turunan numerik

13
Bahan Ajar Mata Kuliah Metode Numerik . 1 PERTEMUAN 3 TURUNAN NUMERIK Materi pada pertemuan ini: 1. Turunan numerik fungsi kontinyu 2. Turunan numerik diskrit Setelah menyelesaikan pertemuan ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan dan mengaplikasikan teknik untuk menentukan turunan numerik. DEFINISI TURUNAN NUMERIK Turunan (derivatif) adalah laju perubahan nilai suatu fungsi terhadap perubahan inputnya, yang secara formal rumus matematikanya dinyatakan sebagai: h x f h x f x h x x f h x f dx x df x f h h ) ( ) ( lim ) ( ) ( ) ( lim ) ( ) ( ' 0 0 Pada gambar di bawah ini, nilai turunan pada titik x, yaitu f '(x), adalah garis tangen yang merupakan garis singgung kurva pada titik (x, f(x)). Nilai h secara ideal adalah 0, tetapi dalam metode numerik, hal ini tidak dapat dilakukan, karena akan menyebabkan pembagian dengan 0. Oleh karena itu, nilai h diambil cukup kecil. Dalam hal ini, nilai turunan f '(x) akan didekati dengan h x f h x f x x f x f ) ( ) ( ) ( ) ( ' sehingga turunan yang dihitung ditunjukkan dengan garis secant. Dengan demikian terdapat kesalahan atau ralat dalam menghitung turunan secara numerik, atau dengan kata lain, turunan numerik merupakan pendekatan dari nilai turunan yang sebenarnya (eksak). Apabila nilai h dibuat cukup kecil, maka ralat tersebut akan menjadi kecil pula. y = f(x) x y x x+h h f(x+h) f(x) f '(x) garis tangen garis secant

Upload: pradiptya

Post on 15-Nov-2015

526 views

Category:

Documents


98 download

DESCRIPTION

Differential of Numerical Method

TRANSCRIPT

  • Bahan Ajar Mata Kuliah Metode Numerik .

    1

    PERTEMUAN 3 TURUNAN NUMERIK

    Materi pada pertemuan ini:

    1. Turunan numerik fungsi kontinyu 2. Turunan numerik diskrit

    Setelah menyelesaikan pertemuan ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan dan mengaplikasikan teknik untuk menentukan turunan numerik.

    DEFINISI TURUNAN NUMERIK Turunan (derivatif) adalah laju perubahan nilai suatu fungsi terhadap perubahan inputnya, yang secara formal rumus matematikanya dinyatakan sebagai:

    h

    xfhxf

    xhx

    xfhxf

    dx

    xdfxf

    hh

    )()(lim

    )(

    )()(lim

    )()('

    00

    Pada gambar di bawah ini, nilai turunan pada titik x, yaitu f '(x), adalah garis tangen yang merupakan garis singgung kurva pada titik (x, f(x)).

    Nilai h secara ideal adalah 0, tetapi dalam metode numerik, hal ini tidak dapat dilakukan, karena akan menyebabkan pembagian dengan 0. Oleh karena itu, nilai h diambil cukup kecil. Dalam hal ini, nilai turunan f '(x) akan didekati dengan

    h

    xfhxf

    x

    xfxf

    )()()()('

    sehingga turunan yang dihitung ditunjukkan dengan garis secant. Dengan demikian terdapat kesalahan atau ralat dalam menghitung turunan secara numerik, atau dengan kata lain, turunan numerik merupakan pendekatan dari nilai turunan yang sebenarnya (eksak). Apabila nilai h dibuat cukup kecil, maka ralat tersebut akan menjadi kecil pula.

    y = f(x)

    x

    y

    x x+h

    h

    f(x+h)

    f(x)

    f '(x)

    garis

    tangen

    garis

    secant

  • Bahan Ajar Mata Kuliah Metode Numerik .

    2

    contoh:

    Hitunglah turunan dari 24)( xxf pada titik x = 3, untuk h = 2. Hitung pula ralat

    sejatinya.

    322

    36100

    2

    34)23(4

    2

    )3()23()3('

    4)(4)()()('

    22

    22

    fff

    h

    xhx

    h

    xfhxfxf

    Nilai turunan sebenarnya adalah

    2438)3('

    842)('

    f

    xxxf

    Sehingga ralat sejatinya adalah

    83224 tE

    Ralat yang diperoleh adalah cukup besar, ini disebabkan pemilihan nilai h yang terlalu besar. Untuk memperkecil ralat, maka nilai h harus dibuat lebih kecil.

    Dalam kasus peluncuran roket (pada Pertemuan 1), hitunglah percepatan roket pada detik ke 16 menggunakan turunan numerik. Pada kasus tersebut, diperoleh rumus kecepatan roket adalah

    tt

    v 8.9210014000

    140000ln 2000

    sehingga percepatan roket adalah

    h

    tvhtvtvta

    )()()(')(

    ambil t = 16 dan h = 2 detik,

    2

    )16()18(

    2

    )16()216()16(

    vvvva

    475.302

    07.39202.453

    2

    )16()18()16(

    07.392168.916210014000

    140000ln 2000)16(

    02.453188.918210014000

    140000ln 2000)18(

    vva

    v

    v

    Ralat sejatinya adalah (nilai eksak = 29.674 m/s2)

    %699.2%100674.29

    801.0

    801.0474.30674.29

    t

    tE

    PENGARUH NILAI h (UKURAN LANGKAH/STEP SIZE)

    Berikut ini akan diberikan contoh pengaruh nilai ukuran langkah terhadap ralat sejati yang diperoleh.

    Ambil fungsi xexf 49)( . Hitung turunan fungsi tersebut pada titik x = 0.2, untuk nilai h

    yang bervariasi, mulai dari 0.05 kemudian separuhnya, dst. Dari perhitungan turunan numerik, diperoleh hasil seperti dalam tabel berikut. Nilai eksaknya adalah 80.11947.

  • Bahan Ajar Mata Kuliah Metode Numerik .

    3

    h f '(0.2) Ea |a|% digit benar Et |t|%

    0.05 88.69336 0 -8.5389 10.70138

    0.025 84.26239 -4.430976 5.258546 1 -4.14291 5.170918

    0.0125 82.15626 -2.106121 2.563555 1 -2.03679 2.542193

    0.00625 81.12937 -1.026900 1.265756 1 -1.00989 1.260482

    0.003125 80.62231 -0.507052 0.628923 1 -0.50284 0.627612

    0.001563 80.37037 -0.251944 0.313479 2 -0.25090 0.313152

    0.000781 80.24479 -0.125579 0.156494 2 -0.12532 0.156413

    0.000391 80.18210 -0.062691 0.078186 2 -0.06263 0.078166

    0.000195 80.15078 -0.031321 0.039078 2 -0.03130 0.039073

    9.77E-05 80.13512 -0.015654 0.019535 3 -0.01565 0.019534

    4.88E-05 80.12730 -0.007826 0.009767 3 -0.00782 0.009766

    Dari plot berikut ini terlihat bahwa semakin kecil nilai ukuran langkah, nilai turunan numerik semakin mendekati nilai eksaknya (ralat semakin kecil).

    76

    80

    84

    88

    92

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    Number of times step size halved, n

    f'(0

    .2)

    -5

    -4

    -3

    -2

    -1

    0

    0 2 4 6 8 10 12

    Number of times step size halved, n

    Ea

  • Bahan Ajar Mata Kuliah Metode Numerik .

    4

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    Number of times step size halved, n

    |Ea| %

    0

    1

    2

    3

    4

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    Number of times step size halved, n

    Least

    nu

    mb

    er

    of

    sig

    nif

    ican

    t d

    igit

    s

    co

    rrect

    -9

    -6

    -3

    0

    0 2 4 6 8 10 12

    Number of times step size halved, n

    Et

  • Bahan Ajar Mata Kuliah Metode Numerik .

    5

    PENDEKATAN SELISIH MAJU, MUNDUR DAN PUSAT Perhitungan turunan numerik yang telah dibahas di depan menggunakan pendekatan selisih maju, yang menggunakan titik di depannya untuk menghitung selisihnya. Kita juga dapat menggunakan pendekatan selisih mundur dan pusat untuk menghitung turunan numerik.

    PENDEKATAN SELISIH MUNDUR

    Pendekatan selisih mundur menggunakan titik di belakangnya untukmenghitung selisihnya, seperti diilustrasikan pada gambar di bawah ini.

    Nilai turunan f '(x) akan didekati dengan

    h

    hxfxf

    x

    xfxf

    )()()()('

    turunan yang dihitung ditunjukkan dengan garis secant. Di sini juga terdapat kesalahan atau ralat dalam menghitung turunan secara numerik.

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    Number of times step size halved, n

    |Et|

    %

    y = f(x)

    x

    y

    x x-h

    h

    f(x-h)

    f(x)

    f '(x) garis

    tangen

    garis

    secant

  • Bahan Ajar Mata Kuliah Metode Numerik .

    6

    contoh:

    Hitunglah turunan dari 24)( xxf pada titik x = 3, untuk h = 2, menggunakan

    pendekatan selisih mundur. Hitung pula ralat sejatinya.

    162

    436

    2

    )23(434

    2

    )23()3()3('

    )(44)()()('

    22

    22

    fff

    h

    hxx

    h

    hxfxfxf

    Ralat sejatinya adalah

    81624 tE

    Meski dalam contoh ini, ralat sejati yang diperoleh sama dengan pada pendekatan selisih maju, namun hal ini hanya kebetulan saja. Pada banyak kasus, ralat untuk pendekatan selisih maju dan mundur tidak sama persis, tetapi dalam kisaran yang hampir sama.

    Untuk fungsi xexf 49)( , turunan fungsi tersebut pada titik x = 0.2, untuk nilai h yang

    bervariasi, mulai dari 0.05 kemudian separuhnya, dst.

    h f '(0.2) Ea |a|% digit benar Et |t|%

    0.05 72.61598 7.50349 9.365377

    0.025 76.24376 3.627777 4.758129 1 3.87571 4.837418

    0.0125 78.14946 1.905697 2.438529 1 1.97002 2.458849

    0.00625 79.12627 0.976817 1.234504 1 0.99320 1.239648

    0.003125 79.62081 0.494533 0.62111 1 0.49867 0.622404

    0.001563 79.86962 0.248814 0.311525 2 0.24985 0.31185

    0.000781 79.99442 0.124796 0.156006 2 0.12506 0.156087

    0.000391 80.05691 0.062496 0.078064 2 0.06256 0.078084

    0.000195 80.08818 0.031272 0.039047 3 0.03129 0.039052

    9.77E-05 80.10383 0.015642 0.019527 3 0.01565 0.019529

    4.88E-05 80.11165 0.007823 0.009765 3 0.00782 0.009765

    Di sini juga terlihat nilai turunan numerik semakin mendekati nilai eksaknya untuk ukuran langkah yang semakin kecil.

    Pada kasus peluncuran roket, hitunglah percepatan roket pada detik ke 16 menggunakan turunan numerik dengan pendekatan selisih mundur. Rumus yang digunakan adalah

    h

    htvtvtvta

    )()()(')(

    ambil t = 16 dan h = 2 detik,

    2

    )14()16(

    2

    )216()16()16(

    vvvva

    591.282

    24.33407.392

    2

    )14()16()16(

    24.334148.914210014000

    140000ln 2000)14(

    vva

    v

    Ralat sejatinya adalah

  • Bahan Ajar Mata Kuliah Metode Numerik .

    7

    %558.2%100674.29

    759.0

    759.0915.28674.29

    t

    tE

    PENDEKATAN SELISIH PUSAT

    Pendekatan selisih pusat menggunakan titik di depan dan belakang titik yang ditinjau untuk menghitung selisihnya, seperti diilustrasikan pada gambar di bawah ini. Nilai turunan f '(x) akan didekati dengan

    h

    hxfhxf

    x

    xfxf

    2

    )()()()('

    Dari gambar tersebut, terlihat gradien garis secant, yang merupakan nilai turunan numerik, mendekati nilai gradien garis tangen yang merupakan nilai turunan yang sebenarnya. Dengan demikian, penggunaan pendekatan selisih pusat diharapkan memberikan hasil yang lebih baik daripada pendekatan selisih maju maupun mundur.

    contoh:

    Hitunglah turunan dari 24)( xxf pada titik x = 3, untuk h = 2, menggunakan

    pendekatan selisih pusat. Hitung pula ralat sejatinya.

    244

    4100

    4

    )23(4)23(4

    22

    )23()23()3('

    2

    )(4)(4

    2

    )()()('

    22

    22

    fff

    h

    hxhx

    h

    hxfhxfxf

    Ralat sejatinya adalah

    02424 tE

    Meski dalam contoh ini, ralat sejatinya adalah 0, namun tentu saja ini juga hanya kebetulan saja. Pada kebanyakan kasus, ralat untuk pendekatan selisih pusat lebih kecil dibandingkan dengan pendekatan selisih maju atau mundur, untuk ukuran langkah yang sama.

    y = f(x)

    x

    y

    x x-h

    h

    f(x-h)

    f(x)

    f '(x)

    garis

    tangen

    garis

    secant

    h

    x+h

    f(x+h)

  • Bahan Ajar Mata Kuliah Metode Numerik .

    8

    Untuk fungsi xexf 49)( , turunan fungsi tersebut pada titik x = 0.2, untuk nilai h yang

    bervariasi, mulai dari 0.05 kemudian separuhnya, dst.

    h f '(0.2) Ea |a|% digit benar Et |t|%

    0.05 80.65467 -0.53520 0.668001

    0.025 80.25307 -0.4016 0.500417 1 -0.13360 0.16675

    0.0125 80.15286 -0.100212 0.125026 2 -0.03339 0.041672

    0.00625 80.12782 -0.025041 0.031252 3 -0.00835 0.010417

    0.003125 80.12156 -0.00626 0.007813 3 -0.00209 0.002604

    0.001563 80.12000 -0.001565 0.001953 4 -0.00052 0.000651

    0.000781 80.11960 -0.000391 0.000488 5 -0.00013 0.000163

    0.000391 80.11951 -9.78E-05 0.000122 5 -0.00003 4.07E-05

    0.000195 80.11948 -2.45E-05 3.05E-05 6 -0.00001 1.02E-05

    9.77E-05 80.11948 -6.11E-06 7.63E-06 6 0.00000 2.54E-06

    4.88E-05 80.11947 -1.53E-06 1.91E-06 7 0.00000 6.36E-07

    Di sini juga terlihat nilai turunan numerik semakin mendekati nilai eksaknya untuk ukuran langkah yang semakin kecil. Jika dibandingkan dengan pendekatan selisih maju dan mundur, terlihat ralat absolut dan relatif pada pendekatan selisih pusat jauh lebih kecil.

    Pada kasus peluncuran roket, hitunglah percepatan roket pada detik ke 16 menggunakan turunan numerik dengan pendekatan selisih mundur. Rumus yang digunakan adalah

    h

    htvhtvtvta

    2

    )()()(')(

    ambil t = 16 dan h = 2 detik,

    569.292

    24.33402.453

    4

    )14()18(

    22

    )216()216()16(

    vvvva

    Ralat sejatinya adalah

    %071.0%100674.29

    021.0

    021.0695.29674.29

    t

    tE

    Sekali lagi, di sini terlihat bahwa ralat turunan numerik dengan pendekatan selisih pusat jauh lebih kecil dibandingkan dengan pendekatan selisih maju dan mundur. Oleh karena itu, apabila memungkinkan, gunakan pendekatan selisih pusat untuk menghitung turunan numerik.

    FORMULASI DENGAN DERET TAYLOR Untuk memperoleh rumus turunan numerik, dapat juga menggunakan bantuan dari Deret Taylor.

    PENDEKATAN SELISIH MAJU

    Polinomial Taylor:

    ..."!2

    '2

    xfh

    xhfxfhxf

  • Bahan Ajar Mata Kuliah Metode Numerik .

    9

    Pindahkan suku turunan pertama ke kiri, sisanya letakkan di kanan, kemudian sederhanakan untuk memperoleh turunan pertama.

    )('

    ..."2

    '

    ..."!2

    '2

    hOh

    xfhxfxf

    xfh

    h

    xfhxfxf

    xfh

    xfhxfxhf

    di mana O(h) adalah komponen ralat pemotongan yang dinyatakan dengan

    hxtxtfh

    hO ,"2

    )(

    Di sini terlihat bahwa ralat pemotongan merupakan fungsi dari h. Jadi, jika nilai h diperkecil, maka ralat pemotongannya juga akan menjadi lebih kecil.

    PENDEKATAN SELISIH MUNDUR

    Polinomial Taylor:

    ..."!2

    '2

    xfh

    xhfxfhxf

    Pindahkan suku turunan pertama ke kiri, sisanya letakkan di kanan, kemudian sederhanakan untuk memperoleh turunan pertama.

    )('

    ..."2

    '

    ..."!2

    '2

    hOh

    hxfxfxf

    xfh

    h

    hxfxfxf

    xfh

    hxfxfxhf

    di mana O(h) adalah komponen ralat pemotongan yang dinyatakan dengan

    xthxtfh

    hO ,"2

    )(

    Di sini juga dapat diihat bahwa ralat pemotongan merupakan fungsi dari h. Jadi, jika nilai h diperkecil, maka ralat pemotongannya juga akan menjadi lebih kecil.

    PENDEKATAN SELISIH PUSAT

    Kedua bentuk polinomial Taylor di atas digunakan

    ...!3

    "!2

    '

    ...!3

    "!2

    '

    )3(32

    )3(32

    xfh

    xfh

    xhfxfhxf

    xfh

    xfh

    xhfxfhxf

    Kurangkan persamaan pertama dengan persamaan kedua, lalu pindahkan suku turunan pertama ke kiri, sisanya letakkan di kanan, kemudian sederhanakan untuk memperoleh turunan pertama.

    ...6

    2'2 )3(3

    xfh

    xhfhxfhxf

  • Bahan Ajar Mata Kuliah Metode Numerik .

    10

    )(2

    '

    ...62

    '

    ...3

    '2

    2

    )3(2

    )3(3

    hOh

    hxfhxfxf

    xfh

    h

    hxfhxfxf

    xfh

    hxfhxfxhf

    di mana O(h2) adalah komponen ralat pemotongan yang dinyatakan dengan

    hxthxtfh

    hO ,6

    )( )3(2

    2

    Di sini juga dapat diihat bahwa ralat pemotongan merupakan fungsi dari h2. Jadi, jika nilai h diperkecil, maka ralat pemotongannya juga akan menjadi lebih kecil, bahkan lebih kecil daripada pendekatan maju dan mundur yang hanya merupakan fungsi dari h.

    TURUNAN YANG LEBIH TINGGI Untuk memperoleh rumus turunan numerik yang lebih tinggi, juga digunakan Deret Taylor. Beberapa contoh formulasinya diberikan berikut ini.

    TURUNAN KEDUA PENDEKATAN SELISIH PUSAT

    Polinomial Taylor:

    ...!4!3

    "!2

    '

    ...!4!3

    "!2

    '

    )4(4

    )3(32

    )4(4

    )3(32

    xfh

    xfh

    xfh

    xhfxfhxf

    xfh

    xfh

    xfh

    xhfxfhxf

    Jumlahkan kedua persamaan tersebut, lalu pindahkan suku turunan kedua ke kiri, sisanya letakkan di kanan, kemudian sederhanakan untuk memperoleh turunan kedua.

    )()(2

    "

    ...12

    )(2"

    ...!4

    2)(2"

    ...!4

    2"2

    22

    2

    2

    )4(2

    2

    )4(4

    2

    )4(42

    hOh

    hxfxfhxfxf

    xfh

    h

    hxfxfhxfxf

    xfh

    xfhxfhxfxfh

    xfh

    xfh

    xfhxfhxf

    di mana O(h2) adalah komponen ralat pemotongan yang dinyatakan dengan

    hxthxtfh

    hO ,12

    )( )4(2

    2

    Di sini juga dapat diihat bahwa ralat pemotongan merupakan fungsi dari h2.

    TURUNAN KEDUA PENDEKATAN SELISIH MAJU DAN MUNDUR

    Polinomial Taylor:

  • Bahan Ajar Mata Kuliah Metode Numerik .

    11

    ...!3

    )2("

    !2

    )2('22

    ...!3

    "!2

    '

    )3(32

    )3(32

    xfh

    xfh

    xhfxfhxf

    xfh

    xfh

    xhfxfhxf

    Kalikan persamaan pertama dengan 2 kemudian kurangkan dari persamaan kedua, lalu pindahkan suku turunan kedua ke kiri, sisanya letakkan di kanan, kemudian sederhanakan untuk memperoleh turunan kedua.

    hxtxthfhO

    hOh

    xfhxfhxfxf

    xhfh

    xfhxfhxfxf

    xfhxfhxfhxfxfh

    xfh

    xfhxfhxfhxf

    2 ,)(

    )()(22

    "

    ...)(22

    "

    ...)(22"

    ...!3

    6"22

    )3(

    2

    )3(

    2

    )3(32

    )3(3

    2

    Dengan cara yang sama untuk pendekatan selisih mundur, diperoleh.

    xthxthfhO

    hOh

    hxfhxfxfxf

    2 ,)(

    )(2)(2

    "

    )3(

    2

    Di sini juga dapat diihat bahwa ralat pemotongan untuk pendekatan selisih maju dan mundur merupakan fungsi dari h, sedangkan untuk pendekatan selisih pusat adalah fungsi dari h2. Dengan demikian turunan kedua numerik lebih baik dihitung menggunakan pendekatan selisih pusat. Dengan cara yang sama dapat dihitung untuk turunan numerik berbagai orde baik dengan pendekatan selisih maju, mundur, maupun pusat; sebagamana ringkasannya diberikan dalam tabel berikut ini.

    Turunan Rumus Pendekatan

    Pertama

    )(' hO

    h

    xfhxfxf

    selisih maju

    )(' hOh

    hxfxfxf

    selisih mundur

    )(2

    ' 2hOh

    hxfhxfxf

    selisih pusat

    )(2

    3)(42' 2hO

    h

    xfhxfhxfxf

    selisih maju

    )(12

    2)(8)(82' 4hO

    h

    hxfhxfhxfhxfxf

    selisih pusat

  • Bahan Ajar Mata Kuliah Metode Numerik .

    12

    Kedua

    )(

    )(22"

    2hO

    h

    xfhxfhxfxf

    selisih maju

    )(2)(2

    "2

    hOh

    hxfhxfxfxf

    selisih mundur

    )()(2

    " 22

    hOh

    hxfxfhxfxf

    selisih pusat

    )(12

    2)(5243" 2

    2hO

    h

    xfhxfhxfhxfxf

    selisih maju

    )(

    12

    2)(16)(30162"

    4

    2

    hO

    h

    hxfhxfxfhxfhxfxf

    selisih pusat

    Ketiga

    )(

    )(32333

    )3( hOh

    xfhxfhxfhxfxf

    selisih maju

    )(2

    2)(222 23

    )3( hOh

    hxfhxfhxfhxfxf

    selisih pusat

    Keempat

    )(

    )(4263444

    )4( hOh

    xfhxfhxfhxfhxfxf

    selisih maju

    )(2)(4)(642 2

    4

    )4( hOh

    hxfhxfxfhxfhxfxf

    selisih pusat

  • Bahan Ajar Mata Kuliah Metode Numerik .

    13

    SOAL LATIHAN TURUNAN NUMERIK

    1. Sebuah fungsi f(x) = ex

    Hitunglah turunan numerik pada titik x = 1 dan hitunglah ralat sejati relatifnya (dalam persen).

    Turunan Pendekatan Turunan numerik t (%)

    pertama selisih maju

    pertama selisih mundur

    pertama selisih pusat

    kedua selisih maju

    kedua selisih pusat

    ketiga selisih maju

    ketiga selisih pusat

    2. Sebuah fungsi 13)( 23 xxxf

    Hitunglah turunan nilai berikut ini untuk x = 1 dan h = 0.2, gunakan pendekatan yang memberikan nilai turunan terbaik (ralat terkecil).

    )()("3)('2)(3)( )3( xfxfxfxfxQ

    3. Sebuah eksperimen pengukuran hambatan sebuah sensor pada berbagai suhu seperti

    pada tabel berikut ini.

    T (C) R ()

    10 10

    15 21

    20 30

    25 36

    30 39

    35 41

    40 44

    45 51

    50 63

    Hitunglah laju perubahan tahanan terhadap perubahan suhu pada suhu 30C. Usahakan agar ralat yang terjadi sekecil mungkin.