tutorial fira skenario 3

Upload: drsonyspan

Post on 14-Jan-2016

255 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

ccgfdz

TRANSCRIPT

I. Klarifikasi Istilah1. Diabetes mellitus

Diabetes: mengalirkan

Mellitus: manis

Pengeluaran urin dalam jumlah besar dan terasa manis karena banyaknya glukosa yang masuk ke dalam urin. (Sherwood, 2011)

2. Insulin

Suatu hormone untuk menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan asam amino darah serta mendorong penyimpanan bahan tersebut. (Sherwood, 2011)

II. Analisis masalah

1. Apa saja jenis-jenis terapi insulin?

2. Apa saja efek insulin dalam tubuh?

III. Klarifikasi masalah

1. Jenis terapi insulin

a. Insulin kerja ultra pendek (rapid acting insulin)Terdapat dua macam analog insulin kerja ultra pendek, yaitu insulin Lispro dan insulin Aspart. Insulin kerja ultra pendek mempunyai daya absorpsi pada tempat suntikan lebih cepat (90% dalam 100 menit) dibandingkan regular insulin (90% dalam 150 menit). Awitan kerja lebih cepat, puncak konsentrasi lebih tinggi dan lebih dini, serta lama kerja lebih singkat. Lispro dapat diberikan 15 menit sebelum makan dan digunakan pada tata laksana diabetes ketika sakit.

b. Insulin kerja pendek (short acting insulin)

Potensi dan efek hipoglikemia insulin kerja pendek atau insulin regular, hampir sama dengan insulin kerja ultra pendek. Selain dapat diberikan subkutan, insulin regular adalah insulin yang dapat diberikan secara intra vena, oleh karena itu insulin ini biasanya dipakai untuk mengatasi keadaan akut seperti ketoasidosis, pasien baru, dan tindakan bedah. Pada kasus DM tipe-1 yang masih balita sebaiknya menggunakan insulin jenis ini untuk menghindari efek hipo-glikemia.

c. Insulin kerja menengah

Insulin kerja menengah mempunyai awitan yang lambat dan masa kerja yang panjang tetapi masih tetap kurang dari 24 jam. Insulin jenis ini dapat digunakan dua kali sehari, digunakan untuk anak yang telah mempunyai pola hidup lebih teratur untuk menghindari terjadinya episode hipoglikemia. Sebagian besar kasus DM tipe-1 pada anak menggunakan insulin kerja menengah.

d. Insulin kerja panjang

Mengingat masa kerja yang panjang, maka pemakaian insulin ini cukup diberikan satu kali dalam satu hari. Pada suatu penelitian disebutkan bahwa pemakaian insulin kerja panjang secara bermakna mengurangi kejadian hipoglikemia pada malam hari (nocturnal hypoglycemia). Pemakaian insulin kerja panjang (glargine insulin) juga secara bermakna dapat menurunkan kadar HbA1c serta frekuensi terjadinya hipoglikemia. Percampuran insulin kerja ultra pendek dengan insulin kerja panjang tidak terbukti lebih baik dalam mencegah nocturnal hypoglycemia.e. Insulin Campuran

Untuk kemudahan dan pencapaian kadar terapeutik yang adekuat, insulin regular dengan insulin kerja menengah dapat dicampur dalam satu alat suntik, kemudian disuntikkan secara subkutan dalam dosis terbagi sebelum sarapan pagi dan makan malam. Dianjurkan untuk memasukkan insulin regular terlebih dahulu ke dalam alat suntik sebelum memasukkan insulin kerja menengah. Insulin campuran yang stabil (70% insulin kerja menengah dengan 30% insulin kerja pendek) yang sudah dikemas oleh pabrik, tersedia untuk memudahkan pasien yang kesulitan dalam mencampur sendiri insulin atau kurang terampil. Termasuk insulin campuran diantaranya Novolin 70:30 yang merupakan campuran 70% insulin kerja menengah dengan 30% insulin regular, dan Humulin 70:30. Pemakaian preparat ini dianjurkan bagi pasien yang sudah dapat mengontrol metabolik dengan baik. Kebutuhan insulin diukur berdasarkan berat badan, usia, dan status pubertas anak. Anak yang baru didiagnosis DM tipe-1 mendapatkan dosis inisial 0,5-1,0 unit/kg per hari. Dosis lebih besar diberikan pada anak yang menderita ketoasidosis, pemakaian steroid, serta pada saat pubertas. Sementara dosis yang lebih kecil dibutuhkan pada honeymoon period, saat kebutuhan menurun sampai di bawah dosis inisial.(Trijaya, 2000)2. Efek insulin dalam tubuh

a. Efek terhadap karbohidrat

Insulin mempermudah transport glukosa ke dalam sebagian besar sel.

Insulin merangsang glikogenesis, pembentukan glikogen dari glukosa, di otot rangka dan hati.

Insulin menghambat glikogenolisis, penguraian glikogen menjadi glukosa. Dengan menghambat penguraian glikogen menjadi glukosa maka insulin cenderung menyebabkan penyimpanan karbohidrat dan mengurangi pengeluaran glukosa oleh hati.

Insulin juga menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati dengan menghambat gluconeogenesis, perubahan asam amino menjadi glukosa di hati. Insulin melakukannya dengan mengurangi jumlah asam amino di darah yang tersedia bagi hati untuk gluconeogenesis dan dengan menghambat enzim-enzim hati yang diperlukan untuk mengubah asam amino menjadi glukosa.b. Efek pada lemak

Insulin meningkatkan pemasukan asam lemak dari darah ke dalam sel jaringna lemak.

Insulin meningkatkan transport glukosa ke dalam sel jaringan lemak melalui rekrutmrn GLUT-4. Glukosa berfungsi sebagai prekusoruntuk pembentukan asam lemak dan gliserol, yaitu bahan mentah untuk membentuk trigliserida.

Insulin mendorong reaksi-reaksi kimia yang akhirnya menggunakan turunan asam lemak dan glukosa untuk sintesis trigliserida

Insulin menghambat lipolysis (penguraian lemak), mengurangi pembebasan asam lemak dari jaringan lemak ke dalam darah.

c. Efek pada protein

Insulin mendorong transport aktif asam amino dari darah ke dalam otot dan jaringan lain. Efek ini menurunkan kadar asam amino dalam darah dan menyediakan bahan-bahan untuk membentuk protein di dalam sel.

Insulin meningkatkan lajun inkorporasi asam amino menjadi protein oleh perangkat pemebentuk protein yang ada di sel.

Insulin menghambat penguraian protein. (Sherwood, 2011)

IV. Berbagi pendapat

1. All About Diabetes mellitus

a. Definisi

Diabetes: mengalirkan

Mellitus: manis

Pengeluaran urin dalam jumlah besar dan terasa manis karena banyaknya glukosa yang masuk ke dalam urin. (Sherwood, 2011)

b. Klasifikasi

Klasifikasi DM menurut World Health Organization (2009) adalah : Diabetes tipe 1Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) Diabetes tipe 2Diabetes Melitus tidak tergantung insulin (Noninsulin Dependent Diabetes Melitus) [NIDDM]. Menurunnya produksi insulin atau berkurangnya daya kerja insulin atau kedua-duanya.

KarakteristikDiabetes tipe 1Diabetes tipe 2

Kadar sekresi insulinTidak ada / hampir tidak adaNormal / di atas normal

Usia awitan tipikalAnakDewasa

Persentase pengidap10% - 20%80% - 90%

TerapiPenyuntikan insulin, pengaturan diet, olah ragaControl diet dan penurunan berat, olah raga, obat hipoglikemik oral

Defek mendasarKerusakan sel betaBerkurangnya kepekaan sel sasaran insulin

c. EtiologiNon Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) atau Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin (DMTTI) disebabkan karena kegagalan relatif sel dan resisitensi insulin. Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi resistensi relatif insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa, namun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi insulin lain. Berarti sel pankreas mengalami desensitisasi terhadap glukosa (Kapita Selekta Kedokteran, 2001).

d. Patofisiologi Diabetes Tipe 1Terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia posprandial (sesudah makan). Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar akibatnya glukosa tersebut dieksresikan dalam urin (glukosuria). Eksresi ini akan disertai oleh pengeluaran cairan dan elekrolit yang berlebihan, keadaan ini disebut diuresis osmotik. Pasien mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsi). Diabetes Tipe II

Terdapat 2 masalah utama yang berhubungan dengan insulin, yaitu: resistensi insulin dan ganggua n sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel, dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah harus terdapat peningkatan insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun, jika sel-sel tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II.

Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas diabetes tipe II, namun terdapat jumlah insulin yang adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton. Oleh karena itu, ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes tipe II. Meskipun demikian, diabetes tipe II yang tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah akut lainnya yang dinamakan sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketotik. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat dan progresif, maka awitan diabetes tipe II dapat berjalan tanpa terdeteksi, gejalanya sering bersifat ringan dan dapat mencakup kelelahan, iritabilitas, poliuria, pilidipsia, luka pada kulit yang tidak sembuh-sembuh, infeksi dan pandangan yang kabur.\

e. Faktor resiko

Obesitas (kegemukan)Terdapat korelasi bermakna antara obesitas dengan kadar glukosa darah, pada derajat kegemukan dengan IMT > 23 dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah menjadi 200mg%. Jaringan lemak mengeluarkan hormone resistin, yang mendorong resistensi insulin dengan menganggu kerja insulin. Produksi resistin meningkat pada obesitas. Sebaliknya adiponektin, meningkatkan sensitivitas terhadap insulin dengan meningkatkan efek insulin, tetapi produksi hormone ini berkurang pada obesitas. Selain itu, asam-asam lemak bebas yang dikeluarkan dari jaringan lemak dapat menumpuk secara abnormal di otot dan mengganggu kerja insulin di otot. Bukti juga mengisyaratkan bahwa kelebihan asam lemak dapat secara tidak langsung memicu apoptosis sel beta.

HipertensiPeningkatan tekanan darah pada hipertensi berhubungan erat dengan tidak tepatnya penyimpanan garam dan air, atau meningkatnya tekanan dari dalam tubuh pada sirkulasi pembuluh darah perifer.

Riwayat Keluarga Diabetes MellitusSeorang yang menderita Diabetes Mellitus diduga mempunyai gen diabetes. Diduga bahwa bakat diabetes merupakan gen resesif. Hanya orang yang bersifat homozigot dengan gen resesif tersebut yang menderita Diabetes Mellitus.

DislipedimiaAdalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak darah (Trigliserida > 250 mg/dl). Terdapat hubungan antara kenaikan plasma insulin dengan rendahnya HDL (< 35 mg/dl) sering didapat pada pasien Diabetes. UmurBerdasarkan penelitian, usia yang terbanyak terkena Diabetes Mellitus adalah >45 tahun. Riwayat persalinanRiwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat atau berat badan bayi > 4000 gram. (Sherwood, 2011)DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer Arif dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Media Aesculaplus. Jakarta.Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia : dari sel ke sistem. Jakarta : EGC.

Trijaya B, Batubara JR, penyunting. Konsensus nasional pengelolaan diabetes mellitus tipe-1 di Indonesia. UKK Endokrinologi IDAI. Jakarta 2000..