tugas sistem pencernaan ayam

Upload: risnarisyani

Post on 06-Mar-2016

42 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

PSKH 2012

TRANSCRIPT

TUGAS HSITOLOGI VET IISISTEM PENCERNAAN UNGGAS(AYAM)

ANDI SARMALIAO1111 2002

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDIN 2013KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.Kita memberi judul makalah ini dengan HISTOLOGI SISTEM PENCERNAAN UNGGAS . Tujuannya adalah untuk mengetahui sistem pencernaan pada unggas. Sehingga dengan adanya makalah ini akan memberikan intruksi mengenai hal-hal terpenting dalam proses pencernaan pada unggas agar dapat mengetahui berbagai struktur, fungsi dan komponennya. Kita menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Maka dari itu, kita membutuhkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan makalah ini ke depannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya dalam bidang peternakan. Atas segala dukungan dan perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Makassar,20 November 2013

penulisDAFTAR ISIKATA PENGANTAR ............................................................................................1DAFTAR ISI........................................................................................................... 2BAB I ......................................................................................................................3A. Latar Belakang ........................................................................................3B. Tujuan...................................................................................................... 3BAB II..................................................................................................................... 4A. Defenisi pencernaan................................................................................ 4B. Organ utama sistem pencernaan unggas secara histologis......................5C. Organ asesoris sistem pencernaan unggas secara histologis..................7BAB III ..................................................................................................................15A. Kesimpulan ............................................................................................15B. Saran...................................................................................................... 15DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

BAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangSistem pencernaan adalah penghancuran bahan makanan (mekanis/enzimatis, kimia dan mikrobia) dari bentuk komplek (molekul besar) menjadi sederhana (bahan penyusun) dalam saluran cerna. Tujuan dari pencernaan itu sendiri adalah untuk mengubah bahan komplek menjadi sederhana. Dan kegunaanya adalah unuk mempermudah penyerapan oleh vili usus. Pada hewan bahan makanan yang diubah menjadi energi melalui pencernaan adalah karbohidrat, lemak, protein. Sedangkan yang langsung diserap berupa vitamin, mineral, hormon, air. Hewan mempunyai 4 aktivitas makanan, yaitu : prehensi (mengambil makanan), mastikasi (mengunyah), salivasi (mensekresikan air ludah), dan deglutisi (menelan). Dalam hal ini deglutisi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : peristaltik (peristaltik esophagus mendorong bolus ke arah lambung), tekanan buccopharyngeal (mendorong bolus ke sofagus), dan gravitasi (membantu memudahkan jalannya bolus). Pada pencernaan terdapat lambung tunggal untuk hewan carnivora dan omnivora, lambung komplek untuk hewan herbivora, dan pencernaan pada unggas. Namun pada makalah ini yang akan saya bahas adalah sistem pencernaan pada unggas secara histologis.

B. Tujuan 1. Untuk mengetahui apa defenisi pencernaan2. Untuk mengetahui organ sistem pencernaan secara histologis

BAB II PEMBAHASANA. Pengertian Sistem PencernaanPencernaan adalah penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat makanan pada saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Pada pencernaan terdapat suatu seri proses mekanis dan khemis serta dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu contohnya, yaitu unggas dapat mengambil makanannya dengan paruh dan kemudian terus ditelan. Makanan tersebut disimpan dalam tembolok untuk dilunakkan dan dicampur dengan getah pencernaan proventrikulus dan kemudian digiling di dalam empedal. Tidak ada enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh empedal unggas. Fungsi utama dari empedal adalah untuk menggerakkan makanan melalui lekukan usus yang disebut duodenum, apabila dilihat secara anatomisnya sejajar dengan pankreas. Pankreas tersebut mempunyai fungsi penting dalam pencernaan unggas seperti pada spesies-spesies yang lainnya. Alat tersebut menghasilkan getah pankreas dalam jumlah banyak dan mengandung enzim-enzim amilolitik, lipolitik dan proteolitik. Enzim-enzim tersebut berturut-turut menghidrolisa pati, lemak, proteosa dan pepton. Empedu hati yang mengandung amilase juga akan memasuki duodenum.

Bahan makanan selanjutnya akan bergerak melalui usus halus yang dindingnya mengeluarkan getah usus. Getah usus tersebut mengandung erepsin dan beberapa enzim yang memecah gula. Erepsin menyempurnakan pencernaan protein, dan menghasilkan asam-asam amino, enzim yang memecah gula mengubah disakarida menjadi gula-gula sederhana (monosakarida) yang kemudian dapat diasimilasi oleh tubuh. Penyerapan tersebut akan dilaksanakan melalui villi usus halus. Apabila dilihat dari segi biologisnya, unggas tidak mengeluarkan urine cair. Urine pada unggas mengalir kedalam kloaka dan dikeluarkan bersaman dengan feses. Warna putih yang terdapat dalam kotoran ayam sebagian besar adalah asam urat, sedangkan nitrogen urine untuk mamalia kebanyakan adalah sebagian komponen dari urine. Saluran pencernaan yang relatif pendek pada unggas digambarkan pada proses pencernaan yang cepat (lebih kurang empat jam).

B. Organ Sistem Pencernaan Secara Histologis 1. Rongga MulutAyam tidak mempunyai pallatum mole, sehingga rongga mulut dan faringnya praktis untuk dijadi satu yang disebut orofaring. Selaput lendirnya terdiri dari selaput lendir kutan dengan epitel yang mengalami pertandukan didaerah punggung lidah, langit-langit sampai laring. Pada tunika propria terdapat kelenjar mukous dan folikel getah bening yang tersebar merata. Ayam tidak memiliki gigi, bibir dan pipi, sebagai gantinya adalah paruh. Suatu modifikasi dari kulit seperti halnya dengan kuku dan tanduk pada kuda dan sapi. Paruh ayam terdiri dari 4 lapis yakni : tulang , kutis dan epidermis yang bertanduk. Pada pangkal paruh dan selaput lendir orofaring terdapat ujung saraf dalam bentuk korpuskulus Grandy dan korpuskulus Herbat. Lidah berbentuk memanjang dan runcing dengan punggung yang bertanduk.Putik pengecap yang terdapat pada ayam tidak terletak pada lidah ayam, sedangkan sel-sel pengecap pada ayam banyak terdapat dan tersebar pada lidah, palatum durum dan paruh. Tetapi peranannya masih diragukan dan diduga hanya sebagai penangkap singgungan. Namun burung merpati mempunyai putik pengecap pada lidahnya. Kemudian kelenjar air liur pada lidah banyak ragamnya, ada beberapa kelenjar yang dianggap membentuk kelompok kelenjar air liur yaitu : Glandula Maxillares pada langit-langit Glandula Palatinae di sekitar pemuaraan rongga hidung Glandula Submandibulares anterior dan posterior. Glandula linguales pada lidah Glandula Spheno-pterygoidens pada atas laring Glandula Croco-aryteniodea disekitar laringSemua kelenjar tersebut berbentuk mirip satu dengan lainnya. Ujung kelenjar bersifat mukous dan mempunyai epitel silindris, sitoplasmanya pucat dan berbusa sekretanya adalah lendir dialirkan melalui alat penyalur kedalam rongga mulut.

(PALATUM DURUM)

2. LambungPada ayam dikenal adanya : Lambung kelenjar (proventriculus) dan lambung otot (Gizzard / ventriculus).a. Lambung kelenjar Secara mikroskopis, sinus kelenjar membentuk lipatan-lipatan selaput lendir konsentris dengan epitel silindris. Dibagian dalam sinus kelenjar membentuk sinus colligentes yang merupakan penampung sekreta dari kelenjar yang tersusun secara radier. Ujung kelenjarnya berbentuk buluh (tubulus) yang bercabang dengan epitel kubis. Diantara ujung kelenjarnya terdapat jaringan ikat yang banyak mengandung pembuluh darah dan limfosit, begitu juga muskularis mukosa yang berbatasan dengan tunika muskularis.

( PROVENTRIKULUS / LAMBUNG KELENJAR )b. Lambung ototSecara makroskopis terbentuk sebagai lensa biconveks. Dindingnya tebal dan terdiri atas otot polos dengan laterap aponeorosis. Pada mukosa terdapat kelenjar tubulus bercabang dengan epitel kubis. Sekreta kelenjar ini setelah sampai di lumen lambung mengeras membentuk keratinoid plate. Tebalnya kira-kira 1 mm dengan permukaan yang kasar. Dalam lumen lambung otot sering dijumpai benda kasar misalnya kerikil atau pecahan kaca yang membantu untuk menghancurkan makanan berbentuk yang butiran.

(VENTRIKULUS / LAMBUNG OTOT )3. Usus HalusSecara anatomis duodenum membentuk huruf U dengan pankreas pada lekuk dalamnya. Secara mikroskopis hampir sepanjang seluruh usus ayam dan selaput lendirnya membentuk villi dan pada duodenum yang paling tinggi kira-kira berkisar 1-1,5 mm dan semakin ke belakang menjadi semakin rendah dan tebal. Susunan vili ayam mirip pada mamalia dengan epitel silindris dan sel mangkok diantaranya. Hanya saja pada tunika propria tersebar jaringan limfoid yang hampir merata dengan sel eosinofil. Muskularis mukosanya terdiri dari otot polos yang tersusun memanjang dan dibawahnya terdapat sub mukosa tanpa adanya kelenjar Brunner. Tunika muskularis interna tersusun melingkar dan lebih tebal dari tunika muskularis eksterna.

(DUODENUM) (JEJUNUM) 4. Usus Kasar (Colorectum)Ditandai dengan tempat bermuaranya caecum. Colorectum ini berukuran pendek dan bermuara pada cloaca, yang terakhir pada anus. Caecum pada ayam panjangnya 15-25 cm, pada burung merpati 5-6 cm. Tempat permuaraan caecum ini menyempit karena dilengkapi dengan sphincter. Pada mukosa tersebar banyak limfosit yang membentuk folikel dan membentuk penonjolan selaput lendir. Cloaca terbagi menjadi 3 daerah yaitu Koprodeum, Urodeum dan Proktodeum.

(COLON)C. Organ Asesoris Sistem PencernaanA. HatiMenurut Dellman (1971) hati (hepar) dianggap kelenjar yang paling besar dalam tubuh hewan dan memiliki fungsi banyak. Pada tahap kehidupan awal (intra uterin) hati berfungsi sebagai pembentuk benda-benda darah. Baru kemudian bangun hati disesuaikan dengan fungsinya sebagai kelenjar eksokrin dan mengatur metabolisme tubuh. Bahkan pendapat mutakhir mengatakan hati sebagai kelenjar endokrin, karena mampum engadakan sintesa berbagai bahan yang selanjutnya dilepas kedalam aliran darh seperti halnya hormon.Letak hati yang strategis diantara usus dan aliran darah umum, menyebabkan hati menerima darah portal, yang mengangkut zat makanan dari usus halus, kecuali lemak yang diangkat melalui pembuluh khil. Jadi lemak akan melalui duktus thorasikus masuk aliran darah venosus dekat jantung (Delmann, 41 ; Ham, 74).Bahan makanan yang telah diserap setelah sampai dihati diolah dan keluar sebagai bahan baru dalam aliran darah umum. Sebagian bahan tersebut disimpan dlaam sel-sel tertentu dan selebihnya dipergunakan untuk metabolisme tubuh. Bersama makanan dapat pula terserap zat toksis yang setelah sampai dihati akan ditawar melalui oksidasi, hasil yang tidak berbahaya dibuang melalui empedu.

( HATI)Fungsi HatiSebagai kelenjar eksokrin hati menghasilkan empedu, pada empedu terkandung pigmen, musim, asam empedu, garam empedu, lipoida, lesitin, kholesterol. Pada empedu sering terdapat sel epitel yang berasal dari saluran empedu (Bloom and Fawcett. 78).Mengatur kadar bahan-bahan tertentu misalnya : glukagon, kalsium dan sebagainya. Kadar glukosa diatur dengan cara melepas cadangan glikogen atau merubahnya melalui lemak atau protein. Selain itu hati berfungsi : Sintesa komponen protein plasma darah, merubah karoten menjadi vitamin A dan menyimpannya, membentuk erythrocyt maturing faktor, membersihkan darah dari benda asing oleh sel kuffer pada sinusoid.Bangun HistologiHati menurut Hurst and Brown. 1976 adalah sebagai berikut :Kapsula :Hati dibalut kapsula yang terdiri dari dua unsur, yakni Kapsula yang terdiri dari dua unsur, yakni Kapsula serosa terdiri dari serosa dan Kapsula fibrosa (Glisson capsule) yang terdiri dari jaringan ikat fibrous. Kapsula dibrosa ini tipis, tetapi menebal didaerah hilus (porta hepatis) yang menunjang pembuluh darah, saraf dan aliran empedu.Lobulus :Tiap lobulus dibatasi oleh jaringan ikat interlobularis, yang tebal pada babi sedangkan pada hewan lain misalnya : anjing, kucing, kambing, sapi, kuda, ayam tipis bahkan tidak jelas. Bentuk lobulus adalah heksagonal dan pada daerah antara 3 lobulus jaringan ikat interlobularis menebal membentuk segitiga kiernan (portal triad) didalamnya terdapat : arteria interlobularis, vena interlobularis dan duktus interlobularis.Parenkhim :Parenkhim hati terdiri dari sel-sel hati yang membentuk laminae tersusun radier terhadap vena sentralis sebagai pusat lobulus. Diantara laminae terdapat sinusoid, suatu kapiler dengan lumen meluas dna dindingnya terdiri dari endotelial dan sel kuffer (sel RES) (Husrt and Brown, 1970).Sel hati berbentuk polihedral, diameter 20-25 mikron pada hewan dewasa, sedang pada hewan muda 2-7 mikron. Inti bulat terletak ditengah, dan tiap sel sering mempunyai lebih dari satu inti. Dengan perawrnaan HE pada sitoplasma sering tampak lubang-lubang yang sebenarnya suatu artefak, karena glikogen dan lemak yang larut pada proses pengerjaan sediaan. Untuk menunjukkan glikogen dan lemak pada sel hati diperlukan teknik pewarnaan khusus misalnya : Metode Best untuk glikogen, dan metode Sudan II atau asam osmeum untuk lemak.Secara mikroskop elektron terlihat pada inti dekat masa khromatin tampak butir-butir berukuran 300 A, dikelilingi daerah agak cerah disebut butir perikhromatin (perichromatin granules). Ternyata butir tersebut mengandung asam nuklein. Pada sitoplasma terdapat daerah Rough dan smmoth endoplasmik retikulum. Rough ER merupakan tempat sintesa protein daerah smmoth terdapat partikel-partikel glikogen Apparatus golgi terdapat berbatasan dengan kanalikuli empedu. Mithokondria tersebar lisosoma terdapat disekitar kanalikuli empedu. Peranan lisosoma adalah untuk pencernaan intraseluler, khususnya untuk organoida dan bahan lain yang telah rusak.Kanalikuli empedu :Berbentuk saluran halus terdapat 2 atau 3 sel hati yang berbatasan. Karena sel hati membentuk laminae dan saling beranastosoma maka kanalikuli empedupun saling beranastomose. Secara mikroskopik elektron kanalikuli empedu berbentuk ruang meluas berdiameter 0,5 mikron, dindingnya terdiri dari membran plasma sel hati, yang memiliki mikrovilli menjulur kedalam lumen (Junqucira dkk, 1977 ; Mariano, 1981).Jalinan kanalikuli empedu akhirnya bermuara kedalam duktus intra lobularis dengan epitel pipih selapis. Selanjutnya empedu dialirkan kedalam duktus intelobularis pada segitiga kerinan.Saluran empedu :Pada saluran empedu yang agak besar epithelnya silindris sebaris dengan sel mangkok (Kuda dan kambing). Bahkan dibawah membran basal sering terdapat otot polos (ruminansia). Saluran empedu ekstrahepatis memiliki selaput lendir berkelenjar dengan epitel silindris sebaris dan sel mangkok. Pada tunika propria terdapat kelenjar serous (sapi) dan mukous pada hewan lain. Sering tampak pula adanya folikel getah bening. Tunika muskularis jelas didaerah permuaraan duodenum membentuk diverticulum duodeni. Diverticulum duodeni adalah daerah permuaraan saluran empedu (ductus coledochus) dan saluran getah pankreas (ductus pancreaticus).Kantung empedu (Vesica fellea)Bekerja menampung empedu. Dengan banyaknya pembuluh darah dalam dindingnya diduga terjadi pengurangan air atau penambahan sesuatu seperti halnya pada ginjal. Selaput lendir membentuk lipatan-lipatan, epitel permukaan berbentuk silindris sebaris dengan sel mangkok. Pada kutub bebasnya terdapat mikrovilli disebut Antennulae microvilares. Pada beberapa jenis hewan terdapat kelenjar serous dan mukous (Leeson and Leeson, 1976).Tunika muskularis terdapat 2 lapis, lapis dalam sering memberikan penjuluran kedalam mukosa, lapis luar lebih tebal dari lapis dalam. Kuda tidak memiliki kantong empedu. Empedu tetap dihasilkan tetapi langsung disekresikan kedalam duodenum lewat diverticulum duodeni.

Pembuluh daran dan sinussoid (vaskularisasi)Sneel (1984) mengatakan hati seperti juga paru-paru mendapat 2 sumber vaskularisasi, satu bersifat nutritif dan dua bersifat fungsional.- Fungsi Nutritif :Pemberian darah untuk kebutuhan jaringan hati melalui arteria hepatica, satu cabang dari aorta. Arteria hepatica memasuki hilus hati bercabang menjadi arteria interlobularis selanjutnya masuk lobulus menjadi sinussoid.- Fungsi Fungsional :Membawa darah yang mengandung zat-zat makanan yang diserap dari usus halus melalui vena porta. Vena porta memasuki hillus hati bercabang-cabang menjadi vena interlobularis, kemudian menjadi vena interlobularis (segi tiga kiernan) dan akhirnya memasuki lobulus menjadi sinussoid.Sampai pada sinusoid kedua sumber pembuluh darah bersatu darahnya bercampur. Zat-zat makanan diolah parenkhim hati pada benda asing dibersihkan oleh sel kuffer. Selanjutnya darah masuk kedalam vena sentralis, kemudian bergabung menjadi vena sub lobularis pada jaringan ikat interlobularis diluar segitiga kiernan. Vena terakhir bergabung menjadi vena hepatika dari hati dan bermuara kedalam vena cava caudalis .

B. PankreasPankreas adalah kelenjar kedua setelah hati yang berperan penting dalam pencernaan makanan, bahkan lebih penting lagi karena ikut mengatur metabolisme hidrat arang. Pankreas adalah kelenjar ganda, yakni sebagai :- Kelenjar esokrin :Kelenjar pankreas sendiri mampu menghasilkan getah pankreas yang mengandung berbagai macam enzim, dan dialirkan kedalam Duodenum.- Kelenjar endokrin :Terdiri dari pulau Langerhans yang tersebar secara merata. Hormon yang dihasilkan berperan dalam metabolisme hidrat arang.Kelenjar pankreas terletak menempel pada Duodenum, kapsula kurang jelas karena mengandung jaringan ikat longgar dna lobulus yang cukup jelas.Bangun Histologi :Pankreas merupakan kelenjar tubuloasineus. Lobulasi cukup jelas dengan jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah dan saraf, dan saluran getah pankreas. Struktur ujung kelenjarnya mirip dengan kelenjar parotis. Adapun ciri-ciri kelenjar pankreas ini adalah sebagai berikut :a. Epitel ujung kelenjar berbentuk piramid yang dapat dibedakan adanya dua daerah. Sitoplasma daerah basal mengambil warna gelap dengan biru metilin (basa) klarena mengandung banyak ribonukleoprotein, sedangkan sitoplasma daerah apeks berwarna agak cerah karena banyak mengandung butir skreta (zymogen).b. Pada lumen ujung kelenjar terdapat sel sentroasiner yang merupakan bagian dari duktus interkalatus yang menjorok ke dalam.c. Pankreas memiliki duktus interkalatus panjang yang langsung bermuara ke dalam duktus interlobularis diluar lobulus. Duktus striatus tidak terdapat pada pankreas.d. Pada ujung kelenjar pankreas dilengkapi oleh sel-sel myoepitel (Basket cells)e. Pankreas memiliki pulau langerhans.Dengan mikroskop elektron sel asinus ujung kelenjar menunjukkan, pada kutub basal terdapat rough ER dalam bentuk cysternae tersusun paralel. Ribosoma bebas banyak tersebar dalam sitoplasma. Struktur mitokhondria panjang dengan krista mitokhondria cukup jelas. Apparatus golgi terdapat supra nuklear. Lisosoma banyak terdapat disekitar golgi komplek.Pada kutub bebas sel asinus mikrovilli, meskipun sedikit pendek. Sitoplasmanya banyak mengandung butir zymogen pada saat butir zymogen dieksresikan. Selaput hancur bersama membran plasma, sehingga sekreta berasfek homogen mengisi lumen asinus. Dan membran plasma akan terbentuk kembali.

Pulau LangerhansPankreas mammalia memiliki pulau Langerhans yang tersebar pada tiap lobulus, terutama pada ekor pankreas. Diameternya sekitar 100-400 mikron.

( PANKREAS)Bangun HistologiPulau Langerhans merupakan kumpulan sel dengan banyak pembuluh darah rambut, dipisah dari pankreas oleh jaringan ikat tipis. Susunan selnya tidak teratur dan mengambil warna lebih pucat dari sel-sel asinus. Dengan pewarnaan HE butir-butir sekreta tidak jelas, tapi dengan pewarnaan Mallory-azan dapat dibedakan :a. Sel alpha (Sel A)Bentuk selnya besar, inti lonjong dan dalam sitoplasma tersebar butir bersifat asidofil (merah) yang tidak larut dalam alkohol.b. Sel betha (sel B)Sel serta butir sekretanya lebih kecil dari sel A tapi pada anjing jumlahnya lebih banyak, sekitar 75 % dari seluruh sel. Butir sekreta mudah larut dalam alkohol. Pada anjing, kelelawar dan manusia bentuk sel betha memberikan gambaran kristal dengan matrik cerah mengelilinginya.c. Sel Delta (sel C)Sel ini tidak banyak jumlahnya, memiliki butir sekreta berwarna biru. Pada anjing diperkirakan hanya 5 % saja. Butir sekretanya sedikit lebih besar dari sel A.d. Sel GSel ini jarang sekali dijumpai, hanya tampak pada cavia, dan tidak memiliki butir sekreta sama sekali.Susunan sel-sel pada pulau Langerhans terdapat mengitari pembuluh darah kapiler. Butir sekretanya banyak terdapat pada sitoplasma ebrbatasan dengan kapiler. Dua hormon yang penting adalah :- Insulin :Hormon ini dihasilkan oleh sel betha, dan bekerja merangsang perubahan glukosa menjadi glikogen. Apabila tubuh kekurangan insulin, kadar glukosa darah naik (Diabetes Melitus) dan simpanan glikogen dalam otot berkurang. Diabetes yang tidak ditangani dapat mempercepat kematian hewan. Pemberian Alloxan pada hewan percobaan dapat mernagsang kemunduran sel betha.- Glikogen :Hormon ini dihasilkan oleh sel alpha yang bekerja yang berlawanan dengan insulin. Bahan ini disebut Hyperglicemic-glycogenolytic factor, sebab dengan pemberian glukagon dapat mengurangi cadangan glikogen hati dan kadar glukosa darah naik. Pemberian kobal klorida berakibat mundurnya sel A sehingga produksi glukagon menurun.

BAB III PENUTUPA. KesimpulanSistem digesti adalah suatu lintasan organ yang menghubungkan antara lingkungan dengan proses metabolisme alamiah pada hewan Pencernaan diartikan sebagai pengelolaan pakan sejak masuk dalam mulut sehingga diabsorbsi. Secara garis besar fungsi saluran pencernaan adalah sebagai tempat pakan ditampung, tempat pakan dicerna, tempat pakan diabsorbsi dan tempat pakan sisa yang dikeluarkan. (Sistem pencernaan meliputi saluran pencernaan (paruh, mulut, tenggorok, lambung kelenjar, empedal, usus halus, usus buntu, usus besar, kloaka, anus) dan alat tambahan (hati, pankreas, lien).B. Saran

1. Sebagai mahasiswa kedokteran hewan sudah sepatutnya untuk mengetahui sistem pencernaan hewan secara histologis khusunya unggas sebagaimana yang d bahas pada makalah ini .2. Teruslah mengkaji segala hal yang berhubungan dengan bidang kedokteran hewan sebagai profesi kita kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Winasuria, Suharja.2010.Aplikasi Enzim dalam Pakan Unggas. (diunduh dari: http://suharjawanasuria.tripod.com/teknologi_pakan_enzyme.htm). Diakses pada tanggal 20 November 2013Insani, Galuh Adi.2008.Fisiologi Pencernaan dalam IlmuMakanan .(diunduh dari: http://chickaholic.wordpress.com/2008/05/09/fisiologi-pencernaan-dalam-ilmu-makanan/). Diakses pada tanggal 20 November 2013Haqqi.2009.Sistem Pencernaan Unggas.(diunduh dari: http://hakyfapet06.blogspot.com/2009/07/sistem-pencernaan-unggas.html). Diakses pada tanggal 20 November 2013Histvet, Ajar.2009.Histologi Sistem Pencernaan Unggas. (diunduh dari: http://ajarhistovet.blogspot.com/2009/03/iii-histologi-sistem-pencernaan-unggas.html). Diakses pada tanggal 20 November 2013Fidaus, Agus Achmad.2010. Sistem Pencernaan Pada Unggas.(dinduh dari: http://aagguussdaus.blogspot.com/2010/04/sistem-pencernaan-pada-unggas.html). Diakses pada tanggal 20 November 2013

1