tugas study al quran
DESCRIPTION
soal dan jawaban untuk hari sabtu 04/01/2014 jam 11.00 wib. silahkan di dowload free dan harap ganti soal no 9 dengan dua pertanyaan kawan2 sesuia materi kelompok. di harapkan jangan sama. THanks :)TRANSCRIPT
NAMA : JOHAN SAFRIJAL
NIM : 01276103560
JURUSAN/SEMESTER : ADMINISTRASI PERPAJAKAN/III
NAMA DOSEN : Muslim M. Ag
MATA KULIAH : STUDY AL-QUR’AN
TANDA TANGAN :
SOAL
1. Jelaskan pengertian Al Qur’an secara etimologi dan terminologi, dan uraikan sejarah
pembukuan Al Qur’an ?
2. Apa yang dimaksud Nuzul Qur’an dan Asbabun Nuzul dan apa hikmah Al Qur’an diturunkan
secara berangsur-angsur ?
3. Dalam Study Al Qur’an kita mengenal istilah nasikh dan mansukh yang merevisi dan direvisi
uraikankan pendapatmu ?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan munasabah Al Qur’an ? lengkapi dengan contoh
5. Jelaskan ciri-ciri ayat Makiyah dan Madaniah ?
6. Al Qur’an disebut sebagai muzizat, jelaskan aspek kemuzizatan Al Qur’an ?
7. Dalam Al Qur’an ada beberapa ayat yang dimulai dengan huruf Qasam. Jelaskan dengan
contohnya?
8. Apa yang dimaksud dengan Israiliyah, uruaikan?
9. Buatlah dua pertanyaan dari makalahmu sendiri serta jawabannya ?
10. Jelaskan pengertian Qhassh Al Qur’an secara etimologi dan terminologi
11. Apa hikmah dari penyajian kisah-kisah dalam Al Qur’an ?
JAWABAN
1. Ditinjau dari segi etimologi, Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau
"sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar)
dari kata kerja qara'a yang artinya membaca. Al Qur’an secara terminologi Kalam Allah SWT
yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di
mushaf serta diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah.
Sejarah pembukuan Al Qur’an : Penulisan (pencatatan dalam bentuk teks) ayat-ayat al-
Qur'an sudah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad. Kemudian transformasinya menjadi teks
yang sudah dibundel menjadi satu seperti yang dijumpai saat ini, telah dilakukan pada
zaman khalifah Utsman bin Affan. P ada masa ketika Nabi Muhammad masih hidup ,
terdapat beberapa orang yang ditunjuk untuk menuliskan Al Qur'an yakni Zaid bin Tsabit, Ali
bin Abi Talib, Muawiyah bin Abu Sufyan dan Ubay bin Kaab. Sahabat yang lain juga kerap
menuliskan wahyu tersebut walau tidak diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat
itu berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana,
potongan tulang belulang binatang. Di samping itu banyak juga sahabat-sahabat langsung
menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an setelah wahyu diturunkan. Pada masa kekhalifahan Abu
Bakar, terjadi beberapa pertempuran (dalam perang yang dikenal dengan nama perang
Ridda) yang mengakibatkan tewasnya beberapa penghafal Al-Qur'an dalam jumlah yang
signifikan. Umar bin Khattab yang saat itu merasa sangat khawatir akan keadaan tersebut
lantas meminta kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan seluruh tulisan Al-Qur'an yang saat
itu tersebar di antara para sahabat. Abu Bakar lantas memerintahkan Zaid bin Tsabit sebagai
koordinator pelaksanaan tugas tersebut. Setelah pekerjaan tersebut selesai dan Al-Qur'an
tersusun secara rapi dalam satu mushaf, hasilnya diserahkan kepada Abu Bakar. Abu Bakar
menyimpan mushaf tersebut hingga wafatnya kemudian mushaf tersebut berpindah kepada
Umar bin Khattab sebagai khalifah penerusnya, selanjutnya mushaf dipegang oleh anaknya
yakni Hafshah yang juga istri Nabi Muhammad. Pada masa pemerintahan khalifah ke-3
yakni Utsman bin Affan, terdapat keragaman dalam cara pembacaan Al-Qur'an (qira'at) yang
disebabkan oleh adanya perbedaan dialek (lahjah) antar suku yang berasal dari daerah
berbeda-beda. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Utsman sehingga ia mengambil kebijakan
untuk membuat sebuah mushaf standar (menyalin mushaf yang dipegang Hafsah) yang ditulis
dengan sebuah jenis penulisan yang baku. Standar tersebut, yang kemudian dikenal dengan
istilah cara penulisan (rasam) Utsmani yang digunakan hingga saat ini. Bersamaan dengan
standardisasi ini, seluruh mushaf yang berbeda dengan standar yang dihasilkan diperintahkan
untuk dimusnahkan (dibakar). Dengan proses ini Utsman berhasil mencegah bahaya laten
terjadinya perselisihan di antara umat Islam pada masa depan dalam penulisan dan
pembacaan Al-Qur'an. Demikianlah selanjutnya Utsman mengirim utusan kepada Hafsah
untuk meminjam mushaf Abu Bakar yang ada padanya. Lalu Utsman memanggil Zaid bin
Tsabit Al-Anshari dan tiga orang Quraish, yaitu Abdullah bin Az-Zubair, Said bin Al-Ash dan
Abdurrahman bin Al-Harits bin Hisyam. Ia memerintahkan mereka agar menyalin dan
memperbanyak mushaf, dan jika ada perbedaan antara Zaid dengan ketiga orang Quraish
tersebut, hendaklah ditulis dalam bahasa Quraish karena Al Qur'an turun dalam dialek bahasa
mereka. Setelah mengembalikan lembaran-lembaran asli kepada Hafsah, ia mengirimkan
tujuh buah mushaf, yaitu ke Mekkah, Syam, Yaman, Bahrain, Bashrah, Kufah, dan sebuah
ditahan di Madinah (mushaf al-Imam).
2. Nuzul Qur’an : Secara harfiah berarti turunya Al Qur’an adalah istilah yang menunjuk kepada
peristiwa penting penurunan wahyu Allah kepada Nabi dan Rasul terakhir yakni Nabi
Muhammad
Asbabun Nuzul : Adalah suatu konsep, teori, serta tentang sebab-sebab turunnya wahyu
terbentuk dari Al Qur’an kepada Nabi Muhammad. Baik berupa satu ayat maupun rangkaian
ayat.
Hikmah Al Qur’an turun secara berangsur-angsur :
1. Agar mudah dimengerti dan dilaksanakan
2. Diantara ayat-ayat itu ada yang nasikh dan mansukh, sesuai dengan kemaslahatan
3. Turunnya suatu ayat sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi akan lebih mengena
dan lebih dari pengaruh dihati
4. Memudahkan penghafalan
5. Diantara ayat-ayat ada yang merupakan jawaban daripada pertanyaan atau penalakan
suatu pendapat atau perbuatan
3. Nasikh adalah menghilangkan atau memindahkan sesuatu dan mengalihkannya dari satu
kondisi ke kondisi lain, Sementara ia masih tetap seperti sediakala.
Mansukh adalah hukum yang diangkat atau dihapuskan.
4. Munasabah diartikan sebagai menjelaskan korelaksi antar ayat atau antar surat, baik kolerasi
itu bersifat umum maupun khusus : rasional (‘aqli), persepsi (hassiy) atau imajinatif (hayal) :
atau korelasi atau berupa sebab akibat ,’llat dan Ma’lul, perbandingan dan perlawanan.
5. Ayat Makkiyah dan ciri-cirinya:
1. Setiap surat yang mengandung sajadah
2. Setiap surat yang mengandung lafazf “kalla”
3. Setiap surat yang mengandung “ya ayyuhan nas”.
4. Setiap surat yang mengandung kisah para Nabi kecuali surat Al-Baqarah.
5. Setiap surat yang mengandung kisah Adam dan Iblis kecuali surat Al-Baqarah.
6. Setiap surat yang diawali dengan huruf muqatta’ah kecuali surat Al-Baqarah dan Ali-
Imran sedangkan surat Ra’d masih diperselisihkan.
7. Isinya mengajak kepada tauhid, celaan terhadap akidah musyrik dan budaya jahiliyah,
khabar surga dan peringatan neraka, kisah para Nabi dan umat terdahulu yang
dibinasakan, kata-katanya pendek, singkat tapi membekas dan berkesan.
Ayat Madaniyah dan ciri-cirinya :
1) Setiap surat yang berisi kewajiban atau sanksi.
2) Setiap surat yang didalamnya disebutkan orang-orang munafik, kecuali surat Al-Ankabut
3) Setiap surat yang didalamnya terdapat dialog dengan ahli kitab
4) Surah yang mengandung seruan “Ya ayuhalladzina amanu …”
5) Isinya menjelaskan ibadah, muamalah, hukum dan perundang-undangan, seruan terhadap
ahli kitab untuk masuk Islam, menyingkap perilaku orang munafik, ayatnya panjang-
panjang dan memantapkan syariat.
6. Aspek-aspek kemukzizatan Al Qur’an
1) Aspek Ash-Sharfah : bahwa kemukjizatan Alquran terjadi dengan cara Ash-Sharfah
(pemalingan). Arti Ash-Sharfah menurut An-Nazzam ialah, bahwa Allah
memalingkan perhatian orang-orang Arab dari menandingi Al;-Quran. Padahal,
mereka sebenarnya mampu untuk menandinginya
2) Keindahan Bahasa (Fashahah dan Balaghah) : Aspek kedua dari kemukjizatan
Alquran yang menjadi pokok bahasan para ulama Kalam ialah dari segi keindahan
bahasanya. Dalam hal ini, Bahasa Arab yang digunakan Alquran dipandang sebagai
bahasa yang istimewa, baik dari segi gaya bahasanya, susunan kata-katanya, maupun
ketelitian redaksi yang digunakannya.. Keindahannya, jauh melebihi keindahan
bahasa yang disusun oleh para sastrawan Arab.
3) Kandungan Isinya : Pembahasan mengenai aspek kemukjizatan Alquran dari segi
kandungan isinya, di antara isi dan kandungan Alquran yang menunjukkan
kemukjizatannya, secara garis besar dapat diklassifikasikan kepada tiga jenis sebagai
berikut:
a. Berita tentang Hal-hal yang Ghaib
b. Isyarat-isyarat Ilmiah
4) Kesempurnaan Syari'atnya : Kandungan Alquran yang menjadi tujuan utama
diturunkannya yakni berupa syari'at Islam menunjukkan bentuk yang paling
sempurna jika dibandingkan dengan bentuk perundang-undangan manapun
yang pernah ada di dunia ini.
7. Huruf Qasam Yaitu huruf-huruf yang digunakan untuk bersumpah. Adapun huruf-huruf
qasam itu ada tiga yaitu: waw, ba, dan ta. Misalnya contoh kalimat dalam Al Qur an ,الَع�ْص�ِر� َو�
ى َو �ْغ�َش� �َذ�ا َي �ِل� ا �ْي , َو�الَف�ْج�ِر� , الًّل
8. Pengertian israiliyat : Secara etimologis, israiliyat adalah bentuk jamak dari kata tunggal
israiliyah, yakni bentuk kata yang dinisbatkan pada kata israil yang berasal dari bahasa Ibrani,
isra yang berarti hamba dan il yang bermakna Tuhan. Secara terminologis, bahwa- israiliyah
merupakan sesuatu yang menyerap ke dalam tafsir dan hadis di mana periwayatannya
berkaitan dengan sumber Yahudi dan Nasrani, baik menyangkut agama mereka atau tidak
Dan kenyataannya kisah-kisah tersebut merupakan pembauran dari berbagai agama dan
kepercayaan yang masuk ke Jazirah Arab yang di bawa orang-orang Yahudi.
9. a. Sebutkan rukun nasikh dan mansukh :
a) Adat nasikh adalah pernyataan yang menunjukan adanya pembatalan hukum yang
telah ada
b) Nasikh yaitu dalil kemudian yang menghapus hukum yang telah ada, pada hakikatnya
Nasikh berasal dari Allah, karna Dia lah yang membuat hukum dan Dia pulalah yang
menghapus
c) Mansukh yaitu hukum yang dibatalkan, dihapuskan, atau dipindahkan
d) Mansukh’anh yaitu orang yang dibebani hukum
b. Sebutkan syarat-syarat nasikh mansukh
a) Yang batalkan adalah hukum syara’
b) Pembatalan itu datangnya dari tuntutan syara’
c) Pembatalan hukum tidak disebabkan oleh berakhirnya waktu pemberlakuan hukum
d) Tuntutan yang mengandung Nasikh harus datang kemudian
10. Secara bahasa, kata qashash berasal dari bahasa Arab dalam bentuk masdar yang bermakna
urusan, berita, kabar maupun keadaan. Dalam Alquran sendiri kata qashash bisa memiliki arti
mencari jejak atau bekas an berita-berita yang berurutan. Namun secara terminologi,
pengertian qashashul quran adalah kabar-kabar dalam Alquran tentang keadaan-keadaan umat
yang telah lalu dan kenabian masa dahulu, serta peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.
11. Hikmah dari penyajian kisah-kisah dalam Al qur an :
a. Untuk menunjukkan bukti kerasulan Muhammad saw. Sebab beliau meskipun tidak pernah
belajar tentang sejarah umat-umat terdahulu, tapi beliau dapat tahu tentang kisah tersebut.
Semua itu tidak lain berasal dari wahyu Allah.
b. Untuk menjadikan uswatun hasanah suritauladan bagi kita semua, yaitu dengan mencontoh
akhlak terpuji dari para Nabi dan orang-orang salih yang disebutkan dalam Alquran.
c. Untuk mengokohkan hati Nabi Muhammad saw dan umatnya dalam beragama Islam dan
menguatkan kepercayaan orang-orang mukmin tentang datangnya pertolongan Allah dan
hancurnya kebatilan.
d. Mengungkap kebohongan ahli kitab yang telah menyembunyikan isi kitab mereka yang
masih murni.
e. Untuk menarik perhatian para pendengar dan menggugah kesadaran diri mereka melalui
penuturan kisah. Menjelaskan prinsip-prinsip dakwah agama Allah, yaitu bahwa semua
ajaran para Rasul intinya adalah tauhid