turbin angin savonius dari barang bekas
DESCRIPTION
researchTRANSCRIPT
TURBIN ANGIN SAVONIUS DARI BARANG BEKAS
Prabowo Hanifianto1, Teuku Fazhamy Rafiandra1
1SMA Labschool Kebayoran, Jl. KH Ahmad Dahlan 14 Kebayoran Baru, Jakarta,
Indonesia
ABSTRAK
Ketersediaan akan sumber energi konvensional di dunia saat ini semakin
menipis, sedangkan kebutuhan akan energi semakin meningkat. Hal ini yang
mendorong manusia harus menggunakan sumber energi alternatif untuk
memenuhi kebutuhan akan energi. Alam telah menyediakan angin untuk
digunakan sebagai sumber energi. Sayangnya, di Indonesia, pemanfaatan angin
sebagai sumber energi alternatif belumlah maksimal. Untuk itu kami meneliti
tentang pembuatan turbin angin savonius sebagai suatu cara pengenalan
penggunaan energi alternatif kepada masyarakat. Turbin angin savonius
diciptakan oleh ilmuwan Finlandia bernama Sigurd Johannes Savonius pada
tahun 1922. Pada penelitian ini, pembuatan turbin angin savonius dilakukan
dengan memanfaatkan barang-barang bekas atau sampah-sampah di sekitar
masyarakat. Sehingga diharapkan masyarakat makin terbiasa untuk menjaga
kelestarian lingkungan dengan dengan memanfaatkan energi alam serta
mengurangi limbah yang merugikan bagi bumi.
1
PENDAHULUAN
Dewasa ini, kebutuhan akan sumber-sumber energi alternatif dirasa semakin
mendesak. Hal ini disebabkan semakin berkurangnya cadangan sumber energi
konvensional seperti minyak, batu bara, dan lain-lain, sedangkan kebutuhan akan
sumber energi semakin meningkat seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk
dan program-program pemerintah untuk meningkatkan perekonomian, seperti
industrialisasi. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan krisis energi yang
dapat menimbulkan dampak yang luar biasa terhadap segala aspek kehidupan
manusia.
Ada beberapa sumber energi alternatif yang disediakan oleh alam dan dapat
dimanfaatkan oleh manusia, misalnya angin. Angin merupakan udara yang
bergerak dikarenakan perbedaan tekanan udara disekitarnya, sehingga angin dapat
dimanfaatkan sebagai penggerak turbin angin untuk menghasilkan energi listrik.
Turbin angin adalah suatu alat yang digunakan untuk mengubah energi
kinetik menjadi energi listrik. Energi kinetik yang digunakan diperoleh dari
kecepatan angin. Secara umum, turbin angin terbagi menjadi dua jenis, yaitu
Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT, turbin angin bersumbu horizontal) dan
Vertical Axis Wind Turbine (VAWT, turbin angin bersumbu vertikal). Contoh dari
turbin jenis VAWT adalah turbin Darrieus, Giromill, dan Savonius.
Sayangnya, dibandingkan di negara-negara maju, pemanfaatan angin
sebagai sumber energi alternatif di Indonesia belumlah maksimal. Hal ini
disebabkan kurangnya pengetahuan dan riset tentang pemanfaatan angin sebagai
2
sumber energi listrik, teknologinya yang masih relatif mahal karena belum secara
luas digunakan dan kurangnya dukungan pemerintah akan peningkatan
pemanfaatan angin, baik secara finansial maupun teknis.
Oleh sebab itu, kami mempunyai ide untuk membuat turbin angin Savonius
dari barang bekas. Turbin ini ditemukan oleh Sigurd Johannes Savonius, seorang
ilmuwan asal Finlandia pada tahun 1922. Pemilihan turbin savonius dikarenakan
beberapa hal, seperti:
1.Harganya yang relatif lebih murah
2.Operasional yang relatif lebih mudah
3.Tidak membutuhkan tempat yang luas untuk menempatkan banyak turbin
ini
4.Memiliki tingkat kebisingan yang rendah
5.Karena memiliki sumbu vertikal, arah angin tidak mempengaruhi kecepatan
sudut dari turbin ini.
Turbin ini juga dapat berfungsi sebagai media untuk mengenalkan
pemanfaatan angin kepada masyarakat awam serta mendukung program
penggunaan sumber energi alternatif. Pada penelitian kali ini, kami akan membuat
model sederhana dari turbin savonius ini.
3
METODOLOGI
Alat dan bahan:
- Kaleng bekas dengan diameter lebih kurang 11 cm
- Dinamo 12 volt
- Kabel
- Output (lampu, baterai isi ulang, dan lain-lain)
- Lem
- Tutup dinamo
- Infraboard
Cara pembuatan:
1. Potong bagian atas dan bawah dari kaleng bekas, dan belah bagian
tengahnya menjadi dua.
2. Bentuk infraboard seperti pada gambar 2.1
Gambar 2.1
3. Buat 2 lubang di bagian atas dan bawah kaleng yang sudah dibagi
dua, seperti pada gambar 2.2
4
Gambar 2.2
4. Sambung potongan infraboard ke kaleng dengan cara memasukkan
ujung-ujung infraboard ke bagian-bagian kaleng yang telah
dilubangi. Jadilah turbin savonius.
5. Tempel turbin savonius ke tutup dinamo yang telah ditempel ke
dinamonya, dengan menggunakan lem.
6. Sambung bagian kutub dinamo dengan output menggunakan kabel
7. Turbin savonius selesai.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dengan menggunakan beberapa sumber angin yang memiliki kecepatan
yang berbeda-beda*, dapat diperoleh hasil pengukuran sebagai berikut:
Sumber Angin Perkiraan Kec. Angin (m/s) Rata-rata voltase
(V)
Daya (W)
Fan 0,48 1,5 2,007 x 10-4
Bowo's Blowing 1,28 4,2 3,8 x 10-3
Small Exhaust
Fan
1,25 4 3,5 x 10-3
5
Average 1,003 3,2 1,8 x 10-3
Penghitungan daya yang dihasilkan menggunakan persamaan Batas Betz,
yaitu:
Pmax = 0,15**. D2. v3
Dengan: Pmax = daya maksimal yang bisa dihasilkan (Watt)
D = diameter turbin (meter)
v = kecepatan angin (meter/detik)
Dari hasil percobaan diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata voltase yang
dihasilkan sebesar 3,2 volt, dengan daya maksimal 0,0018 watt. Rendahnya daya
yang dihasilkan bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti efisiensi turbin
savonius yang masih rendah dibandingkan dengan turbin konvensional
(Horizontal Axis Wind Turbine).
Turbin savonius yang berjenis Vertical Axis Wind Turbine bekerja
dikarenakan adanya beda gaya hambat (Drag force), dimana gaya hambat yang
dihasilkan saat turbin bergerak melawan angin lebih kecil dibandingkan saat
turbin bergerak searah angin. Hal ini terjadi karena bentuk turbin yang jika dilihat
dari bagian atas memiliki struktur seperti huruf S (seperti kurva). Akibatnya,
turbin savonius mengambil kekuatan angin yang jauh lebih kecil, jika
dibandingkan dengan menggunakan turbin konvensional.
6
Selain itu, kecilnya daya yang dihasilkan juga bisa disebabkan oleh masih
kecilnya diameter dari turbin angin ini. Kurangnya kecepatan angin juga menjadi
faktor rendahnya daya yang dihasilkan. Rata-rata kecepatan angin di Jakarta
adalah 11,2 kilometer/jam, atau 3,1 meter/detik, sedangkan rata-rata kecepatan
angin yang kami dapatkan untuk penelitian ini hanya sebesar 1,003 meter/detik.
Sehingga, pada penelitian berikutnya, beberapa perbaikan yang dapat dilakukan
adalah dengan menambah diameter, dan meletakkan turbin ini di tempat yang
memiliki kecepatan angin yang relatif besar dan ditempatkan di tempat yang lebih
tinggi.
7
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian kami, dapat disimpulkan bahwa model turbin
savonius dari barang bekas masih memiliki kelemahan-kelemahan seperti
kecilnya daya yang dihasilkan yang diakibatkan oleh masih kurangnya efisiensi
dari turbin savonius ini, dan masih belum sempurnanya desain dari model yang
digunakan dalam penelitian ini.
Atas kekurangannya tersebut, maka di masa yang akan datang, kami
menawarkan desain turbin, contohnya pada gambar 4.1, dimana terdapat
penggunaan roda bergerigi (gear) yang berfungsi untuk menambah kecepatan
sudut pada sumbu dinamo, sehingga daya yang dihasilkan bisa lebih besar. Selain
itu juga ditambahkan sumbu vertikal yang terbuat dari sumpit ataupun barang
bekas lainnya.
Gambar 4.1 Rancangan masa depan
8
Keterangan:
*) Pengukuran kecepatan angin dilakukan dengan cara mengukur seberapa
jauh sebuah bola kertas tertiup sumber angin dalam jangka waktu tertentu, lalu
diambil rata-ratanya.
**) Penggunaan konstanta 0,15 dengan menggunakan asumsi terdapat
faktor-faktor penghambat seperti gaya aerodinamis, kelemahan mekanis, dan lain-
lain, sehingga sesuai dengan keadaan sebenarnya. Untuk mengukur daya ideal
yang bisa dihasilkan tanpa mempertimbangkan faktor-faktor penghambat, dapat
digunakan konstanta 0,29.
9
DAFTAR PUSTAKA
Voneschen, Manuel Franquesa. 2008. How to Build Savonius Wind Generator.
http://en.wikipedia.org/wiki/Savonius_wind_turbine
http://en.wikipedia.org/wiki/Vertical-axis_wind_turbine
http://en.wikipedia.org/wiki/Wind_turbine
10