tutorials skenario 3
DESCRIPTION
tutorial skenario 3 FK unilaTRANSCRIPT
Step 11. Brucellosis : penyakit akibat brucella, bakteri Gram negatif
2. Zoonosis : penyakit yang bertransmisi dari hewan ke manusia, atau penyakit yang disebabkan oleh hewan
Step 2
1. Perbedaan ular berbisa dan yang tidak berbisa
2. Faktor faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit lewat hewan ataupun penyakit akibat hewan
3. Mekanisme bisa ular
4. Manifestasi klinis gigitan ular
5. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui diagnosis gigitan ular berbisa
6. Tatalaksana awal gigitan ular berbisa
7. Tindakan preventif yang dilakukan
8. Potensial hazard dari hewan
Step 3
1. Perbedaan ular berbisa dan yang tidak berbisa
PerbedaanUlar tidak berbisaUlar berbisa
Mata
Kepala
Ekor
Bekas gigitan
Pengeluaran bisa
Bentuk taringBulat
Segiempat
Ruas lurus
Seperti huruf U, besar
Tidak terdapat pengeluaran bisa saat ditempelkan ke cerminBesarOval
Segitiga
Ruas terbagi dan berbisa
Kecil, dalam
Terdapat pengeluaran bisa saat ditempel ke cermin
Kecil
2. Faktor yang mempengaruhi :
Identitas (pekerjaan, usia)
Riwayat penyakit keturunan
Spesies ular
Kedalaman dan jumlah gigitan
Interval gigitan
Kecepatan tatalaksana3. Mekanisme bisa ular :
Neurotoksin
Sitolitik
Hemolitik
Miotoksin
Kardiotoksin
Sitotoksin
Enzim lain4. Manifestasi klinis : Lokal
Sistemik
Spesifik5. Pemeriksaan :
Lab (darah,urin)
Penunjang (Rontgen, EKG)6. Tatalaksana :
a. Pemasangan torniquet
b. Immobilisasi
c. Pembersihan dengan air mengalir
d. Rawat lanjutan (RS)7. Tindakan preventif :
Baju lengan panjang
Sarung tangan tebal
Celana panjang tebal
Sepatu boot setinggi hampir mencapai lutut8. Potensial Hazard hewan :
Gigitan ular (berbisa, tidak berbisa)
Sengatan tawon/lebah
Laba-laba
Kalajengking
Step 4
1. Tingkat toksisitas bisa ular juga dapat ditentukan berdasarkan tempatnya, biasanya ular di daerah perairan lebih berbahaya dibandingkan daerah darat.
Contoh : ular laut
Ular berbisa biasanya hidup berkelompok sedangkan ular tidak berbisa tidak berkelompok.
2. Faktor yang mempengaruhi :
Identitas
Usia : semakin tua seseorang, semakin rendah imun seseorang (kecuali pada anak)
Pekerjaan : paling beresiko pada orang yang bekerja di bidang pertanian tanpa APD
Riwayat penyakit keturunan : bisa terjadi imunodepresi, contoh pada HIV/AIDS atau sindrom lain
Spesies ular
Kedalaman dan jumlah gigitan
Interval gigitan
Kecepatan tatalaksana3. Mekanisme bisa ular :
Neurotoksin : bersifat neurotoksin karena mengandung fosfolipase A2Fosfolipase A2 mempengaruhi asetil kolin dan neuroseptik sehingga mendepresi sistem pernafasan yang dapat berakibat fatal
Sitotoksin : peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan edema Sitolitik : kerusakan jaringan dan menyebabkan nekrosis, ekimosis, dan kerusakan jaringan sekitar
Hematotoksin : perdarahan dari lubang yang ada di tubuh, contoh : epistaksis, hemoptisis, hematemesis, dsb
Hemolisis : kerusakan sel darah merah
Kardiotoksin : kerusakan serabut otot jantung
Enzim lain, hyalurodinase menyebabkan penyebaran bisa menjadi lebih cepat.4. Manifestasi klinis :
a. Lokal
Bengkak yang cepat menyebar, progresif
Nekrosis yang cepat
Pallor
Paralisis
Pulseness
Parestesi
b. Sistemik
Nausea
Vomit
Disorientasi
Perdarahan hidung dan telinga
c. Spesifik
Neurotoksik
Hemolitik
Gejala muncul tergantung pada jenis ular, contoh :
Cobra, viper >24 jam menimbulkan kematian
Coral > 72 jam menimbulkan kematian5. Pemeriksaan penunjang Darah (pengambilan darah 5-10menit sebelum injeksi anti bisa) :
Leukositosis PMN
Anemia
Koagulopati
APTT memanjang
Fibrinogen menurun
Urin :
Proteinuria
Hematuria
EKG :
Aritmia
Takikardia
Rontgen dada (jika ada perburukan)6. Tatalaksana :
Perhatikan ketenangan korban (A,B,C)
Immobilitas keadaan korban
Tindakan menghisap bisa dan insisi TIDAK BOLEH dilakukan
Pemakaian torniquet di sisi proksimal untuk mencegah venom masuk ke KGB, diharapkan pemakaian tidak terlalu kuat untuk memungkinkan jaringan tidak mati atau rusak akibat tidak ada aliran darah
Tandai perluasan luka secara progresif, tandai kerusakan kulit yang meluas
Pemberian IV line kristaloid serum dengan antivenom diberikan 2-20 vial @5ml
Koagulopati, diberikan presipitat, jika koagulopati menetap, berikan presipitat kembali
Antivenin didapat dari serum kuda, diencerkan terlebih dahulu, pemberian awal 15-20 vial, kemudian di infus ditambahkan 5-10 vial untuk maintenance dose hingga bengkak berkurang.7. Tindakan preventif :
Baju lengan panjang
Sarung tangan tebal
Celana panjang tebal
Sepatu boot setinggi hampir mencapai lutut8. LO
Step 51. Potensial hazard zoonosis
2. Mekanisme bisa ular
3. Radiologi gigitan ular berbisa