tugas teknik peledakan

26
TUGAS TEKNIK PELEDAKAN PEMBORAN UNTUK PRODUKSI DALAM TAMBANG DAN PERALATAN Disusun oleh : DONGAN SIO SIMORANGKIR 0809045013 EKKY PUTRA. S 0709045068 TEUKU ADIL ABDILLAH 0709045065 TYAS KANASTRENINGSIH WAWAN KARNAWAN 0709045086 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN

Upload: reynold-kevin

Post on 30-Nov-2015

116 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Teknik Peledakan

TUGAS TEKNIK PELEDAKAN

PEMBORAN UNTUK PRODUKSI DALAM TAMBANG DAN

PERALATAN

Disusun oleh :

DONGAN SIO SIMORANGKIR 0809045013

EKKY PUTRA. S 0709045068

TEUKU ADIL ABDILLAH 0709045065

TYAS KANASTRENINGSIH

WAWAN KARNAWAN 0709045086

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2011

Page 2: Tugas Teknik Peledakan

PEMBORAN UNTUK PRODUKSI DALAM TAMBANG DAN PERALATAN

Dalam suatu kegiatan peledakan, pekerjaan awal yang harus dilakukan adalah kegiatan

pengeboran untk menyiapkan lubang ledak dengan menggunakan alat bor. Inti dari kegiatan

peledakan adalah menghancurkan atau mengurai material keras. Peledakan dilakukan apabila

alat mekanis tidak mampu lagi menghancurkan material yang keras dan tuntutan waktu produksi

yang cepat.

Sistem pemboran berdasarkan dengan tingkat keterterapannya dibagi menjadi 8 (delapan)

macam yaitu :

1. Mekanik : perkusif, rotari, rotari-perkusif

2. Termal : pembakaran, plasma, cairan panas, pembekuan

3. Hidroulik : pancar (jet), erosi, cavitasi

4. Sonik : vibrasi frekuensi tinggi

5. Kimiawi : microblast, disolusi

6. Elektrik : elektric arc, induksi magnetis

7. Seismik : sinar laser

8. Nuklir : fusi, fisi

Meskipun banyak sistem pemboran yang dapat dipilih, kegiatan pemboran untuk

penyediaan lubang ledak pada saat ini umumnya dilakukan dengan mesin sistem mekanik

(perkusif, rotari, dan rotari-perkusif) dengan berbagai ukuran dan kemampuan, tergantung pada

kapasitas produksi yang diinginkan yang didasarkan pula pada pertimbangan teknik dan

ekonomi, sistem pemboran secara mekanik lebih applicable daripada sistem pemboran yang

lain.

Dalam pemilihan alat bor untuk tambang terbuka yang memakai metode peledakan jenjang,

maka faktor-faktor ukuran dan kedalaman lubang ledak, jenis batuan, kondisi lapangan dan lain

sebagainya harus selalu diperhatikan.

Faktor-faktor yang merupakan kerugian bagi pengeboran pada jenjang yang tinggi adalah :

Kehilangan tenaga pada sambungan-sambungan batang bor (drill-steel).

Deviasi dalam pengeboran, yaitu lubang ledak menyimpang dari arah yang

direncanakan.

Page 3: Tugas Teknik Peledakan

Komponen Operasi dari Sistem Pemboran 

Ada 4 komponen fungsional utama dari sistem pemboran. Fungsi ini berhubungan dengan

penggunaan energi pada sistem pemboran di dalam pengeboran batuan dengan cara sebagai

berikut :

• Mesin bor sebagai sumber energi dan penggerak utama yang mengkonversikan energi dari

bentuk asal (fluida, elektrik, pnuematik, atau penggerak mesin combustion) ke energi mekanik

untuk menggerakkan sistem.

• Batang bor (rod) mentransmisikan energi dari penggerak utama ke mata bor (bit).

• Mata bor (bit) adalah pengguna energi didalam sistem, menyerang batuan secara makanik

untuk melakukan penetrasi.

• Sirkulasi fluida untuk membersihkan lubang bor, mengontrol debu,mendinginkan bit dan

kadang-kadang menstabilkan lubang bor.

Ketiga komponen pertama adalah komponen fisik yang mengontrol proses penetrasi,

sedangkan komponen keempat adalah mendukung penetrasi melalui pengangkatan cuttings.

Mekanisme penetrasi, dapat dikategorikan kedalam 2 golongan secara mekanik yaitu rotasi dan

tumbukan (percussion) atau kombinasi keduanya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi unjuk kerja pemboran :

1. Variabel Operasi, mempengaruhi keempat komponen sistem pemboran (drill, rod, bit

dan fluid). Variabel dapat dikontrol pada umumnya dan mencakup dua kategori dari

faktor-faktor kekuatan pemboran :

(a) tenaga pemboran, energi semburan dan frekuensi, kecepatan putar, daya dorong dan

rancangan batang bor.

(b) sifat-sifat fluida dan laju alirnya.

2. Faktor lubang bor, meliputi : ukuran, panjang, inklinasi lubang bor. Faktor ini

tergantung pada persyaratan dari luar, sehingga merupakan variabel bebas. Lubang bor di

tambang terbuka pada umumnya 15 - 45 cm (6-18 inch). Sebagai perbandingan, untuk

tambang bawah tanah 4-17,5cm (1,5-7 in.).

3. Faktor-faktor batuan, yaitu faktor bebas yang meliputi : sifat-sifat batuan, kondisi

geologi, keadaan tegangan yang bekerja pada lubang bor yang sering disebut sebagai

Page 4: Tugas Teknik Peledakan

drillability factors yang menentukan drilling strength dari batuan (kekuatan batuan untuk

bertahan terhadap penetrasi) dan membatasi unjuk kerja pemboran.

4. Faktor-faktor pelayanan, yang terdiri dari pekerja dan supervisi, ketersediaan tenaga,

tempat kerja, cuaca dan lain-lain. Faktor ini juga merupakan faktor bebas.

Parameter Performansi (Unjuk Kerja) 

Untuk memilih dan mengevaluasi sistem pemboran yang optimal, ada 4 parameter yang

harus diukur atau diperkirakan,yaitu :

1. Energi proses dan konsumsi daya (power)

2. Laju penetrasi

3. Lama penggunaan bit (umur)

4. Biaya (biaya kepemilikan + biaya operasi) 

Pemilihan suatu alat produksi haruslah melalui suatu prosedur yang telah didefinisikan

dengan baik. Hal ini merupakan persoalan rancangan rekayasa yang sebenarnya (True

Engineering Design) yang memerlukan suatu pertimbangan harga. Langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut :

1. Mendeterminasi dan menentukan spesifikasi kondisi-kondisi dimana alat bor akan

digunakan, seperti faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaan (pekerja, lokasi,

cuaca dan lain-lain) dengan konsiderasi keselamatan kerja.

2. Menetapkan tujuan untuk fase pemecahan batuan dari siklus operasi produksi kedalam

tonase, fragmentasi, throw, vibrasi dan lain-lain (mempertimbangkan batasan pemuatan

dan pengangkutan, stabilitas kemiringan lereng, kapasitas crusher, kuota produksi,

geometri pit, dll).

3. Atas dasar pada persyaratan peledakan, merancang pola lubang bor (ukuran dan

kedalaman lubang ledak, kemiringan, burden dan spasi).

4. Menentukan faktor drillability untuk jenis batuan yang diantisipasi, mengindentifikasikan

metoda pemboran yang mendekati kelayakan.

5. Men-spesifikasikan variabel operasi untuk tiap sistem dibawah pengamatan, meliputi :

mesin bor, batang bor, mata bor dan sirkulasi fluida.

Page 5: Tugas Teknik Peledakan

6. Memperhitungkan parameter unjuk kerja, termasuk ketersediaan alat, biaya dan

perbandingan. Mengamati sumber tenaga dan memilih spesifikasi. Item biaya yang besar

adalah mata bor, depresiasi alat bor, tenaga kerja, pemeliharaan, energi dan fluida. Umur

bit dan biaya merupakan hal yang kritis namun sulit untuk diproyeksikan.

7. Memilih sistem pemboran yang memuaskan semua persyaratan biaya keseluruhan yang

rendah dan memperhatikan keselamatan kerja.

Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pemboran

Kinerja suatu mesin bor dipengaruhi oleh faktor-faktor sifat batuan yang di bor,

rock drillability, geomeetri pemboran, umur dan kondisi mesin bor, dan ketrampilan

operator.

1. Sifat Batuan

Sifat batuan yang berpengaruh pada penetrasi dan sebagai konsekuensi pada pemiliha

metode pemboran, yaitu :

Kekerasan Batuan

Kekerasan adalah tahanan dari suatu bidang permukaan halus terhadap abrasi.

Kekerasan dipakai untuk mengukur sifat-sifat teknis dari material batuan dan

dapat juga dipakai untuk menyatakan berapa besarnya tegangan yang diperlukan

untuk menyebabkan kerusakan pada batuan. Kekerasan batuan merupakan fungsi

dari kekerasan, komposisi butiran mineral, porositas, dan derajat kejenuhan serta

merupakan hal yang utama yang harus diketahui untuk menentukan tingkat

kemudahan pemboran.

Klasifikasi Skala Mohs Kuat Tekan Batuan

(MPa)

Sangat Keras

Keras

+ 7

6 – 7

+ 200

120 - 200

Kekerasan

Sedang

4.5 – 6

3 – 4.5

60 - 120

30 - 60

Tabel 1.1Kekerasan Batuan dan Kekuatan Batuan

Page 6: Tugas Teknik Peledakan

Cukup Lunak

Lunak

Sangat Lunak

2 - 3

1 - 2

10 - 30

- 10

Kekuatan Batuan (strength)

Kekuatan mekanik suatu batuan adalah suatu sifat dari kekerasan terhadap gaya

luar, baik itu kekuatan staik maupun dinamik. Pada prinsipnya, kekuatan batuan

tergantung padakomposisi mineralnya.

Abrasivitas

Abrasivitas adalah sifat batuan untuk menggores permukaan mineral lain, ini

merupakan suatu parameter yang mempengaruhi keausan (umur) mata bor dan

batang bor. Faktor yang mempengaruhi abrasivitas batuan adalah:

▪ Kekerasan batuan

▪ Bentuk butir

▪ Ukuran butir

▪ Porositas batuan

▪ Ketidaksamaan penyusun batuan

Elastisitas

Sifat elastisitas batuan dinyatakan dengan Modulus Young (E), dan nisbah

Poisson (υ). Modulus elastisitas merupakan faktor kesebandingan antara tegangan

normal dengan regangan relatifnya, sedangkan nisbah Poisson merupakan

kesebandingan antara regangan lateral dengan regangan aksial. Modulus

elastisitas sangat tergantung pada komposisi mineralnya, porositas, jenis

perpindahan, dan besarnya beban yang diterapkan.

Plastisitas

Plastisitas batuan merupakan perilaku batuan yang menyebabkan deformasi tetap

setelah tegangan dikembalikan ke kondisi awal, dimana batuan tersebut belum

hancur. Sifat plastis tergantung pada komposisi mineral penyusun batuan.

Page 7: Tugas Teknik Peledakan

Tabel 1.2

Sifat Fisik Dan Mekanik dari Batuan Sedimen

Batuan Sedimen Modulus Elastisitas

104 x (MPa)

Nisbah

Poisson

Porositas

Dolomit 1,96 – 8,24 0,08 – 0,2 0,27 – 4,10

Limestone 0,98 – 7,85 0,1 – 0,2 0,27 – 4,10

Sandstone 0,49 – 8,43 0,066 – 0,125 1,62 – 26,40

Shale 0,8 – 3,0 0,11 – 0,54 20,0 – 50,0

Tekstur Batuan

Tekstur suatu batuan menunjukkan hubungan antaa mineral-mineral penyusun

batuan, sehingga dapat diklasifikasikan berdasarkan dari sifat-sifat porositas

ikatan antar butir, bobot isi, dan ukuran butir. Tekstur juga mampengaruhi

kecepatan pemboran.

Struktur Geologi

Penyesuaian kelurusan lubang ledak, aktivitas pemboran, dan kemantapan lubang

ledak dipengaruhi oleh struktur geologi seperti patahan, rekahan, kekar, bidang

perlapisan.

Karakteristik Pecahan

Karakteristik pecahan dapat digambarkan seperti perilaku batuan ketika dipukul.

Tiap-tiap tipe batuan mempunyai karakteristik pecah yang berbeda dan ini

berhubungan dengan tekstur, komposisi mineral, dan tekstur.

2. Rock Drillability

Drilabilitas batuan adalah temperatur mudah tidaknya mata bor melakukan penetrasi

ke dalam batuan. Drilabilitas batuan merupakan fungsi dari sifat batuan seperti

komposisi mineral, tekstur, ukuran butir dan tingkat pelapukan. Kecepatan Pemboran

dapat ditentukan oleh rumus :

V = kecepatan pemboran (m/mnt)

P = Rock Drill output power (KW)

d = Diameter lubang bor (mm)

V=31P/d1 . 4

Page 8: Tugas Teknik Peledakan

3. Geometri Pemboran

Geometri pemboran ini mencakup diameter, kedalaman, dan kemiringan lubang

tembak. Semakin besar diameter lubang berarti penampang lubang yang harus

ditembus semakin besar sehingga faktor gesekan juga semakin besar. Hal ini akan

sangat mempengaruhi kinerja mesin bor dalam arti kecepatan pemboran semakin

lambat. Semakin dalam lubang bor maka akan terjadi gesekan antara drilling string

dengan dinding lubang yang semakin besar. Di samping itu kehilangan energi akibat

semakin panjangnya drilling string juga akan semakin besar. Hal ini akan dapat

menurunkan kinerja mesin bor. Pada kegiatan pemboran ada 2 macam arah lubang

ledak yaitu arah tegak lurus dan arah miring, arah lubang ledak ini berpengaruh

terhadap aktivitas pemboran.

Gambar 1.1 Geometri Pemboran

4. Umur dan Kondisi Mesin Bor

Umur dan kondisi mesin bor sangat berpengaruh, karena semakin lama umur alat bor

maka pemakaian kemampuan alat semakin turun

Page 9: Tugas Teknik Peledakan

5. Keterampilan Operator

Keterampilan operator tergantung pada individu masing-masing yang dapat diperoleh

dari latihan dan pengalaman kerja.

Perlengkapan dan Peralatan Pemboran

Berdasarkan bentuknya, Mesin pemboran pada proses peledakan dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

Integral Drill Steels

Integral Drill Steels terdiri dari shank adaptors, batang bor, dan mata bor yang telah

terpasang menjadi satu. Pada umumnya integral drill steels digunakan jenjang relatif

rendah dengan diemeter lubang bor antara 22-41 mm.

Extension Drill Steels

Extension Drill Stells terdiri dari empat komponen utama yang dapat dipisahkan satu

sama lain. Komponen utama tersebut adalah :

1. Mesin bor

Mesin bor adalah alat yang mengubah energi potensial ( yang berupa udara

bertekanan dari kompresor ) menjadi energi mekanik penggerak piston dan drill

rod.

2. Shank Adaptors

Shank adaptor adalah bagian tangkai yang digunakan untuk mentransmisikan

energi tumbukan dari piston ke batang bor, kemudian dilanjutkan ke mata bor.

Shank adaptor terdapat di dalam mesin bor dan dihubungkan oleh coupling ke

batang bor yang pertama.

3. Coupling

Coupling digunakan untuk menghubungkan batang bor yang satu dengan yang

lainnya sampai kedalaman lubang bor yang diinginkan.

4. Drill Rod

Drill rod merupakan bagian yang menggerakkan bit ( mata bor ) atau sebagai

tempat mata bor.

Page 10: Tugas Teknik Peledakan

5. Mata Bor (Bit)

Mata Bor merupakan pengguna energi terakhir dari mesin bor yang langsung

mengenai batuan. Mata Bor (Bit) ada dua macam yaitu :

a. Deteacable Bit

Disebut Deteacable Bit apabila bitnya diganti-ganti tidak menyatu dengan

Drill Rod. Pada Jack Hammer, Deteacable Bit ini dikenal juga dengan Soket.

b. Forget Bit

Disebut Forget Bit apabila menyatu dengan drill rod dan bitnya tidak lepas.

Pada Jack Hammer, Forget Bit ini dikenal juga dengan nama Chiel.

Cara Kerja Drilling Bit (Mata Bor)

Mata bor atau bit adalah alat yang terpasang di ujung paling bawah dari rangkaian pipa

yang langsung berhadapan dengan formasi atau batuan yang di bor. Adanya putaran dan beban

yang diperoleh dari rangkaian pipa bor diatasnya, akan menyebabkan mata bor itu

menghancurkan batuan yang terletak dibawah sehingga akan menembus semakin dalam

bebatuan tersebut.

Lumpur yang disirkulasikan akan keluar melalui mata bor dan menyemprotkan langsung

kebatuan yang sedang dihancurkan di dasar lubang bor. Semprotan ini akan ikut membantu

menghancurkan batuan-batuan itu. Batuan yang disemprot oleh Lumpur tadi akan lebih mudah

lagi dihancurkan oleh mata bor, sehingga dengan demikian akan diperoleh laju pemboran yang

lebih cepat.

Jenis – Jenis Mata Bor

1. Mata bor untuk batuan lunak , bentuk gigi panjang dan langsing.

2. Mata bor untuk batuan sedang, bentuk gigi agak pendek dan tebal.

3. Mata bor untuk batuan keras, bentuk gigi pendek dan tebal.

Page 11: Tugas Teknik Peledakan

Tricone Bit

Drag Bit

X Bit

Bottom Bit

Tongue

Chisel Bit

Tangstone Bit

Diamond Bit

Gambar 1.2 Beberapa Macam Mata Bor (Drilling Bit)

Page 12: Tugas Teknik Peledakan

Dasar Pemilihan Mata Bor

Didalam pemilihan mata bor, Mata bor yang dipergunakan untuk mengebor formasi tertentu,

tergantung pada kekerasan batuan dari formasi tersebut. Mata bor yang dipakai untuk mengebor

batuan lunak tidak dapat berfungsi dengan baik bila dipakai untuk mengebor batuan sedang atau

batuan keras.Pengetahuan tentang pemilihan mata bor untuk mengoptimasikan pemboran tidak

seluruhnya teoritas, tetapi dalam banyak hal pemilihan ini tergantung pada pengalaman-

pengalaman yang didapat dalam pemboran didaerah yang sudah diketahui atau dikenal.

Hasil pemilihan mata bor ini sangat penting karena menyangkut :

1. Biaya dari mata bor

2. Rig cost

3. Round trip / cabut masuk.

Dari ketiga biaya ini barulah dapat menghitung operation cost ( biaya operasi).

Dalam pemboran harus dicatat kemajuan pemboran serta memeriksa serbuk bor yang

keluar untuk mengetahui kekerasan dari formasi yang akan ditembus. Semua data yang dicatat

pada saat pemboran berlangsung sangat penting karena menyangkut waktu dan biaya, juga

sebagai data bila dilakukan pemboran ulang ditempat yang sama. Pemilihan mata bor yang tidak

sesuai akan memakan waktu yang lama sehingga mata bor harus dicabut dan diganti. Untuk

daerah-daerah yang baru biasa disebut daerah Eksplorasi ketelitian pemilihan mata bor sangat

diperlukan dan perlu dilakukan study pemakaian mata bor yaitu dengan meneliti kemungkinan

bergantinya lapisan formasi dari laju pemboran maupun dari serbuk-serbuk bor (cutting) yang

keluar terbawa Lumpur bor.

Dari hasil ini perlu melihat data-data dari mata bor itu sendiri berupa beban yang diizinkan

untuk mata bor tersebut, kemudian berapa putaran pipa atau string yang diperbolehkan. Semua

petunjuk mengenai mata bor yang akan dipakai haruslah sesuai bila kita ingin mencapai laju

pemboran yang kita inginkan.

Beban Pada Mata Bor

Beban yang diberikan terhadap mata bor merupakan factor yang sangat penting, yaitu dimana

saat mata bor mulai bekerja ( bor ) maka beban mata bor mulai dinaikan perlahan-lahan dengan

melihat laju dengan bertambahnya beban yang diberikan pada mata bor. Dari beban mata bor

kemudian perlu mengetahui kecepatan putar ( RPM ).

Page 13: Tugas Teknik Peledakan

Kecepatan Putar

Laju pemboran akan meningkat dengan kenaikan kecepatan putar secara exponential.

Dari pemakaian mata bor bor ( drilling bit ) yang perlu diperhatikan bahwa setiap barang

mempunyai umur tertentu demikian juga mata bor bor ( bit life ).

Keausan pada gigi mata bor dan bantalan mata bor.

Disamping umur dari mata bor juga tertentu, maka keausan gigi dan bantalan mata bor perlu

diperhatikan. Contoh yang perlu diperhatikan pada saat operasi pemboran berlangsung, dengan

menurunnya laju pemboran maupun sering adanya torque ( torsi ) pada saat mengebor.

Dalam pemakaian mata bor untuk mengebor batuan maka gigi mata bor dan bantalan akan

menjadi aus, laju keausan dari gigi mata bor dan bantalan tersebut tergantung kepada type

batuan, beban pada mata bor ( WOB ), kecepatan putar ( RPM ) dan sifat-sifat Lumpur

pemboran.

Untuk mengoptimasikan pemboran maka mata bor tersebut harus dicabut dan diganti sesuai

dengan kekerasan dari lapisan yang akan ditembus. Melanjutkan pemboran dengan gigi-gigi

mata bor yang telah aus akan meninggikan biaya pemboran, disamping kemungkinan terlepasnya

gigi mata bor / cone sangat besar. Hal ini sangat penting diperhatikan agar tidak terjadi pekerjaan

tambahan diluar program kerja.

Umur Mata bor

Perlu diingatkan bahwa ketahanan suatu barang juga tidak terlepas dari umur barang itu sendiri,

demikian juga dengan mata bor bor (Drilling bit). Drilling bit pun kita kenal mempunyai umur

mata bor( bit life ) yaitu : jumlah jam pengoperasian mata bor hingga ia tidak dapat melanjutkan

pemboran dengan cost/foot yang rendah . Umur dari mata bor tersebut tergantung dari beberapa

faktor :

1. Beban pada mata bor ( WOB )

2. Kecepatan putar ( RPM )

3. Karateristik dari batuan

4. Hydrolika

5. Optimum cost/foot

Page 14: Tugas Teknik Peledakan

Dengan memakai WOB dan RPM yang lebih besar, mata bor akan menjadi aus lebih cepat ;

umurnya akan lebih pendek. Demikianpun dengan bit hydraulic yang tidak cukup akan

mempertinggi laju keausan mata bor , yang selanjutnya akan lebih memperpendek umur mata

bor.

Rumus yang dipakai untuk mengoptimasikan umur mata bor dalam bentuk biaya per foot adalah:

C / F = ( Cb + Ct + Cd + Cc + Cr ) / bit footage

Dimana : 

C / F = Cost per foot

Cb = Harga mata bor

Ct = Biaya tripping

Cd = Down time cost

Cc = Connection Cost

Cr = Rotating Cost

Untuk menentukan kapan mata bor akan diganti harus dipakai angka C/F yang terendah .

Salah satu penyebab dari laju pemboran disamping penentuan mata bor yang sesuai juga

tergantung dari nozzle yang kita pakai pada mata bor.

Pemakaian nozzle

Dari pemakaian nozzle yang tepat ( dihitung ) dapat menaikkan laju pemboran sebesar 15 – 40

%, juga tidak terlepas dari bit hydraulic yang dihasilkan oleh lumpur melalui nozzle tersebut .

Dalam pelaksanaan pemboran sebelum mata bor dimasukkan kedalam lubang bor, yang perlu

diperhatikan adalah :

Catat ukuran mata bor

No. Serie / IADC Code

Periksa kondisi mata bor

Ukuran nozzle dan kelengkapannya

Penyambungan pada pipa bor harus memakai bit breaker dengan torque yang disarankan .

Page 15: Tugas Teknik Peledakan

KERUSAKAN MATA BOR

Umur Bit tidak selamanya menjadi patokan untuk tripping ( ganti mata bor ) tetapi hanya sebagai

Guide ( Penuntun ) dari mata bor itu. Kapan kita harus mengganti mata bor tidak perlu

menunggu sampai habis umur mata bor itu, tetapi tergantung dari kecepatan mengebor (ROP).

Ini sangat perlu diperhatikan karena semuanya menyangkut biaya. Dalam pengalaman kadang -

kadang mata bor yang seharusnya bisa mengebor diatas 50 jam ( bit life ) ternyata baru 6 jam

tidak ada kemajuan, ini harus segera diganti, kemudian perlu diteliti apa penyebabnya.

Penyebabnya yang sering terjadi adalah :

1. Rusaknya mata bor ; terutama

a. Cone

b. Gigi

c. Bearing

2. Tidak cocoknya type mata bor dengan formasi yang ditembus

3. Kejatuhan barang dalam lubang bor sehingga menghambat laju pemboran.

Dari kerusakan - kerusakan pada mata bor bisa terjadi pada gigi mata bor, cone & bearing.

Contoh kerusakan adalah :

Cone pecah, Gigi mata bor pecah/patah, Balled Up, Cone Cracked (pecah),Cone Dragged (Salah

satu cone atau lebih)tidak bisa berputar, Erosion, Lost Cone, Lost Nozzle, Lost Teeth, Wash Out

Bit.

Ukuran - ukuran mata bor yang biasa dipakai :

Mata bor 36” untuk pipa selubung 30”

Mata bor 26” untuk pipa selubung 20”

Mata bor 17. 1/2" untuk mata bor selubung 13. 3/8”

Mata bor 12. 1/4” untuk pipa selubung 9. 5/8”

Mata bor 8. 1/2” untuk selubung 7”

Mata bor 6” untuk pipa selubung 4.1/2”

Page 16: Tugas Teknik Peledakan

Perhitungan Sistem Pemboran Untuk Menaksir Jumlah Produksi

Contoh :

Diketahui :Jenjang (L) : 8 mBurden (B) : 4 mSpasi (S) : 7 mSubdrilling : 1 mKedalaman Lubang bor (H) : 9 mDensitas : 2,8 T/m3

CT : 4 menitEffisiensi (Ek) : 83 %

Ditanya :

-. % produksi untuk dibongkar

Jawab :

Volume Setara ( Veq ) : ∑ B .∑ S . L

∑ lubang. H

: (4mx 2 ) (7 mx 4 ) . 8 m

15 x9 m

: 8 m x 28 m x8 m

135 m

Page 17: Tugas Teknik Peledakan

: 13,27 m3/m

Kecepatan Pemboran Rata-Rata (Vt) : H

CT

: 94

: 2,25 m/menit

Produksi Mesin Bor (P) : Veq x Vt x Ek x 60

: 13,27 m3/menit x 2,25 m/menit x 0,83 x 60 menitjam

: 1486,9 m3/jam

Tonase : P x densitas

: 1486,9 m3/jam x 2,8 T/m3

: 4163,33 T/jam

Page 18: Tugas Teknik Peledakan

DAFTAR PUSTAKA

Koesnaryo S, (2001), Pemboran Untuk Penyediaan Lubang Ledak, Teknik Pertambangan, UPN

‘ Veteran’ Yogyakarta

Singgih Saptono (2006), Teknik peledakan, Jurusan Teknik Pertambangan, UPN ‘Veteran’

Yogyakarta.

Page 19: Tugas Teknik Peledakan