tujuan umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/kti burning.docx · web viewkerjasama antar tim...

176
KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN SKIZOFRENIA PSIKOAFEKTIF DENGAN GANGGUAN HARGA DIRI RENDAH KRONIK DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA INTAN RATNASARI NIM 161210022 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

Upload: others

Post on 21-Feb-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN SKIZOFRENIA PSIKOAFEKTIF DENGAN GANGGUAN HARGA DIRI RENDAH

KRONIK DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

INTAN RATNASARINIM 161210022

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

2019

Page 2: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN SKIZOFRENIA PSIKOAFEKTIF DENGAN GANGGUAN HARGA DIRI RENDAH

DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan (A.Md.Kep) Pada program Studi Diploma III Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

INTAN RATNASARI

161210022

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

2019

i

Page 3: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

ii

Page 4: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

MOTTO

Ubah pikiranmu dan kau akan mengubah duniamu

PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta syukur alhamdulillah kepada ALLAH SWT. Atas karunia-

NYA serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini

telah terselesaikan.

Dan Karya Tulis Ilmiah ini Ku persembahkan untuk:

1.Kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda Ngarbi dan Ibunda Yasmi, sebagai tanda

bakti, hormat dan terima kasih yang tak terhingga kupersembahkan karya ini

kepada ayah dan ibu yang telah memberi dukungan dan do`a yang senantiasa

mengiringi langkahku.

2. Kepada dosen pembimbing ibu Hindyah Ike S.kep.,Ns.M.Kep dan ibu Dwi

prasetyaningati S.kep.,Ns.M.Kep terimakasih banyak karna saya sudah

dibimbing dan dituntun untuk menyusun hingga menyelesaikan tugas akhir ini

dengan kesabaran ibu, pengalaman berharga yang saya dapatkan selama kuliah

dan menyelesaikan tugas akhir saya.

3. Untuk kalian sahabatku fita, saroh, indatul, evi, lia, manda, dera terimakasih

yang telah memberi dukungan dan semangat kepadaku sehingga dapat

menyelesaikan karya tulis ini, dan untuk kalian teman-teman seperjuanganku

D-III keperawatan 2018-2019, terima kasih atas semua support dan do`a kalian,

bantuan dan kekompakan selama belajar bersama di STIKES ICME tawa,

canda, sedih, menyesal, atau apapun yang kita rasakan bersama. Kalian

istimewa, pengalaman dan kenanganku juga tidak akan indah tanpa adanya

kalian selama kuliah dan praktik selama 3 tahun ini.

iii

Page 5: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

iv

Page 6: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

v

Page 7: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Pati tanggal 21 Desember 1998 dari ayah yang bernama

Ngarbi dan ibu bernama Yasmi, peneliti merupakan anak ke tiga dari tiga

bersaudara.

Tahun 2009 peneliti lulus dari SDN Lahar 2, Tahun 2013 peneliti lulus dari

SMPN 2 Tlogowungu, pada tahun 2016 peneliti lulus dari SMK BIM Juwana dan

dinyatakan lulus seleksi masuk STIKES Insan Cendekia Medika Jombang melalui

jalur undangan. Peneliti memilih program studi DIII keperawatan dari enam

pilihan program studi yang ada di STIKes ICME Jombang.

Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Jombang, 14 April 2019

Penulis

Intan Ratna Sari

vi

Page 8: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan bagi Tuhan Maha Kuasa karena berkat

rahmat dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis

ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada klien skizofrenia psiko-afektif

dengan gangguan Harga Diri Rendah”

Dalam menyusun karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karna itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan teriama kasih kepada yang terhormat :

Selaku ketua STIKes ICME Jombang yang telah memberi kesempatan

untuk dapat menimba ilmu di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia

Medika Jombang

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam melakukan penyusunan karya

tulis ilmiah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu untuk kritik dan saran

diharapkan kesempurnaan penulis yang akan datang.

Jombang, 14 April 2019

Penulis

Intan Ratna Sari

vii

Page 9: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

DAFTAR ISI

COVER LUAR.................................................................................................. i

COVER DALAM.............................................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN.................................................................................. iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. v

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. vi

RIWAYAT HIDUP........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR....................................................................................... viii

DAFTAR ISI...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL.............................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xiii

DAFTAR ARTI,LAMBANG,SINGKATAN.................................................. xiv

ABSTRAK......................................................................................................... xv

ABSTRACT....................................................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1

1.2 Batasan Masalah............................................................................ 4

1.3 Rumusan masalah.......................................................................... 4

1.4 Tujuan............................................................................................. 4

1.4.1 Tujuan Umum......................................................................... 4

1.4.2 Tujuan Khusus........................................................................ 4

1.5 Manfaat........................................................................................... 5

1.5.1 Manfaat teoritis....................................................................... 5

1.5.2 Manfaat praktis....................................................................... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gangguan psiko-afektif : harga diri rendah................................ 6

2.1.1 Definisi skizofrenia................................................................. 6

2.1.2 Etiologi .................................................................................. 7

2.1.3 Patofisiologi ........................................................................... 12

2.1.4 Tanda dan Gejala.................................................................... 13

2.2 Konsep Harga Diri Rendah........................................................... 15

viii

Page 10: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

2.2.1 Definisi harga diri rendah....................................................... 15

2.2.2 Tanda dan Gejala ................................................................... 16

2.2.3 Proses Terjadinya Harga Diri Rendah.................................... 16

2.2.4 Rentang Respons Adaptif Respons Maladaptif..................... 17

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan....................................................... 18

2.3.1 Pengkajian............................................................................... 18

2.3.2 Diagnosis keperawatan........................................................... 19

2.3.3 Intervensi Keperawatan ......................................................... 21

2.3.4 Implementasi .......................................................................... 23

2.3.5 Evaluasi Keperawatan............................................................. 25

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ........................................................................... 26

3.2 Batasan Istilah................................................................................ 26

3.2.1 Asuhan keperawatan .............................................................. 27

3.2.2 Skizofrenia.............................................................................. 27

3.2.3 Gangguan jiwa ....................................................................... 27

3.2.4 Harga diri rendah ................................................................... 27

3.3 Partisipan ....................................................................................... 28

3.4 Lokasi Dan Waktu Penelitian....................................................... 28

3.5 Uji Keabsahan Data ...................................................................... 29

3.6 Analisis Data .................................................................................. 30

3.7 Etik Penelitian................................................................................ 31

3.7.1 Informed consent (persetujuan menjadi klien)........................ 31

3.7.2 Anonimity (Tanpa Nama) ....................................................... 31

3.7.3 Confidentiality (Kerahasiaan) ................................................ 32

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil.................................................................................................. 33

4.1.1 Gambaran lokasi pengambilan data........................................ 33

4.1.2 Pengkajian............................................................................... 33

4.2 Pembahasan..................................................................................... 57

4.2.1 Pengkajian............................................................................... 57

4.2.2 Diagnosa keperawatan............................................................. 62

ix

Page 11: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

4.2.3 Rencana keperawatan.............................................................. 63

4.2.4 Implementasi keperawatan...................................................... 64

4.2.5 Evaluasi keperawatan.............................................................. 67

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan...................................................................................... 70

5.2 Saran................................................................................................. 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x

Page 12: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Identitas klien dengan harga diri rendah...........................................33

Tabel 4.2 Alasan masuk klien dengan harga diri rendah..................................34

Tabel 4.3 Faktor predisposisi harga diri rendah...............................................34

Tabel 4.4 Fisik jiwa harga diri rendah..............................................................35

Tabel 4.5 Konsep diri pada klien harga diri rendah..........................................36

Tabel 4.6 Status mental klien harga diri rendah...............................................38

Tabel 4.7 Kebutuhan pulang klien dengan harga diri rendah...........................40

Tabel 4.8 Masalah psikososial dan lingkungan................................................42

Tabel 4.9 Aspek medik.....................................................................................43

Tabel 4.10 Pemeriksaan penunjang..................................................................44

Tabel 4.11 Analisa data....................................................................................45

Tabel 4.12 Intervensi keperawatan klien 1.......................................................47

Tabel 4.13 Implementasi keperawatan klien 1.................................................50

Tabel 4.14 Evaluasi keperawatan klien 1.........................................................51

Tabel 4.15 Intervensi keperawatan klien 2.......................................................52

Tabel 4.16 Implementasi keperawatan klien 2.................................................54

Tabel 4.17 Evaluasi keperawatan klien 2.........................................................56

xi

Page 13: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Kegiatan Penelitian.....................................................74

Lampiran 2 : Permohonan Menjadi Responden...........................................75

Lampiran 3 : Persetujuan Menjadi Responden 1..........................................76

Lampiran 4 : Persetujuan Menjadi Responden 2..........................................77

Lampiran 5 : Format Pengkajian Asuhan Keperawatan...............................78

Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian RSJ Menur Surabaya.............................92

Lampiran 7 : Surat Balasan Penelitian dari RSJ Menur Surabaya...............93

Lampiran 8 : Lembar Konsultasi Pembimbing 1..........................................94

Lampiran 9 : Lembar Konsultasi Pembimbing 2..........................................95

xii

Page 14: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

DAFTAR ARTI,LAMBANG, DAN SINGKATAN

1. ARTI

Neurosa : Gangguan Mental

Psikosa : Gangguan Mental

Deprivasi : Kekurangan Relatif

Brocha : Bagian dari otak

Distracbility : Kecenderungan

Cocain : Kokain

Emphetamine : Obat golongan stimulasi

Informed consent : Persetujian

Anonimity : Tanpa Nama

Confidentiality : Kerahasiaan

2. LAMBANG

% : Persen

/ : Garing

? : Tanda Tanya

& : Dan

3. SINGKATAN

Depkes : Depertemen Kesehatan

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

SOP : Standart Operasional Prosedur

SP : Strategi Pelaksana

RSJ : Rumah Sakit Jiwa

PPDGJ :Pedoman Penggolongan dan

Diagnosis Gangguan Jiwa

TB : Tinggi Badan

TUK : Tujuan Khusus

TUM : Tujuan Umum

TD : Tekanan Darah

xiii

Page 15: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN SKIZOFRENIA PSIKO AFEKTIF DENGAN GANGGUAN HARGA DIRI RENDAH KRONIK

DIRUANG FLAMBOYAN RSJ MENUR SURABAYA

Oleh:Intan Ratna Sari

Gangguan jiwa merupakan perubahan pada fungsi jiwa yang dapat menyebabkan adanya fungsi jiwa, yang menimbulkan hambatan dalam melaksanakan peran sosial. Harga diri rendah kronik merupakan individu yang cenderung untuk menilai dirinya yang negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain. Tujuan penelitian ini yaitu, peneliti dapat menegetahui, memahami serta dapat mengaplikasikan asuhan keperawatanpada klien dengan gangguan “harga diri rendah kronik” yang meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.

Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode studi kasus. Subyek dalam studi kasus ini menggunakan 2 klien/pasien dengan kasus “harga diri rendah kronik” di Ruang flamboyan Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya teknik wawancara (hasil anamnesa berisi tentang identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang dan dahulu), serta observasi atau pemeriksaan fisik.

Hasil dari penelitian ini yang dilakukan pada klien 1 (Ny.N) dan klien 2 (Ny.A) dengan gangguan “harga diri rendah konik”, pada penelitian ini didapatkan satu diagnosa yang prioritas yaitu “skizofrenia psiko afektif”. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 4x24 jam, klien dapat mengenal harga diri rendah yang dialaminya, dapat bangkit dan percaya diri lagi dengan 4 cara BHSP, bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan aktivitas sesuai jadwal, dan dapat menjalankan terapi obat dengan benar.

Kerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan keperawatan pada klien, komunikasi terapeutikdapat mendorong klien untuk lebih kooperatif lagi, peran keluarga sangatlah penting dalam merawat klien dengan gangguan “harga diri rendah kronik”.Kata kunci : Asuhan Keperawatan Jiwa, Skizofrenia Psiko afektif, Harga

Diri Rendah Kronik

xiv

Page 16: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

ABSTRACT

NURSING CAREFOR AFECTIVE SKIZOFRENIA CLIENTSWITH LOW CHRONIC SELFDISORDERSFLAMBOYAN

RSJ MENUR SURABAYA

By:Intan Ratna Sari

Mental disorder is a change in mental function that can cause mental function, which creates obstacles in carrying out social roles. Chronic low self-esteem is an individual who tends to judge himself negatively and feel inferior to others. The purpose of this study is that researchers can find out, understand and be able to apply nursing care to clients with impaired "chronic low self-esteem" which includes assessment, diagnosis, intervention, implementation and evaluation of nursing.

The design of this study was descriptive using the case study method. The subjects of this study used 2 clients / patients with cases of "chronic low self-esteem" in the flamboyant room of Menur Mental Hospital Surabaya, interview technique (the results of the history were about the client's identity, main complaints, current and past history), as well as physicak Observation or examination.

The results of this study were carried out on client 1 (Ny. N) and client 2 (Ny. A) with impaired "low conic self-esteem", in this study one priority diagnosis was "psycho-affective schizophrenia". After nursing care for 4x24 hours, clients can recognize the low self-esteem that they experience, can rise up and be confident again with 4 ways of BHSP, chat with other people, do activities on schedule, and be able to carry out drug therapy correctly.

Collaboration between the health team and the client or the client's family because it is very necessary for the success of nursing care for the client, therapeutic communication can encourage clients to be more cooperative, the family role is very important in caring clients with impaired "low self-esteem".Keywords: Mental Nursing Care, Affective Psycho Schizophrenia, Low

Chronic Self-Esteem

xv

Page 17: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sehat jiwa dimana suatu kondisi mental yang memungkinkan

produktifitas sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan

memperhatikan semua segi kehidupan manusia. Bagi kebanyakan orang atau

individu dengan gangguan kejiwaan tidak dapat diterima dalam lingkup sosial

dan tidak dapat berfungsi dengan baik dalam masyarakat. Bagi mereka yang

mengalami gangguan jiwa terutama harga diri rendah akan menimbulkan

masalah yang muncul dalam lingkupnya sendiri sebuah hal yang memalukan

dan kerap kali solusi yang diambil untuk mengatasi masalah sangat tidak

bermoral dan manusiawi. Harga diri rendah merupakan individu yang

cenderung untuk menilai dirinya yang negatif dan merasa lebih rendah dari

orang lain (Prabowo, 2017)

Diperkirakan gangguan jiwa mencapai 516 juta jiwa, prevelensi

gangguan jiwa di Indonesia berdasar data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018

sebesar 1,7 per mil menurut WHO. Departemen Kesehatan Republik

Indonesia tahun 2017, menyatakan jumlah penderita gangguan jiwa di

Indonesia mencapai 2,5 juta. Dari 150 juta populasi orang dewasa indonesia,

berdasarkan data Departemen Kesehatan (Depkes) ada 1,74 juta orang

mengalami gangguan mental emosional, 4 % dari jumlah tersebut terlambat

berobat dan tidak tertangani akibat kurangnya layanan untuk penyakit

kejiwaan ini. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas Tahun 2018)

1

1

Page 18: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

2

prevelensi gangguan mental di Indonesia 6,0%, angka rata-rata nasional

gangguan mental emosional pada penduduk usia 15 tahun keatas yaitu 6%,

angka ini setara dengan 14 juta penduduk. Gangguan jiwa berat rata-rata

sebesar 0.17% atau setara dengan 400.000 penduduk. Berdasarkan dari data

tersebut bahwa data bertahun di Indonesia yang mengalami gangguan jiwa

selalu meningkat berdasarkan data departemen kesehatan,jumlah penderita

gangguan jiwa di Indonesia mencapai 2,5 juta orang diperkirakan terdapat

200.000 kasus yang didiagnosa skizofrenia setiap tahun di United States dan

2 juta diseluruh dunia, kira-kira sekitar 1%, walaupun lebih jarang

60%,dirumah sakit jiwa menur surabaya tahun 2019. Pada daerah yogyakarta

diperkirakan kurang lebih sekitar 6% harga diri rendah, pada tahun 2016 dari

150 klien gangguan jiwa rumah sakit jiwa menur surabaya 50% klien

mengalami harga diri rendah. Ini merupakan angka yang cukup besar dan

perlu mendapat perhatian perawat dalam merawat klien dengan gangguan

harga diri rendah.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan harga diri rendah faktor

predisposisi merupakan penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan

berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan

pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis. Sedangkan faktor presipitasi

terjadinya harga diri rendah merupakan hilangnya sebagian anggota tubuh,

berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta

menurunnya produktivitas (Herman,2017). Dampak dari tingginya gangguan

jiwa menyebabkan peran sosial yang terhambat dan menimbulkan

penderitaan pada klien karena perilaku buruk, dengan meningkatkan

1

Page 19: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

3

pelaksanaan pengawasan dan evaluasi program kegiatan kesehatan jiwa

dengan cara peningkatan pembinaan program kegiatan kesehatan jiwa di

sarana kesehatan pemerintah, swasta dan puskesmas terutama upaya promotif

dan preventif. Adapun akibatnya akan berdampak buruk bagi penderita karna

penderita akan merasa terasingkan dan merasa dijauhi oleh orang-orang,

masyarakat maupun keluarga terdekat sendiri.

Upaya kesehatan jiwa masih perlu sosialisasi lebih, dimana persepsi

keluarga masyarakat bahwa penyakit gangguan jiwa merupakan aib keluarga

dan tidak membawa orang gangguan jiwa ke fasilitas kesehatan.Peran

perawat dalam menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan

memerlukan suatu perangkat instruksi atau langkah-langkah kegiatan yang

dibakukan. Hal ini bertujuan agar penyelenggaraan pelayanan keperawatan

memenuhi standar keperawatan. Salah satu jenis SOP (standar operasional

prosedur) yang digunakan adalah SOP tentang strategi pelaksanaan (SP)

tindakan keperawatan pada pasien. SP tindakan keperawatan merupakan

standar model pendekatan asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan

jiwa yang salah satunya adalah pasien yang mengalami masalah utama Harga

Diri Rendah. SP yang dapat digunakan diantaranya seperti mengenal masalah

Harga Diri Rendah dan aspek positif yang dimiliki, membantu pasien menilai

kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu pasien memilih kegiatan

yang akan dilatih, melatih pasien melakukan kegiatan yang telah dipilih.

Page 20: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

4

1.2 Batasan Masalah

Asuhan keperawatan jiwa klien yang mengalami skizofrenia gangguan

harga diri dengan masalah harga diri rendah kronik di RSJ Menur Surabaya.

1.3 Rumusan masalah

Bagaimana gambaran asuhan keperawatan klien skizofrenia psiko-

afektif dengan masalah Harga Diri Rendah kronik diRSJ Menur Surabaya.

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Menggambarkan asuhan keperawatan dengan memberikan aspek

positif yang dimiliki pasien dalam meningkatkan kepercayaan diri

pasien.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Melakukan pengkajian asuhan keperawatan jiwa pada klien dengan

masalah harga diri rendah kronik diruang kenari RSJ Menur

Surabaya.

2. Menetapkan diagnosis keperawata jiwa pada klien yang mengalami

masalah harga diri rendah kronik diruang kenari RSJ Menur

Surabaya.

3. Menyusun intervensi keperawatan pada klien yang mengalami

masalah harga diri rendah kronik diruang kenari RSJ Menur

Surabaya.

4. Melakukan tindakan keperawatan jiwa pada klien yang mengalami

masalah harga diri rendah kronik diruang kenari RSJ Menur

Surabaya.

Page 21: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

5

5. Melaksanakan evaluasi keperawaatan jiwa pada klien yang

mengalami masalah harga diri rendah kronik diruang kenari RSJ

Menur Surabaya.

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat teoritis

Manfaat teoritis study kasus ini adalah untuk mengembangkan ilmu

keperawatan jiwa terkait asuhan keperawatan pada klien yang

mengalami konsep harga diri dengan masalah harga diri rendah kronik.

1.5.2 Manfaat praktis

a. Bagi klien dan keluarga

Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan apa yang telah

dipelajari dalam penanganan kasus jiwa yang dialami dengan kasus

nyata dalam pelaksanaan keperawatan.

b. Bagi Perawat

Dasar pertimbangan dalam memberikan asuhan keperawatan pada

klien Skizofrenia Psiko-afektif dengan gangguan Harga Diri Rendah.

c. Bagi Institusi Pendidikan STIKES ICME

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan dan referensi

bagi mata kuliah keperawatan jiwa.

Page 22: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gangguan psiko-afektif : harga diri rendah

2.1.1 Definisi skizofrenia

Skizofreneia kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal,

baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental.

keabnormalan tersebut di bagi ke dalam dua golongan yaitu gangguan

jiwa (neurosa) dan sakit jiwa (psikosa). Keabnormalan terlihat dalam

berbagai macam gejala yang terpenting di antaranya adalah ketegangan,

rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas, perbuatan-perbuatan yang

terpaksa, histeria, rasa lemah, dan tidak mampu mencapai tujuan, takut,

dan pikiran-pikiran buruk (Yosep & Sutini, 2017).

Skizofrenia adalah keadaan adanya gangguan pada fungsi

kejiwaan. Fungsi kejiwaan meliputi proses berfikir, emosi, kemauan,

dan perilaku psikomotorik, termasuk bicara (Undang-Undang No.3

Tahun 1966) dalam (Nasir & Muhith, 2017). Gangguan jiwa adalah

adanya kelompok gejala atau perilaku yang ditemukan secara klinis

yang disertai adanya penderitaan distres pada kebanyakan kasus dan

berkaitan dengan terganggunya fungsi seseorang (PPDGJ III) dalam

(Nasir & Muhith, 2017).

6

Page 23: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

7

2.1.2 Etiologi

Manusia bereaksi secara keseluruhan, secara holistik, atau dapat

dikatakan juga secara somato-psiko-sosial. Dalam mencari penyebab

gangguan jiwa, maka unsur ketiga ini harus diperhatikan. Gangguan

jiwa ialah gejala-gejala patologik dominan berasal dari unsur psike. Hal

ini tidak berarti bahwa unsur yang lain tidak terganggu.Sumber

penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor dibawah ini :

a. Faktor keturunan

Sindroma turner ternyata berhubungan dengan jumlah kromosom

seks yang abnormal. Gangguan yang berhubungan dengan

kromosom seks dikatakan “terikat pada seks”, artinya bahwa efek

genetik itu hanya terdapat pada kromosom seks.

b. Faktor konstitusi

Konstitusi pada umumnya menunjukan kepada keadaan biologik

seluruhnya, termasuk baik yang diturunkan maupun yang didapati,

kemudian; umpamanya bentuk badan, seks, temperamen, fungsi

emdoktrin, urat syaraf dan jenis darah. Jelas bahwa hal-hal ini

mempengaruhi perilaku individu secara baik atau pun tidak baik,

umpanya bentuk badan yang atletis atau yang kurus, tinggi badan

yang terlalu tinggi atau terlalu pendek. Semua itu turut

mempengaruhi hidup seseorang.

c. Cacat kongenital

Cacat kongenital atau sejak lahir dapat mempengaruhi

perkembangan jiwa anak, terlebih yang berat, seperti retardasi

Page 24: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

8

mental yang berat. Akan tetapi umumnya pengaruh cacat ini pada

timbulnya gangguan jiwa terutama tergantung pada individu itu,

bagaimana ia menilai dan menyesuaikan diri terhadap keadaan

hidupnya yang cacat.

d. Perkembangan Psikologik yang salah

1) Ketidakmatangan atau fiksasi, yaitu individu gagal berkembang

lebih lanjut ke fase berikutnya.

2) Tempat-tempat lemah yang ditinggalkan oleh pengalaman yang

traumatik sebagai kepekaan terhadap jenis stres tertentu.

3) Disorsi, yaitu bila individu mengembangkan sikap atau pola

reaksi yang tidak sesuai atau gagal mencapai integrasi

kepribadian yang normal.

e. Deprivasi dini

Maternal atau kehilangan asuhan ibu di rumah sendiri, semisal

terpisah dengan ibu jauh dari rumah dapat menimbulkan

perkembangan yang abnormal. Deprivasi rangsangan umum dari

lingkungan, bila sangat berat, ternyata berhubungan dengan retardasi

mental. Kekurangan protein dalam makanan, terutama dalam jangka

waktu lama sebelum anak berumur 4 tahun, dapat mengakibatkan

retardasi mental.

f. Pola Keluarga yang Petagonik

Dalam masa kanak-kanak keluarga memegang peranan yang penting

dalam pembentukan kepribadian. Hubungan orang tua-anak yang

salah atau interaksi yang patogenik dalam keluarga sering

Page 25: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

9

merupakan seumber gangguan penyesuain diri. Kadang-kadang

orang tua berbuat terlalu banyak untuk anak dan tidak memberi

kesempatan anak itu berkembang sendiri. Ada kalanya orang tua

berbuat terlalu sedikit dan tidak merangsang anak itu atau tidak

memberi bimbingan dan anjuran yang dibutuhkannya. Kadang-

kadang mereka malahan mengajarkan anak itu dengan pola-pola

yang tidak sesuai. Akan tetapi pengaruh cara asuhan anak tergantung

pada keadaan sosial secara keseluruhan dimana hal itu dilakukan.

g. Masa remaja

Masa remaja dikenal sebagai masa gawat dalam perkembangan

kepribadian, sebagai masa “badai dan stress”. Dalam masa ini

individu dihadapi dengan pertumbuhan yang cepat, perubahan-

perubahan badaniah dan pematangan seksual. Pada waktu yang sama

status sosialnya juga mengalami perubahan, bila ia dulu sangat

tergantung pada orantuanya atau orang lain, sekarang ia harus belajar

berdiri sendiri dan bertanggung jawab yang membawa dengan

sendirinya masalah pernikahan, pekerjaan, dan status sosial umum.

Perubahan-perubahan ini mengakibatkan bahwa ia harus mengubah

konsep tentang diri sendiri. Ia harus memantapkan dirinya sebagai

individu yang berkepribadian lepas dari keluarganya, ia harus

menyelesaikan masalah pendidikan, pernikahan, dan kehidupan

dalam masyarakat. Bila tidak dibekali dengan pegangan hidup yang

kuat, maka ia akan mengalami disfusi identitas, yaitu ia bingung

tentang apakah sebenarnya ia ini? dan buat apakah sebenarnya hidup

Page 26: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

10

ini? Sindroma ini juga disebut juga “onami”, remaja itu merasa

terombang-ambing, terapung-apung dalam hidup tanpa tujuan

tertentu. Banyak remaja sebenarnya tidak memberontak, akan tetapi

hanya sedang mencari arti dirinya sendiri serta pegangan hidup yang

berarti bagi mereka.

h. Faktor Sisiologik

Dalam Perkembangan yang Salah Alfin Toffler mengemukakan

bahwa yang paling berbahaya di zaman modern di negara-negara

dengan super-industrialisasi ialah kecepatan perubahan dan

pergantian yang makin cepat dalam hal kesementaraan,kebaruan,

keanekaragaman. Dengan demikian individu menerima rangsangan

yang berlebihan sehingga kemungkinan terjadinya kekacauan mental

lebih besar. Karena hal ini lebih besar kemungkinannya dalam masa

depan, maka dianamakan “syok masa depan”. Telah diketahui bahwa

seseorang yang mendadak berada di tengah-tengah kebudayaan asing

dapat mengalami gangguan jiwa karena pengaruh kebudayaan ini

yang serba baru dan asing baginya.

i. Genetika

Terutama gangguan presepsi sensori dan gangguan psikotik lainnya

erat sekali penyebabnya dengan faktor genetik termasuk di dalamnya

saudara kembar, atau anak hasil adopsi. Individu yang memiliki

anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa memilki

kecenderungan lebih tinggi dibanding dengan orang yang tidak

memiliki faktor herediter. Individu yang memiliki hubungan sebagai

Page 27: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

11

ayah, ibu, saudara, atau anak dari pasien yang mengalami gangguan

jiwa memiliki kecenderungan 10%, sedangkan keponakan atau cucu

kejadianya 2-4%. Individu yang memiliki hubungan sebagai kembar

identik dengan pasien yang mengalami gangguan jiwa memiliki

kecenderungan 46-48%, sedangkan kembar dizygot memiliki

kecenderungan 14-17%.Neurobiological Menurut Andreasen (2015),

pasien yang mengalami gangguan jiwa memiliki ciri-ciri biologis

yang khas terutama pada susunan dan struktur syaraf pusat, biasanya

pasien mengalami permbesaran ventrikel ke-3 sebelah kirinya. Ciri

lainnya terutama adalah pada pasien yang mengalami skizofrenia

memiliki lobus frontalis lebih kecil dari rata-rata orang yang normal.

Menurut Candel, pasien yang mengalami gangguan jiwa dengan

gejala takut dan paranoid memiliki lesi pada daerah amiglada

sedangkan pada pasien skizofrenia yang memiliki lesi pada area

wernik’s dan areabrochabiasanya disertai dengan aphasia serta

disorganisasi dalam prosesbicara.Kerusakan pada bagian-bagian otak

tertentu ternyata memegang peranan pada timbulnya gejala-gejala

gangguan jiwa, misalnya:

1) Kerusakan pada lobus frontalis: menyebabkan kesulitan dalam

proses pemecahan masalah dan perilaku yang mencegah pada

tujuan, berpikir abstrak, perhatian dengan manifestasi gangguan

psikomotorik.

2) Kerusaksan pada basal gangglia dapat menyebabkan distonia dan

tremor.

Page 28: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

12

3) Kerusakan pada lobus temporal limbic akan meningkatkan

kewaspadaaan, distractibility, gangguan memori. l.Stress

psikososial dan stress perkembangan yang terjadi secara terus

menerus dengan koping yang tidak efektif akan mendukung

timbulnya gejala psikotik dengan menisfestasi; kemiskinan,

kebodohan, pengangguran, isolasi sosial, dan perasaan

kehilangan.

4) Penyalahgunaan obat-obatan Koping yang maladaptif yang

digunakan individu untuk menghadapi stressor melalui obat-

obatan yang memiliki sifat adiksi (efek ketergantungan) seperti

cocain, emphetamine menyebabkan gangguan persepsi, gangguan

proses pikir, gangguan motorik dan sebagainya.

2.1.3 Patofisiologi

Pada dasarnya, terjadinya gangguan jiwa pada seseorang terlihat

apabila apa yang dilakukannya tidak sesuai dengan kaidah-kaidah

normalitas kondisi lingkungan. Dalam arti bahwa apa yang dilakukan

merupakan bentuk ditorsi atau penyimpagan yang patologis. Pohon

masalah pada klien dengan gangguan psiko-afektif : harga diri rendah,

menurut trimelia 2017.

Page 29: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

13

Melukai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan (akibat)

Harga Diri Rendah (core problem)

Isolasi sosial : menarik diri (penyebab)

Skizofrenia

2.1 Pathway Harga Diri Rendah (trimelia,2017)

2.1.4 Tanda dan Gejala

Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala gangguan jiwa:

a. Gangguan kognitif

Adalah suatu proses mental di mana seorang individu menyadari dan

mempertahankan hubungan dengan lingkungannya, baik lingkungan

dalam maupun lingkungan luar (fungsi mengenal). Proses kognitif

meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Sensasi dan presepsi

2) Perhatian

3) Ingatan

4) Asosiasi

5) Pertimbangan

6) Pikiran

7) Kesadaran

Page 30: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

14

b. Gangguan perhatian

Adalah pemusatan dan konsentrasi energi, menilai dalam suatu

proses kognitif yang timbul dari luar akibat suatu rangsangan.

c. Gangguan ingatan (kenangan, memori)

Adalah kesanggupan untuk mencatat, menyimpan, memproduksi isi,

dan tanda-tanda kesadaran.

d. Gangguan asosiasi

Adalah proses mental yang dengannya suatu perasaan, kesan, atau

gambaran ingatan cenderung untuk menimbulkan kesan atau

gambaran ingatan renspon atau konsep lain, yang sebelumnya

berkaitan dengannya.

e. Gangguan Pikiran umum

Adalah meletakkan hubungan antara berbagai dari pengetahuan

seseorang.

f. Gangguan Kesadaran

g. Adalah kemampuan seseorang untuk mengadakan hubungan dengan

lingkungan, serta dirinya melalui pancarindra dan mengadakan

pembatasan terhadap lingkungan serta dirinya sendiri.

h. Gangguan emosi dan afek Emosi

Adalah suatu pengalaman yang sadar dan memberikan pengaruh

pada aktivitas tubuh serta menghasilkan sensasi organik dan kinetis.

Afek kehidupan perasaan atau nada perasaan emosional seseorang,

menyenangkan atau tidak, yang menyertai suatu pikiran, biasa

Page 31: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

15

berlangsung lama dan jarang disertai komponen fisiologis (Nasir &

Muhith, 2014).

2.2 Konsep Harga Diri Rendah

2.2.1 Definisi harga diri rendah

Harga diri rendah adalah perasaan seseorang bahwa dirinya tidak

diterima lingkungan dari gambaran-gambaran negative tentang dirinya

(Yosep & Sutini, 2017). Harga diri rendah adalah individu yang

cenderung untuk menilai dirinya yang negatif dan merasa lebih rendah

dari orang lain (Prabowo, 2015). Harga diri rendah adalah perasaan

tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat

evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.

Adanya perasaan hilang percaya diri, merasa gagal karena tidak mampu

mencapai keinginan sesuai ideal diri (Yosep & Sutini, 2017). Harga diri

rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri

yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan

kemampuan diri (Direja, 2018).

2.2.2 Tanda dan Gejala

Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah antara

lain :

a. Data subjektif

Mengkritik diri sendiri atau orang lain perasaan tidak mampu,

pandangan yang pesimis, perasaan lemah dan takut, penolakan

terhadap kemampuan diri sendiri, hidup yang berpolarisasi,

Page 32: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

16

ketidakmampuan menentukan tujuan, dan mengungkapkan

kegagalan pribadi.

b. Data objektif

Produktivitas menurun, perilaku destruktif pada diri sendiri dan

orang lain penyalahgunaan zat, menarik diri dari hubungan sosial,

ekspresi wajah malu dan rasa bersalah, menunjukan tanda depresi,

dan tampak mudah tersinggung dan mudah marah (Prabowo, 2017).

2.2.3 Proses Terjadinya Harga Diri Rendah

Diakibatkan oleh rendahnya cita-cita seseorang. Hal ini

mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai tujuan.

Tantangan yang rendah menyebabkan upaya yang rendah selanjutnya

hal ini menyebabkan penampilan seseorang yang tidak optimal.

Penyebab harga diri rendah adalah pada amsa kecil sering disalahkan,

jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa

remaja keberadaanya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan

tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal di sekolah,

pekerjaan atau pergaulan. Harga diri rendah saat lingkungan cenderung

mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya.

a. Faktor predisposisi

Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah penolakan orang tua

yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai

tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri

yang tidak realistis.

b. Faktor Presipitasi

Page 33: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

17

Faktor Presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah

kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan atau bentuk tubuh,

kegagalan atau produktivitas yang menurun. Secara umum,

gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi secara

situasional atau kronik. Secara situasional misalnya karena trauma

yang muncul secara tiba-tiba, misalnya harus dioperasi, kecelakaan,

perkosaan atau dipenjara termasuk dirawat di rumah sakit bisa

menyebabkan harga diri rendah disebabkan karena penyakit fisik

atau pemasangan alat bantu yang membuat pasien tidak nyaman.

Penyebab lainnya adalah harapan fungsi tubuh yang tidak tercapai

serta perlakuan petugas kesehatan yang kurang menghargai pasien

dan keluarga. Harga diri rendah kronik biasanya dirasakan pasien

sebelum sakit atau sebelum dirawat pasien sudah memiliki pikiran

negatif dan meningkat saat dirawat (Yosep & Sutini, 2017).

2.2.4 Rentang Respons Adaptif Respons Maladaptif

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Positif

Kerancauan

Identitas

Depersonalisasi

Gambar 2.1 Rentang respons harga diri rendah (Yosep & Sutini, 2017)

Page 34: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

18

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan

2.3.1 Pengkajian

1. Biodata

a. Inisial :

b. Umur :

c. Jenis kelamin :

d. Suku bangsa :

2. Keluhan utama dan riwayat penyakit sekarang

3. Riwayat penyakit masa lalu

4. Riwayat penyakit keluarga

5. Riwayat psikososial

Hubungan pasien dengan keluarga, kerabat, teman

6. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Makan

Kebiasaan makan, menu makanan, porsi makan, porsi minum.

b. Istirahat (tidur)

Kebiasaan tidur pasien, gangguan tidur pasien.

c. Eliminasi

BAK (kebiasaan BAK, warna, bau)

BAB (kebiasaan BAB, warna, bau)

d. Personal hygine

Mandi (kebiasaan mandi, memakai sabun.

Page 35: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

19

e. Pengkajian Harga Diri Rendah

Berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah : Mengkritik

diri sendiri, perasaan tidak mampu, pandangan hidup yang

pesimis, penurunan produktivitas, penolakan terhadap

kemampuan diri Selain data di atas, perawat dapat juga

mengamati penampilan seseorang dengan harga diri rendah

terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian

tidak rapi, selera makan kurang, tidak berani menatap lawan

bicara, lebih banyak menunduk dan bicara lambat dengan suara

lemah.

2.3.2 Diagnosis keperawatan

1. Definisi Diagnosis keperawatan

Penilaian klinis tentang respons manusia terhadap gangguan

kesehatan atau proses kehidupan, atau kerentanan respons dari

seorang individu, keluarga, atau komunitas.

2. Definisi diagnosa Harga diri rendah

Evaluasi diri atau perasaan negatif tentang diri sendiri atau

kemampuan diri yang berlangsung lama.

3. Batasan karakteristik

Bergantung pada pendapat orang lain, ekspresi rasa bersalah,

ekspresi rasa malu, enggan mencoba hal baru, kegagalan hidup

berulang, kontak mata kurang, melebih-lebihkan umpan balik negatif

tentang diri sendiri, menolak umpan balik positif tentang diri sendiri,

meremehkan kemampuan mengatasi situasi, pasif, perilaku

Page 36: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

20

bimbang,perilaku tidak asertif,secara berlebihan mencari penguatan,

seringkali mencari penegasan.

4. Faktor yang berhubungan :

1) Gangguan psikiatrik

2) Kegagalan berulang

3) Ketidaksesuaian budaya

4) Ketidaksesuaian spiritual

5) Koping terhadap kehilangan tidak efektif

6) Kurang kasih sayang

7) Kurang keanggotaan dalam kelompok

8) Kurang respek dari orang lain

Berdasarkan data di atas, yang di dapat melalui observasi,

wawancara atau pemeriksaan fisik yang bahkan diperoleh melalui

sumber sekunder, perawat dapat menegakkan diagnosis

keperawatan pada pasien yaitu Gangguan psiko-afektif : harga

diri rendah.

5. Masalah keperawatan yang mungkin muncul :

1) Harga diri rendah kronis

2) Resiko bunuh diri

3) Isolasi sosial : Menarik diri

4) Risiko perilaku kekerasan.

Page 37: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

21

2.3.3 Intervensi Keperawatan

NoDiagnosa Tujuan

Rencana tindakan

keperawatan

1. Harga diri rendah Klien dapatmembina

hubungan saling

percaya

6. Bina hubungan saling percaya dengan klien beri salam terapeutik (panggil nama klien), sebutkan nama perawat, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (topik yang dibicarakan, waktu dan tempat)a. yakinkan bahwa

kerahasiaan klien senantiasa terjaga

b. tanyakan harapan terhadap pertemuan

7. dorong dan beri kesempatan untuk klien mengungkapkan perasaannya

8. dengarkan ungkapan klien dengan empati

9. lakukan pengkajian data (sesuai format pengkajian)

2. klien dapat

mengidentifikasi

Aspek positif yang

dimiliki

Sp 1. Tanyakan

bagaimana perasaan klien setelah melakukan kegiatan.

2. Masukkan pada jadwal kegiatan harian minum obat (6 benar)

3.klien dapat

mengevaluasikegiatan

sebelumnya

Sp 1. Evaluasi tanda dan

gejala harga diri2. Validasi kemampuan

melakukan kegiatan pertama, dan kedua yang telah dilatih dan berikan pujian

3. Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama dan kedua

4. Bantu pasien memilih kegiatan keempat yang akan dilatih

Page 38: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

22

5. Latih kegiatan ketiga (alat dan cara)

6. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan tiga kegiatan

4.klien dapat melakukan

kegiatan secara baik

Sp 1. Evaluasi tanda dan

gejala harga diri2. Validasi kemampuan

melakukan kegiatan pertama, kedua dan ketiga yang telah dilatih dan berikan pujian

3. Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama, kedua dan ketiga

4. Bantu pasien memilih kegiatan keempat yang akan dilatih

5. Latih kegiatan keempat (alat dan cara)

5.Resiko peri laku

kekerasan

Menahan diridari

kemarahan

1. Tentukan motifatau alasan tingkah laku

2. Berikan pengobatan dengan cara yang

untuk menurunkancemas,

menstabilkan alam

perasaan/mood dan

menurunkan stimulasi diri

6. Resiko bunuh diri 1. Menahan diri2. Resolusi rasa

1. Monitor pasien untuk adanya menyakiti diri yang stress, memburuk menjadi pikiran atau sikap bunuh diri

2. Ajarkan dan kuatkan pasien untuk melakukan ting kah laku koping yg efektif dan untuk mengekspresikan perasaan dengan cara yg tepat

7. Resiko bunuh diri 1. Monitor pasien

untuk adanya menyakiti

diri yang stress, memburuk

menjadi pikiran atau sikap

Page 39: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

23

bunuh diri2. Ajarkan dan kuatkan

pasien untuk melakukan ting kah laku koping yg efektif dan untuk mengekspresikan perasaan dengan cara yg tepat

8.Isolasi

sosialmenarik diri

Bina hubungansaling

percayabina hubungan

Dg keluarga

1. Beri motivasiagar percayadiri pasien meningkat

2. beri pelatihanatau kegiatan yang bisa meningkatkan aktivitas pasien

3. mengikut serta kan pasien dlmkegiatan kelompok

4. ikut sertakan keluarga dalam kegiatan pasien

2.3.4 Implementasi

1. Definisi implementasi merupakan tindakan keperawatan yang

disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan.

2. Tindakan pada pasien

1) Strategi pelaksanaan (SP) 1

Identifikasi penilaian pasien tentang diri sendiri dan

pengaruhnya terhadap hubungan dengan orang lain, harapan yang

telah dan belum tercapai, upaya yanng dilakukan untuk mencapai

harapan yang belum terpenuhi, identifikasi kemampuan

melakukan kegiatan dan aspek positif pasien, bantu pasien,

menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini, buat daftar

kegiatan yang daapt dilakukan saat ini, bantu pasien memilih

salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat ini unutk dilatih,

latih kegiatan yang telah dipilih, masukkan kegiatan yang telah

dilatih pada jadwal kegiatan.

Page 40: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

24

2) Strategi pelaksanaan (SP) 2

Evaluasi tanda dan gejala harga diri rendah, validasi

kemampuan pasien malakukan kegiatan pertama yang telah

dilatih dan berikan pujian, evaluasi manfaat melakukan kegiatan

pertama; bantu pasien memilih kegiatan kedua, masukkan jadwal

kegiatan untuk latihan.

3) Strategi pelaksanaan (SP) 3

Evaluasi tanda dan gejala harga diri rendah, validasi

kemampuan pasien malakukan kegiatan pertama dan kedua yang

telah dilatih dan berikan pujian, evaluasi manfaat melakukan

kegiatan pertama dan kedua, bantu pasien memilih kegiatan

ketiga yang akan dilatih; masukkan jadwal kegiatan untuk latihan.

4) Strategi pelaksanaan (SP) 4

Evaluasi tanda dan gejala harga diri rendah, validasi

kemampuan pasien malakukan kegiatan pertama, kedua, dan

ketiga yang telah dilatih dan berikan pujian, evaluasi manfaat

melakukan kegiatan pertama, kedua, dan ketiga, bantu pasien

memilih kegiatan keempat yang akan dilatih; masukkan jadwal

kegiatan untuk latihan.

2.3.5 Evaluasi Keperawatan

1. Definisi evaluasi

Adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan

keperawatan pada pasien.

2. Evaluasi keperawatan

Page 41: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

25

Selanjutnya, setelah tindakan keperawatan evaluasi dilakukan

terhadap kemampuan pasien harga diri rendah dan keluarganya, serta

kemampuan perawat dalam merawat pasien harga diri

rendah.Kemampuan yang diharapkan dari pasien: Pasien dapat

mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang dimilki pasien,

Pasien dapat membuat rencana kegiatan harian, Pasien dapat

melakukan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki.

Page 42: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang dipakai pada karya tulis ini adalah studi kasus.

Penelitian studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif

terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu

(Arikunto, 2017:142). Studi kasus dilakukan dengan cara meneliti suatu

permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal

(Notoatmodjo, 2017:47). Jenis penelitian studi kasus deskriptif ini dengan

menggunakan metode observasi parsitipasif. Metode observasi partisipasi

yaitu pengalaman terhadap subyek untuk mendapatkan informasi secara

mendalam, dan peneliti ikut terlibat dalam kegiatan tersebut (Lapau,

2015:79). Dalam studi kasus ini peneliti menggunakan dua klien yang akan

dikaji sesuai keluhan dan diberi asuhan keperawatan.

Studi kasus yang menjadi pokok bahasan penelitian ini adalah digunakan

untuk mengeksplorasi masalah asuhan Keperawatan Pada Klien Yang

Mengalami Gangguan Jiwa dengan Masalah Harga Diri Rendah di RSJ

Menur Surabaya.

3.2 Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul penelitian, maka

peneliti sangat perlu memberikan batasan istilah yang digunakan dalam

penelitian ini sebagai berikut :

26

Page 43: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

27

3.2.1 Asuhan keperawatan

Adalah proses atau rangkaian kegiatan praktik keperawatan

langsung kepada klien diberbagai tatanan pelayanan kesehatan yang

pelaksanaannya berdasarkan kaidah profesi keperawatan dan

merupakan inti praktik keperawatan (Ali, 2018).

3.2.2 Skizofrenia

Adalah keadaan adanya gangguan pada fungsi kejiwaan. Fungsi

kejiwaan meliputi proses berfikir, emosi, kemauan, dan perilaku

psikomotorik, termasuk bicara (Undang-Undang No.3 Tahun 1966)

dalam (Nasir & Muhith, 2017).

3.2.3 Gangguan jiwa

Adalah adanya kelompok gejala atau perilaku yang ditemukan

secara klinis yang disertai adanya penderitaan distres pada kebanyakan

kasus dan berkaitan dengan terganggunya fungsi seseorang (PPDGJ III)

dalam (Nasir & Muhith, 2017).

3.2.4 Harga diri rendah

Adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang

berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau

kemampuan diri. Adanya perasaan hilang percaya diri, merasa gagal

karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Yosep &

Sutini, 2017).

Page 44: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

28

3.3 Partisipan

Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 klien yang

mengalami skizofrenia psiko-aktif dengan gangguan Harga Diri Rendah di

RSJ Menur Surabaya. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dewasa lanjut dan remaja. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut :

1. Klien yang mengalami skizofrenia psiko-aktif dengan gangguan Harga

Diri Rendah.

2. Klien yang dirawat pada hari lima diruang flamboyan.

3. Klien yang bersedia dijadikan subjek penelitian.

3.4 Lokasi Dan Waktu Penelitian

3.4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang Flamboyan RSJ Menur Surabaya.

3.4.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai dari penyusunan proposal pada bulan maret

2019 sampai dengan April 2019.

1. Pengumpulan Data

Agar dapat diperoleh data yang sesuai dengan permasalahan dalam

penelitian ini, sangatlah diperlukan teknik mengumpulkan data.

Adapun teknik tersebut adalah :

1) Wawancara Pengumpulan data dengan menanyakan secara

langsung kepada pasien dan perawat terkait dengan masalah yang

dihadapi pasien.

2) Observasi Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati

pasien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan

Page 45: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

29

keperawatan pasien. Observasi dilakukan dengan menggunakan

penglihatan dan alat indera lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan

pendengaran. Melakukan pengkajian terhadap faktor predisposisi,

perilaku, fisik, fungsi sistem tubuh, status emosi, status

intelektual, status sosial.

3) Studi dokumentasi Pengambilan data dimulai dari pasien masuk

sampai pasien pulang, berasal dari dukumen perkembangan

pasien atau rekam medis pasien dan data yang berasal langsung

dari pasien.

4) Pemeriksaaan fisik Pemeriksaan fisik secara langsung dan

menyeluruh mulai dari ujung rambut sampai kaki.

3.5 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dari Gangguan jiwa dengan masalah keperawatan

harga diri rendah dimaksudkan untuk menguji kualitas data atau informasi

yang diperoleh sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi.

Disamping integritas penulis (karena penulis menjadi instrument utama), uji

keabsahan data dilakukan dengan :

a. Memperpanjang waktu pengamatan/tindakan.

b. Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari sumber data

utama yaitu pasien, perawat dan keluarga pasien yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti.

3.6 Analisis Data

Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan

data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan

Page 46: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

30

cara mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan dengan teori yang

ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis

yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban-jawaban dari penelitian

yang diperoleh dari hasil interpretasi wawancara mendalam yang dilakukan

untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Teknik analisis digunakan

dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan

data untuk selanjutnya diintrepretasikan oleh peneliti dibandinghkan teori

yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi

tersebut. Urutan dalam analisis adalah :

1. Pengumpulan data Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara,

observasi dan dokumen). Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan,

kemudian disalin dalam bentuk transkrip (catatan terstruktur).

2. Mereduksi data Dari hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk

catatan lapangan dijadikan satu dalam bentuk transkrip dan

dikelompokan menjadi data subjektif dan objektif, dianalisis berdasarkan

hasil pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingan dengan nilai normal.

3. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, gambar, bagan dan

teks naratif. Kerahasiaan pasien dijaga dengan cara mengaburkan

identitas dari pasien.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan,kemudian data dibahas dan dibandingkan

dengan hasil-hasil penulisan terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku

kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara induksi. Data

Page 47: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

31

yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosa,

perencanaan, tindakan dan evaluasi.

3.7 Etik Penelitian

3.7.1 Informed consent (persetujuan menjadi klien)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan,responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan

dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Tujuan Informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan

tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia,

maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden

tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien (Hidayat,

2017). Responden harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang

tujuan penelitian yang akan dilaksanakan. Pada informed consent juga

perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan dipergunakan

untuk pengembangan ilmu (Nursalam, 2017).

3.7.2 Anonimity (Tanpa Nama)

Penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur. Nama

responden diganti dengan inisial, nomor atau kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat,

2018).

Page 48: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

32

3.7.3 Confidentiality (Kerahasiaan)

Semua informasi maupun masalah-masalah responden akan

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Hanya pengelompokan data

tertentu yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian

(Hidayat, 2018).

Page 49: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

4.1.1 Gambaran lokasi pengambilan data

Pada studi kasus ini peneliti dilakukan di Ruang Flamboyan

Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya yang beralamat di Jl.Menur No.120

Surabaya, Jawa Timur. Ruang flamboyan merupakan Ruangan kelas III

khusus perempuan yang memiliki 2 ruangan yang pertama dengan 20

bed, yang kedua dengan 30 bed, kasus yang sering ditemukan di ruang

flamboyan adalah gangguan persepsi sensori mulai dari halusinasi

pendengaran, halusinasi penglihatan, harga diri rendah.

4.1.2Pengkajian

I. Identitas klien

Tabel 4.1 Identitas klien dengan Harga Diri Rendah

Identitas klien Klien 1 Klien 2

Nama Ny. N Ny. A

Umur 35 18

Pendidikan SLTA SMA

Pekerjaan Ibu rumah tangga Pelajar

Agama Islam Islam

Status perkawinan Menikah Belum nikah

33

Page 50: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

34

II. ALASAN MASUK

Tabel 4.2 Alasan masuk klien dengan harga diri rendah

Klien 1 Klien 2

Keluarga klien bilang semenjak klien bekerja

dipabrik klien selalu diejek oleh tetangganya

bahwa dikira klien kerja yang aneh-aneh

karna larut malam baru pulang kerumah.

Karna diomongin terus terusan klien jadi

minder,dan memutuskan berhenti dari

pekerjaannya. Mulai saat itu klien melamun

sendiri, menyendiri ditempat sepi, jarang

bicara dengan orang rumah maupun tetangga

sekitar, klien juga tidak bersemangat lagi,

kadang suka nangis sendiri dan lebih

parahnya klien sampai membanting barang.

Kemudian keluarga membawa klien keRSJ

menur untuk mendapatkan pengobatan lebih

lanjut.

Keluarga klien mengatakan bahwa

anaknya selalu dikucilkan teman-

temannya disekolah dan diejek

dengan kata-kata yang kasar.

Mendengar aduan dari ananya ibu

pun langsung melaporkan ke

gurunya supaya anak yang

bersangkutan ditegur namun tidak

berselang beberapa lama ejekan itu

mulai lagi sampai klien tidak mau

dan takut untuk masuk sekolah.

Setiap hari klien kepikiran terus

sampai-sampai bilang bahwa

dirinya tidak berharga lagi, klien

selalu murung dikamar tidak mau

keluar, klien menghindar dengan

orang yang mendekatinya, klien

jarang bicara dengan anggota

keluarga maupun tetangga sekitar,

klien juga tidak bersemangat,

makan pun jarang, selalu nangis

sambil bilang teriak bahwa dirinya

tidak ada harganya lagi, tidak

pantas hidup di dunia dan sudah

berulang kali mencoba untuk bunuh

diri. Karna setiap hari semakin

menjadi klien dibawa keluarga ke

RSJ menur untuk berobat.

Page 51: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

35

III. FAKTOR PREDISPOSISI

Tabel 4.3 Faktor predisposisi jiwa

Faktor predisposisi Klien 1 Klien 21. Pernah mengalami

gangguan jiwa

Tidak Tidak 2. Pengobatan

sebelumnya

Tidak Tidak 3. Pernahkah klien

mengalami aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan dan kekerasan keluarg

Tidak Klien mengalami

penolakan dalam

lingkup sekolahnya

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Tidak, tidak ada keluarga yang

mengalami gangguan jiwa,

tidak ada gejala gangguan

jiwa, tidak ada riwayat

pengobatan/perawatan jiwa

dalam keluarga

Tidak, tidak ada

keluarga yang

mengalami

gangguan jiwa,

tidak ada gejala

gangguan jiwa,

tidak ada riwayat

pengobatan/perawat

an jiwa dalam

keluarga5. Pengalaman masa

lalu yang tidak menyenangkan Tidak terkaji Tidak terkaji

IV. FISIK

Tabel 4.4 Fisik jiwa

Pemeriksaan fisik Klien 1 Klien 2

Tanda-tanda vital TD : 110/80 MmHg

N : 80x/menit

TD : 120/80 MmHg

N : 82x/menit

Page 52: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

36

S : 36,5 C

RR : 20x/menit

S : 36,5 C

RR : 20x/menit

Ideal tubuh TB : 150 cm

BB : 60 kg

TB : 150 cm

BB : 45 kg

Keluhan fisik Gatal-gatal dikulit bagian

kaki

Tidak ada

Jelaskan :

klien 1 ada gatal-gatal dikulit bagian kaki, klien 2 tidak ada masalah

Masalah keperawatan : tidak ada masalahV. psikososial

1. Genogram

Klien 1 Klien 2

Penjelasan :

Klien 1 : Penjelasan :

Page 53: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

37

Pengkajian psikososial klien merupakan ibu

rumah tangga mempunyai dua orang anak,

dan klien tinggal bersama suami dan kedua

anaknya.

Klien 2:

Pengkajian psikososial klien merupakan anak ke 2

dari 3 bersaudara, klien tinggal serumah bersama

kedua orang tuanya dan adiknya.

Keterangan :

: laki-laki : laki-laki meninggal

: perempuan : perempuan meninggal

: klien

2. Konsep diri

Tabel 4.5 Konsep diri pada klien jiwa

Konsep diri Klien 1 Klien 2

Gambaran diri

Klien mengatakan lebih suka

tangan dari tubuhnya

Klien mengatakan

lebih suka hidungnya

yang mancung dari

tubuhnya

Identitas Klien merupakan anak pertama

dari dua bersaudara

Klien merupakan anak

ke dua dari tiga

bersaudara

Peran Klien berperan sebagai ibu Klien berperan sebagai

anak dan kakak dalam

keluarga

Ideal diri Klien ingin cepat sembuh dan Klien ingin cepat

Page 54: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

38

kembali berkumpul bersama

suami dan anaknya

sembuh dan kembali

berkumpul bersama

keluarganya

Harga diri Klien bangga memiliki dua

orang putra yang ganteng, baik

dan penyayang

Klien bangga memiliki

keluarga yang syang

dan selalu mendukung

klien

Hubungan sosial

Orang yang bearti klien mengatakan orang yang

paling bearti adalah suaminya

Klien mengatakan

orang yang paling

bearti adalah ibunya

Peran serta dalam kegiatan

kelompok/masyarakat

Klien kurang kooperatif dalam

setiap kegiatan berlangsung

Sebelum sakit klien

selalu ikut dalam

kegiatan diluar maupun

dalam ligkup

masyarakat. Namun

setelah sakit klien

kurang kooperatif

dalam bersosialisasi

kemasyarakat

Hambatan dalam hubungan dengan

orang lain

Klien kurang bersosialisasi

dengan orang lain

Klien kurang

bersosisalisasi dengan

Page 55: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

39

orang lain

Spiritual

Nilai dan keyakinan Klien menyebut nama Allah

SWT walaupun dengan

dituntun tetapi tidak mau

menjalankan ibadah shalat

Klien dapat menyebut

nama Allah SWT

Kegiatan ibadah Klien tidak beribadah selama

sakit

Klien tidak beribadah

selama sakit

Masalah keperawatan : 1. Ketidakooperatifan dalam hubungan dengan orang lain2. Tidak ada masalah keperawatan

V. STATUS MENTAL

Tabel 4.6 Status mental klien jiwa

No Status mental Klien 1 Klien 2

1. Penampilan Penampilan klien bersih tapi

kurang rapi (memakai baju

masih kebalik, rambut tidak

disisir)

Penampilan klien bersih

kurang rapi (rambut

tidak mau disisir

dibiarkan terurai)

Masalah keperawtan Tidak ada masalah

keperawatan

Tidak ada maslah

keperawatan

2. Pembicaraan Klien berbicara dengan Klien bicara pelan,

Page 56: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

40

gugup, pelan, lambat dan

tidak realistis

lambat sambil

menunduk

Masalah keperawatan Hambatan komunikasi verbal Hambatan komunikasi

verbal

3. Aktivitas motorik Klien jarang berbincang-

bincang dengan teman

disekitarnya, banyak diam

didalam kamar

Klien jarang bicara

dengan teman dan

banyak diam

menyendiri dipojokan

kamar

Masalah keperawatan Isolasi sosial Isolasi sosial

4. Alam perasaan Klien merasa takut pada saat

diwawancarai

Klien merasa takut saat

diwawancarai

Masalah keperawatan Tidak ada masalah

keperawatan

Tidak ada masalah

keperawatan

5. Afek Pada saat diwawancarai klien

tidak ada perasaan senang

yang ada hanya

menundukkan kepala

Pada saat diwawancarai

klien hanya menunduk

saja, sambil mainan jari

Masalah keperawatan Kurangnya respon pada saat

diajak bicara

Kurangnya respon pada

saat diajak bicara

6. Interaksi selama wawancara Kontak mata kurang, pada

saat diwawancarai kadang

menjawab tapi banyak diam

Kontak mata kurang,

pada saat diwawancarai

banyak diam sekali

menjawab hanya

menganggukkan kepala

Page 57: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

41

Masalah keperawatan Menarik diri Menarik diri

7. Persepsi Klien tidak pernah

mendengar atau melihat

makhluk halus

Klien tidak pernah

mendengar atau melihat

makhluk halus

Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah

8. Proses pikir Klien berbicara berbelit-belit

tapi sampai dengan tujuan

Klien bicara berbelit-

belit tapi sampai

dengan tujuan

Masalah keperawatan Gangguan proses pikir Gangguan proses pikir

9. Isi pikir Klien tidak mengalami

waham

Klien tidak mengalami

waham

Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah

10. Tingkat kesadaran Klien sadar penuh Klien sadar penuh

Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidka ada masalah

11. Memori Klien mengatakan kadang

tidak ingat dengan apa yang

terjadi dan yang dialami

sekarang

Klien suka tidak ingat

denganapa yang terjadi

dan yang dialami

sekarang

Masalah keperawatan Gangguan proses pikir Gangguan proses pikir

12. Tingkat kosentrasi dan

berhitung

Mudah beralih, tidak mampu

berkonsenrasi, tidak mampu

menghitung sederhana

Mudah beralih, tidak

mampu berkonsentrasi,

tidak mampu

menghitung sederhana

Page 58: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

42

Masalah keperawatan Gangguan proses pikir Gangguan proses pikir

13. Kemampuan penilaian Gangguan bermakna, klien

menilai orang-orang biasa

saja seperti semu

Klien menilai orang-

orang seperti musuhnya

yang ingin

menyakitinya

Masalah keperawatan Gangguan proses pikir Gangguan proses pikir

14. Data tilik diri Klien mengatakan dia itu

tidak sakit, hanya saja dia

malu sama

tetangganya

Klien mengatakan tidak

sakit

Masalah keperawatan Koping individu inefektif Koping individu

inefektif

VI. KEBUTUHAN PULANG

Tabel 4.7 Kebutuhan pulang pada klien jiwa

No Kebutuhan pulang Klien 1 Klien2

1. Makan Tanpa bantuan mandiri Tanpa bantuan

mandiri

2. BAK/BAB Tanpa bantuan / mandiri Tanpa bantuan /

mandiri

Jelaskan Klien mampu mempersiapkan kebutuhan pulang

dengan sendiri

3. Mandi Klien mandi sendiri Klien mandi sendiri

4. Berpakaian / berhias Klien kadang mau kadang

tidak mau berhias

Klien tidak mau

berhias

Page 59: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

43

5. Istirahat dan tidura. Tidur siang

13.00-15.00 WIB 13.00-14.00 WIBb. Tidur malam

20.00-05.00 WIB 21.00-05.00 WIBc. Kegiatan sebelum dan sesudah

tidur Klien sebelum tidur hanya

diam sendiri didalam

kamar, dan paginya klien

ada kegiatan senam dan

sarapan

Klien sebelum tidur

diam didalam kamar

dan paginya klien

ada kegiatan senam

dan sarapan

6. Penggunaan obat Bantuan minimal Bantuan minimal

7. Pemeliharaan kesehatana.Perawatan lanjutan

Ya Ya b. Perawatan pendukung

Ya Ya

8. Kegiatan didalam rumaha. Mempersiapkan makanan

Ya Ya b. Menjaga kerapihan rumah

Ya Ya c. Mencuci pakaian

Tidak Tidak d. Mengatur uang

Tidak Tidak

9. Kegiatan diluar rumaha. Belanja

Tidak Tidak b. Transportasi

Tidak Tidak c. Lain-lain

Ya Ya

Jelaskan Klien kalau dirumah

sering mendengarkan

pengajian

Klien kalau dirumah

sering mendengarkan

musik

Page 60: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

44

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

VII. MEKANISME KOPING

Klien 1 Adaptif Maladaptif

Bicaradengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah Reaksi

lambat/berlebih

Teknik relaksasi Bekerja

berlebihan

Aktifitas konstruktif Menghindar

Olahraga

Mencederaidiri

Lainnya Lainnya

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

Klien 2

Adaptif Maladaptif

Bicaradengan orang lain Minum

alkohol

Mampu menyelesaikan masalah Reaksi

lambat/berlebih

Teknik relaksasi Bekerja

berlebihan

Aktifitas konstruktif Menghindar

Page 61: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

45

Olahraga

Mencederaidiri

Lainnya Lainnya

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

VIII. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Tabel 4.8 Masalah psikososial dan lingkungan klien jiwa

No Masalah psikososial dan

lingkungan

Klien 1 Klien 2

1. Masalah dengan dukungan

kelompok, spesifik

Klien lebih suka

menyendiri dari pada

mengobrol dengan

temannya

Klien lebih suka

sendiri dipojokan dari

pada ngobrol dan

berkumpul dengan

temannya

2. Masalah berhubungan dengan

lingkungan, spesifik

Klien malu dengan

tetangganya maka dari itu

klien tidak pernah

berhubungan langsung

Klien merasa bahwa

dirinya tidak berharga

lagi dan sering ingin

melakukan bunuh diri

3. Masalah dengan pendidikan,

spesifik

Pendidikan terakhir klien

SLTA

Klien masih sekolah

SMA

4. Masalah dengan pekerjaan,

spesifik

Klien tidak bekerja hanya

menjadi ibu rumah

tangga

Klien tidak bekerja

5. Masalah dengan perumahan,

spesifik

Klien tinggal bersama

suami dan kedua anaknya

Klien tinggal bersama

ayah, ibu dan adiknya

Page 62: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

46

6. Masalah ekonomi, spesifik Klien dibiayai oleh

suaminya

Klien dibiayai oleh

ayahnya

7. Masalah dengan pelayanan

kesehatan,spesifik

Klien mengtakan tidak

merasakan sakit badan

maupun fisik

Klien mengatakan

kadang kepalanya

pusing

IX. PENGETAHUAN KURANG TENTANG

Klien 1 dan klien 2Penyakit jiwa Sistim pendukung

Faktor presipitasi Penyakit fisik

Koping Obat-obatan

Masalah keperawatan : kurang pengetahuan

X. ASPEK MEDIK

Tabel 4.9 Aspek medik

Klien 1 Klien 2

Diagnosa medik F.20.03 (skizofrenia psiko-

afektif)

F.20.03 (skizofrenia psiko

afektif)

Terapi medik Risperidone 2x2 mg Risperidone 2x2 mg

Haloperidol 5mg (1-0-1) Clozapine 0-0-50 mg

Clozapine 0-0-50 mg

Page 63: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

47

XI. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

Klien 1 1. Harga diri rendah2. Isolasi sosial3. Gangguan proses pikir4. Kurang pengetahuan

Klien 21. Harga diri rendah2. Gangguan proses pikir3. Kurangnya pengetahuan4. Isolasi sosial

XII. PEMERIKSAAN PENUNJANGTabel 4.10 pemeriksaan penunjang Klien 1

HASIL LABORATORIUM

Tgl sampel :

Nama : Ny. N

No Rm : 12133xxx

Jenis kelamin : P

Nama

pemeriksaan

Metode Hasil Satuan Nilai normal

FAAL HATI

SGOT IFCC37C 37 u/L L;37 P;31

SGPT IFCC37C 20 u/L L;40 P;31

FAAL

Page 64: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

48

GINJAL

(RFT)

CREATININ UVKinetik jaffe

tanpa deprot

10,3 Mg/dl 4.5-23

Asam urat Uricase PAP 4,8 Mg/dl L;3.4-7.0

p;2.5-6.0

GULA

DARAH

Gula puasa

(BSN)

GOD PAP 93 Mg/dl 75-115

LEMAK

Cholesterol

total

CHOD PAP 161 Mg/dl <200

Trigiserida GPO PAP 104 Mg/dl <150

HDL Presipitasi 94 Mg/dl >35

Indirek 45 Mg/dl <150

Page 65: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

49

XIII. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Klien 1 1. Harga Diri Rendah (HDR)

Klien 21. Harga Diri Rendah (HDR)

XIV. ANALISA DATA

Tabel 4.11 analisa data

Klien 1

DATA ETIOLOGI MASALAH

DS:

Klien mengatakan malu

sama

tetangganya/masyarakat

setempat

DO:

-klien tampak menghindar

dari orang lain

-klien tampak jarang

berkomunikasi dengan

temannya

-klien kurang adanya

kontak mata

-klien tampak kurang

bersemangat

Melukai diri sendiri,

orang lain, dan

lingkungan

Harga diri rendah

menarik diri

Gangguan konsep diri : Harga

Diri Rendah (HDR)

Page 66: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

50

Skizofrenia

Klien 2

DATA ETIOLO

GI

MASALA

H

DS:

Klien mengatakan sakit hati

karna sering diejek dan kucilkan

teman kelasnya

DO:

-klien tampak menghindar dari

orang lain

-klien jarang berkomunikasi

dengan temannya

-klien kurang adanya kontak

mata

-klien tidak bersemangat

Melukai diri sendiri,

orang lain, dan

lingkungan

Harga diri rendah

menarik diri

Skizofrenia

Gangguan konsep diri :

Harga Diri Rendah (HDR)

Page 67: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

51

Page 68: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

52

INTERVENSI KEPERAWATAN JIWA

Nama klien : klien 1

No Rm : 12133xxx

Ruangan : Flamboyan

Tabel 4.12 Intervensi keperawatan

No Tanggal Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria hasil Tindakan keperawatan Rasional

1. 6 Mei 2019 Harga diri rendah Tujuan umum:

Klien memiliki konsep diri yang

positif

Tujuan khusus:

TUK 1: klien dapat membina

hubungan saling percaya dengan

perawat

Setelah dilakukan 1x

pertemuan klien belum

bisa diajak interaksi

Karna klien suka

menyendiri, klien tidak

banyak bicara, nangis-

nangis sendiri dan teriak-

teriak

Bina hubungan saling

percaya dengan cara:a. Sapa klien dengan sopan,

ramah tamahb. Perkenalkan diri dengan

sopanc. Tanyakan nama klien dan

nama yang paling disukaid. Jelaskan maksud dan

tujuane. Bersikap jujur dan

menepati janji

Akan membantu

klien supaya

lebih kooperatif

Tuk 2: klien dapat mengidentifikasi

aspek positif dan kemampuan yang

dimiliki

Setelah dilakukan 1x

interaksi klien dapat

mengenal kemampuan

yang dimiliki, aspek

positif keluarga, dan

a. Adakan kontak dengan klien

b. Observasi perilaku klien yang mengarah ke HDR

c. Diskusikan dengan klien tentang giamana perasaannya

d. Memberikan pujian yang realistis

Untuk mengisi

waktu klien yang

kosong dan

supaya

mengurangi rasa

Page 69: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

53

aspek positif lingkungan.

Agar terpenuhi kriteria

hasil klien tidak

menyendiri lagi, klien

mau bicara walaupun

sedikit, klien tidak teriak-

teriak lagi

malunya.

TUK 3: klien dapat kembali

percaya diri lagi

Setelah dilakukan 1x

interaksi klien dapat

bangkit dan dapat percaya

diri lagi bila ketemu

orang lain maupun

temannya. Gar terpenuhi

kriteria hasil klien tidak

malu lagi, klien sudah

mau mengerjakan

kegiatan harian yang

dipilihnya, klien bisa

terbuka dan sedikit cerita,

dan bisa langsung kontak

mata.

a. Diskusikan dengan klien mengenai gambaran seseorang yang disayangi misal sosok anaknya

b. Bersama klien merencanakan kegiatan untuk sehari-hari supaya klien tidak menyendiri dikamar terus

c. Membangun kemistri bersama klien dan pertahankan kontak mata

d. Dorong klien agar mau mengikuti kegiatan yang sudah dijadwalkan

e. Diskusikan dengan klien hasil upaya yang telah dilakukan

Untuk

membangkitkan

rasa percaya diri

klien lagi

Page 70: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

54

TUK 4: klien dapat

mengonsumsi obat

Setelah dilakukan 1x

pertemuan klien dapat

menyebutkan manfaat dan

kerugian minum obat.

Agar terpenuhi kriteria

hasil klien mengerti jenis

obat, klien dapat

menjelaskan manfaat dari

obat yang diminumnya.

a. Tanyakan bagaimana perasaan klien setelah melakukan kegiatan sebelumnya

b. Masukkan pada jadwal kegiatan harian minum obat 5 prinsip benar(benar klien, benar obat, benar dosis,benar waktu,benar cara

c. Observasi mengenai gejala efek samping obat

Agar klien

minum obat

dengan tepat

waktu dan

meningkatkan

kesadaran klien

betapa

pentingnya

minum obat bagi

kesembuhannya

TUK 5: klien mendapat dukungan

dari keluarga unutk meningkatkan

rasa percaya dirinya kembali

Setelah dilakukan 1x

interaksi klien dapat

memanfaatkan sistem

pendukung yang ada

dalam keluarga. Agar

terpenuhi kriteria hasil

klien bisa berjabat tangan,

klien mau berjabat tangan

dengan temannya, klien

tidak malu lagi.

a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan baik

b. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat

c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah

Keluarga adalah

orang paling

terdekat bagi

klien sehingga

mudah untuk

membantu klien

menumbuhkan

rasa

kepercayaannya

lagi

Page 71: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

55

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama klien :klien 1

No Rm : 12133xxx

Ruangan : flamboyan

Tabel 4.13 Implementasi keperawatan

Diagnosa

keperawata

n

03 mei 2019 04 mei 2019 05 mei 2019 06 mei 2019

Gangguan

Harga Diri

Rendah

Kronik

09.00

10.00

Sp 1: 1. BHSP2. Mengidentifikasi

kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

3. Membantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien

4. Membantu klien untuk bisa saling mengenal dengan temannya

5. Memberi pujian yang wajar terhadap

09.00

09.15

Sp 1:1. Mengevaluasi jadwal

kegiatan harian klien2. Melatih kemampuan

klien3. Menganjurkan klien

memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Sp 2:4. Mengevaluasi masalah

yang latihan sebelumnya

09.001.Melatih klien untuk

berani memperkenalkan dirinya

2.Mengontrol klien dalam beradaptasi dengan lingkungan

Sp 3:3.Mengevaluasi masalah

yang latihan sebelumnya

4.Membimbing klien

09.00

10.11

1.mengidentifikasi

perasaan diri sendiri

2. menyediakan

waktu untuk bina

hubungan yang

sopan

Sp 4:

Page 72: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

56

11.20

12.00

keberhasilan klien6. Menganjurkan klien

memasukkan dalam kegiatan hariannya.

10.20

11.30

5. Menunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji

6. Membimbing klien memasukan kejadwal harian

10.00

11.20

12.00

untuk menumbuhkan rasa kepercayaannya lagi

5.Membimbing klien memasukkan kejadwal hariannya.

11.00

12.00

4. mengevaluasi

masalah yang

latihan sebelumnya

5. memberikan

kesempatan untuk

merespon

6. membimbing klien

memasukkan

kejadwal hariannya.

Page 73: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

57

EVALUASI KEPERAWATAN

Nama : klien 1

No Rm: 12133xxx

Ruang : flamboyan

Tabel 4.14 Evaluasi kepearwatan

Diagnosa

keperawatan

Hari 1 Hari 2 Hari 3Hari 4

Klien 1

Gangguan

konsep diri :

Harga Diri

Rendah

S:klien

mengatakan malu

kepada orang

lain

O :

-klien nampak

murung

-klien menyendiri

-klien tidak banyak

omong

-klien tiba-tiba

nangis dan

kadang teriak-

teriak memanggil

suaminya

-TTV,

TD :110/80 MmHg

S :36,5 C

N : 88x/menit

RR : 20x/menit

A : SP 1 poin 3-4

S:klien mengatakan

sudah mengerti

mana kelebihan

dan kekurangan

yang dia miliki

O :

- klien tiba-tiba

pergi pada saat

diajak bicara- Klien masih

merasa malu

A : sp 1 teratasi

ulangi sp 2

poin 1-2

P : Ulangi sp 2

poin 1-2 lanjut sp

3

S : klien mengatakan

memilih kegiatan

merapikan tempat

tidur setiap hari

O :

-klien nampak sudah

mengerti tentang

kegiatan hariannya

dan juga

melaksanakan

kegiatan yang

dipilihnya- Klien mulai

kooperatif- Klien mulai terbuka

dan sedikit demi sedikit mau cerita

- Sudah mulai berani kontak mata

A : sp 2 teratasi lanjut

sp 3 poin 1-2

P : ulangi sp 3 poin 1-

2 lanjut sp 4

S : klien

menjawab salam,

menjawab selamat

pagi dan

menyebutkan

nama

O :

- klien mau

berjabat tangan-Klien mau duduk berdampingan dengan perawat-Klien mau menyapa temannya

A : sp 3 teratasi

ulangi sp 4 poin

5-6

P : pertahankan sp

1,2,3 ulangi sp

4

Page 74: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

58

belum teratasi

lanjut sp 2

P : mengulangi sp

1 poin 3-4

lanjut sp 2

Page 75: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

59

INTERVENSI KEPERAWATAN JIWA

Nama klien : klien 2

No Rm : 22133xxx

Ruangan : Flamboyan

Tabel 4.15 Intervensi keperawatan

N

o

Tanggal Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria hasil Tindakan keperawatan Rasional

1. 06 mei 2019 Harga diri rendah Tujuan umum:

Klien memiliki konsep diri yang

positif

Tujuan khusus:

TUK 1: klien dapat membina

hubungan saling percaya dengan

perawat

Setelah dilakukan 1x

pertemuan klien belum

bisa diajak interaksi .

agar terpenuhi kriteria

hasil klien tidak

menyendiri lagi, klien

tidak nangis lagi dan

klien kembali percaya

diri

Bina hubungan saling percaya

dengan cara:a. Sapa klien dengan sopan,

ramah tamahb. Perkenalkan diri dengan sopanc. Tanyakan nama klien dan

nama yang paling disukaid. Jelaskan maksud dan tujuane. Bersikap jujur dan menepati

janji

Akan membantu

klien supaya

lebih kooperatif

Tuk 2: klien dapat

mengidentifikasi aspek positif

dan kemampuan yang dimiliki

Setelah dilakukan 1x

interaksi klien dapat

mengenal kemampuan

yang dimiliki, aspek

a. Adakan kontak dengan klienb. Observasi perilaku klien yang

mengarah ke HDRc. Diskusikan dengan klien

tentang giamana perasaannyad. Memberikan pujian yang

realistis

Untuk mengisi

waktu klien yang

kosong dan

supaya

Page 76: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

60

positif keluarga, dan

aspek positif

lingkungan. agar

terpenuhi kriteria hasil

klien tidak pergi pada

saat diajak bicara, klien

kembali percaya diri

mengurangi rasa

malunya.

TUK 3: klien dapat kembali

percaya diri lagi

Setelah dilakukan 1x

interaksi klien dapat

bangkit dan dapat

percaya diri lagi bila

ketemu orang lain

maupun temannya. Agar

terpenuhi kriteria hasil

klien mengerti akan

kegiatan harian yang

dipilihnya, klien mulai

sedikit terbuka dan

cerita

a. Diskusikan dengan klien mengenai gambaran seseorang yang disayangi misal sosok anaknya

b. Bersama klien merencanakan kegiatan untuk sehari-hari supaya klien tidak menyendiri dikamar terus

c. Membangun kemistri bersama klien dan pertahankan kontak mata

d. Dorong klien agar mau mengikuti kegiatan yang sudah dijadwalkan

e. Diskusikan dengan klien hasil upaya yang telah dilakukan

Untuk

membangkitkan

rasa percaya diri

klien lagi

TUK 4: klien dapat

mengonsumsi obat

Setelah dilakukan 1x

pertemuan klien dapat

menyebutkan manfaat

a. Tanyakan bagaimana perasaan klien setelah melakukan kegiatan sebelumnya

b. Masukkan pada jadwal kegiatan harian minum obat 5

Agar klien

minum obat

dengan tepat

Page 77: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

61

dan kerugian minum

obat. Agar kriteria hasil

terpenuhi klien mengerti

akan obat yang

diminumnya, klien

mengerti manfaat obat

yang diminumnya.

prinsip benar(benar klien, benar obat, benar dosis,benar waktu,benar cara

c. Observasi mengenai gejala efek samping obat

waktu dan

meningkatkan

kesadaran klien

betapa

pentingnya

minum obat bagi

kesembuhannya

TUK 5: klien mendapat

dukungan dari keluarga unutk

meningkatkan rasa percaya

dirinya kembali

Setelah dilakukan 1x

interaksi klien dapat

memanfaatkan sistem

pendukung yang ada

dalam keluarga. Agar

terpenuhi kriteria hasil

klien mau berjabat

tangan, klien mau

menyapa temannya, dan

klien sudah percaya diri

lagi

a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan baik

b. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat

c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah

Keluarga adalah

orang paling

terdekat bagi

klien sehingga

mudah untuk

membantu klien

menumbuhkan

rasa

kepercayaannya

lagi

Page 78: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

62

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama klien :klien 2

No Rm : 22133xxx

Ruangan : flamboyan

Tabel 4.16 Implementasi keperawatan

Diagnosa

keperawat

an

03 mei 2019 04 mei 2019 05 mei 2019 06 mei 2019

Gangguan

Harga

Diri

Rendah

Kronik

09.0

0

10.0

0

Sp 1: 1. BHSP2. Mengidentifikasi

kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

3. Membantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien

4. Membantu klien untuk bisa saling mengenal dengan temannya

5. Memberi pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien

6. Menganjurkan klien memasukkan dalam kegiatan hariannya.

09.0

0

09.1

5

Sp 1:1. Mengevaluasi jadwal

kegiatan harian klien2. Melatih kemampuan

klien3. Menganjurkan klien

memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

Sp 2:4. Mengevaluasi

masalah yang latihan sebelumnya

5. Menunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji

09.00

1. Melatih klien untuk berani memperkenalkan dirinya

2. Mengontrol klien dalam beradaptasi dengan lingkungan

3. Membimbing klien untuk memasukkan dalam kegiatan hariannya.

Sp 3:4. Mengevaluasi masalah

yang latihan sebelumnya 5. Membimbing klien

untuk menumbuhkan rasa kepercayaannya lagi

09.00

10.11

1.mengidentifikasi

perasaan diri sendiri

2. menyediakan waktu

untuk bina hubungan

yang sopan

3. membimbing klien

untuk memasukkan

dalam kegiatan

hariannya.

Sp 4:

Page 79: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

63

11.2

0

12.0

0

10.2

0

11.3

0

6. Membimbing klien memasukan kejadwal harian

10.00

11.20

12.00

6. Membimbing klien memasukkan kejadwal hariannya. 11.00

12.00

4. mengevaluasi masalah

yang latihan

sebelumnya

5. memberikan

kesempatan untuk

merespon

6. mendorong agar

berpenilaian positif,

membimbing klien

memasukkan kejadwal

hariannya.

Page 80: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

64

EVALUASI KEPERAWATAN

Nama : klien 2

No Rm: 22133xxx

Ruang : flamboyan

Diagnosa

keperawatan

Hari 1 Hari 2 Hari 3Hari 4

Klien 2

Gangguan konsep

diri : Harga Diri

Rendah

S :klien mengatakan

minder kepada

orang lain

O :

-klien nampak murung

-klien menyendiri

-klien tidak banyak

omong

-klien tiba-tiba nangis

dan menganggap

dirinya tidak

berharga lagi

-TTV,

TD :120/80 MmHg

S :36,5 C

N : 88x/menit

RR : 20x/menit

A : SP 1 poin 3-4

belum teratasi

lanjut sp 2

S : klien mengatakan

sudah mengerti

mana kelebihan

dan kekurangan

yang dia miliki

O : - klien tiba-tiba

pergi pada saat diajak bicara

- Klien masih merasa malu

A : sp 1 teratasi ulangi

sp 2 poin 1-2

P : Ulangi sp 2 poin 1-

2 lanjut sp 3

S : klien mengatakan

memilih kegiatan

merapikan tempat

tidur setiap hari

O :

-klien nampak sudah

mengerti tentang

kegiatan hariannya

dan juga

melaksanakan

kegiatan yang

dipilihnya- Klien mulai

kooperatif- Klien mulai terbuka

dan sedikit demi sedikit mau cerita

- Klien sudah mulai berani kontak mata

A : sp 2 teratasi lanjut

sp 3 poin 1-2

P : ulangi sp 3 poin 1-

2 lanjut sp 4

S : klien menjawab

salam, menjawab

selamat pagi dan

menyebutkan nama

O :

- klien mau berjabat

tangan- Klien mau duduk

berdampingan dengan perawat

- Klien mau menyapa temannya

A : sp 3 teratasi ulangi

sp 4 poin 5-6

P : pertahankan sp

1,2,3 ulangi sp 4

Page 81: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

65

P : mengulangi sp 1

poin 3-4 lanjut sp

2

Tabel 4.17 Evaluasi keperawatan

4.2 PEMBAHASAN

Page 82: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

66

4.2.1 Pengkajian

Pada laporan kasus ini penulis melakukan pengkajian pada klien

dengan klien skizofrenia psiko-afektif dengan gangguan harga diri

rendah, terdapat klien I (Ny. N) mengatakan kalau malu sama

tetangganya, karna sering diomongin klien, sering menyendiri,

melamun, kadang nangis sendiri, jika ada yang ingin menenangkannya

klien langsung mengamuk dan akhirnya klien dikurung oleh suaminya

didalam kamar.

Sedangkan pada klien II (Ny. A) mengatakan bahwa sering

dikucilkan dan dikatain yang kasar oleh teman kelasnya, sehingga

menjadi tekanan batin klien dan menyebabkan klien sering mengurung

diirinya dikamar sendiri, jarang makan, nangis sendiri sampai bilang

bahwa dirinya tidak berharga lagi dan menginginkan dirinya mati saja.

Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai

dirinya yang negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain

(Prabowo, 2015). Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,

tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi

yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya

perasaan hilang percaya diri, merasa gagal karena tidak mampu

mencapai keinginan sesuai ideal diri (Yosep & Sutini, 2017).

Menurut peneliti ada beberapa faktor yang mempengaruhi dari

klien I Ny. N adapun faktor sosial dan sangat berhubungan dengan

interpersonal yang tidak harmonis antara klien dengan masyarakat

sekitar karna telah dituduh bekerja yang tidak halal dan suka

Page 83: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

67

diomongin kesana kesini, karna itu dapat membuat klien menjadi

depresi, sering menyendiri, kadang nangis sendiri, bahkan sampai

membanting barang untuk meluapkan rasa bencinya.

Sedangkan pada klien II Ny. A adalah faktor sosial dan

individual yang mempengaruhi karna klien tidak diterima dalam

lingkup kelasnya klien sering dikatain dengan omongan kasr dan suka

diejek, yang dapat menyebabkan klien tekanan batin sehingga merasa

bahwa dirinya tidak berguna lagi, samapi mencoba untuk bunuh diri.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan perbedaan antara klien I

dan klien II, pada klien I didapatkan data jika klien malu dengan

tetangganya, selalu murung dikamar, nangis sendiri dan kadang

ngamuk meluapkan kekesalan pada tetangganya, dan didapat tekanan

darah klien 110/80 Mmhg, Nadi 80 x/menit, RR 20x/menit, Suhu 36.5

C, TB 150, BB 60 kg, saat pengkajian klien mengeluh gatal-gatal pada

kulit kakinya. Sedangkan pada klien II didapatkan pemeriksaan fisik

bahwa minder karna selalu dikucilkan oleh teman kelasnya dan klien

sering melamun, nangis sendiri, sampai bilang kalau dirinya tidak

berharga lagi, dan didapat tekanan darah 120/80 MmHg, Nadi 82

x/menit, RR 20 x/menit, 36.5 C, TB 150, BB 45 kg.

Klien I merupakan anak petama dari 2 bersaudara, dan klien

serumah dengan ayah, suami, dan anaknya. Klien mengatakan

perannya sebagai ibu rumah tangga, bagi klien orang yang sangat

berharga dihidupnya adalah suami dan anaknya. Dari hasil observasi

klien berpenampilan bersih tapi kurang rapi, rambut rapi. Dan pada

Page 84: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

68

saat wancarai klien nampak sedikit kooperatif, dan menjawab

pertanyaan dengan malu-malu . Klien mengalami harga diri rendah

karna menganggap dirinya tidak beharga lagi, nangis sendiri, proses

pikir klien yaitu saat interaksi suka mengulang kalimat, berbelit-belit

tapi sampai dengan tujuan yang disampaikan dengan perawat.

Klien mengatakan kurang pengetahuannya akan penyakit

jiwa, koping, sistem pendukung, penyakit fisik, dan obat-obatan,

sehingga aklien tidak mengetahui cara yang tepat untuk mengatasi

masalah tersebut. Sedangkan pada klien II N.y A merupakan klien

anak ke dua dari 3 bersaudara dan klien tinggal bersama ke dua orang

tuanya dan saudaranya. Klien berperan sebagai anak sekaligus kakak

didalam keluarganya, bagi klien orang yang paling berharga adalah

keluarga terutama ibunya. Dari hasil observasi klien berpenampilan

rapi dan bersih, rambut selalu digerai, dan pada saat wawancara klien

kurang kooperatif, tidak banyak bicara, kalau didekati suka menjauh,

dan setiap ditanya sura klien pelan sekali kadang hanya

menganggukan kepala. Klien mengalami harga diri rendah karna

selalu diejek temannya hingga merasa kalau dirinya tidak berharga

lagi lebih baik meninggal saja. Proses pikir klien kurangnya

pengetahuan penyakit, pemeriksaan fisik sampai obat-obatan sehingga

klien tidak mengetahui cara yang tepat untuk mengatasi masalah

tersebut.

Menurut yosep dan sutini, 2017. Penyebab terjadinya harga

diri rendah merupakan pada masa kecil sering disalahkan, jarang

Page 85: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

69

diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa

remaja keberadaanya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan

tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal di sekolah,

pekerjaan atau pergaulan. Harga diri rendah saat lingkungan

cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya.

Salah satu keadaan yang mempengaruhi gangguan individu

adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentan hidup klien.

Pada klien gangguan harga diri rendah pada pemeriksaan fisik

terdapat pengkajian psikososial yang meliputi: genogram untuk

mengetahui kemungkinan adanya riwayat genetik yang

menyebabkan/menurunkan gangguan jiwa, konsep diri yaitu pada citra

tubuh, bagaimana pesepsi klien terhadap tubuhnya yang paling/tidak

disukai, identitas diri bagaimana persepsi tentang status dan posisi

klien. Kepuasan klien terhadap suatu posisi tersebut, kepuasan klien

sebagai perempuan atau laki-laki, peran bagaimana harapan klien

terhadap tubuhnya, posisi, status, tugas/peran yang diharapkanya

dalam keluarga, kelompok, masyarakat, dan bagaimana persepsi

klienterhadap dirinya dalam hubungan dengan orang lain sesuai

dengan kondisi dan bagaimana penilaian/pemghargaan orang lain

terhadap diri dan lingkungan klien.

Observasi penampilan umum klien adalah penampilan usia,

cara berpakaian, kebersihan, sikap tubuh, cara berjalan, ekspresi

wajah, kontak mata, bagaimana pembicaraan yang didapatkan dari

klie apakah keras, cepat, gagap, lambat, apatis, membisu, seperti

Page 86: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

70

aktivitas motorik berkenaan dengan tingkat aktivitas (tegang, gelisah).

Isyarat tubuh yang tidak wajar merupakan nada perasaan yang

menyenangkan atau tidak menyenangkandengan sedikit komponen

fisiologi/fisik serta bangga atau kecewa. Emosi merupakan dimana

keadaan klien meluapkan perasaannya ekspresinya yang relatif lebih

singkat/spontan seperti sedih, ketakutan, putus asa, kuatir dan gembira

yang berlebihan.

Menurut penulis pada klien Ny. N yang mengalami gangguan

harga diri rendah salah satunya akan mengalami ketakutan, merasa

dirinya tidak beharga lagi, menyendiri, dan menangis. Pada

pemeriksaan fisik didapatkan data Tekanan darah 110/80 MmHg,

Nadi 80x/menit, Suhu 36.5 C, RR 20 x/menit, TB 150 cm, BB 60 kg.

Pada pengkajian psikososial menurut dari genogram klien

kemungkinan besar bahwa gangguan jiwa dari genetik/keturunan

namun dari hasil wawancara menyatakan bahwa tidak ada satupun

anggota keluarga yang pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya.

Sedangkan pada klien II Ny. A yang mengalami gangguan

harga diri rendah salah satunya akan mengalami ketakutan, merasa

dirinya tidak berharga lagi, menyendiri, dan menangis. Pada

pemeriksaan fisik didapatkan data Tekanan darah 120/80 MmHg,

Nadi 82x/menit, Suhu 36.5 C, RR 20 x/menit, TB 150 cm, BB 45 kg.

Pada pengkajian psikososial menurut dari genogram klien

kemungkinan besar bahwa gangguan jiwa dari genetik/keturunan

Page 87: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

71

namun dari hasil wawancara menyatakan bahwa tidak ada satupun

anggota keluarga yang pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya.

4.2.2 Diagnosa keperawatan

Dari data yang ditemukan muncul masalah keperawatan

sepeti harga diri rendah, isolasi sosial, resiko perilaku kekerasan, dan

halusinasi yang menyebabkan harga diri rendah sebagai core

problem. Menurut trimelia, (2017) pohon masalah pada klien dengan

gangguan harga diri rendah kronik dari menjadi couse : menarik diri

sehingga menjadi cort problem, dan menimbulkan affek: melukai

diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

Menurut peneliti pada Ny.N yang mengalami harga diri

rendah kronik penulis menemukan beberapa masalah keperawatan

yang muncul saat pengkajian yaitu gangguan alam pikir, resiko

peilaku kekerasan, halusinasi dan kurang pengetahuan. Yang terjadi

pada Ny.N mengalami harga diri rendah disebabkan karna selalu

diomongin tetangganya kesana kesini yang tidak-tidak karan kerja

suka pulang larut malam. Sedangkan pada Ny.A yang mengalami

gangguan harga diri rendah peneliti menemukan beberapa masalah

keperawatan yang muncul saat pengkajian yaitu gangguan pola pikir,

gangguan alam pikir dan kurangnya pengetahuan, yang terjadi Ny.A

mengalami harga diri rendah karna suka diejek temannya dengan

kata-kata kasar dan sering jadi bahan bullian.

4.2.3 Rencana Keperawatan

Page 88: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

72

Rencana yang harus diberikan pada klien gangguan harga

diri rendah kronik adalah BHSP: Bina hubungan saling percaya

dengan cara, Sapa klien dengan sopan, ramah tamah, Perkenalkan

diri dengan sopan, Tanyakan nama klien dan nama yang paling

disukai, Jelaskan maksud dan tujuan, Adakan kontak dengan klien,

Observasi perilaku klien yang mengarah ke HDR, Diskusikan

dengan klien tentang giamana perasaannya, Memberikan pujian yang

realistis, Bersikap jujur dan menepati janji, Diskusikan dengan klien

mengenai gambaran seseorang yang disayangi misal sosok anaknya,

Bersama klien merencanakan kegiatan untuk sehari-hari supaya klien

tidak menyendiri dikamar terus, Membangun kemistri bersama klien

dan pertahankan kontak mata, Dorong klien agar mau mengikuti

kegiatan yang sudah dijadwalkan, Diskusikan dengan klien hasil

upaya yang telah dilakukan, Tanyakan bagaimana perasaan klien

setelah melakukan kegiatan sebelumnya, Masukkan pada jadwal

kegiatan harian minum obat 5 prinsip benar(benar klien, benar obat,

benar dosis,benar waktu,benar cara, Observasi mengenai gejala efek

samping obat, Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara

merawat klien dengan baik, Bantu keluarga memberikan dukungan

selama klien dirawat, Bantu keluarga menyiapkan lingkungan

dirumah.

Menurut WHO ( 2015), menetapkan hubungan terapeutik

dan kontak sering, singkat tetapi bertahap, peduli, empati, jujur,

menepati janji, dan mmenuhi kebutuhan dasar klien, pada umumnya

Page 89: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

73

melindungi dari perilaku yang berbahaya tidak membenarkan

maupun menyalahkan harga diri klien, yang melibatkan keluarga dan

klien dalam perencanaan asuhan keperawatan dan mempertahankan

perilaku klien verbal ataupun nonverbal.

Menurut penulis semua direncanakan sesuai dengan teori,

dalam perencaan ditetapkan prioritas masalah, tujuan, kriteria hasil

dan evaluasi, tujuan yang ditetapkan mengacu pada SOAP

(subyektik, obyektik, assesment, dan planning) dengan kriteria yang

sesuai dengan klien

4.2.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi yang dilakukan yang pertama dengan

menggunakan strategi pelaksana yaitu: Sp 1 BHSP,

Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien,

Membantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan

kemampuan klien, Membantu klien untuk bisa saling mengenal

dengan temannya, Menganjurkan klien memasukkan kedalam

jadwal. Sp 2 (Mengevaluasi Sp 1, Menunjukkan sikap empati, jujur

dan menepati janji, Melatih klien untuk berani memperkenalkan

dirinya, Mengontrol klien dalam beradaptasi dengan lingkungan,

Membimbing klien untuk memasukkan kedalam jadwal). Sp 3

(evaluasi Sp1 dan Sp 2, Membimbing klien untuk menumbuhkan

rasa kepercayaannya lagi, membimbing klien memasukkan

kedalam jadwal). Sp 4 (mengevaluasi Sp 1, Sp 2, dan Sp 3,

memberikan kesempatan untuk merespon, mendorong agar

Page 90: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

74

berpenilaian positif, membimbing klien untuk memasukan

kejadwal).

Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat

Risperidone 2x2 mg obat yang digunakan untuk menangani

gangguan mental dengan gejala psikosis, seperti skizofrenia atau

gangguan bipolar. Selain itu, obat antipsikotik ini juga digunakan

untuk menangani penyakit Alzheimer atau gangguan tingkah laku.

Obat ini bekerja dengan cara mengembalikan keseimbangan

senyawa alami di otak. Clozapine 0-0-50 mg obat yang digunakan

untuk mengurangi gejala psikosis. Psikosis adalah kondisi di mana

penderitanya tidak dapat membedakan kenyataan dengan khayalan.

Salah satu gejala psikosis adalah halusinasi, yaitu mendengar atau

melihat sesuatu yang tidak nyata. Gejala psikosis ini muncul pada

penderita skizofrenia, dan terkadang dapat muncul juga pada

penderita penyakit Parkinson Clozapine bekerja dengan cara

menyeimbangkan dan menekan efek dari reaksi kimia yang terjadi

di dalam otak. Haloperidol 5mg(1-0-1) digunakan untuk mengobati

gangguan mental atau mood.

Dalam perencanaan dilakukan tindakan ini menurut teori,

dilaksanakan dengan melihat situasi yang ada dan kondisi klien.

Rencana tindakan yang ada pada teori dilakukan dengan

komunikasi terapeutik agar dapat mengurangi frekuensi harga diri

rendah pada klien. Komunikasi terapeutik dapat mendorong proses

penyembuhan pasien dengan tujuan komunikasi interpersonal dan

Page 91: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

75

dapat memberikan titik tolak pengertian antara perawat dengan

klien.

Implementasi merupakan tindakan keperawatan yang

disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan. Strategi

pelaksanaan (SP) 1 Identifikasi penilaian pasien tentang diri sendiri

dan pengaruhnya terhadap hubungan dengan orang lain, harapan

yang telah dan belum tercapai, upaya yanng dilakukan untuk

mencapai harapan yang belum terpenuhi, identifikasi kemampuan

melakukan kegiatan dan aspek positif pasien, bantu pasien, menilai

kegiatan yang dapat dilakukan saat ini, buat daftar kegiatan yang

daapt dilakukan saat ini, bantu pasien memilih salah satu kegiatan

yang dapat dilakukan saat ini unutk dilatih, latih kegiatan yang

telah dipilih, masukkan kegiatan yang telah dilatih pada jadwal

kegiatan. Strategi pelaksanaan (SP) 2 Evaluasi tanda dan gejala

harga diri rendah, validasi kemampuan pasien malakukan kegiatan

pertama yang telah dilatih dan berikan pujian, evaluasi manfaat

melakukan kegiatan pertama; bantu pasien memilih kegiatan

kedua, masukkan jadwal kegiatan untuk latihan. Strategi

pelaksanaan (SP) 3 Evaluasi tanda dan gejala harga diri rendah,

validasi kemampuan pasien malakukan kegiatan pertama dan

kedua yang telah dilatih dan berikan pujian, evaluasi manfaat

melakukan kegiatan pertama dan kedua, bantu pasien memilih

kegiatan ketiga yang akan dilatih; masukkan jadwal kegiatan untuk

latihan. Strategi pelaksanaan (SP) 4 Evaluasi tanda dan gejala

Page 92: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

76

harga diri rendah, validasi kemampuan pasien malakukan kegiatan

pertama, kedua, dan ketiga yang telah dilatih dan berikan pujian,

evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama, kedua, dan ketiga,

bantu pasien memilih kegiatan keempat yang akan dilatih,

masukkan jadwal kegiatan untuk latihan.

Menurut penulis didapatkan sedikit masalah pada saat

melakukan tindakan kepada klien 1 maupun klien 2 yang dimulai

dari Sp 1 samapai Sp 4 karena klien sedikit sulit dalam

komunikasi, tetapi untuk Sp keluarga penulis tidak menemukan

hambatan karena penulis dapat bertemu dengan keluarga klien

pada waktu menjenguk klien.

4.2.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatn dilakukan setiap hari dari jam 09.00-

12.00 dengan melakukan observasi keadaan klien agar mengetahui

perkembangan kondisi klien setiap hari. Pada tanggal 03 mei 2019

klien Ny.N klien mengatakan malu kepada orang lain, klien

nampak murung, klien menyendiri, klien tidak banyak omong,

klien tiba-tiba nangis dan kadang teriak-teriak memanggil

suaminya, dan diapat TTV klien, TD :110/80 MmHg, S :36,5 C, N

: 88x/menit, RR : 20x/menit, intervensi dilanjutkan SP 1 poin 3-4.

Pada tanggal 04 mei 2019 klien Ny.N klien mengatakan

sudah mengerti mana kelebihan dan kekurangan yang dia miliki,

klien tiba-tiba pergi pada saat diajak bicara, Klien masih merasa

malu, lanjutkan intervensi Sp 2 pertahankan Sp 1.

Page 93: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

77

Pada tanggal 05 mei 2019 Ny.N klien mengatakan memilih

kegiatan merapikan tempat tidur setiap hari, klien nampak sudah

mengerti tentang kegiatan hariannya dan juga melaksanakan

kegiatan yang dipilihnya, Klien mulai kooperatif, Klien mulai

terbuka dan sedikit demi sedikit mau cerita, Sudah mulai berani

kontak mata, intervensi dilanjutkan Sp 3 pertahankan Sp 1 dan 2.

Pada tanggal 06 mei 2019 Ny.N klien menjawab salam,

menjawab selamat pagi dan menyebutkan nama, klien mau berjabat

tangan, Klien mau duduk berdampingan dengan perawat, Klien

mau menyapa temannya, lanjutkan intervensi pertahankan Sp 1,2,3.

Pada tanggal 03 mei 2019 :klien Ny. A mengatakan minder

kepada orang lain, klien nampak murung, klien menyendiri, klien

tidak banyak omong, klien tiba-tiba nangis dan Menganggap

dirinya tidak berhaga lagi, TTV, TD :120/80 MmHg, S :36,5 C,

N:88x/menit, RR : 20x/menit, intervensi dilanjutkan SP 1 poin 3-4.

Pada tanggal 04 mei 2019 klien Ny.A klien mengatakan

sudah mengerti mana kelebihan dan kekurangan yang dia miliki,

klien tiba-tiba pergi pada saat diajak bicara, Klien masih merasa

malu, lanjutkan intervensi Sp 2 pertahankan Sp 1.

Pada tanggal 05 mei 2019 Ny.A klien mengatakan memilih

kegiatan merapikan tempat tidur setiap hari, klien nampak sudah

mengerti tentang kegiatan hariannya dan juga melaksanakan

kegiatan yang dipilihnya, Klien mulai kooperatif, Klien mulai

Page 94: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

78

terbuka dan sedikit demi sedikit mau cerita, Sudah mulai berani

kontak mata, intervensi dilanjutkan Sp 3 pertahankan Sp 1 dan 2.

Pada tanggal 06 mei 2019 Ny.A klien menjawab salam,

menjawab selamat pagi dan menyebutkan nama, klien mau berjabat

tangan, Klien mau duduk berdampingan dengan perawat, Klien

mau menyapa temannya, lanjutkan intervensi pertahankan Sp 1,2,3.

Menurut handoko (2015), pada tahapan ini perawat

membandingkan hasil tindakan yang telah dilakukan dengan

kriteria hasil yang sudah ditetapkan serta menilai apakah masalah

yang terjadi sudah teratasi apa belum atau bahkan belum teratasi

seluruhnya.

Menurut penulis pada evaluasi hari pertama antara klien I

dan klien II adalah masalah teratasi sebagian. Pada evaluasi hari

kedua masalah sudah teratasi sebagian, pada evaluasi ke tiga

masalah teratasi pada Sp 1 dan 2 dipertahankan sehingga lanjut Sp

3, pada evaluasi keempat masalah teratasi pada Sp 1,2,3

dipertahankan Sp 4. Lalu menjelaskan cara jika mau sembuh dari

rasa tidak percaya dirinya dianjurkan klien untuk minum obat

(prinsip 6 benar minum obat) kemudian membimbing klien dalam

memasukkan kejadwal harian. Tetapi catatan perkembangan lebih

banyak masalah yang teratasi.

Page 95: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian mengkaji dan melaksanakan asuhan

keperawatan pada klien 1 dan klien 2 dengan gangguan harga diri rendah

menyimpulkan bahwa pada klien 1 klien bisa lebih percaya diri lagi dan

klien mempunyai keinginan untuk segera pulang dan segera kembali

berkumpul dengan keluarganya.

Pengkajian ini dilakukan dengan menggunakan 2 klien dengan

kasus yang sama yaitu klien 1 sering mengurung diri, nangis sendiri, dan

tidak percaya diri. Sedangkan klien 2 yaitu klien tampak murung,

menyendiri, nangis sendiri, menganggap dirinya tidak berguna lagi dan

menginginkan mati saja.

1. Diagnosa keperawatan

Dari kasus klien 1 dan klien 2 didapatkan diagnosa prioritas yaitu

gangguan harga diri rendah kronik.

2. Rencana keperawatan

Rencana keperawatan berdasarkan analisa data yang telah dilakukan

dimana didapat diagnosa keperawatan yaitu gangguan harga diri

rendah kronik, rencana keperawatan pada masalah gangguan harga diri

rendah dari Sp 1- Sp 4 meliputi Sp 1 (membina bungan saling

percaya), mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang

dimiliki, klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk

78

Page 96: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

79

dilaksanakan, memasukan cara yang sudah diajarkan kedalam jadwal.

Sp 2 (mengevaluasi Sp 1,mengajarkan klien untuk bicara dan

berinteraksi dengan temannya) memasukan kedalam jadwal. Sp 3

(mengevaluasi Sp 1 dan Sp 2, mengajarkan untuk melakukan kegiatan

yang klien sukai, memasukan kejadwal). Sp 4 (mengevaluasi Sp1, Sp2,

Sp 3 mengajarkan tentang minum obat, memasukan kedalam jadwal).

3. Implementasi keperawatan

Pada implementasi keperawatan bisa saja berbeda dengan

intervensi yang dibuat. Karna peneliti harus menyesuaikan kondisi

klien. Tapi yang diimplentasikan tim medis dalam pemberian obat.

4. Evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan gangguan harga diri rendah kronik pada

klien 1 dan klien 2 yamg dilakukan selama 4 hari, tindakan

keperawatan mendapat hasil positif melalui teknik SOAP. Klien sudah

mulai percaya diri, klien sudah mau ikut main sama temennya dan

klien mampu mencapai Sp 1- Sp 2 dengan baik.

5.2 Saran

a. Bagi pasien dan keluarga

Keluarga dapat ikut serta dalam memberikan asuhan keperawatan

pada klien gangguan harga diri rendah kronik, sehingga klien merasa

ada dukungan yang dapat mempercepat kesembuhan penyakitnya.

b. Bagi perawat

Diharapkan mampu berkoordinasi dengan tim medis lainnya yakni,

dokter, ahli gizi karena untuk menangani klien membutuhkan asuhan

Page 97: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

80

keperawatan yang mengutamakan rasa nyaman, care, kepedulian, dan

kesabaran pada umumnya dan khususnya pada klien gangguan harga

diri rendah diharapkan tenaga kesehatan lebih mengutamakan

pelayanan yang mampu membina hubungan saling percaya dan

hubungan terapeutik guna memberikan rasa nyamn dan keterbukan

masalah cepat teratasi.

c. Bagi Institusi Akademik STIKes ICME

Agar dapat meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas dan

profesional sehingga dapat tercipta perawat profesional, terampil,

handal dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang

komprehensif.

Page 98: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

DAFTAR PUSTAKA

Amelia dan klaim, 2015. Pathway harga diri rendah

Afnuhazi,R.2015.Komunikasi Terapeutik Dalam KeperawatanJiwa.

Yogyakarta:Gosyen publissing.

Arikunto,2017:142. Desain penelitian dalam karya tulis ilmiah. Jakarta:Buku

kedokteran jiwa.

Arikunto,2017:142. Desain penelitian dalam karya tulis ilmiah. Jakarta:Buku

kedokteran jiwa.

Chandra Budiman,2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta.Nuha

Medika

Depkes, 2016. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar(RISKESDAS) Nasional

2016

Diroja,2018. Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pada Klien Gangguan Harga Diri

Rendah, Surakarta

Fitria,N.2016.Prinsip Dasar & Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan &

Strategi Pelaksana Tindakan Keperawatan iwa.jakarta:salemba medika

Hidayat, 2018.Intervensi Keperwatan Jiwa. Yogyakarta

Nursalam,2015.Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: Ilmu kejiwaan

Nasir dan Muhid,2017. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen

Nasir dan Muhid,2018. Diagnosis Gangguan Jiwa, PPDGJ-III Jakarta: Bagian

Ilmu Kedokteran Jiwa FK-UnikaAtmaja.

Nursalam dan Hidayat,2017. Buku Metodologi Penelitian dalam Riset

Keperawatan; Edisi 1. Rajawali Pers, Jakarta.

Page 99: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

Perry dan Poter,2016. Ilmu Medis Keperawatan Jiwa. Jakarta: Bagian Ilmu

Keperawatan Jiwa

Publishing. Direja, A. H. (2017). Buku Ajar Asuhan Keperawatan

Jiwa.Yogyakarta: NuhaMedika. Ginting, N. (2017).

Prabowo, E.2015. Penelitian Kesehatan.Jakarta: EGC

Potter & perry.A.G.2017. Fundamental Keperawatan.jakarta: salemba medika.

Stuart, G. W. (2017). Laporan Penelitian Harga Diri Rendah Pada Klien

Gangguan Jiwa Yang Menjalani perawatan di RSJ Menur Surabaya.

Yosep dan Sutini,2017. Pengertian skizofrenia. Jakarta: Buku Kedokteran jiwa.

Yosep dan Sutini,2017. Asuhan Keperawatan Bimbingan Spiritual Pada Klien

Gangguan Jiwa Harga Diri Rendah Di RSJ Menur Surabaya.

Page 100: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

JADWAL KEGIATAN KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN Th. 2019

No Kegiatan Bulan

Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengumuman pembimbing

2 Bimbingan proposal dan konfirmasi judul ke pembimbing

3 Bimbingan proposal dan studi pendahuluan

4 Seminar proposal

5 Revisi seminar proposal

6 Pengambilan dan pengumpulan data

7 Bimbingan hasil

8 Ujian hasil

9 Revisi KTI seminar hasil

10 Pengumpulan data dan pengandaan KTI

Page 101: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Nama Mahasiswa : Intan Ratnasari

NIM : 161210022

Judul : Asuhan Keperawatan Jiwa pada klien skizofrenia psiko

afektif dengan gangguan harga diri rendah

Bahwa saya meminta Bapak/Ibu/Saudara/i untuk berperan serta dalam

penyusunan studi kasus sebagai responden dengan mengisi lembar pengkajian.

Sebelumnya saya akan memberikan penjelasan tentang tujuan laporan

kasus ini dan saya akan merahasiakan adentitas, data informasi yang klien

berikan.

Demikian permohonan ini saya buat dan apabila klien mempunyai

pertanyaan, klien dapat menanyakan langsung kepada peneliti yang

bersangkutan.

Surabaya, 05 April 2019

Peneliti

(Intan Ratnasari)

Page 102: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan
Page 103: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan
Page 104: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

FORMULIR PENGKAJIANAKEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANGAN RAWAT _____________________ TANGGAL DIRAWAT

______________

I. IDENTITAS KLIENInisial : _________ (L/P)TanggalPengkajian :__________Umur : ______________ RM No. : _________________

Informan : _________________

II. ALASAN MASUK

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________

III. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya Tidak

2. Pengobatan sebelumnya. Berhasil kurang berhasil

tidak berhasil

3.Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia

Aniaya fisik

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga

Page 105: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

Tindakan kriminal

Jelaskan No. 1, 2, 3 :

_________________________________________________________________

MasalahKeperawatan:_____________________________________________

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Ya Tidak

Hubungan keluarga Gejala Riwayat

pengobatan/perawaran

_______________________ _______________ ______

___________________

_______________________ _______________ ______

___________________

Masalah Keperawatan :

_________________________________________________________

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

________________________________________________________________

___________________

________________________________________________________________

___________________

Masalah Keperawatan

________________________________________________________________

Page 106: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

IV.FISIK

1. Tanda vital : TD : __________ N : ________ S : _________ P :

_______________

2. Ukur : TB : __________ BB : ________

3. Keluhan fisik : Ya Tidak

Jelaskan :

______________________________________________________________

Masalah keperawatan :

______________________________________________________________

V

.PSIKOS

IAL

1. Genogram

Jelaskan :

_______________________________________________________________

Masalah Keperawatan :

_______________________________________________________________

2. Konsep diri

a Gambaran diri :

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

b. Identitas :

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

Page 107: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

c. Peran :

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

d. Ideal diri :

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

e. Harga diri :

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

Masalah Keperawatan :

_______________________________________________________________

3. Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti :

_______________________________________________________________

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat :

_______________________________________

________________________________________________________________

__________________

c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain :

________________________________________

________________________________________________________________

__________________

Masalah keperawatan:

________________________________________________________________

4. Spiritual

Page 108: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

a. Nilai dan keyakinan :

________________________________________________________________

_

_______________________________________________________________

___________________

_______________________________________________________________

___________________

b. Kegiatan ibadah :

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

_____________________________

Masalah Keperawatan_____________________________________________

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan

Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak

sepertitidak sesuai biasanya

Jelaskan :

________________________________________________________________

Masalah Keperawatan :_____________________________________________

2. Pembicaraan

Cepat Keras Gagap Inkoheren

Apatis Lambat Membisu Tidak mampu

memulaipembicaraan

lelaskan :

____________________________________________________________

____________

Masalah Keperawan :

_____________________________________________________________

Page 109: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

3. Aktivitas Motorik:

Lesu Tegang Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor

Kompulsif

Jelaskan :

________________________________________________________________

__________

Masalah Keperawatan :

_______________________________________________

4. Alam perasaaan

Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira

berlebihan

Jelaskan :

________________________________________________________________

__________

Masalah Keperawatan :

_______________________________________________

5. Afek

Datar Tumpul Labil Tidak sesuai

Jelaskan :

________________________________________________________________

__________

Masalah Keperawatan :

_______________________________________________

6. lnteraksi selama wawancara

Page 110: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung

Kontak mata (-) Defensif Curiga

Jelaskan :

________________________________________________________________

__________

Masalah Keperawatan :

______________________________________________________________

7. Persepsi

Pendengaran Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghidu

Jelaskan :

________________________________________________________________

__________

Masalah Keperawatan :

______________________________________________________________

8. Proses Pikir

sirkumtansial tangensial kehilangan asosiasi

flight of idea blocking pengulangan

pembicaraan/persevarasi

Jelaskan :

________________________________________________________________

__________

Masalah Keperawatan :

______________________________________________________________

Page 111: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

9. Isi Pikir

Obsesi Fobia Hipokondria

depersonalisasi ide yang terkait pikiran magis

Waham

Agama Somatik Kebesaran Curiga

nihilistic sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir

Jelaskan :

________________________________________________________________

__________

Masalah Keperawatan :

______________________________________________________________

10. Tingkat kesadaran

bingung sedasi stupor Disorientasi

waktu tempat orang

Jelaskan :

________________________________________________________________

__________

Masalah Keperawatan :

______________________________________________________________

11. Memori

Page 112: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka

pendek

gangguan daya ingat saat ini konfabulasi

Jelaskan :

________________________________________________________________

__________

Masalah Keperawatan :

______________________________________________________________

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

mudah beralih tidak mampu konsentrasi Tidak mampu

berhitung sederhana

Jelaskan :

________________________________________________________________

__________

Masalah Keperawatan :

______________________________________________________________

13. Kemampuan penilaian

Gangguan ringan gangguan bermakna

Jelaskan :

________________________________________________________________

__________

Masalah Keperawatan :

______________________________________________________________

14. Daya tilik diri

Page 113: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal diluar

dirinya

Jelaskan :

________________________________________________________________

__________

Masalah Keperawatan :

______________________________________________________________

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB/BAK

Bantuan minimal Bantual total

Jelaskan :

________________________________________________________________

__________

Masalah Keperawatan :

______________________________________________________________

3. Mandi

Bantuan minimal Bantuan total

4. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal Bantual total

5. Istirahat dan tidur

Tidur siang lama : ………………….s/d…………………………

Page 114: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

Tidur malam lama : …………………s/d…………………………

Kegiatan sebelum / sesudah tidur

6. Penggunaan obat

Bantuan minimal Bantual total

7. Pemeliharaan Kesehatan

Perawatan lanjutan Ya tidak

Perawatan pendukung Ya tidak

8. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makanan Ya tidak

Menjaga kerapihan rumah Ya tidak

Mencuci pakaian Ya tidak

Pengaturan keuangan Ya tidak

9. Kegiatan di luar rumah

Belanja Ya tidak

Transportasi Ya tidak

Lain-lain Ya tidak

Page 115: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

Jelaskan :

________________________________________________________________

__________

Masalah Keperawatan :

______________________________________________________________

VIII. Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat/berlebih

Teknik relaksasi bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif menghindar

Olahraga mencederai diri

Lainnya _______________ lainnya : __________

Masalah Keperawatan :

______________________________________________________________

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan:

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik

________________________________________

____________________________________________________________

__________________

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik

_____________________________________

____________________________________________________________

__________________

Masalah dengan pendidikan, spesifik

________________________________________________

Page 116: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

____________________________________________________________

__________________

Masalah dengan pekerjaan, spesifik

_________________________________________________

____________________________________________________________

__________________

Masalah dengan perumahan, spesifik

________________________________________________

____________________________________________________________

__________________

Masalah ekonomi, spesifik

_________________________________________________________

____________________________________________________________

__________________

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik

________________________________________

____________________________________________________________

__________________

Masalah lainnya, spesifik

__________________________________________________________

____________________________________________________________

__________________

Masalah Keperawatan :

_________________________________________________________________

X. Pengetahuan Kurang Tentang:

Penyakit jiwa system pendukung

Faktor presipitasi penyakit fisik

Koping obat-obatan

Page 117: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan

Lainnya :

_______________________________________________________________

Masalah Keperawatan :

________________________________________________________________

Analisa Data

XI. Aspek Medik

Diagnosa Medik :

________________________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

Terapi Medik :

_______________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

Perawat,

(………………….)

Page 118: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan
Page 119: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan
Page 120: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan
Page 121: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan
Page 122: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan
Page 123: Tujuan Umumrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2124/31/KTI burning.docx · Web viewKerjasama antar tim kesehatan dan klien atau keluarga klien karna sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan