tugas triangel epidemiologi

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sehat dan sakit adalah suatu kejadian yang merupakan serangkaian proses yang berjalan terus menerus dan berada dalam kehidupan masyarakat. Terjadinya suatu penyakit akibat tidak seimbangnya antara kesehatan pejamu/manusia (host), agen (agent), dan lingkungan (environtment). Ketiga hal tersebut membentuk suatu hubungan segitiga yang saling berkaitan, disebut dengan triads epidemiology/triagle epidemiology. Penyusunan program penelitian memerlukan pengetahuan mengenai dan distribusi penyakit beserta determinannya atau faktor-faktor yang berhubungan atau mempengaruhi distribusi itu. Ilmu yang mempelajari hal demikian disebut epidemiologi. Sasaran penelitian di bidang epidemiologi adalah populasi manusia. Sebuah populasi dapat dibatasi menurut wilayah geografis atau cara-cara lainnya; sebagai contoh, sebuah kelompok khusus dari pasien-pasien rumah sakit atau pekerja-pekerja pabrik dapat saja menjadi unit dari penelitian epidemiologi. Populasi yang biasa digunakan dalam epidemiologi adalah populasi yang berada dalam wilayah atau 1

Upload: aikohama89

Post on 20-Dec-2015

27 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

memahami dan mejelaskan tentang konsep sehat dan sakit menurut ilmu kedokteran komunitas

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sehat dan sakit adalah suatu kejadian yang merupakan serangkaian proses yang

berjalan terus menerus dan berada dalam kehidupan masyarakat. Terjadinya suatu penyakit

akibat tidak seimbangnya antara kesehatan pejamu/manusia (host), agen (agent), dan

lingkungan (environtment). Ketiga hal tersebut membentuk suatu hubungan segitiga yang

saling berkaitan, disebut dengan triads epidemiology/triagle epidemiology.

Penyusunan program penelitian memerlukan pengetahuan mengenai dan distribusi

penyakit beserta determinannya atau faktor-faktor yang berhubungan atau mempengaruhi

distribusi itu. Ilmu yang mempelajari hal demikian disebut epidemiologi.

Sasaran penelitian di bidang epidemiologi adalah populasi manusia. Sebuah

populasi dapat dibatasi menurut wilayah geografis atau cara-cara lainnya; sebagai contoh,

sebuah kelompok khusus dari pasien-pasien rumah sakit atau pekerja-pekerja pabrik dapat

saja menjadi unit dari penelitian epidemiologi. Populasi yang biasa digunakan dalam

epidemiologi adalah populasi yang berada dalam wilayah atau desa yang tertentu serta

pada waktu yang tertentu pula. Hal ini merupakan dasar untuk mendefinisikan subgrup-

subgrup dalam kaitannya dengan jenis kelamin, kelompok umur, etnis, dan sebagainya.

Struktur dari populasi-populasi tersebut bervariasi di antara wilayah-wilayah geografik dan

periode-periode waktu. Analisis epidemiologi harus mempertimbangkan variasi-variasi

semacam itu sebagai sebuah bahan pertimbangan.

Di bidang kesehatan masyarakat yang lebih luas lagi, epidemiologi digunakan

untuk pelbagai keperluan. Penelitian-penelitian di bidang epidemiologi yang dilakukan

pada masa lampau banyak berkaitan dengan kausa-kausa (etiologi) penyakit-penyakit

menular, dan kegiatan tersebut masih tetap esensial, karena dapat mengarahkan kepada

1

identifikasi dari metode-metode pencegahan penyakit. Dalam hal ini, epidemiologi adalah

ilmu kedokteran dasar yang mempunyai tujuan meningkatkan kesehatan populasi

masyarakat.

Setelah mengetahui epidemiologi suatu masalah, maka program pendekatan dan

program penanggulangan direncanakan. Perencanaan program penanggulangan dan

pencegahan memiliki dua macam metode penyusunan, yakni metode analitik dan

deskriptif. Metode ini tidak terlepas dari variabel-variabel, yaitu variabel orang (person),

variabel waktu (time), dan variabel tempat (place). Jenis-jenis indeks pengukuran derajat

kesehatan dan cara pengukurannya diperlukan dalam menyusun program kesehatan.

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................................

1.1. Latar Belakang............................................................................................................

1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................

1.3.Tujuan Penulisan..........................................................................................................

BAB II.PEMBAHHASAN.....................................................................................................

2.1.Pengertian Penyakit.....................................................................................................

2.1.1.Batasan dan konsep ekologis penyakit................................................................

2.2.Perkembangan Konsep Penyakit..................................................................................

2.3.Fase-fase riwayat alamiah penyakit.............................................................................

BAB III. PENUTUP...............................................................................................................

3.1.Kesimpulan..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….….....................................

3

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Epidemiologi

2.1.1 Definisi

Istilah epidemiologi berasal dari bahasa yunani, yaitu: ‘epi’ yang berarti atas,

‘demos’ yang berarti rakyat atau penduduk dan ‘logos’ yang berarti ilmu, sehingga

epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang hal-hal yang terjadi atau

menimpa penduduk. Epidemiologi ini tidak terbatas hanya mempelajari tentang epidemi

(wabah) saja tetapi epidemiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari

tentang penyebaran penyakit pada manusia di dalam konteks lingkungannya, mencakup

juga studi tentang pola-pola penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit

tersebut.1

Pengertian lainnya, epidemiologi merupakan suatu cabang ilmu kesehatan untuk

menganalisis sifat dan penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk

tertentu serta mempelajari sebab timbulnya masalah serta gangguan kesehatan tersebut

untuk tujuan pencegahan maupun penanggulangan. Epidemiologi merupakan filosofis

dasar disiplin ilmu-ilmu kesehatan termasuk kedokteran, yakni suatu proses login untuk

menganalisis serta memahami hubungan interaksi antara proses fisik, biologis, dan

fenomena sosial yang berhubungan erat dengan derajat kesehatan, kejadian penyakit

maupun gangguan kesehatan lainnya.2

Selain itu, ada beberapa definisi lainnya menurut para ahli antara lain:

1. Hirsch (1883); epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis-

jenis penyakit pada manusia pada saat tertentu di berbagai tempat di bumi dan

mengkaitkan dengan kondisi eksternal.

2. Greenwood (1934); epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang penyakit

dan segala macam kejadian yang mengenai kelompok (herd) penduduk.

4

3. Moris (1964); epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang sehat dan sakit dari

suatu penduduk.

4. Brian Mac Mahon (1970); epidemiologi adalah studi tentang penyebaran dan penyebab

frekuensi penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu.

5. Wade Hampton Frost (1972); epidemiologi sebagai suatu pengetahuan tentang

fenomena massal (Mass Phenomen) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah

(Natural History) penyakit menular.

6. Abdel R. Omran (1974); epidemiologi adalah suatu penyakit mengenai terjadinya suatu

penyakit dan distribusi keadaan kesehatan, panyakit dan perubahan pada penduduk,

begitu juga determinannya serta akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.

7. Lilienfeld (1977); epidemiologi adalah suatu metode pemikiran tentang penyakit yang

berkaitan dengan penilaian biologis dan berasal dari pengamatan suatu tingkat

kesehatan populasi.

8. Anders Ahlbom & Staffan Norel (1989); epidemiologi adalah ilmu pengetahuan

mengenai terjadinya penyakit pada manusia.

9. Robert H. Fletcher (1991); epidemiologi adalah disiplin riset yang membahas tentang

distribusi dan determinan penyakit dalam populasi.

10. Last (1988); epidemiologi adalah ilmu tentang distribusi dan determinan-dterminan

dari keadaan atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan di dalam populasi

tertentu, serta penerapannya untuk mengendalikan masalah-masalah kesehatan.3

Dari berbagai definisi atau pengertian yang telah dikemukakan para ahli

epidemiologi yang pada dasarnya memiliki persamaan pengertian yakni epidemiologi

adalah suatu ilmu yang mempelajari, menganalisis, serta berusaha memecahkan berbagai

masalah kesehatan maupun masalah yang erat hubungannya dengan kesehatan pada suatu

kelompok penduduk tertentu.

2.1.2 Tujuan

5

Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor

penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan maka

epidemiologi diharapkan mempunyai peranan dalam bidang kesehatan masyarakat berupa :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperanan dalam terjadinya penyakit

atau masalah kesehatan dalam masyarakat

2. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan

pengambilan keputusan

3. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau

telah dilakukan

4. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit

dalam upaya untuk mengatasi atau mnanggulanginya

5. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang

perlu dipecahkan.4

2.1.3 Jenis-Jenis Pendekatan

Strategi epidemiologi adalah suatu pola pendekatan berupa suatu rangkaian

kegiatan tertentu yang akan diterapkan dalam mengkaji masalah-masalah kesehatan

sedemikian rupa sehingga diperoleh berbagai kejelasan tentang masalah kesehatan

tersebut. Kejelasan di sini banyak macamnya, antara lain: yang menyangkut faktor-faktor

yang mempengaruhi masalah kesehatan yang dimaksud, baik yang menyangkut frekuensi,

penyebaran dan ataupun penyebab timbulnya masalah kesehatan.1

Di sini ada 3 pendekatan yang digunakan dalam epidemiologi, antara lain:

1. Epidemiologi Deskriptif

Pendekatan ini dapat memberikan gambaran tentang adanya masalah dalam

populasi tertentu dengan membandingkan populasi tersebut terhadap populasi lainnya, atau

dengan populasi yang sama pada waktu yang berbeda. Pendekatan ini banyak digunakan

dalam mencari keterangan tentang keadaan derajat kesehatan maupun masalah kesehatan

dalam suatu populasi tertentu pada waktu dan tempat yang tertentu. Di samping itu

6

epidemiologi deskriptif dapat pula memberikan gambaran tentang faktor yang

mempengaruhi timbulnya penyakit atau gangguan kesehatan pada suatu populasi tertentu

dengan menggunakan analisis data epidemiologi serta data informasi lain yang bersumber

dari berbagai disiplin seperti data genetika, biokimia, lingkungan hidup, mikrobiologi,

sosial ekonomi, dan sumber keterangan lainnya.1

2. Epidemiologi Analitik

Pendekatan ini dipergunakan untuk menguji data serta informasi-informasi yang

diperoleh.

Ada 2 studi tentang epidemiologi ini, antara lain:

a. Studi riwayat kasus (case history studies); dalam studi ini akan dibandingkan antara

dua kelompok orang, yakni kelompok yang terkena penyebab penyakit dengan

kelompok orang yang tidak terkena penyakit.

b. Studi kohort (kohort studies); dalam studi ini sekolompok orang dipaparkan pada

suatu penyebab penyakit. Kemudian diambil sekelompok orang yang mempunyai

ciri-ciri yang sama dengan kelompok pertama tetapi tidak dipaparkan atau tidak

dikenakan pada penyebab penyakit. Kelompok kedua ini disebut kelompok kontrol.

Kemudian dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut, bermakna atau tidak.

3. Epidemiologi Eksperimen

Studi ini dilakukan dengan mengadakan eksperimen (percobaan) kepada kelompok

subjek, kemidian dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak dikenakan

percobaan.1

2.1.4 Time, Place, Person

a. Waktu (time)

7

Banyak penyakit yang berpengaruh pada tempat tertentu. Misalnya penyakit

demam kuning, kebanyakan terdapat di Amerika Latin. Distribusinya disebabkan oleh

adanya “reservoir” infeksi (manusia atau kera), vektor (Aedes aegypty), penduduk

yang rentan dan keadaan iklim yang memungkinkan suburnya agen penyebab

penyakit. Daerah di mana vektor dan persyaratan iklim ditemukan, tetapi tak ada

sumber infeksi, disebut “receptive area” untuk demam kuning.

Contoh penyakit lainnya yang terbatas pada daerah tertentu atau yang

frekuensinya tinggi pada daerah tertentu, misalnya Schistosomiasis di daerah di mana

terdapat vektor snail atau keong (Lembah Nil, Jepang); gondok endemik (endemic

goiter) di daerah yang kekurangan

b. Tempat (place)

Perubahan penyakit dalam masyarakat menurut waktu dapat dibedakan:

fluktuasi jangka pendek, di mana perubahan angka kesakitan berlangsung

beberapa jam, hari, minggu, dan bulan.

perubahan-perubahan secara siklus di mana perubahan–perubahan angka

kesakitan terjadi secara berulang-ulang dengan antara beberapa hari,

beberapa bulan (musiman), tahunan, beberapa tahun.

perubahan-perubahan angka kesakitan

c. Orang (person)

Di sini akan dijelaskan peranan umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan,

golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga dan paritas.

d. Umur

Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan dalam penyelidikan-penyelidikan

epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian hampir semua keadaan

menunjukkan hubungan dengan umur. Dengan cara ini orang dapat membacanya

dengan mudah dan melihat pola kesakitan menurut golongan umur.

8

e. Jenis Kelamin

Di luar negeri menunjukkan bahwa angka kesakitan lebih tinggi di kalangan wanita

sedangkan angka kematian lebih tinggi di kalangan pria.

Perbedaan angka kematian disebabkan oleh faktor-faktor intrinsik:

faktor keturunan yang terkait dengan jenis kelamin atau perbedaan hormonal

karena berperannya faktor-faktor lingkungan, mis: lebih banyak pria menghisap

rokok, minum-minuman keras, bekerja keras, berhadapan dengan pekerjaan-

pekerjaan berbahaya, lebih suka pada hal-hal yang menantang atau yang

beresiko tinggi, dst.

Perbedaan angka kesakitan yang lebih tinggi di kalangan wanita, di Amerika

Serikat dihubungkan dengan kemungkinan bahwa wanita lebih bebas untuk mencari

perawatan.

Kelas Sosial

Kelas sosial adalah variabel yang sering pula dilihat hubungannya dengan angka

kesakitan atau kematian, variabel ini menggambarkan tingkat kehidupan seseorang.

Kelas sosial ini ditentukan oleh pendidikan, pekerjaan, penghasilan, juga tempat

tinggal. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi bagaimana pemeliharaan kesehatan

seseorang.

Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan dapat berperan dalam timbulnya penyakit melalui beberapa jalan,

yakni:

o Adanya faktor-faktor lingkungan yang langsung dapat menimbulkan

kesakitan seperti bahan-bahan kimia, gas-gas beracun, radiasi, dsb.

o Situasi pekerjaan yang penuh dengan stess (yang telah dikenal sebagai

faktor yang berperan pada timbulnya hypertensi, ulcus lambung).

9

o Ada tidaknya “gerak badan” di dalam pekerjaan; di AS ditunjukkan

bahwa penyakit jantung koroner sering ditemukan di kalangan mereka

yang mempunyai pekerjaan di mana kurang adanya “gerak badan”.

o Karena berkerumun dalam satu tempat yang relatif sempit, maka dapat

terjadi proses penularan penyakit antara para pekerja.

o Penyakit karena cacing tambang telah lama diketahui terkait dengan

pekerjaan di tambang.

Penghasilan

Yang sering kita nilai adalah menilai hubungan antara tingkat penghasilan dengan

pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan. Seseorang kurang

memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin oleh karena tidak mempunyai

cukup uang untuk membeli obat, membayar transport, dsb.1

Golongan Etnik

Golongan etnik meliputi kelompok homogen berdasarkan kebiasaan hidup maupun

homogenitas biologis/genetik.

Ras; ada penyakit yang tampak karena perbedaan ras tetapi lebih dipengaruhi

oleh lingkungan dan kebiasaan hidup, mis: perbedaan insidensi penyakit pada

ras Cina dengan Indonesia asli.

Agama; adanya perbedaan makanan yang terlarang (trichinosis)

Hubungan garis keturunan dan antarkeluarga; adanya penyakit dengan garis

keturunan yang jelas seperti gondok, diabetes, asma yang dipengaruhi gaya

hidup, genetik atau sosial. Adanya penyakit menular yang berpusat pada

rumah tangga seperti tuberkulosis, scabies, dll.

Status Perkawinan

Diduga bahwa sebab-sebab angka kematian lebih tinggi pada yang tidak kawin

dibandingkan dengan yang kawin ialah karena ada kecenderungan orang-orang yang

tidak kawin kurang sehat. Kecenderungan bagi orang-orang yang tidak kawin lebih

sering berhadapan dengan penyakit, atau karena adanya perbedaan-perbedaan dalam

10

gaya hidup yang berhubungan secara klausal dengan penyebab penyakit-penyakit

tertentu.

Besarnya Keluarga

Di dalam keluarga besar dan miskin, anak-anak dapat menderita oleh karena

penghasilan keluarga harus digunakan oleh banyak orang.

Struktur Keluarga

Struktur keluarga dapat mempunyai pengaruh terhadap kesakitan (seperti penyakit

menular dan gangguan gizi) dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Suatu keluarga

yang besar karena persediaan harus digunakan untuk anggota keluarga yang besar

maka mungkin pula tidak dapat membeli cukup makanan yang bergizi.

Paritas

Tingkat paritas telah menarik perhatian para peneliti dalam hubungan kesehatan si

ibu maupun si anak. Kecenderungan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari yang

berparitas tinggi, terdapat asosiasi antara tingkat paritas dan penyakit-penyakit

tertentu seperti asma bronchiale, ulkus peptikum, pilorik stenosis, dst.1

2.2 Survey

2.2.1 Macam-Macam Survey

a. Survei Deskritif

Survei deskritif dilakukan terhadap sekelumpulan objek yang biasanya

bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang

terjadi di dalam populasi tertentu. Pada umumnya survei deskritif

digunakan untuk membuat penilaian terhadap suatu kondisi dan

penyelenggaraa suatu program di masa sekarang, kemudian hasilnya

digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut.

b. Survei Analitik

11

Survei analitik adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali

bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian

melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena atau antara

faktor resiko dengan faktor efek. Yang dimaksud faktor efek adalah

suatu akibat dari adanya faktor resiko, sedangkan faktor efek resiko

adalah suatu fenomena yang mengakibatkan terjadinya efek (pengaruh).

2.2.2 Tahapan Survey

a. Tahapan survei deskritif

1. Memilih masalah yang akan diteliti

2. Merumuskan dan mengadakan pemberantasan masalah

3. Mengindebtifikasi variabel-variabel yang akan diamati atau

dikumpulkan

4. Merumuskan dan memilih teknik pengumpulan data

5. Menentukan kriteria atau kategori untuk mengadakan klasifikasi

data

6. Menentukan teknik dan alat pengumpul data yang akan

diginakan

7. Melaksanakan penelitian atau pengumpulan data

8. Melakukan pengolahan dan analisis data

9. Menarik kesimpulan dan generalisasi

10. Menyusun dan mempublikasikan laporan penelitian

b. Tahapan survei analitik

1. Mengindentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti

2. \menetapkan subjek penelitian atau populasi dan sampelnya

3. Melakukan pengumpulan data observasi atau pengukuran terhadap

variabel dependen, independen, dan variabel-variabel yang

dikendalikan secara bersamaan.

4. Mengolah dan menganalisis data.7

12

2.3 Etiologi

2.3.1 Host, Agent, Environment

Segitiga epidemiologi ini sangat umum digunakan oleh para ahli dalam

menjelaskan konsep berbagai permasalahan kesehatan termasuk salah satunya adalah

terjadinya penyakit terjadinya suatu penyakit sangat tergantung dari keseimbangan dan

interaksi ketiganya.

Segitiga epidemiologi yang saling terkait satu sama lain:

1. Host (penjamu)

Keadaan manusia yang sedemikian rupa sehingga menjadi faktor resiko untuk

terjadinya suatu penyakit. Faktor penjamu yang biasanya menjadi faktor untuk timbulnya

suatu penyakit sebagai berikut:

Umur

Jenis kelamin

Ras, suku (etnik) ras kulit putih dengan ras kulit hitam yang berbeda

kerentanan terhadap suatu penyakit.

Genetik

13

HOST

ENVIRONMENTAGENT

Status kesehatan umum termasuk status gizi.

Bentuk anatomis tubuh.

Fungsi fisiologis

Keadaan imunitas dan respon imun

Kemampuan interaksi antara host dan agent

Penyakit yang diderita sebelumnya.

Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial dari host sendiri.

Karakteristik host

Manusia mempunyai karakteristik tersendiri dalam menghadapi ancaman penyakit

yang bisa berupa:

Resistensi: kemampuan dari host untuk bertahan terhadap suatu infeksi.

Terhadap suatu infeksi kuman terentu maka manusia mungkin mempunyai

mekanisme pertahanan tersendiri dalam menghadapinya.

Imunitas: kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon

imunologis dapat secara alamiah maupun diperoleh sehingga tubuh kebal

terhadap suatu penyakit tertentu.

Infektioness: potensi host yang terinfeksi untuk menularkan penyakit

kepada orang lain. Pada keadaan sakit maupun sehat, kuman yang berada

dalam tubuh seseorang berpindah pada orang lain disekitarnya.

1. Agent

Disebabkan oleh berbagai unsur seperti unsur biologis yang oleh mikroorganisme

(virus, bakteri, jamur, parasit, protozoa, metazoa, dll), unsur nutrisi karna bahan makanan

yang tidak memenuhi standar gizi yang ditentukan, unsur kimiawi yang disebabkan karna

bahan dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh sendiri(karbon monoksid, obat-obatan,

arsen, pestisida) unsur fisika yang disebabkan oleh panas, benturan, dll.

14

Karakteristik agent

Infektivitas: kesanggupan dari organisme untuk beradaptasi sendiri terhadap

lingkungan dari host untuk mampu tinggal dan berkembang biak dalam

jaringan host.

Patogenesis: kesanggupan untuk organisme untuk menimbulkan suatu reaksi

klinis khusus yang patologis setelah terjadinya infeksi pada host yang

diserang.

Virulensi: kesanggupan untuk organisme tertentu menghasilkan reaksi

patologis berat yang mungkin hingga menyebabkan kematian. Virulensi

kuman menunjukkan beratnya penyakit.

Tosisitas: kesanggupan organisme untuk memproduksi reaksi kimia yang

toksin oleh substansi kimia yang dibuatnya.

Invasitas: kesanggupan organisme untuk merangsang reaksi imunologi dalam

host.

Antigensitas: kesanggupan organisme untuk merangsang reaksi imunologi

dalam host. Beberapa organisme mempunyai antigenisitas lebih kuat

dibanding yang lain. Jika menyerang pada aliran darah akan lebih

merangsang imunorespone dari pada yang menyerang permukaan membran.

.

2. Environment( lingkungan)

Faktor lingkungan adalah faktor ketiga sebagai penunjang terjadinya penyakit, faktor

datangnya dari luar.

Faktor lingkungan ini dibagi menjadi:

Lingkungan biologis

15

Lingkungan fisik

Lingkungan sosial ekonomi.

Interaksi multifaktor

Segitiga epidemiologi disebut juga dengan ecological atau epidemiologi triads.

Menurut John Gordon, model ini menggambarkan interaksi tiga komponen penyebab

penyakit yaitu:

1. Manusia (host)

2. Penyebab (agent)

3. Lingkungan (environment)

Penyakit dapat terjadi karna adanya ketidakseimbangan antara ketiga komponen

tersebut. Model ini dikenal dengan model triangel epidemiologi atau trial epidemiologi dan

cocok untuk menerangkan penyebab penyakit infeksi. Sebab peran agent (yaitu mikroba)

mudah diisolasikan dengan jelas dari lingkungannya.2

Jika E netral kemudian virulen dari EA

sebagian dinetralkan oleh ketahan tubuh H

simbiosis (subclinical disease).

Jika resistensi H>E selalu menguntungkan H dan

kemudian H mengalahkan EA (etiological agent) dan

menang H good health.

16

Jika virulensia EA sangat tinggi, ketahanan H sangat

rendah dan E sangat menguntungkan EA

death of host.

Jika E hanya sedikit menguntungkan H dan EA

kurang

virulen serta ketahanan H sedang chronic disease.

Jika EA lebih virulen dan host lemah E

menguntungkan

EA maka EA mengatakan H acute disease.

BAB IIIKESIMPULAN

Epidemiologi merupakan salah satu bagian dari Pengetahuan Ilmu Kesehatan

Masyarakat. epidemiologi akan mewujudkan dirinya sebagai metode pendekatan

17

yang banyak memberikan perlakuan kuantitatif dalam menjelaskan masalah

kesehatan.

Epidemiologi tidak terlepas dari faktor-faktor Host-Agent-Environment yang saling

mempengaruhi satu sama lainnya dan bila salah satu dari ketiganya ada yang tidak

seimbang, maka akan menyebabkan suatu gangguan kesehatan atau penyakit.

Epidemiologi juga berperan sebagai suatu pendekatan untuk pemecahan suatu

permasalahan kesehatan gigi dan mulut di masyarakat.

Terdapat dua pendekatan epidemiologi yaitu epidemiologi deskriptif dan

epidemiologi analitik.

Epidemiologi deskriptif mempelajari frekuensi suatu penyakit yang berubah sesuai

dengan perubah variabel-variabel epidemiologi yaitu orang, tempat, dan waktu.

Epidemiologi analitik digunakan untuk menguji data-data yang telah diperoleh

epidemiologi deskriptif.

18

DAFTAR PUSTAKA

1. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: PT. Rineka Cipta

2. Noor, Nasri Noor. 1997. Dasar Epidemiologi. Ujung Pandang: PT. Rineka Cipta3. Beaglehole, R., dkk. 1997. Dasar-dasar Epidemiologi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press

4. Bustan.2006. Pengantar epidemiologi. Jakarta : PT. Rineka Cipta

5. Green JC,Vermilion JR.The Oral Hygiene Indeks,a method for classifying oral hygiene

indeks

6. Saidina Hamzah Daliemunthe Periodonsia. FKG USU, edisi revisi 2008

7. Budiharto, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC. 2008

19