uji

sebanyak 0,3 ml dan 1,2 ml NB. Kemudian di shaker dan diinkubasi

pada suhu 37OC selama 24 jam dalam kondisi aerob. Sebagai

pembanding digunakan empat macam kontrol yaitu:

a. Kontrol bakteri = 2,7 ml medium + 0,3 ml suspensi bakteri

b. Kontrol pelarut = 1,5 ml medium + 1,5 ml pelarut

c. Kontrol ekstrak = 1,5 ml medium + 1,5 ml ekstrak

Nilai KHM dinyatakan sebagai konsentrasi terendah

cyprofloxacin yang masih dapat menghambat pertumbuhan bakteri uji.

Pengujian dilakukan 2 kali pengulangan (Azrifitria et al., 2010).

Page 46: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL DETERMINASI

Hasil determinasi tumbuhan yang dilakukan di Herbarium Bogoriense,

Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi, LIPI – Cibinong Bogor, menunjukan

bahwa tumbuhan uji yang digunakan dalam penelitian ini merupakan spesies

Scorodocarpus borneensis Becc. Sertifikat hasil determinasi dapat dilihat pada

Lampiran.

4.2 HASIL MINYAK ATSIRI BAWANG HUTAN

Pada penelitian ini, proses isolasi minyak atsiri dilakukan dengan

menggunakan metode destilasi uap air dan enfleurasi. Randemen minyak atsiri

yang dihasilkan dihitung menggunakan rumus :

Bobot minyak atsiri yang dihasilkan x 100%

Bobot sampel awal yang ditimbang

Tabel IV.1. Hasil Randemen Minyak Atsiri Bawang Hutan

No. Metode Isolasi Bobot awal

yang ditimbang

Bobot minyak

atsiri yang

dihasilkan

Randemen

1. Destilasi Uap

Air

200 gram 4,9 gram 2,5 %

2. Enfleurasi 180 gram 7,1 gram 3,9 %

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah minyak atsiri yang

diperoleh menggunakan metode enfleurasi lebih besar (7,1 gram) dengan

randemen 3,9 % dibandingkan dengan menggunakan metode destilasi uap air

(4,9 gram) dengan randemen 2,5 %.

Page 47: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.3.HASIL IDENTIFIKASI MENGGUNAKAN GC-MS

Proses identifikasi komponen kimia yang ada pada minyak atsiri

bawang hutan dilakukan menggunakan Gas Chromatography – Mass

Spectrometry. Hasil kromatogram dan kandungan kimia minyak atsiri yang

didapatkan dapat dilihat pada gambar dan tabel.

Gambar 3. Hasil kromatogram minyak atsiri bawang hutan dengan

menggunakan metode destilasi uap air

Gambar 4. Hasil kromatogram minyak atsiri bawang hutan dengan

menggunakan enfleurasi.

Page 48: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel IV.2. Data kandungan kimia penyusun minyak atsiri dari hasil Destilasi

Uap Air

No. Nama Senyawa Waktu

Retensi

Rumus

Molekul

Berat

Molekul

Quality Persent

(%)

1. Unknown 4,15 - - - 40,10

2. Unknown 4,83 - - - 7,68

3. Ethyl acetate 4,91 C4H8O2 88.12 91 2,63

4. 1,1

Diethoxyethane

6,46 C6H14O2 118.174 90 17,82

5. 3-methyl,2-

pentanone

7,03 C5H10O 86.073 72 3,13

6. Butanoic acid 8,26 C4H8O2 88.052 94 0,27

7. 2-Hexanol 8,36 C6H14O 102.104 78 0,17

8 Unknown 9,15 - - - 4,69

9. p-Xylene 11,00 C6H10 106.078 97 0,76

10. 1,1 Diethoxy

butane

12,41 C8H18O2 146.131 83 0,56

11. 3-methyl-3-

Heptanol

14,46 C7H16O 116.12 78 0,18

12. 1-Ethyl-2-methyl

benzene

15,74 C9H12 120.094 94 0,19

13. 1,2,3-Trimethyl

benzene

16,16 C9H12 120.094 97 0,31

14. S-methyl methane

thiosulphinate

17,04 C2H6OS2 109.986 97 0,35

15. Dimethoxysulfon

e

22,30 C2H6O4S 125.999 97 0,70

16. Methyl

methyltiomethyl

disulfide

25,35 C3H8S 139.979 72 0,26

17. Unknown 34,98 - - - 4,28

Page 49: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel IV.3. Data kandungan kimia penyusun minyak atsiri dari hasil

Enfleurasi

No. Nama Senyawa Waktu

Retensi

Rumus

Molekul

Berat

Molekul

Quality Persentase

(%)

1. Ethanol 4,06 C2H6O 46.068 78 40,98

2. Ethyl acetate 4,83 C4H8O2 88.12 87 12,56

3. 1-Butanol 5,41 C4H10O 74.073 91 6,40

4. 2,3-Butanediol 8,62 C4H10O2 90.068 80 0,29

5. Unknown 9,12 - - - 10,09

6. 2-methyl-2,4-

Pentanediol

14,00 C6H14O2 118.099 90 2,12

7. 1-1’-oxybis-2-

Propanol

20,01 C6H14O3 134.094 90 1,86

8. Diethyl

malonate

22,35 C5H8O4 132.042 81 0,19

9. Dihydro

myrcenol

22,48 C10H20O 156.151 78 0,25

10. α- Terpinolene 23,99 C10H18O 154.249 87 0,30

11. β-Citronellol 29,57 C10H20O 156.151 98 0,14

12. 1-methyl-4-

(methylethyl)-

1,3-

Cyclohexadiene

35,36 C10H16 136.125 95 0,09

13. Coumarine 35,83 C9H6O2 146.037 93 0,67

14. Thiosulfuric

acid

36,23 H2S2O3 256 86 0,65

15. Hexadecanoic

acid

36,35 C16H32O2 256.24 93 1,61

16 Diethyl

Phthalate

39,20 C12H14O4 222.237 97 8,54

Page 50: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa kandungan kimia

minyak atsiri hasil metode destilasi uap air berbeda dengan kandungan kimia

minyak atsiri hasil metode enfleurasi. Hasil identifikasi minyak atsiri dari

kedua metode yang digunakan menunjukkan adanya kandungan kimia berupa

sulfur.

4.4. HASIL UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI

Tabel IV.4. Hasil Uji Antibakteri Minyak Atsiri Bawang Hutan dari Hasil

Destilasi Uap Air

Konsentrasi

minyak

atsiri (ppm)

Bakteri uji

S. a B. s B. c E. c S. t P. a

2000 ppm + + + + + +

1000 ppm + + + + + +

500 ppm + + + + + +

250 ppm + + + + + +

125 ppm + + + + + +

Tabel IV.5. Hasil Uji Antibakteri Minyak Atsiri Bawang Hutan dari Hasil

Enfleurasi

Konsentrasi

minyak

atsiri (ppm)

Bakteri uji

S. a B. s B. c E. c S. t P. a

2000 ppm + + + + + +

1000 ppm + + + + + +

500 ppm + + + + + +

250 ppm + + + + + +

125 ppm + + + + + +

Page 51: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Keterangan :

(+) menunjukan adanya pertumbuhan bakteri sehingga tidak mempunyai

aktivitas antibakteri

(-) menunjukan tidak adanya pertumbuhan bakteri sehingga mempunyai

aktivitas antibakteri

S. a = Staphylococcus aureus E. c = Escherichia coli

B. s = Bacillus subtilis S. t = Salmonella typhimorium

B. c = Bacillus cereus P. a = Pseudomonas aeruginosa

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa minyak atsiri yang

didapatkan baik dari hasil destilasi uap air maupun enfleurasi tidak

mempunyai aktifitas antibakteri.

Tabel IV.6. Hasil Uji Antibakteri Pembanding Ciprofloxacin

Konsentrasi

(ppm)

Bakteri uji

S. a B. s B. c E. c S. t P. a

KHM 0,25 0,0625 0,125 0,12 0,5 1

KBM 0,5 0,125 0,25 0,24 1 2

Keterangan :

S. a = Staphylococcus aureus E. c = Escherichia coli

B. s = Bacillus subtilis S. t = Salmonella typhimorium

B. c = Bacillus cereus P. a = Pseudomonas aeruginosa

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa antibakteri pembanding

ciprofloxacin paling kuat aktifitasnya pada bakteri Bacillus subtilis dengan

Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) sebesar 0,0625 ppm dan Konsentrasi

Bunuh Minimum (KBM) sebesar 0,125 ppm.

4.5. PEMBAHASAN

Metode yang digunakan untuk mengisolasi minyak atsiri yang terdapat

pada buah bawang hutan adalah destilasi uap air dan enfleurasi. Pemilihan dua

metode ini selain untuk mengetahui perbedaan kandungan kimia minyak atsiri

yang didapatkan, sekaligus mengetahui ada tidaknya perbedaan jumlah yang

didapatkan secara kuantitas.

Page 52: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Setelah dilakukan pengamatan, didapatkan bahwa perolehan minyak

atsiri (randemen) dengan metode enfleurasi lebih tinggi (3,9 %) dibandingkan

dengan hasil dari metode destilasi uap air (2,5 %). Hasil randemen minyak

atsiri dari metode enfleurasi lebih banyak dikarenakan ketika dilakukan

perendaman selama satu hari untuk memisahkan metanol dari lemak, masih

terdapat lemak yang belum terpisah dan masih terbawa oleh metanol. Saat

dilakukan rotary evaporator dengan pelarut metanol, lemak tidak ikut

teruapkan dan tertinggal dengan minyak atsiri yang diperoleh.

Selanjutnya minyak atsiri yang diperoleh diidentifikasi menggunakan

Gas Chromatography-Mas Spectrometry. Berdasarkan hasil yang diperoleh,

terdapat perbedaan kandungan kimia pada minyak atsiri dari hasil destilasi uap

air jika dibandingkan dengan kandungan kimia yang ada pada minyak atsiri

hasil enfleurasi. Perbedaan kandungan kimia yang dihasilkan dikarenakan

perbedaan suhu yang digunakan pada kedua metode. Pada metode destilasi

uap air yang menggunakan suhu tinggi menyebabkan kandungan kimia yang

tidak tahan panas akan rusak. Sedangkan pada metode enfleurasi dengan

menggunakan suhu rendah menyebabkan kandungan kimia yang diharapkan

menguap selama proses berlangsung, namun tertinggal didalam sampel buah

bawang hutan.

Hasil isolasi minyak atsiri dengan metode destilasi uap air terdiri atas

senyawa kimia golongan sulfur (S-methyl methanethiosulphinate;

Dimethyoxysulfone; Methyl methyltiomethyl disulfide), alifatik alkohol (2-

Hexanol; 3-methyl-3-Heptanol), alifatik keton (3-methyl-2-Pentanone;

Butanoic acid; 1,1-diethoxy butane), aromatik (1,2,3-Trimethylbenzene; 1-

Ethyl-methyl benzene; p-Xylene). Sedangkan untuk hasil isolasi minyak atsiri

dengan menggunakan metode enfleurasi terdiri atas senyawa kimia golongan

kimia sulfur (Thiosulfuric acid), alifatik alkohol (1-Butanol; 2,3-Butanediol;

2-methyl-2,4-Pentanediol; 1-1’-oxybis-2-Propanol; Dihydro myrcenol; β-

Citronellol; Hexadecanoic acid), alifatik keton (Propanedioic acid), aromatik

(α- Terpinolene; 1-methyl-4-(methylethyl)-1,3-Cyclohexadiene), aromatik

keton (Coumarine).

Page 53: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hasil analisis GCMS pada minyak atsiri buah bawang hutan baik

dengan metode destilasi uap air maupun metode enfleurasi ditemukan

beberapa senyawa sulfur. Senyawa sulfur umumnya mempunyai aktivitas

antibakteri yang cukup kuat (Kubota et al.,1998).

Senyawa kimia golongan sulfur pada minyak atsiri yang dihasilkan

dari buah bawang hutan baik hasil destilasi uap air maupun enfleurasi berbeda

jika dibandingkan dengan senyawa kimia golongan sulfur pada minyak atsiri

buah bawang putih yang sudah lebih dahulu teruji aktivitas antibakterinya.

Khadri et al yang meneliti minyak atsiri buah bawang putih di Aelgeria Barat

menemukan dua senyawa sulfur utama yaitu Methyl allyl trisulfida dan Diallyl

disulfida. Sedangkan Ogara et al pada penelitianya tentang minyak atsiri buah

bawang putih di India, senyawa utama sulfur yang ditemukan yaitu Diallyl

disulfida dan Diallyl trisulfida.

S

S

O

Gambar 5. S-Methyl methanethiosulpinate

S

OO

OCH3H3CO

Gambar 6. Dimethoxysulfone

S S

S

Gambar 7. Methyl methyltiomethyl disulfide

S

S

O OH

OH

Gambar 8. Thiosulfuric acid

H2C

S

S

S

CH3

Gambar 9. Methyl allyl trisulfide

H2C

S

S

CH2

Gambar 10. Diallyl disulfide

Page 54: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

H2C

S

S

S

CH2

Gambar 11. Diallyl trisulfide

Setelah dilakukan proses identifikasi selanjutnya dilakukan proses uji

aktivitas antibakteri. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan

menggunakan metode dilusi cair. Metode ini dipilih karena selain dapat

menentukan ada tidaknya kemampuan antibakteri pada minyak atsiri bawang

hutan juga dapat menentukan seberapa besar Kadar Hambat Minimum (KHM)

dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) terhadap bakteri. Pembuatan larutan uji

minyak atsiri dilarutkan dalam aquadest dengan ditambahkan tween 80 %

sebanyak 0,5 %. Penggunaan tween 80 % bertujuan agar menjaga kestabilan

minyak dalam air sehingga lebih homogen. Penentuan nilai KHM ini

ditentukan setelah larutan uji dikultur kembali pada media agar.

Hasil uji aktivitas antibakteri minyak atsiri hasil destilasi uap air dan

minyak atsiri hasil enfleurasi tertera pada tabel 4 dan 5. Uji aktivitas

antibakteri hasil destilasi uap air dan hasil enfleurasi menggunakan tiga

bakteri gram positif yaitu Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Bacillus

subtilis dan tiga bakteri gram negatif yaitu Escherichia Coli, Salmonella

typhimorium, Pseudomonas aeruginosa. Konsentrasi minyak atsiri yang

digunakan untuk keenam bakteri tersebut yaitu 125 ppm, 250 ppm, 500 ppm,

1000 ppm dan 2000 ppm. Pemilihan konsentrasi mengacu kepada ketentuan

dimana suatu bahan fitokimia diklasifikasikan sebagai antimikroba jika

mempunyai nilai Kadar Hambat Minimum (KHM) pada rentang dibawah 100-

1000 mg/mL (Kuete et al,. 2011).

Hasil yang diperoleh pada konsentrasi tertinggi yang digunakan yaitu

2000 ppm, baik minyak atsiri buah bawang hutan hasil destilasi uap air

maupun hasil enfleurasi tidak menunjukkan adanya aktivitas antibakteri. Hal

ini dapat dilihat pada tabung larutan uji sebelum diinkubasi (kiri atau A)

berwarna kuning jernih, dan setelah diinkubasi (kanan atau B) semua tabung

larutan uji mulai dari konsentrasi terendah 125 ppm sampai yang tertinggi

yaitu 2000 ppm berwarna keruh yang menandakan adanya pertumbuhan

Page 55: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bakteri (Gambar 16 – 21 untuk minyak atsiri hasil destilasi uap air dan 25 – 30

untuk minyak atsiri hasil enfleurasi).

Untuk menghindari kesalahan ketika mengamati kekeruhan pada

tabung larutan uji saat menggunakan mata manusia maka dilakukan

pengamatan menggunakan Spektrofotometri UV-VIS. Hasil Spektrofotometri

UV-VIS menunjukkan bahwa nilai absorban yang diperoleh dari larutan uji

konsentrasi 2000 ppm, 1000 ppm, 500 ppm, 250 ppm dan 125 ppm dari

minyak atsiri hasil destilasi uap air sangat besar jika dibandingkan dengan

nilai absorban medium sebagai kontrol. Hasil yang sama juga dialami oleh

nilai absorban yang diperoleh dari larutan uji dari minyak atsiri hasil

enfleurasi (Lampiran 16 dan 17). Prinsip Spektrofotometri UV-VIS yaitu

semakin besar nilai absorban dari suatu larutan maka semakin keruh larutan

tersebut. Jadi dengan ini sudah bisa dipastikan bahwa larutan uji baik dari

minyak atsiri hasil destilasi uap air maupun hasil enfleurasi memang keruh.

Pengamatan terakhir dilakukan pengkulturan kembali pada medium agar, hal

ini untuk menghilangkan keraguan pada kekeruhan tabung larutan uji yang

ditimbulkan akibat pertumbuhan bakteri uji atau karena faktor lain. Setelah

dilakukan pengkulturan kembali pada medium agar dan terlihat pertumbuhan

bakteri di dalamnya maka dapat dipastikan bahwa kekeruhan yang terjadi pada

tabung larutan uji sebelumnya karena adanya bakteri yang tumbuh pula

(Gambar 33 - 44).

Untuk antibakteri pembanding yang digunakan yaitu ciprofloxacin,

diperoleh hasil paling besar aktivitasnya pada bakteri Bacillus subtilis dengan

Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) sebesar 0,0625 ppm dan Konsentrasi

Bunuh Minimum (KBM) sebesar 0,125 ppm.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minyak atsiri buah bawang

hutan yang dihasilkan dari dua metode yang berbeda tersebut tidak memiliki

aktivitas antimikroba. Hal ini dapat terjadi karena konsentrasi yang dimiliki

oleh masing-masing senyawa kimia penyusun minyak atsiri sangat rendah

sehingga mempengaruhi aktivitas antibakteri yang dimilikinya.

Page 56: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

1. Hasil minyak atsiri tertinggi buah bawang hutan diperoleh dari isolasi

enfleurasi (3,9%) dibandingkan dengan hasil destilasi uap air (2,5%).

2. Senyawa sulfur yang ditemukan dari hasil analisis GCMS pada minyak

atsiri buah bawang hutan dengan metode destilasi uap air yaitu S-

methyl methanethiosulphinate; Dimethyoxysulfone; Methyl

methyltiomethyl disulfide sedangkan pada minyak atsiri dengan metode

enfleurasi yaitu Thiosulfuric acid.

3. Hasil minyak atsiri buah bawang hutan baik dari hasil enfleurasi

maupun hasil destilasi uap air menunjukkan tidak mempunyai aktivitas

antibakteri.

5.2. SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kandungan minyak

atsiri buah bawang hutan dengan metode yang berbeda dan kegunaan-

kegunaan yang lainnya dari minyak atsiri buah bawang hutan tersebut.

5.3. UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis berterimakasih kepada Prof. (ris) Dr. Partomun

Simanjuntak, M.Sc dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI atas buah

bawang hutan yang diperoleh langsung dari Samarinda, Kalimantan

Timur. Serta Ibu Lina dari Laboratorium Mikrobiologi Kesehatan FKUI

Cikini atas bantuanya dalam memberikan banyak pengetahuan kepada

penulis.

Page 57: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Andrews, Jennifer M. 2001. Determination of minimum inhibitory concentrations.

Journal of Antimicrobial Chemotherapy 48: 5-16.

Azrifitria, Aziz Syaikhul, Chairul. 2010. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanolik

Daun Umbi Crinum asiatum L. Terhadap bakteri penyebab jerawat.

Majalah Farmasi Indonesia, 21(4) 249-254.

Baharum Syarul Nataqain, Bunawan Hamidun, Abd Ghani Ma’aruf, Mustapha

Wan Aida Wan and Noor Normah Mohd. 2010. Analysis of the Chemical

Composition of the Essential Oil of Polygonum minus Huds Using Two-

Dimensional Gas Chromatography-Time-of-Flight Mass Spectrometry

(GC-TOF-MS). Journal Molecules. 15. 7006-7015.

Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan. Penerjemah: Kosasih P, Soediro Iwang. Bandung: Penerbit

ITB. 6-17.

Harley, John P. 2005. Laboratory Exercises in Microbiology, Sixth Edition.

Newyork: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid II. Terjemahan oleh Badan

Litbang Kehutanan. Jakarta : Yayasan Sarana Wano Jaya.

Hosamani R C, K Sandeepkumar, C Lakshman H, A Hosamani P. 2011.

Antimicrobial Activity of Leaf Extract of Andrographis paniculata Wall.

Science Research Reporter 1(2): 92-95.

Hostettmann K. 1991. Methods in Plant Biochemistry. San Diego : Academic

Press inc. 47-58

Irawan Bambang T A. 2010. Peningkatan Mutu Minyak Nilam dengan Ekstraksi

dan Destilasi Pada Berbagai Komposisi Pelarut. Tesis. Magister Teknik

Kimia Universitas Diponegoro. Semarang.

Jamal Yuliasri. 2009. Komposisi Kimia Minyak Atsiri Melodorum cylindricum

(Maing. Ex Hook.f & Thoms), Litsea firma (Blume) Hook.f., FI. Brit. Ind.

Dan Calistemon lanceolatus D.C. Berita Biologi. 9 (6). 721-730.

Jawetz E, Melnick J, Adelberg E, 2004. Medical Microbiology. Singapore: The

McGraw-Hill Companies, Inc.

Page 58: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Johnson A G, Ziegler R J, Hawley L. 2011. Essential Mikrobiologi dan

Imunologi. Tangerang Selatan: Binarupa Aksara.

Karossi A.T, Hanafi M, Sutedja L. 1993. Isolation and Antibacterial Test of

Garlic Oil. JKTI Vol. 3(2): 49-53

Kartika R. 1999. Isolasi Senyawa Antibakteri dalam kulit kayu bawang hutan

(Scorodocarpus borneensis) (tesis). Bogor: Institut Pertanian Bogor;

H.4;22

Katzung B G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Penerbit Salemba

Medika.

Khadri S, Boutefnouchet N, Dekhil M. 2010. Antibacterial Activity Evaluation of

Allium Sativum Essential Oil Compared to Different Pseudomonas

aeruginosa Strains in Estern Algeria. Chemistry& Chemical Engineering,

Biotechnology, Food Industry. 11 (4): 421-428.

Kubota K, Matsumoto M, Ueda M, Kobayashi A. 1999. New Antimicrobial

Compound from Scorodocarpus borneensis. Becc.Bioschi Biotechnol

Biochem. 63(2):298-301

Kumar B S, Saral A M, Madhumitha G, Sivaraj A, Kumar AV. 2010. In-vitro

Antibacterial Activities of Picrorhiza Kurroa Rhizome Extract Using Agar

Well Diffusion Methode. International Journal of Current Pharmaceutical

Research vol 2.

Lawrence Reena and Lawrence Kapil. 2011. Antioxidant Activity of Garlic

Essential Oil (Allium sativum) Grown in North Indian Plants. Asian

Pacific Journal of Tropical Biomedicine. 1-3.

Lim Haeyoung, Kubota Kikue, Kobayashi Akio, Fumio Sugawara. 1997. Sulfur

Containing Compounds from Scorodocarpus borneensis and Their

Antimicrobial Activity. Phytochemistry 48 ,787-790

Ogara E A, Ross Z M, Maslin D J. 2001. Antimicrobial Properties of Garlic

againts Human Enteric Bacteria: Evaluation of Methodologiesand

Comparisons with Garlic Oil Sulfides and Garlic Powder. Appl Environ

Microbiol 67 (1): 475-480

Page 59: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Poeloengan M. 2009. Pengaruh Minyak Atsiri Serai (Andropogon citratus DC.)

terhadap Bakteri yang Diisolasi dari Sapi Mastitis Subklinis. Berita

Biologi 9(6): 715-719.

Pratiwi, S. T. 2008. Mikrobiologi farmasi. Jakarta: Erlangga.

Praptiwi, Jamal Y, Murningsih T. 2002. Komponen Kimia dan Uji Antibakteri

Minyak Atsiri Daun Ki Cengkeh (Urophyllum arboreum (Reinw. Ex. Bl.)

Korth.). Berita Biologi 6(3): 461-465

Praptiwi, Harapini M. 2005. Aktivitas Ekstrak Metanol Buah Mbosi (Dysoxylum

gaudichandianum (A.Juss) Miq.) dan Penapisan Senyawa Kimianya. Biota

Vol. X (2): 93-97.

Praptiwi, Poeloengan M. 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit buah

Manggis (Garcinia mangostana Linn). Media Litbang Kesehatan Volume

XX nomor 2: 65-69.

Rianto S et al. 2008. Farmakologi dan Terapi Edisi V. Jakarta: Balai Penerbit

FKUI

Shridhar D. M. P, Mahajan G. B, Kamat V. P, Naik C. G, Parab R. R, Thakur N.

R, Mishra P. D. 2009. Antibacterial Activity of 2-(2’,4’-Dibromophenoxy)-

4,6-dibromophenol from Dysydea granulosa. Mar. Drugs 7: 464-471.

Soemitro et al.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen

Kesehatan.

Soetjipto H, Dewi L, Prayitno S.D. 2008. Isolasi dan Identifikasi Senyawa

Antibakteri Minyak Atsiri Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia

(Hemsley) A.Gray). Berita Biologi 9(2): 155-162.

Suppakul P, Sanla-Ead N, Phoopuritham P. 2006. Antimicrobial and Antioxidant

Activities of Bettel Oil. Kasetsart J (Nat. Sci.) 40: 91-100

Syahrurachman Agus et al. 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta:

Binarupa Aksara.

Sjoekor, M. D., Roekistiningsih, Sanarto, S., dan Sri, W. 2003. Mikrobiologi

Medik. Malang: Banyumedi A Publishing.

Tortora Gerard J, Funke Berdell R, Case Christine L. 2010. Microbiology An

Introduction ed.10. San Fransisco: Pearson Education, Inc.

Page 60: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Trimulyadi G, Ponco B, Jennie B. S. L, Miksusanti. 2008. Kerusakan Dinding Sel

Eschericia coli K.1.1 oleh Minyak Atsiri Temu Kunci (Kaempfira

pandurata). Berita Biologi 9 (1): 1-8.

Trimulyadi G, Ponco B, Syarief J, Jennie B. S. L, Miksusanti. 2009. Antibacterial

Activity of Temu Kunci Tuber (Kaempheria pandurata) Essential Oil

Against Bacillus cereus. Med J Indones 18: 10-17.

Wiart Christophe et al. 2001. Sesquiterpenes and Alkaloids from Scorodocarpus

borneensis. Phytochemistry 58,653-656

(http://webbook.nist.gov/chemistry)

www.plantamor.com/index.php?plant=1443

Page 61: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Determinasi Tanaman

Page 62: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Gambar Bahan dan Alat Penelitian

Gambar 12. Buah Bawang Hutan (Scorodocarpus borneensis Becc.)

Gambar 13. Alat Destilasi Uap Air Gambar 14. Rotary evaporator

Gambar 15. Metode enfleurasi (samping) dan Metode enfleurasi (depan)

Page 63: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Analisis Data

Penyiapan Simplisia

Isolasi Minyak Atsiri

Enfleuransi

Metode uji bakteri

Analisis Minyak

Atsiri

Menggunakan

GC – MS

Destilasi Uap Air

Analisis Minyak

Atsiri

Menggunakan

GC – MS Metode uji bakteri

Metode Dilusi Cair Metode Dilusi Cair

Lampiran 3. Alur Penelitian

Page 64: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4. Penyiapan simplisia

Buah bawang hutan diperoleh dari

daerah Samarinda, Kalimantan

Timur

Dilakukan sortasi basah dan

dibersihkan dari pengotor yang

menempel

Buah bawang hutan dihancurkan

dengan ditumbuk dalam lumpang

Dilakukan proses isolasi minyak

atsiri

Disimpan dalam wadah yang gelap

Page 65: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

250 gram bahan ditimbang dan

didestilasi uap air selama 5 jam

Dilakukan penyaringan dan di

rotary evaporator kemudian

ditampung dalam vial gelap

Dilarutkan dengan metanol p.a.

(1:2) dan didiamkan selama 1

hari

Diuapkan dengan rotary vacum

evaporator dan minyak

ditampung dalam vial tertutup

rapat

Difraksinasi menggunakan eter

dan dilakukan pengocokan

Ditambahkan Na2SO4 untuk

mengeringkan air yang tersisa

Chamber ditutup dan didiamkan

pada suhu ruang dan diamati 24

jam selama 1 minggu

Lemak diambil dari plat kaca

kemudian ditimbang

Buah Bawang Hutan yang sudah

ditumbuk

Menggunakan Metode Destilasi

Uap Air

Hasil destilasi ditampung pada

corong pisah

Menggunakan Metode

Enfleurasi

180 gram bahan ditimbang dan

diletakkan di dalam chamber

80 gram adeps lanae dioleskan

setebal 0,3 cm pada plat kaca

Lampiran 5. Skema Isolasi Minyak Atsiri Buah Bawang Hutan

Page 66: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Stok Bakteri Uji

Inokulasi pada agar miring

Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37OC

Stok biakan bakteri pada agar NA umur

24 jam

Suspensikan 1-2 jarum ose ke dalam 5

mL NaCl steril

Diukur menggunakan

Spectrophotometry agar sesuai standar

Mc Farland

Diencerkan hingga diperoleh suspensi

106 sel bakteri/mL

Lampiran 6. Skema Kerja Peremajaan Bakteri

Lampiran 7. Skema Kerja Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Page 67: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

8 buah tabung reaksi

steril

Tabung 1-5

UJI

Tabung 6-8

KONTROL

+ 1,5 mL

medium NB

+ 1,5

mL

Lar.

Induk

4000

ppm

Tab.

1

+ 1,5

mL

Lar.

Tab 1

+ 1,5

mL

Lar .

Tab 2

+ 1,5

mL

Lar.

Tab 3

+ 1,5

mL

Lar.

Tab 4

+ 0,3 mL suspensi bakteri 106 sel

bakteri/mL

+ 1,2 mL

medium NB

Tab.

2

Tab.

3

Tab.

4

Tab.

5 Tab. 6

2,7 mL

NB + 0,3

mL

suspensi

bakteri

Tab. 7

1,5 mL

NB + 1,5

mL

Larutan

induk

Tab. 8

1,5 mL

NB + 1,5

mL

pelarut

Di vortex dan diinkubasi selama 24

jam pada suhu 37OC

Pengamatan

Lampiran 8. Skema Kerja Pengujian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Buah

Bawang Hutan

Page 68: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. Pembuatan Larutan Uji Antimikroba

1. Pembuatan Larutan Induk

Larutan induk yang digunakan yaitu 4000 ppm

Ditimbang minyak atsiri sebanyak 40 mg

Ditambahkan 0,5 % tween 80 %

0,5 % x 10 mL = 0,05 mL

Di add hingga 10 mL

2. Pembuatan Larutan Uji dan Kontrol Positif

Konsentrasi 2000 ppm (tabung 1)

N1 . V1 = N2 . V2

4000 . V1 = 2000 . 3

V1 = 1,5 mL (jumlah larutan yang dipipet dari lar. induk)

Konsentrasi 1000 ppm (tabung 2)

N1 . V1 = N2 . V2

2000 . V1 = 1000 . 3

V1 = 1,5 mL (jumlah larutan yang dipipet dari lar. 2000 ppm)

Konsentrasi 500 ppm (tabung 3)

N1 . V1 = N2 . V2

1000 . V1 = 500 . 3

V1 = 1,5 mL (jumlah larutan yang dipipet dari lar. 1000 ppm)

Konsentrasi 250 ppm (tabung 4)

N1 . V1 = N2 . V2

500 . V1 = 250 . 3

V1 = 1,5 mL (jumlah larutan yang dipipet dari lar. 500 ppm)

Konsentrasi 125 ppm (tabung 5)

N1 . V1 = N2 . V2

250 . V1 = 125 . 3

V1 = 1,5 mL (jumlah larutan yang dipipet dari lar. 250 ppm)

Page 69: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 10. Hasil GC-MS Kandungan Kimia Penyusun Minyak Atsiri Buah

Bawang Hutan dari Metode Destilasi Uap Air

No. Spesifikasi Senyawa Spektrometri Massa

1. Unknown

Waktu Retensi : 4.15

Quality : -

Rumus Senyawa : -

Berat Molekul : -

2. Unknown

Waktu Retensi : 4.83

Quality : -

Rumus Senyawa : -

Berat Molekul : -

3. Ethyl acetate

Waktu Retensi : 4.91

Quality : 91

Rumus Senyawa : C4H8O2

Berat Molekul : 88.12 O

O

4. 1,1 Diethoxyethane

Waktu Retensi : 6.46

Quality : 90

Rumus Senyawa : C6H14O2

Berat Molekul : 118.174

O

O

Page 70: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. 3-methyl,2-Pentanone

Waktu Retensi : 7.03

Quality : 72

Rumus Senyawa : C5H10O

Berat Molekul : 86.073

O

6. Butanoic acid

Waktu Retensi : 8.26

Quality : 94

Rumus Senyawa : C4H8O2

Berat Molekul : 88.052

OH

O

7. 2-Hexanol

Waktu Retensi : 8.36

Quality : 78

Rumus Senyawa : C6H14O

Berat Molekul : 102.104

OH

8 Unknown

Waktu Retensi : 9.15

Quality : -

Rumus Senyawa : -

Berat Molekul : -

9. p-Xylene

Waktu Retensi : 11.00

Quality : 97

Rumus Senyawa : C8H10

Berat Molekul : 106.078

Page 71: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

10. 1,1 – Diethoxy butane

Waktu Retensi : 12.41

Quality : 83

Rumus Senyawa : C8H18O2

Berat Molekul : 146.131

O

O

11. 3-methyl-3-Heptanol

Waktu Retensi : 14.46

Quality : 78

Rumus Senyawa : C7H16O

Berat Molekul : 116.12

OH

12. 1-Ethyl-2-methyl benzene

Waktu Retensi : 15.74

Quality : 94

Rumus Senyawa : C9H12

Berat Molekul : 120.094

13. 1,2,3-Trimethyl benzene

Waktu Retensi : 16.16

Quality : 97

Rumus Senyawa : C9H12

Berat Molekul : 120.094

Page 72: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

14. S-Methyl methanethiosulphinate

Waktu Retensi : 17.04

Quality : 97

Rumus Senyawa : C2H6OS2

Berat Molekul : 109.986

S

S

O

15. Dimethoxysulfone

Waktu Retensi : 23.30

Quality : 97

Rumus Senyawa : C2H6O4S

Berat Molekul : 125.999

S

OO

OCH3H3CO

16. Methyl methyltiomethyl disulfide

Waktu Retensi : 25.35

Quality : 72

Rumus Senyawa : C3H8S

Berat Molekul : 139.979

S S

S

17. Unknown

Waktu Retensi : 34.98

Quality : -

Rumus Senyawa : -

Berat Molekul : -

Page 73: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 11. Hasil GC-MS Kandungan Kimia Penyusun Minyak Atsiri Buah

Bawang Hutan dari Metode Enfleurasi

No. Spesifikasi Senyawa Spektrometri Massa

1. Ethanol

Waktu Retensi : 4.06

Quality : 78

Rumus Senyawa : C2H6O

Berat Molekul : 40.068 OH

2. Ethyl acetate

Waktu Retensi : 4.83

Quality : 87

Rumus Senyawa : C4H8O2

Berat Molekul : 88.12 O

O

3. 1-Butanol

Waktu Retensi : 5.41

Quality : 91

Rumus Senyawa : C4H10O

Berat Molekul : 74.073

OH

4. 2,3 - Butanediol

Waktu Retensi : 8.62

Quality : 80

Rumus Senyawa : C4H10O2

Berat Molekul : 90.068

HO

OH

Page 74: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Unknown

Waktu Retensi : 9.12

Quality : -

Rumus Senyawa : -

Berat Molekul : -

6. 2-methyl-2,4-Pentanediol

Waktu Retensi : 14.00

Quality : 90

Rumus Senyawa : C6H14O2

Berat Molekul : 118.099

HO

OH

7. 1,1’-oxybis-2-Propanol

Waktu Retensi : 20.01

Quality : 90

Rumus Senyawa : C6H14O3

Berat Molekul : 134.094

HO

O

OH

8. Diethyl malonate

Waktu Retensi : 22.35

Quality : 81

Rumus Senyawa : C5H8O4

Berat Molekul : 132.042

O O

O O

9. Dihydro myrcenol

Waktu Retensi : 22.48

Quality : 78

Rumus Senyawa : C10H20O

Berat Molekul : 156.151

HO

Page 75: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

10. α-Terpinolene

Waktu Retensi : 23.99

Quality : 87

Rumus Senyawa : C10H16

Berat Molekul : 136.125

11. Β-Citronellol

Waktu Retensi : 29.57

Quality : 98

Rumus Senyawa : C10H20O

Berat Molekul : 156.151

HO

12. 1-methyl-4-(methylethyl)-1,3-

Cyclohexadiene

Waktu Retensi : 35.36

Quality : 95

Rumus Senyawa : C10H16

Berat Molekul : 136.125

13. Coumarine

Waktu Retensi : 35.83

Quality : 93

Rumus Senyawa : C9H6O2

Berat Molekul : 146.037

OO

Page 76: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

14. Thiosulfuric acid

Waktu Retensi : 36.23

Quality : 86

Rumus Senyawa : H2S2O

Berat Molekul : 256

S

S

O OH

OH

15. Hexadecanoic acid

Waktu Retensi : 36.23

Quality : 93

Rumus Senyawa : C16H32O2

Berat Molekul : 256.24

OH

O

16. Diethyl phthalate

Waktu Retensi : 39.20

Quality : 97

Rumus Senyawa : C12H14O4

Berat Molekul : 222.237

O O

O O

Page 77: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 12. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Kandungan Minyak Atsiri Hasil

Destilasi Uap Air dari Buah Bawang Hutan terhadap Tiga Bakteri Gram Positif

dan Tiga Bakteri Gram Negatif

Gambar 16. Tabung uji berisi Bakteri S.aureus sebelum (kiri atau A) dan setelah

(kanan atau B) di inkubasi

Gambar 17. Tabung uji berisi Bakteri B.cereus sebelum (kiri atau A) dan setelah

(kanan atau B) di inkubasi

Gambar 18. Tabung uji berisi Bakteri B.subtilis sebelum (kiri atau A) dan setelah

(kanan atau B) di inkubasi

Page 78: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(lanjutan)

Gambar 19. Tabung uji berisi Bakteri E.coli sebelum (kiri atau A) dan setelah

(kanan atau B) di inkubasi

Gambar 20. Tabung uji berisi Bakteri S.typhimorium sebelum (kiri atau A) dan

setelah (kanan atau B) di inkubasi

Gambar 21. Tabung uji berisi Bakteri P.aeruginosa sebelum (kiri atau A) dan

setelah (kanan atau B) di inkubasi

Page 79: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 22. Tabung Uji Kontrol berisi kontrol medium, kontrol ekstrak dan

kontrol bakteri sebelum di inkubasi

Gambar 23. Tabung Uji Kontrol berisi kontrol bakteri setelah diinkubasi

Gambar 24. Tabung Uji Kontrol Ekstrak (kiri) dan Kontrol Medium (kanan)

setelah diinkubasi

Page 80: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 13. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Kandungan Minyak Atsiri Hasil

Enfleurasi dari Buah Bawang Hutan terhadap Tiga Bakteri Gram Positif dan Tiga

Bakteri Gram Negatif

Gambar 25. Tabung uji berisi Bakteri S.aureus sebelum (kiri atau A) dan setelah

(kanan atau B) di inkubasi

Gambar 26. Tabung uji berisi Bakteri B.cereus sebelum (kiri atau A) dan setelah

(kanan atau B) di inkubasi

Gambar 27. Tabung uji berisi Bakteri B.subtilis sebelum (kiri atau A) dan setelah

(kanan atau B) di inkubasi

Page 81: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(lanjutan)

Gambar 28. Tabung uji berisi Bakteri E.coli sebelum (kiri atau A) dan setelah

(kanan atau B) di inkubasi

Gambar 29. Tabung uji berisi Bakteri S.typhimorium sebelum (kiri atau A) dan

setelah (kanan atau B) di inkubasi

Gambar 30. Tabung uji berisi Bakteri P.aeruginosa sebelum (kiri atau A) dan

setelah (kanan atau B) di inkubasi

Page 82: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

63

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 31. Tabung Uji Kontrol berisi kontrol ekstrak dan kontrol bakteri

sebelum di inkubasi

Gambar 32. Tabung Uji Kontrol berisi kontrol ekstrak dan kontrol bakteri setelah

di inkubasi

Page 83: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 14. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Kandungan Minyak Atsiri Hasil

Destilasi Uap Air dari Buah Bawang Hutan terhadap Tiga Bakteri Gram Positif

dan Tiga Bakteri Gram Negatif setelah Dikultur pada Media Agar

Gambar 33. Hasil uji aktivitas antibakteri kandungan minyak atsiri buah bawang

hutan terhadap bakteri Staphylococcus aureus

Gambar 34. Hasil uji aktivitas antibakteri kandungan minyak atsiri buah bawang

hutan terhadap bakteri Bacillus cereus

2000

ppm

1000

ppm

500 ppm

250 ppm

125 ppm

S.A

2000

ppm

1000

ppm

B.

cereus

500 ppm

250 ppm

125 ppm

Page 84: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(lanjutan)

Gambar 35. Hasil uji aktivitas antibakteri kandungan minyak atsiri buah bawang

hutan terhadap bakteri Bacillus subtilis

Gambar 36. Hasil uji aktivitas antibakteri kandungan minyak atsiri buah bawang

hutan terhadap bakteri Escherichia coli

125 ppm

250 ppm

B.

subtilis

2000

ppm

500 ppm

1000

ppm

125 ppm

250 ppm

500 ppm

1000

ppm

e. coli

2000

ppm

Page 85: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

66

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(lanjutan)

Gambar 37. Hasil uji aktivitas antibakteri kandungan minyak atsiri buah bawang

hutan terhadap bakteri Salmonella typhimurium

Gambar 38. Hasil uji aktivitas antibakteri kandungan minyak atsiri buah bawang

hutan terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa

1000

ppm

500 ppm

2000

ppm

s. typhi

250 ppm

125 ppm

2000

ppm

500 ppm 250 ppm

125 ppm

P.aeru

1000

ppm

Page 86: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

67

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 15. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Kandungan Minyak Atsiri Hasil

Enfleurasi dari Buah Bawang Hutan terhadap Tiga Bakteri Gram Positif dan Tiga

Bakteri Gram Negatif setelah Dikultur pada Media Agar

Gambar 39. Hasil uji aktivitas antibakteri kandungan minyak atsiri buah bawang

hutan terhadap bakteri Staphylococcus aureus

Gambar 40. Hasil uji aktivitas antibakteri kandungan minyak atsiri buah bawang

hutan terhadap bakteri Bacillus cereus

2000

ppm

S.A

125 ppm

250 ppm

500 ppm

1000

ppm

2000

ppm

1000

ppm

B. cereus

125 ppm

250 ppm

500 ppm

Page 87: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

68

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(lanjutan)

Gambar 41. Hasil uji aktivitas antibakteri kandungan minyak atsiri buah bawang

hutan terhadap bakteri Bacillus subtilis

Gambar 42. Hasil uji aktivitas antibakteri kandungan minyak atsiri buah bawang

hutan terhadap bakteri Escherichia coli

125 ppm

B.

subtilis

250 ppm

500 ppm

2000

ppm

1000

ppm

125

ppm

250

ppm

500

ppm

1000

ppm

2000

ppm

E.coli

Page 88: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

69

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(lanjutan)

Gambar 43. Hasil uji aktivitas antibakteri kandungan minyak atsiri buah bawang

hutan terhadap bakteri Salmonella typhimurium

Gambar 44. Hasil uji aktivitas antibakteri kandungan minyak atsiri buah bawang

hutan terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa

2000

ppm s.typhi

125 ppm

250 ppm

1000

ppm

500 ppm

2000

ppm

1000

ppm

p.aeru 125 ppm

500 ppm

250 ppm

Page 89: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

70

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 16. Hasil Pengamatan Menggunakan Spektrofotometri UV-VIS untuk

Larutan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri dari Hasil Destilasi Uap Air

1. Kontrol Negatif

No. Bahan yang digunakan Absorban

1. Natrium broth 0.000

2. Staphylococcus aureus

No. Konsentrasi Tabung Absorban Rata-rata absorban

1. 125 ppm 1 1.272 1.3005

2 1.329

2. 250 ppm 1 1.291 1.309

2 1.327

3. 500 ppm 1 1.006 1.0725

2 1.139

4. 1000 ppm 1 1.115 1.105

2 1.095

5. 2000 ppm 1 1.005 1.0245

2 1.044

3. Bacillus cereus

No. Konsentrasi Tabung Absorban Rata-rata absorban

1. 125 ppm 1 1.217 1.408

2 1.599

2. 250 ppm 1 0.901 0.950

2 0.999

3. 500 ppm 1 1.253 1.113

2 0.973

4. 1000 ppm 1 1.125 1.130

2 1.235

5. 2000 ppm 1 0.888 0.9845

2 1.081

4. Bacillus subtilis

No. Konsentrasi Tabung Absorban Rata-rata absorban

1. 125 ppm 1 1.352 1.320

2 1.288

2. 250 ppm 1 1.338 1.3425

2 1.347

3. 500 ppm 1 1.001 1.087

2 1.173

4. 1000 ppm 1 1.176 1.103

2 1.030

5. 2000 ppm 1 0.966 0.934

2 0.902

Page 90: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

71

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Escherichia coli

No. Konsentrasi Tabung Absorban Rata-rata absorban

1. 125 ppm 1 1.336 1.3565

2 1.377

2. 250 ppm 1 1.388 1.3365

2 1.285

3. 500 ppm 1 1.318 1.324

2 1.330

4. 1000 ppm 1 1.327 1.277

2 1.227

5. 2000 ppm 1 1.144 1.148

2 1.152

6. Pseudomonas aeruginosa

No. Konsentrasi Tabung Absorban Rata-rata absorban

1. 125 ppm 1 1.204 1.1345

2 1.065

2. 250 ppm 1 1.120 1.1945

2 1.269

3. 500 ppm 1 1.195 1.180

2 1.165

4. 1000 ppm 1 1.209 1.2355

2 1.262

5. 2000 ppm 1 0.828 0.912

2 0.996

7. Salmonella typhimorium

No. Konsentrasi Tabung Absorban Rata-rata absorban

1. 125 ppm 1 1.237 1.2395

2 1.342

2. 250 ppm 1 1.309 1.3175

2 1.326

3. 500 ppm 1 1.090 1.099

2 1.108

4. 1000 ppm 1 1.230 1.124

2 1.018

5. 2000 ppm 1 1.094 1.003

2 0.912

Page 91: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

72

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 17. Hasil Pengamatan Menggunakan Spektrofotometri UV-VIS untuk

Larutan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri dari Hasil Enfleurasi

1. Kontrol Negatif

No. Bahan yang digunakan Absorban

1. Natrium broth 0.000

2. Staphylococcus aureus

No. Konsentrasi Tabung Absorban Rata-rata absorban

1. 125 ppm 1 1.357 1.2235

2 1.090

2. 250 ppm 1 1.037 1.0115

2 0.986

3. 500 ppm 1 1.094 1.047

2 1.000

4. 1000 ppm 1 0.998 0.8845

2 0.771

5. 2000 ppm 1 0.862 0.780

2 0.698

3. Bacillus cereus

No. Konsentrasi Tabung Absorban Rata-rata absorban

1. 125 ppm 1 0.850 0.833

2 0.816

2. 250 ppm 1 0.705 0.7345

2 0.764

3. 500 ppm 1 0.872 0.773

2 0.674

4. 1000 ppm 1 0.760 0.7195

2 0.679

5. 2000 ppm 1 0.650 0.687

2 0.724

4. Bacillus subtilis

No. Konsentrasi Tabung Absorban Rata-rata absorban

1. 125 ppm 1 1.031 1.208

2 1.385

2. 250 ppm 1 1.452 1.282

2 1.112

3. 500 ppm 1 1.436 1.218

2 1.001

4. 1000 ppm 1 0.903 0.947

2 0.991

5. 2000 ppm 1 0.792 0.836

2 0.880

Page 92: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

73

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Escherichia coli

No. Konsentrasi Tabung Absorban Rata-rata absorban

1. 125 ppm 1 1.242 1.292

2 1.342

2. 250 ppm 1 1.196 1.2045

2 1.213

3. 500 ppm 1 1.313 1.2365

2 1.160

4. 1000 ppm 1 1.309 1.1805

2 1.052

5. 2000 ppm 1 0.903 0.9865

2 1.070

6. Pseudomonas aeruginosa

No. Konsentrasi Tabung Absorban Rata-rata absorban

1. 125 ppm 1 1.307 1.3025

2 1.298

2. 250 ppm 1 1.079 1.0805

2 1.082

3. 500 ppm 1 1.170 1.167

2 1.164

4. 1000 ppm 1 0.701 0.695

2 0.689

5. 2000 ppm 1 0.573 0.5735

2 0.574

7. Salmonella typhimorium

No. Konsentrasi Tabung Absorban Rata-rata absorban

1. 125 ppm 1 1.366 1.214

2 1.062

2. 250 ppm 1 1.252 1.1585

2 1.065

3. 500 ppm 1 1.004 1.0215

2 1.039

4. 1000 ppm 1 0.958 0.9495

2 0.941

5. 2000 ppm 1 0.973 0.9245

2 0.876

Page 93: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

74

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 18. Hasil Pengamatan Menggunakan Spektrofotometri UV-VIS untuk

Larutan Uji Antibiotik Ciprofloxacin sebagai Pembanding

1. Kontrol Negatif

No. Bahan yang digunakan Absorban

1. Natrium broth 0.000

2. Staphylococcus aureus

No. Konsentrasi Tabung Absorban Rata-rata absorban

1. 0,03125 ppm 1 0,326 0,319

2 0,312

2. 0,0625 ppm 1 0,279 0,340

2 0,401

3. 0,125 ppm 1 0,351 0,3185

2 0,286

4. 0,25 ppm 1 0,128 0,127

2 0,126

5. 0,5 ppm 1 0,138 0,1475

2 0,157

3. Bacillus cereus

No. Konsentrasi Tabung Absorban Rata-rata absorban

1. 0,03125 ppm 1 0,192 0,191

2 0,190

2. 0,0625 ppm 1 0,165 0,166

2 0,167

3. 0,125 ppm 1 0,152 0,152

2 0,152

4. 0,25 ppm 1 0,062 0,076

2 0,090

5. 0,5 ppm 1 0,071 0,0425

2 0,014

4. Bacillus subtilis

No. Konsentrasi Tabung Absorban Rata-rata absorban

1. 0,3125 ppm 1 0,235 0,240

2 0,245

2. 0,0625 ppm 1 0,134 0,1345

2 0,135

3. 0,125 ppm 1 0,076 0,077

2 0,078

4. 0,25 ppm 1 0,041 0.0505

2 0,060

5. 0,5 ppm 1 0,008 0,008

2 0,008

Page 94: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29199/1/MUHAMAD... · kimia minyak atsiri dengan

75

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Escherichia coli

No. Konsentrasi Tabung Absorban Rata-rata absorban

1. 0,015 ppm 1 1,029 1,0305

2 1,031

2. 0,03 ppm 1 0,920 0,9215

2 0,923

3. 0,06 ppm 1 0,766 0,7875

2 0,809

4. 0,12 ppm 1 0,466 0,4655

2 0,465

5. 0,24 ppm 1 0,167 0,1665

2 0,166

6. Pseudomonas aeruginosa

No. Konsentrasi Tabung Absorban Rata-rata absorban

1. 0,125 ppm 1 0,909 0,9885

2 1,068

2. 0,25 ppm 1 0,831 0,845

2 0,859

3. 0,5 ppm 1 0,631 0,603

2 0,575

4. 1 ppm 1 0,265 0,274

2 0,283

5. 2 ppm 1 0,098 0,089

2 0,080

7. Salmonella typhimorium

No. Konsentrasi Tabung Absorban Rata-rata absorban

1. 0,0625 ppm 1 1,162 1,1645

2 1,167

2. 0,125 ppm 1 1,031 1,029

2 1,027

3. 0,25 ppm 1 0,721 0,7245

2 0,728

4. 0,5 ppm 1 0,227 0,2575

2 0,288

5. 1 ppm 1 0,114 0,114

2 0,114