tugas vaksin dan antopometri

10
HEPATITIS B Bentuk Sediaan : - Uniject (alat suntik (semprit dan jarum) sekali pakai yang sudah diisi vaksin dengan dosis yang tepat) dikemas dalam alumunium foil pouch dan vial - Tersedia dalam sediaan 0,5 cc dan 1 cc Dosis pada anak : 0,5 cc setiap pemberian Jadwal Pemberian : diberikan pada saat lahir dan 4 kali pemberian. Pemberian kedua usia 2 bulan dan pemberian ketiga usia 3 bulan, dan pemberian keempat usia 4 bulan. Teknik Pemberian : - Pilih daerah otot yang akan disuntik. Pada bayi dapat diberikan di daerah pertengahan paha bagian luar. - Bersihkan paha bagian luar dengan alkohol. - Buka kantong aluminium/plastik dan keluarkan Uniject. - Pegang Uniject pada bagian leher dan bagian tutup jarum. Aktifkan Uniject dengan cara mendorong tutup jarum ke arah leher dengan tekanan dan gerakan cepat. kemudian buka tutup jarum. - Regangkan kulit dengan telunjuk dan ibu jari tangan kiri. - Pegang Uniject pada bagian leher dan tusukkan jarum pada pertengahan paha bayi secara intra muskular (tegak lurus kulit). Tidak perlu dilakukan aspirasi. - Pijat reservoir dengan kuat untuk menyuntikkan vaksin Hepatitis B. Efek Samping : Reaksi lokal : sakit, kemerahan dan pembengkakan pada area

Upload: khiara002

Post on 10-Apr-2016

311 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

cfdf

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Vaksin Dan Antopometri

HEPATITIS B

Bentuk Sediaan :- Uniject (alat suntik (semprit dan

jarum) sekali pakai yang sudah diisi vaksin dengan dosis yang tepat) dikemas dalam alumunium foil pouch dan vial

- Tersedia dalam sediaan 0,5 cc dan 1 cc

Dosis pada anak : 0,5 cc setiap pemberian

Jadwal Pemberian : diberikan pada saat lahir dan 4 kali pemberian. Pemberian kedua usia 2 bulan dan pemberian ketiga usia 3 bulan, dan pemberian keempat usia 4 bulan.

Teknik Pemberian :- Pilih daerah otot yang akan disuntik. Pada bayi dapat diberikan di daerah

pertengahan paha bagian luar.- Bersihkan paha bagian luar dengan alkohol.- Buka kantong aluminium/plastik dan keluarkan Uniject.- Pegang Uniject pada bagian leher dan bagian tutup jarum. Aktifkan Uniject

dengan cara mendorong tutup jarum ke arah leher dengan tekanan dan gerakan cepat. kemudian buka tutup jarum.

- Regangkan kulit dengan telunjuk dan ibu jari tangan kiri.- Pegang Uniject pada bagian leher dan tusukkan jarum pada pertengahan paha

bayi secara intra muskular (tegak lurus kulit). Tidak perlu dilakukan aspirasi.- Pijat reservoir dengan kuat untuk menyuntikkan vaksin Hepatitis B.

Efek Samping :Reaksi lokal : sakit, kemerahan dan pembengkakan pada area penyuntikan

Indikasi :- Semua bayi baru lahir tanpa memandang status infeksi hepatitis B ibu- Individu yang karena pekerjaannya berisiko tertular infeksi hepatitis B

Pasien hemodialisa dan transfusi berulang

Kontraindikasi :- Tidak diberikan pada orang terinfeksi demam berat- Hipersensitif terhadap komponen vaksin

Page 2: Tugas Vaksin Dan Antopometri

POLIO

Terdapat 2 jenis vaksin polio :1. Oral Poliovirus Vaccine (OPV) : mengandung virus yang dilemahkan.2. Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV) :mengandung virus yang dimatikan.Untuk imunisasi anak di Indonesia digunakan OPV

Tujuan :memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitisBentuk sediaan oral :Cairan dalam vial gelas 1 cc.Dosis pada anak : 2 tetes = 0,1 cc

Jadwal Pemberian :Diberikan sejak usia 0-2 bulan, dan 4 kali pemberian. Pemberian selanjutnya diberikan dengan jarak interval 1 bulan dari pemberian sebelumnya, yaitu usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan.

Cara Pemberian :OPV diberikan secara oral, sebanyak 2 tetes (0,1 cc) langsung dari botol ke mulut bayi, ujung pipet tidak boleh terkontaminasi

Efek Samping :Umumnya tidak ada efek samping, jarang terjadi kelumpuhan yang disebabkan vaksin

Kontraindikasi :1. Penderita leukemia2. Anak dalam infeksi akut yang disertai demam3. Anak dengan defisiensi sistem kekebalan4. Anak dengan pengobatan imunosupresif

Page 3: Tugas Vaksin Dan Antopometri

DTPDTP adalah vaksin yang terdiri dari toksoid difteri dan tetanus yang dimurnikan, serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi.

Bentuk Sediaan : cairan dalam botol 5 cc

Cara Penyimpanan :- Vaksin DTP harus disimpan pada

suhu antara +2° s/d +8°C.- Tidak boleh dibekukan

Tujuan : memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, pertussis dan tetanus.

Cara Pemberian :- Vaksin DPT diberikan secara intramuskular sebanyak 0,5mL. Bagian anterolateral paha atas

merupakan bagian yang direkomendasikan untuk tempat penyuntikan.- Imunisasi dasar diberikan 3 kali. Diberikan pada usia 2, 4 dan 6 bulan dengan jarak interval

pemberian minimal 4 minggu.- Imunisasi ulangan diberikan 2 kali. Diberikan pada usia 18-24 bulan (interval 1 tahun

setelah DPT 3) dan usia 5 tahun (sebelum masuk sekolah). Pada usia 12 tahun berupa imunisasi Td.

- Pada wanita, imunisasi TT perlu diberikan 1 kali sebelum menikah dan 1 kali pada ibu hamil, yang bertujuan untuk mencegah tetanus neonatorum (tetanus pada bayi baru lahir).

Efek samping :- Reaksi lokal : Sakit, bengkak dan kemerahan pada lokasi suntikan- Reaksi sistemik : demam, kejang demam (1 kasus per 12.500 dosis pemberian). Pemberian

asetaminofen pada saat dan 4-8 jam setelah imunisasi mengurangi terjadinya demam. Irritabilitas (rewel) dan menangis dengan nada tinggi dapat terjadi dalam 24 jam setelah pemberian.

-Kontra Indikasi :

Imunodefisiensi individu yang terinfeksi HIV asimtomatis maupun simtomatis, harus divaksinasi DTP menurut jadwal yang telah ditetapkan.

Hipersensitif terhadap komponen vaksin Dosis kedua DTP jangan diberikan pada individu yang mengalami reaksi anafilaktik terhadap

dosis sebelumnya atau terhadap komponen vaksin Ensefalopati sesudah pemberian vaksin DTP sebelumnya Keadaan lain dapat dinyatakan sebagai perhatian khusus (riwayat hiperpireksia, keadaan

hipotonik-hiperesponsif dalam 48 jam), anak menangis terus menerus selama 3 jam dan riwayat kejang dalam 3 hari sesudahnya.

Page 4: Tugas Vaksin Dan Antopometri

BCG (Bacille Calmette-Guerin)

Bacille Calmette-Guerin adalah vaksin hidup yang dibuat dari Mycobacterium bovis yang dibiak berulang selama 1-3 tahun sehingga didapatkan hasil yang tidak virulen tetapi masih mempunyai imonogenitas.

Tujuan :Vaksin BCG tidak dapat mencegah infeksi Tuberkulosis , namun dapat mencegah komplikasinya.

Bentuk Sediaan:Tiap ampul mengandung Bacillus Calmette

Guerin hidup 1,5 mg + 4 ml Pelarut

Dosis pada anak:Dosis 0,05 ml untuk bayi kurang 1bulan dan 0,1 ml untuk anak (>1tahun)

Cara penyimpanan : pada suhu 2oC– 8oC Frezer Vaksin BCG yang sudah dilarutkan, sebaiknya digunakan segera, paling lambat 3 jam setelah dilarutkan, apabila masih bersisa maka harus dimusnahkan

Jadwal Pemberian :Diberikan pada umur sebelum 3 bulan . Namun untuk mencapai cakupan yang lebih luas , Departemen Kesehatan menganjurkan pemberian imunisasi BCG pada umur antara 0-12 bulan.

Teknik Pemberian: Larutkan vaksin BCG kering dengan pelarutnya . Gunakan syringe dan jarum steril untuk setiap penyuntikan. Piih daerah otot yang akan disuntik, diberikan secara intrakutan di daerah

lengan kanan atas pada insersio M.deltoideus sesuai anjuran WHO sebanyak 0.05 ml.

Imunisasi BCG ulangan tidak dianjurkan Reaksi: Ulkus lokal yang superfisial 3 minggu setelah penyuntikan. Ulkus

tertutup krusta, akan sembuh dalam 2-3 bulan, dan meninggalkan parut bulat dengan diameter 4-8 mm.

Kontraindikasi: Reaksi Uji Tuberkulin > 5mm Menderita infeksi HIV atau dengan resiko tinggi infeksi HIV, imunokompromais

akibat pengobatan kortikosteroid, obat imuno supresif, mendapat pengobatan radiasi, penyakit keganasan yang mengenai sumsum tulang atau sistem limfe.

Menderita gizi buruk Menderita demam tinggi Pernah sakit tuberkulosis

Page 5: Tugas Vaksin Dan Antopometri

Campak

Vaksin campak adalah vaksin virus hidup yang dilemahkan, merupakan vaksin beku kering berwarna kekuningan pada vial gelas, yang harus dilarutkan hanya dengan pelarut vaksin 

Tujuan : Vaksin digunakan untuk pencegahan terhadap penyakit campak

Cara Penyimpanan:pada suhu 2oC– 8oC FreezerVial vaksin dan pelarut harus dikirim bersamaan, tetapi pelarut tidak boleh dibekukan dan disimpan pada suhu kamar.

Vaksin harus terlindung dari cahaya.Vaksin campak yang sudah dilarutkan, sebaiknya digunakan segera, paling lambat 6 jam setelah dilarutkan, apabila masih bersisa maka harus dimusnahkan.

Bentuk Sediaan :Tiap dosis (0,5 mL) vaksin yang sudah dilarutkan mengandung:Zat aktif:• Virus Campak strain CAM 70 tidak kurang dari 1.000 CCID50** CCID50 = Cell Culture Infective Dose 50Zat tambahan:• Kanamisin sulfat tidak lebih dari 100 mcg• Eritromisin tidak lebih dari 30 mcgPelarut mengandung :• Air untuk injeksi

Waktu pemberian :Pada bayi berumur 9 bulanDan kemudian ddiberikan lagi pada saat masuk sekolah SD (Program BIAS) umur 6 tahun

Teknik Pemberian :1.Sebelum disuntikan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengan pelarutan yang telah tersedia2. Dosis baku minimal untuk pemberian vaksin campak yang dilemahkan adalah 1000 TDCID50 atau sebanyak 0,5 ml diberikan secara subkutan walaupun demikian dapat diberikan secara intramuskular.

REAKSI:Vaksin campak dapat mengakibatkan sakit ringan dan bengkak pada lokasi suntikan, yang terjadi 24 jam setelah vaksinasi.

Kontra Indikasi :Ibu hamil , anak dengan imunodefisiensi primer, pasien TB yang tidak diobati, pasien kanker atau transplantasi organ, mereka yang mendapat pengobatan imunosupresif jangka panjang atau immunocompromised yang terinfeksi HIV.

Page 6: Tugas Vaksin Dan Antopometri

PROSEDUR PENGUKURAN BERAT BAYI

Persiapan : Tempatkan timbangan pada permukaan keras dan rata. Tutup alas timbangan dengan handuk atau kain yang lembut dan panjang Tempatkan jarum penunjuk pada angka 0

Pelaksanaan :1. Dilakukan oleh 2 orang, 1 orang menjaga bayi dan melihat jarum pada

saat menimbang, yang lainnya melakukan pencatatan dengan cepat2. Bayi dalam keadaan telanjang atau hanya memakai diaper/ popok kering3. Bayi diletakkan di bagian tengah timbangan dalam keadaan terlentang

atau duduk4. Tunggu beberapa saat sampai bayi diam5. Lakukan pembacaan skala dengan ketelitian 0,01 kg

PROSEDUR PENGUKURAN BERAT ANAK

Persiapan : Tempatkan timbangan pada permukaan keras dan rata. Pastikan jarum penunjuk pada angka 0

Pelaksanaan :1. Anak berpakaian seminimal mungkin2. Anak berdiri di tengah timbangan dengan posisi kepala menghadap lurus

ke depan, tanpa dipegangi.3. Tunggu beberapa saat sampai anak tenang4. Lakukan pembacaan skala dengan ketelitian 0,1 kg

Page 7: Tugas Vaksin Dan Antopometri

PROSEDUR PENGUKURAN PANJANG BAYIPersiapan :

Bayi tanpa memakai pakaian atau hanya memakai diaper/ popok kering. Hiasan kepala dan alas kaki harus dilepas.

Dilakukan oleh 2 orang. 1 orang untuk memegang kepala bayi dan yang lainnya membaca pengukuran sambil menahan lutut

Pelaksanaan :1. Bayi dibaringkan telentang di tengah alat pengukur, bahu dan pantat

menempel pada papan pengukur2. Orang pertama : memegang kepala agar posisi kepala tetap menatap lurus

ke depan (Frankfort Horizontal Plane) dan puncak kepala tetap menempel pada alat .Orang kedua : Menahan lutut bayi sejenak agar kedua kaki daam keadaa ekstensi.

3. Alat digeser sampai benar benar menyentuh tumit, jari-jari kaki lurus ke atas

4. Lakukan pembacaan skala dengan ketelitian 0,1 cm.

PROSEDUR PENGUKURAN TINGGI BADAN ANAKPersiapan :

Anak berpakaian seminimal mungkin, hiasan kepala dan alas kaki harus dilepas.

Pelaksanaan :1. Anak diminta berdiri tegak, kepala dalam posisi

horizontal, kedua kaki dirapatkan, lutut lurus. Tumit, bokong dan bahu menempel pada dinding atau permukaan vertical anthropometer.

2. Kedua lengan berada disisi tubuh dan telapak tangan menghadap ke paha.

3. Pada anak yang lebih kecil, dibutuhkan orang kedua untuk menahan lutut agar kaki tidak terangkat.

4. Papan yang dapat bergerak di bagian kepala diturunkan perlahan hingga menyentuh ujung kepala.

5. Tinggi badan dicatat saat inspirasi maksimal, posisi mata pemeriksa parallel dengan papan kepala

6. Lakukan pembacaan skala dengan ketelitian 1 cm.

Page 8: Tugas Vaksin Dan Antopometri