tugas sedimentologi

17
TUGAS KULIAH SEDIMENTOLOGI DI S U S U N OLEH : SORTA NABABAN 12 307 066 J U R U SA N T E K N I K G E OL O G I FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN 2014

Upload: minnie-cii-baweel

Post on 25-Nov-2015

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sedimentologi

TRANSCRIPT

  • TUGAS KULIAH

    SEDIMENTOLOGIDI

    SUSUN

    OLEH:

    SORTA NABABAN12 307 066

    J U R U SA N T E K N I K G E OL O G IFAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

    INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN2014

  • Sorta Nababan12 307 066

    RANGKUMAN MATERI KULIAH LAPANGAN SEDIMENTOLOGIDAERAH PANTAI 88

    Pada kegiatan Kuliah Lapangan Sedimentologi yang dilaksanakan di daerahPantai 88 tepatnya pada hari senin tanggal 7 April 2014.

    Di Indonesia khususnya di bahas pulau sumtara pada kuliah sedimentologi di pantai88 kabupaten Lubuk Pakam provimsi Sumatera Utara.

    Sepanjang Selat Malaka sampai Selat Sunda bagian Timur dari Sumtera merupakanlaut yang memiliki kedalaman 200 m, berbeda dengan bagian barat Sumatra danpulau jawa yang memiliki kedalaman >> 200m.

    Gambaran Umum Pulau Sumatera

    Pulau Sumatra, berdasarkan luas merupakan pulau terbesar keenam di dunia.Pulau ini membujur dari barat laut ke arah tenggara dan melintasi khatulistiwa, seolahmembagi pulau Sumatra atas dua bagian, Sumatra belahan bumi utara dan Sumatrabelahan bumi selatan. Pegunungan Bukit Barisan dengan beberapa puncaknya yangmelebihi 3.000 m di atas permukaan laut, merupakan barisan gunung berapi aktif,berjalan sepanjang sisi barat pulau dari ujung utara ke arah selatan; sehinggamembuat dataran di sisi barat pulau relatif sempit dengan pantai yang terjal dandalam ke arah Samudra Hindia dan dataran di sisi timur pulau yang luas dan landaidengan pantai yang landai dan dangkal ke arah Selat Malaka, Selat Bangka dan LautChina Selatan

    1. Kondisi Geologi Sumteng (Cekungan Sumatera Tengah)

    Tektonik Regional, Cekungan Sumatra tengah merupakan cekungan

    sedimentasi tersier penghasil hidrokarbon terbesar di Indonesia. Ditinjau dari posisitektoniknya, Cekungan Sumatra tengah merupakan cekungan belakang busur.

    Cekungan Sumatra tengah ini relatif memanjang Barat laut-Tenggara, dimanapembentukannya dipengaruhi oleh adanya subduksi lempeng Hindia-Australia

  • Sorta Nababan12 307 066

    dibawah lempeng Asia. Batas cekungan sebelah Barat daya adalah PegununganBarisan yang tersusun oleh batuan pre-Tersier, sedangkan ke arah Timur laut dibatasioleh paparan Sunda. Batas tenggara cekungan ini yaitu Pegunungan Tigapuluh yangsekaligus memisahkan Cekungan Sumatra tengah dengan Cekungan Sumatra selatan.Adapun batas cekungan sebelah barat laut yaitu Busur Asahan, yang memisahkanCekungan Sumatra tengah dari Cekungan Sumatra utara.

    Faktor pengontrol utama struktur geologi regional di cekungan Sumatratengah adalah adanya Sesar Sumatra yang terbentuk pada zaman kapur. Subduksilempeng yang miring dari arah Barat daya pulau Sumatra mengakibatkanterjadinya strong dextral wrenching stress di Cekungan Sumatra tengah (Wibowo,1995). Hal ini dicerminkan oleh bidang sesar yang curam yang berubah sepanjangjurus perlapisan batuan, struktur sesar naik dan adanya flower structure yangterbentuk pada saat inversi tektonik dan pembalikan-pembalikan struktur. Selain itu,terbentuknya sumbu perlipatan yang searah jurus sesar dengan penebalan sedimenterjadi pada bagian yang naik (inverted) (Shaw et al., 1999).

    Struktur geologi daerah cekungan Sumatra tengah memiliki pola yang hampirsama dengan cekungan Sumatra Selatan, dimana pola struktur utama yangberkembang berupa struktur Barat laut-Tenggara dan Utara-Selatan (Eubank et al.,1981 dalam Wibowo, 1995). Walaupun demikian, struktur berarah Utara-Selatanjauh lebih dominan dibandingkan struktur Barat lautTenggara.

    Elemen tektonik yang membentuk konfigurasi Cekungan Sumatra tengahdipengaruhi adanya morfologi High Low pre-Tersier. Pengaruh struktur danmorfologi High Low terhadap konfigurasi basin di Cekungan Sumatra tengah(kawasan Bengkalis Graben), termasuk penyebaran depocenter dari graben dan halfgraben. Lineasi Basement Barat laut-Tenggara sangat terlihat pada daerah ini dandapat ditelusuri di sepanjang cekungan Sumatra tengah. Liniasi ini telah dibentuk dantereaktivasi oleh pergerakan tektonik paling muda (tektonisme Plio-Pleistosen). Akantetapi liniasi basement ini masih dapat diamati sebagai suatu komponen yang

  • Sorta Nababan12 307 066

    mempengaruhi pembentukan formasi dari cekungan Paleogen di daerah CekunganSumatra tengah.

    Sejarah tektonik cekungan Sumatra tengah secara umum dapat disimpulkanmenjadi beberapa tahap, yaitu :

    1. Konsolidasi Basement pada zaman Yura, terdiri dari sutur yang berarah Baratlaut-Tenggara.

    2. Basement terkena aktivitas magmatisme dan erosi selama zaman Yura akhirdan zaman Kapur.

    3. Tektonik ekstensional selama Tersier awal dan Tersier tengah (Paleogen)menghasilkan sistem graben berarah Utara-Selatan dan Barat laut-Tenggara.Kaitan aktivitas tektonik ini terhadap paleogeomorfologi di CekunganSumatra tengah adalah terjadinya perubahan lingkungan pengendapan darilongkungan darat, rawa hingga lingkungan lakustrin, dan ditutup oleh kondisilingkungan fluvial-delta pada akhir fase rifting.

    4. Selama deposisi berlangsung di Oligosen akhir sampai awal Miosen awalyang mengendapkan batuan reservoar utama dari kelompok Sihapas, tektonikSumatra relatif tenang. Sedimen klastik diendapkan, terutama bersumber daridaratan Sunda dan dari arah Timur laut meliputi Semenanjung Malaya. Prosesakumulasi sedimen dari arah timur laut Pulau Sumatra menuju cekungan,diakomodir oleh adanya struktur-struktur berarah Utara-Selatan. Kondisisedimentasi pada pertengahan Tersier ini lebih dipengaruhi oleh fluktuasimuka air laut global (eustasi) yang menghasilkan episode sedimentasitransgresif dari kelompok Sihapas dan Formasi Telisa, ditutup oleh episodesedimentasi regresif yang menghasilkan Formasi Petani.

    5. Akhir Miosen akhir volkanisme meningkat dan tektonisme kembali intensifdengan rejim kompresi mengangkat pegunungan Barisan di arah Barat dayacekungan. Pegunungan Barisan ini menjadi sumber sedimen pengisi cekungan

  • Sorta Nababan12 307 066

    selanjutnya (later basin fill). Arah sedimentasi pada Miosen akhir diCekungan Sumatra tengah berjalan dari arah selatan menuju utara dengankontrol struktur-struktur berarah utara selatan.

    6. Tektonisme Plio-Pleistosen yang bersifat kompresif mengakibatkan terjadinyainversi-inversi struktur Basement membentuk sesar-sesar naik dan lipatanyang berarah Barat laut-Tenggara. Tektonisme Plio-Pleistosen ini jugamenghasilkan ketidakselarasan regional antara formasi Minas dan endapanalluvial kuarter terhadap formasi-formasi di bawahnya.

    2. Kondisi Geologi Sumsel ( Cekungan Sumatera Selatan)

    Geologi Cekungan Sumatera Selatan adalah suatu hasil kegiatan tektonikyang berkaitan erat dengan penunjaman Lempeng Indi-Australia, yang bergerak kearah utara hingga timurlaut terhadap Lempeng Eurasia yang relatif diam. Zonepenunjaman lempeng meliputi daerah sebelah barat Pulau Sumatera dan selatan PulauJawa. Beberapa lempeng kecil (micro-plate) yang berada di antara zone interaksitersebut turut bergerak dan menghasilkan zone konvergensi dalam berbagai bentukdan arah. Penunjaman lempeng Indi-Australia tersebut dapat mempengaruhi keadaanbatuan, morfologi, tektonik dan struktur di Sumatera Selatan. Tumbukan tektoniklempeng di Pulau Sumatera menghasilkan jalur busur depan, magmatik, dan busurbelakang.

    Cekungan Sumatera Selatan terbentuk dari hasil penurunan (depression) yangdikelilingi oleh tinggian-tinggian batuan Pratersier. Pengangkatan PegununganBarisan terjadi di akhir Kapur disertai terjadinya sesar-sesar bongkah (block faulting).Selain Pegunungan Barisan sebagai pegunungan bongkah (block mountain) beberapatinggian batuan tua yang masih tersingkap di permukaan adalah di PegununganTigapuluh, Pegunungan Duabelas, Pulau Lingga dan Pulau Bangka yang merupakansisa-sisa tinggian "Sunda Landmass", yang sekarang berupa Paparan Sunda.Cekungan Sumatera Selatan telah mengalami tiga kali proses orogenesis, yaitu yangpertama adalah pada Mesozoikum Tengah, kedua pada Kapur Akhir sampai Tersier

  • Sorta Nababan12 307 066

    Awal dan yang ketiga pada Plio-Plistosen. Orogenesis Plio-Plistosen menghasilkankondisi struktur geologi seperti terlihat pada saat ini. Tektonik dan struktur geologidaerah Cekungan Sumatera Selatan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu,Zone Sesar Semangko, zone perlipatan yang berarah baratlaut-tenggara dan zonasesar-sesar yang berhubungan erat dengan perlipatan serta sesar-sesar Pratersier yangmengalami peremajaa.

    Secara fisiografis Cekungan Sumatra Selatan merupakan cekungan Tersierberarah barat laut tenggara, yang dibatasi Sesar Semangko dan Bukit Barisan disebelah barat daya, Paparan Sunda di sebelah timur laut, Tinggian Lampung disebelah tenggara yang memisahkan cekungan tersebut dengan Cekungan Sunda, sertaPegunungan Dua Belas dan Pegunungan Tiga Puluh di sebelah barat laut yangmemisahkan Cekungan Sumatra Selatan dengan Cekungan Sumatera Tengah. PosisiCekungan Sumatera Selatan sebagai cekungan busur belakang (Blake, 1989).

    Menurut De Coster, 1974 (dalam Salim, 1995), diperkirakan telah terjadi 3episode orogenesa yang membentuk kerangka struktur daerah Cekungan SumateraSelatan yaitu orogenesa Mesozoik Tengah, tektonik Kapur Akhir Tersier Awal danOrogenesa Plio Plistosen.

    Episode pertama, endapan endapan Paleozoik dan Mesozoiktermetamorfosa, terlipat dan terpatahkan menjadi bongkah struktur dan diintrusi olehbatolit granit serta telah membentuk pola dasar struktur cekungan. MenurutPulunggono, 1992 (dalam Wisnu dan Nazirman ,1997), fase ini membentuk sesarberarah barat laut tenggara yang berupa sesar sesar geser.

    Episode kedua pada Kapur Akhir berupa fase ekstensi menghasilkan gerak gerak tensional yang membentuk graben dan horst dengan arah umum utara selatan. Dikombinasikan dengan hasil orogenesa Mesozoik dan hasil pelapukanbatuan batuan Pra Tersier, gerak gerak tensional ini membentuk struktur tua yangmengontrol pembentukan Formasi Pra Talang Akar.

  • Sorta Nababan12 307 066

    Episode ketiga berupa fase kompresi pada Plio Plistosen yang menyebabkanpola pengendapan berubah menjadi regresi dan berperan dalam pembentukan strukturperlipatan dan sesar sehingga membentuk konfigurasi geologi sekarang. Pada periodetektonik ini juga terjadi pengangkatan Pegunungan Bukit Barisan yang menghasilkansesar mendatar Semangko yang berkembang sepanjang Pegunungan Bukit Barisan.Pergerakan horisontal yang terjadi mulai Plistosen Awal sampai sekarangmempengaruhi kondisi Cekungan Sumatera Selatan dan Tengah sehingga sesar sesar yang baru terbentuk di daerah ini mempunyai perkembangan hampir sejajardengan sesar Semangko. Akibat pergerakan horisontal ini, orogenesa yang terjadipada Plio Plistosen menghasilkan lipatan yang berarah barat laut tenggara tetapisesar yang terbentuk berarah timur laut barat daya dan barat laut tenggara. Jenissesar yang terdapat pada cekungan ini adalah sesar naik, sesar mendatar dan sesarnormal.

    Kenampakan struktur yang dominan adalah struktur yang berarah barat laut tenggara sebagai hasil orogenesa Plio Plistosen. Dengan demikian pola strukturyang terjadi dapat dibedakan atas pola tua yang berarah utara selatan dan barat laut tenggara serta pola muda yang berarah barat laut tenggara yang sejajar denganPulau Sumatera .

    3. Kondisi Geologi Sumatera Utara

    Cekungan sumatera Utara secara tektonik terdiri dari berbagai elemen yangberupa tinggian, cekungan maupun peralihannya, dimana cekungan ini terjadi setelahberlangsungnya gerakan tektonik pada zaman Mesozoikum atau sebelum mulaiberlangsungnya pengendapan sedimen tersier dalam cekungan sumatera utara.Tektonik yang terjadi pada akhir Tersier menghasilkan bentuk cekungan bulatmemanjang dan berarah barat laut tenggara. Proses sedimentasi yang terjadi selamaTersier secara umum dimulai dengan trangressi, kemudian disusul dengan regresi dandiikuti gerakan tektonik pada akhir Tersier. Pola struktur cekungan sumatera utaraterlihat adanya perlipatan-perlipatan dan pergeseran-pergeseran yang berarah lebih

  • Sorta Nababan12 307 066

    kurang lebih barat laut tenggara Sedimentasi dimulai dengan sub cekungan yangterisolasi berarah utara pada bagian bertopografi rendah dan palung yang tersesarkan.Pengendapan Tersier Bawah ditandai dengan adanya ketidak selarasan antarasedimen dengan batuan dasar yang berumur Pra-tersier, merupakan hasil trangressi,membentuk endapan berbutir kasar halus, batu lempung hitam, napal, batulempunggampingan dan serpih.

    Transgressi mencapai puncaknya pada Miosen Bawah, kemudian berhenti danlingkungan berubah menjadi tenang ditandai dengan adanya endapan napal yang kayaakan fosil foraminifora planktonik dari formasi Peutu. Di bagian timur cekungan inidiendapkan formasi Belumai yang berkembang menjadi 2 facies yaitu klastik dankarbonat. Kondisi tenang terus berlangsung sampai Miosen tengah denganpengendapan serpih dari formasi Baong. Setelah pengendapan laut mencapaimaksimum, kemudian terjadi proses regresi yang mengendapkan sedimen klastik(formasi Keutapang, Seurula dan Julu Rayeuk) secara selaras diendapkan diatasFormasi Baong, kemudian secara tidak selaras diatasnya diendapkan Tufa TobaAlluvial.

    Struktur-struktur sedimen yang di pelajari dalam sedimentologi secaraumumnya terbagi atas :

    Laminate dan beds yaitu Laminate mempelajari struktur sedimen dalam skalaukuran yang kecil mineral lempung dan material mikrofosil yang mengalamiperubahan kondisi yang bervariasi. Dan beds mempelajari struktur sedimenberukuran >> 1 cm.

    Rippels dan duns, proses keterbentukan sedimen yan berukuran seperti silt,pasir kasar yang saling tumpang tindi dan saling menyilang dengan panjang 0,05m- 0,2 m cenderung terbentuk pada daerah gurun pasir dengan bantuan olehangin.

    Crossbedding, struktur sedimen yang terbentuk oleh rippel bed form yangberkelok-kelok.

  • Sorta Nababan12 307 066

    DELTA

    Delta adalah tempat terakumulasi atau terkumpulnya sedimen. Deltamengandung semua sistem perminyakan dari Source Rock dan trap. Keterbentukandelta karena adanya fluvial/river, standing body of water, dan positive feature.Dikatakan sebagai delta apabila air sungai harus lebih kuat dari pada air laut ataudanau.

    ESTUARINE

    Estuarine merupakan air yang mengalir dari sungai ke laut, dimana air lautlebih kuat daripada air sungai dan materialnya semakin kedalam semakin halus.

  • Sorta Nababan12 307 066

    Tipe Sedimen Transport

    1. Gravity Flow, merupakan sedimen yang bergerak di dalam air/mengambang,airnya keruh, arusnya kuat sehingga dapat mengakibatkan:

    a. Turbidity Current, longsoran-longsoran kecil.b. Debris Flow or Mass Flow, longsoran-longsoran besar.

    2. Traction Current, sedimennya dibawah, bergerak secara menggelinding danmelayang, airnya bersih sehingga dapat mengakibatkan:

    a. Upper Flow Regime, ukuran butirnya lebih kasar, dan energinya kuat.b. Lower Flow Regime, ukuran butirnya lebih halus, plane bed,

    energinya lemah.

    Bagian-bagian dari Traction Current adalah sebagai berikut:

    Hjustrom Diagram Bedform-Ripple/Dune Terminology

    Processes in Beaches

    Bedform-Antidune Genetic

    Bedform-Parallel Stucture

    MEANDERING DAN BRAIDED ( FLUVIAL SYSTEM)Meandering merupakan sungai yang berkelok kelok.Meandering system terdiri dari oxbow lake, point bar, sand flat sistem itu terbentukkarena aktifitas air sungai terhadap material di sekitar yang terus menerus danresistesi material yg lemah sehingga memudahkan air sungai tersebut membawamaterialnya.

  • Sorta Nababan12 307 066

    Braided system merupakan sungai yang menganyam. Diman pada prosestransportasiantara sand dan silt nya berbeda tempat ter akumulasinya kaarena bentuksungai yang tidak beraturan karena material yang tidak stabil terhadap permukaan.

  • Sorta Nababan12 307 066

    Depositional model for accumulation of fluid muds in the shoreface and innercontinental shelf (redrawn from Rine and Ginsburg, 1985).

    Komponen Dalam Batuan KarbonatKomponen penyusun batuan karbonat secara garis besar dibagi menjadi 3 (tiga)

    bagian yaitu: a. Butiran (skeletal, non-skeletal), b. matrix dan c. semen. Komponentersebut tersusun oleh mineral-mineral karbonat yang berbeda.

    Gambar 5.2. Diagram yang memperlihatkan hubungan antara zona-zona mineral

    karbonat terhadap lingkungan pengendapan pada laut modern.

    A. BUTIRANButiran atau grain adalah semua komponen dalam batuan karonat yang berkomposisikalsium karbonat (CaCO3) baik yang berasal dari proses biologi seperti terumbu

  • Sorta Nababan12 307 066

    maupun dari proses biokimia. Butiran ini merupakan komponen yang menunjukkankesan berbutir dengan batas-batas antar butir. Komponen tersebut dapat berupa hasilrombakan batuan karbonat itu sendiri atau batuan karbonat yang telah terbentuksebelumnya (luar lingkungan pengendapan), fragmen-fragmen organisme ataupunhasil aktifitas organisme dan presipitasi mineral-mineral karbonat atau hasildiagenesis. Jika dianalogikan terhadap batuan silisiklastik, butiran merupakanfragmen yang berada dalam massa matriks dan semen. Butiran dibagi menjadi duakelompok yaitu yang berasal dari organisme atau skeletal dan yang berasal dari non-organisme atau non-skeletal.

    a) SkeletalSkeletal adalah komponen batuan karbonat yang berasal dari organisme baik dalambentuk utuh maupun berupa fragmental. Komponen tersebut merupakan penyusunbatuan karbonat yang umum dijumpai. Komponen ini dapat berupa organisme utuh(dikenal dengan fosil) atau sebagai fragmen-fragmen organisme. Jenis organismeyang bertindak sebagai komponen skeletal dalam batuan karbonat bervariasisepanjang sejarah geologi. Penyusun batuan karbonat dalam hal ini diambil referensiadalah terumbu mulai dari kala Paleozoikum hingga Kenozoikum.

    ALLUVIAL FANSyarat-Syarat terbentuknya alluvial fan adalah sebagai berikut:

    Adanya fault yang aktif, karena saat dia aktif maka material yang jatuh akanmengembang membentuk kipas.

    Memakai hukum gravitasi.

    Alluvial Fan dibagi atas 2 morfologi, yaitu:1. Graded Chanel yaitu sungai yang masuk diatas alluvial fan atau sungai

    yang menganyam. Syaratnya adalah harus mempunyai slope.2. Debris Flow yaitu material-material hasil longsoran yang tercampur

    dengan air, setelah tercampur maka akan mix.

  • Sorta Nababan12 307 066

  • ACERTypewritten textCreated by. Sorta Nababan

  • ACERTypewritten textCreated by. Sorta N.

  • ACERTypewritten textcreated by. Sorta Nababan

    Cover Depan.pdfDATA.pdfGraphic A.pdfGraphic B.pdfGraphic C.pdf