tugas tekprod 1

24
Proses pembangunan kapal dapat melalui dua sistem yakni frame erecting system dan block assembling system. I. Frame erecting system Pembangunan kapal dengan menggunakan sistem ini mungkin bisa dibilang pembangunan kapal dengan sistem kuno yang mana sistem ini dulunya memang umum digunakan sebelum tahun 1950. Akan tetapi sekarang ini masih ada sebagian galangan kecil yang masih menerapkan pembangunan kapal dengan menggunakan sistem ini. 1. Keel laying Lunas adalah pondasi dari struktur kapal. Lunas memiliki dua jenis, yakni lunas batang dan lunas pelat. Lunas batang biasanya digunakan untuk kapal-kapal yang terbuat dari kayu sedangkan lunas pelat biasanya digunakan untuk kapal baja. Peletakan lunas merupakan awal dari proses konstruksi pembangunan kapal, yang biasanya akan diadakan suatu ceremony karena merupakan hari kelahiran kapal. Biasanya untuk kapal kayu diawali dengan pembuatan rangka lunas kapal. Sedangkan untuk baja pelaksanaan peletakan lunas kapal ditandai dengan pengelasan pertama. Umur kapal dihitung sejak tanggal peletakan lunas (keel laying) yang dilakukan di galangan kapal (shipyard). 2. Fabrication of bottom shell plating Penyusunan pelat alas dari kapal setelah peletakan lunas dilakukan dimana penyusunan pelat alas tersebut harus menjagaalignment penyusunannya karena bottom shell plating nantinya akan menjadi dasar dari kapal tersebut. Bottom shell plating itu merupakan hal yang penting dalam sebuah konstruksi badan kapal, karena fungsinya yakni secara efektif menghalangi masuknya air laut, mengatasi tegangan yang dihasilkan dari tekanan tegak lurus air ke pelat kulit, mengatasi stress bending yang diakibatkan oleh adanya terusan air laut. Konstruksi dasar harus memenuhi persyaratan klasifikasi. Konstruksi dasar harus mampu menahan beban yang bekerja pada bagian dasar atau alas, sehingga ketika kapal beroperasi tidak timbul momen bending yang terjadi pada pelat kulit dasar. 3. Construction of double bottom

Upload: reva-risky-permadi

Post on 17-Jan-2016

26 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

proses pembangunan kapal

TRANSCRIPT

Page 1: tugas TEKPROD 1

Proses pembangunan kapal dapat melalui dua sistem yakni frame erecting system dan block assembling system.

I. Frame erecting system

Pembangunan kapal dengan menggunakan sistem ini mungkin bisa dibilang pembangunan kapal dengan sistem kuno yang mana sistem ini dulunya memang umum digunakan sebelum tahun 1950. Akan tetapi sekarang ini masih ada sebagian galangan kecil yang masih menerapkan pembangunan kapal dengan menggunakan sistem ini.

1. Keel layingLunas adalah pondasi dari struktur kapal. Lunas memiliki dua jenis, yakni lunas

batang dan lunas pelat. Lunas batang biasanya digunakan untuk kapal-kapal yang terbuat dari kayu sedangkan lunas pelat biasanya digunakan untuk kapal baja. Peletakan lunas merupakan awal dari proses konstruksi pembangunan kapal, yang biasanya akan diadakan suatu ceremony karena merupakan hari kelahiran kapal. Biasanya untuk kapal kayu diawali dengan pembuatan rangka lunas kapal. Sedangkan untuk baja pelaksanaan peletakan lunas kapal ditandai dengan pengelasan pertama. Umur kapal dihitung sejak tanggal peletakan lunas (keel laying) yang dilakukan di galangan kapal (shipyard).

2. Fabrication of bottom shell platingPenyusunan pelat alas dari kapal setelah peletakan lunas dilakukan dimana

penyusunan pelat alas tersebut harus menjagaalignment penyusunannya karena bottom shell plating nantinya akan menjadi dasar dari kapal tersebut. Bottom shell plating itu merupakan hal yang penting dalam sebuah konstruksi badan kapal, karena fungsinya yakni secara efektif menghalangi masuknya air laut, mengatasi tegangan yang dihasilkan dari tekanan tegak lurus air ke pelat kulit, mengatasi stress bending yang diakibatkan oleh adanya terusan air laut. Konstruksi dasar harus memenuhi persyaratan klasifikasi. Konstruksi dasar harus mampu menahan beban yang bekerja pada bagian dasar atau alas, sehingga ketika kapal beroperasi tidak timbul momen bending yang terjadi pada pelat kulit dasar.

3. Construction of double bottomKonstruksi dari double bottom dibagi menjadi dua, yakni ada konstruksi secara

melintang dan konstruksi memanjang. Struktur konstruksi alas ganda pada sistem konstruksi melintang yakni pada bagian melintang terdapat wrang-wrang atau floors, yang mana wrang tersebut adalah pelat yang dipasang melintang pada alas kapal sebagai tumpuan pelat alas dan pelat alas dalam. Untuk mempermudah penyusunan muatan dan juga pembuatannya, maka floor dibuat mendatar pada sisi atasnya. Jenis wrang atau floor itu sendiri terbagi menjadi tiga yakni plate floor, open floor, dan watertight floor. Untuk mendapatkan kekuatan memanjangnya maka dipasang pembujur sebagai tumpuan wrang-wrang tersebut. Pembujur tersebut adalah penumpu tengah (centre girder) dan penumpu samping (side girder). Untuk konstruksi alas ganda dengan sistem konstruksi memanjang, kerangka alas gandanya terdiri atas penumpu tengah, penumpu samping, pembujur alas, dan pembujur alas dalam. Peletakan wrang tidak boleh melebihi lima kali jarak gading. Pemasangan wrang pelat harus membentuk cincin kekuatan konstruksi yang berkesinambungan dengan balok besar dan gading besar.

Page 2: tugas TEKPROD 1

4. Frame erection from stern to stemPenggabungan gading dari buritan sampai ke haluan, dimana gading - gading tersebut

nantinya kan dihubungkan dengan pelat sisi dari badan kapal . Selain gading biasa yang menyusun badan kapal, ada gading tipe spesial yakni intermediate frame, web frame, deep frame, open frame, dan intercostal frame.

5. Fitting of side shell plating to frames Pelat-pelat kulit kemudian disambung menjadi lajur yang terdapat pada bagian badan

kapal ini disebut dengan ship shell. Setelah tahap awal pembangunan kapal yang dimulai dari pembangunan double bottom, tahap selanjutnya adalah pemasangan gading-gading beserta braketnya. Jika proses pengerjaan ini selesai maka dimulailah tahap peletakkan pelat kulit pada gading di tiap sisi kapal sehingga nantinya akan mulai terbentuk badan kapal.

6. Fabrication of deck constructionSetelah konstruksi dasar dan konstruksi sisi kapal selesai di bangun,maka

pembangunan geladakdari kapal bisa dilakukan. Bagian dari bagian paling atas geladak menerus dinamakan dengan main deck atau geladak cuaca. Konstruksi dari geladak ada dua macam yaitu konstruksi melintang dan konstruksi memanjang. Pada bagian geladak terdapat beberapa macam penguatan-penguatan yaitu berupa balok geladak, braket, balok besar, kantilever. Penguatan-penguatan tersebut disusun berdasarkan jenis dari konstruksi yang digunakan. Terkadang konstruksi geladak yang terpotong oleh bukaan pada bagian geladak seperti lubang palkah, maka konstruksi pada bagian tersebut harus diperkuat, bisa juga dengan menggunakan kantilever atau menggunakan pilar yang menguhubungkan alas dalam dan geladak, kekuatan pillar – pillar tersebut ditentukan oleh antar lain jumlah pilar dalam satu deret lebar kapal, jarak antar pilar, panjang dari pillar, tipe dari geladaknya, dan berat total muatan diatas pilar. Biasanya terdapat sekat yang membatasi antara ruang yang satu dengan ruang yang lainnya. Sekat itu sendiri terbagi menjadi tiga tipe yakni watertight bulkhead, oil-tight bulkhead, dan ordinary bulkhead. Biasanya untuk watertight bulkhead setidaknya ada tiga atau empat buah yang terpasang dalam suatu kapal. Jika kamar mesin ditengah sekat terdiri dari dua sekat membatasi kamar mesin, after peak bulkhead, dan collision bulkhead.

7. Fitting of superstructure and deck houseSetelah konstruksi geladak selesai dibangun tahap selanjutnya adalah pembangunan

bangunan atas kapal dan rumah geladak. Bangunan atas kapal itu dapat meliputi forecastle (bangunan atas pada haluan kapal), poop (bangunan atas pada buritan kapal), dan jembatan. Yang dinamakan forecastle adalah bangunan atas kapal yang mempunyai lebar selebar kapal pada posisi itu atau minimum 0.96 dari lebar kapal pada posisi itu (B’), kalau kurang dari 0.96 B’ maka disebut rumah geladak. Bagian paling penting pada bangunan atas di area midship adalah struktur memanjangnya yangmana akan berkonstribusi langsung pada konstruksi kekuatannya. Bagian-bagian itu adalah bridge deck, pelat sisi, dan bagian-bagian penguat memanjang kapal.Konstruksi dari rumah geladak tidak difungsikan sebagai kekuatan utama kapal, karena rumah geladak hanya terkena tegangan local (local stresses).

Page 3: tugas TEKPROD 1

8. LaunchingPeluncuran kapal yang biasa digunakan adalah dengan sistem end launching ataupun

side launching. Pada saat peluncuran untuk end launching yakni sumbu memanjang kapal yang terletak tegak lurus garis pantai dan biasanya kapal diluncurkan dengan buritan terlebih dahulu. Untuk peluncuran side launching, sumbu memanjang kapal sejajar dengan garis pantai.

Pada umumnya pembangunan suatu kapal dilakukan di darat, diatas seperangkat balok lunas (keel blocks). Dimana balok-balok lunas ini, dapat dipasang pada suatu landasan beton permanen (building berth), atau dapat juga di tanah yang telah diperkuat. Ketika kapal akan diluncurkan, dipasanglah peralatan luncur pada building berth tadi. Setelah peralatan peluncuran siap, berat kapal dipindahkan dari balok-balok lunas ke sepatu luncur dan landasan luncur, sedang ujung darat kapal masih dalam keadaan terikat. Kemudian ikatan ujung ini segera dipotong atau dilepas dan kapal akan meluncur karena beratnya sendiri sampai terapung di air.

9. Installation of machineries Tahap selanjutanya adalah pemansangan mesin-mesin pada kapal. Pada tahap ini

mesin dihubungkan dengan komponen-komponen lain yang mendukung operasional kapal yang sebelumnya mesin induk dan mesin bantu sudah terpasang didalam kapal sebelum kapal tersebut diluncurkan.

9.1. Instalasi permesinanInstalasi permesinan harus sesuai dengan peraturan badan klasifikasi dan

persyaratan keselamatan dari Departmen Jenderal Perhubungan Laut dan Peraturan Pemerintah lain yang berlaku. Instalasi Mesin Induk dan Mesin Bantu (M/E dan A/E) dapat dilaksanakan setelah blok-blok sampai geladak disambung dengan baik. Karena perkiraan kedatangan permesinan tersebut memerlukan waktu lama (melebihi jadwal peluncuran, maka instalasi permesinan tersebut dilaksanakan setelah peluncuran kapal (floating condition) dan setelah melalui prosedur pengujian seperti pengujian di pabrik pembuat (manufacturer shop test). Penyetelan mesin induk ini dengan mempertimbangkan sudut kemiringan poros propeller, persyaratan ketebalan bantalan dudukan mesin (chock fast).

Page 4: tugas TEKPROD 1

9.2 Instalasi system propulsiPada kapal perintis (Coaster) pemasangan poros dan ukurannya sesuai dengan

peraturan badan klasifikasi dimana tabung poros terbuat dari cast steel/black steel pipe. Sedangkan pada Tug Boat, sistem propulsi menggunakan tipe SRP (Steerable Rudder Propeller) dengan instalasi terdiri dari 2 macam, yaitu melalui bottom (bawah) pada saat kapal docking, dan yang tipe kedua melalui atas deck dengan menggunakan crane. Metode pemasangan pertama menggunakan teknik katrol secara perlahan dengan posisi SRP di letakkan dibawah lambung hingga terpasang secara vertikal.

Page 5: tugas TEKPROD 1

10. Ship outfittingSetelah tahap-tahap diatas selesai maka hal yang dilakukan selanjutnya adalah

melengkapi peralatan-peralatan kapal, seperti perlengkapan pipa, kabel-kabel elektrik, pemasangan peralatan mesin jangkar, dan lain sebagainya.

10.1 Instalasi system perpipaanPeralatan dalam sistem perpipaan terdiri dari pipa, katup (valve), flen, filter,

fitting, pompa, dan lain-lain. Jadwal pemasangan sistem perpipaan ini dimulai setelah penyambungan antar block. Sistem perpipaan pertama yang dipasang adalah sistem bilga dan ballast, sea chest, dan cross pipe-nya dan sistem ini terpusat di kamar mesin dan selanjutnya sistem pipa pendingin, pemadam kebakaran dan lain-lain. Tahapan instalasi pipa mulai dari persiapan muka las, penyetelan (fit-up), dan pengelasan. Penyambungan antar pipa dengan flen harus memperhatikan perapihan las-lasan di sekitar flen dan ujung pipa yang disambung, digerinda agar tidak menambah hambatan aliran fluida dan mengurai tingkat laju korosi di daerah tersebut. Fungsi dan kekedapan katup di tes secara individu sebelum disambung dengan sistem perpipaan. Untuk pompa dilakukan tes kapasitas dan head-nya sesuai dengan aturan pengujian tekanan.

Page 6: tugas TEKPROD 1

10.2 Instalasi system kelistrikan dan navigasiJaringan listrik dan panel-panelnya mulai dipasang setelah peluncuran kapal

dan bertahap mengikuti pemasangan blok rumah kemudi (Wheel House). Instalasi peralatan dan perlengkapan navigasi mengikuti panduan teknisi dari pabrik pembuat/supplier dan dilaksanakan setelah instalasi blok rumah kemudi (Wheel House )dan sebagaian interiornya. Penetrasi kabel-kabel yang menembus sekat dibuat rapih dan kedap.

10.3 Instalasi peralatan perlengkapan geladak

Instalasi-instalasi ini mencakup: Jangkar, rantai, dan tali temali Mesin Jangkar (Hydraulic System)

Peralatan tambat Peralatan Kemudi (Hydraulic dan manual untuk emergency) Perlengkapan Komunikasi dan Navigasi GMDSS :

- VHF Radio- MF/HF Radio

- INMARSAT-C MES

- Radar Transporder

- NAVTEX Receiver

- EGC Receiver

Page 7: tugas TEKPROD 1

- Two-way VHF Receiver Perlengkapan keselamatan

- Sekoci Penolong (lifeboat)- Rakit Penolong (liferaft)- Gelang Pelampung (lifebuoy)- Baju Penolong (lifejacket)- Peralatan Pelempar Tali Otomatis- Dan Peralatan lain yang memenuhi persyaratan.

Perlengkapan Pemadam Kebakaran Instalasi lampu-lampu penerangan di tiap deck dan ruangan

Instalasi lampu-lampu navigasi sesuai ketentuan COLREG.

11. Sea trial

Tahap ini dilakukan untuk mendemonstrasikan performance dan kecukupan kapal yang tidak bisa dilaksanakan di galangan. Test-test yang dilaksanakan pada tahap ini meliputi speed-power standardization test; economy power test; full power endurance test; ahead stering and maneuverability test; quick reversal astern and head reach; astern stering test; quick reversal ahead and stern reach; anchor windlass test; distilling plant test; dan callibration of navigation equipment.

12. Delivery

Setelah kapal menjalani serangkaian test yg dilakukan oleh kru, surveyor dan pihak-pihak yang terkait lainnya jika pengujian tersebut telah memenuhi persyaratan yang berlaku maka kpal akan diserahkan dari pihak galangan ke ship owner. Serah terima kapal dilakukan ditempat sesuai yang ditetapkan dalam kontrak.Serah terima dilaksanakan sesuai rencana dalam jadwal pelaksanaan pekerjaan (time schedule) dan direncanakan tidak lebih dari 450

Page 8: tugas TEKPROD 1

hari kalender. Mobilisasi kapal ke tempat serah terima menjadi tangung jawab pihak galangan.

2. BLOCK ASSEMBLING SISTEM

Di era saat ini, umumnya dalam membangun suatu kapal menerapkan block assembling system. Sejarah diterapkannya sistem ini yakni dahulu pada masa perang dunia II, pembangunan kapal baru sangat dibutuhkan secepat mungkin, akhirnya tercipta suatu inovasi bahwasannya untuk membangun suatu kapal bisa dengan cara penggabungan suatu blok-blok yang nantinya akan dilas untuk penggabungannya. Pada sistem ini juga menggunkan teknik-teknik pengelasan yang baru.Konstruksi lambung dibagi kedalam banyak bagian, bergantung pada kapasitas kran yang ada di suatu galangan tersebut, yang mana satu bagian tersebut biasa disebut dengan block, unit, atau sub-assembly. Dan pada setiap pembangunan masing-masing blok tersebut tidak saling bergantungan artinya, pembangunan setiap blok itu dapat dilakukan secara independent atau terpisah. Block-block yang telah selesai dibuat tersebut nantinya akan diposisikan ke building berth dan kemudian dilas antara yang satu dengan yang lainnya. Proses penggabungan tiap blok ini dimulai dengan bagian alas (bottom), kemudian bagian sisi, dan yang terakhir adalah konstruksi geladak. Dalam pengerjaan perlengkapan kapal bisa dilaksanakan setelah penyelesaian konstruksi badan kapal, akan tetapi untuk dapat mempercepat proses pembuatan kapal maka proses perlengkapan kapal itu dapat dilakukan pada saat pembangunan blok itu sendiri.

Sistem control assembly

Page 9: tugas TEKPROD 1

Untuk dapat merefleksikan cara-cara dan metode kontol akurasi dimensi pada tiap metode assembly, berikut ini sebagai awal contoh metode assembly;

1. Metode panel and parts assembly , secara berurut tahap-tahap pelaksanaannya adalah sebagai berikut

a. Pemasangan dan penyambungan pelat-pelat b. Marking and cuttingc. Pemasangan pembujur dan pelintangd. Tacking dan pengelasan pembujur dan pelintang

2. Metode pro-fitting longitudinals assembly dengan urutan sebagai berikut;a. Pemasangan dan penyambungan pelat-pelat b. Marking and cuttingc. pembujur longitudinald. Pemasangan, tacking, dan pengelasan pelintang

3. Metode egg box framing assembly, secara berurut dapat diuraikan sebagai berikut;a. Pemasangan dan penyambungan pelat-pelat b. Marking and cuttingc. Pemasangan, tacking, dan pengelasan framing-pembujur dan pelintang-.d. Pemasangan, tacking, dan pengelasan framed assembly diatas

Dan sebagai saran kontrol pada saat pelaksanaan pekerjaan assembly, digunakan peralatan bantu untuk mengurangi terjadinya penyimpangan dimensi akibat proses-proses kerja assembly yang telah disebutkan diatas. Umumnya jenis peralatan bantu kerja sebagai saran kontrol tersebut adalah sebagai berikut;

1. Face alignment pieces, untuk meyakinkan kelurusan/kedataran permukaan sambungan pelat.

2. Wandal pieces, digunakan untuk menarik/mendekatkan sisi sambungan pelat panel-block.

3. Portal pieces –penekan-, digunakan untuk memasang pembujur dan pelintang dengan baik dan tepat sesuai dengan ketentuan.

4. Run-off tab, digunakan dengan memasangnya pada kedua ujung pengelasan butt join untuk mencegah penyimpangan dimensi akibat pengelasan pada bagian ujung-ujung.

5. Strong-back/penahan, digunakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dimensi akibat deformasi pengelasan.

Berbagai macam bentuk konstruksi yang umumnya dibangun dalam tahap assembly:

1. Flat blocks.Merupakan block dengan konstruksi sederhana yang umumnya terletak di daerah pararel middle body badan kapal. Konstruksi ini terdiri dari pelat datar besar, pembujur, pelintang, dan girders. Dalam konstruksi flat blocks, kemungkinan adanya

Page 10: tugas TEKPROD 1

bagian konstruksi lengkung juga ada, seperti halnya pelat bilga, block deck kamar mesin dan sebagainya.

2. Curved blocksMerupakan konstruksi assembly dengan bentukan lengkung dan bagian-bagiannya sama dengan konstruksi flat blocks, yaitu pelat lengkung besar, pembujur, pelintang, dan girders. Dasar bentuk lengkungnya adalah bentuk lengkung pelatnya yang diperkuat oleh pembujur dan pelintang dengan bentuk lengkungannya mengikuti bentuk lengkung pelat.

3. Grand assembly blocksKonstruksi ini merupakan gabungan block-block, baik antar flat blockmaupun antar curved block ataupun gabungan antara keduanya. Dalam konstruksi ini terdapat jenis-jenis konstruksi gabungan block tersebut yang umumnya terdiri dari, L type dan U type. Penyebutan atas jenis-jenis konstruksi diatas merupakan refleksi atas bentuk-bentuk konstruks yang dihasilkan dari penggabungan block tersebut.

Tahap sub assembly Pada tahap sub assembly terdapat kegiatan pekerjaan antara lain yakni fitting, welding, marking akhir, dan finishing. Maka pelaksanaan pemeriksaan mutunya dilakukan pada tiap tahapan tersebut.Dan yang lebih mendapat perhatian disini adalah tahap pelaksanaan fitting karena merupakan pekerjaan penentu untuk tahap selanjutnya sesuai dengan posisi members, dimana bila terjadi kesalahan perbaikan yang harus dilaksanakan memerlukan waktu dan biaya operasi yang cukup besar.Pekerjaan pengelasan di bengkel sub assembly akan dapat mengurangi jumlah pekerjaan pengelasan di bengkel assembly. Pemeriksaan hasil pekerjaan di bengkel sub assembly dilakukan oleh bengkel dan Dalmut Divisi. Sebagai pegangan dalam pemeriksaan adalah working drawing, material list dan standaryang telah ditentukan.

Tahap assembly Tahap ini merupakan tahap perakitan blok/seksi yang berasal dari sub assembly dan bengkel fabrikasi. Pada tahap assembly ini pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan structural, pemeriksaan hasil pengelasan, dan pemeriksaan deformasi.Sebagai pedoman dalam melakukan pemeriksaan adalah gambar kerja, material list, dan standar yang ditentukan.Pemeriksaan dalam tahap ini dilakukan oleh bengkel, Dalmut Divisi, Quality Control & Assurance serta badan klasifikasi.

Tahap fabrikasiPada tahap fabrikasi dimana merupakan suatu proses pembuatan bagian badan kapal terdidir dari tiga tahapn proses yaitu marking, cutting, dan bending. Pengawasa kualitas pada tahap fabrikasi merupakan tahap awal dari kegiatan pengawasan mutu hasil produksi pada tahap selanjutnya.Ruang lingkup pengendalian mutu pada tahap ini meliputi, identifikasi material, pemeriksaan penandaan, pemeriksaan pemotongan, dan pemeriksaan pembentukan.

1. Identifikasi materialIdentifikasi material adalah usaha/tindakan pemeriksaan yang akan dipakai,

dimana disesuaikan dengan charge no, klasifikasi, dimensi pelat, dan profil. Demikian juga dengan kondisi permukaan material seperti ptting, flaking, laminasi,

Page 11: tugas TEKPROD 1

dll.Selanjutnya hasil pemeriksaan dicatat, dalam suatu laporan pemeriksaan (check sheet) sekaligus perbaikannya.Pemeriksaan dilakukan bersama-sama dengan Kabeng dan Dalmut Divisi. Material pelat dan profil yang akan dilakukan pemeriksaan oleh QC/A selanjutnya QC/A mengundang klasifikasi untuk melakukan pemeriksaan material. Pemeriksaan kondisi permukaan material ini meliputi cacat-cacat yang terjadi pada permukaan pelat, seperti pitting, flanking, profil yang bengkok atau lengkung.

2. Penandaan Ini adalah proses penandaan pada permukaan pelat yang akan mengalami

pengerjaan sepanjang ketentuan tanda kerjanya. Sehingga secara umum proses marking ini dapat dimasukkan sebagai pelaksanaan pemindahan dimensi-dimensi untuk ukuran-ukuran dari gambar kerja yang berasal dari mudflot. Pemindahan dimensi dan ukuran dilakukan seakurat mungkin karena kesalahan dari marking tidak hanya menyebabkan ditolaknya pemakaian material akan tetapi juga akan menambah material yang terbuang. Pemeriksaan penandaan dilakukan oleh bengkel dan Dalmutu Divisi Niaga.Semua penandaan yang ada pada material diperiksa dengan didasarkan pada marking list table, cutting plan, material list, mal tamplate, dan mal film. Disamping memeriksa tanda-tanda pada material , juga dilakukan pemeriksaan ukuran yang ada di material dengan menggunakan ukur meteran, penggaris, dan lain-lain untuk bentuk teratur, sedang untuk bentuk yang tidak teratur, memakai mal atau mal film.

3. PemotonganUntuk proses cutting ini diberikan suatu standar pekerjaan dimana ditujukan

untuk memberikan kestabilan akan standar mutu pekerjaan serta mengurangi terjadinya pekerjaan tambahan akibat penyimpangan dimensi cutting. Oleh karena itu makan para pelaksan diharusakan melakukan pemeriksaan atas hasil-hasil pekerjaan sesuai standar yang digunakan.Dari hasil pemotongan yang dilakukan pelaksana, selanjutnya dilakukan pemeriksaan oleh bengkeldan Dalmutu Divisi, dimana semua ukuran elemen dan kondisi material yang telah dipotong diperiksa dengan membandingkan ketentuan standar yang ada. Proses pengerjaan cutting banyak dipengaruhi beberapa hal yang berhubungan dengan proses pemotongan itu sendiri., dimana hal ini akan menyebabkan berubahnya dimensi material serta kondisi material akibat pemotongan (cacat-cacat). Hal-hal yang mempengaruhi tersebut antara lain yakni kerf, notch, kekasaran permukaan, kecepatan potong terlalu rendah, panas awal tidal cukup, panas awal berlebihan, kecepatan pemotongan berubah-ubah, kecepatan pemotongan terlalu tinggi, posisi nozzle terlalu tinggi.

4. Pembentukan Material profil yang telah dipotong dan diperiksa oleh Kabeng dan Dalmutu

Divisi kemudian diadakan pembandingan/pembentukan sesuai dengan gambar kerja, dalam hal ini material yang tidak membutuhkan bentuk lengkung seperti bulkhead,

Page 12: tugas TEKPROD 1

floor dan lain=lain langsung menuju proses selanjutnya. Pengecekan atau pemeriksaan hasil pembentukan yang mana setelah melewati pembentukan dengan proses dingin atau panas (fairing) berpedoman pada mal kayu atau mal film yang telah diberi tanda untuk pedoman pemeriksaan, dimana ketelitian ukuran tetap diadakan pemeriksaan oleh karena adanya penyusutan material. Setiap jenis pelat atau profil mempunyai tingkat penyusutan yang berbeda-beda dengan spesifikasi atau sifat-sifat material tersebut. Pengecekan atau pemeriksaan hasil pembentukan dilakukan oleh bengkel dan Dalmutu Divisi untuk intern bengkel dan selanjutnya oleh surveyor QC/A untuk sistem informasi standar serta untuk persiapan pemeriksaan surveyor classs-owner. Hasil pemeriksaan dimasukkan kedalam laporan pemeriksaan yang memuat hasil pekerjaan baik atau ada penyimpangan ukuran maupun adanya kesalahan pembentukan dan bila ada kesalahan maka diadakn perbaikan atau gantibaru sesuai dari Dalmutu Divisi.

Penjelasan Gambar

1. Keel laying

Keel laying adalah proses awal dalam pembangunan kapal, dimana ini merupakan pertama kali tahap pembangunan kapal yakni berupa peletakkan lunas. Dimana lunas ini menjadi dasar dalam konstruksi kapal. Ada dua jenis bentuk keel yang umum digunakan yakni Bar keel dan plat keel. Bar keel merupakan lunas yang berbentuk batang, biasanya digunakan untuk kapal kayu, sedangkan untuk plat keel biasanya digunakan untuk kapal yang terbuat dari material baja. Keel yang digunakan dalam pembangunan kapal ini harus memenuhi persyaratan konstruksi dan kekuatannya.

2. Assembly of Bottom Shell Plating

Setelah Keel laying berhasil dilakukan, maka tahap berikutnya dilanjutkan pada pemasangan pelat alas. Pada pemasangan pelat alas ini tidak main – main, harus memperhatikan ketepatan dari penyambungan pelat satu dengan pelat yang lain, proses pengelasan yang sesempurna mungkin untuk menghindari kebocoran akibat pengelasan yang menimbulkan lubang pada bagian alas, ataupun pengelasannya belum sempurna sehingga tidak kuat menahan beban yang besar, serta kelurusan dari pemasangan pelat alas yang perlu diperhatikan pula.

3. Completion of bottom Shell Plating

Pada tahap ini, struktur yang menyusun dasar kapal sudah dapat terlihat bentuknya dengan pemasangan keel, pelat alas serta dilengkapi juga dengan lajur pelat bilga.Lajur pelat bilga memiliki bentuk seperempat lingkaran.

4. Fitting of Double Bottom Members

Page 13: tugas TEKPROD 1

Tahap ini, merupakan tahap pemasangan konstruksi penyusun alas dalam, berupa pemasangan penguat – penguat alas dalam yaitu antara lain berupa solid floor dan girder (penumpu). Girder terbagi menjadi dua yakni center girder (penumpu tengah) dan side girder (penumpu sisi).Tebal dari masing – masing penguat tersebut harus memenuhi beban maksimal yang bekerja pada alas dalam.Ada dua konstruksi yang dapat diaplikasikan pada konstruksi alas, yakni berupa konstruksi melintang dan konstruksi memanjang. Pada konstruksi memanjang penegarnya berupa bottom transverse, pembujur alas, center girder dan side girder. Sedangkan pada konstruksi melintang penegarnya berupa floor, center girder dan side girder. Tinggi dari double bottom minimal adalah 600mm.

5. Assembly of Inner Bottom Plating

Setelah konstruksi penguatan alas dalam terpasang, maka tahap berikutnya yaitu pemasangan pelat alas dalam, tebal dari pelat alas dalam harus memenuhi perhitungan beban maksimal yang bekerja pada alas dalam sesuai dalam perhitungan BKI volume II.

6. Completion of Double Bottom

Pada tahap ini, proses pemasangan pelat alas dalam disempurnakan sehingga seluruh bagian dari alas dalam sudah terpasangi oleh pelat. Setelah seluruh pelat terpasang barulah dapat dilakukan pemasangan konstruksi sisi dan nantinya dilanjutkan dengan pemasangan konstruksi geladak.

7. Fitting of Side Frames

Pada tahap ini, dilakukan pemasangan gading – gading yang memperkuat konstruksi sisi kapal.Pada umumnya konstruksi ini terdapat system penguatan berupa gading biasa, gading besar, pelintang sisi pembujur sisi dan senta sisi. Penggunaan penguatan – penguatan tersebut tidak digunakan seluruhnya akan tetapi didasarkan pada jenis konstruksi yang digunakan pada lambung kapal. Jika konstruksi memanjang maka menggunakan pembujur sisi, pelintang sisi dan senta sisi.Jika menggunakan konstruksi melintang maka menggunakan gading, gading besar, dan senta sisi. Pemasangan gading – gading pada konstruksi melintang kapal akan diperkuat oleh bracket yang dipasang pada sisi atas dan sisi bawah gading. Pada proses ini, harus diperhatikan pula bagaimana hubungan dari konstruksi yang membentuk cincin kekuatan, yaitu antar wrang pelat, gading besar, dan balok besar. Apakah ketiganya terbentuk dengan saling terhubung ataukah malah sebaliknya.

8. Completion of Frame Erection

Pada Tahap ini, keseluruhan gading harus terpasang pada konstruksi kapal yang nantinya akan dilanjutkan pada pemasangan pelat sisi kapal.

9. Assembly of Shell Plating

Page 14: tugas TEKPROD 1

Setelah seluruh gading telah terpasang, maka gading – gading tersebut akan dihubungkan oleh pelat, dimana pelat tersebut merupakan badan kapal. Pelat yang terpasang pada bagian sisi kapal harus memenuhi beban maksimal yang bekerja pada sisi kapal (Ps) sesuai dengan perhitungan beban peraturan BKI volume II

10. Fitting of Deck Beams, Girders, and Hold Pillars

Pada tahap ini dilakukan pemasangan konstruksi yang menyusun geladak kapal, konstruksi tersebut diantaranya berupa Balok geladak, girder, pillar, kantilever, strong beam, pembujur geladak dan pelintang geladak.Jika konstruksi yang menyusun geladak berupa konstruksi melintang maka penegarnya terdiri dari balok geladak, balok besar, Kantilever (Untuk lubang palkah)/ bisa juga menggunakan penguatan pilar, dan penumpu geladak (side girder dan center girder).Jika konstruksi yang menyusun geladak berupa konstruksi memanjang maka penegarnya terdiri dari deck transverse, pembujur geladak, dan penumpu geladak.Konstruksi yang direncanakan harus sekuat dan seefisien dalam menyusun geladak.

11. Fitting of Deck Plating

Setelah konstruksi geladak terpasang pada kapal, tahap selanjutnya yaitu pemasangan pelat geladak.Tebal pelat geladak yang dipilih harus memnuhi beban maksimal yang bekerja pada geladak (Pd) berdasarkan perhitungan beban geladak sesuai peraturan BKI volume II.

12. Completion of Cargo Hold

Tahap ini merupkan proses penyempurnaan dari konstruksi yang menyusun badan kapal pada bagian ruang muat, sehingga berdasarkan gambar terdapat lubang palkah yang digunakan sebagai akses loading-unloading muatan.

Page 15: tugas TEKPROD 1

The General Flow of Building Process

1. Keel laying

Merupakan proses awal pembangunan kapal baru, proses ini bersifat simbolik dari awal pembangunan kapal. Persyaratan biasanya ditentukan oleh badan class ataupun owner kapal. Ketentuan yang biasa dipakai adalah 10% gross tonage dari DWT kapal. Pada Block Assembly System peletakan lunas atau Keel Laying hanya berupa ceremonial saja, tanpa ada pengerjaan yang sebenarnya.

2. Fabrication of Bottom Construction Blocks

Pada tahap ini masing-masing block mulai dibangun dimulai dari bottom construction. Pertama adalah pemasangan pelat alas. Pada pemasangan pelat alas ini tidak main – main, harus memperhatikan ketepatan dari penyambungan pelat satu dengan pelat yang lain, proses pengelasan yang sesempurna mungkin untuk menghindari kebocoran akibat pengelasan yang menimbulkan lubang pada bagian alas, ataupun pengelasannya belum sempurna sehingga tidak kuat menahan beban yang besar, serta kelurusan dari

Page 16: tugas TEKPROD 1

pemasangan pelat alas yang perlu diperhatikan pula. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan double bottom dan diteruskan sampai inner bottom plate.

Page 17: tugas TEKPROD 1

3. Installation of Bottom Blocks on The Building BerthSetelah proses pembangunan bottom construction selesai dikerjakan, lalu

bottom contruction ini dipindah ke building berth.

Page 18: tugas TEKPROD 1

4. Fabrication of Side Construction BlockSetelah pembangunan bottom construction selesai, proses pembangunan kapal

dilanjutkan dengan pembangunan side construction. Pada tahap ini, dilakukan pemasangan gading – gading yang memperkuat konstruksi sisi kapal.Pada umumnya konstruksi ini terdapat system penguatan berupa gading biasa, gading besar, pelintang sisi pembujur sisi dan senta sisi. Penggunaan penguatan – penguatan tersebut tidak digunakan seluruhnya akan tetapi didasarkan pada jenis konstruksi yang digunakan pada lambung kapal. Setelah seluruh gading telah terpasang, maka gading – gading tersebut akan dihubungkan oleh pelat, dimana pelat tersebut merupakan badan kapal.

Page 19: tugas TEKPROD 1

Daftar Pustaka: “Practical shipbuilding”g by Ir. G. DE ROOIJ, MRINA tahun 1961 The Nederlands:

Koninklijke Drukkerij Van de Garde N. V., Zaltbommel “Motor Penggerak Kapal dan Mesin Bantu” oleh Ir. Murdijanto, M. Eng 2005 ITS “Ship Production” oleh Ir. Soejitno Diktat Teori Bangunan Kapal II