tugas tf
DESCRIPTION
vugfhjTRANSCRIPT
Nama : Tiara Fortuna
1. Lesi d1-d6 apa saja?
Lesi email awal di dapat saat level PH pada permukaan gigi lebih rendah sehingga tidak
dapat diimbangi dengan remineralisasi, tetapi tidak cukup rendah untuk menghambat proses
remineralisasi pada daerah permukaan email. Ion asam berpenetrasi dalam menuju porus
lapisan prisma yang dapat menyebabkan demineralisasi subpermukaan. Permukaan gigi dapat
tetap utuh karena adanya remineralisasi di permukaan yang disebabkan peningkatan level ion
fluoride, ion Ca2+ dan HPO 42+, dan juga saliva.
Yang termasuk karakteristik klinis lesi email awal adalah kehilangan translusensi
normal dari email yang memberikan penampakan putih kapur, terlebih lagi pada saat
dehidrasi, selain itu juga terdapat lapisan permukaan yang rentan rusak pada saat probing,
khusunya pada pit dan fissura. Termasuk pula didalamnya, adanya peningkatan porusitas,
khususnya pada subpermukaan sehingga terdapat peningkatan potensial terjadinya noda dan
adanya penurunan densitas pada bagian sub permukaan, yang dapat di deteksi dengan
radiograf atau dengan transluminasi. Ukuran lesi sub permukaan dapat berkembang sehingga
dentin dibawahnya terlibat dan terdemineralisasi lalu kemudian lesi interproksimal dapat
terdeteksi oleh radiograf. Walau begitu, selagi permukaan gigi menyatu, lesi masih dapat
dikatakan reversible.
Dalam mengatasi lesi email dini, secara idealnya adalah berusaha mengembalikan
densitas email, tetapi pada realitanya hanya terdapat sebagian perbaikan pada densitas
permukaan. Walaupun demikian, remineralisasi sebagian pada lesi awal menjadikan email
tersebut lebih resisten terhadap demineralisasi asam daripada email normal dan secara fisik
lebih kuat. Sehingga lebih bauk bagi pasien untuk tetap menjada oral hygiene daripada
langsung memperbaiki gigi dan mengabaikan usaha remineralisasi. Jika ketidakseimbangan
remineralisasi atau demineralisasi berlanjut, maka permukaan lesi awal akan runtuh dengan
adanya pelarutan apatit atau fraktur kristal yang lemah, sehingga menghasilkan kavitas.
Bakteri plak akan memenuhi kavitas dan membuat proses remineralisasi semakin sulit dan
kurang efektif sehingga kompleks dentin-pulpa akan menjadi aktif. Pulpa akan menghasilkan
respon segera terhadap invasi asam pada tubuli paling luar. Akan terdapat mineralisasi pada
kanal lateral yang menggabungan tubuli dentin sehingga menghasilkan lapisan translusen.
Hal ini tidak terlihat secara klinis tetapi dapat diungkapkan secara radiograf dan dapat
dilihat apabila seluruh dentin yang terdemineralisasi diangkat pada saat preparasi kavitas. Hal
ini sebenarnya adalah suatu reaksi pertahanan dari pulpa yang membuktikan pulpa dan dentin
merupakan satu kesatuan organ dan memiliki kemampuan yang sama dalam proses
penyembuhan. Sekali demineralisasi berlanjut dari email menuju dentin dan bakteri menjadi
permanen didalam kavitas, mereka akan menerobos ke dalam dentin yang lebih dalam
dengan sendirinya. Demineralisasi masih dapat dikontrol dengan diet substrat tetapi bakteri
juga akan memproduksi asam untuk melarutkan hidroksapatit pada dentin yang lebih dalam.
Tekstur dan warna dentin akan berubah seiring perkembangan lesi. Tekstur akan berubah
karena demineralisasi dan warna akan bertambah gelap akibat produk bakteri atau noda dari
makanan dan minuman. Pada lesi kronik, perubahan warna akan lebih terlihat dan tekstur
dasar kavitas akan lebih lunak.
Proses karies akan terus berlanjut, mencapai pulpa dan menimbulkan infeksi pulpa
sehingga terjadi kematian pulpa atau nekrosis dan selanjutnya menjadi abses. Secara
radiografis, gambaran abses gigi permanen akan tampak disekitar periapikal sedangkan pada
gigi susu, abses kronik berupa kerusakan inter-radikular, terutama terlihat di daerah bifurkasi.
Secara klinis infeksi telah menyebar ke jaringan lunak didaerah bukal berupa parulis atau
abses ginggival berupa eksudat, yang akan pecah dan meninggalkan saluran fistel. Infeksi
kronis yang terjadi pada gigi susu pada saat pembentukan aktif dari mahkota gigi permanen
erupsi dengan efek hipoplasia atau hipokalsifikasi email. Hal ini sering dijumpai pada gigi
premolar.
Kesimpulan Tahapan Proses Karies
1. Small Pit
Mikroorganisme mulai menyerang bagian gigi yang rentan, yaitu pit.
2. Bluish White Area
Dentin lebih lunak email sehingga mikroorganisme akan menyerang dentino enamel
junction yang akan menimbulkan warna keputihan pada email.
3. Open Cavity
Jika penyerangan mikroorganisme terus berlanjut, maka akan terlihat kavitas besar
warna coklat muda.
4. Pulpitis
Pulpa mulai diserang sehingga menimbulakan infeksi.
5. Apical abscess
Pulpa sudah mati dan pulpitis mulai merambah ke ligament periodontal.
2. Perjalanan nervus dari gigi ke otak?
Serabut saraf yang terapat pada gigi baik rahang atas dan rahang bawah juga pada
mata terhubung melalui saraf trigeminus ( nervus V/ganglion gasseri).
N.V1 Cabang Opthalmicus
N.V2 Cabang Maxillaris
N.V3 Cabang Mandibula
Cabang maxillaris (rahang atas) dan mandibularis (rahang bawah) penting pada
kedokteran gigi. Cabang maxillaris memberikan inervasi sensorik ke gigi maxillaris, palatum,
dan gingiva. Cabang mandibularis memberikan persarafan sensorik ke gigi mandibularis,
lidah, dan gingiva. Variasi nervus yang memberikan persarafan ke gigi diteruskan ke
alveolaris, ke soket di mana gigi tersebut berasal.
Nervus alveolaris superior ke gigi maxillaris berasal dari cabang maxillaris nervus
trigeminus.
Nervus alveolaris inferior ke gigi mandibularis berasal dari cabang mandibularis
nervus trigeminus.
Cabang Maxillaris Mempersarafi :
PALATUM
Membentuk atap mulut dan lantai cavum nasi, Terdiri dari :
Palatum durum (langit keras)
Palatum mole (langit lunak)
PALATUM DURUM
Terdapat tiga foramen:
foramen incisivum pada bidang median ke arah anterior
foramina palatina major di bagian posterior dan
foramina palatina minor ke arah posterior
Bagian depan palatum: N. Nasopalatinus (keluar dari foramen incisivum),
mempersarafi gigi anterior rahang atasBagian belakang palatum: N. Palatinus Majus (keluar
dari foramen palatina mayor), mempersarafi gigi premolar dan molar rahang atas.
PALATUM MOLE
N. Palatinus Minus (keluardari foramen palatina minus), mempersarafi seluruh palatina mole.
Persarafan Dentis Dan Gingiva Rahang Atas
a. Permukaan labia dan buccal : N. alveolaris superior posterior, medius dan anterior
Nervus alveolaris superior anterior, mempersarfi gingiva dan gigi anterior.
Nervus alveolaris superior media, mempersarafi gingiva dan gigi premolar dan
molar I bagian mesial.
Nervus alveolaris superior posterior, mempersarafi gingiva dan gigi molar I
bagian distal, molar II dan molar III.
b. Permukaan palatal : N. palatinus major dan nasopalatinus
Bagian depan palatum: N. Nasopalatinus (keluar dari foramen incisivum),
mempersarafi gingiva dan gigi anterior rahang atas.
Bagian belakang palatum: N. Palatinus Majus (keluar dari foramen palatina
mayor), mempersarafi gingiva dan gigi premolar dan molar rahang atas.
CABANG MANDIBULARIS
Persarafan Dentis; Dipersyarafi oleh Nervus Alveolaris Inferior, mempersarafi gigi anterior
dan posterior gigi rahang bawah
PERSARAFAN GINGIVA
a. Permukaan labia dan buccal :
N. Buccalis, mempersarafi bagian buccal gigi posterior rahang bawah
N. Mentalis, merupakan N.Alveolaris Inferior yang keluar dari foramen Mentale
b. Permukaan lingual :
N. Lingualis, mempersarafi 2/3 anterior lidah, gingiva dan gigi anterior dan
posterior rahang bawah
3. Pengertian, bagaimana terbentuk, dan tindakan dari :
- White spot
White spot/ lesi putih adalah proses awal terjadinya lubang gigi yang timbul
akibat pelepasan ion kalsium dan fosfat dari email gigi yang disebut dengan
demineralisasi namun pada fase ini permukaan gigi masih utuh. Bercak putih
(White spot) timbul akibat pelepasan ion kalsium dan fosfat dari email gigi yang
disebut dengan demineralisasi.
Warnanya putih seperti kapur
Tidak terasa sakit atau ngilu
Terjadi karena adanya demineralisasi struktur gigi
Bersifat reversibel atau bisa mengalami mineralisasi kembali treatment
Menggunakan tooth mouse dan rajin menggunakan pasta gigi berfluoride
Tidak diperlukan penambalan akan tetapi jika mengganggu penampilan maka bisa
dilakukan perbaikan oleh dokter gigi
- Karies email
Karies pada email diawali dengan adanya timbunan plak yang terakumulasi sehingga
dapat melarutkan lapisan email pada gigi. Dalam keadaan bersih, gigi dilapisi oleh
lapisan yang lengket seperti gelatin yang disebut pelikel. Terdapat beberapa bakteri
normal yang berada pada pelikel.Pada perkembangannya, bila tidak segera
dibersihkan, pelikel akan menjadi plak yang berisi bakteri beserta produk-produknya.
Bakteri yang mula-mula menghuni pelikel terutama yang berbentuk kokus.Yang
paling banyak adalahstreptokokus. Organisme tersebut tumbuh, berkembang biak
danmengeluarkan gel-gel ekstra dan menjerat berbagai bakteri yang lain.Akumulasi
plak ditambah dengan peran karbohidrat, bakteri,waktu sertaoral hygine yang buruk
akan menyebabkan demineralisasi dari email dan menyebabkan terjadinya karies.
Gejala paling dini suatu karies pada email adalah terlihat bercak putih atau white spot.
- Karies dentin
Karies dentis merupakan proses patologis berupa kerusakan yang terbatas di jaringan
gigi mulai dari email kemudian berlanjut ke dentin. Karies dentis ini merupakan
masalah mulut uatama pada anak dan remaja, periode karies paling tinggi adalah pada
usia 4-8 tahun pada gigi sulung dan usia 12-13 tahun pada gigi tetap, sebab pada usia
itu email masih mengalami maturasi setelah erupsi, sehingga kemungkinan terjadi
karies besar. Jika tidak mendapatkan perhatian karies dapat menular menyeluruh dari
geligi yang lain
- Iritasi pulpa
Iritasi pulpa adalah suatu keadaan dimana lapisan enamel gigi mengalami kerusakan
sampai batas dentino enamel junction.
- Hiperemia pulpa
Hiperemi pulpa adalah penumpukan darah secara berlebihan pada pulpa, yang
disebabkan oleh kongesti vaskular. Hiperemi pulpa ada dua tipe:
Arteri (aktif), jika terjadi peningkatan peredaran darah arteri.
Vena (pasif), jika terjadi pengurangan peredaran darah vena.
Jadi, hiperemi pulpa merupakan penanda bahwa pulpa tidak dapat dibebani iritasi lagi
untuk dapat bertahan sebagai suatu pulpa yang tetap sehat.
Hiperemi pula dapat disebabkan oleh:
a. Trauma, seperti oklusi traumatik, syok termal sewaktu preparasi kavitas, dehidrasi
akibat penggunaan alkohol atau kloroform, syok galvanik, iritasi terhadap dentin
yang terbuka di sekitar leher gigi.
b. Kimiawi, seperti makanan yang asam atau manis, iritasi terhadap bahan tumpatan
silikat atau akrilik, bahan sterilisasi dentin (fenol, H2O2, alkohol, kloroform).
c. Bakteri yang dapat menyebar melalui lesi karies atau tubulus dentin ke pulpa, jadi
dalam hal ini sebelum bakterinya masuk ke jaringan pulpa, tetapi baru toksin bakteri.
Gejala;
Hiperemi pulpa bukanlah penyakit, tetapi merupakan suatu tanda bahwa ketahanan
pulpa yang normal telah ditekan sampai kritis.Hiperemi pulpa ditandai dengan rasa
sakit yang tajam dan pendek. Umumnya rasa sakit timbul karena rangsangan air,
makanan, atau udara dingin, juga karena makanan yang manis atau asin. Rasa sakit ini
tidak spontan dan tidak berlanjut jika rangsangan dihilangkan.
Diagnosis;
Hiperemi pulpa didiagnosis melalui gejalanya dan pemeriksaan klinis.Rasa sakit tajam
dan berdurasi pendek, berlangsung beberapa detik sampai kira-kira 1 menit, umumnya
hilang jika rangsangan disingkirkan. Pulpa yang hiperemi, peka terhadap perubahan
temperatur, terutama rangsangan dingin. Rasa manis umumnya juga menyebabkan rasa
sakit.
Pemeriksaan visual dan riwayat sakit pada gigi tersebut harus diperhatikan, misalnya
apakah terdapat karies, gigi pernah ditumpat, terdapat fraktur pada mahkota gigi, atau
oklusi traumatik.Pada pemeriksaan perkusi, gigi tidak peka walaupun kadangkadang
ada respons ringan.Hal ini disebabkan oleh vasodilatasi kapiler di dalam
pulpa.Terhadap tes elektrik, gigi menunjukkan kepekaan yang sedikit lebih tinggi
daripada pulpa normal.Gambaran radiografi menunjukkan ligamen periodontal dan
lamina dura yang normal dan pada gambaran ini dapat dilihat kedalaman karies.
Hiperemi pulpa harus dibedakan dengan hipersensitivitas dentin walaupun
keduanya termasuk pulpitis reversibel. Hipersensitivitas dentin disebabkan oleh dua
faktor, yaitu:
Transmisi rasa sakit melalui tubulus dentin yang terbuka.
Ambang rasa sakit yang rendah akibat vasodilatasi kapiler yang kronis atau
peradangan lokal
Therapi :
Bila ada karies media ditambal sesuai indikasinya,bila mahkota cukup baik.
Bila karies propunda dilakukan pulpa capping , bila mahkotanya baik
- Pulpitis reversibel
Pada pulpitis reversibel, nyeri terjadi ketika stimulus (biasanya dingin atau manis)
mengenai gigi. Ketika stimulus dihilangkan, rasa sakit berhenti dalam 1 sampai 2
detik, dan kemudian kembali ke normal dengan menghilangkan penyebabnya.
Penyebab umum dari pulpitis reversibel adalah karies, restorasi yang rusak, trauma
atau baru-baru ini juga disebabkan karena prosedur restorasi. Pemulihan pulpa
biasanya terlihat jika sel-sel reparatif dalam pulpa memadai.
Pulpitis reversibel symptomatic adalah pulpitis dengan karakter nyeri yang
berlangsung selama beberapa saat, biasanya disebabkan oleh rangsangan dingin.
Nyeri tidak terjadi secara spontan dan tidak berlanjut ketika iritan dihapus. Pulpitis
reversibel assymptomatic adalah pulpitis dengan karakteristik terdapat karies, dapat
diatasi dengan menghilangkan karies dan restorasi yang tepat pada gigi.
Nyeri pada pulpitis reversibel dapat berkisar dari ringan sampai sedang tergantung
pada perubahan inflamasi pada daerah tubulus dentin yang terlibat. Hal ini
menunjukkan:
1. Peningkatan volume darah pulpa yang berhubungan dengan peningkatan tekanan
intrapulpal
2. Edema jaringan
3. Infiltrasi sel darah putih
4. Pembentukan dentin reparatif
- Pulpitis irreversibel
Pulpitis irreversible merupakan perkembangan dari pulpitis reversible. Kerusakan
pulpa yang parah akibat pengambilan dentin yang luas selama prosedur operatif,
terganggunya aliran darah pada pulpa akibat trauma, dan pergerakan gigi dalam
perawatan ortodonsi dapat menyebabkan pulpitis irreversibel. Pulpitis irreversible
merupakan inflamasi parah yang tidak akan dapat pulih walaupun penyebabnya
dihilangkan. Nyeri pulpitis irreversible dapat berupa nyeri tajam, tumpul, lokal, atau
difus dan berlangsung hanya beberapa menit atau berjam-jam. Aplikasi stimulus
eksternal seperti termal dapat mengakibatkan nyeri berkepanjangan. Jika inflamasi
hanya terbatas pada jaringan pulpa dan tidak menjalar ke periapikal, respon gigi
terhadap tes palpasi dan perkusi berada dalam batas normal.
Secara klinis, pulpitis irreversible dapat bersifat simtomatik dan asimtomatik. Pulpitis
irreversible simtomatik merupakan salah satu jenis pulpitis irreversibel yang ditandai
dengan rasa nyeri spontan. Spontan berarti bahwa stimulus tidak jelas. Nyeri spontan
terus menerus dapat dipengaruhi dari perubahan posisi tubuh. Pulpitis irreversible
simtomatik yang tidak diobati dapat bertahan atau mereda jika sirkulasi dibuat untuk
eksudat inflamasi.
Rasa nyeri pada pulpitis ireversible akut (simtomatik) lebih sakit daripada kronis
(asimtomatik). Keadaan ini dikarenakan keadaan pulpa yang tertutupi oleh rigiditas
dentin, yang dapat menghambat pengeluaran eksudate yang berisi toksin dan bakteri
untuk keluar dari pulpa. Terhambatnya pengeluaran eksudate inilah yang dapat
menyebabkan nyeri yang sangat hebat pada pulpa.
Sementara itu, pulpitis irreversibel asimtomatik merupakan tipe lain dari pulpitis
irreversible dimana eksudat inflamasi yang dengan cepat dapat dihilangkan. Pulpitis
irreversibel asimtomatik yang berkembang biasanya disebabkan oleh paparan karies
yang besar atau oleh trauma sebelumnya yang mengakibatkan rasa sakit dalam durasi
yang lama.
Pulpitis ireversible kronik (asimtomatik), rasa nyeri yang dirasakan tidak sehebat rasa
nyeri pada pulpitis irreversible akut. Pada kronik, keadaan pulpa terbuka sehingga
memudahkan eksudate yang berisi toksin dan bakteri lebih mudah keluar. Sehingga
nyeri yang dirasakan pada pulpa hanya sejenak. Namun apabila datang rangsangan
seperti masuknya sisa makanan ke rongga pulpa sehingga pulpa akan tertutup
kembali, akan tetapi nyeri yang dirasakan tidak sehebat pulpitis irreversible akut.
- Nekrose pulpa
Nekrosis pulpa adalah kematian pulpa yang dapat diakibatkan oleh pulpitis
irreversibel yang tidak dirawat atau terjadi trauma yang dapat mengganggu suplai
darah ke pulpa.Jaringan pulpa tertutup oleh email dan dentin yang kaku sehingga
tidak memiliki sirkulasi darah kolateral. Bila terjadi peningkatan jaringan dalam ruang
pulpa menyebabkan kolapsnya pembuluh darah sehingga akhirnya terjadi nekrosis
likuifaksi. Jika eksudat yang dihasilkan selama pulpitis irreversibel didrainase melalui
kavitas karies atau daerah pulpa yang terbuka, proses nekrosis akan tertunda dan
jaringan pulpa di daerah akar tetap vital dalam jangka waktu yang lama. Jika terjadi
hal sebaliknya, mengakibatkan proses nekrosis pulpa yang cepat dan total.
Nekrosis pulpa dapat berupa nekrosis sebagian (nekrosis parsial) dan nekrosis total.
Nekrosis parsial menunjukkan gejala seperti pulpitis irreversibel dengan nyeri spontan
sedangkan nekrosis total tidak menunjukkan gejala dan tidak ada respon terhadap tes termal
dan tes listrik.
Therapi :
Untuk gigi yang mempunyai akar satu diadakan perawatan urat syaraf.
Untuk gigi yang mempunyai akar lebih dari satu diadakan pencabutan bila ada
keluhan.
4. Pengertian trepanasi
Trepanasi diartikan sebagai tindakan penembusan tulang alveolar untuk melepaskan
eksudat jaringan yang bermasalah. Tujuan trepanasi adalah menciptakan drainase
melalui saluran akar atau melalui tulang untuk mengalirkan sekret luka serta untuk
mengurangi rasa sakit, luka timbul abses alveolar akut, berarti infeksi telah meluas
dari saluran aka: melalui periodontal apikalis sampai ke dalam rulang periapels.
Nanah dikelilingi oleh tulang pads apeks gigi dan ridak dapat mengalir ke luar. Pada
stadium ini belum tampak suatu pembengkakan. Perasaan sangat nyeri terutama bila
ditekan sehingga unluk menghilangkannya perlu segera dilakukan drainage.
Untuk itu dapat dipakai dua Cara:
- Trepanasi melalui saluran akar.
- Trepanasi di daerah apeks akar.