tutorial modul.2 jamur

22
KELOMPOK 2 Tutor : dr. Bayu Dento

Upload: raka

Post on 12-Jan-2016

58 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

jamur

TRANSCRIPT

Page 1: Tutorial Modul.2 JAMUR

KELOMPOK 2Tutor : dr. Bayu Dento

Page 2: Tutorial Modul.2 JAMUR

Kelompok 2

Alam Akbar

(2009730018)Dede Dwi Putra

(2009730070)Adriana Virani Jeumpa

(2009730005)Faris Azhar

(2009730018)Frenytha Anggreini

(2009730020)Clara Agustin

(2009730130)

Sri Rejeki Mega Lestari(2009730049)

Winda Frans Pattyranie (2009730055)

Dian Aulia (2007730036)Ayu Alawiyah

(2007730021)Reni Apriyanti

(2007730101)Asyha Kantifa

(2009730128)

Page 3: Tutorial Modul.2 JAMUR

Skenario 1

Ny.B (23) datang ke dokter karna dilipat paha kanan-kiri dan sekitarnya terasa sangat gatal , nyeri, panas, dan tampak kemerahan. Pada pemeriksaan tampak dilipat paha kanan dan kiri berwarna merah, dikelilingi bintil-bintil berisi cairan yang beberapa diantaranya sudah pecah dan mengering. Di bagian tengah lesi tersebut tampak daerah yg lebih tenang ditutupi skuama.

Page 4: Tutorial Modul.2 JAMUR

Kata/kalimat kunci

Terasa sangat gatal , nyeri, panas, dan tampak kemerahan

Terdapat bintil-bintil berisi cairan yang beberapa diantaranya sudah pecah dan mengering.

Di bagian tengah lesi tampak daerah yg lebih tenang ditutupi skuama.

Ny. 23 tahun.

Page 5: Tutorial Modul.2 JAMUR

Pertanyaan1. Adakah hubungan antara usia dan jenis kelamin dengan diagnosa

penyakit ini?2. Apakah penyebab kemerahan pada paha kanan dan kiri?3. Jelaskan pengertian mikosis superficial & mikosis profunda! Serta

klasifikasinya!4. Jelaskan patomekanisme dari timbulnya nyeri & panas pada

skenario!5. Mengapa pada skenario pasien merasa sangat gatal dilipatan

paha kanan & kiri?6. Sebutkan faktor-faktor penyebab skuama! Jelaskan!7. Sebutkan patomekanisme timbulnya bintil-bintil berisi

cairan/vesikel!8. Mengapa ditengah lesi tampak daerah yang lebih tenang?9. Jelaskan langkah diagnostik untuk kasus ini!10. Sebutkan DD pada skenario, jelaskan!11. Sebutkan macam-macam efloresensi kulit, jelaskan!12. Jelaskan histologi kulit normal!13. Bedakan gatal karena jamur dan gatal karena alergi!

Page 6: Tutorial Modul.2 JAMUR
Page 7: Tutorial Modul.2 JAMUR
Page 8: Tutorial Modul.2 JAMUR

MIKOSIS SUPERFISIAL

Penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut, dan kuku.

Klasifikasinya :Dermatofitosis (yang disebabkan oleh jamur

dermatofita),misalnya : Tinea kapitis, Tinea barbe, Tinea kruris, Tinea pedis et manum, Tinea korporis

Nondermatofitosis (disebabkan oleh jamur bukan dermatofita),misalnya : pitiriasis versikolor, piedra hitam, piedra putih, tinea nigra palmaris, otomikosis.

Page 9: Tutorial Modul.2 JAMUR

MIKOSIS PROFUNDA

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh jamur dengan gejala klinis tertentu yang menyerang alat di bawah kulit.

Klasifisikasinya :Misetoma, Sporotrikosis, Kromomikosis,

Zigomikosis, Fikomikosis, Mukormikosis, Aktinomikosis, Nokardiosis, Kandidosis, Geotrikosis, Aspergillosis, Blastomikosis.

Page 10: Tutorial Modul.2 JAMUR

Perubahan Vaskular Perubahan pada kaliber dan aliran pembuluh

darah. Perubahan ini dimuai relatif lebih cepat setelah jejas terjadi, tetapi dapat berkembang dengan kecepatan yang beragam, bergantung pada sifat keparahan jejas asalnya.

Setelah vasokonstriksi vasodilatasi arteriol peningkatan aliran darah dan penyumbatan lokal (hiperemia ) pada aliran darah kapiler selanjutnya.

Pelebaran pembuluh darah ini merupakan penyebab timbulnya warna merah ( eritema ) dan hangat yang secara khas terlihat pada inflamasi akut.

Page 11: Tutorial Modul.2 JAMUR

Mekanisme panas

Page 12: Tutorial Modul.2 JAMUR

Mekanisme nyeri

Peradangan

Perubahan pH dan konsentrasi lokalIon-ion lokal (histamin, prostagladin)

Merangasang ujung saraf

Dipersepsikannya rasa nyeri

Infeksi Luka garukan

Page 13: Tutorial Modul.2 JAMUR

PRURITUS

PRIMER

SEKUNDER

Pruritus primer terjadi akibat pelepasan histamine selama

peradangan

Timbul sebagai akibat suatu penyakit sistemik,

Page 14: Tutorial Modul.2 JAMUR

Perbedaan gatal alergi dan gatal jamur

Gatal alergi merupakan suatu gangguan sistem imun tubuh,dimana terjadi reaksi yang berlebihan terhadap adanya zat asing (allergen) yang masuk ke dalam tubuh.

Gatal jamur terjadi infeksi.

Page 15: Tutorial Modul.2 JAMUR

Gambar,,,gatal alergi dan gatal jamur

Page 16: Tutorial Modul.2 JAMUR

Macam-macam effloresensi

Menurut PRAKKEN (1966 ) ada dua pembagian efloresensin :

1.Efloresensi primer yang meliputi : makula , papul , plak , urtika , nodus , nodulus

vesikel , bula , pustul , dan kista.

2.Efloresensi sekunder yang meliputi : skuama , krusta , erosi , dan ulkus.

Page 17: Tutorial Modul.2 JAMUR

Langkah DiagnostikTinea Kruris Kandidiasis Tinea

KorporisAnamnesis F.P: Iklim tropis,

kelembaban tinggi, higiene yang buruk, pemakaian baju ketat, keringat, pemakaian baju mandi yang lembab dalam waktu yang lama.

F.P: Iklim tropis, kelembaban tinggi, higiene yang buruk, kehamilan, umur, trauma , pengobatan antibiotik.

F.P: orang yang sering kontak dengan binatang, tanah, olahragawan.

Pemeriksaan Fisik

Efloresensi: Patch eritem, batas tegas, polisiklis, tepi aktif, tegas, central healing, tidak ada lesi satelit, dan perabaan kering.

Efloresensi: Patch eritem, batas tegas, lesi satelit, dan madidans (perabaan basah).

Efloresensi: lesi bulat atau lonjong, berbatas tegas, eritema, skuama, kadang vesikel dan papul di tepi, daerah tengah lebih tenang.

Pemeriksaan Penunjang

Kerokan kulit + KOH:Hifa panjang bercabang atau rantai artrokonidia (artrospora).

Kerokan kulit + KOH:Blastospora, sel ragi dan pseudohifa (hifa semu).

Kerokan kulit + KOH:Hifa panjang bercabang atau rantai artrokonidia (artrospora).

Page 18: Tutorial Modul.2 JAMUR

(Diffrential Diagnosa)

Page 19: Tutorial Modul.2 JAMUR

Tinea Kruris

Kandidiasis Tinea Korporis

Etiologi Ephidermophyton Floccosum, T. Rubrum, dan T. Mentagrophytes

Candida albicans Epidermophyton floccosum atau T. rubrum

Lokasi Penyebaran

Pada daerah selangkangan atau sisi paha atas bagian dalam.

Kejadian tersering pada mulut, selaput mukosa vagina, feses.

Menyerang daerah kulit tak berambut pada wajah, lengan dan tungkai.

Gejala Klinis

gatal hebat, lesi berbatas tegas, tepi meninggi dapat berupa bintil-bintil kemerahan, atau kadang berisi nanah. Bagian tengah menyembuh berupa daerah coklat kehitaman bersisik.

Patch eritem, batas tegas, lesi satelit, dan madidans (perabaan basah).

keluhan gatal, terutama jika berkeringat, macula hiperpigmentasi dengan tepi yang lebih aktif.

Page 20: Tutorial Modul.2 JAMUR

Tinea Kruris

Kandidiasis Tinea korporis

Penatalaksanaan Topikal : krim ketokonasol 2%Sistemik : - griseofulvin microsized 500-1000 mg/hari selam 2-6 minggu.- ketokonazol 200 mg/hari selama kurang lebih 4 minggu.

Topikal : -larutan ungu gentian ½ - 1 % 2 hr 1x selama 3 hari-Nistatin (cream,emulsi,zalf)- ketokonazol 2%Sistemik :- amfoterisin i.v utk kandidosis sistemik, kotrimazol=kandidosis vaginalis 500mg dosis tunggal-ketokonazol 2x200mg selama 5 hari.

Topikal : - Salep Whitfield- Campuran asam salisilat 5%, asam benzoate 10%Sistemik :- Antihistamin-Griseofulvinanak-anak : 15-20 mg/kg BB/hari Dewasa : 500-1000 mg per hari.

Prognosis Baik, bila teratur dalam menjalankan terapi pengobatan.

Baik tergantung berat ringannya faktor predisposisi .

Baik.

Page 21: Tutorial Modul.2 JAMUR

KesimpulanDari gejala-gejala pada scenario dan

ditunjang oleh langkah-langkah diagnostic seperti anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya kami menyimpulkan working diagnosis dari scenario ini adalah Tinea kruris dengan diagnosis banding Kandidiasis dan Tinea korporis. Prognosis dari semua penyakit tersebut adalah baik bila dilakukan penatalaksanaan yg baik dan teratur sesuai prosedur.

Page 22: Tutorial Modul.2 JAMUR

Daftar PustakaSylvia A.Price, Lorraine M.Wilson.2003.

Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6. Jakarta: EGC

Patrick Davey. 2006. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga Medical Series

Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi V. Jakarta: Interna Publishing

Guyton, Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 2. Jakarta: EGC

Jawetz, Melnick, & Adelberg.2004. Mikrobiologi Kedokteran, Edisi 23. Jakarta: EGC

Prof. Dr. dr. Adhi Djuanda,dkk.2008. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, Edisi V. Jakarta: Balai penerbit FKUI