tutorial b cc

72
Tutorial Skenario B BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blok Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah adalah blok pertama pada semester 1 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi skenario B yang memaparkan kasus mengenai Zaskia, mahasiswa Blok I FK UMP berkonsultasi kepada pembimbing akademiknya (PA) karena mendapat nilai D pada MCQ tengah blok. Pada PA ia menceritakan bahwa ia tidak bisa belajar dengan baik pada diskusi tutorial Problem Based Learning. Zaskia tidak bisa berperan aktif, ia tidak mampu membuat pertanyaan-pertanyaan seperti yang dilakukan teman- temannya. 1.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu: 1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 1

Upload: shafa-suryo-putri

Post on 25-Oct-2015

75 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah adalah blok

pertama pada semester 1 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan

Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi skenario B yang

memaparkan kasus mengenai Zaskia, mahasiswa Blok I FK UMP berkonsultasi

kepada pembimbing akademiknya (PA) karena mendapat nilai D pada MCQ tengah

blok. Pada PA ia menceritakan bahwa ia tidak bisa belajar dengan baik pada diskusi

tutorial Problem Based Learning. Zaskia tidak bisa berperan aktif, ia tidak mampu

membuat pertanyaan-pertanyaan seperti yang dilakukan teman-temannya.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu:

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari

sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode

analisis pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 1

Page 2: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial

Tutor : Drg. Nursiah Nasution, M.Kes

Moderator : M. Ridho Mubarak

Sekretaris Meja : Chintya Puspa Harani

Sekretaris Papan : Nabilla Indriyana

Waktu Tutorial : 1. Senin, 30 September 2013

2. Rabu, 2 September 2013

Peraturan Tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan

2. Semua anggota tutorial harus

mengeluarkan pendapat/aktif

3. Mengacungkan tangan saat akan

mengutarakan pendapat

4. Izin terlebih dahulu saat akan keluar

ruangan

5. Tidak boleh membawa makanan atau

minuman pada saat proses tutorial

berlangsung

6. Dilarang memotong pembicaraan ketika

ada yang berbicara atau mengeluarkan

pendapat saat proses tutorial

7. Menggunakan name tag

8. Usahakan untuk menggunakan Bahasa

Indonesia yang baik dan benar

9. Jangan ragu-ragu dalam menyampaikan

pendapat

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 2

Page 3: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

2.2 Skenario Kasus

Zaskia, mahasiswa Blok I FK UMP berkonsultasi kepada pembimbing akademiknya

(PA) karena mendapat nilai D pada MCQ tengah blok. Pada PA ia menceritakan bahwa ia

tidak bisa belajar dengan baik pada diskusi tutorial Problem Based Learning. Zaskia tidak

bisa berperan aktif, ia tidak mampu membuat pertanyaan-pertanyaan seperti yang

dilakukan teman-temannya. Zaskia juga tidak bisa memberikan hubungan dan menganalilis

masalah seperti yang diminta setiap tutornya. Setelah sesi 1 tutorial, Ia juga bigung karena

tidak terbiasa belajar mandiri. Sebelum ujian MCQ ia hanya belajar dari slide-slide yang

diberikan dosen seperti saat ia belajar di bangku SMU. Zaskia pun akhirnya menanyakan

kepada PA mengapa dosen-dosen tidak memberikan saja apa yang harus ia pelajari sehingga

ia bisa lulus pada ujian MCQ akhir blok nanti.

2.3 Klarifikasi Istilah

1. Berkonsultasi : Proses mencari tahu suatu solusi dari suatu masalah pada

ahlinya.

2. Pembimbing Akademik :Orang yang bertanggung jawab pada sekelompok

mahasiswa dalam bidang akademik perkuliahan.

3. MCQ : Ujian atau cara mengevaluasi pembelajaran dengan pilihan

ganda.

4. Diskusi Tutorial : Interaksi 8-12 orang yang akan diberikan skenario yang

harus diselesaikan.

5. PBL : Problem Based Learning adalah proses pembelajaran

berdasarkan suatu masalah.

6. Menganalisis masalah : Suatu cara untuk menggali lebih dalam lagi mengenai suatu

masalah.

7. Tutor : Seorang dosen yang membimbing sekelompok mahasiswa

dalam mencari solusi pada suatu skenario sistem KBK.

8. Belajar Mandiri : Proses belajar aktif dimana mahasiswa mencari materi

perkuliahan sendiri melalui berbagai media.

9. Dosen : Seseorang yang mentransfer ilmu kepada mahasiswa dalam

perkuliahan

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 3

Page 4: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

10. Blok : Batas pembelajaran yang dilakukan mahasiswa FK selama

1-8 minggu dalam sistem KBK

2.4 Identifikasi Masalah

1. Zaskia mendapat nilai D pada MCQ tengah blok dan ia berkonsultasi kepada

pembimbing.

2. Zaskia tidak bisa mengikuti proses diskusi tutorial PBL oleh karena:

Tidak bisa belajar dengan baik

Tidak bisa berperan aktif

Tidak mampu membuat pertanyaan

Tidak bisa memberikan hubungan dan menganalisis masalah

3. Zaskia tidak terbiasa belajar mandiri

4. Zaskia hanya belajar dari slide-slide yang diberikan dosen sebelum ujian MCQ.

2.5 Analisis Masalah dan Sintesis Masalah

1. Zaskia mendapat nilai D pada MCQ tengah blok dan ia berkonsultasi kepada

pembimbing.

a) Bagaimana etika berkomunikasi yang baik ketika berkonsultasi dengan PA?

Jawab: Adapun etika berkomunikasi yang baik ketika berkonsultasi dengan

PA yaitu

1. Jujur tidak berbohong

2. Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan

3. Lapang dada dalam berkomunikasi

4. Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik

5. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien

6. Tidak mudah emosi / emosional

7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog

8. Berbahasa yang baik, ramah, dan sopan

9. Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan

10. Bertingkahlaku yang baik

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 4

Page 5: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

(sumber:www.organisasi.or g , diakses pada 29 Oktober 2013 )

b) Bagaimana menentukan range nilai A, B, C, D, E pada ujian MCQ?

Jawab: Ujian MCQ adalah ujian yang terdiri dari pertanyaan ganda

(MCQ) yang dipilih untuk mengetahui pengetahuan medis dan

pemahaman bukan informasi hanya faktual atau mudah diingat. Yang

bertujuan untuk menilai pengetahuan dan pemahaman medis dan

menguji penalaran kemampuan memecahkan masalah.

(www. hpeqstudent .or g , diakses pada 1 Oktober 2013)

Di Fakultas Kedokteran Muhammadiyah MCQ biasa berjumlah 150

soal dan diberi waktu mengerjakan soal selama 150 menit. Jadi tiap

soal diberi waktu satu menit. Berbentuk pilihan ganda yang teridiri

dari 5 pilihan jawaban yaitu A,B,C,D, dan E. Hasil nilai tergantung

dari jumlah jawaban yang terjawab benar. Persentase untuk MCQ

yaitu 40% dalam penilaian.

Cara menentukan range nilai pada ujian MCQ

A = 80-100

B = 68 - 79

C = 56 - 67

D = 40 - 55

E = < 40

(sumber: Buku Pedoman Akademik FK UMP)

c) Apa saja hak dan kewajiban dari seorang pembimbing akademik terhadap

mahasiswa?

Jawab: Hak dan kewajiban Pembimbing Akademik

(1) Membantu mahasiswa bimbingannya dalam mengenali dan mengidentifikasi

potensi, minat, bakat dan kemampuan akademiknya.

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 5

Page 6: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

(2) Membantu mahasiswa bimbingannya dalam memilih dan menetapkan

program mata kuliah, serta menandatangani Kartu Rencana Studi (KRS) sebagai

bukti persetujuan pengambilan program mata kuliah pada semester berjalan.

(3) Memantau perkembangan mahasiswa bimbingannya dengan mengevaluasi

pencapaian hasil studi dan indeks prestasi semester setiap mahasiswa

bimbingannya, pada akhir semester atau awal semester berikutnya, serta pada

akhir masa studi.

(4) Membantu mahasiswa dalam menyiapkan rencana penelitian, proses

penelitian, dan penyusunan skripsi bagi mahasiswa program strata 1.

(5) Menyalurkan informasi masalah akademik dari Institut atau

Fakultas/Jurusan/Program Studi/Diploma kepada mahasis-wa bimbingannya.

(6) Melakukan koordinasi dengan orang tua/wali mahasiswa dalam rangka

membantu mahasiswa bimbingannya.

(7) Menyediakan waktu bimbingan terjadwal di kampus sekurang-kurangnya

sekali sebulan bagi tiap kelompok angkatan (empat angkatan = empat kali

perbulan).

d) Apa yang dapat dikonsultasikan dengan pembimbing akademik?

Jawab: Menurut Dent & Rennie (2005) masalah yang dihadapi oleh

mahasiswa kedokteran dapat dibagi menjadi lima kategori, yaitu akademik,

karier, profesional, personal dan administratif. Dukungan atau bantuan yang

diberikan oleh pembimbing akademik kepada mahasiswa dapat meliputi

kelima kategori masalah tersebut.

Konsultasi akademik, dapat meliputi identifikasi dan memberikan

bantuan bagi mahasiswa dalam menghadapi masalah/kesulitan

akademik, memberi umpan balik atau saran setelah ujian, memberi saran

mengenai ketrampilan belajar (study skills), serta membimbing

mahasiswa dalam memilih komponen elektif selama masa

pendidikannya.

Konsultasi karier, yaitu memberikan saran mengenai kesempatan

magang/training setelah lulus, pilihan karir yang sesuai dengan

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 6

Page 7: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

kemampuan dan minat mahasiswa serta jenjang karir yang dapat

diperolehnya. Selain itu, dapat pula membantu menyiapkan curriculum

vitae dan member saran mengenai teknik wawancara kerja.

Konsultasi profesional, yaitu membantu mahasiswa mengembangkan

perilaku dan sikap yang etis dan profesional dan sesuai sebagai dokter.

Sangat penting bagi mahasiswa untuk mengembangkan pendekatan

profesional terhadap pasien sedini mungkin dalam proses pendidikannya.

Konsultasi pribadi atau personal yang dapat dialami oleh mahasiswa

antara lain adaptasi atau penyesuaian pada pendidikan kedokteran,

masalah hubungan pribadi, kesulitan keuangan, dan lain-lain.

Konsultasi administratif umumnya berhubungan dengan pertanyaan

“apa”, “bagaimana”, “siapa”, “dimana”, “kapan” mengenai administrasi

dan organisasi pendidikan. Pertanyaan ini mungkin terlihat sepele namun

sering menimbulkan masalah yang tidak perlu.

Sintesis: Zaskia mendapat nilai D pada ujian MCQ tengah blok dimana range

nilai D berkisar antara 40 – 55 dan ia berkonsultasi kepada Pembimbing

Akademiknya.

2. Zaskia tidak bisa mengikuti proses diskusi tutorial PBL oleh karena:

Tidak bisa belajar dengan baik

Tidak bisa berperan aktif

Tidak mampu membuat pertanyaan

Tidak bisa memberikan hubungan dan menganalisis masalah

a) Bagaimana proses diskusi tutorial PBL?

Jawab: Adapun proses diskusi tutoral PBL yang disebut “seven jump”

1. Identifikasi dan klarifikasi unfamiliar terms.

2. Penetapan masalah yang perlu didiskusikan.

3. Curah pendapat dengan menggunakan prior knowledge.

4. Membuat review terhadap langkah 2 dan 3.

5. Membuat formulasi tujuan belajar.

6. Private study

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 7

Page 8: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

7. Diskusi bersama terhadap informasi yang relevan

b) Apa tujuan dari diskusi tutorial PBL?

Jawab: Tujuan diskusi tutorial PBL adalah untuk meningkatkan

pemahaman mahasiswa mengenai konsep materi yang telah diberikan

sebelumnya, mampu mengintegrasikanya dalam menyelesaikan masalah

yang diberikan dalam pemicu sehingga akan mengasah keterampilan

berpikir kritis mahasiswa, dan mengkomunikasikanya secara efektif dalam

diskusi. (www. ocw.usu.ac.id , diakses pada 1 Oktober 2013). Tujuan

diskusi tutorial PBL menurut www.hpeqstudent.org ialah :

Mahasiswa dirangsang berpikir kritis, menganalis, dan

menggunakan ilmu yang dimliki sebelumnya.

Mahasiswa diberi ilustrasi kasus, menentukan pengetahuan yang

akan digali, mencari informasi/pengetahuan secara mandiri lalu di

tukarkan di dalam kelompoknya.

Ada satu fasilitator dalam satu kelompok mahasiswa.

Mahasiswa memperoleh gambaran praktik klinik yang nyata,

melatih kemampuan pengambilan keputusan dan memandang

masalah secara holistik serta melatih kerja sama.

Sintesis: Zaskia tidak bisa mengikuti diskusi tutorial PBL dengan baik

karena ia tidak memahami proses dan tujuan diskusi tutorial PBL

c) Zaskia tidak terbiasa belajar mandiri

a. Apa yang dimaksud dengan belajar mandiri pada sistem PBL?

Jawab: Menurut Gibbons (2002), self directed learning adalah

peningkatan pengetahuan, keahlian, prestasi, dan mengembangkan diri

dimana individu menggunakan banyak metode dalam banyak situasi

dalam setiap waktu.

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 8

Page 9: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

Dapat disimpulkan self directed learning adalah peningkatan pengetahuan,

keahlian, prestasi, dan pengembangkan diri individu yang diawali dengan

inisiatif sendiri dengan belajar perencanaan belajar sendiri (self planned) dan

dilakukan sendiri (self conducted), menyadari kebutuhan belajar, tujuan

belajar, membuat strategi belajar, menilai hasil belajar, serta memiliki

tanggung jawab sendiri menjadi agen perubahan dalam belajar.

(Sumber: www.repository.usu.ac.id , diakses pada 1 Oktober 2013)

b. Bagaimana cara belajar mandiri pada sistem PBL?

Jawab: Cara belajar mandiri pada sistem Problem Based Learning

1. Planning

Proses planning ditunjukkan pada indikator sebagai berikut:

a. Belajar atas keinginan saya sendiri

b. Menyadari pentingnya belajar

c. Memotivasi diri sendiri dalam belajar

d. Menciptakan suasana belajar yang nyaman bagi saya

e. Memiliki LO pribadi

f. Belajar terlebih dahulu sebelum tutorial

g. Membaca bahan praktikum sebelum praktikum

h. Membuat perencanaan belajar

i. Mempunyai metode sendiri dalam belajar

j. Mempunyai jadwal belajar

k. Diakhir tutorial mengetahui apa yang masih atau harus

dipelajari.

Indikator-indikator tersebut dimasukkan ke dalam kategori proses

planning didasarkan pada definisi planning dalam belajar mandiri

berdasarkan Dolmans et al., yaitu merencanakan learning objective (LO),

cara untuk memperolehnya, serta kemungkinan kesulitan yang dihadapi

untuk mencapainya. Indikator-indikator di atas dilaksanakan pada saat:

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 9

Page 10: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

(1) menyusun tujuan belajar

(2) membuat rencana belajar dan

(3) identifikasi sumber belajar.

2. Executing

Proses executing ditunjukkan pada indikator sebagai berikut :

a. Melakukan konsultasi ke pakar

b. Mencari literatur di perpustakaan

c. Mengulang materi yang telah saya pelajari

d. Membuat catatan materi belajar

e. Membuat mind mapping materi yang saya pelajari

f. Mempelajari suatu materi secara mendalam

g. Memanfaatkan waktu luang untuk belajar

h. Belajar berdasarkan LO

i. Mencari jawaban atas LO-LO di tutorial.

Indikator-indikator tersebut dimasukan ke dalam kategori proses

executing didasarkan pada definisi executing dalam belajar mandiri yaitu

pelaksanaan atau menjalankan belajar mandiri.

3. Monitoring

Proses monitoring ditunjukkan pada indikator sebagai berikut:

a. Mengklarifikasi pernyataan teman dengan referensi yang dibaca

b. Mengklarifikasi pernyataan dosen dengan referensi yang dibaca

c. Membandingkan hasil belajar dengan teman

d. Memahami kemampuan diri sendiri

e. Memonitor proses belajar yang dilakukan

f. Mengetahui dimana harus mencari bahan yang diperlukan untuk

belajar.

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 10

Page 11: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

Indikator-indikator tersebut dimasukan ke dalam kategori proses

monitoring didasarkan pada definisi monitoring dalam belajar mandiri yaitu

refleksi terhadap apa yang telah mahasiswa lakukan kemudian mengantisipasi

apa yang harus dilakukan selanjutnya.

d) Evaluating

Proses evaluating ditunjukkan pada indikator sebagai berikut:

a. Mengevaluasi hasil belajar

b. Mengetahui kekurangan saya dalam belajar.

Indikator tersebut dikelompokan ke dalam kategori proses

evaluating didasarkan pada definisi evaluating dalam belajar mandiri

yaitu menilai hasil dan proses belajar yang telah dilakukan.

(Sumber : www. medicaleducation.fk.ac.id , diakses pada 1 Oktober 2013)

C. Apa tujuan dan manfaat dari belajar mandiri pada sistem PBL?

Jawab: Tujuan dan manfaat belajar mandiri pada sistem PBL yaitu

Didorong untuk memiliki kemampuan

memecahkan masalah dalam situasi nyata

Memiliki kemampuan membangun

pengetahuannya sendiri melalui aktivitas

belajar

Pembelajaran berfokus pada masalah

sehingga materi yang tidak ada

hubunganna tidak perlu saat itu dipelajari

oleh siswa. Hal ini mengurangi beban

siswa dengan menghafal atau menyimpan

informasi

Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui

kerja kelompok

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 11

Page 12: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

Siswa terbiasa menggunakan sumber-

sumber pengetahuan baik dari

perpustakaan, internet, wawancara dan

observasi

Siswa memiliki kemampuan menilai

kemajuan belajarnya sendiri

Siswa memiliki kemampuan untuk

melakukan komunikasi ilmiah dalam

kegiatan diskusi atau presentasi hasil

pekerjaan mereka

Kesulitan belajar siswa secara individual

dapat diatasi melalui kerja kelompok

dalam bentuk peer teaching

(Sumber: www.file.upi.edu , diakses pada 1

Oktober 2013)

d. Apa karakteristik dari proses pembelajaran student center?

Jawab: Karakteristik dari proses pembelajaran student center

Peserta didik aktif terlibat dalam proses belajar yang dipicu

dari motivasi instrinsik

Topik, isu, atau subyek pembelajaran menarik dan memicu

motivasi instrinsik

Pengalaman belajar diperoleh melalui suasana yang nyata

atau sebenarnya dan relevan dengan pengetahuan dan

keterampilan yang dibutuhkan dan digunakan di tempat

kerja. (Sumber: www.staff.uny.ac.id , diakses pada 1 Oktober

2013)

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 12

Page 13: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

e. Apa saja kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa dalam proses

pembelajaran student center?

Jawab: Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa dalam

pembelajaran student centered yaitu memiliki karakteristik seorang pembelajar

dewasa (Adult Learner). Adapun karakteristik seorang Adult Learner, yaitu:

Berpikir Kritis

Memiliki helicopter vision

Kemampuan mengelola informasi

Kemampuan mengelola diri sendiri (menejemen waktu)

Memiliki keterampilan belajar

Sintesis : Zaskia masih harus mereflesksi diri dengan cara melakukan metode belajar

student center karena dapat meningkatkan kemampuan pemahaman akan suatu

masalah.

4. Zaskia hanya belajar dari slide-slide yang diberikan dosen sebelum ujian MCQ.

a. Bagaimana metode pembelajaran di SMA?

Jawab: Pada SMA masih menerapkan sistem yang disebut dengan teacher

center, dimana siswa belum bisa berperan aktif dalam sistem pembelajaran

dan gurulah yang memberikan semua materi yang harus diserapoleh siswa,

sehingga menyebabkan kreatifitas siswa menjadi terbatasi. Pada sistem ini

sangat bergantung pada kreatifitas seorang guru yang harus

membangkitkan situasi kondusif pada saat pembelajaran dan hal inilah yang

kerap membuat siswa-siswa merasa bosa dengan jam pelajaran mereka di

sekolah. (Profesor Fasli Jalal, Wakil Mentri Pendidikan

www. sma.metodologi.com , diakses pada 1 Oktober 2013 )

b. Bagaimana metode pembelajaran yang diterapkan oleh mahasiswa di FK?

Jawab : Belajar di perguruan tinggi berbeda dengan belajar di bangku

sekolah menengah. Cara dosen memberikan kuliah kepada mahasiswa

umumnya tidak sama dengan cara guru menjelaskan pelajaran. Mahasiswa

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 13

Page 14: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

dituntut untuk lebih mandiri dan aktif, tidak bergantung pada materi yang

diberikan dosen saja. (sumber : Kiat Belajar di Perguruan Tinggi)

c. Apa perbedaan metode belajar di SMA dan di FK?

Jawab: Metode belajar di SMA menggunakan teacher centered learning,

sedangkan di FK menggunakan student centered learning.

Sintesis : Zaskia masih menerapkan metode belajar teacher center sehingga

menyebabkan ia hanya bergantung pada materi yang diberikan oleh dosennya saja.

Pada SMA masih menerapkan sistem yang disebut dengan teacher center, dimana siswa

belum bisa berperan aktif dalam sistem pembelajaran dan gurulah yang memberikan semua

materi yang harus diserapoleh siswa, sehingga menyebabkan kreatifitas siswa menjadi

terbatasi, sedangkan seharusnya ia menerapkan metode student center yaitu mahasiswa

secara aktif melibatkan dirinya dalam mengembangkan pengetahuannya.

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 14

Page 15: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

2.6 Kesimpulan

Zaskia, mahasiswa FK UMP, tidak lulus ujian MCQ tengah Blok karena tidak

menerapkan Learning Style yaitu Student Center Learning.

2.7 Kerangka Konsep

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 15

Adult Learning (-)

Teacher Center Learning (TCL) (+)

Student Center Learning (SCL) (-)

Tidak Lulus

MCQ

Self-directed-learning (SDL) (-)

Problem-based-learning (PBL) (-)

ETIKA KOMUNIKASI

Zaskia , mahasiswa FK UMP

Page 16: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

2.8 Learning Issue

2.8.1 ETIKA BERKOMUNIKASI DENGAN PA

Metode Pelaksanaan berkonsultasi dengan PA:

1. Seorang Pembimbing Akademik akan membimbing hingga 10 (sepuluh) orang mahasiswa selama masa pendidikan, mulai dari tahun pertama hingga lulus dokter.

2. Pembimbing akademik diharapkan dapat bertemu/berkomunikasi dengan mahasiswa bimbingannya secara rutin setidaknya pada setiap pertengahan kegiatan modul sehingga tidak terlambat memberikan bimbingannya.

3. Pembimbing akademik diharapkan dapat membuka diri sehingga mahasiswa tidak merasa segan untuk meminta pertemuan dengan pembimbing akademik.

4. Pertemuan sebaiknya dilaksanakan di luar jam kegiatan akademik sehingga tidak mengganggu kegiatan akademik yang telah dijadwalkan.

5. Setiap kali pertemuan, mahasiswa harus membawa Buku Komunikasi/Lembar Catatan Pertemuan yang harus ditandatangani oleh pembimbing akademik. Buku/lembar catatan tersebut berisi tanggal pertemuan dan catatan mengenai hasil pertemuan mahasiswa dengan pembimbing akademik

6. Tempat dan waktu pertemuan ditentukan dan disepakati oleh mahasiswa dan pembimbing akademik yang bersangkutan.

7. Pembimbing akademik diharapkan memiliki akses informasi yang luas, khususnya terhadap sarana/prasarana atau fasilitas lain yang dapat membantu menyelesaikan masalah mahasiswa, misalnya program beasiswa apa saja yang tersedia bagi mahasiswa yang mengalami kesulitan keuangan.

8. Pembimbing akademik memberikan hasil telaahannya mengenai masalah

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 16

Page 17: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

mahasiswa bimbingannya

kepada konselor pendidikan FKUI/Ketua Modul. Jika diperlukan pembimbing akademik dapat meminta data tentang kinerja mahasiswa bimbingannya kepada Ketua Modul.

9. Pembimbing akademik mengingatkan mahasiswa untuk selalu melengkapi portfolionya.

10. Nama Pembimbing Akademik akan diberikan pada mahasiswa pada awal tahun akademik..

Sayekti (1991 dalam Sugiaryo), mengemukakan dapat mengumpulkan pendapat dari beberapa ahli tentang tugas dan peran pembimbing akademik sebagai berikut:

Mulyani dan A. Nurhadi menyebutkan bahwa peran pembimbing akademik meliputi:

(1) pembinaan dan penasehatan

(2) pelayanan administratif

(3) penyediaan konsultasi pribadi

(4) layanan rekomendasi.

Aryatmi Siswiharjono juga menyebutkan bahwa bimbingan akademik meliputi:

(1) perencanaan studi

(2) pemilihan pekerjaan

(3) mengenal diri, minat dan bakat, kekuatan, kelemahan, kepribadian, hubungan dengan lingkungan

(4) memecahkan masalah

(5) mengenal nilai-nilai hidup

(6) hubungan sosial dengan temannya

(7) motivasi belajar

(8) menggunakan fasilitas yang ada.

Badawi menyebutkan tugas pembimbing akademik adalah:

(1) menyusun program layanan kepenasehatan, baik secara perorangan maupun kelompok, secara berkala, terjadwal maupun sewaktu-waktu

(2) penyusunan program dan bahan belajar dan memilih mata kuliah

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 17

Page 18: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

(3) mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik

(4) pemecahan masalah yang dihadapi

(5) penerangan dan dorongan memanfaatkan Unit Pelayanan Bimbingan dan Konseling.

Demikian pula dalam buku pedoman yang dikeluarklan oleh Depdikbud R.I. menyebutkan bahwa peran pem,bimbing akademik antara lain meliputi

(1) mengusahakan agar setiap mahasiswa yang berada di Wilayah tanggung jawabnya

memperoleh pengarahan yang tepat dalam menyusun program dan beban belajarnya serta dalam memilih mata kuliah yang akan diambilnya.

(2) memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk membicarakan maslahmaslah yang dialami khususnya yang berkenaan dengan pendidikan,

(3) membantu mahasiswa agar dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.

Berdasarkan pada beberapa peran di atas maka agar seorang dosen pembimbing dapatmenjalankannya dengan baik, maka harus memahami prinsip-prinsip dasar dan teknik bimbingan psikologi belajr serta teori-teori belajar. Dengan memahami prinsip-prinsip dan teknik bimbingan psikologi belajar serta teori-teori belajar diharapkan dosen pembimbing akademik harus mengetahui kapan harus melakukan bimbingan kepada mahasiswa. Selain mengetahui kapan harus dapat memberikan bimbingan, maka pembimbing akademik harus mampu membantu mengungkap dan memecahkan masalah yang duhadapi mahasiswa. Hal ini dikarenakan mahasiswa mungkin takut dan tidak berani untuk mengungkapkan masalah yang dihadapinya. Disinilah fungsi dosen pembimbing akademik sehingga mahasiswa mampu memecahkan segala problem yang dihadapinya sendiri.

Sugiaryo menyebutkan ada beberapa permasalahan yang dihadapi mahasiswa, antara lain:

(1) penyesuaian dengan lingkungan

(2) stress menghadapi ujian

(3) malas belajar

(4) ketidakmampuan belajar yang spesifik

(5) kehilangan teman baik

(6) pengalaman kegagalan

(7) peraturan-peraturan sekolah/lembaga yang dirasa memberatkan

(8) tekanan dan ambisi orang tua

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 18

Page 19: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

(9) hubungan antara mahasiswa dengan dosennya, dengan teman seangkatan, sepondokan dan sebagainya.

Masalah yang umumnya dihadapi mahasiswa

Dent & Rennie (2005) mengemukakan bahwa masalah yang dihadapi oleh mahasiswa kedokteran umumnya

dapat dibagi menjadi lima kategori, yaitu akademik, karier, profesional, personal dan administratif.

Dukungan atau bantuan yang diberikan oleh pembimbing akademik kepada mahasiswa dapat meliputi kelima kategori masalah tersebut.

Konsultasi akademik, dapat meliputi identifikasi dan memberikan bantuan bagi mahasiswa dalam menghadapi masalah/kesulitan akademik, memberi umpan balik atau saran setelah ujian, memberi saran mengenai ketrampilan belajar (study skills), serta membimbing mahasiswa dalam memilih komponen elektif selama masa pendidikannya.

Konsultasi karier, yaitu memberikan saran mengenai kesempatan magang/training setelah lulus, pilihan karir yang sesuai dengan kemampuan dan minat mahasiswa serta jenjang karir yang dapat diperolehnya. Selain itu, dapat pula membantu menyiapkan curriculum vitae dan member saran mengenai teknik wawancara kerja.

Konsultasi profesional, yaitu membantu mahasiswa mengembangkan perilaku dan sikap yang etis dan profesional dan sesuai sebagai dokter. Sangat penting bagi mahasiswa untuk mengembangkan pendekatan profesional terhadap pasien sedini mungkin dalam proses pendidikannya.

Konsultasi pribadi atau personal yang dapat dialami oleh mahasiswa antara lain adaptasi ataupenyesuaian pada pendidikan kedokteran, masalah hubungan pribadi, kesulitan keuangan, dan lain-lain.

Konsultasi administratif umumnya berhubungan dengan pertanyaan “apa”, “bagaimana”, “siapa”, “dimana”, “kapan” mengenai administrasi dan organisasi pendidikan. Pertanyaan ini mungkin terlihat sepele namun sering menimbulkan masalah yang tidak perlu.

2.8.2 MANAJEMEN WAKTU

Waktu merupakan bagian penting dalam kehidupan setiap manusia.

Bersamanya manusia melewati setiap bagian hidupnya, baik senang maupun

sulit. Tetapi kebanyakan manusia mengeluh soal waktu dalam hidupnya.

Khususnya untuk Anda yang sedang berada di dunia kerja. Waktu akan

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 19

Page 20: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

menjadi faktor terpenting dalam pencapaian target pekerjaan Anda. Oleh

karena itu, Anda perlu mengatur waktu Anda dengan sebaik mungkin.

Berikut beberapa tips mengatur waktu :

1. Do it now! Lakukan segala pekerjaan Anda sekarang juga. Hindarilah

kebiasaan menumpuk pekerjaan. Banyak atau sedikit pekerjaan Anda

segeralah selesaikan. Karena kebiasaan menumpuk pekerjaan akan

memberikan efek malas pada Anda. Dan yang pasti waktu Anda akan lebih

banyak terbuang sia-sia jika Anda senang menumpuk pekerjaan.

2. Perhitungkan waktu perjalanan Anda dengan baik. Permasalahan lalu

lintas selalu menjadi bahasan utama. Macet, banjir, kendaraan umum yang

tidak nyaman dan aman, dan permasalahan transportasi lainnya.

Perhitungkanlah waktu Anda di perjalanan dengan sangat baik. Pilih waktu

yang tepat saat berangkat dan pulang kantor. Berilah waktu untuk istirahat

bagi tubuh Anda sebelum mulai bekerja.

3. Bersikap tegas terhadap diri sendiri. Beranikan diri Anda untuk

membuang rasa malas. Camkan dalam diri Anda untuk mengalahkan rasa

malas yang biasanya muncul saat Anda mengalami kebosanan. Relakskan diri

Anda sejenak, kemudian kembali berkerja dan selesaikan pekerjaan Anda

tepat pada waktunya.

4. Siapkan waktu khusus untuk refreshing. Bagi Anda yang berada pada

usia produktif, waktu untuk bekerja adalah waktu yang paling banyak Anda

gunakan. Dalam seminggu Anda bekerja lima sampai enam hari dengan rata-

rata 9 jam perhari nya. Belum terhitung waktu Anda dalam perjalanan. Dapat

Anda bayangkan berapa banyak waktu yang Anda habiskan untuk bekerja

dalam satu tahun. Sesekali siapkan waktu khusus untuk memanjakan diri

Anda dan bersosialisasi. Mengambil cuti dan berlibur bersama keluarga atau

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 20

Page 21: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

teman merupakan pilihan yang tepat merefresh diri Anda. Bawa diri Anda

pergi sejenak dari urusan pekerjaan.

5. Hargai Waktu. Waktu akan menjadi sahabat baik Anda ketika Anda

menghargainya. Tempatkan semua bagian hidup Anda sesuai waktunya.

Percayalah tak ada hal yang sia-sia, waktu akan mengajarkan Anda banyak

hal. Nikmati setiap detik perjalanan hidup Anda. Sampai suatu hari ketika diri

ini sudah tak lagi mampu mengerjakan banyak hal, Anda akan menyadari

bahwa hidup Anda indah ketika Anda menghargai dan memanfaatkan waktu

dengan sebaik mungkin.

2.8.3 MANAJEMEN WAKTU DALAM ISLAM

Dalam Al-Qur’anul Karim Surat Al-Ashr (103): 1-3, Allah berfirman yang

artinya sebagai berikut.

1. Demi masa.

2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat

menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya

menetapi kesabaran.

Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia memang benar-benar berada dalam

kerugian apabila tidak memanfaatkan waktu yang telah diberikan oleh Allah

secara optimal untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan baik. Hanya individu-

individu yang beriman dan kemudian mengamalkannyalah yang tidak

termasuk orang yang merugi, serta mereka bermanfaat bagi orang banyak

dengan melakukan aktivitas dakwah dalam banyak tingkatan.

Lebih lanjut, dalam Al-Qur’an surat Al-Imran (3) ayat 104, Allah berfirman,

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada

kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar,

merekalah orang-orang yang beruntung.”

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 21

Page 22: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

Dengan demikian, hanya orang-orang yang mengerjakan yang ma’ruf dan

meninggalkan yang munkarlah orang-orang yang memperoleh keuntungan.

Setiap muslim yang memahami ayat di atas, tentu saja berupaya secara

optimal mengamalkannya. Dalam kondisi kekinian dimana banyak sekali

ragam aktivitas yang harus ditunaikan, ditambah pula berbagai kendala dan

tantangan yang harus dihadapi.

Seorang muslim haruslah pandai untuk mengatur segala aktivitasnya agar

dapat mengerjakan amal shalih setiap saat, baik secara vertikal maupun

horizontal. Secara vertikal, dirinya menginginkan sebagai ahli ibadah, dengan

aktivitas qiyamullail, shaum sunnah, bertaqarrub illallah, dan menuntut ilmu-

ilmu syar’i. Dalam hubungannya secara horizontal, ia menginginkan

bermuamalah dengan masyarakat, mencari maisyah bagi keluarganya,

menunaikan tugas dakwah di lingkungan masyarakat, maupun di tempat-

tempat lainnya.

Semua itu tentu saja harus diatur secara baik, agar apa yang kita inginkan

dapat terlaksana secara optimal, tanpa harus meninggalkan yang lain.

Misalnya, ada orang yang lebih memfokuskan amalan-amalan untuk

bertaqarrub ilallah, tanpa bermu’amalah dengan masyarakat. Ada juga yang

lebih mementingkan kegiatan muamalah dengan masyarakat, tetapi

mengesampingkan kegiatan amalan ruhiyahnya.

Dalam hal ini, manajemen waktu untuk merencanakan, mengatur, dan

melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ada haruslah memiliki landasan-

landasan berikut.

1. Pengetahuan kaidah yang rinci tentang optimalisasi waktu

Setiap muslim, hendaknya memahami dan mengetahui kaidah-kaidah yang

rinci tentang cara mengoptimalkan waktunya. Hal ini bertujuan untuk

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 22

Page 23: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

kebaikan dan kemaslahatan dirinya dan orang lain. Tokoh-tokoh seperti Imam

Ibnul Jauzi, Imam Nawawi, dan Imam Suyuthi adalah orang-orang yang

menjadi teladan bagi orang-orang yang bisa mengoptimalkan waktu semasa

hidupnya.

2. Memiliki manajemen hidup yang baik

Setiap muslim haruslah pandai mengatur segala urusan hidupnya dengan baik,

menghindari kebiasaan yang tak jelas, matang dalam pertimbangan dan

mempunyai perencanaan sebelum melakukan pekerjaan. Ia harus berpikir,

membuat program, mempersiapkan, mengatur dan melaksanakannya.

3. Memiliki Wudhuhul Fikrah

Seorang muslim haruslah memiliki keluasan atau fleksibilitas dalam berpikir,

seperti mampu berpikir benar sebelum bertindak, berpengetahuan luas,

mampu memahami substansi pemikiran dan paham. Hal itu penting sebagai

dasar pengembangan berpikir ilmiah.

4. Visioner

Seorang muslim juga harus memiliki pandangan jauh ke depan, bisa

mengantisipasi berbagai persoalan yag akan terjadi di tahun-tahun mendatang.

5. Melihat secara utuh setiap persoalan

Setiap orang yang dapat mengatur waktunya secara optimal, tidak melihat

masalah secara parsial. Karena bisa jadi, persoalan itu memiliki kaitan dengan

yang lainnya.

6. Mengetahui Perencanaan dan skala prioritas

Mengetahui urutan ibadah dan prioritas, serta mengklasifikasi berbagai

masalah adalah faktor penting dalam mengatur waktu agar menghasilkan

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 23

Page 24: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

kerja yang optimal. Dengan membuat skala prioritas, akan menghindarkan

dari ketidakteraturan kegiatan.

7. Tidak Isti’jal dalam mengerjakan sesuatu

Mengerjakan sesuatu dengan tidak tergesa-gesa dan berdasar pada ketenangan

jiwa yang stabil merupakan landasan yang penting dalam mewujudkan hidup

yang lebih baik.

Sementara, orang yang musta’jil menginginkan agar dalam waktu singkat ia

mampu melakukan hal-hal yang terpuji, sekaligus meninggalkan hal-hal yang

tidak terpuji. Hal ini jelas tidak sesuai dengan sunah kauniyah, yaitu hukum

alam dan kebiasaan.

8. Berupaya seoptimal mungkin

Jika kita menginginkan terwujudnya aktivitas amal shalih, maka secara

optimal kita harus mengarahkan diri pada persoalan itu sesuai kemampuan

yang ada pada diri kita.

9. Spesialisasi dan pembagian pekerjaan

Setiap muslim haruslah memiliki keahlian tertentu. Ia boleh memiliki

pengetahuan luas, tetapi ia juga perlu memfokuskan pada keahlian tertentu.

Manajemen WaktuTeknik mengelola waktujika mempunyai masalah kekurangan waktu maka ada dua pendekatan yang dilakukan yaitu:

a. Menggunakan waktu yang biasanya tidak digunakanb. Berupaya menyelesaikan lebih cepat dari pada biasanya.

banyak belajar tapi sulit memahami,perlu mengubah cara belajar dan mempelajari cara belajar yang efektif. Introspeksi sebelum meningkatkan kemampuan mengelola waktu,seseoang harus tahu kekurangannya untuk mempermudah dalam pengalokasian waktu.

c. Segala kegiatan perlu diinventarisasi dan diklasifikasikan kedalam kelompok sesuai urutan prioritas.

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 24

Page 25: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

d. Waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan perlu dihitung.e. Waktu perlu dibagi dalam unit kecil.f. Semua kegiatan rutin dan perkara yang memerlukan waktu didaftarkan.g. Mendahulukan kegiatan yang terjadwal.h. Kegiatan lain diisi dalam waktu luang.i. Belajar dengan teratur.j. Membuat urutan prioritasdan alokasi waktu untuk kegiatan penting.k. Penjadwalan hal yang menyenangkan setelah belajar membuat

semangatuntuk mengerjakan tugas

2.8.4 PROBLEM BASED LEARNING

Menurut Arends (Trianto, 2009) pembelajaran berbasis masalah (PBL)

merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan

yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,

mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir, mengembangkan kemandirian,

dan percaya diri. Hal senada diungkapkan pula oleh Suryadi (2005) yang menyatakan

bahwa PBL merupakan suatu strategi yang dimulai dengan menghadapkan siswa

pada masalah nyata atau masalah yang disimulasikan. Pada saat siswa menghadapi

masalah tersebut, mereka mulai menyadari bahwa hal demikian dapat dipandang dari

berbagai perspektif serta menyelesaikannya dibutuhkan pengintegrasian informasi

dari berbagai ilmu. Selanjutnya Barrow (Ismaimuza, 2010) mengungkapkan bahwa

masalah dalam PBL adalah masalah yang tidak terstruktur (ill-structure), atau

kontekstual dan menarik (contextual and engaging), sehingga meransang siswa untuk

bertanya dari berbagai perspektif. Menurut Slavin (Ismaimuza, 2010) karakteristik

lain dari PBL meliputi pengajuan pertanyaan terhadap masalah, fokus pada

keterkaitan antar disiplin, penyelidikan authentik, kerja sama, dan menghasilkan

produk atau karya yang harus dipamerkan. Sejalan dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Slavin, menurut Pierce dan Jones (Howey et al, 2001) dalam

pelaksanaan PBL terdapat proses yang harus dimunculkan, seperti: keterlibatan

(engagement), inkuiri dan investigasi (inquiry and investigation), kinerja

(performance), Tanya jawab dan diskusi (debriefing). Keterlibatan bertujuan untuk

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 25

Page 26: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

mempersiapkan siswa untuk berperan sebagai pemecah masalah (self-directed

problem solver) yang bisa bekerja sama dengan pihak lain, menghadapkan siswa pada

situasi yang mampu mendorong untuk mampu menemukan masalah, meneliti dan

menyelesaikannya. Inkuiri dan investigasi yang meliputi kegiatan mengeksplorasi

berbagai cara menjelaskan dan implikasinya, serta kegiatan mengumpulkan dan

mendistribusikan informasi. Kinerja bertujuan menyajikan temuan yang diperoleh.

Tanya jawab dan diskusi, yaitu menguji keakuratan dari solusi dan melakukan

refleksi terhadap pemecahan masalah yang dilakukan. Dengan demikian PBL

menghendaki agar siswa aktif untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya.

Agar siswa aktif maka diperlukan desain bahan ajar yang sesuai dengan

mempertimbangkan pengetahuan siswa serta guru dapat memberikan bantuan atau

intervensi berupa petunjuk (scaffolding) yang mengarahkan siswa untuk menemukan

solusinya.

A. KONSEP DASAR PBM Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem

Based Learning (PBL) didasarkan pada hasil penelitian Barrow and Tamblyn (1980, Barret, 2005) dan pertama kali diimplementasikan pada sekolah kedokteran di McMaster University Kanda pada tahun 60-an. PBM sebagai sebuah pendekatan pembelajaran diterapkan dengan alasan bahwa PBM sangat efektif untuk sekolah kedokteran dimana mahasiswa dihadapkan pada permasalahan kemudian dituntut untuk memecahkannya. PBM lebih tepat dilaksanakan dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran tradisional. Hal ini dapat dimengerti bahwa para dokter yang nanti bertugas pada kenyataannya selalu dihadapkan pada masalah pasiennya sehingga harus mampu menyelesaikannya. Walaupun pertama dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah kedokteran tetapi pada perkembangan selanjutnya diterapkan dalan pembelajaran secara umum.

Barrow (1980, Barret, 2005) mendefinisikan PBM sebagai “The learning that results from the process of working towards the understanding of a resolution of a problem. The problem is encountered first in the learning

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 26

Page 27: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

process.” Sementara Cunningham et.al.(2000, Chasman er.al., 2003) mendefiniskan PBM sebagai

“…Problem-based learning (PBL) has been defined as a teaching strategy that “simultaneously develops problem-solving strategies, disciplinary knowledge, and skills by placing students in the active role as problem-solvers confronted with a structured problem which mirrors real-world problems".

Jadi, PBM atau PBL adalah suatu pendekatan peng mengmbelajaran yang mengguanakan maslah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kririt dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi kuliah atau materi pelajaran.

Landasan teori PBM adalah kolaborativisme, suatu pandangan yang berpendapat bahwa mahasiswa akan menyusun pengetahuan degan cara membangun penalaran dari semua pengetahuan yang sudah dimlikinya dan dari semua yang diperoleh sebagai hasil kegiatan berinteraksi dengan sesame individu.

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 27

Page 28: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

PBM memiliki gagasan bahwa pembelajaran dapat dicapai jika kegiatan pendidikan dipusatkan pada tugas-tugas atau permasalahan yang otentik, relevan, dan dipresentasikan dalam suatu konteks. Cara tersebut bertujuan agar mahasiswa memilki pengalaman sebagaiamana anantinya mereka hadapi di kehidupan profesionalnya. Pengalaman tersebut sangat penting karena pembelajaran yang efektif dimulai dari pengalaman konkrit. Pertanyaan, pengalaman, formulasi, serta penyususan konsep tentang pemasalahan yang mereka ciptakan sendiri merupkan dasar untuk pembelajaran.

B. KARAKTERISTIK PBM Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min

Liu (2005) menjelaskan karakteristik dari PBM, yaitu : 1. Learning is student-centered

Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada siswa sebagai orang belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori konstruktivisme dimana siswa didorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri.

2. Authentic problems form the organizing focus for learning Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah

yang otentik sehingga siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.

3. New information is acquired through self-directed learning Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja siswa

belum mengetahui dan memahami semua pengetahuan prasyaratnya, sehingga siswa berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya. 4. Learning occurs in small groups

Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha membangun pengetahuan secara kolaborative, maka PBM dilaksakan dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penetapan tujuan yang jelas.

5. Teachers act as facilitators.

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 28

Page 29: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

Pada pelaksanaan PBM, guru hanya berperan sebagai fasilitator. Namun, walaupun begitu guru harus selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan mendorong siswa agar mencapai target yang hendak dicapai.

Belajar berbasis masalah (problem based learning = PBL) merupakan suatu strategi

untuk menampilkan situasi dunia nyata yang signifikan, terkontekstual, dan

memberikan sumber, bimbingan, dan petunjuk pada pembelajar saat mereka

mengembangkan isi pengetahuan dan ketrampilan memecahkan masalah. Dalam PBL

siswa bekerja sama utnuk mempelajari isu suatu masalah sambil mereka merancang

suatu pemecahan masalah yang dapat dilakukan. Tidak seperti pembelajaran

tradisional, yang sering dilakukan dalam format kuliah, pembelajaran dengan PBL

biasanya terjadi dalam kelompok diskusi kecil siswa yang difasilitasi oleh tutor (Ong,

2000; Zhang, 2002).

1.Kelebihan PBL

PBL memiliki kelebihan sebagai berikut:

a. menekankan pengertian (pemahaman), bukan fakta

b. meningkatkan tanggung jawab pada belajar diri sendiri

c. mengembangkan pemahaman yang lebih tinggi danketrampilan yang lebih baik

d. meningkatkan ketrampilan interpersonal dan teamwork

e. meningkatkan sikap memotivasi diri

f. memberikan fasilitas hubungan antar siswa

g. meningkatkan taraf belajar

2.Kekurangan PBL

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 29

Page 30: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

Disamping kelebihan, PBL memiliki beberapa kekurangan seperti

dicantumkan dalam http://edweb.sdu.edu/, antara lain: a.memerlukan waktu yang

lebih lama

b. peran siswa dalam proses belajar mereka sendiri sukar untuk diubah, karena

mereka terbiasa berorientasi pada materi pelajaran dan mengingat fakta, sehingga

kemampuan utnuk mempertanyakan sesuatu menajdi hilang

c. perubahan peran pengajar masih sukar dilakukan terutama pada saat pertama kali

diterapkan

d. kesulitan untuk memunculkan masalah

e. penilaian hasil belajar masih sukar dan tidak sesuai bila dilakukan dengan cara

tradisional

3.Langkah–langkah Penerapan PBL

Untuk menerapkan PBL dalam pembelajaran paling tidak ada enam langkah yang

dapat diikuti, antara lain: a.memberikan pernyataan masalah

b. membuat daftar apa yang diketahui

c. mengembangkan masalah

d. membuat daftar apa yang diperlukan

e. membuat daftar tindakan yang mungkin dilaksanakan, rekomendasi, pemecahan

masalah dan hipotesis

f. mempresentasikan dan menguatkan pemecahan masalah (www.cotf.edu/)

Schmidt dan Moust (www. sll.stanford.edu ) menyebut tujuh loncatan dalam

melaksanakan PBL di kelas, yaitu:

a. menjelaskan istilah dan konsep yang tidak diketahui dalam permasalahan

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 30

Page 31: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

b. mendefinisikan masalah. Membuat daftar gejala atau peristiwa yang akan

dijelaskan

c. menganalisis masalah (langkah pertama). Mengadakan brainstorm. Mencoba

untuk membuat berbagai penjelasan tentang gejala atau peristiwa tersebut sesuai

dengan apa yang dipikirkan siswa dan guru dengan menggunakan pengetahuan

awal dan pengindraan biasa

d. menganalisis masalah (langkah kedua). Mendiskusikan, membuat kritik terhadap

penjelasan yang diusulkan dan mencoba untuk membuat deskripsi yang koheren

dari proses yang didasarkan pada gejala atau peristiwa (sesuai dengan pikiran

siswa)

e. menyusun isu (langkah) belajar untuk belajar sendiri

f. membuat jembatan dalam pengetahuan dengan belajar mandiri

g. melakukan sharing apa yang ditemukan oleh setiap siswa dalam kelompok

dan mencoba untuk mengintegrasi pengetahuan yang diperoleh dalam penjelasan

yang komprehensif untuk fenomena atau kejadian yang diamati

2.8.5 KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

Dalam beberapa tahun terakhir berpikir kritis telah menjadi suatu istilah yang

sangat popular dalam dunia pendidikan. Karena banyak alasan, para pendidik menjadi

lebih tertarik untuk mengajarkan keterampilan berpikir dengan berbagai corak.

Berpikir kritis memungkinkan siswa untuk menemukan kebenaran di tengah banjir

kejadian dan informasi yang mengelilingi. Berpikir kritis adalah salah satu

karakteristik seorang Adult Learner

2.8.7 METODE PEMBELAJARAN DI FK/ STUDENT CENTERED LEARNING

PENDEKATAN SCL PADA PEMBELAJARAN PRAKTIK Student Center Learning (SCL) merupakan metode pembelajaran yang

memberdayakan peserta didik menjadi pusat perhatian selama proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran yang bersifat kaku instruksi dari pendidik dirubah menjadi

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 31

Page 32: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

pembelajaran yang memberi kesempatan pada peserta didik menyesuaikan dengan kemampuannya dan berperilaku langsung dalam menerima pengalaman belajarnya. Landasan pemikiran dari SCL adalah teory belajar konstruktivis (Weswood Peter,2008:26). Prinsip teori konstruktivis berasal dari tori belajar yang dikembangkan oleh Jean Piaget (1983), Jerome Breuner (1961), dan John Dewey (1933), yaitu memusatkan proses pembelajaran pada perubahan perilaku peserta didik itu sendiri dan dialami langsung untuk membentuk konsep belajar dan memahami. Selanjutnya, konsep pengalaman belajar dari segitiga Dale membuktikan bahwa belajar mengalami sendiri pada kondisi nyata atau sebenarnya dan mengendalikan proses belajarnya merupakan pemenuhan pengalaman belajar yang lebih baik dibanding belajar dengan mengamati.

Bila ditinjau dari kondisi peserta didik pada saat menerima pengalaman belajarnya, rasa kecemasan yang selalu membebani peserta didik akan berkurang seiring dengan interaksi mereka dalam proses pembelajaran. Beban harus bisa menguasai kemampuan di akhir pembelajaran akan diurai menjadi potongan-potongan kemampuan yang membentuk satu kemampuan atau kompetensi akhir dengan sendirinya. 2 m.bruri triyono – juni 2011 FT / PPs Universitas Negeri Yogyakarta

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 32

Page 33: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

Pendekatan metode SCL mempunyai ciri-ciri antara lain: - Peserta didik harus aktif terlibat dalam proses belajar yang dipicu dari motivasi instrinsik

- Topik, isu, atau subyek pembelajaran harus menarik dan memicu motivasi instrinsik

- Pengalaman belajar diperoleh melalui suasana yang nyata atau sebenarnya dan relevan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dan digunakan di tempat kerja.

Pembelajaran praktik di Politeknik tujuannya untuk memberi pengalaman belajar peserta didik agar mengusai keterampilan bidang keahlian tertentu. Penguasaan keterampilan baik keterampilan yang bersifat fisik maupun intelektual melibatkan aktifitas peserta didik secara langsung menggunakan peralatan yang sejenis dengan peralatan sebenarnya selama proses pembelajaran berlangsung. Penggunaan peralatan dalam suasana belajar yang sesuai dengan kondisi nyata atau sebenarnya di dunia kerja dan penggunaan strategi demonstrasi untuk penyampaiannya menunjukkan ciri-ciri pembelajaran SCL. Tiga aspek dalam pembelajaran yang menuntut kinerja keterampilan adalah motorik, persepsual, dan kognitif (Kevin O’Neil,1997:76). Aspek motorik melibatkan aktifitas badan dan tangan untuk memperoleh keterampilan tertentu, aspek persepsual melibatkan penggunaan sistim sensor untuk mendapatkan kemampuan membedakan, mengenal bentuk dan simbol, mengestimasi jarak, kecepatan, suhu, sudut dan lainnya, aspek kognitif melibatkan kemampuan manipulasi dan komprehensif suatu simbol untuk membaca gambar, diagram, dan menyelesaikan masalah .

STRATEGI PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 33

Page 34: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

Strategi pembelajaran demonstrasi merupakan strategi yang sesuai untuk pembelajaran yang bersifat praktik di laboratorium atau bengkel. Strategi ini mendukung pembelajaran SCL karena melibatkan peserta didik secara langsung untuk berperan dalam membangun pengalaman belajar mereka, berawal dari mengamati, mencoba atau 3. mengimitasi, mengerjakan, dan pada akhirnya memecahkan masalah. Empat tahapan dalam strategi ini adalah tahap persiapan, pembimbingan, praktik , dan penguatan.

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan berisi tentang analisis tugas praktik yang berkaitan dengan pembelajarannya dirinci dalam beberapa - Tujuan pembelajaran

- Operasi atau langkah kerja

- Metode pembelajaran

- Prosedur atau instruction sheet

- Kegiatan atau aktifitas peserta didik

- Penilaian

Dalam kegiatan ini, SCL memberi perbedaan pada aspek Operasi atau langkah kerja, Kegiatan peserta didik, dan Penilaian. - Operasi atau langkah kerja: dibuat bervariasi agar peserta didik dapat menyesuaikan dengan keinginan sesuai kemampuannya. Pengenalan kemampuan diri dapat menimbulkan motivasi intrinsik yang sangat dibutuhkan dalam pembelajaran SCL.

- Kegiatan peserta didik: dibuat bersama peserta didik setelah mereka mempelajari dan mencoba prosedur atau instruction sheet.

- Penilaian: dilaksanakan dalam kerangka penilaian formatif disesuaikan dengan bagian-bagian penguasaan keterampilan yang membentuk satu keterampilan utama mengacu pada tujuan pembelajarannya.

2. Tahap Pembimbingan

Tahap ini merupakan realisasi metode demonstrasi, pendidik harus memperagakan kemampuannya sesuai dengan langkah-langkah untuk menguasai suatu keterampilan tertentu. Agar kegiatan ini dapat berlangsung dengan baik, ada beberapa panduan yang 4 m.bruri triyono – juni 2011 FT / PPs Universitas Negeri Yogyakarta

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 34

Page 35: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

harus diikuti yaitu: 1) memberikan penjelasan awal, 2) mengajar keterampilan, 3)prinsip pembelajaran demonstrasi, dan 4) pembelajaran individual. Penjelasan Awal:

Penjelasan awal berisi tentang revisi dan integrasi mata pelajaran praktik terhadap teori yang relevan. Ada tiga prinsip yang memudahkan pendidik untuk mengintegrasikan antara teori dan praktik. Apa yang dikerjakan

Bagaimana mengerjakannya

Menekankan pada aplikasi teori Contohkan pada keseharian Merangkum prinsip utama dalam kerja praktik

Gunakan bantuan dari pembelajaran teori

Memperlihatkan hubungan antara prinsip dan pekerjaan

Gunakan alat bantu praktik

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 35

Page 36: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

Proses pembelajaran pada PSSK menggunakan pendekatan pembelajaran terintegrasi, berdasarkan

pada masalah dan pembelajaran berbasis kompetensi yang mendorong mahasiswa belajar aktif secara

mandiri sebagai bekal untuk belajar sepanjang hayat. Metode pembelajarannya meliputi:

Tutorial

Tutorial menggunakan pendekatan Problem-Based Learning (PBL) yang dilaksanakan  pada  kelompok

kecil (8 - 12 orang) dilaksanakan secara terintegrasi mulai semester I sampai dengan semester VII.

Belajar berlandaskan masalah adalah suatu cara pembelajaran yang relatif baru yang memiliki

keuntungan atau keunggulan maupun keterbatasan. Dalam cara belajar ini, mahasiswa dihadapkan

kepada suatu skenario masalah dan selanjutnya membahasnya di antara mahasiswa sendiri untuk

merumuskan masalah atau berbagai masalah yang ditampilkan oleh skenario tersebut, selanjutnya

menganalisis masalah umum itu menjadi komponen-komponennya dan akhirnya merumuskan masalah

tersebut menjadi sejumlah pertanyaan yang timbul dari masalah umum itu.

Skills Lab

Metode skills lab menggunakan bentuk coaching untuk pembelajaran dan pelatihan ketrampilan-

ketrampilan klinik yang wajib dikuasai oleh mahasiswa sesuai dengan level of competency yang ada di

dalam Standar Kompetensi Dokter. Pelaksanaan skills lab mulai semester I sampai dengan semester

VII.

Lab Activity

Praktikum di laboratorium bertujuan untuk meningkatkan pemahaman teori yang diperoleh saat

perkuliahan/tutorial atau untuk meningkatkan keterampilan pada bidang tertentu.  Penyelenggaraan

praktikum  dapat bersifat  terintegrasi / departemental.

Lecture/Perkuliahan

Perkuliahan terutama berbentuk kuliah terintegrasi yang materinya disesuaikan dengan blok yang

sedang berlangsung. Merupakan integrasi dari beberapa mata ajar yaitu:

1. FBS: Biologi Medik, Kimia Medik, Fisika Medik, Biokimia, Histologi, Anatomi, Fisiologi, Ilmu Gizi,

Mikrobiologi, Parasitologi, Patologi Klinik, Patologi Anatomi, Farmakologi dan Farmasi.

2. BMP: Sistem Reproduksi; Sistem Metabolisme dan Endokrin; Sistem Saraf, Jiwa dan Panca

Indera; Sistem Dermato-Muskuloskletal; Sistem Hemato-imunologi; Sistem Kardiovaskular;

Sistem Respirasi; Sistem Genito-urinaria; Sistem Gastro-intestinal; Kedokteran Penyakit Tropis;

Kedokteran Keluarga dan Kesehatan Matra.

3. BHP: Filsafat, Agama, Etika dan Hukum Kedokteran, Kewiraan dan termasuk didalamnya

Falsafah Pancasila dan kewarganegaraan.

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 36

Page 37: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

4. CRP:  Metodologi Penelitian, Epidemiologi dan Biostatistika, serta Komputer Kedokteran.

5. CHOP: Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas.

6. Mata kuliah Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris terintegrasi ke dalam semua program.

Mini Lecture

Merupakan bagian dari sistem atau metode pembelajaran yang identik dengan lecture, namun dalam

bentuk dan jumlah mahasiswa yang lebih kecil yang pelaksanaannya berdasarkan kebutuhan atau

permintaan mahasiswa dalam program BMP.

Tugas

Pada beberapa program mahasiswa diwajibkan untuk mengerjakan tugas, seperti tugas membaca

buku teks atau jurnal ilmiah, dan tugas menyusun laporan kegiatan,  dan lain-lain.

Kerja Lapangan (Field Visit)

Merupakan salah satu metode yang digunakan dalam CHOP yang sebelumnya dikenal sebagai mata

kuliah Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Dalam pelaksanaannya

diintegrasikan dengan program CRP dan BHP mulai semester I sampai dengan semester VII.

Penelitian Akhir (Karya Tulis Ilmiah)

Merupakan program wajib dengan topik pilihan (elective project) sesuai visi dan misi Fakultas (Ilmu

Kesehatan Matra) serta minat mahasiswa yang dilakukan secara perorangan pada akhir program

pendidikan sarjana (PSSK). Pada program ini mahasiswa diharuskan menulis skripsi (minor thesis)

sebagai hasil penelitiannya (dapat berupa studi literatur ataupun penelitian laboratorik, klinik atau

lapangan).

2.8.8 SELF DIRECTED LEARNING1. Pengertian Self Directed Learning

Menurut Gibbons (2002), self directed learning adalah peningkatan pengetahuan, keahlian, prestasi, dan mengembangkan diri dimana individu menggunakan banyak metode dalam banyak situasi dalam setiap waktu. Self directed learning diperlukan karena dapat memberikan siswa kemampuan untuk mengerjakan tugas, untuk mengkombinasikan perkembangan kemampuan dengan perkembangan karakter dan mempersiapkan siswa untuk mempelajari seluruh kehidupan mereka. Self directed learning meliputi bagaimana siswa belajar setiap harinya, bagaimana siswa dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang cepat berubah, dan bagaimana siswa dapat mengambil inisiatif sendiri ketika suatu kesempatan tidak terjadi atau tidak muncul.

Knowles (dalam Jennings, 1975) menambahkan bahwa self directed learning adalah sebuah proses dimana sebuah dimana individu mengambil inisiatif, dengan atau

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 37

Page 38: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

tanpa bantuan orang lain, dan proses dalam self-directed learning ini dilakukan dengan menyadari kebutuhan sendiri dalam belajar, mengatur tujuan pribadi, membuat keputusan pada sumber dan strategi belajar dan menilai hasil.

Menurut Gibbons (2002) aktivitas dan program self directed learning berdasarkan pada

lima aspek dasar yang menjadi elemen penting dalam self directed learning, yaitu :

a. Siswa mengontrol banyaknya pengalaman belajar yang terjadi Perubahan utama dari teacher directed learning menjadi self directed learning

adalah sebuah perubahan pengaruh dari guru ke siswa. Untuk siswa, hal ini menunjukkan sebuah perubahan kontrol dari luar menjadi kontrol dari dalam. Siswa memulai membentuk pendapat dan ide mereka, membuat keputusan mereka sendiri, memilih aktivitas mereka sendiri, mengambil tanggungjawab untuk diri mereka sendiri, dan dalam memasuki dunia kerja. Mengisi siswa dengan tugas untuk mengembangkan pembelajaran mereka, mengembangkan mereka secara individual, dan membantu mereka untuk berlatih menjadi peran yang lebih dewasa. Self directed learning tidak hanya membuat siswa belajar secara efektif tetapi juga membuat siswa lebih menjadi diri mereka sendiri.

b. Perkembangan keahlian

Kontrol yang berasal dari dalam tidak akan memiliki tujuan kecuali jika siswa belajar untuk fokus dan menerapkan talenta dan kemampuan mereka. Self directed learning menekankan pada perkembangan keahlian dan proses menuju aktivitas produktif. Siswa belajar untuk mencapai hasil program, berpikir secara mandiri, dan merencanakan dan melaksanakan aktivitas mereka sendiri. Siswa mempersiapkan lalu berunding dengan guru mereka. Maksud ini untuk menyediakan kerangka yang memungkinkan siswa untuk mengidentifikasi minat mereka dan membekali mereka untuk sukses.

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 38

Page 39: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

c. Mengubah diri pada kinerja/performansi yang paling baik

Self directed learning dapat gagal tanpa tantangan yang diberikan kepada siswa. Pertama, guru memberikan tantangan kepada siswa, lalu guru menantang siswa untuk menantang diri mereka sendiri. Tantangan ini memerlukan pencapaian sebuah level performansi yang baru dalam sebuah tempat yang familiar atau mencoba pada sebuah tempat yang diminati. Menantang diri sendiri berarti mengambil resiko untuk keluar dari sesuatu yang mudah dan familiar.

d. Manajemen diri siswa

Dalam self directed learning, pilihan dan kebebasan dihubungkan dengan kontrol diri dan tanggungjawab. Siswa belajar untuk mengekspresikan kontrol dirinya dengan mencari dan membuat komitmen, minat dan aspirasi diri. Self directed learning memerlukan keyakinan, keberanian, dan menentukan untuk usaha yang terlibat. Siswa mengembangkan atribut ini dan mereka menjadi ahli untuk mengatur waktu dan usaha mereka dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk melakukannya. Dalam menghadapi hambatan, siswa belajar untuk menghadapi kesulitan mereka, menemukan alternatif, dan memecahkan masalah mereka dalam rangka untuk menjaga produktivitas yang efektif. Kombinasi dari sumber yang berasal dari dalam diri dan keahlian dalam kinerja diperlukan untuk dapat memanajemen diri dalam self directed learning.

e. Motivasi diri dan penilaian diri

Banyak prinsip dari motivasi yang dibangun untuk self directed learning, seperti mencapai tujuan minat yang tinggi. Ketika siswa menggunakan prinsip ini, siswa menjadi elemen utama dari motivasi diri siswa.

3. Tahapan Self Directed Learning

a. Siswa berpikir secara mandiri

Pada tahap ini, ruangan kelas dengan metode belajar teacher directed learning, dengan instruksi guru dan aktivitas siswa secara langsung, berubah menjadi mengarahkan siswa yang sebelumnya tergantung pada pemikiran guru menjadi tergantung pada pemikiran diri mereka sendiri. Guru berubah dari yang sebelumnya menjelaskan menjadi menanyakan, dan dari yang sebelumnya memberikan instruksi menjadi memberikan bimbingan, mengajarkan siswa untuk berpikir dan menemukan diri mereka sendiri. Pada pendekatan ini hasil program menjadi pertanyaan untuk diinvestigasi, dipikirkan dan dipertanyakan.

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 39

Page 40: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

b. Mengajarkan belajar memanejemen diri

Dalam belajar memanajemen diri, guru mengubah program menjadi paket belajar dimana siswa dapat bekerja dengan cara mereka dengan langkah mereka sendiri. Paket belajar dapat mengambil banyak bentuk tetapi semuanya menjelaskan pada siswa tentang apa yg dipelajari, bagaimana mereka harus belajar, dan apa yang harus mereka lakukan untuk membuktikan bahwa mereka telah menyelesaikan satu paket dan siap untuk melangkah ke paket selanjutnya.

Paket dapat menggunakan media, menghubungkan siswa pada kesempatan insruksional yang khusus. Dengan kesiapan paket, guru dapat merancang sebuah program untuk mengajarkan siswa keahlian yang mereka butuhkan untuk menyelesaikannya : mengatur tujuan, penjadwalan waktu, dan mengorganisasikan usaha belajar mereka. Setiap paket harus meliputi sebuah arti dari penilaian, yang dikelola diri sendiri atau peran guru dalam memonitor secara rutin. Pembelajaran dilengkapi; aspek dari kemandirian belajar meliputi kemampuan siswa untuk mengatur aktivitas belajar mereka secara efektif.

c. Belajar perencanaan diri

Dalam belajar perencanaan diri, siswa memutuskan sendiri bagaimana mereka mencapai hasil program yang ditetapkan. Seolah-olah mereka menulis panduan belajar sendiri dan mengikutinya. Setiap siswa merancang rencana sendiri, sebagai rencana yang berbeda. Keanekaragaman ini memerlukan dua perkembangan program yang utama : guru harus memperkenalkan berbagai cara untuk belajar dan mengatur pilihan belajar untuk menempatkan cara-cara ini untuk bekerja.

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 40

Page 41: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

. d. Self directed learning

Dalam self directed learning, siswa memilih hasil belajar mereka sendiri, mereka memutuskan apa yang akan mereka pelajari dan bagaimana mereka mempelajarinya. Mereka mendesign aktivitas mereka sendiri dan menulis proposal yang menjadi perjanjian dengan guru dan yang lain tentang apa yang akan mereka capai, jadwal yang harus mereka ikuti, dan level keunggulan yang akan mereka cari. Guru membuat kerangka untuk memutuskan, sebuah dukungan untuk membimbing kemajuan siswa, dan prosedur untuk diikuti.

Siswa membutuhkan dukungan, feedback, dan bantuan untuk berhasil dalam self directed learning. Itu diberikan lewat dukungan sosial dari teman sebaya, ataupun pertemuan dengan guru. Dalam self directed learning, motivasi menjadi kritis, siswa harus menemukan inti minat yang menjanjikan dan mengejar secara antusias nilai-nilai dan janji mereka untuk masa depan.

4. Karakteristik Self Directed Learning

Self directed learning dapat dibagi menjadi tiga kategoria. Self Directed Learning dengan Kategori Rendah

Guglielmino&Guglielmino (1991) menyatakan bahwa individu dengan skor self directed learning yang rendah memiliki karakteristik yaitu siswa yang menyukai proses belajar yang terstruktur atau tradisional seperti peran guru dalam ruangan kelas tradisional.

b. Self Directed Learning dengan Kategori Sedang

Guglielmino&Guglielmino (1991) menyatakan bahwa individu dengan skor self directed learning pada kategori sedang memiliki karakteristik yaitu berhasil dalam situasi yang mandiri, tetapi tidak sepenuhnya dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar, perencanaan belajar dan dalam melaksanakan rencana belajar.

c. Self Directed Learning dengan Kategori Tinggi

Guglielmino&Guglielmino (1991) menyatakan bahwa individu dengan skor self directed learning tinggi memiliki karakteristik yaitu siswa yang biasanya mampu mengidentifikasi kebutuhan belajar mereka, mampu membuat perencanaan belajar serta mampu melaksanakan rencana belajar tersebut.

2.8.9 Jenis Pendidikan 1. Pengertian Jenis Pendidikan

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan. 69

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 41

Page 42: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

2. Jenis-jenis Pendidikan

Adapun jenis-jenis pendidikan berdasarkan pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan nasional, meliputi :

a. Pendidikan umum merupakan pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan peserta didik dengan pengkhususan yang diwujudkan pada tingkat akhir masa pendidikan.

b. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu.

c. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan yang khusus diselenggarakan untuk peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan/atau mental.

d. Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan yang berusaha meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinasan untuk pegawai atau calon pegawai suatu Departemen Pemerintah atau Lembaga Pemerintah Non Departemen.

e. Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan.

f. Pendidikan akademik merupakan pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan.

g. Pendidikan profesional merupakan pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu.

3. Sekolah Menengah Atas

a. Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Atas

Dalam Panduan Umum Pelayanan BK Berbasis Kompetensi (dalam Caroline, 2002) diuraikan tugas-tugas perkembangan siswa SMA yakni:

1. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Mencapai kematangan dalam hubungan dengan teman sebaya, serta kematangan

dalam peranannya sebagai pria atau wanita. 3. Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat. 4. Mengembangkan penguasan ilmu, teknologi dan seni sesuai dengan program

kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.

5. Mencapai kematangan dalam pilihan karir. 6. Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara

emosional, sosial, intelektual dan ekonomi. 7. Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan berkeluarga,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 8. Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual, serta apresiasi

seni. 9. Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai.

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 42

Page 43: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

b. Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas

Pengorganisasian kelas-kelas pada SMA dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelas X merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik, dan kelas XI dan XII merupakan program penjurusan. (Sanjaya, 2008). Kurikulum SMA mencakup dua jenis yaitu struktur kurikulum program studi dan struktur kurikulum program pilihan. Struktur kurikulum program studi terdiri dari Ilmu Alam, Ilmu Sosial, dan Bahasa. Program studi ilmu alam mengemangkan potensi peserta didik untuk memiliki karakter, kompetensi, dan kecakapan hidup melalui pemahaman prinsip-prinsip alam. Program studi ilmu sosial mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki karakter, kompetensi, dan kecakapan hidup melalui pemahaman prinsip-prinsip kemasyarakatan. Dan program studi bahasa mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki karakter, kompetensi, dan kecakapan hidup melalui pemahaman prinsip-prinsip multicultural dan komunikasi bahasa (Sanjaya,2005).

Struktur kurikulum program pilihan adalah dimaksudkan untuk memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam memilih sejumlah mata pelajaran yang sesuai potensi, bakat, dan minat peserta didik (Sanjaya,2005).

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 43

Page 44: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003). Dalam proses belajar diperlukan kemandirian dalam belajar. Mujiman (dalam Dhesiana, 2005) menyatakan bahwa kemandirian belajar adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki. Penetapan kompetensi sebagai tujuan belajar, dan cara pencapaiannya, baik penetapan waktu belajar, tempat belajar, irama belajar, tempo belajar, cara belajar, maupun evaluasi belajar, dilakukan oleh siswa sendiri. Di sini belajar mandiri lebih dimaknai sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari oleh niatnya untuk menguasai suatu kompetensi tertentu.

Kemandirian belajar dapat menghasilkan Self Directed Learning dalam belajar, karena menurut Gibbons (2002), self directed learning dapat dibentuk melalui empat tahap yaitu, siswa berpikir secara mandiri artinya siswa yang sebelumnya tergantung pada pemikiran guru menjadi tergantung pada pemikiran sendiri, tahap kedua adalah belajar memanejemen diri sendiri, lalu siswa belajar perencanaan diri tentang bagaimana siswa akan mencapai program belajar yang sudah ditetapkan, lalu tahap terakhir adalah terbentuknya self directed learning dimana siswa memutuskan sendiri apa yang akan dipelajari, dan bagaimana cara siswa mempelajarinya.

Gibbons (2002) menyatakan bahwa ketika siswa mulai untuk mengejar hasil belajar secara individual, siswa memerlukan lingkungan belajar yang sesuai dengan aktivitas belajar siswa seperti lingkungan yang menawarkan banyak pilihan belajar, lingkungan yang sesuai dan lingkungan yang menawarkan aturan baru. Untuk meningkatan hasil belajar, perlu adanya kesesuaian lingkungan belajar dengan aktivitas self directed yang akan terjadi. Salah satu bentuk lingkungan belajar adalah lingkungan pendidikan formal atau sekolah. Pendidikan formal dengan jenjang pendidikan menengah atas terdiri dari sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) dimana dua jenis pendidikan ini berbeda dalam struktur kurikulum, metode belajar dan lingkungan tempat belajarnya.

Self directed learning bermanfaat bagi siswa SLTA yakni siswa SMA dan SMK yaitu dalam melatih pengembangan self learning skills yang diperlukan untuk melaksanakan lifelong learning selepas masa pendidikan formal. Selain itu self directed juga bermanfaat dalam menggugah motivasi belajar siswa. (Mudjiman, 2008). Tujuan self directed learning bagi siswa SMA maupun SMK untuk membekali siswa dengan keterampilan yang dibutuhkan agar termotivasi untuk belajar hari ini dan seterusnya disepanjang hidupnya (life long learners) (Bernadette, 2005).

2.8.9 ADULT LEARNING

Adult LearningMengapa orang dewasa belajar dan bagaimana cara belajarnya? Itulah permasalahan dalam tulisan ini. Lalu bagaimana dengan Anda yang berprofesi sebagai fasilitator yang memfasilitasi orang dewasa belajar? Belajar adalah perolehan pengetahuan melalui observasi dan studi yang menimbulkan perubahan pada sikap dan atau perilaku. Dalam belajar terjadi perbedaan pecepatan dan tingkatan penyerapan dari masing-masing

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 44

Page 45: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

pembelajar. Belajar sebaiknya berkesinambungan selama kehidupan masih ada di badan. Jadi belajar bukan hanya pada waktu anak-anak atau remaja, tapi juga pada waktu seseorang sudah dewasa bahkan sampai ambang kematian.Dewasa mengandung pengertian matang, bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan, mandiri tidak selalu tergantung pada orang lain. Mengapa orang dewasa belajar? Di dunia ini tidak ada yang abadi, semuanya serba berubah. Belajar membantu seseorang untuk berubah menjadi maju dan lebih baik, berarti kalau tidak belajar akan sulit berubah, dan ujung-ujungnya kalau tidak belajar akan tertinggal.Ciri-ciri orang dewasa belajar tentu saja berbeda dengan anak-anak. Dalam proses pembelajaran, orang dewasa menghendaki kemandirian dan sedikit kebebasan, tidak mau diperlakukan seperti anak-anak, misalnya hanya diberi ceramah oleh orang tentang anjuran dan larangan. Orang dewasa lebih memilih dibawa pada situasi belajar yang memperlakukan dirinya dengan penuh penghargaan, memperhatikan pengalaman kerja bahkan pengalaman hidupnya. Dengan demikian orang dewasa akan melakukan proses pembelajaran dengan pelibatan dirinya secara lebih mendalam.. Oleh sebab itu perlu diketahui cara-cara yang efektif untuk pembelajaran orang dewasa.Bila Anda berprofesi sebagai fasilitator, ada beberapa permasalahan orang dewasa belajar yang harus diketahui Anda sikapi. Yang pertama adalah harapan, orang dewasa akan lebih siap mempelajari sesuatu yang bermanfaat bagi masa depan mereka. Bila ada manfaat pada masa depan dan kariernya baru akan memacu semangat belajar mereka. Kedua adalah latar belakang keluarga dan sosial. Sangat jelas bahwa faktor keluarga yang harmonis dan menempatkan sendi-sendi belajar yang tepat serta lingkungan sosial yang mendukung dapat mempengaruhi keinginan dan kebutuhan orang dewasa belajar. Demikian pula sebaliknya. Ketiga adalah faktor daya ingat, penglihatan, pendengaran, dll yang sudah menurun dijadikan sebagai pertimbangan dalam merencanakan program pembelajaran secara keseluruhan mulai dari setting tempat, materi, metode, jadual, dan seterusnya.

YANG PERLU DIPERHATIKANAda beberapa hal yang perlu diperhatikan olah fasilitator untuk memperlancar proses pembelajaran orang dewasa yang ujung-ujungnya dapat secara efektif mencapai tujuan pembelajaran.1. Menciptakan Lingkungan Belajar yang PositifMenciptakan lingkungan belajar yang positif dengan mendesain pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat melalui penggunaan berbagai metode dan teknik pembelajaran. Lingkungan pembelajaran meliputi lingkungan belajar belajar fisik dan non fisik. Lingkungan belajar fisik seperti gedung, ruang kelas, taman, dsb. Sedangkan lingkungan belajar non fisik termasuk interaksi antar fasilitator dengan pembelajar, interaksi antar individu sesama pembelajar, dan antar individu pembelajar dengan penyelenggara pembelajaran.2. Prinsip-prinsip Belajar Orang Dewasa yang EfektifPrinsip-prinsip belajar orang dewasa yang efektif perlu dipahami oleh fasilitator dan

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 45

Page 46: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

penyelenggara pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang menarik dan efektif. Beberapa prinsip dimaksud adalah:a. Menciptakan lingkungan positifb. Menjaga minat belajarc. Menciptakan interaksi sosiald. Adanya rasa hormate. Harga diri f. Penyampaian tujuan pembelajaran yang jelasg. Penguasaan fasilitator terhadap tujuan pembelajaranh. Keterkaitan materi pembelajaran dengan pengalaman kerja dan hidupnyai. Program pembelajaran yang terpusatj. Penerapan hasil belajar di tempat kerjak. Refleksi proses dan hasil belajar3. Mengenal Gaya BelajarMengenal gaya belajar tujuannya untuk mengembangkan keahlian presentasi yang kreatif disesuaikan dengan gaya belajar si pembelajar yang bermacam-macam dan berbeda. Fasilitator diharapkan dapat menciptakan iklim belajar yang bersemangant dan kreatif, membangum dan membina hubungan dengan pembelajar, dapat mengembangkan strategi fasilitasi, dan memahami kunci keberhasilan merencanakan sesi pembelajaran yang efektif.4. Mengembangkan Kerangka BelajarPendekatan yang digunakan dalam mengembangkan kerangkan belajar adalah dengan pendekatan pencapaian pengetahuan dan ketrampilan pada kompetensi tingkat tertentu. Semakin mengarah pada penguasaan optimal kompetensi bawah sadar menjadi semakin mantap kompetensinya.5. Menggunakan Strategi Pembelajaran yang BervariasiAspek-aspek yang perlu dipertimbangkan katika merencanakan penyajian pelatihan meliputi analisis kebutuhan pelatihan, merumuskan hasil belajar yang diharapkan, mengidentifikasi metode penyajian yang tepat, memilih lokasi pelatihan yang tepat, dan menyiapakan sumber daya pelatihan yang cocok.6. Membuat Presentasi yang MenyenangkanMenumbuhkan kesenangan pada presentasi yaitu dengan menggunakan pendekatan bahwa proses pembelajaran dianalogikan dengan proses entertainment, sehingga menumbuhkan daya tarik yang positif dari pembelajar. Dalam hal ini suasana ruang pembelajaran yang digunakan didesain sedemikian rupa sehingga lingkungan belajar dapat menumbuhkan minat belajar. Menggunakan teknik presentasi yang manarik, menciptakan suasana yang gembira dan tidak menegangkan. Variasi suasana untuk menciptakan suasana gembira dapat didesain di awal pembelajaran, di tengah-tengah proses, atau di akhir proses secara proporsional dan tidak berlebihan.7. Kerjasama Tim

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 46

Page 47: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

Proses pembelajaran yang efektif ditentukan pula dengan adanya kerjasama tim antara

penyelenggara, fasilitator dan peserta. Peserta pembelajaran dilatih dengan berbagai teknik

membangun tim dan dibiasakan bekerja dalam tim selama proses pembelajaran yang

diikuti. Hal ini dilakukan dengan harapan benar-benar terbiasa dengan proses kerjasama tim

dan merasakan manfaatnya, sehingga setelah kembali ke tempat tugas dapat membangun

kerjasama tim yang efektif.

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 47

Page 48: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

DAFTAR PUSTAKA

A, Sardiman.M., 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Anonim, 2008. Etika Berkonsultasi. [Online] Jakarta: Organinsasi. Tersedia di:

www.organisasi.org . [diakses pada 29 Oktober 2013].

Anonim, 2011. Ujian MCQ. [Online] Tersedia di www.hpeqstudent.org . [diakses

pada 1 Oktober 2013] .

Anonim, 2011. Pembimbing Akademik. [Online] Yogyakarta: Universitas Negeri

Yogyakarta. Tersedia di: www.staff.uny.ac.id . [diakses pada 1 Oktober

2013].

Arends. 2009. Problem Based Learning. [Online]. Tersedia di : www.hpeqstudent.org

. [diakses pada 29 Oktober 2013].

Barret, Terry., 2005. Understanding Problem Based Learning. [Online]. Tersedia di: www.hpeqstudent.org . [diakses pada 29 Oktober 2013].

Dent & Rennie, 2005. Buku Saku PA untuk Mahasiswa. [Online] Jakarta: Universitas

Indonesia. Tersedia di: www.kurfak2005.fk.ui.ac.id . [diakses pada 29

Oktober 2013].

Djamarah, Syaiful Bahri. Drs., 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

FK UMP.2013. Panduan teknis bimbingan akademik. Palembang: Akademik FK UMP.

Ginting, Cipta., 2003. Kita Belajar di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo.

Hakim. 2002. Belajar secara efektif. Jakarta: Puspa Swara.

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 48

Page 49: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

Health Professions Council and Royal College of Speech & Language Therapists.

2006. Your guide to continuing professional development. Tersedia di:

www.rcslt.org. [diakses pada 29 Oktober 2013].

Jalal, Fasli., 2008. Metode Pembelajaran SMA. [Online] Jakarta: Departemen

Pendidikan Indonesia. Tersedia di: www.metodologi.com . [diakses pada 1

Oktober 2013].

Jane W. Critical Thinking: Identify the Targets. In:Jane W&Binker AJA (eds.)

CRITICAL THINKING: Howto Prepare Students for Rapidly Changing

World. Foundation for Critical Thinking; 1993.pp.17-2.

Kidd and Leighbody.1968. Methods of Teaching Shop and Technical Subjects. Canada: Delmar Publisher USA.

Kunaefi,Tresna Dermawan., 2008. Buku Panduan Pengembangan Kurikulum

Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi. [Online] Jakarta: Direktorat

Jenderal Perguruan Tinggi. Tersedia di: www.dikti.go.id . [diakses pada 1

Oktober 2013].

Lunardi, A.G., 1981. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Gramedia.

Liu, Min., 2005. Motivating Students Through Problem-based Learning. [online]. Austin: University of Texas. Tersedia di : www.hpeqstudent.org . [diakses pada 29 Oktober 2013].

M, Jenicek., 2006. A Physician’s Self-Paced Guide to Critical Thinking. America:

American Medical Association.

Miao, Yongwu et.al., 2005. PBL-protocols: Guiding and Controlling Problem Based Learning Processes in Virtual Learning Environment. [Online] GMD : Darmstad. Tersedia di : www.hpeqstudent.org . [diakses pada 29 Oktober 2013].

Muhammad, Muhid. 2009. Etika dan filsafat Komunikasi. Jakarta: Kencana.

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 49

Page 50: Tutorial b Cc

Tutorial Skenario B

Neil, Kevin O., 1997. Planing, Skill, and Strategies for Teaching Technical and Vocational Subjects. Brunei Darussalam: Universitas Brunei Darussalam.

Sayekti. 1991. Tugas dan Peranan Pembimbing Akademik. [Online] Yogyakarta:

Akademik Universitas Negeri Yogyakarta. Tersedia di:

www.staff.uny.ac.id . [diakses pada 29 Oktober 2013].

Siswiharjono, Aryatmi., 2008. Bimbingan Akademik. Yogyakarta: Akademik

Universitas Negeri Yogyakarta. Tersedia di: www.staff.uny.ac.id . [diakses

29 Oktober 2013].

Sudarman. (2007). Problem Based Learning : Suatu Model Pembelajaran untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan masalah. Dalam Jurnal Pendidikan Inovatif. [Online]. Vol 2. Tersedia di : www.hpeqstudent.org . [diakses pada 29 Oktober 2013].

U, Khoiriyah., 2008. Critical thinking dalam proses tutorial problem based learning. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran UGM.

Waters, R and McCracken, M., 2007. Asessment and Evaluation In Problem Based Learning. [Online] Georgia: Georgia Intitute of Technoloy. Tersedia di : www.hpeqstudent.org . [diakses pada 29 Oktober 2013].

Westwood, Peter., 2008. What Teachers Need to Know about Teaching Methods.

Victoria: Acer Press Australia.

Blok I “Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah” 50