tuna rungu

64
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Anak Tunarungu dan Ruang Lingkupnya 1. Definisi Anak Tunarungu Dalam masyarakat sering terjadi anggapan bahwa bila seseorang tidak mereaksi terhadap panggilan atau tidak mendengar suara tertentu, maka orang tersebutdikatakan orang tuli. Anggapan tersebut tidak selalu benar, sebab pengertian tuli masih kabur dan tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Dewasa ini istilah tuli tidak lagi digunakan dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan luar biasa. Istilah yang sudah dibakukan adalah tunarungu. Agar memperoleh pengertian yang jelas tentang istilah tunarungu dan tuli, akan dikemukakan beberapa definisinya. Beberapa definisi tunarungu dikemukakan oleh para ahli dengan orientasi yang berbeda, diantaranya diorientasikan pada sudut pandang fisik dan pendidikan. Sudut pandang berorientasi fisik menekankan pada pengukuran tingkat ketunarunguan. Ketunarunguan 90 dB lebih diklasifikasikan tidak mampu “the deaf”, anak dengan tingkat ketunarunguan kurang dari 90 dB diklasifikasikan anak kurang dengar atau “hard of hearing” (Hallahan & Kaufman, 1994 ; 304). Sedangkan Frisina (1974) dalam Moores (1987 : 9) mengadaptasi definisi ketunarunguan dari Conference of Executives of American Schools for the deaf (CEASD) yang dioerientasikan pada klasifikasi ketunarunguan dan penempatan pendidikan, yaitu : (1) tingkat ketunarunguan I, 35 – 54 dB kategori ringan tidak memerlukan kelas khusus, membutuhkan bantuan latihan bicara, membaca ujaran dan pendukung 9

Upload: laurensia-sofiana

Post on 10-Aug-2015

301 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tuna rungu

TRANSCRIPT

Page 1: Tuna Rungu

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Anak Tunarungu dan Ruang Lingkupnya

1. Definisi Anak Tunarungu

Dalam masyarakat sering terjadi anggapan bahwa bila seseorang tidak

mereaksi terhadap panggilan atau tidak mendengar suara tertentu, maka orang

tersebutdikatakan orang tuli. Anggapan tersebut tidak selalu benar, sebab pengertian

tuli masih kabur dan tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Dewasa ini

istilah tuli tidak lagi digunakan dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan luar

biasa. Istilah yang sudah dibakukan adalah tunarungu. Agar memperoleh pengertian

yang jelas tentang istilah tunarungu dan tuli, akan dikemukakan beberapa definisinya.

Beberapa definisi tunarungu dikemukakan oleh para ahli dengan orientasi

yang berbeda, diantaranya diorientasikan pada sudut pandang fisik dan pendidikan.

Sudut pandang berorientasi fisik menekankan pada pengukuran tingkat

ketunarunguan. Ketunarunguan 90 dB lebih diklasifikasikan tidak mampu “the deaf”,

anak dengan tingkat ketunarunguan kurang dari 90 dB diklasifikasikan anak kurang

dengar atau “hard of hearing” (Hallahan & Kaufman, 1994 ; 304). Sedangkan Frisina

(1974) dalam Moores (1987 : 9) mengadaptasi definisi ketunarunguan dari

Conference of Executives of American Schools for the deaf (CEASD) yang

dioerientasikan pada klasifikasi ketunarunguan dan penempatan pendidikan, yaitu :

(1) tingkat ketunarunguan I, 35 – 54 dB kategori ringan tidak memerlukan kelas

khusus, membutuhkan bantuan latihan bicara, membaca ujaran dan pendukung

9

Page 2: Tuna Rungu

lainnya ; (2) tingkat ketunarunguan II, 55 – 69 dB kategori sedang kadang-kadang

memerlukan kelas khusus biasanya memerlukan bantuan pelatihan wicara khusus,

membaca ujaran, dan ketrampilan berbahasa; (3) tingkat ketunarunguan III, 70 – 89

dB kategori berat memerlukan kelas khusus, pelatihan wicara khusus, membaca

ujaran, mendengar, ketrampilan berbahasa dan bantuan ahli pendukung terkait; (4)

tingkat ketunarunguan IV, 90 dB lebih kategori sangat berat memerlukan kelas

khusus (PLB), memerlukan pelatihan khusus wicara, mendengar, membaca ujaran,

ketrampilan berbahasa, dan bantuan ahli pendukung terkait.

Istilah tunarungu sendiri berasal dari kata tuna yang berarti kurang dan rungu

yang berarti pendengaran. Orang atau anak dikatakan tunarungu apabila ia tidak

mampu mendengar atau kurang mampu mendengar bunyi atau suara. Berbagai

batasan telah dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian tunarungu atau dalam

bahasa Inggris disebut Hearing Impairment yang meliputi Deaf (tuli) dan Hard of

Hearing (kurang dengar).

Diantaranya menurut Daniel F. Hallahan dan James H. Kauffman (Dwidjosumarto,

1996: 26) yaitu:

Hearing impairment a generic term indicating a hearing disability that may range in severity from mild to profound it includes the substes of deaf and hard of hearing. A deaf person in one whose hearing disability precludes successful processing of linguistic information through audition, with or without a hearing aid. A hard of hearing is one who generally with use of hearing aid, has residual hearing sufficient to enable successful processing of linguistic information through audition.

Dari pernyataan tersebut maka dapat diartikan bahwa tunarungu adalah suatu

istilah umum yang menunjukkan kesulitan mendengar, yang meliputi keseluruhan

kesulitan mendengar dari yang ringan sampai yang berat, digolongkan ke dalam

Page 3: Tuna Rungu

bagian tuli dan dengar. Orang tuli adalah seseorang yang mengalami kehilangan

kemampuan mendengar sehingga menghambat proses informasi bahasa melalui

pendengaran, baik itu memakai ataupun tidak memakai Alat Bantu Mendengar

(ABM). Orang kurang dengar adalah seseorang yang mengalami kehilangan sebagian

kemampuan mendengar, akan tetapi ia masih mempunyai sisa pendengaran dan

pemakaian ABM memungkinkan keberhasilan serta membantu proses informasi

bahasa melalui pendengaran.

Adapun Somad dan Hernawati (1996; 27) menyatakan bahwa anak tunarungu

adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan

mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan karena tidak berfungsinya

sebagian atau seluruh alat pendengarannya, sehingga ia tidak dapat menggunakan

alat pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari yang membawa dampak terhadap

kehidupannya secara kompleks. Sedangkan Dwidjosumarto (Soemantri, 1996: 74)

menyatakan bahwa tunarungu adalah seseorang yang tidak atau kurang mampu

mendengar suara dikatakan tunarungu. Ketunarunguan dibedakan menjadi dua

kategori, yaitu tuli (deaf) dan kurang dengar (hard of hearing). Tuli adalah mereka

yang indera pendengarannya mengalami kerusakan dalam taraf berat sehingga

pendengarannya tidak berfungsi lagi. Sedangkan kurang dengar adalah mereka yang

indera pendengarannya mengalami kerusakan, tetapi masih dapat digunakan untuk

mendengar, baik dengan ataupun tanpa Alat Bantu Dengar (hearing aids).

Boothroyd (Nuryanti, 2006: 20-21) memberikan batasan untuk istilah

tunarungu berdasarkan seberapa jauh seseorang dapat memanfaatkan sisa

pendengarannya dengan atau tanpa bantuan amplifikasi/ pengerasan oleh ABM (Alat

11

Page 4: Tuna Rungu

Bantu Mendengar), yaitu:

a. Kurang dengar (hard of hearing) adalah mereka yang mengalami gangguan

dengar, namun masih dapat menggunakannya sebagai sarana/modalitas utama

untuk menyimak suara percakapan seseorang dan mengembangkan

kemampuan bicaranya (speech.

b. Tuli (deaf) adalah mereka yang pendengarannya sudah tidak dapat digunakan

sebagai sarana utama guna mengembangkan kemampuan bicara, namun masih

dapat difungsikan sebagai suplemen (bantuan) pada penglihatan dan perabaan.

Pengertian tunarungu di dalam buku petunjuk Penyelenggaraan Sekolah Luar

Biasa dinyatakan bahwa :

Anak cacat rungu adalah mereka yang mengalami hambatan atau gangguan fungsi pendengaran, sehingga anak atau penderita tersebut mengalami hambatan dalam perkembangan bicara, bahkan pada penderita yang berat akan menjadi bisu sama sekali. Di samping itu dapat pula menghambat perkembangan kemampuan anak karena pada dasarnya anak sulit menerima atau menangkap pengertian abstrak (Achmad Ali, 1984/1985 : 21)

Menurut Streng yang dikutip oleh James S. Pane mengatakan definisi ketulian adalah

Who has suffered the loss early in infancy before speech ang language pattern are acquired is said to be deaf , one who is born with normal hearing and reaches the age where he can produce and comprehend speech but subsequently losses his hearing is described as deafned. The hard of hearing are those with reduced hearing acuity either since birth or acquired at any time during life (James S.Pane dalam Mardiati Busono, 1983/1984 : 18-19).

Terjemahannya kurang lebih demikian, anak yang lahir dengan sedikit

pendengaran atau tidak dapat mendengar atau yang telah kehilangan pendengaran

sejak awal masa kanak-kanak sebelum dapat berbicara dan berbahasa yang

diperlukan, dikatakan tuli (deaf). Sedangkan seseorang yang lahir dengan

pendengaran normal dan mencapai usia dimana ia dapat memperlihatkan atau

Page 5: Tuna Rungu

menghasilkan dan memahami pembicaraan atau percakapan, tetapi kemudian

kehilangan pendengaran disebut menjadi tuli (deafned). Kemudian orang yang kurang

mampu pendengaran atau jampeng adalah orang-orang yang kurang mampu

mendengar sejak lahir atau pada saat dalam hidupnya.

Pengertian anak tunarungu menurut Mufti Salim (1983/1984 : 8) adalah anak

yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar yang

disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat

pendengaran sehingga ia mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya. Ia

memerlukan bimbingan dan pendidikan khusus untuk mencapaikehidupan lahir dan

batin yang layak.

Seorang pakar anak tunarungu seperti Mardiati Busono (1983 : 18),

menyatakan sebagai berikut : Anak yang lahir dengan sedikit pendengaran sejak awal

maupun kanak-kanak sebelum dapat berbicara dan bahasa yang diperlukan disebut

“tuli” atau tidak dapat mendengar. Sedangkan kehilangan pendengaran atau jampeng

menurutnya adalah kekurangmampuan mendengar sejak lahir atau pada saat

hidupnya. Anak menderita ketidak mampuan mendengar yang terjadi sejak lahir yaitu

sebelum dapat berbicara – berbahasa sehingga menderita pendengaran sepanjang

hidupnya.

Sedangkan menurut Andreas Dwidjosumarto (dalam Sutjihati, 2006 : 93-94)

mengemukakan bahwa seseorang yang tidak atau kurang mampu mendengar suara

dikatakan tunarungu. Ketunarunguan dibedakan menjadi dua kategori yaitu tuli (deaf)

dan kurang dengar (low of hearing). Tuli adalah mereka yang indera pendengarannya

mengalami kerusakan dalam taraf berat sehingga pendengaran tidak berfungsi ladi.

13

Page 6: Tuna Rungu

Sedangkan kurang dengar adalah mereka yang indera pendengarannya mengalami

kerusakan tetapi masih dapat berfungsi untuk mendengar, baik dengan maupun tanpa

menggunakan alat bantu dengar (hearing aid).

Dari beberapa definisi tersebut di atas, pengertian anak tunarungu yang sesuai

dengan dunia pendidikan khususnya pendidikan luar biasa adalah anak yang

mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan

karena disfungsi atau kerusakan dari sebagian atau seluruh alat pendengaran, baik

yang terjadi sejak lahir maupun setelah kelahiran sehingga dalam perkembangan

selanjutnya memerlukan bimbingan dan pendidikan khusus.

2. Klasifikasi Anak Tunarungu

Sehubungan dengan pemberian pelayanan pendidikan pada anak tunarungu

yang sesuai dengan perkembangan dan kemampuan yang dimiliki, maka perlu

memperhatikan klasifikasi anak tunarungu. Batasan klasifikasi anak tunarungu yang

bersifat kuantitatif secara khusus menunjuk pada gangguan pendengaran sesuai

dengan hilangnya pendengaran, yang dapat diukur dengan audiometri. Audiometri

merupakan alat yang dapat mengukur seberapa jauh seseorang bisa mendengar atau

seberapa besar hilangnya pendengaran dan ditunjukkan dalam satuan desibel (dB).

Klasifikasi menurut Frieda Mangunsong (2009 : 83) klasifikasi anak tunarungu

sebagai berikut :

a. Hilangnya pendengaran yang ringan (20-30 dB)

Anak – anak dengan kehilangan pendengaran sebesar ini mampu

berkomunikasi dengan menggunakan pendengarannya. Gangguan ini

Page 7: Tuna Rungu

merupakan ambang batas (borderline) antara anak yang sulit mendengar

dengan anak normal.

b. Hilangnya pendengaran yang marginal (30-40dB)

Anak dengan gangguan pendengaran ini sering mengalami kesulitan untuk

mengikuti suatu pembicaraan pada jarak beberapa meter. Pada keompok ini,

anak-anak masih bisa menggunakan telinganya untuk mendengar, namun

harus dilatih.

c. Hilangnya pendengaran yang sedang ( 40-60 dB)

Dengan bantuan alat bantu dengar dan bantuan mata, anak-anak ini masih bisa

belajar berbicara dengan mengandalkan alat-alat pendengarannya.

d. Hilangnya pendengaran yang berat ( 60-75 dB)

Anak-anak ini tidak bisa belajar berbicara tanpa menggunakan teknik-teknik

khusus. Pada gangguan ini mereka sudah dianggap sebagai 'tuli secara

edukatif'. Mereka berada pada ambang batas antara sulit mendengar dengan

tuli.

e. Hilangnya pendengaran yang parah ( > 75 dB)

Anak-anak dalam kelompok ini tidak bisa belajar bahasa hanya semata-mata

dengan mengandalkan telinga, meskipun didukung dengan alat bantu dengar

sekalipun.

15

Page 8: Tuna Rungu

Sedangkan klasifikasi menurut Emon Sastrawinata (1977 : 12-13) klasifikasi

anak tunarungu tunarungu adalah sebagai berikut :

1). Ketunarunguan pada taraf 15 – 25 dB, yaitu ketunarunguan taraf ringan,

pada taraf ini anak masih dapat belajar bersama-sama dengan anak-

anak pada umumnya dengan pemakaian alat bantu mendengar.

2). Ketunarunguan pada taraf 26 – 50 dB, yaitu ketunarunguan taraf sedang,

pada taraf ini anak sudah memerlukan pendidikan khusus dengan

memberikan latihan bicara, membaca ujaran dan latihan mendengar

dengan menggunakan alat bantu mendengar.

3). Ketunarunguan pada taraf 51 – 75 dB, yaitu ketunarunguan taraf berat,

pada taraf ini anak sudah harus mengikuti program pendidikan di SLB,

mengutamakan pelajaran bahas, bicara dan membaca ujaran.

Penggunaan alat bantu mendengar tidak banyak berguna dalam pelajaran

bahasa, tetapi masih dapat dipakai di jalan- jalan raya.

4). Ketunarunguan pada taraf 75 dB ke atas, yaitu ketunarunguan taraf sangat

berat, ketunarunguan taraf sangat berat. Pada taraf ini anak lebih

memerlukan program pendidikan kejuruan, meskipun pelajaran bahasa

dan bicara masih dapat diberikan. Penggunaan alat bantu mendengar

tidak memberikan manfaat baginya .

Sedangkan menurut Streng (dalam Permanarian, 1996 : 29-30) klasifikasi

anak tunarungu dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Kehilangan kemampuan mendengar 20 – 30 dB (Mild losses) mempunyai ciri-

ciri : 1). Sukar mendengar percakapan yang lemah, percakapan melalui

Page 9: Tuna Rungu

pendengaran tidak mendapat kesukaran mendengar dalam suasana kelas biasa

asalkan tempat duduk diperhatikan, 2). Mereka menuntut sedikit perhatian

khusus dari sistem sekolah dan kesadaran dari pihak guru tentang

kesulitannya, 3). Tidak mempunyai kelainan bicara, 4). Kebutuhan dalam

pendidikan perlu latihan membaca ujaran, perlu diperhatikan mengenai

perkembangan penguasaan perbendaharaan katanya, dan 5). Jika kehilangan

pendengaran melebihi 20 dB dan mendekati 30 dB diperlukan alat bantu

dengar.

b. Kehilangan kemampuan mendengar 30-40 dB (Marginal losses), ciri-cirinya :

1). Mereka mengerti percakapan biasa pada jarak satu meter. Sulit menangkap

percakapan dengan pendengaran pada jarak normal dan kadang-kadang

mereka mendapat kesulitan dalam menangkap percakapan keompok, 2).

Percakapan lemah hanya bisa ditangkap 50 %, dan bila si pembicara tidak

terlihat yang ditangkap akan lebih sedikit atau di bawah 50 %, 3). Mereka

akan mengalami sedikit kelainan dalam bicara dan perbendaharaan katanya

terbatas, 4). Kebutuhan dalam program pendidikan antara lain belajar

membaca ujaran , latihan mendengar , penggunaan alat bantu dengar, latihan

bicara, latihan artikulasi dan perhatian dalam perkembangan perbendaharaan

kata, 5). Bila kecerdasannya diatas rata-rata dapat ditempatkan di kelas biasa

asalkan tempat duduk diperhatikan. Bagi yang kecerdasannya kurang

memerlukan kelas khusus.

c. Kehilangan kemampuan mendengar 40 – 60 dB (Moderat losses), ciri-cirinya :

1). Mereka mempunyai pendengaran yang cukup untuk mempelajari bahasa

17

Page 10: Tuna Rungu

dan percakapan , memerlukan alat bantu dengar, 2). Mereka mengerti

percakapan yang keras pada jarak satu meter, 3). Mereka sering salah

faham, mengalami kesukaran – kesukaran di sekolah umum, mempunyai

kelainan bicara, 4). Perbendaharaan kata terbatas, 5). Untuk program

pendidikan mereka membutuhkan alat bantu dengar untuk menguatkan sisa

pendengarannya dan penambahan alat-alat bantu pengajaran yang sifatnya

visual, perlu latihan artikulasi dan membaca ujaran serta perlu pertolongan

khusus dalam bahasa, dan 6). Mereka perlu masuk SLB bagian B

d. Kehilangan kemampuan mendengar 60 – 70 dB, ciri-cirinya : 1) Mempunyai

sisa pendengaran untuk belajar bahasa dan bicara dengan

menggunakan alat bantu dengar, 2). Karena mereka tidak belajar bahasa dan

percakapan secara spontan pada usia muda, mereka kadang-kadang disebut

"tuli secara pendidikan (educational deaf)", yang artinya mereka dididik

seperti orang yang sungguh-sungguh tuli, 3). Mereka diajar dalam satu kelas

yang khusus untuk anak-anak tunarungu, karena mereka tidak cukup sisa

pendengarannya untuk belajar bahasa dan bicara melalui telinga, walaupun

masih mempunyai sisa pendengaran yang digunakan dalam pendidikan, 4).

Kadang-kadang mereka dapat dilatih untuk dapat mendengar denga alat bantu

dengardan selanjutnya dapat digolongkan terhadap keompok kurang dengar,

5). Mereka masih bisa mendengar suara yang keras dari jarak dekat, misalnya

mesin pesawat terbang, klakson mobil, 6). Karena masih mempunyai sisa

pendengaran mereka dapat dilatih melalui latihan pendengaran ( Auditory

training), 7). Diperlukan latihan membaca ujaran dan pelajaran yang dapat

Page 11: Tuna Rungu

mengembangkan bahasa dan bicara dari guru khusus, karena itu mereka harus

dimasukkan ke SLB-B kecuali bagi anak genius dapat mengikuti kelas

normal.

e. Kehilangan kemampuan mendengar 75 dB keatas (Profound losses), ciri-

cirinya : 1). Mereka dapat mendengar suara yang keras dari jarak satu inci

(2,54 cm) atau sama sekali tidak mendengar, 2). Mereka tidak sadar akan

akan bunyi-bunyi keras, tetapi mungkinada reaksi jika dekat dengan telinga,

meskipun menggunakan pengeras suara mereka tidak dapat menggunakan

pendengarannya untuk menangkap dan memahami bahasa, 3). Mereka tidak

belajar bahasa dan bicara melalui pendengaran, walaupun menggunakan alat

bantu dengar (hearing aid), 4). Mereka memerlukan pengajaran khusus yang

intensif di segala bidang, tanpa menggunakan mayyoritas indera pendengaran,

5). Yang perlu mendapat perhatian khusus dalam pendidikan ialah : membaca

ujaran, latihan mendengar, fungsinya untuk mempertahankan sisa

pendengaran yang masih ada, meskipun hanya sedikit, dan 6). Diperlukan

tehnik khusus untuk mengembangkan bicara dengan metode visual, taktil,

kinestetik, serta semua hal yang dapat membantu terhadap perkembangan

bicara dan bahasanya.

3. Karakteristik Anak Tunarungu

Jika dibandingkan dengan ketunaan yang lainnya, ketunarunguan tidak

tampak jelas karena secara sepintas fisik anak tunarungu tidak kelihatan mengalami

kelainan. Tetapi sebagai dampak dari ketunarunguannya, anak tunarungu memiliki

karakteristik yang khas.

19

Page 12: Tuna Rungu

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan Van Uden (dalam Effendi, 2006 :

85) ada beberapa sifat atau karakteristik anak tunarungu yang berbeda dengan anak

normal, antara lain :

a. Anak tunarungu lebih egosentris, artinya anak sukar menempatkan diri pada

cara berpikir serta perasaan orang lain, kurang menyadari/peduli efek

perilakunya terhadap orang lain, dan anak sukar menyesuaikan diri.

b. Anak tunarungu lebih tergantung pada orang lain dan apa-apa yang sudah

dikenal. Menurut Van Uden , anak tunarungu biasanya akan sangat dekat atau

dekat dengan pendidiknya. Hal ini disebabkan guru yang paling mengetahui

kata-kata yang telah dikenalkan siswanya, pengertian apa yang telah dikuasai

dan arti ungkapan serta isyarat anak. Ditambah lagi keadaan ini akan

berlangsung dalam waktu yang lebih lama daripada anak mendengar.

c. Perhatian anak tunarungu lebih sukar dialihkan.

d. Anak tunarungu lebih memperhatikan yang kongkrit.

e. Anak tunarungu lebih miskin dalam fantasi. Hal ini disebabkan daya fantasi

anak tunarungu tidak mendapat rangsangan melalui dongeng-dongeng pada

usia 3 – tahun.

f. Anak tunarungu umumnya mempunyai sifat polos, sederhana, tanpa banyak

masalah. Hal ini sering dialami karena anak tunarungu tidak menguasai satu

ungkapan pun, dan oleh karena itu mengatakan apa yang anak tunarungu

maksudkan.

g. Perasaan anak tunarungu cenderung dalam keadaan ekstrem tanpa banyak

nuansa. Artinya anak tunarungu kurang menguasai perasaan yang sedang

Page 13: Tuna Rungu

dialaminya. Antara sedih dan senang tidak terdapat nuansa. Hal ini

disebabkan anak tunarungu belum mengenal kata atau istilah untuk

menyatakan nuansa itu.

h. Anak tunarungu lebih mudah marah dan lekas tersinggung, sebagai akibat

seringnya mengalami kekecewaan karena sulitnya menyampaikan

perasaan/keinginannya secara lisan ataupun dalam memahami pembicaraan

orang lain.

i. Anak tunarungu kurang mempunyai konsep tentang hubungan .

j. Anak tunarungu mempunyai perasaan takut akan hidup yang lebih besar.

Menurut Emon Sastrawinata karakteristik anak tunarungu sebagai berikut :

a). Karakteristik dalam segi fisik

1). cara berjalannya kaku dan agak membungkuk

2). gerakan matanya cepat, agak beringas

3). gerakan kaki dan tangannya sangat lincah / cepat

4). pernafasannya pendek dan agak terganggu

b). Karakteristik dalam segi inteligensi

Pada anak tunarungu terdapat anak-anak yang memiliki inteligensi tinggi, rata-

rata dan rendah. Dan sesuai dengan sifat ketunaannya pada umumnya anak

tunarungu sukar menangkap pengertian abstrak, sebab untuk dapat menangkap

pengertian abstrak diperlukan pemahaman yang baik, tentang bahasa lisan

maupun tulisan.

21

Page 14: Tuna Rungu

c). Karakteristik dalam segi emosi

Kekurangan pemahaman bahasa lisan dan tulisan seringkali menyebabkan anak

tunarungu salah dalam menafsirkan sesuatu dan hal ini sering mengakibatkan

tekanan pada emosinya, hingga pada akhirnya menghambat

perkembangankepribadiannya dengan menunjukkan sikap menutup diri, agresif,

bimbang dan sebagainya.

d). Karakteristik dalam segi sosial

1). perasaan rendah diri dan merasa diasingkan oleh keluarga atau masyarakat.

2). perasaan cemburu dan syak wasangka serta merasa diperlakukan tidak adil

3). kurang dapat bergaul, mudah marah dan berlaku agresif.

e). Karakteristik dalam segi bahasa

1). miskin dalam kosa kata

2). sulit mengartikan ungkapan-ungkapan bahasa yang mengandung arti kiasan

3). sulit mengartikan kata-kata abstrak

4). kurang menguasai irama dan gaya bahasa

(Emon Sastrawinata, 1977 : 15-18)

Sedangkan karakteristik anak tunarungu menurut Telford dan Sawrey (dalam

Frieda, 2009 : 85) adalah :

a. Ketidakmampuan memusatkan perhatian yang sifatnya kronisb. Kegagalan berespon apabila diajak berbicarac. Terlambat berbicara atau melakukan kesalahan artikulasid. Mengalami keterbelakangan di sekolah

Page 15: Tuna Rungu

4. Perkembangan Anak Tunarungu

Secara umum perkembangan anak tunarungu dalam segi tertentu tidak banyak

berbeda dngan anak normal, seperti perkembangan fisik dan inteligensinya. Tetapi

hampir semua segi perkembangan anak tunarungu dapat dikatakan banyak mengalami

hambatan sebagai akibat ketunaan yang disandangnya. Emon Sastrawinata (1977 :

13 – 15) membagi perkembangan anak tunarungu menjadi empat.

Pertama, perkembangan segi fisik dan bahasa. Dalam segi fisik anak

tunarungu tidak banyak mengalami hambatan, meskipun ada sebagian anak

tunarungu yang terganggu keseimbangannya. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya

kerusakan pada telinga bagian dalam mengenai indera pendengaran yang terdapat

pada saluran gelung. (Mufti Salim, 1983/1984 : 13). Selanjutnya ada pula yang

perkembangan fisiknya terhambat akibat tekanan-tekanan jiwa yang dideritanya.

Dalam segi perkembangan bahasa, anak tunarungu jelas mengalami hambatan

dalam perkembangan bahasa, karena perkembangan bahasa itu sendiri banyak

memerlukan kemampuan pendengaran. Perlu diketahui bahwa perkembangan bahasa

anak normal meliputi lima tahap yaitu : 1). tahap refleksi vokalisasim 2). tahap

babbling, 3). tahap lalling, 4). tahap echolalia, 5). tahap wicara sejati (Depdikbud,

1985 : 27-28).

Pada tahap refkeksi vokalisasi aktivitas bayi seperti menangis, gerakan-

gerakan kaki dan tangan merupakan gerakan-greakan yang belum disadari. Pada saat

menangis, bayi tidak menyadari bahwa dirinya menangis dan terhadap suara yang

dibuatnya. Pada tahap babbling (usia 2 bulan) bayi suka bermain-main dengan

suaranya sendiri. Pada tahap ini sering disebut tahap kritis atau tahap pertama atau

23

Page 16: Tuna Rungu

dasar untuk latihan wicara, dan secara tidak langsung anak telah melatih

artikulasinya. Bunyi-bunyi vokal lebih dulu yang keluar, diantaranya adalah vokal a.

Stoel-Gommon dan Otomo dalam Frieda (2009 : 93) menemukan bahwa bunyi-bunyi

pembicaraan yang dilakukan bayi tunarungu dengan bayi normal pada saat babbling

tidak berbeda sampai usia kurang lebih 6 bulan. Perbedaan baru muncul di usia 7 – 10

bulan, dimana babbling pada anak normal lebih kompleks sementara anak-anak

tunarungu lebih terbatas (dalam Cline & Frederickson, 2002 : 371). Menurut

Lenneberg (dalam Suran dan Rizzo, 1979) apabila bahasa tidak dipelajari pada tahap

ini, maka seorang anak akan mengalami kesulitan dalam menguasai bahasa. Pada

tahap lalling anak sudah menyadari akan suara yang dibuatnya , pendengaran mulai

berperan. Fungsi sensoris pada tahap ini adalah pendengaran dan fungsi motorisnya

adalah mengeluarkan suara-suara mulai berkembang secara terpadu. Bunyi-bunyi

yang dibuat dapat didengarkan dan anak merasa puas kemudian anak berusaha untuk

mengulanginya. Sementara itu perkembangan bahasa dan bicara anak tunarungu

terhenti pada tahap lalling. Sedangkan pada tahap echolalia anak tunarungu hanya

terbatas pada pengihatan (visual), yaitu gerak-gerik isyarat. Pada tahap echolalia ini,

anak mencoba untuk meniru suara-suara yang didengar dari lingkungannya, dan pada

tahap wicara sejati anak mulai dapat berbicara dengan benar.

Menurut pendapat Bloom, anak tunarungu yang dilahirkan oleh orang tua

yang juga tunarungu , mulai menggunakan bahasa isyarat dengan tangan dan jari-

jarinya pada waktu bersamaan ketika anak normal mulai berceloteh secara lisan

(Santrock, 2002 : 357). Sehingga dalam kehidupan sehari-hari bahasa isyarat

dijadikan sebagai bahasa ibu bagi anak tunarungu. Dengan terbiasanya anak

Page 17: Tuna Rungu

menggunakan bahasa isyarat, maka jumlah kosa kata sedikit mengalami peningkatan.

Menurut Haufman & Hallahan (dalam Fieda , 2009 : 92) kepandaian berbicara

berhubungan dengan tingkat kerusakan pendengaran dan usia awal munculnya

kerusakan pendengaran tersebut. Marschark mengatakan bahwa anak yang

mengalami prelingual deafness yang parah (profound) akan sulit mengembangkan

kepandaian berbicara meskipun sudah melalui terapi intensif (dalam Hallahan &

Kaufman, 2006 : 329). Secara historis, anak tunarungu mengalami kesulitan yang

besar dalam berbahasa, sehingga tak jarang dijuluki "tuli dan bisu", yaitu mereka

tidak bisa mendengar dan tidak bisa berbicara.

Kedua, perkembangan Inteligensi sangat dipengaruhi perkembangan bahasa,

sehingga hambatan perkembangan bahasa anak tunarungu menghambat

perkembangan inteligensinya. Meskipun demikian , tidak semua aspek inteligensi

terhambat perkembangannya, seperti aspek motorik dan aspek yang bersumber pada

penglihatan. Dan secara umum anak tunarungu memiliki inteligensi normal atau rata-

rata, akan tetapi karena perkembangan inteligensi sangat dipengaruhi oleh

perkembangan bahasa maka anak tunarungu akan menampakkan inteligensi yang

rendah disebabkan oleh kesulitan memahami bahasa. Anak tunarungu akan

mempunyai prestasi lebih rendah jika dibandingkan dengan anak normal untuk materi

pelajaran yang diverbalisasikan. Tetapi untuk materi yang tidak diverbalisasikan,

prestasi anak tunarungu akan seimbang dengan anak normal.

Rendahnya tingkat prestasi anak tunarungu bukan berasal dari kemampuan

intelektualnya yang rendah, tetapi pada umumnya disebabkan karena inteligensinya

tidak mendapat kesempatan untuk berkembang dengan maksimal. Tidak semua aspek

25

Page 18: Tuna Rungu

inteligensi anak tunarungu terhambat, tetapi hanya pada aspek yang bersifat verbal

saja bagi anak tunarungu sangat menghambat perkembangan inteligensinya, karena

anak tuna rungu tidak mampu menerima atau menangkap hal-hal yang bersifat

abstrak, merumuskan suatu pengertian, menarik kesimpulan, lambatnya pemahaman

dalam menerima informasi baik secara tertulis maupun secara lisan.

Pembentukan konsep dan kemampuan berpikir abstrak pada anak tunarungu

pada soal-soal yang tidak mengandalkan bahasa ternyata memiliki kesamaan dengan

anak normal (Furt, 1964, 1966, 1971; Vernon, 1967 dalam Frieda, 2009 ; 93-94).

Penelitian lain yang menunjukkan perbedaan cara berpikir anak tunarungu dengan

anak-anak normal dalam tugas-tugas non verbal mengemukakan bahwa perbedaan itu

lebih disebabkan oleh kurangnya stimulasi kognitif dan penerimaan sosial emosional

dan bukan karena hambatan bahasa . Namun demikian secara umum, kemampuan

penguasaan konsep pada anak tunarungu lebih terlambat dibandingkan anak normal

(Meadow, 1980).

Sementara itu beberapa studi menunjukkan bahwa anak tunarungu dengan

orang tua tunarungu memiliki prestasi membaca yang lebih tinggi dan kemampuan

berbahasa yang lebih baik daripada orangtuanya mampu mendengar (Hallahan &

Kauffman, 2006 : 334). Powers mengatakan bahwa tidak ada satu persetujuan pasti

mengapa hal ini terjadi, tetapi banyak sumber mengatakan bahwa ini disebabkan

pengaruh positif dari bahasa isyarat yang digunakan orang tua tunarungu (dalam

Hallahan & Kauffman , 2006 : 334). Moores (dalam Hallahan & Kauffman, 2006)

menyimpulkan bahwa anak tunarungu dan anak normal memiliki kemampuan

kognitif dan intelektualitas yang sama.

Page 19: Tuna Rungu

Fungsi intelektual anak tunarungu juga sulit diukur karena kebanyakan alat

ukurnya berbentuk verbal, dimana sangat bergantung pada kemampuan bahasa

seseorang. Apabila diukur dengan tes-tes yang bersifat performatif, misalnya dengan

tes Wechsler Performance, maka hasilnya akan lebih adil bagi anak tunarungu.

Ketika tes semacam ini digunakan , tidak ada perbedaan IQ anak normal dengan anak

tunarungu (Pritz et al, 1996 dalam Hallahan & Kauffman, 2006). Terhambatnya

perkembangan inteligensi akan mengakibatkan lambatnya pemahaman dalam

menerima informasi baik secara lisan maupun tertulis. Aspek inteligensi yang

bersumber pada penglihatan dan yang berupa motorik tidak banyak mengalami

hambatan, bahkan dapat berkembang dengan cepat. Disamping itu menurut pendapat

Avey (1967), Birch (1975) dan Kirk (1972) (dalam frieda, 2009 : 95) bahwa

penguasaan bahasa dan pembentukan konsep dasar anak tunarungu sangat

dipengaruhi oleh bentuk kerusakan pendengaran, usia dimulainya, derajat kehilangan

pendengaran, fungsi kognitif, ada/tidaknya kondisi kecacadan lain dan jumlah

stimulasi yang tersedia bagi anak yang bersangkutan.

Ketiga, Perkembangan Emosi dan Sosial. Semua anak memerlukan kasih

sayang dan perasaan aman, serta diterima di lingkungannya. Masalah emosional yang

dialami bayi dan anak tunarungu pada awalnya dikarenakan oleh kurangnya

kemampuan memahami aspek-aspek emosional yang dikomunikasikan oleh orang

lain secara verbal, dimana hal ini merupakan yang aspek penting dalam ikatan

hubungan ibu dan anak (Altshuler, 1974) (dalam Suran dan Rizzo, 1979).

Bagi anak tunarungu hal tersebut tidak begitu mudah terlaksana. Anak

tunarungu mengetahui kehadiran atau kasih sayang ibunya hanya kalau ada kontak

27

Page 20: Tuna Rungu

visual atau taktil, sedangkan pada anak yang mendengar memiliki pula kontak

melalui pendengaran. Kontak melalui pendengaran yaitu nada suara ibu. Menurut

Marschark (1993) sudah dimulai sejak bayi dalam kandungan. Janin yang

berpendengaran normal akan mampu mendengar suara ibunya, dan hubungan relasi

ibu dan anak mulai terjalin. Setelah lahir, suara ibu merupakan sesuatu yang dikenal

dan menetramkannya. Dengan demikian bayi tunarungu akan kehilangan suatu

komponen berarti yang berkaitan dengan konteks sosial yang bermakna. Hal ini telah

terbukti membawa konsekuensi dalam bidang perilaku dan emosi. Dalam kasus

dimana orangtua sudah menyadari bahwa anak mereka tunarungu, keadaan ini dapat

dikompensasi dengan memberikan rasa aman melalui perabaan (belaian, sentuhan),

melalui penglihatan, dan ekspresi wajah yang nyata. Hubungan relasi antara ibu dan

bayi menyebabkan mereka saling tanggap mengembangkan pola interaksi timbal

balik. Bagi Orang tua yang mengikuti program intervensi dini dimana konseling dan

penyuluhan orang tua merupakan unsur penting, seorang ibu telah diberi kesempatan

untuk membangun kembali relasi sosial dengan anaknya. Dari hasil pengamatan

Marschark, ada manfaat yang dapat dipetik orangtua tunarungu yang mengikuti

program intervensi dini tersebut.

Hal ini dapat diartikan bahwa pengalaman seseorang ketika masa kecil dapat

memberikan pengaruh dalam pembentukan perilaku dan penyesuaian diri pada masa

selanjutnya. Menurut Boothroyd, K. Deadon (1976) dalam Bunawan (2000 : 26)

terdapat dua situasi yang akan dialami oleh anak tuli pra-bahasa pada umumnya

semasa kecil, yaitu pertama terhalangnya komunikasi antara anak dengan orangtua

mereka, dan kedua adalah reaksi orang tua setelah menerima kepastian akan

Page 21: Tuna Rungu

diagnostik ketulian anak. Van Uden (dalam Bunawan, 2000 : 26) menambahkan

bahwa ketulian dapat menyebabkan suatu keadaan terasing atau terisolasi bagi

penderitanya.

Keempat, perkembangan kepribadian anak tunarungu. Terbatasnya

kemampuan berbahasa, terbatasnya perbendaharaan kata yang dimiliki anak

tunarungu mengakibatkan kesukaran dalam berkomunikasi, sikap masyarakat yang

mengisolasikan keberadaan anak tunarungu, dan kegagalan dalam banyak hal

mengakibatkan emosi anak tunarungu menjadi tidak stabil. Anak tunarungu menjadi

selalu ragu-ragu, cemas, curiga dan kurang percaya diri, kurang dapat bergaul, dan

tidak mampu mengikuti arah pembicaraan orang lain secara timbal balik. (Emon

Sastrawinata, 1985). Anak tunarungu cenderung kaku egosentris,kurang kreatif,

impulsive dan kurang mampu berempati (Meadow, 1975 dalan Suran dan Rizzo,

1979). Masalah ini akan bertambah jelas apabila anak memasuki dunia yang lebih

luas di luar lingkungan keluarga.

Kebutuhan anak tunarungu untuk berinteraksi dengan anak lain yang juga

tunarungu tampak sangat besar. Gejala ini disebut juga dengan kebudayaan tunarungu

(deaf culture). Pada banyak Negara maju, orang-orang tunarungu banyak membuat

kelompok dengan rekan-rekan yang memiliki hambatan sama dan hal ini pada

beberapa dekade yang lalu sering disamakan dengan isolasi. Namun pada akhir-akhir

ini gejala tersebut dianggap wajar dan alamiah. Gejala ini pula yang tidak dapat

dipungkiri sering terjadi pada anak tunarungu berusia remaja. (Frieda, 2009 : 96).

5. Kebutuhan-kebutuhan utama anak tunarungu

Seperti halnya anak normal pada umumnya, anak tunarungu mempunyai

29

Page 22: Tuna Rungu

kebutuhan-kebutuhan utama dalam hidupnya. Mufti Salim mengemukakan

kebutuhan utama anak tunarungu sebagai berikut :

1). Kebutuhan akan keteraturan yang bersifat biologis seperti kebutuhan makan, tidur, bermain dan sebagainya, 2). Kebutuhan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam keluarga,3). Kebutuhan akan keberhasilan dalam suatu kegiatan baik secara individual maupun kelompok,4). Kebutuhan akan aktivitas, yaitu kebutuhan ikut terlibat dalam lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan yang lebih luas, 5). Kebutuhan akan kebebasan, yaitu ia membutuhkan kebebasan untuk

berbuat, berinisiatif, bebas untuk bertanggung jawab atas pekerjaannya sendiri,

6). Kebutuhan akan kesehatan, yaitu kebutuhan wajar anak yang sedang tumbuh, 7). Kebutuhan untuk berekspresi, yaitu kebutuhan untuk mengemukakan pendapat yang dapat dipahami orang lain. (Mufti Salim, 1983/1984 : 16 – 17).

Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan anak tunarungu tersebut, tampak bahwa

pada umumnya kebutuhan anak tunarungu tidak ada perbedaan dengan anak pada

umumnya. Hanya yang perlu diperhatikan adalah anak tunarungu perlu perhatian dan

bimbingan yang lebih banyak, lebih intensif, lebih memadai dengan memperhatikan

aspek kesewajarannya, baik dari orang tua, keluarga maupun lingkungan sekitarnya

sehingga anak tunarungu dapat tumbuh dan mengembnagkan diri secara wajar pula.

6. Perolehan Bahasa Anak Tunarungu

Masa pemerolehan bahasa anak tunarungu tidak dapat dilalui seperti halnya

anak yang bisa mendengar. Jika anak normal mampu menghubungkan pengalaman

dan lambang bahasa melalui pendengaran, pada anak tunarungu tidak. Hal ini

disebabkan karena adanya disfungsi pada pendengarannya. Oleh karena itu menurut

Myklebust (dalam Bunawan, 2000 : 44) sistim lambang perlu diterima melalui

penglihatan atau taktil kinestetik atau kombinasi dari keduanya. Artinya anak

Page 23: Tuna Rungu

tunarungu memperoleh bahasanya lebih difokuskan melalui fungsi penglihatannya,

dengan demikian ada tiga alternatif dalam proses pemerolehan bahasa anak

tunarungu, yaitu 1). Membaca, 2). Isyarat, atau 3). Membaca ujaran.

Kebanyakan anak tunarungu ketika pertama masuk sekolah belum bisa diajak

berkomunikasi secara verbal. Mereka biasanya melakukan komunikasi dengan orang

lain dengan menggunakan bahasa isyarat sederhana. Sehingga dapat dikatakan bahwa

anak tunarungu baru belajar memperoleh bahasa ketika anak masuk sekolah. Untuk

itu menjadi tugas utama sekolah dalam membantu anak tunarungu memperoleh

bahasa. sehingga anak memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan teman sebaya

dan orang-orang di sekitarnya.

Keberhasilan pemerolehan bahasa anak tunarungu sangat dipengaruhi oleh

beberapa factor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal anak. Faktor eksternal ini

biasa disebut faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang dimaksud dalam hal ini

adalah lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Lingkungan sekolah yang

mempunyai pengaruh strategis bagi perkembangan pemerolehan bahasa anak

tunarungu adalah semua komponen sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru,

sarana prasarana dan lingkungan sosial sekolah.

7. Pendekatan Komunikasi Anak Tunarungu

Komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan media berupa verbal

(tulisan dan membaca ujaran). Pada umumnya komunikasi yang cepat dilakukan

dengan menggunakan verbal (kata-kata/lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah

pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya,

komunikasi masih dapat dilakukan dengan bahasa non-verbal (gesti, mimik dan

31

Page 24: Tuna Rungu

isyarat). Komunikasi dengan menggunakan bahasa non-verbal atau bahasa baku dan

alamiah ini merupakan komunikasi yang banyak digunakan oleh anak tunarungu.

Anak tunarungu banyak menggunakan komunikasi non-verbal akibat

hilangnya kemampuan mendengar dan berdampak langsung pada hilangnya

kemampuan dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, anak tunarungu memiliki

keunikan dan kekhasan yang menarik untuk dikenal, dipelajari, dan diteliti. Aspek

utama dan yang merupakan permasalahan sekaligus keunikan dan kekhasan paling

mendasar yang dimiliki anak tunarungu yaitu terutama dalam komunikasi. Hal ini

merupakan realita yang terjadi karena secara lahiriah anak tunarungu mengalami

gangguan pada organ pendengaran yang menyebabkan sulit untuk menangkap,

mengolah, mengekspresikan dan merespon bunyi-bunyi dari lingkungan dengan

tepat, sehingga berpengaruh pada perkembangan bicara.

Para pakar umumnya mengakui, bahwa pendengaran dan penglihatan

merupakan indra manusia yang amat penting, di samping indra yang lainnya. Begitu

besar fungsi kedua indra tersebut dalam membantu setiap aktivitas manusia. Kedua

indra ini pula yang memiliki jangkauan yang sangat luas. Bagi anak tunarungu , untuk

menggantikan hilangnya fungsi pendengaran dapat dialihkan pada indera penglihatan

sebagai kompensasinya. Mata-lah yang mengalihfungsikan atau menutupi hal-hal

yang tidak dapat ditangkap melalui organ pendengarannya. Melalui mata, anak

tunarungu dapat melihat dan mengamati segala hal yang terjadi di lingkungan.

Walaupun anak tunarungu dapat melihat, namun informasi yang ditangkap hanya

melalui penglihatan tidak utuh, terpotong dan diterima hanya sebagian saja. Akibat

dari terbatasnya informasi berupa bunyi/suara menyebabkan anak tunarungu tidak

Page 25: Tuna Rungu

dapat menginterpretasikan informasi yang diterimanya secara tepat.

Menurut Effendi (2006 : 73) apapun keistimewaan yang dimiliki oleh kedua

indera tersebut (indera pendengaran dan penglihatan) sebagai indera terdepan

manusia, namun tetap saja keduanya memiliki keterbatasan tertentu sesuai dengan

karakteristiknya. Penglihatan mempunyai karakteristik arah jangkauannya terpusat

pada bidang di mukanya, dibatasi oleh ruang spatial, bersifat statis dan menetap.

Sedangkan pendengaran mempunyai karakteristik dapat menjangkau segala

arah,bersifat temperal, tidak dibatasi oleh ruang. Hal ini memberikan dampak yang

cukup besar bagi perkembangan anak tunarungu terutama dalam berkomunikasi.

Kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi sejak kecil yang dialami anak

tunarungu menyebabkan anak tunarungu secara alamiah dan instingtif mempelajari

hal-hal yang ada di lingkungan melalui indera lain yaitu indra penglihatan, peraba,

pengecap dan pembau, dan berusaha memaksimalkan fungsi indra-indra tersebut

untuk menangkap apa yang terjadi di lingkungannya, kemudian disampaikan dengan

caranya sendiri kepada lingkungan dengan melakukan gerakan-gerakan yang bagi

orang lain terasa asing dan sulit untuk dimengerti dan mengamati hal-hal yang terjadi

di lingkungan, meliputi komunikasi dan interaksi yang terjadi, simbol-simbol yang

menyertai komunikasi tersebut dan akhirnya membentuknya menjadi isyarat alamiah

(isyarat lokal) yang awalnya bersifat sangat individual dan hanya mampu dimengerti

oleh dirinya sendiri.

Seiring dengan meningkatnya kemampuan komunikasi, anak tunarungu mulai

mencoba untuk mengutarakan maksud dan keinginannya kepada orang lain dengan

isyarat-isyarat alamiah yang kemudian dimengerti oleh orang-orang yang sering

33

Page 26: Tuna Rungu

berinteraksi dengannya. Simbol-simbol isyarat alamiah membentuk bahasa yang

disebut bahasa isyarat yang merupakan bahasa yang mengutamakan komunikasi

manual, bahasa tubuh dan gerak bibir di dalam penggunaannya untuk berkomunikasi

khususnya pada komunitas tunarungu.

a. Metode Oral

Metode oral merupakan salah satu cara untuk melatih anak

tunarungu dapat berkomunikasi secara lisan (verbal) dengan lingkungan orang

mendengar. Agar anak tunarungu mampu bicara dituntut adanya partisipasi

dari orang-orang sekelilingnya, yaitu dengan melibatkan anak tunarungu

bicara secara lisan dalam setiap kesempatan. Dengan diberikannya

kesempatan kepada anak tunarungu bicara maka secara tidak langsung anak

termotivasi membiasakan bicara secara lisan. Berdasarkan apa yang

diungkapkan oleh Mullholand (1980) dalam Lani Bunawan (1997:5), maka

komunikasi dengan oral yaitu: 1) Suatu sistem komunikasi yang

menggunakan bicara, sisa pendengaran, baca ujaran, dan atau rangsangan

vibrasi serta perabaan (vibrotaktil) untuk suatu percakapan spontan, 2) Suatu

sistem pendidikan dimana kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan

menggunakan bahasa lisan dan tulisan.

Untuk metode oral, sekolah-sekolah ini menggunakan MMR (Metode

Maternal Reflektif) yang mengandalkan percakapan dengan materi yang

bersifat konkrit yang berasal dari pengalaman. Agar anak memiliki

keterampilan bercakap-cakap. Singkatnya, metode oral ini mengatakan kepada

anak bahwa “Kamu harus bisa ngomong!”. Dan ternyata kebanyakan dari

Page 27: Tuna Rungu

anak-anak di sekolah ini, ucapannya dapat kita pahami dan mereka pun

mengerti apa yang kita ucapkan. Namun menurut Frieda, 2009 : 99, meskipun

pada kenyataannya bahwa hanya 50% kata-kata yang digunakan tampak

samar-samar di bibir, dan akan mengalami kesulitan untuk mengikuti

kecepatan belajar yang diharapkan. Satu hal terpenting yang harus

diperhatikan adalah anak tunarungu mampu mengembangkan ketrampilan

berbicara dan membaca ujaran yang baik, asal diberikan waktu yang cukup

dan latihan (Frieda, 2009 : 99).

b. Metode Membaca Ujaran

Pada umumnya program pendidikan bagi anak tunarungu mengajarkan

berbicara dan membaca ujaran, namun hasilnya sangat bervariasi untuk anak

tunarungu. Membaca Ujaran merupakan kegiatan yang bukan hanya

mencakup sekedar pengamatan gerak bibir tetapi meliputi pengamatan atas

bahasa tubuh, ekspresi, dan konteks secara keseluruhan dimana komunikasi

ini berlangsung. Dengan belajar bahasa melalui membaca ujaran

(speechreading), anak dapat memahami pembicaraan orang lain dengan

“membaca” ujarannya melalui gerakan bibirnya. Dalam dunia pendidikan

digunakan istilah membaca ujaran atau disebut juga membaca bibir (lip

reading). Oleh karena itu, membaca ujaran merupakan sarana yang berharga

dalam program latihan komunikasi bagi anak tunarungu apabila memenuhi

persyaratan seperti keterampilan berbahasa tertentu, pengetahuan tentang

topik yang dibicarakan dan persyaratan teknis lain seperti berhadapan wajah

pada jarak yang tak terlalu jauh dari lawan bicara, penerangan yang cukup dan

35

Page 28: Tuna Rungu

lain sebagainya. Akan tetapi hanya sekitar 50 % bunyi ujaran yang dapat

terlihat pada bibir (Berger, 1972). Diantara 50 % lainnya, sebagian dibuat di

belakang bibir yang tertutup atau jauh di belakang mulut, sehingga tidak

kelihatan dan pembaca bibir tidak dapat memastikan bunyi apa yang dilihat.

Sesuai dengan pendapat L. Evans (dalam Bunawan, 2000 ; 48) terdapat

kelemahan dalam memperoleh pesan komunikasi melalui membaca ujaran,

karena banyak bunyi bahasa yang tidak terlihat atau memiliki kesamaan bila

diamati melalui gerak bibir. Berdasarkan hasil riset, ternyata penerapan

kemampuan membaca ujaran sebagai media komunikasi bahasa yang formal

perlu ditunda sampai anak memiliki taraf penguasaan bahasa tertentu.

(Bunawan, 2000 : 48).

c. Metode Manual (Isyarat)

Pendekatan komunikasi yang menekankan pada manual alphabet

(ejaan jari) dan bahasa isyarat, pada mulanya banyak ditentang (Frieda, 2009 :

100), karena beranggapan bahwa sistem ini akan menghambat perkembangan

bicara dan membaca ujaran pada anak tunarungu. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan berbicara dan membaca

ujaran pada anak tunarungu yang menggunakan bahasa isyarat dengan yang

tidak menggunakannya. Marschack (1993) (dalam Frieda, 2009 : 100)

menyatakan bahwa hasil studi psikologi menunjukkan buruknya

perkembangan kognitif dan sosial anak tunarungu apabila tidak diberi akses

kepada komunikasi yang berbentuk mediasi visual. Selain itu , berbagai

bahasa isyarat nasional memiliki semua karakteristik utama dari bahasa oral

Page 29: Tuna Rungu

(Kyle & Woll, 1983)(dalam Frieda, 2009 : 101).

Bagi anak tunarungu, sistem komunikasi ini lebih mudah dan mampu

mengungkapkan keinginan dan isi hatinya melalui bahasa isyarat dan ejaan

jari. Banyak hal yang tidak dapat dibaca atau diterka melalui sistem oral dapat

ditangkap melalui sistem manual (isyarat) oleh anak tunarungu. (Frieda,

2009 : 102). Penerapan bahasa isyarat yang sedini mungkin bukan berarti

menutup anak terhadap kemampuan bicara dan membaca ujaran. Perhatian

tetap perlu diberikan baik pada bahasa isyarat maupun berbicara. Seperti yang

dikutip L. Evans :

Sesegera mungkin (disamping penerapan secara dini bahasa isyarat) secara serempak harus disajikan pula bahasa lisan….sedini mungkin kemampuan membaca ujaran pun dapat dikembangkan secara spontan. Kemampuan tersubut tidak boleh diabaikan asal keadaan jangan dibalik sehingga membaca ujaran menjadi tujuan utama. (dalam Bunawan, 2000 : 49).

Bagi anak tunarungu yang menunjukkan kemampuan dalam bahasa

lisan, dapat diberikan penekanan pada cara komunikasi dengan memanfaatkan

sisa pendengaran, membaca ujaran, dan bicara. Bila anak tunarungu kurang

memiliki potensi tersebut, maka penekanannya pada komunikasi dengan

media manual. Seyogyanya dalam pengajaran berbahasa ada koordinasi antara

perkembangan kemampuan berisyarat dengan kemampuan berbicara

(Bunawan, 2000 : 48).

Berdasarkan hasil penelitian dan observasi di berbagai SLB, L. Evans

menyarankan bahwa : 1). Anak sedini mungkin diperkenalkan dengan isyarat

untuk menunjang perkembangan bahasa batini dan aspek kognitif. Fase gesti

37

Page 30: Tuna Rungu

alamiah (gesti langsung dan tidak langsung) diperkuat dengan kosa kata dasar

isyarat yang mirip benda dan perbuatan kongkritnya (ikonik). Isyarat yang

masih sederhana ini makin ditingkatkan menjadi isyarat pada taraf lambang

dengan aturan yang baku, 2). Kemampuan berisyarat makin ditingkatkan

dengan penerapan sistem isyarat formal melalui pemanfaatan ejaan jari untuk

mengisyarakan kata-kata fungsi, dan gejala tata bahasa lainnya (seperti

awalan dan akhiran), 3). Pada tahap perkembangan berikutnya, penggunaan

ejaan jari semakin dapat ditingkatkan sehingga penerapan isyarat semakin

mewakili strutur bahasa lisan, dan 4). Untuk selanjutnya, perkembangan

kemampuan bahasa tulisan dan lisan akan menjadi dasar yang baik bagi

perkembangan membaca ujaran.

Hal ini menggambarkan bahwa bahasa isyarat yang terjadi secara

spontan / alamiah dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan

perbendaharaan kata secara lisan .sehingga dapat dikatakan bahwa latihan

bicara didasarkan atas kemampuan yang telah dicapai sebelum bahasa isyarat.

Ejaan jari diterapkan setelah kemampuan berbahasa anak mulai terbentuk

melalui isyarat dan bicara. Pendapat serupa juga dikemukakan bahwa

perkembangan bahasa semua anak-anak, baik anak tunarungu maupun tidak,

berkomunikasi menggunakan gestur, sebelum mereka berkomunikasi dengan

bahasa. Oleh karena itu, akan menjadi sangat penting untuk berkomunikasi

dengan mereka melalui gestur yang secara alamiah mereka gunakan serta

memiliki perlengkapan untuk mempersepsi tanpa hambatan. (Frieda, 2009 :

102).

Page 31: Tuna Rungu

d. Metode Komunikasi Total (Komtal)

Kemampuan untuk berkomunikasi bagi anak tunarungu, terdapat

kontroversi dalam masalah bagaimana seorang tunarungu seharusnya

“berbicara”. (Frieda, 2009 : 97), yaitu mempertentangkan antara penggunaan

bahasa lisan dengan penggunaan bahasa isyarat. Menurut Effendi (2006 : 78)

selama beberapa dekade kedua pendekatan tersebut digunakan dalam

pendidikan anak tunarungu secara controversial. Namun pada akhirnya para

ahli menyarankan penggunaan keduanya yang kemudian dikenal dengan

pendekatan komunikasi total.Dari beberapa hasil penelitian diketahui bahwa,

pemakaian kombinasi metode tersebut sapat meningkatkan pencapaian

pendidikan umum (Stevenson, 1964), kemampuan membaca ujaran (stuckless

dan Birch, 1966), dan kemampuan bahasa tulis dan kematangan sosial

(Meadow, 1968). Penguasaan kemampuan pemerolehan kosakata anak

tunarungu serta kemampuan mengungkapkan dalam berbicara dengan

menggunakan metode kombinasi isyarat dan oral rata-rata mencapai 66 %

(Mulyana, 1993). Demikian pula dalam hal kecepatan membaca efektif, anak

tunarungu yang dididik menggunakan komunikasi total memiliki kecepatan

membaca efektif yang lebih baik daripada anak tunarungu yang dididik

menggunakan metode oral (asikin, 1995) (dalam effendi, 2006 : 78).

Komunikasi total merupakan konsep yang bertujuan mencapai

komunikasi yang efektif antara sesame tunarungu ataupun kaum tunarungu

dengan masyarakat luas dengan menggunakan media berbicara, membaca

bibir, mendengar, dan berisyarat secara terpadu. (Depdiknas, 2008 : xii).

39

Page 32: Tuna Rungu

Komunikasi total adalah sistem komunikasi yang berusaha

menggabungkan berbagai bentuk komunikasi untuk mengembangkan konsep

dan bahasa pada anak tunarungu. Sistem ini mencoba memperhatikan hak-hak

guru dan anak tunarungu dan berusaha mengatasi kelemahan sistem oral

maupun manual. Tercakup didalamnya gerakan-gerakan, suara yang

diperkeras, berbicara, membaca ujaran, ejaan jari, bahasa isyarat, membaca

dan menulis. Sistem ini meningkatkan komunikasi dua arah dan melalui

komunikasi total, anak tunarungu mampu mengembangkan potensi secara

maksimal.

Anak yang memiliki gangguan pendengaran berat dan tuli lebih efektif

menggunakan komunikasi total. Dan dunia mulai menerima sistem ini sebagai

bahasa universal bagi anak tunarungu, sehingga dalam pertemuan atau

konferensi, komunikasi total dipakai sebagai sistem komunikasi antar para

tunarungu maupun terhadap masyarakat normal.

Bagaimana proses penguasaan bahasa anak tunarungu dalam

komunikasi total? Karena lambang pendengaran tidak dapat ditangkapnya,

maka dalam pendidikan anak tunarungu biasanya digunakan lambang visual

berupa membaca ujaran sebagai pengganti. Konsep komunikasi total

didasarkan pada pandangan bahwa membaca ujaran (secara tersendiri)

bukanlah merupakan media yang memadai untuk suatu penguasaan bahasa.

Kontak anak tunarungu melalui bahasa akan menjadi sangat miskin

dibandingkan dengan anak mendengar bila hanya mengandalkan pada

membaca ujaran. L. Evans (dalan Bunawan , 2000 : 48).

Page 33: Tuna Rungu

(OKEY, WIS Q PINDAH DI BAB II)

Sistem Isyarat ini dikembangkan sebagai respon terhadap laporan penelitian

pemerintah federal AS yang tidak puas dengan tingkat melek huruf di kalangan

anak tunarungu. Tujuan dari pengembangan komunikasi isyarat ini adalah

untuk meningkatkan perkembangan bahasa anak tunarungu dan memberi

fondasi untuk ketrampilan membaca dan menulis dengan bahasa yang baik dan

benar. Keuntungan dari sistem isyarat ini adalah mudah dipelajari hanya dalam

waktu 18 jam ) dapat dipergunakan untuk mengisyaratkan segala macam kata .

Ashman & Elkins (1994) mengemukakan bahwa komunikasi manual dengan

bahasa isyarat yang baku memberikan gambaran lengkap tentang bahasa

kepada anak tunarungu. Untuk tujuan universalitas, berbagai negara telah

mengembangkam bahasa isyarat yang dibakukan secara nasional.

2. Komunikasi Non-Verbal

Komunikasi non-verbal yaitu komunikasi tanpa lisan dengan menggunakan

keseluruhan ekpresi tubuh seperti sikap tubuh, eskpresi wajah (mimik), gesti/gerak

(gestures) dan isyarat yang dilakukan secara wajar dan alami.

Adapun isyarat sendiri terbagi atas isyarat baku dan isyarat alamiah, yaitu sebagai

berikut:

a. Isyarat Alamiah yaitu suatu isyarat sebagaimana digunakan anak tunarungu

(berbeda dari bahasa tubuh), merupakan suatu ungkapan manual (dengan

41

Page 34: Tuna Rungu

tangan) yang disepakati bersama antar pemakai (konvensional), dikenal secara

terbatas dalam kelompok tertentu (esoteric), dan merupakan pengganti kata (A.

Van Uden dalam Lani Bunawan (1997: 13).

b. Isyarat Formal yaitu isyarat yang sengaja dikembangkan dan memiliki struktur

bahasa yang sama dengan bahasa lisan masyarakat. Berbagai bentuk bahasa

isyarat formal yang dikembangkan antara lain: 1) Bahasa isyarat yang

dinamakan Sign English atau Siglish atau Amelish atau juga disebut Pidgin

Sign English (PSE) yang merupakan gabungan atau campuran antara bahasa

isyarat asli/ alami dengan bahasa Inggris, 2) Bahasa Isyarat yang memiliki

struktur yang tepat sama dengan bahasa lisan masyarakat dan dapat

digolongkan dalam bahasa isyarat struktural dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a) Sedapat mungkin menggunakan kosa isyarat ASL/ BSL/ Isyarat Alami.b) Membuat isyarat baru untuk menunjukkan struktur bahasa seperti afiksasi, bentuk jamak, bentuk lampau, dan sebagainya.c) Satu isyarat mewakili satu kata.d) Menggunakan ejaan jari sebagai penunjang untuk gejala bahasa yang sukar dibuatkan isyarat.

3. Komunikasi Campuran

Komunikasi campuran ini merupakan kombinasi antara komunikasi verbal dan

komunikasi non-verbal. Komunikasi campuran ini sering disebut juga dengan metode

oral tambah, karena secara umum sasarannya adalah agar anak tetap menguasai

keterampilan berbicara dengan memberi penunjang visual yang lebih nyata daripada

membaca ujaran. Dalam metode kombinasi ini , unsur bicara digunakan bersamaan

dengan unsur isyarat.

Page 35: Tuna Rungu

4. Pendekatan Pembelajaran

a. Metode Formal

Metode ini dapat disamakan dengan metode mengajar bahasa asing atau bahasa

kedua pada seseorang. Ciri-ciri metode ini adalah:

1) Kegiatan belajar mengajar bahasa berawal dari guru dan hampir seluruhnya

dikuasai oleh guru, 2) Titik berat pengajaran bahasa terletak pada

penguasaan struktur dan tata bahasa, 3) Pola-pola kalimat dilatihkan kepada

anak didik secara bertahap mulai dari kalimat yang mudah sampai

kompleks.

Metode ini disebut juga metode gramatikal, structural, atau konstruktif. Tokoh-

tokoh yang mengembangkan metode ini antara lain George Ewing (1887),

Katarina Barry (1899), De L’Epee (1771), Fitzgerald (1927), dan Chomsky

(1968). (Lani Bunawan,2000: 68)

b. Metode Okasional

Metode ini dikenal juga dengan aliran natural, dimana pengajaran bahasa

dilaksanakan dengan mengikuti cara sebagaimana anak dengar mulai belajar

bahasa. Cara mengajar bahasa tanpa program melainkan denmgan menciptakan

percakapan berdasarkan situasi hangat yang sedang dialami anak dan

mengandalakan pada kemampuan meniru anak sehingga disebut metode imitatif.

Ciri-ciri metode ini, yaitu:

1) Menggunakan bahasa sehari-hari yang lazim dipergunakan dalam percakapan.2) Menggunakan setiap kesempatan untuk memberi bahasa yang wajar.3) Bertolak dari pengalaman anak.

43

Page 36: Tuna Rungu

4) Memberi penekanan pada pelajaran membaca.5) Tidak mengadakan penyederhanaan berhubungan dengan kesulitan tata bahasa.6) Mengandalkan dorongan meniru/imitasi.

c. Metode Maternal Reflektif (MMR)

Dalam Lani Bunawan (2000: 71) disebutkan bahwa Metode Maternal

Reflektif dikenal juga dengan sebutan metode Van Uden. A. Van Uden menyadari

bahwa pendekatannatural jauh lebih baik daripada pendekatan struktural, namun

menilai bahwa metode tersebut masih dapat disempurnakan berdasarkan temuan

psikolinguistik. Percakapan merupakan kunci perkembangan bahasa anak tunarungu

(D. Hollingshead, 1982). Selain tekanan pada percakapan, diutamakan pula

penemuan bentuk bahasa oleh anak sendiri dan bukan pengajaran melalui kegiatan

analisa. MMR merupakan metode yang menggabungkan aspek terbaik dari metode

natural dan structural (M. N. Griffey, 1980).

…………. Mengapa Sistem Isyarat Bahas Indonesia (SIBI)Penting Bagi Penyandang Cacat Rungu Wicara

Keluarga dan Masyarakat

Penyandang Cacat

1. Karena keterbatasan komunikasi dan kemiskinan bahasa yang dialami penyandang Cacat Rungu Wicara. Maka penyandang cacat

Page 37: Tuna Rungu

rungu wicara perlu mengetahui bahasa isyarat yang dapat membantu memperlancar komunikasi baik bagi dirinya maupun keluarga dan lingkungan masyarakat.

2. Dengan memakai Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Penyandang Cacat Rungu Wicara lebih mudah berkomunikasi mengembangkan dirinya, bakat, dan minat yang dimilikinya. Untuk meyakinkan kepada lingkungan masyarakat bahwa sosok penyandang Cacat Rungu Wicara masih mempunyai potensi, kemauan dan kemampuan yang dapat dikembangkan.

01000900000340ba000000001f65000000001610000026060f002220574d464301000000000001008387000000000600000000200000d0880000d0a80000010000006c00000000000000000000007b0000008a0000000000000000000000580b0000a70c000020454d4600000100d0a800000c00000001000000000000000000000000000000560500000003000040010000b300000000000000000000000000000000e2040038bb0200460000002c00000020000000454d462b014001001c000000100000000210c0db010000006000000060000000460000004c20000040200000454d462b224004000c000000000000001e4009000c00000000000000244001000c000000000000003040020010000000040000000000803f214007000c0000000000000008400005981f00008c1f00000210c0db010000000000000000000000000000000000000001000000ffd8ffe000104a46494600010101006000600000ffe1009445786966000049492a00080000000200310102000b000000260000006987040001000000320000000000000050696361736120332e300000040002a00400010000007c00000003a00400010000008b00000000900700040000003032313005a00400010000006800000000000000020001000200050000008600000002000700040000003031303000000000202020200000ffed001c50686f746f73686f7020332e30003842494d0404000000000000ffdb0084000503040f0f0d0e1010101010100d101010100e0f10100f0d1010101010101010100f1110100e10100f1010100d150f0e1412151513100d161816121810121512010505050807080f09090f171512151c151a1a1e171c161518181e171c1717191618151e1714141714141c151817141716141c161c171417171415141c14141615ffc0001108008b007c03012200021101031101ffc4001d000002030101010101000000000000000007080506090401000302ffc4004e10000201020304050609080708030100000203010412000511061322320708214252142331627274093541516182a2b3d2173355718192b4d3151843549194b2255363a1b1c1c2d183a3a445ffc4001b01000202030100000000000000000000000203040500010607ffc40037110002000403040707040203000000000001020003041105122106223141133251617191c114426281a1b1f02392d1e172823452d2ffda000c03010002110311003f000574bdb7f980669988056d5802eb6a84446a5f00222f608888c

45

Page 38: Tuna Rungu

1f08fd18aa7e52f32feff005bfe6aa3f998feba6bf8df34f7eabfe2198a9632322d9f948ccbfbfd6ff9a7ff00331f7e52b32feff5bfe6aa3f998aa6982bf57ce8c633171136646991f9c21218332e6150dc570de225c60276fcdc618455d54ba694674d365104aa49b08edd9ccc6bdaa59ce70f123df892a6b1b7ac86989f4dfdbf10d51ac91c1c87bb8ed2300c48e634d98ae08673b2872dc4a359573c7488dc85dc457dd730af0310e151e2b5d60ba331cb2a162b3262dc2441251a184899092cbc5670f1e81addcb1818497cbf3e374b532ea65ace94775a319729b1835662caf11998cf64a401a4c1f2f7732dac5e89b4cf7826222fee1d87c98f327ccaa49f509667b52bdcbd6b06f94b494f5cb456c62cb7fcc0242f0ee1809f18698a8ec1f462fac432a20d08428ac27d4345417db75b1f396923d98a7665492b6184c8cc84cc5cb28309f64878087f563693e5bb1543a8e31ab182e3db98c419467736c0358233983f7a509b6d1b44bf3a777007aacf063a07fa404b46679a8f145cacc1cc99e1610f0910709eefbfe2f1706021a62cdb4bb2c48a5a1a892d62b81a711a696ee9c4998f5b944feb61931d50856e7c3cafe90317bcb738ad3f2599cdea845e82630e6a9b3096ef9cb15108b4ddc62b5bc89606400dbecb38b1c5b5fb5358814599b55b8dabbcc42a9b22be360da442df4f089c7aa5dde1bc558bce43d17d7bd5bd5d316eedba08c81770db7448ef0c08af1ed0b39fbbae066ce97286698547f9412a93c238bf291997f7fadff34ffe663efca4665fdfeb7fcd3ff998afe6b979a8c96c190309d080a34219f9b4c5d3667a3a6ba95ce81229942d94e2bed26132b868ed91f17e73863d4f9f19367cb960331d0fac65a22ff291997f7fadff0034ff00e661e7ea2b9abaa3273639cc71f95b46f719b0f485a748b88e6748d674fdb845fa4dd971a2a8f27de4318a0087cc7203a62e3584f78577405de313fa30edfc1ebf1233df1df768c684ecc81d3818d7084b3a655eb9c6651f3d7d5c7ffa5986f3667a27a4a0858c65e2f6c480ef8fcf4b678488f887729fed02ce0e0b3dbc283d344ffb6333f7fabfe21986af60bacae5c34089a936794a9500c085119990c5b70b3938f4bf8cc31c7eda2d7b4a97ec8acc35cc16fcf870f77b624d364cdbd158eb3f4c9a5a5936a1115752b5d2a04600c554eb26130c46de16f6eef7b6f782c3e03c74751aa589a1ae2f496fc0622274e655a3fea2c2e5d20ed236b9ccaa7b2e630a62cd7917dc10f547b62df93b3c7821753fdbb1a2ae62dae04d3d4af8c9bc90c5f12e6eee976907d6c2b11c22a17027901b34cd09e3cadbabcf879fce0f3659c18c173ae7641279629cc9116533a04352e266fb8582b1f15c22ef6079b09fe53971b5ab500c91b4840063d2445368c7ef60f7d6b76b555d5e0b5d50369d29091b3495c388f4671778acb4f5fabd9c58a3f566aca7567348752420b0964c19cc0a859ba2ddc9117a38bedd9895b3ab3e8306bb8bb0567cb63e397f3b637512eec1f91865fa57e87a5994d365d4861074d2a39029b44f985cd3211ef915fc7e1310c295d236caa692560158aaa6cc4ef811052b4cc5b68efb91baf17272db83bf5a6e956f22a4a2ab59a5aabea094505253adbb8160f0db6f9c200f5fd8c2b4d8edc66c8d356ad307a97eb5dad6dedee39be7c3efca02a5578ac307d59765d474cca95a155750ba85298a6c0b2514e73c4f4a4b8185cdf9cff7676e2d1d74b2088a0a07008802df50b8111ddf63fcf0ceefbb7eec8feb77397016eaf7b7b196e62b79eb

Page 39: Tuna Rungu

b928253a07d3bb3f96def58502cb7d5c1dfadb74819756d0aa9d1522d74bd6d0854490445a433bc2eef09f273dd1cb885884aad958f4960acd2cdce6d7774cb94f2d3d60a5e579561c6163e8eb219aaada6a7ff7ee584f6e9d845c5c5dde1d71a0d9f6c9c70c2b78b81119915995ba2e2db6df648ac00b2e3fae78407653329a1ada5a8e6dcb56d988f4cc09f10fd7119fdec397d2974fd489a7be89f4ef7b64440264e74bbbe6223dcf0198622eda53e2151554eb4a2ebbd7ecbfc5dd0ca74084a3f1854fac764b34f9b54ac984d99dd9de51a4f9c501c0f31f25d67a7bb861faa149164f25dbe6aacd51a15bd87e4ece69e5b08afece2c297b5f5ed6d435ae396318532673de9ffd6187eabfd28e5b4195bd552d9869bcd9b9ddb0ef1b16236908d9cc25e92c5aed2d254b61092906771d1f5471b71854b196710748acf5ada4a5a63552ad0b554468f71aa2e03de5c36cb19e7b51b44fc0775d6816b8627e0f5f8919ef8efbb46126e92b681b5b50554e28265476e911a4008f0880faa02311875fe0f7f890fdf1df769c74386497a7a444986e79f8f38454290dac257d357c6f99fbf55ff10cc4cf40390bd95f4cf049b154f534fbe310bc570c6408dd77063f7da7c9a2a7692a9053302fcd1eb291e7882ab219b7d6c393b15b3a149014b46a80150acdd2c1b0d91770dcc10f38fb8482fe4b314fb4f8fae1f284b0b7661f2039ff005072256737840f6f29457595401ac02ded10898d38058423c3dde1c757465b3be595f4b4d33302f7001c8e97404cf1c8ddd9740c4cc62cbd6772f15e775c213ac4b20e7b75d09802c60fd53228c5b3a966ce43b3263cb581a3499c4c48c79c679b1e6f54987f5713ea311e8f0bf6bf8330f1234fac084ccf96207a18d8b5bb3a521812ca686d444cb35803048b0b8887ea6b678b02ba88d0a63e4899c68dd1b14b036dbbb1489bd8511bb081b4b784a5f882de33ef859cfdcce03ed99c41d9ec65f1299358ad95420f9ef13e9053a5e402095d5cf6706a7318862e1ab425ee3590dc256ac842087bde7497883cf7a38af42f78ca6608441114e974ae04844b7c23a9a78887f3d6734618aea779002b2badad9889333958c90dd68244486df6da5ffd618bd74c550c564f99b1a10a61048811597b17505bbb0897cc5c447677383ea5654ed43cac50d3cb5badd53e7f0feed7fc618b23326684469d5245111e9998888fa7050e8ffa13abadf2735c86e9ad35b4c4a0ce9a573c5bd5f0714871800971469cb81d6431e797ed8ffd70d47534193fe9450971ef145a1710e9a3a35b7c5740f17b38bcda2c46751523ce9445d6dc7bcdbd6f0c934e8d2b39edb7d222aa3aa9f60db597141c5f128b237774095bc6642c019bec3e6c07ba7d4d18660d4d1af76aa58844cdc452c62ee16194914f7b83eae1c1e9bf6cc72da79963c49871249540f9e6988db690f83c6ee0f502fb308256541111114eb2732533f3c976ce2a7642aababd4d4d4bdd782fba0f6f217b70f384d42a268b1f51d3119088c49114c0c0c46a5333e8881f4ce0d6de89a72ecb995b5e993610882692eb4552dba21b5242507705baee03e882efd96dea2bb070c73abd83c28f34899f46f4a3ce1c7b03221ffc98337597db31a0a093d12c6912c148708300f8bce5cbe03b6cbb93c4188d8c6d4cc18a261b4ab7d5737f17e5de609240c99da33e4b1a09f07afc48cf7c77dda708bed7e76350e960a154f769aad1050abbe5211223b6ef0870e1e8f83d7e2467be3beed38ef45d85c8b44484f3a44cdca9f3fad78732

47

Page 40: Tuna Rungu

333a868feb5d5110ff00a70ed5374b9974a89fe554e324a838027a2fe5b843762d375dc565966112e9abe37ccfdfaaff008866397a35a2ded7d1ae62e13a84010cc6b1304d11d0bf5e39bda4d9ca6c4c2bce2464bf57b3b3e90f93399384736d11b1a66f615e6e29619fce6c9222fad75d8337529da65a6b6a10c2108aa4e806722230d5cc90c5c5e8d448ff00c3031e9b29c179a5782c60002a5b02023688c5e5c223dd18f0e29b18b0aaa24c4284c86d15d7cb98f28c3302be6410ebf5cedb0ddd1a6990c5eb54520ddd90c9c28607cdd83c622656feedbdec26f9ae5f2b988998d66267b3e8221ffc712db15b17575a4514c863a571125211c2377a2e29e11f44fa7c338b72fa04cd8a35f2718d3b349a8a789ff0deeb8aec229a8f0590b4a672dc71bd949bf75e18d304d07735828f55de97b2ea3cbca96b18405bf36479b3604890af4e4bfbc25ddc557acf74ad19a36134cc99a3a61de44c8986f59de2212e2e0bac0bfd7f1e01b5b4a4b2913191219d084a34289fd5899d91d8fabac221a6431d21a496ec666075f45c5ca3fb704bb3d4322b5b1263bdf111945fdefc302b3db2e4234888cb6a6c312f9066274fd53825ec36de55e5a750ea685b17516c96f17261a0c948cf09012c86f9f9631c53d0866d11af9216913a4c5e9d75b6ee5de787b7143103bb77a4dd75b6e9db33af2e9ed62cdcd2d6a140caebef70610c953f2cb32dc778e5ac5c3a47db7a9cd9b0e7eec652ab0454242b101922b479e6ee29e72c50eeff00960dd947578ab2a70631a9a76bae85d33c8566723dc92228f3bea009dbdfb0bb301fabca580e9490c8b44e4080a3428389d34ff1c650545295e8a9d972af25e509705ada6b0d0f429d3de5f97e509410b49e986c92c42205864c610f9cbb96d218bff5f0e009d2567cfaf732b5d31abbd0231c2023c22031e1088d2eff009dd897d86d90a1aab29caa2a13592443a453f94533264ed1b37650e1e0ed2bc3e4c5976e3ab9562106d4302a857f9c05418b863e7dd9737b01c7eae2929e46178756bccbe59b30f16bf33eeb756c4c36ed948617f4300bc683fc1edf121fbe3beed38cfa9c682fc1ebf1233df1df769c75710e146dafc97ca768aae9e66462a3347aa663b663795643d9eb76e1bbe8c762e8e835a7a65968d20979ba6f32dd95cb22ee0905dc8021dc3f5c13ddbece0e9b682b1e1cd4f99d43475f44caea8cbfeb1874768fa64cbd348daa1a8a761eeae5a46a00da6523c2ab46f31e2e6e1e0e3c79f6dd0ad632a548562afc97b74b66ee897499752d006e98ba27a4554d6575755cd3aaa1ec9a742d7bda96f8b848b878b5f4fa97985f8006cde4275554ba746a44f658bba34f4cf31735bc3c65a7a3b712fd28ed4d4d6d4cbea4a088a22d81d614b091b856b1ecb442efda5711494cce2d7d53337a5a7cd96daa6028454d803676043086d8b8bd03c247c678e8642d55161ad31dba498a9a01c2e0680733df00e9fa9948b43a5d156c1a72da35d3abb64789acf4135851c465ff00410f088606fd2774f3414d2c116f94362207768923083122e671589ff0bfd8c51bace74c26d39a2a3a94cd3b13735c92d6488888771bcbed11b606eddfa6e9bb86fc2b5995358531aebd913ac7d317638ad9ed8f7ab6f6dc4d98b3ef65ff00d7f11326b9597741a708b5e4b9754e6f98c00c44baacf522d34008d3888be61001fb3e29c3ff00d1c6c3232fa5553a075809d4cca22f6b2474232f58fec870e13dea5b9a2139a99bdab5479330409a42b193235f65c5d975b762e9d6

Page 41: Tuna Rungu

97a5e363a68a96a55e4f2b896b93332446525aa8982565bc97d9e2fa9897b55455989d7261d2776505ccda1b767cedc842a9b2a8bf331fbf599e9a2a696b3c9a8df036006fbcd248859adc2225c63c0243c981ef5626b6b36850e694b0f56b98731174c8a8844b87978a47018a80d0a63d3a4cc6b862fa8cd7d2a6a6ad8f7294c95ad69de98aee8222265b25ec2f1775d874ac2f069a94e977c996ea379b369cbc61218bcdde839f4fbb354532baeac2642f2c1be1613a89c997045a5c1bc36dbed5bc7c384e73eda62acafa9ad3181f4b2047942d115a863d8e1ff0c5f7aca7480ccc2b1a8068452d332400408641a7025abcc879fd1201dd00f6ce4c41b3756232627ad8c191298ed989ec219fde88c2f6530a9b4940a6a0ddf2f0ff00a86d72f89e262c29ff00e42b1d05f43de385fbaf68ba6c8f4ac746091a7a64048cc13d92326ea891bb5126172ae44b4dc870fcb86aba1ce9c682b089511286db70818c5cdb462e1125df2c20d3da90eee11aab580362d9de08cc4fa34d7e78c5bba22dbc0cbf315d5927790b83185896ef4bc25776b69f748bf7b1236836769f11a76608d9ec4ad8e5b9e435f5e1118de4b3027506ddbf51a4133aee6c5a29ea29ea52364d74365a111a06f17bbe3d3ba47bce38f10ebde2c1d7e0f6f890fdf1df769c2bbd62fa638cde69ad44a069b79a6acde49cb377ea05b6d9eb7361a2f83de3fd887ef8efbb4e2cb66e454c9c3e5caabeb806fcf99b6be1688b3194cc3684cba61449e739908c494957d50c0c76ccccd433488c31d907550a6f2319a873c6aa5771cae4094b3b6eb6db78ace4e7e2f5303bd877520ed7559559da215f584a92d2c9a8f292ddef0bba31da77f88430ec32b620667b358d3b2663bc568f1786eefe38cdbada0ada19f2a452e61cc9edf87f987d34a560498ca72c7ba62536b52b1a978a8a0962e642ca3d04bbcad2fda3a60dbd50f6042a5adac38339a22085a86067561094c326eecf3368980fca7678343efabb1195474a6a66701ebc2222a166b455ba6ce8f832fa5cbb8677cf5b0de77ea3263bbf3623ddb04b9fbdc581a64d9631ec15a8098c39d0400648ca7d511edc36fd6cf6737b954546b31e48f221bbb018b790af558f738844ecfa27d4c507a8ee54b656d591c5c4ba59b23da60ddfe9b3eb1628283682d843d63ea5335fc6fa7dc435a57ea658e2d8deadd54c083a82045d706ee4bce8b3ba2770d91de3e7eed9cfd981e74bfb09396d48a25a2db962c831121e692191212ed1202128c3f59465c6c0963d923005a8585608c26e1b8cbbddee7f0817b08bf58edad5d766b52e4cccab505814cf342c446f1f984ca08feb62bb663682b313ad7573b8175b0d2fc85fcfca1b3a4a22c11ba37e8596eddc690f5f9651ba1fa48c328589630874edd0b783b831ee989e009b4c41350e95c4404b5921031a0c05e56dbeadb877faa5360b23a7938e56b1433a6bd84f2b7ed3082fc08fad3be9a84032d5522444d5151063a898377a4b165c3f9cf34b20b5d7e9761984ed04d9b8a4ea37524a9b0ff5eb37db48d4c94b903406fa1460466943bc11302a9501018c302618567101761736b8b4f59dd84550562b7012b4b950423a9cdac5ccad9cfc7dd13edf162c1d53b6281c7515472a98a71b001812442d21bc5a3dc120b786ff00975e5c5f3ae05083b2ba5aa188d56f801991259c8542c88ae5972f12c0c7e8d7136a716c98d4b92a74eab765ceab0225fe95e157d9fcc254e536222652c06444c6b1322425ff006c315f9305b369a3cdc

49

Page 42: Tuna Rungu

4d19ae33191911dd4a27bb68959ba37f659e0c0c3aba6cb2ab3325036dddae09a6b3ba61a2bedb3878bb75d67d513e6e5973579583a8df4802b12f276244a17bb955ca25af765c7bcb04bb877d9678f08da6c6bd8e7aa2712083f086f7bfd6df58c932f308cf0cc9912c3918d0648a62223d11af661fbf83d7e2467be3beed38cfa67a71a0bf07afc48cf7c77dda71d98dd111a12ae9a7e38ccfdfeafefd9834eccf498e2d99ac869c1304d744a2bbce48b048b53f62e2e3f57014e9afe37ccfdfaaff88663ee8f7675959be48b2d14a1f556ceb2252a0f408c77cf842ec57e294326a117a6e0855bc8c1a3153a44066397907a74f4c8fa7e51f4e197ea2bb4eb5f97539908c9ee981718849730b2dbbda5e07543d121d4272a90648b6b86a98d97762109410eecf5b794c4be7e7201e1c0867b311710a5938c524ca42ffd6527d54c399824ccea34869bae3ed4154329e852d59a92b8736c313f3b712c44adbedb078ecff89ec6285d4ff6a97479ac6f582a5d4298a236108044c5ac0b88b9752080d7d6c563a01d95557578d3b48a20c0c8604ad2291b4b4bbd9b8feae24a3a2c21caabab5d70153540a55132317cc3056cd46743ef6b77fc33c572d051d2d11c2d9f42157beee4ef79c31a60367035865bacd6d6a0726a9526a69af6c2d60a538498604d5ef2db4b96dbaee1e4ef611eafa4909d274ededd627589c736b828516c76fb25362d525534d581bc918926153d5297b91e1d7fb4d741f5cf12f07c2e4e054fd087b82dc4e9d6b0fcf18066e941368657aaae7b4eac853731512b6389906d05d922d22122b8bc369e14be947699b5f52dac6cc79e321108d7cd8808da11ec090fb537e246b3a1ecc9748daa344829422657940b2c2291ba173c7c051c5d98a7c64af94cbe14c9409404bac2dcc1cf7779c977d18560f84d253d54fab97303b3b7edbeb978f8469a66e65220a5d567a4a1cbeb081f3a535640adc53fd9c8ddbb67b2371017a853e1c16bade6d652555052535354a5c6550053093131810530752dddf6f132383ff58509638937e5923db263fae3598fde11b70eaad9ea79988257dc875f26e42f074f9c8e17038c48747bb4eca0ad4552fb4d2505a4f641090e8605f4181104e1ebc93a56cb0e949c3554cade0cb3766d08681c8f292f80eef62fefd984bfa2bd91a7aea82a737ca9cd5cf931dbaa89e3c56335e28131bb8bb38b4f67156daac8db4af621d122c54da513e8f9f51f1098c89897a084a2711b1bc068f179cab30b074ece63d45fca01661951c7594923025ac685db1a7fcf0fbfc1eff121fbe3beed38cfcbb1a09f07bfc487ef8efbb4e3a884cc604e82129e9afe37ccfdfaaff88660c1d4fb63b792cabba6788e9497ad8120c58f333c5c5c21deb701fe9afe37cd3dfaaff88660d9d4a368556d6d1b26209b10e54cc8c5d68dad01bbbd216fd486628b6a9a6a61f34cafc17d60a9f2e71782174d42aa0c9dc6988bfc9939784c8d862b2b849a56f313844b8f94ad4e1242c3d5d72ce7fa16015c42752902d26ed23ce1088fd611c23350891f4c4c6bdb1ac62ab616799b4066bf5999bd21d532ce6bf286f3ab26c1d2a28d55c522d754011899469e4f0244b215f3dddedecdbc91223e132eed96428a9a3b2ae058958365865c2410a121bc59fbd21ff9906023d4b76fe4d4ccacc667858c498c8c4c097e717c5eb15e3f5f045eb7998b5392cad316c39caa73d39a144245a7ab792c43d82c7158bcaab7c716439b333eeb5fdce56ecb767688912b2995a4225576de56eb6dd36ebe9

Page 43: Tuna Rungu

b75e1d7e9c37dd4c0567fd20b98e3b688e27bd11bae121f60c44ff7309eb15313a4f64c7a627077eacf9f9233d40090c0d524525af68fe60497c3c1c5bc01fdec7a26d55235461b3110eb96ff00b486f48d536eca6bf6afd9a1a7cc7664ab45ea74c820a18b38898926ddcc425c82205732fb79c8c3b984f7ac96daa5ce0a3a3d228b2f885ae02781ac18b4dbeb7804bdb2fed270cc75a9ce594793b056cb49e6098f4096ecaede08ddc7cbc1ec1610faca72029898d263d318e6b60e89e6a355cc3a03645fbb78f280a9bdb41129905320b5de9c8fcd1113a7eb99c7e09ab009ec829fad1113fb2d2c45eb8fa231e8b935d4c6bdb2c8aa88011cf99f1bc12fa0bca17599bd1a8b55449df72bb0f550cb07b4a7866e0e60f47870dff497d17d1d735275093618f0c90b060ca0b9449824175842565fe23e4c24bd1de7a797d6d2d5c441428eeb7b26e0e538fda244105e2fd587e736ce6fa53aa48944ad275098908b591b8260ddea9f0f7bff003c79b6d99ab935d22753b596c546bccfe0864bbb66e906b19efd2564a34d5f5680999045439417735ab6108ebf5630f17c1edf121fbe3beed3841b33ae3630d865246c223329f49114dc533facb0fcfc1eff00121fbe3beed38f4a41965a8737315b094f4d7f1be67eff0057f7ecc57727ccd8960b1464b604dc260522633ea90f6c6350332e83b27730daca149b1a6666737ea464524453c5e9999d71f84f57ec93f47a3edfe3c1101858c646726d2f4815d550235154f70895d026c22089f9edd6dbbe9c40575611e925333a7a3fc75ffbe34ea3abf649fa3d1f6ff1e3c3eaff00927e8f47dbfc780952525eea2803ba19d23db2df48ce2d94ca2b748a8a516c48110c31256b048446eb6d2bf9583c51e2c77ed71e66c113aa2aa3189d066a098411369169e726d12b448ff56343e3abf649fa3d1f6ff1e3d9eafd927e8f47dbfc78d944639c8d602f19c8cd92ad30de6e1851303370c4494c4aee12b478edb7b4cfe7e6e2c7327652aa4eddd9418cac742911389614ad7cc513da4331eadbf26348e3abf649fa3d1f6ff1e3e9eafd927e8f47dbfc783b46162c6e6339ebb64ab8a208d6c28908641110ce8bb48ae9e2e18b475edf53c61af3576cb5541c0984de5311da613dbbd2a71b8aee1f3a24bedf0fedc6917f57ec93f47a3edfe3c7b1d006491aff00b3d1dbedfe3c68281c23339e119b61b0d59ac47933b592b62640a075f6beb0e21aba88c2620e262662663e981221ff0050907d5c69e7f57ec93f47a3edfe3c7b3d5ff249ff00f9e8fb1610000026060f002220574d464301000000000001000000000000000600000000200000d0680000d0a800007f8f1b8d46603aa48b4d66674d2235f931605edf578a3c9e2aea211a59b9871c059e0b6ee4f53971a3bfd5fb24fd1e8fb7f8f1e7f57ec93f47a3edfe3c03a21eb8bc11666372632eb1a0bf07b7c487ef8efbb4e085fd5f724fd1e8fb7f8f172d88d92a6a1512695229549c9c806b6dc503125db333acc0c47ecc1c0c7fffd9000840010824000000180000000210c0db01000000030000000000000000000000000000001b40000040000000340000000100000002000000000000bf000000bf0000f84200000b4303000000000000b3000000b3fffff742000000b3000000b3ffff0a432100000008000000620000000c00000001000000150000000c00000004000000150000000c00000004000000510000002087000000000000000000007b0000008a000000000000000000000000000000000000007c0000

51

Page 44: Tuna Rungu

008b000000500000002800000078000000a8860000000000002000cc007c0000008b000000280000007c0000008b00000001001000000000000000000000000000000000000000000000000000ff7fde7bff7fff7ffe7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7ffe7fff7ffe7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7ffe7ffe7ffe7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fff7fde7bff7fbc77cd39ef3dce39ce39ce39ef3dce39cf39ce39cf39ce39cf39ce39cf39ce39ce3dad39ce3dcd39ed39cc35ed39ec35ed39cd35ee39cd39cf39ae39cf3dae39ce39cd39ee39cd39ce39ce39cf39cf39cf39cf39cf3dcf39cf39ce39ce39ce39ce39ce35ee39ce39ce39ce35ee39ce39ce39ce39ce39ce39ce39ce39ce3dce39cf39cf39ef39cf39cf39ce39ef39ce39ef39ce35ce39ce39ef3def3def3dce39ce39ce39ef3dce39ce39ce39ef3dce39ef3dce39ef3dce39ce39ce39ce39ce39cf39ce39cf39ce39cf39ce39cf39ce39ce39ce39ce39ce39ce3dce39ce3dce39ce39ce39ce39ce39ce39ce39ce39ce39ce39ce393146ff7f9c734208000020040000000000002104010001040000010000000100000001000000000400000000000020002000200020002000000020000000010401000104000020000000000000000104010001000100020401000100010021040000000000002000000000000000210000002000000021000000000000000004000001000100210000000100010021000000210001000100000000002104420821042104000021040000000000002104000000002104210400002104000000000000000000002000000020000000210000002100000021000000010001000104010001000000000000000000000000000000000000000000c618ff7fbd77200000000000210400000100010001040100010000000100000021042104010400000000200041042000200020002000200021004204210401040100010021042208210495528c3132463246114211423246f03d534ab656420808210000a5141042ef3def3d10423142d556ad31524a8c2dac310000ce394b2d8410314ae71cb5561042ad358d311042524aa5109452630c9452000029258c310000cd3531463146ef3db5561042ef3dce39734e4a294208ef3d0000210400002104210421042000200020004204210021002204430822002200010002000100020001000104000000000000210400000000000021040000e71cff7fbc73200400002104000000000000010401002204010000000000000000000000220422040100010000000000000021000000210000004204000001000000010022080100010031464b2d4b29c718851022088510c6188510a6140100a61485100000ae3984106c313146841062086308a410c618c6182100ad358c316310314684106b2d524aa514ad35420cce39c618ce39c618524aa5148410082142081042c618a5144208a5144208630c84104a29a5144208e71c0000000000002104000000000000000020002000000000004204210001000100440843040200010023040000000000000000000000000000000000000000e71cff7fbd77000000000000210400000104010001000

Page 45: Tuna Rungu

0000000000020042104410820040100020023040100010001002204010001040100210421042100210001000000010001000104430c21040000210400002104200484100000220821042104000021080004000401044208000020002104210400002104000021042104000442080000210420042004000400002104210442080000420c210400000000000042084208000000000000000000002104630c42082104210421040000000042080000000400042004000021040000200021042100210022000100010001000200010001000000210400000000000021040000000000000821ff7fbc772004000021040100010000000100000021040000200000000000000000002104210000002104010401040104430c010401040104010401042104000021000100230843080100000000000000000020040000000020042104420800000004000421080004000400002104630c0000210420000000420800002104210421044208200400000000200421080000210800000004000042082104630c00040000000000002104210442080000000000000000000000002104000021042104000000042108000400040004000000002000410400000000210020000000000022040000000000000000000000000000000000000000e71cff7fbd770000010001002104000001000100210421042104000020000000200440044004000020044008410c00040008020c220c0108220c01042108210420042104020401000204010041082004200020044004400420004008200400000000000401080004210c6310220c0004420c0000200020002000000020040000210800002004000441080000420c000400040004000821082108210801040000430c0000210400002104000042080000210400000000000021040000210421042104000401080108000800042108200400040000200000002000000020002004200420042004000000000000210400000000000021040000e71cff7f9c7321040000210401000100000021042104000000002004200420042000400420004004200420080008000c000c211001100110221001080004000400002104220423080000200420042004200020002000400820002004000000002004000400040008000801080004000400042108000041042000000021040000000000000000000000000004200820080004000400040004210c0004000400040000210400000000210400002104000042082104000000004208000000000000000021040004010c000800080004200800042004200420040000200420002004000440080000000000000000000000000000000000000000e71cff7fbd7700000100010021040000010401004208000020002004400800006008c118a331812d4129e0206014000c001020186320421885202210010c000400042104010423082104000420040000a0144008a0148010800c20042004200462106210000c2a35010c0008a51c000400040000000000004104420800000000620c0000410c410840080004410c0004200800040008210c01080004431000002104000000000000210400002104000000000000210400004208000021040000000001040210231444180210010c00082008200820042004a11425254529a0144008200820040000210400000000000021040000000000000821ff7fbd73210400002104010001000000010000000000

53

Page 46: Tuna Rungu

0000200400008010093eb377f17bce77cf7bf27fcc62012d20148220a4288424c6284318210c0004000022080100010400002004400860108c52926f706f9173706fac56853560102008410cc6244314010c210c00042108220c210c0008a51c00000000000000040004c01822256431e020c0182008200c00040008a51ce62000040004220c010401042208000400040000000000000000000021040000620c0000000000002104000000044318862486204318000c00080004400c20086c4eb4779273b277f77fee5ee11c0000000000000000000001000000000000000000e61cff7fbf7701002000000022040200020000002100200020004008400800214b6be55e44672267656fa977f17f62394014e62c621c831c831c411020080004010400002104200020040000400ce83d8e77ec7fe97fe97f856f8973f17f83354010c520a41c6214010c00040004000401080008211ce734000c000400082008c339cf77ee7fec7fcb7bce7f895a8018000c2010072da41c42100008210802080308010401080004010400040004000420040000200420002004000020040000200400080010001407314218000c411000080008e020d17fac7b8873cb7bab77f27fa43540080000210400000100210421040000200400000621fd7fbe7321000000000001000304010001000000200000004008a0144c67cb7b8573c57bc47bc47bc77bcd7f4031000c4218000c2010200c2008000000040000010000002000200040082004ab56cc7be87fa277c177e47fe77fac7b00250008841c410c210c000401080104210801080010001ce73c42180008000c6010a752eb7f84738373e77fea7f6c77a33d20104014831c6318010c00080004010801040104000001040000000400000004000000040000200000002004000000040004000841186220631ce728200c000800080008402d496fc15a84732167666f8d7781310004000000002104000001000100000000002000e51cfd7fbf7701002004000002040200220001004104200420002000612df07fa9770163e57fe47fe67fa67bab7be0242010000c0008000820080004000400042104010021042104200400048014a85a686f2167c37b8073e47fc77bae7f60142010210c0004000401080108220801082208000c642c294583200004000c20084b6bc977e87fe57fe77f8573ac7b8035200c000c2310020c020c010401080004000400002100200021000000010400002004000400040000200400040008000401080008211443182210841821080004400c400c6852a55a0467446fe97f466bcf7fa01820082004010021040204010023040000200400000621fd7f9f730200000000000100220400000000000020040000600c0c5fac77a97b636fc37be37be57fc77b6973a01c000c210c000c20080004000400042108000401040000210400008010464e696fa877a577c37be37f406fc77fad7b4010401000080004000401040208010401040004000c0120a634000c0008000860108c73e87ba373e57fa377c67bec7f8035200c000c02080308020401040000000000000000000021000000210000000004000000040000000400000000000401040004010801082210020801040004400820048435af778b7724678577c87bca7bce7b00212004420800000100020002000204010000002000e61cfe7fbf7702002100000021042104000000000000000020040021f27faa7787778473e57fc27be67f

Page 47: Tuna Rungu

e77fcc7be020200c0008210c000400040004210800040004000002040004600ce33dec7fc77be87fa47bc37be57fa277e77fcb7b0025000c210c0004000422080104020401000104000c4328094500146114200cc020486b015f826f816f616fa473e97f2046400c2010040805080308010000000000200020002100010021040000210400002104000021040000210000002100010021000100430c0004010400042004400880100c63ac77c97ba577a57be87f456b486b802d20042004210401000304020003040200220400000721fe7f9f730300000000000000200400000000010400002004a4358d77eb7fc05e0067c37fa177a277e67bec7fa23900080004000400040000010400040004000400040204000400218a6fe77fc2778477c05e8377e47fe47fe67fc87ba65a000820080000000401040204010002000104010c001c0845000c200c200c454eeb7fc67ba4772063816f816f8373035f8010200c030805080304010000002000200040040000010400000104000000000000210000002000000021000000210001002100010001000000200000004004c235ef7beb7fc77bc47b406f6473604e456b2a676008000000002104010002000200230401000100e71cff7fbf770300210400002004000420040000210400042008274a8a73e97f6473e06260736073c277c577ed7f674e400800042104000001000104220800040108010802080004444aea7fe47fe37fe77fc05e426fa37be37fe37fe67fcb7f202d00042004000001040204020402000208000c22242a4920140008a01c296bea7fe77f21672063e47fe37be67fe77b434a6014210c030402040100200020004004200020040004210400002000000021002000200000002104000021000100210001000100220463082000400460082a5fec7fe77be57fc27be67f426f01638473ed7fc5392000200421040100230402002304020401000821ff7f9f7303000100000000002004000000000000410c00046952486be162857760520067c37be57fe77bcb77a95600000104010001000100020001000004000000040004400c2867c577c277e47fc77fc262805ac57fc17be37fc377ea7f6652400c20042004000002040200020400000008001ce73c0014200c4031cb7fa577e67fe05ec67bc477c277e37fa477eb7b2025000400040000000000004004200021040000000400040004000400040004000400040004000000040000010000000100010022002100200020006008075bc877a377807360738177206b0167a577a9772f63600c000040040000640c0200230401000200e71cff7fbf7703002104000020040004000400000004200420088a56ef7f446bc05ea67b0067c57f8273a052cb77e23920040000210001002200020002040004000400040004600cab73646be05a0163477340524673e062e47f806fe57fc7774a6be01c4004200421040000230402040104000c00202949001440106556ea7fe67fe57fa77bc05ee87fa377c37be57fea7f696bc01c000400040004000420042100010020040008200c000c001000100014000c000c000c00080004000400000104010424080200440800002004600c4967c777c37b8073e27f206fe87f436b426beb7bf377a01040042004200400002204020002040100e81cff7f9f73030001000000000000040000000400000004400c8a52a456466fc87fe87f44736052426b856fed7f6029400820000000210002000200010001000

55

Page 48: Tuna Rungu

0000004200822296a6f656b656f466f066b835a8a7fc05e406fe57f005fa673ef7f24422000200000040000010001040000000c0020e63c00144010296be87fc377e57fc87f6673404ee87fe57fa377e67fea7f0963801400040004200841080000010000040008000c001400180020012043240014001000082008000400040004000401000308020401002004a0142967e97fe47fe37fe37f82776573246b646fec7f906f800c40044008200000000100220401000100e71cff7fbf77020021040000000400002004000000002004600cad5ae85ee56204676673456fe262e87fc877cc77e23da0102004200001002200020002040100010400040004e83dcf7b46670363eb7f8256ce7f8b7bc15ee67fe47f626b856fa8732963c014000020042104010001002008000c2024c53820188018cc7fe67fc377e57f8677a05a404ee062e87fe87fc47be77bee7f454a2008200820080004220800002108000c211c432c653c65408744a74401200014000c0004200820082108000802080208430c420c000440082a67c97b8173606f8077426fe366a25e0467a352d377800c600840082004000021040100010000000821ff7f9f7302000000000000000000000000000000200400004c4e0c638456404e266b8a77cc7f456bca7b8a6fa85600002004000021000100020001000100000000042004652d9073ed7b2567c25e6973a45e066b256be67fe57f2167c05ac8776b6b4325200400002208010001040004000c002007410010212daa7be57bc47be67f23678056046b204a246bea7fa577e77bc977ae77002520080004210400000100000000080014442c8740c94ca84cc848222842202014200c0008000c0008000c000c221000080008000422258e73ca7b0063e47fa37b6473cb7f286b2767cf7bf57ba01040042004000021040000010000000100e71cff7fbf770100200400002104000001000000420800000000e320823123468b776973c7626b73e45ee45eab738e6fe11c000020040000220402002204010001000000210420040021c85a0563a977eb7f466f8156c97f216b626b4367656b896fcf776429200400042108220401002008000c2024084500148439ca7be57be77f836f8573a87bc25ee462e0416052a877a873cb77ce7b0d634008811420080104220441002000000c0018442c6638863c65382224422063208420a5248524a62ca52c62202014000c42146114400c0442ab77e97fe47bc67beb7fe762c85e8f779073115f600820040000200021040100010021040000071dfe7f9d73210000002000000001000000210021000000000020044008a135ad770767e020af7bcd7fa0356a6bf17f6c4e200400002000010002000100010000000000000040082004e01ccf7bab7724672367c05ae05ea577e87f2467896f6b6f043e8010200000002104000001040004000c0020e73c00106435cb7fe67fe67f0063e15e8777c15aeb7f404e6252c55a402da556ef7fd17ba4350004000401042204210041040008000c0014022022202220001400140010001400100118011c222442240735e62c841c00040004a0140142226342670363ac7bc23d474a494a8c524525200000000000000001040100220400000000e61cfe7fbe7700002004000001000100210001002100210422042004600ca3352a6b224aa018b17bf07fa035a5564c6bef5e600c2004000021040100020001002100000062080000410820086331c95e0563c77be05

Page 49: Tuna Rungu

ea477e97fc97bed7f0042054620042004000021080000010401040004000c2124c73c00140229aa77e57b4167426be87f036387730463e55e29676752601000256c6b4c6b4e67a014200421080104010400042108000800080008000c0008000c0008000c000c01142118432463286328411c21180110421040102008a131476744678a73c95e400c2004600c200440080000200401002204010002042204010000000621fe7f9d732100000000000100020000000000200063080100000040088b52af77034280106852434a004240254e6b9373e11c0004200400000104010002000000000000006208010420082008400c476b2267446bea7fca7b486be45a4029400c20042004200400000100010421040000000c001c0841000ce024e55ec77b2046eb7fec7fe35eca7b47678a6f6b6fe43d20082008a2350c5f4f6bcf56200400002204010400040000210821042104000000040008000c000c211421184220421c421c00140118000c000c0008200800040d5fee7bcd778752400860102008000021080000620c21040100020402000100010000000000e61cfe7fbe770100210400000204010020000000200000004308010420046c4e4f678231600c0842ae73085f8010ac5aec620746400c200820080104030402002000000020004108000400042008a0188b73a973075f001d644e8c6fec7b844e60100004200400000104010021040004000400082014683d00100025ef7f8a73402987522b672a67f17f2863896fee7b064240082008000423253263b777ca39410801040108000421040100230402042108000c2218221c442443246224401c0114000c0110000c000c000c00082008e7414f672c63906f60084008000401000200010000040000000000000100000001000000210400000721fe7f9e730100010001000100010000002000000001000200210820046d4e736fc0180000642dc856095f600ce020b2779277200820080004010402000300000020000000210400002008000483356c6fae77a23540084025f17bee7b8d6f4008410c00000100010001000000000400040008000c48354010a53d2c6b865220086010a014a335aa56a856ef7baf73212520042008200400004008a010600c000042080004010401002200020022040008000cc72c8630442402200014001400102210010822100008601420084008ed5ad3775067e0180000420800002204020001000000000400000000000000000000000000000000e71cff7fbe770100220401000200010020000000210401040204010040084d4ad777a014400c4008906fd27b601000040f63526f20080004200401040404030021000000210000002104410c20084b4a0c632e67442d20084004674a095f6e6b200421082104010022000100200400042008000800084114200c6d56506f8231400c0004400ca014a0148010e53d632d2004210801042208200400002000200000000100010401042104010022040104200800088420642085288528a4248320a51c8518a71c64146214200880106b4ed47b2f67c7392000610c0000200020044108000000040000200400000000000020000000200000000721ff7f9e7701040100010001000100000000000000010002040104000424214c46600c00080008526f937320082008600c873100042104000002000300040001000100210001000000410c20084d52ac5a1067a21800040000822d0c5f2f636

57

Page 50: Tuna Rungu

00c220401000200010001000000200400000004220c0008200c146b1067600c000420042004000400000004400c20040000010402042308210420042004200000000100010001040000000000002104000420080008001001100214001021100108010802088618621460144329d57b516b63292004600c610c000040082000000041080000000400000000000000000000000000002000e718ff7fbe7b010401040100020401002000000021040100230422046108200081100004411000080b4ab05a400c410c20040000210401002204020004040300220400004208010001040104200c89396e56b25e63140004400ce11ced56c73541080200030403000204010021040000200400041610000026060f002220574d464301000000000001000000000000000600000000200000d0480000d0a80000220c0008611498776d52000420040204410800002204430821040000430c01002308020400000000200000002000210402040100200400002004200420040004410c210c020c01080108000801080108020c0104611020082329d05e02210004200420042004000041082004000000002004000400040000200400002000000020000000071dff7b9d770104010001000100010000002000000001000100000020044004200420080008001000086010000400040000210401000200010002000200020400002004000000000100010800088218042927310108020800042004e11c60080000230403000300010001040000000400040104000400046110ba7b8735400c00002308010002000100020401042204010801040200230801040004000041082004210401000200000020040000000400042004000000040100020401040108000400080104851400040004600c400800040004000000040000000400004208000000040000000400040004000000000000200000002000e718ff7fbd770000210401000100010020000000010022040104620c600c4008420800044318000c41140008200c00044208430802000200220001002104000420082004200400002208020c000c000c000c000801082410210c2008400820042004010002040104200400042004000421080104220c000441100d4ac21c20040004010002000200010400002108410c000801080308030402080004010401002104210402000200210400002004000421040104620c41084208010401080004000c000821082108420c0004400c00040208240c010421082008000021040104010421080008000401080004000400042104000020000000071dff7f9c770004000001000100010000000000000000000000ed3946294004010401040110852484202010000800040000220001000200010000000004200820084008400c20040008010c000c621c201060184314020c0004420c000000040004200800042008000420042004200800040108220c010841100004200420044208010022040100200440082008400c0004200c010803080208420c01080104000021040100020000000000000401040000200420044004000000040004200c001020106314000402080104000001040304030822082008400c400c00042108200800040004000800040008000400040000000400000000e71cff7fdd7b0004010001002204010021042000210400002004a9311263e21c4108220ce8300118631ca5244010000421040100220

Page 51: Tuna Rungu

04304010020042008e641254aa856875283356014001000100731c224c2244114220c0208220c00040004400ca018402da339a239402980104008400c220c6414641884184110200800040104010021082004e01844468652654e05426010411001080008292d63100004200800004204220042040000220c0004410c0000400840046008a014200c201062200831210c63100308020422080104020801040004400c400c4008c01c4008400c200800084210a6208418220c00040108000000040000e720ff7fbc772004000001000100010000002004200440084004ae52d577642d0000a51cc628421c431ca5244010200821042204010021040000600ca4398e738c77cc7fcd7faf7b737b801c611ca424a224a11c000800080208441000088014ab5acf7bef7fac7bcd7bce7b8d738a5600046418a520a6206418421000040004010401040004400c654acc77ca7bec7fce7b306f000c011000086b350004210821080000200021000000210400042008200809422d5fd0738e6beb5ae12400100014a6280004641002000304010400042008400c400c65318a56b0774e6bb1770e678539200c6418851c851c210c00080004000400000004e71cff7fdd7700000100010002040100210420040000600c40048a4ef37b2746200842108420211842186218400c000420042000420821040004200488568b778773656fa677a977af7b801c2014c528811ce324000c0008020802080008a01cce7feb7fe97fc77fc87ba877ee7f8f730008210c841c6314431001080104000422080104210800042a67e97ba473636b276b2c6f201062184314e8284310230c020822042000200021042004400c00048435b077ab73ea77ea7bcd77895a401484240a3100088310020422080104000420082008e01c6d6bef7fea7ba973ab778b734f6f40146318851c4314221000080108000400040000e720ff7fbc7720040000010001000100000020040000400820000342ae73ea5ec01c000800100010000c000c00040004000000002100410800044008296787776373a377e57fa577ac7fc02000100010000c000c200c01080104220c4010a239ec7f8373616f81732063e77fc97b09630004000800080008000401040104010400000004420c20086a6be87fc2738273246b296ba02020102110020c431002040100230800002000200420042004a0184d6bee7fe87be67bc573eb7f4d6f0010000c02100108620c000022080000400c00048014c85a256342676167a477e97feb7fc75e000c2210010c010c000800080004010800040004e61cff7fdc77200000000100220401002104200440082004e01c8452ed7f2967a4390008000c000c010c0004010800040000000001002104600ca018ec7fe67fe57fe57f606fc47bea7f00462010000c81142008210801042208410c40106552ea7fe57fc27be57f8173616b0263085f80140008000c0008210c02082208010000000000200420042863e677e47fe47fe87f897b8656200c000c000800040004651001002000200420044008600c664eee7fc8774067e47fe57fe87b4c7360144118010c010800000004000421084008600c0442ec7fc577e47fe37fe47fa373a67ba45a200c010c00080004000800040004000400040000e720ff7fbc7720000000010001000100000020040000c018864e2763ea7b686b264a200c0008200c0108010402002204010021000100200440084029ea7be47ba277a177406

59

Page 52: Tuna Rungu

be57fa4778a77c01c2008000400040000010001042008200808636573e47fc27bc17be37fe57fe97f8c734008400c0008000801082208020402000000200400008010e75ae87be47be37be57bc87bab7ba13d0008400c000421086308010001000000200420048131ce7ba773c4776067e37fe47bc7774b6f200c000c01080000000000040004200800040025ae77a773e47b2063a073e37fe57f83776a73200c010800040004000400040000200400000000e71cff7fdc77200020000100020401002104200480100742ce772463c677a873c95e401000080008210402000400040022000100220400004008c239e97be47fe47f8177a177a277e57fc97b0e67400c400842080100010001042004e01cce7fe87fe57f8173a177e47fa273a673cd7b222900042008000400040104040403002100200020004008a652c977e67bc277616fe77fea7f2a6bc01c2008400820042100010023080000420c00042b67ec7fc577816fe27be37be67fa977f17f400c00080004210821042204000020082004a956ee7fe97f4067616be67fa277c37be77f276b4010000421082104000400002104210420000000071dff7fbd772104000001000000000400042008e73d0b63cc7b2263e67be97fc75e2029000420080004020003000400010001002200000020040542866fe57fe47fc27b406be77fe77fe97b8f7301210000000001002200000020042025ed7fc77fe57fc05a406bc177e57fa573ed7fa95640082008000400000104230424040100000000002004644aca77e77fe47be05ee77fc77bec7fc43d400c20040000210001000200851400048014cf7ba877e77f20670063c67be77fa977af77c01820040000420821040100010400008010f17fca77646be05ac05a646fe77f6373a477ab7b2008000400002108000000002104410400002000e61cff7fbf7703040100000020040004601081356b6f8977e87f0063a477e97fe45e2b6b600c2004200400000100010021000100230421042008a235eb7be77fe57fe57fe05e436fe87fc777cc77ca5a2004000022040100440c00046031c977e67fc3778273e05ee57fe47be77fc777eb7b434a200c200820080000220423042100010022042004c85aa873e77fe57fa056e77fe67fa7778f7320080004230423040100430820040004422d8c732467436ba056404e69732467666bee7b001d200421042204010022080000600c8231ad7304632263446b604e466f2567456fa67bcc7b4008000401040000010000000100000021040000e71cfe7fbf7702000100200400042004a135ac77ea7f8473a37ba27be67fe77f0263ee7fa335600c000400040000000000002204020001040004a3358b73646bc67b0063c05ec15ea6772367ca772a638010000000002204020420088031c977e57b8173636fc05ae77fe57f8273e67fe67fca7ba239400c000420082208220401004308230400042346e97be57f8173a056e77fe57fe87b8d7340080004020421040104000042082008a53529670463466f05670029414e466beb7bcd77202100004308010001000000410c2008484a6b6be45e876fc15a604ec039466fec7fea7f296b2004210400000000000000000000010000000000e61cff7fbd770100210400002004e53d2a67eb7fa4778173e37fc27fe57fe57f826f886f0e63600c2004200441080000010022040204000020044129ce772667a056a056c97fa05a8052866faa732c63400420042100220402042008e34

Page 53: Tuna Rungu

1a977e77f406b636f80566473a57be67fa277e67fc67b6a6f0021200820044208010001002104010440082242e87be47fc1778173e57fe57b43678c73c018400c200440082104230401002004e941af77cb7beb7fc25ee5620667a877ca77ce77e01c200402040104000001042004600c10636d6bed7be45ea156656f656fc87b877367736c6f2008000021040000010000000100000021040000e71cff7fbc772104210400042004b173ec7b8573806fe27fe27fe27fc17be47fc37723670e63200400002004410800000000220402000104400c600cb0776a6f26678773ea7fa056e15ea9778c73a231000020000000210401040004e43dcc7be77f626f8056c05a404ae97f8273e67fa277e57beb7fa6566010200800000204000000000000400c2146e77bc27be37fc37fc57f847303638c73602d2004a114000000000200650c00048014464e0863056305678977a9770363045f6d6f801000000200010400000000620c400c22254e6b0963e75ecb778573e67ba0562467696f254a2004210400000000000000000000000000000000c618ff7fdd7b0000220420042004684ecb7be67be47fe07fe17fe27fe27fc17be37fa777494a0000200800004108000001000200020043082004801020254d6b8c73696fe462e25ec877ec7ba856600c6008000020040000210400048331ef7fc87ba4730163404e80568056c77fe67fe57bc57be87fee7fe020400c0104020421040004610c20048452e77fe37fe17b8177c57b456f696ff07f034220214c4aa114410822040200410800046010244a296b404ec25e446b2467696b2d6720042108020042082104640c00004008400ce53d8f73454e614e005f616bc477e87bf07fc01c2008000000000000010000000100000021040000e71cff7f7a6f0000010000040000a0142867e97fe37fc07bc07be27fe27fc17be27fe97f622d200040082000000001000100220002000100200420042004a018b077855206670463c156cc7b602d4008400820040000000000004008a014b077676ba6772367246ba15a8056236b016700632167a577ee7fa01c200c0104230800000004200820080863a677c277e27f8273a67b486f0a674c6b2d670e5fb6770525000401002304000000048014ee628f77204a256b8573c877ef7fe53d2004430c0200220421042104210400040004c639d37b6f6fc65a856fc373e67ba8778d7780140004200400000000000000000000010000000000e71cff7f9d77020423082204200840082346c977c47be27fe37fe27fe37fe47fe37fc87be01800004008200000000100230402002304010020042004200420086a4e4e6fcd7ba156c25a4967622d00004108200020040000210420082008cc5a296725670263c97fcb7fe4626673a039c05a2267c87bab7701290008230c240c0104000420088014af772567a477c37be57f6673402d06462e67f67fcd5ae11c2004420c22080100200420080008c73ded66e862a9774367a8736b6fa0142004630c010001000000420800000004400c4008e741e4418c73eb7fc777e97fec7fae7740082004000020040000000000000100000021040000e71cff7fff7f02040100440c0000400c8010ad77e87fe47fe27fc07bc17be37fc27bea7f600c00000000200400000100020002000100840c00002104000060102004506be75e045f896ff07f8014600c0000200420002004410800040004e9410b63a456676fea7f476f686fa97b446bc15ee97fe87f8a73e6

61

Page 54: Tuna Rungu

41200c0208230800042008200880146f73076787732167636f476f2008601400040a46af56600c0004000400002004000020040008200c6010a75625670363676b0a6320044008000001040100210400000000210820044008400880142a67c356e35a266320464b6b20252004200400000000000000000000000000000100c618ff7f9e77010001000100420800048014e33ded7fc67bc27be27fe37fe37fe57f476b2008000020040000210001000200020022000100210401002104000420042004e95e486b696b2b638010000042080000200000002104000000048114484ad077ef7fe45e486b486fec7fe25ec05a436bc777c256cb5a200c210c0104000400044008a535506fe241ad7b476fa777ab7b401020086010000420080004420c00002004200400000004410c000820080b67ec7f4567ab73674e4008000441080000020002000100200421082008400820088031cf77d07ba0100021d07baf77a9524008000021040000210441082104000021040000e71cff7fbd77210400000004210400040004c01c6d73ed7fc47bc17ba077a277e77f2867200400040000200000000100020002000100210001000100010001040000200488524a676b6f6e6b4008200421040000000000000100220801040004600ce020e23dc75a8552ce7b8b73a256eb7fea7fc1564867ec62600c000400040000200840087373a539412d6e7384562667ac77002500040004000400040004000420040000200000002004210c200820082c67e45ec2568c6fc339200400000000010002000204000000000000200400042004a9528e732e67400820080d638d6f2c674008000000000000000000000000000000000000e71cff7fdc7b200420040000410820042004200481318b73e97fe67fe37ba373eb7f2a672004000020040000210001000200010021000000210401000204020021042004612d2c676d6f47462004630c2104000021040000010001044308210840084008400ca018ed622e6bc95aaf7ba45606638b6ff27fcc5e400c200821042004200809429477600c85397173602dc65aaf77c73d000421082204220800000004210421040100420820042108000480146e6fab774867af73c018200400002204230403000200010000002008400820044008eb5ec956a5352008200885356d6b6e6ba014000020042004000000002104000021040000e81cff7fba77200420042000000020042004200820080b63896f8673e97fea7fac77b277000420040000000000000100010001000000210000000100020002040100200420048a52906f28422004630c000001002100210401000100010021042004400800002004600cc01880102746664a444a464a8a52012520042008420800002004af56a6350004ea41526f600ca1359173e93d0004420c220800002104000001040100010000000004200820080025d27f085f4a6bcb5a4008200421040200230402000200000020042004400800008010b173b173e11c60100008a0186f6fb173e218200400002004000000002104210400000100c718ff7ffc7f20044008000020000000400840084008e01ce95eef7b8b6f8c730c632125200400002004000021040100010001002100000021000100220401000100000040084329726f5367c318000021044308010001004208210401000100010000000004420c000482108114e21ce73dc018600c600c200420082104000020002000e41

Page 55: Tuna Rungu

c00044008a8397473600cc01cd77b2c4200004108200020002004010402002304010001000004420c200842292e674c67b07308422004400821042304020002000100210400000004000400040325506b0d5f600c0004000800048b52516b4525200400000000200000002104000021040000e81cff7fbc7b2004000000000000210000002004000020048010a014c0180021600c2004000000040000000400000100000001000000200000002000000001000100000020048010a7354d4a610c21040000220400000100000021000100220422042204220401002308010400002004600c2004000400042208640c01000100200020000000200420088831af566010200814634f4a4008000020002000200001002204020022040100010400000004c639b377ec5e316b03212004000000000204020001002104000021040000200440080c46926f843100042008621020044329f87f2625610800002004000000000000000000000000c71cff7fbd7700002104010022042204210400002004000020080004000400040004200420040004210400000104000021040000200000002004000021000000210400000004610c20044008200442080100010043082104210400002004000002000100010001002404020042082004600c200421040100240403000200210062080000210420040004c41c472920082004492dab3540042000200040040000010002000100000021040000000420084b4ad67b6010e11c000420040004000002002204220400002104420821042004610c9052b577e01c2004000420080000600cf25ee41c400420042004200420042104210421040000e81cff7f9d7743082204020002002304000000000004600c00040004200800040004210800040008000400040004000400000000000020000000000000000004000000042004400800004008210800040108010801080004000000040000000001002304220022000200020000004008000020040000000002000200230801000000200800042104210800042008200400002004200020002000200000002000200420042004000001042108400c00088018e1200004200c0004210c00040004000464140008000400004208010001000000504e2429400c400c200400006210200420044008000000002004000020000000210401000100c718ff7fde7b010045082404030002044208000420082008c01c801480142008400c00084018c42c621c621841140008420800004208210420040000200800044010000460104008600c20082210021022180114221ca52402100104230c01002208010023080200020422080004400cc01820212021800c0004430c02044414000800086218000800040104210800002004200020004104220800046010801001254531e220200c0004000861180010a12820140010010c00080008620c410c00100014011c0014010c0204230423002308220c201020100008000420042104000400042008000421044308210021002000210021000100e91cff7fbc770100030004000200220421082008a435b17baf7bae77af7bec5ec01800082018e53400106218000c000800004308000021002104410c0000801407462e6b2d6b0e63e941200800080931221ce8384224a52c011001080204010001040004000002040000000440108c568c6fed7bab6f6d6b442d0004020c0210411484206118200c000

63

Page 56: Tuna Rungu

4020400000000000020000000000000008010484e0a678e77d27f917b022941104210062d40184024c530010c030c0008210c0004000800140020202c2128001401080200230002040208010c00080004200400000000000021080004000800042104210021000000210000002100e81cff7fdc7b00000200030003000204210820086752ac77a8738673c97bee7fca5a8018601c07352214010c0008200442080100020003000204210460106b52cf7bec7fca77ee7b9273400c211002100935201c8224a328411400042204000021080000000021042008000480144f6fec7fe87be777ec77506b200842146318821cc42483182108020802040100000020002000420800000004600c6c6fea7fea7fea7fcd7f603120086314841c2014e5308324010c0108010422080008000c83304134a24882404128000c2108210400040004210c0004420842044104000020046210400c400c400c00004104200020002000200000000821ff7fdb7720040100030003000100000080104a6b656ba373c377a373c77b696f6010000841140004220c01080000410421040100240403042108200ced62ec7fa473e57bc7776b6b400c0008c628842400184018611c000800040000210420042000200420040004200860106e73a773c473e577ea7bc85a6010000c000c2631000c4214220801000204000000000000200021002104200440086a6fe77bc277a277a77b214a2008611084180110421c20140008010801002208000c2120e644a344a244a24040200010200820040004400c6214210c0104210400006008c01821252129e0206010600c000062084000200000002000e71cff7fdb77400421000200220400002004412ded7fe87fe27bc077e47fe47bea7f0767c01c000863140204430c0100200021002200010002042108200c464ee97fe37be27b4067466b6031400c20100010001020102010200800002104210021040000210400000004000440104e6feb7fe67fe67f41672867e020200c200c0010000c210c000401040104210420004004000002000100210800040963e87be47fe37fe47fe97f2025000442104310210c0008200821042204020801186330e74c61384128412020100004200400044010a320411c2114010c210c6010e73d8d6fed7fce7ff07faf770d5f400800002000400420000000e820df7f9a6f20000100210000000000400ca952ca7be77f806fe37fe37fc37ba477c97b4c6bc0182004831001000100a51021002000010001000008200c0446e97fe27be17fe17be87fcc7f8856a01c601800100008000800040000010021000000000000000000210400040004ed66cb7bc57b606fe67fc87b6b731610000026060f002220574d464301000000000001000000000000000600000000200000d0280000d0a800006756a01c000c20100004000400042104000020002000200001000200010400040342c97bc37be17bc07b6273ee7ba0140000000463100004000020040104020c0220a640833c00240014000c00042004200000042010c5288328a5280110011000048231ca77e87fe87fea7fc9778e73200821040000200000000100c81cff7fbc7300002204210020042004a0148f73ea7b8473626fa57b8477e67fe77fc57beb7fcd77e01c2004610c010022040100010042046410000400082029ea7fe37be27fe37f616fe87fed7f4d73c020000c2010000402080200020022000200010020002004430c0008200

Page 57: Tuna Rungu

cab5aee7fc67fe57fc27be67fc77b89736656a01c200c2008000421040104000000004104000022000200020420082029ab77e77fe27fe37fc27fe97bf07fc018600c200041042000000001080214232ce848412c00180114000c20082008210400002210641c632084242318010c200ce01cec7bc577e47be47be67fab77801020042004200401000100e920df7fbd7301002200210420044008a014f17fca7be97fc97f036b6577c77fe67fc47f836fc977ae73e0182004200401002204210400000100010420086010686fc477c177e27fe47fe67fc77fca7b6d77c020200c000800040104010023040100220440040000010000040008284eac7bc77fe47fa077e27be57fa677cb7fe962002540082008000400000000000000000000010022040104200820084a6fc77be47fc07fe27f406b676bd077e014600820004108000400080118032c0a4d001c00180010000c00082004010002040208231000102114020c00084010600ced7be677e37be37fe47fa973a01420040000410800000104c81cdf7fdf7b020002002104600840048010f07ba973656f404ee466e366246fa47b8277e67f636bcc7b6e6f0021400820042004400421040204440c010840088552e87be47fe37fa17bc27be67fa57ba87bac7b8035200c200820086310010401000000410800004308000460146231cc7bc67be37fe07fc07be37fe67fa577e97fed7f4c6b484a2004200400040100010042040100010001040004400c6552e97fe57fe27fe27fc37b4267ee7f2c5f600420002008000400080118242ce9444224000c01140110000c43102308010044100208020c0108020863142004600cc7564467e47fa077e47fca7ba018410c2004000000040000e820df7f9f7724040200010000006008800c6e6f05630363466f805a4052867b0167e77f40672167ec7fae7790732025200420040000210802040304010000042025ab73c67bc37fe47fc17fc17be47fe67fa677cb7b65526131200c00042008410c420c000042080100010420082008a75aeb7fa277e27fc07be27fe57fc57ba477e87fed7f6c6f002120080000440801000200010022042208400c0008a0358773e47be27fe27fe37f005f666bef7b202140082008210c00080010011ce9402220001001100108000800040000220822080104220c211041100004a018a956286740462067e47fe57faa77400c20080000410800000004e71cff7f9e7302002304010020006008c0144e67276344670263e05e436f8056a67be77fc77b404aa55aaf779077706f0e63c0188010000023080204020420048010674eea7fe57fe47fe27fe17fe07fe17bc37be87fa877ed7f4b6f6852e02020080004010402044408010400042004e0204a6fe97f8173e37fe27fa37be57fc37ba377005f686f6752a01820080204030023040304020002040008200c2029c97be57fe37fe27fa277e67f656fab772c678014200c200c200800040010a730852c011802082304630c410820040000200800040008200c8018402de962ed7fe97fe67f8173e57fe77fac73801000004108200000000000e820ff7f9d73020001002204000020048010ee5eaf77896f2467e97fc05e2067c05eea7feb7fa356400c0646506ff57f2f67d67ba8312004220822080100420800008010e65eea7f8273e47fe17fe07fa073e37f0063616b8473e3626a73b07b8b5204250000430801002104000420082004602dcc7be87fe47fe57fa37ba377e47fc277e57bec7f8e77422d400c

65

Page 58: Tuna Rungu

220801042304440c2304020421080008c018a873e47be27be37f616f646fa9778b778f7b2f6fa01c200c0000200800088524c63822200108020040042000400420040004601083390c6ba55ae562a877e87fe47f806fe47fc67ba877ae772004620c0104010000000100c81cff7fdf7f010022042204200020004008a735b3774b6bcc7b456b426b4167a6778773ca770042400c2008a014442d2942a731a21400000004000021042104200420042025496bea7fc57fe27fe17fe37fe27be57fa277a27b0067456f2767e95eee5e81102004410800006208200420042004e341ee7fc77be57fe77f406be37fe47fa47b456f2a6f2029200c000440082004200000002208210400044008876fe47be47fc37be67f456be65e244a6f77927b4952a0182004210821084218084921280010492d4e4ec01840084008a01481316c6f676be15ee67be77fc277e47fe37fe57ba777ed7f2546400820042204010002000200e920df7fbd772104010001000000400800004008600c412d6e736a73456bc77b2263ea7bee7f80312008400c400c0004400440080000620c0000000000000000000020040000602dee7fe87fc37ba077e37fc27b8173e47fc37f00676373e97f686fc85ac7398110610c2000200061080000200400046652ab7bc87fc57ba37ba177e47f616f0267486f234a402de01c8010600840044004000001040004600c4663e57bc377e67fe87fa35a00256010484e6852b177c53d0004210800040110c644623800108a39556ff1624b4e202581312c67696b666ba473e57fa177e37fc17be47fc77bed7fa656600c600c00002304020001000200c81cff7fbc7700002104000020006108200400002004200820082025f07f8873c977886f095f4029200401000104630c410840042004000020002004420842084208000420042004464aaa77e77f6073c37bc47bc57b8477847b006b637321672263886feb5ac8352000620840042000830c000000048014c95eab7fa67bc47fe27fe27fe57fc47fa77b466fee7fcd772963095b884a6429200422046510600cc656a6738373e77fc87f6031400c4008600ccc5ad17bca5a400c00082208000c6238a44440200008e324d05ef77f474aa856ae77065fa973e97fe67fe47fe47fa27bc67fcb7b0a6380142008200442082200020001000100e820ff7fbd770004000041082004400800000100000000040004a018706ff17fc03949678f6fe0180000220401000100210400004108000021044208010001000004200421042004400c0a63a977e97fe77bc67be87fe97fa77f446fc77fc67b43674767eb5e093e0000400400004004000000002108000860142c6bab7b0163e47ba173406be67f8577446bca7baa73055fce73906b093e00000104030400042646ee7fc977446bea7f6a6f600c40044004a231ea5a4e6b400c000c210c000c0024274d00184014000c0008a6358a524c6ba556e65e476b604e426ba377c47fc77faa7b0b67a01400042008200421040100010000000100e71cff7fbe7701002004000020040000000400002308010000040004801080148010916fd377001d2004000022080100210400002104000001040000020401042004000421080004400ca0144e67ee77ed7fa86f676b25672467246b456f256b266b2a67284a2425410c00042108000000040004220c20080008c01cca5ace7beb7bc8778773a877e25e8873cb77e65e8e6f0d5f6429400421042100210400006008812def7fc45acc7

Page 59: Tuna Rungu

bed7f003e001d013e0b634f670021200800040008000820180739c4282014200c00042008801025468d776a73c362a15a4367e77fe87b496faa5a2008000420040000200400000100000021040000e71cff7f9e730200000000000000010400000004010001002104000400042008400851672e630019200400000100010000000100000000040000010401000204000400040000420c00042004e014a22d233ea652e95a09632a6b8d77ad778e774d73506fa01840080000220821080004000000040104430c0004000480102025a1314446664ea85a644e0a670a63874e8a524a468010000000002100000000000000a014e01c0a6309634a67ee7fef7ff07bb2778431400800000008000400082010c52884204118401020040000600ca0140146a45e486f686f466bc873ec7b264a20080000000000000000000000000000000000000000e71cff7fbf77020022040000010001002004000001000000420c000400042004600c0e5fd2732021200400004308010401040000010400002004010002040200210400000000420820002000200080086004800c4008400860108014a018a018a01880140004000002042204220800000004000002042304220800002004200440084008200420044008600c600c20044004200040040000010400040108000820082004200460100f67506b474a0e633067e83d600c00002008210801080008210c22140b310008000840084229cb56c75aac77ed7f6a6fad77f07b095f20212008410c0004000021040000000000002104000021040000e71cff7f9f7303000100010001000204000000002104010000040004000440086008cd56d2734129400800002208220400000000000020000000010001000200010001000000410400002100200081082000000000040004000420080004200800042004010023042204210400000000000022040200030001000104200421080104010022042104200400000000200020006008200021080004010801080008210820042004400c600cca3d8f56ca3de31c200400042008410822080000000400040008010801086f529577726fd47fea5ea7562446454ae43d6129a0104008000002040000000000000000000000000000000000000000c618ff7fbf7702002204010002000200010001002204010400040000000400004008ac52716f0021601000040104010021040000200400002000000022000200220001002100000042002100210021006208420822040104220800042008200420040000200020044004200020002000210022002304020001000000200400002208230802000200230801000004000020002000200000040008010c2210000401040100620c000020042008200800042008420c000421042104000001040000210400040108410c4f524d4e432dc01c60102004600c40082004000020042004210401002104000000000000210400000000000021040000e71cff7f9e73020001000100010002000100010000002104000400000000000040088e56f67f002500042108220801040000200400002000000021000100020001002100000020002200420001000100210001000204220801040104000000002100210000000000000020002000400021002304030002002100410820042004010402040100220002000204010001002100210400000004000c2114010c01040100430400000100430c01040000220c01080

67

Page 60: Tuna Rungu

1040000000000002104010001000100010400000000600c400c0008000800042104000021044208620c20040000000001000000000000000000000000000000000000000000e71cff7fbe770100200400000100010002040200010021044108200420042008410ccb3d546fa01c0008000c4310010401042004200000002000010021000000200020002004200021000200020002042308230c0208020c220c00040004000002000100230401002100200020042000220422002304020021042004200800040008010821042104020402040304020043084208210c000821180114221422102304430421004108200421082108000462100008210800002004210422040100020021002000400420080008210c000423082204220400000004000400080004000000002104000021040000000000002104000021040000e71cff7f9d73210000000000000001040100010000004008200420082008600c00008218811c000c4014000c0004020821080004000020000000010000002004200020042004400820042008000401080108221000082110200c00080004210402000200020001000000000000000000000021000100210400002008200800080004210c000000000000230823040304010001000008000c211c00180114641c010401002000200400000004200c6210000800080008000400000000000001000100230420002000000063100004010423080100000000080008201021104210210400000000000000000000000000000000000000000000c618ff7fbe7701002004000021040000220400002004a01440086008600c400c2008401020100010a3204218e8240208010821084008000000000104410c2004c53944462963a556464e833540144010000ca624e62c4118062d00080008000422080100010401002104000020040000200820082008000401080208220ce72483180004200000002204020003040304020400040010211c622cc53407390735a41c00042004000000046210a41ca31cc420200c2008000400040000210401000200010021002204210800040004200420040000000400080831a5288420851c631000000000000000000000000000000000000021040000e71cff7f9e730200000020000000000400040004e11c5067b073f17bb077d27bed5e222900106320832020106418230c220800040000000400000004200885316e6fee7fa677e97fed7fb07f843d001000140014c528621ce62c20100008000801080104420821080000400c400840084008400c200800080008220c01088518a51c20080000200021002204010002080004000c0010a42cc4348330201c2018000c20080004220c2108000800046214a31c000800040004000000000000010401000100430800000000600c400840082004200800082110431cc730a6280110000800000000000000000000000000000000000000000000e71cff7fbf7b0200220421040000000420040004a335095fc456c256035f8973ef7fa95a2010a5248320000c4210220c220c0004200820040004000420086952cd7bc77be67fe57fea7f8c7f203120144118431ca5284118e62c001021100108220c0104000400042008c639474ac75a696f8a736a6fa85a8018200c020cc924a7200108200400002104000401080108000c0114c630a5304124001c201c4018000c000801080108010c010c6418e728e728000c000800040

Page 61: Tuna Rungu

0040000200400002104000041080000642de539253ea13120212008000c0314a92c251c441c831c0008200400000000000000000000000000000000000000000821ff7fbf7703000100220400002004000080104b67cb7ba773e97fe77fe67ba677a55a0008631c20102010220c010800042104000421080104200ca0186e73ca7b416be27fe37fa67f6a7b40354018000c421821140010621c000c00080208010401040004600cc01c9173ce7beb7fe77fe67fe97fed7f8139000c000c45140208230800042004000000040004000c00104320e838432400140018411840140008200c000400080008010c000801080108220c0004000400000000000020040000000400040325f37b8c6bcb6fee7b6c6b6231000c22142418041801104110400c20040000000000000000000000000000000000000000e71cff7fdf7b0100020422040104200420082029ab77a673c477a173c27be47fe57f466f200c000c0008200c220c01042004200421040104220c00088235ce7fe87f606fa17be57fe87fcb7feb66200c2010000c000c000841100008010801040104000020042008c018af77aa77c77be57fe47fa37b867b086b8018601400040208020422080004200400040008000c021c652ca834021c0214000c200c000820082008400c00086014200c421001080208230c0204010021040000200400002004000440106010ce77e977e87ba56fe97b8b7760354014000c0110000c0008410c00000004000000000000000000000000000021040000e71cff7fbd77210401002308000020082008464aeb7fc577c37b806fa177e37fc27fa87bc01c00082008200800002204210400000104010401080008244acb7fa477406be37fe47f8477ca7f6d73402d200c400c00080008000801080104010000000000000040082025f07fca7fe67fa27bc27fe47fa47fcb7f65524010000821080104010401080004000400040010011c8734663001180010000845296b4e2e674e6b9073cb5ec63d200c0008220c02040204010001000100200000000000000000080008a018cc77e777a26fc373e67fea7f8a77202d200c200800042108000021040000000000000000000000000000000000000000e71cff7fdb772004010402040104200860104c6bea7fc377a377606fe47fc37fe47fe97f68524008600c00002100210041040000220001002208400c0a67ea7fe57f8073e37fe37fe47fe97f8b732d67e01c000040082004210402042200010020002000200400002025ac77a877a57b8277a27f807ba27bea7fed7f60314008200421040104010021040000200c00100220a738c93c011c201020080d5fef77cb7b466ba977ed7baf77e020400c0004020802000200010041002000200000002104000800086014696fe87fe67fc277e37fc37be97f486fe01c2000400401006510020001000000000000000000000000000000000000000821ff7fb97340080000020400042008400cf17fa877e87f83770067a47bc47fe57fc77bcf7b8010400820002200020000002100020002002108200cc85e666f837381770063e57fc377a5732463ef7b484a40080000210400000200020022002000400020042004812dee7fe97fa67be066e066e57fc47fe77fc97bce7be01c00040000000001002100200420082010011ca738653021202010600c4a6367672263a4734167e97bed7f2025400c000402040304010021002000200000000000000001080008200c8552876fe77fc37be

69

Page 62: Tuna Rungu

27fe17fa277e97fc035600840044004010003040000000000000000000001000000010000000100e71cff7ffd7b00002204010421044008e01caf77cb7bc87ba777404ea77be77fc57fe77feb7f644a4008200402040300430821002200010400042008a95a8973a67700670263446ba677436b22678873d07f80102008010401000100220021002000200020004004c235ac73eb7fe97fe2624052c97fc87fe67fa677aa7ba85640102108220401002100000040080008001c8534a738001c000c4008c456e87be77fe67fe67fe577e77b614e400c00042308440c02004104400420002004000021040000210800040021ce7ba777e67fc07be07fe37fe67f88730963612d2004000022080100220422040100220401000100430822040100e81cff7fbc7300002204010400046010c0184c67696f035fa056c0390367e97f8477e77fe87b4867801020080200030022042100010001000000400c0546ef7fc97ba77be25e404ae362e162636fea7fac77613100080104010001000100210020002004200420004025ac73c877c77b0467004a056feb7fa67bc05ac97bcf7f801800080004010000002000200400080018a538a638001c201080142867c673e67be57bc377c377e67fea7b67526010831401040100420820002000000000000100010001000004600c8756ea7fe57fe17fe17fe27fa27be87feb7f6c6f6129200400004208000000000104010401000100020001000100c71cff7fbd732100430801002004400ce01c4c67c356c97ba777604ea05ac87fe87f636fc777cd77a014000423040200220421002204000000040004e020ce7b666f636f0263666f456bc039e97f8573266bea5e2008000401040100010001002004200041080000c018f07fc777e57ba77b4052204ec041a05e604ee97fed7f83352008210401002104000020080008001ca5348634011c211880188b738673e97fa477e67fe67fe57ba777cc774d6ba0144008200442082204020023000200230402002204000020042025ed7fa57be37fe27fe27fc17be67f8473aa77c135200420040000000021040000000000004208220422040100e81cff7fbd7321000100010400000004a0186f6f6a6feb7f43678673c05a004280520163876fad73400c00040100020000002100010000000000200860108f77c97bc67be25eca7b2467a877e05e0163666f8d7320080004000000000000210000000000010040084008b077a673c477a577a05a246b004ac03da97b656fec7f002520080004010400000000000400080018a6346634022000100129ac77656f8573226b626fe87fe87fe15e80526b6f506b400800042204020003000200230003000300010021080000400c0863c87be47fe17fa077c17b80738273e97b4b6b400800042004200000004004410820040000210401000100c718ff7fdd77000001000100010400008010694ecf77896f2467e87b436b404aa056e97feb7be85a400c2008220401000100000021042104000420084010a956ec7fa677e15ae25e8873ec7fe97fa056c7778b73400c0004000000002100010021000000220441082004674ee97b836f857380528677c05e60522567eb7f686ba13500042004010020040000210800080118a5348634011c00104431ee7f02630267a05aa77b8056404e256b666f8356aa5a6431200800000200020002000200220002002104210420080004c239cc7fe77fc27be27fe47fe27bc377c777696b600c4008800c051

Page 63: Tuna Rungu

dc3180000200420042004210421040100e81cff7fbb732104000001000100420c0004c018e01ca652ed7f456bc056c7770263c97bcb77c139200421080000010000002000210021040000000400042029686f2263a97705632767697304638673856f4767400820040000000000000100000000000100000000040021ed7bc877a8770263c05aa056a15acb7ba8732867474e600c0004010400000004010400080018a5344328001c0010c0206a73446f6473e062404e6677266f466f246b0463c03d0e6360100004000

1. Keluarga Penyandang Cacat Rungu Wicara harus berupaya untuk bisa berkomunikasi dengan anaknya sehingga mereka dapat mengetahui apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh penyandang Cacat Rungu Wicara.

2. Keluarga Penyandang Cacat Rungu Wicara harus menyadari betapa pentingnya komunikasi sebab tanpa komunikasi yang baik akan sangat berpengaruh bagi perkembangan kemajuan penyandang Cacat Rungu Wicara.

3. Upaya-upaya yang dapat ditempuh oleh orang tua / keluarga penyandang Cacat Rungu Wicara antara lain adalah perlu mengetahui dan mempelajari Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI).

Masyarakat

1. Penyandang Cacat Rungu Wicara adalah bagian dari anggota masyarakat, oleh sebab itu merka juga mempunyai hak / kesempatan yang sama di masyarakat. Mereka tidak boleh diisolirkan atau dibedakan. Mereka dengan kemampuan yang dimiliki ini\gin menampilkan agar bisa diterima oleh lingkungan / masyarakat.

2. Masyarkay hendaknya juga bisa menerima mereka dengan keberadaannya. Masyarakat perlu meningkatkan kepeduliannya dan ikut mendukung dan memfasilitasi kebutuhan penyandang Cacat Rungu Wicara.

3. Salah satu upaya yang harus ditempuh oleh anggota masyarakat yaitu bisa berkomunikasi dengan penyandang Cacat Rungu Wicara yaitu mempelajari Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI).

Proses pemerolehan bahasa pada anak tunarungu, sebagian besar, baru dimulai ketika anak tunarungu masuk sekolah

71

Page 64: Tuna Rungu

Kontribusi orangtua dalam pendidikan anak tunarungu untuk mengembangkan

kemampuan berkomunikasi (Permanarian dan Hernawati, 2004: 31) meliputi: 1.

Didiklah anak tunarungu seperti mendidik anak-anak yang mendengar; 2. Libatkan

anak tunarungu dalam kegiatan keluarga; 3. Jangan memanjakan anak tunarungu

secara berlebihan; 4. Berilah kesempatan bermain seluas mungkin pada anak

tunarungu; 5. Anak tunarungu harus diberi contoh perilaku yang baik; 6. Sediakan

waktu khusus untuk bersama-sama dengan anak tunarungu; 7. Berikanlah kewajiban

yang sama pada anak tunarungu dalam melaksanakan tugas-tugas kerumahtanggaan;

8. Pupuklah rasa cinta akan keindahan alam sekitar; dan 9. Gunakan setiap

kesempatan untuk merangsang perkembangan bahasa dan bicara anak tunarungu.