tutorial klinik

23

Click here to load reader

Upload: yulie-ana-bani-mansyur

Post on 17-Nov-2015

235 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

ketika cinta dikhianati

TRANSCRIPT

14

KETIKA CINTA DIKHIANATI

Seorang perempuan berusia 18 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan sebagian wajah dan tubuh sebelah kirinya nyeri dan panas sejak disiram air keras oleh kekasihnya, 30 menit yang lalu, karena kekasihnya menduga perempuan tersebut berselingkuh, dokter segera melakukan pemeriksaan dan memberikan pertolongan pertama. Pada pemeriksaan ditemukan hematom di daerah kepala, juga tampak luka membasah pada wajah dan tubuh sebelah kiri pada lengan kanannya ditemukan luka sayat sepanjang 15 cm, yang menurut keterangan korban terjadi karena dia berusaha membela diri menggunakan pisau dapur tapi malah berbalik mengenai diri sendiri.Pihak rumah sakit berencana menghubungi polsek setempat untuk melaporkan adanya dugaan tindak kekerasan, agar selanjutnya dapat dibuatkan visum et repertum. Tetapi, perempuan tersebut takut karena kekasihnya mengancam jika ia melaporkan kejadian ini ke polisi, maka ia tak akan segan untuk menggunakan senjata api milik ayahnya.

Apa yang dapat saudara pelajari dari kasus di atas?

Step 1 : Clarify Unfamiliar Terms1. Visum et Repertum adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter dalam kapasitasnya sebagai ahli atas permintaan resmi dari penegak hukum yang berwenang tentang apa yang dilihat dan ditemukan pada objek yang diperiksanya dengan mengingat sumpah atau janji ketika menerima jabatan. (Sofwan Dahlan, 2003)2. Hematom adalah kumpulan darah diluar pembuluh darah, terjadi karena dinding dari pembuluh darah arteri vena atau kapiler telah rusak dan darah keluar kedalam jaringan jaringan. Hematom berupa satu titik darah atau dapat menjadi besar dan menyebabkan pembengkakan yang signifikan. (Boros, 2006)3. Luka sayat (luka iris) adalah jenis luka yang disebabkan karena sayatan dari benda tajam, bisa logam maupun kayu (De Jong, 2004).4. Tindak kekerasan adalah tiap bentuk perilaku menyakiti atau melukai orang lain (Kaplan, 2010).5. Mengancam merupakan menyatakan maksud (niat, rencana) untuk melakukan sesuatu yang merugikan, menyulitkan, menyusahkan atau mencelakakan pihak lain (KBBI, 2008).6. Senjata Api merupakan suatu senjata yang menggunakan tenagan hasil perledakan mesiu, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecepatan tinggi melalui larasnya (FKUI, 1997).

Step II : Define The Problem(S)1. Jenis kekerasan apa saja yang terjadi di dalam kasus ini? Jelaskan!2. Apakah akibat dari trauma yang terjadi pada kasus ini? Baik dari aspek medik maupun yuridis!3. Adakah payung hukum khusus pada tindak kekerasan dalam pacaran? Jelaskan!4. Bagaimana aspek legal pada kasus ini?5. Bagaimana prosedur pembuatan visum et repertum?

Step III : Brainstorm Possible Hypothesis Or Explanation1. Jenis kekerasan apa saja yang terjadi di dalam kasus ini? Jelaskan!Kekerasan yang terjadi pada kasus ini merupakan kekerasan mekanik berupa benda tajam dan tumpul, serta kekerasan kimia berupa air keras.2. Apakah akibat dari trauma yang terjadi pada kasus ini? Baik dari aspek medik maupun yuridis!a. Aspek medis: luka merupakan kelainan jaringan (bak disertai atau tidak disertai diskontinuitas permukaan kulit). Konsekuensi dari luka yang ditimbulkan oleh trauma dapat berupa: kelainan fisik/organik, gangguan fungsi dari organ tubuh tertentu, infeksi, penyakit dan kelainan psikis.b. Aspek Yuridis: luka merupakan kelainan yang dapat disebabkan oleh suatu tindak pidana, baik yang bersifat intensional (sengaja), recklessness (ceroboh), atau negligence (kurang hati-hati). Untuk menentukan berat ringannya hukuman perlu ditentukan lebih dahulu berat ringannya luka. Kebijakan hukum pidana dalam penentuan berat ringannya luka tersebut didasarkan atas pengaruhnya terhadap: kesehatan jasmani, kesehatan rohani, kelangsungan hidup janin di dalam kandungan, estetika jasmani, pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata pencaharian dan fungsi alat indera. Kualifikasi derajat luka terdiri dari luka ringan (luka yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencahariannya), luka sedang (luka yang mengakibatkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencahariannya untuk sementara waktu) dan luka berat (luka yang sebagaimana diuraikan dalam pasal 90 KUHP).3. Adakah payung hukum khusus pada tindak kekerasan dalam pacaran? Jelaskan!Pada kekerasan dalam pacaran belum ada payung hukum khusus sehingga masih menggunakan KUHP, karena dianggap sebagai kasus kriminal biasa, seperti penganiayaan fisik, perkosaan, pelecehan, kejahatan terhadap kesopanan dan persetubuhan dengan perempuan di bawah umur.

4. Bagaimana aspek legal pada kasus ini?Pada kasus ini termasuk jenis pidana penganiayaan fisik yang termuat dalam KUHP pasal 351-358 dan pengancaman yang termuat dalam KUHP pasal 368-371)5. Bagaimana prosedur pembuatan visum et repertum?Visum et repertum dibuat setelah adanya surat permintaan dari kepolisian selaku penyidik dan pemeriksaan terhadap korban dilakukan setelah adanya surat permintaan pembuatan visum et repertum tersebut.6. Apakah perbedaan visum et repertum dengan cacatan medik?Visum dibuat atas kehendak undang-undang , maka dokter tidak dapat dituntut karena membuka rahasia pekerjaan sebagaimana diatur dalam pasal 322 KUHP, meskipun dokter membuatnya tanpa seizin pasien, sedangkan catatan medik terikat pada rahasia, pekerjaan dokter yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No 10 tahun 1996 dengan sanksi hukum seperti dalam pasal 322 KUHP.7. Sebutkan jenis-jenis pada visum et repertum?a. Visum et repertum perlukaan (termasuk keracunan)b. Visum et repertum kejahatan susilac. Visum et repertum jenazahd. Visum et repertum psikiatrik

Step IV : Arrange Explanation Into A Tentative SolutionJenis-jenis Kekerasan

penganiayaan fisikAkibat TraumaKekerasan dalam pacaran

Visum et Repertum

pengancaman

Step V : Define Learning Objective1. Traumatologi2. Kualifikasi luka (pasal 90 KUHP)3. Tindak pidana pada penganiayaan dan pengancaman

Step VI : Information Gathering (Private Study)

Step VII : Synthesize And Test Acquired Information1. TraumatologiA. DefinisiTraumatologi adalah ilmu yang mempelajari semua aspek yang berkaitan dengan kekerasan terhadap jaringan tubuh manusia yang masih hidup. (Sofwan Dahlan, 2005).Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan. (sjamsuhidajat, 2004).B. Etiologia. Luka karena kekerasan mekanik (benda tajam, benda tumpul, benda yang mudah pecah (Kaca) atau senjata api).b. Luka karena kekerasan fisik (arus listrik, petir, suhu, perubahan tekanan udara, akustik, radiasi).c. Kombinasi benda mekanik dan fisik.d. Luka karena kekerasan kimiawi (asam atau basa kuat) (Sofwan Dahlan, 2005 ; FKUI, 1997)C. Luka Tajam Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini adalah benda yang memiliki sisi tajam baik berupa garis maupun runcing, yang bervariasi dari alat-alat seperti pisau, golok dan sebagainya hingga keping kaca, gelas, logam, sembilu bahkan tepi kertas ataupun rumput.Gambaran umum luka yang diakibatkannya adalah tepi dan dinding luka yang rata, berbentuk garis, tidak terdapat jembatan jaringan dan dasar luka berbentuk garis atau titik. Luka akibat kekerasan benda tajam dapat berupa luka iris atau sayat, luka tusuk dan luka bacok.Selain gambaran umum luka tersebut di atas, luka iris atau sayat dan luka bacok mempunyai kedua sudut lancip dan dalam luka tidak melebihi panjang luka. Sudut luka yang lancip dapat terjadi dua kali pada tempat yang berdekatan akibat pergeseran senjata sewaktu ditarik atau akibat bergeraknya korban. Bila dibarengi gerak memutar, dapat menghasilkan luka yang tidak selalu berupa garis.Pada luka tusuk, sudut luka dapat menunjukkan perkiraan benda penyebabnya, apakah berupa pisau bermata satu atau bermata dua. Bila satu sudut luka lancip dan yang lain tumpul berarti benda penyebabnya benda tajam bermata satu. Blia kedua sudut luka lancip, luka tersebut dapat disebabkan oleh benda tajam bermata dua. Benda tajam bermata satu dapat menimbulkan luka tusuk dengan kedua sudut luka lancip apabila hanya bagian ujung benda saja yang menyentuh kulit sehingga sudut luka dibentuk oleh ujung dan sisi tajamnya. Kulit disekitar luka akibat kekerasan benda tajam biasanya tidak menunjukkan adanya luka lecet atau luka memar, kecuali bila bagian gagang turut membentur kulit.Luka tangkis merupakan luka yang terjadi akibat perlawanan korban dan umumnya ditemukan pada telapak dan punggung tangan, jari-jari tangan, punggung lengan bawah dan tungkai. D. Trauma KimiaTrauma kimia adalah luka bakar pada organ luar maupun organ dalam tubuh yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang merupakan asam kuat atau basa kuat (sering disebut alkali). Luka bakar akibat bahan kimia terjadi pada saat tubuh atau kulit terpapar oleh asam atau basa. Bahan kimia ini dapat menimbulkan reaksi terbatas pada kulit, reaksi pada seluruh tubuh ataupun keduanya. Kekuatan dari asam dan basa ditentukan oleh skala pH, yang berkisar antara 1-14. Asam kuat biasanya memiliki pH kurang dari 2. Bahan yang mengandung alkali biasanya memiliki pH 11,5 atau lebih untuk dapat melukai kulit.Sebagian besar bahan kimia dapat menyebabkan luka bakar baik asam kuat atau basa. Sebuah informasi medis pada label bahan kimia berbahaya biasanya menegaskan toksisitas yang bisa terjadi. Dengan menggunakan akal sehat dan pendidikan para konsumen dapat mengurangi risiko cedera. Berbagai produk rumah tangga umum yang dapat menyebabkan luka bakar kimia adalah pemutih, campuran beton, pembersih toilet, pembersih kolam renang, dsb.Zat korosif dapat dibagi menjadi : 1. Asam-asam organik yang bersifat korosif; seperti: asam oksalat, asam asetat, asam sitrat dan asam karbol (carbolic acid, phenol).2. Asam-asam anorganik yang bersifat korosif; seperti: asam fluorida, asam khlorida, asam nitrat dan asam sulfat.3. Kaustik alkali; seperti: kalium hidroksida, kalsium hidroksida, natrium hidroksida dan ammoniak.4. Garam-garam dari logam berat; seperti: merkuri khlorida, zinc khlorida dan stibium khlorida.

Zat-zat kimia korosif dapat menimbulkan luka-luka apabila mengenai tubuh manusia. Ciri-ciri lukanya amat tergantung dari golongan zat kimia tersebut, yaitu dibagi menjadi bahan kimia golongan asam dan bahan kimia golongan basa. Termasuk zat kimia korosif golongan asam antara lain: asam mineral, yaitu: H2SO4, HCL, NO3; asam organik, yaitu: asam oksalat, asam formiat dan asam asetat; garam mineral, yaitu: AgNO3, dan zinc chlorida; halogen, yaitu: F, Cl, Ba dan J. Cara kerja zat kimia korosif dari golongan ini sehingga mengakibatkan luka ialah mengekstraksi air dari jaringan, mengkoagulasi protein menjadsi albuminat, dan mengubah hemoglobin menjadi acid hematin. Ciri-ciri dari luka yang terjadi akibat zat-zat asam korosif adalah luka terlihat kering, berwarna coklat kehitaman, kecuali yang disebabkan oleh nitric acid berwarna kuning kehijauan, perabaan keras dan kasar. Zat-zat kimia korosif yang termasuk golongan basa antara lain KOH, NaOH, dan NH4OH. Cara kerja dari zat-zat tersebut sehingga menimbulkan luka ialah mengadakan ikatan dengan protoplasma sehingga membentuk alkaline albumin dan sabun, dan mengubah hemoglobin menjadi alkaline hematin. Ciri-ciri luka yang terjadi sebagai akibat persentuhan dengan zat-zat ini adalah luka terlihat basah dan edematous, berwarna merah kecoklatan, dan perabaan lunak dan licin.Faktor yang berperan dalam trauma kimia adalah pH, konsentrasi, durasi, bentuk fisik dari bahan (padat, cair atau gas), lokasi (mata, kulit, mukosa), tertelan atau terhirup. Asam dengan pH kurang dari 2 mempercepat proses nekrosis koagulasi yang disebabkan oleh protein. Luka bakar tampak dengan batas jelas, kering dan kasar, dengan warna luka tergantung dari bahan asam. Asam nitrat menyebabkan warna luka coklat kekuningan, asam sulfat (vitriol) berwarna coklat kehijauan, hidroklorin berwarna putih hingga abu-abu dan asam karbol (fenol atau lisol) menyebabkan warna luka abu-abu sampai coklat terang.Alkali dengan pH 11,5 atau lebih menyebabkan kerusakan jaringan yang lebih luas dibandingkan dengan asam karena sifatnya yang mencairkan jaringan yang nekrosis, yang menyebabkan alkali dapat berpenetrasi lebih dalam. Alkali, seperti sodium hidroksida (soda atau sabun) dan amonium hidroksida, menimbulkan luka berwarna coklat keabu-abuan. Substansi alkalin dalam bentuk padat yang tertelan menampilkan keuntungan dari faktor ini. Bahan padat ini akan tinggal dalam lambung dalam waktu yang lama, hal ini akan menghasilkan luka bakar yang berat. Faktor lain yang penting adalah bentuk lain dari substansi asam dan basa yang menghasilkan panas ketika mereka terdilusi, hal ini tidak hanya menyebabkan luka bakar akibat bahan-bahan kimia tetapi juga luka bakar akibat suhu.

2. Kualifikasi luka1. Luka ringan.Luka ringan adalah luka yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencahariannya.2. Luka sedang.Luka yang mengakibatkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencahariannya untuk sementara waktu.3. Luka berat.Luka yang sebagaimana diuraikan di dalam pasal 90 KUHP, yang terdiri atas:a. Luka atau penyakit yang tidak dapat diharapkan akan sembuh dengan sempurna. Pengertian tidak akan sembuh dengan sempurna lebih ditujukan pada fungsinya. Contohnya trauma pada satu mata yang menyebabkan kornea robek. Sesudah dijahit sembuh, tetapi mata tersebut tidak dapat melihat.b. Luka yang dapat mendatangkan bahaya maut. Dapat mendatangkan bahaya maut pengertiannya memiliki potenis untuk menimbulkan kematian, tetapi sesudah diobati dapat sembuh.c. Luka yang menimbulkan rintangan tetap dalam menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencahariannya. Luka yang dari sudut medik tidak membahayakan jiwa, dari sudut hukum dapat dikategorikan sebagai luka berat. Contohnya trauma pada tangan kiri pemain biola atau pada wajah seorang peragawati dapat dikategorikan luka berat jika akibatnya mereka tidak dapat lagi menjalankan pekerjaan tersebut selamanya.d. Kehilangan salah satu dari panca indera. Jika trauma menimbulkan kebutaan satu mata atau kehilangan pendengaran satu telinga, tidak dapat digolongkan kehilangan indera. Meskipun demikian tetap digolongkan sebagai luka berat berdasarkan butir (a) di atas.e. Cacat besar atau kudung.f. Lumpuh.g. Gangguan daya pikir lebih dari 4 minggu lamanya.Gangguan daya pikir tidak ahrus berupa kehilangan kesadaran tetapi dapat juga berupa amnesia, disorientasi, anxietas, depresi atau gangguan jiwa lainnya.h. Keguguran atau kematian janin seorang perempuan. Yang dimaksud dengan keguguran ialah keluarnya janin sebelum masa waktunya, yaitu tidak didahului oleh proses sebagaimana umumnya terjadi seorang wanita ketika melahirkan. Sedang, kematian janin mengandung pengertian bahwa janin tidak lagi menunjukkan tanda-tanda hidup. tidak dipersoalkan bayi keluar atau tidak dari perut ibunya.

4. Tindak pidana pada penganiayaan dan pengancamanA. Penganiayaan (BAB XX)Pasal 351(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. (4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.(5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.Pasal 352(1) Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian, diancam, sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya, atau menjadi bawahannya.(2) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.Pasal 353(1) Penganiayaan dengan rencana lebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.(2) Jika perbuatan itu mengakibatka luka-luka berat, yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun.(3) Jika perbuatan itu mengkibatkan kematian yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.Pasal 354(1) Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena melakukan penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun.(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahunPasal 355(1) Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahunPasal 356Pidana yang ditentukan dalam pasal 351, 353, 354 dan 355 dapat ditambah dengan sepertiga :1. Bagi yang melakukan kejahatan itu terhadap ibunya, bapaknya yang sah, istrinya atau anaknya.2. Jika kejahatan itu dilakukan terhadap seorang pejabat ketika atau karena menjalankan tugasnya yang sah.3. Jika kejahatan itu dilakukan dengan memberikan bahan yang berbahaya bagi nyawa atau kesehatan untuk dimakan atau diminum.Pasal 357Dalam hal pemidanaan karena salah satu kejahatan berdasarkan pasal 353 dan 355 dapat dijatuhkan pencabutan hak berdasarkan pasal 30 no 1-4Pasal 358Mereka yang sengaja turut serta dalam penyerangan atau perkelahiyan dimana terlibat beberapa orang, selain tanggung jawab masing-masing terhadap apa yang khusus dilakukan olehnya, diancam :1. Dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan, jika akibat penyerangan atau perkelahian itu ada yang luka-luka berat.2. Dengan pidana penjara paling lama empat tahun, jika akibatnya ada yang mati.

B. PengancamanBab XXIII - Pemerasan Dan PengancamanPasal 368(1) Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena pemerasan dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan.(2) Ketentuan pasal 365 ayat kedua, ketiga, dan keempat berlaku bagi kejahatan ini.Pasal 369(1) Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum. dengan ancaman pencemaran baik dengan lisan maupun tulisan, atau dengan ancaman akan membuka rahasia, memaksa seorang supaya memberikan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang itu atau orang lain. atau supaya membuat hutang atau menghapuskan piutang, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.(2) Kejahatan ini tidak dituntut kecuali atas pengaduan orang yang terkena kejahatan.Pasal 370Ketentuan pasal 367 berlaku bagi kejahatan-kejahatan yang di rumuskan dalam bab ini.Pasal 371Dalam hal pemidanaan berdasarkan salah satu kejahatan yang dirumuskan dalam bab ini dapat dijatuhkan pencabutan hak berdasarkan pasal 35 no. 1 - 4.

KESIMPULAN

Berdasarkan kasus tutorial klinik yang berjudul Ketika Cinta Dikhianati korban mengalami kekerasan dalam pacaran berupa kekerasan fisik atau penganiayaan dan pengancaman. Kekerasan fisik yang dialami korban yaitu kekerasan mekanik berupa luka sayat pada lengan kanan dan hematom di kepala serta kekerasan kimiawi berupa air keras. Pada kasus ini apabila tersangka dilaporkan ke polisi maka akan terkena sanksi pidana penganiayaan dan pengancaman. Berdasarkan KUHP BAB XX mengenai penganiayaan maka pada kasus ini tersangka dikenakan sanksi yang termuat dalam pasal 354 ayat 1 yaitu dengan pidana penjara paling lama delapan tahun dan pada kasus pengancaman berdasarkan KUHP BAB XXIII pasal 368 ayat 1 yaitu dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan, jadi tersangka dikenakan sanksi pidana penjara paling lama delapan tahun sembilan bulan.

DAFTAR PUSTAKA

Apuranto, Hariadi. Luka tajam [online]. 2010. Available at : www.fk.uwks. ac.id/elib/.../LUKA%20AKIBAT%20BENDA%20TAJAM.pdf [cited :04 Maret 2015]Apuranto, Hariadi. Luka tumpul [online]. 2010 [cited: 04 Maret 2015] Available at:www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/.../ LUKA%20TUMPUL.pdf (cited : 4 Maret 2015).Budiyanto, Arif. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta : 1997. Hal 37-54.Dahlan, Sofwan. Pembuatan Visum Et Repertum. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang : 2003.Dahlan, Sofwan. Traumatologi. 2004 Dalam: Ilmu Kedokteran Forensik.. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.Semarang.2004. Hal 67-91.Idries, Abdul Mun'im. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Binarupa Aksara: Jakarta 1997. Hal 85-129.Kaplan&sadock. 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2. Jakarta. EGC.Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Luka, 2004 Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed.2, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004.