tugas seleksi hps_tiara dwivantari_alternatif berujung dilematik

4
8/19/2019 Tugas Seleksi HPS_Tiara Dwivantari_Alternatif Berujung Dilematik http://slidepdf.com/reader/full/tugas-seleksi-hpstiara-dwivantarialternatif-berujung-dilematik 1/4 ALTERNATIF BERUJUNG DILEMATIK Sebuah klinik praktik pengobatan chiropractic di sebuah pusat perbelanjaan ternama di daerah Jakarta, akhirnya resmi ditutup. Tidak perlu waktu lama, cabang- cabang klinik ini yang tersebar diberbagai daerah jakarta ini juga resmi ditutup. Alasan ditutupnya klinik ini jelas sangat dapat dipertanggungjawabkan, klinik ditutup dibawah perintah Gubernur setelah ditemukan tidak adanya izin praktik atau izin pendirian klinik pengobatan alternatif yang jelas dari pemerintah. Selain itu, sang therapist  pun diamankan dengan alasan serupa. Berdasarakan penelusuran selanjutnya, didapati bahwa therapist  yang berpraktek di klinik itu sendiri tenyata adalah seorang residivis  AS yang memanfaatkan izin tinggalnya. Keputusan tegas pemerintah atas ditutupnya klinik “CF” dan seluruh cabangnya memang mendapat respon yang positif dari sebagian besar lapisan masyarakat, hanya saja hal yang disayangkan adalah, mengapa penelusuran dan pemeriksaan izin klinik baru dilakukan setelah jatuhnya korban dan bahkan 5 tahun setelah kematian AS(33)? Apakah memang butuh waktu selama itu untuk melakukan pemeriksaan izin berdiri sebuah klinik? Apakah memang harus menunggu bukti  jatuhnya korban terlebih dahulu untuk memeriksa izin berdiri sebuah klinik, terutama klinik pengobatan alternatif yang sekarang ini seperti mewabah di Indonesia? Bagaimana bisa seorang residivis AS memiliki izin tinggal di Indonesia dan bahkan sampai mendirikan klinik pengobatan di sebuah pusat perbelanjaan ternama? Berbagai pertanyaan dalam paragraf diatas sebenarnya telah memiliki jawaban yang jelas dalam regulasi pemerintah terkait chiropractic  yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI no.1076 tahun 2003. Chiropractic seperti disebutkan pada pasal 3 termasuk ke dalam salah satu jenis pengobatan yang pelaksanaan praktik pengobatannya jelas diatur, disebutkan bahwa para pengobat tradisional atau orang yang melakukan pengobatan tradisional haruslah terlebih dahulu memiliki STPT (Surat Terdaftar Pengobat Tradisional) dan SIPT (Surat Ijin Pengobatan Tradisional), barulah pengobat tradisional dapat melaksanakan praktik mandiri dan atau terintegrasi dalam sebuah layanan kesehatan. Selain itu, seorang pengobat tradisional yang ingin bekerja di Indonesia selain memiliki izin tinggal, dan administrasi kenegaraan lainnya juga harus direkomendasikan pendaftarannya oleh sebuah sarana pengobatan tradisional yang telah memiliki izin sarana dan prasarana yang

Upload: tiara-dwivantari

Post on 08-Jul-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Seleksi HPS_Tiara Dwivantari_Alternatif Berujung Dilematik

8/19/2019 Tugas Seleksi HPS_Tiara Dwivantari_Alternatif Berujung Dilematik

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-seleksi-hpstiara-dwivantarialternatif-berujung-dilematik 1/4

ALTERNATIF BERUJUNG DILEMATIK

Sebuah klinik praktik pengobatan chiropractic di sebuah pusat perbelanjaan

ternama di daerah Jakarta, akhirnya resmi ditutup. Tidak perlu waktu lama, cabang-

cabang klinik ini yang tersebar diberbagai daerah jakarta ini juga resmi ditutup. Alasan

ditutupnya klinik ini jelas sangat dapat dipertanggungjawabkan, klinik ditutup dibawah

perintah Gubernur setelah ditemukan tidak adanya izin praktik atau izin pendirian klinik

pengobatan alternatif yang jelas dari pemerintah. Selain itu, sang therapist   pun

diamankan dengan alasan serupa. Berdasarakan penelusuran selanjutnya, didapati

bahwa therapist  yang berpraktek di klinik itu sendiri tenyata adalah seorang residivis

 AS yang memanfaatkan izin tinggalnya.

Keputusan tegas pemerintah atas ditutupnya klinik “CF” dan seluruh cabangnya

memang mendapat respon yang positif dari sebagian besar lapisan masyarakat,

hanya saja hal yang disayangkan adalah, mengapa penelusuran dan pemeriksaan

izin klinik baru dilakukan setelah jatuhnya korban dan bahkan 5 tahun setelah

kematian AS(33)? Apakah memang butuh waktu selama itu untuk melakukan

pemeriksaan izin berdiri sebuah klinik? Apakah memang harus menunggu bukti

 jatuhnya korban terlebih dahulu untuk memeriksa izin berdiri sebuah klinik, terutama

klinik pengobatan alternatif yang sekarang ini seperti mewabah di Indonesia?

Bagaimana bisa seorang residivis AS memiliki izin tinggal di Indonesia dan bahkan

sampai mendirikan klinik pengobatan di sebuah pusat perbelanjaan ternama?

Berbagai pertanyaan dalam paragraf diatas sebenarnya telah memiliki jawaban

yang jelas dalam regulasi pemerintah terkait chiropractic   yang tertuang dalam

Keputusan Menteri Kesehatan RI no.1076 tahun 2003. Chiropractic seperti disebutkan

pada pasal 3 termasuk ke dalam salah satu jenis pengobatan yang pelaksanaan

praktik pengobatannya jelas diatur, disebutkan bahwa para pengobat tradisional atau

orang yang melakukan pengobatan tradisional haruslah terlebih dahulu memiliki STPT

(Surat Terdaftar Pengobat Tradisional) dan SIPT (Surat Ijin Pengobatan Tradisional),

barulah pengobat tradisional dapat melaksanakan praktik mandiri dan atau

terintegrasi dalam sebuah layanan kesehatan. Selain itu, seorang pengobat

tradisional yang ingin bekerja di Indonesia selain memiliki izin tinggal, dan administrasi

kenegaraan lainnya juga harus direkomendasikan pendaftarannya oleh sebuah

sarana pengobatan tradisional yang telah memiliki izin sarana dan prasarana yang

Page 2: Tugas Seleksi HPS_Tiara Dwivantari_Alternatif Berujung Dilematik

8/19/2019 Tugas Seleksi HPS_Tiara Dwivantari_Alternatif Berujung Dilematik

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-seleksi-hpstiara-dwivantarialternatif-berujung-dilematik 2/4

sesuai dengan ketetapan. Dalam kasus ini, jelas adanya baik dari segi klinik sebagai

sarana pengobatan juga therapist  sebagai pengobat tradisional tidak memiliki izin

apapun untuk melakukan praktik pengobatan tradisional. Maka selanjutnya adalah,

kemanakah lembaga pemerintah yang seharusnya mengurusi dan mengawasi segala

hal tersebut?

Chiropractis sebenarnya hanya salah satu dari pengobatan tradisional yang

sekarang ini menjadi terkenal dikalangan masyarakat, banyak lagi pengobatan

alternatif, dan juga pengobatan tradisional lain yang berkembang pesat belakangan

ini, yang tentunya juga perlu dipertanyakan mengenai validitas izin praktiknya.

Pengobatan alternatif muncul dengan berbagai cara, akhir-akhir ini media sosial

menjadi cara paling ampuh bagi mereka untuk menyebarkan seluas mungkin iklanmengenai pengobatan alternatif, dan obat tradisional lain yang mereka miliki. Iklan

seringkali dibuat dari testimonial para pengguna sebelumnya yang merasa puas atas

pengobatan yang telah dilakukan, yang belum juga terjamin bagaimana

kebenarannya.

Jika kita kembali merujuk pada Kemenkes no.1076 tahun 2003 pada pasal 23

ayat 1 dinyatakan bahwa : “Pengobat tradisional dilarang mempromosikan diri secara

berlebihan dan memberikan informasi yang menyesatkan.”  Dan selanjutnya

dijelaskan kembali pada ayat 2 mengenai informasi yang menyesatkan salah satunya

adalah menginformasikan bahwa pengobatan tradisional tersebut dapat

menyembuhkan segala penyakit, sedangkan jika kita kembalikan pada kenyataan

yang ada sekarang terlalu banyak pamflet, iklan, dan poster yang mengiklankan suatu

produk atau suatu tempat pengobatan alternatif yang mengklaim dapat

menyembuhkan segala jenis penyakit. Selain daripada itu, dikatakan juga pada pasal

23 ayat 2 tersebut bahwa hendaknya dalam mempromosikan diri, dicantumkan jugakejelasan akreditasi resmi dari lembaga pemerintahan terkait pengobatan tersebut,

dengan kata lain semua pengobatan alternatif yang dapat melakukan promosi, dan

publikasi lainnya terbatas bagi pengobatan yang memang benar sudah memiliki

akreditas resmi dari pemerintah dan telah melalu serangkaian tes akreditasi

selengkapnya seperti tertera dalam Kemenkes no. 1076 tahun 2003 tersebut.

Dewasa ini kita dapat melihat dampak dari iklan besar-besaran yang dilakukan

oleh banyak sekali pengobatan alternatif, selain dari ketidakjelasan izin praktik yangdimiliki sehingga menjadikan pengobatan ini beresiko tinggi terhadap pasien, hal ini

Page 3: Tugas Seleksi HPS_Tiara Dwivantari_Alternatif Berujung Dilematik

8/19/2019 Tugas Seleksi HPS_Tiara Dwivantari_Alternatif Berujung Dilematik

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-seleksi-hpstiara-dwivantarialternatif-berujung-dilematik 3/4

 juga menimbulkan stigmatisasi yang tercipta di masyrakat semakin mengakar saja.

Beberapa stigma masyarakat yang pada akhirnya memilih jalan pengobatan alternatif

selain karena budaya yang ada salah satunya adalah karena ketakutan masyarakat

untuk melakukan pengobatan di tempat praktek dokter atau layanan kesehatan lain.

 Alasan takut terhadap biaya obat yang mahal, efek samping dari obat kimia yang

umum digunakan, serta tingkat pendidikan yang kurang memadai seringkali menjadi

pemicu ketakutan tersebut.

Tanpa disadari oleh para pengguna pengobatan alternatif ilegal yang sekarang

marak di Indonesia ini, mereka mendatangi tempat dengan resiko yang jauh lebih

tinggi karena tidak teruji tingkat keamanannya. Seiring dengan berjalannya waktu

yang pada akhirnya menjatuhkan korban-korban dari pengobatan-pengobatan

alternatif ilegal, menimbulkan dilematik tersendiri di kalangan masyarakat. Pada satu

sisi, mereka bertahan dengan alasannya, sedangkan di sisi lain juga khawatir akan

kemungkinan-kemungkinan buruk yang dapat terjadi. Mengingat alasan tersering

yang menyebabkan meningkatnya ketertarikan masyarakat terhadap pengobatan

alternatif belakangan ini, kiranya dapat dijadikan acuan untuk evaluasi terhadap

sistem kesehatan dan regulasi pemerintahan yang ada.

Promosi dan publikasi gencar yang dilakukan oleh para pemilik pengobatan

alternatif memungkinkan untuk kita terapkan juga dalam mempromosikan program

kesehatan yang ada. Dapat juga digunakan untuk memberikan edukasi-edukasi

terhadap masyarakat yang kebanyakan awam serta tidak dapat membedakan

pengobatan alternatif ilegal yang beresiko dengan pengobatan alternatif yang

sesungguhnya memang mendapat izin dan direkomendasikan oleh layanan

kesehatan. Dengan demikian, kendala dari kurangnya pendidikan yang

menjerumuskan masa terhadap pengobatan alternatif ilegal dapat diatasi.

Kendala biaya yang juga menjadi bahan pertimbangan masyarakat kiranya

dapat diatasi dengan salah satu upaya pemerintah melalui sistem kesehatan yang

diampu BPJS kesehatan sekarang ini, hanya saja sungguh disayangkan ketika

masyarakat juga belum memahami ini secara meluas. Sekali lagi, pemerintah kalah

gencar melakukan sosialisasi dan publikasi, bahkan promosi seperti yang banyak

dilakukan pemilik pengobatan-pengobatan alternatif baik legal maupun ilegal.

Setelah semuanya sampailah kita pada satu titik yang kembali menghubungkan

kita dengan kasus chiropractic  yang sedang hangat dibahas. Regulasi tertulis sudah

dibuat, telah jelas diatur mengenai praktik seperti apa yang diperbolehkan dan tidak

Page 4: Tugas Seleksi HPS_Tiara Dwivantari_Alternatif Berujung Dilematik

8/19/2019 Tugas Seleksi HPS_Tiara Dwivantari_Alternatif Berujung Dilematik

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-seleksi-hpstiara-dwivantarialternatif-berujung-dilematik 4/4

diperbolehkan, sampai pada bagaimana menjadi pengobat tradisional yang terdaftar

dan memiliki izin. Hanya saja, regulasi hanyalah tinggal regulasi, sebagai tulisan

diatas kertas putih. Tanpa langkah dan wujud nyata dari pemerintah untuk

mewujudkan regulasinya, maka pengobatan alternatif akan terus menjadi sebuah

dilematik.