uin syarif hidayatullah jakarta preparasi dan...

86
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL PVA(POLY(VINYL-ALCOHOL)) DAN NATRIUM ALGINAT DENGAN METODE FREEZE-THAWING DAN METRONIDAZOLE SEBAGAI MODEL ZAT AKTIF SKRIPSI NURUL HIKMAH TANJUNG 1111102000005 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA OKTOBER 2015

Upload: dokhue

Post on 22-Jul-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG

HIDROGEL PVA(POLY(VINYL-ALCOHOL)) DAN NATRIUM

ALGINAT DENGAN METODE FREEZE-THAWING DAN

METRONIDAZOLE SEBAGAI MODEL ZAT AKTIF

SKRIPSI

NURUL HIKMAH TANJUNG 1111102000005

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

OKTOBER 2015

Page 2: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

i UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM

SAMBUNG SILANG HIDROGEL PVA (POLY(VINYL-

ALCOHOL))DAN NATRIUM ALGINAT DENGAN

METODE FREEZE-THAWING DAN

METRONIDAZOL SEBAGAI MODEL ZAT AKTIF

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi

NURUL HIKMAH TANJUNG 1111102000005

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

OKTOBER 2015

Page 3: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL
Page 4: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL
Page 5: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL
Page 6: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

v UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

ABSTRAK

Nama : Nurul Hikmah Tanjung

NIM : 1111102000005

Program Studi : Farmasi

Judul Skripsi : Preparasi dan Karakterisasi Film Sabung Silang Hidrogel

PVA (Poly(vinyl-alcohol)) dan Natrium Alginat dengan

Metode Freeze-thawing dan Metronidazol sebagai model

zat aktif

Telah dibuat sediaan film sambung silang PVA (Poly(vinyl-alcohol)) dan natrium

alginat yang mengandung metronidazol. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengkarakterisasi film PVA (Poly(vinyl-alcohol)) dan (NA) natrium alginat yang

disambung silang, membandingkan karakteristik film sambung silang dengan film

yang tidak disambung silang, dan untuk mengetahui pengaruh sambung silang

terhadap karakteristik film. Film dibuat dengan empat formula A, B, C dan D

dengan memvariasikan adanya natrium alginat dan metode sambung silang.

Sambung. silang dilakukan dengan menggunakan metode fisik yaitu metode

freeze-thawing. Film yang dihasilkan dikarakterisasi meliputi evaluasi

organoleptis, ketebalan, kadar air, sifat mekanik, daya mengembang, dan profil

pelepasan metronidazol dari film. Karakteristik film sambung silang yang

dihasilkan dibandingkan dengan film yang tidak disambung silang. Hasilnya

menunukkan bahwa film PVA-NA yang disambung silang, film PVA yang

disambung silang, film PVA-NA yang tidak disambung silang dan film PVA yang

tidak disambug silang memiliki karakteristik : persen kadar air berturut-turut64,97

± 4,22%, 52,2 ± 5,89, 61,77±3,58% dan 32,53 ± 6,473%; persen kekuatan

tarikberturut-turut52,86±7,43%, 100,55 ± 9,98%, 69,02 ± 2,38% dan 54,89 ±

5,01%; persen elongasiberturut-turut266,67 ± 5,77%, 423,33 ± 45,09%, 366,67 ±

11,55% dan 246,67 ± 46,19, persen pelepasan zat aktif dari dalam film pada jam

ke 24 berturut-turut102,7 ± 8,06%, 164,11 ± 1,12%, 102,01 ± 2,67, dan 152,00 ±

11,02. Berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa proses sambung

silang mempengaruhi karakteristik film. Sambung silang yang dilakukan pada

PVA-NA menyebabkan peningkatan kadar air sehingga menurunkan persen

kekuatan tarik dan meningkatkan persen elongasi. Persentase kekuatan tarik

terendah dan elongasi tertinggi dihasilkan oleh film sambung silang PVA-NA,

persentase pelepasan obat metronidazol terendah dihasikan oleh film sambung

silang PVA-NA.

Kata kunci : film hidrogel, PVA, natrium alginat, metode sambung silang, freeze-

thawing.

Page 7: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

vi UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

ABSTRACK

Name : Nurul Hikmah Tanjung

Major : Pharmacy

Title : Preparation and Characterization of Crosslinked PVA (Poly(vinyl

alcohol)) and Sodium Alginate Hydrogel Film with Freeze

Thawing Method and Metronidazole as Active Pharmaceutical

Ingredient Model

A Crosslink of PVA (Poly(vinyl-alcohol)) Hydrogel Film and Sodium Alginate

dosage form that contain Metronidazole has been made. The purpose of this study

was to characterize PVA (Poly(vinyl-alcohol)) and Sodium Alginate that were

crosslinked, compare the characteristics of crossedlinked film with un-

crossedlinked and to understand the effect of crosslink to the film. The film was

formulated A, B, C and D. where varying the presence of sodium alginate and

crosslink method in the film. Crosslink was done by using a physics method

which was freeze thawing. The film that was resulted was characterized by their

organoleptic, thickness, weight uniformity , water content, mechanical properties,

swelling ratio, release profile of metronidazole from the film. The crosslink film

characteristics resulted were being compared to the film that was not crosslinked.

The result showed that PVA-NA crosslinked film, PVA crosslinked film, PVA-

NA un crosslinked film and PVA uncrosslinked film had characteristics of : water

content percentage 64,97 ± 4,22%, 52,2 ± 5,89, 61, 77 ± 3,58% and 32,53 ±

6,473% respectively; tensile strength percentage 52,86 ± 7,43%, 100,55 ± 9,98%,

69,02 ± 2,38% and 54,89 ± 5,01% respectively; elongation break percentage

266,67 ± 5,77%, 423,33 ± 45,09%, 366,67 ± 11,55% dan 246,67 ± 46,19, 102,01

± 2,67, and 152,00 ± 11,02 respectively ; active pharmaceutical ingredient release

from the film at hour 24 percentage 102,7 ± 8,06%, 164,11 ± 1,12%, respectively.

Based on the results, it can be concluded that crosslink process affected the film

characteristics. Crosslink that was done to PVA-NA caused ater content increase

that the percentage of tensile strength was decreasing and elongation break

percentage was increasing. The lowest tensile strength and the highest elongation

break were resulted by PVA-NA crosslinked film, the lowest metronidazole

release percentage was resulted by PVA-NA crosslinked film.

Keywords : Hydrogel film, PVA, sodium alginate, crosslinked, freeze-thawing

Page 8: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

vii UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil`alamiin, segala puji dan syukur penulis ucapkan

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini hingga selesai.

Shalawat serta salam penulis curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad

SAW beserta keluarga, para sahabat serta kita sebagai umatnya. Penulisan skripsi

yang berjudul “Preparasi dan Karakterisasi Film Sabung Silang Hidrogel PVA

(Poly(vinyl-alcohol)) dan Natrium Alginat dengan Metode Freeze-thaing dan

Metronidazol sebagai model zat aktif” bertujuan untuk memenuhi persyaratan

guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini penulis menyadari bahwa dalam penelitian dan

penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan,

dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Nelly Suryani, Ph.D., Apt dan Yuni Anggraeni, M.Farm., Apt sebagai

dosen pembimbing yang dengan sabar telah memberikan banyak

masukan, ilmu, bimbingan, waktu, tenaga, dan dukungan kepada penulis.

2. Prof. Dr. Arif Sumantri, S.KM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Yardi, Ph.D., Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Seluruh dosen di Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas ilmu

pengetahuan yang telah diberikan kepada saya.

5. Kedua orang tua, ayahanda Syafi’i Koto dan ibunda tercinta Sarifah

Hanum yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, dan doa yang

tidak pernah putus dan dukungan baik moril maupun materil. Sungguh

besar jasa beliau, tidak ada apapun di dunia ini yang mampu membalas

kebaikan Ayah dan Mama. Maafkan anakmu ini yang memiliki banyak

kesalahan, semoga Allah senantiasa melindungi Ayah dan Mama.

Page 9: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

viii UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

6. Kakak dan abang saya yang tercinta Lina Khairani, Lili Suhaini, Arman

Syahputra, Lisa Afriani dan Liza Tanzil serta abang dan kakak ipar saya

tercinta Basir, M. Ridwan, Ardila, Riko Sihombing, dan Zulfan Efendi

Arwalembun yang telah memberikan kasih sayang, doa, semangat,dan

dukungan baik moril maupun materil sehingga penelitian ini dapat

berjalan dengan lancar.

7. Keponakan-keponakan saya tersayang Sari Rahmadani, Hafiza

Khairunnisa, M. Fajar Shiddiq, Prima Aji, Farhan Kholik, Sri Annisa,

Jasmin, Batara Yuda, Indra Yana, M. Barkah Alzizian, Sahira Nafisa dan

Doni Darmawan terima kasih karena selalu menjadi penyemangat dan

penghibur ibu selama ini.

8. Kakek dan Nenek saya tersayang Alm. ungku Tapar, Alm.ungku Buyung,

Almh. Nenek Norma semoga kalian diberi tempat terbaik disisi Allah swt

dan Nenek Mariatun semoga selalu diberikan kesehatan dan umur panjang.

Terimakasih telah telah menyayangi dan mendoakan kesuksesan cucumu

ini.

9. Seluruh keluarga besar saya tercinta terima kasih atas doa dan dukungan

baik secara moral dan materil.

10. Seluruh keluarga besar Prodi Farmasi FKIK yang telah memberikan

kesempatan dan kemudahan untuk melakukan penelitian serta dukungan

yang amat besar.

11. Laboran-laboran Farmasi FKIK, Kak Rahmadi,Kak Eris, Kak Lisna, Kak

Liken, Mba Rani, Kak Tiwi, Kak Yaenap, Kak Walid dan Mba Anis terima

kasih atas dukungan serta kerjasamanya selama kegiatan penelitian.

12. Sahabat-sahabat seperjuanganku tercinta Mazaya Fadhila, Meri

Rahmawati, Novila Tari, Mida Fahmi, Wina Oktaviana, Yulia Nurbaiti

Raihana, Jemia, Firda Khanifah, Fitri Rachmadani, Dini Fauzana, Philia

Permaiswari Pratiwi, Khairunnisa Robbani, Henny Pradika Nigrum,

Miyadah Samiyah, Dana Yusshiammanti Fitria, Qurry Mawaddana, Gina

Kholisoh, Nicky Annisiana Fortunita, Rika Chaerunnisa, Dhenny Arman

Siregar, Resky Yuliandari dan Muhammad Fahmi Salafuddin, atas

kebersaaman, persaudaraan, bantuan, semangat, pengertian, motivasi dan

Page 10: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

ix UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

dukungan sejak awal perkuliahan sampai saat ini.

13. Teman-teman Farmasi 2011 kelas A-C atas persaudaraan dan

kebersamaan kita selama kita di bangku perkuliahan.

14. Sahabat-sahabatku tercinta Intan Kurnia, Nabilah Fitri, Tengku Zahra

Diba Johan, Nurul Arifah Batubara, Tengku Sofia Andriani Johan,

Hanifah Sembiring, Dinda Afdilla Sarra, Nur Rizqi Handayani, Bebi Ayu

Meilani, Nur Mawaddah Sari, dan Irawati Basuki, Muarifah, Harry

Santoso dan Raudhatul Fuad terima kasih atas doa dan dukungan kalian

selama ini.

15. Teman-teman “Tabletters” Umniyati Mufidah, Herlina Pratiwi, Ichsana

Eskha Widya, Rizka Nurbaiti, Wardah Annajiah dan teman-teman lainnya

yang telah banyak membantu dan memberikan banyak masukan dalam

penelitian ini.

16. Teman-teman “1001” Ailla Tiara Putri, Tiara Arliani, Anggita Cahya

Utami, Nadiya Hilmi, Tri Wahyuni, Dila Taruli, Laila Khotimah dan

teman-teman lainnya terima kasih atas doa dan dukungan kalian selama

ini.

17. Semua pihak yang telah membantu selama penelitian dan penyelesaian

skripsi baik secara langsung maupun tidak langsung yang namanya tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih belum sempurna

dan banyak kekurangan. Oleh karena itu saran serta kritik yang membangun

sangat diharapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan

pembaca. Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu saya dalam penelitian ini. Amiin Ya

Rabbal’alamiin.

Ciputat, Oktober2015

Penulis

Page 11: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL
Page 12: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

xi UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv

ABSTRAK ......................................................................................................... v

ABSTRACK ...................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...................... x DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Batasan dan Rumusan Masalah ..................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 4

2.1 Kulit ............................................................................................... 4

2.2 Luka ............................................................................................... 4

2.2.1 Jenis-Jenis Luka ................................................................. 5

2.2.1.1 Luka Berdasarkan Derajat Kontaminan ............... 5

2.2.1.2 Luka Berdasarkan Penyebab ................................ 6

2.2.2 Fase Penyembuhan Luka ................................................... 7

2.2.2.1 Fase Awal (Hemostasis dan Inflamasi)................ 8

2.2.2.2 Fase Intermediate (Proliferasi) ............................. 10

2.2.2.3 Fase Akhir (Remodelling) ................................... 12

2.2.3 Gangguan Proses Penyembuhan Luka ............................... 12

2.2.3.1 Jaringan Parut Hipertrofik dan Keloid ................. 13

2.2.3.2 Luka Kronis ......................................................... 13

2.3 Obat Luka dalam Sejarah Iskandar Dzulqarnain ........................... 14

2.4 Wound Dressing (Pembalut Luka) ................................................ 17

2.5 Hidrogel ......................................................................................... 18

2.6 PVA(Poly(vinyl alkohol)) .............................................................. 19

2.7 Natrium Alginat ............................................................................. 20

2.8 Sambung Silang ............................................................................. 22

2.9 Sambung Silang PVA ................................................................... 23

2.10 Gliserin ........................................................................................... 24

2.11 Metronidazol .................................................................................. 24

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 26

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 26

3.2 Alat dan Bahan ............................................................................... 26

3.2.1 Alat ..................................................................................... 26

3.2.2 Bahan ................................................................................. 26

3.2. Prosedur Kerja ............................................................................... 27

Page 13: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

xii UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

3.3.1 Optimasi Konsentrasi Natrium Alginat dalam

Sediaan Film ...................................................................... 27

3.3.2 Preparasi Film Sambung Silang ......................................... 28

3.3.3 Karakterisasi Cairan Pembentuk Film ............................... 29

3.3.3.1 Evaluasi Organoleptis .......................................... 29

3.3.3.2 Evaluasi Viskositas .............................................. 29

3.3.4 Karakterisasi Film .............................................................. 29

3.3.4.1 Evaluasi Organoleptis .......................................... 29

3.3.4.2 Pengukuran Ketebalan Film ................................. 29

3.3.4.3 Analisa Daya Mengembang ................................. 30

3.3.4.4 Analisa Kadar Air ................................................ 30

3.3.4.5 Uji Sifat Mekanik Film ........................................ 30

3.3.4.6 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dan

Pembuatan Kurva Kalibrasi Metronidazole ......... 31

3.3.4.7 Penetapan Kadar Metronidazole dalam Film ....... 31

3.3.4.8 Uji Pelepasan Zat Aktif dari Film ........................ 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 32

4.1 Pembuatan Sediaan Film ............................................................... 32

4.1.1 Optimasi Konsentrasi Natrium Alginat dalam

Sediaan Film ...................................................................... 32

4.1.2 Preparasi Film Sambung Silang ......................................... 33

4.2 Karakterisasi Cairan Pembentuk Film ........................................... 34

4.2.1 Evaluasi Organoleptis ........................................................ 34

4.2.2 Evaluasi Viskositas ............................................................ 34

4.3 Karaktersasi Film ........................................................................... 35

4.3.1 Evaluasi Organoleptis ........................................................ 35

4.3.2 Pengukuran Ketebalan Film ............................................... 36

4.3.3 Analisa Daya Mengembang ............................................... 37

4.3.4 Analisa Kadar Air .............................................................. 38

4.3.5 Uji Sifat Mekanik Film ...................................................... 39

4.3.6 Uji Pelepasan Zat Aktif dari Film ...................................... 40

4.3.7 Penetapan Kadar Metronidazole dalam Film ..................... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 43

5.1 Kesimpulan .................................................................................... 43

5.2 Saran .............................................................................................. 43

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 44

LAMPIRAN ....................................................................................................... 49

Page 14: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

xiii UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Variasi NA dalam Formula Film Sambung Silang .......................... 27

Tabel 3.2 Variasi Jenis Film ............................................................................. 28

Tabel 4.1 Karakteristik Film Hasil Optimasi ................................................... 32

Tabel 4.2 Ketebalan Film ................................................................................. 36

Tabel 4.3 Daya Mengembang Film .................................................................. 37

Tabel 4.4 Kadar Air .......................................................................................... 39

Tabel 4.5 Uji Mekanik Film ............................................................................. 39

Tabel 4.6 Persen Kumulatif Pelepasan Metronidazole dari Film ..................... 40

Tabel 4.7 Hasil Optimasi Waktu Ekstraksi Metronidazole dari Film .............. 41

Tabel 4.8 Kadar Metronidazole dalam Film .................................................... 42

Page 15: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

xiv UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rumus Struktur Poly(vinyl alcohol) ............................................ 20

Gambar 2.2 Struktur Alginat ........................................................................... 21

Gambar 2.3 Struktur Jaringan Tiga Dimensi PVA yang Disambung Silang

dengan Metode Freeze Thawing ................................................. 23

Gambar 2.4 Rumus Struktur Metronidazol ..................................................... 24

Gambar 4.1 Larutan CPF PVA-NA (A), Larutan CPF PVA (B) .................... 34

Gambar 4.2 Gambar Makroskopik Keempat Formula Film A (A), Film B (B),

Film C (C), dan Film D (D) ......................................................... 35

Gambar 4.3 Grafik Daya Mengembang Film .................................................. 37

Gambar 4.4 Kurva Sifat Mekanik Film ........................................................... 39

Gambar 4.5 Grafik Persentase Kumulatif Pelepasan Metronidazole .............. 41

Page 16: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

xv UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Alur Penelitian ............................................................................ 49

Lampiran 2. Gambar Alat dan Bahan ............................................................. 50

Lampiran 3. Pembuatan Koloid PVA 6% ....................................................... 51

Lampiran 4. Pembuatan Koloid NA 0,9% ...................................................... 51

Lampiran 5. Pembuatan Larutan Metronidazol .............................................. 51

Lampiran 6. Pembuatan Larutan Metronidazol Standar ................................. 51

Lampiran 7. Data Standar Absorbansi dan Kurva Kalibrasi Metronidazol

dalam Aquabidestilasi ............................................................... 52

Lampiran 8. Kadar Air .................................................................................... 52

Lampiran 9. Ketebalan Film ........................................................................... 53

Lampiran 10. Uji Mekanik ................................................................................ 53

Lampiran 11. Keseragaman Kandungan ........................................................... 54

Lampiran 12. Presentase Kumulatif Pelepasan Metronidazol dari Film ........... 54

Lampiran 13. Hasil Optimas Pelepasan Metronidazol ...................................... 54

Lampiran 14. Penetapan Kadar Metronidazol dari Film ................................... 55

Lampiran 15. Uji Daya Mengembang ............................................................... 56

Lampiran 16. Data Statistik Uji Mekanik Kekuatan Tarik ............................... 57

Lampiran 17. Data Statistik Uji Mekanik Elongasi .......................................... 58

Lampiran 18. Data Statistik Uji Daya Mengembang ........................................ 60

Lampiran 19. Contoh Perhitungan Optimasi Pelepasan Metronidazol ............. 66

Lampiran 20. Contoh Perhitungan Kadar Metronidazol ................................... 67

Lampiran 21. Sertifikat Analisis PVA .............................................................. 68

Lampiran 22. Sertifikat Analisis Metronidazol ................................................. 69

Lampiran 23. Sertifikat Analisis Natrium Alginat ............................................ 70

Page 17: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

1 UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini, sediaan penutup luka menjadi perhatian khusus bagi tenaga

kesehata. Banyaknya korban yang menderita luka akibat kecelakaan industri, lalu

lintas, penyakit diabetes, kebakaran dan sebagainya menjadi faktor pertimbangan

khusus dalam penelitian obat penutup luka. Sediaan penutup luka sangat

diharapkan memiliki mekanisme kerja yang cepat dan efektif untuk mempercepat

penyembuhan.

Produk hidrogel merupakan kelompok yang terdiri dari material polimer,

struktur hidrofiliknya mengakibatkan produk ini mampu menjerap air dalam

jumlah besar dalam jaringan tiga dimensinya (Ahmed, 2013). Sifat lain dari

hidrogel yaitu dapat memberikan lingkungan yang lembab untuk migrasi sel dan

menyerap beberapa eksudat serta debridemen autolitik tanpa membahayakan

granulasi atau sel-sel epitel serta memberikan efek dingin dan efek menenangkan

pada kulit (Weller dan Summan, 2006). Keuntungan-keuntungan hidrogel tersebut

merupakan dasar pemilihan hidrogel sebagai basis film yang akan digunakan.

Dalam aplikasi pengobatan penutup luka, PVA merupakan produk

hidrogel sintetik yang paling lama dan memiliki biokompatibel yang baik

(Komoun et al.,2014 ). Tetapi PVA memiliki kekurangan yaitu tidak cukup

elastis, membrannya kaku dan sifat hidrofilisitasnya yang terbatas jika digunakan

sendiri sehingga membutuhkan modifikasi seperti menggabungkan PVA dengan

hidrogel natural ataupun sintetik lain (Kamoun et al., 2014).

Serangkaian campuran PVA (poly(vinyl alcohol) dan polimer hidrogel

lain yang memiliki karakteristik yang baik telah direview menggunakan metode

sambung silang yang berbeda untuk mendapatkan bahan pembalut luka yang

tepat. Yaitu pembalut luka yang memiliki biokompatibilitas dan sifat mekanik

yang memuaskan.

Dalam jurnal review yang dilakukan oleh (Komoun et al., 2014) para

peneliti lain menyatakan bahwa penggabungan PVA dengan menggunakan

1

Page 18: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

2

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

natrium alginat (NA) dengan metode freeze-thawing akan meningkatkan sifat film

seperti meningkatkan elastisitas, dan stabilitas suhu dan daya mengembang yang

berdampak pada kelembaban lingkungan luka.

NA memiliki sifat hidrofilisitas yang tinggi, biokompatibilitas yang baik

dan relatif ekonomis dan telah banyak diaplikasikan dalam pengobatan biomedis

seperti wound dressing. NA merupakan polimer hidrogel yang paling umum

diaplikasikan untuk wound dressing yang digabungkan dengan PVA baik sebagai

komponen utama ataupun tambahan. (Kamoun et al., 2014).

Pada penelitian ini akan dibuat film hidrogel yang terdiri dari 4 jenis film

yang berbeda pada formula dan proses sambung silang. Film A terdiri dari

polimer PVA dan NA yang disambung silang, film B terdiri dari polimer PVA

yang disambung silang, film C terdiri dari polimer PVA dan NA yang tidak

disambung silang dan film D terdiri dari polimer PVA yang tidak disambung

silang. Semua film dibuat dengan penambahan gliserin sebagai plasticizer dan

metronidazol sebagai model zat aktif. Penambahan plastisizer diharapkan mampu

meningkatkan efektivitas pembentukan film.

Sambung silang merupakan salah satu metode untuk menghubungkan

antara rantai polimer satu dengan yang lainnya sehingga terbentuk suatu bangunan

tiga dimensi yang saling berkesinambungan (Sugita et al., 2009). Ikatan yang

terbentuk ini dapat mempengaruhi karakteristik dari suatu polimer dimana akan

meningkatkan daya mengembang, sifat mekanik dan pelepasan obat (Komoun et

al., 2013)

Hidrogel akan disambung silang dengan metode freeze-thawing dalam

upaya untuk memperbaiki sifat film. Bahan kimia yang digunakan dalam metode

sambung silang secara kimia tidak hanya merupakan senyawa beracun dimana

dapat terlepas atau sering diisolasi dari penyiapan gel sebelum diaplikasikan,

tetapi juga dapat mempengaruhi substansi alami yang terjerap (misalnya protein,

obat-obatan, dan sel-sel). Oleh karena itu, metode sambung silang fisik lebih

dipilih dan disukai dibandingkan dengan ikatan silang kimia. Sehingga digunakan

metode fisik yaitu freeze-thawing yang lebih mudah dan paling aman digunakan

(Kamoun et al., 2014)

Page 19: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

3

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Diharapkan, penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi penelitian

selanjutkan dalam menentukan film yang akan digunakan sebagai pembawa

bioaktif untuk sediaan penutup luka agar pengobatan pada luka mendapatkan efek

terapi yang maksimal.

1.2 Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini

adalah

1. Bagaimanakah karakteristik dari setiap film yang akan dibuat dengan

metode sambung silang freeze--thawing?

2. Formulasi manakah yang akan memberikan karakteristik yang paling baik

diantara formulasi yang telah dirancang?

3. Bagaimanakah pengaruh penambahan plastisizer pada pembentukan film ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Mengkarakterisasi film PVA (Poly(vinyl-alcohol)) dan (NA) natrium

alginat yang disambung silang dan yang tidak disambung silang.

2. Membandingkan karakteristik film sambung silang dengan film yang tidak

disambung silang, dan untuk mengetahui pengaruh sambung silang

terhadap karakteristik film

3. Mempelajari karakteristik film dari setiap formulasi baik film yang

disambung silang dengan metode freeze-thawing maupun film yang tidak

disambung silang.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitan ini adalah untuk meningkatkan efektifitas

penggunaan film hidrogel pada sediaan penutup luka sehingga dapat

memaksimalkan efek terapi pada pengobatan dan untuk membantu penelitian

selanjutnya .

Page 20: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

4

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kulit

Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasinya dari

lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 2 m2 dengan berat kira-kira

16% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital vserta

merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis

dan sensitifitas bervariasi pada keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras, dan juga

bergantung pada lokasi tubuh (Tortora dan Derrickson, 2009). Kulit mempunyai

berbagai fungsi seperti sebagai perlindung, pengantar haba, penyerap, indera

perasa, dan fungsi pergetahan (Setiabudi, 2008).

Warna kulit berbeda-beda, dari kulit yang berwarna terang, pirang dan

hitam, warna merah muda pada telapak kaki dan tangan bayi, serta warna hitam

kecoklatan pada genitalia orang dewasa (Djuanda dan Sri, 2003). Demikian pula

kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya; kulit yang elastis dan longgar

terdapat pada palpebra, bibir dan preputium, kulit yang tebal dan tegang terdapat

di telapak kaki dan tangan dewasa.Kulit yang tipis terdapat pada muka, yang

berambut kasar terdapat pada kepala (Djuanda dan Sri, 2003). Pembagian kulit

secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu lapisan epidermis atau

kutikel, lapisan dermis, dan lapisan subkutis. Tidak ada garis tegas yang

memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai dengan adanya jaringan ikat

longgar dan adanya sel dan jaringan lemak (Tortora dan Derrickson, 2009).

2.2 Luka

Luka adalah rusak atau hilangnya jaringan tubuh yang terjadi karena

adanya suatu faktor yang mengganggu sistem perlindungan tubuh. Faktor

tersebut seperti trauma, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau

gigitan hewan. Bentuk dari luka berbeda tergantung penyebabnya, ada yang

terbuka dan tertutup. Salah satu contoh luka terbuka adalah insisi dimana terdapat

robekan linier pada kulit dan jaringan di bawahnya. Salah satu contoh luka

4

Page 21: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

5

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

tertutup adalah hematoma dimana pembuluh darah yang pecah menyebabkan

berkumpulnya darah di bawah kulit (Pusponegoro, 2005)

Tubuh memiliki respon fisiologis terhadap luka yakni proses

penyembuhan luka. Proses penyembuhan luka terdiri dari berbagai proses yang

kompleks untuk mengembalikan integritas jaringan. Selama proses ini terjadi

pembekuan darah, respon inflamasi akut dan kronis, neovaskularisasi, proliferasi

sel hingga apoptosis. Proses ini dimediasi oleh berbagai sel, sitokin, matriks, dan

growth factor. Disregulasi dari proses tersebut bisa menyebabkan komplikasi atau

abnormalitas luka yaitu luka hipertrofik dan keloid. Penyembuhan luka kulit tanpa

pertolongan dari luar berjalan secara alami namun terkadang diperlukan

penanganan khusus pada luka untuk membantu proses tersebut. Oleh karena itu

penting untuk dipahami mengenai proses penyembuhan luka (Pusponegoro,

2005).

Luka memberikan angka morbiditas yang cukup besar di seluruh dunia

terutama luka kronis karena mengganggu fungsional jaringan dan dilihat dari

nilai estetikanya. Luka akut yang mengalami penyulit dalam proses

penyembuhannya dapat berprogres imenjadi luka kronis. Contoh dari luka kronis

yang sering dan menyebabkan komplikasi adalah ulkus diabetikus.Melihat

permasalahan tersebut, luka perlu mendapat penanganan yang baik untuk

mengurangi angka morbiditasnya (Lawrence, 2002).

2.2.1 Jenis-Jenis Luka

Luka sering digambarkan berdasarkan bagaimana cara mendapatkan luka

itu dan menunjukan derajat luka (Taylor,1997).

2.2.1.1 Luka Berdasarkan Derajat Kontaminasi

a. Luka Bersih

Luka bersih adalah luka yang tidak terdapat inflamasi dan infeksi, yang

merupakan luka sayat elektif dan steril dimana luka tersebut berpotensi untuk

terinfeksi. Luka tidak ada kontak dengan orofaring,traktus respiratorius maupun

traktus genitourinarius. Dengan demikian kondisi luka tetap dalam keadaan

bersih. Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.

Page 22: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

6

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

b. Luka Bersih Terkontaminasi

Luka bersih terkontaminasi adalah luka pembedahan dimana saluran

pernafasan, saluran pencernaan dan saluran perkemihan dalam kondisi terkontrol.

Proses penyembuhan luka akan lebih lama namun luka tidak menunjukkan tanda

infeksi. Kemungkinan timbulnya infeksi luka sekitar 3% - 11%.

c. Luka Terkontaminasi

Luka terkontaminasi adalah luka yang berpotensi terinfeksi spillage

saluran pernafasan, saluran pencernaan dan saluran kemih. Luka menunjukan

tanda infeksi. Luka ini dapat ditemukan pada luka terbuka karena trauma atau

kecelakaan (luka laserasi), fraktur terbuka maupun luka penetrasi. Kemungkinan

infeksi luka 10% - 17%.

d. Luka Kotor

Luka kotor adalah luka lama, luka kecelakaan yang mengandung jaringan

mati dan luka dengan tanda infeksi seperti cairan purulen. Luka ini bisa sebagai

akibat pembedahan yang sangat terkontaminasi. Bentuk luka seperti perforasi

visera, abses dan trauma lama.

2.2.1.2 Luka Berdasarkan Penyebab

a. Vulnus Ekskoriasi

Vulnus ekskoriasi atau luka lecet/gores adalah cedera pada permukaan

epidermis akibat bersentuhan dengan benda berpermukaan kasar atau runcing.

Luka ini banyak dijumpai pada kejadian traumatik seperti kecelakaan lalu lintas,

terjatuh maupu n benturan benda tajam ataupun tumpul.

b. Vulnus Scissum

Vulnus scissum atau luka sayat atau iris yang di tandai dengan tepi luka

berupa garis lurus dan beraturan. Vulnus scissum biasanya dijumpai pada aktifitas

sehari-hari seperti terkena pisau dapur, sayatan benda tajam (seng, kaca), dimana

bentuk luka teratur.

c. Vulnus Laseratum

Vulnus laseratum atau luka robek adalah luka dengan tepi yang tidak

beraturan atau compang-camping biasanya karena tarikan atau goresan benda

tumpul. Luka ini dapat kita jumpai pada kejadian kecelakaan lalu lintas dimana

Page 23: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

7

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

bentuk luka tidak beraturan dan kotor, kedalaman luka bisa menembus lapisan

mukosa hingga lapisan otot.

d. Vulnus Punctum

Vulnus punctum atau luka tusuk adalah luka akibat tusukan benda runcing

yang biasanya kedalaman luka lebih dari pada lebarnya. Misalnya tusukan pisau

yang menembus lapisan otot, tusukan paku dan benda-benda tajam lainnya.

Kesemuanya menimbulkan efek tusukan yang dalam dengan permukaan luka

tidak begitu lebar.

e. Vulnus Morsum

Vulnus morsum adalah luka karena gigitan binatang. Luka gigitan hewan

memiliki bentuk permukaan luka yang mengikuti gigi hewan yang menggigit.

Dengan kedalaman luka juga menyesuaikan gigitan hewan tersebut.

f. Vulnus Combutio

Vulnus combutio adalah luka karena terbakar oleh api atau cairan panas

maupun sengatan arus listrik. Vulnus combutio memiliki bentuk luka yang tidak

beraturan dengan permukaan luka yang lebar dan warna kulit yang menghitam.

Biasanya juga disertai bula karena kerusakan epitel kulit dan mukosa

2.2.2 Fase Penyembuhan Luka

Tubuh mempunyai pelindung dalam menahan perubahan lingkungan yaitu

kulit. Apabila faktor dari luar tidak mampu ditahan oleh pelindung tersebut maka

terjadilah luka. Dalam merespon luka tersebut, tubuh memiliki fungsi fisiologis

penyembuhan luka. Proses penyembuhan ini terdiri dari fase awal intermediate

dan fase lanjut. Masing-masing fase memiliki proses biologis dan peranan sel

yang berbeda. Pada fase awal terjad hemostasis dimana pembuluh darah yang

terputus pada luka akan dihentikan dengan terjadinya reaksi vasokonstriksi untuk

memulihkan aliran darah serta inflamasi untuk membuang jaringan rusak dan

mencegah infeksi bakteri. Pada fase intermediate, terjadi proliferasi sel mesenkim,

epitelialisasi dan angiogenesis. Selain itu terjadi pula kontraksi luka dan sintesis

kolagen pada fase ini. Sedangkan untuk fase akhir, terjadi pembentukan

luka/remodelling (Pusponegoro, 2005 dan Leong et al., 2012)

Page 24: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

8

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2.2.2.1 Fase Awal (Hemostasis dan Inflamasi)

Pada luka yang menembus epidermis akan merusak pembuluh darah

menyebabkan pendarahan. Untuk mengatasinya terjadilah proses hemostasis.

Proses ini memerlukan peranan platelet dan fibrin. Pada pembuluh darah normal,

terdapat produk endotel seperti prostacyclin untuk menghambat pembentukan

bekuan darah. Ketika pembuluh darah pecah, proses pembekuan dimulai dari

rangsangan collagen terhadap platelet. Platelet menempel dengan platelet lainnya

dimediasi oleh protein fibrinogen dan faktor von Willebrand. Agregasi platelet

bersama dengan eritrosit akan menutup kapiler untuk menghentikan pendarahan

(Leong et a.l, 2012)

Saat platelet teraktivasi, membran fosfolipid berikatan dengan faktor

pezmbekuan V, dan berinteraksi dengan faktor pembekuan X. Aktivitas

protrombinase dimulai, memproduksi trombin secara eksponensial. Trombin

kembali mengaktifkan platelet lain dan mengkatalisasi pembentukan fibrinogen

menjadi fibrin. Fibrin berlekatan dengan sel darah merah membentuk bekuan

darah dan menutup luka. Fibrin menjadi rangka untuk sel endotel, sel inflamasi

dan fibroblast (Gurtner, 2007)

Fibronectin bersama dengan fibrin sebagai salah satu komponen rangka

tersebut dihasilkan fibroblast dan sel epitel. Fibronectin berperan dalam

membantu perlekatan sel dan mengatur perpindahan berbagai sel ke dalam luka.

Rangka fibrin-fibronectin juga mengikat sitokin yang dihasilkan pada saat luka

dan bertindak sebagai penyimpan faktor–faktor tersebut untuk proses

penyembuhan (Leong et a.l, 2012)

Reaksi inflamasi adalah respon fisiologis normal tubuh dalam mengatasi

luka. Inflamasi ditandai oleh rubor (kemerahan), tumor (pembengkakan), calor

(hangat), dan dolor (nyeri). Tujuan dari reaksi inflamasi ini adalah untuk

membunuh bakteri yang mengkontaminasi luka (Gurtner, 2007 dan Schultz, 2007)

Pada awal terjadinya luka terjadi vasokonstriksi lokal pada arteri dan

kapiler untuk membantu menghentikan pendarahan. Proses ini dimediasi oleh

epinephrin, norepinephrin dan prostaglandin yang dikeluarkan oleh sel yang

cedera. Setelah 10-15 menit pembuluh darah akan mengalami vasodilatasi yang

dimediasi oleh seotonin, histamin, kinin, prostaglandin, leukotriene dan produk

Page 25: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

9

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

endotel. Pp ini yang menyebabkan lokasi luka tampak merah dan hangat (bster et

a.l, 2012 dan Leong et a.l, 2012)

Sel mast yang terdapat pada permukaan endotel mengeluarkan histamin

dan serotonin yang menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas

vaskuler. Pp ini mengakibatkan plasma keluar dari intravaskuler ke

ekstravaskuler. Leukosit berpindah ke jaringan yang luka melalui proses aktif

yaitu diapedesis. Proses ini dimulai dengan leukosit menempel pada sel endotel

yang melapisi kapiler dimediasi oleh selectin. Kemudian leukosit semakin

melekat akibat integrin yang terdapat pada permukaan leukosit dengan

intercellular adhesion moleculer (ICAM) pada sel endotel. Leukosit kemudian

berpindah secara aktif dari sel endotel ke jaringan yang luka (Leong et a.l, 2012)

Agen kemotaktik seperti produk bakteri, complement factor, histamin,

PGE2, leukotriene dan platelet derived growth factor (PDGF) menstimulasi

leukosit untuk berpindah dari sel endotel. Leukosit yang terdapat pada luka di dua

hari pertama adalah neutrofil. Sel ini membuang jaringan mati dan bakteri dengan

fagositosis. Netrofil juga mengeluarkan protease untuk mendegradasi matriks

ekstraseluler yang tersisa. Setelah melaksanakan fungsi fagositosis, neutrofil akan

difagositosis oleh makrofag atau mati. Meskipun neutrofil memiliki peran dalam

mencegah infeksi, keberadaan neutrofil yang persisten pada luka dapat

menyebabkan luka sulit untuk mengalami proses penyembuhan. Pp ini bisa

menyebabkan luka akut berprogresi menjadi luka kronis (Pusponegoro, 2005 dan

Lawrence, 2002)

Pada hari kedua/ketiga luka, monosit/makrofag masuk ke dalam luka

melalui mediasi monocyte chemoattractant protein 1 (MCP-1). Makrofag sebagai

sel yang sangat penting dalam penyembuhan luka memiliki fungsi fagositosis

bakteri dan jaringan mati. Makrofag mensekresi proteinase untuk mendegradasi

matriks ekstraseluler (ECM) dan penting untuk membuang material asing,

merangsang pergerakan sel, dan mengatur pergantian ECM. Makrofag merupakan

penghasil sitokin dan growth factor yang menstimulasi proliferasi fibroblast,

produksi kolagen, pembentukan pembuluh darah baru, dan proses penyembuhan

lainnya (Leong et a.l, 2012 dan Schultz, 2007)

Page 26: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

10

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Limfosit T muncul secara signifikan pada hari kelima luka sampai hari

ketujuh. Limfosit mempengaruhi fibroblast dengan menghasilkan sitokin, seperti

IL-2 dan fibroblast activating factor. Limfosit T juga menghasilkan interferon-γ

(IFN- γ), yang menstimulasi makrofag untuk mengeluarkan sitokin seperti IL-1

dan TNF-α. Sel T memiliki peran dalam penyembuhan luka kronis (Gurtner,

2007)

2.2.2.2 Fase Intermediate (Proliferasi)

Pada fase ini terjadi penurunan jumlah sel-sel inflamasi, tanda-tanda

radang berkurang, munculnya sel fibroblast yang berproliferasi, pembentukan

pembuluh darah baru, epitelialisasi dan kontraksi luka. Matriks fibrin yang

dipenuhi platelet dan makrofag mengeluarkan growth factor yang mengaktivasi

fibroblast. Fibroblast bermigrasi ke daerah luka dan mulai berproliferasi hingga

jumlahnya lebih dominan dibandingkan sel radang pada daerah tersebut. Fase ini

terjadi pada hari ketiga sampai hari kelima (Leong et a.l, 2012).

Dalam melakukan migrasi, fibroblast mengeluarkan matriks MPP

(mettaloproteinase) untuk memecah matriks yang mengppangi migrasi. Fungsi

utama dari fibroblast adalah sintesis kolagen sebagai komponen utama ECM.

Kolagen tipe I dan III adalah kolagen utama pembentuk ECM dan normalnya ada

pada dermis manusia. Kolagen tipe III dan fibronectin dihasilkan fibroblast pada

minggu pertama dan kemudian kolagen tipe III digantikan dengan tipe I. Kolagen

tersebut akan bertambah banyak dan menggantikan fibrin sebagai penyusun

matriks utama pada luka (Leong et a.l, 2012 dan Galiano et a.l, 2007).

Pembentukan pembuluh darah baru/angiogenesis adalah proses yang

dirangsang oleh kebutuhan energi yang tinggi untuk proliferasi sel. Selain itu

angiogenesis juga dierlukan untuk mengatur vaskularisasi yang rusak akibat luka

dan distimulasi kondisi laktat yang tinggi, kadar pH yang asam, dan penurunan

tekanan oksigen di jaringan (Gurtner, 2007 dan Schultz. 2007).

Setelah trauma, sel endotel yang aktif karena terekspos berbagai substansi

akan mendegradasi membran basal dari vena postkapiler, sehingga migrasi sel

dapat terjadi antara celah tersebut. Migrasi sel endotel ke dalam luka diatur oleh

fibroblast growth factor (FGF), platelet-derived growth factor (PDGF), dan

Page 27: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

11

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

transforming growth factor-β (TGF-β). Pembelahan dari sel endotel ini akan

membentuk lumen. Kemudian deposisi dari membran basal akan menghasilkan

maturasi kapiler (Lawrence, 2002)

Angiogenesis distimulasi dan diatur oleh berbagai sitokin yang ebanyakan

dihasilkan oleh makrofag dan platelet. Tumor necrosis factor-α (TNF-α) yang

dihasilkan makrofag merangsang angiogenesis dimulai dari akhir fase inflamasi.

Heparin, yang bisa menstimulasi migrasi sel endotel kapiler, berikatan dengan

berbagai faktor angiogenik lainnya. Vascular endothelial growth factor (VEGF)

sebagai faktor angiogenik yang poten dihasilkan oleh keratinosit, makrofag dan

fibroblast selama proses penyembuhan (Leong et al., 2012).

Pada fase ini terjadi pula epitelialisasi yaitu proses pembentukan kembali

lapisan kulit yang rusak. Pada tepi luka, keratinosit akan berproliferasi setelah

kontak dengan ECM dan kemudian bermigrasi dari membran basal ke permukaan

yang baru terbentuk. Ketika bermigrasi, keratinosis akan menjadi pipih dan

panjang dan juga membentuk tonjolan sitoplasma yang panjang. Pada ECM,

mereka akan berikatan dengan kolagen tipe I dan bermigrasi menggunakan

reseptor spesifik integrin. Kolagenase yang dikeluarkan keratinosit akan

mendisosiasi sel dari matriks dermis dan membantu pergerakan dari matriks awal.

Keratinosit juga mensintesis dan mensekresi MMP lainnya ketika bermigrasi

(Galiano et al., 2007)

Matriks fibrin awal akan digantikan oleh jaringan granulasi. Jaringan

granulasi akan berperan sebagai perantara sel-sel untuk melakukan migrasi.

Jaringan ini terdiri dari tiga sel yang berperan penting yaitu : fibroblast, makrofag

dan sel endotel. Sel-sel ini akan menghasilkan ECM dan pembuluh darah baru

sebagai sumber energi jaringan granulasi. Jaringan ini muncul pada hari keempat

setelah luka.Fibroblast akan bekerja menghasilkan ECM untuk mengisi celah

yang terjadi akibat luka dan sebagai perantara migrasi keratinosit. Matriks ini

akan tampak jelas pada luka Makrofag akan menghasilkan growth factor yang

merangsang fibroblast berproliferasi. Makrofag juga akan merangsang sel endotel

untuk membentuk pembuluh darah baru (Schultz, 2007)

Kontraksi luka adalah gerakan centripetal dari tepi luka menuju arah

tengah luka. Kontraksi luka maksimal berlanjut sampai hari ke-12 atau ke-15 tapi

Page 28: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

12

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

juga bisa berlanjut apabila luka tetap terbuka. Luka bergerak ke arah tengah

dengan rata-rata 0,6 sampai 0,75 mm/hari. Kontraksi juga tergantung dari jaringan

kulit sekitar yang longgar. Sel yang banyak ditemukan pada kontraksi luka adalah

myofibroblast. Sel ini berasal dari fibroblast normal tapi mengandung

mikrofilamen di sitoplasmanya (Leong et al., 2012 dan Gurtner, 2007)

2.2.2.3 Fase Akhir (Remodelling)

Fase remodeling jaringan parut adalah fase terlama dari proses

penyembuhan Proses ini dimulai sekitar hari ke-21 hingga satu tahun.

Pembentukan kolagen akan mulai menurun dan stabil. Meskipun jumlah kolagen

sudah maksimal, kekuatan tahanan luka hanya 15 % dari kulit normal. Proses

remodelling akan meningkatkan kekuatan tahanan luka secara drastis. Proses ini

didasari pergantian dari kolagen tipe III menjadi kolagen tipe I. Peningkatan

kekuatan terjadi secara signifikan pada minggu ketiga hingga minggu keenam

setelah luka. Kekuatan tahanan luka maksimal akan mencapai 90% dari kekuatan

kulit normal (Leong et al, 2012).

2.2.3 Gangguan Proses Penyembuhan Luka

Proses fisiologis yang kompleks dari penyembuhan luka dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor. Salah satu fase yang berkepanjangan dapat mempengaruhi

hasil dari penyembuhan luka yaitu jaringan parut yang terbentuk. Penyembuhan

luka dapat terganggu oleh penyebab dari dalam tubuh (endogen) atau dari luar

tubuh (eksogen), penyebab tersebut antara kontaminasi atau benda asing,

kekebalan tubuh yang lemah, ganguan koagulasi, obat-obatan penekan sistem iun,

paparan radiasi, dan beberapa faktor lain. Suplai darah juga mempengaruhi proses

penyembuhan, dimana suplai darah pada ekstremitas bawah adalah yang paling

sedikit pada tubuh dan suplai darah pada wajah serta tangan cukup tinggi. Usia

pasien yang tua juga memperpanjang proses penyembuhan (Pusponegoro, 2005.,

Lawrence, 2002 dan Gurtner, 2007)

Page 29: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

13

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2.2.2.1. Jaringan Parut Hipertrofik dan Keloid

Jaringan parut yang terbentuk sebagai hasil akhir proses penyembuhan

bergantung pada kolagen terbentuk. Normalnya pada fase remodelling akan

terjadi keseimbangan antara pembentukan kolagen dan pemecahannya oleh enzim.

Apabila kolagen yang terbentuk melebihi degradasinya akan terjadi jaringan parut

hipertrofik atau keloid, sedangkan apabila pemecahan lebih tinggi dari

pembentukan akan terjadijaringan parut hipotrofik (Lawrence, 2002 dan Schultz,

2007)

Jaringan parut dengan proliferasi kolagen yang berlebihan adalah jaringan

parut hipertrofik dan keloid. Keloid adalah jaringan parut yang tumbuh melebihi

batas awal luka, biasanya tidak mengalami regresi. Keloid ini lebih sering terjadi

pada pasien dengan kulit gelap dan juga ada predisposisi genetik (Gurtner, 2007

dan Galiano et a.l, 2007)

Jaringan parut hipertrofik adalah jaringan parut yang tumbuh tapi masih

dalam batas luka awal dan biasanya sembuh secara spontan. Jaringan parut

hipertrofik ini biasanya dapat dicegah, contohnya pada kasus luka bakar. Pada

luka bakar, akan terjadi perpanjangan fase inflamasi yang menyebabkan

terjadinya proliferasi berlebih akibat aktivasi fibroblast yang tinggi. Sehingga

usaha utama untuk melakukan pencegahan adalah dengan membantu fase

inflamasi agar berlangsung lebih singkat. Pembentukan luka yang perpendikular

juga akan tampak rata, sempit dengan pembentukan kolagen yang lebih sedikit

dibandingkan luka yang paralel dengan serat otot (Gurtner, 2007)

2.2.2.2. Luka Kronis

Abnormalitas dari fase-fase pada proses penyembuhan dapat

mempengaruhi masa penyembuhan luka. Luka kronis didefinisikan sebagai luka

akut yang disertai gangguan proses penyembuhan. Pada penelitian tentang luka

kronis didapatkan bahwa aktivitas TNF-α dan IL-1 mengalami peningkatan. Pada

penyembuhan luka diperlukan adanya keseimbangan degradasi proteolitik dari

ECM dan restrukturisasi ECM untuk mengijinkan perlekatan sel dan

pembentukan membran basal. Apabila proses ini terganggu, ECM akan

Page 30: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

14

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

mengalami kerusakan kemudian mencegah migrasi dan perlekatan keratinosit, dan

merusak jaringan yang terbentuk (Brain et al, 2007)

Salah satu contoh dari luka kronis adalah pressure ulcers menunjukkan

peningkatan MMP, terutama MMP-1, -2, -8 dan -9, dan penurunan kadar tissue

inhibitors of mettaloproteinase (TIMP). Pp ini membuktikan bahwa pada luka

kronis terjadi ketidakseimbangan antara degradasi dan restrukturisasi ECM.

Proteolisis yang berlebihan juga menyebabkan pemecahan jaringan ikat dan

mengeluarkan produk yang merangsang sel inflamasi kembali aktif. Inflamasi

yang berkepanjangan juga menambah kecenderungan penyembuhan luka menjadi

lama (Gurtner, 2007 dan Brain et al, 2007)

2.3 Obat Luka dalam Sejarah Iskandar Dzulqarnain

Dalam Al-Qur’an Surah Al-Kahfi ayat 83-98 dikatakan :

Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Zulkarnain. Katakanlah: "Aku

akan bacakan kepadamu cerita tentangnya." Sungguh, Kami telah

menempatkannya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan

(untuk mencapai) segala sesuatu, maka diapun mengikuti suatu jalan. Hingga

ketika dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari

terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ suatu

kaum. Kami berkata: "Wahai Zulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh

berbuat kebaikan terhadap mereka. Berkata Zulkarnain: "Adapun orang yang

zalim, maka kelak kami akan menyiksanya, kemudian dia dikembalikan kepada

Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang sangat keras. Adapun

orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang baik

sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari

perintah-perintah kami." Kemudian Zulkarnain mengikuti jalan. Hingga tatkala

dia sampai ke tempat terbit matahari, dia mendapati matahari itu menyinari suatu

kaum yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari

(cahaya) matahari itu, demikianlah, dan sesungguhnya Kami mengetahui segala

sesuatu yang ada pada Zulkarnain. Kemudian dia mengikuti jalan (yang lain

lagi). Hingga apabila dia telah sampai diantara dua gunung, dia mendapati suatu

Page 31: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

15

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: "Hai

Zulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat

kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran

kepadamu, supaya kamu membuat penutup/penghalang antara kami dan

mereka?" Zulkarnain berkata: "Apa yang telah dianugerahkan kepadaku lebih

baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan (manusia dan

alat-alat), agar aku membuatkan dinding/penghalang antara kamu dan mereka,

berilah aku potongan-potongan besi!” Hingga apabila besi itu telah sama rata

dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Zulkarnain: "Tiuplah!" Hingga

apabila dia (Zulkarnain) menjadikannya api, diapun berkata: "Berilah aku

leburan tembaga agar aku tuangkan ke atasnya." Maka mereka (Ya’juj dan

Ma’juj) tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya.

Zulkarnain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila

sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji

Tuhanku itu adalah benar."

Dzulqarnain adalah seorang raja saleh yang diberi kekuasaan yang besar

pada kesempatan yang luar biasa dan, kekuasaannya mencakup ke seluruh penjuru

dunia di sekitar terbit dan terbenamnya matahari. Dalam keadaan demikian,

Dzulqarnain tetap dalam kesalehan dan istiqamahnya tidak berubah, jika kita

bayangkan pemimpin kita ada yang seperti beliau. Dengan berbagai keistimewaan

dan kekuasaannya, beliau tidak pernah lupa kepada Tuhan yang memberikan

segalanya (Taufik, 2009).

Beliau dikurniakan Allah otak yang pintar, fikiran yang panjang dan

berbagai-bagai ilmu pengetahuan: Ilmu Perang, Ilmu Politik dan Ilmu Teknik dan

Kimia. Dari semenjak dia masih kecil, hatinya sudah tidak enak melihat perang

yang selalu timbul antara Timur (Kerajaan Persia) dengan Barat (Kerajaan Rum).

Perang yang tidak henti-hentinya dari tahun ke tahun, malah dari abad ke abad,

yang telah menewaskan ribuan manusia dan merusakkan bumi, menghancurkan

banyak harta benda. Untuk menghindarkan perang antaraTimur dengan Barat

yang sudah bertradisi ini, dia ingin mendirikan sebuah kerajaan besar yang

meliputi Timur dan Barat (Taufik, 2009).

Page 32: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

16

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Padanya terdapat segala syarat untuk menyampaikan maksud dan tujuan

hidupnya yang maha besar itu. Selain dia seorang yang baik, berakhlak yang

tinggi, berilmu pengetahuan tentang ketenteraan, tentang pemerintahan dan

teknik, akan dapat membawa dia sampai dipantai cita-citanya. Mula-mula sekali

dengan tenteranya yang lengkap kuat, dia menuju ke Barat (Maghribi atau

Moroko), tempat terbenamnya matahari. Disitu dilihatnya matahari itu terbenam

dimata air yang bertambah hitam,yaitu Lautan Atlantik sekarang ini. Disitu

didapatinya satu bangsa yang terlalu ingkar dan kafir, hebat sekali kerusakan dan

kejahatan yang ditimbulkan bangsa itu. Bukan saja merusakkan permukaan bumi

dan mengacaukannya, tetapi juga sudah menjadi tabiat mereka suka membunuh

orang-orang yang tidak bersalah sekalipun. Sebelum melakukan tindakan, terlebih

dahulu Dzulkarnain menadahkan tangannya ke langit, memohon petunjuk kepada

Allah, tindakan apa sebaiknya yang harus dilakukan terhadap bangsa yang begitu

kejam. Apakah bangsa itu akan digempurnya habis-habisan atau akan dibiarkan

begitu saja? (Taufik, 2009).

Tuhan menyuruh Dzulkarnain membuat pilihan salah satu diantara dua

tindakan: Digempur habis-habisan sebagai balasan atas kekejaman mereka selama

ini atau diajar dan dididik dengan propaganda, agar mereka kembali kepada

kebenaran dan meninggalkan segala kejahatan. Akhirnya Dzulkarnain

memutuskan akan menggempur mereka yang durhaka dan jahat sehebat-hebatnya

dan membiarkan serta melindungi orang-orang yang baik diantara mereka. Pada

bangsa itu, Dzulkarnain lalu mengucapkan kata-katanya yang ringkas: Siapa yang

aniaya, akan kami siksa dan dikembalikan kepada Tuhan agar Tuhan memberi

siksa yang lebih hebat lagi. Adapun orang-orang yang saleh dan baik, akan kami

lindungi serta diberi ganjaran-ganjaran dan kepadanya kami hanya akan

perintahkan kewajiban-kewajiban yang ringan saja (Taufik, 2009).

Dalam beberapa penelitian banyak disebutkan dalam perjalanan

Dzulqarnain selalu membawa lidah buaya dalam setiap peperangan sebagai obat

luka bagi para prajuritnya. Dalam buku Martindale edisi 34 tahun 2005 , ekstrak

kering dari Aloe Barbadensis berisi tidak lebih dari 28 % derivat

hydoxyanthracene sebagai barbaloin. Massa yang berwarna coklat gelap sedikit

mengkilat berbentuk pecahan atau bubuk coklat. Sedikit larut dalam air mendidih,

Page 33: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

17

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

larut dalam alkohol. Jus Aloe Capensis kering dari Aloe berisi 18 % derivat

anthtracene sebagai barbaloin. Latex ( getah ) kering dari daun Aloe Barbadensis

dikenal dalam perdagangan sebagai Curacao Aloe atau dari Aloe Ferox .dikenal

dalam perdagangan dengan Cape Aloe. Menghasilkan tidak kurang 50 % ekstrak

yang larut dalam air (IAI, 2008).

2.4 Wound Dressing (Pembalut Luka)

Dressing adalah bahan yang digunakan secara topikal pada luka untuk

melindungi luka, dan membantu penyembuhan luka. Dressing akan mengalami

kontak langsung terhadap luka dan dibedakan dengan plester sebagai penahan

dressing. Dressing berdasarkan aktivitasnya dapat dibagi menjadi dua kelompok

yaitu Inert/Passive Dressings dan Interactive/Bioactive Dressings (Weller dan

Sussman, 2006).

Tujuan utama pada luka bersih yang akan ditutup atau dibiarkan

bergranulasi adalah menyediakan lingkungan penyembuhan yang lembap untuk

memfasilitasi migrasi sel serta mencegah luka mengering. Pemilihan dressing

tergantung dari jumlah dan tipe eksudat yang terdapat pada luka. Dressing

hidrogel, film, komposit baik digunakan untuk luka dengan jumlah eksudat

sedikit. Untuk luka dengan jumlah eksudat sedang digunakan hidrokoloid dan

untuk luka dengan jumlah eksudat banyak digunakan alginate, foam dan NPWT.

Luka dengan jaringan nekrosis yang besar harus dilakukan debridement terlebih

dahulu sebelum memasang dressing (Lawrence, 2002., Gurtner, 2007 dan Brain et

al, 2007).

NPWT atau penutupan luka dengan vakum menggunakan spons pada luka,

ditutup dengan dressing ketat kedap udara, dimana kemudian vakum dipasang.

NPWT bisa digunakan untuk luka dengan kebocoran limfa yang besar dan fistula.

Mekanisme utama NPWT adalah untuk menghilangkan edema, NPWT

menghilangkan cairan darah atau limfa yang berada pada interstitial, sehingga

meningkatkan difusi interstitial oksigen ke dalam sel. NPWT juga

menghilangkan enzim-enzim kolagenase dan MMP yang kadarnya meningkat

pada luka kronis (Lawrence, 2002 dan Brain et al, 2007).

Page 34: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

18

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Pembalut luka yang paling ideal adalah kulit alami sehingga dalam

pengembangannya dalam pengembangannya penutup luka dibuat agar memiliki

karakteristik yang mirir dengan kulit. Dengan demikian dapat tinggal lebih lama

didaerah luka tanpa memberikan gangguan dan mampu mempercepat proses

penyembuhan luka. Supaya memiliki karakteristik tersebut, maka suatu pembalut

luka perlu memenuhi beberapa syarat berikut ini (Lloyd et al., 1998 dalam

Anggraeni, 2012)

1. Mampu memelihara kelembaban yang tinggi pada antarmuka luka dan

pembalut sekaligus mampu membuang eksudat luka berlebih dan senyawa-

senyawa toksik melalui absorpsi.

2. Memungkinkan pertukaran udara sekaligus memelihara lapisan yang tidak

permeabel terhadap mikroorganisme.

3. Dapat mengisolasi termal.

4. Bersifat biokompartibel dan tidak merangsang reaksi alergi selama kontak

dengan jaringan.

5. Memiliki daya lekat yang minimal terhadap permukaan luka sehingga saat

dilepaskan dari luka tidak memberikan rasa sakit.

6. Secara fisik kuat bahkan pada saat basah.

7. Dapat dibuat dalam bentuk steril.

Jika kriteria ini dapat dipenuhi maka lingkungan penyembuhan luka yang

optimum dapat dipelihara dan proses penyembuhan dapat dipercepat ((Lloyd et

al., 1998 dalam Anggraeni, 2012)

2.5 Hidrogel

Dressing hidrogel sebagaimana namanya, dirancang untuk melembabkan

luka, rehidrasi bekas luka dan membantu dalam debridemen autolitik. Hidrogel

adalah polimer larut yang mengembangkan dalam air dan tersedia dalam bentuk

lembaran, gel berbentuk amorf atau lembaran hidrogel dressing penyerap (Weller

dan Summan, 2006)

Dressing hidrogel memberikan lingkungan yang lembab untuk migrasi sel

dan menyerap beberapa eksudat serta debridemen autolitik tanpa membahayakan

granulasi atau sel-sel epitel adalah keuntungan lain dari dressing hidrogel.

Page 35: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

19

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Hidrogel telah dapat memberikan efek dingin dan efek menenangkan pada kulit,

pp ini sangat penting pada luka bakar dan luka yang menyakitkan. Viskositas

dressing hidrogel bervariasi (Weller dan Summan, 2006).

Hidrogel amorf diaplikasikan secara bebas ke atau ke dalam luka dan

ditutupi dengan selaput sekunder seperti busa atau film.Hidrogel bisa tetap tinggal

pada luka selama tiga hari hari.Dressing hidrogel mudah dihapus dari luka.Selain

penggunaannya dalam luka hidrogel tipis membantu dalam pengelolaan lesi

seperti cacar air dan herpes zoster (Weller dan Summan, 2006).

2.6 PVA(Poly(vinyl alkohol))

PVA adalah salah satu dari sedikit polimer yang bersifatdapat larut dalam

air.Sifat kimia dan fisika dari polivinil alkohol membuat polimer ini memiliki

andil penting dalam dunia perindustrian sehingga diproduksi secara luas di

dunia.Polivinil alkohol pertama kali ditemukan oleh Haehnel dan Herrman

melalui reaksi adisi alkali pada larutan bening alkohol polivinil asetat yang

kemudian menghasilkan larutan berwarna cokelat muda yang kemudian diketahui

merupakan polivinil alkohol. Polivinil alkohol kemudian diperkenalkan pertama

kali secara komersial pada tahun 1927 (Kirk dan Othmer, 1982).

Berbeda dari senyawa polimer pada umumnya yang diproduksi melalui

reaksi polimerisasi, PVA diproduksi secara komersial melalui hidrolisis PVA

dengan alkohol karena monomer dari vinil alkohol tidak dapat dipolimerisasi

secara alami menjadi PVA (Kirk dan Othmer, 1982)

Poly(vinyl alcohol) memiliki rumus kimia (C2H4O)n dengan berat molekul

20.000-200.00. polivinil alkohol merupakan polimer sintetik larut air. Poly(vinyl

alcohol) tidak berbau, serbuk granul berwarna putih hingga cream. pH Poly(vinyl

alcohol) 4.5-8.0, titik leleh 228oC untuk nilai hidrolisis penuh. Poly(vinyl alcohol)

larut dalam air, sedikit larut dalam etanol 95%; tidak larut dalam pelarut organik.

Pelarutan membutuhkan dispersi (pembasahan) dari bentuk padat dalam air pada

suhu ruang diikuti dengan pemanasan pada saat mencampur pada suhu 90oC

sekitar 5 menit.Pencampuran kemudian dilanjutkan ketika larutan panas menjadi

dingin pada suhu ruang (Rowe et a.l, 2009).

Page 36: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

20

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Gambar 2.1 Rumus Struktur Poly(vinyl alcohol)

Dalam aplikasinya poly(vinyl alcohol) digunakan dalam formulasi sediaan

topikal(2.5% w/v) dan optalmik. Poly(vinyl alcohol) digunakan sebagai agen

penstabil untuk emulsi (0.5% w/v). poly(vinyl alcohol) juga digunakan

sebagaiagen peningkat viskositas untuk formulasi kental seperti produk optalmik

(0.25-3.0% w/v). poly(vinyl alcohol) juga digunakan sebagai airmata buatan dan

sebagai lubrikan pada cairan kontak lens, dan digunakan dalam formulasi

susteined-release untuk sediaan oral dan patch transdermal. (Rowe et a.l, 2009)

2.7 Natrium Alginat

Asam alginat tidak berasa, praktis tidak berbau, berwarna putih

kekuningan, dan merupakan serbuk berserat (Rowe et al, 2009). Alginat (kalsium

atau kalsium/natrium) bersifat sangat menyerap, merupakan dressing yang

bersifat biodegradable yang berasal dari rumput laut coklat (Phaeophyceae)

(Weller dan Summan, 2006).

Pertukaran ion aktif dari ion kalsium menjadi ion natrium pada luka

membentuk natrium alginat larut gel yang menyediakan lingkungan lembab pada

permukaan luka. Sehingga dressing kalsium membutuhkan kelembaban/eksudat

dari luka, karena itu mereka tidak cocok untuk kering luka atau luka dengan

eschar mengeras (Weller dan Summan, 2006).

Molekul asam alginat berbentuk polisakarida anionik yang linier dan disusun

oleh kurang lebih 700-1000 residu rantai asam 1,4-ß-D- manuronat (M) dan 1,4-α-L-

guluronat (G). Asam D-manuronat memiliki ikatan diekuatorial 4C1 sedangkan asam

guluronat memiliki ikatan diaksial 1C4 (Komoun, 2013 dan Wandrey, 2005). Rantai

yang terdiri atas 3 segmen polimer yang berbeda.

Page 37: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

21

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Gambar 2.2 Struktur Alginat

Sifat alginat yang berserat dapat meninggalkan serat sisa dalam luka

apabila tidak terdapat cukup eksudat pada luka. Pp ini mungkin memicu reaksi

inflamasi karena merangsang zat asing dan menghasilkan respon tubuh. Perlu

diperhatikan apabila menggunakan dressing alginat pada luka di sinus yang sangat

dalam atau sempit, maka penghapusan dapat sulit dilakukan (Weller dan Summan,

2006).

Alginat merupakan polimer yang bersifat biokompatibel dan

biodegradable, polimerlarut dalam air, sifat mekanik lemah, kesulitan dalam

penanganan, penyimpanandalam larutan, dan sterilisasi (Kamoun, 2014)

Telah banyak penelitian yang mempromosikan beberapa dressing alginat

karena dapat membantu proses hemostasis dalam perdarahan luka yang

disebabkan karena pelepasan aktif ion kalsium yang membantu mekanisme

pembekuan. Dressing alginat tersedia dalam lembaran, pita atau bentuk tali dalam

berbagai ukuran dan memerlukan selaput sekunder (Weller dan Summan, 2006).

Kegunaan alginat dan kemampuannya mengikat air bergantung pada

jumlah ion karboksilat, berat molekul dan pH. Kemampuan mengikat air

meningkat bila jumlah ion karboksilat semakin banyak dan jumlah residu kalsium

alginat kurang dari 500, sedangkan pada pH dibawah 3 terjadi pengendapan.

Secara umum, alginat dapat mengabsorpsi air dan dapat digunakan sebagai

pengemulsi dengan viskositas yang rendah (McHugh, 2003).

Alginat tidak stabil terhadap panas, oksigen, ion logam dan sebagainya.

Dalam keadaan demikian, alginat akan mengalami degradasi. Selama

penyimpanan alginat cepat mengalami degradasi dengan adanya oksigen terutama

dengan naiknya kelembaban udara .Alginat komersial mudah terdegradasi oleh

mikroorganisme yang terdapat diudara, karena bahan tersebut mengandung

Page 38: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

22

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

partikel alga dan zat bernitrogen. Semua larutan alginat akan mengalami

depolimerisasi dengan kenaikan suhu (Zhanjiang ,1990).

2.8 Sambung Silang

Sambung silang merupakan ikatan yang menghubungkan rantai polimer

satu dengan lainnya sehingga terbentuk suatu bangunan tiga dimensi yang

berkesimbunga di mana proses pembentukannya dapat dilakukan dengan dua

metode, yaitu secara kimia dan secara fisik. Proses secara kimia dibentuk dengan

ikatan kovalen yang bersifat irreversible, sedangkan proses secara kimia dibentuk

oleh ikatan reversible. Pada proses secara fisik terjadi interaksi secara ionic seperti

sambung silang ionic dan kompleks polielektrolit. Pembentukan ikatan silang

dilakukan dengan penambahan suatu agen sambung sialng ke dalam larutan bahan

yang akan dimodifikasi. Agen yang digunakan merupakan molekul yang memiliki

bobot molekul yang lebih rendah daripada bobot molekul kedua rantai polimer

yang akan disambung silang (Sugita et al., 2009).

Sambung silang terjadi ketika agen sambung silang membuat jembatan

intermolekular atau yang lebih dikenal dengan tahap sambung silang. Agen

sambung silang dapat berinteraksi dengan rantai linier makromolekul (tahap

sambung silang) dan/atau dirinya sendiri (tahap polimerisasi) pada medium basa.

Sambung silang secara drastis menurunkan mobilitas polimer dan sejumlah rantai

yang terhubung oleh pembentukan dari keterkaitan antar rantai yang baru.

Jaringan tiga dimensi kemudian terbentuk. Jika derajat retikulasi memiliki

efisiensi yang tinggi, matriks dari polimer menjadi tidak larut dalam air (tetapi

mengembang di dalam air) dan di pelarut organik (Shweta et al., 2013).

Metode sambung silang secara fisik banyak dianggap sebagai metode

sambung silang yang tepat dan telah banyak di aplikasikan untuk biomedis dan

aaplikasi farmasetik. Penggunaan metode ini memiliki beberapa keuntungan yaitu

tidak toksik, bebas pelarut dan biokompatibel (Komoun et al., 2013)

Page 39: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

23

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2.9 Sambung Silang PVA

Peppas dan Merrill (1977) mengungkapkan upaya awal dalam

mempertimbangkan hidrogel PVA sebagai polimer biomaterial. Biasanya,

hidrogel diperoleh dengan proses sambung silang dari polimer, yang mungkin

dilakukan oleh reaksi kimia (misalnya polimerisasi radikal bebas, reaksi kimia

dari kelompok pelengkap, menggunakan iradiasi energi tinggi, ataureaksi

enzimatik) atau denganreaksi fisik(misalnya kristalisasi ion interaksi rantai

polimer, hidrogen ikatan antara rantai, interaksi protein, atau desain kopolimer

graft) (Kamoun et al., 2014).

Dalam beberapa dekade terakhir, kebutuhandari gel sambung silang secara

fisik mengalami peningkatan untuk menghindari penggunaan zat pengikat kimia

tradisional dan reagen. Bahan kimia ini tidak hanya merupakan senyawaberacun

dimana dapat terlepas atau sering diisolasi dari penyiapan gel sebelum

diaplikasikan, tetapi juga dapat mempengaruhi substansi alami yang terjerap

(misalnya protein, obat-obatan, dansel-sel). Oleh karena itu, metode sambung

silang fisik lebih dipilih dan disukai dibandingkan dengan ikatan silang kimia

(Kamoun et al., 2014).

[Sumber : Hassan dan Peppas, 2000]

Gambar 2.3 Struktur Jaringan Tiga Dimensi PVA yang Disambung

Silang dengan Metode Freeze Thawing

Beberapa upaya telah dilakukan oleh peniliti telah untuk penyiapan

sambung silang PVA-basis hidrogel diantaranya yaitu radiation crosslinking oleh

Park and Chang, 2003, chemical reaction with glyoxal oleh Teramoto et al., 2001,

bifunctional reagents with glutaraldehyde oleh Dai and Barbari, 1999, juga

Page 40: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

24

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

reaction with borates oleh Korsmeyer and Peppas, 1981. Meskipun, larutan

hidrogel PVA dapat terbentuk dengan kekuatan rendah setelah terpapar

penyimpanan dalam waktu yang sangat panjang pada suhu kamar, tetapi metode

ini tidak memenuhi persyaratan aplikasi, di mana sifat mekanik adalah karakter

yang paling penting dalam hidrogel, jauh lebih lemah (Kamoun et al., 2014).

2.10 Gliserin

Gliserin dalam pemeriannya berbentuk cairan jernih yang kental tidak

berwarna, tidak berbau, memiliki rasa manis dan besifat higroskopis (Rowe et a.l,

2009). Dalam penggunanya, gliserin banyak digunakan pada sediaan farmasi

antara lain sebagai humektan, emolien, kosolven dan pelarut pada sediaan cair dan

setengah padat. Sedangkan pada produksi kapsul gelatin lunak biasanya gliserin

digunakan sebagai zat pemberi sifat plastis (plastisizer) (Rowe et a.l, 2009).

Berdasarkan sifat gliserin sebagai pemberi sifat plastis, maka akan

digunakan glisein akan digunakan dalam penelitian ini untuk membantu

meningkatkan sifat plastis dari film yang akan dibentuk sehingga akan

meningkatkan penampilan film secara fisik.

2.11 Metronidazol

[Sumber : www.dailymed.nlm.nih.gov]

Gambar 2.4 Rumus Struktur Metronidazol

Nama kimia : 2-metil-5-nitroimidazol-1-etanol

Rumus molekul : C6H9N3O3

Berat molekul : 171,16 P

Page 41: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

25

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Pemeriaan : Hablur atau serbuk habllur, putih hingga kuning pucat; tidak berbau;

stabil di udara; tetapi lebih gelap bila terpapar oleh cahaya.

Kelarutan : Sukar larut dalam eter; agak sukar larut dalam air, dalam etanol dan

dalam kloroform.

Metronidazol merupakan obat yang bersifat hidrofilik, efektif untuk

menghambat infeksi mikroorganisme anaerob dan protozoa. Obat ini digunakan

untuk banyak terapi, termasuk infeksi vaginal dan peridontal. Obat ini termasuk

obat yang banyak digunakan pada berbagai bsistem penghantaran obat seperti

tablet untuk terapi ulkus peptikum, mikrosfer untuk terapi penyakit yang

berhubungan dengan kolon dan mukosa lambung, partikel gel alginat untuk terapi

lambung dan untuk terapi peridontal. Metronidazol adalah anggota kelas imidazol

dengan konsentrasi 0,75% untuk sediaan gel intravaginal (Shifrovitch et al., 2009

dan USP, ).

Page 42: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

26

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Formulasi Sediaan Padat,

Laboratorium Penelitian II, Laboratorium Farmakologi Laboratorium Kesehatan

Lingkungan, dan Laboratorium Formulasi Sediaan Steril Program Studi Farmasi

Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

dan P3TIR BATAN, Pasar Jum’at.Penelitian dimulai pada bulan Maret hingga

September 2015.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Timbangan analitik (AND GH-202, Jepang), stand up stirrer (IKA RW 20

Digital), pengaduk magnetik (Advantec SRS710HA), oven (Eyela NDO-

400,Jepang), pH meter (Horiba F-52,Jepang), lemari pendingin dan freezer

(Sanyo, Indonesia), termometer, deksikator, mikrometer digital (Mitutoyo,

Jepang), tensile tester Strograph-R1 (Toyoseiki, Jepang), alat potong dumb bell

(Saitama, Jepang), cawan penguap, spektrofotometer UV-VIS (Hitachi U-2910,

Jepang), mikroskop (OlympusIX-71, Jepang), cetakan akrilik film 8x4x4 cm,

gunting, spuit, mikropipet, membran siringe filter, pipet volumetrik, gunting,dan

alat-alat gelas yang biasa digunakan di laboratorium seperti beaker glass, labu

erlenmeyer, gelas ukur, pipet tetes, kaca arloji, cawan penguap, lumpang alu,

spatel, batang pengaduk, pinset, labu ukur, dan lain-lain.

3.2.1. Bahan

PVA (poly(vinyl-alcohol) tipe Pharmaceutical Grade (Shadong Bio-

Technologi, Cina), natrium alginat (Shadong Bio-Technologi, Cina), metronidazol

(PT.Indofarma, Indonesia) aquades, gliserin (Teknis), etanol 96% (Teknis),

aquabides, akrilik, kertas saring, silica blue,tissue, alumunium foil dan plastik

wrap.

26

Page 43: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

27

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

3.3. Prosedur Kerja

3.3.1 Optimasi Konsentrasi Natrium Alginat dalam Sediaan Film

Optimasi ini dilakukan untuk memperoleh sediaan film yang memiliki

organoleptis yang homogen secara visual, dan elastis. Dibuat cairan pembentuk

film sambung silang PVA dan NA dengan formulasi sebagai berikut :

Tabel 3.1 Variasi NA dalam Formula Film Sambung Silang

Kode Formula PVA (%) NA (%) Gliserin (%) Aquades (%)

F1 6 1,2 2 add 100

F2 6 0,9 2 add 100

F3 6 0,6 2 add 100

Larutan dibuat dengan mendispersikan PVA pada aquades (1 bagian PVA

dalam 5 bagian air), pendispersian dilakukan dengan bantuan pemanasan pada

suhu 90oC selama 5 menit diatas pengaduk magnetik dan diaduk hingga terbentuk

koloid (Rowe et al., 2009). Konsentrasi PVA digunakan berdasarkan studi

literatur pada penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Kamoun

(2013). Dalam penelitian tersebut digunakan PVA dan NA sebagai polimer

pembentuk film dengan konsentrasi 10:2. Namun dalam penelitian ini konsentrasi

dimodifikasi menjadi 5:1.

Natrium alginat didispersikan dalam aquades (1 bagian NA dalam 5

bagian air) dengan menggunakan lumpang yang dihangatkan kemudian digerus

hingga terbentuk koloid (Kamoun et al., 2013). Koloid yang terbentuk dari PVA

dan NA diamati homogenitasnya untuk kemudian dicampurkan secara perlahan

dan aquades yang tersisa ditambahkan kedalam campuran.

Gliserin ditambahkan ke dalam campuran sebagai plasticizer dengan

konsentrasi 2%. Konsentrasi ini didapatkan dari hasil studi literatur yang

dilakukan oleh Saarai (2011) .Campuran selanjutnya diaduk dengan stand up

stirrer kecepatan 800 rpm selama 1 jam, campuran yang dihasilkan untuk

selanjutnya disebut sebagai Cairan Pembentuk Film (CPF). CPF didiamkan

Page 44: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

28

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

selama 24 jam kemudian dikeringkan dalam oven 50oC selama 24 jam. Film yang

dihasilkan kemudian diamati karakteristiknya, dimana film yang memenuhi

karakteristik kemudian dipilih sebagai formula yang akan dievaluasi.

3.3.2 Preparasi Film Sambung Silang

Berdasarkan hasil optimasi film yang diambil sebagai formula akhir yaitu

F2. Film yang dibuat terdiri dari 2 jenis CPF yang berbeda yaitu CPF yang terdiri

dari kombinasi PVA-NA (CPF A) dan CPF yang hanya terdiri dari PVA (CPF B).

Kedua CPF masing-masing akan dibagi menjadi dua jenis film yang dibedakan

berdasarkan film yang disambung silang dan film yang tidak disambung silang,

berikut tabel variasi jenis film yang akan dibuat :

Tabel 3.2 Variasi Jenis Film

Kode

Formula

Formula

Metode

PVA (%) NA (%) Gliserin (%) Metronidazol (%)

A 6 0,9 2 0,75 Sambung Silang

B 6 0 2 0,75 Sambung Silang

C 6 0,9 2 075, Tidak Sambung Silang

D 6 0 2 0,75 Tidak Sambung Silang

*Film A (terdiri dari PVA dan NA yang disambung silang); Film B (terdiri dari PVA yang

disambung silang); Film C (terdiri dari PVA dan NA yang dibentuk dengan pemanasan biasa

tanpa disambung silang); Film D (terdiri dari PVA yang dibentuk dengan pemanasan biasa tanpa

disambung silang).

Film hidrogel dibuat dengan cara mendispersikan 6% PVA dalam aquades

(1 bagian PVA dalam 5 bagian air5), pendispersian dilakukan dengan pemanasan

pada suhu 90oC selama 5 menit diatas pengaduk magnetik dan diaduk hingga

homogen. Natrium alginat sebanyak 0,9% didispersikan dalam aquades (1 bagian

NA dalam 5 bagian air) dengan menggunakan lumpang yang dihangatkan lalu

digerus hingga terbentuk koloid yang homogen. Kemudian 0,075% metronidazol

didispersikan dalam aquades (1 bagian metronidazol dalam 50 bagian air) diaduk

hingga homogen. Larutan natrium alginat dan larutan metronidazol dicampurkan

Page 45: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

29

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

sedikit demi sedikit kedalam wadah berisi larutan PVA dan digenapkan menjadi

100%, kemudian campuran diaduk dengan menggunakan stand up stirrer dengan

kecepatan 800 rpm selama 1 jam. Gliserin sebanyak 2% dicampurkan sedikit demi

sedikit ke dalam CPF.CPF dibiarkan selama 24 jam dalam suhu ruang.

CPF ditimbang seksama sebanyak 10 gram dimasukkan ke dalam cetakan

akrilik ukuran 8x4x4 cm. Film A dan B disiapkan sebagai film sambung silang

dengan metode freeze-thawing dengan cara membekukan film pada suhu -20oC

selama 8 jam kemudian dileburkan pada suhu 25oC selama 6 jam, proses ini

dlakukan berulang selama 3 siklus kemudian dikeringkan bersama dengan film C

dan D dalam oven pada suhu 50oC selama 24 jam. Film yang sudah kering

kemudian dikeluarkan dari dalam oven untuk selanjutnya dilakukan karakterisasi

dan evaluasi pada film (Kamoun et al., 2013 dengan modifikasi).

3.3.3 Karakterisasi Cairan Pembentuk Film

3.3.3.1 Evaluasi Organoleptis

Pengamatan makroskopik secara visual fisik CPF meliputi warna,

kekeruhan, jenis CPF, dan permukaan (J. Balasubramanian et al., 2012)

3.3.3.2 Evaluasi Viskositas

Pengujian dilakukan menggunakan viskotester HAAKE 6R terhadap

setiap CPF sesuai formula menggunakan spindel R2 dengan kecepatan putar 30

rpm pada suhu ruang (R. Yogananda & Bulugondla, 2012 dalam Ginting, 2014

dengan modifikasi)

3.3.4 Karakterisasi Film

3.3.4.1 Evaluasi Organoleptis

Pengamatan makroskopik secara visual fisik film meliputi warna dan

tekstur permukaan (J. Balasubramanian et al., 2012)

3.3.4.2 Pengukuran Ketebalan Film

Ketebalan film diukur dengan mikrometer digital (Mitutoyo, Jepang) di 9

titik berbeda pada masing-masing film, kemudian dihitung rata-rata ketebalannya

Page 46: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

30

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

dan dinyatakan dalam satuan mikrometer (μm) (Satesh et al, 2010 dengan

modifikasi).

3.3.4.3 Analisa Daya Mengembang

Untuk menghitung daya mengembang dari film PVA-NA, sampel film

dipotong menjadi 2 cm x 2 cm dan direndam dalam aquades 25 ml. Bobot awal

sediaan ditimbang (We). Sampel kering kemudian direndam dengan aquades,

bobot sampel ditimbang pada interval waktu tertentu hingga bobot sampel

konstan. Waktu yang diambil yaitu pada menit ke 1, 5, 10, 30, 60, 90, dan 120.

Bobot sampel basah ditimbang (Ws). Ambilan air dari sampel dihitung

menggunakan persamaan (Kamoun et al, 2013 dengan modifikasi)

Daya Mengembang (%) =

3.3.4.4 Analisa Kadar Air

Analisis kadar air dilakukan dengan menggunakan metode

thermogravimetri. Film dipotong menjadi 2 cm x 2 cm dan ditimbang terlebih

dahulu (Wo). Film diletakkan di dalam cawan penguap dan dioven pada suhu

105oC selama 1 jam.Film kemudian didinginkan dalam deksikator selama 15

menit dan ditimbang (Wt).Tahap ini diulangi hingga dicapai bobot yang konstan

(AOAC, 2005 dalam Eskha, 2015).

Kadar Air (%) =

3.3.4.5 Uji Sifat Mekanik Film

Kekuatan tarikan dan elongasi maksimum dianalisa menggunakan tensile

tester Strograph-R1 (Toyoseiki, Jepang) dengan gaya 100 kg. Film dipotong

dengan alat dumb bell Astm-D-1822-L Crosshead (kecepatan 25 mm/min).

Kekuatan tarik dan elongasi diukur sampai film sobek. Data yang dihasilkan

kemudian dianalisis dengan menggunakan SPSS 16 (Kamoun et al, 2013 dengan

modifikasi)

Page 47: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

31

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

3.3.4.6 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dan Pembuatan Kurva

Kalibrasi Metronidazol

Kurva kalibrasi metronidazol diukur dengan melarutkan 12,5 mg

metronidazol dalam 25 mL aquabides sehingga didapatkan larutan induk dengan

konsentrasi 500 ppm. Larutan kemudian diencerkan untuk membuat seri

konsentrasi 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28 ppm. Untuk penentuan panjang gelombang

maksimum, pengukuran serapan dilakukan dengan menggunakan larutan

konsentrasi 10 ppm yang diukur pada panjang gelombang 200-1100 nm (Satesh et

al, 2012 dengan modifikasi).

3.3.4.7 Penetapan Kadar Metronidazol dalam Film

Film ukuran 2 cm x 2 cm dipotong kecil-kecil dan dimasukkan ke dalam

gelas beaker 250 mL yang mengandung 100 mL aquabides. Medium diaduk

dengan menggunakan pengaduk magnetik dengan kecepatan 800 rpm selama 8

jam dan didiamkan selama 16 jam. Sebanyak 1 mL larutan diambil dan disaring

dengan menggunakan saringan membran 0,45 μm. Larutan dianalisis dengan

spektrofotometer-UV pada panjang gelombang maksimal yaitu 319 nm (Kumar et

al., 2010 dengan modifikasi).

3.3.4.8 Uji Pelepasan Zat Aktif dari Film

Film ukuran 2 cm x 2 cm dan dimasukkan ke dalam gelas beaker 250 mL

yang mengandung 100 mL aquabides. Medium diaduk dengan menggunakan

pengaduk magnetik dengan kecepatan 800 rpm. Sebanyak 1 mL larutan diambil

dandisaring dengan menggunakan saringan membran 0,45 μm pada beberapa

interval waktu dan langsung diganti dengan medium baru. Larutan dianalisis

dengan spektrofotometer-UV pada panjang gelombang maksimal yaitu 319 nm

(Kumar et al., 2010 dengan modifikasi).

Page 48: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

32

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembuatan Film

4.1.1 Optimasi Konsentrasi Natrium Alginat dalam Sediaan Film

Pada penelitian ini dibuat film sambung silang PVA dengan kombinasi

NA dengan menggunakan metode freeze thawing. Metode freeze thawing

merupakan suatu metode pembuatan film dengan melalui proses pembekuan (-

20oC) dan peleburan (25

oC) yang dilakukan dalam beberapa siklus kemudian

pelarut yang digunakan untuk melarutkan semua polimertermasuk obat

dikeringkan sehingga terbentuk massa film (Hassan dan Peppas, 2000).

Tabel 4.1 Karakteristik Film Hasil Optimasi

Kode Formula F1 F2 F3

Konsentrasi

PVA (%) 6 6 6

Konsentrasi NA

(%) 1,2 0,9 0,6

Konsentrasi

Gliserin (%) 2 2 2

Bentuk CPF

Koloidal, agak keruh

tanpa terlihat bentuk

partikelnya, berwarna

kuning kecoklatan

Koloidal, agak keruh tanpa

terlihat bentuk partikelnya,

berwarna kuning

Koloidal, agak keruh

tanpa terlihat bentuk

partikelnya, berwarna

kuning

Homogenitas

CPF Homogen Homogen Homogen

Tekstur Film

Ujung film melengkung,

tebal 0,23 mm,

permukaan rata, kaku

dibanding film lain, film

tidak transparan

Tebal 0,20 mm, permukaan

rata, dan elastis, film

transparan

Tebal 0,18 mm,

permukaan tidak rata,

dan elastis, film

transparan, film

melengkung

Penampakan

Film

32

Page 49: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

33

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Pada penelitian pendahuluan dibuat film yang terdiri dari PVA dan NA

dengan konsentrasi awal yaitu 5:1. Film ini dibuat dengan variasi konsentrasi dari

NA dengan pemanasan 50oC selama 24 jam dan bobot film yang dicetak sebanyak

10 gr.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil yang berbeda-beda pada

setiap formula seperti yang tertera pada tabel di atas. Hal ini dapat terjadi karena

perbedaan konsentrasi NA yang digunakan dalam film. Dari ketiga formula uji, F2

dianggap memiliki karakteristik yang palik baik, oleh karena itu pengujian akan

dilanjutkan dengan menggunakan F2 sebagai formula film yang akan dievaluasi

dan akan menggunakan metronidazol sebagai model zat aktif.

4.1.2 Preparasi Film Sambung Silang

Film dibuat mengandung obat metronidazol dengan dosis sebesar 0,75%,

dosis tersebut merupakan dosis untuk sediaan topikal yang tertera pada USP.

Dosis yang digunakan merupakan dosis zat aktif yang akan dimasukkan dalam

sediaan yang akan dibuat. Sehingga dilakukan uji evaluasi untuk melihat kadar

akhir metronidazol dalam film.

Sediaan film ini dibuat dengan menggunakan pelarut aquades dan juga

menggunakan plasticizer yaitu gliserin sebanyak 2%. Penggunaan gliserin pada

sediaan film ini adalah hasil optimasi dimana pada uji pendahuluan film dibuat

tanpa penambahan plasticizer menghasilkan film yang keras dan kaku. Pengunaan

plasticizer di dalam formula sangat berkaitan dengan peningkat elastisitas dan

sifat plastis dari film (Rudyardjo, 2014).

Untuk membuat larutan cairan pembentuk film (CPF), masing-masing

bahan terlebih dahulu harus didispersikan pada aquades. Pendispersian tersebut

bertujuan untuk memastikan semua bahan terdispersi dengan sempurna sehingga

ketika semua bahan dicampur bahan-bahan tersebut akan homogen. Setelah proses

pembuatan, CPF didiamkan selama 24 jam pada suhu ruang untuk menghilangkan

gelembung udara yang terjerat di dalam CPF saat proses pembuatan. Gelembung

udara yang terjerap dapat menyebabkan film yang terbentuk akan memiliki

permukaan yang tidak merata.

Page 50: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

34

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

4.2 Karakterisasi Cairan Pembentuk Film

4.2.1 Evaluasi Organoleptis

Pengamatan secara visual terhadap organoleptis CPF menunjukkan bahwa

terdapat adanya NA di dalam formula menyebabkan perbedaan yang signifikan

pada penampakan visual CPF. CPF A (PVAA-NA) merupakan koloid yang

homogen, keruh, berwarna putih kekuningan, dan sedikit berbau amis, sedangkan

CPF B (PVA) merupakan koloid yang homogen, jernih, tidak berwarna dan tidak

berbau. Perbedaan ini disebabkan karena CPF A membentuk koloidal yang lebih

besar karena polimer PVA dikombinasi dengan NA.

Gambar 4.1 Larutan CPF PVA-NA (A), Larutan CPF PVA (B)

4.2.2 Evaluasi Viskositas

Uji viskositas cairan pembentuk film (CPF) menggunakan alat viskotester

HAAKE 6R spindel R2 pada kecepatan 30 rpm. Kedua CPF memiliki perbedaan

viskositas yang cukup besar. Berdasarkan hasil pengukuran viskositas CPF A

memiliki nilai viskositas 1077 cPs dan CPF B memiliki nilai viskositas 265 cPs.

Hal ini disebabkan karena NA jika didispersikan dari dalam air membentuk koloid

yang lebih kental dibandingkan PVA yang kemudian mempengaruhi nilai

viskositas CPF PVA-NA menjadi lebih besar.

A B

Page 51: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

35

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

4.3 Karaktersasi Film

4.3.1 Evaluasi Organoleptis

Berdasarkan pengamatan secara visual film A berwarna putih kekuningan,

sedikit berbau amis, bengkok, dan lebih tebal dibandingkan dengan film yang lain.

Film B berwarna putih, tidak berbau, dan bengkok. Film C berwarna putih

kuningan, sedikit berbau amis, dan permukaan film kasar. Film D berwarna putih,

mengkilap seperti plastik dan tidak berbau.

Gambar 4.2 Gambar Makroskopik Keempat Formula Film A (A), Film B (B),

Film C (C), dan Film D (D)

Film A dan B pada saat di sambung silang mengalami pengkerutan seperti

gambar diatas. Diduga Hal ini terjadi karena pada saat proses sambung silang

freeze thawing CPF mengalami sineresis yaitu proses keluarnya cairan dari dalam

gel yang menyebabkan gel menjadi mengkerut. Sineresis diperkirakan terjadi

akibat struktur serabut gel yang terus-menerus mengasar pada proses pembekuan

sehingga menimbulkan suatu efek penekanan keluar. (Martin et al., 2011). Film C

dan D tidak mengalami proses sambung silang sehingga film yang terbentuk tetap

mengikuti bentuk cetakannya.

A B

C

A

D

A

Page 52: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

36

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

4.3.2 Pengukuran Ketebalan Film

Berdasarkan pengujian yang dilakukan ketebalan pada setiap film

sambung silang bervariasi baik pada film A, B, C maupun film D. Meskipun

sudah menggunakan cetakan yang terbuat dari bahan akrilik yang memiliki

permukaan yang rata, ketebalan film tetap bervariasi.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan perbedaan ini terjadi. Ketebalan

yang bervariasi ini dapat disebabkan oleh ukuran cetakan yang terlalu sempit yang

menyebabkan film dapat tertarik ketengah pada saat pengeringan sehingga film

pada posisi tengah cetakan lebih besar daripada bagian pinggir cetakan.

Proses sambung silang juga sangat berpengaruh seperti pada film A, Hal

ini sudah dijelaskan pada evaluasi organoleptis. Ketebalan film sambung silang

akan meningkat secara signifikan dengan adanya natrium alginat dan penambahan

metronidazol juga dapat meningkatkan ketebalan film (Sarheed et al., 2015).

Tabel 4.2 Ketebalan Film

Formula Ketebalan (mm)

A 1,24 ±0,03

B 0,44±0,04

C 0,20±0,02

D 0,22±0,01

Berdasarkan data hasil pengujian, terlihat bahwa ketebalan yang dimiliki

film D lebih besar dibandingkan dengan film C. Hal ini tidak sesuai jika

didasarkan pada polimer yang terkandung di dalam masing-masing film. Film C

mengandung polimer yang lebih banyak dibandingkan film D di mana film C

terdiri dari polimer PVA dan NA sedangkan film D hanya terdiri dari PVA. Oleh

sebab itu film C seharusnya memiliki ketebalan yang lebih besar dibandingkan

film D.

Hal ini dapat terjadi diduga karena pada saat pengujian titik uji yang

diambil tidak mewakili ketebalan film secara keseluruhan. Di mana titik uji yang

diambil yaitu pada 9 titik meliputi 3 titik pada setiap bagian atas, tengah dan

bawah film. Pada organoleptis makroskopis dapat dilihat bahwa terdapat daerah

yang terlihat bening dibagian pinggir film sedangkan pada bagian tengah film

Page 53: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

37

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

terlihat tidak bening. Daerah yang bening memiliki ketebalan yang lebih kecil

dibandingkan daerah yang tidak bening sehingga seharusnya pengujian dilakukan

dengan mengambil lebih banyak titik uji sehingga dapat mewakili seluruh film.

Ketebalan film memilki efek yang signifikan terhadap kemampuan

mengembang suatu film karena dapat menentukan konsentrasi dan ukuran

penetrasi molekul pelarut yang dapat masuk ke dalam film (Sarheed et al., 2015).

4.3.3 Analisa Daya Mengembang

Tabel 4.3 Daya Mengembang Film

Waktu

(menit)

% Daya Mengembang Film

A B C D

0 0 0 0 0

5 41,70 ± 9,95 75,41 ± 3,54 92,28 ± 14,47 70,01 ± 1,41

10 86,29 ± 43,26 95,76 ± 7,05 96,26 ± 6,56 82,54 ± 4,04

15 126,4 ± 51,22 115,89 ± 19,36 100,44 ± 18,23 84, 75 ± 2,81

30 193,41 ± 55,31 135,6 ± 15,32 94,13 ± 4,01 85,55 ± 2,28

60 224,20,± 43,35 143,61 ± 14,42 86,41 ± 7,70 81,98 ± 1,85

90 250,81 ± 19,05 136,21 ± 10,34 79,37 ± 5,27 86,91 ± 8,93

120 260,37 ± 14,11 145,04 ± 14,35 83,64 ± 8,25 64,70 ± 9,75

Gambar 4.4 Grafik Daya Mengembang Film

Page 54: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

38

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Pengujian daya mengembang merupakan karakterisasi yang penting,

dimana pengujiam ini dilakukan untuk melihat gambaran kemampuan film untuk

dapat menyerap eksudat luka. Film dengan modifikasi penambahan NA biasanya

ditujukan untuk luka terbuka dengan eksudat yang banyak (Sarheed et al., 2015

dan Kamoun et al., 2014).

Nilai daya mengembang suatu film sangat berkaitan dengan waktu

perendaman sehingga pengamatan dilakukan dari beberapa interval waktu

(Sarheed et al., 2015). Berdasarkan tabel dan grafik hasil pengujian, film yang

memiliki persentase daya mengembang paling tinggi yaitu film A yang

merupakan film sambug silang PVA-NA dibandingkan film B, C, dan D.

Nilai daya mengembang semua film meningkat pada menit ke-5 namun

waktu penurunan nilai daya mengembang masing-masing film berbeda. Seperti

yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa penambahan NA dalam film PVA akan

meningkatkan daya mengembang film yang disebabkan sifat hidrofilisitas NA

yang tingga. Berdasarkan hasil pengujian, Film A dan C meskipun sama-sama

mengandung NA namun memiliki kemampuan mengembang yang berbeda secara

bermakna. Hal ini dikarenakan proses sambung silang yang dilakukan terhadap

film A menyebabkan kedua polimer (PVA dan NA) mengalami ikatan antar ujung

molekul yang bersifat rreversible. Ikatan tersebut membentuk sudut kontak yang

lebih besar antar polimer dengan pelarut sehingga memungkinkan pelarut terjerat

lebih banyak (Martin et al.,1993). Oleh karena itu film A lebih banyak mengikat

air meskipun keduanya mengandung NA.

4.3.4 Analisa Kadar Air

Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan hasil bahwa kadar air pada film A

yang merupakan film sambung silang PVA-NA paling besar dibandingkan dengan

ketiga film B, C dan D.

Hasil ini sesuai dengan teori bahwa film PVA apabila dikombinasikan dengan

NA serta dilakukan proses sambung silang akan meningkatkan kemampuan

menjerap air lebih banyak daripada film yang tidak disambung silang. Namun

tingginya kadar air di dalam film juga memiliki kekurangan yaitu menurunnya

Page 55: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

39

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

kepadatan dari film sambung tersebut sehingga film tersebut memiliki sifat

mekanik yang buruk ( Rosiak et al., 2001).

Tabel 4.4 Kadar Air

Formula Kadar Air (%)

A 64,97 ± 4,222

B 52,20 ± 5,89

C 61,77 ± 3,58

D 32,53 ± 6,473

4.3.5 Uji Sifat Mekanik Film

Sifat mekanik film yang diuji adalah kekuatan tarik (tensile strengt) dan

perpanjangan saat putus (elongation break). Pengujian ini berfungsi untuk

mengetahui seberapa besar gaya yang dibutuhkan untuk membuat film putus dan

seberapa besar nilai perpanjangan film tersebut sebelum putus.

Tabel 4.5 Uji Mekanik Film

Kode Formula Tensile Strength

(Kg/cm2)

Elongation Break (%)

A 52,86 ± 7,43 266,67 ± 5,77

B 100,55 ± 9,98 423,33 ± 45,09

C 69,02 ± 2,38 366,67 ± 11,55

D 54,89 ± 5,01 246,67 ± 46,19

0

100

200

300

400

500

A B C DJenis Film

TensileStrength(Kg/cm2)ElongationBreak (%)

Gambar 4.4 Kurva Sifat Mekanik Film

Page 56: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

40

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Berdasarkan hasil uji mekanik, film B memiliki nilai kekuatan tarik dan

perpanjangan saat putus yang paling besar dibandingkan dengan film A, C dan D.

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan SPSS 16 menunjukkan

bahwa hasil uji kekuatan tarik dan perpanjangan saat putus pada sediaan film A,

B, C dan D berbeda secara bermakna.

Film yang memiliki daya sambung silang tinggi akan menghasilkan nilai

kekuatan tarik yang tinggi dan nilai elongasi yang rendah karena film sambung

silang yang dihasilkan lebih kuat (Chinta et al., 2013). Meskipun begitu kadar air

yang bervariasi pada setiap film merupakan Hal yang penting diperhatikan karena

dapat mempengaruhi hasil uji mekanik.

Kekuatan tarik dan perpanjangan saat putus. Pada film sambung silang

PVA-NA semakin menurun dengan peningkatan konsentrasi NA. Hal ini dapat

terjadi karena penambahan NA ke dalam hidrogel PVA dapat membuat

ketidakstabilan dan mempercepat pemutusan hidrogel, di mana hasil tersebut

dapat menurunkan dan menyebabkan dekonstruksi pada film. Hal ini juga sesuai

dengan sifat mekanik NA yang merupakan polimer yang memiliki sifat

hidrofilisitas yang tinggi. Sifat ini memungkinkan kadar air yang besar dapat

menyebabkan film memiliki sifat mekanik yang lemah sehingga mudah putus

(Kamoun et al., 2013).

4.3.6 Uji Pelepasan Zat Aktif dari Film

Tabel 4.6 Persen Kumulatif Pelepasan Metronidazol dari Film

Waktu (Jam) A B C D

0 0 0 0 0

1 1.69 36.48 8,05 21,76

2 10.73 104.89 45,96 105,29

4 45.72 128.89 51,05 112,53

8 60.42 143.64 82,68 122,85

12 68.67 153.11 97,57 129,59

24 102.74 164.11 102,01 152,00

Page 57: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

41

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Gambar 4.5 Grafik Persentase Kumulatif Pelepasan Metronidazol

Berdasarkan hasil pengujian, dapat dilihat bahwa persentase kumulatif

pelepasan metronidazol yang paling besar dimiliki oleh film B dan D yaitu

sebesar 164,11% dan 152,00%. Sedangkan persentase kumulatif pelepasan

metronidazol yang paling kecil yaitu film A dan C 102.74% dan 152,00%.

Adanya NA pada membran hidrogel PVA diduga mempengaruhi

pelepasan metronidazol dari dalam film karena adanya gugus COO- dari NA yang

berikatan dengan gugus NH3+

dari metronidazol. Ikatan yang terjadi berpotensi

menurunkan dan mengganggu pelepasan metronidazol (Kamoun et al., 2013)

4.3.7 Penetapan Kadar Metronidazol dalam Film

Film diuji dengan metode perendaman selama 24 jam. Optimasi ini

menggunakan film yang berukuran 4 cm x 8 cm yang direndam dalam 100 ml

aquabides. Pengukuran dilakukan pada jam ke 24.

Tabel 4.7 Hasil Optimasi Waktu Ekstraksi Metronidazol dari Film

Formula Kadar Obat yang Terekstraksi (mg) Kadar Obat yang Terekstraksi (%)

A 72.88 97.17

B 82.13 109.5

C 74.09 98.79

D 79.12 105.5

Page 58: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

42

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Tabel 4.8 Kadar Metronidazol dalam Film

Formula Kadar Metronidazol dalam Film (mg)

A 17,43 ± 4,05

B 5,44 ± 0,51

C 10,81 ± 1,02

D 15,28 ± 1,43

Kadar diatas merupakan kadar aktual yang didapatkan berdasarkan hasil

pengujian penetapan kadar. Pengujian ini dilakukan secara triplo dimana dalam

setiap pengujian semua film memiliki luas 4 cm2

namun memiliki bobot yang

berbeda-beda. Secara teori, kadar metronidazol di dalam film berukuran 2 cm x 2

cm adalah 9,38 mg yang dihitung.

Keseragaman film sangat penting pada pengujian ini dimana pada

pengujian ini bobot film yang digunakan berbada-beda baik dalam satu formula

maupun antarformula. Selain itu posisi film yang diambil untuk pengujian juga

mempengaruhi besarnya kadarmetronidazol karena berdasarkan hasil pengujian

setiap posisi film memiliki ketebalan yang berbeda. Sehingga kemungkinan besar

film yang memiliki bobot dan ketebalan yang lebih besar lebih banyak

mengandung metronidazol. Oleh karena itu kadar aktual dan kadar teori tersebut

memiliki perbedaan yang cukup besar.

Page 59: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

43

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Film A, B, C dan D memiliki karakteristik yaitu persen kadar air berturut-

turut 6 4,97 ± 4,22%, 52,2 ± 5,89, 61,77±3,58% dan 32,53 ± 6,473%;

persen kekuatan tarik berturut-turut 52,86±7,43%, 100,55 ± 9,98%, 69,02

± 2,38% dan 54,89 ± 5,01%; persen elongasi berturut-turut 266,67 ±

5,77%, 423,33 ± 45,09%, 366,67 ± 11,55% dan 246,67 ± 46,19, persen

pelepasan zat aktif dari dalam film pada jam ke 24 berturut-turut 102,7 ±

8,06%, 164,11 ± 1,12%, 102,01 ± 2,67, dan 152,00 ± 11,02.

2. Metode sambung silang sangat mempengaruhi karakteristik film, dimana

film memiliki karakteristik yang lebih baik daripada film yang tidak

disambung silang. Namun karakteristik tersebut bergantung pada sifat

polimer yang digunakan dalam modifikasi.

3. Penambahan NA dalam film sambung silang PVA sangat mempengaruhi

karakteristik film yaitu peningkatan elastisitasitas dan daya mengembang.

Namun beberapa karakteristik juga mengalami penurunan seperti sifat

mekanik film.

5.2 Saran

1. Diperlukannya optimasi metode sambung silang yang cocok dengan

metode pembentukan film agar menghasilkan fim dengan karakteristik

yang baik.

2. Diperlukannya pengujian pengaruh zat aktif terhadap karakteristik film

yang dihasilkan.

3. Diperlukannya penggunaan posisi film yang sama pada setiap pengujian,

agar data yang dihasilkan lebih homogen dan mewakili keseluruhan film.

43

Page 60: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

44

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, Enas M. 2013. Hydrogel: Preparation, characterization, and

applications. Journal of Advanced Research.

Anggaraeni, Yuni. 2012. Preparasi dan Karakterisasi Film Sambung Silang

Kitosan-Tripolifosfat yang mengandung Asiatikosia sebagai Pembalut

Bioaktif untuk Luka. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Universitas Indonesia.

Brain, Wilksman L, Solomonik I, Spira R, Tennenbaum T. 2007. Novel Insights

into Wound Healing Sequence of Events. Toxicol Pathol; 35:767-79.

Djuanda dan Sri, S., dan Sri A. S. 2003. Dermatitis. Dalam: Djuanda dan Sri, A.

et al., ed. 3 Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit

FKUI. 126-131.

Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia Edisi Ke III. Jakarta. Departemen

Kesehatan RI. Hal. 144.

Eslami, A., Gallant-Behm CL, Hart DA, Wiebe C, Honardoust D, Gardner H,

2009. Expression of Integrin αvβ6 and TGF-β in Scarless vs Scar-forming

Wound Healing. J Histochem Cytochem; 57:543–57.

Galiano RD, Mustoe TA. 2007. Wound Care. Dalam: Thorne CH, penyunting.

Grabb and Smith’s Plastic Surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Lippincott

Williams & Wilkins; pp. 23-32.

Gurtner GC. 2007. Wound Healing: Normal and Abnormal. Dalam: Thorne CH,

penyunting. Grabb and Smith’s Plastic Surgery.Edisi ke-6. Philadelphia:

Lippincott Williams & Wilkins; pp. 15-22.

Ginting, Delvina. 2014. Formulasi Patch Natrium Diklofenak Berbasis Polimer

Hidroksi Propil Metil Selulosa (Hpmc) Dan Natrium Karboksi Metil

Page 61: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

45

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Selulosa (Na CMC) Sebagai Antiinflamasi Lokal Pada Penyakit

Periodontal. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Farmasi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hom DB, Linzie BM, Huang TC. 2007. The Healing Effects of Autologous

Platelet Gel on Acute Human Skin Wounds. Arch Facial Plast Surg; 9:174-

83.

Ikatan Apoteker Indonesia (IAI). 2008. Mengenal Lidah Buaya Sebagai Salah

Satu Tanaman Toga. http://www.ikatanapotekerindonesia.net/articles/32-

pharmaceutical-information/339-mengenal-lidah-buaya-sebagai-salah-satu-

tanaman-toga.html (Accessed 28 Oktober 2015)

J. Balasubramanian, Narayanan N, Senthil Kumar M, Vijaya Kumar N, dan

Azhagesh Raj K. 2012. Formulation and evaluation of mucoadhesive

buccal films of diclofenac sodium. Indian J. Innovations Dev; pp 70.

Kamoun, A. Elbadaw,. Kenawy, El-Refaie S., Tamer, Tamer M., El-Maligy,

Mahmoud A., Eldin, Mohamed S. Mohy. 2013. Poly (vinyl alcohol)-

alginate physically crosslinked hydrogel membranes for wound dressing

applications: Characterization and bio-evaluation. Arabian Journal of

Chemistry; 8:1–14

Kamoun, A. Elbadawy. Chen, Xin,. Eldin, Mohamed S. Mohy,. Kenawy, El-

Refaie S. 2014. Crosslinked poly(viny l alcohol) hydrogels for wound

dressing application s: A review of remarkab ly blended polymers.

Arabian Journal of Chemistry; 8:38-47

Kermany, Bahador Poorahmary. 2010. Carbopol Hydrogels For Topical

Administration: Treatement Of Wounds. Drug Transport And Delivery

Research Group. Department Of Pharmacy Faculty Of Health Sciences

University Of Tromsø

Page 62: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

46

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Kumar, Manoj., Prabushankar, G.L., Babu, P.R Satesh. 2010. Formulation And

In-Vitro Evaluation Of Peridontal Film Containg Metronidazol.

International Journal Of PharmTech Research; 2(4):2188-2193

Lausanne, Materials Science and Engineering. 37.Webster J, Scuffham P, Sherriff

KL, Stankiewicz M, Chaboyer WP, 2012. Negative pressure wound

therapy for skingrafts and surgical wounds healing by primary intention.

Cochrane Database of Systematic Reviews;4:1-45.

Lawrence, WT. 2002. Wound Healing Biology and Its Application to Wound

Management. Dalam: O’Leary P, penyunting. The Physiologic Basis of

Surgery. Edisi ke-3. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; h. 107-

32.

Leong M, Phillips LG. 2012. Wound Healing. Dalam: Sabiston Textbook of

Surgery. Edisi ke-19. Amsterdam: Elsevier Saunders

Martin, Alfred., Swarbrick, James., Cammarata, Arthur. 1993. Farmasi Fisik:

Edisi 3. Jakarta. UI Press

McHugh, D.J. 2003. A Guide to Seaweed Industry. Food and Agric. Org. of the

UN. Rome

Nugent, J.D Michael., Hanley, Austin., Tomkins, T. Paul., Higginbotham, L.

Clement., 2005. Investigation Of A Novel Freeze-Thawing Procces For the

production of drug delivery hydrogels. Journal Of Material Science:

Material In Medicine; 16:1149-1158

Pusponegoro, AD. 2005. Luka. Dalam: Sjamsuhidajat R, De Jong W, penyunting.

Buku Ajar Ilmu Bedah.Edisi ke-2. Jakarta: EGC, pp. 66-88.

Rosiak, M.T., Darmawan, D., Zainuddin. S. 2001. Irradiation Of Polyvinyl

Alcohol And Polyvinyl Pyrrolidone Blended Hydrogel For Wound

Dressing. Rhadiat. Phys. Chem; 62:107-113

Page 63: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

47

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, ME. 2009. Handbook of Pharmaceutical

Excipient Sixth Edition. London: Pharmaceutical Press

Saarheed, Omar., Rasool, Abdul, K. Bazigha., Abu-Garbieh, Eman., Aziz, Uday

Sajad., 2015. An Investigation And Characterization On Alginate

Hydrogel Dressing Loaded With Metronidazol Prepared By Combined

Intropic Gelatin And Freeze-Thawing Cycles For Controlled Realese.

AAPS PharmSciTech; 16(3)

Saarai, A., Kasparkova, V., Saha, Sedlacek P. 2011. A Comparative Study of

Crosslinked Sodium Alginate/Gelatin Hydrogels for Wound Dressing

.Polymer Centre, Department of Fat, Surfactant and Cosmetics

Technology Centre of Polymer Systems Tomas Bata University in Zlin.

Czech Republic

Schultz GS, 2007.The Physiology of Wound Bed Preparation. Dalam: Granick

MS, Gamelli RL, penyunting Surgical Wound Healing and Management.

Switzerland: Informa Healthcare; pp 1-16.

Setiabudi, 2008. Referensi Kesehatan-Diabetes Melitus. Available from:

http://creasoft.wordpress.com/2008/04/15/diabetes-melitus/ [Accessed 10

April 2010]

Shifrovicth, yael. Binderman, itzhak. Bahar, hila. Berdicevsky, israela. Zilberman,

meital. 2009. Metronidazol-loaded bioabsorbable films as local antibacterial

treatment of infected periodontal pockets. Technion-israel institute of

technology, Haifa, Israel; 80(2)

Shweta, Aggarwal., Pahuja, Sonia. 2013. Pharmaceutical Relevance of

Crosslinked Chitosan In Microparticel Drug Delivery. International

Research Journal Of Pharmacy: 4(2)

Martin, Alfred. 2011. Farmasi Fisika & Ilmu Farmasetika Martin Edisi 5 /

penulis Patrick J. Sinko. Jakarta : EGC

Sugita, P. (2009), Kitosan : Sumber Biomaterial Masa Depan, IPB Press. Bogor

Page 64: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

48

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Taufik. 2009. Dzulkarnain Dalam Al-Qur’an. Fakultas Ushuluddin Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Taylor L, La Mone. (1997). Fundamentals of nursing: the art and science of

nursing care B. Third Edition. Philadhelpia: Lippincott

The United State Pharmacopeial Convention. (2006). The United States

Pharmacopeia (USP). 30th Edition. United States

Tortora, G.J., dan Derrickson, B.H., 2009. Principles of Anatomy and Physiology.

12th ed. Asia: John Wiley and Sons, Inc: 620-628

USP 32: United States Pharmacopeia Convention. 2009. United States

Pharmacopeia and the national Formulary (USP 32-NF 27). The United

States Pharmacopeia Convention. Rockville (MD).

Wandrey, C., 2005. Polielectrolytes and Biopolymers. Polytechnique Federale

De.

Weller, Carolina., Sussman, Geoff. 2006. Wound Dressings Update. Journal of

Pharmacy Practice and Research Volume 36.

Zhanjiang, F., 1990. Training Manual of Gracilaria Culture and Processing In

China. Regional Seafarming Development and Demonstration Project

China

Page 65: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

49

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Optimasi Pembuatan Sediaan

Film

Pemilihan Formula Yang Akan Disambung Silang dan Dikarakterisasi

Karakterisasi Cairan Pembentuk

Film

Preparasi Film Sambung Silang

Lampiran 1. Alur Penelitian

Karakteristik Film Sambung

Silang

Evaluasi Organoleptis

Evaluasi Organoleptis

Pengukuran Ketebalan

Analisa Daya Mengembang

Uji Sifat Mekanik Film

Penentuan Panjang Gelombang

Maksimum dan Penentuan Kurva

Kalibrasi Metronidazol

Uji Pelepasan Zat Aktif dari Film

Penetapan Kadar Metronidazol

Analisa Kadar Air

Evaluasi Viskositas

Page 66: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

50

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 2. Gambar Bahan dan Alat

PVA Natrium Alginat Metronidazol Stand Up Stirrer

Freezer Mikrometer Digital Spektrofotometer-UV Oven

Tensile Tester Timbangan Analitik Mikroskop Hot Plate Stirrer

Page 67: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

51

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 3.Pembuatan Koloid PVA 6%

Untuk membuat CPF sebanyak 10 gram. Cara pembuatan koloid

PVA 6% adalah ditimbang PVA sebanyak 0,6 gram kemudian

didsperdikan ke dalam air (1 bagian PVA dalam 5 bagian air)

dengan cara diaduk di atas pengaduk magnetik dengan bantuan

pemanasan pada suhu 90oC selama 5 menit kemudian suhu

diturunkan dan diaduk kembali hingga terbentuk koloid yang

homogen.

Lampiran 4.Pembuatan Koloid NA 0,9%

Untuk membuat CPF sebanyak 10 gram. Cara pembuatan koloid

NA 0.9% adalah ditimbang NA sebanyak 0,09 gram kemudian

didispersikan ke dalam air (1 bagian NA dalam 5 bagian air)

dengan menggunakan lumpang alu yang dihangatkan kemuadian

digerus hingga terbentuk koloid yang homogen.

Lampiran 5. Pembuatan Larutan Metronidazol

Untuk membuat CPF sebanyak 10 gram. Cara pembuatan larutan

Metronidazol 0,75% adalah ditimbang metronidazol sebanyak

0,075 gram kemudian didispersikan ke dalam air (1 bagian dalam

50 bagian air) dengan menggunakan pengaduk magnetik diaduk

hingga terdispersi homogen.

Lampiran 6. Pembuatan Larutan Metronidazol Standar

Untuk membuat metronidazol 500 ppm, ditimbang metronidazol

sebanyak 12,5 mg kemudian didispersikan ke dalam air dengan

menggunakan pengaduk magnetik diaduk hingga terdispersi

homogen lalu digenapkan menjadi 25 ml di dalam labu ukur.

Kemuadian larutan diencerkan menjadi beberapa seri konsentrasi

untuk diukur panjang gelombang maksimumnya.

Page 68: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

52

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 7. Data Standar Absorbansi dan Kurva Kalibrasi Metronidazol dalam

Aquabidestilasi

Konsentrasi (ppm) Absorbansi

0 0.000

4 0.199

8 0.399

12 0.607

16 0.792

20 0.981

Lampiran 8. Kadar Air

Fomula Bobot Awal (mg) Bobot Akhir (mg) % Kadar

Air Rata-Rata SD

A

1 454,9 137,2 69,8

64,97 4,22 2 289,0 106,6 63,1

3 289,7 110 62,0

B

1 171,5 88,0 48,6

52,20 5,89 2 183,5 75,1 59,0

3 156,0 79,5 49,0

C

1 280,4 95,6 65,9

61,77 3,58 2 236,5 95,1 59,7

3 234,5 94,5 59,7

D

1 93,3 68,6 26,4

32,53 6,47 2 97,4 59,1 39,3

3 98,0 66,7 31,9

Page 69: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

53

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 9. Ketebalan Film

Formula Ketebalan Film (mm) Rata-

Rata SD

Rata-

Rata SD

1 2 3 4 5 6 7 8 9

A

1 1,78 1,66 1,63 1,28 1,41 1,07 0,95 0,99 0,79 1,29 0,36

1,24 0,04 2 1,43 1,33 0,57 1,4 1,67 0,62 1,46 1,31 1,02 1,20 0,38

3 1,3 1,14 1,43 1,06 1,83 1,39 0,72 1,32 1,01 1,24 0,31

B

1 0,5 0,38 0,41 0,4 0,33 0,43 0,5 0,44 0,51 0,43 0,06

0,44 0,04 2 0,51 0,5 0,33 0,31 0,40 0,33 0,53 0,42 0,44 0,42 0,08

3 0,33 0,33 0,4 0,41 0,37 0,36 0,72 0,56 0,62 0,45 0,14

C

1 0,13 0,17 0,11 0,39 0,41 0,13 0,17 0,14 0,13 0,20 0,12

0,2 0,02 2 0,15 0,19 0,13 0,25 0,42 0,16 0,13 0,16 0,13 0,19 0,09

3 0,29 0,31 0,2 0,25 0,35 0,18 0,15 0,17 0,13 0,22 0,08

D

1 0,1 0,22 0,24 0,33 0,29 0,18 0,1 0,19 0,24 0,21 0,08

0,22 0,01 2 0,16 0,27 0,23 0,33 0,29 0,21 0,14 0,19 0,23 0,23 0,06

3 0,24 0,2 0,13 0,35 0,27 0,18 0,26 0,24 0,14 0,22 0,07

Lampiran 10. Uji Mekanik

Kode

Formula

Tebal

Film (mm)

Kekuatan

Tarik Rata-Rata

(Kg/cm2) SD

Perpanjangan

Putus (%)

Rata-

Rata

(%)

SD

Kg Kg/cm2

A 1 0,59 0,94 53,107

52,86 7,43

270

266,67 5,77

2 0,64 0,87 45,313 260

3 0,41 0,74 60,163 270

B 1 0,37 1,24 111,71

100,55 9,98

470

423,33 45,09

2 0,40 1,11 92,50 420

3 0,39 1,14 97,436 380

C 1 0,29 0,60 68,966

69,02 2,38

380

366,67 11,55

2 0,29 0,58 66,667 360

3 0,28 0,60 71,429 360

D 1 0,24 0,38 52,778

54,89 5,01

220

246,67 46,19

2 0,26 0,40 51,282 220

3 0,22 0,40 60,606 300

Page 70: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

54

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 11. Keseragaman Kandungan

Keseragaman Kandungan

Kode Formula Bobot Film Kadar (ppm) Kadar (mg) Rata-Rata (mg) SD

A

1 0,3078 220,7 22,07

17,43 4,03 2 0,1796 148,3 14,83

3 0,1881 153,9 15,39

B

1 0,1303 99,8 9,98

10,48 0,51 2 0,1571 104,6 10,46

3 0,1293 110 11

C

1 0,1378 105,9 10,59

10,81 1,02

3 2 0,1398 119,3 11,93

3 0,1343 99,2 9,92

D

1 0,1159 91,5 9,15

10,73 1,43 2 0,1271 110,8 11,08

3 0,1324 119,5 11,95

Lampiran12. Persentase Kumulatif Pelepasan Metronidazol dari Film

Waktu (Jam) A B C D

0 0 0 0 0

1 1.69 36.48 8,05 21,76

2 10.73 104.89 45,96 105,29

4 45.72 128.89 51,05 112,53

8 60.42 143.64 82,68 122,85

12 68.67 153.11 97,57 129,59

24 102.74 164.11 102,01 152,00

Lampiran 13. Hasil Optimasi Pelepasan Metronidazol dalam Satu Film

Formula Kadar Obat yang Terekstraksi (mg) Kadar Obat yang Terekstraksi (%)

A 72.88 97.17

B 82.13 109.5

C 74.09 98.79

D 79.12 105.5

Page 71: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

55

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 14. Penetapan Kadar Metronidazol dari Film

Formula Kadar Metronidazol dalam Film (mg)

A 17,43 ± 4,05

B 5,44 ± 0,51

C 10,81 ± 1,02

D 15,28 ± 1,43

Page 72: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

56

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 15. Uji Daya Mengembang

Waktu (menit)

Bobot (mg)

Formula A Formula B Formula C Formula D

1 2 3

Rata-Rata

SD 1 2 3 Rata-Rata

SD 1 2 3 Rata-Rata

SD 1 2 3 Rata-Rata

SD

0

We 378 213.9 289 294 82 148 138 156 147 9 118 123 119.7 120 3 98 88 100 95 6.4

Ws 378 213.9 289 294 82 148 138 156 147 9 118 123 119.7 120 3 98 88 100 95 6.4

%SR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1

We 378 213.9 289 294 82 148 138 156 147 9 118 123 119.7 120 3 98 88 100 95 6.4

Ws 423 262.7 293 326 85 186 162 188 178 15 164 188 158.1 170 16 139 128 126 131 6.9

%SR 11.9 22.81 1.56 11.2 11 26 17 21 21 4 38.8 51.9 32.08 41.1 10 42 45 26 37 10

2

We 378 213.9 289 294 82 148 138 156 147 9 118 123 119.7 120 3 98 88 100 95 6.4

Ws 449 312.7 350 370 70 218 199 229 216 15 202 226 178.2 202 24 158 144 153 151 7.1

%SR 18.8 46.19 21.1 26.2 15 47.9 45 47 47 2 71.3 82.7 48.87 67.8 17 62 63 53 59 5.6

5

We 378 213.9 289 294 82 148 138 156 147 9 118 123 119.7 120 3 98 88 100 95 6.4

Ws 499 312.7 436 416 95 257 237 279 258 21 237 248 210.1 232 19 164 151 171 162 10

%SR 32 46.19 51.1 41.7 10 74 73 79 75 4 101 101 75.52 92.3 14 69 71 70 70 1.4

10

We 378 213.9 289 294 82 148 138 156 147 9 118 123 119.7 120 3 98 88 100 95 6.4

Ws 597 517.6 526 547 44 282 263 317 287 27 241 237 231 236 5 175 159 187 174 14

%SR 57.9 142 82.2 86.3 43 91.4 91 104 96 7 104 92.1 92.98 96.3 7 79 81 87 83 4

15

We 378 213.9 289 294 82 148 138 156 147 9 118 123 119.7 120 3 98 88 100 95 6.4

Ws 679 598.9 716 665 60 299 283 369 317 46 231 229 264.3 241 20 177 164 187 176 11

%SR 79.7 180 148 126 51 103 106 138 116 19 95.5 85.4 120.8 100 18 82 86 87 85 2.8

30

We 378 213.9 289 294 82 148 138 156 147 9 118 123 119.7 120 3 98 88 100 95 6.4

Ws 974 780.2 830 861 100 328 318 392 346 40 233 234 234.4 234 1 178 165 187 177 11

%SR 158 264.7 187 193 55 122 131 152 136 15 97.1 89.6 95.82 94.1 4 83 87 87 86 2.3

60

We 378 213.9 289 294 82 148 138 156 147 9 118 123 119.7 120 3 98 88 100 95 6.4

Ws 1152 815.3 888 952 177 344 326 404 358 41 228 220 225.9 224 4 176 162 182 173 10

%SR 205 281.2 208 224 43 133 137 160 144 14 92.9 78 88.72 86.4 8 80 84 82 82 1.9

90

We 378 213.9 289 294 82 148 138 156 147 9 118 123 119.7 120 3 98 88 100 95 6.4

Ws 1329 810 1034 1058 260 346 327 406 360 41 218 215 215.1 216 2 182 173 179 178 4.6

%SR 252 278.7 258 260 14 135 138 161 145 14 84.6 74.1 79.7 79.4 5 87 96 79 87 8.9

120

We 378 213.9 289 294 82 148 138 156 147 9 118 123 119.7 120 3 98 88 100 95 6.4

Ws 1278 802.6 1009 1030 238 336 320 385 347 34 222 215 225.9 221 6 158 155 158 157 1.5

%SR 238 275.2 249 251 19 127 133 147 136 10 88.3 74.2 88.72 83.6 8 62 76 58 65 9.7

Page 73: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

57

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 16. Data Statistik Uji Mekanik Kekuatan Tarik

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kekuatan_Tarik

N 12

Normal Parametersa Mean 68.8333

Std. Deviation 20.66544

Most Extreme Differences Absolute .208

Positive .208

Negative -.124

Kolmogorov-Smirnov Z .721

Asymp. Sig. (2-tailed) .675

a. Test distribution is Normal.

Test of Homogeneity of Variances

Kekuatan_Tarik

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.719 3 8 .240

ANOVA

Kekuatan_Tarik

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 4329.667 3 1443.222 31.374 .000

Within Groups 368.000 8 46.000

Total 4697.667 11

Page 74: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

58

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Multiple Comparisons

Kekuatan_Tarik

LSD

(I)

Kode_F

ormula

(J)

Kode_F

ormula

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

A B -47.33333* 5.53775 .000 -60.1034 -34.5633

C -15.66667* 5.53775 .022 -28.4367 -2.8966

D -1.66667 5.53775 .771 -14.4367 11.1034

B A 47.33333* 5.53775 .000 34.5633 60.1034

C 31.66667* 5.53775 .000 18.8966 44.4367

D 45.66667* 5.53775 .000 32.8966 58.4367

C A 15.66667* 5.53775 .022 2.8966 28.4367

B -31.66667* 5.53775 .000 -44.4367 -18.8966

D 14.00000* 5.53775 .035 1.2299 26.7701

D A 1.66667 5.53775 .771 -11.1034 14.4367

B -45.66667* 5.53775 .000 -58.4367 -32.8966

C -14.00000* 5.53775 .035 -26.7701 -1.2299

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Lampiran 17. Data Statistik Uji Mekanik Elongasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Elongasi

N 12

Normal Parametersa Mean 3.2583E2

Std. Deviation 8.06179E1

Most Extreme Differences Absolute .172

Positive .172

Negative -.164

Kolmogorov-Smirnov Z .597

Asymp. Sig. (2-tailed) .868

a. Test distribution is Normal.

Page 75: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

59

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Test of Homogeneity of Variances

Elongasi

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.493 3 8 .070

ANOVA

Elongasi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 62825.000 3 20941.667 19.331 .001

Within Groups 8666.667 8 1083.333

Total 71491.667 11

Multiple Comparisons

Elongasi

LSD

(I)

kode_fo

rmula

(J)

kode_fo

rmula

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

A B -156.66667* 26.87419 .000 -218.6387 -94.6947

C -100.00000* 26.87419 .006 -161.9720 -38.0280

D 20.00000 26.87419 .478 -41.9720 81.9720

B A 156.66667* 26.87419 .000 94.6947 218.6387

C 56.66667 26.87419 .068 -5.3053 118.6387

D 176.66667* 26.87419 .000 114.6947 238.6387

C A 100.00000* 26.87419 .006 38.0280 161.9720

B -56.66667 26.87419 .068 -118.6387 5.3053

D 120.00000* 26.87419 .002 58.0280 181.9720

D A -20.00000 26.87419 .478 -81.9720 41.9720

B -176.66667* 26.87419 .000 -238.6387 -114.6947

C -120.00000* 26.87419 .002 -181.9720 -58.0280

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 76: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

60

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 18. Data Statistik Uji Daya Mengembang

Ranks

KODE_FORMULA N Mean Rank

MENIT_5 A 3 2.00

B 3 8.33

C 3 10.67

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

MENIT

_1

MENIT

_5

MENIT

_10

MENIT

_15

MENIT

_30

MENIT

_60

MENIT

_90

MENIT

_120

N 12 12 12 12 12 12 12 12

Normal Parameter Mean 28.008

0

70.162

5

92.082

1

109.12

42

128.18

18

135.71

72

143.54

84

134.75

37

Std.

Deviation

1.4634

0E1

1.9962

6E1

19.865

17

31.528

17

54.003

29

65.838

73

77.190

84

77.722

35

Most Extreme Differences Absolute .137 .217 .232 .212 .217 .242 .229 .224

Positive .137 .157 .232 .212 .217 .242 .229 .224

Negative -.103 -.217 -.178 -.175 -.201 -.190 -.184 -.161

Kolmogorov-Smirnov Z .475 .752 .803 .735 .753 .839 .793 .774

Asymp. Sig. (2-tailed) .978 .624 .539 .653 .622 .482 .555 .586

a. Test distribution is Normal.

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

MENIT_1 .780 3 8 .538

MENIT_5 6.056 3 8 .019

MENIT_10 6.480 3 8 .016

MENIT_15 4.203 3 8 .046

MENIT_30 7.798 3 8 .009

MENIT_60 9.800 3 8 .005

MENIT_90 1.709 3 8 .242

MENIT_120 1.336 3 8 .329

Page 77: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

61

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

D 3 5.00

Total 12

MENIT_10 A 3 5.67

B 3 7.67

C 3 9.33

D 3 3.33

Total 12

MENIT_15 A 3 8.00

B 3 8.33

C 3 6.00

D 3 3.67

Total 12

MENIT_30 A 3 11.00

B 3 8.00

C 3 5.00

D 3 2.00

Total 12

MENIT_60 A 3 11.00

B 3 8.00

C 3 4.00

D 3 3.00

Total 12

Test Statisticsa,b

MENIT_5 MENIT_10 MENIT_15 MENIT_30 MENIT_60

Chi-Square 9.974 4.641 3.205 10.385 9.462

df 3 3 3 3 3

Asymp. Sig. .019 .200 .361 .016 .024

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: KODE_FORMULA

Page 78: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

62

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

MENIT_1 Between Groups 1669.359 3 556.453 6.486 .016

Within Groups 686.344 8 85.793

Total 2355.703 11

MENIT_5 Between Groups 3737.771 3 1245.924 15.434 .001

Within Groups 645.794 8 80.724

Total 4383.565 11

MENIT_10 Between Groups 379.570 3 126.523 .256 .855

Within Groups 3961.303 8 495.163

Total 4340.873 11

MENIT_15 Between Groups 4258.296 3 1419.432 1.701 .244

Within Groups 6675.983 8 834.498

Total 10934.278 11

MENIT_30 Between Groups 25829.675 3 8609.892 11.020 .003

Within Groups 6250.231 8 781.279

Total 32079.905 11

MENIT_60 Between Groups 43382.889 3 14460.963 26.909 .000

Within Groups 4299.233 8 537.404

Total 47682.122 11

MENIT_90 Between Groups 64518.879 3 21506.293 168.050 .000

Within Groups 1023.805 8 127.976

Total 65542.684 11

MENIT_120 Between Groups 65183.227 3 21727.742 137.390 .000

Within Groups 1265.176 8 158.147

Total 66448.402 11

Dependent

Variable

(I)

KODE_F

ORMUL

A

(J)

KODE_F

ORMUL

A

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

MENIT_1 A B -9.27573 7.56276 .255 -26.7155 8.1640

C -28.83382* 7.56276 .005 -46.2736 -11.3941

Page 79: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

63

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

D -25.51657* 7.56276 .010 -42.9563 -8.0768

B A 9.27573 7.56276 .255 -8.1640 26.7155

C -19.55809* 7.56276 .032 -36.9978 -2.1183

D -16.24083 7.56276 .064 -33.6806 1.1989

C A 28.83382* 7.56276 .005 11.3941 46.2736

B 19.55809* 7.56276 .032 2.1183 36.9978

D 3.31725 7.56276 .673 -14.1225 20.7570

D A 25.51657* 7.56276 .010 8.0768 42.9563

B 16.24083 7.56276 .064 -1.1989 33.6806

C -3.31725 7.56276 .673 -20.7570 14.1225

MENIT_5 A B -32.18910* 7.33595 .002 -49.1058 -15.2724

C -49.13630* 7.33595 .000 -66.0530 -32.2196

D -26.96051* 7.33595 .006 -43.8772 -10.0438

B A 32.18910* 7.33595 .002 15.2724 49.1058

C -16.94720* 7.33595 .050 -33.8639 -.0305

D 5.22860 7.33595 .496 -11.6881 22.1453

C A 49.13630* 7.33595 .000 32.2196 66.0530

B 16.94720* 7.33595 .050 .0305 33.8639

D 22.17579* 7.33595 .016 5.2591 39.0925

D A 26.96051* 7.33595 .006 10.0438 43.8772

B -5.22860 7.33595 .496 -22.1453 11.6881

C -22.17579* 7.33595 .016 -39.0925 -5.2591

MENIT_10 A B -1.48873 18.16889 .937 -43.3863 40.4088

C -2.31223 18.16889 .902 -44.2098 39.5853

D 11.57961 18.16889 .542 -30.3179 53.4771

B A 1.48873 18.16889 .937 -40.4088 43.3863

C -.82350 18.16889 .965 -42.7210 41.0740

D 13.06834 18.16889 .492 -28.8292 54.9659

C A 2.31223 18.16889 .902 -39.5853 44.2098

B .82350 18.16889 .965 -41.0740 42.7210

D 13.89184 18.16889 .466 -28.0057 55.7894

D A -11.57961 18.16889 .542 -53.4771 30.3179

B -13.06834 18.16889 .492 -54.9659 28.8292

Page 80: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

64

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

C -13.89184 18.16889 .466 -55.7894 28.0057

MENIT_15 A B 20.61442 23.58669 .408 -33.7766 75.0054

C 35.30437 23.58669 .173 -19.0866 89.6954

D 51.10256 23.58669 .062 -3.2884 105.4936

B A -20.61442 23.58669 .408 -75.0054 33.7766

C 14.68995 23.58669 .551 -39.7011 69.0809

D 30.48813 23.58669 .232 -23.9029 84.8791

C A -35.30437 23.58669 .173 -89.6954 19.0866

B -14.68995 23.58669 .551 -69.0809 39.7011

D 15.79818 23.58669 .522 -38.5928 70.1892

D A -51.10256 23.58669 .062 -105.4936 3.2884

B -30.48813 23.58669 .232 -84.8791 23.9029

C -15.79818 23.58669 .522 -70.1892 38.5928

MENIT_30 A B 73.59612* 22.82219 .012 20.9680 126.2242

C 109.08016* 22.82219 .001 56.4521 161.7082

D 117.67897* 22.82219 .001 65.0509 170.3070

B A -73.59612* 22.82219 .012 -126.2242 -20.9680

C 35.48405 22.82219 .159 -17.1440 88.1121

D 44.08286 22.82219 .090 -8.5452 96.7109

C A -109.08016* 22.82219 .001 -161.7082 -56.4521

B -35.48405 22.82219 .159 -88.1121 17.1440

D 8.59881 22.82219 .716 -44.0293 61.2269

D A -117.67897* 22.82219 .001 -170.3070 -65.0509

B -44.08286 22.82219 .090 -96.7109 8.5452

C -8.59881 22.82219 .716 -61.2269 44.0293

MENIT_60 A B 87.97298* 18.92801 .002 44.3249 131.6210

C 144.61412* 18.92801 .000 100.9661 188.2622

D 149.08998* 18.92801 .000 105.4419 192.7380

B A -87.97298* 18.92801 .002 -131.6210 -44.3249

C 56.64114* 18.92801 .017 12.9931 100.2892

D 61.11700* 18.92801 .012 17.4689 104.7651

C A -144.61412* 18.92801 .000 -188.2622 -100.9661

B -56.64114* 18.92801 .017 -100.2892 -12.9931

Page 81: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

65

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

D 4.47586 18.92801 .819 -39.1722 48.1239

D A -149.08998* 18.92801 .000 -192.7380 -105.4419

B -61.11700* 18.92801 .012 -104.7651 -17.4689

C -4.47586 18.92801 .819 -48.1239 39.1722

MENIT_90 A B 118.25542* 9.23672 .000 96.9555 139.5553

C 183.39724* 9.23672 .000 162.0973 204.6972

D 175.55172* 9.23672 .000 154.2518 196.8516

B A -118.25542* 9.23672 .000 -139.5553 -96.9555

C 65.14182* 9.23672 .000 43.8419 86.4417

D 57.29629* 9.23672 .000 35.9964 78.5962

C A -183.39724* 9.23672 .000 -204.6972 -162.0973

B -65.14182* 9.23672 .000 -86.4417 -43.8419

D -7.84552 9.23672 .420 -29.1454 13.4544

D A -175.55172* 9.23672 .000 -196.8516 -154.2518

B -57.29629* 9.23672 .000 -78.5962 -35.9964

C 7.84552 9.23672 .420 -13.4544 29.1454

MENIT_120 A B 118.30090* 10.26797 .000 94.6229 141.9789

C 170.50591* 10.26797 .000 146.8279 194.1839

D 189.10211* 10.26797 .000 165.4241 212.7801

B A -118.30090* 10.26797 .000 -141.9789 -94.6229

C 52.20501* 10.26797 .001 28.5270 75.8830

D 70.80121* 10.26797 .000 47.1232 94.4792

C A -170.50591* 10.26797 .000 -194.1839 -146.8279

B -52.20501* 10.26797 .001 -75.8830 -28.5270

D 18.59620 10.26797 .108 -5.0818 42.2742

D A -189.10211* 10.26797 .000 -212.7801 -165.4241

B -70.80121* 10.26797 .000 -94.4792 -47.1232

C -18.59620 10.26797 .108 -42.2742 5.0818

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 82: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

66

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 19. Contoh Perhitungan Optimasi Pelepasan Metronidazol

Diketahui : C1 : 9,857 ppm

C2 : 15,593 ppm

Faktor pengenceran : 50

Zat aktif yang dimasukkan : 240 mg

Ditanya : a) Kadar obat yang terekstraksi (N1) pada waktu t1?

b) Kadar obat yang terekstraksi (N2) pada waktu t2?

c) Persen kadar obat yang terekstraksi pada waktu t1?

d) Persen kadar obat yang terekstraksi pada waktu t2?

Jawaban :

a) Mencari kadar obat yang terekstraksi pada jam ke-1?

N1 = C1 x FP x 100 ml

= 9,857 ppm x 50 x 100 ml

N1 = 49,28 mg

b) Mencari kadar obat yang terekstraksi pada jam ke-2?

Faktor Koreksi = C1 x FP x 100 ml

= 9,857 ppm x 50 x 5 ml

= 2,464 mg

N2 = (C1 x FP x 100 ml) + Faktor Koreksi t1

= (15,593 ppm x 50 x 100 ml) + 2,464 mg

N2 = 80,429 mg

c) Persen kadar obat yang terekstraksi pada waktu t1?

% Kadar = (N1/240 mg) x 100

= 20,53%

d) Persen kadar obat yang terekstraksi pada waktu t2 ?

% Kadar = (N2/240 mg) x 100

= 33,51%

Page 83: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

67

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 20. Contoh Perhitungan Kadar Metronidazol

Diketahui : C : 17,233 ppm

Faktor pengenceran : 50

Bobot Film : 254,7 mg

Ditanya : a) Kadar ?

b) % Kadar?

Jawaban :

a) Mencari kandungan zat aktif pada jam ke-1?

N1 = C x FP x 100 ml

= 17,233 ppm x 50 x 100 ml

N1 = 86,165 mg

b) % Kadar = (N1/Bobot Film) x 100

= 33,82%

Page 84: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

68

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 21. Sertifikat Analisis PVA

Page 85: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

69

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 22. Sertifikat Analisis Metronidazol

Page 86: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37770/1/NURUL HIKMAH... · PREPARASI DAN KARAKTERISASI FILM SAMBUNG SILANG HIDROGEL

70

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 23. Sertifikat Analisis Natrium Alginat