tugas testing dan implementasi

28
Tugas Terstruktur ` Dosen Pembimbing Testing dan Implementasi Nesdi E. Rozanda, S.Kom M.Sc METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM DISUSUN OLEH : Nama : Welda Agres Sonia NIM : 11253200443 SIF 7B JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2015

Upload: kitty-kim

Post on 23-Jan-2016

253 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Testing Dan Implementasi

Tugas Terstruktur ` Dosen Pembimbing

Testing dan Implementasi Nesdi E. Rozanda, S.Kom M.Sc

METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM

DISUSUN OLEH :

Nama : Welda Agres Sonia

NIM : 11253200443

SIF 7B

JURUSAN SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2015

Page 2: Tugas Testing Dan Implementasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makalah ini berisi tentang metodologi pengembangan sistem informasi. Metode

adalah suatu cara/teknik sistematis untuk mengerjakan sesuatu. Urut-urutan prosedur untuk

penyelesaian masalah ini dikenal dengan istilah algoritma. Metodologi pengembangan sistem

informasi adalah metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan

yang akan digunakan sebagai pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama

pengembangan sebuah sistem informasi. Metodologi pengembangan system adalah suatu

proses pengembangan sistem yang formal dan persisi yang mendefinisikan serangkaian

aktivitas, metode, best practices, dan tool yg terautomatisi bagi para pengembang manager

proyekk dalam rangka mengembangkan dan merawat sebagian besar atau keseluruhan sistem

informasi atau software (whitten, 2001). Mengapa perlu diadakannya pengembangan sistem

serta adanya metode pengembangan sistem. Tujuannya adalah :

a. Menjamin adanya konsistensi proses

b. Dapat diterapkan dalam berbagai jenis proyek

c. Mengurangi resiko kesalahan dan pengambilan jalan pintas

d. Menuntut adanya dokumentasi yang konsisten yang harus bermanfaat bagi personal

baru dalam tim proyek.

Pada prinsipnya metodologi dapat dikembangkan sendiri, bisa juga menggunakan

metodologi yang sudah teruji penerapannya.

Metodologi Pengembangan Sistem sangat diperlukan dalam pengembangan sistem,

dimana metode ini nantinya akan menjadi acuan si pengembang sistem melakukan tahapan

pengembangan sistemnya dan mengetahui apakah ada kesalahan atau kekurangan dalam

sistem yang akan dikembangkan serta mengetahui kebutuhan user terhadap sistem yang akan

dikembangkan.

Ada beberapa prinsip yang mempengaruhi pengembangan sistem informasi, yaitu sebagai

berikut :

a. Prinsip 1

Pemilik dan pengguna sistem harus terlibat dalam pengembangan

Page 3: Tugas Testing Dan Implementasi

b. Prinsip 2

Gunakan pendekatan pemecahan masalah. Metodologi yang digunakan dalam

pengembangan sistem berbasis pendekartan bagaimana memecahkan masalah.

c. Prinsip 3

Tentukan tahapan pengembangan

d. Prinsip 4

Tetapkan standard untuk pengembangan dan dokumentasi yang konsisten.

e. Prinsip 5

Justifikasi sistem sebagai investasi

Page 4: Tugas Testing Dan Implementasi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Metode Pengembangan Sistem Prototipe

Metode dengan menyajikan gambaran yang lengkap tentang sistemnya, pemesan

dapat melihat pemodelan sistem dari sisi tampilan maupun teknik prosedural yang akan

dibangun. Metode ini sering digunakan pada dunia riil. Karena metode ini secara keseluruhan

akan mengacu kepada kepuasan user. Bisa dikatakan bahwa metode ini merupakan metode

waterfall yang dilakukan secara berulang-ulang.

Tahapan Metode Prototipe :

Gambar 2.1 Tahapan Metode Pengembangan Sistem Prototipe

1. Pengumpulan Kebutuhan dan perbaikan

Page 5: Tugas Testing Dan Implementasi

Menetapkan segala kebutuhan untuk pembangunan perangkat lunak

2. Disain cepat

Tahap penerjemahan dari keperluan atau data yang telah dianalisis ke dalam bentuk

yang mudah dimengerti oleh user.

3. Bentuk Prototipe

Menerjemahkan data yang telah dirancang ke dalam bahasa pemrograman (Program

contoh atau setengah jadi )

4. Evaluasi Pelanggan

Terhadap Prototipe Program yang sudah jadi diuji oleh pelanggan, dan bila ada

kekurangan pada program bisa ditambahkan.

5. Perbaikan Prototype

Perbaikan program yang sudah jadi, sesuai dengan kebutuhan konsumen. Kemudian

dibuat program kembali dan di evaluasi oleh konsumen sampai semua kebutuhan user

terpenuhi.

6. Produk Rekayasa

Program yang sudah jadi dan seluruh kebutuhan user sudah terpenuhi

Berikut merupakan Jenis – jenis dari Prototyping :

a. Feasibility prototyping

digunakan untuk menguji kelayakan dari teknologi yang akan digunakan untuk

system informasi yang akan disusun.

b. Requirement prototyping

digunakan untuk mengetahui kebutuhan aktivitas bisnis user.

c. Desain Prototyping

digunakan untuk mendorong perancangan sistem informasi yang akan digunakan.

d. Implementation prototyping

merupakan lanjutan dari rancangan prototype, prototype ini langsung disusun sebagai

suatu sistem informasi yang akan digunakan.

Kelebihan Model Prototype :

Page 6: Tugas Testing Dan Implementasi

a. Pelanggan berpartisipasi aktif dalam pengembangan sistem, sehingga hasil produk

pengembangan akan semakin mudah disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan

pelanggan.

b. Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan.

c. Mempersingkat waktu pengembangan produk perangkat lunak.

d. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan.

e. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan.

f. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.

g. Penerapan menjadi lebih mudah karena pelanggan mengetahui apa yang

diharapkannya.

Kekurangan Model Prototype :

a. Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.

b. Biasanya kurang fleksibel dalam mengahadapi perubahan.

c. Walaupun pemakai melihat berbagai perbaikan dari setiap versi prototype, tetapi

pemakai mungkin tidak menyadari bahwa versi tersebut dibuat tanpa memperhatikan

kualitas dan pemeliharaan jangka panjang.

d. Pengembang kadang-kadang membuat kompromi implementasi dengan menggunakan

sistem operasi yang tidak relevan dan algoritma yang tidak efisien.

Contoh sistem yang menggunakan Metode ini adalah

1. Pengembangan Model Sistem Informasi Perpustakaan Dengan Teknologi

Informasi Berbasis Wireless Aplication Protocol (Wap) Pada Universitas

Sriwijaya

PAPER Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 4, NO. 1, April 2012, Halaman 425-436ISSN Print : 2085-1588ISSN Online : 2355-4614http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

Dalam jurnal ini sistem informasi perpustakaan pada Universitas Sriwijaya

menggunakan metode Prototipe. Dalam jurnal tersebut di jelaskan bahwa

pengembangan sistemnya menggunakan prototipe. Hal ini dibuktikan dari bagian

hasil pengembangan. Tahap pengembangan dimulai dari identifikasi kebutuhan,

membuat prototipe, menguji prototipe, pengkodean sistem dan pengujian sistem.

Tahapan ini sesuai dengan Tahapan Prototipe.

Page 7: Tugas Testing Dan Implementasi

2.2 Metode Pengembangan Sistem Rapid Application Development (RAD)

Rapid Application Development (RAD) adalah salah satu metode pengembangan

suatu sistem informasi dengan waktu yang relatif singkat. Untuk pengembangan suatu sistem

informasi yang normal membutuhkan waktu minimal 180 hari, akan tetapi dengan

menggunakan metode RAD suatu sistem dapat diselesaikan hanya dalam waktu 30-90 hari.

RAD sering juga disebut ‘versi high speed’ dari model waterfall.

Tujuan utama dari semua metode sistem development adalah memberikan suatu

sistem yang dapat memenuhi harapan dari para pemakai, akan tetapi sering kali di dalam

melakukan pengembangan suatu sistem tidak melibatkan para pemakai sistem secara

langsung, sehingga hal ini menyebabkan sistem informasi yang dibuat jauh dari harapan

pemakai yang dapat berakibat sistem tersebut walaupun dapat diterima tetapi para pemakai

enggan untuk menggunakannya atau bahkan para pemakai menolak untuk menggunakannya.

Pada saat RAD diimplementasikan, maka para pemakai bisa menjadi bagian dari

keseluruhan proses pengembangan sistem dengan bertindak sebagai pengambil keputusan

pada setiap tahapan pengembangan. RAD bisa menghasilkan suatu sistem dengan cepat

karena sistem yang dikembangkan dapat memenuhi keinginan dari para pemakai sehingga

dapat mengurangi waktu untuk pengembangan ulang setelah tahap implementasi.

Page 8: Tugas Testing Dan Implementasi

Gambar 2.2 Tahapan Metode Pengembangan Sistem RAD

Berikut adalah Tahapan – tahapan Proses Pengembangan dalam Model Rapid

Application Development (RAD), yaitu :

1. Bussiness Modeling

Fase ini untuk mencari aliran informasi yang dapat menjawab pertanyaan berikut:

Informasi apa yang mengendalikan proses bisnis?

Informasi apa yang dimunculkan?

Di mana informasi digunakan ?

Siapa yang memprosesnya ?

2. Data Modeling

Aliran informasi yang didefinisikan sebagai bagian dari fase bussiness modeling

disaring ke dalam serangkaian objek data yang dibutuhkan untuk menopang bisnis

tersebut. Karakteristik (atribut) masing-masing objek diidentifikasi dan hubungan

antar objek-objek tersebut didefinisikan.

3. Proses Modeling

Aliran informasi yang didefinisikan di dalam fase data modeling ditransformasikan

untuk mencapai aliran informasi yang perlu bagi implementasi sebuah fungsi bisnis.

Gambaran pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atau

mendapatkan kembali sebuah objek data.

4. Aplication Generation

Page 9: Tugas Testing Dan Implementasi

Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga, RAD juga memakai

komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai

lagi. Ala-alat bantu bisa dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.

5. Testing dan Turnover

Karena proses RAD menekankan pada pemakaian kembali, banyak komponen

program telah diuji. Hal ini mengurangi keseluruhan waktu pengujian. Tetapi

komponen baru harus diuji dan semua interface harus dilatih secara penuh.

Kelebihan Model RAD :

a. Lebih efektif dari Pengembangan Model waterfall/sequential linear dalam

menghasilkan sistem yang memenuhi kebutuhan langsung dari pelanggan.

b. Cocok untuk proyek yang memerlukan waktu yang singkat.

c. Model RAD mengikuti tahap pengembangan sistem seperti pada umumnya, tetapi

mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada sehingga

pengembang tidak perlu membuatnya dari awal lagi sehingga waktu pengembangan

menjadi lebih singkat dan efisien.

Kekurangan Model RAD :

a. Model RAD menuntut pengembangan dan pelanggan memiliki komitmen di dalam

aktivitas rapid-fire yang diperlukan untuk melengkapi sebuah sistem, di dalam

kerangka waktu yang sangat diperpendek. Jika komitmen tersebut tidak ada, proyek

RAD akan gagal.

b. Tidak semua aplikasi sesuai untuk RAD, bila system tidak dapat dimodulkan dengan

teratur, pembangunan komponen penting pada RAD akan menjadi sangat bermasalah.

c. RAD tidak cocok digunakan untuk sistem yang mempunyai resiko teknik yang tinggi.

d. Membutuhkan Tenaga kerja yang banyak untuk menyelesaikan sebuah proyek dalam

skala besar.

e. Jika ada perubahan di tengah-tengah pengerjaan maka harus membuat kontrak baru

antara pengembang dan pelanggan.

Contoh Sistem yang menggunakan Metode RAD terdapat pada Jurnal :

1. Perancangan Sistem Informasi Admisi Program Pascasarjana Universitas Sam

Ratulangi ( E-journal Teknik Informatika, Volume 4, No. 2 (2014), ISSN : 2301-8364).

Page 10: Tugas Testing Dan Implementasi

Dalam jurnal ini pembuatan Sistem Informasi Admisi Progra Pascasarjana Universitas

Sam Ratulangi menggunakan Metode Pengembangan Sistem RAD serta

dikombinasikan dengan Metode WebE. Dimana didalam jurnal tersebut dijelaskan

tahapan pembuatan sistem menggunakan RAD : 1. Analisa persyaratan, 2. Analisis

Modelling, 3. Desain Modelling , 4. Konstruksi dan 5. Evaluasi.

2. Pengembangan Aplikasi Sunda Berbasis Android Menggunakan Metode Rapid

Application Development (RAD) (Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut

ISSN : 2302-7339 Vol. 10 No. 01 2013)

Dalam Jurnal ini Pengembangan Aplikasi Sunda Berbasis android ini, menggunakan RAD ,

dimana tahaPannya Requirements Planning Phase (rencana kebutuhan dalam aplikasi

sunda yang akan dikembangkan meliputi fitur terjemahan kosa kata bahasa sunda ke

dalam bahasa Indonesia atau sebaliknya), User Design Phase, Construction Phase dan

Cotuver Phase

2.2 Metode Pengembangan Sistem Spiral

Model ini merupakan perbaikan dari model waterfall dan prototype. Mengabungkan

keuntungan model air terjun (waterfall) dan prototype dan memasukkan analissis resiko.

Metode ini lambat dan mahal karena setiap tahapan yang dilalui harus menikutsertakan

pemesan.

Page 11: Tugas Testing Dan Implementasi

Gambar 2.3 Tahapan Metode Pengembangan Sistem Spiral

Tahap-tahap model ini dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut :

a. Tahap Liason

pada tahap ini dibangun komunikasi yang baik dengan calon

pengguna/pemakai.

b. Tahap Planning (perencanaan)

pada tahap ini ditentukan sumber-sumber informasi, batas waktu dan

informasi-informasi yang dapat menjelaskan proyek.

c. Tahap Analisis Resiko

mendefinisikan resiko, menentukan apa saja yang menjadi resiko baik teknis

maupun manajemen.

d. Tahap Rekayasa (engineering)

pembuatan prototipe.

e. Tahap Konstruksi dan Pelepasan (release):

Page 12: Tugas Testing Dan Implementasi

pada tahap ini dilakukan pembangunan perangkat lunak yang dimaksud, diuji,

diinstal dan diberikan sokongan-sokongan tambahan untuk keberhasilan

proyek.

f. Tahap Evaluasi

Pelanggan/pemakai/pengguna biasanya memberikan masukan berdasarkan

hasil yang didapat dari tahap engineering dan instalasi.

Kelebihan dan Kekurangan Metode ini adalah :

Kelebihan model ini adalah sangat mempertimbangkan resiko kemungkinan

munculnya kesalahan sehingga sangat dapat diandalkan untuk pengembangan

perangkat lunak skala besar. Pendekatan model ini dilakukan melalui tahapan-

tahapan yang sangat baik dengan menggabungkan model waterfall ditambah

dengan pengulangan-pengulangan sehingga lebih realistis untuk

mencerminkan keadaan sebenarnya. Baik pengembang maupun pemakai dapat

cepat mengetahui letak kekurangan dan kesalahan dari sistem karena proses-

prosesnya dapat diamati dengan baik.

Kekurangan model ini adalah waktu yang dibutuhkan untuk

mengembangkan perangkat lunak cukup panjang demikian juga biaya yang

besar. Selain itu, sangat tergantung kepada tenaga ahli yang dapat

memperkirakan resiko. Terdapat pula kesulitan untuk mengontrol proses.

Sampai saat ini, karena masih relatif baru, belum ada bukti apakah metode ini

cukup handal untuk diterapkan.

Model Spiral/Boehm sangat cocok diterapkan untuk pengembangan sistem dan

perangkat lunak skala besar di mana pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami

kondisi pada setiap tahapan dan bereaksi terhadap kemungkinan terjadinya kesalahan. Selain

itu, diharapkan juga waktu dan dana yang tersedia cukup memadai.

Contoh Sistem yang menggunakan Metode Spiral :

Page 13: Tugas Testing Dan Implementasi

1. Analisis Dan Perancangan Wiki Budaya Dalam Rangka Melestarikan Budaya

Bangsa Dan Kearifan Lokal Nusantara (Sisfo-Jurnal Sistem Informasi Volume 5,

Nomer 2, Bulan 9)

Dalam jurnal ini, sistem yang dibuat menggunakan metode spiral : langkah pertama

yang dilakukan adalah melakukan elisitasi atau penggalian kebutuhan. Setelah

mendapatkan calon kebutuhan yang dirumuskan dalam proses bisnis pada tahap

elisitasi, dilakukan analisis dan spesifikasi kebutuhan. Proses selanjutnya adalah

proses validasi kebutuhan Dari kebutuhan yang telah valid tersebut akan digunakan

sebagai acuan untuk perancangan sistem. Langkah terakhir adalah hasil perancangan

sistem tersebut divalidasi dengan kebutuhan.

Page 14: Tugas Testing Dan Implementasi

2.4 Metode Pengembangan Sistem FAST (Framework For The Applications of System

Techniques)

1. Preliminary Investigation (Penyelidikan Awal)

Tahapan ini bertujuan untuk melakukan wawancara dan survey mengetahui seberapa

besar ruang lingkup proyek yang akan dilakukan serta membuat perkiraan biaya serta

jadwal pengembangan proyek.

2. Problem Analysis (Analisa Masalah)

Tahapan ini dilakukan analisis terhadap sistem yang telah ada saat itu. Tahap ini

memberikan pemahaman yang lebih dalam bagi tim proyek mengenai permasalahan

yang dihadapi. Analisis ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan apakah keuntungan

yang diperoleh setelah pemecahan masalah lebih besar daripada biaya yang

dikeluarkan.

3. Requirement Analysis (Analisa Kebutuhan)

Tahap ini memerlukan perhatian yang besar karena jika terjadi kesalahan dalam

menerjemahkan kebutuhan dan keinginan pengguna sistem maka dapat

mengakibatkan adanya rasa tidak puas pada sistem final dan perlu diadakan

modifikasi yang tentunya akan kembali mengeluarkan biaya.

4. Decision Analysis Phase (Tahap Analisis Keputusan)

Tahapan ini bertujuan untuk melakukan identifikasi terhadap beberapa kandidat dari

solusi yang akan diajukan, menganalisa kelayakan kandidat tersebut serta

merekomendasikan kandidat yang layak sebagai solusi sistem.

5. Desain Phase

Setelah diperoleh proposal sistem yang disetujui, maka dapat mulai dilakukan proses

desain dari sistem target. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mentransformasikan

Page 15: Tugas Testing Dan Implementasi

business requirement statement menjadi spesifikasi desain untuk proses konstruksi.

Dengan kata lain, tahap desain menyatakan bagaimana teknologi akan digunakan

dalam sistem yang baru. Tahap ini memerlukan ide dan opini dari pengguna, vendor,

danspesialis IT.

6. Construction Phase

Construction Phase ialah tahapan melaksanakan pengujian pada komponen sistem

secara individu dan sistem secara keseluruhan.

7. Implementation Phase

Implementation ialah menerapkan hasil rancangan yang telah disusun sedemikian

rupa ke dalam sistem perusahaan untuk mendapatkan kondisi yang sesuai dengan

kebutuhan perusahaan.

8. Operation and Support Stage Phase

Sistem pendukung : pendukung teknis berkelanjutan bagi para pengguna, seperti

kebutuhan maintenance untuk memperbaiki kesalahan, penghilangan, dan kebutuhan-

kebutuhan baru

Contoh Sistem yang menggunakan Metode FAST :

1. Pengembangan Digital Library Perpustakaan Universitas Atmajaya Yogyakarta

(Seminar Nasional Informatika 2008 (semnasIF 2008) ISSN: 1979-2328 UPN ”Veteran”

Yogyakarta, 24 Mei 2008)

Dalam jurnal/paper ini Sistem Informasi Rumah Sakit ini menggunakan Metode

FAST dalam mengembangkan sistem tersebut sebagaimana dijelaskan dalam bagian

metode penelitian nya. Sistem digital library Univ.Atmaya menggunakan FAST

tahapan yang digunakan ada 6 (1) requirement analysis phase (analisis mengenai

semua keutuhan yang akan dikembangkan perpustakaan digital serta modul-modul

apa saja yang akan dibuat di dalamnya), (2) decision analysis (kegiatan yang

menyangkut keputusan yang akan diambil dalam menentukan sistem operasi, basis

data, bahasa pemrograman dan teknologi yang digunakan dalam pengembangan

sistem perpustakaan digital), (3) design phase (kegiatan medesain sistem perpustakaan

digital), (4) construction phase (perancangan sistem perpustakaan digital), (5)

implementation phase, (6) operation and support phase.

Page 16: Tugas Testing Dan Implementasi

2.2 Joint Application Development (JAD)

JAD merupakan sebuah teknik yang berfokus pada keterlibatan dan komitmen

pengguna dalam menentukan kebutuhan dan merancang (desain) aplikasi. JAD

biasanya dilakukan dalam bentuk tim yang merupakan gabungan dari seluruh

stakeholder proyek, yang bekerja dalam bentuk workshop-workshop atau forum

diskusi. JAD adalah tim yang nantinya akan membuat rancangan dan mengawasi,

memonitor bersama jalannya proyek.

JAD adalah suatu metodologi pengembangan sistem yang mula-mula digunakan

untuk merancang suatu sistim yang berbasis-komputer, tetapi dapat diberlakukan bagi

setiap proses pengembangan yang melibatkan interaksi berkelanjutan dengan para

pemakai dan para perancang yang berbeda sistim di dalam pengembangan. JAD

memjadikan suatu pengembangan yang lebih cepat memproses dan memperkecil error

pada waktu yang sama. JAD juga memperbaiki mutu produk akhir dengan

mengutamakan bagian user/pemakai dalam bagian pengembangan lifecycle, selain itu

dengan JAD akan mengurangi kemungkinan dari error yang fatal, dapat membuat

suatu sistem menjadi mahal jika terjadi perubahan dikemudian hari.

Proses JAD didasarkan pada empat gagasan yang sederhana:

1. Menempatkan Orang-orang yang benar-benar ahli dalam pekerjaanya.

2. Orang-orang yang terlatih di dalam teknologi informasi mempunyai

pemahaman terbaik dalam pengembangan ini.

3. proses-proses Sistem Informasi dan bisnis, Orang-orang yang bekerja di dalam

bidang-bidang yang terkait mempunyai pengertian yang mendalam dan perang yang

berharga dari suatu sistim dan di dalam suatu masyarakat yang lebih besar.

4. Sistem informasi terbaik dirancang ketika semua kelompok bekerja bersama-

sama di suatu proyek sebagai mitra yang sama.

Siapa saja yang perlu terlibat ?

Secara garis besar yang perlu terlibat adalah :

1. Sponsor. Sponsor ini berarti project owner, memiliki kedudukan yang cukup

tinggi dalam organisasi dan sebagai pengambil keputusan tertinggi dalam pengelolaan

sistem informasi. Satu hal yang penting dilakukan oleh seorang project owner adalah

komitmen yang kuat akan implementasi SI yang dilakukan. Without the executive

sponsor’s commitment, people do not show up for workshops on time or sometimes at

Page 17: Tugas Testing Dan Implementasi

all. Schedules change and projects are delayed. In short, without an executive sponsor,

there is no project!

2. Business Users. Business User ini terdiri dari 2 jenis, yaitu real end user dan

representative end user. Real end user adalah person yang melakukan pekerjaan real

di lapangan. Dalam kasus, ini adalah operator-operator. Sedangkan representative end

user adalah person yang mengetahui seharusnya bisnis proses itu dilakukan,

memahami spirit dan goal dari sistem yang dikelolanya. Biasanya ini adalah kepala

bagian, manajer, atau operator senior.

3. System Analyst (Tim Developer). Person/tim ini yang akan in-charge dari sisi

teknologi dan proses engineeringnya.

4. System Experts. Tidak semua referensi mencantumkan peran ini. Perannya

lebih seperti konsultan yang memahami seluk beluk bisnis proses dari sisi konseptual

dan berbasis pengalaman.

5. Facilitator. Seorang fasilitator berfungsi sebagai moderator dan mengarahkan

setiap aktivitas JAD yang melibatkan banyak pihak, untuk menjadi efektif. Seorang

fasilitator harus memiliki kecakapan yang baik dalam berkomunikasi, memberikan

stimulus-stimulus dan trik-trik agar diskusi bisa berjalan dengan baik.

2.3 AGILE METHODOLOGY

Agile methods merupakan salah satu dari beberapa metode yang digunakan dalam

pengembangan sooftware. Agile method adalah jenis pegembangan sistem jangka

pendek yang memerlukan adaptasi cepat dan pengembang terhadap perubahan dalam

bentuk apapun.Dalam Agile Software Development interaksi dan personel lebih

penting dari pada proses dan alat, software yang berfungsi lebih penting daripada

dokumentasi yang lengkap, kolaborasi dengan klien lebih penting dari pada negosiasi

kontrak, dan sikap tanggap terhadap perubahan lebih penting daripada mengikuti

rencana.

Agile Method juga dapat diartikan sekelompok metodologi pengembangan software

yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang sama atau pengembangan system jangka

pendek yang memerlukan adaptasi cepat dari pengembang terhadap perubahan dalam

bentuk apapun

Beberapa model dari agile development methods yaitu :

• Acceptance Test Driven Development (ATDD)

• Agile Modeling

Page 18: Tugas Testing Dan Implementasi

• Adaptive Software Development (ASD)

Adaptive software development (ASD) diajukan oleh Jim Highsmith sebagai teknik

untuk membangun software dan sistem yang kompleks. Filosofi yang mendasari

adaptive software development adalah kolaborasi manusia dan tim yang mengatur diri

sendiri. Sistem kerja adaptive software development : collaboration dan learning. '

1. Collaboration : orang-orang yang bermotivasi tinggi bekerja sama, saling

melengkapi, rela membantu, kerja keras, terampil di bidangnya, dan komunikasikan

masalah untuk menyelesikan masalah secara efektif.

2. Learning: tim developer sering merasa sudah tahu semua hal tentang proyek,

padahal tidak selamanya begitu. Karena itu proses ini membuat mereka belajar lebih

tentang proyek melalui tiga cara:

3. Fokus grup, klien dan pengguna memberi masukan terhadap perangkat lunak.

4. Formal Technique Reviews, tim ASD lengkap melakukan review.

5. Postmortems, tim ASD melakukan instrospeksi pada kinerja dan proses.

• Agile Unified Process (AUP)

• Continuous integration (CI)

• Crystal Clear

• Crystal Methods

• Dynamic Systems Development Method (DSDM)

Pada Dynamic System Development Method menyajikan kerangka kerja (framework)

untuk membangun dan memelihara sistem dalam waktu yang terbatas melalui

penggunaan prototip yang incremental dalam lingkungan yang terkondisikan. Metode

ini bisa membuat pengerjaan software lebih cepat 80%.Hal -hal yang perlu

diperhatikan jika menggunakan dynamic system development method:

1. Feasibility study, siapkan requirement, dan batasan, lalu uji apakah sesuai

gunakan proses DSDM.

2. Business Study, susun kebutuhan fungsional dan informasi, tentukan arsitektur

aplikasi dan identifikasi kebutuhan pemeliharaan untuk aplikasi.

3. Functional model iteration, perlihatkan fungsi perangkat lunak ke klien untuk

mendapatkan feedback

4. Design and Build Iteration, cek ulang prototip yang dibangun dan pastikan

bahwa prototip dibangun dengan cara yang memungkinkan fungsi tersebut benar-

benar bekerja.

Page 19: Tugas Testing Dan Implementasi

5. Implementation: buat perangkat lunak sesuai protoip yang ada dan terus

tambah fungsionalitasnya.

• Extreme Programming (XP)

• Feature Driven Development (FDD)

Feature driven development merupakan sebuah model pengembangan perangkat

lunak yang berdasarkan pada fitur yang akan dibuat. Keuntungan dari metode feature

driven development :

1. User dapat menggambarkan dengan mudah bentuk sistem yang akan dibuat.

2. Dapat diorganisasikan atau diatur ke dalam kelompok bisnis sesuai hirarki

yang ada.

3. Desain dan kode lebih mudah diperiksa secara efektif.

4. Perancangan proyek, biaya pembuatan dan jadwal rilis ditentukan oleh

fiturnya.

• Graphical System Design (GSD)

• Kanban

• Lean software development

• Rational Unified Process (RUP)

Rational unified process, adalah suatu kerangka pengembangan perangkat lunak

iteratif yang dibuat oleh Rational Software, suatu divisi dari IBM sejak 2003. Rational

unified processbukanlah suatu proses dengan aturan yang konkrit, melainkan suatu

kerangka proses yang dapat diadaptasi dan dimaksudkan untuk disesuaikan oleh tim

pengembang perangkat lunak yang akan memilih elemen proses disesuaikan dengan

kebutuhan mereka.Model ini membagi suatu sistem aplikasi menjadi beberapa

komponen sistem dan memungkinkan para developer aplikasi untuk menerapkan

metoda iterative (analisis, disain, implementasi dan pengujian) pada tiap komponen.

Dengan menggunakan model ini.

• Scrum

• Scrum-ban

• Story-driven modeling

• Test-driven development (TDD)

• Velocity tracking

• Software Development Rhythms

Page 20: Tugas Testing Dan Implementasi

DAFTAR PUSTAKA

Afrina, Mira. Pengembangan Model Sistem Informasi Perpustakaan Dengan Teknologi Informasi Berbasis Wireless Aplication Protocol (Wap) Pada Universitas Sriwijaya. [Online] Available. http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/article/download/942/284. Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 4, NO. 1, April 2012. diakses tanggal 14-10-2015

Dana, Timotius, dkk. Pengembangan Digital Library Perpustakaan Universitas Atmajaya Yogyakarta. [Online] Available. http://repository.upnyk.ac.id/32/1/33_Pengembangan_Digital_Library_Perpustakaan_Universitas_Atmajaya_Yogyakarta.pdf . Seminar Nasional Informatika 2008 (semnasIF 2008) ISSN: 1979-2328 UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 Mei 2008. diakses tanggal 14-10-2015

Djafari, Shalahudin A.P. 1. Perancangan Sistem Informasi Admisi Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi. [Online] Available Http://Download.Portalgaruda.Org/Article.Php?Article=291989&Val=1029&Title=Perancangan%20sistem%20informasi%20admisi%20program%20pascasarjana%20%20universitas%20sam%20ratulangi. E-journal Teknik Informatika, Volume 4, No. 2 (2014), ISSN : 2301-8364. diakses tanggal 12-10-2015

Metodologi Pengembangan Sistem. [Online] Available http://the-well-informations.blogspot.co.id/2014/01/macam-macam-metode-pengembangan-sistem_31.html . diakses tanggal 12-10-2015

Metodologi Pengembangan Sistem. [Online] Available http://jejakjari007.blogspot.co.id/2011/04/metodologi-pengembangan-sistem.html . diakses tanggal 12-10-2015

Model-model Pengembangan Perangkat Lunak beserta contoh penerapannya . [Online] Available http://jejakjari007.blogspot.co.id/2011/04/metodologi-pengembangan-sistem.html . diakses tanggal 12-10-2015

Muqtadiroh, Feby A. 1, dkk . Analisis dan Perancangan Wiki Budaya dalam Rangka Melestarikan Budaya Bangsa dan Kearifan Lokal Nusantara. [Online] Available. http://www.researchgate.net/profile/Feby_Artwodini_Muqtadiroh/publication/280822614_ANALISIS_DAN_PERANCANGAN_WIKI_BUDAYA_DALAM_RANGKA_MELESTARIKAN_BUDAYA_BANGSA_DAN_KEARIFAN_LOKAL_NUSANTARA/links/55c81d0f08aeb9756746f1a1.pdf . Sisfo-Jurnal Sistem Informasi Volume 5, Nomer 2, Bulan 9. diakses tanggal 13-10-2015

Page 21: Tugas Testing Dan Implementasi

Pengembangan Sistem Informasi . [Online] Available.

http://www.sumbarsehat.com/2012/09/pengembangan-sistem-informasi-dengan.html. diakses tanggal 13-10-2015