tugas ujian mega ayu fitrian

61
BAB I EPIDEMIOLOGI Definisi Epidemiologi banyak disebutkan merupakan pengetahuan dasar atau pondasi ilmu kesehatan masyarakat (Detels dalam Detels et al., ed., 2009) dan “the mother science of public health(Turnock, 2008). Epidemiologi masih terlalu sering dan sangat dianggap berhubungan dengan perjuangan melawan epidemic/wabah (Carr et al, 2007). Padahal bila melihat pada asal kata bahasa Yunani epi (pada atau tentang), demoss (masyarakat /penduduk), dan logos (ilmu/mempelajari), maka epidemiologi memiliki pengertian yang lebih luas lagi (Carr et al, 2007, Detelset al, 2009). Meskipun terdapat berbagai definisi epidemiologi, sebagai ringkasan, epidemiologi didefinisikan oleh International Epidemiological Association (McKenzie et al., 2011; Center for Disease Control and Prevention, 2004; Murti, 1997) dan oleh John Last dalam Dictionary of Epidemiology sebagai: “Ilmu yang mempelajari frekuensi, distribusi dan determinan (faktor yang menentukan) dari keadaan atau peristiwa terkait kesehatan pada populasi tertentu, dan aplikasi dari ilmu tersebut untuk

Upload: ega-retroo

Post on 02-Jan-2016

167 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

BAB I

EPIDEMIOLOGI

Definisi

Epidemiologi banyak disebutkan merupakan pengetahuan dasar atau pondasi ilmu

kesehatan masyarakat (Detels dalam Detels et al., ed., 2009) dan “the mother science of

public health” (Turnock, 2008). Epidemiologi masih terlalu sering dan sangat dianggap

berhubungan dengan perjuangan melawan epidemic/wabah (Carr et al, 2007). Padahal bila

melihat pada asal kata bahasa Yunani epi (pada atau tentang), demoss (masyarakat

/penduduk), dan logos (ilmu/mempelajari), maka epidemiologi memiliki pengertian yang

lebih luas lagi (Carr et al, 2007, Detelset al, 2009). Meskipun terdapat berbagai definisi

epidemiologi, sebagai ringkasan, epidemiologi didefinisikan oleh International

Epidemiological Association (McKenzie et al., 2011; Center for Disease Control and

Prevention, 2004; Murti, 1997) dan oleh John Last dalam Dictionary of Epidemiology

sebagai:

“Ilmu yang mempelajari frekuensi, distribusi dan determinan (faktor

yang menentukan) dari keadaan atau peristiwa terkait kesehatan

pada populasi tertentu, dan aplikasi dari ilmu tersebut untuk

mengendalikan masalah-masalah kesehatan.”

Definisi tersebut dibangun dengan dua buah asumsi dasar bahwa: Pertama, kejadian

penyakit di masyarakat tidak murni merupakan proses yang bersifat acak; Kedua, penyakit

tersebut dapat ditentukan oleh faktor penyebab dan faktor pencegahnya (Rothman dan

Greenland dalam Ahrens dan Pigeot, ed., 2005). Oleh karena itu, pencarian faktor penyebab

atau etiologi dalam perkembangan penyakit merupakan salah satu perhatian utama dari

Page 2: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

epidemiologi. Jika definisi di atas diuraikan atau dipecah, akan diperoleh beberapa kata

kunci. Berikut ini penjelasan mengenai masing-masing kata kunci tersebut. (Bonita, 2006).

1. Ilmu

Sebagai dasar dari ilmu kesehatan masyarakat, metode ilmiah digunakan dalam

epidemiologi melalui metode penelitian dan biostatistika. Hal ini kemudian digunakan untuk

menarik kesimpulan yang benar (valid) dan dapat diandalkan untuk jangka panjang (reliabel).

2. Distribusi

Dalam epidemiologi dipelajari tentang distribusi frekuensi dan pola dari

penyakit/masalah kesehatan berdasarkan orang, tempat, dan waktu. Hal ini dikenal dengan

epidemiologi deskriptif.

3. Determinan

Epidemiologi juga mempelajari determinan penyakit pada kelompok populasi

tertentu. Pendekatan ini sering dikenal dengan epidemiologi analitik. Pada epidemiologi

analitik, dipelajari hubung an sebab akibat antara paparan dengan terjadinya penyakit.

Penggunaan istilah determinan mencakup faktor risiko dan penyebab penyakit. Faktor risiko

dimaknai sebagai hal-hal yang meningkatkan peluang atau kemungkinan untuk terjadinya

penyakit atau masalah kesehatan, baik ada hubungan sebab akibat atau tidak. Dengan

demikian, pada epidemiologi analitik, tidak sekedar ditanyakan mengenai what, who, where,

dan when, melainkan bertanya mengenai how dan why. Faktor-faktor yang dapat

dipertimbangkan dalam determinan antara lain (Carr et al, 2007):

a. Memiliki pengaruh pada individu, misalnya faktor perilaku seperti merokok, diet, dan olah

raga; sikap, dan pengetahuan terhadap masalah kesehatan; latar belakang ekonomi,

pendidikan; respon terhadap stress.

Page 3: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

b. Memiliki pengaruh terhadap lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi, contohnya tingkat

kriminal dan kekerasan, mutu tempat tinggal, akses pelayanan kesehatan, akses terhadap gizi,

tingkat kecelakaan, peluang kerja, tingkat polusi, dan lainlain.

c. Memiliki pengaruh terhadap lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi yang lebih luas,

misalnya kebijakan mengenai rokok dan alkohol, hokum kontrasepsi dan aborsi, kebijakan

ekonomi dan tenaga kerja, distribusi kekayaan, efek global warming, dan lain-lain.

4. Keadaan atau peristiwa terkait kesehatan (health related states atau health events)

Di masa lalu, penyakit menular memang banyak menjadi perhatian epidemiologi. Dan

saat ini masih banyak orang yang beranggapan bahwa epidemiologi lebih terkait dengan

penyakit menular. Hal ini tidak sepenuhnya benar karena pada prakteknya, kini epidemiologi

juga telah diterapkan pada kejadian kesehatan dalam arti yang lebih luas. Selain masalah

infeksi, obyek epidemiologi juga dapat berupa masalah-masalah lingkungan, penyakit

kronik, trauma (CDC, 2004), dan juga masalah perilaku, penyebab kematian, reaksi terhadap

regimen pencegahan, dan pemanfaatan pelayanan kesehatan (Rothman dan Greenland dalam

Ahrens dan Pigeot, ed., 2005).

5. Populasi

Kata populasi ini menunjukkan bahwa fokus dari epidemiologi bukan individu,

melainkan kelompok individu yang memiliki ciri yang sama, misalnya penduduk wilayah

geografis tertentu; kelompok tingkat ekonomi seperti masyarakat miskin; kelompok pekerja

seperti buruh pabrik, nelayan, petani; kelompok umur tertentu seperti anakanak, lansia, ibu-

ibu hamil; kelompok diagnosis sebagai contoh penderita epilepsi di RSUP Dr. Sarjito tahun

2011; dan bisa juga berdasarkan pelayanan khusus misalnya pasien-pasien dokter X, lansia

yang tinggal di rumah jompo, dan lain-lain. Di samping itu, penggunaan istilah populasi

Page 4: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

dalam definisi epidemiologi menjelaskan bahwa epidemiologi memperhitungkan penyebab

penyakit pada level makro, yaitu populasi dan lingkungan. Hal ini berangkat dari asumsi

bahwa seorang individu hidup dalam lingkungannya, baik

lingkungan fisik, sosial, ekonomi, maupun kultural, karena timbulnya masalah kesehatan

dapat dipengaruhi oleh berbagai hal.

6. Penerapan

Epidemiologi tidak hanya menjadi cara atau alat untuk menganalisis penyakit dan

determinannya. Seperti yang sudah dijelaskan ada bagian latar belakang di atas, epidemiologi

memiliki peran yang lebih aktif. Data-data epidemiologi akan digunakan oleh pengambil

keputusan/kebijakan untuk menentukan dan mengembangkan serta mengevaluasi intervensi

pengendalian dan pencegahan masalahmasalah kesehatan yang mereka hadapi. Hal ini

merupakan fungsi utama dari epidemiologi terapan.

TUJUAN EPIDEMIOLOGI

1. Mendeskripsikan distribusi penyakit pada populasi

Epidemiologi mempelajari kelompok mana (person), di mana (place), dan kapan

(time) dari populasi yang terkena penyakit. Epidemiologi mendeskripsikan siapa yang

merupakan kasus, dimana mereka berada, berapa umur mereka, karakteristik umum apa yang

dimiliki oleh kelompok tersebut, serta dugaan awal mengapa kasus-kasus muncul demikian

banyak di suatu area tertentu tetapi tidak demikian di area lain. Epidemiologi

mendeskripsikan pola kolektif penyakit yang terbentuk oleh kumpulan kasus-kasus tersebut,

mendeteksi kecenderungan (trends) insidensi penyakit, merunut perubahan karakter penyakit,

mengidentifikasi kelompok berisiko tinggi, dan menaksir besarnya beban penyakit.

Epidemiologi deskriptif memberikan dua kegunaan. Pertama, pengetahuan tentang distribusi

Page 5: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

penyakit pada populasi berguna untuk membuat perencanaan kesehatan dan evaluasi program

kesehatan. Kedua, hasil studi epidemiologi deskriptif berguna untuk merumuskan hipotesis

tentang hubungan paparan-penyakit, yang akan diuji lebih lanjut dengan studi epidemiologi

analitik (Hennekens dan Buring, 1987).

2. Mengetahui riwayat alamiah penyakit (natural history of disease)

Riwayat alamiah penyakit adalah deskripsi tentang perkembangan alami (natural)

penyakit yang terjadi sepanjang waktu pada individu. Riwayat alamiah penyakit mencakup

semua fenomena yang terkait penyakit, meliputi tahap rentan (susceptible), tahap subklinis,

tahap klinis, dan tahap kesembuhan/ kecacatan/ kematian. Pada tahap rentan individu belum

terpapar oleh agen kausal (etiologi) penyakit. Pada tahap rentan perlu dilakukan upaya

pencegahan primer, yaitu melakukan promosi kesehatan (pendidikan kesehatan, dan

sebagainya) dan proteksi spesifik (imunisasi, dan sebagainya). Tujuan pencegahan primer

adalah untuk mengurangi kejadian penyakit baru.

Riwayat alamiah penyakit merupakan sebuah elemen penting epidemiologi deskriptif.

Pengetahuan tentang riwayat alamiah penyakit sama pentingnya dengan pengetahuan tentang

kausa penyakit dalam upaya pengendalian dan pencegahan penyakit (Bophal, 2002).

3. Menentukan determinan penyakit

Epidemiologi analitik bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor, baik fisik, biologis,

sosial, kultural, dan perilaku, yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit, disebut

determinan penyakit. Determinan penyakit meliputi faktor risiko dan kausa (etiologi)

penyakit. Hasil studi epidemiologi analitik memberikan basis rasional untuk melakukan

program pencegahan. Jika faktor etiologi (kausa) penyakit dan cara mengurangi atau

mengeliminasi faktor-faktor itu diketahui, maka dapat dibuat program pencegahan dan

pengendalian penyakit dan kematian karena penyakit tersebut.

Page 6: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

4. Memprediksi kejadian penyakit pada populasi

Pengetahuan tentang risiko penyakit atau prognosis akibat penyakit pada populasi

dalam suatu periode waktu dapat digunakan untuk memprediksi jumlah dan distribusi

penyakit atau kema-tian pada populasi maupun memprediksi risiko terjadinya penyakit atau

kematian pada individu (epidemiologi klinik) dalam suatu periode waktu di masa mendatang.

5. Mengevaluasi efektivitas intervensi preventif maupun terapetik

Epidemiologi analitik berguna untuk mengevaluasi efektivitas manfaat, kerugian

(efek yang tidak diinginkan), dan biaya dari intervensi preventif maupun terapetik.

6. Menentukan prognosis dan faktor prognostik penyakit

Epidemiologi analitik tidak hanya mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi

terjadinya penyakit, tetapi juga faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya akibat-akibat

penyakit. Epidemiologi analitik mempelajari prognosis dan faktor-faktor prognostik, yaitu

faktor faktor yang mempengaruhi probabilitas terjadinya akibat-akibat penyakit, mencakup

relaps, rekurensi, komplikasi, kematian (kelangsungan hidup), maupun kesembuhan.

Pengetahuan tentang faktor prognostik berguna untuk melakukan pencegahan tersier penyakit

pada populasi, yaitu menghindari atau mengurangi paparan faktor-faktor prognostik yang

meningkatkan risiko terjadinya aneka akibat penyakit yang merugikan.

7. Memberikan dasar ilmiah pembuatan kebijakan publik dan regulasi tentang masalah

kesehatan masyarakat

Epidemiologi merupakan instrumen untuk mengontrol distribusi penyakit pada

populasi. Riset epidemiologi memberikan informasi yang bisa digunakan sebagai dasar

ilmiah pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan tentang cara mencegah kejadian

Page 7: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

baru penyakit, memba-smi kasus yang timbul, mencegah kematian dini, memperpanjang

hidup, dan memperbaiki status kesehatan populasi.

KONSEP PENTING DAN RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI

1. Ruang Lingkup Epidemiologi

Epidemiologi menyelidiki peristiwa terkait kesehatan dengan cara-cara yang cukup

ketat layaknya seorang detektif. Oleh karena itu, di luar negeri, dokter yang telah memiliki

sertifikat kursus epidemiologi juga mendapat julukan epidemiology investigator atau

epidemiology intelligence. Untuk mempelajari peristiwa terkait kesehatan tadi, epidemiologi

menggunakan pendekatan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan 5W (Bailey) yang

diringkas dalam tabel berikut:

Pertanyaan Maksud pertanyaan

What (Apa) Penyakit dan definisi kasus

Who (Siapa) Orang

When (Kapan) Waktu

Where (Dimana) Tempat

Why (Mengapa) Penyebab

a. Apa

Pertanyaan “apa” ini terkait dengan definisi kasus penyakit/kejadian yang sedang

diamati. Definisi kasus ini adalah kriteria terstandar yang digunakan untuk mengidentifikasi

sebuah penyakit atau kejadian (Bailey et al., 2005). Perlu disadari pula bahwa seseorang

mungkin dapat mengalami lebih dari satu episode penyakit atau peristiwa dalam waktu yang

sama. Hal yang juga penting mengenai definisi kasus ditunjukkan dalam kotak berikut yang

dikutip secara utuh dari Bonita et al. (2006).

Page 8: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

b. Siapa

Salah satu tahap dasar dari investigasi epidemiologi adalah menghitung jumlah orang

pada kejadian kesehatan tersebut. Namun demikian, sekedar penghitungan jumlah kasus saja

seringkali tidak cukup untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, kita

menggunakan perhitungan risiko atau rate yang membandingkan kasus dengan populasi.

Pembahasan mengenai rate akan dijelaskan pada bagian “Pengukuran Kesehatan dan

Penyakit”. Selain masalah jumlah, pertanyaan “siapa” juga terkait dengan karakteristik dari

orang-orang tersebut. Hal ini disebabkan karena manusia memiliki beberapa perbedaan ciri

baik yang melekat (misalnya jenis kelamin, ras, usia), yang didapat (contohnya gizi,

kekebalan), maupun berbeda dalam kondisi sosial ekonomi (misalnya pekerjaan, pendidikan,

tempat tinggal). Oleh karena, itu epidemiologi menjelaskan deskripsi dari variabel-variabel

“orang” tersebut.

c. Kapan

Seiring dengan berjalannya waktu kejadian penyakit dapat mengalami perubahan-

perubahan. Pembuatan gambaran kejadian penyakit dari waktu ke waktu akan membantu

dalam melihat tren dan mengevaluasi program atau kebijakan tertentu dengan mengetahui

apakah telah terjadi kenaikan atau penurunan kasus (Bailey et al., 2005). Beberapa penyakit,

misalnya, diketahui juga memiliki pola musiman, seperti penyakit influenza. Penyakit demam

berdarah dengue juga mengalami peningkatan pada musim hujan.

d. Dimana

Deskripsi mengenai tempat dari kejadian kesehatan tersebut merupakan hal yang juga

penting untuk menunjukkan adanya perbedaan geografis ataupun untuk melihat seberapa luas

perkembangan penyakit (Bailey et al., 2005).

Page 9: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

e. Mengapa

Pertanyaan mengapa ini lebih terkait dengan penyebab dan faktor risiko penyakit.

Epidemiologi menghitung hubungan antara determinan- determinan dengan penyakit atau

kejadian terkait kesehatan. Metode-metode dan cara pengukuran risiko ini akan dibahas di

bagian-bagian berikutnya.

2. Model Penyebab Penyakit (Model Trias Epidemiologi dan Model Sufficient Cause

dan Component Cause)

Trias epidemiologi adalah model yang mencerminkan hubungan sebab akibat dalam

penyakit. Berikut ini gambaran dari trias epidemiologi tersebut:

DAFTAR PUSTAKA:

1. Nurbeti, Maftuhah.Konsep Dan Penerapan Epidemiologi (Dalam: Ilmu

Kesehatan Masyarakat Untuk Kompetensi Dokter Umum). FK UII. Yogyakarta, 2012.

2. Murti, Bishna. Pengantar Epidemiologi. FK Universitas Sebelas Maret Bagian

IKM. Solo.

Page 10: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

BAB II

STATISTIK KESEHATAN

Konsep dasar

Statistik adalah ilmu yang mempelajari tentang cara mengumpulkan, mengolah,

menganalisis data dan menyimpulkanya serta melakukan inferensi (ke populasi) bila hanya

sebagian data yang diperoleh (sampel). Biostatistik adalah cabang statistik dalam bidang ilmu

biologi dan medis.

Bahan baku statistik adalah data, sebagian menyederhanakan sebagai angka. Angka

adalah hasil dari pengukuran dan perhitungan. Data terdiri atas kumpulan angka. Setiap

angka tersebut dinamakan datum.

Data yang dibutuhkan untuk analisis statistik adalah data yang dapat digunakan untuk

menjawab pertanyaan (penelitian). Data tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber

seperti:

1. Catatan rutin, seperti catatan follow-up dokter, rekam medis, laporan keuangan, dan

sebagainya.

2. Survey, data yang tidak dapat diperoleh dari catatan rutin, harus dicari dengan survey.

Contoh untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan Puskesmas, kita dapat

mengetahuinya dengan cara mengadakan survey terhadap pasien puskesmas.

3. Eksperimen yaitu data yang diperoleh setelah melakukan uji coba.

4. Sumber eksternal, yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian orang lain, jurnal yang

dipublikasikan, textbook dan sebagainya.

Page 11: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

Variabel adalah karakteristik yang diobservasi, yang berbeda pada tiap orang, tempat

atau sesuatu. Variabel diskrit tidak memiliki desimal. Contoh variabel diskrit adalah jumlah

jari tangan. Variabel kontinu mempunyai desimal, contohnya adalah tinggi badan anak

sekolah. Variabel kuantitatif adalah yang dapat dihitung, variabel kualitatif adalah yang tidak

dapat dihitung (seperti gender : laki-laki, perempuan). Variabel kualitatif biasanya merupakan

skala nominal.

Pengukuran dan Skala Pengukuran

Pengukuran bertujuan untuk memberikan ukuran angka pada sebuah objek. Terdapat

beberapa skala pengukuran, yaitu :

a) Skala nominal merupakan skala terendah, pengelompokan

individu/objek/respon/benda berdasarkan kesamaan karakteristik tertentu dan

dikategorikan secara mutually eksklusive (tidak dapat beririsan). Contohnya pria-

wanita, anak-dewasa, menikah-belum menikah, islam-kristen-hindu, setuju-tidak setuju

dan lain sebagainya.

b) Skala ordinal memiliki ciri khas nominal dan kelompok tersebut disusun ranking

(order) dengan aturan tertentu. Contoh dibawah rata-rata, rata-rata, diatas rata-rata.

c) Skala interval tidak hanya dapat merangking, namun jarak diantara dua pengukuran

diketahui. Skala interval memiliki starting point dan terminating point . Contoh 1-5,6-

10,11-15, dan seterusnya.

d) Skala ratio merupakan skala pengukuran tertinggi (memiliki karakteristik nominal,

ordinal dan interval) ditambah tujuannya sendiri dan memiliki starting point yang tetap

seperti nol. Dapat digunakan dalam perhitungan matematis. Contoh, usia 40 tahun

adalah 2 kali lebih tua dari usia 20 tahun.

Page 12: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan hasil perhitungan sampel data yang dapat

menggambarkan kondisi data tersebut. Cara paling umum untuk statistik deskriptif adalah

tabel distribusi frekuensi, histogram, polygon frekuensi dan steam-leaf displays. Terdapat

ukuran central tendensi (mean, median, modus) dan ukuran dispersi/penyebaran (range,

varian, standar deviasi).

Mean adalah rata-rata dari hasil pengukuran, median adalah hasil pengukuran yang

berada di tengah (bila diurutkan dari kecil ke besar), dan modus adalah hasil pengukuran

yang paling sering muncul. Range adalah selisih hasil pengukuran terbesar dan terkecil.

Varian adalah jumlah kuadrat dari selisih hasil pengukuran dengan mean dibagi jumlah

sampel dikurangi 1, menunjukkan besarnya penyebaran relatif dengan nilai mean-nya.

Standar deviasi adalah akar dari varian, yang berguna untuk mengukur variasi dalam sebuah

set data.

Distribusi Normal

Sampel yang diambil dengan teknik yang baik akan merepresentasikan keadaan

populasi yang sesungguhnya. Hal ini mengurangi sampling error. Hasil perhitungan sampel

tersebut selalu membentuk distribusi kurva normal (Gaussian distribution), yaitu suatu

bentuk kurva distriusi frekuensi yang menyerupai bell (bell shape). Ciri-ciri distribusi normal

adalah :

1. Bentuknya simetris (seperti bayangan di cermin), dengan mean ditengahnya

2. Mean, median dan modus sama

3. Area under curve(AUC) kanan dan kiri mean seimbang (50%)

4. Wilayah AUC + 1 SD= 68%, + 2 SD=95%, + 3 SD= 99,7%.

5. Standar deviasi yang lebar akan membuat kurva normal menjadi lebih flat.

Page 13: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

Dengan melihat hubungan nilai mean, median dan modus maka dapat menentukan

bentuk distribusi data, yaitu :

- Bila mean, median, modus sama maka distribusi data adalah normal

- Bila mean > median > modus maka distribusio data miring ke kanan

- Bila mean < median < modus maka distribusio data miring ke kiri

Menyajikan data

1. Tabel

Metode yang paling umum untuk mempresentasikan data adalah tabel. Tabel berguna

untuk menyajikan data yang besar dalam bagian yang kecil. Jenis tabel berdasar pada jumlah

variabelnya terdiri atas tabel univariat yang sering dikenal dengan tabel frekuensi, tabel

bivariat biasanya dalam bentuk cross tabulation, dan tabel mutivariat. Komponen tabel

adalah sebagai berikut :

a. Judul harus informatif,menggambarkan isinya. Penulisan variabel terikat terlebih

dahulu baru varuabel bebasnya. Penomoran tabel pada tulisan desertasi dimulai

dengan nomer bab-nya.

b. Stub/bagian vertical (Y-axis) memuat sub kategori dari variabel(terikat) yang

informasinya dijelaskan pada kolom-kolom di sebelah kanan.

c. Caption/ judul kolom, pada tabel univariat, judul kolom biasanya jumlah/persentase

responden. Jika bivariat, judul kolom memuat sub kategori variabel (X-axis).

d. Badan memuat data

e. Suplemen/footnotes, terletak di bawah tabel, merupakan keterangan tambahan

seperti sumber (bila menggunakan tabel dari sumber tenrtentu), keterangan umum,

keteragan bagian spesifik tabel, keterangan level of probability.

Page 14: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

2. Grafik

Merupakan cara penyajian data yang lebih mudah difahami (informative dan

komunikatif) dan lebih menarik (attractive). Untuk data kategorikal dapat menggunakan

histogram, diagram batang dan pie chart. Untuk data kontinu, selain dapat menggunakan

histogram, diagram batang dan pie chart, juga dapat menggunakan diagram garis. Selain jenis

data, jumlah variabel juga menentukan grafik apa yang paling baik digunakan. Berikut ini

jenis-jenis grafik beserta kegunaannya:

a. Histogram

Adalah penyajian data kontinu interval, tinggi masing-masing kotak histogram

menunjukkan frekuensi/persentasenya. Sebelum membuat histogram, data terlebih dahulu

dikelompokkan dengan interval tertentu.

b. Diagram batang

Identik dengan histogram, namun antar batang terdapat spasi yang menunjukkan

bukan data kontinu (bisa kategorikal, baik nominal atau ordinal).

c. Frekuensi polygon

Frekuensi polygon didapatkan dengan cara menghubungkan nilai tengah masing-

masing histogram.

d. Diagram Stem-leaf

Merupakan cara lain untuk menyajikan data distribusi frekuensi. Masih nyaman bila

jumlah data tidak terlalu banyak (dapat mencapai digit 100 sampai 1000).

e. Pie Chart

Lingkaran pie yang mempunyai 360 derajat merupakan 100 persen data. Pembagian

derajat bergantung pada frekuensi/persentase masing-masing sub kategorik. Idealnya pie

chart digunakan untuk kategori yang tidak terlalu banyak. Pada data kontinu dapat

digunakan, hanya sebelumnya perlu dikelompokkan terlebih dahulu.

Page 15: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

f. Diagram garis / kurva trend

Berguna untuk menyajikan data kontinu (skala interval atau ratio). Data long term,

dapat dilihat kecenderungan/trend sesuatu kejadian.

g. Diagram hambur(scattergram)

Tidak dapat digunakan pada variabel yang kategorik. Hanya pada data continue

(interval/ratio) dan memiliki dasar hipotesis kedua variabel berhubungan. Semakin teratur

letak hamburnya akan mendekati garis tertentu , maka kedua variabel memiliki hubungan

yang linear.

h. Blox plot

Adalah salah satu penyajian data distribusi frekuensi berdasarkan ukuran kuartil.

Batas bawah box adalah kuartil1 (Q1), batas atas box adlah kuartil 3 (Q3), garis tengah

box adalah median (Q2). Garis paling bawah adalah hasil pengukuran terendah, garis

paling tinggi adalah hasil pengukuran tertinggi.

Statistik Inferensi

Statistik inferensi adalah prosedur pengambilan simpulan dari sebuah populasi

berdasarkan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Untuk dapat melakukan inferensi,

diperlukan uji statistik yang akan menguji hipotesis penelitian. Berikut ini adalah tabel yang

merangkum uji statistik yang digunakan berdasarkan jumlah dan sifat variabel bebas dan

variabel terikatnya. Metode statistik untuk menarik kesimpulan tentang parameter populasi

menggunakan statistik sampel:

1.Uji hipotesis – menguji signifikansi statistik tentang beda/ hubungan/ pengaruh variabel

Apakah pemberian probiotik mempercepat episode diare pada balita dengan signfikan

secara statistik?

Apakah penggunaan telepon seluler > 10 tahun berhubungan dengan peningikatan

risiko neuroma otak dengan signifikan secara statistik?

Page 16: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

2.Estimasi (penaksiran) – menaksir besarnya beda/ kekuatan hubungan/ pengaruh variabel

•Berapa hari lebih pendek episode diare pada balita yang diberi probiotik?

•Berapa besar peningkatan risiko neuroma otak pada pengguna telepon seluler >10 tahun?

•Pada usia 35 tahun, berapa probabilitas perokok untuk bisa melangsungkan hidup sampai

usia 70 tahun?

Statistik parametrik

prosedur pengujian hipotesis dan estimasi dengan menggunakan parameter mean dan

asumsi normalitas distribusi frekuensi. Contoh: Uji t, F (Anova)

Statistika non-parametrik

Prosedur pengujian hipotesis dan estimasi tanpa menggunakan parameter mean

maupun asumsi normalitas distribusi frekuensi (distribution-free statistics), seperti: Uji Chi

Kuadrat, Mann-Whitney, Wilcoxon, Kruskal-Wallis.

DAFTAR PUSTAKA

1. Jamil, Nur Aisyah. Statistik Kesehatan. FK UII Bagian IKM. Yogyakarta, 2007

2. Murti, Bishma. Pengantar Biostatistik. FK Universitas Sebelas Maret. Solo,

Page 17: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

BAB III

ADMINISTRASI KESEHATAN

Administrasi kesehatan

Administrasi berasal dari kata administrare (Latin: ad = pada, ministrare = melayani

atau menyelenggarakan). Jadi, jika dilihat dari asal katanya administrasi berarti memberikan

pelayanan kepada. Administrasi adalah proses kerja sama antara dua orang atau lebih yang

didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya

(Sondang. P Siagian). Unsur yang membentuk administrasi, yaitu : dua orang atau lebih,

tujuan yang hendak dicapai, tugas-tugas yang harus dilaksanakan, serta peralatan untuk

menyelesaikan tugas (Siagian, 1990).

Administrasi kesehatan adalah suatu proses yang menyangkut perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengkoordinasian, dan penilaian terhadap

sumber, tata cara dan kesanggupan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan

terhadap kesehatan, perawatan kedokteran, serta lingkungan yang sehat dengan jalan

menyediakan dan menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan yang ditujukan kepada

perseorangan, keluarga, ataupun masyarakat.

Hubungan administrasi dan administrasi kesehatan yaitu masing-masing memiliki

langkah-langkah atau upaya yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Administrasi kesehatan tidak lain adalah administrasi sendiri yang diterapkan

pada upaya kesehatan demi terciptanya suatu keadaan sehat. Sebagaimana dalam administrasi

kesehatan berupaya menyediakan atau menyelenggarakan upaya kesehatan sedemikian rupa

sehingga dengan input yang kecil (sumber, tata cara dan kesanggupan) dapat menghasilkan

output yang sebesar-besarnya yaitu terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan akan kesehatan dan

Page 18: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

memberikan dampak yang positif bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara

keseluruhan.

Menurut George R. Tery administrasi kesehatanadalah Upaya mencapai tujuan yang

telah ditetapkan dengan mempergunakan orang lain. Menuut Social Science Encylopedia

Suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat dilaksanakan dan diawasi.

Unsur Pokok Administrasi Kesehatan

Jika diperhatikan batasan administrasi kesehatan sebagaimana dikemukakan diatas,

segera terlihat bahwa dalam batasan tersebut dikemukakan setidak-tidaknya 5 unsur pokok

yang peranannya amat penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya pelaksanaan

administrasi kesehatan. Kelima unsur pokok yang dimaksud ialah masukan (input), proses

(process), keluaran (output), sasaran (target), serta dampak (impac). (Azwar Azrul,1993).

1. Masukan

Yang dimaksud dengan masukan (input), dalam administrasi adalah segala sesuatu

yang dibutuhkanuntuk dapat melaksanakan pekerjaan administrasi. Masukan ini dikenal pula

dapat melaksanakan pekerjaan administrasi (tools of administration). Masukan dan/atau

perangkat administrasi tersebut banyak macamnya.

Beberapa diantaranya yang terpenting adalah :

a) Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat

Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat memebedakan masukan

dan/atau perangkat administrasi atas tiga macam, yaitu :

1. Sumber

Yang dimaksud dengan sumber (resources) adalah segala sesuatu untuk menghasilkan

barang atau jasa. Sumber ini secara umum dapat dibedakan atas tiga macam, yakni :

Sumber Tenaga, Sumber Modal, Sumber Alamiah.

2. Tata Cara

Page 19: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

Yang dimaksud tentang cara (procedures) adalah berbagai kemajuan ilmu dan

teknologi kedokteran yang dimiliki dan yang diterapkan. (Azwar Azrul,1993)

3. Kesanggupan

Yang dimaksud dengan kesanggupan (capity) adalah kaedaan fisik, mental dan

biologis tenaga pelaksana. Sacara umum bahwa kesanggupan tenaga pelaksana dari

Negara yang telah maju lebih tinggi dari pada Negara yang lebih maju lebih tinggi

dari pada tenaga pelaksana dari tenaga pelaksana dari Negara yang masih terbelakang.

Mudah dipahami karena memanglah keadaan kesehatan serta keadaan gizi

masyarakat dinegara yang telah maju, jauh lebih baik dari pada Negara yang masih

terbelakang.( Azwar Azrul,1993)

Koontz dan Donnels membedakan masukan dan/atau perangkat administrasi atas

empat macam, yakni manusia (man), modal (capital), manajerial (managerial) dan

teknologi (technology).( Azwar Azrul,1993)

Pembagian lain yang banyak dikenal dimasyarakat ialah yang disebut sebagai 4M,

yakni manusia,(man), uang(money), sarana (material), dan metode (methodh) untuk

organisasi yang tidak mencari keuntungan serta 6M, yakni manusia (man), uang

(money), sarana (material), metode (metodh), pasar (market) serta mesin (machianery)

untuk organisasi yang mencari keuntungan.

2. Proses

Yang dimaksud dengan proses (process) dalam administrasi adalah langkah-langkah

yang harus mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses ini dikenal dengan nama fungsi

administrasi (function of administration). Pada umumnya proses dan ataupun fungsi

administrasi ini merupakan tanggung jawab pimpinan.( Azwar Azrul,1993)

Pada saat ini dengan makin berkembangnya ilmu administrasi, maka pembagian fungsi

administrasi makin banyak pula. Berbagai pembagian tersebut, meskipun bervariasi, namun

Page 20: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

jika dikaji secara mendalam pada dasarnya tidak memperlihatkan perbedaan yang berarti.

( Azwar Azrul,1993)

Dalam praktek sehari-hari untuk memudahkan pelaksanaannya, berbagai fungsi administrasi

ini sering disederhanakan menjadi 4 macam saja, yaitu :

·Perencanaan (planning) yang didalamnya termasuk penyusun anggaran belanja.

·Pengorganisasian (organizing) yang didalamnya termasuk penyusunan staf.

·Pelaksanaan (implementing) yang didalamnya termasuk pengarahan,

pengkoordinasian,bimbingan, penggerakan dan pengawasan.

·Penilaian (evaluation) yang didalamnya termasuk penyusunan laporan. (Azwar Azwar,1993)

3. Keluaran

Yang dimaksud dengan keluaran (output) adalah hasil dari suatu pekerjaan

administrasi. Untuk administrasi kesehatan, keluaran tersebut dikenal dengan nama

pelayanan kesehatan (health service). Pada saat ini pelayanan kesehatan tersebut banyak

macamnya, secara umum dapat dibedakan atas 2 macam.

1) Pelayanan kedokteran (medical sevices)

2) Pelayanan kesehatan masyarakat (public health services).

4. Sasaran

Yang dimaksud dengan sasaran (target group) adalah kepada siapa keluaran yang

dihasilkan, yakni upaya kesehatan tersebut ditujukan. Untuk administrasi kesehatan sasaran

yang dimaksudkan disini dibedakan atas 4 macam, yakni perseorangan, keluarga , kelompok

dan masyarakat. Dapat bersifat sasaran langsung (direct target group) atau pun bersifat

sasaran tidak langsung (indirect group target). ( Azwar Azrul,1993)

5. Dampak

Yang dimaksud dengan dampak adalah akibat yang ditimbulakn oleh keluaran, untuk

administrasi kesehatan, dampak yang diharapkan adalah makin meningkatnya derjat

Page 21: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

kesehatan. Peningkatan derajat kesehatan ini hanya akan dapat dicapai apabila kebutuhan dan

tuntutan perseorangan, keluarga dan kelompok dan/atau masyarakat terhadap kesehatan,

pelayanan kedokteran serta lingkungan yang sehat dapat terpenuhi. Kebutuhan dan tuntutan

ini adalh sesuatu yang terdapat pada pihak pemakai jasa pelayanan kesehatan (health

consumer).

a) Kebutuhan Kesehatan

Kebutuhan kesehatan pada dasarnya bersifat objektif dan karena itu untuk dapat

meningkatkan derajat kesehatan ‘perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat

upaya untuk memenuhinya bersifat mutlak. Sebagai sesuatu yang bersifat objektif, maka

munculnya kebutuhan kesehatan sangat ditentukan oleh masalah kesehatan nyata yang

ditemukan dimasyarakat. Jika diketahui bahwa munculnya suatu penyakit sebagaimana

dikemukakan oleh Gordon dan LE Richt 1950 sangat ditentukann oleh faktor utama, yakni:

pejamu (host), penyebab penyakit (agent) serta lingkungan (environment), maka dalam upaya

menemukan kebutuhan kesehatan, perhatian haruslah ditujukan kepada ketiga faktor tersebut.

(Azwar Azrul,1993)

b) Tuntutan Kesehatan

Berbeda halnya dengan kebutuhan, tuntutan kesehatan (health demande) pada dasarnya

bersifat subjektif oleh karena itu pemenuhan tuntutan kasehatan tersebut hanya bersifat

fakultatif, dengan perkataan ini terpenuhi atau tidaknya tuntutan kesehatan perseorangan,

keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat tidak terlalu menetukan tercapai atau tidaknya

kehendak untuk meningkatkan derajat kesehatan, karena tuntutan kesehatan bersifat subjektif,

maka munculnya tuntutan kesehatan tersebut dipengariuhi oleh faktor-faltor bersifat sujektif

pula.( Azwar Azrul,1993)

Page 22: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

Ruang Lingkup Administrasi Kesehatan

Jika dikaji secara mendalam batasan administrasi kesehatan sebagaiman yang telah

dirumuskan oleh Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat tahun 1974,

segera terlihat bahwa ruang lingkup administrasi kesehatan mencakup bidang yang amat luas

yang jika disederhanakan dapat dibagi menjadi dua macam, yakni:

1. Kegiatan Administrasi

Telah disebutkan bahwa melaksanakan semua fungsi administrasi sama artinya dengan

melaksanakan semua fungsi administrasi dengan pengertian seperti ini menjadi jelas bahwa

kegiatan utama yang dilakukan pada aministrasi itu sendiri mulai dari fungsi perncanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan sampai dengan fungsi pengawasan (Terry).

Karena kegiatan utama administrasi adalah melaksanakan semua fungsi administrasi maka

jelas pula bahwa melaksanakan pekerjaan tata usaha. Pekerjaan administrasi bukan sekedar

mengetik, mengagenda dan ataupun menyimpan arsip surat menyurat (office work) yang

merupakan pekerjaan pokok seorang usaha.( Azwar Azrul,1993)

2. Objek dan Subjek Administrasi

Telah disebutkan bahwa objek dan subjek administrasi kesehatan adalah sistem kesehatan

yang berarti dapat menyelenggarakan administrasi kesehatan perlu dipahami dahulu apa yang

dimaksud dengan sistem kesehatan. Pengertian tentang sistem kesehatan banyak macamnya,

menjabarkan batasan sebagaiman yang dirumuskan oleh WHO (1984), yang dimaksud

dengan sistem kesehatan tidak lain adalah suatu kumpulan dari berbagai faktor yang

kompleks dan saling berhubungan yang terdapat pada suatu Negara dan yang diperlukan

untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, serta

masyarakat pada setiap saat yang dibutuhkan.

Sistem kesehatan itu sendiri mencakup hal yang amat luas sekali. Jika

disederhanankan dapat dibedakan atas dua subsistem, pertama subsistem pelayanan

Page 23: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

kesehatan, kedua subsistem pembiayaan kesehatan. Untuk dapat terselenggaranya upaya

kesehatan yang baik, kedua subsistem ini perlu ditata dengan sebaik-baiknya.( Azwar

Azrul,1993)

Ruang lingkup administrasi kebijakan kesehatan secara umum meliputi :

1. Kebijakan kesehatan (health policy)

Kebijakan kesehatan membahas tentang penggarisan kebijaksanaan pengambilan keputusan,

kepemimpinan, public relation, penggerakan peran serta masyarakat dalam pengelolaan

program – program kesehatan.

2. Hukum Kesehatan (health law)

Hukum kesehatan membahas tentang peraturan atau perundangan di bidang kesehatan

meliputi : undang – undang kesehatan, hospital by law, informed consent, dan sebagainya.

3. Ekonomi kesehatan (health economic)

Ekonomi kesehatan membahas tentang konsep pembiayaan kesehatan, asuransi kesehatan,

analisis biaya, dan sebagainya.

4. Manajemen tenaga kesehatan (health man power)

Manajemen tenaga kesehatan membahas tentang perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan,

motivasi tenaga kesehatan, kinerja tenaga kesehatan , dan sebagainya.

5. Administrasi rumah sakit (hospital administration)

Administrasi rumah sakit membahas tentang organisasi dan manajemen rumah sakit,

manajemen SDM rumah sakit, manajemen keuangan rumah sakit, manajemen logistic, dan

sebagainya.

Manfaat Administrasi Kesehatan

Jika diperhatikan batasan administrasi kesehatan sebagaimana yang telah dirumuskan

oleh Komisi Pendididkan Administrasi Kesehatan 1947 segera terlihat manfaat yang

Page 24: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

diperoleh dari diterapkannya administrasi kesehatan secara umum dibedakan atas 3 macam,

yaitu:

1. Dapat dikelola sumber, tata cara, dan kesanggupan secara efektif dan efissien

Administrasi kesehatan jelas dapt menyajikan penhelolaan yang dimaksud karena memang

dalam melaksanakan pekerjaan administrasi kesehatan dikenal dengan adanya antara lain

fungsi perencanaan yang dapat mengatur pemanfaatan sumber, tata cara, dan kesanggupan

secara efektif dan efisien. Sesungguhnya masalah efektif dan efisien ini telah sejak lama

menjadi pusat perhatian para ahli administrasi. Setidaknya pada abad-18 ketika berlangsung

revolusi industri di Inggris upaya ini diwujudkan dengan memperkenalkan falsafah

administrasi baru dari job centered menjadi human centered serta dari orientasi efektivitas

menjadi orientasi efektivitas dan efisien hal yang sama juga diperoleh Frederick Winslow

Taylor (dikenal sebagai bapak gerakan administrasi ilmiah) serta Hendry Fayol (dikenal

sebagai bapak teori admnistrasi modern). Setelah Taylor melakukan penelitian berjudul Time

and Motion Study dan kemudian dipublikasikan dalam bukunya yang terkenal The Principle

Of Scientific Management, berhasil merumuskan pendapatnya bahwa efektivitas dan efisien

erat hubunganannya dengan penggunaan waktu dengan kegiatan yang tidak produktif

sedangkan Fayol membahas masalah efektivitas dan efisien ini melalui pengkajian terhadap

kemampuan pemimpin. Kajian tersebut kemudian dituliskan dalam bukunya yang terkenal

General and Industrial Management.( Azwar Azrul,1993)

2.Dapat dipenuhi kebutuhan dan tuntutan secara tepat dan sesuai mengenal kebutuhan

dan tuntutan

Dalam melaksanakan administrasi kesehatan. Setiap upaya kesehatan yang

dilaksanakan ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan dan tuntutan tersebut agar kebutuhan

dan tuntutan yang seperti ini dapat dipenuhi, tentu diperlukan keterampilan unutk

Page 25: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

menentukan kebutuhan dan tuntutan itu sendiri. Disini menjadi penting peranana administrasi

kesehatan, karena dengan diterapkannya administrasi kesehatan tersebut akan dapat diketahui

dengan tepat berbagai kebutuhan dan tuntutan yang terdapat dalam masyarakat.( Azwar

Azrul,1993)

3.Dapat disediakan dan diselenggarakan upaya kesehatan sebaik-baiknya karena upaya

kesehatan dapat mengatur pemanfaatan sumber, tata cara, dan kesanggupan yang dimiliki

dengan baik, serta dapat menetukan kebutuhan dan tuntutan dengan tepat, maka dapat

diharapkan tersedia dan terselenggaranya upaya kesehatan yang sebaik-baiknya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hubungan Administrasi, Administrasi Kesehatan, Organisasi, Dan Manajemen

(http://arinifitri07.blogspot.com/2013/01/hubungan-administrasi-kesehatan.html)

2. Hetty Ismainar. Konsep Administrasi Kesehatan Masyarakat

(

http://elearning.htp.ac.id/courses/PK210/document/P_2.1.KONSEPADMINISTRASI

KESEHATANMASYARAKAT.pdf?cidReq=PK210)

Page 26: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

BAB IV

KOMUNIKASI PENYULUHAN DAN PENDEKATAN KESEHATAN

A. Pengertian Komunikasi Penyuluhan

Secara harfiah, penyuluhan bersumber dari kata suluh yang berarti obor atau pun alat

untuk menerangi keadaan yang gelap. Dari asal perkataan tersebut, dapat diartikan bahwa

penyuluhan dimaksudkan untuk memberikan penerangan atau pun penjelasan kepada mereka

yang disuluh, agar tidak lagi berada dalam kegelapan mengenai sesuatu masalah tertentu.

Claar et al. Membuat rumusan bahwa penyuluhan merupakan jenis khusus pendidikan

pemecahan masalah (problem solving) yang berorientasi pada tindakan; yang mengajarkan

sesuatu; mendemonstrasikan, dan memotivasi, tapi tidak melakukan pengaturan (regulating)

dan juga tidak melaksanakan program yang non-edukatif.

Samsudin menyebut penyuluhan sebagai suatu usaha pendidikan non-formal yang

dimaksudkan untuk mengajak orang sadar dan mau melaksanakan ide-ide baru. Penyuluhan

merupakan suatu usaha menyebarluaskan hal-hal yang baru agar masyarakat mau tertarik dan

berminat untuk melaksanakannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Penyuluhan juga

merupakan suatu kegiatan mendidikkan sesuatu kepada masyarakat, memberi mereka

pengetahuan, informasi informasi, dan kemampuan-kemampuan baru agar mereka dapat

membentuk sikap dan berperilaku hidup menurut apa yang seharusnya.

Penyuluhan pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan pendidikan non-formal dalam

rangka mengubah masyarakat menuju keadaan yang lebih baik seperti yang dicita-citakan.

Dalam upaya mengubah masyarakat tersebut, terdapat unsur-unsur seperti:

gagasan/ide/konsep yang dididikkan, lembaga/badan/pihak yang memprakarsai perubahan

masyarakat secara keseluruhan, tenaga penyebar ide/konsep yang dimaksud, dan anggota

Page 27: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

masyarakat baik secara individu maupun secara keseluruhan yang menjadi sasaran dari

kegiatan penuluhan tersebut.

Dalam melakukan penyuluhan, faktor penyampaian hal-hal yang disuluhkan adalah

amat penting Karena itu, penyuluhan menuntut dipersiapkannya lebih dahulu suatu desain,

yang secara terperinci dan spesifik menggambarkan hal-hal pokok berikut ini:

1. Masalah yang dihadapi

2. Siapa yang akan disuluh

3. Apa tujuan (objectivites) yang hendak dicapai dari setiap kegiatan penyuluhan.

4. Pengembangan pesan

5. Metoda atau saluran yang digunakan

6. Sistem evaluasi “telah terpasang” atau “built-in” di dalam rencana keseluruhan

kegiatan dimaksud (Nasution, 1990: 7-11).

B. Falsafah Penyuluhan

Pengertian falsafah ialah sebagai suatu pandangan hidup, sebagai landasan pemikiran

yang bersumber pada kebijakan moral tentang segala sesuatu yang akan dan harus diterapkan

dalam praktik. Falsafah penyuluhan harus berpijak pada pentingnya pengembangan individu

dalam perjalanan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Ada 3 hal penting yang harus

diperhatikan sehubungan dengan falsafah penyuluhan tersebut.

1. Penyuluhan harus bekerja sama dengan masyarakat, dan bukan bekerja untuk masyarakat.

2. Penyuluh tidak boleh menciptakan ketergantungan, tetapi justru harus mampu mendorong

kemandirian.

3. Penyuluhan harus selalu mengacu pada terwujudnya kesejahteraan hidup masyarakat.

4. Penyuluhan harus mengacu pada peningkatan harkat dan martabat manusia sebagai

individu, kelompok, dan masyarakat umumnya.

Page 28: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

C. Faktor Pendukung Efektifitas Penyuluhan:

Metode Penyuluhan, berdasarkan pendekatan sasaran metode ini dibagi atas tiga yakni:

1) Pendekatan Perorangan

Dalam metode ini, penyuluh berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan

sasarannya secara perorangan seperti kunjungan ke rumah, lokasi, atau lahan usaha tani,

hubungan telepon dan lain sebagainya. Namun pendekatan ini dinilai kurang efektif karena

memakan banyak waktu.

2) Pendekatan Kelompok

Dalam pendekatan kelompok banyak manfaat yang dapat diambil, disamping dari

transfer teknologi informasi juga terjadinya tukar pendapat dan pengalama antar sasaran

penyuluhan dalam kelompok yang bersangkutan. Metode pendekatan kelompok lebih

menguntungkan karena adanya umpan balik dan interaksi kelompok yang memberi

kesempatan bertukar pengalaman maupun pengaruh terhadap perilaku dan norma para

anggotanya.

3) Pendekatan Massal

Metode yang menjangkau sasaran dengan jumlah yang cukup banyak dan dapat

mempercepat proses perubahan, tetapi jarang dapat mewujudkan perubahan dalam perilaku.

Hal ini disebabkan karena pemberi dan penerima pesan cenderung mengalami proses selektif

saat menggunalkan media massa sehingga pesan yang disampaikan mengalami distorsi.

Media Penyuluhan

Media penyuluhan meruupakan alat bantu penyuluhan yang berfungsi sebagai

perantara yang dapat dipercaya menghubungkan antara penyuluh dengan sasaran sehingga

pesan atau informasi akan lebih jelas dan nyata. Dalam penyuluhan dikenal beragam media

atau alat bantu penyuluhan, seperti benda (sample, model tiruan), barang cetakan (brosur,

Page 29: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

poster, photo, leaflet, sheet), gambar diproyeksikan (slide, film, film-strip, video, movie-film)

dan lambing grafika (grafik batang dan garis, diagram, skema, peta).

Materi penyuluhan

Materi penyuluhan adalah segala sesuatu yang disampaikan dalam kegiatan

penyuluhan berupa informasi-informasi atau pesan. Pesan merupakan seperangkat symbol

verbal dan nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud. Selanjutnya

Lasswell (Mulyana, 2005:63) mengatakan pesan mempunyai tiga komponen yaitu makna

(gagasan, ide, dan nilai), simbol yang digunakan (bahasa atau kata-kata) dan bentuk pesan

(verbal dan nonverbal). Materi dalam penyuluhan adalah yang sesuai dengan kebutuhan

sasaran dan dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapai oleh sasaran penyuluhan.

Waktu dan Tempat Penyuluhan

Dalam penyuluhan, waktu dan tempat yang tepat harus sesuai situasi dan kondisi

masyarakat sasaran penting dan saling berkaitan dalam mencapai tujuan penyuluhan. Kapan

dan dimana dilaksanakan penyuluhan harus terkesan tidak mengganggu dan merugikan

sasaran.

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18687/4/Chapter%20II.pdf

Page 30: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

BAB V

KESEHATAN KESELAMATAN KERJA

Keselamatan dan kesehatan kerja dewasa ini merupakan istilah yang sangat populer.

Bahkan di dalam dunia industri istilah tersebut lebih dikenal dengan singkatan K3 yang

artinya keselamatan, dan kesehatan kerja. Menurut Milyandra (2009) Istilah ‘keselamatan dan

kesehatan kerja’, dapat dipandang mempunyai dua sisi pengertian. Pengertian yang pertama

mengandung arti sebagai suatu pendekatan ilmiah (scientific approach) dan disisi lain

mempunyai pengertian sebagai suatu terapan atau suatu program yang mempunyai tujuan

tertentu. Karena itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat digolongkan sebagai suatu ilmu

terapan (applied science).

Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai suatu program didasari pendekatan ilmiah

dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan risiko (risk)

terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun kerugian-kerugian lainya yang mungkin terjadi.

Jadi dapat dikatakan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu pendekatan

ilmiah dan praktis dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan dan keselamatan

yang mungkin terjadi.( Rijanto, 2010 )

1 Pengertian Keselamatan Kerja

Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’ dan biasanya selalu

dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau nyaris

celaka (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai suatu pendekatan keilmuan

maupun sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari faktor-faktor yang dapat

menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan berbagai cara dan

pendekatan untuk memperkecil resiko terjadinya kecelakaan (Syaaf, 2007). Menurut Bennett

Page 31: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

N.B. Silalahi dan Rumondang (1991:22 dan 139) menyatakan keselamatan merupakan suatu

usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak Keselamatan dan kesehatan kerja

dewasa ini merupakan istilah yang sangat populer. Bahkan di dalam dunia industri istilah

tersebut lebih dikenal dengan singkatan K3 yang artinya keselamatan, dan kesehatan kerja.

Menurut Milyandra (2009) Istilah ‘keselamatan dan kesehatan kerja’, dapat dipandang

mempunyai dua sisi pengertian.

Pengertian yang pertama mengandung arti sebagai suatu pendekatan ilmiah (scientific

approach) dan disisi lain mempunyai pengertian sebagai suatu terapan atau suatu program

yang mempunyai tujuan tertentu. Karena itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat

digolongkan sebagai suatu ilmu terapan (applied science). Keselamatan dan Kesehatan Kerja

sebagai suatu program didasari pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil

terjadinya bahaya (hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun

kerugian-kerugian lainya yang mungkin terjadi. Jadi dapat dikatakan bahwa Keselamatan dan

Kesehatan Kerja adalah suatu pendekatan ilmiah dan praktis dalam mengatasi potensi bahaya

dan risiko kesehatan dan keselamatan yang mungkin terjadi.( Rijanto, 2010 )

Menurut Bennett N.B. Silalahi dan Rumondang (1991:22 dan 139) menyatakan keselamatan

merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang

dapat mengakibatkan kecelakaan sedangkan kesehatan kerja yaitu terhindarnya dari penyakit

yang mungkin akan timbul setelah memulai pekerjaannya. Sedangkan pendapat Leon C

Meggison yang dikutip oleh Prabu Mangkunegara (2000:161) bahwa istilah keselamatan

mencakup kedua istilah yaitu resiko keseamatan dan resiko kesehatan. Dalam kepegawaian,

kedua istilah tersebut dibedakan, yaitu Keselamatan kerja menunjukan kondisi yang aman

atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja. Resiko keselamatan

merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan

Page 32: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan,

dan pendengaran.

Semua itu sering dihubungan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik

dan mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan latihan. Dari definisi

di atas dapat disimpulkan bahwa keselamatan adalah suatu usaha untuk mencegah terjadinya

kecelakaan sehingga manusia dapat merasakan kondisi yang aman atau selamat dari

penderitaan, kerusakan atau kerugian terutama untuk para pekerja konstruksi. Agar kondisi

ini tercapai di tempat kerja maka diperlukan adanya keselamatan kerja.

Keselamatan kerja secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk

menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada

khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan

diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan

terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Purnama, 2010). Keselamatan kerja adalah

faktor yang sangat penting agar suatu proyek dapat berjalan dengan lancar. Dengan situasi

yang aman dan selamat, para pekerja akan bekerja secara maksimal dan semangat.

Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan

kerusakan di tempat kerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin,

peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja (Simanjuntak, 1994). Menurut Suma’mur pada

tahun 1993 keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat

kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara

cara melakukan pekerjaan. Kemudian pada tahun 2001 Suma’mur memperbaharui pengertian

dari keselamatan kerja yaitu rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman

dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

Pengertian di atas hampir sama dengan pengertian yang dikemukakan oleh

Mangkunegara (2002), bahwa secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu

Page 33: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

dan penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses

pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan

guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan

dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan Alat Pelindung Diri

(APD), perawatan mesin dan pengaturan jam kerja yang manusiawi. Slamet (2012) juga

mendefinisikan tentang keselamatan kerja. Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai

keadaan terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan

kerja merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan lama bekerja, karena tidak yang

menginginkan terjadinya kecelakaan di dunia ini. Keselamatan kerja sangat bergantung pada

jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan.

Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

a) Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja

b) Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.

c) Teliti dalam bekerja

d)Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja.

Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja

karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas

keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja seperti

pernyataan Jackson (1999) bahwa keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap

kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan.

Kesehatan Kerja

Selain faktor keselamatan , hal penting yang juga harus diperhatikan oleh manusia

pada umumnya dan para pekerja konstruksi khususnya adalah faktor kesehatan. Kesehatan

berasal dari bahasa Inggris ‘health’, yang dewasa ini tidak hanya berarti terbebasnya

Page 34: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

seseorang dari penyakit, tetapi pengertian sehat mempunyai makna sehat secara fisik, mental

dan juga sehat secara sosial. Dengan demikian pengertian sehat secara utuh menunjukkan

pengertian sejahtera (well-being). Kesehatan sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun

pendekatan praktis juga berupaya mempelajari faktorfaktor yang dapat menyebabkan

manusia menderita sakit dan sekaligus berupaya untuk mengembangkan berbagai cara atau

pendekatan untuk mencegah agar manusia tidak menderita sakit, bahkan menjadi lebih sehat

(Mily, 2009). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa

pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan

dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan”. Pada tahun 1986, WHO, dalam

Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa pengertian kesehatan adalah

“sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup. Kesehatan adalah konsep

positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik. Menurut

Undang- Undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan Undang – Undang No 29 Tahun

2004 tentang Praktik Kedokteran bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa,

sosial dan mental yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

ekonomis. Pada dasarnya kesehatan itu meliputi empat aspek, antara lain :

1. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak

adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh

berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.

2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.

a. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.

b. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya,

misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.

c. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian,

kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha

Page 35: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan

perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan

semua aturan-aturan agama yang dianutnya.

3. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau

kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status

sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.

4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti

mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya

sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau

mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh

sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni

mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi

siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan

lainnya bagi usia lanjut.

Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, BAB I pasal 2,

Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja

memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial,

dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang

disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum. Selain pendapat

diatas, ada beberapa ahli yang mendefinisikan tentang kesehatan yaitu Parkins (1938)

mendefinisikan bahwa kesehatan adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk

dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya. Hal yang sama

diutarakan oleh sedangkan Pepkin’s (1978) menguraikan bahwa sehat adalah suatu keadaan

keseimbangan yang dinamis antara bentuk tubuh dan fungsi yang dapat mengadakan

penyesuaian, sehingga dapat mengatasi gangguan dari luar. Sedangkan menurut White (1977)

Page 36: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

menjelaskan bahwa sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak

mempunyai keluhan apapun atau tidak ada tanda – tanda suatu penyakit dan kelainan.

Kondisi kesehatan pekerja haruslah menjadi perhatain karena pekerja adalah penggerak atau

aset perusahaan konstruksi. Jadi kondisi fisik harus maksimal dan sehat agar tidak

mengganggu proses kerja seperti pernyataan ILO/WHO (1995) bahwa kesehatan kerja adalah

suatu upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kesejahtaraan fisik, mental

dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jabatan, pencegahan penyimpangan

kesehatan diantara pekerja yang disebabkan olehkondisi pekerjaan, perlindungan pekerja

dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan, penempatan dan

pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang diadaptasikan dengan kapabilitas

fisiologi dan psikologi; dan diringkaskan sebagai adaptasi pekerjaan kepada manusia dan

setiap manusia kepada jabatannya.

Suma’mur (1976) memberikan definisi kesehatan kerja sebagai : “Spesialisasi dalam

ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat

pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi- tingginya, baik fisik atau mental maupun

sosial dengan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta

terhadap penyakit-penyakit umum”.

Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat

pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun

sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan

yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum. Kesehatan

dalam ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja tidak hanya diartikan

sebagai suatu keadaan bebas dari penyakit. Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI

No. 9 Tahun 1960, Bab I pasal 2, keadaan sehat diartikan sebagai kesempurnaan keadaan

jasmani, rohani, dan kemasyarakatan (Slamet, 2012).

Page 37: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

Mia (2011) menyatakan bahwa kesehatan kerja disamping mempelajari faktorfaktor

pada pekerjaan yang dapat mengakibatkan manusia menderita penyakit akibat kerja

(occupational disease) maupun penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya (work

related disease) juga berupaya untuk mengembangkan berbagai cara atau pendekatan untuk

pencegahannya, bahkan berupaya juga dalam meningkatkan kesehatan (health promotion)

pada manusia pekerja tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-NonDegree-22832-BAB%20II_fero.pdf

Page 38: Tugas Ujian Mega Ayu Fitrian

BAB VI

AKREDITASI PUSKESMAS

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) merupakan Unit pelaksana teknis Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di suatu wilayah kerja. Sebagai sarana pelayanan kesehatan (perorangan dan

masyarakat) strata pertama, maka Puskemas merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Dinas

Kesehatan yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan

kesehatan Kabupaten/Kota. Dalam menjalankan sistem organisasi dan fungsinya, Puskesmas

melaksanakan Upaya Kesehatan sebagaimana yang terdapat di dalam Keputusan Menteri

Kesehatan R.I No. 128/MENKES/SK/II/2004. Upaya kesehatan yang dilaksanakan harus bisa

menjawab permasalahan kesehatan dan kebutuhan masyarakat di wilayah kerjanya. Apa yang

dimaksud dengan Akreditasi adalah Suatu Penilaian Kinerja Puskesmas yg meliputi 7

kelompok kerja yaitu Pokja Pelayanan Medik, Pokja Administrasi dan Manajemen, Program

Promosi Kesehatan, Program Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit, Program Kesehatan

Lingkungan, Program Gizi, dan Program Kesehatan Keluarga.

Melalui pengertian diatas maka Akreditasi Puskesmasa bertujuan:

1. Memastikan sistem tercapai tujuannya/ sesuai dengan tujuan

2. Melakukan konfirmasi sistem dengan kebutuhan klien

3. Mengidentifikasi kesenjangan sistem

4. Mengidentifikasi kemungkinan masalah mutu

5. Identifikasi peluang untuk perbaikan mutu

6. Verifikasi tindakan korektif yang ada sudah efektif

7. Mendorong organisasi untuk tingkatkan kinerja