turap beton 2

20
TURAP BETON Turap adalah tiang yang ditanam ke dalam tanah dengan tujuan untuk memberikan kestabilan di suatu lereng atau konstruksi lainnya.sedangkan untuk turap beton adalah turap yang paling sering digunakan arena turap beton dapat dipakai untuk konstruksi yang besar maupun yang kecil. Turap beton biasanya dibuat di pabrik (prefabricated), sehingga kekuatannya dapat dikontrol dengan baik. Turap beton juga lebih murah daripada turap baja. Tapi turap baja mempunyai masalah dengan ukurannya yang terbatas. Tiang turap beton pracetak adalah untuk konstruksi berat yang dirancang dengan tulangan untuk menahan beban permanen setelah konstruksi dan juga untuk menangani tegangan yang dihasilkan selama konstruksi. Penampang tiang – tiang ini adalah sekitar 500 – 800 mm lebar dan tebal 150 – 250 mm. Gambar 1 memperlihatkan diagram skematik ketinggian dan penampang tiang turap beton bertulang. Tiang turap beton di USA adalah sekitar 10 – 13 mm tebal. Penampang tiang turap yang berasal dari Eropa bisa lebih tipis tetapi lebih lebar. Penampang tiang bisa berbentuk Z, lengkung dalam (deep arch), lengkung rendah (low arch), atau sayap lurus (straight web). Interlock pada tiang turap dibentuk seperti jempol – telunjuk atau bola – keranjang untuk hubungan yang ketat untuk menahan air. Gambar 2(a) memperlihatkan diagram skematik untuk hubungan interlock jempol – telunjuk

Upload: ariefz-manutdholic

Post on 05-Aug-2015

1.470 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Turap Beton 2

TURAP BETON

Turap adalah tiang yang ditanam ke dalam tanah dengan tujuan untuk memberikan

kestabilan di suatu lereng atau konstruksi lainnya.sedangkan untuk turap beton adalah turap

yang paling sering digunakan arena turap beton dapat dipakai untuk konstruksi yang besar

maupun yang kecil. Turap beton biasanya dibuat di  pabrik (prefabricated), sehingga

kekuatannya dapat dikontrol dengan baik. Turap beton juga lebih murah daripada turap baja.

Tapi turap baja mempunyai masalah dengan ukurannya yang terbatas.

Tiang turap beton pracetak adalah untuk konstruksi berat yang dirancang dengan

tulangan untuk menahan beban permanen setelah konstruksi dan juga untuk menangani

tegangan yang dihasilkan selama konstruksi. Penampang tiang – tiang ini adalah sekitar 500 –

800 mm lebar dan tebal 150 – 250 mm. Gambar 1 memperlihatkan diagram skematik

ketinggian dan penampang tiang turap beton bertulang.

Tiang turap beton di USA adalah sekitar 10 – 13 mm tebal. Penampang tiang turap

yang berasal dari Eropa bisa lebih tipis tetapi lebih lebar. Penampang tiang bisa berbentuk Z,

lengkung dalam (deep arch), lengkung rendah (low arch), atau sayap lurus (straight web).

Interlock pada tiang turap dibentuk seperti jempol – telunjuk atau bola – keranjang untuk

hubungan yang ketat untuk menahan air. Gambar 2(a) memperlihatkan diagram skematik

untuk hubungan interlock jempol – telunjuk untuk penampang sayap lurus. Sedangkan tipe

interlock bola – keranjang untuk penampang Z diberikan pada Gambar 2(b).

Gambar 1. Turap Beton Cetak

Page 2: Turap Beton 2

Gambar 2. Hubungan tiang turap : (a) jenis jempol – telunjuk (b) jenis bola – keranjang

Ada beberapa hal yang mempengaruhi dalam perencanaan turap yaitu misalnya:

a) Kondisi Tanah

Apakah Tanah itu berkohesi atau tidak. Kondisi tanah ini sangat mempengaruhi terhadap

dalamnya turap yang diperlukan. Untuk mensimplimisasi penentuan kedalam suatu turap

pada tanah granuler dapat menggunakan tabel dibawah ini :

Tabel 1 Estimasi Penetrasi Turap Pada Tanah Granuler (Teng, 1962)

Kerapatan Relatif N-SPTKedalam Penetrasi 

Turap (D)

Sangat Padat >50 0.75 HPadat 31-50 1.0 HSedang 11-30 1.25 HTidak Padat 5-10 1.5 H

Sangat Tidak Padat 0-4 2.0 H

Dimana H adalah tinggi dari dasar galian sampai dengan  elevasi tanah yang di tahan.

b) Kemudahan Pelaksanaan

Page 3: Turap Beton 2

Adanya jenis turap yang bermacam maka kita dapat memilih jenis mana yang aman serta

mudah dilaksanakan. Semua menjadi tidak ada artinya jika sudah mendesain sebuah turap

tapi tidak bisa dilaksankan.

c) Biaya

Faktor biaya juga sangat mempengaruhi dalam penentuan jenis turap, misalnya :

Kita menggunkan turap jenis kayu pada daerah yang sulit ditemukan kayu. Secara ekonomi memang harga kayu relatif murah namun jika di daerah tersebut sulit menemukan kayu dan biaya mobilisasi kayu ke daerah itu mahal maka pilihan kayu menjadi tidak ekonomis.

Hal-hal tersebut diatas perlu dipertimbangkan kembali dalam mendesain suatu turap. Namun

ada satu hal yang ingin sedikit saya sampaikan kepada semua temen-temen:

“Uang memang penting namun jangan sampai nilai engineering itu dikalahkan. Katakan

itu aman jika desain itu aman katakan tidak jika sebaliknya. Bukannya mengatakan aman

jika desain itu murah.”

Secara umum konstruksi turap dilapangan dapat dilihat pada gambar berikut ini :

  Gambar 5.1 konstruksi turap beton yang runtuh / gagal

A. Gaya-gaya yang bekerja pada turap beton

Page 4: Turap Beton 2

Pada sebuah konstruksi turap beton,gaya-gaya yang bekerja dapat digolongkan

menjadi dua, yaitu :

Tekanan tanah aktif (Pa)

Yang dimaksud dengan tekanan tanah aktif adalah tekanan tanah lateral minimum yang

mengakibatkan keruntuhan geser tanah akibat gerakan dinding menjauhi tanah dibelakangnya

(Hary Christady, 1996)

Tekanan tanah pasif (Pp)

Yang dimaksud dengan tekanan tanah pasif adalah tekanan tanah lateral maksimum yang

mengakibatkan keruntuhan geser tanah akibat gerakan dinding menekan tanah urug (Hary

Christady, 1996)

Dimana :

Ka adalah koefisien tekanan tanah aktif

Kp adalah koefisien tekanan tanah pasif

Θ adalah sudut geser dalam

Sementara itutekanan tanah aktif dan tekanan tanah pasif merupakan luasan dari

diagram tekanan tanah yang terjadi dikalikan dengan koefisien tekanan tanahnya. Contoh :

Bila diagram tekanan tanahnya berbentuk segiempat

Bila diagram tekanan tanahnya berbentuk segitiga

 Dimana :

Page 5: Turap Beton 2

  γ adalah berat volume tanah

H adalah kedalaman titik yang ditinjau dari permukaan tanah

Ka adalah koefisisen tekanan tanah aktif

Begitu juga dengan rumus untuk menghitung tekanan tanah pasif. Analogi dengan rumus tekanan tanah pasif.

B. Perhitungan Turap

Bangunan perkuatan turap dibuat di Profil 8 dimana di profil tersebut terdapat tikungan

yang kemungkinan besar dapat terjadi gerusan yang mengakibatkan longsoran.

Menghitung beban P(beban dinding balok pada lereng sepanjang 3m)

Page 6: Turap Beton 2

Sisi Tegak

Volume       = 0,3 x 0,3 x 2,83 = 0,254558 m3

Berat   = Volume x berat jenis beton = 0,2546 x 2,4 = 0,61094 ton

Sisi Datar

Volume       = 0,3 x 0,3 x 3 = 0,27 m3

Berat          = Volume x berat jenis beton = 0,27 x 2,4 = 1,944 ton

Berat total            ( P )  = Berat sisi tegak + Berat sisi datar

                                  = 0,61094 T + 1,944 T = 2,555 Ton

          P sin α  = P sin 45 = 2,555 sin 45 = 1,806616 ton

        P cos α  = P cos 45 = 2,555 cos 45 = 1,806616 ton

Page 7: Turap Beton 2

PA2            = 0,5 x gb x Ka x (0,3)2 x 3

                =0,5 x (0,3)2  x 1,62 x 0,528 x 3

            = 0,115

PA3            = q x Ka x (0,6+d) x 3

  = 2,565d + 1,539

PA4                = 0,5 x gsat  x Ka x (0,6+d)2 x 3

 =0,5 x (2,11)2  x 0,528 x (0,6+d)2  x 3

  = 1,671d2 + 0,601

NO. Pa (Ton)Lengan (m) Momen (Tm')

1 2,565d +2.309 0.45 +0.5d 1,28d2+2,309d+1,039

2 0.115 0.7 +d 0,0805 + 0,115d

3 2.565d+1.539 0.3 +0.5d 1,2825d2 + 1,539d + 0,1617

4 1.671d2+0.601 0.2 +1/3 d 0,557d3 + 0,3342d2 + 0,2d + 0,1702

Ema (0.557d3)+(2.8967d2)+(4.163d)+(1.4514)

Tabel 5.1 Tabel Hasil Perhitungan Momen aktif

Page 8: Turap Beton 2

Pengaruh beban titik (P)

Ma = P sin α  x lengan = 1,806616 x (0,6+0,3+d) = 1,807d + 1,626

Ma = P cos α  x lengan = 1,806616 x (0,6+0,3+d) = 1,807d + 1,626

d = 3,7m

Maka kedalaman turap adalah   = 0,9 m + d

                                                            = 0,9 m + 3,7 m

                                                            = 4,6 m

Menghitung angka keamanan turap

PA1         = 11,801 T/m

PA2            = 0,115 = 0,115 T/m

PA3            = q x Ka x (0,6+d) x 3

            = 1,62 x 0,528 x (0,6+3,7) x 3  = 11,031 T/m

PA4            = 0,5 x gsat  x Ka x (0,6+d)2 x 3

= 0,5 x (2,11)2  x 0,528 x (0,6+3,7)2  x 3       

= 30,891 T/m

∑ PA = 53,839 T/m

∑ P = 5,996 d2

     = 5,996.(3,7)2

    = 82,08335 T/m

SF        =  ∑ PP/ ∑ PA ≥1,2

= 1,525≥ 1,2         Aman

Page 9: Turap Beton 2

C. Jenis dan Metode Konstruksi Turap Beton

Pada prinsipnya, perencanaan dinding turap beton dapat dibagi menjadi dua

jenis, yaitu: (a)dinding cantilever (cantilver walls) dan (b) dinding berjangkar

(anchored walls). Turapdengan dinding cantilever, sebagaimana dinyatakan dalam

namanya adalah tiang yangujungnya tertahan oleh tanah sehingga seolah-olah

tergantung. Stabilitas turap jenis inis a n g a t t e r g a n t u n g p a d a p a n j a n g

p e n a n a m a n t i a n g . S e d a n g k a n t u r a p b e r j a n g k a r , d i samping u jungnya

t e r t anam.

ONDAS

D. Pekerjaan dinding turap beton

1. Pengukuran dan pematokan

Pekerjaan Pengukuran dan Pematokan pada Pekerjaan Dinding Turap Beton mempunyai

potensi bahaya terhadap tenaga kerja, yaitu :

Gangguan kesehatan atau gangguan fisik akibat pekerja tidak memakai perlengkapan

kerja yang sesuai dengan syarat,

Kecelakaan atau tertabrak kendaraan pada saat melakukan pengukuran di jalan raya,

Terluka pada kaki atau tangan akibat terkena paku atau palu.

Antisipasi pencegahan terhadap bahaya yang ditimbulkan akibat Pekerjaan Pengukuran

dan Pematokan pada Pekerjaan Dinding Turap Beton, yaitu:

Pekerja harus memakai pakaian dan perlengkapan kerja yang sesuai (sarung tangan,

sepatu boot dan helm) serta memenuhi syarat,

Memasang rambu-rambu pada lokasi pekerjaan untuk melindungi personil yang

bekerja dari kendaraan yang melintasi proyek dan menempatkan petugas bendera

disemua tempat kegiatan pelaksanaan,

Pelaksanaan pengukuran dan pematokan harus dilakukan oleh pekerja yang terampil

dan berpengalaman.

Page 10: Turap Beton 2

2. Penggalian

Pekerjaan Penggalian pada Pekerjaan Dinding Turap Beton mempunyai potensi bahaya

terhadap tenaga kerja, yaitu :

1) Potensi bahaya akibat pipa gas, pipa air, dan konduktor listrik yang terkena galian,

2) Kecelakaan akibat terkena cangkul/alat penggali lain dari sesama pekerja,

3) Terkena cangkul sendiri/luka akibat lainnya jika penggalian dilakukan malam hari,

4) Runtuhnya lereng galian,

5) Terpeleset pada saat menggali,

6) Tertimpa benda jatuh dari atas,

7) Potensi kecelakaan akibat penggalian menggunakan mesin penggali/Excavator.

Antisipasi pencegahan terhadap bahaya yang ditimbulkan akibat Pekerjaan Penggalian

pada Pekerjaan Dinding Turap Beton, yaitu :

1) Sebelum pekerjaan dimulai pada setiap tempat galian pemberi kerja harus

melakukan pemeriksaan terlebih dahulu atas segala instalasi di bawah tanah seperti

saluran pembuangan, pipa gas, pipa air, dan konduktor listrik yang dapat

menimbulkan bahaya selama waktu pekerjaan,

2) Diusahakan agar menjaga jarak antar pekerja jika penggalian mengunakan tenaga

manusia dengan alat bantu (Cangkul, balincong, dll),

3) Diusahakan sedemikian rupa penggalian yang dilakukan dimalam hari menggunakan

lampu penerangan yang cukup,

4) Penggalian pada lereng dan tebing jalan diusahakan agar tetap mempertahankan

kemiringan lereng,

5) Apabila tanah tidak menjamin tempat berpijak yang aman, harus disediakan

konstruksi penyangga yang cukup,

6) Apabila orang sedang bekerja pada ketinggian yang berbeda, sarana yang cukup

seperti papan lantai harus disediakan untuk mencegah orang yang ada dibawahnya

tertimpa alat atau benda yang terjatuh dari atas,

7) Excavator yang dilengkapi dengan unit untuk panggilan yang dalam harus dirancang

sedemikian rupa sehingga gigi pengeruknya tidak dapat mendekati lengannya

sampai sejarak 40 cm atau harus dilengkapi dengan suatu alat penyetop yang dapat

dipercaya dapat mencegah kejadian ini. Operator excavator harus:

Sedikitnya berumur 18 tahun,

Sudah terbiasa menjalankan dan memelihara mesin yang bersangkutan.

Page 11: Turap Beton 2

3. Pembuatan bekisting

Pekerjaan Pembuatan Bekisting pada Pekerjaan Dinding Turap Beton mempunyai

potensi bahaya terhadap tenaga kerja, yaitu :

a. Potensi bahaya pada pemasangan bekisting pada tanah galian meliputi : tertimpa

tanah galian, tertimbun tanah galian, tertimpa benda jatuh dan terpeleset jatuh,

b. Kecelakaan atau luka karena tertimpa/tergencet kayu/bekisting,

c. Potensi bahaya akibat penyetelan bekisting apabila memakai bekisting yang sudah

jadi,

d. Potensi bahaya akibat gergaji untuk pembuatan bekisting.

Antisipasi pencegahan terhadap bahaya yang ditimbulkan akibat Pekerjaan Pembuatan

Bekisting pada Pekerjaan Dinding Turap Beton, yaitu :

1) Pemasangan bekisting harus dilakukan oleh pekerja terampil yang telah

berpengalaman dibidangnya, pemasangan bekisting di daerah galian harus

memperhatikan ketentuan-ketentuan berikut ini:

Memakai pakaian dan perlengkapan kerja terutama helm yang sesuai dengan

standar,

Dinding galian harus diberi penahan dinding secukupnya,

Pada daerah pemasangan bekisting harus diberi penerangan secukupnya,

Dilarang menyimpan/menempatkan tanah galian dipinggir pembuatan bekisting,

tanah galian harus dibuang pada tempat yang aman yang telah ditentukan,

Disediakan jalan keluar untuk menyelamatkan diri bila terjadi bahaya,

Dipasang tangga yang sesuai dan memenuhi syarat dari segi kekuatannya,

2) Diusahakan sedemikian rupa peralatan dan bahan berada sedekat mungkin dengan

tempat bekerja,

3) Apabila bekisiting yang dipergunakan sudah jadi, maka yang perlu diperhartikan

adalah proses penyetalan/pengakuan,

4) Jika menggunakan gergaji bundar para pekerja tidak diperkenankan mengatur

bilah/pisau gergaji atau kedudukannya pada waktu gergaji yang bersangkutan

sedang bekerja, apabila hal itu dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Para

pekerja diusahakan sedemikian rupa menggunakan sarung tangan yang sesuai. Jika

penggergajian dilakukan pada ketinggian maka para pekerja diberi perlindungan

yang cukup misalnya dengan sabuk pengaman.

4. Penulangan

Page 12: Turap Beton 2

Pekerjaan Penulangan pada Pekerjaan Dinding Turap Beton mempunyai potensi bahaya

terhadap tenaga kerja, yaitu :

a) Terluka akibat pelaksanaan penulangan tidak dilakukan oleh tenaga yang

berpengalaman dan ahli dibidangnya, seperti : tertimpa besi tulangan, terkena kawat

tulangan, dan lain-lain,

b) Tertimpa benda jatuh bekisting/besi tulangan, jika bekerja pada ketinggian tertentu,

c) Bahaya akibat pembengkokan tulangan.

Antisipasi pencegahan terhadap bahaya yang ditimbulkan akibat Pekerjaan Penulangan

pada Pekerjaan Dinding Turap Beton, yaitu :

a. Pelaksanaan penulangan harus dilakukan oleh pekerja yang terampil dan

berpengalaman dibidangnya, dilengkapi dengan helm, sarung tangan, sepatu boot

yang sesuai dan memenuhi syarat serta memperhatikan ketentuan-ketentuan berikut :

Sisa-sisa besi/kawat baja ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak

menimbulkan bahaya,

Besi tulangan yang menjorok keluar dari lantai atau dinding harus diberi

pelindung,

Bila melakukan penyambungan besi tulangan maka ujungnya menjorok keluar

tidak boleh menimbulkan bahaya,

Besi tulangan tidak boleh disimpan pada perancah atau papan acuan yang dapat

membahayakan kestabilannya,

b. Apabila orang sedang bekerja pada ketinggian yang berbeda, sarana yang cukup

seperti papan lantai harus disediakan untuk mencegah orang yang ada dibawahnya

tertimpa alat atau benda yang terjatuh dari atas,

c. Diusahakan sedemikian rupa pembengkokan tulangan dengan menggunakan alat

pembenkok baja tulangan dilakukan secara hati-hati, menggunakan alat yang sesuai

dan ada jarak yang cukup sesama pekerja.

5. Pengecoran

Page 13: Turap Beton 2

Pekerjaan Pengecoran pada Pekerjaan Dinding Turap Beton mempunyai potensi bahaya

terhadap tenaga kerja, yaitu:

Gangguan kesehatan atau gangguan fisik akibat pekerja tidak memakai perlengkapan kerja

yang sesuai dengan syarat,

Kecelakaan akibat concrete mixer (kena rantai, roda pemutar, dll),

Tertimpa pengaduk beton ketika alat tersebut sedang diangkat,

Terjatuh dari tempat pengecoran,

Terluka akibat membersihkan tabung pengaduk beton,

Terluka akibat terkena percikan beton pada saat menuangkan beton dari pengaduk

beton,

Terjadi gangguan pada mata dan pendengaran akibat getaran vibrator dan debu pada

saat mencampur semen, agregat dan air,

Terluka akibat arus pendek atau tersengat aliran listrik ketika menggunakan vibrator

listrik,

Kecelakaan akibat penyalur uetori ke alat vibrator,

Bahan campuran kimia apabila beton mulai mengeras,

Robohnya cor beton,

Potensi bahaya akibat mesin pompa beton jika beton bukan mencampur sendiri,

Tertabrak kendaraan beton molen.

Antisipasi pencegahan terhadap bahaya yang ditimbulkan akibat Pekerjaan Pengecoran

pada Pekerjaan Dinding Turap Beton, yaitu:

1) Pelaksanaan pengecoran harus dilakukan oleh tenaga terampil yang berpengalaman

dan dalam melaksanakan pekerjaan harus memakai pakaian dan perlengkapan kerja

sesuai dengan standar,

2) Semua gigi, rantai-rantai dan roda pemutar dari pengaduk beton harus dilindungi

sedemikian sehingga aman,

3) Penyangga pengaduk beton harus dilindungi oleh pagan pengaman untuk mencegah

para pekerja lewat dibawahnya ketika alat yang bersangkutan sedang diangkat,

4) Operator mixer beton tidak diperkenankan menurunkan penyangga sebelum semua

pekerja berada ditempat yang aman,

5) Pada waktu membersihkan tabung pengaduk tindakan-tindakan pengamanan harus

diambil untuk melindungi para pekerja didalamnya, misalnya dengan mengunci

Page 14: Turap Beton 2

tombol dalam posisi terbuka, melepaskan sekring-sekring atau dengan cara

mematikan sumber tenaga,

6) Ketika beton sedang dituang dari bak muatan, pekerja harus berada pada jarak yang

aman terhadap setiap percikan beton,

7) Pelaksanaan pencampuran aggregat, semen dan air harus tidak menimbulkan debu

yang berterbangan, pekerja harus menggunakan masker pernapasan, kaca mata dan

penutup telinga,

8) Bila menggunakan vibrator listrik, maka:

Dihubungkan ketanah (earthed),

Bagian-bagian yang penting harus cukup diberi isolasi,

Arus listrik harus dimatikan bila sedang tidak digunakan,

9) Pipa-pipa penyalur uetori ke alat vibrator harus memenuhi ketentuan-ketentuan

sebagai berikut :

Hubungan pipa harus diikat dengan rantai pengaman atau cara lain yang efektif,

Mulut pipa pengeluaran harus terikat kuat sehingga dapat mencegah gerakan

bergeser,

10) Jika menggunakan zat aditif tangan harus dilindungi dengan sarung tangan,

11) Selama pengecoran papan acuan dan penumpunya harus dicegah terhadap

kerusakan,

12) Pekerja yang bekerja disekitar pemompa beton harus menggunakan kaca mata

pengaman,

13) Untuk mencegah resiko bahaya kecelakaan menugaskan dan menempatkan petugas

bendera disemua tempat kegiatan pelaksanaan pekerjaan.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang, MT REKAYASA, a k a n Pusat Pengembangan Bahan Ajar – UMB.

Page 15: Turap Beton 2

DPU bina marga,Pedoman perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk konstruksi jalan dan jembatan.

Hary Christady, 1996,teknik pondasi II www.google.com/turapbeton .

Ariefrahman,Prinsip dan Gambaran umum Konstruksi Prefabrikasi