tugas ujian akhir semester

47
TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH KEWARGANEGARAAN ISU WILAYAH PERBATASAN Oleh TATIK FARIHAH (2409100062) JURUSAN TEKNIK FISIKA

Upload: fathimahazzahratatikfarihah

Post on 05-Jul-2015

388 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Ujian Akhir Semester

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTERMATA KULIAH KEWARGANEGARAAN

ISU WILAYAH PERBATASAN

Oleh TATIK FARIHAH (2409100062)

JURUSAN TEKNIK FISIKAFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA

2009

Page 2: Tugas Ujian Akhir Semester

Daftar Isi

KATA PENGANTAR

Page 3: Tugas Ujian Akhir Semester

Segala puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

nikmatNya. Sehingga penulis mampu menyelesaikan karya tulis yang berjudul

ISU WILAYAH PERBATASAN. Karya tulis ini di susun untuk memenuhi

tugas ujian akhir semester 1 pada mata kuliah kewarganegaraan. Penulis

menyadari bahwa karyan tulis yang telah di susun masih sangat jauh dari keadaan

sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan agar dapat

menyusun lebih baik lagi.

Surabaya, 20 Desember 2009

Penulis

BAB I

Page 4: Tugas Ujian Akhir Semester

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belang

Karya tulis ini di buat untuk memenuhi tugas ujian akhir semester 1 pada mata

kuliah kewarganegaraan. Karya tulis ini berjudul ISU WILAYAH

PERBATASAN. Wilayah perbatasan merupakan wilayah yang rawan terhadap

berbagai gangguan-gangguan di sekitarnya. Biasanya pada wilayah perbatasan

sering terjadi tindak kriminal seperti penyelundupan barang-barang illegal,

pembajakan di laut, perompakan, penyelundupan, teror dan sabotase terhadap

objek vital di laut, pengambilan sumber daya alam secara tidak sah dan

penyelundupan kayu terutama di sekitar Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah

dan Kalimantan Timur. Selain itu pada wilayah – wilayah perbatasan sering

menjadi perebutan wilayah oleh dua buah Negara yang saling berbatasan sehingga

pada wilayah perbatasan rawan untuk terjadi peperangan untuk memperebutkan

wilayah tersebut.

Batas (negara) tidak saja berperan peranan penting dalam menentukan

kedaulatan dan keamanan nasional suatu negara. Bahkan, batas negara memiliki

posisi penting dalam politik luar negeri sebuah negara. Ini sebagai upaya

membentuk tata interaksi antarnegara yang konstruktif dalam suatu cakupan

kawasan geografis. Hubungan internasional kontemporer dan agenda politik luar

negeri tetap akan didominasi persoalan tradisional batas-batas negara. Hal ini

amat terkait masalah keamanan nasional, kedaulatan teritorial, serta efektivitas

politik luar negeri dan diplomasi yang diperankan sebuah negara.

Pembentukan dan perancangan undang-undang (UU) tentang Batas Wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah menjadi usul inisiatif DPR

sebagai salah satu Rancangan Undang-Undang (RUU) yang sangat penting pada

masa transisi ini. Tentu saja RUU itu merupakan hal baru terutama dari segi

substansi dan pelaksanaan operasionalnya. Terbukti sampai sekarang Indonesia

belum bisa menentukan dan menetapkan batas wilayah negaranya serta belum

mempunyai UU mengenai batas wilayah negara.

Page 5: Tugas Ujian Akhir Semester

RUU itu merupakan amanah dari konstitusi negara sebagaimana tercantum

dalam Amendemen Kedua UUD 1945 dalam Pasal 25 A, "Negara Kesatuan

Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara

dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-

undang." Hal ini menyiratkan bahwa mutlak diperlukan UU yang mengatur

perbatasan sebagai dasar kebijakan dan strategi untuk mempertahankan

kedaulatan NKRI, memperjuangkan kepentingan nasional dan keselamatan

bangsa, memperkuat potensi, pemberdayaan dan pengembangan sumber daya

alam bagi kemakmuran seluruh bangsa Indonesia sesuai dengan UUD 1945.

Negara KesatuanRepublik Indonesia secara geografis memiliki posisi yang

sangat strategis, terletak diantara 2 benua yaitu benua Asia-Australia dan 2 lautan,

yaitu lautan Pasifik dan lautan India. Wilayah Teritorial darat Republik Indonesia

(RI) berbatasan langsung dengan tiga negara, yaitu Malaysia, Papua New Guinea

(PNG) dan Timor Leste. Kawasan perbatasan kontinen tersebut tersebar di tiga

pulau, empat propinsi dan 15 kabupaten/kota yang masing-masing wilayah

memiliki karakteristik kawasan perbatasan berbeda-beda. Demikian pula negara

tetangga yang berbatasan dengan RI, memiliki karakteristik sosial, ekonomi,

politik dan budaya berbeda.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam menyusun karya tulis ini penulis merumuskan beberapa masalah antara

lain :

1. Masalah-masalah apa saja yang timbul dalam wilayah perbatasan Negara

2. Negara-negara mana saja yang berbatasan dengan Indonesia

3. Bagaimana cara mengatasi masalah-masalah yang muncul di wilayah

perbatasan

4. Langkah-langkah apa saja yang telah di tempuh pemerintah dalam

mengatasi masalah tersebut.

Page 6: Tugas Ujian Akhir Semester

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah :

1. Mengetahui masalah-masalah apa saja yang muncul di wilayah perbatasan

2. Mengetahui Negara-negara yang berbatasan dengan Indonesia

3. Mampu menemukan solusi atas permasalahan yang muncul

4. Mengetahui langkah-langkah yang telah di tempuh pemerintah dalam

mengatasi masalah yang muncul

1.4 Teori

Wilayah Negara Kesatuan RI yang posisi geografisnya diantara dua benua dan

dua samudera, memiliki potensi konflik dengan negara-negara tetangga, baik yang

berbatasan dengan laut maupun wilayah perbatasan darat.

Banyaknya kasus pelanggaran hukum di wilayah perbatasan tersebut seperti kasus

imigran gelap, pengambilan Sumber Daya Alam secara ilegal dan penyelundupan,

antara lain akibat belum tuntasnya penetapan maupun penegasan batas Negara

Kesatuan RI dengan negara-negara tetangga.

Selama ini pula penyelesaian penetapan garis batas wilayah darat dilakukan

dengan perjanjian perbatasan yang masih menimbulkan masalah dengan negara-

negara tetangga yang sampai sekarang belum tuntas sepenuhnya. Misalnya

kesepakatan bersama dengan Timor Leste tentang Garis Batas Laut belum

dilakukan

Dalam beberapa kasus di banyak negara berkembang, masalah batas negara

belum dapat dikelola dengan baik, bahkan menjadi salah satu indikator bahwa

negara itu amat lemah atau gagal (weak/failed state). Hal ini, misalnya, ditandai

ketidakmampuan negara mengelola secara fisik pengelolaan wilayah

perbatasannya. Selain itu, ketiadaan administrasi yang efektif dalam mengatur

Page 7: Tugas Ujian Akhir Semester

batas wilayahnya juga menjadi masalah tersendiri yang menambah rumit

persoalan batas wilayah negara.

Terbatasnya dan rendahnya kemampuan negara dalam mengelola dan mengawasi

semua wilayah perbatasan dan teritorialnya, baik udara, laut, dan darat, juga akan

berdampak amat dalam baik secara internal dan eksternal. Kompleksitas persoalan

wilayah perbatasan ini secara tradisional bukan saja akan mendorong terjadinya

intrastate conflict/war, tetapi juga akan memicu terjadinya konflik antarnegara dan

interstate war. Hal ini bukan saja dipicu prinsip kesatuan teritorialitas, tetapi juga

dipertegas prinsip kedaulatan yang selama ini menjadi kepentingan pertama dan

utama tiap negara-bangsa. Secara tradisional, tiap negara- bangsa akan siap

melakukan apa saja untuk mempertahankan kedaulatan wilayahnya.

Page 8: Tugas Ujian Akhir Semester

BAB II

METODOLOGI

2.1 Metodologi

Dalam penulisan karya tulis ini penulis menggunakan metode-metode

kajian pustaka. Kajian pustaka tersebut penulis dapatkan dari media elektronik

berupa internet. Penulis mencari materi-materi dengan proses searching melalui

google. Sebelum penulis mencari materi melalui google penulis terlebih dahulu

menentukan permasalahan yang akan di bahas dalam karya tulis ini. Kemudian

dari beberapa masalah yang telah tersusun penulis menggunakan masalah tersebut

untuk di jadikan sebagai kata kunci dalam proses pencarian data di Google.

Kemudian penulis mengumpulkan beberapa sumber untuk dijadikan referensi

dalam penulisan karya tulis ini. Setelah metei-materi tersebut terkumpul penulis

meneliti dan menyaring materi apa saja yang perlu untuk di bahas dalam karya

tulis tersebut. Setelah materi yang tersaring sudah di dapatkan penulis menyusun

karya tulis berdasarkan sistematika yang telah di tentukan. Sistematika tersebut

antara lain adalah karya tulis memuat:

1.Pendahuluan yang berisi : Latar belakang, rumusan permasalahan dan konsep /

pendekatan / teori

2. Metodologi yang merupakan langkah-lankan yang dilakukan penulis untuk

memperoleh data.

3. Pembahasan yang berisi temuan kasun dan Analisis

4. Penutup yang berisi kesimpulan dan saran

5. Referensi

Page 9: Tugas Ujian Akhir Semester

6. Lampiran berupa gambar)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Temuan Data

3.1.1 Negara-negara yang Berbatasan dengan Indonesia

Negara KesatuanRepublik Indonesia secara geografis memiliki posisi yang sangat

strategis, terletak diantara 2 benua yaitu benua Asia-Australia dan 2 lautan, yaitu

lautan Pasifik dan lautan India. Wilayah Teritorial darat Republik Indonesia (RI)

berbatasan langsung dengan tiga negara, yaitu Malaysia, Papua New Guinea

(PNG) dan Timor Leste. Kawasan perbatasan kontinen tersebut tersebar di tiga

pulau, empat propinsi dan 15 kabupaten/kota yang masing-masing wilayah

memiliki karakteristik kawasan perbatasan berbeda-beda. Demikian pula negara

tetangga yang berbatasan dengan RI, memiliki karakteristik sosial, ekonomi,

politik dan budaya berbeda.

Wilayah maritim Indonesia berbatasan dengan 10 negara, yaitu; India, Malaysia,

Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Republik Palau, Australia, Timor Leste

dan PNG.

• Perbatasan Indonesia-Singapura.

Penambangan pasir laut di perairan sekitar Kepulauan Riau yakni wilayah yang

berbatasan langsung dengan Singapura, telah berlangsung sejak tahun 1970.

Kegiatan tersebut telah mengeruk jutaan ton pasir setiap hari dan mengakibatkan

kerusakan ekosistem pesisir pantai yang cukup parah. Selain itu mata pencaharian

nelayan yang semula menyandarkan hidupnya di laut, terganggu oleh akibat

penambangan pasir laut. Kerusakan ekosistem yang diakibatkan oleh

Page 10: Tugas Ujian Akhir Semester

penambangan pasir laut telah menghilangkan sejumlah mata pencaharian para

nelayan.

Penambangan pasir laut juga mengancam keberadaan sejumlah pulau kecil karena

dapat menenggelamkannya, misalnya kasus Pulau Nipah. Tenggelamnya pulau-

pulau kecil tersebut menimbulkan kerugian besar bagi Indonesia, karena dengan

perubahan pada kondisi geografis pantai akan berdampak pada penentuan batas

maritim dengan Singapura di kemudian hari.

• Perbatasan Indonesia-Malaysia.

Penentuan batas maritim Indonesia-Malaysia di beberapa bagian wilayah perairan

Selat Malaka masih belum disepakati kedua negara. Ketidakjelasan batas maritim

tersebut sering menimbulkan friksi di lapangan antara petugas lapangan dan

nelayan Indonesia dengan pihak Malaysia.

Demikian pula dengan perbatasan darat di Kalimantan, beberapa titik batas belum

tuntas disepakati oleh kedua belah pihak. Permasalahan lain antar kedua negara

adalah masalah pelintas batas, penebangan kayu ilegal, dan penyelundupan.

Forum General Border Committee (GBC) dan Joint Indonesia Malaysia Boundary

Committee (JIMBC), merupakan badan formal bilateral dalam menyelesaikan

masalah perbatasan kedua negara yang dapat dioptimalkan.

• Perbatasan Indonesia-Filipina.  

Belum adanya kesepakatan tentang batas maritim antara Indonesia dengan

Filipina di perairan utara dan selatan Pulau Miangas, menjadi salah satu isu yang

harus dicermati. Forum RI-Filipina yakni Joint Border Committee (JBC) dan Joint

Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) yang memiliki agenda sidang

secara berkala, dapat dioptimalkan menjembatani permasalahan perbatasan kedua

negara secara bilateral.

• Perbatasan Indonesia-Australia.

Perjanjian perbatasan RI-Australia yang meliputi perjanjian batas landas kontinen

dan batas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) mengacu pada Perjanjian RI-Australia

Page 11: Tugas Ujian Akhir Semester

yang ditandatangani pada tanggal 14 Maret 1997. Penentuan batas yang baru RI-

Australia, di sekitar wilayah Celah Timor perlu dibicarakan secara trilateral

bersama Timor Leste

• Perbatasan Indonesia-Papua Nugini.

Indonesia dan PNG telah menyepakati batas-batas wilayah darat dan maritim.

Meskipun demikian, ada beberapa kendala kultur yang dapat menyebabkan

timbulnya salah pengertian. Persamaan budaya dan ikatan kekeluargaan antar

penduduk yang terdapat di kedua sisi perbatasan, menyebabkan klaim terhadap

hak-hak tradisional dapat berkembang menjadi masalah kompleks di kemudian

hari.

• Perbatasan Indonesia-Vietnam.

Wilayah perbatasan antara Pulau Sekatung di Kepulauan Natuna dan Pulau

Condore di Vietnam yang berjarak tidak lebih dari 245 mil, memiliki kontur

landas kontinen tanpa batas benua, masih menimbulkan perbedaan pemahaman di

antara ke dua negara. Pada saat ini kedua belah pihak sedang melanjutkan

perundingan guna menentukan batas landas kontinen di kawasan tersebut.

• Perbatasan Indonesia-India.

Perbatasan kedua negara terletak antara pulau Rondo di Aceh dan pulau  Nicobar

di India. Batas maritim dengan landas kontinen yang terletak pada titik-titik

koordinat tertentu di kawasan perairan Samudera Hindia dan Laut Andaman,

sudah disepakati oleh kedua negara. Namun permasalahan di antara kedua negara

masih timbul karena sering terjadi pelanggaran wilayah oleh kedua belah pihak,

terutama yang dilakukan para nelayan.

• Perbatasan Indonesia-Thailand.

Ditinjau dari segi geografis, kemungkinan timbulnya masalah perbatasan antara

RI dengan Thailand tidak begitu kompleks, karena jarak antara ujung pulau

Sumatera dengan Thailand cukup jauh, RI-Thailand sudah memiliki perjanjian

Page 12: Tugas Ujian Akhir Semester

Landas Kontinen yang terletak di dua titik koordinat tertentu di kawasan perairan

Selat Malaka bagian utara dan Laut Andaman. Penangkapan ikan oleh nelayan

Thailand yang mencapai wilayah perairan Indonesia, merupakan masalah

keamanan di laut. Di samping itu, penangkapan ikan oleh nelayan asing

merupakan masalah sosio-ekonomi karena keberadaan masyarakat pantai

Indonesia.

• Perbatasan Indonesia-Republik Palau.

Sejauh ini kedua negara belum sepakat mengenal batas perairan ZEE Palau

dengan ZEE Indonesia yang terletak di utara Papua. Akibat hal ini, sering timbul

perbedaan pendapat tentang pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh para

nelayan kedua pihak.

• Perbatasan Indonesia-Timor Leste.

Saat ini sejumlah masyarakat Timor Leste yang berada diperbatasan masih

menggunakan mata uang rupiah,  bahasa Indonesia,  serta berinteraksi secara 

sosial dan budaya dengan masyarakat Indonesia.  Persamaan  budaya dan ikatan  

kekeluargaan antarwarga desa yang terdapat di kedua sisi perbatasan,  dapat

menyebabkan klaim terhadap hak-hak tradisional,  dapat berkembang menjadi

masalah yang lebih kompleks.  Disamping itu,  keberadaan pengungsi Timor

Leste yang masih berada di wilayah Indonesia dalam jumlah yang cukup besar

potensial menjadi permasalahan  perbatasan di kemudian hari.

3.1.2 Masalah-masalah yang Dihadapi di Wilayah Perbatasan

Selama ini pula penyelesaian penetapan garis batas wilayah darat dilakukan

dengan perjanjian perbatasan yang masih menimbulkan masalah dengan negara-

negara tetangga yang sampai sekarang belum tuntas sepenuhnya. Misalnya

kesepakatan bersama dengan Timor Leste tentang Garis Batas Laut belum

dilakukan.

Page 13: Tugas Ujian Akhir Semester

Begitu juga halnya dengan Republik Palau di daerah utara laut Halmahera belum

ada pertemuan bersama. Sedangkan garis batas darat masih ada permasalahan

yang belum terselesaikan, antara lain dengan Malaysia di Kalimantan Barat,

Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur yang disepakati diselesaikan melalui

General Border Committee (GBC) antara kedua negara, dan dengan Papua Nugini

di sepanjang Provinsi Papua sebelah timur, sedangkan dengan Timor Lorosae di

sepan- jang timur Nusa Tenggara Timur.

Banyaknya kasus pelanggaran hukum di wilayah perbatasan seperti

penyelundupan, kegiatan terorisme, pengambilan sumber daya alam oleh warga

negara lain, dan banyaknya nelayan Indonesia yang ditangkap oleh polisi negara

lain karena nelayan Indonesia melewati batas wilayah negara lain akibat tidak

jelasnya batas wilayah negara.

Masalah lain adalah ketidakjelasan siapa yang berwenang dan melakukan

koordinasi terhadap masalah-masalah perbatasan antara Indonesia dan negara-

negara tetangga, mulai dari masalah konflik di wilayah perbatasan antara

masyarakat perbatasan, siapa yang bertugas mengawasi wilayah perbatasan dan

pulau-pulau terluar, sampai kepada siapa yang berwenang mengadakan kerja sama

dan perundingan dengan negara-negara tetangga, misalnya tentang penentuan

garis batas kedua negara.

Perbatasan darat di Kalimantan, beberapa titik batas, belum tuntas disepakati oleh

kedua belah pihak. melalui Forum General Border Committee (GBC) dan Joint

Indonesia Malaysia Boundary Committee (JIMBC), badan formal bilateral.

Permasalahan lain antarkedua negara adalah masalah pelintas batas, penebangan

kayu ilegal, dan penyelundupan.

Penentuan batas maritim Indonesia-Malaysia di beberapa bagian wilayah perairan

Selat Malaka masih belum disepakati kedua negara. Ketidakjelasan batas maritim

tersebut sering menimbulkan friksi di lapangan antara petugas lapangan dan

nelayan Indonesia dengan pihak Malaysia.

Page 14: Tugas Ujian Akhir Semester

Masalah dengan Singapura adalah mengenai penambangan pasir laut di perairan

sekitar Kepulauan Riau yang telah berlangsung sejak tahun 1970. Kegiatan

tersebut telah mengakibatkan dikeruknya jutaan ton pasir setiap hari dan

mengakibatkan kerusakan ekosistem pesisir pantai yang cukup parah. Selain itu

mata pencaharian nelayan yang semula menyandarkan hidupnya di laut, terganggu

oleh akibat penambangan pasir laut. Kerusakan ekosistem yang diakibatkan oleh

penambangan pasir laut telah menghilangkan sejumlah mata pencaharian para

nelayan

3.2 Analisis

3.2.1 Solusi dalam Menyelesaikan Permasalahan yang Muncul di Daerah

perbatasan

 Dengan melihat kondisi wilayah  perbatasan dan skanario ancaman terhadap

Pulau Kalimantan dimana salah satunya menjadikan Kalbar atau Kaltim sebagai

sasaran untuk melindungi gerakan musuh pada corong darat maupun tengah atau

menjadikan Pulau Kalimantan sebagai Staging Area untuk menguasai Pulau Jawa

dan Sulawesi maupun Sumatera, maka untuk kepentingan pertahanan pulau

Kalimantan perlu dibuat klasifikasi daerah yang meliputi daerah tempur,daerak

komunikasi dan daerah pangkal perlawanan yang tentunya berdampak pada

kebijakan pembangunan daerah ( Perbangda Provinsi dan Kabupaten perbatasan )

dan salah satu kunsekuensinya dengan membangun wilayah perbatasan dengan

tujuan :

1)    Menegakkan kedaulatan.  

Penegakan kedaulatan negara diperbatasan sedangkan dan terus dilakukan oleh

Kodam VI/Tpr yang saat ini menempatkan pos pengamanan perbatasan dengan

kekuatan 2 Batalyon yang terbagi dalan 112 pos, 3 diantaranya pos bersama

dengan Tentara Darat Malaysia (TDM), disamping penegakkan kedaulatan tugas

satuan ini juga harus mampu untuk meningkatkan wawasan masyarakat tentang

kehidupan berbangsa serta mengembangkan daya tahan masyarakat untuk

menjadi  kekuatan pertahanan serta melindungi segenap kekayaan alam dari rong-

rongan dan pencurian pihak luar

Page 15: Tugas Ujian Akhir Semester

2)    Meningkatkan kesejahtraan masyarakat.  

Pengembangan kesejahtraan masyarakat dengan mendayagunakan potensi alam

secara maksimal perlu diimbangi dengan peningkatan SDM, dengan salah satu

cara pengembangan agrobisnis disepanjang perbatasan yang disamping serbagai

Safety Belt juga sebagai tanda batas hidup sehingga tidak mudah hilang dan

bergeser seperti yang terjadi selama ini

3)    Mengembangkan Infastruktur wilayah.

Pengembangan Infastruktur wilayah selain sangat bermanfaat bagi satuan TNI AD

dalam manuver di daerah tersebut juga sangat bermanfaat bagi pengembangan

masyarakat seperti yang telah diuraikan di depan, termasuk pengembangan sarana

penyiar RRI maupun TVRI sehingga pengaruh siaran dari negara luar dapat

dieliminir. Infastruktur wilayah yang perlu dikembangkan berupa jalan yang

menghubungkan antar desa, antar Kecamatan dan antar Kabupaten baik yang

berada di Kalbar maupun di Kaltim serta jalan perbatasan yang sejajar dengan

garis perbatasan untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian perbatasan.

4)    Pengembangan pemukiman penduduk dengan cara Transmigrasi sehingga

pemukiman ini dapat menjadi titik kuat dalam rangka pengawasan dan

penguasaan wilayah jarak antara pemukiman perkisar sekitar 10 kilometer

sehingga memudahkan dalam pengorganisasian dan pendayagunaan untuk

kepentingan pertahanan disamping juga kemudahan untuk pembinaannya serta

sebagai sara deteksi dan penangkal awal terhadap setiap ancaman terhadap

kedaulatan.

4.    Dalam era globalisasi perdagangan bebas (AFTA 2003)

daerah perbatasan utara Kalimantan akan memiliki arti penting karena menurut

pengaman dan pakar ekonomi pada masa mendatang akan terjadi pergeseran

perdagangan atlantis ke ara Pasifik. Ini berarti pelabuhan-pelabuhan bagian utara

Page 16: Tugas Ujian Akhir Semester

Kalimantan akan memainkan peranan yang penting dalam pendistribusian barang

ke pasar internasional.

.

    Disisi lain pada masa mendatang komoditas perdagangan nonmigas akan

menjadi promadona menggantikan komoditas migas yang selama ini dikuras

habis-habisan. Dengan kata lain sudah saatnya 2 Provinsi di Kalimantan yang

mempunyai wilayah perbatasn dengan Malaysia mulai memprioritaskan

pembangunan wilayah perbatasan yang secara tidak langsung disamping untuk

menyejahterakan masyarakat juga akan meningkatkan kemampuan pertahanan

negara yang dalam bab III pasal 7 UU No. 3 tahun 2002 disebutkan bahwa

komponen pertahanan negara ini terdiri dari komponen utama, komponen

pendukung dan cadangan, dan dalam hal ini pembangunan wilayah perbatasan

secara tidak langsung akan mengingatkan kemampuan komponen pendukung dan

cadangan serta memberikan kemudahan komponen utama dalam menegelola

wilayah perbatasan untuk kepentingan pertahanan.

3.2.2 Langkah-langkah Pemerintah yang Dilakukan untuk Mengatasi Masalah

yang Muncul

1. Menyelenggarakan Lokakarya

Menteri Pertahanan RI H. Matori Abdul Djalil selaku pembicara kunci pada

Lokakarya Pengelolaan Perbatasan Negara, berlangsung Senin (25/3) di Gedung

Sasana Bhakti Departemen Dalam NegeriLokakarya tersebut bertema

“Mengoptimalkan fungsi pemerintahan dalam pengelolaan perbatasan negara

guna memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia” diikuti 168 peserta

yang berasal dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah seluruh Indonesia.

Lokakarya yang diselenggarakan Departemen Dalam Negeri ini akan berlangsung

selama dua hari. Hari pertama sebagai penyaji Menteri Luar Negeri Hassan

Wirajuda tentang Justifikasi Pengelolaan Perbatasan Negara Wilayah laut , Men

PAN Faisal Tamin tentang Tinjauan Aspek Kelembagaan dalam Pengelolaan

Perbatasan Negara, Kepala Bakosurtanal Prof. Joenil Kahar tentang Justifikasi

Page 17: Tugas Ujian Akhir Semester

pengelolaan Perbatasan di wilayah Darat. Sedangkan hari kedua sebagai penyaji

Kepala Bappenas Drs. Kwiek Kian Gie tentang Program Pengelolaan Perbatasan

Negara dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tujuan diselenggarakan Lokakarya untuk memperoleh gambaran tentang seberapa

jauh isu-isu wilayah perbatasan dapat dipecahkan dalam bentuk kegiatan program

dengan skala waktu jangka pendek, menengah, dan panjang menjadi

permasalahan dalam penyelenggaraan pengendalian daerah perbatasan. Mencari

rumusan-rumusan guna menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan isu yang

dihadapi. Mencari persamaan persepsi tentang bagaimana cara terbaik untuk

memadukan persepsi dan opini para aparatur pengelola perbatasan dalam

menjalankan peran dan fungsinya.

Menurut Menhan H. Matori Abdul Djalil, belum adanya institusi atau lembaga

yang secara resmi menangani masalah nasional, khususnya masalah perbatasan

wilayah antar negara secara tetap, akan mengakibatkan berbagai dokumen/data

ysng sudah ada seperti hasil perjanjian dan peta-peta batas yang berada di

berbagai instansi yang berbeda, sehingga dalam pengelolaan selanjutnya tentu

tidak akan efisien dan efektif

Menhan mengatakan, permasalahan yang dapat timbul di daerah sekitar

perbatasan darat dan laut meliputi pendatang ilegal, pembajakan di laut,

perompakan, penyelundupan, teror dan sabotase terhadap objek vital di laut,

pengambilan sumber daya alam secara tidak sah dan penyelundupan kayu

terutama di sekitar Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

2. Pengamanan Daerah Perbatasan

Kedaulatan negara menunjukkan integritas dan martabat suatu bangsa dan harus

dijaga keutuhannya. Negara tidak mampu menjaga keda-ulatan setiap jengkal

wilayahnya, termasuk daerah perbatasan menggambarkan lemahnya keutuhan dan

kedaulatan negara tersebut. Kedaulatan negara menurut pengertian dalam

Pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 yaitu kedaulatan di tangan rakyat

Page 18: Tugas Ujian Akhir Semester

dengan berdasarkan kepada kelima butir Pancasila. Kedaulatan NKRI yang

dijabarkan dalam suatu konsep Wawasan Nusantara merupakan suatu konsep

kesatuan wilayah yang mencakup darat, laut (termasuk dasar laut dan daratan di

bawahnya) dan udara. Kedaulatan tersebut juga meliputi penguasaan dan

kewenangan atas pengelolaan SDA dan pengaturan alur laut ALKI. Sejak

diakuinya konsep Wawasan Nusantara oleh dunia internasional dalam Konvensi

Laut PBB tahun 1982 (yang telah berlaku sejak 16 Nopember 1994) telah

memperluas kewenangan Indonesia tidak saja terhadap wilayah kedaulatan-nya

atas perairan Nusantara dan Laut Wilayah yang mengelilinginya, tetapi juga hak-

hak di luar perairan Nusantara dan di dasar laut serta tanah di bawahnya di landas

kontinen Indonesia (Zona Ekonomi Ekslusif) sejauh 200 mil.

Mengingat kompleksnya permasalahan yang terjadi di daerah perbatasan, maka

untuk melaksanakan kebijaksana-an tersebut, disusun beberapa strategi

pengamanan daerah perbatasan guna penegakan kedaulatan negara dalam rangka

pertahanan Negara yaitu :

a. Mewujudkan pengamanan daerah perbatasan negara yang meliputi pengamanan

terhadap SDA, kejahatan trans-nasional (penyelundupan senjata, narkotika dan

masuknya teroris) serta konflik antar etnis.

b. Menjamin tetap tegaknya dan utuhnya wilayah kedaulatan negara. Hal ini

mengandung arti bahwa ancaman terhadap suatu wilayah di daerah perbatasan

merupakan ancaman terhadap kedaulatan NKRI.

c. Mewujudkan terselenggaranya pertahananan negara di daerah perbatasan.

Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2002 bahwa sistem pertahanan negara adalah

sistem pertahanan semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan

sumber daya nasional.

3 Konsepsi Pembangunan Daerah Perbatasan

Konsepsi Pengembangan strategi pengamanan daerah perbatasan diarahkan untuk

membuka, mengem-bangkan dan mempercepat pem-bangunan daerah di kawasan

tersebut serta menyerasikan laju pertumbuhan daerah perbatasan seperti daerah

lainnya yang lebih dahulu berkem-bang. Dalam pelaksanaannya disesuaikan

Page 19: Tugas Ujian Akhir Semester

dengan prioritas dan potensi daerah masing-masing sehingga terwujud pola pem-

bangunan yang merupakan perwujudan Wawasan Nusantara, sehingga

memperoleh dukungan dan kontribusi dari segenap komponen masyarakat dalam

keuletan dan ketangguhan di seluruh wilayah perbatasan.

Secara garis besar terdapat dua hal penting yang harus dilakukan yaitu

pembangunan daerah perbatasan dengan pendekatan kesejahteraan (prosperity

approach) untuk mengangkat taraf kehidupan masyarakat setempat dan

pendekatan keamanan (security approach) yang diperlukan guna terciptanya

stabilitas politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan sehingga

memungkinkan terwujudnya keserasian hidup berdampingan secara damai dengan

negara-negara tetangga di sepanjang daerah perbatasan. Penerapan kedua

pendekatan tersebut melandasi tujuan program-program pembangunan di wilayah

perbatasan secara terintegrasi dan berkelanjutan.

a. Arah Pembangunan. Arah pem-bangunan daerah perbatasan diprioritaskan

untuk memacu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya ke seluruh pelosok

daerah perbatasan guna meningkatkan kesejahteraan, menggalakkan prakarsa dan

peran serta aktif masyarakat di wilayah perbatasan serta pendayagunaan potensi

daerah secara optimal dan terpadu sesuai semangat otonomi daerah yang dinamis,

serasi dan bertanggung jawab sehingga pada gilirannya dapat memberikan

kontribusi untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Pembangunan

daerah perbatasan yang diarahkan untuk mengembang-kan tata ruang daerah

perbatasan menjadi kawasan strategis dan potensial dalam rangka penataan tata

ruang wilayah dengan memperhatikan pengamanan daerah perbatasan guna

menjaga tetap tegaknya keutuhan dan kedaulatan NKRI.

b. Tujuan Pembangunan Daerah Perbatasan. Tujuan jangka panjang pembangunan

daerah perbatasan yaitu untuk mewujudkan kehidupan masyarakat daerah

perbatasan yang sejahtera dan berkeadilan dalam keharmonisan hubungan dalam

segala aspek kehidupan.

Page 20: Tugas Ujian Akhir Semester

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari penjelasan di atas penulis menarik beberapa kesimpulan di antaranya adalah :

1. Daerah-daerah perbatasan sering timbul permasalahan di antaranya adalah terjadinya konflik dengan Negara-negara tetangga.

2. Negara-negara yang berbatasan dengan Indonesia ada 10 negara

3. Solusi dalam penyelesaian masalah daerah perbatasan antara lain memperbaiki infrastruktur wilayah dan menegakkan kedaulatan

4. Langkah-langkah yang telah di tempuh pemerintah untuk mengatasi masalah daerah perbatasan adalah dengan menyelenggarakan lokakarya, mengadakan pengamanan terhadap daerah perbatasan dan membuat konsep pembangunan wilayah perbatasan.

4.2 Saran

Untuk menjaga wilayah –wilayah Indonesia di daerah perbatasan penulis menyampaikan beberapa saran antara lain :

1. Pemerintah lebih memperhatikan daerah perbatasan bukan hanya memusatkan pada daerah pusat

2. Pemerintah lebih meningkatkan keamanan di daerah perbatasan

3. Pemerintah segera mendaftarkan wilayahnya kepada PBB sebelum di rebut Negara tetangga

4. Masyarakat Indonesia ikut serta dalam menjaga dan merawat potensi yang terdapat di daerah perbatasan.

Page 21: Tugas Ujian Akhir Semester

REFERENSI

1 http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?vnomor=14&mnorutisi=6

2 http://www.kodam-tanjungpura.mil.id/index.php?option=com_content&task=view&id=47&Itemid=51

3 http://www.dephan.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=693

4 http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/08/26/02570521/isu.perbatasan.dan.kea

5 http://www.interpol.go.id/interpol/news.php?read=83

6 http://media.photobucket.com/image/ambalat/albatros/ambalat.jpg

7 http://www.elshinta.com/v2003a/images/foto/ambalat%20memanas.jpg

8 http://www.biak.go.id/poplink/peta_indonesia.jpg

Page 22: Tugas Ujian Akhir Semester

LAMPIRAN

Page 23: Tugas Ujian Akhir Semester
Page 24: Tugas Ujian Akhir Semester
Page 25: Tugas Ujian Akhir Semester
Page 26: Tugas Ujian Akhir Semester
Page 27: Tugas Ujian Akhir Semester
Page 28: Tugas Ujian Akhir Semester
Page 29: Tugas Ujian Akhir Semester
Page 30: Tugas Ujian Akhir Semester
Page 31: Tugas Ujian Akhir Semester
Page 32: Tugas Ujian Akhir Semester
Page 33: Tugas Ujian Akhir Semester
Page 34: Tugas Ujian Akhir Semester
Page 35: Tugas Ujian Akhir Semester
Page 36: Tugas Ujian Akhir Semester