turner's hipoplasia

6
Turner’s hipoplasia dan gigi non -vital: sebuah laporan kasus dari gejala sisa pada gigi permanen PR Geetha Priya, John B John, Indumathi Elango Abstrak Hipoplasia merupakan hasil dari terganggunya proses pembentukan matriks enamel, yang pada gilirannya menyebabkan ketidaksempurnaan pada ketebalan dan kualitas enamel. Empat kasus Turner’s hipoplasia dengan riwayat trauma atau infeksi pada indikasi utama mereka saat berusia 2-3 tahun telah dilaporkan. Hipoplasia gig i ini telah berubah me njadi non-vital ta npa terjadiny a karies, kavitasi atau trauma. Artikel ini dengan demikian mene kankan pentingnya deteksi dini dari hipoplasia enamel dan pengelolaan yang baik pada kemunginan tahap paling awal untuk mengaktifkan efisiensi  pencegahan dari invasi mikroba klinis yang t idak jelas dalam tubulus dentin dan bersama an dengan  penyakit pulpa. Kata kunci: Hipoplasia enamel, infeksi, non- vital, trauma, Turner’s hipoplasia Pendahuluan Hipoplasia didefinisikan sebagai suatu kerusakan kuantitatif enamel secara visual, dan secara histomorfologi diidentifikasi sebagai kerusakan eksternal yang melibatkan permukaan enamel dan berhub ungan d engan berkurangny a ketebalan dari enamel. Pada bagian servikal dan  perbatasan insisal yang cacat memiliki penampilan permukaan yang melengkung karena enamel yang tidak terkena secara sejajar menjadi bengkok, yang mungkin disebabkan oleh  perubahan arah area yang sejajar. Tampilan makro dan mikroskopis menunjukkan bahwa hanya beberapa ameloblast tertentu telah berhenti untuk membentuk enamel, sedangkan yang lain sebagian atau sepenuhnya mampu memenuhi tugas mereka. Tidak seperti kelainan lain yang memengaruhi sejumlah besar gigi, Turner’s hipoplasia  biasanya hanya memengaruhi satu gigi di dalam mulut dan disebut sebagai gigi Turner. Jika Turner’s hipoplasia ditemukan pada gigi caninus atau premolar,  penyebab yang paling mungkin adalah infeksi yang hadir ketika gigi susu masih di dalam mulut. Kemungkinan  besar, gigi susu mengalami karies yang berat dan area jaringan yang inflamasi di sekitar akar gigi memengaruhi perkembangan gigi permanen. Munculnya kelainan akan tergantung pada tingkat keparahan dan lama terjadinya infeksi. Jika Turner’s hipoplasia ditemukan pada area anterior di dalam mulut,  penyebab yang paling sering yaitu cid era traumatik pada g igi susu. Gig i yang trauma, biasanya y aitu insisivus sentralis rahang atas, didorong pada bagian bawah gigi yang berkembang dan akibatnya

Upload: stevy-najoan

Post on 08-Mar-2016

313 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Konservasi Gigi

TRANSCRIPT

Page 1: Turner's Hipoplasia

7/21/2019 Turner's Hipoplasia

http://slidepdf.com/reader/full/turners-hipoplasia 1/6

Turner’s hipoplasia dan gigi non-vital: sebuah laporan kasus dari gejala

sisa pada gigi permanen

PR Geetha Priya, John B John, Indumathi Elango

Abstrak

Hipoplasia merupakan hasil dari terganggunya proses pembentukan matriks enamel, yang pada

gilirannya menyebabkan ketidaksempurnaan pada ketebalan dan kualitas enamel. Empat kasus

Turner’s hipoplasia dengan riwayat trauma atau infeksi pada indikasi utama mereka saat berusia 2-3

tahun telah dilaporkan. Hipoplasia gigi ini telah berubah menjadi non-vital tanpa terjadinya karies,

kavitasi atau trauma. Artikel ini dengan demikian menekankan pentingnya deteksi dini dari hipoplasia

enamel dan pengelolaan yang baik pada kemunginan tahap paling awal untuk mengaktifkan efisiensi

 pencegahan dari invasi mikroba klinis yang tidak jelas dalam tubulus dentin dan bersamaan dengan

 penyakit pulpa.

Kata kunci: Hipoplasia enamel, infeksi, non-vital, trauma, Turner’s hipoplasia 

Pendahuluan

Hipoplasia didefinisikan sebagai suatu kerusakan kuantitatif enamel secara visual, dan secara

histomorfologi diidentifikasi sebagai kerusakan eksternal yang melibatkan permukaan enamel

dan berhubungan dengan berkurangnya ketebalan dari enamel. Pada bagian servikal dan

 perbatasan insisal yang cacat memiliki penampilan permukaan yang melengkung karena

enamel yang tidak terkena secara sejajar menjadi bengkok, yang mungkin disebabkan oleh

 perubahan arah area yang sejajar. Tampilan makro dan mikroskopis menunjukkan bahwa

hanya beberapa ameloblast tertentu telah berhenti untuk membentuk enamel, sedangkan yang

lain sebagian atau sepenuhnya mampu memenuhi tugas mereka.

Tidak seperti kelainan lain yang memengaruhi sejumlah besar gigi, Turner’s hipoplasia 

 biasanya hanya memengaruhi satu gigi di dalam mulut dan disebut sebagai gigi Turner.Jika Turner’s hipoplasia ditemukan pada gigi caninus atau premolar,  penyebab yang paling

mungkin adalah infeksi yang hadir ketika gigi susu masih di dalam mulut. Kemungkinan

 besar, gigi susu mengalami karies yang berat dan area jaringan yang inflamasi di sekitar akar

gigi memengaruhi perkembangan gigi permanen. Munculnya kelainan akan tergantung pada

tingkat keparahan dan lama terjadinya infeksi.

Jika Turner’s hipoplasia ditemukan pada area anterior di dalam mulut,  penyebab yang paling

sering yaitu cidera traumatik pada gigi susu. Gigi yang trauma, biasanya yaitu insisivus

sentralis rahang atas, didorong pada bagian bawah gigi yang berkembang dan akibatnya

Page 2: Turner's Hipoplasia

7/21/2019 Turner's Hipoplasia

http://slidepdf.com/reader/full/turners-hipoplasia 2/6

memengaruhi pembentukan enamel. Karena lokasi dari gigi permanen perkembangan benih

gigi yang berelasi dengan gigi susu, area yang paling sering terkena pada gigi permanen yaitu

 pada permukaan fasial. Diskolorasi yang berwarna putih atau kuning biasanya dapat

 berhubungan dengan Turner’s hipoplasia. 

Hipoplasia dikategorikan dalam beberapa tipe menurut Silberman dkk.

Tipe I hipoplasia: diskolorasi enamel karena hipoplasia

Tipe II hipoplasia: Penggabungan yang tidak normal karena hipoplasia

Tipe III hipoplasia: Beberapa bagian enamel hilang karena hipoplasia

Tipe IV hipoplasia: Kombinasi dari ketiga tipe hipoplasia

Perkembangan gigi dapat dipengaruhi oleh hipoplasia enamel; Namun, kejadian yang lebih

 parah yaitu pada pemebentukan gigi permanen. Karakteristik klinik dari hipoplasia enamel

seperti estetika yang kurang baik, sensivitas dentin yang tinggi, maloklusi dan rentan

terjadinya karies. Tantangan penanganan pada tipe-tipe yang cidera ini yaitu dengan promosi

rehabilitasi gigi dan mulut yang menyeluruh baik secara fungsional dan estetik. Kami telah

menemukan beberapa kasus hipoplasia gigi yang telah berubah menjadi non-vital tanpa

keterlibatan karies dan trauma.

Laporan Kasus

Kasus 1

Seorang pasien perempuan 7 tahun melapor ke Departemen Pedodontik dan Kedokteran Gigi

Pencegahan dengan keluhan diskolorasi yang nyeri pada gigi atas depan kanan selama 2

 bulan terakhir. Pada pemeriksaan klinis, gigi insisivus lateral kanan rahang atas menunjukkan

diskolorasi kuning kecoklatan, dengan hipoplasia enamel tipe IV (diskolorasi enamel,

 penggabungan yang tidak normal, beberapa bagian enamel hilang). Gigi diperkusi dan tidak

ditemukan adanya karies secara klinis. Pasien memiliki riwayat trauma pada umur 3 tahun,

yang diikuti dengan eksfoliasi gigi 52. Radiografi intraoral periapikal (IOPA) menunjukkan

terbukanya apeks tanpa disertai dengan kelainan. Tes vitalitas termal tidak menunjukkan

respons. Tes kavitas dipersiapkan pada gigi 12 dan gigi tidak berespons, indikasi

menunjukkan gigi yang non-vital. Apeksifikasi kalsium hidroksida telah dilakukan.

Page 3: Turner's Hipoplasia

7/21/2019 Turner's Hipoplasia

http://slidepdf.com/reader/full/turners-hipoplasia 3/6

 

Gbr 1. Gambaran intraoral gigi 12 denganTurner’s hipoplasia tipe IV 

Gbr 2. Radiografi intraoral periapikal gigi 12dengan apeks yang terbuka

Kasus 2

Seorang pasien laki-laki 20 tahun dilaporkan dengan keluhan diskolorasi yang nyeri pada gigi

depan kiri atas dengan adanya deposit. Pasien memiliki riwayat trauma pada gigi susu depan

atas saat berusia 2 tahun. Pada pemeriksaan klinis, groove horisontal dengan adanya

diskolorasi coklat sekitar area servikal gigi 21, dengan lingkaran enamel hipoplasia (tipe IV).

Radiografi IOPA menunjukkan hilangnya enamel disekitar servikal gigi tanpa adanya

kelainan. Tes vitalitas termal tidak menunjukkan respons. Tes kavitas disiapkan pada gigi 21

dan gigi tidak berespons, indikasi menunjukkan gigi yang non-vital. Rencana perawatan

termasuk terapi saluran akar diikuti dengan mahkota jaket.

Gbr 3. Gambaran klinis dari sirkular hipoplasiaenamel

Gbr 4. Radiografi IOPA gigi 21 menunjukkanhilangnya enamel disekitar servikal gigi

Kasus 3

Seorang pasien laki-laki 8 tahun dilaporkan dengan keluhan diskolorasi pada dua gigi depan

 bawah selama 4 bulan. Pasien memberikan riwayat dengan hilangnya gigi susu insisivus

 bawah karena trauma saat berusia 2 tahun. Pemeriksaan klinis menunjukkan diskolorasi

kuning kecoklatan dengan enamel hipoplasia tipe IV. Gigi diperkusi dan tidak terdapat karies

Page 4: Turner's Hipoplasia

7/21/2019 Turner's Hipoplasia

http://slidepdf.com/reader/full/turners-hipoplasia 4/6

secara klinis. Radiografi IOPA menunjukkan terbukanya apeks tanpa adanya kelainan. Tes

vitalitas termal tidak menunjukkan respons. Tes kavitas disiapkan pada gigi 31 dan 41 dan

gigi tidak berespons, indikasi menunjukkan gigi yang non-vital. Apeksifikasi kalsium

hidroksida disarankan dan belum terdapat laporan pasien.

Gbr 5. Gambaran klinis gigi 31, 41 denganTurner’s hipoplasia tipe IV 

Gbr 6. Radiografi IOPA gigi 31, 41 dengan apeksyang terbuka

Kasus 4

Pasien perempuan 20 tahun dilaporkan dengan keluhan diskolorasi yang nyeri pada gigi

 belakang kanan bawah selama 3 bulan. Pasien memberikan riwayat gigi susu yang sakit terus

menerus, lama dan karies yang tidak diobati. Pada pemeriksaan klinis gigi 45, gigi diperkusi

dan menunjukkan diskolorasi kuning kecoklatan dengan hipoplasia enamel tipe IV. Tidak

ada karies yang ditemukan. Tes vitalitas tidak menunjukkan respons. Secara radiografi, tidak

ada kelainan periapikal. Rencana perawatan termasuk terapi saluran akar diikuti dengan

mahkota keramik.

Gbr 7. Gambaran intraoral gigi 45 dengan

Turner’s hipoplasia tipe IV 

Gbr 8. Radiografi IOPA gigi 45

Diskusi

Hipoplasia merupakan gangguan yang terjadi pada saat gigi sedang berkembang dan

 berhubungan dengan kerusakan enamel makroskopik. Cidera traumatik pada pembentukangigi susu umum terjadi, yang memengaruhi 4-30% dari semua anak. Efek trauma akan lebih

Page 5: Turner's Hipoplasia

7/21/2019 Turner's Hipoplasia

http://slidepdf.com/reader/full/turners-hipoplasia 5/6

 parah jika terjadi sebelum tahun ketiga kehidupan. Penilaian trauma pada gigi susu

tampaknya sangat penting karena munculnya gejala sisa pada pembentukan gigi permanen.

Diana Ribeiro dkk melaporkan dari studi longitudinal mereka selama 8 tahun bahwa

diskolorasi dari enamel dan/atau hipoplasia enamel (46,08%) merupakan gejala sisa yang

 paling umum pada gigi permanen karena cidera traumatik.

Pada empat kasus yang dilaporkan disini, semua pasien memiliki riwayat trauma atau infeksi

 pada perkembangan gigi susu mereka sebelum berusia 3 tahun. Pada laporan kasus ini, semua

 pasien memiliki hipoplasia enamel tipe IV. Diskolorasi coklat terjadi karena gangguan pada

lapisan ameloblastik, yang mengarah pada terganggunya pembentukan matriks yang

disebabkan oleh cidera traumatik, tetapi bagian dalam epitelium enamel yang membentang

 berlanjut pada induksi diferensiasi dari odontoblast baru dan karenanya pembentukan dentin

tidak dipengaruhi.

Pada salah satu kasus kami, Turner’s hipoplasia telah lama terjadi dan gigi yang karies tidak

diobati. Infeksi pulpa yang parah pada gigi susu menghasilkan osteolisis eksesif dari

interadikular tulang dan munculnya gigi permanen pengganti yang lebih awal sebelum

 pembentukan panjang akar gigi yang adekuat.

Struktural gigi yang rusak ini tidak hanya lemah tetapi juga menyediakan daerah yang

menguntungkan sebagai tempat kolonisasi bakteri. Gigi permanen yang hipoplastik tujuh kali

lebih sensitif terhadap serangan karies dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami

hipoplasia. Gigi susu yang hipoplastik dua kali lebih rentan terhadap karies gigi daripada

gigi yang normal.

Vahid Golpaygani dan Mehrdad dkk melaporkan bahwa, angka karies gigi saat gigi

mengalami hipoplasia adalah lebih tinggi daripada gigi yang normal. Pada hipoplasia enamel

tipe IV, insidensi karies gigi secara signifikan meningkat.

Pada kasus kami, gigi yang hipoplastik telah menjadi non-vital tanpa adanya riwayat trauma

atau karies. Gigi menjadi non-vital karena rusaknya enamel dan terbukanya dentinal tubulus

yang bertindak sebagai nidus untuk bakteri masuk pada ruang pulpa, sehingga mengarah pada

nekrosis pulpa.

Dasar dari hipoplasia enamel pada gigi susu dibawah mikroskop cahaya terpolarisasi tidak

menunjukkan tanda-tanda lapisan permukaan aprismatik yang normal, menunjukkan

 permukaan yang kasar. Juga, terdapatnya zona yang poros, yang menunjukkan distribusi

volume pori <5%. Semua faktor ini akan membentuk pintu gerbang bagi bakteri untuk

 berinvasi pada pulpa.

Page 6: Turner's Hipoplasia

7/21/2019 Turner's Hipoplasia

http://slidepdf.com/reader/full/turners-hipoplasia 6/6

 Nina Sabet dkk melaporkan bahwa enamel yang poros (yang merupakan jalur bagi bakteri

dan stimuli yang dapat memengaruhi pulpa), mengarah pada pembentukan dentin reparatif.

Perlu ditekankan bahwa orang tua cenderung lupa, atau mengabaikan riwayat cidera minor

yang terjadi tahun sebelumnya. Anak-anak ini memiliki cidera berkelanjutan tanpa tanda-

tanda klinis objektif pada waktu itu. Hal ini mengekspresikan pada gigi pembentukan gigi

 permanen yang perkembangannya terganggu. Penanganan yang tertunda pada gigi susu dan

 permanen yang terlibat dapat menyebabkan pathosis pulpa dan adanya gejala sisa. Tujuan

dari protokol perawatan harus mempertahankan vitalitas dari gigi dan mencegah kerusakan

enamel yang daripada pertimbangan estetik.

Untungnya, hipoplasia enamel biasanya dapat dikelola dengan merestorasi enamel yang

terkena (bahan bonding tooth-color pada gigi untuk melindungi dari keausan yang lebih

lanjut), diikuti dengan metode kebersihan mulut yang baik. Topikal aplikasi fluor yang efektif

dapat mengurangi sensitivitas dentin dari serangan karies. Dalam kebanyakan kasus, restoasi

interim terapi diperlukan sampai rehabilitasi definitif yang layak.

Kesimpulan

Kebutuhan untuk pemeriksaan berkala dan deteksi dini dari semua kemungkinan

terganggunya perkembangan dari gigi permanen dan pentingnya langkah-langkah preventif

harus ditekankan untuk menjaga vitalitas gigi. Karena informasi dari level mikrostruktural

hipoplasia enamel masih dibatasi, penelitian lebih lanjut akan dilakukan untuk lebih

memahami mekanisme dibalik non-vitalitas gigi.