tutorial peb
Post on 11-Dec-2015
23 views
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
Gina Magda Riana
Bagian Obstetri dan Ginekologi Tutorial Klinik
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
G2P1A0 gravid 39 minggu dengan Preeklampsia Berat
Disusun Oleh:
Suryanti SuwardiDesire Bibiana Palada
Ayu Herwan Mardatillah
Pembimbing:
dr. Yasmin Sabina Sadiah, Sp.OG
Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik
Pada Bagian Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
2015BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Preeklampsia merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi yang tertinggi di Indonesia. Penyakit yang disebut sebagai disease of theories ini, masih sulit untuk ditanggulangi.(1)
Preeklampsia merupakan suatu sindroma yang berhubungan dengan vasospasme, peningkatan resistensi pembuluh darah perifer, dan penurunan perfusi organ yang ditandai adanya hipertensi, edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Umumnya terjadi pada trimester ke-3 kehamilan, tetapi dapat pula terjadi sebelumnya, misalnya pada mola hidatidosa. Komplikasi yang dapat terjadi diantaranya eklampsia, HELLP Syndrome, edema paru, gagal ginjal, DIC, krisis hipertensi, encephalopathy hypertension, dan buta kortikal.(1,2)
Hipertensi biasanya muncul lebih awal dari tanda-tanda lainnya. Untuk menegakkan diagnosa preeklampsia, kenaikan tekanan sistolik harus 30 mmHg atau lebih diatas nilai normal atau mencapai 140 mmHg atau lebih. Kenaikan tekanan diastolik sebenarnya lebih dipercaya. Apabila tekanan diastolik naik 15 mmHg atau lebih, atau 90 mmHg atau lebih, maka diagnosis hipertensi dapat dibuat. Penentuan tekanan darah ini dilakukan minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat. (1,2,3,4)Edema adalah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh, yang diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan, dan wajah. Kenaikan berat badan kg per minggu dalam kehamilan masih dianggap normal, tetapi bila kenaikan 1 kg per minggu beberapa kali, hal ini perlu menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya preeklampsia. (1,2,5,6,7)Proteinuria berarti konsentrasi protein dalam urin yang melebihi 0,3 g/ liter dalam urin 24 jam, atau pemeriksaan kualitatif menunjukan +1 atau +2 atau 1 g/ liter atau lebih dalam urin yang dikeluarkan kateter atau midstream yang diambil minimal dua kali dengan jarak waktu 6 jam. Biasanya proteinuria timbul lebih lambat daripada hipertensi dan edema, karena itu harus dianggap sebagai tanda yang serius. (1,2,4,5)
Dari tiga kausa klasik angka kematian ibu (AKI) maka saat ini hipertensi dalam kehamilan serta kausa non obstetric telah melampaui penyebab infeksi dan perdarahan. Khusus hipertensi dalam kehamilan termasuk preeclampsia ditemukan dalam jumlah yang menetap dan cenderung meningkat meliputi 5 7% dari kehamilan dan merupakan komplikasi medis tersering dalam kehamilan. Kurang lebih 70% wanita yang didiagnosis hipertensi dalam kehamilan merupakan preeclampsia. Sesuai dengan target dari WHO yang dituangkan dalam MDGs 2015 diharapkan angka kematian ibu sekarang dapat diturunkan menjadi 50%, sehingga diperlukan penanganan yang adekuat terhadap kasus-kasus hipertensi dalam kehamilan. 1.2. Tujuan
1.2.1 Menambah pengetahuan tentang preeklampsia berat.1.2.2 Mengkaji ketepatan dan kesesuaian kasus yang dilaporkan dengan literatur mengenai preeklampsia berat.BAB II
LAPORAN KASUS
2.1.Anamnesis
2.1.1.Identitas Pasien
Nama :Ny. ESUsia:31 tahun
Alamat:SamarindaPekerjaan:Ibu rumah tangga Pendidikan:Sekolah Menengah Pertama Suku:Jawa
Agama: Islam
Masuk ke IGD Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda pada 11 Agustus 2015 pukul 20.00 WITA dengan diagnosis G2P1A0 gravid 39 minggu + belum inpartu + PEB 2.1.2.Identitas Suami
Nama :Tn. JUsia:33 tahun
Alamat:SamarindaPekerjaan:SwastaPendidikan:Sekolah Menengah PertamaSuku:Jawa
Agama:Islam
2.1.3.Keluhan Utama
Sakit kepala2.1.4.Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien merasakan sakit kepala sejak 3 hari sebelum masuk RS. Sakit kepala dirasakan hilang timbul dan tidak berhubungan dengan aktivitas. Bersamaan dengan itu, pasien juga merasakan nyeri ulu hati dan mual, tidak ada muntah. Tidak ada keluhan pandangan kabur. Pasien mengatakan sejak sebulan terakhir tekanan darahnya meningkat saat ia kontrol kehamilannya di bidan, selain itu terdapat keluhan bengkak pada kedua tungkai, lengan, dan wajah. Tidak ada keluhan buang air kecil dan buang air besar.2.1.5.Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi sebelum kehamilan. Riwayat diabetes mellitus, penyakit jantung, dan alergi disangkal2.1.6.Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetes mellitus, dan alergi.2.1.7.Riwayat Menstruasi
Menarche
:12 tahun
Siklus haid
:30 hari / teratur
Lama haid
:5-6 hari
Jumlah darah haid
: 2-3 kali ganti pembalut
Hari pertama haid terakhir:28-10-2014 Taksiran persalinan
:05-08-20152.1.8.Riwayat Pernikahan
Untuk pertama kali, pasien menikah pada usia 24 tahun dengan lama pernikahan selama 9 tahun.2.1.9.Riwayat Obstetrik
NoTahun partusTempat PartusUmur kehamilanJenis PersalinanPenolong PersalinanPenyulitJK/ BBKeadaan anak Sekarang
1.2008RumahAtermSpontanBidan- Perempuan/3400 gramHidup
2.2015Hamil ini
2.1.10.Kontrasepsi
KB pil selama 5 bulan2.2.Pemeriksaan Fisik
Antropometri
: Berat badan (BB) : 71 kg, Tinggi badan (TB) : 150 cm.
Keadaan umum: sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda vital
:
Tekanan darah: 160/110 mmHg
Frekuensi nadi: 84 kali/menit
Frekuensi nafas: 20 kali/menit
Suhu: 36,9 C
2.2.1.Status Generalisata
Kepala :normocephal
Mata:anemis (+/+), ikterik (-/-), edema palpebra (+/+) Telinga:tidak ditemukan kelainan
Hidung:tidak ditemukan kelainan
Tenggorokkan:tidak ditemukan kelainan
Leher:pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)
Thoraks:
Jantung:S1S2 reguler tunggal, murmur (-), gallop (-)
Paru-paru:suara napas vesikuler, ronki (-), wheezing (-)
Abdomen
:
Inspeksi:cembung, linea (+), striae (+)
Auskultasi:bising usus (+) normal
Ekstremitas:
Superior:edema (+/+), akral hangat
Inferior:edema (+/+), akral hangat, varises (-/-)
2.2.2.Status Obstetrik dan Ginekologi
Inspeksi: membesar arah memanjang, linea (+).
Palpasi
: Tinggi fundus uteri : 28 cm.
Leopold I: teraba bokong.
Leopold II: punggung janin terletak di kiri ibu.
Leopold III: teraba kepala.
Leopold IV: belum masuk pintu atas panggul.
TBJ (Johnson) : (28-12) x 155 gram : 2480 gram.
His
: -
Auskultasi
: Denyut jantung janin : 146 kali / menit
Vaginal toucher
: tidak dilakukan
2.3.Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap (11 Agustus 2015)
Leukosit:8.900 / mm3
Hemoglobin:6,9 gr %
Hematokrit:23,1 %
Trombosit:168.000 / mm3
Bleeding Time:4 menit
Clotting Time:10 menit
Kimia Darah
GDS:75 mg/dl
HbsAg:- 112:Non reaktif Ureum: 20,1 mg/dl Creatinin: 0,6 mg/dl SGOT:24 SGPT:17 Albumin:2,7Urin Lengkap
Berat Jenis:1,010
Warna:Kuning
Kejernihan:Jernih
pH:6,0 Protein:+1
Leukosit:2 - 3
Eritrosit:0 - 12.4. Diagnosis
G2P1A0 gravid 39 minggu + belum inpartu + PEB2.5.Follow Up
Tanggal/JamFollow Up
11 Agustus 2013
20.00Menerima pasien dari IGD dan melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik.Diagnosis: G2P1A0 gravid 39 minggu + belum inpartu + PEB
21.00Lapor dr. SpOG, advice: Drip MgSO4 sesuai protap
Nifedipin tab 3x10mg
Injeksi Cefotaxim 3x1 gram Rencana transfusi WB 2 kolf Cek KDL, rencana konsul Sp.PD
00.00Obs. TTV :
TD= 130/80 mmHg; N = 82x/mnt; RR = 22x/mnt; T=36,5oCDJJ : 149 x/menit, His (-)
06.00Obs. TTV :
TD= 130/70 mmHg; N = 80x/mnt; RR = 20x/mnt; T=36,5oCDJJ : 130 x/menit, His (-)
12.00Obs. TTV :
TD= 170/120 mmHg; N = 86x/mnt; RR = 18x/mnt; T=36,8oCDJJ : 138 x/menit, His (-)Lapor dokter ruangan, rencana konsul dr.Sp.JP, advice:
Nifedipine tab 3x10 mg
Bisoprolol tab 1x5 mg
15.00Obs. TTV :
TD= 140/90 mmHg; N = 90x/mnt; RR = 20x/mnt; T=36,7oCDJJ : 128 x/menit, His (-)
16.00Dilakukan USG obstetri, dengan hasil : janin tunggal hidup, cairan amnion cukup, usia kehamilan 39-40 mingguAdvice dr.Sp.OG:
IVFD RL 20 tpm
Injeksi Cefotaxime 3x1 gram
Nifedipine tab 3x10 mg
Cytotec tab per vaginam
Injeksi Epidosin 1 ampul/4jam (2 kali)
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1Definisi Preeklamsia
Preeklamsia dan eklampsia merupakan kesatuan penyakit yang digolongkan sebagai penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan merupakan sindrom spesifik-kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel, yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang terjadi diatas usia kehamilan 20 minggu. (5)3.2. Epidemiologi Preeklampsia
Angka kematian maternal di Indonesia adalah 0,45%. Salah satu penyebab kematian tersebut adalah preeklampsia eklampsia, yang bersama infeksi dan perdarahan, diperkirakan mencakup 75-80% dari keseluruhan kematian maternal. Survey pada dua rumah sakit pendidikan di Makassar, insiden preeklampsia eklampsia berkisar 10-1