tugas softskill i bahasa indonesia 2

6
TUGAS BAHASA INDONESIA 2 (Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia 2) OLEH NAMA : ROCHEHAT PARDEDE NPM : 16211426 KELAS : 3EA27

Upload: rochehat

Post on 29-Dec-2015

64 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Softskill I Bahasa Indonesia 2

TUGAS BAHASA INDONESIA 2(Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia 2)

OLEH

NAMA : ROCHEHAT PARDEDE

NPM : 16211426

KELAS : 3EA27

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS GUNADARMA

2014

Page 2: Tugas Softskill I Bahasa Indonesia 2

BERPIKIR INDUKTIF

Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus

untuk menentukan hukum yang umum. Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu

kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara

induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup

yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang

bersifat umum (filsafat ilmu.hal 48 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005)

Berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-

hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi

fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.

(www.id.wikipedia.com)

Jalan induksi mengambil jalan tengah, yakni di antara jalan yang memeriksa cuma satu

bukti saja dan jalan yang menghitung lebih dari satu, tetapi boleh dihitung semuanya satu

persatu. Induksi mengandaikan, bahwa karena beberapa (tiada semuanya) di antara bukti yang

diperiksanya itu benar, maka sekalian bukti lain yang sekawan, sekelas dengan dia benar pula.

Jenis penalaran deduktif  yaitu:

1. Silogisme Kategorial = Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.

2. Silogisme Hipotesis = Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang

berproposisi     konditional hipotesis.

3. Silogisme Akternatif = Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi

alternatif.

4. Entimen = Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam

tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Penalaran ilmiah pada hakikatnya merupakan gabungan dari penalaran deduktif dan

induktif. Dimana lebih lanjut penalaran deduktif terkait dengan rasionalisme dan penalaran

induktif dengan empirisme. Secara rasional ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten

dan kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu memisahkan antara pengetahuan yang sesuai fakta

dengan yang tidak. Karena itu sebelum teruji kebenarannya secara empiris semua penjelasan

rasional yang diajukan statusnya hanyalah bersifat sementara, Penjelasan sementara ini biasanya

disebut hipotesis.

Page 3: Tugas Softskill I Bahasa Indonesia 2

Hipotesis ini pada dasarnya disusun secara deduktif dengan mengambil premis-premis dari

pengetahuan ilmiah yang sudah diketahui sebelumnya, kemudian pada tahap pengujian hipotesis

proses induksi mulai memegang peranan di mana dikumpulkan fakta-fakta empiris untuk menilai

apakah suatu hipotesis di dukung fakta atau tidak. Sehingga kemudian hipotesis tersebut dapat

diterima atau ditolak.

Ada 3 macam penalaran Induktif :

1. Generalisasi

Merupakan penarikan kesimpulan umum dari pernyataan atau data-data yang ada.

Generalisasi dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Generalisasi Sempurna / Tanpa loncatan induktif 

Fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan.

Contoh :

Sensus Penduduk.

Jika dipanaskan, besi memuai.

Jika dipanaskan, baja memuai.

Jika dipanaskan, tembaga memuai.

Jadi, jika dipanaskan semua logam akan memuai.

b. Generalisasi Tidak Sempurna / Dengan loncatan induktif

Fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada.

Contoh :

Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang

suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang

suka bergotong-royong.

2. Analogi

Merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Pada analogi

biasanya membandingkan 2 hal yang memiliki karakteristik berbeda namun dicari persamaan

yang ada di tiap bagiannya.

Page 4: Tugas Softskill I Bahasa Indonesia 2

Tujuan dari analogi adalah sebagai berikut:

a. Meramalkan kesamaan.

b. Mengelompokkan klasifikasi.

c. Menyingkapkan kekeliruan.

Contoh :

Ronaldo adalah pesepak bola.

Ronaldo berbakat bermain bola.

Ronaldo adalah pemain Klub Real madrid.

3. Kausal

Merupakan proses penarikan kesimpulan dengan prinsip sebab-akibat.

Kausal terdiri dari 3 pola, yaitu :

a. Sebab ke akibat = Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kesimpulan sebagai

efek.

Contoh : Karena terjatuh di tangga, Kibum harus beristirahat selama 6 bulan.

b. Akibat ke sebab = Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kejadian yang

dianggap penyebabnya.

Contoh : Jari kelingking Leeteuk patah karena memukul papan itu.

c. Akibat ke akibat = Dari satu akibat ke akibat lainnya tanpa menyebutkan penyebabnya.

Maka dapat disimpulkan bahwa penalaran deduktif dan penalaran induktif diperlukan dalam

proses pencarian pengetahuan yang benar.