tujuan, subjek, objek, metode pendidikan
TRANSCRIPT
KUMPULAN TAFSIR TARBAWI
BAGIAN I (Al-Alaq: 1-5. Al-Ghasyiyah: 17-20)
Pada surat al-Alaq ayat1-5 merupakan ayat yang pertama diturunkan
Allah Swt kepada nabi Muhammad Saw, merupakan ayat yang berisi
kewajiban belajar bagi manusia sebagai makhluk ciptaannya yang mulia
dikarenakan diberikannya akal dan juga hina jikalau tidak berilmu oleh
karena itu dalam ayat ini Allah menyuruh Muhammad sebagai utusannya
untuk membaca, membaca dan membaca sehingga mengetahui apa-apa
yang tidak diketahui oleh manusia. Maka dengan membaca manusia dapat
mengasah otak dan menjadikannya manusia yang pandai dan mampu
mengoptimalkan akalnya yang telah diberikan kepadanya, oleh karena itu
manusia wajib belajar untuk mengoptimalkan fungsi akalnya.
Pada surat al-Ghasyiyah ayat 17-20, Allah menciptakan segala sesuatu
seperti unta diciptakan, langit ditinggikan, gunung-gunung ditegakan dan
bagaimana bumi dihamparkan memiliki maksud dan tujuann. Oleh karena
itu kita sebagai makhluk ciptaannya yang telah dimuliakan dengan
diberikan akal kepada kita hendaklah berpikir tentang apa-apa yang
disebutkan Allah didalam ayat ini untuk itulah Allah mewajibkan kita untuk
belajar menuntut ilmu agar dapat mengetahui maksud dari yang telah Allah
umpamakan pada ayat ini. Maka dari itu hendaklah kita terus dan terus
belajar sepanjang hayat yang merupakan kewajiban kita sebagai hambanya.
BAGIAN II (Al-Imran: 190-191. At-Taubah: 122. Al-Ankabut: 19-20)
Pada surat al-Imran ayat 190-191, menegaskan kepada orang-orang yang
berakal yaitu manusia untuk terus belajar dalam hidupnya baik melalui
alam semesta seperti yang tersirat di ayat ini maupun dari sumber yang
lainnya dan sebagai makhluk ciptaannya yang telah diberikan akal oleh
Allah untuk berpikir hendaklah kita senantiasa berasa di bawah ajarannya
dan selalu mengingat kepada dzat yang memberi kita kenikmatan akal
untuk berpikir.
Pada surat attaubah 122, walaupun dalam keadaan darurat sepeti
peperangan hendaklah menuntut ilmu harus tetap dilakukan oleh sebagian
orang, ini menunjukan berjihad dalam menuntut ilmu sama dengaan
berjihad melawan musuh Allah, jadi menuntut ilmu sama pentingnya
dengan perang melawan musuh Allah Swt.
Surat al-Ankabut ayat 19-20, adalah Allah menyerukan kepada manusia
untuk memperhatikan bagaimana penciptaan manusia yang menurut
manusia itu sangat sulit sedangkan bagi Allah adalah hal yang mudah
baginya, jadi manusia sebagai makhluk ciptaannya haruslah berusaha
belajar melalui makhluk ciptaannya sehingga manusia menjadi lebih
berguna hidup dimuka bumi dengan terus belajar dan mengamalkan apa-
apa yang ia dapati dari makhluk ciptaan Allah yang maha segala-galanya.
TUJUAN PENDIDIKAN
BAGIAN I (Al-Imran 138-139. Fath: 29)
Pada surat al-Imran 138-139, tujuan dari pendidikan islam adalah insan
kamil yakni sebagai penerang dalam kegelapan bagi yang lainnya seperti
yang tersurat pada ayat ini yakni al-Quran sebagai penerang umat manusia,
itulah tujuan pendidikan dalam islam yakni orang yang sudah terdidik
hendaklah mendidik orang lain yang masih tersesat, dan juga tujuan
pendidikan Islam adalah beriman yang merupakan bagian dari insan kamil
yang mana pada ayat ini orang yang beriman adalah memiliki derajat yang
paling tinggi.
Pada surat fath ayat 29, salah satu tujuan pendidikan adalah memiliki
manfaat bagi orang lain, walaupun hanya sedikit saja yang merupakan salah
satu bagian dari insan kamil yang merupakan tujuan umum atau lazim
dalam Islam selain bermanfaat hendaklah orang yang terdidik saling
mengasihi, menyayangi, dan toleran terhadap orang yang seiman maupun
yang tidak, terhadap orang yang berbeda suku ras dan bahasa hendaklah
saling bertoleransi dalam kehidupan agar tercipta kedamaian yang abadi di
alam semesta.
BAGIAN II (Al-Hajj: 41. Al-Zarriyat: 56. Hud: 61)
Pada surat al-Imran ayat 138-139 adalah tujuan pendidikan yang
terdapat pada ayat ini adalah bahwasannya manusia sebagi makhluk Allah
senantiasa menjalankan perintahnya yakni menjalankan perintah yang telah
ditetapknya dalam al-Quran dan senantiasa menjauhi larangannya yakni
senantiasa menjadi insan kamil dalam segi aqidah dan akhlak.
Pada surat ad-Zariyat ayat 56, bahwasanya semua makhluk dimuka bumi
baik yang berwujud maupun yang tidak hendaklah mengabdi kepadanya
yang merupakan kewajiban kita sebagai makhluk ciptaannya. Hal ini
merupakan perwujudan dari semua pengabdian kita sebagai hambaNya dan
merupakan ajaran kepada semua makhluk hidup yag berakal yang
merupakan makhluk yamg lemah dihadapanNya. Hal ini juga merupakan
tujuan dari pendidikan Islam yakni supaya kita lebih mengabdi kepada Allah
jikalau kita telah mengerti semua kewajiban hak kita kepadaNya.
Pada surat Hud ayat 61, Allah telah memenuhi hak kita sebagai mahkluk
ciptaannya sehingga kita harus menunaikan kewajiban kita sebagai
makhluk ciptaannya, yakni mengakui kebesaran dan keesaannya yang ia
tunjukkan melalui semua ciptaannya dimuka bumi yang kita tinggali, jadi
tujuan pendidikan disini adalah kita harus mengesakan Allah dan menjalani
semua kewajibannya sebagai makhluk yang telah terpenuhi semua hak-
haknya.
SUBYEK PENDIDIKAN
BAGIAN I (Ar-Rahman: 1-4. Najm: 5-6)
Pada surat ar-Rahman ayat 1-4 ditegaskan disini bahwa yang menjadi
subjek pendidikan adalah seorang manusia yang merupakan makhluk
ciptaan Allah yang paling sempurna karena diberikan olehnya seseuatu
yang tidak ia berikan kepada makhluk ciptaannya yang lain yakni akal yang
mengangkat derajat manusia sehingga manusialah yang berhak menjadi
subjek pendidikan baik bagi sesama ataupun bagi makhluk ciptaan Allah
yang lainnya.
Pada surat Najm ayat 5-6 ditegaskanya klasifikasi seorang pendidik atau
siapa saja yang berkompeten menjadi subjek pendidikan yakni seperti yang
tersurat dalam ayat ini adalah seperti halnya seorang malaikat jibril yang
mana beliau digambarkan sebagai berikut:
a. Sangat kuat, maksudnya memiliki fisik dan psikis yang matang dan mampu
memecahkan masalah.
b. Mempunyai akal yang cerdas, yakni seorang pendidik haruslah memiliki
akal yang mumpuni dalam bidangnya yakni berkompeten dalam
mengajarkan apa yang diajarkannya sebagai seorang subyek pendidikan.
c. Menampakan dengan rupanya yang asli, yakni seorang subyek pendidikan
hendaklah bersikap wajar yang tidak melebih-lebihkan segala sesuatu baik
dari dirinya maupun apa yang dilakoninya dalam bidangnya.
BAGIAN II (An-Nahl: 43-44. Al-Kahfi: 66)
Pada surat an-Nahl ayat 43-44 Allah Swt mengutus utusannya dengan
terlebih dahulu memberikannya wahyu kepada utusannya, ini dikarenakan
agar segala bentuk pertanyaan yang mungkin diajukan kepada utusannya
dapat dijawab dan dipecahkan sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh
Allah dan tidak mungkin terjadi kedzaliman dalam hal ini.
Di karenakan semua jawaban yang diberikan oleh utusannya adalah
datang dari tuhan, oleh karena itu, sebagai subyek pendidikan yang
merupakan salah satu sumber pendidikan hendaklah memiliki segala
pengetahuan yang sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan itu sendiri.
Yakni sebagai seorang pendidik hendaklah mempersiapkan segala sesuatu
sebelum mengadakan proses pembelajaran yang mana jikalau terdapat
kasus-kasus pendidik dapat menyelesaikan apa yang muncul didalam proses
pembelajaran. Maka tidak salah jika salah satu syarat sebagai seorang
pendidik adalah memiliki kecerdasan pikiran mental dan juga spiritual yang
digambarkan pada ayat ini.
Pada surat al-Kahfi ayat 66, subjek pendidikan bisa siapa saja yang
berkompeten di dalam bidangnya tanpa terkecuali dan tanpa pandang bulu
seperti pada ayat ini, ketika nabi Musa berguru kepada Khidir walaupun
Khidir merupakan salah satu nabi sedangkan Musa merupakan nabi dan
rasul tetapi Allah menyuruhnya untuk berguru atau menuntut ilmu kepada
Khaidir dikarenakan Khaidir merupakan orang yang berkompeten dalam
rangka mengajarkan Musa. Jadi sebagai seorang pendidik atau sebagai
subjek pendidikan hendaklah menguasai seluk beluk bidang yang
digelutinya dalam hal yang akan diajarkannya kepada peserta didik.
OBJEK PENDIDIKAN
BAGIAN I (At-Tahrim: 6. As-Syu’ara: 214)
Pada surat at-Tahrim ayat 6, menyuruh kepada manusia agar menjaga
keluarganya dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, dan
penjaganya juga malaikat yang kasar dan keras yang tidak akan membantah
perintah Allah Swt, jadi objek pendidikan yang tersurat pada ayat ini adalah
manusia sebagai makhluk ciptaan Allah Swt,walaupun manusia sudah
diberikan akal tetapi jikalau nafsunya yang lebih dominan maka akalnya
akan terpengaruh ke arah yang negatif, oleh karena itu Allah Swt mewanti-
wanti kepada makhluknya agar menjauhi segala sesuatu yang dapat
menjerumuskannya kedalam api neraka oleh karena itu manusia perlu di
didik agar tidak terjerumus dan melakukan hal-hal yang negatif melalui
pendidikan.
Pada surat as-Syu’ara ayat 214, manusia sebagai subjek pendidikan
hendaklah memberi peringatan atau mengajak sesama manusia kepada
kebaikan dikarenakan manusia selain sebagai subjek pendidikan merupakan
objek pendidikan juga.
BAGIAN II (At-Taubat: 122. An-Nissa: 170)
Pada surat at-Taubah ayat 122, Allah menyeru kepada kaum yang
hendak berperang untuk tidak semuanya pergi untuk berperang melainkan
sebagian dari mereka hendaknya menuntut ilmu agar mereka yang
menuntut ilmu memberi peringatan kepada yang lain, dalam hal ini yang
menjadi objek pendidikan adalah manusia dan manusia yang notabene
merupakan makhluk yang berakal yang harus dididik dan dilatih agar tidak
terjerumus kehal yang negatif jikalau akalnya tidak digunakan untuk hal
yang positif.
Pada surat an-Nissa ayat 170, nabi Muhammad Saw diutus dengan
membawa kebenaran kepada manusia, jadi manusia disini merupakan objek
yang hendak dituju oleh Allah melalui rasulnya untuk diberikan kebenaran.
Manusia sebagai tujuan dari dakwah Muhammad yang diutus oleh Allah
merupakan objek dari dakwah Muhammad, dalam pendidikan manusia
jugalah yang menjadi objek dikarenakan akal yang dimiliki manusia
hendaklah dioptimalkan dan diberdayakan sehingga menjadi sesuatu yang
baik dan terhindar dari kedzaliman .
METODE PENDIDIKAN
BAGIAN (Al-Maidah: 67. An-Nahl: 125)
Pada surah al-Maidah ayat 67, salah satu dari metode untuk
menyampaikan ilmu dalam proses pembelajaran adalah dengan
menggunakan metode ceramah atau tabligh semua ilmu yang diturunkan
Allah dimuka bumi ini. Metode ini merupakan metode yang paling
sederhana dalam penyampaian informasi ilmu pengetahuan kepada semua
objek pendidikan.
Pada surat-Nahl ayat 125, cara menyampaikan suatu pengetahuan
hendaklah dilakukan dengan bijaksana dan terbuka bagi semua pendapat
dan cara yang tersurat dalam ayat ini adalah dengan metode Tanya jawab
dan juga menggunakan metode diskusi yang mana dapat membuka semua
bentuk pemikiran yang berkembang agar tidak terjadi perbedaan yang
mencolok dalam hasil dari pemikiran yang berkembang dalam suatu hal.
BAGIAN (Al-Araf: 176. Ibrahhim: 24-25
Pada surat al-Araf ayat 176, metode untuk menyampaikan suatu ilmu
biasa mengunakan metode perumpamaan atau yang menyamakan sesuatu
dengan sesuatu yang memiliki akibat yang sama-sama buruknya sehingga
darinya dapat dipetik pelajaran yang dapat memproteksi untuk melakukan
tindakan tersebut sehingga terhindar darinya, metode ini umum digunakan
agar objek pendidikan dapat berfikir dan dapat berempati terhadap
akibatnya sehingga menjadi antipati terhadapnya.
Pada surat Ibrahim ayat 24-25, metode perumpamaan yang hendaklah
digunakan harus merupakan perumpamaan yang baik dalam segala hal
seperti yang diisyaratkan oleh ayat ini yaitu hendaklah membuat
perumpamaan yang baik-baik saja agar mendapakan contoh yang baik
sehingga objek pendidikan dapat menirunya dikarenakan perumpamannya
baik-baik.