tutorial bedah - kanker payudara 1
DESCRIPTION
hotma STRANSCRIPT
1.Anatomi,fisiologi,dan histologi pada payudara?
Secara Anatomi dan Fisiologi
Payudara/kelenjar mamae adalah salah 1 organ reproduksi pada wanita yang berfungsi
mengeluarkan air susu.
Payudara terdiri dari lobulus-lobulus yaitu kelenjar yang menghasilkan ASI,tubulus dan
duktus yang menghantarkan ASI dan kelenjar sampai ke puting susu(nipple)
Payudara terletak pada hemithoraks kanan dan kiri dengan batas-batas yang tampak,yaitu:
Batas superior : iga II dan III
Batas inferior : iga III dan IV
Batas medial : pinggir sternum
Batas lateral : garis aksilaris anterior
Ada beberapa bagian utama dari payudara:
Korpus(badan),yaitu bagian yang membesar
Aerola,yaitu bagian yang kehitaman di tengah
Papila/puting ,yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara
Secara Histologi
Terdapat 3 bentuk sel kanker
-bentuk I:sel tampak seperti pulau-pulau kecil yang mengandung dalam cairan musin
basofilik
-bentuk II:sel tumbuh dalam susunan kelenjar berbatas jelas dan lumennya mengandung
musin.
-bentuk III:terdiri dari susunan jaringan yang tidak teratur berisi sel tumor tanpa
difrensiasi,sebagian besar sel berbentuk signet ring.
Tambahan lainnya:
Jaringan ikat padat tersebar berbentuk sarang.Sel berbentuk bulat sampai peligonal,bentuk
inti kecil dengan sedikit gambaran mitosis
Pada tepi tumor,tanpa sel kanker mengadakkan infiltrasi ke jaringan sekitar seperti
sarang,kawat/seperti kelenjar.
2.Benjolan di payudara,diagnosa banding apa saja?
Fibroadenoma mamma
Karsinoma mamma
Adenosis Sklerosis
Papiloma intraduktal
Tumor Phyllodes
Nekrosis lemak
3.Bagaimana pemeriksaan fisik dari pemeriksaan payudara
SEDARI
Pemeriksaan payudara dalam 2 tahap,yaitu:
a.Memperlihatkan
-pergunakkan cermin
-lengan menggantung ke bawah:
Perbedaan di kedua payudara
Benjolan-benjolan,kerutan,lekukkan,atau lipatan kecil di kulit
Perubahan dari puting susu,apakah keluar cairan (kadang-kadang menjadi basah)
Perbedaan dengan pemeriksaan yang lalu
-tangan ke atas
Perubahan payudara
Perubahan di puting susu
Benjolan-benjolan,kerutan-kerutan,lekukkan-lekukkan atau lipatan kecil di kulit yang
menghilang atau timbul.
b.Meraba
-dilakukkan sambil berbaring
Periksa satu payudara dulu,baru yang lainnya
Mulai dari payudara kanan,di bawah pundak kanan diletakkan bantal kecil atau
handuk yang dilipat
Tangan kanan berada di bawah kepala
Periksa payudara bagian dalam dengan cara meraba dilakukkan dengan jari-jari yang
lurus dan rapat,mulai bagian atas yang dekat tulang dada dengan gerakkan berputar
menjurus ke puting susu,lalu ke bawah sedikit dengan gerakkan berputar ke jurus
puting susu dan seterusnya sampai ke bagian bawah payudara.
Daerah sekitar puting susu diraba dengan teliti apakah ada benjolan atau bagian-
bagian yang terasa kaku.terasa seperti ada tali ke jurus puting susu
Kelainan di bandingkan dengan pemeriksaan terakhir
Membedakki dan menyabun payudara untuk memperlicin kulit hingga memudahkkan
perabaan.
Periksa bagian luar,lengan kanan diluruskan ke samping tubuh.Dengan jari tangan kiri
yang lurus dan rapat membuat gerakkan-gerakkan berputar dari puting susu sampai ke
tepi bawah payudara.
Terakhir periksa lekukkan ketiak kanan,lengan kanan diangkat sedikit ke atas dengan
ujung jari-jari tangan kiri diraba apakah ada benjolan-benjolan atau bagian yang tebal.
Setelah pemeriksaan payudara kanan dan ketiak kanan dengan cara yang sama
payudara dan ketiak kiri diperiksa dengan tangan kanan dan mulai pada bagian dalam
dari payudara kiri lalu bagian luar.
Perhatikkan juga perbedaan kedua payudara.
4. Carsinoma Payudara
Defenisi
-Karsinoma payudara merupakan salah 1 kanker yang terbanyak ditemukkan di
Indonesia.Biasanya kanker ini ditemukkan pada umur 40-49 tahun dan letak terbanyak di
kuadran lateral atas.
-Tumor ganas pada jaringan payudara.
-Jaringan payudara terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu),saluran kelenjar
(saluran kelenjar air susu),dan jaringan penunjang payudara.
-Kanker payudara juga terjadi karena adanya kerusakkan pada gen yang mengatur
pertumubuhan dan difrensiasi sehingga sel itu tumbuh dan berkembang biak tanpa dapat
dikendalikkan
Etiologi dan faktor resiko
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti.Namun beberapa faktor resiko pada
pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara itu.
a. Umur >30 tahun
b. Melahirkan anak pertama pada usia >35 tahun
c. Tidak kawin/nulipura
d. Usia menars <12 tahun
e. Usia monopause >55 tahun
f. Pernah mengalami infeksi,trauma,atau operasi tumor jinak payudara.
g. Terapi hormonal lama
h. Mempunyai kanker payudara kontralateral
i. Pernah mengalami operasi ginekologi,misalnya:tumor ovarium
j. Pernah mengalami radiasi di daerah dada
k. Ada riwayat keluarga dengan kanker payudara pada ibu,saudara prempuan ibu.
l. Kontrasepsi oral pada pasien tumor payudara jinak seperti kelainan fibrokistik yang
ganas.
Faktor Resiko
1 U s i a Insiden naik dengan bertambahnya usia. Pada usia sebelum 35
tahun, yang paling sering menyebabkan benjolan pada payudara adalah fibroadenoma
dan p e n y a k i t f i b r o k i s t i k . S e d a n g k a n p a d a u s i a s e t e l a h 5 0 t a h u n ,
p e n y e b a b tersering benjolan pada payudara adalah karsinoma dan kista.
2 . K e l u a r g a Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2-3 kali lebih
besar padaw a n i t a y a n g i b u a t a u s a u d a r a k a n d u n g n y a m e n d e r i t a
k a n k e r p a y u d a r a . Kemungkinan ini lebih besar bila keluarga itu menderita kanker
bilateral atau pramenopause.
3 . P a t o l o g i D i s p l a s i a a t a u k e l a i n a n f i b r o k i s t i k t e r t e n t u ,
r i w a y a t m e n d e r i t a k a n k e r , beresiko tinggi mendapat karsinoma di mammae
kontralateral.
4 . H o r m o n P e r t u m b u h a n k a r s i n o m a m a m m a e s e r i n g
d i p e n g a r u h i p e r u b a h a n kese imbangan ho rmon . Pada wan i t a yang
d i angka t ova r iumnya pada u s i a muda lebih jarang ditemukan karsinoma mammae.
5 . M e n a r c h e l e b i h a w a l ( < 1 3 t a h u n ) d a n m e n o p a u s e y a n g
l a m b a t ( > 5 0 tahun). Wanita nulipara beresiko 2-3 kali lebih besar.
6 . R e s i k o t e r h a d a p k a r s i n o m a m a m m a e l e b i h r e n d a h p a d a w a n i t a
y a n g melahirkan anak pertama pada usia lebih muda dan resiko tinggi pada wanitayang
melahirkan anak pertama pada usia > 30 tahun.
7 . L a k t a s i b u k a n m e r u p a k a n f a k t o r r e s i k o , w a l a u p u n
p e n d a p a t l a i n menga t akan wan i t a yang t i dak / s eben t a r menyusu i
l eb ih be r e s iko t i ngg i terhadap ca mammae
Klasifikasi
Tx : tumor primer tidak dapat ditentukkan
T0 : tidak terbukti adanya tumor primer
Tis: -kanker in situ
-kanker intraduktal atau lobular in situ
-penyakit paget pada papila tanpa teraba tumor
T1 : tumor < 2 cm
T1a tumor < 0,5 cm
T1b tumor 0,5-1 cm
T1c tumor 1-2 cm
T2 : tumor 2-5 cm
T3 : tumor > 5 cm
T4 : berapapun ukuran tumor,dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau
kulit.Dinding dada termaksud kosta,otot interkostal,otot seratus anterior.Tidak termaksud otot
pektoralis.
T4a melekat pada dinding dada
T4b edema,peau d’orange,ulserasi kulit,nodul satelit pada daerah payudara yang sama
T4c T4a dan T4b
T4d karsinoma inflamatoir = mastitis karsinomatosis
Nx : pembesaran kelenjar regional tak dapat ditentukkan
N0 : tidak teraba kelenjar aksila
N1 : teraba pembesaran aksila hemolateral yang tidak melekat
N2 : teraba pembesaran kelenjar aksila hemolateral yang melekat 1 sama lain atau melekat
pada jaringan sekitarnya
N3 : terdapat pembesaran kelenjar mamaria interna hemolateral
Mx :metastasis jauh tidak dapat di tentukkan
M0 : tidak ada ,metastasis jauh
M1 : terdapat metastasis jauh,termaksuk kelenjar supraklavikula
Patofisiologi
Patogenesis terjadinya kanker payudara juga disebut karsinogenesis ini terus mengalami
perubahan, seiring dengan diketemukannya peralatan untuk menguak pengetahuan tentang
sel. Pada tahun 1950, diketahui bahwa hormon steroid memegang peranan penting untuk
terjadinya kanker payudara. Tahun 1980 mulai terbuka pengetahuan tentang adanya beberapa
onkogen dan gen suprespor, keduanya memegang peranan penting untuk progresi tumor,
adesi antara sel dan faktor pertumbuhan. Abad 20, mulailah diketahui tentang siklus sel serta
perbaikan DNA dan kematian sel (apoptosis) serta regulasinya. Kemudian abad 21 ini mulai
berkembang pengetahuan yang menganalisa secara mendalam kegagalan terapi kanker juga
tentang mekanisme resistensi terhadap kemoterapi, antiestrogen, radiasi dan pengetahuan
tentang proses invasi, angiogenesis, dan metastase. Pada tahun 1971, Folkam
mengetengahkan bahwa pertumbuhan tumor tergantung pada angiogenesis dimana tumor
akan mengaktifkan endothelial sel dalam kondisi dorman untuk berproliferasi dengan
mengeluarkan isyarat kimia. Hypotesis
Folkam ini memperlihatkan bahwa tumor sangat memerlukan angiogenesis untuk dapat
tumbuh di atas ukuran 1-2 milimeter . 21 Angiogenesis ini diatur secara ketat,melalui proses
tahapan yang rumit dan hanya pada keadaan tertentu seperti proses penyembuhan luka serta
proliferasi sel kanker. Penghambatan angiogenesis menjadi target terapi yang mempunyai
harapan dimasa depan. Pembelahan sel tumor yang dipacu oleh angiogenic stimulatory
peptides akan menyebabkan tumor menjadi cepat tumbuh serta akan mudah invasi ke
jaringan sekitar dan metastase. Sebaliknya,pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors
angiogenesis akan menghambat pertumbuhan tumor, invasi, dan mencegah metastase.
Manifestasi Klinis
Pasien biasannya datang dengan keluhan benjolan/massa di payudara,rasa sakit,keluar cairan
dari puting susu,timbulnya kelainan kulit (dimpling,kemerahan,ulserasi,peau
d’orange) ,pembesaran kelenjar getah bening ,atau tanda metastasis jauh.Setiap kelainan pada
payudara harus dipikirkan ganas sebelum dibuktikkan tidak.
Dalam anamnesis juga di tanyakkan adanya faktor-faktor resiko pada pasien,dan pengaruh
siklus haid terhadap keluhan atau perubahan ukuran tumor.
Untuk menimalkkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron,sebaiknya pemeriksaan
dilakukkan kurang lebih 1 minggu dihitung dari haid pertama.
Pemeriksaan fisik
1. Posisi duduk
Lakukkan inspeksi pada pasien dengan posisi tangan jatuh bebas ke samping dan
pemeriksa berdiri di depan dalam posisi lebih kurang sama tinggi.Perhatikkan
keadaan payudara kiri dan kanan,simetris atau tidak,adakah kelainan papila,letak dan
bentuknya,retraksi puting susu,kelainan kulit berupa peau
d’orange,dimpling,ulserasi,atau tanda-tanda radang.Lakukkan juga dalam keadaan
kedua lengan diangkat ke atas untuk melihat apakah ada bayangan tumor di bawah
kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal,dimpling,dll.
2. Posisi berbaring
Sebaiknya dengan punggung di ganjal bantal,lakukkan palpasi mulai dari kranial
setinggi iga ke2 sampai distal setinggi iga ke6,serta daerah subaeoral dan papila atau
dilakukkan secara sentrifugal,terakhir dilakukkan penekanan daerah papila untuk
melihat apakah ada cairan yang keluar.
Tetapkan keadaan umum tumornya,yaitu lokasi tumor berdasarkan
kuadrannya.ukuran,konsistensi,batas tegas/tidak,dan mobilitas terhadap kulit,otot
pektoralis,atau dinding dada.
3. Pemeriksaan KGB regional di daerah:
a. Aksila,yang ditentukkan kelompok kelenjar:
-mamaria eksterna di anterior,di bawah tepi otot pektoralis
-subkapularis di posterior aksila
-sentral di pusat aksila
-apikal di ujung atas fasia aksilaris
b. Supra dan infraklavikula,serta KGB leher utama
4. Organ lain yang diperiksa untuk melihat adanya metastasis yaitu hepar,lien,tulang
belakang dan paru.Metastasis jauh dapat bergejala sbb:
-otak:nyeri kepala,mual,muntah,epilepsi,ataksia,paresis,paralisis
-paru:efusi,sesak nafas
-hati:kadang tanpa gejala,massa ikterus obstruksi
-tulang:nyeri,patah tulang
P enentuan Diagnosa dan pemeriksaan histopatologi
Diagnosa pasti hanya di tegakkan dengan pemeriksaan histopatologi yang dilakukkan
dengan:
a.biopsi eksisi.
Dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikit jaringan sehat di sekitarnya bila
tumor < 5cm
b.biopsi insisi
dengan mengangkat sebagian jaringan tumor dan sedikit jaringan sehat,dilakukkan untuk
tumor-tumor yang inoperabel atau lebih besar dari 5cm.
Stadium
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penelitian dokter saat mendiagnosis
suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran
kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain.
Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak.
Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen, USG, dan bila memungkinkan
dengan CT scan, scintigrafi, dan lain-lain. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium,
namun yang paling banyak digunakan saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi
sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC(International Union Against Cancer dari
World Helath Organization) / AJCC(American Joint Committee On Cancer yang disponsori
oleh American Cancer.
Gejala permulaan kanker payudara sering tidak disadari atau dirasakan dengan jelas oleh
penderita sehingga banyak penderita yang berobat dalam keadaan lanjut. Hal inilah yang
menyebabkan tingginya angka kematian kanker tersebut. Padahal,pada stadium dini kematian
akibat kanker masih dapat di cegah. Tjindarbumi (1982) mengatakan, bila penyakit kanker
payudara ditemukan dalam stadium dini, angka harapan hidupnya (life expectancy) tinggi,
berkisar antara 85-95%. Namun,dikatakannya pula bahwa 70-90% penderita datang ke rumah
sakit setelah penyakit parah, yaitu setelah masuk dalam stadium lanjut
Ada juga beberapa stadium kanker yang lain,antara lain sbb:
Stadium I : tumor terbatas pada payudara yang berukuran < 2cm,tidak terfiksasai pada
kulit atau otot pektoralis,tanpa dugaan metastassis aksila.
Stadium II : tumor dengan diameter < 2cm dengan metastasis aksila dan tumor
dengan diameter 2-5 cm dengan/tanpa metastasis aksila.
Stadium IIIa : tumor dengan diameter > 5cm tetapi masih bebas dari jaringan
sekitarnya dengan/tanpa metastasis aksila yang masih bebas 1 sama lain;atau tumor
dengan metastasis yang melekat
Stadium IIIb : tumor dengan metastasis infra atau supraklavikula atau tumor yang
telah menginfiltrasi kulit atau dinding thoraks.
Stadium IV : tumor yang telah mengadakkan metastasis jauh.
Pemeriksaan Penunjang
Dapat dilakukkan pemeriksaan ultrasonografi (USG) payudara,mommografi,dan aspirasi
jarum halus (FNAB) untuk menunjang diagnosis.Untuk menentukkan metastasis dapat
dilakukkan foto toraks,boney survey,USG abdomen/hepar.
Pemeriksaan USG hanya dapat membedakkan lesi/tumor yang solid dan kistik.Pemeriksaan
mammografi terutama berperan pada payudara yang mempunyai jaringan lemak yang
dominan serta jaringan fibrograndular yang relatif lebih sedikit.Pada mammografi,keganasan
dapat memberikkan tanda-tanda primer dan sekunder.
Tanda primer berupa :fibrosis reaktif,comet sign (stelata),adanya perbedaan yang nyata antara
ukuran klinis dan radiologis,adanya mikrokalsifikasi,adanya spikulae dan distorsi pada
ukuran arsitektur payudara.Tanda sekunder berupa retraksi,penebalan kulit,bertambahnya
vaskularisasi,perubahan posis papila areola,adamya bridge of tumor,keadaan daerah tumor
dan jaringan fibroglandular tidak teratur,infiltrasi dalam jaringan lunak di belakang
mamae,dan adanya metastasis ke kelenjar (gambaran ini tidak khas).Pemeriksaan gabungan
USG dan mammografi memberikkan ketetapan diagnostik yang lebih tinggi.
Pemeriksaan sitologi
fine needle aspiration,needle core biopsy dengan jarum silverman,exicional biopsy dan pemeriksaan
frozen section saatoperasi. Pada umumnya pungsi dengan jarum halus (FNAB/Fine
Needle Aspiration Biopsy) sering dipakai. Pemeriksaan ini juga dapat menentukan perlutidaknya
segera pembedahan dengan sediaan beku atau dilanjutkan dengan pemeriksaan lain ataupun
langsung dilakukan ekstirpasi.
Penentuan derajat diferensial histologis :
1 . G 1 : d e r a j a t k e g a n a s a n r e n d a h
2 . G 2 : d e r a j a t k e g a n a s a n s e d a n g
3 . G 3 : d e r a j a t k e g a n a s a n t i n g g i Jenis histologis :
a.Duktal (timbul dari epitelium duktus) : non invasive/invasive
b.Lobular (timbul dari epithelium lobular) : non invasive/invasive Has i l pos i t i f
pada pemer ik saan s i t o log i bukan i nd ika s i un tuk bedah radikal, sebab hasil
negatif palsu sering terjadi, sedangkan hasil pemeriksaan positif palsu selalu dapat
terjadi
Difrensial Diagnosa
1.Fibroadenoma mamae (FAM) , merupakkan tumor jinak payudara yang biasa terdapat pada
usia muda (15-30 tahun),dengan konsistensi padat kenyal,batas tegas,tidak nyeri,dan mobile.
Terapi pada tumor ini cukup dengan eksisi.
2.Kelainan fibrokistik , merupakkan tumor tidak berbatas tegas,konsistensi padat,kenyal dan
kistik,terdapat nyeri terutama menjelang haid,ukuran membesar,biasanya
bilateral/multiple.Terapi tumor ini dengan medikamentosa simstomatis.
3.Kistosarkoma filoides menyerupai FAM yang besar,berbentuk bulat lonjong,beebatas
tegas,mobile,dengan ukuran dapat mencapai 20-30 cm.Terapi tumor ini dengan mesektomi
simple.
4.Galaktokel,merupakkan massa tumor kistik yang timbul akibat terseumbatnya
saluran/duktus laktiferus.Tumor ini terdapat pada ibu yang baru/sedang menyusui.
5.Mastitis,yaitu infeksi pada payudara dengan tanda radang lengkap,bahkan dapat
berkembang menjadi abses.Biasanya terdapat pada ibu yang menyusui.
Menagment dan Penatalaksanaan
Batas stadium yang masih operbel/kurabel adalah stadiuim IIIa.Sedangkan terapi pada
stadiium IIIb dan IV tidak lagi masektomi,melainkan pengobatan poliaktif.
Tindakan operatif tergantung pada stadium kanker,yaitu:
1.Pada stadium I dan II lakukkan masektomi radikal atau miodifikasi mastektomi
radikal.Setelah itu periksa KGB,bila ada metastasis dilanjutkan dengan radiasi regional dan
kemoterapi ajuvan.Dapat pula dilakukkan masektomi simpleks yang harus diikuti radiasi
tumor bed dan daerah KGB regional.Pada T2NI dilakukkan masektomi radikal dan lokal di
daerah tumor bed dan KBG regional.Untuk setiap tumor yang terletak pada kuadran sentral
atau medial payudara harus dilakukkan radiasi pada rantai KGB regional.Alternatif lain pada
tumor yang kecil dapat dilakukkan beberapa teknis Breast Conserving Therapy,berupa 1
paket yang terdri dari pengangkatan tumor saja (tumorekstomi),ditambah diseksi aksila dan
radiasi kuratif (ukuran tumor < 3cm) dengan syarat tertentu.Metode ini dilakukkan dengan
cara eksisi baji,reseksi segmental,reseksi parsial,kuadranektomi,atau lumpektomi
biasa,diikuti dengan diseksi KGB aksila secara total.
Syarat teknik ini adalah :
-Tumor primer tidak lebih dari 2 cm
-N1b kurang dari 2 cm
-Belum ada metastasis jauh
-Tidak ada tumor primer lainnya
-Payudara kontralateral bebas kanker
-Payudara bersangkutan belum pernah mendapat pengobatan sebelumnya (kecuali
lumpektomi)
-Tidak dilakukkan pada payudara yang kecil karena hasil kosmetiknya tidak terlalu menonjol
-Tumor primer tidak terlokasi di belakangan puting susu
2.Pada stadium IIIa lakukkan masektomi radikal di tambah kemotherapy ajuvan,atau
masektomi simpleks ditambah radioterapi pada tumor bed dan KGB regional.
Pada stadium yang lebih lanjut,lakukkan tindakkan paliatif dengan tujuan :
1.Mempertahankan kualitas hidup pasien agar tetap baik /tinggi dan menganggap bahwa
kematian adalah proses yang normal.
2.Tidak mempercepat atau menunda kematian
3.Menghilangkan rasa nyeri dan keluhan lain yang mengganggu
Perawatan poliatif pun dilakukkan berdasarkan stadium,yaitu:
Pada stadium IIIb dilakukkan biopsi insisi,dilanjutkan dengan radiasi.Bila residu tidak
ada,tunggu.Bila relaps,tambahkan dengan pengobatan hormonal dan
kemotherapy.Namun,bila residu setelah radiasi tetap ada,langsung diberikkan pengobatan
hormonal sebagai berikut:
1.Pada pasien monopause dilakukkan ooforektomi bilateral
2.Pada pasien 1-5 tahun monopause periksa efek estrogennya.Bila positif,lakukkan
seperti bila negatif,lakukkan seperti observatif selama 6-8 minggu.Bila respon
baik,teruskan terapi,tetapi bila respon negatif dilakukkan kemotherapy dengan
CMF(CAF) minimal 12 siklus selama 6 minggu.
Pada pasien pascamonopause lakukkan terapi hormonal inhibitif/aditif.
Pada stadium IV
1.Pasien premonopause dilakukkan ooferoktomi bilateral.Bila respon positif berikan
aminoglutetimid atau tamofen.Bila relaps/respon negatif,berikan kemoterapi CMF/CAF
2.Pada pasien sudah 1-5 tahun monopause,periksa efek estrogen.Efek estrogen dapat
diperiksa dengan estrogen/progesteron reseptor(ER/PR).Bila positif,lakukkan seperti bila
negatif,lakukkan seperti pada pasien pasca monopause berikkan obat-obatan hormonal seperti
tamoksifen,estrogen,progesteron,atau kortikosteroid.
Pemeriksaan Radiologi
Pemer i s aan dengan mammogra f i dapa t d i t emukan ben jo l an yang
kec i l sekalipun. Tanda berupa mikrokalsifikasi tidak khas untuk kanker. Bila
secaraklinis dicurigai ada tumor dan pada mammografi tidak ditemukan apa pun,
maka pemer ik saan ha rus d i l an ju tkan dengan b iops i , s ebab s e r i ng
ka r s i noma t i dak tampak pada mammogram. Sebaliknya jika mammografi positif, dan
secara klinistidak teraba tumor, maka pemeriksaan harus dilanjutkan pada pungsi
atau biopsi p a d a t e m p a t y a n g d i t u n j u k k a n p a d a f o t o
t e r s e b u t . M a m m o g r a m p a d a m a s a pramenopause kurang bermanfaat karena
gambaran kanker di antara jaringankelenjar kurang tampak. USG berguna terutama
untuk menentukan kista; kadangtampak kista 1-2 cm. Pada mammografi, gambaran
karsinoma mammae adalahireguler, berspikula, massa radioopak dengan mikrokalsifikasi.
Radioterapi
Radioterapi untuk kanker payudara biasanya digunakan pada terapi kuratif dengan
memper t ahankan mammae dan s ebaga i t e r ap i t ambahan a t au
t e r ap i paliatif.
1.Radioterapi kuratif sebagai terapi tunggal lokoregional tidak begitu efektif,tapi
sebagai terapi tambahan untuk tujuan kuratif pada tumor yang relatif besar
mungkin berguna.
2 . R a d i o t e r a p i p a l i a t i f d a p a t d i l a k u k a n d e n g a n h a s i l b a i k u n t u k
w a k t u terbatas bila tumor sudah tak mampu-angkat secara lokal. Tumor
disebuttak mampu-angkat bila mencapai.Misalnya ada perlekatan padadinding toraks atau
kulit. Pada penyebaran di luar daerah lokoregional,yaitu di luar kawasan payudara
dan ketiak, bedah payudara tidak bergunakarena penderita tidak dapat sembuh. B i a s a n y a
s e l u r u h p a y u d a r a d a n k e l e n j a r a k s i l a s e r t a
s u p r a k l a v i k u l a d i r ad i a s i .Te t ap i penyu l i t nya ada l ah pembengkakan
l engan ka rena l imfudem akibat rusaknya kelenjar ketiak supraklavikula.Jadi,radiasi
bisa dipertimbangkan pada ka r s i noma mammae yang t ak mampu-angka t a t au
j i ka ada me t a s t a s i s . Kadang masih dapat dipikirkan amputasi mamma setelah
tumor mengecil olehradiasi.
Kemoterapi
K e m o t e r a p i m e r u p a k a n t e r a p i s i s t e m i k y a n g d i g u n a k a n
b i l a a d a penyebaran secara sistemik dan juga dipakai sebagai terapi ajuvan.Kemoterapi
ajuvan diberikan pada pasien yang ditemukan metastasis di sebuah atau beberapa
kelenjar pada pemeriksaan histopatologik pascabedah mastektomi.
Tujuannya adalah menghancurkan mikrometastasis di dalam tubuh yang biasanyaterdapat
pada pasien yang kelenjar aksilanya sudah mengandung metastasis.
Obatyang d ibe r i kan ada l ah CMF (kombinas i cyc lo fos f amid , me to t r eksa t
dan 5 - fluorourasil) selama 6 bulan pada perempuan usia pramenopause,sedangkan
pada pascamenopause diberikan terapi ajuvan hormonal berupa pil antiestrogen. Kemoterapi
paliatif dapat diberikan pada pasien yang telah menderita metastasis s eca ra
s i s t emik .
Oba t yang d ipaka i s eca r a kombinas i , an t a r a l a i n CMF, VA ( v i n k r i s t i n
d a n a d r i a m i s i n ) a t a u F A C ( 5 - f l u o r o u r a s i l , a d r i a m i s i n
d a n cyclofosfamid).
Terapi hormonal
Indikasi pemberian terapi hormonal adalah jika penyakit telah sistemik be rupa
me ta s t a s i s j auh .Te rap i ho rmona l b i a sanya d ibe r i kan s eca r a
pa l i a t i f s ebe lum kemote r ap i , ka r ena e f ek t e r ap inya l eb ih l ama dan e f ek
s amp ingnya kurang, tetapi tidak semua karsinoma mammae peka terhadap terapi
hormonal.Hanya kurang lebih 60% yang bereaksi baik dan penderita mempunyai
harapandan memberi respon dapat diketahui dari ”uji reseptor estrogen” pada
jaringantumor.18 T e r a p i h o r m o n a l p a l i a t i f d a p a t d i l a k u k a n
p a d a p e n d e r i t a y a n g p r a m e n o p a u s e d e n g a n c a r a o v a r e k t o m i
b i l a t e r a l a t a u d e n g a n p e m b e r i a n antiestrogen seperti tamoksifen atau
aminoglutetimid.Terapi hormon diberikan sebagai ajuvan pada pasien
pascamenopauseyang u j i r e s ep to r e s t rogennya pos i t i f dan pada
pemer ik saan h i s t opa to log ik d i t emukan ke l en j a r aks i l a yang be r i s i
me t a s t a s i s .Oba t yang d ipaka i ada l ah s e d i a a n a n t i e s t r o g e n
t a m o k s i f e n . E s t r o g e n t i d a k d a p a t d i b e r i k a n k a r e n a efeksampingnya
terlalu besar
Pencegahan
Sebelum merencanakan terapi karsinoma mammae, diagnosis klinis
danhistopatologik serta tingkat penyebarannya harus dipastikan dahulu.
Diagnosisklinis harus sama dengan diagnosis histopatologik. Bila keduanya berbeda,
harusditentukan yang mana yang keliru. Atas dasar diagnosis tersebut, termasuk
tingkat penyeba ran penyak i t , d i su sun r encana t e r ap i . B i l a t u juannya
ku ra t i f , maka t i n d a k a n r a d i k a l y a n g b e r k o n s e k u e n s i m u t i l a s i
h a r u s d i k e r j a k a n d e m i kesembuhan. Tetapi bila tindakan paliatif, maka tindakan
bedah tidak bermanfaat.
Pemer ik saan dengan mammogra f i dapa t d i t emukan ben jo l an yang
kec i l sekalipun. Tanda berupa mikrokalsifikasi tidak khas untuk kanker. Bila
secaraklinis dicurigai ada tumor dan pada mammografi tidak ditemukan apa pun,
maka pemer ik saan ha rus d i l an ju tkan dengan b iops i , s ebab s e r i ng
ka r s i noma t i dak tampak pada mammogram. Sebaliknya jika mammografi positif, dan
secara klinistidak teraba tumor, maka pemeriksaan harus dilanjutkan pada pungsi
atau biopsi p a d a t e m p a t y a n g d i t u n j u k k a n p a d a f o t o
t e r s e b u t . M a m m o g r a m p a d a m a s a pramenopause kurang bermanfaat karena
gambaran kanker di antara jaringankelenjar kurang tampak. USG berguna terutama
untuk menentukan kista; kadangtampak kista 1-2 cm. Pada mammografi, gambaran
karsinoma mammae adalahireguler, berspikula, massa radioopak dengan mikrokalsifikasi.
U n t u k m e n d a p a t k a n d i a g n o s i s h i s t o l o g i b i a s a n y a d i l a k u k a n
b i o p s i sehingga tindakan ini dapat dianggap sebagai tindakan pertama pada
pembedahanmamma . Dengan s ed i aan beku , ha s i l pemer ik saan h i s t o log i -
pa to log i dapa t diperoleh dalam waktu 15 menit. Bila pemeriksaan menunjukkan
tanda tumor jinak, maka operasi selesai, tetapi pada hasil yang menunjukkan
tumor ganas,operasi dapat diulanjutkan dengan tindakan bedah kuratif.Bedah kuratif
yang mungkin dilakukan ialah mastektomi radikal, bedah radikal yang diubah
maupun bedah konservatif yang merupakan eksisi tumor luas.Bedah konservatif selalu
ditambah disseksi kelenjar aksila dan radio terapi pada (sisa) payudara tersebut. Tiga
tindakan tersebut merupakan satu paket terapi yangharus dilaksanakan serentak.Seca ra
s i ngka t pake t t i ndakan t e r s ebu t d i s ebu t ”Breast Conservating Surgery”
(BCT/Brea s t Conse rva t i ng T h e r a p y ) a t a u ” t e r a p i
d e n g a n mempertahankan payudara” yang menurut Reinhard Hunig dkk dari
University Hospital Basel tahun 1976 dapat dilakukan pada kasus-kasus kanker
payudara dengan:
- T u m o r p r i m e r t i d a k l e b i h d a r i 2 c m
-N1b kkurang dari 2 cm
- B e l u m a d a m e t a s t a s i s j a u h
- T i d a k a d a t u m o r p r i m e r l a i n n y a
- P a y u d a r a k o n t r a l a t e r a l b e b a s k a n k e r -Payuda ra be r sangku t an
be lum mendapa t pengoba t an s ebe lumnya (kecua l i lumpektomi)
-T idak d i l akukan pada payuda ra yang kec i l ka r ena ha s i l kosme t iknya
t i dak terlalu menonjol.
- T u m o r p r i m e r t i d a k t e r l o k a s i d i b e l a k a n g p u t i n g Terapi kuratif
dilakukan jika tumor terbatas pada payudara dan tidak ada in f i l t r a s i ke d ind ing
dada , ku l i t mamma , a t au i n f i l t r a s i da r i ke l en j a r l imfe ke struktur
sekitarnya. Tumor disebut mampu angkat (operable) jika dengan tindak bedah
r ad ika l s e lu ruh t umor dengan penyeba rannya d ike l en j a r l imfe
dapa t dikeluarkan.Bedah radikal dikerjakan menurut Halsted (William S. Halsted, ahli
bedahAS) yang meliputi pengangkatan payudara dengan sebagian besar kulitnya,
M.Pektoralis mayor dan M. Pektoralis minor, dan semua kelenjar ketiak
sekaligus
Prognosa
Dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain :
1 . U k u r a n t u m o r
2 . Jumlah , t empa t , uku ran KGB yang t e r t ekan
3 . S k i n i n v o l v e m e n t
4 . F i k s a s i t u m o r p r i m e r / K G B ( + )
5 . d e r a j a t a n a p l a s i a
6 . U s i a , s t a t u s m e n s t r u a s i
7 . K e l a m b a t a n t e r a p i
8 . H i s t o l o g i s : - D u c t a l : b a i k
9 . K e h a m i l a n
10 .ER con t en t
Komplikasi
Sindroma Paraneoplastik adalah sekumpulan gejala yang bukan disebabkan oleh tumornya
sendiri, tetapi oleh zat-zat yang dihasilkan oleh kanker. Beberapa zat yang dapat dihasilkan
oleh tumor adalah hormone, sitokinese, dan berbagai protein lainnya. Zat-zat tersebut
mempengerahui organ atau jaringan melalui efek kimianya.
Bagaimana tepatnya kanker mengenai sisi yang jauh belum sepenuhnya dimengerti.Beberapa
kanker mengeluarkan zat ke dalam aliran darah yang merusak jaringan yang jauh melalui
suatu reaksi autoimun. Kanker lainnya mengeluarkan zat yang secara langsung
mempengaruhi fungsi dari organ yang berbeda atau merusak jaringan. Bisa terjadi kadar gula
darah yang rendah, diare, dan tekanan darah tinggi.
Epidemiolo gi
Kanke r payuda ra me rupakan kanke r dengan i n s iden t e r t i ngg i no .2
d i Indonesia dan terdapat kecenderungan dari tahun ke tahun insiden ini meningkat,s epe r t i
ha lnya d i nega ra ba r a t . Angka ke j ad i an kanke r payuda ra d i
Amer ika S e r i k a t 9 2 / 1 0 0 . 0 0 0 w a n i t a p e r t a h u n d e n g a n m o r t a l i t a s
u a n g c u k u p t i n g g i 27/100.000 atau 18% dari kematian yang dijumpai pada
wanita. Di Indonesia berdasarkan’’ Pathological Based Registration’’ kanker
payudara mempunyaiinsiden relatif 11,5%. Diperkirakan di Indonesia mempunyai
insiden minimal20.000 kasus baru per tahun, dengan kenyataan bahwa lebih dari 50%
kasus masih berada dalam stadium lanjut.Kurva insidens-usia bergerak naik sejak usia
30 tahun. Kanker ini jarangsekali ditemukan pada wanita usia di bawah 20
tahun.Angka tertinggi terdapat pada usia 45-66 tahun. Insidensi karsinoma mammae
pada laki-laki hanya 1% darikejadian pada perempuan. Insidensi tinggi di negara Barat dan
lebih banyak pada populasi kulit putih dibandingkan kulit hitam.