tuturan direktif spg make up di …lib.unnes.ac.id/26359/1/full.pdftuturan direktif spg make up di...

20
TUTURAN DIREKTIF SPG MAKE UP DI SUPERMARKET KOTA TEGAL TESIS diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Oleh WAHYU ASRIYANI 0202513014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Upload: phunganh

Post on 21-Apr-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TUTURAN DIREKTIF SPG MAKE UP

DI SUPERMARKET KOTA TEGAL

TESIS

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Pendidikan

Oleh

WAHYU ASRIYANI

0202513014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

i

PERSETUJUAN TIM PENGUJI DRAF TESIS

Draf tesis dengan judul “Tuturan Direktif SPG Make Up di Supermarket Kota Tegal”,

nama : Wahyu Asriyani

NIM : 0202513014

program studi : Pendidikan Bahasa Indonesia

telah diujikan pada tanggal 2015 dan telah direvisi sesuai dengan masukan tim

penguji serta layak untuk diajukan ke sidang Panitia Ujian Tesis.

Ketua Penguji 1

Dr. Ida Zulaeha, M.Hum. Dr. B. Wahyudi Joko Santoso, M.Hum.

NIP 197001091994032001 NIP 196110261991031001

Penguji II Penguji III

Dr. Hari Bakti Mardikantoro, M.Hum. Prof.Dr. Rustono, M.Hum.

NIP 196707261993031004 NIP 195801271983031003

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis ini benar-benar

karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain atau pengutipan dengan cara-

cara tang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip

atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas pernyataan ini saya siap menanggung

risiko/sanksi yang dijatuhkan apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika

keilmuan dalam karya ini.

Semarang, Desember 2015

Yang membuat peryataan,

Wahyu Asriyani

0202513014

iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

1) Man jadda wajada.

2) Dan tutur kata yang baik adalah sedekah. (HR. Bukhori Muslim)

3) Hidup ini bagai tesis, banyak bab dan revisi yang harus dilewati. Tetapi akan

selalu berakhir indah, bagi mereka yang pantang menyerah. (Wahyu Asriyani)

PERSEMBAHAN:

Tesis ini kupersembahkan kepada:

1. Bapak dan Ibuku

2. Dosen-dosen Program Pascasarjana Universitas

Negeri Semarang

3. Almamaterku, Universitas Negeri Semarang

iv

ABSTRAK

Asriyani, Wahyu.2015. “Tuturan Direktif SPG Make Up di Supermarket Kota

Tegal”. Tesis. Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Negeri

Semarang. Pembimbing I: Prof. Dr. Rustono, M.Hum. Pembimbing II: Dr.

Hari Bakti Mardikantoro, M.Hum.

Kata kunci: pragmatik, aspek-aspek pragmatik, konteks dan situasi tutur, teori tindak

tutur, tindak tutur direktif, fungsi bahasa, SPG.

Pekerjaan seorang SPG adalah menawarkan sebuah produk yang sedang

dipromosikannya, memberitahu kelebihan produk, menerangkan bagaimana produk

itu harus digunakan, memberitahu bahan serta kandungan apa saja yang terdapat di

dalam produk tersebut sekaligus fungsinya. Percakapan SPG make up di Supermaket

dipilih sebagai data karena percakapan yang digunakan oleh SPG memiliki tujuan

untuk membujuk orang lain. Selain itu, dalam percakapan SPG make up banyak

terdapat tuturan direktif.

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsi bentuk tuturan direktif, (2)

mengidentifikasi fungsi, dan (3) memaparkan alasan digunakannya percakapan

direktif oleh SPG make up di Supermarket Kota Tegal.

Data dikumpulkan dengan metode simak. Dalam melakukan metode simak,

diterapkan teknik sadap sebagai teknik dasarnya. Kemudian diteruskan dengan teknik

lanjutan berupa teknik simak libat cakap, teknik simak bebas libat cakap, teknik

rekam, dan teknik catat. Analisis data dilakukan dengan metode pragmatis .

Bentuk tuturan direktif yang digunakan SPG make up di Kota Tegal ada enam,

yaitu tindak tutur direktif mengajak, menanya, memerintah, melarang,

memperbolehkan, dan menyarankan. Terdapat 7 fungsi bahasa di dalam tuturan SPG,

yaitu fungsi instrumental, regulasi, intereaksional, heuristik, personal, dan imajinatif.

Ada 6 alasan digunakannya tindak tutur direktif adalah supaya produk make up yang

ditawarkan SPG dibeli, supaya SPG make up memperoleh informasi seputar

permasalahan kulit calon pembeli, supaya SPG make up dapat menyarankan calon

pembeli untuk memilih produk yang diinginkan, supaya SPG dapat mengarahkan

penggunaan produk dengan benar kepada calon pembeli, supaya SPG

memberitahukan manfaat produk make up, dan supaya SPG dapat membuat calon

pembeli teringat dengan iklan produk make up.

Saran yang disampaikan adalah bagi SPG hendaknya tidak sekadar

menawarkan produk, tetapi memberikan informasi penggunaan produk make up yang

benar dan aman, bagi calon pembeli mintalah saran kepada SPG terkait produk make

up yang aman, dan penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi pihak lain untuk

melakukan penelitian ilmu bahasa pada umumnya dan kajian pragmatik pada

khususnya.

v

ABSTRACT

Asriyani, Wahyu.2015. "SPG directive utterances Make Up in Supermarket Tegal".

Thesis. Master of Education Indonesian Semarang State University.

Supervisor I: Prof. Dr. Rustono, M.Hum. Supervisor II: Dr. Hari Bakti

Mardikantoro, M.Hum.

Keywords: pragmatic, pragmatic aspects, context and situation of speech, speech act

theory, directive speech acts, language function, SPG

The work of an SPG is offering a product that is being promoted, told the

advantages of products, explains how the product should be used, notify materials

and any content contained in these products at the same function. SPG conversation

makeup in supermarkets chosen as the data because the conversation is used by SPG

has the goal to persuade others. Moreover, in a conversation SPG makeup there are

many utterances directive.

The purpose of this study were (1) describe the form directive speech, (2)

identify the function, and (3) explain the reasons used by the directive conversation

SPG Supermarket make up in Tegal.

Data collected by the methods refer to. In doing method refer to, applied the

technique of tapping as the basic technique. Then continued with advanced

techniques such as the techniques involved consider ably, free refer techniques

involved capably, recording techniques, and technical notes. The data analysis was

conducted using a pragmatic.

Form of speech used SPG directive make up in the town of Tegal 6, namely, to

invite the directive speech acts, to question, to rule, bans, permits, and advise. There

are 7 function of language in speech SPG, namely the instrumental function,

regulation, intereaksional, heuristics, personal, and imaginative. There are 6 reasons

the use of speech acts directive is that makeup products offered SPG purchased, so

that SPG make up obtain information about skin problems prospective buyers, so that

SPG make up can advise potential purchasers to select the desired product, so that

SPG can direct the use of product true to prospective buyers, so that tells SPG

benefits make up products, and that may make prospective buyers SPG remembered

by advertising make up products.

Suggestions submitted is part of the SPG should not just offer products, but

provide information using makeup products are properly and safely, for prospective

buyers ask for suggestions to SPG related makeup products are safe, and this study

can be used as a reference for others to do study linguistics in general and in

particular the study of pragmatics.

vi

PRAKATA

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat,

taufik, dan hidaya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul

“Tuturan Direktif SPG Make Up di Supermarket Kota Tegal’. Tesis ini dibuat sebagai

salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program

Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.

Penulis tentu juga tidak dapat menyelesaikan karya ini dengan baik tanpa

bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian

ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada

pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini. Ucapan terima kasih

peneliti sampaikan pertama kali kepada Prof. Dr. Rustono, M.Hum. (Pembimbing I)

dan Dr. Hari Bakti Mardikantoro, M.Hum. (Pembimbing II). Ucapan terima kasih

peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang telah membantu selama proses

penyelesaian studi berikut ini:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan fasilitas belajar;

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, yang telah

memberikan kesempatan serta arahan selama pendidikan, penelitian, dan

penulisan tesis ini;

vii

3. Ketua dan sekretaris Program Studi Program Studi Pendidikan Bahasa

Indonesia Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan kesempatan dan arahan dalam penelitian ini;

4. Dr. B. Wahyudi Joko Santoso, M.Hum. sebagai penilai utama ujian tesis yang

senantiasa memberikan masukan dan arahan dalam penelitian ini;

5. Bapak dan Ibu dosen Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang,

yang telah banyak memberikan bimbingan serta ilmu kepada peneliti selama

menempuh pendidikan;

6. Kedua orangtuaku, Suhardi dan Sri Mulyati yang senantiasa menjadi motivasi

dalam menyelesaikan studi;

7. Adik, dan keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat;

8. Sahabat-sahabat di PPs Prodi Bahasa Indonesia S-2, dan semua pihak yang

telah membantu kelancaran penelitian ini yang tidak dapat penulis sebutkan

satu per satu.

Semoga semua bimbingan, dorongan, dan bantuan yang telah diberikan kepada

penulis mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah Swt. Penulis berharap tesis

ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pihak umumnya.

Semarang, 2015

Wahyu Asriyani

viii

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN TIM PENGUJI DRAF TESIS.......................... i

PERNYATAAN KEASLIAN......................................................... . ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................... iii

ABSTRAK......................................................................................... iv

ABSTRACT...................................................................................... v

PRAKATA......................................................................................... ix

DAFTAR ISI..................................................................................... xi

DAFTAR TABEL............................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRA........................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN............................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah..................................................................... 7

1.3 Cakupan Masalah......................................................................... 7

1.4 Rumusan Masalah........................................................................ 8

1.5 Tujuan Penelitian......................................................................... 8

1.6 Manfaat Penelitian....................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIS.... 10

2.1 Kajian Pustaka............................................................................. 10

2.2 Kerangka Teoretis........................................................................ 18

2.2.1 Pragmatik................................................................................... 18

2.2.2 Aspek-Aspek Pragmatik........................................................... 21

2.2.3 Konteks dan Situasi Tutur......................................................... 24

2.2.4 Teori Tindak Tutur.................................................................... 27

2.2.5 Tindak Tutur Direktif................................................................ 35

2.2.6 Fungsi Bahasa.......................................................................... 39

ix

2.2.7 Komunikasi SPG...................................................................... 44

2.3 Kerangka Berfikir……………………………………………… 45

BAB III METODE PENELITIAN................................................. 47

3.1 Pendekatan Penelitian.................................................................. 47

3.2 Desain Penelitian………………………………………………. 50

3.3 Fokus Penelitian………………………………………………… 52

3.4 Data dan Sumber Data.................................................................. 52

3.5 Teknik Pengumpulan Data............................................................ 53

3.6 Teknik Keabsahan Data………………………………………… 55

3.7 Teknik Analisis Data.................................................................... 57

3.8 Teknik Penyajian Hasil Penelitian................................................ 61

BAB IV BENTUK, FUNGSI, DAN ALASAN PERCAKAPAN DIREKTIF

SPG MAKE UP DI SUPERMARKET KOTA TEGAL.............. 62

4.1 Bentuk-Bentuk Tindak Tutur Direktif............................................. 62

4.1.1 Tindak Tutur Direktif Meminta.................................................... 62

4.1.2 Tindak Tutur Direktif Menanyakan.............................................. 66

4.1.3 Tindak Tutur Direktif Memerintah............................................... 71

4.1.4 Tindak Tutur Direktif Melarang.................................................. 75

4.1.5 Tindak Tutur Direktif Memperbolehkan...................................... 80

4.1.6 Tindak Tutur Direktif Menyarankan.............................................. 83

4.2 Fungsi Tindak Tutur Direktif............................................................ 87

4.2.1 Fungsi Instrumental........................................................................ 87

4.2.2 Fungsi Regulasi............................................................................... 92

4.2.3 Fungsi Representasi......................................................................... 97

4.2.4 Fungsi Interaksional......................................................................... 100

4.2.5 Fungsi Heuristik............................................................................... 102

4.2.6 Fungsi Personal................................................................................ 104

4.2.7 Fungsi Imajinatif.............................................................................. 106

4.3 Alasan Digunakannya Tuturan Direktif dalam Tuturan SPG Make Up

x

di Supermarket Kota Tegal................................................................... 108

4.3.1 Supaya Produk Make Up yang Ditawarkan SPG Dibeli................... 108

4.3.2 Supaya SPG Make Up Memperoleh Informasi Seputar Permasalahan

Kulit Calon Pembeli............................................................................... 110

4.3.3 Supaya SPG Make Up Dapat Menyarankan Calon Pembeli untuk

Memilih Produk yang Diinginkan......................................................... 116

4.3.4 Supaya SPG Dapat Mengarahkan Penggunaan Produk Dengan

Benar Kepada Calon Pembeli................................................................ 117

4.3.5 Supaya SPG Memberitahukan Manfaat Produk Make Up……….... 120

4.3.6 Supaya SPG Dapat Membuat Calon Pembeli Teringat dengan Iklan

Produk Make Up.................................................................................. 122

BAB V SIMPULAN DAN SARAN................................................. ...... 126

5.1 Simpulan............................................................................................. 126

5.2 Implikasi............................................................................................. 127

5.3 Saran................................................................................................... 127

DAFTAR PUSTAKA....................................................................... ….. 129

LAMPIRAN.............................................................................……....... 134

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya, setiap manusia merupakan makhluk sosial yang saling

berhubungan dengan yang lain. Manusia menunjukkan bahwa ia selalu ingin

berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain. Kegiatan komunikasi bukan

hanya sekadar penyampaian dari seseorang kepada orang lain, tetapi juga

sebagai sarana pendukung dari segala aktivitas yang sedang terjadi dalam

suatu perusahaan. Komunikasi dalam perusahaan memiliki peran yang sangat

penting, karena tidak mungkin suatu perusahaan berjalan baik dalam mencapai

tujuannya tanpa adanya komunikasi yang baik dan harmonis antara pimpinan

dengan bawahannya.

Suatu perusahaan dapat berjalan lebih baik apabila usaha bisnis

tersebut ditopang oleh sumber daya manusia yang handal. Keberhasilan

ataupun kegagalan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh semua elemen

yang ada di dalam organisasi baik pimpinan, karyawan juga dengan

kemampuan dari sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan. Adanya

interaksi manusia yang satu dengan yang lainnya akan dapat berjalan secara

harmonis dan dinamis melalui komunikasi. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan

sumber daya manusia yang potensial.

Perusahaan dalam memasarkan suatu produk memerlukan beberapa

aktivitas yang melibatkan berbagai sumber daya manusia. Sebagai fenomena

2

yang berkembang pada saat ini, dalam pemasaran terdapat suatu bagian yang

memiliki keterkaitan langsung dengan konsumen dalam mempromosikan

suatu produk, yaitu Sales Promotion Girl selanjutnya disingkat SPG. Profesi

ini biasanya menggunakan wanita yang mempunyai karakter fisik yang

menarik sebagai usaha untuk menarik perhatian konsumen. Nitisemito

(2001:53) berpendapat bahwa SPG sebagai salah satu pendukung pemasaran

suatu produk maka diperlukan tenaga promosi suatu produk sehingga mampu

menarik konsumen. Selanjutnya, dengan kemampuan berpromosi yang

dimiliki seorang SPG akan mampu memberikan berbagai informasi yang

berkaitan dengan produk. Menurut Darmono (1998:35), seorang SPG dituntut

untuk mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi, terutama terhadap

pengetahuan produk yang dipromosikan maupun yang dipasarkan dan juga

mempunyai penampilan fisik yang mendukung karakter produk.

Pekerjaan seorang SPG adalah menawarkan sebuah produk yang

sedang dipromosikannya, memberitahu kelebihan produk, menerangkan

bagaimana produk itu harus digunakan, memberitahu bahan serta kandungan

apa saja yang terdapat di dalam produk tersebut sekaligus fungsinya. Adanya

SPG dalam kegiatan promosi produk yang ditawarkan perusahaan sedikit

banyak membantu perusahaan dalam memikat calon pembelinya. Hal ini

didasarkan pada penampilan pertama yang ditunjukkan oleh SPG dengan

penampilan fisik yang memang biasanya menarik. Setelah melihat penampilan

SPG dan penawarannya yang menarik, biasanya calon pembeli berpikir untuk

mencoba produk atau sekedar menerima brosur yang disodorkan oleh SPG.

3

Brosur inilah yang kemudian menjadi sebuah awal jembatan adanya

komunikasi antara SPG dengan calon pembeli.

Seorang SPG dituntut untuk lebih aktif dan agresif dalam menawarkan

produknya. Adanya tenaga SPG dalam mempromosikan suatu produk dapat

menarik konsumen. Selanjutnya, dengan kemampuan berpromosi yang

dimiliki seorang SPG akan mampu memberikan berbagai informasi yang

berkaitan dengan produk. Seorang SPG harus pandai berkomunikasi dengan

pembeli agar ia memberikan respon positif pada produk yang kita tawarkan.

Ramah, murah senyum, lembut, sabar, sopan dan menjaga emosi, itulah

karakter dasar yang harus diterapkan pada seorang SPG. Mengapa menjaga

emosi juga harus diterapkan?, karena pembeli yang akan dihadapi sangat

beraneka ragam. Mulai dari pembeli yang baik, lembut, cerewet, hingga super

judes. Penawaran produk biasa dilakukan dengan cara berkeliling di wilayah

event yang sedang diadakan.

Sekarang ini, banyak perusahaan yang sering kali merasa tidak

terbantukan secara optimal oleh SPG. Hal ini terjadi karena SPG tersebut

biasanya tidak memiliki kompetensi yang baik dalam hal berkomunikasi. Bagi

seorang SPG, gaya komunikasi menjadi hal penting dalam menawarkan

produk yang dijualnya. Agar tercipta interaksi yang baik antara SPG dan calon

pembeli, seorang SPG harus mampu berkomunikasi dalam tindak tutur yang

memikat dengan merayu calon pembelinya. Pada dasarnya, tindak tutur yang

dihasilkan bergantung pada tujuan atau arah percakapan untuk mencapai

tujuan. Tindak tutur harus disesuaikan dengan situasi percakapan. Situasi

4

percakapan merupakan situasi sosial yang aktual karena terjadi dalam

lingkungan masyarakat yang luas dan berbeda. Jadi, situasi tutur dapat

mempengaruhi ketercapaian tujuan tindak tutur.

Ibrahim (1993:27) menjelaskan bahwa tindak tutur direktif tidak hanya

pengekspresian sikap penutur terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh

petutur, tetapi direktif juga bisa merupakan pengekspresian maksud penutur

(keinginan dan harapan) sehingga percakapan atau sikap yang diekspresikan

dijadikan sebagai alasan untuk bertindak oleh petutur. Senada dengan itu

Gunarwan (1994:85-86) mengatakan bahwa tindak tutur direktif adalah tindak

tutur yang dilakukan penuturnya dengan maksud agar si pendengar (petutur)

melakukan tindakan yang disebutkan di dalam percakapan itu, misalnya

menyuruh, memohon, dan menantang.

Percakapan SPG Make Up yang di Supermaket dipilih sebagai data

karena percakapan yang digunakan oleh SPG memiliki tujuan untuk

membujuk orang lain. Peneliti telah menganalisis bentuk tindak tutur yang

digunakan oleh SPG make up, karena tindak tutur SPG make up bervariasi

dengan fungsi yang juga bervariasi. Variasi tersebut tampak pada percakapan

SPG make up di Rita Mall Tegal seperti dalam penggalan percakapan berikut.

1) Konteks Percakapan :

DITUTURKAN PADA WAKTU SORE HARI OLEH SPG MAKE

UP WARDAH, KEPADA CALON PEMBELI TENTANG

KHASIAT PEMBERSIH DAN FACIAL WASH DARI PRODUK

KOSMETIK WARDAH PADA SAAT CALON PEMBELI INGIN

MENCARI PEMBERSIH WAJAH.

SPG : “Selamat pagi Mbak, maaf itu mukannya

5

sedang berjerawat ya?”

Calon pembeli : “Iya, Mbak”

SPG : “Kenapa bisa seperti itu, Mbak?”

Calon pembeli : “Iya Mbak, awalnya jarang saya bersihkan”

SPG : “Biasanya pakai make up apa?”

Calon pembeli : “Saya menggunakan pond’s Mbak”

SPG : “Mbak, muka Mbak kan sepertinya

berminyak jadi cenderung lebih mudah

berjerawat, lebih baik hindari makanan

yang banyak mengandung lemak dan pedas,

karena makanan tersebut dapat merangsang

tumbuhnya jerawat pada wajah. Mbak

sudah pernah mencoba produk dari

wardah?, penyegar dan susu pembersih,

beserta facial wash yang khusus untuk kulit

berjerawat sangat bagus, sehingga dapat

mengurangi jerawat yang membandel.”

Calon pembeli : “Oh iya Mbak, terima kasih atas sarannya”

SPG : “Sama-sama Mbak”

Penggalan percakapan tersebut penulis dapatkan ketika observasi awal dengan

melakukan perekaman menggunakan alat perekam yang disimpan dalam

dompet. Berdasarkan penggalan percakapan SPG tersebut terdapat percakapan

direktif advisories (menyarankan). Adapun menurut Yule (1996:54) tindak

tutur direktif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penutur agar lawan tutur

melakukan sesuatu, misalnya tindak memaksa, memerintah, mengajak,

menyuruh, memperingatkan, mengizinkan, dan sebagainya. Ditandai dengan

penggalan percakapan SPG : “Mbak, muka Mbak kan sepertinya berminyak

jadi cenderung lebih mudah berjerawat, lebih baik hindari makanan yang

banyak mengandung lemak dan pedas, karena makanan tersebut dapat

merangsang tumbuhnya jerawat pada wajah. Mbak sudah pernah mencoba

produk dari wardah?, penyegar dan susu pembersih, beserta facial wash yang

6

khusus untuk kulit berjerawat sangat bagus, sehingga dapat mengurangi

jerawat yang membandel.”

Seorang SPG tersebut menganjurkan atau menyarankan kepada calon

pembeli agar pembeli yang berjerwat jangan mengkonsumsi makan-makanan

berlemak dan pedas, karena makanan tersebut dapat merangsang tumbuhnya

jerawat pada wajah. Selain memberi saran kepada calon pembeli, SPG

menginginkan agar calon pembeli membeli produk make up pembersih dan

facial wash dari Wardah khusus untuk muka berjerawat. Berdasarkan

percakapan di atas dapat dijelaskan bahwa ucapan yang disampaikan penutur

(SPG) kepada mitra tutur (konsumen) berfungsi untuk instrumental, yang

bertujuan agar calon pembeli (CP) melakukakan apa yang dikatakan oleh SPG

yakni mengganti produk make up nya dengan produk make up yang SPG

pasarkan. Percakapan direktif menyarankan digunakan oleh SPG make up

karena pada saat itu pembeli sudah pernah memakai produk lain, tetapi

masalah pada kulit wajahnya belum teratasi.

Berdasarkan paparan itu, penelitian yang dikaji berupa bentuk, fungsi,

dan alasan percakapan direktif SPG make up di Kota Tegal. Hal itu

dilatarbelakangi oleh penelitian tindak tutur direktif yang jarang dilakukan dan

dalam percakapan SPG make up banyak terdapat percakapan direktif. Oleh

sebab itu perlu dideskripsikan analisis tindak tutur direktif pada SPG make up

di Kota Tegal.

7

1.2 Identifikasi Masalah

Beberapa permaslahan dikaji dalam bidang pragmatik. Adapun

permasalahan tersebut yaitu, jarang dilakukannya penelitian bentuk-bentuk

percakapan direktif dan fungsi yang terdapat dalam percakapan SPG make up di

Supermarket Kota Tegal. Di dalam percakapan tersebut terdapat banyak

implikatur percakapan, pematuhan prinsip kerja sama, pelanggaran prinsip kerja

sama, prinsip kesantunan, dan percakapan direktif.

1.3 Cakupan Masalah

Agar terfokus, penelitian ini terfokus pada:

1) bentuk-bentuk tuturan direktif pada SPG make up di Supermarket Kota Tegal

yang hanya dikaji di dalam penelitian ini;

2) fungsi tindak tutur direktif pada percakapan SPG make up di Supermarket

Kota Tegal dikaji di dalam penelitian ini; dan

3) alasan mengapa digunakan tuturan direktif pada percakapan SPG make up di

Supermarket Kota Tegal.

8

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah itu, masalah penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut.

1) Apa dan bagaimana bentuk tuturan direktif yang terdapat pada percakapan

SPG make up di Supermarket Kota Tegal?

2) Apa saja fungsi tuturan direktif pada percakapan SPG make up di

Supermarket Kota Tegal?

3) Mengapa tuturan direktif tertentu lebih banyak digunakan SPG dibanding

yang lain?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini meliputi hal-

hal berikut:

1) mendeskripsi bentuk tuturan direktif yang terdapat pada percakapan SPG

make up di Supermarket Kota Tegal;

2) mengidentifikasi fungsi tuturan direktif yang digunakan SPG make up di

Supermarket Kota Tegal; dan

3) mengungkap alasan digunakannya tuturan direktif yang lebih sering

digunakan dibanding yang lain.

9

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan manfaat secara teoretis dan praktis. Secara

teoretis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung teori yang digunakan

yaitu teori pragmatik, dan dapat menambah teori-teori yang sudah ada dalam

perkembangan ilmu pragmatik, terutama tentang kajian tindak tutur direktif.

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan

dalam proses pembelajaran tentang kajian pragmatik khususnya tindak tutur

direktif. Penelitian ini juga diharapkan sebagai sarana belajar untuk

mempermudah dalam menafsirkan bentuk direktif, dan fungsi dalam bentuk

percakapan lisan yang terdapat dalam percakapan direktif pada kalangan SPG.