TULISAN ETIKA BISNIS

NAMA : NURAZIZAH

NPM : 15210155

KELAS : 4ea21

IKLAN YANG TIDAK ETIS

Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi antara produsen atau penjual dengan

konsumen atau pemakai, dengan tujuan untuk membujuk konsumen untuk menggunakan

produk dari produsen. Untuk membuat konsumen tertarik, iklan harus dibuat semenarik

mungkin bahkan kadang dramatis. Tapi iklan tidak diterima oleh target tertentu (langsung).

Iklan dikomunikasikan kepada khalayak luas (melalui media massa komunikasi iklan akan

diterima oleh semua orang, semua usia, golongan, suku dsb).

Iklan merupakan suatu proses kerja yang sangat penting dalam menunjang performa

suatu perusahaan dihadapan masyarakat. Sehingga iklan harus memiliki etika, baik moral

maupun bisnis. Oleh karena itu untuk menghasilkan iklan yang sesuai dengan kepentingan

perusahaan maka iklan harus dirancang secara matang dari proses assigment yang diberikan

perusahaan, proses kreatifnya, proses produksi sampai pada proses pilihan waktu

penayangannya.

Hal yang menjadi sorotan masalah iklan adalah sejauh mana komitmen moral atau

etika bisnis yang dimiliki perusahaan dalam mempertanggung jawabkan materi atau isi pesan

yang disampaikan kepada masyarakat.

Saya melihat iklan yang tidak etis di Televisi, iklan tersebut adalah salah satu produk

jaringan provider yang menurut saya mencoba memberikan penawaran "Paling Hemat Sms

ke Operator Lain". Adalah iklan Axis. Akan tetapi menurut saya iklan ini tidak etis. Karena

di dalam iklan tersebut ada beberapa sekmen yang tidak masuk diakal. Di dalam iklan ini

ceritanya adalah Seseorang yang berbadan besar berbaju warna ungu memperkenalkan

namanya adalah Hap (jagonya nangkap). Bakat ia terlihat dari kecil. Sekmen yang kedua

ialah ada seorang pria yang mengajak bermain dengan bayi yang sedang berada tempat tidur

bayi nya tiba-tiba bayi itu dengan lincah menendang bola dengan sangat kuat sehingga

mengenai kaca jendela hingga pecah. Menurut saya kalau difikir dengan logika tidak ada

seorang bayi yang bisa melakukannya kecuali bayi ajaib. Setelah itu ada seorangn wanita

hamil yang berada di lapangan bola dan ia melakukan sebuah tendangan hebat nya kemudian

seorang pria itu meminta maaf dan dia bilang kalau itu bawaan orok.

Dengan segala upaya hap mengejar cita-citanya tetapi setelah sampai di lapangan bola

hap mencoba menjadi kiper yang baik walaupun dia menangkap bola dari teman sepak

bolanya yang dijatuhkan secara sengaja oleh temannya, kemudian ada seorang anak kecil

yang menepuk tangan menurut saya ini membodohi orang yang bermain bola didalam iklan

tersebut. Sekmen terakhir adalah pelatih bolanya mendapatkan Sms yang berisikan “maaf

coach, telat! Ban kereta kempesss...” dilemparnya sebuah handphone dan ditangkap oleh hap

yang iklannya menyerukan suara “ Menangkap kesempatan pake serbuan geratisan axis gratis

nelepon sepuasnya semua axis,geratis sms ke semua operator seharian”. Dan pelatinya

mengatakan kepada si hap “Kau bakat kami butuh kamu hap”. Lalu si hap menjawab tepat

berada diatas tiang gawang sepak bola “ha? Jadi kiper coach?”.

Kesimpulannya adalah Dalam periklanan kita tidak dapat lepas dari etika. Dimana di

dalam iklan itu sendiri mencakup pokok-pokok bahasan yang menyangkut reaksi kritis

masyarakat Indonesia tentang iklan yang dapat dipandang. Sebuah perusahaan harus

memperhatikan etika dan estetika dalam sebuah iklan dan terus memperhatikan hak-hak

konsumen.

Semoga pandangan saya ini dapat bermanfaat bagi pihak yang terkait dan tidak

menimbulkan hal-hal yang merugikan satu sama lain.ini adalah salah satu tugas yang harus

saya kerjakan sebagai mahasiswa salah satu perguruan tinggi diindonesia. Mohon maaf jika

ada kata-kata saya yang kurang berkenan. Saya bukanlah manusia yang sempurna untuk itu

saya menerima kritik dan saran yang membangun sehingga membuat saya menjadi lebih baik

lagi.Terimakasih

Berikut alamat website video Iklan AXIS - versi HAP si Jago Tangkap (Full Ver.)

http://www.youtube.com/results?search_query=iklan+axis+hap+hap+tangkap&sm=1

http://doctormuzic.blogspot.com/2012/06/