u, · teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai...

63
/cK..( ·. ' ... u, 1 . ,'{2 :- _ 9(>f... c ,, .. LAPORAN PENELITIAN KHARISMA TOKOH PENGUASA INDONESIA r LAMA DAN MASALAH-MASALAHNYA SATU TINJAUAN STRUKTURAL ATAS NASKAH LAMA HIKAYAT ISKANDAR ZULKARNAIN PROYEK PPPT- UGM. TH. 1980/ 1981 No. : 119 DIAJUKAN OLEH - '""" ., "\ Siti Cham amah _ ; , .. 'R. ·· ·· · JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS GADJAH MADA KEPADA LEMBAGA PENELITIAN . UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA ..

Upload: others

Post on 07-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

/cK..( ·. ' ... ~·\ u,1. ,'{2:- _ r~

9(>f... ~ c ,, ..

LAPORAN PENELITIAN

KHARISMA TOKOH PENGUASA INDONESIA r LAMA DAN MASALAH-MASALAHNYA

SATU TINJAUAN STRUKTURAL ATAS NASKAH LAMA HIKAYAT ISKANDAR ZULKARNAIN

PROYEK PPPT- UGM. TH. 1980/ 1981

No. : 119

DIAJUKAN OLEH

~'t~e\) -'""" . , "\ Siti Cham amah ~?,t~atno ~ _ ; , .. ~

'R. Suhar~i ·· ·· ·

JURUSAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

KEPADA

LEMBAGA PENELITIAN . UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

~ ..

Page 2: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

unsur struktur yang akan dianaliais menru~pilkan masalah utamanya, alur yang struktur kis~han-ki.sabanJ serta penokoha

tema yang enunjukkan yang mengung-

kapkan penam~ilan peran serta fungsi tok h-tokohnya. Untuk. menuju kepada persoalannya analisi struktur ini dipcl~ai untuk meneropong pandangan masya onal yang terpantul dalam teks HIZ, Pendekatan struktural demi~ian mempunyai tujuan ut a menuntaskan suatu amata.n terhad13.p na.skah klasik, sat pekerjaan yang diperlukan dal·am menggali kandungan makna sesuatu teks. Kiranya kajian yang demikian terha. ap teka IUZ

belum pernah dilaJmkan. Naka peneli tian ni . diharapkan · dapat menjadi satu usaha ke arah mengisi Jawaban atas kepentingan tersebut,

J

Harapan lebih lanjut adalah nelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan-sumb gan yang kon­krit dalam pembangunan mental bangsa. Se anjutnya ha­sil peneliti an ini tentu saja akan membe i bahan studi sastra ·Indonesia, khususnya sastra lama, yang saat ini masih sangat l angka. Juga penelitian ini kan karya sastra Indonesia sebag~i satu ya sastra dunia. Kegunaan lain yang dapa

aka.I1 me.p. un juk­erwujudan kar­dipetik dari

penelitian ini adalah memberi pengertian yang lebih mendalam tentang sastra Indonesia sebaga perkembangan sastra Nasional. Terakhir dapat disebutk bahwa hasil penelitian ini dapat dipru~ai untuk bahan penyusunan se­jarah kebudayaan Indonesia,

Mengadakan penelitian atas satu nas ah lama pada saat ini masih selalu menghadapi kesulit • Naskah yang berusia tua banyak memunculkan kesukaran Baik pada pembacaannya maupun pada pemahamannya. H 1 ini disebab­kan oleh banyaknya tulisan yang tidak te baca lagi ka­rena rusak, atau adanya kaidah-kaidah - ba asa yang pada saat ini sudah tidak terpakai. Kesulitan lain diakibat­kan oleh munculnya banyak variant pada n skah yang ada.

Page 3: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

- -. , ... ·~ ..

Satu hal yang dapat membantu mengurangi kesukaran ter­sebut adalah memperbandingkan naskah yang ·dipakai se­bagai s~mber data dengan naskah-naskah semacam yang

sempat terjangkau. Hengingat naskah-naskah lain sebagai ba~an pembanding untuk kesempatan yang tersedia hanya didapatkan di museum Jakarta, maka unt_uk peneli tian ini pe~lu diadakan pengkajian . terhadap naskah di museum Pu­sat . Jakarta. Di samping itu bahan yang diperoleh dari buku-buku teks atau hasil penelitian yang pernah dila­'kukan pada umumnya tersimpan di perpustakaan-perpusta-kaan. Maka untuk itu pula perlu diadakan kunjungan ke perpustakaan . tersebut.

NenyaO.ari sepenuhnya atas kebergantungan kepada be­

berapa hal, maka untuk berhasilnya penelitinn ini diper­lukan bantuan dari beberapa pihak. Oleh karenanya wa­j_arlah apabila dalam kesempatan ini disampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya, pertama kali kepada Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Mada yang telah memberikan kesempatan dru1 mengusahakan biaya bagi pene­litian i~. Selanjutnya terimakasih pula disampaikan kepada Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM yang telah

I

memberikan sega~a fasilitasnya. Kemudian rasa terimaka-sih disampaikan kepada Pimpinan Museum Pusat di Jakarta dan Pimpinan Museum Radya Pustaka di Surakarta, serta Pimpinan Peppustakaan-Perpustakaan di Yogyakarta ~au­pun di Jakarta, yang telah berbaik hati menyediakan ban­tuannya, m·emungkinkan pembacaan naskah yang diperlukan, dan yang telah menyediakan kesempatan untuk mengguna­kan pustaka yang diperlukan. Selanjutnya terimakasih dihaturkan kepada Ibu Prof.Dra.st.Baroroh Baried, Guru Besar dalam bidang pengkajian teks-teks klasik, yang te­lah memberikan saran dan bimbingannya untuk ~enulisan ini. Akhirnya ucapan terimakasih sebesar-besarnya disam­paikan kepada semua saja yang telah membantu mewujudkan

I

karya penelitian ini.

Yogyak:arta, 15 Maret 1981 St .. Ch.smamah Soera:tno

R, Suhard~

Page 4: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

INTI SARI v

Studi .terh.adap karya-karya klasik membantu mening­katkan cit.ra dan martabat bangsa. Dalam kandungan isi kary~-l~rya · sastra klasik Indonesia trunpak adanya gam­baran tentang tokoh pembawa kebesaran bangsa yang men­duduki tem-pat yang kh~ Pada umumnya teks-teks klasik menunjuk tokoh tersebut pada diri penguasa negeri yang berkharisma. Idola penguasa negara dalam teks-teks kla­sik pada umumnya mengacu kepada tokoh Iskandar Zulkar­nain ( selajutnya disebut dengan singkatan I.Z). Tradisi IZ secara luas terdapat pada naskah sastra lama HIZ, ialah satu karya sastra lruna yang merupru~an resepsi bangsa Indonesia dahulu atas karya sastra dunia Roman Aleksander yang menampilkan tokoh penguasa, pemimpin negeri, dan raja yang kuat.

Untuk mengungkap ka.ndungan maknanya, HIZ perlu di­

dekati sec~ra literer, dengan metode struktural sebagai landasan teorinya. Terhada~ kajian struktural ini yang

· perlu dianalisis adalah unsur-unsur pendukungnya yang berupa tema serta permasalahannya, alur yang menunjuk­kan stru~t~r kisahan-kisahannya, dan penokohan yang menampilkaJ peran dan fungsi tokoh-tokohnya. Selain itu diungkap juga latar belakang t~rciptanya HIZ.

Dengan c"ara pendekata.n tersebut akan dapat diketa­hui bebera?a hal : 1. Latar belDkang masalah yang melahirkan teks HIZ se­

bagai resepsi bangsa Indonesia dahulu, terhadap kar­ya sast~a dunia Roman Aleksander. ·

2. Masalah utarna yang tan.1pil sebagai tema, ialah bahwa penguasa negeri merupakc:m tokoh pembawa kebesaran

bangsa ; pembawa keberhasilan dan kebahagiaan rakyat~ . .

nya. Oleh karena itu ia ditampilkan sebagai tokoh yang serba besar; yang keserbabisaan itu dimungkin­kan oleh adanya kharisma dari Tuhan.

Page 5: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

3. lV.Iasa1ah utama disajikan o1eh HIZ dengan bei1tuk ki­sah kebesarnn tokoh IZ sebagai raja _be?ar yang ber­hasi1 mengembangkan kekuasaannya ke se1uruh be1ahan bumi, suat~ keberhasi1an meresap kekuasaan semua raja-raja, ditrunpi1kan da1am bentuk kisah perja1an~ an di negeri-neeeri be1ahan bumi barat dan timur.

~-. Untuk me:nunjang: tema, maka struktur penceri taan kisahan-kisahannya menggunakan a1ur 1urus.

5. Di1ihat dari morfo1ogi ceritanya~ kisahan peristiwa " yang dia1ami pada setiap negeri menunjukkan se;rang-

kaian fungsi yang identik.

6. Di1ihat dar:. penokohannya, maka pemberian peran ser­ta fungsi ·kepada tokoh-tokoh pembantu semuanya men­dukung secara penuh penampi1an tokoh utama rz.

7. Khusus penanpi1an tokoh pembantu setia yang bernama Khid1ir menunjukkan peran pernbaw.;t kharisma Tuhan, Dia1ah yang mengantarkan keberhasi1an dan penentu 1angkah rz.

8. Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne­geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me­ngacu kepada tokoh rz.

' 9. Tradisi IZ muncu1 pada teks-teks h:1asik da1am bebe-ra~a judu1 naskah.

10. Teks HIZ memberi keje1asan atas pandangan masyara­kat tradisiona1 tentang konsep seorang pengusaha ne­geri yang ·secara eksplisit terbaca pada rekrunan yang berupa naskah-naskah :K1asik.

11. Dari l\:ajian yang· ada dipero1eh kesan bahwa kharisma, merupak.an penentu keberhasi1an h:upouiupin<m r.-wor;:mg

rtl.jn..

Page 6: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

DAFTAR ISI

Ha1aman PRAlCATA ....... .. ::: .. 1 .. ., (; ~ <& • ., ~ l ; ~~ , " .• - ~ o ... . ~ • • ii

DAFTAR lSI . ~ . o • .~ ., • •••• ·~ • • ~ • • "' " " .. ..~ ., ., a ., Q ~ ;3 , .. ~ =- vii

INTI SARI • "' , "' . . o • o ;, • " o , o o • o • • 9 • • " • • • • • • • ~ • • • • viii

I • . PENGANTAR ... , .... .. .. . .. , , . 1

II. CARA PENELITIAN • . . , . .. . ,, 7

III. TRADISI IZ DALAM DUNIA SASTRA LAMA. . . . . . . .• 9

1. Pemunculan Tradisi IZ da1am Teks-teks Kla-sik. • . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .. . . . . 9

2. HIZ Rangkuman Utuh Tradisi IZ, Herupakan eatu Resepsi atas Roman A1eksander ····· ......... . 15 .

IV.; HIZ SEBAGAI SUHBER TRADISI IZ, ADALAH SATU .-,/ KARYA SASTRA •. . . . . . .. . , , . .... .. .. , . . ... . . ...• o 17

1. Struktur Kisalla:n ............. .. ...... .. ~ ..... .

2. Tema e :~~ •••• • •••••• •~ •· • c. • · • · •·• · • · • •• c.. <~> t- e• 41" •••••

3 •. A1ur f . •• • · • . • · . · 41 ••• • ••••••••••••• 0;;; ... (I <iO u •• ". ,a ~ .

L~. Penokohan . ........... . ... . ............ .. u ••••

V •. HIZ MENURUT PANDANGAN MASYARAKAT TRADISIONAL •• 1. Pandangan Masyarakat Tradisiona1 tentang

18 25

30 34

40

Tokoh Penguasa • • • . . • • . • • • • • • • • • . . . . . . • • . • 40 2~ HIZ pantulan citra masyarakat tradisiona1... 44

VI. KESIMPULAl\f •• . . . .' .. .. . . , . ." ; . . . . . .. . ... .. .. o •• _ • • 49

CATATAN .... 0 0 • " Cl ~ .. .. Q Q " ~ •I • v ~ ~ 6 •• 0 .a " ... 0 0 .. "' ••••

DAFTAR PUSTAKA 1 • ,.. .. • a o • , ~ • '" e o o 1111 • • 1:1 • a .,. .. P :a ~ 'II o • •

*****

52

54

Vii

\

Page 7: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

I. PENGANTAR

,. . . Satu konst~tasi yang menarik adalah bahwa hakekat-- . ~ .

nya identitas suatu bangsa didasarkan atas kebudayaan nasionalnya~) Kebudaya~ nasion.al yang kuat ialah yang ·-berekar pada sejarah bangsa. · H~ka mak:lh kuat pengeta-huan sesuatu bangsa atas sejarahnya mal.;;:in kuat identi-,.

• J . . . ~

tas bangsa terse but., Kebudayaan yang "tak ber.akar pada sejarah hanya akan mengambang, mudah beruba.b, dan dapat hilang. lVlemahami pendapat tersebut terasa satu keperlu­an menggali sejarah, _Tentu saja dalaru. pekerjaan ini pe­nemuan data otentik, ·yang menjadi. buah pikiran nenek moyang akan membe'-rik~· bantuP:n yang besar.

Beruntunglah bangsa ·Indonesia, yang masih menyim­pan rekaman h~sil budaya henek moyangnya, yang telah berabad-abad tiada. Tidak kurang dari 5000 naskah mere~ kam buah pikiran yang menunjuhl~an kandungan isi dan jangkauan geografis yang luas. Keadaan yang menguntung­kan pad-a bangsa Indonesia tersebut baru akan memberikan arti apabila cerita yang terkandung di daiam rekaman­rekaman i tu dapa t di ungka p. Nal~a pastilah us aha cem bong­kar teks-teks tradisional .. di saat bangsa Indonesia se­dang membangun dirinya perlu dilakul~an.

Membaca karya-karya klasik, ternyata diperoleh ke­san adanya gru11baran yang umum pada teks-teks i tu ten­tang seorang tokoh penguasa. Penampilannya sebagai to­koh peru.bawa keberhasilan, dan pemunculan konsepnya yang r;1erata pada teks-teks klasik, terasa menarik untuk meng­kajinya serta mengungkap masalah-masalah yang menjadi i _mplikasinya serta memberikan deskripsi tentang tokoh idola penguasa negeri dahulu. Pengru~atan lebih _jauh me­nunjukkan ·bahwa penampilan tokoh idola pada teks-teks . klasik i tu mengacu kepada satu teks yang bernarJ.a HIZ. Haka wajarlah a:pabila teks tersebut telah sempat mena­rik perhatian banyak pengamat. Penga:matan atas te~s HIZ

1

Page 8: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

2

yang ada ternyat_a baru dalam hal keadaan berm.acam­

macamnya naskah, dalrun. hubungan keasalan cerita, dan dalru~ hal ketenarannya pada masyarru~at lama. Satu kaji~

an yang dihamplmn dapat menggali kandungan makna ·teks secara tuntas belum pernah dilakukan. Haka satu cara

·yang ·diharapkan dapat mencapai tujuan tersebut adalah mengadru~an pen eli tian at as t _eksnya sendiri dengan me­lihatnya sebagai satu struktur.

Kajian demikian <:J.iharapkan dapat bermanfaat untuk beberapa hal :

1. Bahan studi sastra Indonesia, khususnya sastra la­ma, bagi para mahasiswa , pengamat sastra., serta pengrunat sejarah dan kebudayaan bangsa Indonesia~

2. Memperdalam pengertian tentang peranan sastra la­ma sebagai p~letak dasar kesastraan nasional masa kini.

3. Hemperdalam rasa keakuan bangsa yang amat diperlu­kan dal.am pembangunan mental bangsa Indonesia. Seperti telah dikemukakan di depan bahwa peneliti­

an terhadap karya klasik HIZ telah banyak dilru~ukru1. Be­berapa kajian yan[!', pernah dilakukan pertama kali ·dapat

"disebutkan pembicaraan R.J. Wilkinson dala.mHPapers on Nalay Subjects' yang terbi t tahun 19072~ang menyebutkan antara lain bahwa HIZ berasal dari versi Pe:rsi. Nengenai keasalannya dikatakan bahwa HIZ d~perkirakaq 'berasal d~­ri abad 17 H., ialah waktu berkembang dan produk.tifnya sastra Melayu sebagai:mana kelahiran Sejarah Me:tayu, fus­tru1usalatin, dan Tajussalatin yang terjadi pada waktu

i tu juga. R. J. \ivilkinson menyebut pula kepahlawanan IZ, . dikatakannya ia yang mer~pakan pahlawan dunia itti adalah penyebar agama Islam. Dalam menjalankan peranannya ia dibantu oleh pembantu setianya yang bernruna Khidlir.

Pengkajian yang lebih cermat dilakukan oleh P.J. Van Leeuwen dalrun bentuk desertasi yang ditulis pada tahun 1937 dalam judul 11De Alexanderroman Ivlaleische.n

Page 9: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

3

Van Leeuwen dalam disertasinya, setelah mendaftar dan . .

memperbandingkan: semua naskah HIZ yang sempat dijangkau-nya, akhirnya sampai pada kesimpulan yang menyebutkan bahwa HIZ berasal . dari versi Arab. Mengenai ketuaan HIZ dika.tal{an bahwa HI.z :Q.a rus sudah ada, dikenal oleh orang Melayu sebelum saat nenulisan buku Sejarah Melayu (±J612)

me ski pun dari·· .naskah HIZ yang sempat terjangkau diketa­

hui yang te~tua berasal dari tahun 1713 M~ Seperti dike-: t ahui bahwa Se,i a rah IV1elayu memuat cuplikan teks HIZ~

Ka jian berikutnya dilakukan oleh R~O • . Winstedt yang di tulisnya sebagai satu artikel dala:ra J l\1BRAS berjudul

11 The Date, Authorship~ Contents, and Some New MSS of the :Malay Romance ~f Alexander The Great1ll.J) Dalam tulisan tersebut ia menanggapi pendapat P.J. van Leeuwen yang dikemukako.n dalam disertasinya tersebut, ial<;J.h tentang hubungan keasalru1 HIZ. Dika tak.an bahwa pengarang HIZ bu­

kan hanya seorang saja, melainkan bebera:pa, hcmya seo­rang di antaranya, n~~a yang disebut oleh van Leeuwen tersebut. Kesimpulan yang l ai n t entang umur HIZ, yanr; dikatakannya bahwa anabila HIZ harus sudah ada sebelum 1612 (angka tahun seja rah. Helayu)., ternya ta dijumpai Sejarah Nelayu berisi lain yang berasal dari t ahun 1536 yang tidak menyebutken bagian cuplikan HIZ,. Selanjut­nya dikatakan bahwa bagi an Sej a rah Nelayu yang E1 emuat · HIZ terambil dari Bustenussalatin. Di s runping itu Wins­tedt mengemukakan empat naskah HIZ yru1g dimilikinya. Pendapatnya yang menarik ialah pendapa tnya tentang ju ... mlah versi untuk HIZ. Di ka t ak annya bahwa versi HIZ ada dua~ . ialah Sumatra dan 1'1alaya, 1-·J.asing-masing mempunyai

'-

cirinya sendiri.

Penga:mat sastra lama berikutnya adalah c. Hooykaas, dal ara bukunya Over :r-:e.leise Li teratuur5.l 1,1engatal:an bahwa

ia teiah me r'.l!lV.'c hubungan keasalannya berlanjut sampai ke versi Persi.

Page 10: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

Hoo.yka.as melihat juga. dalam teks HIZ pera.nan Khidlir,,

selaku pembantu IZ amat besa.r dan bertinda~ sebagai

penasehatnya. Dalam mingguan Islam po~uler yang bernama Hikmah,

· tahun l952~Bahrum Rangkuti menulis sa.tu artikel ber­sambung sebanyak 14 edisi dengan judul uraian seleng­kapnya tentang 'l1ema Surat al Kahfi, 11Siapakah Zulkar­nain yang disebut dalam surat al Kahfi u ~ dan rrinilah

Zulka.rnain yang disebut dalam surat al Kahfi 11 • Dikata­kan selanjutnya bahwa. cerita Zulkarnain disebut dalam

Kuran pada tempat yang utama di dalam surat al Kahfi ~ Da.lam artikel bersambung itu disebutkan pula bru1wa

kisah-kisah yang ditine;katka.n da.lam Kuran adalah pro­fesi-pro$esi tentang hal-hal yang· bakal datang~ Demi­kian juga~ katanya tentang Zulkarnain . Disitu dilukis­kan jasa-jasa militer seorang perebut yang jaya dan

pengendali pemerintahan di daerah yang luas di bumi

belahan barat dru1 timur . Dato 1 F. Douglas dalam keterangannya yang keluar

lewat JHBRAS bag. I th. 1955 mehyampaikan beberapa ke­terangan yang menarik tentang asal naskah-naskah milik Vvinstedt dalam judul artikelnya. : 11 The Hanuscripts of the Hikayat Iskandar 11 • 7)

Zuber Usman untuk skripsi Bru~aloreat Fakultas Sastra UI yang terbit tahun 1956, dengan judul HHi~ kayat· Iskanda r Zulkarnainn ~ mengamati ketenaran HIZ pada masyarakat Indonesia.8)

Terhadap teks HIZ yang tersim~an di Leiden cod. 1696 Khalid H~ssain tel~h mentraskripsi dan menerbit­kannya pada tahun 1967.7. Transkripsi yang didasarkan

pada microcard tersebut didahului dengan Pengantar _yang berisi keterangan tentang cerita IZ~ kepcY.uler­annya. baik dalam khazanah Melayu~ maupun di luar Hela­

yu. :Selanjutnya dikemukakan informasi tentang pengamat­

an-penga~nat&m yang perna.h dilakukan terhada.p HIZ dan

Page 11: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

' w

5

terhadap cerita rz. lsi pengantar tersebut amat berguna

bagi penelitian cerita IZ. Satu artikel yang menarik yang berjudul IZ sebagai

asal keturunan raja-raja Helayu dalam naskah berisi se­jarah dimuat dalam majalah dua bulanan bahasa dan kesu­

satraan yang diterbitkan oleh Lembaga Bahasa Nasional~

no. 3 tahun 1973. Dengan menunjuk pemunculan cerita Iskandar dalam

Tambo fliinangkabaa~ Pendahuluan Undang-Undang Adat .tvli­

nangkabau, serta karya 1'-'lelayu seperti Se,jarah Helayu,

Hikayat Aceh, dan Bustahussalatin, Edwar Jamaris, _pe­

nulis artike.l mengemukakan bahwa bangsa Nelayu menghu­bungkan kebesa~an raja IZ dengan raja-raja mereka itu tidru~ lain akan mengagung-agungkan dan memuliaken ke-. . du~ukan r~janya. Dalam citanya r)aja Melayu berasal da-

. t . b d . 10 rl ke urunan raJa esar unla.

Kesan yang ;dapat diambil dari uraian te;rsebutada-,

lah bahwa HIZ sebagai satu karya klasik yang direkrun dalam naskah telah didekati dalan1 kehidupannya sebagai

naskah. Dari perbandingan naskah telah dikemukakan naskah yang dipandang yang paling tua, serta jumlah versi yang ada. Dalrun hubungan dengan keasalan cerita didapat pendapat bahwa HIZ berasal dari Arab dan dari Persi.

Mengingat bahwa karya lama menyimpan informasi yang kaya tentang akal budi yang sekarang sudah tidak ada lagi, maka pembongkarannya atas teksnya sendiri runatlah perlu. Hal ini karena dengan cara kerja demi­

kian kandungan makna dapat diperoleh secara tuntas.

Untuk itu rencana penelitiannya dilakukan sebagai berikut :

1. Menyelidiki HIZ dalam dunia sastra lama Indone~ ~ sia dengan tujuan . mengetahui -lebih jauh tentang

HIZ sebagai satu resepsi atas karya sastra d~nia

(

Page 12: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

6

Roman Aleksande~j dan pemunculan tradisi IZ pada teks-teks klasik Indonesia, sert.a· melihat keadaan HIZ sebagai satu naskah lama.

2. Mengungkapkan HIZ sebagai satu ciptaan sastra de­ngan melihat unsur-unsur cerita yang membangunnya sebagai satu struktur. Unsur yang diselidiki meli­

puti :

a. tema dan masalahnya; b. alur yang menunjukkan struktur kisahan-kisahan­

nya; c. penokohan yang menunjukkan peranan tokoh-tokoh

serta fungsi penampilannya dalam cerita;

3. Henyelidiki pandangan masyaral~at tradisional ter­hada~ masalah utama;

4. menyelidiki HIZ sebagai pantulan pandangan masya­rakat tradisional.

--- 0 ---·

..... -

Page 13: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

-II. CARA PENELI'I'IAN

1. ~gh§ll_-:..£.aJ:wn._ Q.S'l)J_.A..te.h'l.l..s..t. Dalam penelitian ini diperlukan

a. naskc:-h HIZ yang berupa mikro film~ diambil dari koleksi naskah di Paris, Hal-l?ol.no. 101 dipa.kai sebagai sumber data;ll)

b. buku- bulm teks mengenai karya-karya sastra tra­disional; dan buku teks serta makalah hasil pene­litian yanG bersangkutan. Bahan-bahan tersebut merupak.an data penjelas penelitian.

c. Kertas HVS bergaris dan palos, kertas ketik, ker­tas kartu untuk mencatat transkripsi naskah dan data-data penelitiani

d. buku-buku tulis, nota, batu baterei; e. alat pembaca mikro film yang berupa micro reader

yang dijalankan dengan batu baterei; f. foto copy untuk data-data penelitian; g. kertas duplikator dan sheet untuk keperluan la-

::>Oran.

2. if alq_n_.J_:~?..P.-...§.1.~ t:!,..a~

a. Karena naskah masih berupa mikro film maka te!le­bih dahulu membuat transkripsinya.

b. Hencatat data...,.data dari teks yang menjadi sumber data.

c. Hembaca dan mencatat data dari teks naskah-naskah lain serta data-data buku teks yang bersangkutan .•

d. lV.Iengadakan perjalanan ke Museum Pusat Jakarta, Nuseum Radya Pustalra, unt,uk membaca naskah-naskah yang mengandung penyebutan data; dan perjalanan ke perpustakaan-perpustaltaan untuk memperoleh data-data pembantu yang diperlukan.

7 .

Page 14: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

n . 0

a. Membuat transkripsi terhadap naskah yang menjadi sumber data

b. Mencatat dan mengumpulkan data c. Mengola.h data d. Mengelompokkan data yang sejenis, struktur yang

sejalan, gejala yang bersifa.t um.um, memisahkan hal-hal yang bersifat istimewa untuk kemudian di­pelajari secara khusus

e. Henyusun hasil pengkajian atas bab-bab masalah yang mendukung pokok penelitian

f. Membuat penyimpulan atas _data-data yang telah tersusun.

g. Henyusun sebuah laporan hasil penelitian secara meny ell uruh.

Pada dasarnya ejaan yang dipergunakan dalam pe­neli tian ini mengikuti pedonian .·d.alam EYD. Transkrip­si dan kutipan dari . naskah-naskah lain atau buku teks yang menggunakan ejaan lama akan disesuaikan dengan EYD.

Penunjukan kutipan dengan jalan mencantumkan nomor, yang menunjuk kepada pustaka yang terdaftar pada bagian bela~ang makalah.

Penunjukan kutipan yang dianbil dari sesuatu naskah dilc,kukan dengan jalan ::wncnntu:.:1kan n0[10r ha­laL1Rn naskah yang dikutip disertai huruf singkatan dari kata 11halnBan 11 ialah huruf tvhrt. Misalnya : (h. ~-67); artinya kutipan i tu dia.rubil dari na skah yang

telah disebut sebelm:Inya, terdapat pada hala.aan 467.

_..,._ 0 -----

Page 15: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

:;:JI . TRADISI IZ DALAI':I DUNIA SASTR..!\. LANA

1. · pemun~~g_:J_~@ .'!'.mr;l:t_§d.. I~ d§l..W4 Tek9-Te~ J.D,R.E?)...k

Naskah sastra lama yang diperkirekan berjumlah 5000 buah yru1g tersimpan di berbagai museum dan perpus­tru~aan meliputi 800 judul nas~ah, dengan pengelompokan sebagai cerita dongeng, legende Islrun, riwayat, atau karangan bersejarah, kitab undang-undang, ajaran a gama, dan aneka ragam judul.lZDi antara cakupan isi ·yang luas itu terlintas kesan bahwa naskah yang ada dalam kelom­pok karya sejarah, serta kitab undang-undang lebih ba­nyak mengungkapkan adat dan tata kema.syarakatp,n yang a­da ] ada waktu dahulu~- Dalam na1:!kah-naskah tersebut dapat dibaca penampilan peran raja sebagai penguasa yang hebat, besar, dan berkuasa. Pada umumnya penunjukan kehebatan raja tersebut mengacu kepada tokoh yang bernama IZ. Ke7

sehatan dan keampuhan raja IZ seolah-olah menjadi idola penguasa-penguasa tradisional ~ lVIereka me rasa keturunan raja IZ.

Hal tersebut kiranya telah 1:renarik perhatian bebe­rapa pengamat. Di antara pengamat menilai bahwa sikap mengan~ dirinya keturunan raja besar IZ tersebut adalah karena mereka akan menimba kebesaran tokoh besar dunia 13) tersebut. Pendapat lain mengatakan bahwa bangsa Nelayu menarik garis keturunannya kepada IZ adalah untuk keper­luan legalisasi kekuasaannya yang semata-mata disesuai­kan dengan kebutuhan negeri waktu itu, dan bukan karena akan menimba kebesaran raja rz.l4)

Apa pun motifnya, kenyataan itu menunjukkan bahwa bangsa Indonesia de~ulu menilai raja IZ raja yang besar, yang dapat memancarkan kekuatannya ke segenap penjuru

dunia, ialah gambaran seorang penguasa sempurna. Beri­ta tentang penilaian, }:iandangan 2 d!Ail anggapan terhadap IZ sebagai raja yang hebat tersebut tampak secara luas

9

Page 16: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

10

pada :te-ks- t el{S scjarah dan kita b undm1g .... ui:l dang, i alah

te'k.s-tel~s · y<;l.ng .men a.m1Jilk an n eran beso.r seorang raja. Bebera.pa teks kiranya dapat tJ.enunjukkan data-data i tu .•

. Dalam teks sejarah yan? dianggap terpenting kare­o.a memberikan gambaran tentang masyarakat lama, serta suasana istana raja, ·adalah sej arah Helayu. Dih:atakan bahwa sejarah Helayu da-pat dipakai untuk menyusun se­jarah k emasyarakatan masyarakat tradisionaf.5) Dalam se­jarah Melayu disebutkan bahwa raja~raja Melayu adala.h

keturuna?. raja IZ, sepe:r:'t~ terbac a pada kutipan berikut: Haka menyahut seorang di dalam tiga i tu : 11 Aclapun nama kami dan bangsa kami bukannya dari pada bang­sa jin dan peri. Bahwa kami ini, bangsa manusia; asal k ami dari pa da anak cucu raja Iskandar Zulkar­nain, nisab kami dari pada raja Nusirwan raja ma- · syrik dan magJrrrib, dan pancar kami dari pad.a r a ja Sulaiman 1 alaihi 1 s sal am; dan nar.ua raja ini Bici tram Syah, , •• n 16)

Darita lain menyebutkan tentang raja Aceh sbb : Kat a yang berceri ta : 11Adapun seri Sultan Perkasa Alam Johan berdaulat itu dari pada uihro~ asal nasab baginda raja yang mendapat puteri anak baludari . yang berdarah Y;JUtih yang r a ja keinderaan itu turun­t emurml .d§.r i ~~Jada nasab d8Jl bangaa ra ja I sk<..:.nda r Zulkarnain; dan dari pada nasab dan bangsa yang da- · ri pada puteri baludari yang berdar~h putih yang raja keinderaan dari pada nasab dan bangsa Naha Bisnu yang raja-raja di kei nderaan. ; •• 17) -

Suatu peristiwa yang disebutkan dalam Dustanus­salatiJ.8)mengisahkan Sultan Iskandar Thani datang dari Pahang ke Aceh. Waktu itu keda tangannya diteri ma oleh

Sultan Iskandar Huda • ••• Tatkala itu, umur bae;inda (Sultan Iskandar Than:i) tujuh tahun. Demi ditilik raja Iskandar f.luda akan Sultan ~laudin Hughayat Syah, maka kelihatanlah ca­haya segala kebahagiaan pada mukanya dan segala si­fat yang ti:ada terperi kepujiannya. Halta diketahui raja Iskandar Muda adalah dengan ilmu firasatnya, bahwasanya ialah raja Diraja yang turun temurun,. Dan ialah yang termasyur namanya :pada segala alam dan ialah anak cucu raja Iskandar Zulkarna:Ln ~ Malta seharusnyalah ia lah kuambil akan anald~u.

Page 17: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

11

Batu- naskah sejarah · bagi ra,ja-raja lVIinangkabau .

menyebutkan bahwa IZ adala h yang menurunkan ra,ja-raja

£-liinangkabau. Da1am ta .. mbo itu disebutkan bahwa IZ ada~

1ah anal~ ade .. m ya11 g bungsu, · hasi1 perkawinannya dengan

seorang biile .. dari dari sorga. l\: eturunan putera tersebut

ada1ah Butnn Sri Naharaja A1if yang jadi raja di Be­

nua Hum$ Sutan .Sri Haharaja Depang yang menjadi raja'

di. Benua Cina 1 dan yang bungsu Buta..n Haharaja Diraja,

ialah raja di pu1au Perea dengan ;Jusat pe111erintahanny a

di Pagar uyung, Ninangkabau.19)

Panyebu tan yang sama di jull~pai pada asal-usu1 Bang- r

kahu1u2°) y:;tng menyebutkan bahwa raja-raja di Sumatra

berasal dari IZ. Dikatakan bahwa IZ mempunyai 3 orang

anak; yang tertua ada1ah raja -~lif yang menjadi raja

di negeri Rum, yang l~edua Sri I'·Iaharaja Depang 1 yang

menjadi raja di benua Cina, yan ?;; ketigEl. Sri Haharaja

Diraja yang menjadi raJa di pulo..u Sumatra .

Pada tel-ts-teks yang mengisahkan raja-raja Danjar,2l )

Iskandar r..ru.ncul sebaf~ai salah satu nenek moyan g raja

Banjar Surya.nata. IZ ada da1am gari s ayah, karepa .. ia

tampil setap,ai pemuncule..n mertuanya yang dianggap Ba­

tara Bisnv, DikataJ:~an bahvva IZ ada1ah raja yang terbe­

sar di qu:r:ia,

Apabi1a d.s.1a.m Ihkayat Banjar Iskandar muncul sebagai

penurun r.s.ja-raja Banjar dari ga ris ayah, m2-k:a tokoh

pembantu setia dalam HIZ, ia1ah Khidlir, berlJeran seba­

gai orang yang menurvnkan raja Banjar Suryanata dari

garis ibu, Meski11un pemunculan IZ dalam Hikayat Banjar

menunjul~an corak peran y~g berbeda dengan keterru1gan

yang terdahulu, namun motifasi :9ena.mpi1annya sama, ia-

1ah bahwa IZ sebaga:L penurun raja~raj a yang mene;antongi

keluarbiasaan· dan kei.stimewaan yang diperlukan bagi se­

orang penguasa. Untuk 4jelasnya pemunculan IZ da1am Hi­

kayat Banjar dapat dilihat pada gambar silsilah raja­

raja Ban.jar y&'1g mencantumkan tokoh IZ daiam garis ayah I

dan 'Khidlir dalE'..m garis ibu, sebagai terlihut da lar;.1 garn-22)

bar berikut

)

Page 18: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

Batara Bisnu (heaven)

I Dewi Ratna Kasuma=Radja

i Siamese ·twins

(incarnated on ea~s

:~- -~ if./ I

Bangbang Patmaraga (associated with the sea; when murdered

t aken care of· by

Ba tara Gangga)

U...t'\t't' --~ ~~~eran SurJawangsa

Page 19: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

13

Teks-teks lama yang berisi unda.."Ylg-undang menyebut­

kan jU [~e. peran IZ se bag~i penurun raj a-raj a Melayu dan pembuat undang~undang yang berlaku w~rtu itu. Hal ini dapat dibaca misalnya pada undang-undang Helayu, yang rnenyebutkan bahwa undang-undang yang disebut di situ berasal dari IZ. Demikian pulalah yang terdapat pada Undang-undang }·Iinangkabau IV l"il . 715. . Dalarn Undang­Undang Halaka2.3) dis.ebutkan bahwa undang-undang i tu ber­

asal dari jaman IZ. Kuti,an berikut yang diambil dari edisi Liaw Yock- Fang bagi disertasinya yan{!: mengambil

dasar kajian Undang-undan g Nalaka, .aka.Im .menjelaskan keteranean di atas :

Adapun ketahuilah olehmu sekalian akan :adat ini turun temurun dari pada zaman Sultan Iskandar Zul karnain , yang memerintahkan segala manusia da­tang kepada zaman puteranya~ Sultan Iskandar Syah, ialah raja yang pertama menyusup ke Nalaka, ialah yang bergelar Sultan Hahmud Syah zill\lllah fi 1 l 1 alam ••• Jan gkauan tradisi IZ sampai juga di Jawa, meski­

pun tidak sepopuler seperti dalarn sastra daerah seberang. Pada o.mD.tannya terhadap Serat Baron Sekender, Pigeaud24)

mengatru~an bahwa satu di antara tiga unsur 9enyusun se­rat Baron Sekender tersebut adalah cerita Aleksander yang A8ung atau Iskandar Zulkarnain,

Page 20: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

14

Se1anjutnya Pit;eaud nienje1askan bahwa mesk.i:pun :penye­

butan tradisi IZ da1am Serat Baron Sekender dengan

yang ada da.l.a;jl Sejarah Me1a yu tidal~ sama betu1, namun

penyebutan keci~anya menunjukkan adanya persamaan, ialah

bahwa ke~uany~ cengandung sifat yru1g seo1ah-o1ah ber­

sifat historis; dan penyebutan keduanya dihubungkan de­

ngan pencerita3n kerajaan Y0n ~ ada di Indonesia ini

ia1ah Hatar~m :ian Ma1aka. · Se:perti diketa.hui bahwa

teij:s sastra y&"'l g mengungkapkan tradisi Iskandar pada

sastra Jawa te:riiapat da1am bentuk tembang (:puisi) 2

tertu1is paca tahun 1717 AJ. ~ 1790 AD di kraton Sura­

karta. Sebaga:.. ;>enciptanya, . 1kang ayasa 1 , ·adalah Ratu

Pakubuwana. Sel~in itu masih ada terbitan lain yang

ke1uar pada ta'1.·.ln l93Z. 25)

Dari bac.s~ terhadap teks-teks tersebut dapat ·di ··

ketahui belrwa .kebesaran raja, d.sm g2..mbaran tentang ra­

ja-idaman, ke~emuanya mengacu kepada tokoh IZ, Kiranya

kesan ini dapEt cocok dengan penyebutan secara eksp1i­

sit tentang s ;iarat yang dituntut untuk :penguasa negeri

yang menjadi raja • . Penye bu tan kri teria mengenai raja­

raja tradisi or:.al terdapat pada naskah yang berjudu1

Adat Raja-r~ja ~-1elayu. Kutipan sebagian dari "Qenyebut­

an tersebut darat diikuti di bawah ini :

:Syarat-s::-Erat menjadi raja ••• Sebernwlc;:o. adapun murad dari pada raj a-raja i tu yai tu se:oerti Raja Su1aiman a .• s dan raja. Iska.I).~ dar Zulk~rnain dan tirU··meniru o1eh segala raja yang a.sa::_~usu-1... lagi bangsawan i tu di atas seka-1ian roonj~di raja. Bermu1a diketahui olehmu, a­da1ah raja itu •·•

Page 21: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

15

2. kJl.~, J'~9'}1£kuma.n. !lJ uh E~~iif),i . .LZ., m.e~r.~.n?.l.s..~A .§.§.i~ :£.~.­

.9.?-U.~=i:. g:t;;a£?. flO.b'YJ.®. ALekE?..BAd..§.r

Se ;Jerti tel ah di teran eke..11 di depan bahwa tra disi

I Z terangkum secara utuh dalam. karya kla sik IUZ. Da ri

penelitian yang :pernah dilalwkan menunjukkan bahwa IZ

a da l a h nama tokoh pahla wru1 dunia yang k ebesa rannya

dapat diliha t dari cerita-cerita yang moi~1beritakan

p enakluk annya ke seluruh d.unia. IIasil nenelitian ter­

sebut me1~yebutkan bahwa h akekatnya HIZ adalal; pemun­

culan tradisi Iska ndar Zulkarnain dal a:u1 dunia sastra

kla sik Indonesia. Tra disi IZ da l am caku:9an dunia seca~·

ra populer dikena l dengan tra disi Aleksru1der yan .r£ di~

jumpai l)emunculannya secara utuh cla lam l<o:man Aleksan­

der,

r:Cokoh utama yan g di t aL..19ilkan dala m Romru1 Aleksan~

der a dalah Aleksander~ seora ng manusia sejarah yan8

hidup kira-kira pada .3 56 ~ 323 Sl'1f.7) Disebutkan bahwa

Aleksander, seba ga i manusia sejarah, adalah anak Phi --:­

llip II dengan Olympias yang pada 336 ·· 3 27 SN r.Jewarisi

tahta ayahnya di :Macedonia. Sebagai raja Hacedonia

yang kuat ia telah berhasil menyebarkan paham Helle­

nisme ke luar HacedoniaJ s ampai ke Iviesir dfuJ. Persi.

Kiranya kebesaran Aleksander telah melahirkan

legende-legende di selJutar kehidu"Dannya. Pa da abad 2

a 3 SN seorang :penulis berkebangsaan Yunani j\tfesir, te·~

lah mengu:!1_9Ulkan legende~legende i tu dan menyusunnya

menjadi satu cerita yanz kemudian dikenal seba~ai

karya Pseudo Callisthenesf8) ICarya yan r:s semula h cm y a berupa ku.mpulan legende­

leg ende itu kemudian banyak diminati. Hal ini terbuk­

ti dengan penterjemahannya yang telah berkali- kali di­

l akukan ke da lam bebera-:;:J a bahasa. Terjema han pertama

ke dalam bahasa Latin. p ada. aba.d 3 r1 oleh Julius Va­

lerius den gal1 judul "Des Gestae Alexander Na gni 11 • 29)

Page 22: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

16

Pemunculan lain dari Roman Aleksander terdap~t pada bahasa-bahasa Perancis Kuno, Belanda, Sepanyol, Inggris, P_erancis Modern, Itali, Ibrani; Arab, Siamj. Hindu stan, Mongol dan bah as a-bah as a di Nus·an tara/0 ) ·

Apabila pengarang berkebangsaan Mesir Yunani me­nyebut Aleksander sebagai anak Nectanebo. raja Nesir yang terakhir sebelum Ptolemeus, maka di Persi Iskan­dar dipandang sebagai salah satu raja dalam deretan raja-raja Persi. Demikian juga bangsa Indonesia dahu­lu telah menar~k garis keturunannya ke atas sampai kepada raja IZ- atau Aleksander tersebut. Maka tidak mengherankan apabila ada yang berpendapat bahwa seti­ap bangsa memandang penguasa Macedonia itu sebagai to~ohnya sendiri, pahlawan bangsanya. Tentu saja lu­kisan penampilru1nya sebagai tokoh sesuatu ban5sa di­latarl~elakangi oleh pandangan dan konsep berpildr ma­syarakat yans melahirkannya. Dengan demikian nilai satu karya sastra semacam HIZ, ialah karya sastra da­ri sumber yang sama, nilainya sebagai karya sastra ada pada pemunculannya dalam dunia sastranya sendiri.

Penampilan· Aleksander dalam roman pengembaraan itu telah mengundang banyak penelitian pada bahasa

pendukungnya. Nisalnya seperti yang dilakukan oleh P... Heyer pada tahun 1886 yang menulis hasil peneliti­annya i tu dengan judul 11Alexandre le Grand dans la literature Francaise. 3l)

Page 23: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

IV. HIZ SEBAGAI SUMBER THADISI IZ ADA­LAB SATU KARYA SASTEA.

HIZ, sebagai pemunculan karya sastra dunia Roman Aleksander~ nilai sastranya ada pada dun~1 sastranya sendiri," ialah sastra lama Indonesia.

lVIasalah penilaian sua tu karya sastra berkai tan dengan pemahaman terhadap karya sastra itu sendiri. Pemahaman yang pertama-tama diperoleh bersumber. pa­

da karya sastrru1ya sendiri. Tentu saja hal ini tidak berarti mengesampingkan faktor-faktor luar yang dike­tahui .oleh pengamat.

Satu cara .Pendekntan yang menuntaskan pengamatan sesuatu karya sastra akan banyak membantu dalam pe­kerjaan ini. Metode ini bertitik tolak pada satu kon­sepsi bahwa sebuah karya sastra adalah sebuah struk­tur yang keta.t padu. Sebagai satu struktur, satu sis­tern, karya sastra mempunyai ciri adanya ketergantung­an antara .unsur-unsurnya.32)

Mendekati satu karya sastra dapat berarti me­mandangnya sebagai satu sistem, dan selanjutnya meng­ungkapkan hubungan antara unsur-unsur yang membentuk­nya sebagai satu kesatuan sistem.33) Dengan kata lain karya sastra itu akan dilukiskan menurut unsur-unsur pendUliungnya, dengan menunjukkan hubungan antar'· un­sur-unsurnya yang ada, dan hubungan yru1g ada· antara unsur dengan_ keseluruhannya~4)

Demikianlah HIZ pada pembicaraan ini akan dibaca sebagai satu karya sastra. Sebagai satu karya sastra HIZ mengandung banyak unsur. Di antara unsur strw~­tur. yang amat penting adalah tema, alur, dan penokoh­~.35)Berpangkal dari pendapat itulah analisis HIZ sebagai satu struktur sastra akan membatasi diri pada ketiga unsur tersebut. Berturut-turut akan dikemuka-

17

Page 24: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

18

kan struktur kis~han yang ditempatkan pada permulaan pembicaraan deng3n maksud untuk membekali pembicara~ an atas unsur struktur yang lain, kemudian tema dan masalahnya, dan terakhir penokohannya •

. 1·

HIZ yang me~jadi sumber data dalam penelitian i­ni merupakah nas~ah ' yang besar, termuat ~alam 908 ha­laman. Teks dimulai dengan kisa.h Adam ketika diper­tunjukkan Tuhan 3kan calon keturunannya. Disebutkan bahwa kelak ada ~eturunannya yang bernama IZ sebagai raja besar terbes ar kedua sesudah raja Sulaiman.

Kisah berla~jut dengan kisah pernenekan Iskandar. Di sini disebut~3.n nenek moyang IZ yang berpangkal pada riwayat raj:;~.:... raja di Babil. Kisah pernenekannya berlanjut kepada. datuknya 11 ialah raja Dahman. Karena agamanya mengiji~kan perkawinan antara ayah dan fu!ak wanitanya, maka Bahman mengawini puteranya sendiri yang bernama Puteri Humani. Perkawinan tersebut mem­buahkan sebrang =mak laki~lald. yang lahir sesudah a­yahnya meninggal. Sebelum meninggal ia telah berwasi­at agar anak yang masih dalam kendungan isterinya itu

. . setelah lahir ditabalkan sebagai penggantinya. Semen-tara itu ibunyalah yang menjabat raja .atas nama anak yang dikandungn:f9 .•

Dalam jabat=mnya sebagai raja, Puteri Humani me­rasakan nikmat dsngan jabatan yang dipangkunya itu. Maka ia berkehen:iak menjabatnya untuk selama-lamanya. Untuk memenuhi ~2hendaknya itu ia harus melenyapkan anak yang akan dilahirkan. Atas saran inangnya anak yang telah dilahirkan itu dibawa pergi dari istana. Oleh Puteri Hu~Lii anak tersebut disuruh menghanyut­kan di sungai.

Page 25: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

19

Ia sendiri kemudian inengumumkan bahwa anak yang dila­hirkan adalah seorang wanita dan meninggal waktu dila­hirkan. ~~eidak lama kemudian anak yang dihanyutkan dan dibekali beberapa harta benda itu, ditemukan oleh se­orang tukang cuci. Selanjutnya anak dipelihara dan di­beri nama Darab. Setelah besar, atas kemauannya sendi­ri, Darab masuk menjadi anggota ~asukan kerajaan Pute~ ri· Humani. · Ia menunjukk.an kebolehannya sebagai pahla­wan, tiada taranya pada waktu itu. Ketika dikirim un­tuk menghada_pi tentara Rum, terjadi suatu peristiwa yang mengherankan, ialcl1 terdengarnya s~ara yru1g tidak dikenal asalnya, yang muncul di atas tempat p"enginap­an Darab~ Suara itu menyebutkan bahwa orang yang di da­lam penginapan itu (: maksudnya Darab) adalah ayah se­orang yang di besarkan Tuhan karena menguasai segenap bumi, baik bumi di barat maupun di timur, Keluarbiasa~ an Darab sebagai pasukan mengagumkan semua pejabat is­tana. Sang ratu, Puteri Humani, menyru~sikan sendiri kehebatannya. Atas hasil ·) enyelidikan perdana menteri-. nya akhirnya diketfu~Ui bahwa Darab adalah puteranya sendiri 1 anak yang waktu masih bayi dihanyu tkan di sungai. Nengetahui keadaan Darab yang sebenarnya, ma­ka Puteri Humani mengangkat Darab sebagai raja» dan mengakui semua perbuatan jahatnya yang telah lalu. Dengan demikian Darab menjadi raja besar, terbesar da­ri yang ada karena raja saingan (dari Rum) telah di­taklukannya.

Tersebutlah Darab sebagai raja besar, waktu itu raja Rum yang bernama Kilas bermal...:sud menyerang Bn.lk (nama lain dari Babil) tetapi tidak disetujui oleh wa­zirnya, bahl-tan wazir tersebut menganjurkan untuk me­nyatakan persahabatannya kepada raja Babil~ Terjadilah persahabatan itu, persahabatan yang -diperkuat dengan perkawinan raja Darab dengan puteri raja Kilas yang bernama Puteri Safiya Arkaya.

Page 26: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

20

Perkawinan hanya berlangsung satu malam karena puteri

tersebut b~rpenyak1t bau busuk mulut. Meskipun perka­winan hanya berumur satu malam namun Darab sempat me­nurunkan benih seorang tokoh pahlawan yang disebutkan oleh suara ajaib dahulutkepada puteri fillm tersebut. Setelah penyakitnya disembuhkru1 puteri- tersebut kemudi­an dikemb'alikan kepada ayahnya. Kepulangan puteri de­ngan mengandung benih keturunan Darab tersebut tidak diketahui oleh Darab sendiri. Kilas yang mendengar bah­wa puterinya telah hamil dengan Darab merasa senang dan menyambut kelahiran anak. tersebut dengan pengak.u- · annya sebagai puteranya sendiri. Anak yang C!.iakui seba­gai anak Ifil·as, raja Rum, itu k'emudian diberi nama Iskan­dar, kata yang diambil dari nama daun Y.ang menyembuh­kan penyakit ibunya. Iskandar kemudian dididik dengan asuhan nenek dan gurunya yang bernama Aristoteles, se­orang guru yang bijaksana dan pandai. Pada pihak Darab,

sepeninggal puter~ Rum, Darab kaWin lagi mengavvini pu­teri perdana menterinya. Isteri yang kedua tersebut bernama Su4agan. Dari perkawinan itu l ahirlah anaknya

. . yang kedua, ·yang diberi nama Dara. Maka praktis Dara adalah pengganti Darab.

Iskandar yang mengfaptikan tahta nenek, raja Ki­las, tidak lagi merasa taklukan kerajaan lain (ialah Babil). Haka ketika menerima tagj_han upeti dari Dara ia menjawabnya dengan tantangan perang. Tantangan pe­rang yang ditanggapi secara bersemangat dari Dara mem­bawa kekalahan ·pada pihak Dara. Dengan demikian Iskan­dar menjadi penguasa yang terbesar, karena telah menak.­lultkan penguasa terbesar waktu itu.

Iskandar menjadi Raja Rum, raja yang terbesar wal~­tu itu. Kebesarannya membuat Iskandar mabuk. Disebut­kan bahwa syaitan telah datang menggodanya. Gurunya

sendiri, Aristoteles tidak lagi d~dengar peringatan­nya.

Page 27: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

21

Kemurtadan Iskandar sebagai seorang raja telah memun­

cak, menyebabkan Tuhan mengirim tokoh pengingat ' ·· pe­nyelamat dari bencana kelengahan dan kemurtadan terse~ but. Pada mulanya Iskandar tidak mau menerima peri­

ngatan Khidlir, utusan Tuh?Jl tersebut •. ·Naka dengan ke­luarbiasaan dan keistimewaan yang d~anugerahkan Tuhan kepada Khidlir, akhirnya Khidlir dapat mengembalikan Iskandar kepada jalan yang benar. Ia bertekad menjadi muslim yang baik, bahkan ia berhas.rat mengislamkan semua penduduk negeri. H.asrat tersebut segera dilaksa­nak.an dengan :memulai perjalanan pengislaman. Sebelum perjalanannya dimulai, Iskanda~ te~lebih dahulu menda­tangi gurunya, Aristoteles, untuk memohon restu. Untuk perjalanannya itu sang guru membekali seorang ternan, yang bernama Nakfanus, dan benda-benda berkekuatan ma­gis, yang berupa cincin yang berkhasiat menunjukkan racun pada makanannya dan patung kecil yang dapat meng­hilangkan lalat. Dengan bel-tal yang telah di tangan ter­sebut Iskandar memulai perjalanannya dengan ditemani oleh pembantu setianya yang bernama Khidlir, dan sea­rang ternan, pemberian gurunya (ialah Nakfanus). Da-lam perjalanan awal tersebut muncullah rasa iri teman tersebut melihat IZ mempunyai nasib yang baik. Ia ber­maksud membunuhnya dengan menaruh pada makanannya ra­cun. Dengan cincin bekal dari Aristoteles akhirnya racun terse~ut ketahuan. Nakfanus sendiri ru-thirnya di­ketahui sebagai panaruhnya' kemudian dibunuh .•

,

Kontingen IZ pertama menclatangi penguasa yang ada di Rum al Akbar yang bernama BilmasasHakim. Kiranya ·

B:iJ.ma sasHakim adalah tokoh yang berakidah sama dengan IZ, dan dia telah terlebih dahulu .diberitahu oleh Aristo.teles tentang berita kedatangan IZ lewat surat. Haka kedatangan IZ di tempat i tu disambut dengan bail-t, bahkan diberi persembahan~persembahan yang berkhasiat

besar.

Page 28: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

22

Selanjutnya Bilmascs sendiri dengan teman-temannya lalu . .

menggabungkan diri dengan pasukan IZ, ikut menjelajahi bumi mensukseskan tuju&~ IZ.

Tujuan berikutnya adalah Andalus. Derita kedatang­an IZ sudah terdengar di seluruh Andalus. Rajanya yang bernama raja Ni 1mat mengirim utusan untuk mencari beri­ta. Sebelum IZ . menyampaikan ·maksudnya raja tersebut te­lah mengirim persembahan. IZ tidak mau menerima persem­bahan tersebut sebelum tahu bahwa maksud 'kedatangannya di te~pat itu diterima oleh raja Ni 1mat. Ternyata raja Andalus sudah Islam, sehingga dapat di~etahui bahwa pekerjaannya di Andalus tidak mengalami kesulitan. Keberhasilannya di Andalus menjadi barometer keberha- ·. silannya di t empat-tempat berikutnya. Selanjutnya raja Ni 1 mat dengan hulubalang yang gagah-gagah mengikuti perjalanan IZ. Ikut sertanya komponen dari Andalus ter­sebut cukup menggetarkan lawan-lawru1 IZ.

Dalam perjalanaD berikutnya pasukan IZ harus me­nyeberangi laut. Di tengah jalan IZ bertemu dengan se­orang tua yang memberi keterangan tentang keadaan laut. Keterangannya berguna untuk dapat sampai ke seberang. IZ kemudian IJienyuT'u'h membuat jembatan. Sesampai 'di da­ratan rombongan oelihat tentara berkulit hitam yang banyak yang dikepe~ai oleh seorang muda yang · kelak di­kenal bernama Azmu. Kiranya tentara hitam tersebut a­dalah tentara -Habsyi. Dalam menghadapi kaum Habsyi, Khidlir berperan sebagai pelopor, perintis jalan~ dan pelaksana kerja IZ, Kaum Habsyi yang terdiri dari J.~

kau:m dan dikepalai oleh 4 raja dengan . suse.h pe.yah akhir­nya dapat ditaklukkan. Kemampuan Khidlir menaklukkan mereka dengan keistimewaan dan anugerah kekuatan dan · keluarbiasaan dari Tuhan. Beberapa peristiwa yang penting .yang menghancurkan mental mereka ialah (i) kemampuan Khidlir menggunakan dan mengerti segala ba-

Page 29: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

23

hasa;. (ii) kemamptiannya melepaskan diri dari penahanan mereka di sebuah pulau, (iii) kemampuannya melemahkan kekuatan berhala mereka da~ (~v) kemmnpuannya mengemba­likan l ·emparan senjata lawan kepada pelemparnya sendi­ri. Haka kunjungan di Habsyi berEtkhir dengan penyerah­an diri semua penguasa Habsyi. Sebagaimana juga raja Niimat dan pembesar-pembesar negerinya maka raja-raja Habsyi dengan hulu balang yang kuat-kuat pun kemudian meng.gabungkan diri pada kon tingon rz.

Dalam perjalanan berikutnya IZ 'bertemu dengan ten­tara se·mut yang am.at banyak. Nelihat binatang i tu IZ terkejut dan menanyakan kepada Khidlir cara melaluinya. Atas penjelasan Khidlir tersebut kontingen dapat mela~ lui tempat itu dengan tiada halangan. Tidak lama kemu­dian kontin~en menjumpai menu~ia yang berkendaraan a­neh yang kemudian dikenal bernama Fatah. -Atas keterang­an Fatah IZ tahu nama rajanya i al ah Radliah, agamanya menyembah bint ~.~n:_:: zuhal, dan kaumnya terdiri dari 3 jenis. Sebenarnya raja tersebut sudah Islam oleh jin. Karena rakyatnya belum mau mengikuti ajaran Islam ter­sebut, ia menyembunyikan keislamannya. Namun dengan ke­datangan Khidlir akhirnya rakyatnya mau masuk Islam. Seperti peristiwa yang su<;lah di tempat itu: pun raja denga:n pasuk.an yang gagah kemudian menggabun,gkan· diri kepada kontingen IZ, dan menjadi kekuatan ye.ng besar bagi penaklukan IZ beriku tnya.

Perjalanan berikutnya ke Jabalsa. Di tengah jalan ltontingen IZ menjumpai seorang tua yang tinggal di b.ahligai raja Sulaim<:m. IZ bersama dengan Khidlir ber­temu dengan seorang pendeta yang mengatakan bahwa ki~ sahnya ~udah termuat dalam kitab sucinya. Terhadap raja Jabal sa yang bernama Raja A bud, Khidlir di beri tugas mengislan~an. Perjalanan pengislaman Khidlir di­permudah oleh Peran Azhan tokoh menteri utama Abud.

Page 30: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

24

Dengan bantuan Azhan Khidlir mengetahui keadaan keraja­

an ·Jabalsa, dan Khidlir dapat memberi informasi ten­tang kebesaran raja IZ kepada raj a Abud. Di negeri i~

ni pun Khidlir menunjukkan keluarbiasaannya dengan

anugerah pertolongan dari Tuhan. Maka negeri yang keli~

hatan besar dan kuat itu pun kemudian kalah oleh Khi­

dlir. Selanjutnya mengakui dan menerima seruan fz. Se­

perti biasanya perjalanan d~ t _empat itu di.akhiri de­

ngan penggabungan diri penguasa setempatt waktu itu sudah berganti : ialah Azhan; karena Abud gugur dalam peperangan, beserta pasukan yang kuat-kuat dari Jabal-

sa. Pada perjalanan menuju ke tempat berikutnya IZ ·

rnenjumpai seorang pendeta yang memberi keterangan ten­tang tempa t yang didatangi serta penduduknya. Penaeta

tersebut juga mengatakan bahwa ia sudah mendengar be­rita IZ lewat penyebutan dalam Taurat. Selanjutnya

pendeta mengajar ilmu hikmat kepada IZ dan tidak mau

diberi imbalan atas pengajarannya itu. Sementara itu perjalanan menuju ke Tursina, Di tengah jalan pasukan IZ

bertemu dengan· beberapa makhluk aneh, a.l. orang perem­

puan yang berjalan dengan empat kaki, setengahnya ti­dak bermata, dijumpainya juga penduduk yang bertuhan bintang Zuhal. Ketika sampai di bukit permata IZ ping­san mendengar suara yang memekakkan telinganya 0 Dengan

pertolongan Khidlir akhirnya ia sadar kembali. Jumpaan yan~ lain adalah binatang lalat sebesar sapi.

Dalam perjalanan men~ju Kairuwan rombongan berte­

mu dengan raja-raja negeri yang bernama Hawasy, Ghi;_ dakah, dan Hafliah. Waktu itu · rz menerima surat dari

Aristoteles yang mengatakan bahwa perjalanannya ke

barat sudah cukup sempurna. Maka perjalanru1nya dite­

ruskan ke Khibti, dan Alwah,

Page 31: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

25

Perjalanannya ke Nubi mengahadapi banyak raja yang kuat-kuat, tetapi akhirnya mereka dapat ditakluk­

kan. Ke duni a. timur, perjalanannya di teruskan ke Syamo

§ement.ara itu terdengar berita raja :Oabil (nama lain

Persi; Balkh) yang sudah murtad, mengikuti agama iviaju­

si dan mempunyai pengaruh ~uas di daerah sekitarnya. Berita itulru1 yang menyemangatkan IZ mendatanginya. Di perjalanan menuju Syam IZ bertemu dengan kaum bani

Israil. Waktu i tu di Syam raja yang memerintah adalah

raja Tabus. Raj a itulah yang telah banyak mendapat pengaruh Darinus, Haka dalam menghadapi raja Tabus, IZ yang dibantu Khidlir perlu kekuatan yang besar. Atas

.. . !

anugerah pertolongan 1uhan, sekali lagi, IZ dapa t me-

naklukkan raja Tabus. Raja tersebut kalah dalam pepe­rangan melawan tentara IZ dan meninggal. Oleh ibunya

puterinya dikirim untuk mendatangi IZ dengan mru~sud

meracun IZ. Maksud jahatnya itu akhirnya diketahui oleh

Bilmasas Hakim dengan ilmunya. Setelah mengaku bersalah

· puteri raja Tabus yang bernama Puteri Nuraini bertobat dan masuk Islam. Kemudian ia dikawin oleh raja IZ.

Dengru1 perkawinan itulah cerita IZ berakhir.

2 • .']:_ .§._]9._..§;

Da1am menghadapi satu teks sastra hal yang perta­

ma muncul adalah satu perta.nyaru1 tentang 11Apakah yang menjadi masalah utama' teks. 11 Persoalan tersebut dalam pendekatan li terer disebut tema. Munculnya pertanyaru1 tersebut dapat dimaklumi mengingat bahwa hakekatnya tema adalah inti masalah suatu tuturan(6) dru1 inti ma­salah itulah yang merupakan konsep yang mendasari su­atu teks sastra.37)

Page 32: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

26

Tema sebagai satu unsur struktur, menduduki peran~

an yang terpentin.g. Karena penampilannya dilambangkan oleh unsur-unsur struktur yang lain, maka penangkapan­

nya, lewat abstraksi u~sur-unsur yang lain tersebut. Mengingat .sifat subyektif dari pemaham suatu karya

sastra, maka penangkapan tema pun bersifat interpreta­

tif dan spekulatif. ·Maka penunjukan tema HIZ dalam pe­

nelitian ini buka~lah satu-satunya yang paling tepat. Untuk menru1gkap tema, abstraksi terhadap unsur­

unsur struktur dilakukan dengan pembacaan secara ber­

turut-turut dan mengerti isi teks seluruhnya, Dari pembacaan keseluruhan teks HIZ dapat diketahui bahwa unsur-unsur yang berupa penokohan, alur, dan tindakan ternyata memberikan isyarat kepada tema cerita, ialah

· IZ RAJA BESAR. Kebesaran IZ sebagai raja telah di bayangkan da­

lam penampilan kisah nenek moyangnya, yang dimulai se­

jak manusia pertama Adam, berlanjut ~ada kisah datuk­datuknya yar:g m_emuncak pada tokoh ayahnya yang serba istimewa, mampu berbuat segalanya, tokoh yang tiada

tara. Dengar- je~as pula berita kebesaran IZ terungkap

pada selurut kisahan pengislamannya. Beberapa kutipan

dari teks akan memperjelas kesan tersebut. Ketika Adam ditunjukkan calon keturunannya ia memperoleh keterang­

an dari Tuhru1 bahwa sulah seorang. keturunannya kelak menjadi raja besar. Keterangan itu ~ebagai berikut:

Kemudian dari pada apa maka dititahkan AllP~ sega­la pesuruhNya dan dijadikan Allah Tavala segala r~ja. Maka tiada dikerjakan kemudian dari pada Sulaiman yang terlebih besar dari pada IZ. (h.lO)

Pada penampilan datuk~datuknya diberitakan bah­wa suatu ketika di suatu tempat yang dihuni Darab, ayahnya, terdengar suara ajaib yang menyebut-nyebut tentang benih IZ, tokoh raja besar dunia yang dikan­dung oleh· Darab.

Page 33: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

' .

27

Ketika IZ memegang tampuk pimpinan negeri atas

warisan keturunan ~ari neneknya (t~ja Rum yang berna­

ma Kilas), ia menjadi penguasa terbesar di dunia.

Tidak ada seorang raja pun yang dapat mengalahkannya.

Kebesaran IZ memuncak sebagai raja setelah ber­hasil menaklukkan semua penguasa negeri di seluruh.

bumi. Hal ini dapat ~isimpulkan dari satu kenyataan

bahwa semua penaklukan IZ berakhir dengan sukses. Ti­

dak ada satm penaklukan pun yang gagal. Penguasa ne­geri yang didatangi pada akhirnya takluk dan mengikuti

seruannya. Mereka yang tidak mau tunduk pasti gugur

dalam peperangan waktu menghadapi pasukan IZg Pengua­sa dan rakyatnya yang telah takluk menunjukkan sikap

dukungannya atas hasrat IZ menaklukk~~ seluruh bumi. Sebagai tanda sikapnya itu mereka menggabungkan diri

dengan kontingen IZ dan menjadi kekuatan yang menakut­kan pihak lawan IZ 'di tempat berikutnya.

Perjalanan IZ ke beberapa negeri kiranya mempu­nyai .dua tujuan, ialah penaklukkan kekuasaan ( tujuan sekuler) dan penaklukan akidah agama (tujuan riligi­us). ' Ternyata kedua tujuan tersebut dapat tuntas di­

capai. Keberhasilannya mencapai tujuan : itu adalah ka­

rena ia memiliki kharisma yang tinggi, kharisma yang

diterima dari Tuhan. Data ini terbaca pada semua ki­sahannya. Pada kisahan pertama terbaca satu keterang­

an bahwa yang dikatakan raja dan kerajaan yang terbe­sar yang hanya dimiliki oleh Sulaiman dan IZ adalah ciptaan Allah (h. 6). Penyebutan semacam terdapat pa­

da kisahan berikutnya yang mengemukakan adanya suara

ajaib, untuk orang yang diberkati Tuhan. Selanjutnya pertolongan Tuhan pulalah yang mengembalikan IZ dari kemurtadannya. Peri~tiwa itu semua menunjukkan pemba­yangan munculnya kharisma, kharisma yang bersumber

Page 34: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

28

p ':'..dn pe rtolongan Tul: nn i tulah y ::--11 .~ ::wr.1bnwa kebGrhasil­an kontingen IZ dan yang membuat oekaligus r z; S80r • ..:t.ng

re..ja y'ang besa.r. Khnrisr.m dnri 'l'uhan cl:j. b;'itl'fa olen hamba.Nya ya.~1g di­

beri l>:ei s t;Lne'"''::l.r.m ~nC'..n:;,m berbuat se p;alanya , i C:'..lah Khi­dlir. Khidli·r · berperan se ba ga:i te.nan perjalanan, seba­

gai · po-ngawal pribadi , sebagai perdana menteri , dan .yang terutama sebagai penasehat dan penentu gerak rz. Berita tentang Khidlir sebagai pembawa Kharisma dari

Tuhan muncul setiap kali pada kisah-kisah perja lanan­nya. Seorang pendeta yang dijumpai IZ dalam perjalanan menuju negeri Jabalsa mengatakan b&hwa ia telah menge­t ahui berita tentang IZ lewat kitab sucinya y~g menye­butkan bahwa keberhasilan raja IZ menguasai s~genap

bagian bumi adal ah ka rena disertai Khidlir yang menge­sahkan kel.esarannya. Pertolongan Tuhan senantiasa da­tang pada saat IZ mengalru~i kesulitan. Pada saat-saat yang kritis, yang sulit, pasti muncul sang maha Peno­long.

Pa da saat menghadapi raja Tabus, raja yang _sangat llcik dari kaum Syam IZ mendapa t pertolongan dari Tuhan . Oleh karena itu jelas-jelas disebutkan bahwa pertolong­an Tuhanlah ya ng meQbuat !Z berhasil ke luar dari kepung­an kaum SyaLl . Pada penaklukan di Habsyi dan di Jabalsa, ketika Khidlir, tangan IZ , dibuang di satu pulau di

t empa t yang tidnk dapa t ~idatangi siapa pun, tiba-tiba muncul pertolongan Tuhan, lewat Jibril , yang melepaskan

Khidlir dari penahanan mereka.

Pada ·penampilan tokoh ~hidlir t mnpak dengan jelas bahwa Khidlirlah yang membawa keberhasilan IZ. Untuk . itu Khidlir mampu berbuat segal anya , dan Tuhanlah yang

dembuat segala k emampuan Khidlir tersebut .

Page 35: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

29

_Dengo.n demikian jelaslah bahwa sumber 1-teberha­

sil~ pembuat IZ seorang raja besar adalah Tuhan. Hal ini secara tegas dikatakan sendiri oleh Khidlir,

waktu membesarkari hati IZ karena kekhawatirannya menghadapi raja Darinus. Ko.ta Khidlir :

11 ••• Tak dapat tiadalah bagi ki ta melawnn perang mengambil negeri Syam itu. Dan niscaya peperang­an yang besar kita rasai tetapi jangan syak ha­ti raja bahwa A1lahlah yru1g memenangkan kita dari pado. merek4 itu.(h. 646).'' _

Ucapan semacam ini ,berkali-kali dijumpai dald.J.J.l teks.

Lukisan-lukisnn stereotip yang disajikan bagi peris­tiwa Khidlir menghadapi lawan antara lain kisah ke­tikn menghadapi penyerang dari pihak lawan. Pada sa­at Khidlir akan dilempar pandahan ia berdoa dan s·em­bahyang .. I"iaka dengan dc.:t kepada Tuhan tersebut D.khir­

nya pandahan yang dilemparkan oleh ElUsuh tidak me­ngenai dirinya, melainkan berbalik kembali nelempar

pelemparnyo. sendiri, Dengan ucapan la ilcili§; illallah

.wahQ.g,hl! 1§. .s;y:arikalah ~ Q!ill.S1 i bral;lima khalilu._llah Jf..?:. p....Q..bi..YYW:!.Id Yf/J. khfll j l llh;u., segala kaur:1 kafir i tu tio..J

bis oati~ Demikianlah IZ Elenjad:i, raja besar karena khar.is­

J:J.a .. IZ menjadi raja besar atas limpahan kasih sayang

dan karunia serta kesuksesan dari Tuhan lewat perto­

longan, bantuan, dan segala kemudahan. Dari masalah utama yang diungkap dalam HIZ tam­

pak bahwa kebesaran IZ ·di j alin dala11 · kisah pengislam­

c:m. Pengislal'ilan yan~ dimaksudkan dalam I-IIZ adalah mengikuti ajo.ran Islam dengan landasan idealnya sya­hadat yang berbunyi : Bertuhan All~ bernabi Ibrahim

Khalilullah . Penyabutan formul syaho.dat terdapat pa­

d~ pentahbisan setiap orang yang sadar terhadap ajar-' an Islam dan pada penberi tahuan ten tang maksud keda­

tangc:m pada ter.1pat-teE1pat yang dikunjungi IZ.

Page 36: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

30

Kejelasan t3 rh~dap Islruu yang diserukan oleh IZ dapat dibaca pad~ bagian teks yang melukiskan saat IZ sadar

kembali darl kemurtadannya.(h.l51 - 152). Hal Y~!g YeLarik di siniadalah bahwa nabi yang

disebutkan sebagai ikutan umat manusia bukan Muhw~mad

seperti y~!5 Qi kenal pada ajaran Islam saat ini, me­

lainkan Ibr~hiY. Kejelasan tentang Ibrahim sebagai na­bi ikutan t 3rsebut disampaikan oleh Tuhan sendiri. Di-., se bu tnya b~'"lwa Ibrahim se bagai kekasih Tuhan karena ia

menyembah l~ha~ dengan ikhlasnya., karena sabar waktu

menerima c:>baa.:J. C.ari Tu?annya, karena merasa syukur atas karuni~ya, karena menghancurkan kekafiran demi

memperoleh ~eredlaanNya, dan akhirnya karena menyuruh

manusia di sel~ruh bumi untuk .beribadat kepada Tuhan b (h. 6-7).

Islam yru:g demikianlah yang diserukan IZ dengan

berhasil o K3 berhasilan di .dalam pengislaman itulah yang melata~belakangi pandangan dan pemecahan atas ma­salah IZ raja beEar. ·

3. Alur ~

Suatu ~eks , pada umumnya ~ mengandung beberapa pe­

rist1wa. RaJgkaian susunan peristiwa itu membentuk sa­t~ kerangka yang da l am pendekatan literer disebut alur ceritao Hu~~ngan yang menjalin kejadian-ke j a dian ter­sebut beru?~ t-ubungan sebab akibat.

Dalam 3trQ~tur teks, alur merupakan satu unsur yang ikut membina keutuhan struktur. Dalam kerangka alur i tu s e:J.diri uni t-uni tnya mempunyai fungsi terten­tu sehingga tidak dapat dilepaskan begitu saja. 3S)

Page 37: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

31

Maka penangkapan alur dilakukan dengoo mengaturnya se­

bugai jalur yang menggambarkan tema yang menjadi masa­

lah utamanya. Seperti diketahui bahwa penyajian yang

berhasil apabila alurnya fungsional dan potensia l,. Berpangkal dari rumusan pengertian alur tersebut

di a tas, dapat disebutkan. bahwa pengaturan dan penyu­

sunan kej adian-kejadian dalam HIZ menunjukkan desain

sistematika yang lurus, · artinya berpangkal pada pe~­mulaan, berlanjut di tengah, dan berujung pada bagian

akhir cerita. Disain alur itu menunjukkan bahwa peris­tiwa-peristiwa yang ada disusun mengikuti · arus waktu kejadian. Sebagai satu teks yang mengungkapkan kebe­saran seorang raja, secara terura~ maka al~r yang di­pandang menunjang penyfu~paian masalah tersebut adalah

• alur lurus~ Dengan alur lurus semua peristiwa dapat ~iikuti ~ seperti mengikuti kejadian ·peristiwanya sendi­ri. Mengingat bahwa cerita IZ berupa kisah ' perjalanan, maka berita kedatangannya dan penerimaannya di sesuatu

tempat perlu dikisahkan secara berturut-turut rnengikuti

kronologi perj alarJ.rumya, Kejadian ya.ng · lebih dahulu di­

ikuti oleh kejadian berikutnya, dan menjadi sebab ke­

jadian selanjutnyao Kejelasan atas alur yang dipilih bagi HIZ tampak pada bagian pengislaman di Andalus yang . oleh IZ dikatakan sebagai barometer keberhasilan se­lajutnya . Oleh karenanya langkah pertama harus berhasil

dengan baik , HIZ yang mengungkapkan IZ sebagai raja besar, di ­

mulai dengan kisah Adam m<musia pertama, penurun manu­sin di dunia ini, termasuk manusia IZ. Dengan ini IZ

akan ditampi lkan sebagai tokoh duniao Bagian pembuka yang diisi dengcm kisah manu$ia

pertam~langsung ~iikuti dengan penyebutan silsilah raja-raja yang merupakan nenek moyang IZ.

Page 38: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

32

Dalam geneelogi tersebut telah disebut-sebut berita

tanda-tanda akan datangnya raja besar IZ. Berturut­turut dimulai pada perkawinan neneknya yang terjadi

antara bapak dan anak wanitanya sendiri. Keadaan ber­

lanjut dengan keistimewaan anak yang dilahirkan dari perkawinan yang luar biasa tersebut 1 ialah kisah peng­hanyutannya di sungai, dan kisah kepahlawanannya meng­

hadapi musuh yang berkekuatan besar. Cerita keistime­waan berlanjut pada peristiwa perkawinan sang pahlawan dengan seorang puteri raja yang berpenyakit bau busuk mulut yang hanya dapat sembuh dengan sejenis daun yang

namanya kelak menjadi nama Iskandar. Keluarbiasaan itu­lah yang mengantar kelahiran tokoh utama.

Iskandar sebagai putera raja besar di Rum1 menda­

pat didikan seorang guru yang istime~a, ialah Aristo­teles1 maka kisah kedewasaan Iskandar di bawah asuhan pendidik yang istimewa itu diletakkan mengikuti berita kelahirannya. Sementara Iskandar mencapai masa kematang­annya,kakeknya meninggal dan dialah yang menjadi peng­

gantinya. Naka kisah berlanjut dengan cerita Iskandar memangku tampuk pimpinan. Sebagai penguasa besar ia tidru~ boleh menunjukkan kebergantungannya kepada yang lain. Untuk itu maka cerita bersambut pada kisah Iskan­

dar menolak pembayaran upeti kepada raja Babil·, raja ./ ya ng pada waktu i tu dipandang raja terbesar di dunia.

Tentu saja penolakan itu akan menimbulkan peperangan.

Dalam peperangan yang dilukiskan pada bagian berikut­nya Iskandar mendapat kemenangan. Iskandar yang berha­sil menang terhadap raj~ besar Dara tersebut menjadi

mabuk kebesaran. Maka kisah berlanjut kepada cerita

Iskandar dalam keadaan mabuk oleh kemenangannya di mana-mana. Ia melupakan ajaran-ajaran moral di dalam

agamanya. Ia tergoda oleh syaitan.

Page 39: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

33

Selaras dengan masalah utama . yang dikemukakan, kisah Iskandar mabuk kebesaran dan tergoda oleh ' syaitan di­

ikuti dengan kisa·h penyelamatannya kembali dari goda-:­

an tersebut. Inilah kisah-kis~h yang mengawali cerita perja­

lanan Iskandar ke belahan bumi barat dan ke belahan

bumi timur. Setelah kembali sadar ia bertekad akan mengislam­

kan seluruh penduduk dunia. Untuk itu cerita berlan­jut dengan kisahan pengislaman negeri satu persatu, dimulai dari tempat yang dekat dengan negerinya yang disebutnya Rum Raya (dalam teks : Rum al Akbar). Per­jalanan . diteruskan ke Andalus, negeri asing pertama~

Oleh karenanya disebutkan bahwa keberhasilannya di Andalus inilah menentukan keberhasilan perjalanan di tempat-tempat berikutnya.

Kisah perjalanan yang telah dimulai itu berlan-. . jut kenegeri-negeri di belahan bumi barat dan diterus­kan ke negeri belahan timur. Satu persatu diceritakan

negeri-negeri tersebut mengikuti jalan pengislamannya. Kesempurnaan riwayat perjalanan Iskandar dapat di­

kenali dari bagian akhir cerita yang berupa pernikah­annya dengan puteri raja yang telah dikalahkan ialah puteri Nurulaini.

Apabila pengamatan dilakukan 1ebih jauh, maka dalam wacana kejadian-kejadian yang terangkum dalam kerangka penceritaan yang lebih besar, terdapat rang­kaian kisahan yang menjalin kejadian-kejadian dalam susunan sebab akibat. Kerangka susunan kisahan itu ke­lihatan keajegannya pa da setiap peristiwa pen~islaman. Keajegan kerangka susunan kisahan itu menunjukkan pe­mal-caian yang memcla. Dengan adanya pengulangan atau persejajaran ini dapat diketahui bahwa HIZ merangkum

beberapa unit pertumbuhan kisahan. · '

Page 40: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

34

Kejelasan terhadap jenis alur yang dipakai, ia­

lah alur l urus, dapa t diperoleh denga11 mengikuti struk­

tur kisnhan yang telah disajikan di depan.

Sebagai satu unsur struktur cerita , penokohan

mempunyai peranan yang pen tin g.. Dialah pendukung t~ma

yang amat 1.nenonjol .• I-Iakekatnya penokohan dalam suatu

cerita adal ah pemberian fungsi kepada tokoh-tokoh da­

lam c eri ta yang berupa tindakan yang di ten tukan men_u-

ru t sudu t pan dang maknanya dalam sa tu rangkaian tindak­

an)9) Naka penokohan dalam satu struktur bersifat e­

sensial~ Tokoh berperon sebagai peserta (: ~~£~i~~~~1t),

sebagai pendukung fungs~ jadi tidak sekedar pelaku

lakon ( : .h~:;Lng) sajai Lj-0)

Dala;:n HIZ penampilan tokoh tampak jelas mendukung

fungsi ya-::J.g di tebankan kepadanya. Judul teks yang jelas­

jelas berbunyi 11Inilah HIZ ,. ••• 11 menunjukkan bahwa penrun.­

pilannya IZ adalah sebagai ·-tokoh yang diutamakan.

HIZ yang ;:e rupakan t ·eks besar, tokoh-tokohnya pun

banyak. Penam::;;ilan tok,oh-.tokoh l a in dengan di b~_ri

fungsi tertentu tidalt l .ain al..:an menonjolkan tokoh uta­

ma sesuai dengan masalah utama yang dikemuka~an. Be­

berapa pe~ampilan tokoh dengan peran dan fungsinya,

yang relatif besar, al-tan dapat dipahami dari _pembica­

raan be riku t •

. ~pkog .~an dca.r_:

Judul cerita telah mengisyaratkan bahwa HIZ meno..,..

koh utama~an IZ. Disebutkan bahwa Iskandar adalah anak

sulung raja De_rab. Nc:una Iskandar diambil dari nar11a daun

Page 41: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

35

yang telah 1:11enyembuhkan penyaki t i bunya. Gelarnya yang

berupa 11 Zulkarnain11 dilekatl<>:an kepada namanya karena be­berapa hal. IZ telah berhasil menguasai dua belahan.

I .

bumi, barat dan timur. (h. 214). IZ dalam perjalanan-

nya mendapat dua biji permata yang kemudian dibuat 2

tanduk, (h.L~7b), satu peristiwa yang cocok dengan arti gelar te·rse but ialah 11 yang mempunyai 2 tanduk 11 • Gelar terse but juga di taksirkan sebagai yang telah menakl,uk­

kcm Jabalsa dan Jabalkaf. (h-.. ~476) - .

IZ yang berperfu! sebagai raja besar mendapat fung­si dalam cerita melakukro1 tindakan-tindakan yang menuju kepada kebesaran dirinya. Kebesaran yang sudah diberi­kan pembayangannya pada saat sebelu11 kelahirannya, mun­cul pada tindakan IZ pertama kali saat ia mulai mendu­duki tahta kerajaan Rum, ialah dengan menentang raja Babil raja terbesar, yang menguasai kerajaan Rum -sebe­lumnya. Ketika disampaikan tagihan upeti oleh raja Ba­bil (waktu itu : Dara ) Iskandar menolak , _bahkan menja­wabnya dengan tantangan perang, (h. 206) perang yang

akan mengantarkan kesempurnaan kebesarannya. Sebagai - .

raja besar, ia dilekati sifat-sifat kesempurnaan, sifat

idaman bagi seor<'.mg raja, di antaranya sifat tegas. Ke­tegasannya dapat dilihat pa da peristiwa menghadapi ra­ja Andalus yang sebelum menerima keterangan tentang tu­juan IZ telah mengirim:. persembahan. 11ak.a persembahan itu tid~~ diterima sebelum IZ tahu bahwa raja Andalus dengan segehap rakyatnya menyatakan kesediaannya mene­rima maksud tujuan IZ. (h. 160-161). Sifat yang lain adalah dermawan. Setiap orang yang sudah diislamkan, dan yang sudah dipandang berjasa, selalu menerima ha­diah dari IZ. (h. 270, h. 722). Disebutk~ bahwa ke­dermawanan IZ mengagumkan raja-raja lawan. (h. 560).

Page 42: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

36

Seperti dikatakan di depan,bahwa kebesaran IZ adalah karena kharisma yang dimiliki, kharisma yang diperoleh dari Tuhan Allah. Selaras dengan hal terse­but, mru~a kebergantungannya terhadap kharisma senan-

1

tiasa iuuncul. Seperti dimaklumi kharisma tersebut di-

kantongi oleh Khidlir , pembantu setianya. Mrura kese­

lamatan Khidlir senantiasa diperhatikan oleh IZ~ ter­utama di saat-saat ada di daerah atau sedang berhadap­

an dengan m~suh-musuh yang dipandang kuat, misalnya penguasa Jabalsa; penguasa Habsyi; dan penguasa nege­ri .syam.

fvlengingat peranan kharisma bagi Iskandar amat be­sar, maka kejelas~ atas peranan IZ dapat diperoleh dari pembicaraan tentang peran dan fungsi penyampa~

dan pembawa kharisma Tuhan bagi IZ, ialah Khidlir.

IZ muncul dengan peran sebagai raja besar. Kebe­

sarannya dibawa oleh keberhasilannya menaklukkan sege­

nap penguasa. Dari amatan yang dilakukan tampaklah bah­

wa fungsi membawa keberhasilannya, dibeqankan kepada

tokoh Khidlir, karena Khidlirlah yang d,iserahi me:tnba­wa kharisma, sumber keberhasi la:p. tersebut~

Khidlir menyebut d:irinya se'Qa gai anak Nalkan, a­

nak Saleh , anal.t Arfaknsyad, a..na.k Sam, anak Nuh. Seca­ra deskriptif dilukiskannya bahwa Khidlir seorang muda yang baik rupawan seperti bulan purnama, bijaksana, dan berperi yang baik. (h. 128).

Hunculnya Khidlir mengisi fungsi terse but karena · wahyu 1uhan yang memerintahkannya untuk mengingatkan IZ dari kemurtadannya. Dia juga yang diperintahkan Tuhan untuk menemani dan mengesahkan kebesaran IZ. (h. 153).

Page 43: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

37

Untuk melaksanakan fungsi yang besar tersebut Khidlir mendapat kemampua.n yang luar biasa. Ia dapat berjalan di laut seperti di bumi. (h. 128). Ia mempunyai ke­

mampuan berbahasa segala bahasa di dunia. (h.207). Doanya selalu dikabulkan oleh Tuhan. Anugerah kemam­

puan yang luar biasa tersebutlah yang memungk~nkan Khidlir mengisi fungsi penampilannya dalam cerita, yang secara terperinci disebutkan sebagai menteri IZ, peng­

hulu segala tentara, panglima perang, penunjuk jalan,

dan pelaksana sebenarnya dari ekspedisi IZ. Dialah pu­la yang menyempurnakan pengislaman dengan jalan me­nahbiskan 1nereka dalam bentuk ucapan syahadat, dan mengajarkan syariat agama. (h.246, h.L!-30). Khillirlah yang menyisihkan segenap halangan dan hambatan bagi perjalanan IZ. Hal ini dapat dilihat m:i.,salnya pada ka­sus· Nakfanus yang dimusn~hkan olehnya; pada peristiwa­peristiwa melenyapkan bencana musuh, misalnya dengan membalikkan lemparan pandahan kepada musuhnya, ialah pelemparnya sendiri. Kemampuannya berbahasa menurut

bahasa penduduk yang didatangi menghancurkan mental musuh sehingga jalannya penaklukkan menjadi lebih mu­

dah. Dikabulkannya semua noa yang dipanjatkan oleh Tuhan di saat-saat mengalami kesulitan yang memuncak, membuat lawan IZ hancur berantakan.

Dari peristiwa-peristiwa yang dilukiskan dalam kisahan-kisahan pengislaman tersebut dapat disimpulkan

bahwa Kh~dlir hakekatnya adalah tangan Tuhan, Ia ber­tindak atas kehendakNya, Ia dapat melaks.anal'\:an perin­

tah atas pertolonganNya. I n membawa kemenangan IZ ka­rema bantuan dan pertolonganNya. Ia lepas dari benca­na juga atas pertolonganNya. Mru'\:a Khidlir bagi IZ se­bagai nyawa bagi tubuh . IZ. Demikian besar peranan Khidlir sehingga dapat disimpulkan oleh lawan-lawan

Page 44: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

38

IZ bahwa hakekatnya yang dipandang membahayakan lawan­

lawan IZ tersebut bukan IZ sendiri, melainkan Khidlir

(h.378~379, h.732) Pembicaraan penokohan Khidlir akan menjadi sempur­

na dengan me~gungkapkan tokoh-tokoh pendukung yang

lain terutan:a -bokoh makhluk halus seperti Nalaikat, jin, dan syaitan . Nalaikat Jibril dala!'il teks berfung­

si sebagai perantara, pembawa wahyu Tuhan untuk disam­paikan kepada Khidlir. Tokoh Jin berfungsi membantu dengan memberi keterangan yang diperlukan. Tokoh sya­

itan dan Iblis mengisi fungsi penggoda, penggoda yang besar. Ada kesan bahwa makin besar godaannya makin be­sar arti kharisma yang dibawa Khidlir. Keampuhan Khi­dlir disebutkan dengan lukisan kisahan yang menunjukkan ketidak mungkinan para penggoda tersebut untuk bertatap

muka dengan Khidlir •

.'r.Q.~OJ:}. Dq!..§. .9-8..T.!. .12.§..h_At@s._~-neM1J_Cll3..§. .lf.l.:i-J1

Pena~pilan Dara dan penguasa-penguasa lain mengi­si fungsi menambah kesan besar pada IZ .•

Da r a yang waktu disebutkan sebagai pengganti raja besar di dunia (:Da rab) menguasai segenap kekuasaan.

Dengan dikatakannya DarR oleh IZ maka bergeserlah ke~ kuasaannya kepada IZ. IZ memegang supremasi dunia~

Tokoh raja-raja. lain mempunyai fungsi semacrua

Da r a . Oleh karenanya mereka diperankan sebagai pengu-' asa yang mei.Tlpunyai kekuasaan be.sar, rakyatnya banyak

dan sejahtera, daerah kekuasaannya banyak. SeJbagai a­kibatnya perlawanan yang dilakukan 3ru1gat sengit, Na­mun bagaimana pun serunya pertarungan i~~ yang terja­di akan membuat kemenangan pada pihak IZ.. Apabila mere­

ka telah takluk dan ber~ikap hormat, serta suka mem­bantu kepada IZ maka nyatalah dan sempurnalah kebesar­

annya.

Page 45: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

'.

39

Dari pembic.araan tokoh-tokoh ·penunjang dapat di­

ketahui bc.hwa ::;)ar tisipasi mereka dalam cerita akan memperbes~r ~e3a! kebesaran raja rz.

· · DengEn demL··Can dapat disebutkan bahwa pemberian

peran ·dan pengisiE.n fungsi kepada tokoh-tokoh yang di­

tarnpilkan a.m.atlah esensial sebagai unsur per.abangun

teks HIZ, seba.g::ti aatu struktur •.

Page 46: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

V. IIIZ NENURUT PANDANGAN MASYARAKAT Tl{ADISIONAL

I. 1:0.Jldang@. __ J1<is.,Y._q,_raka t Q).:~di?J-.Q~.M le.n tan_g tokqJl

P?.n.g_ua.;t<!

Nenek moyang bangsa Indonesia yang menciptakan masyarakat tradisional telah meninggalkan rekaQan bu­ah pikirannya dalam naskah sebanyak -5000 buah. Pe­ninggalan yanig menyimpan kandungan isi yang mempunyai jangkauan luas mencakup seluruh aspek kehidupan. Di samping itu naskah-naskah itu juga mempunyai cakupan geografis yang cukup luas, Di samping meliputi daerah­daerah yang menggunakan bahasa Melayu seperti di Sui matra, dan Semenanjung, juga Jakarta, pantai utara Sulawesi, pantai Kalimantan, dan kepulauan Haluku.

I:nj_ bor~.rti penyvbut::',n daerah yang a.mat lu2..s. 4l) I.'Taskah-naskah yang menjadi sumber informasi yang

kaya tersebut mernberi petunjuk bahwa bangsa Indonesia dahulu pernah menjadi bangsa yang jaya, berkuasa di belahan bumi yang mempunyai kedudukan penting dalam percaturan kekuasaan dunia. ,Dari bacaan peninggalan

mereka dapat diketahui bahwa kejayaan bangsa Indone­sia dahulu adala~ karena pemimpin negerinya yang rneru­pakan penguasa yang tangguh, pandai, bijaksana, ber­wibawa, dan ditaati, serta dipatuhi segala titahnya. Di balik kesan tersebut terbetiklru1 satu konsep ber­pikir masyara..l-cat tradisional bahwa kesejahteraan dan kebahagiaan suatu bangsa, hakekatnya adalah karena a­danya situasi y~ng berimbang ru1tara unsur-unsurnya. Bagi mereka pembawa keseimbangan tersebut adalah fak- , tor kekuasaan.42) Nenurut mereka rajalah sebagai pengu­asa negeri yang menduduki posisi sentral dalam masya­rakat. Maka pengetahuan terhadap peranan raja de­

ngan kepemimpinannya akan memberi informasi yang di­perlukan dalam menyingkap tabir keberhasila~ masyara­kat tradisional dalam menciptakan bangsa yang jaya.

40

Page 47: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

41

Pada masyarakat tradisional, kekuasaan merupakan pemikiran sentral.44) Dalam menentukan keberhasilan .

penguasa negeri yang terwujud pada diri raja. Faktor

yang menjamin terpeliharanya kekuasaan adal ah kekuat­an. · .Seorang penguasa negeri, atau raja, harus mempu­

nyai k ekuatan atau kesaktian. Raja yang berkekuatan berarti mempunyai kesanggupan untuk memberi kehidupan

dan berar ti i a mampu memelihara satu kerapian yang sempurna dan mengorganisirnya dalam tata aturan yang sempurna. Untuk keperluan 'itu raja harus mempunyai ke­kuatan. Nalo\:a beberapa cara untuk menciptakan raja yang berkekuatan terse but perlu di tempuh. · Dikatakan yang da­pat menjadi raj £1. adalah orang yang mengandung keluar­biasaan dan keistimewaan. Misalnya kekuatan yang diwa­risi lewat ~aris pernenekannya. Oleh karena itu raja­raja yru1g kuat ada dalrun garis genealogi tokoh-t~koh

kuat. D~la.11 kar.y.a tr.a disional peran genealogi penting. Berdasarkan konsep bahwa raja harus mempunyai kekuat­an, kekuatan yang diperluka.n untuk terpeliharanya pE!r­imbangan struktur sosialnya, mruta kekuatan raja harus senantiasa terpancar. Sebagai akibat dari pandangan tersebut :make.. raja haru? senantiasa ada di istana . Ha ja tidak pergi ke mana-mana. Yang bergerak ke mana­mana adalah pembantu setianya, yang dina but dengan . ja···

batan : wazir, atau patih. Haka raja harus selalu di-darnpingi oleh ortmg yang bergerak. 45) . .• 4,

Kekuatan r~ja dapat ditambah dengan penyebutan ge­

lar. l'Ienurut pandangru1 masyarakat tradisional gelar di­. pandang juga sebagai sumber kekuatan. Oleh karena itu raja perlu diberi gelar. Tambahan kekuatru1 senantiasa dilakukan. Untuk i tu diciptakan jabata1;1 dalam istana

,-

yang berupa pendeta bahasa. Seo:rang pendeta bahasa ber-tuga s memelihara dan meningkatkan kekuatan raja dengan menuliskan pustaka istana yang pada saat ini dikenal dengan teks tradisional.

Page 48: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

42

Satu pengukuran atas kekuatan yang dipandang optimal bagi raja ialah raja dapat menciptakan negeri yang su­bur, makmur, stabil, dan megah. Sering kadar kekuat­annya dapat diukur dengan kemampuannya meresap kekuat­an penguasa negeri lain. Dituntut kepada raja suatu tin­dakan yang tepat 46) , karena kalau tidruc demikian,

keampuhannya akan surut dan akan goncanglah struktur sosialnya. Biasanya kemunduran keampuhan kekuatan- raja tampak pada kekacauan-kekacauan dunia alamaiah. Misal­nya wabah, penyakit, banji;r: juga pada keadaan sosial yang tidak baik, misalnya pencurian, nafsu tampak ang­kara murka, dan adanya pembunuhan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa raja sebagai penguasa negeri ha­rus mempunyai kekuatan yang stabil, yang terpelihara, dan yang senantiasa ditingkatkan untuk supaya tercip­ta negeri yang sejahtera dan jaya kekuasaannya. Senan­tiasa d.ijaga untuk menghindarkan negeri dari keadaan yang kacau, dari bencana, penindasan, dari nafsu tamak angkara murka, dan pembunuhan-pembunuhan.

Hasulmya satu paham atau ajaran agama ke dalam suatu masyara.kat, a.kan mewarnai tata cara kemasyarakat­an. Apabila pada agama Katolik, terdapat istilah kha­risrna yang rnenunjuk pengertian . anugerah l~esuksesan dari Tuhan yang diberikan kepada seorang atau sekelom­pok orang yang dikehendakinya,47) rn.aka demikian pula pada agama Islam.4~) Pada saat agama Islrun masuk ke da­lam masyarakat tradisional, konsep kharismanya terba­wa juga dan ikut mempengaruhi pola berpikir yang telah ada tentang tokoh penguasa negeri yang disebut raja. Kharisma yang dikatakan datang dari Tuhan menjadi sum­ber kekuatan dan keampuhan raja. Dengan kharisma dari Tuhan Yang Maha Kuat, dan Maha Kuasa itu, se9rang raja dapat berbuat segalanya, tercapai apa yang diharapkan.

Page 49: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

LJ.-3

'l'erhadap konsep lama ten tang penguasa negeri, ma­

ka kharismo.. d3..ri l'uhan itu menempati posisi 11kekuatan 11 ,

yang h a rus di -niliki oleh seorang raja. Dengan kharisma~­

nya raj a mencipt~~an masrarcl~at yang sejahtera, n egara

yang j aya , kekuas.aan yang mutlah: dan tunggal di muka

bumi ini.. Selu ruh. kekuasaan yang ada berpusat pada ne­

gerinya. Kege:rinya menjadi pusat bumi, ·yang lain ada

di pinggiraL. · Eebaliknya surutnya kharisma akan mem­

bawa benca.na _:pad-a negara dan masyarakatnya. Haka demi­

kian pulalah raj s_ harus selalu dijaga kel:mgsungannya

untuk mempercleh anugerah kharisma tersebut.

Jvi_asyaral;.at ~ama Indonesia yan g sudah mengenal aga~

ma Islam r:1entunyci ga1.abaran tei1tang raja, yang dinyata­

kan secara ekspli si t dalam naskah lama yang bernalila

Adat Raja-ra.::a j:-~~l ayu. Dika t ake..n balwJa seorang menja-, di raja a dalah ~tas perkenan 'luhan. Sebagai raja ia

bertugas men jaga dan memelih ara rakya tnya dal 0m keadaan

yang sejahtera , wahagia , dan da~mai.

Untuk itu raj~ ~anugcrahi kekuatan yru1g disebutnya se­

bagai 11 tuah1i. Maka ia harus berkuasn dan harus diikut

segala titahnya. Sebac;ai tanda tua hnya, raja berdaulat

di mana-mana dan ka:pan saja. Tiaj a yang berdaula t senan­

tiasa menjadi s~npati dari segenap warganya , dipatuhi

segala ti tah:J.ya. 1-i.aka ma.stlUrlah kebesaran raj 2. ke selu­

ruh negeri. Sf e ge:-i~negeri l a in ikut tunduk kepadanya ,

karena terserap kekuatannya. f.'!akin l ama makin besarlah

kerajaan dan ne§:€rinya . Pacl-3.. rJusyarakat tradisional ra­

ja yang :rr:eD...puny3.i kedaulatan yang besar tersebut dike­

nal denga n ~t j a , Ba.hari.

Page 50: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

44

2. Jii.]. :Q§JttAL~l1 .9J ~.!'.§. .lll~~..J:gJ'_gJ.~§..t. i_r:El.<!:ho?..:i,..Q...~0.l

HIZ adalah satu karya sastra, ciptaan tertu~is dari s.atu teks. Dalr.w1 · du11i a sa.stra l aw.a ciptaan sastra

t l . , . , · ,. · · · 1 • • 49)u d t ll.. •• l c o.c..:u .;.::J...::m o.J...s o 1J1.n; JU ga ir.a.rya J...s-c.m .:;~ . . £en .apa

balTw.:.. penci:9ta2..n s a st.ra tuli s ::_;2.da m.:::.syar eJr.at lama men-....... - . . . . jadi monopoli istana~ mudah dimakl.m1i mengingat babwa kebudayaan tulisan sengsn segala konsekwensinya hanya

dapat diperoleh dan mungkin dapat terjadi di istana

saja. Di istana send~ri, adanya jabatan pendeta bahasa

yang bertugas menciptakan karangan-ka rangan, memang diperlukan. !Vlaka dapat dimengerti bahwa munculnya HIZ sebagai karya sastra istana dirasakan sebagai satu ke­

butuhan. Seperti dimaklumi bahwa fungsi karya-ka rya pende­

ta bahasa di istana tersebut adalah untuk menambah keku­

atan sang raj a yang diperlukan untuk terciptanya masya­rakat yang berbahagia. Nelihat isi teks dan peresapan­nya pada karya-karya istana yang l ain, dapat diinenger­ti bahwa diciptakannya HIZ terkandung maksud menunjuk­kan kebesaran raja-raja dahulu dan ' sekaligus memberi-

' kan legalisasi kekuasaannya dengan cara mengisi fungsi menambah kekuatan sang penguasa •

. Kedua rnaksud penciptaan tersebut dapat dibac.a pa­

da suratan teks HIZ. Pada maksud lr.edua , ialah kepenting­an legalisasi., pembacaannya pt~~u pemahaman atas si­tuasi historis yang ada pada saat munculnya HIZ. llienu­ru t beri ta se ja_r ah HIZ yang diperkirakan harus sudah ada pa da abad 15 1'1 , ~ karena bagiannya dimua t dalam

Sej~rah Melayu yang tertulis a bad 16,- merupalr.an karya istana yang sudah mendapat coral-r. Isl am. HDka pandangan tradisional yan g tertuang dalam ILJ;Z pun sudah mendapat corak Islam. Konsep-konsep Islam, kisah-kisah serta fcrmul-formul yang biasa dijumpai dalam Islam bermuncUl­an di sana sini dalam rnz.

Page 51: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

'

45

Maka wajarlah apabila keadaan demikian dapat menimbul­kan kesan bahwa HIZ menokohutamakan seorang pahlawan Islam yang bernama IZ. 50) .

Munculnya kharisma pembawa keberhasilan yang juga membuat IZ sebagai raja besar,- yang disebutkan bersum­ber pada Tuhan Allah-, memperkuat kesan tersebut. De­m~kianlah kebutuhan legalisasi pada waktu itu disesu­aikan dengan peristiwa-peristiwa historis yang ada~

HIZ .dalam menokbh utamakan IZ menampi~kannya se­bagai seorang penguasa negara, sebagai seorang raja besar. Penyebutan yang selalu diberikan kepadanya ada­lah penakluk negeri belahan bumi barat dan belahan bu­mi timur. Bahkan disebut sebagai raja terr~sar kedua.

Sebagai raja besar, IZ harus mempunyai kekuatan yang besar pula. Kekuatunnya sebagai seorang raja da• pat dilihat pada manusia IZ sendiri. IZ ditampilkan dalam rangkaian garis keturunan orang kuat-kuat. Apab:j_­la penyebutan genealog:"'. oleh masyarakat tradisional di~ pandang dapat menambah kekuatan raja, maka penyebutan genealogi IZ yang menunjuk kepada tokoh-tokoh kuat, a­~~ memperkuat kesan besar kepadanya, Kekuatan dan ke~ besaran IZ dapat juga dilihat dari ke~ampuannya mere­sap ~ekuasaan raja lain (:Dara) yang waktu itu me­megang supremasi dunia. Dengan demikian supremasinya berpindah kepada IZ. Sebagai tanda kebesarannya dapat

·dilihat dari keadaan negeri dan rakyat yang dipimpin­nya. Dikatakan bahwa pada waktu IZ menjadi penguasa RUm, bangsa dan negaranya sejahtera, makmur, dan baha­gia. Ini memberi isyarat bahwa, sebagai raja, IZ mampu memelihara satu kerapian yang sempurna.

Kekuatan IZ ·sebagai raja, bertambah-tambah dengan melekatkan gelar Zulkarnain, yang berarti "yang mempu­nyai dua tanduk 1', pada namanya. Makna yang dikandung dan pemakaiannya terus menerus melekat pada nama Iskan­dar, menambah kesan kuat kepada IZ.

Page 52: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

46

Sebagai' penguasa negeri yang diharap dapat menciptakan masyarak~} yang b~~bahagia, ia harus menjaga dirinya

... ' .·. terhadap hal-hal y~g membawanya ke arah menyusutnya

kekuatan•Ia harus berhati-hati dalam l!!emilih tindake.n. Maka ia harus bertindak tepat_, harus bersikap tegas

~ . dan keras, r~ menghukum orang yang be!'buat salah mes­ki:puh · i tu ternan kari bnya sen!iiri ( :Nakfanus), a tau orang yang telah berjasa kepada dirinya karena telah menghancurkan lawannyu (: 2 orang pembunuh Dara). Su­atu ketika IZ lengah dari peranannya sebagai penguasa dan pengayom rakyatnya, maka goncanglah ke.rajaannya.. Hal ini dialami IZ pada waktu mabuk kebesaran lalu murtad.

Namun untuk kembali kepada fungsi yang dibebankan ' ~

kepada tokoh ~Z, maka tidak lama dari murtadnya itu DZ kembali sadar dan menebus kealpaannya dengan satu te­kad yang menuntut konsekwensi besar ialah penaklukan ke seluruh bumi.

Penguasa negeri yang didatangi IZ adalah raja­raja yang besar dan kuat pula. Tanda kebesarannya di­tampilkan oleh luk.isan rakyatnya yang banyak, makmur, sejahtera, dan bahagia; bala tentara yang kuat-kuat; dan daerah yang amat luas. Kiranya di sela-sela keba­hagiaan tersebut masih terselip satu kelemahan yang berupa keimanan yang dipandang sa.:ah menurut norma IZ, maka penguasa yang besar dan kuat itu pun akhirnya ha­rus tunduk kepada IZ.

Apabila keadaan pimpinan negeri tidak baik, ka­rena dipandang menyimpang dari norma yang seharusnya, m~a dilukiskan keadaan negeri kacau, ra.)anya lalim dan angkara murka. Raja-raja setempat yang mendapat sifat demikian memberi isyarat akan adanya ketidakbe­resan pada raja dan rakyatnya.

Page 53: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

47

Ketidakberasan it~, dikatakan, sebagai akibat dari a­kidah mere~a y~g tidak cocok dengan yang dibawa rz.

Mengin gat p<:hl1dangan masyarakat tradisional bahwa karena raj~ harus selalu ada di tempat,- dengan kepen­tingan te~ya ?ancaran kekuatan-, maka pekerjaan ra­ja yang meinbutuhkan pergi ke luar dari tempatnya,, di­lakukan oleh perdana menterinya, bukan rajanya sendi­ri. Demikianlah IZ yang bermaksud menjalani negeri­negeri untuk :!telakukan pengislaman, ternyata yang me­lakukan pengislanan itu bukan IZ sebenarnya, · melainkan

Khidlir, ·t-okoh y3ng berperan sebagai perdana menteri­nya. Maka adanya Khidlir terhadap IZ amatlah penting.

Tunduknya .semua penguasa negeri kepa da IZ berar­t1 bahwa eebagai penguasa idaman, IZ telah menyerap kekuatan yang dirriliki oleh semua penguasa negeri.

Riwayat per j alanan hidup IZ membuatnya tokoh be­sar, tokor yang Eenjadi harapan bagi raja dan rakyat­

_nya, baik waktu itu maupun waktu mendatang. Semua per­buatan, sikapt d~ penampilannya menjadi teladan dan ikutan.

Satu h~ y~g mewarnai konsep keteladanannya ada­lah faktor keisla.man. Secara jelas disebutkan bahwa IZ diciptakar: Tuhan sebagai raj;;1 besar di dunia ini un­tuk memperbaiki dunia menjadikannya masyarakat yang hidup dalam keredhaan Tuhan. Maka tugas pokoknya ada­lab pengislaman.

Dari tugas pokok tersebut dapat diketahui bahwa sebenarnya IZ ?elaku penguasa negeri, hanyalah melak­sanakan ananat Tu.han. Maka wajarlah apabila dalam hal ini ia akan mendapat pertolongan mri padaNya. Tuhanlah, ,- levtat k.harism.a yang dibawa Khidlir-, yang akan mem­bawa kebe=has~lan IZ dalam menyampaikan tugas tersebut (h. 128, h. l.:.02).

Page 54: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

48

Dalam kharisma ~ang diterimakan kepada IZ terbersit sa­tu pikiran ~ang ber~njak dari konsep Islam bahwa pemba­wa keberhas:.lan_, pemberi kekuatan, daya, pemberi per­tolongan, dan t empat orang meminta hanyalah Tuhan Allah, Tuhanlah yang roonjadi tempat orang meminta, baik orang sebagai raja maupun orang sebagai raky~t. Apabila pa­da raja senanti.asa diharapkan terpeliharanya kekua terpencarnya ke3aktian, maka pada konsep Islam kekuatan, daya, atau ~esaktian itu hanya dapat diharapkan dari Tuhan. ·.

Dalan pi~i~an tersebut di atas teriring satu pen­dapat bahwa kek:1a-:an .• Jaya, atau kesaktian, . tidak mung­kin dimiliki oleh seorang raja tanpa anuger~ Yang Ma­ha Kuat, ialah Tuhan. Oleh karenanya, senantiasa perlu diusahakan, tergalangnya arus kharisma bagi raja dengan jalan mengiai segala yang di tuntutkan.

Demikiar~a~ kesempurnaan seorang raja digambarkan atas kriter.ia ~ersebut. Dan semacam itulah gambaran tm­koh idola · oag~·m~syarakat tradisional.

Satu pen.yebutan secara tegas .dan j elas tentang ketentuan l::agi se::>rang raja p..ada masyarakat tradisionaJ, dapat dibaca pada teks klasik Adat Raja-raja Melayu; dan teks klasik tersebutlah yang menjadi acu·an bagi penyebutan ido::::.a raja •.

Dari uara~an tersebut dapat diketa~ui bahwa HIZ juga dimakEUdk~ untuk menunjukkan bahw~ raja-raja da­hulu adalat ke-:urunan raja besar IZ. Tindakan dan peran­nya selaku .raj~ besar menjadi telada~, dan idaman pengu­asa lama.

Page 55: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

VI. KESIMPUL.AN

Dari ·an .::.~.li .sis y r.m;.; t el..o~h. cli.l tl! r.uh::o--..n c~:L de:pan ,. cli p;) l~­oleh kesimpulan bahwa HIZ sebagai satu ciptaan sastra, menunjukkan satu struktur yang utuh dan bulat atas unsur-unsur pendukung yang dipandang mempunyai peran­

· an· relatif besar adal ah tema, alur, dan/ penokohm1. Ber­

dasarkan unsur-unsur itulah kesimpulan tersebut diam­bil.

Dari amatan atas masal ah utarnanya, dapat diketa­hui bahwa HIZ menampilkan tema .IZ seoran,.g_ raja ,besar

ida.Jlli!r1' ban_gsn .• NasaJ.ah yang diungkapkan dalam menampll­kan peran IZ tersebut adalah genealogi, kekuasaan, pem­berian g~lar, godaan yang dialami, serta keberhasilan­nya menaklukkan · raja-raja lain demi kepentingan seku­ler dan religius.

Pemecahan· atas masalah tersebut bertolak pada pen­dapat masyarakat tradisional yang telah diwarnai oleh konsep-konsep Islam. Dari pangkal bertol~ tersebut tersirat satu kesan bahwa faktor kharisma yang dipe­roleh dari Tuhanlah yang merupakan kunci pembuka jalan segenap kemungkinan.

Penampilan masalah yang dilengkapi dengan pemecah­annya itu ditunjang oleh jenis alur cerita yang dipa­kai. Dari amatan atas peristiwa-peristiwa yang terja­di, diperoleh kesimpulan bahwa penyajian peristiwa­peristiwa dalam HIZ ber~urut-turut mengikuti arus ke­jadian peristiwa itu sendir i. Macam alur lurus demiki­an mendukung penyampaian masalah utama; karena dengan demikian, pemt::tca dapa t mengikuti keja dian kisahan­kisahannya seperti melihat keja dian peristiwa itu sen­diri.

49

Page 56: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

50

Amatan atas tokoh-tokoh yang bermain dalrun HIZ

hanya dilakukan terb~tas pada tokoh yang dipandang pen­

ting ialah tokoh ut.::unanya '(IZ), tokoh pembawa ke_berha­silan, dan tokoh.tokoh pendukung kesan bes~r ialah to-

' koh lawan. Dari analisis peranan beberapa tokoh saja dapat

diperoleh kesan bahwa penokohan mereka menunjukkan un­sur struktur HIZ yang fungsional dan potensial dalam

membina ·keutuhan untuk menampilkan masalah yang akan

disajikan • . Kebesaran IZ sebagai penguasa negara di­buktikan dengan keberhasilannya meresap kekuatan lawan. Semua lawan menjadi tunduk tak ada kecualinya. Penam­pilan keberhasilannya ditopang oleh munculnya tokoh pembantu, terutama tokoh Khidlir yang merupakan nyawa bagi tubuh IZ. Munculnya tokoh-tokoh lawan sebagai penguasa negara yang besar, kuat, dan luas kerajaannya, justru akan menambah kesan besar dan kuut pada IZ1 se­bagai raja. Hal ini disebabkan oleh kisah akhir perla­wanan tersebut, ialah bahwa tokoh-tokoh lawan yang ku-

' at-kuat tersebut padn akhirnya harus takluk, baik da-lam gugurnya tokoh 1awan yang tetap tidak mau takluk, maupun tokoh lawan yang bersedia takluk dan kemudian menggabungkan ·diri sebagai kekuatan yang tangguh bagi

ekspedisi rz. Dari analisis' struktur terhadap teks HIZ, dapat

diperoleh kesimpulan bahwa setiap unsur struktur yang sempat dikaji, menunjukkan adanya fungsi yang potensi­'al , esensial,; sehingga melahirkan HIZ sebagai karya besar, besar dalam volume dan mutu. ~ebagai akibatnya karya tersebut populer dalam masyarakat lama.

Penampilan masalah utama yang diduku~g oleh tokoh penguasa negeri yang lahir dari konsep berpikir masya­rak:at penciptanya, kiranya menjadi acuan penunjukan tokoh idaman penguasa negeri. Penunjukan secara ekspli-

Page 57: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

.•. ~

r

51

sit te~dapat dalam teks klasik Adat Raja-raja Melayu atas ketela danannya menj~di bukti terhadap kesan di atas. Dari kesimpulan atas kajian struktur HIZ diper­oleh gamba r an bahwa HIZ mencerminkan pandangan masya­rakat tradisional tentang tokoh penguasa~ tentang kri-

. . teria peran dan fungsinya bagi bangsa dan negaranya. Satu gambaran yang umum tentang peran penguasa negeri

adalah menjadi pengayom dan pembawa kebahagiaan rakyat­nya. Kemampuan raja menampilkan peran tersebut dimung­kinkan oleh faktC'r 11kekuatan 1' .. Maka raja harus mempu­nyai kekuatan yang sempurna dan menjago. dirinya dari kemunduran/surutnya kekuatan/kesaktian yang telah dimi­

liki. Surutnya kekuatan merupakan . bencana bagi rak-yat dan negaru.

Konsep berpikir masyarakat tradisional demikian terpan_tul secara jelas dc~J.am teks klasik HIZ. HIZ me-, rup~an aktualisasi konsep b~~aya nenek moyang ban.gsa Indonesia.

Demikianlah ~apat dik\3tahui babwa hasil· amatan atas teks HIZ secara strukturallah, kiranya, member-­sitkan ~awaban atas munculnya khar~~ma pada penguasa lruaa beserta masalah-masalahnya~

0

Page 58: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

1) 2) 3) 4) 5) 6) . 7) 8) 9)

10) 11) 12) 13) . 14) 15) . 16) 17) 18) 19) 20) Zl) 22) 23) 24) 25) 26) 27)

CATATAN

Harsya Bachtiar, 1973 : 4 R.J. Wilkinson, 1907 : 24 P.J. van Leeuwen, 1937 R.O~ Winstedt, 1938 c. Hooykaas, 1937 BahrumRangkuti, 1952 F. Douglas, 1938 Zuber Usman, 1956 Khalid Hussain, 1967 Transkripsi ~ diedit dengan edisi kritik, se~

hingga kesalahan-kesalahan yang ada dalam naskah terbawa_. Kesa~ahnn yang ~i:::-:1sa menimbulkan kesu­lii;an penaha:1an adalah loncatan bagian-bagian naskah. Edwar Jamaris, 1975 A. Cabaton, 1912 Ismail Hussain, ·1974 2 Siti Cahamah Soeratno, 1976 2 J.J. Ra~, ~968 : 133 Liaw Yock Fang, 1975 : 215 Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi, 1958 23 Teuku Iskandar., 19,58 : 14 Teuku Iskandar, 1966 : 24 Edwar Jamaris, 1975 : 20 Naskah no. Ml. 143, tersimpan di Museum Pusat Jakarta J.J. Ras, 1968 : 131 J.J. Ras, 1968 : 123 Liaw Yock Fang, 1976 : 64 Pigeaud, rrh. G. Th. I lewat J .J. Ras, 1968 132. Pigeaud Th, G. n1., 1927 Tardjan Hadidjaja, 1952 : 41 M. Lombard, 1970 : 127

52

Page 59: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

53

28) R.~. Wil kinson , 1907 : 24 29) Laffont Bompiani , 1962 : 58 30) Khalid Hussain, 1967: xvii 31) P. Heyer, 1886 32) D. 1..i , Fok.kena, Elrud Kunne Ibach, 1977 20 33) Tojorov, dalam Robert Scholes, 1977 : 143 - 144 34) V, Propp, l 958 : 18 35) Jonathan Culler, 1975 : 192 36) . Jos eph T • Shipley, 1962 : Lt-17 37) Ro-::lert Hamil ton Moor, 1965 :- 334 38) 39) 40) 41)

Jocathan Culler,

v. Propp, 1958 . . Jauathan C~ller, A. Teeuv1, 1961 :

1975 210 18 1975 232 42 -45

42) Be~edict R. O'G Anderson, 1972 : 10 Se:tagai sumber penunjukan konsep tentang masyara­k~t tradisional sehubungan dengan tinjau~ atas teks klasik, dalam penelitian ini, menunjuk ke­pc..<ia hasil analisis yang di ti tikbera titan pada keadaan masyarakat Jawa. Hal ini ditempuh mengi­ngat oleh pengamat sendiri disebutkan bahwa amat­~ya dibuat dal~n posisi Jawa di tengah-tengah masyarakat Nusantara. Selain itu juga karena itu­lah acuan yang diperoleh peneliti yang paling dekat hub~'1.gannya, Literatu:tt- yqng rnenjadi acuan y&ng dimaksudkan tersebut terpakai pada Catatan

nomo r 42), 43) dan 46). 43) Soemarsaid Moertono, 1968 26 44) S.;)emarsaid Moertono, 1973 Lt-5) S:)emars.aid Moertono, 1973 46) Benedict R. 0 1 G Anderson : 27 47) L~rouss~,-1966

48) HAR. Gibb Be JH. Kramers, 1953 49) ~rjan Hadidjaja, 1952 : 41 50) Liaw Yock Fang, 1975 : 1

-----

Page 60: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

PAtTAR .I:U .&TAKA

1. Anderson, Benedict R.O'G, Gag_asen .t..§..ntaJlg K~..!'ill..§._sgen

dt_ _dal..§lll Kequ~aan, J~w_g,, Terjemahan dari 11The Idea of Power in Javanese Cul ture 11 ,

oleh Pelayanan Rohani Mahasiswa, Yogya­

karta, 1972.

2. Bachtiar, Harsya w., 11Filologi dan Pengembangan

Kebudayaan Nasional Kita 11 , Ceramah Penga­

rahan oleh !Coordinator Konsorsium Ilmu-2

Sosial·, Dep. P & K RI pada Pertemuan Pembu­

kaan Seminar nFilologi dan Sejarah," di

Yogyakarta, 1974.

3. Bompiani, Laffont, D:i,.,_c,.i:L..Q...llJlai_r.§. .de.§ · l,M.v_r.~~ .9..El. ~

1. ©..§ t f2.I.!l:C§ ' 19 6 2 •

4. Cabaton, A, .Catq_log_ua.J)_Q.gJ.mai~ des J'1an1J...ssri ts .In.<ti..­.en.~B :i.:ndoc~~.£9~~~ et. malaYO::EQlinesiens de la bib~ioth~gue Na~iq~ale1 Paris~ 1912.

5. Culler, J, .S.t..ructuz:fi=h§.l £9etisAJ.. .§t,.!-uctu;t§.lism

~J:-.P...lilli.§.t.i.G.§ .and .tl:l§ St_g_g.;y: of Li t~.t.:'l,tu.r€l.

London and Henley

Paul, 1975.

Routledge & Kegah

6. Douglas, F. Dato 1, '!the Hanuscripts of the Hikayat

Iskandar_.. n dalam Khalid Husain

H:h_~~a.i ..l?k.a:Q d.9,.~ ._@J_k§..ffi&fu. 19 6 7 ,

7. Fang, Liaw Yock. SeJ..a:r.~h K§.?_Mast:r.S\M. M§}.~u K:J.as:il;t

Singapura : Pustaka Nasional, 1975.

8. Fokkema, D. w. Elrud Kunn_e Ibach, .'JLh.§..9£t_ELs Q.f 1.:i.t§1'..@:­ture . in ... t_h_fi .. T.~~n ti_€l..:t..lL..C_e_n t1lr.;t., Lomdon :

c. Hurst & Co, l977.

9. Gibb,HAR and JH.Kramers, Shorter EQc~..J?_~-Bdi....§. ,9.1:

L~~-qm, Cornell U.P. Ithaca New York, 1953.

54

Page 61: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

55

10. Had.idjaja, Ta rdjan, [email protected]._ .R?..ticS.-:7.F~4J.~ }1e),aitl. 1952.

11. Hooykaas, C, ~ver ~l~~ Lit~~at~re, Leyden E.Y.

Brill, l-937.

12, Hussain Khalid, !Iik.A-.Yat I,skanct0.r ~ul.~.§J:n..-@j__J1,

Kuala Lumpur, 1967.

13. Iskandar Teu~u, ~£tanU~...§§.l?.tin, Bab II, Fasal 13,

Dewan Bahasa dan Pustaka : Kualalumpur;

1961.

14, Iskandar, Teuku t 11 De Hikaja t At j eh11 , JL§.t.lJ..?.JL<!eltJlE..?Jl

van KITLV, jilid XXVI 'S Gravenhage,

Martinus Nijhoff-1958.

15. Ismail fusse:in,.Th§. Stud_y: pf .Tra9-i.tiQ...n~l .. M<U~ Li t§.J.'~

! Select~d lL~~i~. Kuala Lumpur

Dewan Bahasa dan Pustaka, 1974.

16. Jamaris, Edwar, 11 Iskandar Zulkarnain sebagai asal

Keturunan Raja Melayu dalam nask~ berisi

Sejarah;' dalam ~j,alah dua bulanan .§§..b.sa§.§!. §..@

Ms_u..sA~:t.r:_qq..n no, 31, th. 1975.

17. Larousse, Encyclopedia Generale Larousse, - --~·----· -~ Paris : Librarie Larousse, 1966.

18. Lcmbard, M, Mfln.:n.~~ §.i J!j..st_oir~ ~Alli!f.Lan .. clre. §.i

Mahomet, Paris9 1970.

19. Meyer, P. , .1 ~Al~_ci_:r;:g 1..§. z.m<l~ Ri?Jl§ · Le IJ.:.i.~ ture

.E,:r._ancaise tlQ..Y.§.ll Ag_e, 1886. . .

20. Moertono, Soemarsaid , 11Kerajaan Tradisional di Indo-

nesia11, peram~ p<;.lda S.emii!,a.t: Fil.9_lo.&i 4.sm. .§..uara_:Q. .cJi Yogya~-~1 1973.

21. 7•io ertono_, Soemarsaid , St ate §JlS! ~:11..ili Q.r~ . .:f.i in. ol<l

:Java, New York, 1968.

22. Moor, Robert Hamilton, E..ff..~<;;.lli§. YLr..ttiJJ$, New York:

The Viking Press Inc. 1965.

Page 62: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

56

23. Munsyi·, Abdullah bin Abdulkadir , .$ei~t9:h lVI§Ja..Y~ Anotasi ol~h T.D. Situmorang dan Prof.

Tir. A. Teeuw, Penerbit Djambatan, 1958.

24. Pigeaud, 'Ih. G.1'h, Li t.e.r.~tu:r_~ p..f... ..I.s.vka, Catalogus

l<aisonne of Javanese Nanuscripts in thQ

University of Leiden and ~ther Public

Collections in the Netherlands , 1927.

25. Propp, 11I-1orphlogy of the Folktale 11 , dalam I~i~llst.i.C?.­

naJ.. .J.O.Rt.:P...Sl .Q..i AmeriSill, J,j_ngtU-_stic.s vol 24, · No . 14., 1958.

26. Ran gku ti , Bah rum, ~'.li!:~ §.~.1 e_:p.~2 i.~J?-..t..§.!l.g ~emq

~~a~ .~ ~.J:.:in , dll. dalrun majalah Hikmah,

:J-952.

27. Ras, J. J. H].Js.0.Y.!3-t. ~-gjM_, The Hague : Hartinus Nijhoff 11Hikayat Ban.djar : A Study in Malay Histo­

riography11 ,. Bi bliothec a IndolleStc:Q..,Jl. Konin­

klijk instituut voor Taal, Land en Volkunde,

1968.

28 • . Sceheles~ Robert and Robe .rt Kellogg, dalam James 1.

Calderwood and Harold E. Toliver, New York:

Oxford University Press, London Toronto,

P.erspect!yes on fL~tion~ · l96D .

29. Shipley, Joseph T., .lli.Q.:i:i.9Jll3.r.:Y, o:f._llQ.!:_ld .L~te.r;.,atur,Jl,

New Yersey : Littl~field Adams & Co. 1962.

30. Soeratno , Siti Chamamah, L.e Bo]l).an. si'C1l..§..X~dr~ sLans

,le !!lO_nge Il'!al.ai$. , Paris, 1976.

31. Teeuw, A. With the Assistence of H.W. Emanuels. 11 A Critical Survey of Studies on Malay

and Bahasa Indonesia. I

K~Xk~, Bibliographical Series, 5 : 42-50 •• s

Grnvenhage : Martinus Nijhoof, 1961.

Page 63: u, · Teks-teks l·dasik yang menampi1kan tokoh penguasa ne geri yanr, mempunyai perru1an sebagai raja besar, me ngacu kepada tokoh rz. 9. Tradisi IZ muncu1 pada ' teks-teks h:1asik

57

32. Todaro~ dalam Robert Scholes, Stt.~~i~J:~i~~ ~Jl 1i- ~

te~:r._at1!.!:.§. Aq Jnt:r;,oq.u<;:llin, New Haven lal~Ei

University, 1976.

33. Usmar:, .Zuber, 11Hi.ka_;y:.a~ I..skan<i~ £lilkarnain~ Djakarta,

1956.

34. Van ·I...eeuwen, P.J., De A).§X.cm.9..Prroman, Leyden, 1937.

35. Wilkinson, R. J ., "Papers on Halay Subjects 11 , dalam

~ part I, Kuala Lumpur, 1907.

36. Winstedt, Sir Richard, 11 The Date, Authorship, Con­

tents, and Some New Hss of the Malay Ro­

mance of Alexander The Great 11 , LM:f3.B!§,

vol. xvi part 111 1938.

s ---