uin syarif hidayatullah jakarta formulasi sabun...

116
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN PADAT KAOLIN PENYUCI NAJIS MUGHALLADZAH DENGAN VARIASI KONSENTRASI MINYAK KELAPA DAN ASAM STEARAT SKRIPSI RAMAZA RIZKA 1113102000076 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA MEI 2017

Upload: ngotruc

Post on 06-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FORMULASI SABUN PADAT KAOLIN PENYUCI NAJIS

MUGHALLADZAH DENGAN VARIASI KONSENTRASI

MINYAK KELAPA DAN ASAM STEARAT

SKRIPSI

RAMAZA RIZKA

1113102000076

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

MEI 2017

Page 2: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

ii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FORMULASI SABUN PADAT KAOLIN PENYUCI NAJIS

MUGHALLADZAH DENGAN VARIASI KONSENTRASI

MINYAK KELAPA DAN ASAM STEARAT

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi

RAMAZA RIZKA

1113102000076

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

MEI 2017

Page 3: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

iii

Page 4: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

iv

Page 5: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

v

Page 6: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

vi

ABSTRAK

Nama : Ramaza Rizka

Program Studi : Strata-1 Farmasi

Judul Skripsi : Formulasi Sabun Padat Kaolin Penyuci Najis Mughalladzah

dengan Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa dan Asam Stearat

Sabun padat kaolin merupakan salah satu sediaan yang digunakan untuk menyucikan

najis mughalladzah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memformulasikan sabun

yang mengandung tanah kaolin sebagai penyuci najis mughalladzah dengan variasi

konsentrasi minyak kelapa dan asam stearat. Formulasi sabun tanah ini dilakukan

dalam dua tahap. Tahap pertama dibuat tiga formula dengan variasi konsentrasi

minyak kelapa, yaitu FM1 (20%); FM2 (25%); FM3 (30%) untuk menurunkan kadar

air pada sabun padat kaolin. Tahap kedua dibuat tiga formula dengan variasi

konsentrasi asam stearat, yaitu FA1 (10%); FA2 (12%); FA3 (14%) untuk

mendapatkan kekerasan sabun yang paling optimal. Sabun dievaluasi sifat fisiknya

yaitu pH, kekerasan, kadar air, daya bersih, tinggi dan stabillitas busa serta uji

aktivitas antibakteri dan evaluasi menurut SNI, yaitu kandungan asam lemak dan

minyak mineral. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui semakin meningkat

konsentrasi minyak kelapa, maka semakin rendah kadar air sabun tersebut sehingga

konsentrasi minyak kelapa 30% dipilih sebagai konsentrasi minyak kelapa yang

memberikan kadar air paling rendah pada sabun padat kaolin. Hasil sabun variasi

asam stearat menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi asam stearat berpengaruh

signifikan terhadap kekerasan, kadar air, daya bersih, tinggi dan stabilitas busa.

Formula A3 menunjukkan sifat fisika kimia paling optimal pada sabun padat kaolin.

Hasil uji aktivitas antibakteri dengan uji swab pada formula A3 menunjukkan sabun

tanah dapat menghilangkan bakteri dari air liur anjing. Hasil uji mutu sabun menurut

SNI menunjukkan formula A3 memenuhi persyaratan mutu sabun mandi menurut

SNI.

Kata Kunci: Najis mughalladzah, sabun padat, kaolin, minyak kelapa, asam stearat

Page 7: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

vii

ABSTRACT

Name : Ramaza Rizka

Study Program : Pharmacy

Title : Formulation of Kaolin Solid Soap for Cleansing Najis

Mughalladzah by Varying Coconut Oil and Stearic Acid

Concentration

Kaolin soap is one of alternative Islamic cleansing method of najis al-mughalladzah.

The aim of this study is to get a formula kaolin soap as Islamic cleansing method of

najis al-mughalladzah by varying coconut oil and stearic acid concentration. The

study was divided into two steps. The first step, soap were prepared in three formula

by varying coconut oil as follows: FM1 (20%); FM2 (25%); FM3 (30%) to obtain a

concentration of coconut oil that produces the lowest water content in kaolin soap.

The second step, soap were prepared in three formulas by varying the concentration

of stearic acid as follows: FA1 (10%); FA2 (12%); FA3 (14%) to obtain a

concentration of stearic acid that produces the highest hardness in kaolin soap. The

soap evaluation including organoleptic test, pH, hardness, water content, ability of

cleansing, height and stability of foam, also activity antibacterial, and evaluation of

SNI standard including total fatty acids, free fatty acid and mineral oil for selected

formula. The result showed that increase of coconut oil concentrations causing the

lowest water content. The lowest water content was obtained with 30% of coconut oil

consentration. The result showed that increase of stearic acid concentraions have

significant effect on hardness, water content, ability of cleansing, height and stability

of foam. The result showed activity antibacterial of swab test indicate kaolin soap was

evaporated bacterial saliva of canines. Formula A3 is qualified the SNI standard.

Keywords: Najis al-mughalladzah, solid soap, kaolin, coconut oil, stearic acid

Page 8: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

viii

KATA PENGANTAR

بسم ميحرلا نمحرلا هللا

Alhamdulillahirabbal’alamiin, segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini hingga selesai. Penulisan skripsi yang berjudul

“Formulasi Sabun Padat Kaolin Penyuci Najis Mughalladzah dengan Variasi Konsentrasi

Minyak Kelapa dan Asam Stearat” bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna

memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada Kesempatan ini Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah

sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan

terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada:

1. Yuni Anggraeni, M.Farm, Apt dan Dr. Muhammad Yanis Musdja, M.Sc., selaku

dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, waktu, tenaga, saran,

dan dukungan dalam penelitian ini.

2. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, SKM., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt., selaku ketua Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan banyak motivasi dan bantuan.

4. Seluruh dosen di Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas ilmu pengetahuan yang

telah diberikan kepada saya.

5. Kedua orang tua, ayahanda tersayang H. Zainuddin dan ibunda tercinta Hj. Yuslina

yang selalu memberikan kasih sayang, doa yang tidak pernah putus dan dukungan

baik moril maupun materil. Tidak ada apapun di dunia ini yang dapat membalas

semua kebaikan, cinta, dan kasih sayang yang telah kalian berikan kepada anakmu,

semoga Allah selalu memberikan keberkahan, kesehatan, keselamatan, perlindungan,

cinta, dan kasih sayang kepada kedua orang tua hamba tercinta.

Page 9: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

ix

6. Adik dan kakakku tersayang Muhammad Luthfi Rizki, Noviza Rizkia S.Pd, Ferawati

Amd. Kep yang telah memberikan doa, semangat, dan dukungan sehingga penelitian

ini dapat berjalan dengan lancar.

7. Seluruh keluarga besar Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan kesempatan dan kemudahan untuk melakukan penelitian serta dukungan

yang amat besar.

8. Kakak-kakak laboran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, kak eris, kak lisna, kak walid, kak zainab, kak

rahmadi atas dukungan dan kerjasamanya selama kegiatan penelitian.

9. Aulia, Luthfia, Berliana, Marissa, Asyraq, Tri wahyuni, Amalia serta teman-teman

laboratorium yang telah banyak memberi semangat dan kebersamaannya, terima

kasih atas kerjasamanya dalam penelitian ini.

10. Kakak yang begitu baik hatinya, yaitu Mauliana yang telah banyak membantu penulis

selama penelitian berlangsung hingga skripsi ini selesai.

11. Sahabat sekaligus my roommate, Zakiyatul Munawaroh, Elok Faikoh, Fifi Nur

Hidayah Ningseh yang telah memberi kebersamaan kepada penulis sampai

penyusunan skripsi ini selesai.

12. Maria Ulfa, Nurul Husna, Ariyati Ariska, dan seluruh personil 50 mania yang nan

jauh di Pulau Sumatera yang selalu memberi semangat dan dukungan kepada penulis

untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman-teman seperantauan, Putri Andira, Rauzatul Mulia, Mayu Zamzahira yang

selalu memberi dukungan dan semangat dalam penulisan skripsi ini.

14. Saudara-saudaraku CSS MoRA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta wa bil khusus

angkatan CSSMoRA 2013 yang telah memberikan kecerian, ilmu dan pengalaman

tak terhingga.

15. Teman seperjuangan farmasi 2013 yang selalu menemani keseharian penulis di

bangku perkuliahan dan menyisakan banyak suka duka, keluh kesah selama berada di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terimakasih atas kebersamaan dan ilmu yang kalian

berikan selama ini dan semoga kita dapat sukses dalam kehidupan kedepannya.

Page 10: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

x

16. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

memberikan dukungan hingga terwujudnya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun penulis

berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan pada umumnya dan ilmu farmasi khususnya. Akhir kata, penulis berharap

Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu saya

dalam penelitian ini.

Jakarta, 1 Mei 2017

Penulis

Page 11: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

xi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ramaza Rizka

NIM : 1113102000076

Program Studi : Farmasi

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Jenis Karya : Skripsi

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi karya ilmiah saya

dengan judul:

FORMULASI SABUN PADAT KAOLIN PENYUCI NAJIS

MUGHALLADZAH DENGAN VARIASI KONSENTRASI

MINYAK KELAPA DAN ASAM STEARAT

Untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital

Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk kepentingan akademis sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.

Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan

sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta

Pada Tangggal : 6 Juni 2017

Yang Menyatakan

(Ramaza Rizka)

Page 12: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

xii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................................................... v

ABSTRAK .................................................................................................................................................. vi

ABSTRACT ............................................................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................................... xi

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL .................................................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1

1.1.. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

1.2 . Rumusan Masalah ................................................................................................................ 5

1.3 . Tujuan Penelitian .................................................................................................................. 5

1.4 . Manfaat Penelitian ................................................................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................................. 8

2.1 . Pengertian Thaharah ............................................................................................................. 8

2.2 . Macam-Macam Thaharah ..................................................................................................... 8

2.3 . Najis dan Cara Menghilangkannya ...................................................................................... 9

2.4 . Sabun ............................................................................................................................... 11

2.4.1 Pengertian Sabun ..................................................................................................... 11

2.4.2 Metode Pembuatan Sabun ....................................................................................... 12

2.4.3 Komponen Pembentuk Sabun ................................................................................. 13

2.4.4 Syarat Mutu Sabun Mandi Menurut SNI ................................................................. 18

2.5 . Kaolin 19

2.6 . Sifat Fisika Kimia Sabun .................................................................................................... 20

2.7 . Uji Statistik ANOVA ......................................................................................................... 22

2.8 . Antimikroba ........................................................................................................................ 23

Page 13: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

xiii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.8.1 Air Liur Anjing ........................................................................................................ 23

2.8.2 Bakteri ..................................................................................................................... 25

2.8.3 Metode Pengujian Antibakteri ................................................................................. 25

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................................................... 27

3.1 . Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................................ 27

3.2 Alat dan Bahan ................................................................................................................... 27

3.2.1 Alat .......................................................................................................................... 27

3.2.2 Bahan ....................................................................................................................... 27

3.2.3 Hewan Penelitian ..................................................................................................... 28

3.3 . Prosedur Kerja .................................................................................................................... 28

3.3.1 Formulasi Sabun Padat Kaolin ................................................................................ 28

3.3.2 Pembuatan Sabun Kaolin. ........................................................................................ 29

3.3.3 Evaluasi Sifat Fisika dan Kimia Sabun ................................................................... 30

3.3.4 Evaluasi Daya Bersih Sabun .................................................................................... 32

3.3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................................... 32

3.3.6 Evaluasi Sabun Menurut SNI .................................................................................. 32

3.3.7 Uji Aktifitas Antimikroba ....................................................................................... 33

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................................................... 35

4.1 .. Formulasi Sabun Padat Kaolin ........................................................................................... 35

4.2 .. Evaluasi Formula Sabun Padat Kaolin Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa .................... 38

4.2.1 Pengamatan Organoleptis ........................................................................................ 38

4.2.2 Pengujian pH ........................................................................................................... 39

4.2.3 Pengujian Kekerasan ............................................................................................... 40

4.2.4 Pengujian Kadar air ................................................................................................. 42

4.3 . Evaluasi Formula Sabun Padat Kaolin Variasi Konsentrasi Asam Stearat ........................ 43

4.3.1 Pengamatan Organoleptis ....................................................................................... 44

4.3.2 Pengujian pH ........................................................................................................... 44

... 4.3.3 Pengujian Kekerasan ............................................................................................... 45

... 4.3.4 Pengujian Tinggi dan Stabilitas Busa ..................................................................... 47

... 4.3.5 Pengujian Kadar Air ................................................................................................ 49

... 4.3.6 Daya Bersih Sabun .................................................................................................. 49

... 4.3.7 Pengujian Asam Lemak Bebas ................................................................................ 50

Page 14: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

xiv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.4 .. Pengujian Aktivitas Antibakteri ......................................................................................... 51

4.4.1 Uji Swab dengan Sabun yang Mengandung Tanah ................................................. 51

4.4.2 Uji Swab dengan Sabun yang Tidak Mengandung Tanah ...................................... 52

4.4.3 Uji Swab dengan Akuades Steril ............................................................................. 53

4.5 .. Pengujian Aktivitas Antibakteri dengan Metode Difusi .................................................... 54

4.6 .. Evaluasi Mutu Sabun Mandi Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) ........................ 55

BAB 5 PENUTUP ................................................................................................................................... . 57

5.1 Kesimpulan ..........................................................................................................................57

5.1 .. Saran………………………………………………………………………………………58

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 59

LAMPIRAN…………………………………………………………………………………………….. 66

Page 15: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

xv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sifat Fisikokimia Minyak Kelapa ...................................................................... 13

Tabel 2.2 Perbandingan Komponen dan Jumlah Asam Lemak Minyak Kelapa dan

Minyak Kelapa Sawit ........................................................................................... 14

Tabel 2.3 Syarat Mutu Sabun Mandi .................................................................................. 18

Tabel 2.4 Komponen Air Liur Anjing ................................................................................ 24

Tabel 2.5 Klasifikasi Respon Hambatan ............................................................................. 26

Tabel 3.1 Formula Sabun Tanah Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa ............................... 29

Tabel 3.2 Formula Sabun Tanah Variasi Konsentrasi Asam Stearat .................................. 30

Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Sabun Tanah Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa .................... 38

Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Organoleptik Sabun Tanah Variasi Konsentrasi Minyak

Kelapa ................................................................................................................. 38

Tabel 4.3 pH Sabun Tanah Variasi Minyak Kelapa ............................................................ 40

Tabel 4.4 Kekerasan Sabun Tanah Variasi Minyak Kelapa ................................................ 41

Tabel 4.5 Hasil Evaluasi Sabun Tanah Variasi Konsentrasi Asam Stearat ......................... 43

Tabel 4.6 Hasil Evaluasi Organoleptik Sabun Tanah Variasi Konsentrasi Asam Stearat ... 44

Tabel 4.7 pH Sabun Tanah Variasi Asam Stearat ............................................................... 45

Tabel 4.8 Kekerasan Sabun Tanah Variasi Asam Stearat ................................................... 46

Tabel 4.9 Tinggi Busa Sabun Tanah Variasi Konsentrasi Asam Stearat ............................ 47

Tabel 4.10 Stabilitas Busa Sabun Tanah Konsentrasi Asam Stearat .................................... 48

Tabel 4.11 Penilaian Daya Bersih Sabun Tanah Kaolin terhadap Kotoran Minyak

Kelapa .................................................................................................................. 50

Tabel 4.12 Pengaruh Jumlah Bakteri yang Dicuci dengan Sabun yang Mengandung

Tanah.................................................................................................................... 51

Tabel 4.13 Pengaruh Jumlah Bakteri yang Dicuci dengan Sabun yang Tidak Mengandung

Tanah.................................................................................................................... 52

Tabel 4.14 Pengaruh Jumlah Bakteri yang Dicuci dengan Akuades Steril ........................... 53

Tabel 4.15 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Sabun dengan Metode Difusi ............................ 54

Tabel 4.16 Hasil Pengujian Mutu Sabun Mandi Menurut SNI ............................................. 55

Page 16: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

xvi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sabun sebagai Pembersih .................................................................................. 11

Gambar 2.2 Reaksi Saponifikasi trigliserida ......................................................................... 12

Gambar 2.3 Reaksi Netralisasi Asam Lemak ........................................................................ 12

Page 17: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

xvii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Sertifikat Bahan Minyak Kelapa .................................................................... 66

Lampiran 2. Sertifikat Bahan Natrium Hidroksida .............................................................. 67

Lampiran 3. Sertifikat Bahan Asam Stearat ....................................................................... 68

Lampiran 4. Sertifikat Bahan Cocamidopropyl Betaine ..................................................... 69

Lampiran 5. Sertifikat Bahan Kaolin ................................................................................... 70

Lampiran 6. Sertifikat Bahan Triklosan ............................................................................... 71

Lampiran 7. Hasil Uji Statistik pH Sabun Kaolin (Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa) .. 72

Lampiran 8. Hasil Uji Statistik Kekerasan Sabun (Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa) .. 74

Lampiran 9. Hasil Uji Statistik Kadar Air Sabun Kaolin (Variasi Konsentrasi Minyak

Kelapa) ............................................................................................................ 76

Lampiran 10. Hasil Uji Statistik pH Sabun Padat Kaolin (Variasi Asam Stearat) ................ 77

Lampiran 11. Hasil Uji Statistik Kekerasan Sabun (Variasi Konsentrasi Asam Stearat) ...... 79

Lampiran 12. Hasil Uji Statistik Tinggi Busa Sabun (Variasi Konsentrasi Asam Stearat) ... 81

Lampiran 13. Hasil Uji Statistik Stabilitas Busa Sabun Padat Kaolin .................................. 83

Lampiran 15. Hasil Uji Statistik Daya Bersih Sabun Padat Kaolin ...................................... 86

Lampiran 16. Perhitungan Stabilitas Busa Sabun Padat Kaolin ............................................ 87

Lampiran 17. Perhitungan Kadar Air Sabun Padat Kaolin .................................................... 87

Lampiran 18. Hasil Pengujian Mutu Sabun Menurut SNI .................................................... 88

Lampiran 19. Alur Penelitian ................................................................................................ 90

Lampiran 20. Gambar Sabun ................................................................................................. 91

Lampiran 21. Hasil Uji Swab Sabun yang Mengandung Tanah ........................................... 92

Lampiran 22. Hasil Uji Swab Sabun yang Tidak Mengandung Tanah ................................. 94

Lampiran 23. Hasil Uji Swab dengan Akuades Steril ........................................................... 96

Lampiran 24. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri dengan Metode Difusi .................................. 98

Lampiran 25. Gambar Penetrometer ..................................................................................... 99

Page 18: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebersihan dan kesucian adalah salah satu aspek terpenting dalam kehidupan

guna menjalin hubungan yang baik kepada Allah SWT dan manusia. Dalam

beribadah, umat islam dituntut untuk menjaga kebersihan dan kesucian (Thaharah).

Dalam kitab fiqih, thaharah selalu berada pada bab awal yang dibahas oleh para

fuqaha. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya thaharah dalam islam. Rasulullah

SAW bersabda “At-Thahuur (suci) adalah sebagian dari iman” (HR. Muslim).

Dengan demikian, thaharah memiliki tingkatan yang tinggi mengenai persoalan

iman dan shalat. Persoalan iman dan shalat berhubungan erat dengan persoalan batin.

Jika seseorang baik dalam segi iman dan shalatnya, maka baik pula batinnya. Oleh

karena itu, thaharah adalah salah satu syarat untuk mencapai kesempurnaan iman dan

shalat. Dalam pemahaman syariah (hukum) Islam, thaharah berarti bersuci dari hadas

dan najis. Adapun alat yang digunakan untuk bersuci adalah menggunakan air dan

tanah (Abu, 2015).

Pada zaman sekarang ini, tuntutan adanya label halal pada berbagai produk obat

dan makanan berkembang pesat. Hal ini seiring dengan bertambah pula berbagai

produk obat dan makanan dari berbagai industri obat dan pangan. Segala bahan dasar

yang digunakan dalam pembuatan produk tersebut perlu dilakukan penelitian

mengenai adanya bahan dasar non-halal atau bahan yang berasal dari babi dan

derivatnya seperti (daging, lemak, ataupun gelatin babi). Dengan demikian, para

peneliti pasti akan bersentuhan langsung dengan babi dan derivatnya. Selain peneliti

bidang halal, babi dan anjing juga menjadi hewan yang akrab digunakan dalam dunia

kedokteran, kedokteran hewan, farmasi, dan pemelihara anjing yang beragama islam.

Dalam al-Qur’an Surat al-An’am ayat 145 Allah SWT berfirman, yang artinya:

“Daging babi adalah rijsun”. Dalam Kamus Besar Bahasa Arab-Melayu, rijsun

adalah kotoran, benda-benda yang kotor, perlakuan yang buruk, dan perkara yang

Page 19: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

haram (najis). Semua yang berasal dari sentuhan babi dan anjing merupakan najis

mughalladzah. Menurut Fatwa MUI Nomor 4 Tahun 2003 tentang Standarisasi Fatwa

Halal, menyatakan bahwa bekas babi atau anjing dilakukan dengan cara di-sertu

(dicuci dengan air sebanyak tujuh kali yang salah satunya dengan tanah/debu atau

penggantinya yang memiliki daya pembersih yang sama). Kemudiaan Pada tahun

2008, MUI mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa debu atau tanah yang

digunakan untuk menyucikan najis mughalladzah dapat diganti dengan sabun

(Zurinal, 2008).

Dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin pesat dan kesibukan

masyarakat yang semakin padat, maka timbullah kecenderungan masyarakat untuk

memilih segala sesuatu yang praktis dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Hal

ini mendorong para peneliti untuk terus berinovasi menciptakan produk yang dapat

memenuhi keinginan masayarakat tersebut. Oleh karena itu, salah satu produk yang

dapat dikembangkan oleh peneliti adalah sabun tanah atau sabun antinajis untuk

memudahkan masyarakat islam untuk bersuci dari najis mughalladzah. Sabun yang

mengandung tanah ini juga telah banyak dipasarkan di Thailand dan Malaysia,

dimana penjualannya mencapai 6-7 kali lipat dibandingkan sabun yang tidak

mengandung tanah. Menurut Fatwa dari Komite Islam Bangkok, konsentrasi tanah

(clay) yang digunakan dalam pembuatan sabun yang telah dipasarkan di Thailand

adalah 0,05-95%. Konsentrasi ini dapat digunakan sebagai penyuci najis

mughalladzah sesuai dengan peraturan islam (Dahlan, 2010). Hal ini dapat

memotivasi negara lain khususnya yang mayoritas penduduknya adalah umat islam

untuk mengembangkan formula sabun tanah yang optimal agar dapat diproduksi

dalam skala industri. Oleh Karena itu, diharapkan industri Indonesia juga dapat

mengembangkan formula sabun tanah ini dengan hasil yang optimal sehingga tidak

perlu mengimpor dari negara lain bahkan dapat mengekspor produk sabun ini ke

negara lain.

Terdapat 2 jenis sabun yang dikenal, yaitu sabun padat dan sabun cair (Hambali

dkk, 2005). Sabun padat/batang sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari (Qisti,

2009). Keunggulan sabun padat yaitu lebih ekonomis dan memiliki kestabilan fisik

Page 20: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang lebih baik dibandingkan dengan sabun cair, dimana sabun cair yang

mengandung tanah akan cenderung mengalami pengendapan selama penyimpanan.

Sabun padat sering mengandung asam lemak bebas untuk memperbaiki kekerasan

sabun dan meningkatkan penampilan fisik produk. Pemilihan minyak yang digunakan

dalam pembuatan sabun padat sangat menentukan kinerja produk. Salah satu contoh

minyak dilihat dari segi kinerja produk adalah Minyak kelapa. Minyak kelapa sebagai

salah satu bahan dasar sabun padat dapat memberikan daya dan stabilitas busa yang

baik, dan warna yang lebih menarik (Anggraeni, 2014). Selain itu, Indonesia

merupakan salah satu negara pengekspor minyak kelapa terbesar di dunia sehingga

ketersediaan bahan baku pembuatan sabun bukan merupakan suatu kendala.

Selain minyak, hal penting lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam formula

sabun untuk penyuci najis adalah jenis tanah yang digunakan. Tanah yang digunakan

untuk pembuatan produk farmasi seperti sabun sebaiknya memenuhi spesifikasi

pharmaceutical grade untuk mendapatkan formula sabun yang optimal (Anggraeni,

2014). Terdapat berbagai jenis tanah dengan berbagai kandungan mineral dan organik

serta ukuran partikel yang berbeda sehingga akan mempengaruhi sifat tanah tersebut.

Sifat tanah yang berbeda akan menghasilkan karakteristik sabun yang berbeda.

Tekstur tanah ditentukan oleh komponen pembentuk tanah yaitu pasir, lanau, dan

lempung. Tanah lempung akan memberikan tekstur yang halus dan berukuran

koloidal sehingga jika diformulasi, tanah tersebut akan homogen dan stabil didalam

sediaan. Dalam penelitian ini, digunakann kaolin (clay) sebagai tanah yang suci.

Kaolin adalah jenis lempung yang mengandung mineral kaolinit dan terbentuk

melalui proses pelapukan. Kaolin mengandung mineral kaolinit (Al2Si2O5(OH)4)

sebagai bagian yang terbesar, sehingga kaolin biasanya disebut sebagai lempung

putih (Nidya, 2008).

Pembuatan sabun batang dari komponen tanah untuk menyucikan diri dari najis

mughalladzah ini telah diteliti sebelumnya oleh Mauliana, mahasiswa farmasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu membuat formulasi sabun padat bentonit dengan

variasi konsentrasi asam stearat dan natrium lauril sulfat. Dari hasil penelitian

tersebut didapatkan hasil bahwa kandungan kadar air pada sabun tersebut terlalu

Page 21: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tinggi yaitu mencapai 24,82%, sedangkan syarat kadar air dalam sabun padat menurut

SNI maksimal 15%. Hal ini dapat disebabkan oleh banyaknya air yang ditambahkan

saat proses pembuatan sabun dan hasil samping proses penyabunan (Karo, 2011).

Apabila sabun terlalu lunak/tidak keras, maka akan menyebabkan sabun mudah larut

dan menjadi cepat rusak (Soap Making Resource, 2017). Selain itu, jumlah asam

lemak yang terdapat dalam sabun padat tersebut terlalu rendah yaitu 0,23%,

sedangkan syarat jumlah asam lemak dalam sabun padat tipe 1 menurut SNI adalah

>10%. Hal ini dapat disebabkan karena dalam formulasi sabun padat tersebut

ditambahkan beberapa bahan tambahan dengan jumlah yang tinggi sehingga sabun

padat tersebut memiliki lebih sedikit stok sabun. Stok sabun yang dihasilkan

merupakan hasil reaksi saponifikasi dari asam lemak. Asam lemak memiliki

kemampuan terbatas untuk larut dalam air sehingga sabun lebih tahan lama pada

kondisi setelah digunakan, sehingga jika jumlah asam lemak sabun rendah maka

sabun akan cepat habis ketika digunakan (Karo, 2011). Asam lemak yang terkandung

dalam sabun dapat berasal dari asam stearat dan minyak nabati yang digunakan

sebagai bahan baku. Pada penelitian Mauliana (2016), tanah yang digunakan adalah

bentonit dengan konsentrasi 20%. Pada konsentrasi tersebut sabun padat bentonit ini

tidak dapat lagi dinaikkan kekerasannya, karena ketika konsentrasi asam stearat

dinaikkan lagi maka proses pembuatan sabun tersebut tidak dapat dituangkan ke

dalam cetakan sehingga tidak menghasilkan sabun padat yang sempurna. Sabun tanah

bentonit juga memiliki warna yang coklat gelap, sehingga mengurangi minat

konsumen untuk menggunakan sabun ini. Menurut Asad dkk, 2013. Bentonit bersifat

sangat menyerap air dan memiliki susut tinggi sehingga dapat menyebabkan sabun

menjadi lebih lunak. Oleh karena itu, menurut penelitian Mauliana (2016) perlu

dilakukan reformulasi kembali sabun padat antinajis agar dapat memenuhi

persyaratan SNI terutama untuk menurunkan kadar air dan meningkatkan kandungan

jumlah asam lemak total.

Dalam penelitian ini dilakukan modifikasi formula dari penelitian Mauliana

(2016) yaitu dengan mengganti tanah bentonit menjadi tanah kaolin agar didapatkan

penampilan fisik sabun yang lebih menarik, lalu menurunkan konsentrasi tanah dari

Page 22: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

20% menjadi 12%. Penurunan konsentrasi ini diikuti dengan peningkatan konsentrasi

minyak dan asam stearat yang digunakan agar dapat menurunkan kadar air dan

meningkatkan jumlah asam lemak yang terdapat didalam sabun padat ini. Modifikasi

lainnya, yaitu dengan mengganti NaOH 30% menjadi NaOH 35%. Berdasarkan

Penelitian yang dilakukan oleh Langingi (2012) pada konsentrasi NaOH 35%, sabun

padat yang dihasilkan memiliki kadar air yang memenuhi syarat SNI. Langingi

(2012) juga telah membuktikan bahwa semakin tinggi konsentrasi NaOH (25%, 30%,

35%) yang digunakan, maka kadar air dalam sabun semakin rendah, karena semakin

sedikit air yang digunakan. Oleh karena itu dilakukan penelitian ini untuk mengetahui

pengaruh modifikasi tersebut terhadap penurunan kadar air dan peningkatan jumlah

asam lemak didalam sabun padat kaolin.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh peningkatan konsentrasi minyak kelapa terhadap kadar air

dan kekerasan pada sabun padat kaolin?

2. Bagaimana pengaruh peningkatan konsentrasi asam stearat terhadap sifat fisika

kimia sabun padat kaolin?

3. Pada konsentrasi berapakah asam stearat dapat memberikan sifat fisika kimia

paling optimal pada sabun padat kaolin?

4. Apakah formula sabun padat kaolin yang dipilih memenuhi syarat mutu sabun

menurut SNI?

5. Apakah formula sabun padat kaolin yang dipilih memiliki aktivitas antimikroba

terhadap bakteri yang terdapat pada air liur anjing?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Memberikan solusi terbaik untuk menyucikan najis mughalladzah dengan

menggunakan sabun padat yang mengandung tanah kaolin.

Page 23: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi minyak kelapa terhadap kadar air

dan kekerasan pada sabun padat kaolin

2. Mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi asam stearat terhadap sifat fisika

kimia sabun padat kaolin

3. Mengetahui konsentrasi asam stearat yang dapat memberikan sifat fisika kimia

paling optimal pada sabun padat kaolin

4. Mengetahui apakah formula sabun padat kaolin yang dipilih memenuhi syarat

mutu sabun menurut SNI

5. Apakah formula sabun padat kaolin memiliki aktivitas antimikroba terhadap

bakteri yang terdapat pada air liur anjing

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

pengaruh peningkatan konsentrasi minyak kelapa terhadap kadar air dan

kekerasan pada sabun padat kolin dan mendapatkan konsentrasi minyak yang

memberikan kadar air dan kekerasan paling baik pada sabun padat kolin

2. Memberikan informasi mengenai pengaruh peningkatan konsentrasi asam stearat

terhadap sifat fisika kimia pada sabun padat kaolin dan mendapatkan konsentrasi

terbaik dari asam stearat yang memberikan sifat fisika kimia paling optimal pada

sabun padat yang diharapkan dapat memenuhi persyaratan mutu sabun menurut

SNI

3. Meningkatkan efisiensi umat islam untuk menyucikan diri dari najis

mughalladzah dengan menggunakan produk sabun yang nyaman, aman, dan

praktis

4. Memberikan informasi aktivitas antimikroba sabun padat kaolin terhadap bakteri

yang terdapat dalam air liur anjing

Page 24: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Memberikan peluang kepada industri produk kosmetik halal di Indonesia dan di

Dunia untuk mengembangkan produk sabun penyuci najis mughalladzah

6. Meningkatkan peran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya bidang teknologi farmasi yaitu dapat memberi informasi

mengenai formula sabun penyuci najis mughalladzah yang ekonomis namun tetap

memberikan sifat fisika kimia sabun yang baik.

Page 25: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

8 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Thaharah

Kata thaharah berasal dari kata bahasa Arab “at-thaharah” yang berarti

bersuci. Dalam pemahaman syariah (hukum) Islam, thaharah berarti bersuci dari

hadas dan najis dengan menggunakan sarana yang ditentukan oleh syariat islam

(Zurinal dan Amiruddin, 2008). Thaharah merupakan persyaratan untuk

melaksanakan ibadah kepada Allah Swt seperti shalat dan membaca al-Quran. Dalam

al-Quran ditegaskan bahwa Allah mencintai orang-orang yang selalu menjaga

kebersihan dan kesucian, seperti firman-Nya dalam surat al- Baqarah (2) ayat 222:

ريه اتيه ويحة المتطه إن هللا يحة التى

Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang yang bertaubat dan

mencintai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. al-Baqarah (2): 222).

Kebersihan juga merupakan bagian yang penting dalam kesempurnaan iman

seseorang Muslim. Dalam salah satu hadits, Rasulullah Saw bersabda:

الىظفح مه اليمان

Artinya: “Kebersihan adalah sebagian dari iman.” (HR. Muslim).

2.2 Macam-macam Thaharah

Secara umum thaharah (bersuci) dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Bersuci dari hadas, yaitu mensucikan diri dari hadas, baik hadas kecil maupun

hadas besar dengan melakukan wudhu, mandi, atau tayammum.

b. Bersuci dari najis, yaitu mensucikan badan, pakaian, dan tempat dari najis dengan

air yang suci dan mensucikan, atau dengan benda-benda suci yang keras, seperti

batu, kayu, tisu, dan lain-lainnya.

Page 26: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Standar thaharah atau tolak ukur sesuatu dikatakan suci atau bersih arus

terhindar dari tiga sifat sebagai berikut:

1. Warna. Apabila wujud najis itu sudah tidak terlihat lagi oleh pancaindra.

2. Bau. Apabila aroma bau yang terdapat dalam najis sudah tidak tercium.

3. Bentuk atau wujudnya.

Maka dari itu, tiga sifat tersebut harus terpenuhi jika seseorang akan

membersihhkan najis yang merupakan suatu tolak ukur dikatakan suci/bersih

(Khoirunnisa’, 2010)

2.3 Najis dan Cara Menghilangkannya (Thaharah)

Najis menurut bahasa artinya sesuatu yang dianggap kotor. Sedang menurut

syara’ adalah sesuatu yang dianggap kotor yang menghalangi kesahihan sholat (Al-

Dimyathy dalam Hasanah 2011). Oleh karena itu, agar ibadah menjadi sah dan

diterima oleh Allah SWT maka umat islam harus terhindar dari sesuatu yang kotor

seperti najis.

Najis dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yakni:

a. Najis mukhaffafah, yaitu najis ringan, seperti air kencing bayi laki-laki yang

umumnya kurang dari dua tahun dan belum makan apa-apa kecuali air susu

ibunya. Cara mensucikan benda yang terkena najis mukhaffafah ialah cukup

dengan memercikkan air pada tempat yang terkena najis itu, tidak perlu dibasahi

secara menyeluruh (Kassim, 2012).

b. Najis mughalladzah, yaitu najis berat, seperti najis anjing dan babi serta

keturunan dari keduanya. Cara menyucikannya yaitu wajib dibasuh 7 kali dan

salah satu di antaranya dengan air yang bercampur tanah (Kassim, 2006). Hal ini

berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW:

عه أتى هريرج قال قال رسىل هللا صلى هللا عليه و سلم طهىر اواء أحدكم

اخ أول هه تالتراب اذا ولغ فيه الكلة ان يغسله سثع مر

Page 27: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dari Abu Hurairah r.a berkata : Bersabda Rasulullah s.a.w: "Suci bejana salah

seorang di antara kamu bila dijilat anjing, hendaklah mencucinya tujuh kali,

permulaannya hendaklah dicampur dengan tanah/debu.” (H.R Muslim).

Hadist ini menunjukkan bahwa anjing adalah najis. Kenajisan anjing

dikategorikan oleh fuqaha sebagai najis mughalladzah (najis berat) karena cara

penyuciannya memerlukan proses samak atau sertu. Walaupun hadist di atas

menyebut tentang cara penyucian bekas jilatan anjing saja, namun sebagian fuqaha

menggunakan kaedah qiyas untuk menyamakan hukum dengan cara pembasuhan

tersebut untuk seluruh anggota tubuh anjing. Hukum menyentuh anjing atau babi

tanpa sebab yang mendesak adalah haram. (Bahagian Pengurusan Fatwa Malaysia,

2013).

Menurut Mazhab Syafi’i dan Hambali, bulu anjing adalah najis. Bulu anjing

yang kering tidak perlu disamak, melainkan dibasuh dengan air mutlak saja. Akan

tetapi, Jika bulu anjing tersebut basah maka perlu dibasuh sebanyak tujuh kali dan

basuhan yang pertama menggunakan tanah. Hal ini sesuai dengan Hadist shahih yang

telah disebutkan sebelumnya. Penyucian benda yang terkena badan anjing diqiyaskan

juga kepada benda yang terkena badan babi, yaitu perlu disucikan sebanyak tujuh

kali, di mana yang pertamanya adalah tanah (Bahagian Pengurusan Fatwa Malaysia,

2013). Menurut Mazhab Hanafi, najis anjing hanya air di sekitar mulut, hidung, dan

kotorannya. Sedangkan menurut Mazhab maliki, najis anjing hanya kotorannya saja

(Hakim, 2008)

c. Najis mutawassithah, yaitu najis sedang, seperti kotoran manusia atau binatang.

Najis sedang ini terbagi atas dua bagian:

1. Najis hukmiyah, yaitu najis yang tidak terlihat (tidak tampak). Cara mencuci

najis ini cukup dengan mengalirkan air di atas benda yang terkena najis

tersebut (Hasanah, 2011)

2. Najis „ainiyah, yaitu najis yang terlihat (masih ada zat, warna, dan baunya).

Cara mencuci najis ini hendaklah dengan dihilangkan zat, rasa, warna, dan

baunya, kecuali bila setelah dihilangkan dengan cara digosok, maka

dimaafkan (Hasanah, 2011).

Page 28: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4 Sabun

2.4.1 Pengertian Sabun

Sabun merupakan pembersih yang dibuat dengan mereaksikan secara kimia

antara basa natrium atau basa kalium dan asam lemak yang berasal dari minyak

nabati atau lemak hewani yang umumnya ditambakan zat pewangi atau antiseptik

yang digunakan untuk membersihkan tubuh manusia dan tidak membahayakan

kesehatan (SNI, 1994). Didalam sabun terdapat surfaktan yang dapat mengikat

kotoran dari permukan kulit dan melarutkannya bersama air pada saat dibilas. Hal ini

dikarenakan sabun memiliki dua gugus yang berbeda kepolarannya. Gugus non polar

memiliki sifat hidrofobik dan dapat berikatan dengan kotoran, terutama lemak dan

minyak. Gugus polar bersifat hidrofilik dapat berikatan dengan air, sehingga pada

saat pembilasan kotoran dapat terbawa dalam air bilasan (Salam, 2003 dalam Handi,

2008)

Mekanisme pembersihan oleh sabun yaitu: saat kontak dengan air, sabun

berpenetrasi di antara kulit dan kotoran untuk menurunkan gaya adhesi dan

membuatnya lebih mudah dihilangkan. Kotoran tersebut selanjutnya dapat

dihilangkan secara fisik dan kemudian terdispersi dalam larutan sabun sebagai hasil

emulsifikasi oleh molekul sabun. Beberapa kotoran dapat dihilangkan dengan cara

tersolubilisasi dalam misel yang terbentuk oleh sabun (Mitsui, 1997)

[Sumber: Wilson, 2013]

Gambar 2.1. Sabun sebagai Pembersih

Sabun diproduksi dan diklasifikasi menjadi beberapa grade mutu. Sabun

dengan grade mutu A diproduksi dari bahan baku minyak atau lemak yang terbaik

Page 29: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan mengandung sedikit alkali bebas. Sabun grade mutu A biasanya digunakan

sebagai sabun mandi, sabun dengan grade mutu B diperoleh dari bahan baku minyak

atau lemak dengan kualitas yang lebih rendah dan mengandung sedikit alkali tetapi

kandungan alkali pada sabun tersebut tidak menyebabkan iritasi pada kulit. Sabun ini

biasanya digunakan untuk keperluan mencuci pakaian dan piring. Sedangkan sabun

grade C mengandung alkali bebas yang relatif tinggi yang berasal dari bahan baku

lemak atau minyak yang berwarna gelap (Kirk dkk, 1954 dalam Handi, 2008)

2.4.2 Metode Pembuatan Sabun

Sabun dapat dibuat melalui dua proses, yaitu saponifikasi dan netralisasi.

Proses saponifikasi terjadi karena reaksi antara minyak/lemak atau trigliserida dengan

alkali menghasilkan gliserol dan asam lemak (sabun), sedangkan proses netralisasi

terjadi karena minyak atau lemak masing-masing diubah menjadi asam lemak melalui

proses splitting/hydrolysis dan menghasilkan asam lemak yang dapat bereaksi dengan

soda kaustik (NaOH) mengahasilkan sabun dan air (SDA, 1994). Reaksi kimia pada

proses saponifikasi adalah sebagai berikut:

[Sumber: Mitsui, 1996]

Gambar 2.2 Reaksi Saponifikasi trigliserida

[Sumber: Mitsui, 1996]

Gambar 2.3 Reaksi Netralisasi Asam Lemak

Page 30: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Minyak ataupun lemak yang digunakan hanya berbeda dalam segi bentuk saja,

Dimana minyak secara umum berbentuk cair, sedangkan lemak berbentuk padat.

Alkali yang biasa digunakan dalam pembuatan sabun padat adalah natrium

hidroksida, sedangkan dalam pembuatan sabun cair atau shampoo adalah kalium

hidroksida (Mitsui, 1997)

2.4.3 Komponen Pembentuk Sabun

Secara umum, sabun dibuat dari lemak dan minyak alami dengan garam alkali

(Anggraeni, 2014). Disamping itu juga digunakan bahan tambahan lain seperti

surfaktan, humektan, antioksidan, agen antimikroba, pewarna, parfum, dan bahan

tambahan khusus (seperti processing aids, binders (gum and resin), fillers, exfoliants,

antiacne, dan anti-irritants) (Barel dkk, 2009).

Berikut uraian bahan-bahan yang digunakan dalam formulasi sabun tanah

penyuci najis mughalladzah:

1. Minyak kelapa

Minyak kelapa merupakan salah satu minyak nabati yang paling penting yang

digunakan dalam pembuatan sabun (Barel dkk, 2009). Keuntungan dari minyak

kelapa adalah memberikan sabun padat dengan warna yang terang dan busa

berlimpah. Sifat fisikokimia minyak kelapa dijelasan pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1 Sifat Fisikokimia Minyak Kelapa

Jenis Uji Persyaratan

Bau Khas kelapa segar, tidak tengik

Rasa Khas minyak kelapa

Warna Tidak berwarna hingga kuning pucat

Bilangan iod 4,1-11,0 g iod/100 g

Asam lemak bebas Maks. 0,2%

Bilangan peroksida Maks 2,0

Angka lempeng total Maks 0,1 mg/kg

[ Sumber: Standar Nasional Indonesia, 2008]

Page 31: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Minyak kelapa adalah salah satu jenis minyak dengan kandungan asam lemak

yang paling kompleks. Minyak kelapa mengandung 86% asam lemak jenuh dan 14%

asam lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh lebih tahan terhadap kerusakan oksidatif

(Mursalin, 2015). Asam lemak yang paling dominan di dalam minyak kelapa adalah

asam laurat. Asam laurat atau asam dodekanoat adalah asam lemak jenuh berantai

sedang yang tersusun dari 12 atom C (BM: 200,3 g.mol-1). Asam laurat memiliki

titik lebur 44°C dan titik didih 225°C sehingga pada suhu ruang berwujud padatan

berwarna putih, dan mudah mencair jika dipanaskan. Asam laurat sangat diperlukan

dalam pembuatan sabun karena asam laurat mampu memberikan sifat pembusaan

yang sangat baik untuk produk sabun serta vitamin A dan C yang berfungsi sebagai

antioksidan untuk melindungi kulit dari pengaruh radikal bebas yang bisa merusak

kulit seperti kulit kering, noda hitam, kusam, dan keriput (Maripa, 2015). Berikut ini

merupakan perbandingan jumlah asam lemak minyak kelapa dan minyak kelapa

sawit:

Tabel 2.2 Perbandingan Komponen dan Jumlah Asam Lemak Minyak Kelapa

dan Minyak Kelapa Sawit

Asam Lemak Rumus Kimia Minyak Kelapa (%) Minyak Kelapa

Sawit (%)

Asam Lemak Jenuh

Asam kaprilat C7H17COOH 7,4 -

Asam kaprat C9H19COOH 6,3 -

Asam Laurat C11H23COOH 47,8 -

Asam miristat C13H27COOH 18,3 1,1

Asam palmitat C15H32COOH 9,0 43,5

Asam stearate C17H35COOH 2,8 4,2

Asam Lemak Tidak Jenuh

Asam oleat C17H33COOH 6,3 40,8

Asam linoleat C17H31COOH 2 10,2

[Sumber: Paye dkk, 2006]

Page 32: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Natrium Hidroksida (NaOH)

Sabun yang dibuat dari natrium hidroksida dikenal dengan sebutan sabun

keras (hard soap), sedangkan sabun yang dibuat dari KOH dikenal dengan sebutan

sabun lunak (soft soap) (Mitsui, 1997). Pada penelitian ini akan dibuat sabun padat

sehingga alkali yang digunakan adalah NaOH. Natrium hidroksida memiliki berat

molekul 40 serta merupakan basa kuat yang larut dalam air dan etanol. NaOH dapat

berbentuk pelet, serpihan, batang, atau bentuk lain, selain itu juga memiliki warna

yang putih dan bersifat higroskopis, bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap CO2

dan lembab (Departemen Kesehatan RI, 1995 dan Rowe dkk, 2009)

3. Asam Stearat

Asam stearat adalah campuran asam organik padat yang diperoleh dari lemak,

sebagian besar terdiri dari asam oktadekanoat (C18H36O2) dan heksadekanoat

(C16H32O2). Berupa zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur, putih

atau kuning pucat, sedikit berbau, mirip lemak lilin; larut dalam 20 bagian etanol

(95%) P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P (Departemen

Kesehatan RI, 1995 dan Rowe dkk, 2009). Asam stearat tidak kompatibel dengan

kebanyakan logam hidroksida dan mungkin tidak kompatibel dengan agen pereduksi

dan agen pengoksidasi.Asam stearat berperan dalam memberikan konsistensi dan

kekerasan pada sabun (Mitsui, 1997).

4. Gliserin

Gliserin merupakan cairan jernih seperti sirop, tidak berwarna, tidak berbau,

manis diikuti rasa hangat dan higroskopis. Dapat bercampur dengan air dan dengan

etanol 95% P, praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak

lemak (Departemen Kesehatan RI, 1979). Gliserin digunakan sebagai humektan

dengan konsentrasi <30%. Gliserin berfungsi sebagai humektan, yaitu skin

conditioning agent yang dapat meningkatkan kelembaban kulit. Gliserin merupakan

bahan yang higroskopis. Campuran gliserin dengan air, etanol (95%), dan propilen

glikol stabil secara kimia. Dapat terkristalisasi jika disimpan pada suhu rendah dan

kristal tersebut tidak meleleh hingga dipanaskan pada 20oC (Rowe dkk, 2009).

5. Butylated Hydroxy Toluene/ BHT

Page 33: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Berupa serbuk hablur padat, putih, bau khas dan lemah. BHT praktis tidak

larut dalam air, gliserin, propilen glikol, larutan hidroksida alkali dan dilute aqueous

asam mineral; sangat larut dalam aseton, benzena, etanol 95%, eter, metanol, dan

minyak mineral. Digunakan sebagai antioksidan untuk minyak dan lemak dengan

konsentrasi 0,02% (Rowe dkk, 2009). Basis sabun dengan proporsi asam lemak tak

jenuh yang tinggi (misalnya oleat, linoleat, dan linolenat) dan adanya aditif sabun

tertentu, seperti pengaroma, cenderung menjadi rentan terhadap perubahan oksidatif

atmosfer yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, preservatif (chelating agent dan

antioksidan) diperlukan untuk mencegah dari terjadinya oksidasi. Antioksidan yang

paling umum digunakan dalam hubungannya dengan chelating agent pada sabun

batang adalah butylated hydroxytoluene (BHT) (Barel dkk, 2009).

6. Triklosan

Triklosan berupa serbuk putih kristal halus, memiliki titik leleh pada suhu

57°C dan terlindung dari cahaya. Triklosan praktis tidak larut dalam air; larut dalam

alkohol, dalam aseton, dan metil alkohol; sedikit larut dalam minyak. Triklosan biasa

digunakan sebagai antimikroba atau pengawet dalam produk sabun, krim dan larutan

dalam konsentrasi sampai 2% (Sweetman, 2009). Penambahan antimikroba pada

sabun batang memberi manfaat untuk penggunaan jangka panjang (Barel dkk, 2009).

Triklosan digunakan sebagai pengawet dalam kosmetik dengan konsentrasi

maksimal 0,3% (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2008). Penambahan

antimikroba pada sabun batang memberi manfaat untuk penggunaan jangka panjang,

terutama antara mencuci dan mandi. Sabun batang sangat efektif dalam

menghilangkan mikrobial flora. Antimikroba yang umum digunakan dalam bentuk

sabun batang adalah trichlorocarbanilide (TCC), trikloro difenil hidroksietil

(triclosan), dan para-chloro m-xylenol (PCMX). TCC efektif terhadap bakteri gram

positif, sedangkan triclosan dan PCMS efektif terhadap bakteri gram positif dan gram

negatif (Barel dkk, 2009)

7. Natrium Lauril Sulfat

Natrium Lauril Sulfat (NLS) berbentuk serbuk putih, berbusa lembut, banyak

dan tebal, merupakan surfaktan yang larut dalam air, berkinerja baik dan kuat

Page 34: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

membersihkan kotoran dan minyak, menghasilkan sediaan dengan warna yang baik

tetapi memiliki kekurangan jika digunakan dalam konsentrasi tinggi, yaitu dapat

menyebabkan iritasi kulit (Hunting, 1983 dalam Wiradika). NLS merupakan tipe

surfaktan anionik (Paye dkk, 2006). Jenis surfaktan yang banyak digunakan pada

pembuatan sabun adalah tipe anionik karena lebih tidak mengiritasi dan dapat sebagai

pengontrol viskositas (Butler, 2000 dalam Wiradika).

Natrium Lauril Sulfat (NLS) memiliki panjang rantai karbon 12. Surfaktan ini

kurang ditoleransi oleh kulit. Ketika panjang rantai meningkat, yaitu antara C14

sampai C18, penetrasi melalui stratum korneum, potensi iritasi, dan kapasitas busa

menjadi menurun. Lauril sulfat tersedia dalam bentuk berbagai garam, diantaranya:

Natrium Lauril Sulfat (NLS), Amonium Lauril Sulfat (ALS), Magnesium Lauril

Sulfat [Mg (LS)2] dan Trietanolamin Lauril Sulfat (TEALS). Toleransi lauril sulfat

terhadap kulit berturut-turut sebagai berikut: Mg (LS)2 > TEALS > NLS > ALS (Paye

et al., 2006).

8. Kokamidoproil Betain

Alkil betain adalah turunan N-trialkil asam amino ([R1R2R3]N+CH2COOH),

yang diklasifikasikan sebagai kationik karena menunjukkan muatan positif permanen.

Kokamidopropil disebut juga dengan surfaktan amfoterik. Muatan positif dari betain

berasal dari nitrogen kuartener sedangkan situs anioniknya berasal dari karboksilat

(betaine), sulfat (sulfobetaine atau sultaine), atau fosfat (phospho betaine atau

phostaine) (Paye dkk, 2006). Betain adalah surfaktan dengan sifat pembusa,

pembasah dan pengemulsi yang baik, khususnya dengan keberadaan surfaktan

anionik. Betain memiliki efek iritasi yang rendah pada mata dan kulit, bahkan dengan

adanya betain dapat menurunkan efek iritasi surfaktan anionik (Barel dkk, 2009).

9. Etanol

Etanol adalah campuran etilalkohol dan air. Berupa cairan tak berwarna,

jernih, mudah menguap dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar

dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap. Etanol sangat mudah larut dalam

air, dalam kloroform P dan dalam eter P. Etanol mudah menguap pada suhu rendah,

mendidih pada 78oC, dan mudah terbakar (Departemen Kesehatan RI, 1995).

Page 35: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

10. Parfum

Parfum merupakan bahan tambahan pada produk kosmetik yang dapat

mempengaruhi penerimaan konsumen. Umumnya, penggunaan parfum untuk

menutupi bau dari asam lemak pada formulasi sabun padat. Parfum yang digunakan

tidak boleh menyebabkan perubahan stabilitas atau perubahan produk akhir. Jumlah

parfum yang digunakan pada sabun padat berkisar antara 0,3% sampai 1,7% (untuk

sabun deodorant) (Barel dkk, 2009)

11. Aquades

Aquades memiliki nama lain aqua purificata, air murni. Berbentuk cairan,

jernih, tidak berbau, dan tidak berasa. pH 5-7. Untuk meningkatkan stabilitas selama

penyimpanan maka aquades harus dilindungi dari kontaminasi partikel ion bahan

organik yang dapat menaikkan konduktivitas dan jumlah karbon organik. Fungsi

aquades adalah sebagai pelarut (Departemen Kesehatan RI, 1995)

2.4.4 Syarat Mutu Sabun Mandi Menurut SNI

Syarat mutu sabun mandi yang ditetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI)

untuk sabun yang beredar di pasaran mencakup dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.3 Syarat Mutu Sabun Mandi

Karakteristik Tipe I Tipe II Superfat

Kadar air Maks. 15% Maks. 15% Maks. 15%

Total lemak >10% 64-70% >70%

Alkali bebas

(dihitung sebagai

NaOH)

Maks 0,1% Maks 0,1% Maks 0,1%

Asam lemak bebas < 2,5% < 2,5% 2,5-7,5%

Minyak Mineral Negatif Negatif Negatif

[Sumber: Standar Nasional Indonesia, 1994]

Optimalisasi dalam formulasi sabun perlu dilakukan untuk menghasilkan

sabun yang berkualitas dan sesuai dengan harapan. Optimasi-optimasi yang dilakukan

Page 36: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dalam pembuatan sabun, biasanya dalam hal prosedur pembuatan dan bahan yang

digunakan (Priani, 2010).

2.5 Kaolin

Tanah liat atau clay didefinisikan sebagai partikel yang kurang dari 1/265 mm

(0.004 mm) atau kurang dari 0.002 mm. Pada teknik difraksi x-ray ditemukan bahwa

sebagian besar sedimen clay-sized terdiri dari kumpulan lapisan mineral silikat,

sehingga istilah clay mineral berasal dari lapisan mineral silikat yang berbutir halus

(<0,002 mm). Terminologi yang digunakan di sini adalah sebagai berikut :

1. Clay merupakan sedimen atau batuan (claystone) yang berukuran kurang dari

0,002 mm.

2. Clay-sized merupakan patikel yang memiiki dimensi kurang dari 0,002 mm.

3. Clay mineral merupakan lapisan mineral silica terjadi pada fraksi clay-size,

sedimen, sedimen batuan, dan batuan yang lapuk.

4. Agillaceous merupakan batuan atau sedimen yang mengandung jumlah clay

mineral signifikan.

Definisi clay mineral memiliki persyaratan ukuran, yang merupakan kriteria

nonmineralogikal. Berikut beberapa mineral yang termasuk sebagi clay mineral,

antara lain kaolinit, smektit, illit, vermikulit, dan klorit. Clay telah digunakan sejak

dahulu dan terus digunakan dalam berbagai produk industri dan komersial. Beberapa

kegunaan dari clay antara lain pelapis dan pengisi kertas, keramik, kosmetik, produk

tahan api, produk bangunan, semen porttland, absorben, makanan sebagai aditif

makanan, dan obat-obatan (Nesse, 2012). Bahan clay yang digunakan dalam

penilitian adalah kaolin.

Kaolin adalah aluminium silikat hidrat alam yang telah dimurnikan dengan

pencucian dan pengeringan. Kaolin berupa serbuk ringan, putih, bebas dari butiran

kasar, tidak berbau, tidak mempunyai rasa dan licin (Departemen Kesehatan RI,

1995). Kaolin mengandung mineral kaolinit (Al2Si2O5(OH)4) sebagai bagian yang

terbesar, sehingga kaolin biasanya disebut sebagai lempung putih (Nidya, 2008).

Kaolin secara alami mengandung mineral yang digunakan dalam formulasi oral dan

Page 37: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

topikal di bidang farmasi. Dalam pengobatan oral, kaolin digunakan sebagai diluen

dalam formulasi tablet dan kapsul, juga biasa digunakan sebagai pembawa suspensi.

Kaolin dapat berfungsi sebagai adsorben, agen pensuspensi, diluen tablet dan kapsul

(Rowe dkk, 2006).

Kaolin praktis tidak larut dalam dietil eter, etanol (95%), air, pelarut organik

lainnya, asam encer dingin, dan larutan alkali hidroksida. Kaolin merupakan bahan

atau material yang stabil dan tidak beracun dan tidak toksik (Rowe dkk, 2006).

Kaolin terbentuk melalui proses pelapukan atau alterasi hidrotermal mineral

aluminosilikat. Untuk pembentukan kaolin, maka pada proses pelapukan atau alterasi

harus bersih dari ion-ion seperti ion Na, K, Ca, Mg, dan Fe. Kaolin tidak dapat

menyerap air, sehingga tidak dapat mengembang ketika kontak dengan air (Nidya,

2008)

2.6 Sifat Fisika Kimia Sabun

Secara umum, sifat fisika dalam sabun terdiri dari kekerasan, stabilitas busa,

mudah dibilas, tegangan permukaan, tegangan antar muka, dan stabilitas emulsi.

Sedangkan sifat kimia pada sabun pada umumnya berupa pH, kadar air, jumlah asam

lemak total, alkali bebas, asam lemak bebas, dan minyak mineral (Girgis, 2003).

a. Kekerasan

Kekerasan sabun batang merupakan pengukuran mekanis terhadap resistensi

batangan terhadap tekanan fisik. Sabun batang pada umumnya memiliki tingkat

kekerasan tertentu (Priani, 2010). Kekerasan sabun dipengaruhi oleh asam lemak

jenuh yang digunakan pada pembuatan sabun. Asam lemak jenuh adalah asam lemak

yang tidak memiliki ikatan rangkap, tetapi memiliki titik cair yang lebih tinggi

dibandingkan dengan asam lemak yang memiliki ikatan rangkap. Asam lemak jenuh

biasanya berbentuk padat pada suhu ruang, sehingga akan menghasilkan sabun yang

lebih keras (Gusviputri dkk, 2013). Apabila sabun terlalu lunak, maka akan

menyebabkan sabun mudah larut dan menjadi cepat rusak (Soap Making Resource,

2017).

Page 38: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. pH

Sabun pada umumnya mempunyai pH sekitar 9 - 10 (Tarun, 2014). Menurut

ASTM, 2001) pH sabun yang relatif aman adalah 9 - 11. pH merupakan indikator

potensi iritasi pada sabun. pH sabun yang relatif basa dapat membantu kulit untuk

membuka pori-porinya kemudian busa dari sabun mengikat sabun dan kotoran lain

yang menempel di kulit (Setyoningrum, 2010). pH yang terlalu tinggi dapat

menimbulkan kerusakan kulit apabila kontak berlangsung lama, misalnya pada

tukang cuci, atau pembilasan tidak sempurna. Apabila kulit terkena cairan sabun, pH

kulit akan naik beberapa menit setelah pemakaian meskipun kulit telah dibilas dengan

air. Pengasaman kembali terjadi setelah lima sampai sepuluh menit, dan setelah tiga

puluh menit pH kulit menjadi normal kembali. (Wasitaatmaja, 1997).

c. Busa

Busa (foam) adalah suatu system disperse yang terdiri atas gelembung gas

yang dibungkus oleh lapisan cairan (Grace, 2010). Busa merupakan salah satu

parameter yang sangat penting dalam penentuan mutu sabun. Metode laboratorium

untuk mengevaluasi busa yaitu tes tinggi pembusaan Ross-Miles (Ross-Miles foam

height test). Pada tes tersebut, sabun dilarutkan kemudian dituang dari ketinggian

yang telah ditentukan menuju permukaan larutan sabun yang sama. Tinggi busa dan

stabilitasnya diukur. (Paye dkk, 2006). Sabun dengan busa melimpah pada umumnya

lebih disukai oleh konsumen. Stabilitas busa merujuk kepada kemampuan busa untuk

mempertahankan parameter utamanya dalam keadaan konstan selama waktu tertentu.

Parameter tersebut meliputi ukuran gelembung, kandungan cairan, dan total volume

busa. “waktu hidup” busa (foam lifetime) merupakan ukuran paling sederhana untuk

menunjukkan stabilitas busa (Exerowa, 1998 dalam Grace, 2010)

d. Kadar Air

Kadar air merupakan bahan yang menguap pada suhu dan waktu tertentu.

Maksimal kadar air pada sabun adalah 15%, hal ini disebabkan agar sabun yang

dihasilkan cukup keras sehingga lebih efisien dalam pemakaian dan sabun tidak

mudah larut dalam air. Kadar air akan mempengaruhi kekerasan dari sabun (Qisti,

2009). Prinsip dari pengujian kadar air sabun adalah pengukuran kekurangan berat

Page 39: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

setelah pengeringan pada suhu 105°C. Tingkat kekerasan sabun sangat dipengaruhi

oleh kadar air sabun. Semakin tinggi kadar air maka sabun akan semakin lunak (SNI,

1994).

e. Jumlah Asam Lemak

Jumlah asam lemak merupakan jumlah total seluruh asam lemak pada sabun

yang telah atau pun yang belum bereaksi dengan alkali. Sabun yang berkualitas baik

mempunyai kandungan total asam lemak minimal 70%. hal ini berarti bahan-bahan

yang ditambahkan sebagai bahan pengisi dalam pembuatan sabun kurang dari 30%.

Tujuannya untuk meningkatkan efisiensi proses pembersihan kotoran berupa minyak

atau lemak pada saat sabun digunakan. Bahan pengisi yang biasa ditambahkan adalah

madu, gliserol, waterglass, protein susu dan lain sebagainya. Tujuan penambahan

bahan pengisi untuk memberikan bentuk yang kompak dan padat, melembabkan,

menambahkan zat gizi yang diperlukan oleh kulit (Qisti, 2009).

f. Minyak Mineral

Minyak mineral merupakan zat atau bahan tetap sebagai minyak, namun saat

penambahan air akan terjadi emulsi antara air dan minyak yang ditandai dengan

kekeruhan (Qisti, 2009). Minyak mineral tidak mungkin dapat disabunkan seperti

halnya asam lemak bebas dan lemak netral, sehingga meskipun sudah disabunkan

dengan KOH berlebihan akan tetap sebagai minyak, dan pada penambahan air akan

terjadi emulsi antara air dan minyak yang ditandai adanya kekeruhan (SNI, 1994).

2.7 Uji Statistik ANOVA

Analisis varians (analysis of variance) atau ANOVA adalah suatu metode

analisis statistika yang termasuk ke dalam cabang statistika inferensi. Dalam praktik,

analisis varians dapat merupakan uji hipotesis (lebih sering dipakai) maupun

pendugaan. ANOVA (Analysis of variances) digunakan untuk melakukan analisis

komparasi multivariabel. Anova digunakan untuk membandingkan rata-rata populasi,

bukan ragam populasi. Jenis data yang tepat untuk ANOVA adalah nominal dan

ordinal pada variabel bebasnya, jika data pada variabel bebasnya dalam bentuk

interval atau ratio maka harus diubah dulu dalam bentuk ordinal atau nominal.

Page 40: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ANOVA satu arah (one way anova) digunakan apabila yang akan dianalisis terdiri

dari satu variabel terikat dan satu variabel bebas.

2.8 Antimikroba

Antimiroba adalah senyawa kimia yang khas dihasilkan oleh organisme hidup

termasuk stuktur analoginya yang dibuat secara sintetik yang dalam konsentrasi

rendah mampu menghambat proses penting dalam kehidupan satu spesies atau lebih

mikroorganisme (Siswandono dan Soekardjo, 1995)

2.8.1 Air Liur Anjing

Air liur anjing yang dihasilkan oleh aksesoris sistem digestivus kelenjar saliva

(apparatus digestorius). Apparatus digestivus terdiri dari rongga mulut, pharynx,

alimentary canal dan kelenjar aksesorius. Kelenjar aksesorius terdiri dari gigi, lidah,

kelenjar ludah, hati, gallbladder, pankreas dan kantung anal (Evans, 1993). Saliva

terdiri dari 95% berupa cairan dan sisanya merupakan komponen – komponen yang

larut dibedakan atas komponen anorganik elektrolit dan bentuk ion, seperti Na⁺, K⁺,

Mg²⁺, Cl⁻, dan fosfat, dan komponen organik terutama protein, musin, lipida, asam

lemak, dan ureum (Vasudevan, 2011).

Page 41: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 2.4 Komponen Air Liur Anjing

[Sumber: Bailie, 1978]

Page 42: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.8.2 Bakteri

Bakteri merupakan mikroorganime bersel satu dan berkembang biak dengan

cara membelah diri (aseksual). Ukuran bakteri bervariasi baik penampang maupun

panjangnya, tetapi pada umumnya penampan bakteri adalah sekitar 0,7-1,5 μm dan

panjangnya sekitar 1-6 μm (Jawetz dkk, 2001). Bakteri dibagi dalam golongan gram

positif dan gram negatif berdasarkan reaksinya terhadap pewarnaan gram. Perbedaan

antara bakteri gram positif dan gram negatif dapat dilihat dari perbedaan dinding sel.

Dinding sel bakteri gram positif sebagian besar terdiri atas beberapa lapisan

peptidoglikan yang membentuk struktur tebal dan kaku. Kekakuan pada dinding sel

bakteri yang disebabkan karena lapisan peptidoglikan dan ketebalan peptidoglikan ini

membuat bakteri gram positif resisten terhadap lisis osmotik (Jawetz dkk, 2001).

Dinding sel bakteri gram positif mengandung lapisan peptidoglikan yang

tebal. Dinding sel bakteri gram negatif mengandung lapisan peptidoglikan yang tipis,

membran luar yang terdiri dari protein, lipoprotein, fosfolipid dan lipopolisakarida,

daerah periplasma dan membran dalam. Bakteri gram negatif terdiri atas satu atau

sedikit lapisan peptidoglikan pada dinding selnya. Selain itu dinding sel bakteri gram

negatif ini mengandung polisakarida dan lebih rentan terhadap kerusakan mekanik

dan kimia. (Jawetz dkk, 2001).

2.8.3 Metode Pengujian Antibateri

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan metode difusi. Metode difusi

dilakukan dengan mengukur diameter zona bening yang merupakan petunjuk adanya

respon penghambatan bakteri oleh suatu senyawa antibateri (Hermawan dkk., 2007).

Menurut Greenwood (1995) klasifikasi respon penghambatan dapat dilihat pada tabel

berikut:

Page 43: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 2.5 Klasifikasi Respon Hambatan

Diameter zona bening Respon hambatan pertumbuhan

≤10 mm Tidak ada

11-15 mm Lemah

16-20 mm Sedang

>20 mm Kuat

[Sumber: Kining, 2015]

Salah satu cara uji aktivitas antibakteri dengan metode difusi adalah metode

sumuran. Uji ini dilakukan dengan membuat suatu lubang yang berfungsi sebagai

tempat menampung zat antimikroba. Kemudian diinkubasi pada waktu tertentu dan

suhu tertentu sesuai dengan kondisi optimum dari mikroba uji. Pada umumnya,

hasil yang diperoleh dapat diamati setelah inkubasi selama 18 - 24 jam dengan suhu

37°C. Hasil pengamatan yang diperoleh berupa ada atau tidaknya daerah bening

yang terbentuk di sekeliling lubang yang menunjukkan zona hambat pada

pertumbuhan bakteri (Bonang, 1992).

Page 44: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

27 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian II Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Laboratorium Formulasi Sediaan Semi Solid dan Liquid Fakultas Farmasi Universitas

Pancasila, Laboratorium Diagnostik Bagian Mikrobiologi Medik Departemen Ilmu

Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan

Institut Pertanian Bogor, Laboratorium Non-Pangan, Balai Pengujian Barang, Ciracas

Jakarta Timur.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Timbangan analitik, thermometer, penetrometer, penjepit kayu, magnetic

stirrer, hot plate, cawan petri, api bunsen, jarum ose, pinset, gelas ukur (Pyrex),

cakram disk kosong, tip, tabung reaksi, rak tabung reaksi, cotton swab steril, vortex

mixer, aluminium foil, autoclave (ALP Ogawa Seiki), micropipette

(Thermoscientific), mikropipet, korek api, kertas label, bunsen, incubator (France

Etuves), batang pengaduk, pipet tetes, kaca arloji, spatula, pot, cetakan sabun, pH

meter, oven, waterbath, dan alat-alat gelas kimia lainnya.

3.2.2 Bahan

Kaolin (KaMin Performance Minerals), gliserin, natrium hidroksida (Chengdu

Huarong Chemical Company Limited), asam stearat (Shadhong Biotechnologi),

natrium lauril sulfat, kokamidopropil betain (Evonik Industries), butylated

hydroxytoluen, minyak kelapa (24 Chatham Place), triklosan (DevImpex), etanol

96%, parfum strawberry, aquadest, NaCl fisiologis, air liur anjing, media Mueller

Heenton Agar (MHA), Plate Count Agar (PCA), Buffered pepton, dan aquadest steril.

Page 45: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.2.3 Hewan Penelitian

Hewan yang akan diteliti adalah 3 ekor anjing. Sampel yang digunakan yaitu

air liur anjing dari ketiga anjing tersebut. Ketiga anjing berasal dari Rumah Sakit

Hewan Pendidikan Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Formulasi Sabun Padat Kaolin

Dilakukan formulasi sabun tanah dengan memvariasikan konsentrasi asam

stearat dan minyak kelapa. Sabun tanah dibuat dalam 6 formula seperti yang tertera

pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2

Tabel 3.1 Formula Sabun Tanah Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa

BAHAN FORMULA

FM1 FM2 FM3

Minyak kelapa 20 % 25 % 30 %

NaOH 35 % 10 % 10 % 10 %

Asam stearate 9 % 9 % 9 %

Kokamidopropilbetain 5 % 5 % 5 %

NLS 4 % 4 % 4 %

Kaolin 12 % 12 % 12 %

Gliserin 20 % 20 % 20 %

BHT 0,02 % 0,02 % 0,02 %

Triklosan 0,1 % 0,1 % 0,1 %

Etanol 96% 1 % 1 % 1 %

Parfum Qs Qs Qs

Aquadest Add 100 % Add 100 % Add 100 %

Page 46: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 3.2 Formula Sabun Tanah Variasi Konsentrasi Asam Stearat

BAHAN FORMULA

FA1 FA2 FA3

Minyak kelapa 30 % 30 % 30 %

NaOH 35 % 10 % 10 % 10 %

Asam stearate 10 % 12 % 14 %

Kokamidopropilbetain 5 % 5 % 5 %

NLS 4 % 4 % 4 %

Kaolin 12 % 12 % 12 %

Gliserin 20 % 20 % 20 %

BHT 0,02 % 0,02 % 0,02 %

Triklosan 0,1 % 0,1 % 0,1 %

Etanol 96% 1 % 1 % 1 %

Parfum Qs Qs Qs

Aquadest Add 100 % Add 100 % Add 100 %

[Sumber: Mauliana, 2016 dengan modifikasi]

3.3.2 Pembuatan Sabun Kaolin

Ditimbang masing-masing komponen formula sesuai kebutuhan. Asam

stearat, minyak kelapa, dan BHT dilebur hingga suhu 70°C di dalam cawan penguap

di atas penangas air. Lalu ditambahkan larutan NaOH 35% pada suhu 70%, diaduk

sampai terbentuk massa yang homogen. Ditambahkan secara berturut-turut gliserin,

natrium lauril sulfat, kokamidopropil betain, triklosan (yang telah dilarutkan dalam

etanol 96%), kaolin, dan sisa air yang telah dicampurkan dengan pewarna sedikit

demi sedikit pada suhu 70°C, diaduk hingga homogen. Kemudian dilakukan

pendinginan pada suhu 50°C-40°C, setelah itu ditambahkan parfum secukupnya.

Diaduk sampai terbentuk massa sabun padat. Campuran dituangkan kedalam cetakan

yang sebelumnya telah diolesi gliserin, didiamkan sampai mengeras pada lemari

pendingin. Kemudian sabun dikeluarkan dari cetakan dan dilakukan evaluasi

(Mauliana, 2016 dengan modifikasi).

Page 47: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.3 Evaluasi Sifat Fisika dan Kimia Sabun

1 Pengamatan Organoleptik

Pengamatan oraganoleptis dilakukan secara visual dengan mengamati

bentuk, warna dan bau dari sabun padat yang dihasilkan (Tjitraresmi dkk,

2010)

2 Tingkat Busa dan Stabilitas Busa

Sebanyak 1 gram sabun dimasukkan ke tabung reaksi yang berisi 10

ml aquades, kemudian dikocok dengan vortex selama 1 menit. Busa yang

terbentuk diukur tingginya menggunakan penggaris (tinggi busa awal). Tinggi

busa diukur kembali setelah 1 jam (tinggi busa akhir). Menurut Harry (1973)

syarat tinggi busa sabun yaitu 1,3 - 22 cm (Apgar, 2010). Stabilitas busa

dihitung dengan rumus (Piyeli dkk, 1999 dalam Jannah, 2009):

Stabilitas Busa (1 jam) = 100 % - % Busa yang hilang

% Busa yang hilang =

x 100 %

3 pH Sabun

Sampel dihaluskan kemudian ditimbang sebanyak 1 gram dimasukkan

ke dalam gelas kimia. Akuades yang memiliki pH 7 ditambahkan sebanyak 10

mL dan diaduk sampai larut kemudian dilakukan pengukuran pH dengan cara

memasukkan pH meter yang telah dikalibrasi dengan pH 4, 7, dan 9.

Selanjutnya pH meter didiamkan beberapa saat hingga didapatkan pH yang

tetap (Laeha, 2015). Menurut ASTM (2001) pH sabun yang relatif aman

adalah 9 - 11.

4 Kekerasan Sabun

Pengukuran kekerasan sabun dilakukan dengan menggunakan

penetrometer. Jarum pada penetrometer ditusukkan ke dalam sampel dan

dibiarkan untuk menembus bahan selama 5 detik pada temperature konstan

Page 48: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(27°C). Kedalaman penetrasi jarum ke dalam bahan dinyatakan dalam 1/10

mm dari angka yang ditunjukkan pada skala penetrometer (jannah, 2009)

5 Kadar air

Cawan petri yang telah dikeringkan ditimbang lalu dimasukkan dalam

oven pada suhu 105°C selama 30 menit (W0). Sampel ditimbang dan

dimasukkan dalam cawan petri yang telah dikeringkan (W1). Dipanaskan

dalam oven pada suhu 105°C selama 1 jam. Lalu didinginkan dalam desikator

sampai suhu ruang lalu ditimbang (W2). Kemudian dihitung dengan rumus

berikut: (Standar Nasional Indonesia, 2016)

Kadar air =

x 100

Keterangan:

Kadar air dalam satuan % fraksi massa

W0 = bobot cawan kosong (g)

W1 = bobot contoh uji dan cawan sebelum pemanasan (g)

W2 = bobot contoh uji dan cawan setelah pemanasan (g)

W = bobot sampel

6 Asam Lemak Bebas

Disiapkan alkohol netral dengan mendidihkan 100 ml alcohol dalam

labu Erlenmeyer 250 ml, ditambahkan 0,5 indikator phenolphthalein 1 % dan

didinginkan sampai suhu 70°C kemudian dinetralkan dengan KOH 0,1 N

dalam alkohol. Selanjutnya ditimbang dengan teliti ± 5 g sampel dan

dimasukkan ke dalam alkohol netral diatas, ditambahkan batu didih, dan

dipanasi agar cepat larut di atas penangas air, dididihkan selama 30 menit.

Larutan didinginkan samapi 70°C dan dititar dengan larutan KOH 0,1 N

dalam alkohol sampai timbul warna merah yang tahan sampau 15 detik.

Kemudian dihitung dengan rumus berikut: (Standar Nasional Indonesia, 2016)

Asam Lemak Bebas =

x 100 %

Page 49: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Keterangan:

Asam lemak bebas dalam satuan % fraksi massa

V = volume KOH yang digunakan (mL)

N = normalitas KOH yang digunakan

B = bobot sampel (g)

282 = berat ekuivalen asam oleat (C18H34O2)

3.3.4 Evaluasi Daya Bersih Sabun

Evaluasi daya bersih sabun dilakukan terhadap 9 orang responden

(menggunakan rumus federer) sehat dengan usia kisaran 15 – 22 tahun. Setiap

responden diberikan 6 sampel sabun yang terdiri dari formula FA1, FA2, FA3.

Pengujian dilakukan dengan cara membersihkan tangan responden (yang sudah

dikotori dengan minyak kelapa sebanyak 250 mg dengan luas area 5 x 5 cm2) dengan

sampel sabun yang akan diuji. Kekesatan tangan responden dievaluasi secara

organoleptik dan dinilai dengan rentang nilai 1 - 5. Semakin tinggi nilainya

menunjukkan tingkat kekesatan yang semakin tinggi.

3.3.5 Teknik Analisis Data

Data dari beberapa formula hasil evaluasi berupa pH, tinggi busa, stabilitas

busa, dan kekerasan busa, diuji secara statistik dengan analisis varian satu arah (one

way ANOVA) kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey HSD dengan taraf kepercayaan

95% (α = 0,05) untuk mengetahui perbedaan bermakna antara formula hasil

pengujian. Data yang tidak terdistribusi normal dan tidak homogeny, dilanjutkan

dengan analisis statistik nonparametrik yaitu uji Kruskal Wallis (Mauliana, 2016).

3.3.6 Evaluasi Sabun Menurut SNI

Pengujian mutu sabun menurut SNI meliputi jumlah asam lemak, dan minyak

mineral dilakukan di Laboratorium Non Pangan, Balai Pengujian Mutu Barang,

Direktorat Pengembangan Mutu Barang, Ciracas, Jakarta Timur.

Page 50: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.7 Uji Aktifitas Antimikroba

1. Sterilisasi Alat dan Bahan

Alat-alat yang terbuat dari besi dan kaca, swab serta media kultur

disterilkan dengan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit. Alat-alat yang

terbuat dari kaca atau gelas diutamakan sterilisasi menggunakan oven pada

suhu 160°C - 170°C selama 2 jam. Sedangkan alat-alat seperti spatula besi,

dan alat yang sama digunakan pada laboratorium bakteriologi disterilkan

dengan dipanaskan diatas bunsen (Sarles dkk, 1956; Harley, 2005; Ryan and

Ray, 2004).

2. Persiapan Air Liur Anjing

Air liur anjing sebanyak 0,5 ml dilarutkan dengan 4,5 ml NaCl

Fisiologis (1:9). Campuran tersebut dihomogenkan dengan mengggunakan

vortex.

3. Uji Swab Sabun Tanah Kaolin terhadap Air Liur Anjing

Suspensi bakteri sampel sebanyak 100 µl dituangkan ke tangan

kemudian digosokkan pada kedua tangan. Tangan dicuci menggunakan sabun

kaolin sebanyak 1 kali pada bilasan pertama dan diswab, kemudian dicuci

menggunakan aquadest steril dan diswab kembali menggunakan cotton swab

(bilasan kedua hingga ketujuh). Cotton swab dimasukkan ke dalam tabung

reaksi yang telah berisi 10 ml larutan 0,1% buffered pepton water dan

dihomogen. Larutan yang berisi cotton swab diambil sebanyak 1 ml dan

dimasukkan ke dalam 9 ml 0,1% buffered pepton water, kemudian didapatkan

hasil pengenceran 10-1

. Hasil pengenceran 10-1

sebanyak 1 ml dimasukkan ke

dalam media PCA dengan suhu 40°-50°C dan diinkubasi selama 24 jam

(37°C), kemudian dihitung jumlah bakteri yang bertahan (Hakim, 2008

dengan modifikasi).

4. Uji Aktivitas Antibakteri Sabun Tanah Kaolin terhadap Bakteri Air Liur

Anjing Menggunakan Uji Difusi

Suspensi bakteri sampel dimasukkan ke dalam media Mueller Heenton

Agar (MHA) sebanyak 1 ml kemudian diamkan hingga memadat. Lubang

Page 51: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dibuat pada media yang sudah memadat dan dimasukkan sabun tanah yang

sudah dilarutkan ke dalam NaCl fisiologis (1:1) sebanyak 50 µl, kemudian

diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Pengamatan dilakukan dengan

mengukur zona hambat pertumbuhan bakteri pada masing-masing kertas

cakram (Hakim, 2008; Nurainy dkk, 2008 dengan modifikasi).

Page 52: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

35 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Formulasi Sabun Padat Kaolin

Dalam penelitian ini sabun padat yang mengandung tanah kaolin dibuat

dengan menggunakan variasi konsentrasi minyak kelapa dan variasi konsentrasi asam

stearat. Formula dasar sabun ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Mauliana, mahasiswa farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mauliana (2016)

membuat formulasi sabun padat bentonit dengan variasi konsentrasi asam stearat dan

natrium lauril sulfat. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa kandungan

kadar air pada sabun tersebut terlalu tinggi yaitu mencapai 24,82%, sedangkan syarat

kadar air dalam sabun padat menurut SNI maksimal 15%. Selain itu, jumlah asam

lemak yang terdapat dalam sabun padat tersebut terlalu rendah yaitu 0,23%,

sedangkan syarat jumlah asam lemak dalam sabun padat tipe 1 menurut SNI adalah

>10%.

Pada penelitian Mauliana (2016), Tanah yang digunakan adalah bentonit

dengan konsentrasi 20%. Pada konsentrasi tersebut sabun padat bentonit ini tidak

dapat lagi dinaikkan kekerasannya, karena ketika konsentrasi asam stearat dinaikkan

lagi maka proses pembuatan sabun tersebut tidak dapat dituangkan ke dalam cetakan

sehingga tidak menghasilkan sabun padat yang sempurna. Sabun tanah bentonit juga

memiliki warna yang coklat gelap, sehingga mengurangi minat konsumen untuk

menggunakan sabun ini. Dalam penelitian ini dilakukan modifikasi formula dari

penelitian Mauliana (2016) yaitu dengan mengganti tanah bentonit menjadi tanah

kaolin agar didapatkan penampilan fisik sabun yang lebih menarik, lalu menurunkan

konsentrasi tanah menjadi 12%. Penurunan konsentrasi ini diikuti dengan

peningkatan konsentrasi minyak dan asam stearat. Penggunaan variasi konsentrasi

minyak bertujuan untuk mendapatkan jumlah asam lemak yang paling tinggi pada

sabun padat kaolin, sedangkan variasi konsentrasi asam stearat bertujuan untuk

Page 53: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mendapatkan konsentrasi asam stearat yang dapat memberikan kekerasan paling

tinggi pada sabun padat kaolin.

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sabun padat kaolin meliputi

minyak kelapa, natrium hidroksida, asam stearat, kokamidopropil betain, Natrium

lauril sulfat (NLS), kokamidopropil betain, kaolin, gliserin, BHT, triklosan, etanol

96%, parfum, dan akuades. Pada proses pembuatan sabun, asam stearat, BHT, dan

minyak kelapa terlebih dahulu dilebur di atas penangas air hingga suhu 70°C sampai

melebur sempurna. Setelah itu, ditambahkan larutan NaOH 35% pada suhu yang

sama yaitu 70°C ke dalam fase minyak tersebut sehingga terbentuk stok sabun.

Setelah terbentuk stok sabun, selanjutnya ditambahkan secara berturut-turut gliserin,

Natrium lauril sulfat (NLS), triklosan (yang telah dilarutkan dalam etanol 96%), lalu

ditambahkan kaolin dan sisa air sedikit demi sedikit ke dalam campuran massa sabun.

Setelah itu, massa sabun dimasukkan ke dalam cetakan sabun, dan dibiarkan

mengeras selama ± 24 jam di dalam lemari pendingin untuk mempercepat proses

pemadatan sabun. Sabun yang telah mengeras, dikeluarkan dari cetakan dan dibiarkan

selama ± 24 jam pada suhu ruang, lalu dievaluasi sifat fisika kimia sabun.

Fungsi dari bahan-bahan yang digunakan dalam formula sabun tetsebut,

antara lain adalah: minyak kelapa dan natrium hidroksida berfungsi sebagai bahan

pembentuk sabun padat melalui proses saponifikasi, stok sabun yang dihasilkan harus

merupakan reaksi sempurna antara asam lemak dengan alkali, untuk menghindari

adanya asam lemak bebas atau alkali bebas yang tertinggal dalam sabun (Karo,

2011). Asam stearat berfungsi sebagai pengeras (Mitsui, 1997). Asam stearat

merupakan kristal padat yang meleleh pada suhu 69-70°C (Rowe dkk, 2009) sehingga

perlu dilelehkan terlebih dahulu. BHT berfungsi sebagai antioksidan. Dalam

pembuatan sabun diperlukan penggunaan antioksidan karena sabun tersusun dari

asam lemak yang sebagian mengandung ikatan tak jenuh yang mudah teroksidasi

sehingga menimbulkan ketengikan (Setyoningrum, 2010). Gliserin berfungsi sebagai

humektan, yaitu skin conditioning agent yang dapat meningkatkan kelembaban kulit

(Mitsui, 1997). NLS dan Kokamidopropil betain berfungsi sebagai pembentuk busa.

Natrium lauril sulfat (NLS) adalah surfaktan anionik, sedangkan kokamidopropil

Page 54: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

betain adalah surfaktan amfoterik. Kombinasi NLS dengan kokamidopropil betain

bertujuan untuk meningkatkan kompatibilitas NLS terhadap kulit dan menghasilkan

busa yang lebih baik serta buasa yang lebih stabil (Paye dkk, 2006). Triklosan

berfungsi sebagai pengawet (antimikroba). Penambahan antimikroba pada sabun

padat bermanfaat untuk penggunaan jangka panjang, terutama pada saat pencucian

(Barel dkk, 2009). Etanol 96% berfungsi sebagai pelarut terhadap triklosan,

dikarenakan triklosan praktis tidak larut dalam air, namun larut dalam alkohol

(Sweetman, 2009). Kaolin adalah golongan tanah liat (clay) yang digunakan sebagai

agen penyuci najis mughalladzah. Nabi Muhammad SAW dalam hadist yang

diriwayatkan oleh Muslim tidak memperincikan bentuk dan keadaan tanah yang

boleh digunakan untuk menyucikan najis mughalladzah. Hal ini menunjukkan semua

jenis tanah yang ada di atas muka bumi ini boleh digunakan untuk menyucikan najis

mughalladzah. Berdasarkan kitab Mughni al-Muhtaj, Juzu’ 1, Hal 137 menyebutkan

semua jenis tanah termasuk debu pasir dapat digunakan untuk membersihkan najis

mugalladzah. Pengharum yang digunakan adalah pengaharum strawberi yang

memberikan efek harum pada sabun yang dihasilkan.

Terdapat tiga formula dengan komposisi minyak kelapa yang berbeda, yaitu:

formula M1 dengan konsentrasi minyak kelapa 20%; formula M2 dengan konsentrasi

minyak kelapa 25%; dan formula M3 dengan konsentrasi minyak kelapa 30%. Dari

ketiga formula tersebut dilakukan evaluasi organoleptis, pH, kadar air, dan kekerasan

sabun untuk mendapatkan sabun yang paling keras dan tidak berminyak. Pada

formula M3 didapatkan sabun yang lebih keras dibandingkan formula M1 dan M2.

Apabila konsentrasi minyak ditingkatkan lagi >30% dihasilkan sabun yang

berminyak yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan ketika digunakan. Oleh karena

itu, formula M3 dimodifikasi kembali dengan membuat tiga formula baru dengan

komposisi asam stearat yang berbeda, yaitu sebagai berikut: formula A1 dengan

konsentrasi asam stearat 10%; formula A2 dengan konsentrasi asam stearat 12%; dan

forula A3 dengan konsentrasi asam stearat 14% dari ketiga formula tersebut

dilakukan evaluasi sifat fisika kimia sabun berupa organoleptis, pH, tinggi dan

stabilitas busa, kadar air, kekerasan sabun, dilakukan pula evaluasi daya bersih pada

Page 55: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sabun padat kaolin. Dari hasil evaluasi sifat fisika kimia sabun dan evaluasi daya

bersih, dipilih konsentrasi asam stearat terbaik untuk selanjutnya dilakukan evaluasi

terhadap aktivitas antibakteri dengan menggunakan metode difusi dan uji swab.

Selain itu dilakukan pula evaluasi mutu sabun mandi menurut SNI yang meliputi

jumla total tasam lemak, asam lemak bebas dan minyak mineral.

4.2 Evaluasi Formula Sabun Padat Kaolin Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa

Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Sabun Tanah Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa

Formula Nilai pH Kedalaman Penetrasi (10-1

mm)

M1 9,890 ± 0,0090 39,50 ± 1,0000

M2 9,877 ± 0,0115 34,33 ± 0,7637

M3 9,856 ± 0,0105 27,50 ± 0,5000

SK 10,262 ± 0,0249 16.50 ± 1,5000

Keterangan: Data merupakan nilai rata-rata ± SD

4.2.1 Pengamatan Organoleptis

Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Organoleptik Sabun Tanah Variasi Konsentrasi Minyak

Kelapa

Formula Bentuk Warna Bau

M1 Padat Putih gading Aroma strawberi

M2 Padat Putih gading Aroma strawberi

M3 Padat Putih gading Aroma strawberi

Hasil pemeriksaan organoleptis sabun padat kaolin setelah 2x24 jam diperoleh

hasil yang baik. Dari pengamatan organoleptis, tidak terdapat perbedan dari formula

sabun dengan variasi konsentrasi minyak kelapa. Secara fisik dengan peningkatan

konsentrasi minyak tidak mempengaruhi bentuk, warna, dan bau sabun padat tanah

yang dihasilkan.

Page 56: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2.2 Pengujian pH

Derajat keasaman atau pH merupakan indikator potensi iritasi pada sabun atau

disebut juga sebagai parameter kimiawi untuk mengetahui sabun yang dihasilkan

bersifat asam atau basa. Nilai pH merupakan salah satu karakteristik yang sangat

penting untuk menentukan mutu sabun (Hardian dkk, 2014). Sabun pada umumnya

mempunyai pH sekitar 9 - 10 (Tarun, 2014). Menurut ASTM (2011) pH sabun yang

relativ aman adalah 9 - 11. pH sabun yang relatif basa dapat membantu kulit untuk

membuka pori-porinya kemudian busa dari sabun mengikat sabun dan kotoran lain

yang menempel di kulit (Setyoningrum, 2010), pH yang terlalu tinggi dapat

menimbulkan kerusakan kulit apabila kontak berlangsung lama, misalnya pada

tukang cuci, atau pembilasan tidak sempurna. Apabila kulit terkena cairan sabun, pH

kulit akan naik beberapa menit setelah pemakaian meskipun kulit telah dibilas dengan

air. Pengasaman kembali terjadi setelah lima sampai sepuluh menit, dan setelah tiga

puluh menit pH kulit menjadi normal kembali. (Wasitaatmaja, 1997).

Berdasarkan hasil evaluasi pH sabun padat kaolin variasi konsentrasi minyak

kelapa menunjukkan nilai pH sabun pada umumnya yaitu dengan nilai rata-rata pH

antara 9,856 - 9,890 Nilai pH sabun komersil sebagai pembanding memiliki nilai

sebesar 10,262. Hasil menunjukkan bahwa pH turun seiring dengan meningkatknya

konsentrasi minyak kelapa yang ditambahkan dalam sabun padat kaolin. Peningkatan

konsentrasi minyak kelapa seiring dengan peningkatan kandungan asam-asam lemak

pada sistem emulsi yang terdapat didalam sabun. Kandungan asam-asam lemak

dalam minyak dapat menurunkan pH emulsi (Smaoui dkk., 2012). Semakin banyak

jumlah asam lemak pada sistem emulsi maka jumlah ion hidrogen yang terdisosiasi

menjadi semakin besar (Aulia dkk., 2014). Hal ini memberikan dampak pada semakin

rendahnya pH emulsi yang dihasilkan. Akan tetapi penurunan pH yang terjadi tidak

berbeda signifikan antarfomula M1, M2, M3.

Page 57: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.3 pH Sabun Tanah Variasi Minyak Kelapa

Percobaan Formula

FM1 FM2 FM3

1 9,881 9,868 9,848

2 9,899 9,890 9,868

3 9,891 9,873 9,852

Rata-rata 9,890 9,877 9,856

Hasil analisis statistik One way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Tukey

HSD terhadap formula sabun padat kaolin dengan variasi konsentrasi minyak kelapa

menunjukkan data terdistribusi secara normal. Perbedaan pH FM1, FM2, FM3 tidak

signifikan (p > 0,05) yang berarti bahwa peningkatan konsentrasi minyak kelapa tidak

berpengaruh nyata terhadap pH sabun padat kaolin. Berdasarkan hasil uji statistik

terhadap formula sabun padat kaolin variasi konsentrasi minyak kelapa dengan pH

sabun komersil “Lifebuoy” menunjukkan data tidak terdistribusi normal sehingga

dilanjutkan dengan uji kruskal wallis yang menunjukkan nilai yang signifikan (p <

0,05) yang berarti bahwa ada perbedaan pH yang bermakna antara sabun padat kaolin

variasi konsentrasi minyak kelapa dengan sabun komersil. Akan tetapi pH pada sabun

padat kaolin dan pH sabun komersil masuk kedalam rentang persyaratan pH sabun

menurut ASTM (2001) yaitu 9 - 11.

4.2.3 Pengujian Kekerasan

Kekerasan sabun batang merupakan pengukuran mekanis terhadap resistensi

batangan terhadap tekanan fisik. Sabun batang pada umumnya memiliki tingkat

kekerasan tertentu (Priani, 2010). Pengukuran tingkat kekerasan sabun dilakukan

dengan menggunakan alat penetrometer. Sabun yang lebih lunak memiliki nilai

penetrasi yang lebih besar (Mauliana, 2016). Kekerasan sabun dipengaruhi oleh asam

lemak jenuh yang digunakan pada pembuatan sabun. Asam lemak jenuh adalah asam

lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap, tetapi memiliki titik cair yang lebih tinggi

dibandingkan dengan asam lemak yang memiliki ikatan rangkap. Asam lemak jenuh

Page 58: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

biasanya berbentuk padat pada suhu ruang, sehingga akan menghasilkan sabun yang

lebih keras (Gusviputri dkk, 2013). Apabila sabun terlalu lunak, maka akan

menyebabkan sabun mudah larut dan menjadi cepat rusak (Soap Making Resource,

2017).

Dari hasil evaluasi kekerasan sabun padat kaolin variasi konsentrasi minyak

kelapa diperoleh nilai penetrasi sabun berkisar 27,50 10-1

mm sampai 39,50 10-1

mm.

nilai petrasi pada sabun komersil adalah 16,50 10-1

mm. Hasil pengujian kekerasan

menunjukkan bahwa semakin meningkat konsentrasi minyak kelapa, maka semakin

meningkat kekerasan sabun padat kaolin. Minyak kelapa memiliki kandungan asam

lemak jenuh yang tinggi (asam laurat, asam miristat), Asam lemak jenuh tidak

memiliki ikatan rangkap diantara atom karbonnya, sehingga semakin banyak jumlah

asam lemak jenuh maka sabun yang dihasilkan semakin keras (Gusviputri dkk, 2013).

Dari nilai kedalaman penetrasi yang diperoleh, maka kekerasan sabun yang memiliki

kekerasan paling tinggi adalah formula M3 dengan konsentrasi minyak kelapa 30%.

Nilai penetrasi yang dihasilkan pada formula M3 masih jauh jika dibandingkan

dengan nilai penetrasi sabun komersil. Oleh karena itu, konsentrasi minyak kelapa

30% dipilih sebagai konsentrasi minyak kelapa pada formulasi sabun padat kaolin

dengan variasi konsentrasi asam stearat untuk ditingkatkan kembali kekerasannya,

sehingga didapatkan kekerasan sabun yang paling optimal.

Tabel 4.4 Kekerasan Sabun Tanah Variasi Minyak Kelapa

Nilai Kedalaman Penetrasi (10-1

mm)

Percobaan Formula

FM1 FM2 FM3

1 40,50 34,50 28,00

2 38,50 33,50 27,50

3 39,50 35,00 27,00

Rata-rata 39,50 34,33 27,50

Page 59: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hasil analisis statistik One way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Tukey

HSD terhadap formula sabun padat kaolin dengan variasi konsentrasi minyak kelapa

menunjukkan data terdistribusi secara normal dan memiliki nilai Sig 0,000 (p < 0,05)

yang berarti bahwa peningkatan konsentrasi minyak kelapa berpengaruh nyata

terhadap kekerasan sabun padat kaolin. Kekerasan sabun mandi belum memiliki

standar persayaratan yang harus dipenuhi, sehingga dilakukan pengujian terhadap

sabun komersil “Lifebuoy” sebagai pembanding. Hasil pengujian menunjukkan nilai

penetrasi sabun komersil sebesar 16,50 10-1

mm. Berdasarkan hasil uji statistik

terhadap formula sabun padat kaolin variasi konsentrasi minyak kelapa dengan

kekerasan sabun komersil “Lifebuoy” menunjukkan data terdistribusi normal dan

menunjukkan nilai yang tidak signifikan (p > 0,05) yang berarti bahwa tidak ada

perbedaan kekerasan yang bermakna antara sabun padat kaolin variasi konsentrasi

minyak kelapa dengan sabun komersil.

4.2.4 Pengujian Kadar Air

Kadar air merupakan bahan yang menguap pada suhu dan waktu tertentu.

Maksimal kadar air pada sabun adalah 15%, hal ini disebabkan agar sabun yang

dihasilkan cukup keras sehingga lebih efisien dalam pemakaian dan sabun tidak

mudah larut dalam air. Kadar air akan mempengaruhi kekerasan dari sabun (Qisti,

2009). Banyaknya air yang ditambahkan pada sabun akan berpengaruh terhadap

kelarutan sabun. Apabila sabun terlalu lunak/tidak keras, maka akan menyebabkan

sabun mudah larut dan menjadi cepat rusak (Soap Making Resource, 2017). Kadar

air juga dapat mempengaruhi tingkat kekerasan dari sabun padat. Semakin tinggi

kadar air sabun maka tingkat kekerasan sabun akan semakin lunak, sebaliknya

semakin rendah kadar air sabun maka tingkat kekerasan sabun akan semakin keras

(Hardian dkk., 2014)

Dari hasil evaluasi kadar air sabun padat kaolin variasi konsentrasi minyak

kelapa diperoleh kadar air berturut-turut yaitu 23,2%; 20,1%; dan 17,2%. Hasil

pengujian kadar air menunjukkan bahwa semakin meningkat konsentrasi minyak

kelapa, maka semakin rendah kadar air yang terdapat dalam sabun padat kaolin. Dari

Page 60: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

nilai kadar air yang diperoleh, maka formula sabun yang memiliki kadar air paling

rendah adalah formula M3 dengan konsentrasi minyak kelapa 30%. Nilai kadar air

yang dihasilkan pada formula M3 masih belum memenuhi syarat kadar air menurut

SNI yaitu 17,2% sedangkan syarat menurut SNI adalah maksimal 15%. Oleh karena

itu, konsentrasi minyak kelapa 30% dipilih sebagai konsentrasi minyak kelapa pada

formulasi sabun padat kaolin dengan variasi konsentrasi asam stearat untuk

menurunkan kembali kedar airnya, sehingga didapatkan kadar air yang memenuhi

syarat SNI. Selanjutnya hasil analisis statistik One way ANOVA terhadap formula

sabun padat kaolin dengan variasi konsentrasi asam stearat menunjukkan data

terdistribusi secara normal dan memiliki nilai Sig < 0,05 yang berarti bahwa

peningkatan konsentrasi minyak kelapa berpengaruh nyata terhadap kadar air sabun

padat kaolin.

4.3 Evaluasi Formula Sabun Padat Kaolin Variasi Konsentrasi Asam Stearat

Tabel 4.5 Hasil Evaluasi Sabun Tanah Variasi Konsentrasi Asam Stearat

Formula Nilai pH Kedalaman

Penetrasi (10-

1mm)

Tinggi Busa

(cm)

Stabilitas Busa

(%)

A1 9,872 ± 0,0333 25,50 ± 0,5000 3,07 ± 0,0577 95,62 ± 1,9860

A2 9,904 ± 0,0072 22,67 ± 0,7637 2,97 ± 0,0577 96,67 ± 3,3350

A3 9,913 ± 0,0146 18,50 ± 1,3229 2,57 ± 0,0577 97,48 ± 2,1808

SK 10,262 ± 0,0249 16,50 ± 1,5000 3,66 ± 0,0577 96,35 ± 1,6512

Keterangan: Data merupakan nilai rata-rata ± SD

Page 61: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.3.1 Pengamatan Organoleptis

Tabel 4.6 Hasil Evaluasi Organoleptik Sabun Tanah Variasi Konsentrasi Asam

Stearat

Formula Bentuk Warna Bau

A1 Padat Putih gading Aroma strawberry

A2 Padat Putih gading Aroma strawberry

A3 Padat Putih gading Aroma strawberry

Hasil pemeriksaan organoleptis sabun padat kaolin setelah 2x24 jam diperoleh

hasil yang baik. Dari pengamatan organoleptis, tidak terdapat perbedan dari formula

sabun dengan variasi konsentrasi asam stearat. Sama halnya dengan sabun yang

menggunakan variasi konsentrasi minyak kelapa, secara fisik dengan peningkatan

konsentrasi asam stearat tidak mempengaruhi bentuk, warna, dan bau sabun padat

tanah yang dihasilkan, yaitu sabun berbentuk padat, berwarna putih gading, dan

memiliki aroma seperti buah strawberry.

4.3.2 Pengujian pH

Hasil pengujian pH sabun padat kaolin variasi konsentrasi asam stearat

menunjukkan nilai rata-rata pH antara 9,871 - 9,913. Nilai pH sabun komersil sebagai

pembanding memiliki nilai sebesar 10,262. Hasil menunjukkan bahwa pH meningkat

seiring dengan meningkatknya konsentrasi asam stearat yang ditambahkan dalam

sabun padat kaolin. Kenaikan pH seiring dengan peningkatan konsentrasi asam

stearate belum dapat diketahui secara pasti, namun hal ini kemungkinan disebabkan

karena adanya penurunan COOH yang terionisasi dan peningkatan COOH yang tidak

terionisasi (Frazer, 1994) Hal ini memberikan dampak pada semakin meningkatnya

pH sabun yang dihasilkan. Akan tetapi peningkatan pH yang terjadi tidak berbeda

signifikan antarfomula A1, A2, A3.

Page 62: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.7 pH Sabun Tanah Variasi Asam Stearat

Percobaan Formula

FA1 FA2 FA3

1 9,910 9,900 9,903

2 9,856 9,901 9,930

3 9,849 9,913 9,907

Rata-rata 9,871 9,904 9,913

Hasil analisis statistik One way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Tukey

HSD terhadap formula sabun padat kaolin dengan variasi konsentrasi asam stearat

menunjukkan data terdistribusi secara normal. Perbedaan pH FM1, FM2, FM3 tidak

signifikan (p > 0,05) yang berarti bahwa peningkatan konsentrasi asam stearat tidak

berpengaruh nyata terhadap pH sabun padat kaolin. Berdasarkan hasil uji statistik

terhadap formula sabun padat kaolin variasi konsentrasi asam stearat dengan pH

sabun komersil “Lifebuoy” menunjukkan data tidak terdistribusi normal sehingga

dilanjutkan dengan uji kruskal wallis yang menunjukkan nilai yang tidak signifikan

(p > 0,05) yang berarti bahwa tidak ada perbedaan pH yang bermakna antara sabun

padat kaolin variasi konsentrasi asam stearat dengan sabun komersil.

4.3.3 Pengujian Kekerasan

Dari hasil evaluasi kekerasan sabun padat kaolin variasi konsentrasi asam

stearat diperoleh nilai penetrasi sabun berkisar 18,50 10-1

mm sampai 25,50 10-1

mm. Hasil pengujian kekerasan menunjukkan bahwa semakin meningkat konsentrasi

asam stearat maka kekerasan sabun padat kaolin juga meningkat. Asam stearat

berperan dalam memberikan konsistensi dan kekerasan pada sabun (Mitsui, 1997).

Asam stearat juga termasuk golongan asam lemak jenuh yang tidak memiliki ikatan

rangkap diantara atomnya, sehingga menyebabkan kekerasan sabun dapat meningkat.

Selain itu, kekerasan sabun ini juga dapat disebabkan oleh perubahan jumlah kadar

air yang ditambahkan ke dalam massa sabun. Dengan meningkatnya konsentrasi asam

Page 63: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

stearat yang ditambahkan, maka jumlah kadar air yang ditambahkan akan semakin

berkurang sehingga kadar airnya akan semakin rendah (Langingi dkk, 2012).

Pada konsentrasi asam stearat yang lebih tinggi (>14%), sabun yang dibentuk

tidak dapat dituang kedalam cetakan, melainkan mengeras di atas penangas. Oleh

karena itu batas maksimal konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

14%. Nilai penetrasi sabun komersil adalah 16,50 10-1

mm. Dari nilai kedalaman

penetrasi yang diperoleh, menunjukkan bahwa masing-masing formula dengan variasi

konsentrasi asam stearat memiliki kekerasan yang cukup baik. Akan tetapi, sabun

yang memiliki kekerasan yang paling tinggi dan mendekati kekerasan sabun

komersil adalah formula A3 dengan konsentrasi asam stearat 14%.

Tabel 4.8 Kekerasan Sabun Variasi Asam Stearat

Nilai Kedalaman Penetrasi (10-1

mm)

Percobaan Formula

FA1 FA2 FA3

1 26,00 23,50 18,00

2 25,50 22,50 20,00

3 25,00 22,00 17,50

Rata-rata 25,50 22,67 18,50

Hasil analisis statistik One way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Tukey

HSD terhadap formula sabun padat kaolin dengan variasi konsentrasi asam stearat

menunjukkan data terdistribusi secara normal dan memiliki nilai Sig 0,000 (p < 0,05)

yang berarti bahwa peningkatan konsentrasi asam stearat berpengaruh nyata terhadap

kekerasan sabun padat kaolin. Berdasarkan hasil uji statistik terhadap formula sabun

padat kaolin variasi konsentrasi asam stearat dengan kekerasan sabun komersil

“Lifebuoy” menunjukkan data terdistribusi normal dan menunjukkan nilai yang tidak

signifikan (p > 0,05) yang berarti bahwa tidak ada perbedaan kekerasan yang

bermakna antara sabun padat kaolin variasi konsentrasi asam stearat dengan sabun

komersil.

Page 64: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.3.4 Pengujian Tinggi dan Stabilitas Busa

Dari hasil evaluasi tinggi busa sabun padat kaolin variasi konsentrasi asam

stearat berkisar antara 2,6 - 3,1 cm. Tinggi busa pada sabun komersil yaitu 3,6 cm.

Menurut Priani (2010) jika konsentrasi asam stearat ditingkatkan maka akan

menyebabkan busa sabun berkurang, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.11

bahwa semakin tinggi konsentrasi asam stearat maka tinggi busa semakin rendah.

Hasil evaluasi stabilitas busa sabun padat kaolin selama 1 jam diperoleh persentase

stabilitas busa berkisar antara 95,62% - 97,48%. Stabilitas busa yang dihasilkan

meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi asam stearat. Stabilitas busa yang

dihasilkan pada sabun komersil yaitu 96,35%. Menurut Hambali (2005) asam stearat

dapat berfungsi sebagai pengeras sabun dan penstabil busa. Hal ini telah dibuktikan

dalam penelitian ini bahwa semakin tinggi konsentrasi asam stearat dalam sabun

padat kaolin maka semakin stabil busa yang dihasilkan. Hasil evaluasi menunjukkan

bahwa masing-masing formula dengan variasi konsentrasi asam stearat memiliki

tinggi busa dan stabilitas busa yang cukup baik. Menurut Harry (1973) syarat tinggi

busa sabun yaitu 1,3 - 22 cm (Apgar, 2010).

Tabel 4.9 Tinggi Busa Sabun Tanah Variasi Konsentrasi Asam Stearat

Pengukuran Tinggi Busa (cm)

Percobaan Formula

FA1 FA2 FA3

0 menit 1 jam 0 menit 1 jam 0 menit 1 jam

1 3,0 2,8 3,0 2,9 2,6 2,5

2 3,1 3,0 2,9 2,9 2,7 2,6

3 3,1 3,0 3,0 2,8 2,6 2,6

Rata-rata 3,1 2,9 3,0 2,9 2,6 2,6

Page 65: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.10 Stabilitas Busa Sabun Tanah Konsentrasi Asam Stearat

Stabilitas Busa (%)

Percobaan Formula

FA1 FA2 FA3

1 93,33 96,67 96,15

2 96,77 100 96,30

3 96,77 93,33 100

Rata-rata 95,62 96,67 97,48

Hasil uji statistik One way ANOVA terhadap formula sabun padat kaolin

variasi konsentrasi asam stearat menunjukkan tinggi busa sabun padat kaolin

terdistribusi secara normal dan memiliki nilai Sig < 0,05 yang berarti bahwa

peningkatan konsentrasi minyak kelapa berpengaruh nyata terhadap stabilitas busa

sabun padat kaolin yang dihasilkan. Kemudian uji lanjut Tukey HSD antara formula

A1 dengan formula A2 memiliki nilai sig > 0,05 yang berarti bahwa tidak ada

perbedaan bermakna antara tinggi busa formula A1 dengan formula A2. Berdasarkan

hasil uji statistik terhadap tinggi busa formula sabun padat kaolin dengan sabun

komersil menunjukkan data terdistribusi normal dan menunjukkan nilai sig > 0,05

yang berarti bahwa tidak ada perbedaan tinggi busa yang bermakna antara sabun

padat kaolin vaariasi konsentrasi asam stearat dengan sabun komersil.

Selanjutnya hasil analisis statistik One way ANOVA yang dilanjutkan dengan

uji Tukey HSD terhadap formula sabun padat kaolin dengan variasi konsentrasi asam

stearat menunjukkan data terdistribusi secara normal dan memiliki nilai Sig > 0,05

yang berarti bahwa peningkatan konsentrasi asam stearat tidak berpengaruh nyata

terhadap stabilitas busa sabun padat kaolin. Berdasarkan hasil uji statistik terhadap

formula sabun padat kaolin variasi konsentrasi asam stearat dengan stabilitas busa

sabun komersil “Lifebuoy” menunjukkan data terdistribusi normal dan menunjukkan

nilai yang tidak signifikan (p > 0,05) yang berarti bahwa tidak ada perbedaan

stabilitas busa yang bermakna antara sabun padat kaolin variasi konsentrasi asam

stearat dengan sabun komersil.

Page 66: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.3.5 Kadar Air

Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada formula A1, A2, dan A3

diketahui bahwa kadar air sabun secara berturut-turut adalah 15,4%; 13,8%; 11,6%.

Kadar air dapat mempengaruhi kekerasan dari sabun padat kaolin. Semakin rendah

kadar air maka semakin keras sabun yang dihasilkan. Berdasarkan hasil pengujian

maka dapat dilihat bahwa kadar air pada formula A1 tidak memenuhi syarat sabun

menurut SNI, yaitu 15,4%. Sedangkan untuk formula A2 dan A3 sudah memenuhi

syarat kadar air sabun mandi padat yaitu <15%. Selanjutnya hasil analisis statistik

One way ANOVA terhadap formula sabun padat kaolin dengan variasi konsentrasi

asam stearat menunjukkan data terdistribusi secara normal dan memiliki nilai Sig <

0,05 yang berarti bahwa peningkatan konsentrasi asam stearate berpengaruh nyata

terhadap kadar air sabun padat kaolin.

4.3.6 Daya Bersih Sabun

Daya bersih sabun tanah diujikan kepada 9 responden yang sudah dikotori

dengan minyak kelapa. Setelah dicuci dengan sampel sabun, kekesatan kulit dinilai

dengan kriteria angka 1 - 5(*)

seperti yang tercantum pada tabel 4.11. Hasil pengujian

menunjukkan bahwa pada sabun padat kaolin, nilai kekesatan cenderung meningkat

seiring dengan peningkatan konsentrasi asam stearat. Hal ini menunjukkan bahwa

formula A3 memiliki kekuatan daya bersih yang cukup baik. Menurut Qisti (2009)

sabun yang menggunakan konsentrasi asam stearat yang tinggi dapat memberikan

kekesatan yang lebih baik jika dibandingkan dengan konsentrasi asam stearat yang

rendah. Dalam penelitian ini telah membuktikan bahwa semakin tinggi konsentrasi

asam stearat yang digunakan maka semakin tinggi daya bersih yang dihasilkan pada

sabun padat kaolin. Hasil uji statistik terhadap daya bersih sabun padat kaolin

menunjukkan data yang tidak terdistribusi secara normal, sehingga dilanjutkan

dengan uji Kruskal Wallis yang menunjukkan nilai sig < 0,05 yang berarti bahwa

peningkatan konsentrasi asam stearat berpengaruh nyata terhadap daya bersih sabun

padat kaolin.

Page 67: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.11 Penilaian Daya Bersih Sabun Tanah Kaolin terhadap

Kotoran Minyak Kelapa

Responden Penilaian Kekesatan

FA1 FA2 FA3

1 4 4 4

2 3 4 4

3 3 5 4

4 4 4 4

5 2 3 5

6 2 3 4

7 3 3 3

8 3 3 4

9 3 3 4

Rata-rata 3,0 3,6 4,0

(*) Keterangan:

1 : Sangat rendah; 2 : Rendah; 3 : Sedang; 4 : Tinggi; 5 : Sangat tinggi

4.3.7 Pengujian Asam Lemak Bebas

Asam lemak bebas merupakan asam lemak pada sabun yang tidak terikat

sebagai senyawa natrium atau pun senyawa trigliserida (lemak netral). Tingginya

asam lemak bebas pada sabun akan mengurangi daya membersihkan sabun, karena

asam lemak bebas merupakan komponen yang tidak diinginkan dalam proses

pembersihan. Sabun pada saat digunakan akan menarik komponen asam lemak bebas

yang masih terdapat dalam sabun sehingga secara tidak langsung mengurangi

kemampuannya untuk membesihkan minyak dari bahan yang berminyak (Qisti,

2009). Adanya asam lemak bebas dapat diperiksa apabila pada pengujian alkali bebas

ternyata tidak terjadi warna merah dari indikator phenolphthalein setelah pendidihan

dalam alkohol netral. Asam lemak bebas yang melarut dalam alcohol netral

selanjutnya dititrasi dengan KOH alkoholis (SNI, 2016).

Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada formula terbaik (formula A3)

diketahui bahwa jumlah asam lemak bebas pada sabun padat kaolin adalah 1,24%.

Page 68: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jumlah asam lemak bebas yang dihasilkan tersebut memenuhi persyaratan mutu

sabun mandi menurut SNI yaitu maksimal 2,5%. Hal ini berarti bahwa pada sabun

padat kaolin yang dihasilkan memiliki jumlah asam lemak bebas yang rendah

sehingga sabun tersebut memiliki daya bersih yang baik dan juga memiliki

kemampuan yang baik untuk membersihkan minyak dari bahan yang berminyak.

4.4 Pengujian Aktivitas Antibakteri

4.4.1 Uji Swab dengan Sabun yang Mengandung Tanah

Dari hasil uji swab, dimana suspensi bakteri air liur anjing dibersihkan dengan

sabun tanah dan dibilas dengan aquadesilata steril sebanyak 1, 3, 5, dan 7 kali

menghasilkan data sebagai berikut:

Tabel 4.12 Pengaruh Jumlah Bakteri yang Dicuci dengan Sabun yang

Mengandung Tanah

Pencucian Jumlah Bakteri (cfu/cm

2)

Anjing I Anjing II Anjing III

0 Tidak terhingga Tidak terhingga Tidak terhingga

1 1 2 0

3 0 0 0

5 0 0 0

7 0 0 0

Dari tabel tersebut jumlah bakteri pada anjing I, II, dan III pada tangan tanpa

pencucian adalah tidak terhingga, pencucian 1 sebanyak 1, 2, dan 0, pencucian 3, 5, 7

tidak ditemukan adanya koloni yang tumbuh. Hal ini menunjukan bahwa bakteri yang

tertinggal pada tangan merupakan bakteri yang berasal dari air liur anjing. Frekuensi

pembilasan membantu mengurangi jumlah bakteri, jadi semakin banyak frekuensi

pembilasan maka semakin sedikit bakteri yang tertinggal. Dari hasil uji swab ini

maka dapat dilihat bahwa adanya komponen tanah didalam sabun dapat

menghasilkan efek yang optimal dalam menghilangkan bakteri yang disebabkan air

liur anjing. Sabun memiliki bagian non polar yaitu gugus R yang akan mengikat

Page 69: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kotoran, sedangkan gugus COONa akan mengikat air karena sama-sama polar.

Kotoran tersebut dapat lepas karena kotoran terikat pada sabun dan sabun terikat pada

air. Adanya komponen tanah mempengaruhi daya bersih sabun teradap bakteri air liur

anjing. Menurut William dan Haydel (2010), clay mineral yang berasal dari alam

memiliki kemampuan adsorpsi dan absorpsi. Kaolin merupakan salah satu jenis clay

mineral sehingga dapat menyerap bakteri air liur anjing ketika dibilas dengan air.

4.4.2 Uji Swab dengan Sabun yang Tidak Mengandung Tanah

Sebagaimana percobaan dalam uji swab dengan menggunakan sabun tanah,

maka telah dilakukan dalam uji swab dengan sabun yang tidak mengandung tanah

untuk melihat pengaruh tanah terhadap jumlah bakteri air liur anjing setelah dicuci

dengan aquadestilata steril. Hasil uji swab tersebut disajikan dalam Tabel 4.13, yaitu

sebagai berikut:

Tabel 4.13 Pengaruh Jumlah Bakteri yang Dicuci dengan Sabun yang Tidak

Mengandung Tanah

Pencucian Jumlah Bakteri (cfu/cm

2)

Anjing I Anjing II Anjing III

1 7 5 4

3 3 4 3

5 2 3 3

7 1 1 0

Dari tabel tersebut jumlah bakteri pada anjing I, II, dan III pada pencucian 1

sebanyak 7, 5, dan 4 cfu/cm2, pencucian 3 sebanyak 3, 4, dan 3 cfu/cm

2, pencucian 5

sebanyak 2, 3, dan 3 cfu/cm2, pencucian 7 pada anjing I, dan II ditemukan bakteri

sebanyak 1 cfu/cm2 dan pada anjing III tidak ditemukan adanya koloni yang tumbuh.

Hal ini menunjukan bahwa adanya kandungan tanah didalam sabun padat kaolin

mempengaruhi jumlah bakteri yang berasal dari air liur anjing. Selain itu sama halnya

dengan sabun yang mengandung tanah, frekuensi pembilasan pada sabun yang tidak

mengandung tanah juga membantu mengurangi jumlah bakteri, jadi semakin banyak

Page 70: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

frekuensi pembilasan maka semakin sedikit bakteri yang tertinggal. Dari hasil uji

swab ini maka dapat dilihat bahwa sabun yang mengandung tanah memiliki

kemampuan yang lebih baik untuk menghilangkan jumlah bakteri yang tertinggal di

tangan dibandingkan dengan sabun yang tidak mengandung tanah.

4.4.3 Uji Swab dengan Akuades Steril

Sebagaimana percobaan dalam uji swab dengan menggunakan sabun yang

mengandung tanah dan sabun yang tidak mengandung tanah, maka dilakukan pula uji

swab dengan akuades steril untuk melihat jumlah bakteri air liur anjing setelah dicuci

dengan aquadestilata steril tanpa menggunakan sabun yang mengandung tanah dan

sabun yang tidak mengandung tanah. Hasil uji swab tersebut disajikan dalam Tabel

4.14, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.14 Pengaruh Jumlah Bakteri yang Dicuci dengan Aquadest Steril

Pencucian Jumlah Bakteri (cfu/cm

2)

Anjing I Anjing II Anjing III

1 Tidak terhingga Tidak terhingga Tidak terhingga

3 70 20 6

5 4 6 2

7 2 3 1

Dari tabel tersebut jumlah bakteri pada anjing I, II, dan III pada pencucian 1

tidak terhingga, pencucian 3 sebanyak 70, 20, dan 6 cfu/cm2, pencucian 5 sebanyak 4,

6, dan 2 cfu/cm2, pencucian 7 sebanyak 2, 3, dan 1 cfu/cm

2. Hal ini menunjukan

bahwa pencucian dengan menggunakan akuades steril mempengaruhi jumlah bakteri

yang berasal dari air liur anjing, dimana jumlah bakteri yang didapatkan lebih banyak

jika dibandingkan dengan menggunakan sabun yang mengandung tanah dan sabun

yang tidak mengandung tanah. Pada hasil ini, sama halnya dengan sabun yang

mengandung tanah, frekuensi pembilasan dengan menggunakan akuades steril juga

membantu mengurangi jumlah bakteri, jadi semakin banyak frekuensi pembilasan

maka semakin sedikit bakteri yang tertinggal. Dari hasil uji swab ini maka dapat

Page 71: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dilihat bahwa sabun yang mengandung tanah memiliki kemampuan yang lebih baik

untuk menghilangkan jumlah bakteri yang tertinggal di tangan dibandingkan dengan

sabun yang tidak mengandung tanah dan akuades steril.

4.5 Pengujian Aktivitas Antibakteri dengan Metode Difusi

Uji aktivitas antibakteri ini bertujuan untuk mencari mekanisme kerja sabun

padat kaolin terhadap bakteri yang terdapat pada air liur anjing. Pengujian aktivitas

antibakteri sabun padat kaolin menggunakan metode hole/cup atau yang lebih dikenal

dengan cara sumuran, prinsipnya pada lempeng agar yang telah diinokulasikan

dengan bakteri uji dibuat suatu lubang yang selanjutnya diisi dengan zat antimikroba

uji, lalu diinkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai dengan mikroba uji, dilakukan

pengamatan dengan melihat ada atau tidaknya zona hambatan di sekeliling lubang

(Bonang, 1992). Hasil uji aktivitas antibakteri tersebut disajikan dalam Tabel 4.15

yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.15 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Sabun Padat Kaolin

Perlakuan Diameter zona

hambat (mm)

1 0

2 0

3 0

Berdasarkan tabel di atas (tabel 4.15) dapat dilihat bahwa sabun padat kaolin

tidak memberikan zona hambat yang terbentuk di sekeliling cakram. Pada pengujian

ini formula sabun tidak ditambahkan antimikroba triklosan untuk mengetahui bahwa

tidak ada pengaruh triklosan terhadap penghambatan bakteri pada air liur anjing.

Hasil menunjukkan bahwa mekanisme kerja sabun padat kaolin terhadap bakteri

adalah tidak dengan cara membunuh bakteri melainkan dengan membilas bakteri

tersebut bersama dengan air, hal ini dibuktikan melalui uji swab yang telah dilakukan

sebelumnya.

Page 72: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.6 Evaluasi Mutu Sabun Mandi Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI)

Tabel 4.16 Hasil Pengujian Mutu Sabun Mandi Menurut SNI

No Karakteristik Satuan Hasil Pengujian Persyaratan Sabun

Tipe 1

1 Jumlah Asam lemak % 27 >10

2 Minyak Mineral - Negatif Negatif

4.6.1 Jumlah Asam Lemak

Asam lemak merupakan komponen utama penyusun minyak atau lemak.

Asam lemak diperoleh secara alami melalui saponifikasi trigliserida. Asam lemak

sukar larut dalam air. Hal ini dapat membuat sabun menjadi lebih tahan lama pada

kondisi setelah digunakan (Hambali dkk, 2004). Jumlah asam lemak merupakan

jumlah total seluruh asam lemak pada sabun yang telah atau pun yang belum bereaksi

dengan alkali. Pengukuran jumlah asam lemak dilakukan untuk mengetahui jumlah

asam lemak yang terdapat dalam sabun dengan cara memutus ikatan antara asam

lemak dengan natrium pada sabun menggunakan asam kuat (Widiyanti, 2009). Sabun

yang berkualitas baik mempunyai kandungan total asam lemak minimal 70% (SNI,

1994). Artinya bahan-bahan yang ditambahkan sebagai bahan pengisi dalam sabun

sebaiknya kurang dari 30%. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan daya bersih

yang lebih baik terhadap kotoran berupa minyak atau lemak pada saat sabun

digunakan (Karo, 2011).

Berdasarkan pengujian yang dilakukan diketahui bahwa jumlah asam lemak

sabun padat kaolin diperoleh sebesar 27%. Jumlah asam lemak tersebut memenuhi

persyaratan menurut SNI yaitu minimal >10% (Sabun tipe 1). Hal ini menunjukkan

bahwa sabun padat kaolin ini dapat meningkatkan efisiensi proses pembersihan

kotoran berupa minyak atau lemak pada saat sabun digunakan.

Page 73: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.6.2 Minyak Mineral

Minyak mineral merupakan zat atau bahan tetap sebagai minyak, namun saat

penambahan air akan terjadi emulsi antara air dan minyak yang ditandai dengan

kekeruhan (Qisti, 2009). Minyak mineral tidak mungkin dapat disabunkan seperti

halnya asam lemak bebas dan lemak netral, sehingga meskipun sudah disabunkan

dengan KOH berlebihan akan tetap sebagai minyak, dan pada penambahan air akan

terjadi emulsi antara air dan minyak yang ditandai adanya kekeruhan (SNI, 1994).

Berdasarkan pengujian yang dilakukan diketahui bahwa kandungan minyak

mineral pada sabun padat kaolin adalah negatif. Kandungan minyak mineral ini

memenuhi persyaratan mutu sabun menurut SNI yaitu negatif. Hal ini menunjukkan

bahwa sabun padat kaolin memiliki daya emulsi yang sesuai dengan sabun mandi

biasa.

Page 74: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

57 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 5

PENUTUP

5.1.1 Kesimpulan

1. Peningkatan konsentrasi minyak kelapa dapat mempengaruhi kekerasan dan

kadar air pada sabun padat kaolin. Semakin tinggi konsentrasi minyak kelapa

dalam formula sabun, maka semakin tinggi kekerasan dan semakin rendah

kadar air pada sabun padat kaolin.

2. Formula yang menunjukkan karakteristik kekerasan paling tinggi dan kadar

air paling rendah adalah formula sabun dengan konsentrasi minyak kelapa

30%.

3. Konsentrasi asam stearat 14% (formula A3) merupakan konsentrasi asam

stearat terbaik dalam memberikan sifat fisika kimia sabun seperti kekerasan,

kadar air, pH, tinggi busa dan stabilitas busa pada sabun padat kaolin.

4. Berdasarkan hasil uji aktivitas antibakteri menggunakan uji swab

menunjukkan bahwa sabun yang mengandung tanah lebih efektif untuk

menghilangkan bakteri pada air liur anjing dibandingkan dengan sabun yang

tidak mengandung tanah dan akuades steril.

5. Berdasarkan hasil uji aktivitas antibakteri dengan metode difusi

menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat zona bening. Sehingga disimpulkan

bahwa mekanisme kerja sabun padat kaolin terhadap bakteri air liur anjing

adalah tidak dengan cara membunuh bakteri melainkan dengan membilas

bakteri tersebut bersama dengan air.

6. Berdasarkan hasil uji mutu sabun menunjukkan bahwa jumlah total asam

lemak, asam lemak bebas dan minyak mineral memenuhi syarat mutu sabun

mandi menurut SNI.

Page 75: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5.1 Saran

1. Melakukan pengujian iritasi sedian untuk mendukung tingkat keamanan

sabun padat kaolin yang telah diformulasikan.

2. Melakukan pengujian uji efektivitas pengawet dalam sabun padat kaolin

untuk mencegah pertumbuhan mikroba setelah jangka waktu pemakaian.

Page 76: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Abu, 2015., Fiqh Bersuci Dan Sholat Sesuai Tuntunan Nabi Edisi 10. Penerbit Pustaka

Hudaya.

Al-Khatib Al-Syarbini, Muhammad. Mughni Al-Muhtaj Juz 1, Beirut-Lebanon: Dar El-

Marefah

Anggraeni, Nustiana Ika, 2014., Optimasi Formula Sabun Bentonit Dengan Kombinasi

Minyak Kelapa (Coconut Oil) Dan Minyak Kelapa Sawit (Palm Oil) Dengan

Menggunakan Simplex Lattice Design. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gadjah

Mada

Asad, Md. Abdullah., Shantanu Kar., Mohammad Ahmeduzzaman dan Md. Raquibul

Hasan. 2013. Suitability of Bentonit Clay: an analytical approach, J of Earth Science

2013; 2(3): 88-95, Bangladesh: Scince Publishing Group.

ASTM Interntional, 2011. Standard Guide for pH of Aqueous Solutions of Soaps and

Detergents. PA 19428-2959, United States: D 1172-95

Aulia, Isnin., Bambang Setiaji, Akhmad Syoufian. 2014. Pengaruh Konsentrasi Virgin

Coconut Oil (VCO) Terhadap Stabilitas Emulsi Kosmetik dan Nilai Sun Protection

Factor (SPF). Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Gadjah Mada.

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2008. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat

dan Makanan Tentang Kosmetik. Jakarta: BPOM RI.

Bahagian Pengurusan Fatwa, 2013. Kedudukan Anjing dalam Islam serta Hukum

Berkaitannya. Jabatan Kemajuan Islam Malaysia

Barel, A.O., Paye, M., dan Maibach, H.I. 2009. Handbook of Cosmetics Science and

Technology, 3rd

Edition. New York: Informa Healthcare USA, Inc.

Bonang G, 1992. Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan Edisi 16. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC.

Dahlan, Winai., 2010. Najis Cleansing Clay Liquid Soap. Bangkok; Patent Cooperation

Treaty. WO 2010/101534 A2

Page 77: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Jilid IV. Jakarta: BPOM RI,

1995.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Jilid IV. Jakarta: BPOM RI,

1979.

Edoga, M. O. 2009. Comparison of Various Fatty Acid Sources for Making Soft Soap

(Part 1): Quantitative Analysis. Nigeria: Department of Chemical Engineering,

Federal University of Technology, Minna, Nigeria. J of Engineering and Applied

Sciences 4(2): 110-113.

Evans, Howards E. 1993. Miller's Anatomy Of The Dog 3" Edition. W.B Saunders

Company, USA

Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Nomor 4 Tahun 2003 Tentang Standardisasi Fatwa

Halal. Bidang Pom Dan Iptek.

Fizri, Ahmad. 2013., An-Mugh (Antimughaladzah): Solusi Mudah Bersuci Dengan

Aroma Terapi. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Frazer., J.H Schulman, H.C Stewart. 1994. Emulsification of Fat in The Intestine of The

Rat and Its Relationship To Absorption. London, J. Physiol: 103, 306-316

Girgis, A. Y. 2003. Production of High Quality Castile Soap from High Rancid Olive

Oil, Grasas y Aceites. Vol. 54. Fasc. 3 (2003), 226-233.

Grace, 2010. Pengaruh Peningkat Konsentrasi Carbopol 920 Sebagai Bahan Pengental

Terhadap Viskositas dan Ketahanan Busa Sediaan Shampoo. Skripsi. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

Gusviaputri, A., Meliana, N. P. S., Aylianawati & Indraswati, S. 2013, Pembuatan Sabun

Dengan Lidah Buaya (Aloe Vera) sebagai Antiseptik Alami, Widya Teknik. Vol. 12.

12, No. 1, 2013 (11-12)

Hakim, Jeffry. 2008. Tanah dan Sabun Tanah Sebagai Bahan Antimikroba Terhadap Air

Liur Anjing. Skripsi. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

Hambali E., Suryani, A. & Rifai M., 2005. Membuat Sabun Transaparan untuk Gift dan

Kecantikan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Page 78: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Handi, Abdullah. 2008. Tanah Steril dan Sabun Cair Tanah Steril Sebagai Bahan

Antimikroba Terhadap Air Liur Anjing. Skripsi. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan

Institut Pertanian Bogor.

Hardian, Khairil., Akhyar Alii, dan Yusmarini. 2014. Evaluasi Mutu Sabun Padat

Transparan Dari Minyak Goreng Bekas dengan Penambahan (Sodium Lauryl

Sulfate) dan Sukrosa, Jom Faperta Vol. 1 No.2 Oktober 2014. Skripsi.Riau: Fakultas

Pertanian Universitas Riau.

Harley, John P. 2005. Laboratory Exercises in Microbiology, Sixth Edition. New York :

The McGraw-Hill Companies.

Hasanah, Uswatun. 2011. Perilaku Bersuci Masyarakat islam: Etika Membersihkan Najis

(Studi di Masyarakat Pulo Gerbang Jakarta Timur). Skripsi. Jakarta: Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hermawan, A., 2007. Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper betlr L.) terhadap

Pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Dengan Metode Difusi

Disk. Skripsi. Surabaya: Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga.

Jannah, Barlianty. 2009. Sifat Fisik Sabun Transparan dengan Penambahan Madu pada

Konsentrasi yang Berbeda. Skripsi. Bogor: Fakultas Peternakan Institut Pertanian

Bogor.

Jawetz, E., Melnick, J. L., Adelberg, E. A. 1995. Medical Microbiology. USA: Mc Grraw

Hill.

Jawetz, E., Melnick, J. L., Adelberg, E. A., 2001, Mikrobiologi Kedokteran, Edisi XXII,

diterjemahkan oleh Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga,

Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Karo, Armi Yuspita. 2011. Pengaruh Penggunaan Kombinasi Jenis Minyak Terhadap

Mutu Sabun Transparan. Skripsi. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian IPB.

Kassim, Norrahimah. 2012., New Approach of Samak Clay Usage for Halal Industry

Requirement. Malaysia: INHAC, Procedia-Social and Behavorial Scinces 121 (2014)

186-192

Page 79: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Khairunnisa’. 2010. Perilaku Thaharah (Bersuci) Masyarakat Bukit Kemuning Lampung

Utara “Tinjauan Sosiologi ukum”. Skripsi. Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kining, Ekajayanti. 2015. Aktivitas Antibiofiilm Ekstrak Air Daun Melinjo, Daun

SIngkong, dan Daun Pepaya Terhadap Bakteri Pseudomonas aeroginosa Secara In

Vitro. Tesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Laeha, Nur Ainee. 2015. Pengaruh Penggunaan Gliserin Sebagai Humektan Terhadap

Sifat Fisik dan Stabilitas Vitamin C dalam Sabun Padat. Skripsi. Surakarta:

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Langingi, Raymon., Lidya I. Momuat., Maureen G. Kumaunang. 2012. Pembuatan

Sabun Mandi Padat dari VCO yang Mengandung Karotenoid Wortel. J Mipa Unsrat

20-23.

Maripa, Baiq Risni., Yeti Kurniasih, dan Ahmadi. 2015. Pengaruh Konsentrasi NaOH

Terhadap Kualitas Sabun Padat dari Minyak Kelapa (Cocos nucifera) yang

Ditambahkan Sari Bunga Mawar (Rosa L.). Skripsi. Mataram: Pendidikan Kimia,

FPMIPA IKIP

Mauliana, 2016., Formulasi Sabun Padat Bentonit Dengan Variasi Konsentrasi Asam

Stearat Dan Natrium Lauril Sulfat. Skripsi. Jakarta: Fakultas Farmasi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Merrill, R. C., 1943,. Determining The Mechanical Stability Of Emulsion. Vol. 15(12),

743-746, Analytical Chemistry, Acs Publications, California.

Mitsuy, T. 1997. New Cosmetic Science. Amsterdam-Netherlands: Elsevier Science B.V.

Mursalin., Hariyandi, Purwiyatno., Purnomo, Eko Hari., Andarwulan, Nuri., Fardiaz,

Dedi. 2015. Karakteristik Sifat Fisiko Kimia Minyak Kelapa. Departemen Ilmu

Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Nesse, Willim D. 2012. Introduction to Mineralogy. Second Edition. New York : Oxford

University Press, Inc.

Nidya, Chitraningrum, 2008., Sifat Mekanik dan Termal Pada Bahan Nanokomposit

Epoxy-Clay Tapanuli. Skripsi. Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Indonesia.

Page 80: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

63

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nurainy, Fibra, Samsul Rizal, dan Yudiantoro. 2008. Pengaruh Konsentrasi Kitosan

Terhadap Aktivitas Antibakteri dengan Metode Difusi Agar (Sumur). J Teknologi

Industri dan Hasil Pertanian Volume 13, No. 2.

Paye, Marc, Andre O. Barel dan H.I. Maibach. 2006. Handbook of Cosmetic Science and

Technology, 2nd

Edition. New York: CRC Press.

Priani, S. E., Lukmayani, Y. 2010. Pembuatan Sabun Transparan Berbahan Dasar

Minyak Jelantah serta Hasil Uji Iritasinya pada Kelinci. Prosiding SnaPP, Edisi

Eksakta. ISSN: 2089-3582

Qisti, Rachmiati., 2009. Sifat Kimia Sabun Transparan dengan Penambahan Madu pada

Konsentrasi yang Berbeda. Skripsi. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Bogor.

Rowe, Raymond C., dkk, ed. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th

ed.

London: Pharmaceutical Press.

Rumaizi, “Babi Menurut Perspektif Islam”, Budaya Dan Agama Lain, Persatuan Ulama

Malaysia Cawangan Selangor.

Ryan, Kenneth J. and C. George Ray. 2004. Sherris Medical Microbiology, Fourh

Edition. United States of America : The McGraw-Hill Companies.

Saputri, Wiradika., Naniek Setaidi Radjab, Kori Yati. 2014. Perbandingan Optimasi

Natrium Lauril Sulfat dengan Optimasi Natrium Lauril Eter Sulfat Sebagai Surfaktan

Terhadap Sifat Fisik Sabun Mandi Cair Ekstrak Air Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus

sabdariffa L.). Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA; Jakarta

Sarles, William Bowen, William Carroll Frazier, Joe Bransford Wilson, and Stanley

Glenn Knight. 1956. Microbiology, General and Applied, Second Edition. New York

: Harpers Brothers.

Setyoningrum, Elizabeth Nita Maharani. 2010. Optimasi Formula Sabun Transparan

dengan Fase Minyak Virgin Coconut Oil dan Surfaktan Cocoamidopropil Betaine:

Aplikasi Desain Faktorial. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma.

Siswandono, dan B. Soekardjo., 1995. Kimia Medisinal I, Airlangga University Press

Surabaya.

Page 81: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Smaoui, Slim., Hajer Ben Hilma, Raoudha Jarraya, Nozha Grati Kamoun, Raoudha

Ellouze, ;Mohammed Damak, 2012. Cosmetic Emulsion from Virgin Olive Oil:

Formulation and Bio-physical Evaluation. J of Biotechnology Vol. 11(40), pp 9664-

9671

Soap and Detergent Associaation. 1994. Soaps and Detergents. 2nd

Edition. Washington

DC.

Soap Making Resource, 2017. Saponification Table Plus The Characteristics of Oils in

Soap. http://www.soap-making-resource.com/saponification-table.html, diakses 30

januari 2017 pukul 14.32

Standarisasi Nasional Indonesia. 1994. Standar Mutu Sabun Mandi, SNI 06-3532-1994,

Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Standarisasi Nasional Indonesia. 2008. Standar Mutu Minyak Kelapa Virgin (VCO), SNI

7381:2008, Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Standarisasi Nasional Indonesia. 2016. Standar Mutu Sabun Mandi/Sabun Padat, SNI

3532:2016. Jakarta: Badan Standardisasi nasional

Suwandi, Usman. 1993. Mikroorganisme Penghasil Antibiotik. Jakarta: Pusat Penelitian

dan Pengembangan P.T. Kalbe Farma.

Sweetman, S. C. 2009. Martindale: The Complete Drug Reference, 35th ed.. London:

Pharmaceutical Press.

Tarun, Jose., Jose susan., Jacob Suria, Veronica John Susan, and Sebastian Criton. 2014.

Evaluation of pH of Bathing Soaps and Shampoos for Skin and Hair Care.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4171909/, PMCID: PMC4171009.

Diakses 30 januari 2017 pukul 17.00

Tjitraresmi, Ami., Sri Agung Fitri Kusuma dan Dewi Rusmiati. 2010. Formulasi Dan

Evaluasi Sabun Cair Antikeputihan Dengan Ekstrak Etanol Kubis Sebagai Zat Aktif.

Bandung: Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran Bandung.

Vasudevan, D.M., Sreekumari S., and Kannaan Vaidyanathan. 2011. Textbook of

Biochemistry For Dental Student. Ed. 2nd. India: Jaypee.

Wasitaatmadja, S., M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik: Jakarta: UI Press.

Page 82: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Widiyanti, Yunita. 2009. Kajian Pengaruh Jenis Minyak Terhadap Mutu Sabun

Transparan. Skripsi. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian IPB.

Williams LB, Haydel SE. 2010. Evaluation of The Medicinal Use of Clay Minerals as

Antibacterial Agents. International Geology Review. 52:745-770.

Wilson, Tracy V. 2017. How Play-doh Modeling Compound Works (Surfactans and

Inhibitors), http://entertainment.howstuffworks.com/play-doh3.htm, diakses 28

Januari 2017 pukul 14.10.

Zurinal dan Aminuddin. 2008. Fiqh Ibadah. Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 83: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

66

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1. Sertifikat Bahan Minyak Kelapa

Page 84: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

67

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Sertifikat Bahan Natrium Hidroksida

Page 85: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

68

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3. Sertifikat Bahan Asam Stearat

Page 86: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

69

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4. Sertifikat Bahan Cocamidopropyl Betaine

Page 87: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

70

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5. Sertifikat Bahan Kaolin

Page 88: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

71

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6. Sertifikat Bahan Triklosan

Page 89: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

72

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7. Hasil Uji Statistik pH Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi

Minyak Kelapa)

Uji Normalitas Formula Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

pH .146 9 .200* .951 9 .698

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Normalitas Formula Sabun Padat Kaolin dengan Sabun Komersil

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

pH .409 12 .000 .645 12 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas pH Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa)

Test of Homogeneity of Variances

pH

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.241 2 6 .793

Uji Homogenitas pH Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa) dengan

Sabun Komersil

Test of Homogeneity of Variances

pH

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.880 3 8 .211

Page 90: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

73

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Uji ANOVA pH Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa)

ANOVA

pH

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .002 2 .001 8.263 .019

Within Groups .001 6 .000

Total .002 8

Uji Kruskal Wallis pH Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa) dengan

sabun komersil

Uji Lanjut Tukey HSD pH Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa)

Multiple Comparisons

Dependent Variable: pH

Tukey HSD

(I) formula (J) formula

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1.00 2.00 .01333 .00852 .329 -.0128 .0395

3.00 .03433* .00852 .016 .0082 .0605

2.00 1.00 -.01333 .00852 .329 -.0395 .0128

3.00 .02100 .00852 .107 -.0051 .0471

3.00 1.00 -.03433* .00852 .016 -.0605 -.0082

2.00 -.02100 .00852 .107 -.0471 .0051

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Test Statisticsa,b

pH

Chi-Square 9.765

Df 3

Asymp. Sig. .021

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:

formula

Page 91: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

74

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. Hasil Uji Statistik Kekerasan Sabun Padat Kaolin (Variasi

Konsentrasi Minyak Kelapa)

Uji Normalitas Kekerasan Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

kekerasan .197 9 .200* .894 9 .222

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Normalitas Kekerasan Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa)

dengan Sabun Komersil

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

kekerasan .173 12 .200* .905 12 .186

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas Kekerasan Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa)

Test of Homogeneity of Variances

kekerasan

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.483 2 6 .639

Page 92: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

75

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. Lanjutan

Uji Homogenitas Kekerasan Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa)

dengan Sabun Komersil

Test of Homogeneity of Variances

kekerasan

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.719 3 8 .568

Uji ANOVA Kekerasan Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa)

ANOVA

kekerasan

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 217.389 2 108.694 177.864 .000

Within Groups 3.667 6 .611

Total 221.056 8

Uji Lanjut Tukey HSD Kekerasan Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Minyak

Kelapa)

Multiple Comparisons

Dependent Variable: kekerasan

Tukey HSD

(I) formula (J) formula

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1.00 2.00 5.16667* .63828 .000 3.2082 7.1251

3.00 12.00000* .63828 .000 10.0416 13.9584

2.00 1.00 -5.16667* .63828 .000 -7.1251 -3.2082

3.00 6.83333* .63828 .000 4.8749 8.7918

3.00 1.00 -12.00000* .63828 .000 -13.9584 -10.0416

2.00 -6.83333* .63828 .000 -8.7918 -4.8749

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 93: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

76

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. Hasil Uji Kadar Air Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Minyak

Kelapa)

Uji Normalitas Kadar Air Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

kadarair .177 3 . 1.000 3 .963

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas Kadar air Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa)

Test of Homogeneity of Variances

kadarair

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.371 1 4 .576

Uji ANOVA Kadar Air Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa)

ANOVA

kadarair

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 64.682 1 64.682 10.232 .033

Within Groups 25.287 4 6.322

Total 89.968 5

Page 94: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

77

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 10. Hasil Uji Statistik pH Sabun Padat Kaolin (Variasi Asam Stearat)

Uji Normalitas pH Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam Stearat)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Ph .329 9 .006 .835 9 .050

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Normalitas pH Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam Stearat) dengan Sabun

Komersil

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Ph .386 12 .000 .681 12 .001

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas pH Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam Stearat)

Test of Homogeneity of Variances

ph

Levene Statistic df1 df2 Sig.

5.714 2 6 .041

Uji Homogenitas pH Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam Stearat) dengan

Sabun Komersil

Test of Homogeneity of Variances

ph

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.606 3 8 .065

Page 95: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

78

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 10. Lanjutan

Uji ANOVA pH Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam Stearat)

ANOVA

ph

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .003 2 .001 3.155 .116

Within Groups .003 6 .000

Total .006 8

Uji Kruskal Wallis pH Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam Stearat) dengan

Sabun Komersil

Test Statisticsa,b

Ph

Chi-Square 7.513

Df 3

Asymp. Sig. .057

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:

formula

Uji Lanjut Tukey HSD pH Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam Stearat)

Multiple Comparisons

Dependent Variable: ph

Tukey HSD

(I) formula (J) formula

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1.00 2.00 -.03300 .01751 .223 -.0867 .0207

3.00 -.04167 .01751 .119 -.0954 .0120

2.00 1.00 .03300 .01751 .223 -.0207 .0867

3.00 -.00867 .01751 .876 -.0624 .0450

3.00 1.00 .04167 .01751 .119 -.0120 .0954

2.00 .00867 .01751 .876 -.0450 .0624

Page 96: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

79

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 11. Hasil Uji Statistik Kekerasan Sabun Padat Kaolin (Variasi

Konsentrasi Asam Stearat)

Uji Normalitas Kekerasan Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam Stearat)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

kekerasan .144 9 .200* .923 9 .418

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Normalitas Kekerasan Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam Stearat)

dengan Sabun Komersil

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Kekerasan .186 12 .200* .932 12 .402

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas Kekerasan Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam Stearat)

Test of Homogeneity of Variances

kekerasan

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.286 2 6 .183

Page 97: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

80

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 11. Lanjutan

Uji Homogenitas Kekerasan Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam Stearat)

dengan Sabun Komersil

Test of Homogeneity of Variances

kekerasan

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.108 3 8 .401

Uji ANOVA Kekerasan Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam Stearat)

ANOVA

kekerasan

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 74.389 2 37.194 43.194 .000

Within Groups 5.167 6 .861

Total 79.556 8

Uji Lanjut Tukey HSD Kekerasan Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam

Stearat)

Multiple Comparisons

Dependent Variable: kekerasan

Tukey HSD

(I) formula (J) formula

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1.00 2.00 2.83333* .75768 .022 .5086 5.1581

3.00 7.00000* .75768 .000 4.6752 9.3248

2.00 1.00 -2.83333* .75768 .022 -5.1581 -.5086

3.00 4.16667* .75768 .004 1.8419 6.4914

3.00 1.00 -7.00000* .75768 .000 -9.3248 -4.6752

2.00 -4.16667* .75768 .004 -6.4914 -1.8419

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 98: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

81

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 12. Hasil Uji Statistik Tinggi Busa Sabun Padat Kaolin (Variasi

Konsentrasi Asam Stearat)

Uji Normalitas Tinggi Busa Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam Stearat)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

tinggibusa .264 9 .071 .839 9 .057

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Normalitas Tinggi Busa Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam Stearat)

dengan Sabun Komersil

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

tinggibusa .233 12 .071 .877 12 .081

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas Tinggi Busa Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam Stearat)

Test of Homogeneity of Variances

tinggibusa

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.000 2 6 1.000

Uji Homogenitas Tinggi Busa Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam Stearat)

dengan Sabun Komersil

Test of Homogeneity of Variances

tinggibusa

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

.000 3 8 1.00

0

Page 99: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

82

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 12. Lanjutan

Uji ANOVA Tinggi Busa Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam Stearat)

ANOVA

tinggibusa

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .309 2 .154 46.333 .000

Within Groups .020 6 .003

Total .329 8

Uji Lanjut Tukey HSD Tinggi Busa Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam

Stearat)

Multiple Comparisons

Dependent Variable: tinggibusa

Tukey HSD

(I) formula (J) formula

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1.00 2.00 .10000 .04714 .165 -.0446 .2446

3.00 .43333* .04714 .000 .2887 .5780

2.00 1.00 -.10000 .04714 .165 -.2446 .0446

3.00 .33333* .04714 .001 .1887 .4780

3.00 1.00 -.43333* .04714 .000 -.5780 -.2887

2.00 -.33333* .04714 .001 -.4780 -.1887

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 100: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

83

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 13. Hasil Uji Statistik Stabilitas Busa Sabun Padat Kaolin

Uji Normalitas Stabilitas Busa Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam Stearat)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Stabilitasbusa .248 9 .118 .873 9 .131

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Normalitas Stabilitas Busa Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam Stearat)

dengan Sabun Komersil

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Stabilitasbusa .193 12 .200* .908 12 .204

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas Stabilitas Busa Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam Stearat)

Test of Homogeneity of Variances

stabilitasbusa

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.258 2 6 .780

Uji Homogenitas Stabilitas Busa Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam Stearat)

dengan Sabun Komersil

Test of Homogeneity of Variances

stabilitasbusa

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.391 3 8 .763

Page 101: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

84

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 13. Lanjutan

Uji ANOVA Stabilitas Busa Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam Stearat)

ANOVA

stabilitasbusa

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 5.215 2 2.608 .395 .690

Within Groups 39.645 6 6.608

Total 44.860 8

Uji Lanjut Tukey HSD Stabilitas Busa Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam

Stearat)

Multiple Comparisons

Dependent Variable: stabilitasbusa

Tukey HSD

(I) formula (J) formula

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1.00 2.00 -1.04333 2.09881 .875 -7.4831 5.3964

3.00 -1.86000 2.09881 .668 -8.2997 4.5797

2.00 1.00 1.04333 2.09881 .875 -5.3964 7.4831

3.00 -.81667 2.09881 .921 -7.2564 5.6231

3.00 1.00 1.86000 2.09881 .668 -4.5797 8.2997

2.00 .81667 2.09881 .921 -5.6231 7.2564

Page 102: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

85

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 14. Hasil Uji Kadar Air Sabun Padat Kaolin

Uji Normalitas Kadar Air Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

kadarair .177 3 . 1.000 3 .963

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogenitas Kadar air Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa)

Test of Homogeneity of Variances

kadarair

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.371 1 4 .576

Uji ANOVA Kadar Air Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa)

ANOVA

kadarair

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 64.682 1 64.682 10.232 .033

Within Groups 25.287 4 6.322

Total 89.968 5

Page 103: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

86

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 15. Hasil Uji Statistik Daya Bersih Sabun Padat Kaolin

Uji Normalitas Daya Bersih Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam Stearat)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

dayabersih .257 27 .000 .855 27 .001

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Kruskal wallis Daya Bersih Sabun Padat Kaolin (Variasi Konsentrasi Asam Stearat)

Test Statisticsa,b

Dayabersih

Chi-Square 8.270

df 2

Asymp. Sig. .016

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: formula

Page 104: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

87

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 16. Perhitungan Stabilitas Busa Sabun Padat Kaolin

% Busa yang hilang =

x 100 %

=

x 100 % = 6,67 %

Stabilitas Busa (1 jam) = 100 % - % Busa yang hilang

= 100 % - 6,67 %

= 93,33 %

Formula Stabilitas Busa (%)

M1 95,62

M2 96,67

M3 97,48

Lampiran 17. Perhitungan Kadar Air Sabun Padat Kaolin

Kadar air =

x 100 %

=

x 100 % = 23,2 %

Formula Kadar Air

M1 23,2

M2 20,1

M3 17,2

A1 15,4

A2 13,8

A3 11,6

Page 105: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

88

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 18. Hasil Pengujian Mutu Sabun Mandi Menurut SNI

Page 106: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

89

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 18. Lanjutan

Page 107: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

90

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 19. Alur Penelitian

Pengumpulan dan pemilihan bahan

Pembuatan formula M1, M2, dan M3

Evaluasi pH, kekerasan, dan kadar

air, lalu dipilih formula terbaik

Pembuatan formula A1, A2, dan A3

Pengujian

daya

Pengujian sifat

fisika kimia

Pengujian

kadar air

Analisis data dengan One Way

ANOVA, lalu dipilih formula terbaik

Pengujian aktivitas

antibakteri

Uji Swab Metode Difusi

Pengujian

mutu menurut

SNI

Page 108: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

91

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 20. Gambar Sabun

FM1 (Minyak Kelapa 20%) FM2 (Minyak Kelapa 25%) FM3 (Minyak Kelapa 30%)

FA2 (Asam Stearat 12%) FA1 (Asam Stearat 10%) FA3 (Asam Stearat 14%)

Page 109: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

92

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 21. Hasil Uji Swab Sabun yang Mengandung Tanah

A0 B0 C0

C1 B1 A1

C3 B3 A3

Page 110: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

93

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 21. Lanjutan

C5 B5 A5

C7 B7 A7

Page 111: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

94

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 22. Hasil Uji Swab Sabun yang Tidak Mengandung Tanah

C1 B1 A1

C3 B3 A3

Page 112: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

95

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 22. Lanjutan

C5 B5 A5

C7 B7 A7

Page 113: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

96

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 23. Hasil Uji Swab dengan Akuades Steril

C1 B1 A1

C3 B3 A3

Page 114: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

97

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 23. Lanjutan

Keterangan:

A : Anjing 1; B : Anjing 2; C : Anjing 3; 0, 1, 3, 5, 7 : Pencucian

C5 B5 A5

C7 B7 A7

Page 115: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

98

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 24. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri dengan metode difusi

Keterangan:

Hasil uji aktivitas antibakteri sabun padat kaolin (a) uji 1 (b) uji 2 (c) uji 3

(c)

(a) (b)

Page 116: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI SABUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36715/1/RAMAZA... · The first step, soap were prepared ... laboratorium yang

99

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 25. Gambar Penetrometer